PERANCANGAN ANIMASI EDUKASI BAHASA JERMAN “POLDI – OBSTSALAT” Gracia Anindita Handaruni Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, 021 – 534 5830 [email protected] Gracia Anindita Handaruni, Vicky, S. E., Tunjung Riyadi, S. Sn., M. Sn. ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah menampilkan animasi edukasi pembelajaran Bahasa Jerman untuk anakanak bertemakan buah-buahan. Metode perancangan analisis dilakukan dengan pencarian data melalui berbagai media yang ada serta buku-buku pembelajaran Bahasa Jerman dan juga didukung melalui survei secara online kepada masyarakat yang pernah memiliki pengalaman Bahasa Jerman sebelumnya, ada juga interview dengan mantan pelajar yang pernah bersekolah di Jerman, dengan harapan animasi edukasi Bahasa Jerman ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang tidak hanya menarik dan disukai anak-anak namun juga berbobot sehingga berguna bagi masa depan mereka. Besar harapan penulis agar karya ini dapat diterima masyarakat dan menambah koleksi karya animasi yang sudah ada sebelumnya di Indonesia. (GAH) Kata Kunci: Bahasa, Jerman, buah, animasi, edukasi ABSTRACT The purpose of the study, is to show educational animation of German Language learning for kids themed fruit. Design method of analysis is done by collecting data through various kind of media and books on learning German and also supported by an online survey of people who’ve had previous experience of German language, there is also an interview with the former student who ever attended school in Germany, with expectation of this animation is not only attractive and well liked by the children but also meaningful and can be useful for their future. The author hopes this work can be accepted by society and add a collection of animated work that already exists in Indonesia. (GAH) Keywords: Language, German, fruit, animation, education. PENDAHULUAN Di era modern ini, menguasai satu bahasa saja tidak lah cukup. Kebanyakan orang mengambil alternatif bahasa asing yaitu Bahasa Inggris. Namun bahasa yang duduk di urutan pertama dalam deretan bahasa internasional ini ternyata tidak menjamin penggunaanya di seluruh dunia. Tidak semua negara memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang baik sejak kecil sehingga di beberapa negara, Bahasa Inggris sekali pun tidak terlalu dipandang “wah”, seperti contoh di benua Eropa yang hampir di setiap negaranya memiliki bahasa ibu sendiri. Orang-orang di Benua Eropa memiliki kebanggaan tersendiri dengan bahasa mereka. Mereka cenderung merasa bahwa bahasa mereka perlu dimengerti ketimbang perlu mengerti bahasa orang lain. Dengan demikian, masih ada bahasa lainnya yang perlu kita pelajari agar dapat diterapkan di beberapa negara non-Bahasa Inggris seperti, Bahasa Jerman. Bahasa Jerman termasuk dalam 10 bahasa internasional. Ini membuktikan eksistensi penggunaan bahasa ini cukup besar. Penggunaan Bahasa Jerman dapat ditemui pada negara-negara di Benua Eropa, seperti Jerman, Austria, Swiss, dan negara-negara sekitarnya. Mempelajari bahasa asing belum menjadi hal favorit bagi masyarakat Eropa. Mereka lebih fokus mempelajari hal-hal bersifat kedokteran atau pun teknik ilmiah. Ini lah yang menyebabkan sering kali masyarakat Eropa mengabaikan Bahasa Inggris karena pembelajarannya pun tidak masuk dalam mata pelajaran mereka sejak kecil, melainkan hanya berupa ekstra. Sementara lain halnya dengan di Indonesia, ketertarikan para pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi mau pun karir di Jerman semakin meningkat. Jerman merupakan pilihan kelima dari deretan negara-negara yang menjadi favorit pelajar Indonesia setelah Australia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Jepang. Peningkatan minat belajar di Jerman 1 ini tidak lepas dari pengaruh mantan Presiden Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman yaitu, B. J. Habibie. Sayangnya, pembelajaran Bahasa Jerman jarang sekali di dapat di Indonesia. Jika pun ada beberapa institusi pendidikan yang menawarkan pembelajaran Bahasa Jerman, kelas-kelas pemula sering kali baru dibuka pada usia remaja. Padahal, pembelajaran Bahasa Jerman sama sulitnya seperti Bahasa Inggris dan seharusnya dimulai sejak usia dini. Di beberapa sekolah negeri mau pun swasta yang memberikan materi pembelajaran ini, cara pengajarannya dirasa masih kurang menarik minat para pelajar untuk lebih serius mempelajari Bahasa Jerman. Sering kali materi pembelajaran disampaikan dalam bentuk textbook dan jarang sekali dalam bentuk visual bergerak sehingga menjenuhkan. Inilah mengapa Bahasa Jerman adalah bahasa yang modern dan tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan pembelajaran bahasa ini sangat tinggi di Indonesia. Dengan menambah satu lagi ilmu berbahasa, kita dapat memperluas komunikasi dan network. Untuk itu penulis mempersiapkan Karya Animasi Edukatif bertemakan pembelajaran Bahasa Jerman untuk anak-anak. Diharapkan eksistensi Bahasa Jerman di Indonesia lebih terjaga dan masyarakat Indonesia lebih familiar dengan beberapa kata dasar dalam Bahasa Jerman sehingga akan berguna di masa depan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data kuantitatif melalu survei online dan juga wawancara dengan nara sumber yang terlibat di bidang yang sama sesuai dengan tema. Tidak hanya itu, penulis juga menganalisis teori-teori yang terkait guna mendukung karya. HASIL DAN BAHASAN Identifikasi Masalah Tema Animasi Edukatif Bahasa Jerman masih merupakan hal yang langka di Indonesia sementara kebutuhan akan bahasa ini bagi pelajar-pelajar Indonesia yang kelak tertarik melanjutkan studi atau pun kerja di Jerman cukup tinggi. Untuk itu tema Bahasa Jerman untuk pemula ini penulis angkat karena beberapa point berikut: - Kurangnya eksistensi pembelajaran Bahasa Jerman di Indonesia - Kurang dininya pembelajaran Bahasa Jerman sehingga terkesan sulit dipelajari - Kurangnya media pembelajaran Bahasa Jerman dalam bentuk Animasi di Indonesia Hal-hal yang Dikomunikasikan - Bagaimana mempermudah pembelajaran Bahasa Jerman dan meningkatkan ketertarikan anak-anak pada buah-buahan. - Bagaimana melafalkan buah-buah dalam Bahasa Jerman - Bagaimana menggunakan bahasa sehari-hari dalam Bahasa Jerman Target Audience Primer 1. Demografi : Anak-anak usia pra sekolah dasar (2-5 tahun) Sosial ekonomi A dan B 2. Psikografi : Pemikiran terbuka Pemahaman non verbal & verbal Suka menonton animasi edukasi Imajinatif Diajari Bahasa Jerman Tertarik mempelajari Bahasa Jerman Menyukai hal-hal imut 3. Geografi : Anak-anak perkotaan Sekunder 1. Demografi : Orang Tua Sosial ekonomi A dan B 2. Psikografi : Pemikiran terbuka Pemahaman non verbal & verbal Suka menonton animasi edukasi Imajinatif Pernah belajar Bahasa Jerman Ingin anaknya belajar Bahasa Jerman Menyukai hal-hal imut 3. Geografi : Perkotaan Unique Selling Point Keunikan dari animasi edukasi ini adalah: - Tema baru di Indonesia - Topik yang ringan dan mudah dipelajari - Visual style yang imut dan menarik Premise Membuat salad buah dalam Bahasa Jerman. Ringkasan Cerita Poldi dan Miu tengah berada di kebun buah-buahannya. Poldi menyapa penonton dan mengajak penonton untuk membuat Obstsalat atau salad buah. Poldi lalu mengajak penonton untuk mengenali buah-buahan tersebut dalam Bahasa Jerman. Poldi memperkenalkan mulai dari buah apel, mangga, pisang, dan terakhir jeruk. Treatment 1. Buah-buah berjatuhan. 2. Daun-daun muncul dan bergerak-gerak 3. Poldi dan Miu menari-nari. 4. Title: Poldi Obstsalat- Mengenal Buah dalam Bahasa Jerman muncul di tengah. 5. Kamera menyorot environment 6. Poldi dan Miu melompat-lompat. 7. Poldi menyapa penonton. 8. Kamera menyorot kebun buah. 9. Poldi dan Miu melompat-lompat. 10. Poldi menggoyangkan sebuah pohon. 11. Satu apel jatuh. 12. Poldi tertawa dan mengambil apel. 13. Poldi bertanya apakah penonton suka makan buah. 14. Poldi mengajak penonton membuat salad buah. 15. Tulisan “Obstsalat” keluar. 16. Poldi dan Miu sekarang berdiri di balik meja. 17. Di atas meja sudah ada baskom, apel, mangga, pisang, dan jeruk. 18. Poldi bertanya buah mana yang pertama. 19. Kamera menyorot buah apel. 20. Sebuah apel dengan latar belakang kosong, di sampingnya ditulis “der Apfel.” 21. Buah apel lompat ke udara. 22. Buah apel terbelah dan jatuh ke baskom. 23. Poldi bertanya buah mana yang kedua. 24. Kamera menyorot buah mangga. 25. Sebuah mangga dengan latar belakang kosong, di sampingnya ditulis “die Mango”. 26. Buah mangga lompat ke udara. 27. Buah mangga terbelah dan jatuh ke baskom. 28. Poldi tersenyum puas. 29. Poldi bertanya lagi buah mana yang ketiga. 30. Kamera menyorot buah pisang. 31. Sebuah pisang dengan latar belakang kosong, di sampingnya ditulis “die Banane”. 32. Buah pisah lompat ke udara. 33. Buah pisah terkupas dan jatuh ke baskom. 34. Poldi bertanya buah apa terakhir. 35. Kamera menyorot buah jeruk. 36. Sebuah jeruk dengan latar belakang kosong, di sampingnya ditulis “die Orange”. 37. Buah jeruk lompat ke udara. 38. Buah jeruk terbelah dan jatuh ke baskom. 39. Poldi tertawa senang. 40. Baskom buah, lalu mengekspos apel, mangga, pisang, dan jeruk. 41. Poldi mengulang isi salad buahnya. 42. Poldi dan Miu berpamitan. 43. Kredit title Penulis mengumpulkan data kuantitatif dan referensi animasi edukasi. Setelahnya penulis melakukan riset untuk dijadikan landasan berpikir dalam pengolahan karakter dan estetika karya animasi, dengan tujuan agar karya dapat benar-benar tepat dan sesuai target market. Mengikuti pola pemikiran yang sama penulis menjadikannya paduan untuk pembuatan karakter utama. Kemudian dipilih tone warna hangat yang erat dengan target market. Setelahnya didukung dengan berbagai teori terkait, seperti teori kognitif dan bloom’s taxonomy, penulis menentukan isi dari animasi edukasi ini, agar materi dapat sampai ke penonton dengan tepat. Berikut adalah hasil akhir dari judul, environment, dan karakter: Gambar 1: Judul Sumber: Data Pribadi Gambar 1: Mood & Warna Sumber: Data Pribadi Gambar 3: Expresi dan Gesture Poldi Sumber: Data Pribadi SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Animasi merupakan media paling populer dan paling efektif dalam menyampaikan pesan di era modern ini. Gaya penyampaian yang dinamis membuat para penonton tidak jenuh dan lebih meningkatkan ketertarikannya akan suatu hal. Tidak hanya sekedar hiburan belaka, animasi dapat menjadi salah satu media pembelajaran, khususnya belajar bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang tengah populer di kalangan pelajar Indonesia adalah Bahasa Jerman. Minat akan pembelajaran ini tentunya harus terus didukung dengan berbagai media. Berdasarkan data dan teori yang penulis rangkum, dapat disimpulkan bahwa usia balita adalah usia yang efektif dalam pembelajaran bahasa ibu mau pun asing. Dengan mengajarkan bahasa sedini mungkin, seorang individu akan lebih mudah mempelajari bahasa tersebut di kemudian hari. Sehingga, ketika serius menekuni bahasa ini, proses pembelajaran akan lebih efisien. Karena masih minimnya media pembelajaran Bahasa Jerman dan terbukti cukup tingginya kebutuhan dan ketertarikan masyarakat akan animasi pendidikan Bahasa Jerman, maka karya “Poldi – Obstsalat” yang memiliki karakter yang kuat dan warnawarna yang menarik, diharapkan mampu memberikan tontonan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Saran Perkembangan animasi yang sangat cepat di dunia membuat banyak individu mau pun institusi berlomba-lomba membuat karya animasi. Hal ini bisa menjadi hal yang mengembirakan atau malah sebaliknya, disayangkan. Tidak sedikit pihak yang membuat karya yang asal dan mengandung unsur-unsur yang merugikan citra animasi. Di sini lah dibutuhkan peran animator yang bertanggung jawab, tidak hanya dalam proses produksinya, melainkan pre- dan post production. Belakangan industri animasi berlomba-lomba membuat visual yang megah dan menganggumkan namun sering kali melupakan isi cerita. Langkah pertama dalam pre61 production, yaitu pembuatan konsep sangatlah sakral. Dibutuhkan survei yang baik, riset, dan lain sebagainya, agar karya animasi kelak lebih berbobot dan membekas di hati masyarakat. Penulis berharap para pembaca yang kelak akan melanjutkan Tugas Akhir atau pun menjadi animator di masa depan, mampu memikirkan secara masak tentang karya yang akan dibuat, sehingga hasil akhirnya tidak hanya menjadi hiburan semata namun dapat memberi nilai lebih dan bermanfaat bagi banyak orang. Dengan demikian, animator bukan lagi seorang pembuat animasi, melainkan penyampai pesan dan bertanggung jawab akan pesan tersebut agar sampai di penonton dengan baik. REFERENSI Adiwimarta, Sri Sukesi, Setiawati Darmojuwono, & Elisabeth Soeprapto-hastrich. (1997). Langenscheidt Universal Wörterbuch, Jakarta: Katalis. Anna, Lusia Kus. (2014). “Jerman Negara Favorit Mahasiswa Indonesia”. Edukasi Kompas.com, 14 Maret 2014. Ardiyansah. (2010) 12 Prinsip Animasi. Binus University New Media, 14 April 2010 BBC. (2010). “Grufallo Tops List of Children’s Favourite Books”. BBC News Education & Family, 19 Oktober 2010 Burke, Carolyn L., Joby G. Copenhaver. (2004). Animals as People in Children’s Literature, Urbana: National Council of Teachers of English Christie, Raissa. 2013. Perancangan Komunikasi Visual Animasi Film Pendek “Closure”. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta Dameria, Anne. (2007). Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Desainer Industri Grafika, Jakarta: Link & Match Graphic. Deakin University Australia. Vicarious Reinforcement and Imitative Learning. Introduction to Albert Bandura’s Social Learning Theory, dari https://d2l.deakin.edu.au Safanayong, Yongky. 2006, Desain Komunikasi Visual Terpadu, Jakarta: Arte intermedia Sanyoto, Drs. Sadjiman Ebdi. 2005. Teori Nirmana, dari www.stariamultimedia.com Sopov, Ioana. 2013. The Basic Principles for Great Character Design dari www.inkydeals.com Tiger Color. 2012. Color Harmonies Basic Techniques for Combining Colors, dari www.tigercolor.com Waris, Gusmiati. (2013). “Pengukuhan Pengurus Masyarakat Pencinta Buah dan Sayuran 65 Nusantara”. Berita 2 Bahasa,26 Mei 2013 Wikipedia. 2014. “Goleo VI” dari https://de.wikipedia.org/wiki/Goleo_VI Wilda, Zanel Farha. (2014). “Duh! 93 Persen Anak-anak di Indonesia Kurang Makan Sayur dan Buah”. Detik Health, 27 Februari 2014 RIWAYAT PENULIS Gracia Anindita Handaruni lahir di Jakarta, 16 November 1991, merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual peminatan Animasi pada 2014.