pengaruh profitabilitas, leverage, umur perusahaan dan ukuran

advertisement
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
( Studi empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2013 )
Ibrahim1, Dandes Rifa2, Yunilma2
(Accounting Depertement, Economic Faculty, Bung Hatta Univercity)
E-mail: [email protected]
Abstract
This research aims to test the effect of profitability, leverage, company life and
company size on corporate social responsibility disclosure. Selection process carried out by
using a purposive sample side. The type of data used are secondary data, namely the annual
report of companies banking listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) for period 2011-2013.
The total sample as many as 31 companies.
To perform the data processing is done using regression models and statistical t-test.
Regression analysis was done using SPSS 19. The results showed that a variable leverage,
company life and company size of significant effect on corporate social responsibility
disclosure while variable profitability no significant effectof corporate social responsibility
disclosure.
Keyword : Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), Profitability, Company
Life, Company size
1
2
Student accounting depertment of economics faculty, Bung Hatta Univercity
Lecturer of accounting depertment as adviser, economics faculty, Bung Hatta Unevercity
Fenomena yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah perusahaan
perbankan diklasifikasikan berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Salah satunya
berdasarkan major shareholder yang
membagi perbankan menjadi dua macam
yaitu bank pemerintah dan bank swasta
(Latumaerissa 2012). Perbedaan major
share holder ini berdampak pada
timbulnya
perbedaan
dalam
hal
pengambilan keputusan dan kepentingan
jangka panjang perusahaan. Termasuk
pengungkapan dan pelaksanaan CSR
(Yamak dan suer 2010). CSR bank tidak
hanya dilihat sebagai bentuk tanggung
jawab, namun memiliki manfaat yang
besar bagi kelangsungan organisasi
perbankan itu sendiri.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan salah satu
tonggak perekonomian di Indonesia.
Karena bank memiliki peran penting
dalam usaha penyaluran dana untuk
berbagai kepentingan yang secara lansung
berhubungan dengan berbagai komunitas
lingkungan masyarakat Djogo (2005).bank
diharuskan tidak hanya menjalankan
tugasnya dalam bidang perbankan, namun
wajib memberikan bukti kepedulian
terhadap komunitas yang secara lansung
berhubungan dengan kegiatan operasinya.
Salah satu bentuk kepedulian tersebut
adalah
program
corporate
social
responsibility.
1
Branco dan Rodrigues (2006)
menyatakan CSR dapat memberikan image
sosial yang positif pada masyarakat yang
penting bagi perusahaan dengan visibilitas
publik yang tinggi seperti bank. Hal ini
dikarenakan pengungkapan tanggung
jawab sosial terkait dengan cara
perusahaan
berhubungan
dengan
masyarakat yang akan menjadi daya tarik
tersendiri untuk diketahui publik. Yang
ditujukan untuk mendapatkan perhatian
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan. Adanya kegiatankegiatan tersebut diharapkan masyarakat
tertarik untuk bergabung menjadi bagian
dari perusahaan baik sebagai konsumen
maupun investor (Yuniarti 2007). Hal
inilah yang membuat program CSR entitas
bank meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk
maksud
tersebut,
ditetapkan Undang-Undang No.40/2007
bagi
Perseroan
Terbatas
untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Sehingga perusahaan mulai
membiasakan
menyusun
laporan
pertanggungjawaban
sosial,
yang
diungkapkan
ISO
(International
Organization For Standardization) sebagai
induk organisasi standar internasional
menetapkan sebuah panduan dan standar
untuk laporan pertanggungjawaban sosial
yang bersifat sukarela yaitu ISO 26000:
Guidance
Standard
On
Social
Responsibility. Institusi yang mencakup
sektor/badan publik ataupun privat, baik di
negara berkembang maupun negara maju
dapat menggunakan standar tersebut
sebagai panduan untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya.
Regulasi mengenai CSR bukanlah
hal baru dalam dunia korporasi, CSR
dikenal sebagai bagian Coorporate
Strategy sejak tahun 1980 (Nugroho,
Yanuel, 2005). Di berbagai negara maju,
setiap perusahaan sudah diwajibkan untuk
melaksanakan CSR secara periodik. Ini
dilakukan untuk mengontrol prilaku
perusahaan agar sesuai ketentuan yang
berlaku (Tanujaja,2006). Regulasi ini
berkembang
dimulai
awalnya
Dr.Karl.Hendrik Robert Dengan kerangka
ABCD: yaitu Awareness, Baseline
Mapping, Creating a Vision, dan Down to
a Action menjadi sangat terkenal terutama
di eropa. Kemudian berlanjut ISISCompass of Sustainability, tahun 1997
mulai ditambah aspek sosial dan
lingkungan sebagai ‘bottom line’ atau
tujuan perusahaan yang terinspirasi dari
tiga pilar pembangunan berkelanjutan lalu
diturunkan
menjadi
berbagai
standar/kriteria dan indikator seperti ISO
26000:2010, IFC Performance Standards
dan yang terakhir Global Reporting
Initiative ( GRI) yang berkembang semula
78 item pengungkapan kini menjadi 84
item pengungkapan.
LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
atau sering disebut juga corporate social
responsibility atau social disclosure,
corporate
social
reporting,
sosial
reporting
merupakan
proses
pengkomunikasian dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat
secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Hal
tersebut memperluas tanggung jawab
organisasi dalam hal ini perusahaan, diluar
peran tradisionalnya untuk menyediakan
laporan keuangan kepada pemilik modal,
khususnya pemegang saham. Perluasan
tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab
yang lebih luas dibanding hanya untuk
mencari laba bagi pemegang saham.
Utami (2011) menyatakan terdapat
2 teori yang berhubungan dengan
pengungkapan
tanggung
jawab
perusahaan, yakni teori ligitimasi dan
agensi. Menurut Pujiningsih, (2008:52)
legitimacy theory secara esensial adalah
teori yang berorientasi pada sistem, dalam
hal ini organisasi atau perusahaan
2
dipandang sebagai salah satu komponen
dalam lingkungan sosial yang lebih besar.
Teori legitimasi menyediakan perspektif
yang
lebih
komprehensif
pada
pengungkapan
corporate
social
responsibility (CSR). Teori ini secara
eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi
oleh kontrak sosial yang menyebutkan
bahwa
perusahaan
sepakat
untuk
menunjukkan berbagai aktifitas sosial
perusahaan agar diterima masyarakat akan
tujuan perusahaan yang pada akhirnya
akan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
Brigham dan Houston (2004:26)
dalam Utami (2011) menyatakan bahwa
hubungan keagenan (agency relationship)
terjadi ketika satu atau lebih individu yang
disebut sebagai principal menyewa
individu atau organisasi lain, yang disebut
sebagai agen, untuk melakukan sejumlah
jasa dan mendeleglasikan kewenangan
untuk membuat sebuah keputusan kepada
agen tersebut. Principal mempekerjakan
agent untuk melakukan tugas untuk
kepentingan
principal,
termasuk
pendelegasian
otorisasi
pengambilan
keputusan dari principal kepada agent.
Sehingga
praktik
CSR
dan
pengungkapannya dapat dikaitkan dengan
agency theory. Artinya, pengungkapan
tanggung jawab sosial merupakan salah
satu
komitmen
manajemen
untuk
meningkatkan kinerjanya terutama dalam
kinerja
sosial.
Dengan
demikian
manajemen bertujuan untuk mendapatkan
penilaian positif dari pemilik modal.
Pertanggung
jawaban
sosial
perusahaan di ungkapkan di dalam laporan
yang disebut Sustainability reporting.
Sustainability Reporting adalah pelaporan
mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan
dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi
dan
produknya
didalam
konteks
pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Sustainability report harus
menjadi dokumen strategik yang berlevel
tinggi yang menempatkan isu, tantangan
dan peluang Sustainability Develoment
yang membawanya menuju core business
dan sektor industrinya.
Menurut
Global
Reporting
Initiative (GRI), tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial, yang terdiri atas
beberapa tema yaitu :
1. Ekonomi
Pada tema ini mencakup Sembilan
opsi laba perusahaan yang dibagikan
sebagai bonus kepada pemegang
saham,
kompensasi
karyawan,
pemerintah, membiayai kegiatan
akibat perubahan iklim serta aktivitas
ekonomi lainnya.
2.
3.
4.
5.
6.
3
Lingkungan Hidup
Terdapat tiga puluh opsi mengenai
aspek
lingkungan
hidup
dari
operasional
perusahaan,
yang
mencakup pengendalian polusi dalam
menjalankan
aktivitas
bisnis,
pencegahan dan perbaikan kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh
pemprosesan sumber daya alam.
Ketenagakerjaan
Terdapat lima belas opsi mengenai
dampak
dari
kegiatan
bisnis
perusahaan terhadap pihak-pihak
internal perusahaan. Kegiatan bisnis
ini terdiori dari : rekruitmen, program
pelatihan, gaji, dan tuntutan, mutasi,
promosi dan lainnya.
Hak asasi manusia
Terdapat sebelas opsi mengenai
volume investasi yang berkaitan
dengan hak asasi manuisia, pemasok
dan
kontaktor
dalam
bentuk
perjanjian, kecelakaan atau kriminal
pada karyawan dibawah umur dan
lainnya.
Kemasyarakatan
Terdapat sepuluh opsi mengenai
aktivitas kemasyarakatan, diantaranya
kesehatan, pendidikan, seni, dan
pengungkapan terkait lainnya.
Tanggung jawab atas produk
Tema ini memuat Sembilan item yang
mencakup aspek kualitatif suatu
produk atau jasa, yaitu kegunaan
durability,
pelayanan,
kepuasan
pelanggan, kejujuran dalam iklan,dan
item terkait lainnya.
Konsep
dari
GRI
(Global
Reporting Intiative) ini umum digunakan
oleh perusahaan sebagai pedoman dalam
penyusunan laporan CSR. Konsep yang
dimaksud yaitu konsep sustainability
report, lahirnya konsep ini akibat dari
munculnya
konsep
sustainability
development yang menyatakan bahwa
perusahaan tidak hanya melaporkan
mengenai keuangan saja, pelaporan
tentang lingkungan dan sosial pun harus
dilaporkan.
Global
Repoting
Initiative
didirikan pada tahun 1987 dan standar GRI
digagas oleh PBB lewat Coalition for
Environment Responsible Economies
(CERES) dan UNEP pada tahun 1997.
GRI
merupakan
jaringan
berbasis
organisasi yang telah mempelapori
perkembangan
dunia
dalam
segi
pengungkapan dan kerangka pelaporan
berkelanjutan.
GRI Guidelines menggunakan
Conten
Analysis
untuk
mengukur
pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam laporan tahunan
perusahaan, konten tersebut adalah
Economic (9 item), Environment (30 item),
Labor Practices (15 item), Human righ (11
item ), society (10 item), dan Product
Responsibility (9 item).
konsistennya hasil tersebut terjadi karena
program corporate social responsibility
(CSR) sebagai bentuk pengungkapan
tanggung jawab sosial dilaksanakan secara
sukarela dan bersifat rutin, sehingga untuk
tetap menjaga pelaksanaan program
tersebut manajemen perusahaan telah
memiliki anggaran dana tersendiri yang
tidak berhubungan dengan profitabilitas
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peningkatan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba tidak mempengaruhi
jumlah
pertanggungjawaban
sosial
perusahaan.
Siti dan Zulaika (2008) di dalam
penelitiannya
menemukan
bahwa
profitabilitas
yang
diukur
dengan
rentabilitas ekonomi maupun modal
sendiri berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial,
semakin tinggi rentabilitas ekonomi dan
rentabilitas modal sendiri semakin
memberikan pengungkapan yang lebih
tinggi dari pertanggungjawaban sosial.
Febrina dan Suryana (2011) dalam
penelitan diketahui bahwa salah satu proxy
yang
digunakan
untuk
mengukur
profitabilitas adalah return on equity. Di
dalam penelitian tersebut return on equity
dianggap sebagai salah satu variabel yang
mempengaruhi besarnya pengungkapan
tanggung jawab sosial. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis di temukan bahwa
semakin tinggi tingkat profitabilitas akan
semakin meningkatkan pengungkapan
tanggung jawab sosial. Semakin tinggi
nilai indeks pertanggungjawaban sosial
suistainability report merupakan bukti
meningkatnya
kinerja
dalam
mengungkapkan item pertanggungjawaban
sosial. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis mengajukan sebuah hipotesis yang
akan dibuktikan yaitu:
H1
Profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan perbankan yang
listed di Bursa Efek Indonesia.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Oktafia
(2012)
di
dalam
penelitiannya
menemukan
bahwa
profitabilitas
perusahaan
tidak
berpengaruh positif yang signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
mempengaruhi jumlah pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, hasil
penelitian tidak konsisten dengan hasil
penelitian terdahulu ataupun teori, tidak
4
sebuah hipotesis yang akan di buktikan
yaitu:
H2
Leverage berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan perbankan yang
listed di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh
Leverage
Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Oktafia
(2012)
di
dalam
penelitiannya menemukan bahwa leverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini disebabkan karena
porsi hutang yang dimiliki perusahaan
relatif stabil dan dianggap dalam posisi
yang aman oleh manajemen masingmasing perusahaan. Selain itu kebijakan
perusahaan untuk melaksanakan corporate
social responsibility merupakan bentuk
kesadaran dari manajemen perusahaan dan
bukan karena paksaan dari pemerintah
ataupun pihak tertentu. Oleh sebab itu
posisi hutang yang dimiliki perusahaan
tentu bukan menjadi penghalang bagi
manajemen untuk melaksanakan corporate
social responsibility untuk melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial yang
terlihat dari besarnya item sosial yang
dilaporkan.
Lain hal nya dengan penelitian
Almilia (2008) yang menemukan bahwa
leverage yang diukur dengan debt to equity
ratio berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan informasi sosial. Nilai
komposisi
leverage
yang
tinggi
memperlihatkan hutang dan kewajiban
yang
tinggi,
sehingga
mendorong
penurunan pengungkapan informasi sosial
yang dipublikasikan.
Menurut Prastini dan Suryono
(2011) ditemukan bahwa leverage yang
diukur dengan debt to equity ratio
berpengaruh
negatif
terhadap
sustainability report. Didalam model
penelitian tersebut terlihat semakin tinggi
komposisi
hutang
yang
dimiliki
perusahaan
akan
mendorong
pengungkapan informasi sosial yang lebih
sedikit. Kondisi ini terjadi karena hutang
yang tinggi mendorong perusahaan
memiliki risiko yang lebih besar untuk
menderita
kebangkrutan,
sehingga
mempengaruhi
jumlah
sosial
(sustainability report). Berdasarkan uraian
ringkas tersebut maka penulis mengajukan
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Utami
(2011)
didalam
penelitaiaanya menemukan bahwa umur
perusahaan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pengungkapan
sosial (social disclosure). Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan teori legitimasi,
yang menyatakan bahwa semakin lama
perusahaan
dapat
bertahan,
maka
perusahaan akan semakin mengungkapkan
informasi sosial sebagai bentuk tanggung
jawabnya terhadap lingungan sekitar.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh
perusahaan yang memiliki umur lebih tua
tidak berpengaruh untuk melakukan
pengungkapan sosial lebih banyak karena
mereka telah biasa untuk melakukan
tanggung jawab sosial kepada masyarakat
dan
lingkungan
sekitar
dengan
menggunakan media lain seperti internet
dan majalah.
Santioso dan Devona (2012)
didalam penelitiannya menemukan bahwa
umur
perusahaan
secara
statistik
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori legitimasi yang menyatakan
bahwa semakin lama perusahaan dapat
bertahan, maka perusahaan akan semakin
mengungkapkan informasi sosial sebagai
bentuk tanggung jawabnya terhadap
lingkungan sekitar. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Susanto
(1992) dalam Utami (2011) menemukan
bahwa umur perusahaan diperkirakan
memiliki hubungan yang positif dengan
tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pada laporan tahunan.
Berdasarkan uraian ringkas diatas maka
5
penulis mengajukan sebuah hipotesis yang
akan dibuktikan yaitu:
H3
Umur perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan perbankan
yang listed di Bursa Efek
Indonesia.
Menurut Prastini dan Suryono
(2011) didalam penelitiannya ditemukan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif
yang
signifikan
terhadap
sustainability report. Semakin besar
ukuran perusahaan semakin mendorong
penurunan pengungkapan informasi sosial
yang dipublikasikan dalam sustainability
report. Semakin besar ukuran perusahaan
tentu akan semakin memperbesar biaya
yang dikeluarkan perusahaan sehingga
kontribusi anggaran yang diberikan untuk
kegiatan corporate social responsibility
mengalami penurunan. Berdasarkan uraian
ringkas tersebut dapat diajukan sebuah
hipotesis yaitu:
H4
Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan perbankan yang listed di
Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
Oktafia (2012) dalam penelitiannya
menemukan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Temuan yang diperoleh
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
bukanlah
variabel
yang
akan
mempengaruhi peningkatan pengungkapan
pertanggungjawaban
sosial,
kondisi
tersebut disebabkan karna program
corporate
social
responsibility
dilaksanakan secara sukarela akan tetapi
kewajiban bagi perusahaan high profile
sehingga ukuran tentu bukan menjadi
penghalang bagi perusahaan untuk
melaksanakan program corporate social
reosposibility. Dalam hal ini jumlah
pengungkapan tanggung jawab sosial lebih
dipengaruhi oleh anggaran dana yang
disediakan hingga keseriusan pihak
pelaksana dalam melakukan corporate
social responsibility.
Almilia (2008) dalam penelitiannya
menemukan bahwa ukuran perusahaan
yang dinilai dari total assets berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
informasi sosial dalam sustainability
report. Semakin besar ukuran perusahaan
yang terlihat dari total assets akan semakin
menurunkan pengungkapan informasi
didalam sustainability report. Ukuran
perusahaan
yang
besar
akan
memperlihatkan adanya sejumlah assets
yang menganggur sehingga memaksa
perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah
biaya, kondisi ini membuat anggaran yang
digunakan untuk program corporate social
responsibility mengalami penurunan.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah perusahaan perbankan
yang listed di Bursa Efek Indonesia yang
melakukan program corporate social
responsibility.
Untuk
mengetahui
perusahan melakukan program corporate
social responsibility peneliti mengamati
laporan
keuangan
tahunan
yang
dipublikasikan didalam Indonesia Stock
Exchange (IDX). Jika di dalam laporan
disebut perusahaan melakukan corporate
social responsibility maka perusahaan
tersebut berhak dijadikan populasi dan
berpeluang untuk dijadikan sampel.
Sampel merupakan bagian dari
populasi yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda (Sekaran, 2006). Didalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah
seluruh perusahaan perbankan yang listed
di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi
kriteria pengambilan sampel. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling.
Sekaran (2006) mengungkapkan
pusposive sampling adalah metode
pengambilan sampel yang didasarkan
6
kepada karakteristik khusus yang melekat
pada populasi. Karakteristik khusus yang
dijadikan patokan dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang listed di
Bursa
Efek
Indonesia
dan
mempublikasikan laporan keuangan
secara detail dan lengkap untuk
kepentingan stakeholder dari tahun
2011-2013.
2. Perusahaan perbankan yang listed di
BEI yang digunakan tidak pernah di
delisting selama periode pengamatan.
3. Perusahaan
sampel
melakukan
program pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
4. Perusahaan sampel memiliki data
yang diperlukan untuk tujuan ini,
khususnya mengenai profitabilitas,
leverage, umur perusahaan dan ukuran
perusahaan.
menjadi perhatian utama peneliti dan
merupakan variabel utama yang menjadi
faktor yang berlaku dalam pengamatan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah pengungkapan tanggung
jawab
sosial.
Sedangkan
variabel
independen adalah variabel yang ikut
mempengaruhi variabel dependen, yang
menjadi variabel independen dalam
penelitian ini adalah profitabilitas,
leverage, umur perusahaan dan ukuran
perusahaan.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Rasyid
(2008)
menemukan
kebijakan pengungkapan tanggung jawab
sosial
merupakan
iktisar
yang
memperlihatkan jumlah pengungkapan
informasi dalam pelaksanaan corporate
social responsibility. Semakin besar nilai
indek
memperlihatkan
terjadinya
peningkatan didalam implikasi CSR.
Untuk
memgukur
pengungkapan
sustainability report maka digunakan
indeks yang dipublikasikan oleh masingmasing perusahaan yang meleksanakan
program CSR. Instrumen pengukuran CSR
mengacu pada instrumen yang digunakan
Sembiring (2005), instrument yang
mengelompokkan informasi CSR kedalam
kategori
lingkungan,
kesehatan,
keselamatan tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat dan umum. Untuk
melihat jumlah kebijakan pengungkapan
tanggung jawab sosial maka dapat dilihat
sustainability report dari masing-masing
perusahaan yang diukur dengan indeks.
Untuk mengukur indeks CSR maka
digunakan rumus sebagai berikut:
Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sekunder yaitu data
yang telah diolah dan dipublikasikan oleh
perusahaan
kepada
pihak
yang
berkepentingan. Bentuk data sekunder
yang digunakan adalah rasio keuangan
yang didapatkan dalam laporan keuangan
perusahaan go public yang dipublikasikan
melalui Indonesian Stock Exchange (IDX).
Data yang digunakan adalah data dari
tahun 2011-2013. Selain itu pengumpulan
data melalui studi kepustakaan, yaitu
penulisan ini dilakukan dengan membaca
dan mempelajari serta mendalami berbagai
literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Kemudian checklist
item dengan melihat pengungkapan
tanggung jawab sosial berdasarkan annual
report yang diterbitkan perusahaan.
∑ 𝑋𝑖𝑗
CSRI =
𝑛𝑗
Keterangan :
CSRIj =
Corporate
Sosial
Responsibility Disclosure Index
Perusahaan j
Nj
= Total item pengungkapan
Xij
= jumlah item CSR yang
diungkapkan perusahaan j
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Secara umum variabel yang
digunakan dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok utama yaitu variabel
dependen dan variabel independen.
Variabel dependen adalah variabel yang
7
dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Ukuran perusahaan = LN Aktiva x 100%
Profitabilitas
Sartono (2001) mendefinisikan
return on equity adalah pengukuran dari
profitabilitas
yang
memperlihatkan
kemampuan
perusahaan
di
dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan
sumber daya yang berasal dari modal
pemilik perusahaan (owners). Untuk
mendapatkan return on equity maka
digunakan formula rumus sebagai berikut:
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
Return on assets =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
Metode Analisis
Untuk
melakukan
pengujian
hipotesis
maka
dilakukan
dengan
menggunakan analisis kuantatif, di dalam
pengujian penulis menggunakan bantuan
program statistik untuk melakukan proses
pengolahan. Secara umum tahapan
pengujian data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Uji Asumsi Klasik
Secara umum tahapan pengujian
asumsi klasik yang digunakan di dalam
penelitian ini meliputi:
Leverage
Sartono
(2001)
menjelaskan
leverage merupakan bagian dari kinerja
keuangan
perusahaan
yang
memperlihatkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola sumber dana baik yang
berasal dari dalam perusahaan maupun
bersumber dari hutang. Untuk mengukur
leverage, maka digunakan debt to equity
ratio. Untuk mengukur debt to equity ratio
maka digunakan rumus sebagai berikut:
Debt to equity ratio =
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal (Ghozali,
2011). Salah satu hasil dari pengujian data
yang
dilakukan
yaitu
dengan
menggunakan One-Sample Kolmogrov
Smirnov. Dalam menguji normalitas,
normal atau tidaknya suatu data bias
dilihat dari nilai asymp sig yang dihasilkan
jika signifikan K-S > 0,05 maka variabel
tersebut terdistribusi normal dan jika
signifikan K-S <0,05 maka variabel
tersebut dikatakan tidak terdistribusi
normal.
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦
Umur Perusahaan
Umur perusahaan yaitu lama
perusahaan berdiri. Umur perusahaan
dihitung sejak perusahaan berdiri hingga
perusahaan tersebut dijadikan sampel
dalam penelitian. Menurut Ansah (2000)
umur perusahaan sangat mempengaruhi
pelaporan keuangan perusahaan. Umur
perusahaan di proksikan dengan masa
listing atau penawaran saham perdana
(first issue) pada bursa efek Pramudoyo
dan Anis (2004).
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan
dimana ada hubungan linear secara
sempurna atau mendekati sempurna antara
variabel independen dalam model regresi
(Priyatno, 2012). Uji Multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model
regresi detemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen.
pedoman suatu model regresi yang bebas
dari multikolinearitas adalah mempunyai
VIF (Variance Influence Factor) lebih
Ukuran Perusahaan
Ross (2005) menyatakan ukuran
perusahaan memperlihatkan besarnya
kekayaan
yang
tersimpan
dalam
perusahaan yang dapat dijadikan indikasi
besar atau kecilnya skala sebuah
perusahaan. Untuk mengukur ukuran
perusahaan digunakan total assets yang
8
kecil dari 10 serta mempunyai angka
tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2011).
Jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel
dependen,
maka
ada
indikasi
heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari
probabilitas signifikannya di atas tingkat
kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan mengisi
apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul
karena
residual
(kesalahan
pengganggu) tidak bebas satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time
series) karena pada seseorang individu /
kelompok cenderung mempengaruhi pada
individu / kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson
yang hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (Ghozali, 2011). Jika d lebih
kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL)
maka H0 ditolak, yang berarti terdapat
autokorelasi, jika d terletak antara dU dan
(4-dU) maka H0 diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi, dan jika d terletak
antara dL dan dU atau antara (4-dL) maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Model Regresi Berganda
Secara
statistik,
setidaknya
goodness 0f fit suatu model dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi ( R2 ), nilai
statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan
statistik disebut signifikan secara statistik
apabila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah
dimana Ho diterima (Ghozali, 2011).
Untuk mengetahui gambaran dan arah
pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara
individual, maka digunakan model regresi
berganda yang dapat dicari dengan rumus
sabagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
β0
=Konstanta
Y
=Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial
β1-β4 =Koefisien Regresi Masing-masing
Variabel Penelitian
X1
=Profitabilitas
X2
=Leverage
X3
=Umur Perusahaan
X4
=Ukuran Perusahaan
e
=error
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian
residual yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi
(Priyatno, 2012). Jika variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut
Heteroskedastisitas.
Untuk
mengetahui
dan
menentukan
heteroskedastisitas, dilakukan dengan
menggunakan Uji Glejser. Menurut
Gujarati (2003) yang dikutip oleh Ghozali
(2011), dalam uji Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolute residual
terhadap variabel independen dengan
persamaan regresi sebagai berikut :
Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati 1
β”‚Utβ”‚ = α + βxt + vt
9
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk mendeteksi variasi
variabel dependen. Dapat juga dikatakan
bahwa R2 = 0 berarti tidak ada hubungan
antara variabel bebas dengan variabel
terkait, sedangkan R2 = 1 menandakan
suatu hubungan yang sempurna (Ghozali,
2011).
Apabila Ha diterima berarti
koefisien regresi signifikan, secara parsial
variabel independen memiliki pengaruh
yang
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
ANALISA
PEMBAHASAN
DATA
DAN
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Hasil pengujian deskriptif statistik
variabel penelitian menunjukkan nilai
indeks pertanggung jawaban sosial
terendah
yang
mampu
dilaporkan
perusahaan yang dijadikan sampel adalah
sebesar 0,24, sedangkan nilai pertanggung
jawaban sosial tertinggi yang dihasilkan
perusahaan sampel adalah sebesar 0,55.
Nilai rata-rata variabel CSR adalah sebesar
0,3428 dengan standar deviasi yang
dihasilkan sebesar 1,0193.
Variabel profitabilitas yang diukur
dengan return on assets memiliki nilai
terendah sebesar -4,58 dan nilai tertinggi
sebesar 3,41. Sedangkan nilai rata-rata
return on assets adalah sebesar 1,3419
dengan standar deviasi sebesar 1,14087.
Variabel leverage yang diukur
dengan debt to equity terendah yang
dimiliki perusahaan adalah sebesar 3,03,
sedangkan nilai leverage tertinggi adalah
sebesar 23,74. Secara keseluruhan terlihat
nilai rata-rata leverage yang dimiliki
perusahaan selama periode observasi data
adalah sebesar 8,7062 dengan standar
deviasi adalah sebesar 2,82789.
Variabel umur perusahaan dalam
penelitian ini memiliki nilai terendah
sebesar 12,00, sedangkan nilai umur
perusahaan tertinggi adalah sebesar
118,00. Selama periode observasi nilai
rata-rata umur perusahaan adalah sebesar
43,9677 dengan standar deviasi sebesar
24,10009.
Variabel terakhir pada penelitian
ini adalah ukuran perusahaan dengan nilai
total asset terendah sebesar 1455,00
sedangkan nilai total asset tertinggi adalah
sebesar 2041,00. Secara umum perusahaan
yang dijadikan sampel yang digunakan
2. Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat (Ghozali, 2011). Pengujian
hipotesis menggunakan uji F dengan
penerimaan atau penolakan hipotesis
sebagai berikut:
οƒ˜
Apabila F hitung > α (0,05) berarti
hipotesis tidak terbukti atau Ho
diterima dan Ha ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel
independen
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
οƒ˜
Apabila F hitung < jika nilai sig < α
(0,05) berarti hipotesis terbukti atau
Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel independen berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
3. Uji Individu atau Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel
dependen secara individu. Pengujian ini
dilakukan uji dua arah (Ghozali, 2011).
Kriteria
pengujian
ditetapkan
sebagai berikut :
οƒ˜
Jika nilai sig < α (0,05) berarti
hipotesis terbukti atau Ha diterima
dan Ho ditolak.
οƒ˜
Jika nilai sig > α (0,05) berarti
hipotesis tidak terbukti atau Ha
ditolak dan Ho diterima.
10
memiliki
rata-rata
asset
yang
melambangkan ukuran perusahaan sebesar
1734,0215 dengan standar deviasi sebesar
162,48766. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pada umumnya perusahaan yang dijadikan
sampel memiliki total kekayaan yang
relatif
optimal
untuk
menjaga
eksistensinya.
(independent) dalam penelitian ini nilai
VIF-nya di bawah 10 dan tolerance nya
mendekati 1. Ini membuktikan bahwa
tidak terjadi gejala multikolinearitas antara
variabel bebas tersebut. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
bebas berupa Profitabilitas, Leverage,
Umur Perusahaan, dan Ukuran perusahaan
memenuhi persyaratan asumsi klasik
dalam penelitian ini.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Dengan pengujian One Sample
Kolmogorov Smirnov Test dapat diketahui
bahwa hasil ini dapat dilihat dari
asyimp.sig (2-tailed) seluruh variabel besar
dari 0,05. Untuk variabel pengungkapan
tanggung jawaban sosial perusahaan
(0,316>0,05) maka menunjukkan variabel
pengungkapan tanggung jawab sosial
berdistribusi normal. Kemudian variabel
profitabilitas (0,063>0,05) ini berarti data
untuk variabel profitabilitas normal,
variabel leverage (0,577>0,05) berarti data
untuk variabel leverage normal, variabel
umur perusahaan (0,285>0,05) juga berarti
data untuk variabel umur perusahaan
normal dan yang terakhir ukuran
perusahaan (0,210>0,05) berarti variabel
ukuran perusahaan berdistribusi normal.
Ini menunjukkan bahwa secara umum data
yang ditemukan sudah memenuhi asumsi
kenormalan sehingga pengujian statistik
parametrik
dapat
dilakukan
untuk
membuktikan hipotesis yang telah di
ajukan dalam penelitian ini.
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 2
Hasil Pengujian Autokorelasi
DurbinModel
Keterangan
Watson
Tidak terjadi
1
1,871
autokorelasi
Berdasarkan
tabel
di
atas
menunjukkan bahwa nilai DW sebesar
1,871. Nilai ini dibandingkan dengan nilai
tabel signifikan 5% jumlah sampel 93 (n)
dan jumlah variabel independen 4 (k=4) =
4,93 maka dari tabel DW diperoleh nilai
dU 1,751. Nilai dw 1,871 lebih besar dari
batas atas (dU) yakni 1,751 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada gejala
autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Toleran
si
VIF
Profitabilitas
0,500
2,001
Leverage
0,617
1,620
0,777
1,288
0,603
1,658
Umur
Perusahaan
Ukuran
Perusahaan
Sig
Alp
ha
Profitabilitas
0,431
0,05
Leverage
0,162
0,05
0,105
0,05
0,159
0,05
Umur
Perusahaan
Ukuran
Perusahaan
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 1
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Variabel
Keterangan
Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa masing-masing variabel independen
yang telah diregresikan dengan variabel
dependen telah memiliki nilai signifikan di
atas nilai alpha (5%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa variabel independen
yang terdiri dari profitabilitas, leverage,
umur perusahaan dan ukuran perusahaan
telah
terbebas
dari
gejala
heteroskedastisitas.
Keterangan
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Dari
hasil
pengujian
dapat
diketahui bahwa ke empat variabel bebas
11
unit maka pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan tidak akan meningkat.
Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan
Dari hasil pengujian analisis dapat
dilihat bahwa nilai koefisien determinasi
(R-squer) yang diperoleh mencapai 0,580
atau sebesar 58%. Nilai yang diperoleh
tersebut menunjukan bahwa profitabilitas,
leverage, umur perusahaan dan ukuran
perusahaan mampu memberikan variasi
kontribusi
dalam
mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan sebesar 58%, sedangkan
sisanya 42% lagi dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini.
Hasil pengujian juga menunjukkan
nilai f-statistik yang dihasilkan adalah
sebesar 0,000. Dengan menggunakan
tingkat kesalahan sebesar 0,05 dapat kita
lihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,000
< 0,05 maka keputusannya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
kita simpulkan bahwa profitabilitas,
leverage, umur perusahaan dan ukuran
perusahaan
secara
bersama-sama
mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan sampel pada
penelitian ini.
Dari hasil pengujian tersebut
tersebut dapat dilihat bahwa masingmasing variabel penelitian yang digunakan
memiliki koefisien regresi yang dapat
dibuat ke dalam sebuah persamaan regresi
sebagai berikut :
Pengaruh Leverage terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (H2)
Berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar
0,006 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Artinya leverage berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Dimana
apabila terjadi kenaikan leverage 1 unit
maka pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan menurun sebesar 0,009.
Pengaruh Umur Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (H3)
Berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa nilai sig. 0,000 <
0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya umur perusahaan berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.dimana
apabila terjadi kenaikan umur perusahaan
sebesar 1 unit maka pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan akan
meningkat sebesar 0,002.
Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (H4)
Hasil pengolahan data yang terlihat
pada table 4.8 menunjukkan bahwa nilai
sig. 0,005 < 0,05, maka Ha diterima dan
Ho ditolak. Artinya ukuran perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Dimana apabila terjadi
kenaikan ukuran perusahan sebesar 1 unit
maka pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan akan meningkat 0,000.
Y = 0,045 - 0,007X1 - 0,009X2 + 0,002X3 +
0,000X4
Pengaruh Profitabilitas terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (H1)
Berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa nilai sig. lebih besar
dari alpha yaitu sebesar 0,450 > 0,05,
maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya
variabel profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Dimana
apabila terjadi kenaikan profitabilitas 1
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan
12
beberapa hal penting yang menjadi
jawaban dari permasalahan yang diangkat
di dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis 1 (H1)
membuktikan bahwa profitabilitas
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan perbankan
yang listed di Bursa Efek
Indonesia.
2. Hasil pengujian hipotesis 2 (H2)
membuktikan bahwa leverage
berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan perbankan yang
listed di Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil pengujian hipotesis 3 (H3)
membuktikan
bahwa
umur
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan perbankan
yang listed di Bursa Efek
Indonesia.
4. Hasil pengujian hipotesis 4 (H4)
membuktikan
bahwa
ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan perbankan
yang listed di Bursa Efek
Indonesia.
Darwin,
Ali,
2004.
Akuntabilitas,
Kebutuhan,
Pelaporan,
dan
Pengungkapan
CSR
bagi
Perusahaan
di
Indonesia.
Econimics, Bussiness Accounting
Review. Edisi III. SeptemberDesember: 83-95.
Djogo,
T, 2005. Corporate Social
Responsibility.
http://www.beritabumi.com
Diakes 5 November 2012.
Mutia, Evi, Zuraida dan Andriani Devi,
2011.
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan
Ukuran
Perusahaan
Dewan
Komisaris
terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Telaah dan Riset Akuntansi vol. 4.
No. 2. Juli 2011 (187-201).
Febrina dan Suryana, 2011. Pengaruh
Struktur Modal dan Capital
Expenditure
Terhadap
Nilai
Perusahaan Manufaktur dengan
Growth Opportunity Tinggi dan
Growth Oportunity Rendah yang
Go Public di Bursa Efek Jakarta
Periode
2000-2004.
Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica, 2008. Faktorfaktor
yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Sukarela Internet
Financial and Sustainability
Reporting. Jurnal Akuntansi
Auditing Indonesia Vol 12 No 2
Desember 2008.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariance Dengan Program
IBM SPSS 19. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Anggraini, Retno Fr, 2006. Pengungkapan
Informasi Sosial dan Faktorfaktor
yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Sosial
Dalam
Laporan
Keuangan
Tahunan. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang: 30-45
GRI,
2013. Sustainbility
guidelines.
Reporting
Hadi,
Nor, 2011. Corporate
Responsibility.
Graha
Jakarta.
Social
Ilmu,
Husnan dan Enny Pudjiastuty, 2001.
Dasar-Dasar
Perbelanjaan
Perusahaan “Teori dan Aplikasi”.
13
Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, Salemba, Jakarta.
terhadap praktek pengungkapan
Sustainbility Report (SR). (Studi
pada Perusahaan-Perusahaan yang
Listed (Go Public) di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 20072009).
Simposium
Nasional
Akuntansi XIV Aceh 2011.
Irawan, B. 2006. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan
pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Skripsi Universitas Islam
Indonesia.
Ismail,S.
Pujiningsih,S. 2008. Akuntansi Sosial.
Malang: Universitas Negri Malang.
2009.
Corporate
Social
Responsibilityi: From Charity to
Sustainability. Jakarta: Salemba
Empat.
Rasyid, EDDy, 2008. Implementasi Good
Corporate Governance terhadap
Financial Performance dengan
Corporte Social Responsibility
Sebagai
Variabel
Moderasi.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Andalas, Padang.
Jensen, M. C. and Meckling. 1976. Theory
of
the
Firm:
Managerial
Behavior, Agency Cost, dan
Ownership Structure. Juornal of
Financial Economics. Vol 3, p.
305-360.
Rawi,
Latumaerissa, Julius, 2012. Bank dan
Lembaga
Keuangan
Lain.
Salemba Empat: Jakarta.
Linda
Santioso dan Natasha Caesar
Devona, 2012. Pengaruh Umur
Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Dewan Komisaris, Leverage, dan
Profitabilitas
Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2008-2010. Jurnal Akuntansi,
Volume 12, Nomor 1, April 2012:
595-616.
2008. Pengaruh Kepemilikan
Manajemen,
Institusi,
dan
Leverage terhadap Corporate
Social
Responsibility
Pada
Perusahaan Manufaktur yang
Listing Di Bursa Efek Indonesia.
Tesis
Magister
Akuntansi.
Universitas
Diponegoro
Semarang.
Ross, Crishtian Jeff, 2005. Corporate
Finance. McGrawHill. Florida.
Oktafia, Yossy 2012. Pengaruh Leverage,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Managerial Ownership dan Audit
terhadap
Pengungkapan
Pertanggungjawaban Sosial Pada
Perusahaan Yang Listed Di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Bung Hatta.
Sartono,
Agus,
2001.
Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. BPFE,
Yogyakarta.
Sekaran,
Uma,
2006.
Metodologi
Penelitian Bisnis. Edisi 4, Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat.
Sembiring, Ayu Indah, 2005. Pengaruh
Corporate Governance terhadap
Peringkat Obligasi dan Yield
obligasi.
Jurnal
Akuntansi
Universitas Brawijaya.Malang.
Sembiring, R.E. 2005. Karakteristik
Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study
Empiris pada perusahaan yang
Tercatat di Bursa efek Jakarta.
Prastini dan Suryono, 2011. Pengaruh
Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Governance (CG)
14
Makalah
disajikan
dalam
Simposium Nasional Akuntansi
VIII, 15-16 Oktober.
Perusahaan Terhadap Social
Disclosure.
Jurnal
ekonomi
Bisnis, TH. 16. No. 1. Maret
2011.
Siti Hardinata dan Zulaika Ilham, 2008.
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
Pertanggungjawaban Sosial pada
Perusahaan Manufaktus di BEI.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Universitas Gunadharma, Jakarta.
Wibisono, Y, 2007. Membedah Konsep
dan Aplikasi CSR. Fascho
Publishing: Gresik.
Widjaja dan Pratama, 2008. Dasar-dasar
Perbelanjaan Perusahaan. Andhi
Surabaya.
Sudharmadji Aris, Murdoko, 2007.
Pengaruh Market Performance
dan
Corporate
Financial
Terhadap
Risiko Investasi.
Jurnal Menejemen Keuangan
Universitas Gunadharma, Jakarta.
Suharto,
Sule,
2009. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Corporate Social Responsibility
(CSR). Jurnal Berskala Enam
Bulan ISSN Vol 5 No 4
Universitas Negri Lampung,
Bandar Lampung.
Ernie Tisnawati dan Sefullah
Kurniawan (2008). Pengantar
Manajemen. Edisi 1. Jakarta:
Prenada Media.
Undang-Undang Republik Indonesia No.
22 tahun 2001 Tentang Minyak
Dan Gas Bumi
_______________________________No.
25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
_______________________________No.
32
tahun
2009
Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
_______________________________N0.
40 tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
Utami, Sri, dan Prastiti, Sawitri, Dwi,
2011. Pengaruh Karakteristik
15
Download