PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebagai sumber energi utama pada hampir setiap belahan dunia, aktivitas hulu “Eksplorasi dan Produksi” hidrokarbon dihadapkan pada tantangan optimalisasi produksi migas. Termasuk juga reservoar knoll reef Miosen Formasi Tacipi, Cekungan Sengkang, Sulawesi Selatan, dengan empat akumulasi dry gas terpisah sebesar 0,75 TCF pada kedalaman rata-rata 700 m (Grainge & Davies, 1983), yang tengah dalam fase pengembangan dan menjadi fokus penelitian ini. Rerservoar karbonat mempunyai level heterogenitas yang lebih tinggi daripada reservoar klastik, yang relatif hanya dikontrol oleh fasies pengendapan. Variasi fasies secara vertikal dan lateral yang lebih intensif (Sukmono, 2010), dan ditambah diagenesis yang intensif menyebabkan heterogenitasnya menjadi lebih kompleks. Sehingga perlu diterapkan metode yang lebih akurat agar pengembangan lapangan migas menjadi lebih efektif dan efisien. Tantangan dalam karakterisasi reservoar karbonat berhubungan dengan rock type dan porositas (Schlumberger, 2007). Salah satu metode yang digunakan dalam karakterisasi reservoar adalah rock typing, yang mempelajari dan mengelompokkan batuan reservoar menjadi satuan-satuan yang berbeda berdasarkan kondisi aktualnya. Sehingga sangat tepat diterapkan pada reservoar karbonat yang cenderung sangat dinamis terhadap perubahan (diagenesis), karena diyakini dapat memprediksi dan mengoptimalkan potensi reservoar dengan lebih baik. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian meliputi: 1. Bagaimana kualitas serta karakter reservoar berdasarkan petrofisik dan rock type-nya? 2. Bagaimana hubungan rock type reservoar dan fasies pengendapannya? 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Melakukan analisis Petrophysical Rock Type reservoar tiap sumur. 2. Mendapatkan hubungan antara fasies reservoar dan rock type-nya. 4. Lokasi Penelitian Daerah yang menjadi fokus penelitian secara geologi berada pada area Batuan Sedimen Tersier Sub-cekungan Sengkang Timur, Cekungan Sengkang, bagian dari Cekungan Bone, Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 1.1). Gambar 1. (A) Lokasi Penelitian dalam Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Selatan, dan (B) dalam Peta Cekungan Sengkang, sub dari Cekungan Bone (dimodifikasi dari Patra Nusa Data, 2009). Secara adiministrasi, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, yang berjarak sekitar 200 km dan dapat ditempuh sekitar 4-5 jam melalui jalur darat dari Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 1).. 5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian difokuskan hanya pada interval Reservoar “C” Formasi Tacipi. 2. Analisis data meliputi data Routine Core Analysis dan Log Sumur. 3. Analisis fasies berbasis metode elektrofasies, sedangkan rock typing menggunakan metode Elektrofasies, r35-Winland, FZI, dan Rock Fabric. 6. Peneliti Terdahulu Publikasi penelitian oleh para peneliti terdahulu pada daerah penelitian, seperti Grainge dan Davies (1983), Ascaria dkk (1997), Hall (1996, 1997, 2002, 2009), Yulihanto (2004), Suyono dan Kusnama (2010), dll, selama ini umumnya lebih berupa studi terkait kondisi geologi regional, evolusi tektonik lempeng, petroleum system, fasies dan lingkungan pengendapan reservoar, serta hasil analisis petrofisik properti reservoar dalam hal karakterisasi reservoar (Tabel 1). Grainge dan Davies (1983) memaparkan kondisi geologi serta hasil eksplorasi dan potensi reservoar reef Formasi Tacipi. Kondisi geologi meliputi susunan stratigrafi, sejarah pengendapan, dan diagenesis yang terjadi. Potensi reservoar berupa persebaran fasies reservoar yang diperkuat dengan hasil studi petrofisik zona reservoar melalui data bawah permukaan, data inti batuan dan log sumur. Penelitian Ascaria dkk (1997) difokuskan pada knoll-reef Miosen Tacipi, yang meliputi analisis dan klasifikasi fasies serta pengaruh diagenesis terhadap properti batuan. Studi Yulihanto (2004) mencakup studi lanjutan dari Grainge dan Davies (1983) terhadap properti reservoar dan fasies yang berkembang. Suyono dan Kusnama (2010) meneliti stratigrafi dan tektonik Cekungan Sengkang. Tabel 1. Ringkasan Studi Terdahulu No Peneliti Terdahulu Topik Penelitian 1 Grainge & Davies (1983) 2 Hall - Evolusi tektonik lempeng Asia Tenggara (meliputi asal mula pembentukan Pulau Sulawesi) (1996-2011) 3 Ascaria dkk (1997) - Fasies Knoll Reef Formasi Tacipi dan evolusinya - Potensi hidorkarbon Knoll Reef Formasi Tacipi 4 Yulihanto (2004) - Analisis hidrokarbon play Cekungan Bone (Batuan Induk, Batuan Reservoar, Batuan Tudung, dan Cebakan) - Studi petrofisik Formasi Tacipi 5 Suyono & Kusnama (2010) - Stratigrafi dan tektonik Cekungan Sengkang 7. - Sejarah eksplorasi Reef pada Cekungan Sengkang Timur - Geologi Regional Cekungan Sengkang Timur (litostratigrafi dan sejarah tektonik) - Deposisi reservoar batugamping Lapangan Kampung Baru dan diagenesis yang terjadi padanya - Sumber dan migrasi gas Manfaat Penelitian dan Keaslian Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi industri. Dari sisi akademik, manfaat yang dapat diperoleh yaitu pengetahuan akan (1) hubungan antara fasies reservoar dengan rock type-nya; serta (2) perbedaan metode rock typing antara r35Winland, Flow-Zone Indicator, dan Rock Fabric. Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh kalangan praktisi industri yakni dapat mengetahui (1) klasifikasi rock type reservoar daerah penelitian, sehingga dapat diketahui performa interval reservoar secara lebih spesifik; dan (2) perbedaan nilai estimasi permeabilitas dan saturasi reservoar dari beberapa metode, dengan cara memperbandingkan hasil yang diperoleh dari analisis petrofisik log sumur dengan perhitungan rock type. Sejauh ini belum terdapat publikasi penelitian mengenai karakterisasi reserviar menggunakan rock typing, yang menurut peneliti sangat tepat diterapkan pada daerah penelitian, yang notabene berupa reservoar batuan karbonat, dan reservoar karbonat bersifat sangat heterogen dan dinamis. Penelitian ini juga mencakup karakterisasi interval reservoar secara lebih spesifik, sehingga dapat diketahui zona interval reservoar produktif secara lebih spesifik pula.