(wus) di puskesmas temanggung kabupaten

advertisement
ARTIKEL
GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERDETEKSINYA IVA POSITIF
PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI PUSKESMAS TEMANGGUNG
KABUPATEN TEMANGGUNG PADA TAHUN 2016
OLEH :
SITI FATIMAH
NIM : 30114A025
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERDETEKSINYA IVA POSITIF
PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI PUSKESMAS TEMANGGUNG
KABUPATEN TEMANGGUNG PADA TAHUN 2016
Siti Fatimah*, Chichik Nirmasari**, Fitria Primi Astuti***
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Latar belakang : Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan kanker tertinggi di
dunia maupun di Indonesia. Kedua kanker diatas menjadi salah satu masalah utama pada
kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai
sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human
Papiloma Virus (HPV) . HPV dipengaruhi oleh perilaku seksual dalam penyebarannya dan
dapat dipengaruhi oleh hubungan seksual di usia muda,Keputihan , Merokok atau terpapar
asap rokok dan paritas tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Gambaran Faktor
Resiko Terdeteksinya IVA Positif di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung
pada tahun 2016.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi yaitu semua wanita usia subur (WUS) yang terdeteksi positif
pemeriksaan IVA Tes di Puskesmas Temanggung pada tahun 2016. Pengambilaan sampel
menggunakan Total Sampling 82 Responden. Pengumpulan data menggunakan data pada
catatan rekam medis pasien.
Hasil : Hasil penelitian dari 82 responden menunjukan bahwa usia pertama kali melakukan
hubungan seksual , keputihan , merokok dan paritas memang menjadi faktor resiko
penyebab terdeteksinya IVA positif pada wanita usia subur (WUS) di Puskesmas
Temanggung Kabupaten Temanggung.
Diharapkan bagi pihak tenaga kesehatan Puskesmas Temanggung melakukan
penyuluhan tentang faktor risiko terjadinya kanker serviks, agar kejadian IVA Positif dapat
diantisipasi.
Kata kunci : Usia , Keputihan , Merokok , Paritas , Kanker Serviks
ABSTRACT
Background: Breast cancer and cervical cancer is the highest cancer in the world as well as
in Indonesia. Both of the above cancers become one of the main problems in women's
health in the world, publications in developing countries that have limited resources such
as in Indonesia. Cervical cancer caused by infection Human Papiloma Virus (HPV). HPV
is infected by sexuality in association and can be known by sexual intercourse at a young
age, leucorrhoea, smoking or exposure to secondhand smoke and parity. The purpose of
this research is to know the Positive Risk Factors Detection of Positive Factor in
Temanggung Water Basin in 2016.
This research method is descriptive research with Cross Sectional approach. Population of
all women of childbearing age (WOCA) positive detected IVA examination Tests at
Temanggung Health Center in 2016. Sampling using total sampling 82 respondents. Data
collection uses data on patient record medical records.
Results: The results of the study of 82 respondents showed that first-aged people had
sexual intercourse, vaginal discharge, smoking and parity was a risk factor for
terdaheksinya IVA positive in women of childbearing age (WOCA) at Temanggung Health
Center Temanggung.
It is expected for health personnel Temanggung Health Center to do counseling about
cervical cancer risk factors, so that the incidence of Positive IVA can be anticipated.
Keywords : Age, Flour Alboust, Smoking, Parity, Cervical Cancer
PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan jenis
kanker yang menyerang leher rahim.
Serviks sendiri adalah bagian terbawah
dari rahim yang membuka kearah vagina.
Serviks merupakan organ penghubung
antara vagina dan rahim. Hanya kaum
wanita saja yang bisa terjangkit penyakit
ini. (Astrid,2015).
Dari 18.954 WUS yang dilakukan
pemeriksaan IVA test , ditemukan IVA
positif pada 1.868 WUS atau 9,86 persen
, angka ini lebih tinggi dari yang
ditetapkan oleh kementrian kesehatan
yaitu 3 persen. Kabupaten atau kota
dengan presentase IVA positif tertinggi
adalah Temanggung yaitu 31,42 persen ,
diikuti kota tegal 21,12 persen , dan
wonogiri 20,30 persen. Tingginya
presentase IVA positif menunjukan
faktor risiko kanker leher rahim yang
cukup tinggi di wilayah tersebut. (Profil
Kesehatan Jawa Tengah,2015)
Berdasarkan data yang di dapat
dari profil Kesehatan Temanggung pada
tahun 2015 , presentasi wanita usia subur
(WUS) yang melakukan pemeriksaan
deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara di puskesmas yang
berada di Kabupaten Temanggung
sebanyak 2.117 orang dan di dapatkan
hasil sebanyak 567 orang wanita usia
subur (WUS) atau 26,78 persen yang
terdeteksi positif pemeriksaan kanker
serviks. (Profil Kesehatan Temanggung,
2015).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan oktober 2016, di
puskesmas temanggung terhadap 12 ibu
yang melakukan pemeriksaan IVA test
dan didapatkan hasil positif terdapat 7 ibu
(58,33%) yang terdiri dari 5 orang ibu
(41,66%) yang memiliki usia <35 tahun ,
mengalami keputihan yang gatal dan
berbau, tidak merokok namun terpapar
asap rokok, dan memiliki dua orang anak.
Di dapatkan pula 2 orang ibu (16,66%)
yang memiliki usia >35 tahun ,
mengalami keputihan yang tidak gatal
namun berbau , tidak merokok namun
terpapar asap rokok , dan memiliki 2
sampai dengan 3 orang anak.
Dan di dapatkan pula hasil
negative sebanyak 5 orang ibu (41,66%)
yang terdiri dari 2 orang ibu (16,66%)
yang memiliki usia <35 tahun , keputihan
normal , tidak merokok dan tidak
terpapar asap rokok , memiliki 2 orang
anak. Dan di dapatkan pula 3 orang ibu
(25%) yang memiliki usia >35 tahun ,
keputihan normal , tidak merokok namun
terpapar asap rokok , dan memiliki 2
orang anak.
Berdasarkan latar belakang diatas
penulis tertarik untuk mengetahui lebih
jauh dan melakukan penelitian dengan
judul “ Gambaran faktor resiko penyebab
terdeteksinya IVA positif pada wanita
usia subur (WUS) di puskesmas
temanggung kabupaten temanggung Pada
Tahun 2016”
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif korelatif dengan
pendekatan cross-sectional.
B. Populasi, Sampel dan Teknik
Sampling
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang terdeteksi
IVA Test Positif pada tahun 2016
yang berjumlah 82 orang ibu yang
melakukan pemeriksaan IVA Test di
Puskesmas Temanggung. Sampel
dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang terdeteksi IVA positif yang
melakukan
pemeriksaan
di
puskesmas
temanggung
yaitu
sebanyak 82 orang ibu. Teknik
Sampling
menggunakan
Total
Sampling.
C. Definisi Operasional
Variabel
Variabel :
Faktor resiko
penyebab
terjadinya
kanker
serviks
Sub variable
Berdasarkan
usia
Berdasarkan
keputihan
Berdasarkan
merokok
Berdasarkan
Paritas
Hasil ukur
Jawaban responden
Skala
Ordinal
Jawaban responden
Beresiko : usia < 17
tahun
Tidak beresiko : usia ≥ 17
tahun
Jawaban responden
Ya : sering keputihan
Tidak : tidak sering
keputihan
Jawaban responden
Ya : merokok atau
terpapar asap rokok >1
jam
Tidak : merokok atau
terpapar asap rokok ≤ 1
jam
Jawaban responden
Ya : melahirkan anak
normal ≥=4 kali
Tidak : melahirkan anak
normal < 4 kali
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
D. Analisa Data
Pada penelitian ini digambarkan
dalam bentuk distribusi, untuk
mengetahui
gambaran
tiap-tiap
variabel. Variabel responden yaitu
faktor resiko terjadinya kanker
serviks dan variabel independen
yaitu usia ibu, paritas, merokok, dan
keputihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penyebab terjadinya IVA Positif
Dilihat dari Usia Melakukan
Hubungan Seksual
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
IVA Positif Dilihat dari Usia
Melakukan Hubungan Seksual
pada
WUS
di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten
Temanggung.
Melakukan Hub
Persentase
Frekuensi
Seksual ≤ 17 th
(%)
Melakukan
50
61,0
Tidak Melakukan
32
39,0
Jumlah
79
100,0
Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui
bahwa
dari
82
responden wanita usia subur
(WUS) yang telah dinyatakan
positif dalam pemeriksaan IVA
Tes di Puskesmas Temanggung
Kabupaten
Temanggung,
di
dapatkan hasil sebanyak 50 orang
(61,0%)
yang
melakukan
hubungan seksual ≤ 17 tahun dan
32
orang
(39,0%)
yang
melakukan hubungan seksual > 17
tahun.
2. Penyebab terjadinya IVA Positif
Dilihat dari Sering Keputihan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
IVA Positif Dilihat dari Sering
Keputihan
pada
WUS
di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung.
Sering Keputihan
Frekuensi
Sering Keputihan 66
Tidak
Sering 16
Keputihan
Jumlah
82
Persentase
(%)
80,5
19,5
100,0
Berdasarkan tabel 2 dapat
diketahui
bahwa
dari
82
responden wanita usia subur
(WUS) yang telah dinyatakan
positif dalam pemeriksaan IVA
Tes di Puskesmas Temanggung
Kabupaten
Temanggung,
di
dapatkan hasil sebanyak 66 orang
(80,5%) yang mengatakan sering
keputihan dan 16 orang (19,5%)
yang mengatakan tidak sering
keputihan.
3. Penyebab terjadinya IVA Positif
Dilihat dari Terpapar Asap Rokok
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
IVA Positif Dilihat dari Terpapar
Asap Rokok pada WUS di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung.
Terpapar Asap
Persentase
Frekuensi
Rokok
(%)
Terpapar
Asap 50
61,0
Rokok
32
39,0
Tidak
Terpapar
Asap Rokok
Jumlah
82
100,0
Berdasarkan tabel 3 dapat
diketahui
bahwa
dari
82
responden wanita usia subur
(WUS) yang telah dinyatakan
positif dalam pemeriksaan IVA
Tes di Puskesmas Temanggung
Kabupaten
Temanggung,
di
dapatkan hasil sebanyak 50 orang
(61,0%) yang mengatakan tidak
merokok akan tetapi terpapar asap
rokok dan 32 orang (39,%) yang
tidak merokok dan tidak terpapar
asap rokok.
4. Penyebab terjadinya IVA Positif
Dilihat dari Jumlah Melahirkan
Anak
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
IVA Positif Dilihat dari Jumlah
Melahirkan Anak pada WUS di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung.
Melahirkan ≥= 4 Anak
Melahirkan ≥= 4 Anak
Melahirkan < 4 Anak
Jumlah
Frekuensi
53
29
82
Persentase (%)
64,6
35,4
100,0
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui
bahwa
dari
82
responden wanita usia subur
(WUS) yang telah dinyatakan
positif dalam pemeriksaan IVA
Tes di Puskesmas Temanggung
Kabupaten
Temanggung,
di
dapatkan hasil sebanyak 53 orang
(64,6%) yang mengatakan bahwa
melahirkan anak ≥= 4 kali dan
sebanyak 29 orang (35,4%) yang
tidak melahirkan anak < 4 kali.
B. Pembahasan
1. Gambaran Usia Ibu Saat Pertama
Kali
Melakukan
Hubungan
Seksual
Di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten
Temanggung Tahun 2016.
Usia
adalah
lamanya
keberadaan seseorang diukur
dalam satuan waktu dipandang
dari segi kronologi, individu
normal yang memperlihatkan
derajat perkembangan anatomis
dan fisiologi. Hasil penelitian
yang dilakukan terhadap 82
wanita usia subur (WUS) di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung tahun
2016, sebagian besar berumur
<17 tahun pada saat pertama
melakukan hubungan seksual.
Sejumlah 48 orang (58,5%) lebih
tinggi dibanding dengan wanita
usia
subur
(WUS)
yang
melakukan hubungan seksual
pertama kali pada usia >17 tahun
yaitu sejumlah 34 orang (41,5%)
Hasil penelitian diketahui
bahwa usia ibu pada saat pertama
kali melakukan hubungan seksual
yaitu <17 tahun. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Eka
Setyarini,
(2009)
yang
mengatakan Usia pertama kali
menikah pada usia <20 tahun
dianggap terlalu muda untuk
melakukan hubungan seksual dan
berisiko terkena kanker leher
rahim 10-12 kali lebih besar
daripada mereka yang menikah
pada usia > 20 tahun. Hubungan
seks idealnya dilakukan setelah
seorang
wanita
benar-benar
matang. Ukuran kematangan
bukan hanya dilihat dari sudah
menstruasi
atau
belum.
Kematangan juga bergantung
pada sel-sel mukosa yang terdapat
di selaput kulit bagian dalam
rongga tubuh. Umumnya sel-sel
mukosa baru matang setelah
wanita berusia 20 tahun ke atas.
Jadi, seorang wanita yang
menjalin hubungan seks pada usia
remaja, paling rawan bila
dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Pada penelitian ini diketahui
bahwa usia ibu yang melakukan
hubungan seksual pertama kali
pada usia <17 tahun berjumlah 48
orang. Menurut Savitri (2015)
Melakukan kegiatan seksual
sebelum usia 20 tahun termasuk
menjadi salah satu faktor resiko
penyebab kanker serviks dikarena
kan pada saat sebelum usia 20
tahun, orang reproduksi wanita
belum
memiliki
tingkat
kematangan yang sesuai.
Pada penelitan ini diketahui
bahwa usia ibu yang tidak
melakukan hubungan
seksual
pertama kali pada usia <17 tahun
berjumlah 34 orang. Sesuai
dengan teori Taufan (2014) pada
saat melakukan hubungan seksual
tidak terjadi pada usia dini maka
resiko terkena kanker serviks pun
akan menurun.
2. Gambaran Keputihan Pada wanita
usia subur (WUS) Di Puskesmas
Temanggung
Kabupaten
Temanggung Tahun 2016.
Keputihan adalah suatu cairan
yang dikeluarkan pada saat wanita
terjadi ovulasi yaitu sebelum atau
sesudah haid yaitu berupa encer
bening dan tidak berbau , akan
tetapi adapula keputihan patologis
yang ditandai dengan keluarnya
lendir dalam jumlah banyak ,
lendir berwarna putih kekuningan
dan memiliki bau yang sangat
menyengat. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa
dari 82 responden ibu yang
terdeteksi IVA positif yang
melakukan pemeriksaan IVA test
di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung Tahun
2016, sebagian besar merupakan
ibu yang mengalami sering
keputihan pada saat sebelum
melakukan pemeriksaan IVA test
yaitu sejumlah 66 Orang (80,5%).
Berdasarkan data yang sudah di
dapatkan dapat diketahui bahwa
keputihan
patologis
dapat
menyebabkan
gejala
kanker
serviks sebab apabila keputihan
patologis
dibiarkan
dapat
menyebabkan keputihan tersebut
menyebar ke saluran telur dan
dapat menimbulkan peradangan.
Sesuai dengan Sheria, (2015)
Keputihan dalam keadaan normal
selaput lendir vagina tetap basah,
tetapi tidak sampai mengeluarkan
cairan yang berlebihan. Setiap
wanita
pernah
mengalami
keputihan yang disebabkan oleh
faktor fisiologis, yakni saat terjadi
ovulasi sebelum atau sesudah
haid, saat hamil atau karena
problem kegemukan. Keputihan
karena faktor fisiologis biasanya
berupa lendir encer , bening, dan
tidak berbau. Namun , disamping
itu, terdapat pula keputihan yang
tidak normal yang disebabkan
oleh faktor patologis berupa
jamur, virus, ataupun bakteri dan
penyakit menular.
Dari hasil yang didapatkan
dari ibu yang mengalami tidak
sering keputihan pada saat
sebelum melakukan pemeriksaan
IVA test yaitu sejumlah 16 orang
(19,5%) sesuai dengan Astrid,
(2015) yakni pada wanita yang
tidak mengalami sering keputihan
, lendir keputihan tidak berwarna
putih ke kuningan atau kuning
kehijauan dan tidak berbau, yang
menyebabkan rasa gatal yang
teramat sangat nyeri, maka akan
lebih menurunkan seorang wanita
terkena penyakit kanker serviks.
3. Gambaran
Merokok
atau
Terpapar Asap Rokok Pada
wanita usia subur (WUS) Di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung Tahun
2016.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan terhadap 82 orang ibu
yang terdeteksi positif pada saat
melakukan
pemeriksaan
di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten Temanggung Tahun
2016, sebagian besar ibu yang
tidak merokok tetapi terpapar
asap rokok >1 jam per hari yaitu
sebanyak 50 orang (61,0%)
sedangkan ibu yang tidak
merokok dan tidak terpapar asap
rokok >1 jam per hari yaitu
sebanyak 32 orang (39,0%).
Berdasarkan data yang di
dapatkan dapat diketahui bahwa
asap rokok dapat menurunkan
status imun local pada serviks
sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
Kandungan
Nikotin,
mempermudah semua selaput
lendir sel-sel tubuh bereaksi atau
menjadi terangsang, baik pada
mukosa tenggorokan, paru-paru,
maupun serviks. Namun tidak
diketahui dengan pasti berapa
banyak jumlah nikotin yang
dikonsumsinya bisa menyebabkan
kanker leher rahim. Risiko wanita
perokok terkena 4-13 kali lebih
besar dibandingkan wanita bukan
perokok.
Dari hasil penelitian yang
menunjukan sebagian ibu yang
tidak merokok namun terpapar
asap rokok akibat kandungan
tembakau yang mengandung
bahan-bahan karsinogen baik
dihisap
atau
pun
dihirup
konsentrasi nikotin pada getah
serviks. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Laras (2009) yang mengatakan
asap
rokok
mengandung
polyclicycaromatic hydrocarbon
heterocyclic nitrosamines. Pada
wanita
perokok
konsentrasi
nikotin pada getah serviks 56 kali
lebih tinggi dibandingkan didalam
serum. Efek langsung bahanbahan tersebut pada serviks
adalah menurunkan status imun
local sehingga dapat menjadi ko
karsinogen infeksi virus.
4. Gambaran Paritas Pada Wanita
Usia Subur (WUS) Di Puskesmas
Temanggung
Kabupaten
Temanggung Tahun 2016.
Paritas adalah keseluruhan
jumlah anak yang dilahirkan
hidup oleh seorang ibu. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
terhadap 82 ibu yang terdeteksi
positif pada saat melakukan
pemeriksaan
di
Puskesmas
Temanggung
Kabupaten
Temanggung
Tahun
2016,
sebagian besar ibu yang memiliki
paritas >4 kali yaitu sebanyak 53
orang (64,6%) sedangkan ibu
yang tidak memiliki paritas <4
kali yaitu sebanyak 29 orang
(35,4%). Berdasarkan data yang
sudah di dapatkan dapat diketahui
bahwa paritas dapat menyebabkan
kanker
serviks
dikarenakan
frekuensi
kehamilan
juga
meningkatkan resiko terjadinya
kanker serviks karena memiliki
riwayat infeksi di daerah kelamin.
Wanita dengan paritas tinggi yaitu
.4 kali berisiko 5,5 kali untuk
terkena kanker serviks Setyarini,
(2009).
Berdasarkan hasil penelitian
yang sudah dilakukan oleh
Bukhari L dan Hadi A
menyebutkan bahwa kehamilan
dan persalinan yang lebih dari 3
orang dan jarak kehamilan terlalu
dekat
akan
meningkatkan
kejadian
terjadinya
kanker
serviks.
Multipara
lebih
besar
kemungkinan
terjadi
infeksi
karena proses pembukaan serviks
lebih cepat dari nulipara, sehingga
rentan terjadinya infeksi virus
yang
menyebabkan
kanker
serviks.
Berdasakan penelitian yang
dilakukan oleh wahyuningsih
(2014)
mengatakan
bahwa
perempuan yang memiliki paritas
> 3 kali meningkatkan risiko
kanker serviks sebesar 5,5 kali
lebih besar. Kehamilan dan
melahirkan
mempengaruhi
terjadinya kanker serviks melalui
berbagai mekanisme, termasuk
perubahan hormonal, efek dari
nutrisi, faktor daya tahan tubuh
dan trauma pada serviks.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sebagian besar pernah melakukan
hubungan seksual pada usia ≤ 17
tahun yaitu 50 (61,0%) wanita
usia subur (WUS).
2. Sebagian
besar
responden
mengalami sering keputihan yaitu
66 (80,5%) wanita usia subur
(WUS).
3. Sebagian besar responden tidak
merokok akan tetapi terpapar asap
rokok yaitu 50 (61,0%) wanita
usia subur (WUS).
4. Sebagian
besar
responden
memiliki paritas ≥= 4 yaitu 53
(64,6%).
B. Saran
1. Bagi Wanita Usia Subur
Bagi
masyarakat
khususnya wanita usia subur agar
mengetahui dan lebih memahami
tentang penyakit kanker serviks
serta mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi terdeteksinya
IVA positif.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan serta masukan kepada
pihak Puskesmas Temanggung
untuk memberikan informasi
dalam upaya menurunkan angka
kejadian
terdeteksinya
IVA
Positif pada wanita usia subur
(WUS).
Serta diharapkan tenaga kesehatan
Puskesmas Temanggung supaya
lebih memberikan penyuluhan
tentang faktor resiko penyebab
terdeteksinya
IVA
positif
khususnya tentang keputihan.
3. Bagi institusi
Diharapkan penelitian ini
dapat menjadi referensi bacaan
perpustakaan dan dapat menjadi
tambahan
pengetahuan
bagi
mahasiswa tengang gambaran
faktor
resiko
penyebab
terdeteksinya IVA positif.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Nimas.2012. Kualitas hidup pada
penderita kanker serviks yang
menjalani
pengobatan
radiotherapy.Jurnal
Psikologi
Klinis dan Kesehatan mental.
Bahari,
hamid.2013.
Kanker
&
Jantung.Yogyakarta : BUKU BIRU
Berrington.2003. British journal
cancer : International Journal
of
Bitroni , MA (2015). The Influence Of
Lifestyle Risk Factors On The
Occurrence Of Gynecological
cancers : International Journal
El-moselhy.2016. cervical cancer :
sosiodemographic and clinical risk
factors among adult Egyptian
females : International Journal.
Nesrine.2011. risk factors for servical
cancer : result from a hospital
based case control study :
International Journal
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2012.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : PT.Rieneka Cipta
Nugroho,
Taufan.2014.
Masalah
Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta : Nusa Medika
Prawirohardjo,
sarwono.2011.Ilmu
Kandungan. Jakarta : PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015.
Profil Kesehatan Jawa Tengah
2015. Online diakses tanggal 18
November 2016 Pukul 16.00 WIB.
Profil Kesehatan Temanggung 2015.
Profil Kesehatan Temanggung
2015. Online diakses tanggal 18
November 2016 Pukul 20.00 WIB.
Puspita,Sheria.2015.
Stop
Kanker
Serviks.Jakarta : PT.Suka Buku.
Rusjidi, Iman. 2009. Epidemioogi Kanker
Serviks. Indonesian Journal Of
Cancer
Savitri, Astrid. 2015. Kupas Tuntas
Kanker Serviks Payudara Leher &
Rahim. Yogyakarta : PT.Pustaka
Baru Press.
Seta,
Indri, dkk. 2015. Upaya
Pencegahan
Kanker
Serviks
Melalui Peningkatan Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Wanita dan
Pemeriksaan Metode Inspeksi
Visual Asam Asetat di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kenten
Palembang. Jurnal Pengabdian
Sriwijaya.
Setyarini,E. (2008).Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Kanker Leher Rahim Di RSUD
Dr.Moewardi Surakarta : Skripsi
Wahyuningsih, T. (2014) Faktor Risiko
Terjadinya Lesi Pra Kanker Serviks
Melalui Deteksi Dini Dengan
Metode IVA : Jurnal Kesehatan
Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi
Penelitian.
Yogyakarta
:
PT.Pustaka Baru Press
Download