ARTIKEL GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERDETEKSINYA IVA POSITIF PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI PUSKESMAS TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG PADA TAHUN 2016 OLEH : SITI FATIMAH NIM : 30114A025 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERDETEKSINYA IVA POSITIF PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI PUSKESMAS TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG PADA TAHUN 2016 Siti Fatimah*, Chichik Nirmasari**, Fitria Primi Astuti*** Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo ABSTRAK Latar belakang : Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan kanker tertinggi di dunia maupun di Indonesia. Kedua kanker diatas menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV) . HPV dipengaruhi oleh perilaku seksual dalam penyebarannya dan dapat dipengaruhi oleh hubungan seksual di usia muda,Keputihan , Merokok atau terpapar asap rokok dan paritas tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Gambaran Faktor Resiko Terdeteksinya IVA Positif di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung pada tahun 2016. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yaitu semua wanita usia subur (WUS) yang terdeteksi positif pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung pada tahun 2016. Pengambilaan sampel menggunakan Total Sampling 82 Responden. Pengumpulan data menggunakan data pada catatan rekam medis pasien. Hasil : Hasil penelitian dari 82 responden menunjukan bahwa usia pertama kali melakukan hubungan seksual , keputihan , merokok dan paritas memang menjadi faktor resiko penyebab terdeteksinya IVA positif pada wanita usia subur (WUS) di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung. Diharapkan bagi pihak tenaga kesehatan Puskesmas Temanggung melakukan penyuluhan tentang faktor risiko terjadinya kanker serviks, agar kejadian IVA Positif dapat diantisipasi. Kata kunci : Usia , Keputihan , Merokok , Paritas , Kanker Serviks ABSTRACT Background: Breast cancer and cervical cancer is the highest cancer in the world as well as in Indonesia. Both of the above cancers become one of the main problems in women's health in the world, publications in developing countries that have limited resources such as in Indonesia. Cervical cancer caused by infection Human Papiloma Virus (HPV). HPV is infected by sexuality in association and can be known by sexual intercourse at a young age, leucorrhoea, smoking or exposure to secondhand smoke and parity. The purpose of this research is to know the Positive Risk Factors Detection of Positive Factor in Temanggung Water Basin in 2016. This research method is descriptive research with Cross Sectional approach. Population of all women of childbearing age (WOCA) positive detected IVA examination Tests at Temanggung Health Center in 2016. Sampling using total sampling 82 respondents. Data collection uses data on patient record medical records. Results: The results of the study of 82 respondents showed that first-aged people had sexual intercourse, vaginal discharge, smoking and parity was a risk factor for terdaheksinya IVA positive in women of childbearing age (WOCA) at Temanggung Health Center Temanggung. It is expected for health personnel Temanggung Health Center to do counseling about cervical cancer risk factors, so that the incidence of Positive IVA can be anticipated. Keywords : Age, Flour Alboust, Smoking, Parity, Cervical Cancer PENDAHULUAN Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menyerang leher rahim. Serviks sendiri adalah bagian terbawah dari rahim yang membuka kearah vagina. Serviks merupakan organ penghubung antara vagina dan rahim. Hanya kaum wanita saja yang bisa terjangkit penyakit ini. (Astrid,2015). Dari 18.954 WUS yang dilakukan pemeriksaan IVA test , ditemukan IVA positif pada 1.868 WUS atau 9,86 persen , angka ini lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan yaitu 3 persen. Kabupaten atau kota dengan presentase IVA positif tertinggi adalah Temanggung yaitu 31,42 persen , diikuti kota tegal 21,12 persen , dan wonogiri 20,30 persen. Tingginya presentase IVA positif menunjukan faktor risiko kanker leher rahim yang cukup tinggi di wilayah tersebut. (Profil Kesehatan Jawa Tengah,2015) Berdasarkan data yang di dapat dari profil Kesehatan Temanggung pada tahun 2015 , presentasi wanita usia subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di puskesmas yang berada di Kabupaten Temanggung sebanyak 2.117 orang dan di dapatkan hasil sebanyak 567 orang wanita usia subur (WUS) atau 26,78 persen yang terdeteksi positif pemeriksaan kanker serviks. (Profil Kesehatan Temanggung, 2015). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan oktober 2016, di puskesmas temanggung terhadap 12 ibu yang melakukan pemeriksaan IVA test dan didapatkan hasil positif terdapat 7 ibu (58,33%) yang terdiri dari 5 orang ibu (41,66%) yang memiliki usia <35 tahun , mengalami keputihan yang gatal dan berbau, tidak merokok namun terpapar asap rokok, dan memiliki dua orang anak. Di dapatkan pula 2 orang ibu (16,66%) yang memiliki usia >35 tahun , mengalami keputihan yang tidak gatal namun berbau , tidak merokok namun terpapar asap rokok , dan memiliki 2 sampai dengan 3 orang anak. Dan di dapatkan pula hasil negative sebanyak 5 orang ibu (41,66%) yang terdiri dari 2 orang ibu (16,66%) yang memiliki usia <35 tahun , keputihan normal , tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok , memiliki 2 orang anak. Dan di dapatkan pula 3 orang ibu (25%) yang memiliki usia >35 tahun , keputihan normal , tidak merokok namun terpapar asap rokok , dan memiliki 2 orang anak. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh dan melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran faktor resiko penyebab terdeteksinya IVA positif pada wanita usia subur (WUS) di puskesmas temanggung kabupaten temanggung Pada Tahun 2016” METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang terdeteksi IVA Test Positif pada tahun 2016 yang berjumlah 82 orang ibu yang melakukan pemeriksaan IVA Test di Puskesmas Temanggung. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang terdeteksi IVA positif yang melakukan pemeriksaan di puskesmas temanggung yaitu sebanyak 82 orang ibu. Teknik Sampling menggunakan Total Sampling. C. Definisi Operasional Variabel Variabel : Faktor resiko penyebab terjadinya kanker serviks Sub variable Berdasarkan usia Berdasarkan keputihan Berdasarkan merokok Berdasarkan Paritas Hasil ukur Jawaban responden Skala Ordinal Jawaban responden Beresiko : usia < 17 tahun Tidak beresiko : usia ≥ 17 tahun Jawaban responden Ya : sering keputihan Tidak : tidak sering keputihan Jawaban responden Ya : merokok atau terpapar asap rokok >1 jam Tidak : merokok atau terpapar asap rokok ≤ 1 jam Jawaban responden Ya : melahirkan anak normal ≥=4 kali Tidak : melahirkan anak normal < 4 kali Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal D. Analisa Data Pada penelitian ini digambarkan dalam bentuk distribusi, untuk mengetahui gambaran tiap-tiap variabel. Variabel responden yaitu faktor resiko terjadinya kanker serviks dan variabel independen yaitu usia ibu, paritas, merokok, dan keputihan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penyebab terjadinya IVA Positif Dilihat dari Usia Melakukan Hubungan Seksual Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Terjadinya IVA Positif Dilihat dari Usia Melakukan Hubungan Seksual pada WUS di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung. Melakukan Hub Persentase Frekuensi Seksual ≤ 17 th (%) Melakukan 50 61,0 Tidak Melakukan 32 39,0 Jumlah 79 100,0 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 82 responden wanita usia subur (WUS) yang telah dinyatakan positif dalam pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung, di dapatkan hasil sebanyak 50 orang (61,0%) yang melakukan hubungan seksual ≤ 17 tahun dan 32 orang (39,0%) yang melakukan hubungan seksual > 17 tahun. 2. Penyebab terjadinya IVA Positif Dilihat dari Sering Keputihan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Terjadinya IVA Positif Dilihat dari Sering Keputihan pada WUS di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung. Sering Keputihan Frekuensi Sering Keputihan 66 Tidak Sering 16 Keputihan Jumlah 82 Persentase (%) 80,5 19,5 100,0 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 82 responden wanita usia subur (WUS) yang telah dinyatakan positif dalam pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung, di dapatkan hasil sebanyak 66 orang (80,5%) yang mengatakan sering keputihan dan 16 orang (19,5%) yang mengatakan tidak sering keputihan. 3. Penyebab terjadinya IVA Positif Dilihat dari Terpapar Asap Rokok Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Terjadinya IVA Positif Dilihat dari Terpapar Asap Rokok pada WUS di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung. Terpapar Asap Persentase Frekuensi Rokok (%) Terpapar Asap 50 61,0 Rokok 32 39,0 Tidak Terpapar Asap Rokok Jumlah 82 100,0 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 82 responden wanita usia subur (WUS) yang telah dinyatakan positif dalam pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung, di dapatkan hasil sebanyak 50 orang (61,0%) yang mengatakan tidak merokok akan tetapi terpapar asap rokok dan 32 orang (39,%) yang tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok. 4. Penyebab terjadinya IVA Positif Dilihat dari Jumlah Melahirkan Anak Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Terjadinya IVA Positif Dilihat dari Jumlah Melahirkan Anak pada WUS di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung. Melahirkan ≥= 4 Anak Melahirkan ≥= 4 Anak Melahirkan < 4 Anak Jumlah Frekuensi 53 29 82 Persentase (%) 64,6 35,4 100,0 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 82 responden wanita usia subur (WUS) yang telah dinyatakan positif dalam pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung, di dapatkan hasil sebanyak 53 orang (64,6%) yang mengatakan bahwa melahirkan anak ≥= 4 kali dan sebanyak 29 orang (35,4%) yang tidak melahirkan anak < 4 kali. B. Pembahasan 1. Gambaran Usia Ibu Saat Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual Di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016. Usia adalah lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologi, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologi. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 82 wanita usia subur (WUS) di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung tahun 2016, sebagian besar berumur <17 tahun pada saat pertama melakukan hubungan seksual. Sejumlah 48 orang (58,5%) lebih tinggi dibanding dengan wanita usia subur (WUS) yang melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia >17 tahun yaitu sejumlah 34 orang (41,5%) Hasil penelitian diketahui bahwa usia ibu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual yaitu <17 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Eka Setyarini, (2009) yang mengatakan Usia pertama kali menikah pada usia <20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Pada penelitian ini diketahui bahwa usia ibu yang melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia <17 tahun berjumlah 48 orang. Menurut Savitri (2015) Melakukan kegiatan seksual sebelum usia 20 tahun termasuk menjadi salah satu faktor resiko penyebab kanker serviks dikarena kan pada saat sebelum usia 20 tahun, orang reproduksi wanita belum memiliki tingkat kematangan yang sesuai. Pada penelitan ini diketahui bahwa usia ibu yang tidak melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia <17 tahun berjumlah 34 orang. Sesuai dengan teori Taufan (2014) pada saat melakukan hubungan seksual tidak terjadi pada usia dini maka resiko terkena kanker serviks pun akan menurun. 2. Gambaran Keputihan Pada wanita usia subur (WUS) Di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016. Keputihan adalah suatu cairan yang dikeluarkan pada saat wanita terjadi ovulasi yaitu sebelum atau sesudah haid yaitu berupa encer bening dan tidak berbau , akan tetapi adapula keputihan patologis yang ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak , lendir berwarna putih kekuningan dan memiliki bau yang sangat menyengat. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 82 responden ibu yang terdeteksi IVA positif yang melakukan pemeriksaan IVA test di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016, sebagian besar merupakan ibu yang mengalami sering keputihan pada saat sebelum melakukan pemeriksaan IVA test yaitu sejumlah 66 Orang (80,5%). Berdasarkan data yang sudah di dapatkan dapat diketahui bahwa keputihan patologis dapat menyebabkan gejala kanker serviks sebab apabila keputihan patologis dibiarkan dapat menyebabkan keputihan tersebut menyebar ke saluran telur dan dapat menimbulkan peradangan. Sesuai dengan Sheria, (2015) Keputihan dalam keadaan normal selaput lendir vagina tetap basah, tetapi tidak sampai mengeluarkan cairan yang berlebihan. Setiap wanita pernah mengalami keputihan yang disebabkan oleh faktor fisiologis, yakni saat terjadi ovulasi sebelum atau sesudah haid, saat hamil atau karena problem kegemukan. Keputihan karena faktor fisiologis biasanya berupa lendir encer , bening, dan tidak berbau. Namun , disamping itu, terdapat pula keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh faktor patologis berupa jamur, virus, ataupun bakteri dan penyakit menular. Dari hasil yang didapatkan dari ibu yang mengalami tidak sering keputihan pada saat sebelum melakukan pemeriksaan IVA test yaitu sejumlah 16 orang (19,5%) sesuai dengan Astrid, (2015) yakni pada wanita yang tidak mengalami sering keputihan , lendir keputihan tidak berwarna putih ke kuningan atau kuning kehijauan dan tidak berbau, yang menyebabkan rasa gatal yang teramat sangat nyeri, maka akan lebih menurunkan seorang wanita terkena penyakit kanker serviks. 3. Gambaran Merokok atau Terpapar Asap Rokok Pada wanita usia subur (WUS) Di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 82 orang ibu yang terdeteksi positif pada saat melakukan pemeriksaan di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016, sebagian besar ibu yang tidak merokok tetapi terpapar asap rokok >1 jam per hari yaitu sebanyak 50 orang (61,0%) sedangkan ibu yang tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok >1 jam per hari yaitu sebanyak 32 orang (39,0%). Berdasarkan data yang di dapatkan dapat diketahui bahwa asap rokok dapat menurunkan status imun local pada serviks sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus. Kandungan Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsinya bisa menyebabkan kanker leher rahim. Risiko wanita perokok terkena 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Dari hasil penelitian yang menunjukan sebagian ibu yang tidak merokok namun terpapar asap rokok akibat kandungan tembakau yang mengandung bahan-bahan karsinogen baik dihisap atau pun dihirup konsentrasi nikotin pada getah serviks. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Laras (2009) yang mengatakan asap rokok mengandung polyclicycaromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines. Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum. Efek langsung bahanbahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun local sehingga dapat menjadi ko karsinogen infeksi virus. 4. Gambaran Paritas Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016. Paritas adalah keseluruhan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang ibu. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 82 ibu yang terdeteksi positif pada saat melakukan pemeriksaan di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2016, sebagian besar ibu yang memiliki paritas >4 kali yaitu sebanyak 53 orang (64,6%) sedangkan ibu yang tidak memiliki paritas <4 kali yaitu sebanyak 29 orang (35,4%). Berdasarkan data yang sudah di dapatkan dapat diketahui bahwa paritas dapat menyebabkan kanker serviks dikarenakan frekuensi kehamilan juga meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks karena memiliki riwayat infeksi di daerah kelamin. Wanita dengan paritas tinggi yaitu .4 kali berisiko 5,5 kali untuk terkena kanker serviks Setyarini, (2009). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Bukhari L dan Hadi A menyebutkan bahwa kehamilan dan persalinan yang lebih dari 3 orang dan jarak kehamilan terlalu dekat akan meningkatkan kejadian terjadinya kanker serviks. Multipara lebih besar kemungkinan terjadi infeksi karena proses pembukaan serviks lebih cepat dari nulipara, sehingga rentan terjadinya infeksi virus yang menyebabkan kanker serviks. Berdasakan penelitian yang dilakukan oleh wahyuningsih (2014) mengatakan bahwa perempuan yang memiliki paritas > 3 kali meningkatkan risiko kanker serviks sebesar 5,5 kali lebih besar. Kehamilan dan melahirkan mempengaruhi terjadinya kanker serviks melalui berbagai mekanisme, termasuk perubahan hormonal, efek dari nutrisi, faktor daya tahan tubuh dan trauma pada serviks. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Sebagian besar pernah melakukan hubungan seksual pada usia ≤ 17 tahun yaitu 50 (61,0%) wanita usia subur (WUS). 2. Sebagian besar responden mengalami sering keputihan yaitu 66 (80,5%) wanita usia subur (WUS). 3. Sebagian besar responden tidak merokok akan tetapi terpapar asap rokok yaitu 50 (61,0%) wanita usia subur (WUS). 4. Sebagian besar responden memiliki paritas ≥= 4 yaitu 53 (64,6%). B. Saran 1. Bagi Wanita Usia Subur Bagi masyarakat khususnya wanita usia subur agar mengetahui dan lebih memahami tentang penyakit kanker serviks serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terdeteksinya IVA positif. 2. Bagi Puskesmas Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan serta masukan kepada pihak Puskesmas Temanggung untuk memberikan informasi dalam upaya menurunkan angka kejadian terdeteksinya IVA Positif pada wanita usia subur (WUS). Serta diharapkan tenaga kesehatan Puskesmas Temanggung supaya lebih memberikan penyuluhan tentang faktor resiko penyebab terdeteksinya IVA positif khususnya tentang keputihan. 3. Bagi institusi Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan perpustakaan dan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi mahasiswa tengang gambaran faktor resiko penyebab terdeteksinya IVA positif. DAFTAR PUSTAKA Ayu, Nimas.2012. Kualitas hidup pada penderita kanker serviks yang menjalani pengobatan radiotherapy.Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan mental. Bahari, hamid.2013. Kanker & Jantung.Yogyakarta : BUKU BIRU Berrington.2003. British journal cancer : International Journal of Bitroni , MA (2015). The Influence Of Lifestyle Risk Factors On The Occurrence Of Gynecological cancers : International Journal El-moselhy.2016. cervical cancer : sosiodemographic and clinical risk factors among adult Egyptian females : International Journal. Nesrine.2011. risk factors for servical cancer : result from a hospital based case control study : International Journal Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.Rieneka Cipta Nugroho, Taufan.2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Nusa Medika Prawirohardjo, sarwono.2011.Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015. Online diakses tanggal 18 November 2016 Pukul 16.00 WIB. Profil Kesehatan Temanggung 2015. Profil Kesehatan Temanggung 2015. Online diakses tanggal 18 November 2016 Pukul 20.00 WIB. Puspita,Sheria.2015. Stop Kanker Serviks.Jakarta : PT.Suka Buku. Rusjidi, Iman. 2009. Epidemioogi Kanker Serviks. Indonesian Journal Of Cancer Savitri, Astrid. 2015. Kupas Tuntas Kanker Serviks Payudara Leher & Rahim. Yogyakarta : PT.Pustaka Baru Press. Seta, Indri, dkk. 2015. Upaya Pencegahan Kanker Serviks Melalui Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita dan Pemeriksaan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Palembang. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. Setyarini,E. (2008).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Leher Rahim Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta : Skripsi Wahyuningsih, T. (2014) Faktor Risiko Terjadinya Lesi Pra Kanker Serviks Melalui Deteksi Dini Dengan Metode IVA : Jurnal Kesehatan Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : PT.Pustaka Baru Press