NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Diajukan oleh: NOVIX JEFRI ALFAMA D 400 100 018 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 i ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri Alfama Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani tromol pos 1 pabelan kartasura surakarta [email protected] ABSTRAKSI Pemasangan beban nonlinier pada sistem distribusi dapat menimbulkan permasalahan yang dapat menurunkan kualitas daya listrik, masalah tersebut adalah harmonik. Keberadaan harmonik akan mempengaruhi kinerja komponen pada sistem distribusi tenaga listrik bahkan terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Salah satu dampak dari harmonik adalah adanya tambahan rugi-rugi pada penghantar berupa panas yang dapat menimbulkan gagalnya sebuah sistem isolasi pada level tertentu maupun panas berlebih pada kawat netral dan transformator. Untuk mengurangi distorsi harmonik maka diperlukan perancangan dan pemasangan filter harmonik. Salah satu jenis filter yang dapat digunakan adalah filter pasif jenis single tuned filter yang merupakan metode penyelesaian yang efektif dan ekonomis untuk mengalihkan arus harmonik yang tidak diinginkan dalam sistem distribusi tenaga listrik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis harmonik dan perancangan single tuned filter pada sistem distribusi standard IEEE 18 bus dengan cara melakukan simulasi menggunakan software ETAP Power Station. Penelitian dimulai dengan membuat model sistem distribusi dan memasukkan data-data parameter sistem ke dalam model tersebut. Setelah itu dilakukan simulasi aliran daya untuk mengamati nilai dan arah aliran daya, simulasi analisis harmonik tanpa beban nonlinier dan dengan menambahkan beban nonlinier, merancang single tuned filter, dan pemasangan single tuned filter pada sistem distribusi untuk mengurangi distorsi harmonik. Dari hasil simulasi harmonik akan diketahui pengaruh dari pemasangan beban nonlinier dan single tuned filter pada sistem distribusi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan adanya pemasangan beban nonlinier pada sistem distribusi mengakibatkan nilai Total Harmonic Distortion tegangan pada bus yang dekat dengan sumber harmonik mengalami kenaikan berkisar antara 7.88 % sampai 8.21 % dan meningkatnya rugi-rugi daya nyata sebesar 17.6 kW. Setelah dilakukan perancangan dan pemasangan single tuned filter maka nilai Total Harmonic Distortion tegangan mengalami penurunan berkisar antara 3.29 % sampai 4.54 % sehingga sesuai dengan batas standar distorsi harmonik dan mengurangi rugi-rugi daya nyata sebesar 17.6 kW pada sistem distribusi. Kata kunci : analisis harmonik, single tuned filter, sistem distribusi 1. Pendahuluan Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit dan disalurkan ke beban melalui saluran transmisi dan distribusi. Penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke beban sering terjadi permasalahan yang akan menurunkan kualitas daya listrik sehingga menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada sisi beban dan penurunan kapasitas daya pada sisi pembangkit. Salah satu permasalahan kualitas 1 daya listrik yang jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. Harmonik adalah bentuk tegangan atau arus sinusoidal yang memiliki frekuensi ganda, frekuensi tersebut merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasar. Frekuensi dasar suatu sistem biasanya dirancang untuk beroperasi pada 50 atau 60 Hz, di Indonesia frekuensi dasar yang digunakan adalah 50 Hz. Bentuk gelombang yang terdistorsi dapat didekomposisi menjadi jumlah dari frekuensi dasar dan frekuensi harmonik. Distorsi harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier perangkat dan beban pada sistem tenaga listrik (Roger C. Dugan, 1996). Keberadaan harmonik akan mempengaruhi kinerja komponen pada sistem distribusi tenaga listrik bahkan terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Salah satu dampak dari harmonik adalah adanya tambahan rugirugi pada penghantar berupa panas yang dapat menimbulkan gagalnya sebuah sistem isolasi pada level tertentu maupun panas berlebih pada kawat netral dan transformator akibat timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa. Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling mengurangi sehingga arus netralnya menjadi nol. Sistem tenaga listrik yang bersifat dinamis, bila terjadi gangguan harus segera diperbaiki supaya sistem kembali pada kondisi normal. Saat kondisi darurat terjadi seperti tegangan sistem mengalami susut tegangan maka harus segera dikembalikan ke kondisi normal dalam waktu yang singkat dengan resiko pemadaman sesaat di daerah yang mengalami kondisi darurat. Kondisi darurat merupakan kondisi suatu daerah yang mengalami susut tegangan sekitar 5 % dari tegangan normal suatu sistem. Kondisi darurat perlu dihindari dengan memperkirakan kondisi pengoperasian yaitu dengan cara analisis beban pada sistem tenaga listrik saat kondisi normal. Selanjutnya dilakukan analisis harmonik dengan memberi beban nonlinier sebagai sumber harmonik. Beban listrik pada suatu sistem tenaga listrik dibedakan menjadi dua jenis beban yaitu beban linier dan beban nonlinier. Beban linier merupakan beban listrik yang komponen arusnya proporsional terhadap tegangannya dan memberikan bentuk gelombang keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan, apabila tegangan sumber bentuk gelombangnya sinusoidal maka arus yang melewati beban juga harus sinusoidal. Beban nonlinier adalah beban listrik yang komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen tegangannya, sehingga bentuk gelombang arusnya tidak sama dengan bentuk gelombang tegangannya atau mengalami distorsi. Beban nonlinier akan menyerap arus nonsinusoidal dan arus harmonik, walaupun disuplai oleh tegangan sinusoidal, apabila tegangan sumber bentuk gelombangnya sinusoidal maka arus lewat beban tidak sinusoidal lagi. Beban nonlinier merupakan peralatan elektronik yang menggunakan bahan semi konduktor seperti silicon controlled rectifier (SCR), dioda, transistor, dan peralatan semi konduktor lainnya. Penggunaan bahan semi konduktor ini menyebabkan kecacatan bentuk gelombang input pada arus maupun tegangan yang akan menimbulkan harmonik atau terjadinya distorsi arus dan tegangan. Perancangan dan pemasangan filter harmonik diperlukan untuk mengurangi distorsi harmonik dan juga dapat untuk memperbaiki faktor daya. Salah satu jenis filter yang dapat digunakan adalah filter pasif jenis single tuned filter yang merupakan metode penyelesaian yang efektif dan ekonomis untuk mengalihkan arus harmonik yang tidak diinginkan dalam sistem distribusi tenaga listrik. 2. Metode Penelitian 2.1 Jadwal Penelitian Penelitian dengan judul analisis harmonik dan perancangan single tuned filter pada sistem distribusi standar IEEE 18 bus dengan menggunakan software ETAP power station 4.0 dapat diselesaikan dalam waktu 4 bulan yaitu mulai dari studi literatur, pembuatan 2 proposal sampai analisa data dan pembuatan 2.2 Tahap Studi Literatur Studi literatur adalah sebuah kajian penulis tentang referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian ini berupa buku, skripsi, jurnal publikasi, tesis dan karya-karya ilmiah lainya. Dalam tahap ini penulis mengkaji karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan analisis harmonik dan perancangan single tuned filter. 2.3 Pengumpulan Data Data single line diagram sistem distribusi standar IEEE 18 bus yang berupa data beban, data saluran, data kapasitor, dan data beban nonlinier yang digunakan sebagai penyebab harmonik diperoleh dari dosen pembimbing. 2.4 Tahap Pengolahan Data Analisis dan perancangan filter akan disimulasikan menggunakan software ETAP Power Station 4.0 terhadap data yang sudah ada. Langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai berikut : a. Menentukan tegangan fundamental sistem distribusi. b. Melakukan simulasi aliran daya untuk mengamati nilai dan arah aliran daya pada sistem distribusi. c. Melakukan simulasi analisis harmonik dengan menambahkan beban nonlinier pada salah satu bus pada sistem distribusi. d. Merancang single tuned filter. e. Memasang single tuned filter pada sistem distribusi dan menganalisis hasil simulasinya. f. Membuat kesimpulan. 2.5 Alat dan Bahan Alat dan bahan untuk mendukung penelitian ini adalah : a. Hardware dan Software Perlengkapan pendukung yang dipakai dalam penelitian ini adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk menjalankan software ETAP Power Station 4.0 dengan memory 512 MB, DDR1, motherboard P5RD1-VM. Software ETAP Power Station 4.0 ini digunakan untuk analisis harmonik. b. Gambaran Sistem Distribusi Standar IEEE 18 bus Penelitian ini dilakukan pada system distribusi standar IEEE 18 bus yang terpasang 10 kapasitor pada bus 7, bus 5, bus 4, bus 3, bus 2, bus 20, bus 21, bus 24, bus 25, bus 50 seperti ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1 menunjukkan sistem distribusi standar IEEE 18 bus. 16 bus terletak pada sistem distibusi 12,5 kV dan 2 bus (50 dan 51) terletak pada sisi tegangan 138 kV dari trafo gardu induk yang disuplai dari sebuah swing bus. Sistem distribusi ini bertipe radial dengan 2 penyulang utama. Penyulang pertama terdiri dari 8 bus (bus no.1 – 8) dan penyulang kedua terdiri dari 7 bus (bus no.20 – 26). Gambar 1. Diagram garis tunggal sistem distribusi standar IEEE 18 bus 2.6 Flowchart Penelitian Gambar 2. Flowchart Penelitian 3 3. Hasil dan Pembahasan a. Simulasi Analisis Aliran Beban Gambar 3 menunjukkan simulasi aliran beban yang dilakukan pada sistem distribusi 18 bus saat sistem dalam kondisi normal yang digunakan untuk mengetahui nilai tegangan, arus, dan arah aliran daya yang mengalir pada sistem distribusi 18 bus, sehingga dapat membandingkan perbedaan yang terjadi saat sistem distribusi tanpa beban nonlinier dengan terdapat beban nonlinier dan saat tanpa filter harmonik dengan terdapat filter harmonik. b. Simulasi Analisis Harmonik Tanpa Beban Nonlinier Gambar 4 menunjukkan simulasi analisis harmonik pada sistem distribusi 18 bus tanpa adanya beban nonlinier yang berfungsi untuk mengetahui bentuk gelombang sinusoidal saat sistem belum dibebani oleh beban nonlinier. Gambar 3. Diagram satu garis load flow analysis Gambar 4. Diagram satu garis harmonic analysis tanpa beban nonlinier 4 Gambar 5. Tabel nilai distorsi harmonik tegangan dan arus pada sistem distribusi tanpa beban nonlinier 5 Gambar 6. Tabel nilai rugi-rugi sebelum adanya beban nonlinier Gambar 7. Spektrum harmonik dan bentuk gelombang sinusoidal pada sistem distribusi 18 bus tanpa beban nonlinier Dari hasil simulasi analisis harmonik tanpa menunjukkan bahwa tegangan harmonik pada beban nonlinier pada sistem distribusi 18 bus, seluruh orde adalah nol. gambar 7 menunjukkan bahwa tidak c. Simulasi Analisis Harmonik dengan terkandung distorsi harmonik pada sistem Adanya Beban Nonlinier distribusi tersebut dan bentuk gelombang Simulasi analisis harmonik dilanjutkan sinusoidal tidak mengalami cacat gelombang dengan pemasangan beban nonlinier pada atau masih berupa gelombang sinusoidal sistem distribusi 18 bus sebagai sumber murni. Pada sistem distribusi 18 bus tersebut harmonik. Beban nonlinier ini dipasang pada hanya terdapat beban linier saja, sehingga salah satu bus pada sistem distribusi tersebut. bentuk gelombang arusnya tetap sinusoidal Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui dan pada gambar 5 menunjukkan nilai distorsi harmonik yang terkandung dan serta pada seluruh bus adalah nol. pengaruh dari pemasangan beban nonlinier Gambar 6 menunjukkan total rugi-rugi daya terhadap bentuk gelombang dari tegangan dan nyata pada sistem distribusi tanpa adanya arus pada sistem distribusi 18 bus. beban nonlinier sebesar 519.1 kW. Gambar 7 6 Gambar 8. Diagram satu garis harmonic analysis dengan adanya beban nonlinier Gambar 9. Tabel nilai rugi-rugi setelah adanya beban nonlinier 7 Gambar 10. Tabel nilai distorsi harmonik tegangan dan arus pada sistem distribusi dengan adanya beban nonlinier 8 Spektrum harmonik : Bentuk gelombang sinusoidal : Gambar 11. Spektrum harmonik dan bentuk gelombang sinusoidal pada sistem distribusi 18 bus dengan adanya beban nonlinier Pemasangan beban nonlinier UPS_1_IEEE 6P_1 pada bus 26, UPS_2_IEEE 6P_1 pada bus 25, dan UPS_3_IEEE 6P_1 pada bus 24 pada sistem distribusi menyebabkan nilai distorsi harmonik berada di atas standard Setelah dilakukan pemasangan beban nonlinier pada sistem distribusi, gambar 10 menunjukkan bahwa seluruh bus mengalami kenaikan nilai dan , pada bus 24 nilai mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 8.21 % dan juga mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 58.38 %, bus 25 nilai mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 8.09 % dan juga mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 20.26 %, dan bus 26 nilai mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 7.88 % dan juga mengalami kenaikan dari 0 % menjadi 20.40 %. Ketiga bus tersebut memiliki nilai harmonik yang cukup tinggi dibandingkan dengan bus yang lainnya, hal ini disebabkan ketiga bus tersebut dekat dengan sumber harmonik. Gambar 11 menunjukkan bahwa saat sistem distribusi dipasang beban nonlinier maka bentuk gelombang sinusoidal mengalami cacat gelombang atau terdistorsi. Harmonik tegangan yang melebihi standar yaitu pada orde 5 dan orde 7, sehingga harmonik tegangan terbesar yang dihasilkan oleh orde 5 dan orde 7 dipilih sebagai frekuensi untuk tuning atau yang akan difilter dari sistem. Gambar 9 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemasangan beban nonlinier pada sistem distribusi juga mengakibatkan peningkatan rugi-rugi daya nyata sebesar 17.6 kW yaitu dari 519.1 kW menjadi 536.7 kW. d. Perancangan Single Tuned Filter Perancangan single tuned filter bertujuan untuk meredam harmonik, selain itu filter ini juga bisa digunakan untuk memperbaiki faktor daya karena adanya komponen kapasitor. Pada perancangan single tuned filter diperlukan proses identifikasi terhadap orde harmonik yang akan dieliminasi. Nilai harmonik tegangan terbesar digunakan untuk menentukan harmonik dari orde berapa yang akan difilter. Setelah mengidentifikasi orde harmonik yang akan dieliminasi, langkah selanjutnya menentukan nilai daya reaktif yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya, menentukan nilai kapasitansi kapasitor, menentukan nilai reaktor filter, dan menentukan nilai resistor. Salah satu contoh perhitungan nilai komponen single tuned filter pada bus 25 orde 5 adalah sebagai berikut : a. Orde 5 Daya reaktif untuk memperbaiki faktor daya : P = 1312 kW = Arc cos 0.82 = = Arc cos 0.98 = Qc= P ( ) = 1312 kW (tan - tan ) = 643 kVAr 9 Kapasitor : Frekuensi dasar yang digunakan pada sistem distribusi 18 bus adalah 60 Hz. bertujuan untuk memperoleh performa filter yang maksimal. L= = L= = L= = = 243.04 Ω = L = 0.026 H = 2πfL =(2)(3.14)(60)(0.026) = 9.79 Ω Resistor : Faktor kualitas filter (Q) jenis single tuned filter mempunyai nilai diantara 30 sampai 60 dan dipilih Q = 40. Q= = C= C= C= F Induktor : Orde yang akan diredam adalah orde 5, sehingga dipilih frekuensi tuning sebesar 300 Hz tetapi diberi toleransi sampai 294 Hz yang R= = = 0.24 Ω Gambar 12. Tabel nilai komponen penyusun single tuned filter Pemasangan single tuned filter dipasang e. Simulasi Analisis Harmonik dengan Adanya Beban Nonlinier dan pada bus yang dekat dengan sumber harmonik atau bus yang mempunyai nilai distorsi Pemasangan Single Tuned Filter Pemasangan single tuned filter bertujuan harmonik paling tinggi, hal ini untuk mengurangi distorsi harmonik pada diharapkan agar mampu meredam harmonik sistem distribusi yang disebabkan adanya yang timbul, sehingga nilai distorsi harmonik beban nonlinier yang merupakan sumber berada pada standardnya. harmonik. 10 Gambar 13. Diagram satu garis harmonic analysis dengan adanya beban nonlinier dan pemasangan single tuned filter Gambar 14. Tabel nilai rugi-rugi setelah adanya beban nonlinier dan pemasangan single tuned filter 11 Gambar 15. Tabel nilai distorsi harmonik tegangan dan arus pada sistem distribusi dengan adanya beban nonlinier dan pemasangan single tuned filter 12 Spektrum harmonik : Bentuk gelombang sinusoidal : Gambar 16. Spektrum harmonik dan bentuk gelombang sinusoidal pada sistem distribusi 18 bus dengan adanya beban nonlinier dan pemasangan single tuned filter Setelah dilakukan pemasangan single tuned filter pada sistem distribusi diketahui bahwa nilai distorsi harmonik mengalami penurunan dan sudah memenuhi standard. Gambar 15 menunjukkan bus 24 mengalami penurunan nilai sebesar 4.54 % yaitu dari 8.21 % turun menjadi 3.67 % dan juga mengalami penurunan sebesar 31.49 % yaitu dari 58.38 % turun menjadi 26.89 %, bus 25 mengalami penurunan nilai sebesar 3.29 % yaitu dari 8.09 turun menjadi 4.80 % dan juga mengalami penurunan sebesar 4.2 % yaitu dari 20.26 % turun menjadi 16.06 %, dan bus 26 mengalami penurunan nilai sebesar 3.69 % yaitu dari 7.88 % turun menjadi 4.19 % dan juga mengalami penurunan sebesar 2.22 % yaitu dari 20.40 % turun menjadi 18.18 %. Gambar 16 menunjukkan Orde 5 dan orde 7 nilai harmonik tegangannya mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan karena orde 5 dan orde 7 dipilih sebagai frekuensi yang difilter dan bentuk gelombang sinusoidalnya juga menjadi lebih halus dibandingkan sebelum difilter tadi. Gambar 14 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemasangan single tuned filter dengan adanya beban nonlinier pada sistem distribusi maka rugi-rugi daya nyata mengalami perbaikan sebesar 17.6 kW dari 536.7 kW turun menjadi 519.1 kW. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisis harmonik dan perancangan single tuned filter pada sistem distribusi standar IEEE 18 bus dengan menggunakan software ETAP Power Station 4.0 dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pemasangan beban nonlinier pada sistem distribusi mengakibatkan nilai Total Harmonic Distortion tegangan pada bus yang dekat dengan sumber harmonik mengalami kenaikan berkisar antara 7.88 % sampai 8.21 % dan meningkatnya rugi-rugi daya nyata sebesar 17.6 kW. 2. Filter pasif jenis single tuned filter hanya dapat menala salah satu orde harmonik, sehingga apabila digunakan untuk meredam harmonik orde 5 dan 7 maka diperlukan dua buah single tuned filter. Filter ini dipasang pada bus yang dekat dengan sumber harmonik atau bus yang mempunyai nilai distorsi harmonik paling tinggi yang digunakan untuk meredam harmonik orde 5 dan 7 yang merupakan orde harmonik yang dominan. 3. Bentuk spektrum dan gelombang harmonik akan mengalami perubahan setelah ditambahkan komponen harmonik dan setelah difilter, saat sistem distribusi tidak terpasang beban nonlinier maka bentuk gelombang sinusoidal tidak mengalami cacat gelombang atau masih berupa gelombang sinusoidal murni, sedangkan 13 saat sistem distribusi dipasang beban nonlinier maka bentuk gelombang sinusoidal mengalami cacat gelombang atau terdistorsi dan saat terpasang single tuned filter maka bentuk spektrum gelombang sinusoidalnya menjadi lebih halus dibandingkan sebelum difilter tadi. 4. Setelah dilakukan perancangan dan pemasangan single tuned filter maka nilai Total Harmonic Distortion tegangan mengalami penurunan berkisar antara 3.29 % sampai 4.54 % sehingga sesuai dengan batas standar distorsi harmonik dan mengurangi rugi-rugi daya nyata sebesar 17.6 kW pada sistem distribusi. DAFTAR PUSTAKA Dugan, Roger.C and McGranaghan, Mark F. 2003. Electrical Power Systems Quality. New York : McGraw-Hill. Jaelani, Mukhsin Akhsin. 2008, Analisis Distorsi Harmonik pada Sistem Distribusi dan Reduksinya Menggunakan Tapis Harmonik dengan Bantuan ETAP Power Station 4.0, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pujiantara, Margo. 2003. Penyempurnaan Desain Filter Harmonisa menggunakan kapasitor Eksisting pada Pabrik Soda kaustik Serang –Baten, JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 1, No. 2, Oct 2003, ISSN 1412-8306. Sopyandi, Endi. 2009. Perancangan Single Tuned Filter Untuk Mereduksi Harmonik Arus Dengan Simulasi Program ETAP Power Station 5.0.3, Fakultas Teknik Jurusan Elektro, Universitas Indonesia. William D. Stevenson. Jr, Kamal Idris. 1994. Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 14