UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS Sebuah Penelitian Tindakan Kelas SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010 Diajukan Untuk Menyusun SKRIPSI Oleh: SITI NUR ASIYAH NIM: 114 08 043 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 ii Skripsi saudari Siti Nur Asiyah dengan nomor induk mahasiswa 11408043 yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING A LOUD) MEMBACA KERAS SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010 telah dimunaqosyahkan dalam siding panitia ujian jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi). Nurwanto, M.Hum 197510152002121006 NIP………………… iii iii MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. KUPERSEMBAHKAN: Keluarga dan putraku Varel tercinta, serta rekan-rekan yang aku sayangi yang telah memberikan dorongan hingga penulisan skripsi. iv selesainya KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini yang bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan serta bimbingan sampai terselesaikannya penulisan penelitian ini. Oleh sabab itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Imam Sutomo, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Norwanto, M.Hum, selaku pembimbing skripsi di STAIN Salatiga, terima kasih atas bimbingannya dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Rozikin, selaku Kepala MI Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang. 4. Ibu Farida Ariyani, selaku Kepala RA Masitoh Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang. 5. Rekan-rekan Guru RA Masitoh Kebumen Banyubiru Kabupaten Semarang, terima kasih dukungannya. 6. Keluarga tercinta dan tersayang serta rekan-rekan mahasiswa kalian akan selalu dihati v 7. Putraku Varel yang lucu, tercinta dan tersayang, cepat besar, jadi anak yang baik, berguna bagi nusa dan bangsa. Amin. 8. Terima kasih kuucapkan buat seseorang (Adit Ambon) yang telah mendukungku dan memberikan bantuan baik materi ataupun spiritual dalam pembuatan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atau imbalan pahala yang sebesar-besarnya atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Salatiga, Agustus 2010 Penulis, vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING.............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN................................................ iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Metodologi Penelitian ................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan Skripsi. .................................................... 15 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 17 A. Membaca ..................................................................................... 17 B. Membaca Keras........................................................................... 35 C. Kerangka Berfikir........................................................................ 48 D. Hipotesis Tindakan...................................................................... 49 vii BAB III DESKRIPSI SEKOLAH................................................................... 50 A. Tempat Penelitian........................................................................ 50 BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................... 57 A. Penyajian Data ........................................................................... 57 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1.................................................. 58 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2.................................................. 69 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3.................................................. 75 E. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................ 80 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 85 A. Simpulan ................................................................................... 85 B. Saran ......................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii ABSTRAK "UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS Sebuah Penelitian Tindakan Kelas SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010". Tujuan yang diharapkan dapat dicapai kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan perhatian siswa berupa aktivitas dalam mata pelajaran bahasa arab setelah diterapkan metode Reading Aloud. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode reading aloud (membaca keras) dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mata pelajaran bahasa arab. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah: Rancangan Penelitian: Rancangan penelitian yang ditetakan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Actiob research), yaitu sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Tahapantahapan dalam rencana penelitian tindakan kelas adalah; Perencanaan, Pelaksanaan tindakan kelas, Pengamatan tindakan kelas, Refleksi. Instrumen Penelitian: Untuk mendapatkan data yanmg akurat perlu disusun suatu instrumen yang valid dan relible. Instrumen yang peneliti gunakan adalah instrumen yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas dan untuk mendapatkan data yang sebenarnya, maka peneliti menggunakan instrumen yang valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendsak diukur dengan instrumen yang tepat guna. Metode pengumpulan data: Adalah suatu cara yang digunakan untuk mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes, observasi, kuesioner, sehingga memperoleh data/informasi-informasi yang sesuai dengan harapan. Metode Tes: digunakan lembaran tes yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Metode observasi: Dalam pengambilan data dipandu dengan lembaran pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti. Hasil penelitian pada penelitian di atas adalah sebagai berikut: Belajar bahasa arab dengan sederhana dengan reading aloud belum meningkatkan pemahaman siswa kepada guru pada pelajaran bahasa arab sederhana tema diri sendiri. Terbukti pada hasil yang disimpulkan dari adanya 10 (59%) siswa total 17 siswa memperoleh nilai BM berarti masih terdapat 59% siswa belum terbiasa dengan metode reading aloud. Belajar bahasa arab sederhana dengan reading aloud dapat meningkatkan prestasi siswa. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus 1 hingga siklus 3, yaitu dari 7 orang (31%), 11 orang (65%) dan 15 orang (88%). Kata kunci: Membaca keras, refleksi, instrument, observasi, kuesioner. ʝ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dalam semua kegiatannya selalu membutuhkan orang lain. Kecenderungan inilah yang mendorong untuk selalu kontak dan integrasi antar sesama. Sadar akan adanya kebutuhan untuk saling berhubungan antar sesamanya, kemudian manusia menciptakan suatu alat yang dapat mempertemukan alam pikiran antar anggota masyarakat yang kemudian dikenal dengan bahasa. Sehubungan dengan kepentingan manusia terhadap penguasaan bahasa sebagai alat penghubung utama antar sesamanya, maka berbagai upaya dan pendekatan untuk menyeragamkan dalam penggunaannya. Bimbingan belajar merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatarbelakangi oleh beberapa aspek diantaranya aspek psikologis, sosiologis, cultural dan pedagogis. Aspek psikologis dalam proses pendidikan menempatkan siswa sebagai subyek didik yang merupakan pribadi unik dengan segala karakteristiknya. Hal ini yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Dari segi sosial budaya, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah, dengan tujuan agar siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dengan 1 2 lingkungan. Walaupun begitu masih ada siswa yang belum berhasil. Dan peran guru sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang belum berhasil. Dari segi pedagogis, bimbingan belajar mempuyai peranan yang amat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal dan berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik yaitu membantu subyek didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebelum memberi bimbingan belajar kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik. Sistem motivasi kebutuhan, pribadi, kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa yang belum berhasil dalam belajar. Mengajar membaca untuk siswa TK/RA tentu berbeda dengan mengajarkan membaca untuk siswa SMP, SMA atau mahasiswa. Perbedaan itu wajar sebab tujuannya berbeda juga. Oleh karena itu membuat rumusan membaca tingkat Sekolah rendah (TK/RA), SMP, SMA, Perguruan Tinggi jelas tidak sama. Untuk siswa TK/RA dalam kegiatan membacanya hanya dituntut mampu menyatakan bacaan dengan teknik dan suara tidak tersendatsendat dan diulang-ulang (lancar membaca) hal inilah sering disebut dengan teknik membaca keras. Membaca keras adalah hal yang paling utama dalam membantu anak belajar membaca karena membantu berkembangnya kemampuan membaca anak. Anak dibiarkan melihat ketika kita membaca setelah memiliki dasar 3 teknik membaca yang baik, anak mulai diarahkan untuk mampu menangkap makna kalimat sederhana. Berdasarkan hal tersebut membaca keras merupakan salah satu dasar yang penting dari teknik membaca yang baik di samping pengajaran membaca ini mengutamakan penjiwaan isi bacaan. Dalam hubungan ini pembaca harus memahami dan menguasai cara dan teknik membaca yang benar. Teknik membaca keras sering dianggap biasa / kurang menarik maka kemampuan membaca keras antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda dan siswa tidak mengetahui teknik membaca keras yang benar. Berkaitan dengan permasalahan di atas maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul : "UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR BAHASA ARAB SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN (READING ALOUD) MEMBACA KERAS SISWA RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG TAHUN 2010". B. Rumusan Masalah 1. Apakah belajar bahasa arab sederhana dengan menggunakan (Reading Aloud) membaca keras dapat meningkatkan pemahaman siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010? 2. Apakah belajar bahasa arab sederhana dengan menggunakan (Reading Aloud) membaca keras dapat meningkatkan prestasi siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010? 4 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan pemahaman siswa berupa aktivitas dalam mata pelajaran bahasa arab setelah diterapkan metode Reading Aloud. 2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Manfaat Penelitian Penelitian kependidikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan maupun untuk kepentingan praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti, guru, maupun bagi siswa hal ini dapat dilihat sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan pengetahuan baru khususnya mengenai membaca keras. Di samping itu peneliti mengharapkan supaya dengan adanya penelitian itu ini siswa lebih giat lagi untuk belajar terutama dalam mata pelajaran Bahasa Arab. 5 2. Bagi Guru Dengan penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pemantapan pengetahuan yang didapat dari hasil penelitian ini guna lebih memahami, menguasai maupun terampil dalam menyampaikan suatu materi pelajaran Bahasa Arab khususnya dalam materi membaca keras. 3. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman praktis dalam melaksanakan penelitian selanjutnya atau penelitian serupa di masa yang akan datang. Di samping itu untuk mengetahui kemampuan membaca keras siswa RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang tahun 2010. E. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetakan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Actiob research), yaitu sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rencana penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan b. Rancangan tindakan c. Tahapan pelaksanaan 6 d. Tahapan pemantauan e. Refleksi f. Siklus Langkah-langkah kegiatan a. Perencanaan Peningkatan kemampuan bahasa arab dengan metode Rading Aloud / membaca keras dengan perancanaan sebagai berikut 1) Pembelajaran bahasa arab dengan metode reading aloud dalam PBM 2) Pokok bahasan bahasa arab sederhana dengan tema anggota tubuh manusia 3) Hafalan bahasa arab tema anggota tubuh manusia secara sederhana 4) Menyiapkan alat peraga/media pembelajaran yaitu patung boneka manusia 5) Menyiapkan format nilai 6) Mengembangakan format observasi 7) Guru mengatur pelaksanaan penelitian pada saat proses belajar mengajar b. Pelaksanaan tindakan kelas 1) Memberikan penjelasan materi/contoh cara kerja membaca keras bahasa arab sederhana kepada siswa. belajar 7 2) Peneliti membagi siswa menjadi kelompok-kelompok atau perbangku. 3) Peneliti menyuruh maju satu kelompok dan membaca keras apa yang tadi disampaikan guru dengan menunjukkan angota tubuh manusia dengan bahasa arab kemudian bergantian kelompok untuk maju kedepan kelas. 4) Peneliti memberikan waktu untuk siswa agar berani maju didepan kelas sendiri untuk membaca keras bahasa arab. c. Pengamatan tindakan kelas 1) Peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar berlangsung dengan format observasi. 2) Peneliti menilai dan mengamati apa kelebihan dan kekurangan dalam PBM dengan metode rading aloud (membaca keras). 3) Peneliti mencatat hasil/data-data yang akurat pada saat proses belajar mengajar sehingga mendapatkan data-data hasil penelitian yang harus direfleksikan pada siklus berikutnya. d. Refleksi 1) Peneliti mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dilakukan setelah melakukan tindakan meneliti diri sendiri, kekurangan dan kelebihan guru saat penelitian tindakan kelas berlangsung. 2) Peneliti mengamati dan meneliti tindakan apa yang sudah berhasil dan tindakan apa yang belum berhasil. 8 3) Tindakan-tindakan yang belum berhasil maka harus diperbaiki kembali untuk penelitian siklus kedua (berikutnya) 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas untuk mendapatkan data yanmg akurat perlu disusun suatu instrumen yang valid dan relible. Instrumen yang peneliti gunakan adalah instrumen yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas dan untuk mendapatkan data yang sebenarnya, maka peneliti menggunakan instrumen yang valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendsak diukur dengan insdtrumen yang tepat guna. Peneliti tindakan kelas harus yakin dengan fakta yang dikumpulkan itu cukup valid. Realibilitas menyangkut akuransi dan konsistensi alat pengumpul data. Jika Instrumen tidak konsisten (berubah-ubah) maka instrumen itu tidak dapat dipercaya. Dalam penelitian tindakan kelas penelitian lebih valid bila dilakukan dengan kolaborasi dengan guru/peneliti lain dengan melakukan triangulasi dalam kegiatan tindakan kelas dan menggunakan alat-alat perlengkapan penelitian yaitu jadwal pelaksanaan penelitian. Format observasi, format nilai (penilaian), angket, alat tes standar dan alat tes lain, lampiran-lampiran data hasil penelitian. 3. Subyek Penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas TK B RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang. Pertimbangan pilihan subyek yakni perlunya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap 9 pembelajaran bahasa arab sederhana RA MASITHOH BKebumen Banyubiru Semarang pada kelas TK B dengan jumlah 17 anak. 9 anak perempuan, 8 anak laki-laki. 10 anak mereka bersal dari keluarga ekonomi menengah kebawah pada umumnya. Tetapi mereka adalah siswa-siswa yang mempunyai semangat belajar yang tinggi, senag bergaul dengan teman, ceria dan suka membantutemannya jika ada temannya yang belum bisa dalam tugasnya. Saya sebagai peneliti dalam tindakan penelitian kelas ini adalah guru RA mengajar TK kelas A khususnya. 4. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes, observasi, kuesioner, sehingga memperoleh data/informasi-informasi yang sesuai dengan harapan. Menurut kerlinger mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya. (Suharsimi Arikunto, 1997: 197) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berbentuk tes dan observasi (pengamatan), karena data yang dicari adalah tingkat kemampuan membaca keras maka metode yang cocok adalah metode tes dan observasi (pengamatan) 10 a. Metode Tes Untuk melihat nilai bahasa arab digunakan lembaran tes yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Khusus untuk tes prestasi belajar yang digunakan di sekolah dibedakan menajdi dua yaitu: 1. Tes buatan guru disusun oleh guru dengan prosedur tertentu. 2. Tes terstandar, tes yang biasa disediakan dilembaga testing. (Suharsimi Arikunto, 1997: 198) Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterapilan, penetahuan, intelektual, kemempuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keuntungan menggunakan metode tes adalah sebagai berikut: 1) Data riil 2) Waktu yang singkat 3) Memberikan kemudahan dalam menilai 4) Kemungkinan mendapat nilai yang memuaskan, karena materi tes yang selaras dengan pelajaran. Kelemahan adalah kondisi siswa yang kurang sehat pada waktu melaksanakan tes sangat mempengaruhi nilai. Sedangakan untuk mengatasi bias (kecondongan) hasil yang diperoleh, maka disarankan: 1) Memberi kesempatan berlatih pada tester. 2) Melengkapi instrumen tes dengan selengkap mungkin dan sejelas mungkin. 11 3) Menciptakan situasi tes sedemikian rupa sehingga membantu tester. 4) Menentukan waktu pengerjaan tes secara tepat, baik ketepatan pelaksanaan maupun lamanya. Sedangkan bentuk tes adalah tes membaca keras dari suatu bacaan yang diambil dari buku pelajaran bahasa arab. b. Metode observasi Dalam pengambilan data dipandu dengan lembaran pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti (kelompok guru) untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan daa ketrampilan guru selama proses pembelajran berlangsung. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkat laku yang digambarkan akan terjadi. (Suharsimi Arikunto, 1997:204) Observasi dapat dilakukan dengan cara yang kemudiandigunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: 1) Observasi non sistematik, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 2) Observasi sistematik, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Berdasrkan hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini yang digunakan adalah observasi sitematik, dimana penulis menggunakan 12 instrumen bacaan untuk mengamati kemampuan membaca keras siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang. Metode observasi mempunyai kebaikan dan kelemahan dalam penggunaannya diantaranya yaitu: Kebaikan metode observasi 1) Data tersebut berguna untuk mengetahui secara langsung objek yang diteliti. 2) Pada metode ini, objek langsung diteliti sehingga memudahkan dalam pengoprasian hasil penelitian. Kelemahan metode observasi 3) Diantara berbagai metode pengumpulan data, pengamatan merupakan metode yang paling rawan dalam arti tingkatan pengamatanya rendah. 4) Penelitian dapat dilakukan berulang-ulang dalam arti apabila yang diteliti benda diam, data dapt diambil sewaktu-waktu apabila ada keraguan pada diri peneliti, sedangkan kalau yang diteliti suatu proses maka pengulangan pangamatan tidak mungkin dilakukan kecuali mempunyai rekaman vidio atau film. 5) Ada unsur subyektivitas, kesan tidak objektif dalam menilai. 6) Biaya yang tinggi dan memakan waktu yang agak lama. Untuk mengatasi adanya bias yang terjadi dalam penelitian dengan menggunakan metode pengamatan (observasi) maka langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut; 1) Dibutuhkan latihan baik dari pihak pengamat maupun dari pihak tester. 13 2) Menyingkirkan unsur subyektivitas dalam menilai. 3) Menggunakan alat bantuan dalam melakukan pengamatan misalnya, menggunakan rekaman vidio atau tape recorder. 4) Dalam penelitian ini metode penelitian digunakan untuk mencari data/menamati kemampuan membaca keras siswa RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang. 5. Analisis Data Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengumpulkan data adalah data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa), prestasi keberhasilan belajar siswa, dan data kualitatif yaitu minat bakat siswa dalam PBM dan pemahaman terhadap mata pelajaran (kognitif) denagn metode Reading Aloud/membaca keras (afektif) aktifitas belajar, motivasi belajar, kepercayaan diri lebih meningkat. Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah dan membuang, menggolongkan serta menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan aktivitas belajarn dan perhatian siswa membaik sesudah guru mengajar dengan metode reading aloud (membaca keras) didalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dan bukti dari data hasil wawancara serta observasi dikelas, adanya siswa yang bertanya secara tepat dan terarah. Data hasil tes sesudah tindakan diberiakan merupakan data kuantitatif dengan teknik analisisnya menggunakan statistik diskriptif. Dari 14 hasil belajar siswa dapat diketahui tingkat kemajuan dalam belajar bahasa arab melalui metode reading aloud (membaca keras) Rumus yang saya pakai pada analisis data adalah statistik sederhana yaitu rumus T table sebagai berikut: Keterangan: N = Banyaknya sample pengukuran t = Nilai d = Selisih dari post tes & pre tes (Nilai post tes – Nilai pre tes) 6. Jadwal Kegiatan Bulan No Kegiatan 4 1 Persiapan 2 Persiapan Siklus I 3 a. Perencanaan Tindakan b. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi c. Analisis Dan Refleksi Persiapan Siklus II 5 a. Perencanaan Tindakan b. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi c. Analisis Dan Refleksi 6 7 15 4 5 6 Persiapan Siklus III a. Perencanaan Tindakan b. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi c. Analisis Dan Refleksi Penyusunan Laporan a. Menyusun Draf Hasil Penelitian b. Menyelenggarakan seminar draf hasil penelitian Ujian F. Sistematika Skipsi Skipsi ini penulis gunakan dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sistematika sebagai berikut: Bagian Pendahuluan Skripsi yang meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstrak. Bagian Isi Skripsi: BAB I Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Kajian Teori dan Pustaka, Pada bab ini diuraikan beberapa konsep teoritis yang mendasari dilakukannya penelitian ini dan selanjudnya diikuti dengan hipotensis. Dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam pembahasan masalah dalam penelitian yang dilakukan meliputi: Bagian A. Membaca bahasa arab meliputi: Hakekat membaca, Pengertian membaca, Proses membaca, Periode membaca, Jenis-jenis membaca, Faktor-faktor 16 penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar membaca, Tujuan membaca, Membaca sebagai suatu ketrampilan, Aspek-aspek membaca. Bagian B. Membaca keras meliputi: Pengertian membaca keras, Membaca keras, Ketrampilan-ketrampilan yang dituntut dalam membaca keras, Peningkatan ketrampilan dalam membaca keras, Cara belajar bahasa arab dengan membaca keras, Contoh bahasa arab sederhana. Bagian C. Kerangka berpikir: Pada bagian ini dijelaskan bahwa mempelajari dan memahami bahasa arab sangat penting terutama dalam kehidupan sehari-hari. Dan menghafal bahasa arab perlu dipelajari dari kelas TK supaya pada tahap selanjudnya dapat mempelajari bahasa arab dengan mudah degan metode yang cocok dalam pembelajaran bahasa arab. Bagian D. Hipotesis Tindakan belajar membaca bahasa arab dengan teknik Reading Alond dapat meningkatkan ketrampilan membaca bahasa arab dan dapat meningkatkan perubahan prilaku siswa dan hasil belajar siswa membaca bahasa arab. BAB III Setting penelitian: Tempat Penelitian. BAB IV Analisis Data: Penyajian Data, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2, Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3, Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Penutup yang mencakup kesimpulan dan saran. Kesimpulan menjelaskan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) dalam tujuan penelitian. Sasan merupakan tindak lanjut yang diberikan berdasarkan temuan peletian dan pembahasan hasil penelitian. Bagian Akhir Skripsi. Meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Landasan Teori Dalam membahas landasan teori ini terlebih dahulu ditegaskan tentang hakekat penyusunan landasan teori. Menyusun landasan teori pada hakekatnya adalah mengadakan penganalisaan terhadap hasil penyelidikan yang relevan dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan adanya pengertian tersebut diatas maka dalam penyusunan landasan teori perlu pembahasan secara terperinci, teliti dan kritis terhadap beberapa teori yang telah ada. Dalam landasan teori ini perlu diberikan pengertian seperti yang terkandung dalam judul agar tidak terjadi penafsiran yang salah, dengan demikian dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang relevan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Adapun teori-teori yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut : A. Membaca 1. Hakekat Membaca Menurut Kolker (1983: 3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak. ١ ١ Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja. Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu Syafi'i (1999: 7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. ١ Adapun Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki. 2. Pengertian Membaca Menurut Hudgson dalam bukunya Tarigan (1985 : 7), “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipaharni, dan proses membaca itu tidak terlaksana baik. ٠ Dan segi linguistik, seperti yang dikatakan oleh Anderson dalam buku Tarigan (1985 : 7), “Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and dicoding process), berbeda dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding)”. Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghuhungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau setakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca menurut Udjang Pairin (1988 : 29) adalah : “Proses pengo1ahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukannya secara sadar dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaannya, fungsi dan dampak bacaan itu secara lebih luas”. Lebih lanjut dikatakan, jika kegiatan/pengertian membaca itu ditinjau dari segi perbedaan lingkupnya, maka batasan membaca tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu batasan membaca secara sempit, agak luas, dan dalam pengertian yang lebih luas. a. Membaca dalam arti sempit Menurut pengertian ini proses membaca adalah sebagai kegiatan mengenali simbol-simbol tertulis. Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk mengenali kata-kata secara teliti. Selin itu juga diharapkan anak dapat mengatur gerakan mata secara ritmis tanpa lompatan balik di sepanjang baris-banris kalimat. ١ Kegiatan membaca untuk tingkatan ini belum memasukkan unsur pemahaman dan penafsiran makna sebagai bagian dari kegiatan membaca. Pemahaman dan penafsiran makna dianggapnya sebagai bagian dari kegiatan berfikir yang menyertai kegiatan membaca. Jadi membaca dalam arti sempit ini menekankan pada mekanisme membaca secara benar dalam membina siswa. Model pengajaran membaca semacam ini diterapkan di sekolah kelas rendah dan dikenal dengan mambaca bersuara atau membaca teknis. b. Membaca dalam arti agak luas Bentuk pengajaran membaca yang masuk klasifikasi ini yaitu kegiatan membaca yang mensyaratkan penguasaan dasar-dasar membaca (mekanisme membaca) secara baik, juga para siswa mulai diarahkan dan diperkenalkan dengan unsur makna membaca, sampai pada akhirnya anak dituntut untuk dapat memahami informasi yang ada dalam bacaan yang dibacanya. Proses pemahaman tersebut dilakukan dengan memadukan berbagai unsur makna menjadi suatu kesatuan ide yang bulat. Jadi pada dasarnya pengertian ini memusatkan pada proses pemahaman makna atau isi bacaan. c. Membaca dalam arti luas Kegiatan membaca menurut pandangan ini lebih luas jika dibandingkan dengan batasan (a) dan (b). Hal ini tampak pada kriteria yang dituntut. Dalam kegiatan membaca itu disamping membaca diharapkan merniliki kemampuan dasar dan kemampuan menangkap ide yang tersurat dan tersirat dari suatu bacaan, di samping itu dalam diri pembaca masih dibebani tuntutan lain yang lebih tinggi. Dari kegiatan membaca tersebut diharapkan menumbuhkan sikap kritis, kreatif, selektif dan evaluatif dalam diri pembaca dalam menemukan signifikansi nilai, fungsi dan menghubungkan isi bacaan dengan masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak positif dan negatif bacaan yang dibacanya. 3. Proses Membaca Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986: 34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down. Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca. Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca. 4. Periode Membaca a. Prabaca Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahaptahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula. Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel. b. Saat-baca Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut. c. pasca-baca Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan pengayaan, dalam pertanyaan, pascabaca dapat representasi penceritaan kembali dan aplikasi. berupa visual, pembelajaran teater pembaca, 5. Jenis-Jenis Membaca Dari Aspek kegiatannya 1. Membaca Keras Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”. 2. Membaca dalam Hati Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. menghindari Secara vokalisasi, fisik membaca pengulangan dalam membaca, hati harus menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala. 3. Membaca Cepat Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu. 4. Membaca Rekreatif Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel. 5. Membaca Analitik Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan. Menurut Bentuknya : 1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah) Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca. 2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah) Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan. 6. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Mengalami Kesulitan Belajar Membaca Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang pada umumnya berasal dari dalam diri anak itu sendiri (faktor dalam) dan berasal dari luar diri anak tetapi berkaitan langsung dengan proses membaca (faktor luar). a. Faktor dalam Ada empat potensi yang umumnya terdapat pada diri manusia yang ternyata sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca, yaitu : 1) Intelegensia, 2) Sikap, 3) Perbedaan jenis kelamin, dan 4) Penguasaan bahasa. Keempat memiliki keterkaitan yang turut menentukan kualitas daya baca secara individu. 1) Faktor intelegensia Intelegensia adalah potensi yang ada pada setiap manusia yang dapat menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Dari berbagai penelitian dan percobaan dibuktikan bahwa faktor intelegensia ternyata berpengaruh sekali terhadap kemampuan membaca siswa pada semua peringkat atau tingkatan pendidikan. 2) Faktor sikap Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifatnya dalam mereaksi sesuatu, termasuk membaca. Sikap yang negatif terhadap bacaan yang dibacanya akan berakibat kurang kritis dan melemahkan daya kemampuan membaca dalam kaitannya dengan upaya mendapatkan informasi dari suatu bacaan baik yang tersirat. Sikap negatif yang dimaksud misalnya rasa tidak senang pada penulisnya, prasangka buruk sebelum membaca, tidak senang pada jenis tulisan tertentu, dan sikap tidak suka dan kurang memiliki kegemaran pada kegiatan membaca. 3) Faktor perbedaan jenis kelamin Manusia dalam masa perkembangannya antara laki-laki dan perempuan membacanya. terdapat perbedaan dalam hal kemampuan 4) Faktor penguasaan bahasa Penguasaan bahasa sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah lama diakui dan dibuktikan kebenarannya baik dengan pendekatan empirik. Secara nalar memang demikian, seseorang akan mampu berkomunikasi dengan bacaan apabila dirinya telah mengenali dan memahami sistem kebahasaannya (fonologi, morfologi, dan sintaksis, dan lainlain) b. Faktor luar Faktor luar adalah semua faktor yang ada di luar diri siswa, tetapi dalam kenyataannya sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan tindak membaca. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Faktor status ekonomi sosial, 2) Faktor bahan bacaan, dan 3) Faktor guru. 1) Faktor status ekonomi sosial Keadaan ekonomi orang tua anak, kedudukannya di masyarkat dan; lingkungan anak didik menurut beberapa penelitian ternyata berpengaruh terhadap kemampuan membaca anak. 2) Faktor bahan bacaan Dan hasil penelitian yang pernah dilakukan disimpulkan bahwa bahan bacaan juga ikut mempengaruhi tingkat kesulitan dalam memahami makna bacaan. Lazar Seld, Ruddell dan Spache menganjurkan hahwa dalam membina kemampuan membaca, ٠ bahan pengajarannya diharapkan : Bersifat spesifik, struktur kalimatnya disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa anak, gunakan skema atau label, bahan bacaan hendaknya diambil dari hasil tulisan orang yang terkenal sehingga bahasanya sudah hanyak dikenali anak. 3) Faktor guru Pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam membaca sebenarnya merupakan produk dan pengajaran membaca. Dalam proses pemilikan pengetahuan dan keterampilan tersebut, guru dipandang sebagai figur yang paling besar memberikan sumbangannya. Ciri guru yang baik akan tercermin pada kepekaan dan kejeliannya dalam hal memilih buku yang tepat (bacaan), tingkat kesulitannya dengan kemampuan siswanya, mengelompokkan siswanya secara homogin, merumuskan tujun yang akan dicapai, mengobservasi dan mendiagnosis hasil belajar membaca siswanya serta melaksanakan program “remedial teaching” yang tepat agar semua siswanya dapat mencapai tujuan membaca sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pengajaran, merencanakan dan menyusun program pengajaran membaca dan bilamana perlu menggunakan langkah uji coba àgar program pengajaran membaca yang akan disajikan benar-benar dapat mengukur kemampuan membaca anak. ١ a. Faktor penyebab yang bersifat internal 1. Motivasi Kekurang pahaman terhadap manfaat berbahasa dengan baik dan benar akan menganggu minat dan motivasi siswa belajar Bahasa Arab. 2. Kemampuan dasar intelektual Kemampuan dasar intelektual yang rendah dapat menyebabkan siswa gagal dalam mengikuti pelajaran Bahasa Arab. 3. Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar yang salah atau kurang memadai memungkinkan prestasi belajar yang dicapai siswa rendah. 4. Kemampuan dan ketrampilan dasar Kemampuan dasar memahami dan ketrampilan menggunakan bahasa yang kurang dikuasai siswa. b. Faktor penyebab yang bersifat eksternal 1. Minimnya sarana penunjang yang tersedia (perpustakaan sekolah). 2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik minat siswa untuk belajar sungguh-sungguh. 3. Kondisi siswa yang merasa bosan dan frustasi. 7. Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup isi memahami makna bacaan. Menurut Tarigan (1985 : 9) mengemukakan beberapa tujuan membaca, yaitu : a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts), di mana dengan membaca mengetahui atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau’ untuk memecahkan masalah-rnasalah yang dibuat oleh sang tokoh. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas), dengan membaca untuk rnengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. c. Membaca untuk rnengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequance or organization), dengan membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian dibuat dramatisasi. d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading of inference), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui menganggap para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kcpada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. f. Membaca untuk menilai, mengevaluasi (reading to evaluate), dengan membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast), dengan membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dan kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita rnempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. 8. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain keterampilan membaca mencakup tiga komponen (Tarigan, 1985 : 10), yaitu : a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-hubungan berpola yang teratur rapi. b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal, merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas yaitu gambar-gambar berpola dengan bahasa. Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar memahami bahasa. c. Hubungan lebih lanjut dari point a dan b dengan makna atau meaning, mencakup keseluruhan keterampilan membaca, pada hakekatnya merupakan keterampilan intelektual, ini merupakan keterampilan atau kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi. 9. Aspek-Aspek Membaca Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu : (Tarigan, 1985i 1) a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek mi mencakup : pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat dan lainlain), pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print), kecepatan membaca bertaraf lambat. b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup : memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kehudayaan, reaksi pembaca), evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. B. Membaca Keras 1. Pengertian Membaca Keras Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca, maka proses membaca dapat dibagi atas : a. membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan (reading old loud, oral reading, reading aloud), b. membaca dalam hati (silent reading). Pada membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual. Dalam hal ini yang aktif adalah mata (pandangan, penglihatan dan ingatan juga turut aktif ingatan pendengaran) dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita. (Menurut Ismail SM, M. Ag, 2008 : 76) membaca keras adalah membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan- pertanyaan dan merangsang diskusi. Strategi ini mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif. 2. Membaca Keras a. Membaca keras (tidak dalam hati) Membaca keras adalah hal yang paling utama dalam membantu anak belajar membaca karena membantu berkembangnya kemampuan membaca anak. a. Jadikan membaca keras menyenangkan, pilihlah tempat yang nyaman b. Baca sesering mungkin, pagi hari, sebelum tidur siang, setelah bermain c. pada saat anda membaca, bantu mereka, jelaskan bila mereka tidak mengerti d. Bertanyalah mengenai yang anda baca e. Bicaralah mengenai buku yang dibaca f. Bacalah berbagai jenis buku g. Pilihlah buku yang membantu anda mengajar, seperti buku alfabet, buku warna, dll h. Bacalah buku favorit mereka berulang-ulang 1) Jadilah contoh Biarkan anak melihat ketika anda membaca, baik majalah, atau buku, resep, peta, daftar belanja, tagihan, surat, apa saja. Membaca merupakan bagian dari hidup kita dan anak akan punya keinginan untuk belajar membaca bila kita melihatkan kepada mereka bahwa kita membaca. 2) Kenalkan media cetak Anak perlu menyadari adanya media cetak di sekitar mereka, mengerti bahwa media cetak itu ada artinya dan mengalami media cetak melalui tulisan a) Tunjukkan pada anak bahwa media cetak ada dimana saja, bacakan kepada mereka, di kaos, di boks dll b) Suruh mereka membuat rambu dan label c) Alihkan perhatian mereka pada bermacam kegunaan media cetak, daftar belanja dll 3) Jangan lupa untuk mendengar Sukses tidaknya proses membaca juga bergantung pada kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan orang lain bicara. Bantulah anak membaca dengan mendengarkan mereka. Biarkan mereka berlatih bicara. Jadilah contoh pendengar yang baik. Apa yang perlu anda lakukan untuk membantu anak membaca ? Asosiasi Perpustakaan Amerika meringkaskan kemampuan yang harus dimiliki anak sebelum membaca : a) Kosa kata Mengetahui nama-nama benda b) Motivasi pada media cetak Tertarik dan menikmati buku c) Menyadari media cetak Menyadari adanya media cetak, tahu memegang buku dan tahu bagaimana mengikuti bacaan pada lembaran cetak d) Kemampuan bercerita Mampu menggambarkan suatu benda/kejadian dan bercerita e) Sadar fonem Dapat mendengar dan bermain dengan bunyi-bunyi yang terdapat pada kata-kata f) Pengetahuan huruf Tahu bahwa huruf itu berbeda-beda, tahu nama-nama huruf, bunyinya dan tahu bahwa huruf ada di mana-mana. Prosedur dari strategi ini adalah : a) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Misal : bahasa Arab tentang angka, guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 20 angka. b) Guru menjelaskan teks itu dengan beberapa cara lain. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bahasa Arab angka tersebut. c) Guru menjelaskan teks pada peserta didik secara singkat, guru memperjelas point-point kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat. d) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekan point-point tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan atau memberi contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta menunjukkan minat dalam bagian tertentu, kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut. e) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. Menurut Prof. Dr. Komarudin Hidayat : 139 membaca keras adalah kegiatan yang merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komplek. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Prosedurnya adalah : a) Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua sisi / perspektif atau lebih. ٠ b) Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang telah anda mengungkapkan tetapkan, argumennya dan untuk mintalah tiap mendukung kelompok bidangnya. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil. c) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara subsub kelompok itu. d) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan, teruskan diskusi tersebut dengan bergerak secara cepat maju mundur antara atau diantara kelompok-kelompok itu. e) Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya, berikan reaksi dan diskusi lanjutan. Variasi : a) Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruhlah mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama. b) Aturlah kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadapan. Ketika seorang menyimpulkan argumennya, suruhlah ١ peserta didik itu melemparkan suatu benda (sebuah pola) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argumen orang sebelumnya. 3. Ketrampilan-Ketrampilan Yang Dituntut Dalam Membaca Keras Membaca keras merupakan aktivitas yang menuntut aneka ragam keterampilan. Selanjutnya akan dikemukakan sejumlah keterampilan yang dituntut dalam membaca keras. Kita khususkan di TK/RA dengan keyakinan bahwa apabila keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih sejak awal, maka apabila para pelajar melanjutkan atau meningkatkan pelajaran di sekolah lanjutan mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanm di TK, pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah selanjutnya. Daftar keterampilan berikut ini bagi para guru menolong menjalankan tugasnya untuk mencapai tujun yang telah ditentukan dalam membaca keras. Kelas TK B : a. Membaca dengan terang dan jelas. b. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi. c. Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata. 4. Peningkatan Keterampilan Membaca Keras Seorang pembaca keras yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersehut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikian rupa maka kegiatan membaca keras itu akan menjadi hambar dan tidak hidup. Sang pembaca hendaknya mengetahui serta mendalami keinginan serta kebutuhan para pendengarnya, serta menginterpretasikan bahan bacaan itu secara tepat. Agar dapat membaca keras dengan baik, maka sang pembaca harus mnguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya mempergunakan berbagai cara, antara lain : a. Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas, b. Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya, c. Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyusunan kata-kata yang tepat dan baik, d. Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai, e. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan benar. 5. Cara belajar bahasa arab dengan membaca keras Reading Aloud atau belajar bahasa arab dengan membaca keras salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar terdiri 2 - 5 siswa. Guru memberikan penjelasan dan selanjudnya siswea bekerja dalam kelompoknya masingmasing (jika bentuk kelompok dan saling bertukar pikiran atau tanya jawab dengan sesama temannya masing-masuing kelompok telah menguasai 2 – 5 nama-nama benda dalam bahasa arab yang telah diberikan guru. Kemudian siswa mulai melaksanakan tugas individu dengan menghafal nama-nama benda bahasa arab yang kemudian diucapkan atau dibaca dengan suara keras sehingga teman-teman yang lain bisa mendengar dengan sempurna dan konsentrasi dalam belajarnya. Siswa yang berani membaca keras nama-nama benda dalam bahasa arab maka akan diberi nilai yang bagus dan mendapat poin tersendiri, nilai ini kemudian ditambah pada nilai kelompok. a. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar bahasa arab sederhana dalam kelompokkelompok kecil yang berbeda. Dalam menjelaskan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan. pembelajaran kooperatif berikut: dapat dikelompokkan sebagai 1. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai matrri pembelajaran 2. Kelompok siswa terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang dan rendah 3. Bila memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari jenis kelamin Dalam pembelajaran kooperatif ini, keberhasilan individu diorientasikan keberhasilan kelompok, dalam hal ini siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan, siswa berusaha keras untuk membantu mendorong teman-temannya untuk berhasil dalam belajar. Siswa juga harus bekerja bersama-sama dalam belajara dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mempelajari apa yang diajarkan. b. Karakteristi pembelajaran reading aloud pada pembelajaran bahasa arab Dalam pembelajaran bahasa arab sederhana dengan membaca keras maka siswa akan lebih berani dn percaya diri bahwa dirinya bisa. c. Penguasaan materi pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran merupakan indikator suatu keberhasilan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Belajar intensitas penguasaan materi pembelajaran dapat dipengaruhi tiga hal faktor utama yaitu guru, siswa dan lingkungan atau situasi pembelajaran dikelas. Dengan adanya berbagai faktor diatas, perlu adanya strategi pembelajaran diharapkan penguasaan materi siswa dapat ditingkatkan juga diharapkan pendidik lebih kreatif dalam penyampaian materi belajar dengan membuat program secara terencana. Kegiata-kegiatan dan latihanlatihan secara rutin sehingga siswa dapat memperoleh dan menguasai materi pelajaran. 6. Contoh bahasa arab sederhana Tema anggota tubuh 2 – 10 kata No 1 2 3 4 5 6 Bahasa Indonesia Bahasa Arab Rambut Sya'run Ro'sun Jabhatun Udzunun Ainun Anfun Kepala Dahi Telinga Mata Hidung 7 8 9 10 Kaki Rijlun Yadun Sinnun Zunfrun !" Tangan Gigi Kuku C. Intonasi Bila kita memperhatikan dengan cermat tutur bicara seseorang, maka arus ujaran (bentuk bahasa) yang sampai ke telinga kita terdengar seperti berombak-ombak. Hal ini terjadi karena bagian-bagian dari arus ujaran itu tidak sama nyaring diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras dan ada bagian yang diucapkan lebih lembut, ada bagian yang diucapkan lebih tinggi dan ada bagian yang lebih rendah, ada bagian yang diucapkan lambat-lambat dan ada bagian yang diucapkan dengan cepatcepat. Di samping itu di sana-sini, arus ujaran itu masih dapat diputuskan untuk suatu waktu yang singkat atau secara relatif lebih lama, dengan suara yang meninggi (naik), merata, atau merendah (turun). Keseluruhan dari gejala-gejala ini terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi. (Gorys Keraf, 1991 : 30) Berarti intonasi itu tidak merupakan suatu gejala tunggal, tetapi merupakan perpaduan dari bermacarn-macam gejala yang disebut : Tekanan (Stress), Nada (Pitch), Durasi (panjang-pendek), Perhentian, dan suara yang meninggi, mendatar atau merendah pada akhir arus ujaran tadi. Intonasi dengan semua unsur pemhentuknya itu disèbut Suprasegmental. (Gorys Keraf 1991 : 30) Berdasarkan hal tersebut di atas maka yang dimaksud dengan intonasi adalah kerjasama antara nada, tekanan, durasi, dan perhentianperhentian yang menyertai suatu tutur, dan awal hingga keperhentian terakhir. Karena unsur yang terpenting dari intonasi adalah tekanan, nada, durasi, dan perhentian, maka di bawah ini akan diberikan uraian singkat mengenai keempat komponen. 1. Tekanan (Stress) Tekanan (Stress) adalah suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh keras-lembutnya arus ujaran. Arus ujaran yang lebih keras atau lebih lembut ditentukan oleh amplitudo getaran, yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. (Gorys Keraf, 1991 : 30) 2. Nada (Pitch) Yang dimaksud dengan nada (pitch) adalah suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh tinggi-rendahnya arus ujaran. Tinggi rendahnya arus ujaran terjadi karena frekuensi getaran yang berbeda antar segmen. Bila seseorang berada dalam kesedihan ia akan berbicara dengan nada rendah. Sebaliknya bila berada dalam keadaan gembira atau rnarah, nada tinggilah yang dipergunakan orang. Suatu perintah atau pertanyaan selalu disertai nada khas. Nada dalam ilmu bahasa biasanya dilambangkan dengan angka misalnya /2 3 2/ yang berarti segmen pertama ketiga lebih rendah dari segmen kedua. 3. Tempo Yang dimaksud dengan tempo adalah cepat lambatnya suara dalam percakapan. Tempo inipun digunakan sesuai dengan suasananya. Orang yang riang selain berbicara dengan nada tinggi, tekanan keras, juga disertai tempo percakapan yang ceat. Sedangkan bila suasana sedih hanya menggunakan nada rendah, tekanan dinamik lembut dan tempo yang lambat. Kerangka Berfikir Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dalam raangka peningkatan mutu manusia Indonesia kaffah. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu diterapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran bahasa Arab sederhana yaitu dengan menggunakan reading aloud membaca keras (di RA). Salah satu strategi pembelajaran yang diasumsikan relevan dengan pembelajaran kooperatif dengan sistem membaca keras. Dalam sistem membaca keras, siswa belajar untuk mengeluarkan suaranya tidak hanya pasif di kelas dan kelas akan menjadi hidup dan siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada tujuan dan keberhasilan semua siswa, dan siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mempeorleh keberhasilan. Faktor guru dan siswa snagat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Arab sederhana dengan menggunakan bahasa keras. Pembelajaran dengan sistem membaca keras menuntut kesiapan pelajaran yang berlangsung berkaitan dengan lingkungan pembelajaran yang nyata. Kesiapan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran turut menentukan kualitas pembelajaran. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat diasumsikan terjadi peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang akhirnya meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Hipotesis Tindakan Hipotesis secara singkat adalah dugaan sementara, tapi hipotesis berasal dari 2 kata, yaitu hypo berarti di bawah dan thesa berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data. Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika benar bila fakta-fakta itu benar. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ٠ 1. Strategi pembelajaran dengan model reading aloud dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Bahasa Arab sederhana. 2. Strategi pembelajaran dengan sistem reading aloud dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar Bahasa Arab sederhana. 3. Strategi pembelajaran dengan model reading aloud dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. BAB III DESKRIPSI SEKOLAH A. Tempat Penelitian Pada penelitian ini peneliti mencari tempat penelitian dimana tempat tersebut adalah tempat dimana peneliti mengajar dalam kegiatan sehari-hari. Mudah dijangkau dan memerlukan biaya yang tidak terloalu mahal. Disini peneliti akan memaparkan profil sekolah yang diteliti dengan data sebagai berikut : 1. Alamat Sekolah Nama sekolah : RA MASITHOH KEBUMEN BANYUBIRU SEMARANG Nama yayasan : AL MAARIF Tanggal didirikan : 1 Januari 1975 Alamat sekolah : Jln. Brantas no. 1 Kebumen Banyubiru Semarang Terakreditasi :A Nomer telepon : (0298) 5992986 Kode Pos : 50664 a. Profil nama-nama anggota yayasan Al Maarif Kebumen Banyubiru Semarang Nama Ketua Yayasan : Khodziq Faisol Alamat : Kebon Wage, Kebumen ١ Nama Sekretaris Yayasan : M. Adib Alamat : Kebon Wage, Kebumen Nama Bedahara Yayasan : Bp. Mahbud Alamat : Krajan RT 03 / RW 07 Kebumen Nama Anggota : Bpk. Shobirin Bpk. Nasokha Bpk. Bindari Bpk. Imroni Bpk. Sonani b. Profil nama-nama guru pengajar RA MASITHOH Kebumen Banyubiru Semarang 1) Nama : Farida Ariyani, A. Ma. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang, 16 November 1072 Alamat Kedudukan 2) Nama : Pundan Banyubiru : Kepala Sekolah (PNS) : Siti Soviatun, A. Ma. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang, 22 Maret 1980 Alamat : Krajan RT 05/RW 07 Kebumen Banyubiru Kedudukan 3) Nama : Guru Kelas TK B : Maslikhatul Umami, A. Ma. Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 5 Juli 1983 Alamat : Krajan RT 01/RW 07 Kebumen Banyubiru Kedudukan 4) Nama : Guru Kelas TK A : Siti Nur Asiyah Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 17 November 1984 Alamat Kedudukan 5) Nama : Tenggaron Banyubiru : Guru Kelas TK A : Naviatun Muthila'ah, S. Pdi Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 25 September 1983 Alamat Kedudukan 6) Nama : Kali Beji Tuntang : Guru TK B : Malimatul Mustamiroh Tempat/ tanggal lahir : Kab. Demak 17 April 1984 Alamat Kedudukan 7) Nama : Pundan Banyubiru : Guru Mengaji : Atik Ta'lina Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang 05 Agustus 1982 Alamat Kedudukan : Kebon Wage : TU 2. Deskripsi Geografis RA MASITHOH Kebumen Banyubiru adalah merupakan sekolah yang didirikan oleh yayasan Al Maarif desa Kebumen. Letaknya tidak jauh dari jalan raya ambarawa-salatiga. Kira-kira kurang lebih 200 meter dari jalan raya tersebut. RA MASITHOH Kebumen Banyubiru terletak antara bukit-bukit kecil yang indah dan biasanya dilewati untuk pariwisata yang ingin ke air terjun pancur yang indah dijangkau dengan berjalan kaki. Selain itu sekolah ini juga terdapat ojek sepeda motor dikarenakan desa-desa yang berada di kelurahan Kebumen banyak di daerah kaki bukit, sehingga orang yang akan menuju desa tersebut akan jauh bilas dijangkau dengan berjalan kaki. Di bagian samping sekolah ada jurang tetapi tidak begitu dalam, jika musim hujan terdengar sangat berisik sekali, karena air di sungai banjir. Selain ada jurang sekolah ini dikelilingi kebun warga yang lumayan luas dengan ditumbuhi pohon buah seta perumahan para warga sekitar. Karena sekolah kita sudah diberi pagar sehingga aktivitas warga tidak menggangu kegiatan yang ada di sekolah. Letak sekolah kita sangat strategis dan mudah dijangkau dari desa manapun, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dengan jalan. Udaranyapun tidak terlalu panas karena banyak tumbuhan dan dikelilingi bukit kecil. Siswa yang sekolah sinipun tidak hanya dari desa Kebumen saja, tetapi sudah sampai ke desa tetangga dikarenakan sekolah tersebut mempunyai fasilitas yang cukup dibanding dengan RA atau TK yang lain. Dulunya sekolah ini kurang luas jika setiap tahunnya selalu mendapat siswa yang banyak, sehingga kami yang dari yayasan, sekolah dan masyarakat sekitar berembuk untuk melebarkan sekolah ini. disamping sekolah terdapat kebun warga yang luas, dan rencana akan dibeli sekolah dari setengahnya luas kebun tersebut. Pihak yayasan bergegas untuk membicarakan tanah tersebut kepada orang yang memilikinya, apakah sebagian tanahnya boleh dijual untuk dijadikan atau memperluas lahan sekolah. Akhirnya pemilik tanah menjualnya kepada kami dengan harga yang tidak terlalu mahal, karena pemilik tanah tersebut juga bukan dari desa lain bahkan dari dsa Kebumen sendiri. Dana dikumpulkan dari kas yayasan, sekolah, sumbangan wali murid dan juga dermawan dari masyarakat sekitar. Setelah dana terkumpul uang tersebut diberikan kepada pemilik tanah dan tanah resmi menjadi milik sekolah. Perluasan sekolahpun dijalankan dengan menambah lokal kelas atau menambah ruang kelas serta pelebaran lapangan sekolah yang digunakan untuk berolahraga seta letak alat-alat permainan diluar kelas seperti : ayunan, jungkat-jungkit, komedi putar, bola dunia, papan titian dan banyak lagi. Selain itu juga dibuatkan aula yang cukup lebar digunakan untuk pertemuan rapat-rapat guru (IGRA, IGTKI, KKG, KORSA) serta rapat wali murid sehingga tidak perlu menggunakan kelas untuk kegiatan-kegiatan seperti itu. Disekitar pinggir lapangan sekolah ditanami berbagai jenis tanaman, agar terlihat indah. Dan juga membuat para siswa senang, ceria dalam bermain serta siswa menjadi betah berada di sekolah. 3. Deskripsi Reputasi Sekolah RA MASITOH berdiri pada tanggal 1 Januari 1975, berarti sudah mencapai 35 tahun. Sekolah ini selalu mempunyai murid yang banyak. Karena persaingan sekolah TK disekitar kami sedikit dan letaknya juga agak jauh dari sekolah ini sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya disekolah kami dan dari berbagai dusun di desa Kebumen. RA MASITHOH Kebumen baru satu kali menikuti akreditasi pada tahun 2007 dengan hasil yang sangat bagus yaitu terakreditasi A dari Departemen Pendidikan Nasional. Itu berkat kerja keras guruguru pengajar dan kerjasamanya dengan yayasan, masyarakat sekitar dan wali murid. Kerjasamanya yaitu dengan mengisi atau menulis apa yang ada disekitar sekolah seperti sarana prasarana, buku administrasi, kegiatan sekolah dan lain-lain. Itu untuk guru pengajar. Menambah perqalatan sekolah yang masih kurang, membersihkan sekolah, halaman, lapangan sekolah sehingga terlihat indah, kamar mandi supaya tidak bau yang tidak enak, mengecat sekolah, menata ruangan kelas, menambah hiasan kelas dan alat peraga itu wujud kerjasama wali murid. Sekolah ini juga selalu mendapat juara jika mengikuti lomba antar sekolah tingkat kecamatan dan sebagian juga pernah menjuarai lomba ditingkat kabupaten. Seperti lomba porseni anak yang tahun juara dua lomba melukis dan mewarnai, juara dua senam kreasi guru, juara tiga lari tunggal putri. Dan pada tahun 2008 menjuarai lomba paduan suara dengan dua puluh satu peserta mendapat juara pertama ditingkat kabupaten. BAB IV ANALISA DATA A. Penyajian Data Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya sebagai bekal dalam melaksanakan penelitian ini dan diharapkan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Dalam bagian ini, penulis akan mengemukakan segala pengalaman dan kegiatan sampai diperoleh data-data yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan membantu keras siswa kelas TK RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang. Adapun data – data nama siswa kelas TK B yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah sebagai berikut : Tabel I Data Karakteristik Siswa Kelas B1 RA Masithoh Kebumen Banyubiru NO NAMA SISWA L/P UMUR (TH) 1 Alya P 5 2 Atul P 5 3 Asna P 5 4 Haffa P 5 5 Linda P 5 6 Mafaza P 5 7 Riska P 5 8 Salisa P 5 9 Sasa P 5 10 Abda L 5 11 Adi L 5 12 Akafif L 5 13 Diki L 5 14 Romadhon L 5 15 Noval L 5 16 Reza L 5 17 Rois L 5 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian dilaksanakan satu kali pretes dalam tiga siklus yang masingmasing meliputi: perencanaan (Planning), pelaksanaan (acting), observasi dan refleksi. Sebelum pembelajaran menggunakan metode reading aloud dan dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan pretes, yaitu pengajaran pada materi yang sama tanpa menggunakan metode reading aloud. 1. Pretes Pretes dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 8 April 2010. pembelajaran pada pretes ini merupakan pembelajaran terintegrasi di RA Masithoh Kebumen Banyubiru dengan Tema Diri Sendiri Sub Tema Anggota Tubuh Manusiadan memuat beberapa indicator yang harus dicapai. Indicator – Indikator tesebut antara lain: pendidikan agama Islam, Bahasa, Moral Perilaku, Fisik Motorik, areaMatematika dan seni tanpa menggunakan metode reading aloud. Langkah – langkah yang dilaksanakan adalah : i. Perencanaan Dalam tahab ini, tercakup kegiatan sebagai berikut : 1) Penelitian merencanakan pembelajaran dengan metode ceramah, Tanya jawab dan mempersiapkan materi pelajaran yang akan diberikan. 2) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian ( SKH ) sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian berlangsung. ٠ 3) Peneliti menyiapkan perankat dan sarana media pembelajaran. ii. Pelaksanaan 1. Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan : a. memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca ikrar dua kalimat syahadat dan doa mau belajar b. Menjelaskan materi pelajaran dan kompetensi yang diharapkan dan pemberian motivasi akan manfaat mempelajari bahan pelajaran c. Bercakap – cakap tentang macam – macam ciptaan Allah mata, kaki dan tangan d. Guru membaca syair tentang mata 2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Guru membacakan macam- macam anggota tubuh manusia dengan bahasa arab b. Guru menunjuk bagian – bagian anggota tubuh manusia dengan bahasa arab c. Membilang urutan bilangan 1 – 20 dan meminta anak menirukan 3. Istirahat Makan (30 menit) a. Makan bekal bersama dengan pengamatan guru b. Sopan santun makan, berdoa sesudah makan dan sebelum makan ١ c. Bermain di halaman 4. Kegiatan Akhir (45 menit) a. Guru menanyakan tentang bagian – bagian wajah dengan bahasa arab b. Guru menanyakan tentang kegunaan mata, hidung dan telinga c. Tanya jawab tentang kesehatan dan kebersihan gigi, kuku dan rambut Penulis melaksanakan penelitain proses pembelajaran pada pretes dengan melakukan teknik observasi dan pencatatan anekdot. Hasil penelitian pretes siswa ini penulis susun dalam table2. Table 1.2 Hasil Penelitian Pretes Siswa RA Masithoh Kebumen Banyubiru pada Indikator Pendidikan Agama Islam No Aspek yang diamati 1 2 3 4 Sering bertanya pada guru atau siswa lain Mau Mengerjakan Tugas yang diberikan guru Mampu menjawab pertanyaan Senang diberi tugas belajar iii. Kemunculan BM MM BSH BSB V V V V Koreksi catatan/pengamat 10 siswa belum muncul (58,82%) 8 siswa belum muncul (47,05%) 7 siswa belum muncul (41,17%) Baru 7 anak yang berkembang sesuai harapan (41,17%) Evaluasi Evaluasi pelajaran berupa memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa yang harus dijawab secara lisan kemudian dinilai oleh guru. Evaluasi tersebut berguna untuk menilai proses pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. Hasil evaluasi ini menjadi nilai pretes. Hasil lengkap mengenai nilai siswa pada pretes ini adalah sebagai berikut. Tabel 1.3 Nilai Siswa Kelas TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru Pada Indikator Pendidikan Agama Islam pada pretes No Nama Siswa L/P 1 2 3 4 Alya Atul Asna Haffa P P P P 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Linda Mafaza Riska Salisa Sasa Abda Adi Akafif Diki Romadhon Noval Reza Rois P P P P P L L L L L L L L Kemunculan Keterangan BM MM BSH BSB v V V V V tgl ijin V V V V V V V V V V V V V 2. Sklus I Siklus pertama penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 April 2010 dengan pengembangan kompetensi dasar terintegrasi berupa Pendidikan Agama Islam, bahasa, moral perilaku, fisik motorik, matematika dan seni. Tena yang diajarkan adalah mengenai diri sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia. Sedangkan materi yang diberikan adalah bahasa arab tentang anggota tubuh manusia. Tahab lengkap yang dilakukan peneliti adalah : i. Perencanaan Dalam tahab ini, tercakup kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi terhadap pembelajaran di RA Masithoh Kebumen Banyubiru sebelumnya dilakukan tanpa menggunakan metode reading aloud sehingga aspek seringnya bertanya pada guru atau siswa lain belum muncul (10 siswa atau 58,82%), masih yang mau mengerjakan tugas yang diberikan guru (8 siswa atau 47,05%), sedikit yang mampu menjawab pertanyaan (7 siswa atau 41,17%), dan sangat sedikit siswa yang merasa senang diberi tugas belajar (7 siswa atau 41,17%). 2. Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH) sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian berlangsung. 3. Peneliti menyiapkan perangkat dan sarana dan sarana media pembelajaran. ii. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 April 2010 selama dua jam . pembelajaran dilaksankan dengan system pembelajaran terintegrasi dengan pengembangan kompetensi dasar terintegrasi berupa Pendidikan Agama Islam, bahasa, moral perilaku, fisik motorik, matematika dan seni. Tema yang diajarkan adalah diri sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia. Sedangkan materi bahasa arab anggota tubuh pada wajahyang diberikan adalah tata cara berwudlu dengan tertib, jalannya proses pembelajaran adalah : 1) Melakukan Pre tes tentang seringnya bertanya, kemauan mengerjakan tugas , kemampuan menjawab pertanyaan dan minat dalam mengerjakan tugas. Penulis menggunakan nilai pretes pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, yaitu pembelajaran tanpa reading aloudsebagai acuan. 2) Melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH 1. Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan : a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca ikrar mengucapkan dua kalimat syahadat dan doa mau belajar b. Menjelaskan materi pelajaran dan kompetensi yang diharapkan c. Guru menjelaskan tentang pembelajaran metode reading aloud d. Guru menyempaikan tujuan pembelajaran e. Guru melakukan apersepsi dan motivasi f. Hafalan bersama asmaul husna g. Guru membuka percakapan mengenai macam – macam anggota tubuh manusia dari atas sampai bawah h. Guru membaca syair tentang mata 2. Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pembelajaran metode reading aloud a. Guru memperlihatkan gambar anggota tubuh manusia b. Guru menunjuk gambar anggota tubuh manusia dengan menggunakan bahsa arab c. Guru menyanyikan gerak dan lagu tentang anggota tubuh manusia d. Guru menggambar gambar mata dengan ditulis kata mata menggunakan bahasa arab e. Menggunting gambar orang f. Membilang urutan bilangan 1 – 20 bergantian anak yang sudah se;esai mengerjakan tugas. 3. Istirahat Makan (30 menit) a. Makan bekal bersama dengan pengamatan guru b. Guru memperhatikan sopan santun makan c. Guru memimpin doa sebelum dan sesudah makan d. Bermain di halaman 4. Kegiatan Akhir (45 menit) a. Menyanyi bersama “ro’sun kepala” b. Tepuk panca indra c. Tanya jawab tentang kesehatan dan kebersihan gigi, kuku dan rambut d. Doa penutup belajar iii. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran bahasa arab anggota tubuh manusia pada siswa kelas B RA Masithoh Kebumen Banyubiru tahun 2010 dengan menggunakan metode reading aloud, pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi guna mengetahui hasil pembelajaran maka obseervasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dalam observasi, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : iv. Table 1.4 Lembar Pengamatan Situasi Kelas pad Siklus I Kemunculan Koreksi No Aspek yang diamati BM MM BSH BSB catatan/pengamat 1 Sering bertanya pada 12 siswa telah seringt V guru atau siswa lain bertanya (70,59%) 2 Mau Mengerjakan 10 siswa mau Tugas yang diberikan V mengerjakan tugas guru (58,82%) 3 Mampu menjawab 9 siswa mampu pertanyaan V menjawab pertanyaan (52,94%) 4 Senang diberi tugas 10 siswa senang belajar V diberi tugas belajar (58,82%) Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil observasi terpenuhinya hasil pengembangan kompetensi dasar yang direncanakan yaitu kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam yang diharapkan berkembang adalah hafalan asmaul husna, tata cara wudlu dan doa sehari – hari. Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : a. Masih ada 15 siswa (29,41%) yang belum sering bertanya pada guru atau siswa lain b. Ada 7 siswa (41,17%) yang masih belum mau mengerjakan tugas yang diberikan guru c. Baru 9 siswa (50,94%) yang mampu menjawab pertanyaan guru d. Baru 10 anak (58,82%) yang merasa senang diberi tugas oleh guru e. Guru belum mampu maksimal dalam menerapkan metode reading aloud. Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan peningkatan, yanitu dalam hal – hal : 1) Ada peningkatan siswa yang sering mengajukan pertanyaan yang sebelumnya 10 siswa menjadi 12 siswa, atau terjadi peningkatan dua kali lipaat pada siklus I 2) Ada peningkatan siswa yang mau mengerjakan tugas yang diberikan guru dari yang sebelumnya 8 siswa menjadi 10 siswa. 3) Ada peningkatan siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dari sebelumnya 7 siswa menjadi 9 siswa 4) Ada peningkatan sikap senang siswa ketika diberi tugas oleh guru dari yang sebelumnya 7 siswa menjasi 10 siswa 5) Proses pembelajaran siklus I berlangsung baik. Siswa telah mulai mengalami peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar 6) Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada siklus I jika dibandingkan pad pretes. Hal tersebut dapat dilihat dalam table berukut. Tabel 1.5 Hasil Penilaian Siswa Kelas TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru pada Indikator Pendidikan Agama Islam pada Siklus I Kemunculan No Nama Siswa L/P Keterangan BM MM BSH BSB 1 Alya P V V 2 Atul P V 3 Asna P V 4 Haffa P V 5 Linda P V 6 Mafaza P V 7 Riska P V 8 Salisa P V 9 Sasa P V 10 Abda L V 11 Adi L V 12 Akafif L V 13 Diki L V 14 Romadhon L V 15 Noval L V 16 Reza L V 17 Rois L Jumlah Presentase % % % % ١ ١ Tabel 1.5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai – nilai pada tabel 1.3. Jika pada pretes (tabel 1.3) masih ada 10 siswa (59%) yang memperoleh BM (belum muncul) dalam kompetensi dasar pendidikan agama, maka pada siklus I (tabel 1.5) jumlah tersebut telah menurun menjadi 2 siswa (12%). Sebaliknya, jumlah siswa yang memperoleh BSB (berkembang sangat baik) dalam KD yang sama meningkat dari yang sebelumnya tidak ada (0%) menjadi 2 siswa (12%). Walaupun peningkatannya hanya 12 %, namun hal ini cukup menggembirakan karena terbukti metode yang penulis gunakan dalam proses belajar mengajar memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa. Berdasarkan beberapa hal di atas, maka hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II adalah : 1) Mencari masalah yang menyebabkan adanay 5 siswa (29,41%) yang belum sering bertanya. Penulis menemukan bahwa dominasi siswa yang pintar (5 siswa) masih terlalu besar sehingga siswa lainnya memilih untuk diam. Guru perlu melakukan perbaikan terhadap metode reading aloud agar mampu menghilangkan masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya. 2) Melakukan pembatasan waktu agar siswa terpacu dan lebih semangat ٠ 3) Guru berusaha lebih mampu menguasai keadaan kelas dengan menarik perhatian siswa, menggunakan intonasi yang menarik dan bahasa tubuh yang baik. C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II i. Perencanaan Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2010 dengan pembelajaran terintegrasi yaitu mengandung pengembangan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam, perilaku, bahasa, fisik motorik, seni dan kognitif. Adapun tema yang diajarkan mengenai diri sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia. Materi bahasa arab yang diberikan dalam pembelajaran ini adalah : Masih tentang anggota tubuh tangan dan kaki Tahapan perencanaan terdiri atas : a. Menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH) b. Menyusun alat evaluasi c. Menyiapkan bahan pembelajaran. d. Menyiapkan alat observasi ii. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010 selama dua jam . pembelajaran terintegrasi yaitu mengandung pengembangan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam, bahasa, perilaku, fisik motorik, seni dan kognitif. Adapun tema yang diajarkan adalah diri ١ sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia. Materi bahasa arab yang diberikan dalam pembelajaran ini adalah keginaan tangan dan kaki, jumlah tangan dan kaki, membaca keras bahasa arabnya tangan dan kaki. Jalannya proses pembelajaran ini adalah : a. Melakukan pretes. Nilai pretes diambil dari nilai siklus I b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH 1. Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan : a. memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca ikrar dua kalimat syahadat dan doa belajar b. memeriksa kuku, gigi, rambut dan kerapihan , kebersihan pakaian c. Menghafal doa sehari – hari yang sudah diajarkan : doa kedua orang tua, doa keabikan dunia akhirat 2. Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pembelajaran metode reading aloud a. Guru memperlihatkan gambar anggota tubuh manusia terutama bagian tangan dan kaki dengan bahasa arab menggunakan reading aloud b. Menyenyi macam – macam jari tangan c. Bercakap – cakap kegunaa tangan dan kaki d. Praktek duduk dengan sopan di kursi dan membuang sampah dengan baik e. Menunjuk dan menyebutkan gerakan duduk, jongkok, berdiri, berdiri dengan tumit, berdiri dengan satu kaki sampai hitungan 10 3. Istirahat Makan (30 menit) a. Makan bekal bersama, cuci tangan, berdoa untuk makan dan sesudah makan, adab makan b. Bermain di halaman 4. Kegiatan Akhir (45 menit) a. Membaca keras mata, tangan, hidung, telinga, kaki dengan bahasa arab b. Menunujuk anggota bagian tubuh dengan bahasa arab c. Pengucapan yang sulit tentang bahasa arab tema diri sendiri iii. Observasi Penulis melakukan observasi terhadap perkembangan yang dialami oleh siswa. Dan observasi ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : Tabel 1.6 Lembar pengamatan Situasi Kelas B pada Siklus II Kemunculan Koreksi No Aspek yang diamati BM MM BSH BSB catatan/pengamat 1 Sering bertanya pada 13 siswa telah seringt V guru atau siswa lain bertanya (76,47%) 2 Mau Mengerjakan 15 siswa mau Tugas yang diberikan V mengerjakan tugas guru (88,21%) 3 Mampu menjawab 14 siswa mampu pertanyaan V menjawab pertanyaan (83,35%) 4 Senang diberi tugas 15 siswa senang belajar V diberi tugas belajar (88,24%) Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah : a. Hasil observasi proses pembelajaran 1) Seringnya bertanya siswa meningkat dari siklus I. hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan jumlah siswa yang sering mengajukan pertanyaan yang awalnya 12 siswa (70,59%) menjadi 13 siswa (76,47%) 2) Kemauan siswa mengerjakan tugas meningkat dari 10 siswa (58,82%) pada siklus I menjadi 15 siswa (88,24%) pada siklus II 3) Kemampuan siswa menjawab pertanyaaqn meningkat dari 9 siswa (52,94%) menjadi 14 siswa (82,35%) 4) Sikap senang diberi tugas belajar meningkat dari 10 siswa (58,82%) menjadi 15 siswa (88,24%) 5) Semua siswa telah aktif dalam pembelajaran dengan metode reading aloud. Tidak ditemukan adanya siswa yang melamun atau berdiam diri. Semua siswa terlibat aktif dalam proses belajar. iv. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : a. Masih ada 4 orang (23,52%) yang belum sering bertanya b. Ada 2 orang siswa (11,76%) yang masih belum mau mengerjakan tugas dari guru c. Baru 3 orang siswa (17,64%) yang belum mampu menjawab pertanyaan guru dan baru 15 siswa (88,24%) yang merasa senang diberi tugas belajar oleh guru d. Pemahaman siswa masih belum mencapai 100% Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal – hal : a. Siswa yang mulai senang belajar dengan menggunakan metode reading aloud b. Proses pembelajaran siklus II berlangsung baik. Dominasi anak berhasil diminalkan dengan memodifikais metode reading aloud dengan memberikan pertanyaan terlebih banyak dan pembatasan waktu siswa c. Diskusi kelas hamper sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan d. Hasil evaluasi penilaian perkembangan siswa pada siklus II meningkat dibandingkan kondisi sebelumnya, walaupun nilai BSB (berkembang sangat baik) masih belum mencapai 100%. Kondisi ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1.7 Hasil Penilaian Siswa Kelas TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru pada Indikator Pendidikan Agama Islam pada Siklus II Kemunculan No Nama Siswa L/P Keterangan BM MM BSH BSB 1 Alya P V V 2 Atul P V 3 Asna P V 4 Haffa P V 5 Linda P V 6 Mafaza P V 7 Riska P V 8 Salisa P V 9 Sasa P V 10 Abda L V 11 Adi L V 12 Akafif L V 13 Diki L V 14 Romadhon L V 15 Noval L V 16 Reza L V 17 Rois L Jumlah ٠ Presentase ٠% % % ١% Perbandingan nilai perkembangan siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai BM (belum muncul) perkembangan menjadi 0 pada siklus II, nilai MM (mulai muncul) perkembangan menjadi 35% dari 47% yang berarti sebagian siswa mengalami perkembangan sesuai harapan, nilai BHS (berkembang sesuai harapan) meningkat dari 29% menjadi 53% dan BSB (berkembang sangat baik) tetap 12%. Berdasarkan dua hal di atas, maka hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus III adalah : 1) Berusaha meningkatkan perkembangan situasi kelas hingga mencapai 100% dengan metode reading aloud yang disempurnakan 2) Menerpakan pemberian hadiah bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaa dari guru dan siswa yang berhasil membaca dan menunjuk gambar anggota tubuh manusia 3) Guru berusaha lebih mampu menguasai keadaan kelas dengan menarik perhatian siswa, menggunakan intonasi yang menarik dan bahasa tubuh yang baik. D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus III penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 2 Mei 2010 selama 2 jam 45 menit dengan pembelajaran terintegrasi yang mengandung program perkembangan kompetensi dasar dari sikap perilaku, pendidikan agama islam, seni, fisik motorik, bahasa dan kognitif tema yang penulis ajarkan adalah Diri Sendiri Sub Tema Anggota Tubuh Manusia, Allah maha pencipta sedangkan materi bahasa arab yang penulis berikan adalah menyebut dan membaca keras bahasa arab mata, hidung, telinga, kaki, tahab lengkap yang dilakukan peneliti adalah : i. Perencanaan Dalam tahab ini, tercakup kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun satuan kegiatan harian (SKH) perbaikan b. Menyusun alat evaluasi c. Menyiapkan bahan pembelajaran d. Menyiapkan alat observasi. ii. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan SKH yang telah disembpurnakan, yaitu menggunakan metode reading aloud, dengan beberapa perbaikan berdasarkan pada refleksi siklus kedua. Pem,belajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran terintegrasi yang mengandung program pengembangan kompetensi dasar sikap perilaku, pendidikan agama Islam, seni, fisik motorik, bahasa dan kognitif. Tema yang penulis ajarkan adalah diri sendiri, sedang materi bahasa arab yang penulis berikan adalah jumlah anggota tubuh kita dengan membaca keras. Langkah – langkah pelaksanaan ini meliputi : a. Melakukan pretes mengenai minat siswa b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH dimulai dengan : 1. Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pelajaran dengan a. Mengucapkan salam, ikrar mengucap dua kalimat syahadat dan doa mau belajar b. Memberikan apersepsi dan motivasi dengan membaca keras jumlah mata, hidung, telinga, tangan, kaki 2. Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pem,belajaran metode reading aloud a. Bercerita tentang riwayat lahirnya Nabi Muhammad SAW b. Guru memperlihatkan gambar mata, hidung, telinga, tangan , kaki dan jumlahnya c. Mewarnai bentuk 2 tangan d. Membaca keras perkelompok bahasa arab jumlah anggota tubuh yang ditunjuk guru. 3. Istirahat Makan (30 menit) Makan bekal bersama dengan membaca doa mau makan dan doa sesudah makan. Setelah itu siswa bermain di halaman sekolah, melempar dan menangkap bola 4. Kegiatan Akhir (45 menit) a. Ucapan guru dengan keras bahasa arab anggota tubuh manusia b. Meniru tulisan kata yang sudah dicontohkan guru iii. Observasi Dalam observasi/pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : Table 1.8 Pengamatan Situasi Kelas pad Siklus III Kemunculan Koreksi No Aspek yang diamati BM MM BSH BSB catatan/pengamat 1 Sering bertanya pada 15 siswa telah sering V guru atau siswa lain bertanya (88,24%) 2 Mau Mengerjakan 17 siswa mau Tugas yang diberikan V mengerjakan tugas guru (88,24%) 3 Mampu menjawab 16 siswa mampu pertanyaan V menjawabpertanyaan (94,12%) 4 Senang diberi tugas 17 siswa senang belajar V diberi tugas belajar (100%) iv. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus ketiga ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : a. Siswa membutuhkan ketrampilan menyusun jawaban pertanyaan guru dalam kalimat yang baik. Hal ini dapat dipecahakan dengan bimbingan adari guru dalam menyusun jawaban pertanyaan dengan kalimat baik b. Guru telah mampu menguasai kondisi kelas dengan maksimal Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal – hal : 1) Siswa terlihat antusias belajar dengan metode reading aloud 2) Guru maupun siswa sama- sama aktif dalam proses pembelajaran 3) Prestasi siswa meningkat, terlihat pada hasil rekapitulasi perkembangan siswa di akhir siklus ketiga yang mendekati sempurna seperti dapat dilihat dalam tabel berikut. ٠ Tabel 1.9 Hasil Penilaian Siswa Kelas TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru pada Indikator Pendidikan Agama Islam pada Siklus III Kemunculan No Nama Siswa L/P Keterangan BM MM BSH BSB 1 Alya P V V 2 Atul P V 3 Asna P V 4 Haffa P V 5 Linda P V 6 Mafaza P V 7 Riska P V 8 Salisa P V 9 Sasa P V 10 Abda L V 11 Adi L V 12 Akafif L V 13 Diki L V 14 Romadhon L V 15 Noval L V 16 Reza L V 17 Rois L Jumlah ٠ ١٠ Presentase ٠% ١% % % Peningkatan hasil penilaian perkembangan siswa terlihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai BSH (berkembang sesuai harapan) dan BSB (berkembang sangat baik) yaitu 88% (29% dan 59%). Selain itu juga tidak ditemukan siswa yang memperoleh nilai BM (belum muncul) dalam perkembangan. Namun demikian, ternyata masih ada 2 orang (12%) yang mendapat nilai MM (mulai muncul) sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari peneliti. Setelah melakukan interprestasi data dan pengamatan secar seksama, dapat diketahui bahwa masih ditemukannya 2 orang siswa ١ yang mendapatkan nilai MM (mulai muncul) karena tingkat ketidakhadiran yang tinggi di sekolah dan factor siswa sendiri yang lemah dalam menerima materi pelajaran. E. Hasil Penelitian dan Pembahasan Di dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang hasil interprestasi data dalam bab sebelumnya. Interprestasi data tersebut didasarkan pada permasalahan – permasalahan yang ingin dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan. Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam bab sebelumnya adalah : 1). Bagaimanakah tingkat pemahamansiswa terhadap pembiasaaan nilai – bilai agama Islam di RA masithoh Kebumen Banyubiru, dan 2). Apakah metode reading aloud mampu meningktakan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai – nilai agama Islam RA Masithoh Kebumen Banyubiru A. Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Pembiasaan Bahasa Arab Sederhana Tema Anggota Tubuh Manusia di RA Masithoh Kebumen Banyubiru Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa arab sederhana tema diri sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia sebelum metode reading aloud diterapkan. Pemahaman siswa sebelum metode reading aloud digunakan diukur dengan terlebih dahulu melaksanakan pembelajaran metode ceramah. Ceramah merupakan metode pengajaran yang aman digunakan di hamper setiap sekolah. Selama proses pembelajaran dan setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan penulis melakukan observasi dan penilaian perkembangan siswa untuk mengukur hasil belajar siswa. Adapun hasil penilaian hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.3. dari data tersebut, dapat diketahui bahwa 10 (59%) siswa dari total 17 siswa memperoleh nilai BM (belum muncul). Hal ini berarti masih terdapat 59% siswa yang belum terbiasa dengan bahasa arab sederhana tema diri sendiri sub tema anggota tubuh manusia. Dari pretes juga dapat diketahui bahwa terdapat 5 siswa yang menonjol di kelas TK B. hal ini tersebut terbukti dari peroleh nilai BSH oleh mereka pada pembelajaran pretes. Pada pembelajaran pretes ini dua siswa terpaksa tidak mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dikarenakan sakit dan ijin. Dari total 17 siswa kelas TK B dapat diketahui bahwa terdapat 5 siswa yang memiliki kecerdasan diatas siswa yang lain. Pada pemilaian pembelajaran tanpa metode reading aloud siswa tersebut telah menunjukkan prestasi yang cukup baik. Dari data mengenai catatan prestasi non akademik di ketahui bahwa kelima siswa tersebut juga menonjol dibidang tersebut. B. Penggunaan Metode Reading Aloud untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Pembiasaan Bahasa Arab Sederhana dengan Tema Diri Sendiri dan Sub Tema Anggota Tubuh Manusia Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan bahasa arab sederhana dengan tema diri sendiri dan sub tema anggota tubuh manusia, penilaian mengenai pemahaman siswa ini dilakukan dengan menilai kandisi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Tabel 2 berikut menunjukkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode reading aloud. Tabel 2 Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran Terintegrasi dengan Menggunakan Metode Reading Aloud. No Nama Siswa L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Alya Atul Asna Haffa Linda Mafaza Riska Salisa Sasa Abda Adi Akafif Diki Romadhon Noval Reza Rois Jumlah Presentase P P P P P P P P P L L L L L L L L Pretes Siklus I Siklus II Siklus III MB MM BSHBSB MB MMBSHBSB MB MM BSHBSB MB MM BSHBSB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 5 0 2 8 √ √ √ √ 5 2 0 6 9 2 0 2 5 10 59%12%29%0% 12%47%29%12%0% 35%53%12%0% 12%29%59% Dari tabel diatas, apabila dibuat presentase hasil belajar siswa akan menunjukkan penigkatan siklus pertama samapi siklus ketiga. Hal ini disajikan dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran NO 1 2 3 4 Siklus Pretes Siklus I Siklus II Siklus III BM 10 2 0 0 Penilaian % MM % BSH 59% 2 12% 5 12% 8 47% 5 0% 6 35% 9 0% 2 12% 5 % BSB % 29% 0 0% 29% 2 12% 53% 2 12% 29% 10 59% Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode reading aloud dapat meningkatkan hasil belasjar siswa dalam proses pembelajaran terintegrasi pada program pengembangan bahasa arab sederhana sub tema anggota tubuh manusia di RA Masithoh Kebumen Banyubiru. Perhitungan Rumus Statistik t table pada hasil siklus di atas Nomor 1 2 3 4 Jumlah Pre 10 2 0 0 2 17.204 – (2)2 17 – 1 2 3468 - 4 16 Post 0 2 2 10 d (post-pre) -10 0 2 10 2 d2 100 0 4 100 204 2 3464 16 2 216,5 = 2 14,71 = 0,135 Ditolak Diterima 0 0,135 2,583 Df/db/dk Df = N – 1 = 17 – 1 = 16 Nilai Tabel Nilai table t distribusi student. Uji satu sisi, α = 10%, df = 16, nilai t table = 2,583 Daerah Penolakan 0,135 < 2,583 Berarti Ho diterima Ha ditolak Kesimpulan Tidak ada perbedaan pre tes dan siklus berikutnya pada α = 10% BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan dari tanggal 8 April 2010 hingga 2 Juni 2010 dan pembahasan pada bab sebelumnya penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang untuk materi bahasa arab sederhana pada tema diri sendiri sub tema anggota tubuh sebelum guru menggunakan metode reading aloud tergolong rendah. Hal ini disimpulkan dari adanya 10 anak (59%) dari total 17 siswa memperoleh nilai BM (belum muncul). Hal ini berarti masih terdapat 59% siswa memperoleh belum terbiasa dengan bahasa arab serderhana. 2. Metode reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa TK B RA Masithoh Kebumen Banyubiru Semarang mengenai pemahaman materi bahasa arab sederhana dengan tema diri sendiri sub tema anggota tubuh. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus 1 hingga siklus 3. Siswa yang memperoleh nilai BSH (berkembang sesuai harapan) dan BSB (berkembang sangat baik) meningkat bertutur-tutur dari 7 orang (31%), 11 orang (65%), dan 15 orang (88%) B. SARAN - SARAN Atas dasar kesimpulan yang ada, maka penulis meberikan saran – saran antara lain : 1. Bagi Guru Dengan melihat hasil penelitian ini, maka terbukti peran guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mengerti dan belajar akan bahasa Arab yang benar, terutama dalam kemampuan siswa dalam hal membaca keras untuk ini guru dituntut lebih meningkatkan kemampuannya dan ketrampilan dalam memberikan pelajaran bahasa Arab lebih banyak memberikan latihan – latiahan kepada siswwa terutama dalam hal membaca, karena membaca merupakan hal yang penting atau dasar dari segala ilmu pengetahuan. 2. Bagi Siswa Hendaknya siswa lebih giat lagi melatih dan meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Arab terutama dalam membaca, sehingga dengan mengetahui hal ini diharapkan siswa mampu berbahasa Arab yang baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1997 Prosedur Penelitian Praktik, Jakarta, Rineka Cipta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka Keraf, Gorys, 1991, Tata Bahasa Indonesia. Jakarta, Penerbit Nusa Indah. Pairin, Udjang, 1988, Ketrampilan Membaca. Teori dan Penerapannya, Surabaya, Balai Pustaka Taringan, Henry Guntur, 1985, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung, Angkasa Nuscholis Hanif, Mafrukhi, 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia SD Kelas I. Jakarta, Erlangga Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Rahasia dan Sukses Belajar. Jakarta, Rineka Cipta Moeslichatoen R, 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak. Jakarta, Rineka Cipta. Hidayat Komaruddin, 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. YAPPENDIS Huda Nurul, 2010, Mengenal Huruf Hijaiyah. Yogyakarta: Alfamedia http://tarjo2009.blogspot.com/2009/03/hakekat-membaca-proses-jenis-8558.html www.scribd.com/full/19597032?access-key=key-2cqgh4mk633n7wi5458v