15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011. Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Kebun Raya Cibodas (KRC) yang berada di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat (Gambar 2). Gambar 2 Lokasi Penelitian U Tanpa Skala Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Sumber: www.google.com/jawabarat dan LIPI (Kebun Raya Cibodas) 16 3.2 Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan di KRC hanya sebatas menganalisis pengaruh RTH terhadap iklim mikro dengan membandingkan data hasil pengukuran lapang secara berkala pada struktur RTH yang terdapat di KRC. Unsur iklim mikro yang yang diukur pun hanya tiga unsur seperti yang telah disebutkan pada kerangka pikir sebelumnya yaitu suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Selain itu, dilakukan analisis karakteristik struktural hanya pada setiap struktur RTH yang diukur iklim mikronya. Hasil dari penelitian ini yaitu dapat terlihatnya perbedaan iklim mikro pada area KRC yang dibedakan menjadi tiga lokasi sebagai perbandingan. 3.3 Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan data, pengolahan dan analisis data serta untuk keperluan penyajian hasil, alat dan bahan tersebut yaitu (Tabel 2). Tabel 2 Alat dan Bahan Penelitian Alat/Bahan Tiga perangkat alat pengukur iklim mikro digital Mini Microclimate Station HeavyWeather Tipe WS2355 Tiga Tripod kamera Kegunaan Mengukur iklim mikro Meletakkan alat pengukur iklim mikro Kamera Digital Merekam kondisi lokasi pengambilan data Peta Kawasan KRC Data map awal dalam menuntun turun lapang AutoCad 2009 Menentukan titik pengambilan data Software HeavyWeather Menampilkan data iklim mikro dari alat Salah satu alat penting yang digunakan selama penelitian adalah alat pengukur iklim mikro digital Mini Microclimate Station HeavyWeather. Alat pengukur iklim mikro tersebut terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada Gambar 3 yaitu alat pengukur kecepatan angin, alat pengukur suhu udara dan kelembaban udara, dan monitor sebagai perekam data. 17 Pengukur Kecepatan dan Arah Angin Pengukur Suhu dan Kelembaban Layar Penampil Dan Penyimpan Data Gambar 3 Seperangkat Alat Mini Microclimate Station HeavyWeather Tipe WS2355 3.4 Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yang digunakan terdiri dari dua yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk melihat dan membandingkan pengaruh antar struktur RTH yang telah diukur suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran dan karakteristik struktural. Dan metode kuantitatif digunakan dalam menganalisis kenyamanan berdasarkan 18 perhitungan suhu udara dan kelembaban udara untuk memperoleh nilai Temperature Humidity Index (THI) serta Skala Beaufort untuk menganalisis kenyamanan berdasarkan kecepatan angin. Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan, yaitu : (1) persiapan dan survei lokasi penelitian, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan data dan analisis, dan (4) perumusan rekomendasi. 3.4.1 Tahap Persiapan dan Survei Lokasi Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk memulai penelitian yaitu melakukan perijinan kepada pengelola Kebun Raya Cibodas dengan menyerahkan surat ijin dari Departemen Arsitektur Lanskap IPB. Setelah menerima surat balasan bahwa diijinkan untuk melakukan penelitian, tahap selanjutnya yaitu survei untuk menentukan beberapa lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian yang diawali dengan melihat peta lalu dilanjutkan dengan survei lapang sebagai tahap pengecekan lokasi (ground check), serta mempersiapkan alat yang akan digunakan. Persiapan alat berupa seperangkat alat Heavyweather dan alat pengolah data (perangkat keras dan perangkat lunak). Tahap Pengumpulan Data 3.4.2 Pengumpulan data merupakan tahapan pengambilan atau pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya yaitu data unsur-unsur iklim dari setiap struktur RTH. Data-data yang diibutuhkan untuk penelitian didapatkan dari beberapa sumber seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Data yang Dibutuhkan Saat Penelitian Jenis Data Lokasi Iklim Vegetasi Parameter Letak Luas -temperatur -Kelembaban -Kecepatan Angin Nama Spesies Presentase Penutupan Sumber Kebun Raya Cibodas (KRC) KRC KRC, Lapang KRC, Lapang KRC, Lapang dan KRC, Lapang 19 Langkah awal, sebelum dilakukan pengambilan data primer, pembagian tempat pengambilan data iklim mikro ditentukan terlebih dahulu. Tempat pengambilan data iklim mikro dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4, terlihat bahwa pengambilan data iklim mikro akan dilakukan pada struktur RTH pohon, semak, dan lawn/rumput yang tersebar pada sembilan titik dan tiga lokasi. Untuk menentukan lokasi tersebut pada KRC, dilakukan beberapa tahap penentuan lokasi pengambilan data iklim mikro (Gambar 5). Pada Gambar 5, terlihat bahwa lokasi penelitian terbagi menjadi tiga buah lokasi. Pembagian lokasi tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lokasi terhadap iklim mikro. Pada setiap lokasi, dilakukan pengukuran di tiga buah titik pengambilan data. Ketiga buah titik berfungsi sebagai ulangan pada pengukuran di setiap lokasi. Pada masing-masing titik dilakukan pengukuran iklim mikro pada struktur RTH pohon, semak, dan lawn/rumput. 20 Pusat KRC KRC Tengah KRC Tepi KRC Gambar 4 Bagan Lokasi Pengambilan Data Iklim Mikro 21 Penentuan lokasi pengambilan data iklim mikro sesuai Gambar 4 dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1) membagi lokasi penelitian menjadi tiga lokasi yaitu Lokasi 1(pusat), Lokasi 2 (tengah), dan Lokasi 3 (tepi) pada peta. Pembagian area dilakukan dengan cara membagi area KRC menjadi tiga lingkaran dari pusat hingga ke tepi; 2) menentukan lokasi pengukuran iklim mikro dengan metode sampling vegetasi garis. Metode ini dilakukan dengan cara membuat garis-garis imajiner pada peta. Setelah itu, dilakukan survai untuk mengetahui sebaran struktur RTH; 3) memilih tiga buah garis yang melewati RTH yang memiliki keragaman struktur. Garis yang dipilih adalah garis yang melewati RTH dengan keanekaragaman struktur seperti pohon, semak, dan lawn/rumput; dan 4) memilih tiga buah titik pada setiap garis yang mewakili setiap area. Titik yang dipilih harus memiliki struktur RTH pohon, semak, dan lawn/rumput di dalamnya. Titik pengambilan data yang terletak di Lokasi 1 (pusat) adalah titik 1, 2, dan 3. Titik pengambilan data yang terletak di Lokasi 2 (tengah) adalah titik 4, 5, dan 6. Titik pengambilan data yang terletak di Lokasi 3 (tepi) adalah titik 7, 8, dan 9. Setelah titik ditentukan, pada setiap titik, ditentukan struktur RTH pohon, semak, dan lawn/rumput yang digunakan untuk pengukuran. Struktur RTH pohon, semak, dan lawn/ rumput yang dipilih pada setiap titik untuk pengambilan data adalah struktur RTH yang dilewati oleh garis imajiner. Jarak antar struktur RTH yang berbeda pada satu titik yaitu sekitar 5 meter. Tahap penentuan lokasi pengambilan data iklim mikro dapat dilihat pada Gambar 5. 22 1. Membagi KRC ke dalam 3 lokasi 2. Membuat garis-garis imajiner pada peta 3. Menentukan 3 buah garis U Tanpa Skala 4. Menentukan titik pengambilan data Gambar 5 Tahap Penentuan Lokasi Pengambilan Data Iklim Mikro Setelah struktur RTH yang digunakan pengambilan data ditentukan, dilakukan identifikasi struktur RTH dan pengukuran iklim mikro. Pengukuran iklim mikro dilaksanakan dengan jadwal sesuai pada Tabel 4. Pengukuran pun dilakukan pada hari-hari kerja yaitu senin hingga jumat. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi pengaruh suhu tubuh yang dihasilkan dari pengunjung yang datang. 23 Tabel 4 Teknik Pengambilan Data Lokasi Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Hari Phn 1 Smk Lawn 1 1 Titik Pengambilan Phn Smk Lawn Phn 2 2 2 3 Smk 3 Lawn 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan : : Seperangkat Alat Ukur I : Seperangkat Alat Ukur II : Seperangkat Alat Ukur III Alat Ukur : Seperangkat Mini Microclimate Station HeavyWeather Data yang diperoleh dari lokasi penelitian diantaranya, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Ketiga data tersebut diperoleh menggunakan seperangkat alat Mini Microclimate Station HeavyWeather. Cara kerja alat tersebut yaitu: 1) meng-install Software HeavyWeather pada komputer sebagai langkah awal untuk penggunaan seperangkat alat tersebut; 2) mengatur alat yang bekerja sebagai alat yang menampilkan data-data dari setiap alat pengukur iklim Mini Microclimate Station HeavyWeather, pengumpul data dan sekaligus sebagai penyimpan data. Alat diatur berdasarkan teknik pengambilan data yang telah ditentukan. Pada penelitian ini alat diatur untuk menampilkan data per menit selama satu jam setiap harinya. Setelah pengaturan, alat siap digunakan di lapang; 3) memasangkan alat untuk mengukur kecepatan angin pada tiang/tripod kamera dengan keteinggian 1 meter dari permukaan tanah; 4) meletakkan alat pengukur suhu udara dan kelembaban udara berdekatan dengan alat pengukur kecepatan angin dengan ketinggian 20 cm dari permukaan tanah; 24 5) selanjutnya alat tersebut diletakkan pada titik pengambilan data, lalu kemudian kabel yang terdapat pada alat pengukur angin disambungkan pada alat pengukur suhu udara dan kelembaban udara yang berperan sebagai stasiun penerima data selanjutnya data tersebut akan di transfer pada alat penampil data kemudian akan disimpannya; dan 6) langkah terakhir setelah waktu pengambilan data selesai, kemudian alat penyimpan data tersebut disambungkan dengan komputer yang telah diinstall sebelumnya untuk mentransfer data yang didapatkan, lalu data tersebut di munculkan dalam bentuk tabel pada program Microsoft Excel. Data diambil setiap menit dari alat Mini Microclimate Station HeavyWeather yang dilakukan pengukuran selama satu jam sehingga dihasilkan 60 data dengan menggunakan 3 alat yang berbeda tersebut secara bersama-sama. Data diambil pada pukul 12.00 – 13.00 WIB, waktu tersebut merupakan waktu dimana radiasi matahri secara maksimal sehingga akan didapatkan kondisi terburuk dari setiap unsur iklim yang diukur. Alat ini diletakkan pada jari-jari tajuk pohon (di bawah tajuk pohon), jari-jari tajuk semak (di bawah tajuk semak), dan pada titik lawn/rumput yang tidak ternaungi. Kemudian data tersebut ditampilkan pada Software HeavyWeather selanjutnya ditransfer pada Software Miscrosoft Excel sehingga data dapat diolah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada Gambar 6 merupakan tampilan dari Software HeavyWeather. 25 Kecepatan dan Arah Angin Kelembaban Udara Curah Hujan Suhu udara Tombol untuk melihat data yang telah terkumpul a) Software HeavyWeather b) Data yang Terekam Gambar 6 Data-data yang Terekam Dari Alat Mini Microclimate Station HeavyWeather 26 3.4.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Miscrosoft Exel 2007. Setelah pengumpulan data selesai, didapatkan data karakteristik struktural dan iklim mikro pada berbagai struktur RTH yang tersebar di berbagai titik pengambilan data. Titik-titik pada setiap lokasi yang sama berfungsi sebagai ulangan sehingga data iklim mikro pada struktur RTH yang sama maupun berbeda dalam satu lokasi dirata-ratakan. Data iklim mikro pada struktur RTH yang sama dikelompokkan sesuai lokasinya. Untuk mencari hubungan antara struktur RTH dan iklim mikro yang telah dihasilkan, dilakukan analisis deskriptif dengan cara membandingkan hasil pengukuran iklim mikro dengan karakteristik struktur RTH. Untuk mengetahui pengaruh struktur RTH terhadap unsur iklim mikro dilakukan analisis dengan parameter penilaian. Parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 untuk analisis pengaruh struktur RTH terhadap suhu udara, Tabel 6 untuk analisis pengaruh struktur RTH terhadap kelembaban udara, dan Tabel 7 untuk analisis pengaruh struktur RTH yang dapat mengarahkan angin. Tabel 5 Parameter Analisis Pengaruh Struktur RTH Terhadap Suhu Udara Karakteristik Struktural Bentuk Tajuk Penanaman Tinggi Kepadatan tajuk Sumber : Scudo (2002) Kolumnar Piramidal Horisontal Bulat Berjejer Tunggal Berkelompok Tinggi (>15 m) Sedang (6-15 m) Rendah (1-6 m) Sangat rendah (<1 m) Padat Sedang Rendah Meningkatkan Suhu Udara ● Menurunkan Suhu Udara ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● 27 Tabel 6 Parameter Analisis Pengaruh Struktur RTH Terhadap Kelembaban Udara Karakteristik Struktural Bentuk Tajuk Penanaman Tinggi Kepadatan tajuk Meningkatkan RH Kolumnar Piramidal Horisontal Bulat Berjejer Tunggal Berkelompok Tinggi (>15 m) Sedang (6-15 m) Rendah (1-6 m) Sangat rendah (<1 m) Padat Sedang Rendah Menurunkan RH ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Sumber : Scudo (2002) Tabel 7 Parameter Analisis Pengaruh Struktur RTH Terhadap Kecepatan Angin Karakteristik Struktural Kolumnar Piramidal Bentuk Tajuk Horisontal Bulat Berjejer Penanaman Tunggal Berkelompok Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sangat Rendah Padat Kepadatan Sedang Tajuk Rendah Sumber : Scudo (2002) Menghalangi Menyimpang Menyaring Mengarahkan Angin kan Angin Angin Angin ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● 28 Pada struktur RTH rumput berasal dari spesies yang sama oleh sebab itu, analisis pengaruh struktur RTH rumput terhadap iklim mikro tidak dilihat dari karakteristik strukturalnya, melainkan dari kondisi lingkungannya. Parameter analisis kondisi lingkungan terhadap suhu udara dan kelembaban udara yang diamati yaitu ada/tidaknya naungan di sekitar lokasi pengamatan. Sementara itu, untuk parameter kecepatan angin, diamati dengan melihat ada/tidaknya struktur pengarah dan penghalang angin di sekitar lokasi pengamatan. Selain dilakukan analisis pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro pada setiap struktur RTH, dilakukan pula analisis kenyamanan diantaranya sebagai berikut. Analisis kenyamanan berdasarkan data suhu udara dan kelembaban udara maka dapat dihitung Temperature Humadity Indeks (THI). Menurut Lutgens dan Rarbuck (1982) dalam dahlan (2004), untuk mengkaji indeks kenyamanan di suatu lokasi digunakan rumus: THI = 0,8T + RH x T 500 THI : Temperature Humadity Index T : suhu udara ( C) RH : kelembaban nisbi udara (%) indeks kenyamanan di suatu lokasi dikategorikan sebagai berikut : THI = 21-27 ( nyaman) THI > 27 (tidak nyaman) (Laurie, 1986). Kecepatan angin pun dianalisis untuk mengetahui kenyamanan angin pada lokasi pengukuran dengan menggunakan Tabel Skala Beaufort (Tabel 8) sebagai acuan analisis kecepatan angin berdasarkan data hasil pengukuran lapang dengan menggunakan alat mini Microclimate Station HeavyWeather. Analisis kecepatan angin dengan menggunakan tabel Skala Beaufort tersebut sebagai parameter kecepatan angin agar dapat diketahui kecepatan angin di area KRC untuk kenyamanan pengunjung. 29 Tabel 8 Skala Beaufort Skala Beaufort 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tingkatan Tenang Teduh Sepoi lemah Sepoi lembut Sepoi sedang Sepoi segar Sepoi kuat Angin ribut lemah Angin ribut sedang Angin ribut kuat Badai Badai Amuk Topan Kecepatan (m/s) <0,3 0,3-2 2-3 3-5 6-8 8,1-10,6 10,8-13,6 13,9-16,9 17,2-20,6 20,8-24,4 24,7-28,3 28,6-32,5 >32,8 Tingkatan sepoi lemah dengan kecepatan angin 2 – 3 m/s merupakan batas nyaman untuk manusia karena pada tingkatan tersebut angin sudah berasa pada kulit. 3.4.4 Perumusan rekomendasi Tahap ini merupakan tahap akhir yang akan menghasilkan rekomendasi. Rekomendasi untuk RTH ini selanjutnya bertujuan untuk perbaikan aspek fungsi ekologis RTH pada setiap kota dengan karakteristik yang berbeda-beda. Rekomendasi ini dilakukan jika telah diketahui kebutuhan RTH dengan karakteristik tertentu khususnya yang terlihat berdasarkan struktur RTH. Rekomendasi diperoleh dari hasil analisis yang sudah dilakukan dan dapat berguna sebagai masukan bagi pengelola kebun raya atau bentuk RTH lainnya pada masa yang akan datang. Agar lebih jelas dapat melihat tahapan penelitian pada Gambar 7 berikut ini. 30 Persiapan Survai Lapang Pengumpulan Data Sekunder Persiapan Pengukuran Iklim Mikro Pengumpulan Data Analisis Deskriptif kualitatif Analisis Deskriftif Kuantitatif Pengolahan Data dan Analisis Rekomendasi Penyajian Hasil Gambar 7 Bagan Alur Tahapan Penelitian