KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah SWT penulis panjatkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan hidayah, rahmat dan nikmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia untuk mengikuti petunjuk dengan risalahnya yakni Agama Islam, yang akan menyelamatkan dan menghantarkan pemeluknya menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Penulis sadari bahwa tidak ada manusia di bumi ini dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan manusia lainnya termasuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada : 1. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Dr. M. Amin Nurdin, MA; Ketua Jurusan Perbandingan Agama, Dra. Ida Rosyidah, MA; Sekretaris Jurusan, Maulana, MA; serta seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta kesabaran memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga membuka cakrawala berpikir dan nuansa keilmuan yang baru. 3. Presiden Marchant beserta para staff dan para misionaris Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA), Elder Peate, Elder Ericson, Elder Hunter, Elder Burr, Elder Tienmen, yang telah memberikan i banyak sumber utama skripsi ini serta meluangkan waktunya kepada penulis untuk dapat berdiskusi secara langsung, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Pimpinan Perpustakaan Utama dan FUF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 5. Ayahanda Tarbu dan Ibunda Mutriyah yang penulis cintai dan hormati sepanjang hidup, yang dengan rasa cinta dan kasih sayangnya secara tulus telah mengurus, membesarkan dan mendidik penulis hingga sekarang ini. Munajat doanya di setiap waktu telah memberikan kekuatan lahir dan batin dalam mengarungi bahtera kehidupan. 6. Kak Abid bersama istri dan si kecil, Rif’an, serta adik Afif tercinta yang tak pernah henti memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Drs. Masykuri Qurthubi, MA dan keluarga, Lik Lisoh, Lik Liha, Lik Lisin, Lik Tofa, yang selalu mendorong penulis untuk selalu mencintai, mencari, dan menambah ilmu sampai akhir hayat. 8. Teman-teman mahasiswa Juruasan PA angkatan 2004 (Ray, Cici, Sofyan, Dyah, Boim, Breh, Liha, Hesty, Iwenk, Hasby, Putra, Dely, Rina, Oby, Aji, Ahmad, dll) 9. Keluarga besar Ibu Nenty, M. Nafis Antala’lai dan Istri, Izoen, Ardy, Rohim, Yono, Fitri, Een Boen, Fita, Hari, Aris, Ning, dan Tika yang telah ii membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 10. Pihak-pihak lain yang mungkin belum penulis sebutkan. Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga dukungan, bimbingan, perhatian, dan motivasi dari semua pihak kepada penulis selama perkuliahan sampai selesainya skripsi ini menjadi amal ibadah dan bisa memberikan manfaat pada penulis khususnya dan para pembaca karya ini pada umumnya. Amin. Jakarta, Februari 2009 M Rabi’ul Awal 1430 H Penulis iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Metode Penelitian dan Penulisan ................................................. 5 E. Sistematika Penulisan ................................................................. 7 BAB II ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA A. Definisi Eskatologi ..................................................................... 9 B. Eskatologi dalam agama-agama .................................................. 11 1. Agama-agama Semitik ........................................................... 11 2. Agama-agama Non-Semitik ................................................... 21 BAB III GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Sejarah Gereja ............................................................................. 28 1. Perkembangan Keagamaan di Amerika ................................. 28 2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr. .................................... 29 3. Pengorganisasian Gereja ........................................................ 33 4. Gereja OSZA di Indonesia .................................................... 34 B. Ajaran-ajaran Pokok Gereja ....................................................... 35 iv C. Struktur Organisasi Gereja .......................................................... 42 BAB IV ESKATOLOGI DALAM GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Eskatologi Pribadi ....................................................................... 44 1. Kematian ............................................................................. 44 2. Penantian Menjelang Kebangkitan Pertama ........................... 45 B. Eskatologi Umum ....................................................................... 49 1. Pengumpulan Domba-domba Israel ....................................... 49 2. Parousia dan Kebangkitan Pertama ....................................... 51 3. Masa Millenium .................................................................... 61 4. Kebangkitan Kedua dan Kehidupan Abadi ............................ 67 C. Catatan Kritis .............................................................................. 79 BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 88 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90 LAMPIRAN v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dianugerahi Tuhan untuk bertindak secara bebas guna memilih mana yang baik dan yang buruk. Dari pilihan bebas ini, manusia dapat menjadi baik atau sebaliknya jahat, dan pada akhirnya akan mendapatkan kegembiraan ataupun kesedihan. Manusia selalu menghadapi berbagai masalah yang tak pernah kunjung berakhir selama hidup di dunia ini. Masalah itu di antaranya adalah penderitaan, kesengsaraan, ketidakadilan, ketidaknyamanan dan sebagainya. Sungguhpun begitu, manusia mendambakan apa yang disebut dengan kebahagiaan, yaitu sebuah kehidupan yang nyaman, adil, dan tentram, tidak ada ketimpangan dan keadaan yang penuh dengan kesejahteraan. Sayangnya, banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkannya. Tetapi apakah benar bahwa kebahagiaan, kedamaian, dan keadilan hanya ada di dunia ini? Tidak adakah kelanjutan kehidupan seseorang setelah mati? Oleh orang-orang beragama ceritanya akan lain. Mereka yakin bahwa kehidupan itu akan terus berlanjut setelah kematian. Mereka mengimani bahwa ada alam lain (akhirat) yaitu tempat di mana manusia akan melanjutkan perjalanan panjangnya setelah di bumi ini. Hal ini didasarkan pada kitab suci masing-masing agama. Manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Tubuh jasmani akan hancur menjadi tulang belulang setelah manusia mati, sedangkan tubuh rohani (jiwa) akan melanjutkan kehidupannya di akhirat nanti. Di sanalah akan vi ada kebahagiaan yang kekal tetapi juga ada kesengsaraan yang menyertai sesuai dengan amal perbuatan manusia di dunia ini. Seluruh pengetahuan tentang kisah kehidupan setelah di dunia ini seringkali dikenal dengan istilah eskatologi. Dalam istilah Yunani dikenal eschata yang berarti tentang akhirat atau pengetahuan/ajaran tentang hal-hal terakhir.1 Eskatologi merupakan salah satu ajaran teologi dalam beberapa agama besar di dunia seperti Zoroaster, Yahudi, Kristen, dan Islam. Banyak hal yang akan dibicarakan di dalam ajaran eskatologi seperti kematian, kehidupan di alam kubur, kebangkitan, penghakiman terakhir, surga dan neraka. Eskatologi merupakan bagian dari ajaran teologi Kristen yang sangat penting, karena penyelesaian segala sesuatu yang paling sempurna berada di akhirat nanti. Akan tetapi kapan akhir dunia ini masih belum diketahui. Adapun zaman ini merupakan bagian dari sejarah keselamatan Kristus yang dianugerahkan kepada seluruh manusia. Ajaran yang menarik dalam eskatologi Kristen adalah datangnya Yesus Kristus yang kedua kali (parousia) untuk mengadili seluruh manusia di bumi. Doktrin ini dianggap sebagai kunci memahami Alkitab, di samping itu doktrin ini dianggap sebagai penyempurnaan atau penggenapan ajaran Kristus. 2 Seiring dengan berkembangnya agama Kristen, ternyata di dalamnya mengalami pergolakan pemikiran yang sungguh hebat sehingga terpecah belah menjadi ratusan sekte dan aliran yang mengklaim bahwa dirinyalah yang benar- 1 A. Heuken. Sj., Ensiklopedia Gereja I (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1991), h. 300. 2 Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1997), cet.ke-4, h. 517. vii benar sesuai dengan ajaran Kristus. Ini pula yang terjadi di Amerika Serikat dengan 250 sekte yang menjamur di sana.3 Salah satu yang paling terkenal adalah Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir (OSZA) atau The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints.4 Orang-orang di luar Gereja ini mengenalnya dengan Gereja Mormon. Hal senada juga dilakukan oleh beberapa Penulis yang menyebutkan gereja ini dengan Mormon,5 walaupun menurut pengakuan anggota gereja, penyebutan Mormon tidak sesuai dengan penamaannya yang telah diwahyukan kepada Joseph Smith (pendiri gereja) didalam kitab Ajaran dan Perjanjian.6 Gereja ini menurut para pengikutnya didirikan oleh seorang nabi, pelihat dan pewahyu yaitu Joseph Smith di Utara New York pada tahun 1820.7 Dia tidak mengklaim sebagai penggagas agama baru tapi menganggap dirinya sebagai pemulih dari ajaran Yesus Kristus. Pusat gereja berada di Salt Lake City, Utah di mana seluruh misi dan cabangnya terpusat di sana.8 Banyak ajaran dari Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang berbeda dengan gereja-gereja Kristen lainnya termasuk yang akan 3 Huston Smith, Agama-Agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 392. 4 Penulis akan lebih sering menggunakan istilah Gereja OSZA dalam setiap penulisannya daripada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan atau Gereja Mormon. 5 Beberapa referensi sering menyebut gereja ini dengan Geraja Mormon lihat Klaus J. Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion, vol. X (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108; Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 349; dan Clifton E. Olmstead, History of Religion in the United State (New York: Prentice Hall, Inc., 1960), p. 335. 6 Wahyu yang diberikan kepada Joseph Smith di Far West, Missouri, pada tanggal 26 April 1838 yang dimasukkan dalam bagian 115 ayat 4 berbunyi “Karena demikianlah gereja-Ku akan disebut pada zaman terakhir, yaitu Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir”. Lihat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian (Jakarta: Gereja OSZA,1979), h. 288. 7 Klaus J. Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion, vol. X (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108. 8 Reed Smoot, “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint,” in Robert M. Mutchins, ed., Encyclopaedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965), p. 795. viii Penulis bahas yaitu eskatologi. Untuk itu diperlukan sebuah studi yang concern dan lebih mendalam terhadapnya. Ketertarikan Penulis untuk melakukan penelitian tentang eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) ditengarai oleh beberapa alasan. Pertama, Gereja ini memiliki 4 buah kitab dan wahyu para nabi yang hidup yang dijadikan rujukan bagi ajaran-ajarannya termasuk eskatologi. Kedua, kenabian dalam gereja ini masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan ajaran yang lainnya. Ketiga, referensi untuk kajian akademik tentang gereja ini masih sangat jarang, kalaupun ada hanya dalam bahasa Inggris dan juga hanya ada dalam lingkup gereja ini saja. Berdasarkan alasan tersebut di atas Penulis ingin memaparkan lebih luas lagi dalam bentuk skripsi dengan judul "Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)". B. Perumusan Masalah Permasalahan awalnya adalah berbedanya ajaran eskatologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan gereja-gereja Kristen lainnya dan juga dengan agama-agama lainnya. Dari permasalahan awal tersebut, kemudian dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimana rentetan perjalanan kehidupan manusia dari kematian sampai kepada permuliaan menurut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)? 2. Peran apa yang akan dimainkan oleh anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) selama peristiwa sebelum dan sesudah kebangkitan? ix C. Tujuan Penelitian 1. Bagi Penulis, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA), untuk mengetahui peran para anggota Gereja dalam seluruh rangkaian kejadian eskatologinya, serta untuk mengetahui perbedaan ajaran gereja ini dengan gereja-gereja Kristen lainnya. 2. Bagi para dosen dan mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama, penelitian ini bertujuan untuk memperkaya khasanah intelektual, dan menambah perbendaharaan sumber bacaan tentang berbagai sekte dan gereja Kristen di dunia, karena jarangnya bahan bacaan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA). 3. Bagi para peneliti atau pengkaji agama-agama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan untuk penelitian atau kajian secara lebih jauh atau spesifik, dan untuk dijadikan bandingan manakala meneliti berbagai gereja Kristen yang memiliki ajaran yang berbeda-beda satu sama lainnya. 4. Secara akademik, penelitian ini bertujuan untuk menjadi laporan ilmiah yang merupakan salah satu persyaratan penulis guna mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1). D. Metode Penelitian dan Penulisan Faktor terpenting dari sebuah penelitian adalah penggunaan metode yang tepat. Metode yang Penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif dalam bahasa Inggris yaitu descriptive, merupakan kata sifat (adjective) yang berarti sebuah penggambaran dari fakta yang diobservasi serta dibedakan dari x kekritisan, penilaian dan teoritis. Kata kerjanya adalah describe, yang berarti menggambarkan dengan tulisan ataupun ucapan tentang pengetahuan atau pemahaman sesuatu. Adapun analitis, bahasa Inggrisnya adalah analytic, berarti berhubungan dengan analisis khususnya pemisahan suatu kesatuan menjadi beberapa bagian, elemen, atau komponen. Kata kerjanya yaitu analyze yang berarti menentukan komponen-komponen dari pembagiannya dan menentukannya dengan hati-hati komponen-komponen dasar tersebut bagi penyelidikan kritis dan pengujian untuk mendapatkan keputusan yang akurat dan benar dari sebuah kerangka struktur dan sifat.9 Dari definisi di atas, metode deskriptif analitis berarti sebuah cara atau teknik penelitian dengan menggambarkan suatu pengetahuan dengan tulisan ataupun ucapan dan kemudian membaginya ke dalam beberapa bagian untuk kemudian diadakan penyelidikan kritis dan pengujian guna mendapatkan keputusan atau hasil yang benar. Bila dihubungkan dengan penelitian skripsi ini, maka metode ini digunakan untuk menggambarkan eskatologi dengan sebaik mungkin dan kemudian diadakan penyelidikan kritis dan mengujinya dengan membaginya ke dalam beberapa bagian guna mendapatkan hasil yang benar. Untuk memudahkan penelitian ini, Penulis menambahkannya dengan analisa perbandingan, yaitu membandingkan konsep eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan eskatologi dalam agama-agama lainnya juga dalam gereja-gereja Kristen yang ada. Untuk mendapatkan informasi atau data yang maksimal, Penulis menggunakan berbagai macam dokumen, arsip data, surat-surat, dan buku-buku 9 Philip Babcok Gove, ed., Webster’s Third, New International Dictionary of The English Language Unabridged, (Massachusetts: G & C. Merriam Company Publishers, 1960), h. 77 dan 660. xi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selain itu, Penulis juga mengambil bacaan dari berbagai jurnal, brosur, pamflet, informasi dari website yang diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA). Penulis membaca langsung sumber primer yang diterbitkan oleh gereja ini diantaranya kitab-kitab standarnya (Al-Kitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga), Asas-Asas Injil, dan Ajaran-ajaran Presiden Gereja. Adapun untuk sumber sekunder, Penulis mengambilnya dari berbagai bacaan yang berhubungan dengan skripsi ini. Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. E. Sistematika Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi 5 bab. Bab 1 menjelaskan latar belakang penulisan disertai dengan pembatasan dan perumusan, tujuan penelitian dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Bab 2 lebih banyak menjelaskan definisi eskatologi dan ajaran eskatologi dari berbagai agama secara rinci. Di sini pembaca dapat menemukan gambaran yang cukup jelas mengenai eskatologi dalam agama-agama besar dunia, juga perbedaan dan persamaannya. Bab 3 menjelaskan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) secara umum, mulai dari sejarah awal dan perkembangan, ajaran-ajaran pokok, dan struktur organisasinya. Hal ini memungkinkan pembaca untuk dapat melihat deskripsi yang jelas tentang gereja ini untuk kemudian dikaitkan dengan konsep eskatologinya. xii Adapun bab 4 menjelaskan secara panjang lebar rentetan kejadian eskatologi dimulai dari eskatologi pribadi sampai dengan eskatologi umum. Selain itu di bab 4 juga menjelaskan berbagai peran yang dimainkan para anggota gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) selama proses kejadian eskatologi dari awal sampai akhir dengan beberapa analisa yang Penulis buat. Bab 5 berisi jawaban ringkas dari perumusan masalah yang telah dibuat oleh Penulis dan merupakan kesimpulan dari seluruh skripsi ini. xiii BAB II ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA A. Definisi Eskatologi Kata ini berasal dari bahasa Yunani eschatos (akhir) dan eschata (akhir segala sesuatu) serta gabungan dari logos yang berarti teori, ilmu, ide atau gagasan. Secara istilah eskatologi berarti ilmu atau ajaran tentang akhir segala sesuatu. Istilah ini tidak pernah digunakan dalam bahasa Inggris sebelum abad 19, tapi sejak setelah itu menjadi konsep yang sangat terkenal khususnya di dalam teologi Kristen.10 Dalam The New Encyclopaedia Britanica disebutkan bahwa eskatologi merupakan sebuah doktrin tentang akhir segala sesuatu, khususnya dalam Yahudi dan Kristen yang menyangkut kepercayaan terhadap akhir dari sejarah, kebangkitan dari kematian, pengadilan terakhir, dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengannya.11 Lebih jauh lagi dalam The Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa eskatologi adalah doktrin atau teori (logos) tentang yang terakhir. Di sini yang terakhir bisa mempunyai dua arti. Pertama, untuk individu, ia dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan takdir setiap orang yang ditunggu-tunggu setelah kematian. Kedua, dalam arti kosmos dan sosial, ia berarti deskripsi sebuah tujuan di mana sejarah akan digenapi. Tujuan itu bisa berada di dunia ini atau di dunia yang lain.12 10 R.J. Zwi Werblowsky, "Eschatology," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion, Vol. V (New York: McMilan Library Reference, 1993), p. 149. 11 Mortimer J. Adler (ed.), "Eschatology", in The New Encyclopaedia Britanica, Vol. IV (Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 2002), p. 554. 12 H.P. Owen, "Eschatology", in Paul Edward, ed., The Encyclopedia of Philosophy, Vol. III (New York: Mcmillan Publishing co. Jac & The Free Press, 1975), p. 48. xiv Definisi yang hampir sama ditemukan dalam Ensiklopedi Islam, bahwa eskatologi merupakan doktrin tentang hari akhir yang menerangkan dua hal pokok yaitu zaman akhir sebelum berakhirnya segala sesuatu selain Allah dan kehidupan hari akhir itu sendiri.13 Beberapa kejadian eskatologi yang sering diceritakan adalah penggambaran akan terjadi pertarungan abadi antara cosmos (yang beraturan) dengan chaos (tidak teratur/kejahatan). Keadaan terakhir kadangkala mengandung makna secara positif seperti kerajaan Tuhan, langit dan bumi baru. Tapi ia juga bisa bernada negatif seperti kesuraman dan kemarahan Tuhan. Kadang kala cerita ini menunjuk pada peristiwa yang mengharapkan tempat yang sangat berbeda di masa depan. Hal itu juga dibarengi dengan mesianisme.14 Kesimpulan yang dapat penulis rumuskan dari definsi-definisi di atas adalah bahwa eskatologi merupakan doktrin yang menyangkut hal-hal terakhir dan merupakan bagian dari ajaran agama dan kajian filsafat yang didalamnya berisi kematian, pertarungan antara yang baik dan jahat, kebangkitan, kehidupan sesudah mati, dan sebagainya, walaupun pada akhirnya setiap kepercayaan atau agama memiliki corak yang berbeda-beda seiring dengan perkembangan zaman. 13 Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, penerjemah Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persad, 1999), cet.ke-2, h. 81. 14 Mesianisme adalah istilah ilmu perbandingan agama tentang harapan akan seorang tokoh yang atas nama Allah berdaya memulihkan keadaan yang baru menjadi lebih baik sesuai dengan hukum/kehendak-Nya. Adolf Heuken SJ., Ensiklopedi Gereja III (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993), h. 156; Lihat juga Werblowsky, "Eschatology," p. 149. xv B. Eskatologi dalam Agama-Agama 1. Agama-agama Semitik a. Agama Yahudi (1473 SM) Beberapa buku dan kitab Yahudi awal jarang menerangkan peristiwa kebangkitan dan akhirat. Kitab dan buku tersebut hanya menyinggung tentang bumi yang di bawah dan perigi buta. Orang-orang yang durhaka akan dicampakkan ke dalamnya tanpa dapat naik kembali.15 Seiring dengan berputarnya waktu, ketika orang-orang Israel mendapatkan tekanan dari luar, ajaran eskatologi mulai mendapatkan porsi yang lebih besar. Tekanan ini bermula dari jatuhnya Yerussalem dan hancurnya Kuil Zion pada tahun 587/6 SM, kemudian disusul dengan pengasingan oleh Bangsa Babilonia, penyiksaan di bawah hukum-hukum Seleceuid, penderitaan di bawah raja Hasmonean, ditambah lagi dengan kedatangan bangsa Romawi yang menghancurkan Jerussalem pada tahun 70 SM. Dari sini dimulai proses panjang pengasingan, kesengsaraan dan penantian pada penyelamatan. Ramalan nabi-nabi Perjanjian Lama mengenai pembaharuan zaman emas dianggap sebagai pembaharuan atas ide-ide lama yang telah membuka khayalan masa depan. Akan ada suatu masa kemunculan seorang raja atau pemimpin dari keturunan Daud yang akan menyelamatkan seluruh bangsa Yahudi dari penindasan. Akan tetapi gagasan-gagasan yang berkembang telah bercampur dengan kepercayaan Persia dan Hellenistic (Yunani). Hubungan baik antara Yahudi dan Persia 15 Ahmad Syalaby, Agama Yahudi (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.196. xvi telah membuka orang-orang Yahudi mempelajari agama Zoroaster. Dari ajaran-ajaran inilah kemudian orang Yahudi mengambil ide-ide pokok ajaran Zoroaster seperti kehidupan sesudah mati, surga dan neraka.16 Kitab-kitab Yahudi selanjutnya mencatat bahwa orang-orang mati akan masuk ke dalam sheol yaitu alam maut, yang letaknya berada di bumi yang terdalam (I Sam. 2:6; Yes. 7:11; 28:18). Surga diidentikkan sebagai tempat kediaman Tuhan (I Raja-raja 8:20). Sedangkan neraka disebut sebagai lembah di selatan Yerussalem yaitu tempat orang-orang Kanaan sebelum zaman Israel mengorbankan anak-anak mereka kepada Dewa Molokh (Yosua 15:8, 18:16, II Raja-raja 23:10, Yeremia 7:31, 32:35; II Tawarikh 28:3, 33:6) Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan: 1) Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis, 2) Dikalahkannya semua musuh Israel, 3) Pembangunan (atau penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah, 4) Kebangkitan orang mati (techiat hameitim), atau Kebangkitan, 5) Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel. Gagasan tentang mesias berkembang begitu kuatnya dalam agama Yahudi. Mesias yang merupakan keturunan Daud, diceritakan akan 16 Syalaby, Agama Yahudi, h. 196-197. xvii memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yang mengakibatkan jatuh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi Yahweh akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini adalah pertempuran yang dirujuk sebagai harmagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Yahweh akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam Haba ("Dunia Masa Depan"), di mana semua orang akan mengenal Yahweh secara langsung.17 Kalau dilihat secara seksama, banyak ajaran-ajaran eskatologi Yahudi yang telah berubah. Pada awalnya, Agama Yahudi tidak mengenal istilah sheol, surga dan neraka, tapi belakangan literatur-literatur Apokapliptik dan Pseudepigraf seperti bagian-bagian dari Musa, I Enoch dan II Enoch, serta IV Ezra telah mewarnai ajaran-ajaran baru tentang eskatologi.18 b. Agama Kristen Secara umum, doktrin eskatologi sangat penting dalam agama Kristen. Eskatologinya menyangkut keadaan manusia setelah mati, akhir 17 “Akhir Zaman,” diakses pada Rabu 18 Februari 2009 dari http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen. 18 Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap Eskatologi Agama-agama Ibrahim," h. 42-50. xviii dunia (kiamat), kebangkitan dari kubur, kedatangan Yesus yang kedua, dan kerajaan millenium sampai pada surga dan neraka. Kematian jasmani adalah terpisahnya jiwa dari tubuh yang menyebabkan berakhirnya kehidupan jasmaniah (Pengkhotbah 12:7; Kisah 7:59; Yakobus 2:26). Tubuh jasmani menjadi rusak di dalam kubur dan menjadi debu kembali (kejadian 3:19), sedangkan jiwa terus hidup di dalam hades.19 Beberapa ayat Alkitab menyebutkan bahwa orang-orang percaya yang sudah mati ada bersama dengan Kristus dan bersekutu dengan orangorang percaya lainnya di surga (firdaus) (Lukas 23:43; II Korintus 12: 3,4). Sedangkan orang-orang yang tidak meyakini Yesus akan berada dalam suatu tempat dan akan mengalami siksaan secara sadar, sambil menantikan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahyu 20: 11-15). 20 Selanjutnya, Yesus akan muncul untuk kedua kalinya dan memerintah di masa milenium (Matius. 24: 29-31). Pandangan-pandangan tentang masa seribu tahun inilah yang biasanya menyebabkan paling banyak pertentangan apabila berbicara tentang hal-hal yang terakhir atau akhir zaman/hari-hari terakhir. Sepanjang sejarah Kristen telah berkembang beberapa teori tentang masa milenium yaitu: 19 Hades terdiri dari dua tempat, yaitu pertama, untuk orang-orang yang percaya Yesus, kedua untuk orang-orang yang tidak percaya pada Yesus. Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap Eskatologi Agama-agama Ibrahim," h. 59. 20 Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1997), cet. ke-4, h. 520. xix 1) Aliran postmillennialisme/pascamillenialisme (setelah seribu tahun) Aliran ini mempercayai bahwa melalui pemberitaan Injil, dunia akhirnya akan memeluk agama Kristen dan menjadi suatu masyarakat orang-orang kudus yang universal. Kelompok ini yakin akan adanya perkembangan Gereja Kristen oleh kuasa Roh sampai keadaan seribu tahun itu berlangsung di atas bumi. Setelah masa seribu tahun, baru kemudian Yesus datang untuk kedua kalinya. 2) Aliran amillenialisme (seribut tahun sebagai kiasan) Aliran ini tidak percaya pada masa seribu tahun. Kelompok ini percaya bahwa nubuatan-nubuatan bagi Israel digenapi di dalam Gereja. Dan apabila benar demikian, maka tidak lagi diperlukan masa seribu tahun di bumi ini. 3) Aliran premillennialisme (sebelum masa seribu tahun). Aliran ini meyakini bahwa Kristus akan datang untuk kedua kalinya tepat sebelum masa seribu tahun dan Ia secara pribadi akan memerintah selama masa itu. 21 Ada berbagai pandangan premillennialisme: a) Premillennialisme dengan perkecualian (dispensational premillennialisme): Kelompok ini memberikan interpretasi yang sangat harafiah, terutama mengenai bangsa Israel, gereja dan masa yang akan datang. Dalam faham ini, Israel dan gereja, merupakan dua umat yang terpisah, tidak untuk disatukan atau dicampuradukkan, karena Allah mempunyai 21 H.L. Willmington, Eskatologi (Malang: Gandum Mas, 1997), h. 286-287. xx dua program: satu bagi Israel dan satu lagi bagi gereja. Program teokratis Allah untuk Israel terganggu saat Israel menolak Kristus. Karena itu Allah berpaling pada gereja untuk menyelesaikan tujuan penyelamatan-Nya. Hal ini akan dipenuhi (diselesaikan) pada saat masa seribu tahun. Kemudian Allah akan mempersingkat program teokratis-Nya pada Israel dengan dipulihkannya pemerintahan Monarkhi Daud yang akan memerintah bangsa-bangsa atas bumi, di Palestina. Akan ada tahta secara harfiah, pemulihan tempat ibadah secara harafiah, pemulihan imamat menurut Perjanjian Lama secara harfiah dan tata cara pengorbanan yang juga secara harfiah. Semua janji-janji dari Perjanjian Lama akan secara harfiah digenapi. Aliran ini memisahkan ayat-ayat Alkitab sesuai dengan kelompok-kelompok umat (Israel atau gereja). Aliran ini memegang teguh faham bahwa tak mungkin satu ayat dapat berlaku pada dua kelompok yang berbeda pada saat yang sama. Pandangan mengenai pengangkatan sebelum masa penganiayaan timbul dari konsep mereka tentang gereja tak mungkin masih ada di bumi, karena tujuan-tujuan Allah bagi bumi ini adalah untuk kembali memulihkan pemerintahan Kristus di bumi secara harfiah sehubungan dengan pandangan mereka tentang perjanjian Allah dengan Abraham (Abrahamic) dan Daud (Davidic). b) Paham pengangkatan sebelum masa aniaya Paham ini merupakan pengecualian didasarkan pada prinsip yang memisahkan gereja dari rencana penyelamatan yang menyeluruh xxi (total) dari Allah. Gereja harus "diangkat" (diambil) keluar dari dunia sebelum "aniaya besar", karena gereja bukan merupakan bagian dari kerajaan seribu tahun. Kerajaan seribu tahun akan mengawali tingkat dari pemulihannya lewat sisa-sisa Israel yang bertahan dalam masa aniaya. Gereja lalu dipindahkan dari dunia dengan cara pengangkatan (dibawa pergi). Masa aniaya berlangsung selama 7 tahun yang dibagi menjadi dua periode, masing-masing lamanya tiga setengah tahun. Dalam melewati periode pertama, bangsa Israel memasuki perjanjian dengan antikris, yang akhirnya mengingkari janji itu. Periode kedua dimulai ketika setan mempersenjatai antikris dan "masa kesulitan Yakub" akan dituangkan ke atas bumi. Selama masa tujuh tahun penganiayaan ini, Injil kerajaan (dan dalam teori ini dibedakan dari Injil kasih karunia) diberitakan. Sisa Israel yang terpilih, berjumlah 144.000, tetap bertahan melewati aniaya yang akan membentuk kerajaan dan pada kerajaan ini Kristus akan kembali setelah masa tujuh tahun. Menurut aliran ini masa pemerintahan seribu tahun ditetapkan untuk orang-orang Yahudi, sebagai penggenapan rencana Allah bagi bangsa Israel. Hal ini merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan dari Perjanjian Lama secara harfiah. Kristus akan nyata-nyata duduk diatas tahta dan semua bangsa akan berada dibawah kekuasaan Israel. Beberapa aliran mengatakan bahwa gereja akan kembali ke bumi pada awal pemerintahan seribu tahun dan berada di atas bumi selama masa ini. Namun yang lain mengatakan bahwa gereja akan tinggal di kota xxii suci, yang akan beredar (seperti sebuah satelit) di atas bumi. Gereja Allah harus dibangun kembali dan persembahan-persembahan korban harus dilakukan lagi. c) Premillennialisme Sejarah Aliran ini berada diantara amillennialisme dan dispensationalisme. Aliran ini berusaha untuk menggabungkan aliran yang berpandangan kisah sejarah (yang lampau) dan aliran yang mempunyai pandangan nubuatan dari kitab Wahyu. Binatang yang disebutkan dalam Wahyu 13, mula-mula tercermin dalam kekaisaran Romawi, tapi akhirnya sebagai pribadi antikris yang muncul di akhir zaman. Wahyu menggambarkan 19 dengan kedatangan istilah Kristus simbolis yang kedua apokaliptik, itu untuk menghancurkan kejahatan dari setan yang berada di Roma dan dalam diri antikris. Ini digambarkan sebagai peperangan yang bergelimang darah, tetapi senjata satu-satunya adalah firman yang keluar dari mulut Mesias yang berkemenangan (Wahyu 19:15). Masa Seribu Tahun adalah masa peralihan (interval) untuk mencapai pemerintahan penebusan Allah (Kerajaan Allah).22 Setelah masa seribu tahun, seluruh manusia dibangkitkan untuk menghadapi pengadilan terakhir. Pada kebangkitan itu tubuh orang-orang mati disatukan lagi dengan jiwanya untuk selama-lamanya. Tubuh orangorang jahat akan mengejikan. Mereka akan mencerminkan kejahatan dan keputusasaan orang-orang jahat. Sedangkan tubuh orang-orang yang baik 22 Ralph Mahoney, “Kejadian-Kejadian Akhir Zaman – Eskatalogi,” diakses pada 18 Februari 2009 dari http://www.sarapanpagi.org/seribu-tahun-milenium-vt1521.html. xxiii menjadi mulia, sebab mereka akan menyerupai tubuh Kristus yang dimuliakan. Di pengadilan Tuhan, orang-orang jahat akan mendapat murka Tuhan dan akan dijebloskan ke neraka yang mengandung kecemaran dan kesedihan, mengandung asap dan penderitaan, mengandung api dan kematian. Sebaliknya Tuhan akan menunjukkan cinta kasih-Nya kepada orang-orang yang beriman. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga atau Yerussalem baru, yaitu sebuah kota yang tidak memerlukan bait suci, sebab Allah, Tuhan yang Maha kuasa, adalah bait sucinya demikian juga Yesus (Wahyu 21:22). Di sana tidak ada malam, karena kemuliaan Tuhan senantiasa meneranginya (Wahyu 21: 23, 25), tidak ada kutukan (Wahyu 22:3), dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia selama-lamanya (Wahyu 22: 3-5). 23 c. Agama Islam (570 SM) Eskatologi dalam Islam mencakup kematian, barzah, kiamat, pengadilan, surga dan neraka sesuai dengan informasi dalam Al-Qur'an. Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kematian seperti: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah” (QS. Al-Qashash 28: 88), “Tiap-Tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS. Ali Imran 3:185), "Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali" (QS. Al-Baqarah 2: 156) 24 Setelah manusia mati, jasadnya dikuburkan, akan tetapi rohnya berada di alam yang lain yang dikenal dengan barzah. Barzah atau 23 Willmington, Eskatologi, h. 336. Willam C. Chittick, "Eskatologi," dalam Seyyed Hossein Nasr, ed., Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam (Bandung: Mizan, 2002), h. 512-513. 24 xxiv pemisah berfungsi menghalangi manusia menuju ke alam yang lain yang lebih sempurna dari alam barzah, dan pada saat yang sama menghalanginya kembali ke dunia (QS. Al-Mu'minun: 99-100).. Keadaan di alam barzah diyakini oleh mayoritas ulama tergantung dari amalnya. Manusia akan mendapatkan kenikmatan atau siksa sebagaimana dalam surat al-Mu'minun ayat 46 yang menjelaskan bahwa Fir'aun dan para pengikutnya selalu dinampakkan kepadanya api neraka pagi dan petang, serta surat Ali Imran ayat 169-170 bahwa para syuhada hidup di sisi Allah dan mereka memperoleh rezeki dari-Nya. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang-orang mati saling menziarahi (di alam barzah) (HR. At-Tirmidzi melalui Abu Sa'id) juga mereka mengetahui keadaan keluarga mereka yang masih hidup di dunia (HR. Ahmad melalui Anas bin Malik).25 Kejadian yang paling akhir dari proses kehidupan dunia adalah kiamat. Kiamat akan dimulai dengan peniupan sangkakala (dalam Kristen sering disebut dengan nafiri) dua kali. Peniupan pertama mengakibatkan ketakutan dan kematian serta kehancuran alam raya seperti dalam surat AlHaqqah ayat 13-17, at-Takwir ayat 1-14, al-Hajj ayat 1-2, al-Furqan ayat 25. Alam raya hancur berantarakan. Semua yang masih bernyawa baik di langit maupun di bumi mati tersungkur kecuali yang dikehendaki Allah. Sedangkan peniupan kedua adalah kebangkitan, atau dengan kata lain 25 M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian (Jakarta: Lentera Hati, 2001), h. 93- 95. xxv perpindahan manusia dari alam barzah ke alam perhitungan, surga dan neraka (Az-Zumar ayat 68).26 Manusia kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar (QS. Ibrahim ayat 48). Manusia datang sendiri-sendiri menghadap Allah untuk dilakukan perhitungan atas amal-amalnya. Setiap orang akan menerima catatan kitab amalnya, yaitu catatan dua malaikat yang selalu menyertai manusia selama hidup (QS. al-Isra : 14). Allah menghadirkan apa yang dinamai mizan atau timbangan untuk menimbang amal perbuatan manusia (Al-A'raf : 8-9). Setelah manusia diadili, mereka dipersilahkan melanjutkan perjalanan melalui shirath27 menuju ke surga atau neraka sesuai dengan amalnya masing-masing.28 2. Agama-agama Non Semitik a. Agama Zoroaster (1700 – 1500 SM) Konsep eskatologi dalam agama Zoroaster lebih memiliki coraknya yang sangat rinci. Eskatologi pribadi dan umum atau kosmos bergabung menjadi satu ketika nasib seseorang telah berakhir di dunia ini.29 Peristiwa-peristiwa eskatologis yang lebih luas terdapat dalam Kitab Zend Avesta yang semuanya terinci dalam The Sacred Book of The East (SBE)30. Di sana dijelaskan bahwa menjelang alam semesta 26 Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 109-111. Pemahaman tentang shirath oleh masyarakat Islam awam hampir sama dengan pemahaman dalam agama Zoroaster, bahwa shirath itu adalah jembatan yang sangat kecil seperti rambut dibelah tujuh. Tapi menurut Quraish Shihab pengertian itu tidak sejalan dengan makna shirath yang sebenarnya adalah sebuah jalan yang lebar yang seakan-akan pejalan pada shirath tersebut ditelan oleh jalan lebar tersebut. Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 146. 28 Chittick, "Eskatologi," h. 516. 29 Werblowsky, "Eschatology," h. 149. 30 The Sacred Book of The East merupakan karya terbesar dari F. Max Muller (18231900) yang terdiri atas 50 jilid, dicetak di Oxford antara tahun 1879 dengan tahun 1910. Buku ini 27 xxvi mengalami hari terakhir akan muncul tiga juru selamat yaitu Aushedar, Aushera-mah dan Shayoshant. Kedatangan juru selamat yang terakhir itulah yang akan memusnahkan kelaliman dan menegakkan keadilan hingga terbangun kerajaan Ahura Mazda sepenuhnya di muka bumi. Kerajaan Ahura Mazda akan berlangsung selama seribu tahun. Setelah berakhirnya kerajaan tersebut, alam semesta mengalami kehancuran yang sangat besar. Kehancuran bumi dan alam semesta bukan berarti kehidupan telah berakhir, tetapi Tuhan akan membentuk alam kehidupan baru. Di alam inilah tubuh jasmani dibangkitkan kembali (bodily resurrection) (Yasna, 30:7 31:21, 32:5, 34:1). Setiap manusia akan diadili sesuai dengan catatan perbuatannya pada hari kebangkitan itu. Setelah diadili manusia akan melewati suatu titi ujian yang disebut civento peretu yang di bawahnya terdapat arus gelombang dari cairan logam yang bernyala-nyala. Titi ujian itu lebih halus dari rambut dibelah tujuh. 31 Setiap orang yang berbuat kebajikan selama hidupnya melawati titi ujian tersebut dengan begitu cepat dan mudahnya. Lalu mereka dipersilahkan masuk menikmati hidup kekal dan bahagia di dalam paridaeza (surga) yang di dalamnya terdapat berbagai ragam karunia dan anugerah yang tiada hingganya. Akan tetapi bagi mereka yang berbuat dosa dan kejahatan serta menantang dan menyangkal Ahura Mazda akan terjerumus ke dalam gelombang panas tersebut. Mereka akan masuk ke dalam gehannama (neraka). Pada akhirnya mereka mendapatkan siksaan berisikan salinan lengkap dari berbagai kitab suci. Lihat Yoesoef Sueb, Agama-agama Besar di Dunia (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996), cet. III, h. 230. 31 Sueb, Agama-agama Besar di Dunia, h. 251-252. xxvii tiada taranya. Di neraka, selain para manusia yang melakukan dosa dan kejahatan, para setan pun akan ikut dijebloskan ke dalamnya terutama Angra Mainyu. Doktrin eskatologi dalam agama Zoroaster dipandang memiliki kaitan yang sangat erat terhadap ajaran Yahudi, Kristen, dan Islam. Khususnya pada kebangkitan dari kematian, civento peretu (titi ujian), paridaeza (surga) dan gehannama (neraka). Banyak istilah-istilah dari agama Zoroaster telah menjadi perbendaharaan kata dari ajaran-ajaran agama Yahudi dan Kristen, seperti istilah setan, mesias, dan sebagainya.32 b. Agama Hindu (1400 SM) dan Buddha (560 SM) Agama Hindu dan Buddha memiliki corak yang hampir sama ketika membicarakan masalah akhir hidup manusia. Kedua agama ini tidak memiliki konsep eskatologi yang panjang dan rumit. Dalam Hindu, tujuan hidup manusia adalah moksa, yang dicapai manusia setelah mereka melalui kehidupan berkali-kali (punarbawa). Mereka yang telah melakukan catur marga (bakti, jnana, karma, yoga) dengan baik tidak akan melalui kehidupan terus menerus tetapi akan mencapai moksa, yaitu bersatu dengan Brahman. Upanisad menerangkan bahwa surga dan neraka bukan suatu tempat dan bukan pula suatu bentuk yang pasti melainkan suatu state of mind yaitu keadaan-keadaan pikiran, yakni pikiran bahagia atau pikiran menderita. Kalau pikiran dalam keadaan senang dan bahagia maka itulah surga. Bila pikiran sedih dan menderita maka itulah neraka. Surga dan 32 Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap Eskatologi Agama-agama Ibrahim," (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), h. 55-56 ; lihat juga Sueb, Agama-agama Besar di Dunia, h. 255. xxviii neraka ada dalam pikiran, baik pikiran pada waktu masih hidup, maupun pikiran yang membungkus roh sesudah mati. Sebagaimana diketahui bahwa roh seseorang semasih hidup dibungkus oleh pikiran (sukma sarira/stula sarira) yang tidak lain adalah jasad atau tubuh manusia itu sendiri. Pada waktu meninggal stula sarira hancur menjadi abu karena dibakar, tetapi jiwa/roh dan pikiran tidak bisa terbakar dan lepas seperti angin yang tetap dibungkus oleh pelembungan. Orang yang sudah mati, jika pikirannya masih melekat dengan dunia, ia akan tertarik kembali ke dunia atau lahir kembali. Sebaliknya jika roh dan pikirannya telah menghilangkan kemelakatan duniawi dengan menjalankan catur marga, ia akan bersatu dengan Brahman, yaitu moksa. Roh tidak akan mengalami kelahiran kembali serta mencapai kebahagiaan tertinggi.33 Dalam Agama Buddha, ajaran tentang eskatologi baik di dalamnya menyangkut surga dan neraka atau kehidupan setelah kematian tidak pernah ada. Bikkhu Acharn Suchar Abhijato34 mengungkapkan bahwa dosa akan dibalas di kehidupan ini atau yang akan datang. Akibatnya akan langsung dirasakan dalam pikiran. Adapun surga dan neraka sudah berada dalam diri seseorang, di kehidupan ini dan juga setelah kehidupan ini berakhir. Surga dan neraka bukan sebuah tempat tapi sebuah perasaan. Bila manusia melakukan sesuatu yang buruk, maka ia merasa buruk, inilah 33 Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987), h. 99. 34 Acharn Suchart Abhijato, Kenikmatan Inderawi adalah Menyakitkan, Kumpulan Ceramah Dhamma (Jakarta: Kalyasiri, 2007), h. 88-90. xxix neraka dan tepat di kehidupan ini, begitu pula dengan surga. Surga dan neraka adalah keadaan pikiran.35 Bila semua bentuk keinginan dibasmi, daya kemampuan kamma berhenti bekerja, maka seorang terlepas dari lingkaran kelahiran dan kematian dan mencapai nibbana, yaitu tujuan hidup paling puncak dan berkah yang paling tinggi. Dalam lingkaran kelahiran ini manusia akan melewati 31 alam kehidupan. Kelahiran bisa terjadi di alam yang lain berdasarkan pada karma baik atau buruk dari makhluk yang bersangkutan. Jika manusia telah melenyapkan semua kotoran batin, meraka tidak akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam tersebut.36 Perbedaan yang sangat tajam antara moksa dan nibbana adalah bahwa konsep moksa dalam Hindu masih terdapat unsur jiwa atau roh manusia yang nantinya akan bersatu dengan Brahman, tetapi dalam Buddha tidak dikenal istilah jiwa, karena yang ada hanyalah pikiran atau kesadaran semata. Walaupun begitu salah satu persamaannya adalah tentang konsep surga dan neraka yang merupakan keadaan perasaan dan pikiran seseorang bukan sebuah tempat tersendiri. c. Agama Tao (640 SM) dan Konghucu (551 SM) Ajaran Konghucu maupun Tao tidak ada penjelasan yang detail tentang konsep eskatologinya seperti neraka, surga, dan kebangkitan. dalam ajaran Tao, tidak ada sedikitpun ajaran tentang kematian, surga, neraka, dan kebangkitan. Sama halnya dengan ajaran Konghucu. Salah 35 Ven. Narada Mahathera, Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II (Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1992), h.188. 36 Cornelis Wowor, Hukum Kamma Buddhis (Jakarta: CV. Mitra Kencana Buana, 2004), h. 91-99. xxx seorang murid Konghucu pernah bertanya tentang kehidupan setelah mati, dan jawabannya: "pelajarilah dirimu terlebih dahulu, nanti kamu akan mengetahui seperti apa kehidupan setelah mati itu".37 Berdasarkan penjelasan Khonghucu ini, banyak orang menganggap bahwa Khonghucu tidak bicara tentang kehidupan setelah mati. Keduanya hanya mengajarkan untuk selalu ingat kepada roh leluhur dengan cara mendoakan dan menghormatinya. Kepercayaan orang China tentang banyak dewa dan leluhur yang harus dihormati telah lama berurat berakar. Seiring dengan berjalannya waktu dan persinggungan dengan berbagai macam agama dan kepercayaan lain, kepercayaan orang China terhadap neraka dan surga mulai menghinggapi kehidupan mereka. Hal ini bisa dilihat dari berbagai ukiran di beberapa klenteng yang memperlihatkan begitu ganasnya neraka. Kasus lain di Indonesia adalah bahwa orang China percaya kalau orang yang mati tidak langsung masuk surga tapi terlebih dahulu masuk ke neraka untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka. Setelah dosa mereka terhapus, baru mereka masuk ke surga atau terlahir kembali untuk memperbaiki kesalahan mereka di dunia. Mereka menganggap bahwa surga tidak ubahnya seperti dunia saat ini. Orang yang mati juga membutuhkan peralatan-peralatan seperti rumah, perabotan rumah, kendaraan, uang, hiburan, dan sebagainya. Neraka memiliki susunan struktur pemerintahan seperti yang ada di dunia. Jika di dunia memiliki penguasa, maka di neraka juga memiliki 37 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005), h. 54-59. xxxi penguasa. Raja atau penguasanya dikenal Yen Lo Wang dan dia mempunyai pegawai-pegawai. Para pegawai Yen Lo Wang ini digambarkan sebagai orang yang memiliki wajah menakutkan atau menyeramkan. Ada yang mukanya seperti anjing, kerbau, kambing, monyet dan yang menakutkan lainnya. Hal yang sungguh menggelikan adalah bahwa kasus suap ternyata tidak sekedar terjadi di dunia, karena mereka meyakini bahwa kasus suap atau sogok berlaku di sana. Mereka yang mati dapat dimudahkan atau diringankan hukumannya di neraka dengan memberi suap kepada para pegawai neraka. Biasanya alat sogoknya adalah semangka.38 Dari seluruh konsep eskatologi agama-agama di atas, penulis merangkum konsep eskatologi ke dalam dua bentuk. Pertama, konsep eskatologi yang berdiri sendiri, artinya konsep eskatologi dalam suatu agama tertentu tidak dipengaruhi oleh ajaran agama manapun. Kedua, konsep eskatologi yang telah terpengaruh oleh ajaran agama lainnya. Ini disebabkan oleh pertemuan secara langsung di antara satu agama dengan agama lainnya di masa silam. 38 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 7-14. xxxii BAB III GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Sejarah Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) 1. Perkembangan Keagamaan di Amerika Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) berakar pada suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur-laut Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Pada abad 18, semangat dan mutu kehidupan rohani dapat dikatakan sangat merosot. Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an serta berlanjut hingga tahun 1810-an, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah sepanjang sejarah bangsa Amerika.39 Masyarakat Amerika merasa gelisah dan tidak puas dengan realitas yang penuh dengan kekejaman dan pergolakan, sehingga mereka menginginkan tempat baru atau tanah yang sempurna untuk kehidupan mereka. Kecenderungan ini ditambah dengan adanya perbudakan, keinginan untuk mendapatkan hak-hak yang sesuai, dan mempertahankan diri dari perang. Mereka bercita-cita mendapatkan harapan yang lebih baik dan sempurna.40 Sebagai respon terhadap keadaan ini, terjadi kebangunan rohani di sana-sini. Pada abad ke-18 terjadi gelombang kebangunan pertama dengan 39 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 346. 40 Clifton E, Olmstead, History of Religion in The United States (New York: Prentice Hall, Inc., 1960), h. 334-335. xxxiii tokoh-tokohnya seperti Goerge Whitefield da Jonathan Edwards. Kemudian sejak 1820-an berlangsunglah kebangunan besar (Great Awakening) gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya seperti Charles G. Finney41 dan Alexander Campbell.42 Di beberapa wilayah di Amerika terutama di New York, terlihat kembali kegiatan-kegiatan kebangunan rohani, lengkap dengan perkemahannya. Semangat menginjili ke dalam dan ke luar negeri pun dikobarkan para pengkhotbah dari bermacam-macam gereja dan aliran. Mereka berlomba-lomba mentobatkan masyarakat kembali, salah satunya dengan menyebarkan Alkitab, traktat dan majalah. Masing-masing menganggap gereja atau ajarannya sebagai yang paling Alkitabiah dan paling benar. Sementara gerakan kebangunan rohani tersebut bersama semua aliran keagamaan belum sepenuhnya mengungkapkan ajaran mereka di bawah terang semangat pencerahan yang berciri rasional dan ilmiah. Pada masa itu masyarakat, walaupun menganut ajaran gereja, masih ikut serta dalam ilmu magis dan okultisme (pemujaan terhadap roh-roh).43 2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr. Joseph Smith Jr. lahir dari pasangan Joseph Smith dan Lucy Mack Smith. Ia memiliki 7 saudara. Keluarga Smith adalah pendatang yang tiba di 41 Charles G. Finney adalah seorang tokoh gerakan kesucian dari gereja Presbyterian pada abad ke-19 yang giat mengupayakan kesucian masyarakat, yang salah satu bentuknya adalah keadilan. Ia membela hak-hak kaum wanita, ambil bagian dalam gerakan anti perbudakaan, menetang perang dan sebagainya. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 169. 42 Alexander Campbell adalah salah seorang yang sangat getol menekankan pemulihan kembali gereja kepada bentuk, ciri dan tatanan aslinya sebagaimana dikemukakan dalam Perjanjian Baru. Ia membentuk gereja baru, Disciples of Christ, yang belakangan menggunakan nama Christian Church, salah satu gereja yang cukup besar di Amerika. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 347. 43 Gordon B. Hinckley, Kebenaran yang Dipulihkan; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996), h. 1. xxxiv Palmyra di dekat Rochester New York pada tahun 1816.44 Mereka adalah keluarga khas New England dari keturunan Inggris dan bangsa Skotlandia. Nenek moyangnya telah ikut berjuang dalam Perang Revolusi Amerika tahun 1776. Keluarga mereka termasuk dalam keluarga yang religius, walaupun mereka tidak terikat pada gereja manapun seperti kebanyakan keluarga lainnya. Seiring dengan kemunculan gerakan keagamaan pada waktu itu, banyak dari berbagai aliran keagamaan yang muncul mulai mendekati keluarga besar ini. Gerakan keagamaan yang berkembang tersebut bermacam-macam. Joseph Smith menuliskan bahwa pada masa mudanya telah berkembang tiga sekte yaitu Presbyterian, Baptis, dan Metodis,45 yang saling bersitegang. Di bawah tekanan gerakan kebangkitan keagamaan tersebut, empat dari keluarga Smith yaitu ibu dan tiga orang anaknya menjadi anggota gereja Presbytarian. Bagi Joseph Smith Jr., gerakan keagamaan itu telah menghantam perasaan dan hasratnya untuk bergabung dengan sebuah gereja. Lamakelamaan pikirannya cenderung kepada sekte Metodis. Namun, begitu besar kebingungannya dan pertengkaran di antara golongan agama yang berbedabeda itu, membuat ia bermaksud menarik kesimpulan yang tegas tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Pada suatu hari dia membaca surat Yakobus 1:5 yang berbunyi: "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kurang hikmat, hendaklah dia menanyakan kepada Allah yang memberikan kepada semua orang dengan 44 Klaus J. Hansen, "Mormonisme," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedi of Religion, Vol. 9 (New York: McMillan Library Refrences, 1993), h.108. 45 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 32-33. xxxv murah hati dan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya'".46 Ia merenungkannya berulang-ulang dan pada akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa dirinya harus tetap berada dalam kebingungan dan kegelapan atau bertanya pada Allah. Kemudian dengan tekad yang membara, ia pergi ke hutan untuk melakukan percobaan. Pada musim semi tahun 1820, di tengah hutan ia berlutut dan mulai menyatakan keinginan hatinya kepada Tuhan. Baru saja ia melakukan hal itu, tiba-tiba suatu kekuatan yang mencekam telah menguasai seluruh tubuhnya. Kegelapan telah mengelilingi dirinya untuk beberapa saat, bahkan hamper saja ia binasa. Namun, dengan seluruh kekuatan yang ada, ia berseru kepada Allah supaya membebaskannya dari kekuatan itu. Pada saat itulah ia melihat tepat di atas kepalanya suatu tiang cahaya yang lebih terang daripada sinar matahari yang perlahan-lahan turun mengenainya. Kegelapan telah hilang dari sekelilingnya dan ia melihat dua orang -yang terang dan kemuliannya tidak dapat dilukiskan- berdiri di atasnya (di udara). Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain dengan memanggil namanya dan mengatakan (sambil menunjuk kepada yang lain) "Inilah PutraKu yang Kukasihi dengarkanlah Dia!”47 Dari kejadian ini, Joseph Smith Jr. mendapatkan jawaban yang terang tentang kegundahannya selama ini. Kedua orang itu menyarankan untuk tidak mengikuti gereja manapun, karena mereka berdua akan mengajarkan gereja 46 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat (Jakarta: LAI, 2006), h. 273. 47 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian nabi Joseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 1998), h. 1-5. xxxvi yang sebenarnya.48 Banyak orang yang tidak percaya pada pengalaman Joseph, bahkan ia diejek, diolok-olok, dikucilkan dan dicaci maki sampai membuat ia berkecil hati. Namun, lama kelamaan perlakuan itu membuat ia semakin yakin atas penglihatan itu. Kebenaran telah dibukakan Allah kepadanya dan ia harus siap dengan segala cobaan yang akan datang. Pengalaman spiritual yang dialami Joseph belumlah berakhir. Tepat pada malam tanggal 21 September 1823, seorang malaikat -yang mengaku dirinya adalah Moroni- mendatangi Joseph.49 Kedatangan Moroni adalah untuk memberitahukan bahwa ada tersimpan sebuah kitab yang ditulis di atas lempeng-lempeng emas, yang mengisahkan riwayat penduduk Amerika sebelumnya beserta asal usulnya. Kitab itu tersimpan di dekat Desa Manchester Provinsi Ontario, New York, dimana terdapat bukit yaitu Kumorah yang paling menonjol. Tidak jauh dari puncaknya, terdapat sebuah batu yang cukup besar di mana terletak sebuah peti yang di dalamnya tersimpan lempeng-lempeng kitab, Urim dan Tumim50 dan baju zirah.51 Kunjungan Moroni ini terjadi sampai 3 kali pada malam itu juga. Segala hal yang diucapkannya sama persis dengan kedatangannya yang pertama. Kemudian pada tanggal 22 September 1827 Joseph menerima seluruh lempeng-lempeng itu beserta Urim dan Tumim, dan baju Zirah. Ia pun 48 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 37. 49 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian Nabi Joseph Smith, h. 9. 50 Urim dan Tumim adalah sebuah alat dari Allah yang digunakan untuk menerjemahkan catatan suci. Alat ini telah diberikan kepada para nabi. Salah satunya adalah Abraham. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 30. 51 Richard L. Evans, etc., "Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints," in Warren E Preece & Robert M. Hutchins, ed., Encyclopedia Britanica, Vol. 13 (Chicago: William Benton, 1965), h. 796. xxxvii akhirnya memulai penerjemahan lempeng-lempeng tersebut dan dibantu oleh Oliver Cowdery (pengikut pertama Joseph Smith Jr.). Pengalaman spiritual berikutnya terjadi pada tanggal 15 Mei 1829, ketika Joseph dan Oliver Cowdery pergi ke hutan untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai pembaptisan untuk pengampunan dosa. Yohanes pembaptis datang kepada mereka untuk memberikan kewenangan pertobatan, pelayanan, dan pembaptisan. Wewenang ini sering disebut Imamat Harun. Setelah itu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada mereka di sebuah lokasi yang terpencil di dekat sungai Susquehanna dan menganugerahkan wewenang tertinggi (Imamat Melkisedek) untuk memegang kunci-kunci kerajaan Allah di atas bumi. Melalui wewenang ini seluruh pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting diungkapkan dari surga.52 Kedua imamat tersebut menjadi dasar bagi pengorganisasian Gereja dan sebagai bukti kebenaran ajaran Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir sampai saat ini. 3. Pengorganisasian Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir Pada bulan Juni 1829, Joseph Smith Jr. menyelesaikan penerjemahan Kitab Mormon. Terjemahannya kemudian dicetak dan diterbitkan untuk umum pada tanggal 26 Maret 1830. Tepatnya pada 6 April 1830 di rumah Peter Whitmer Jr. di Fayette, New York, Gereja ini diorganisasi sesuai dengan 52 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996), h. 13-15. xxxviii wahyu Allah (Ajaran dan Perjanjian: 20:1; 115:4)53 Kira-kira ada 60 orang yang hadir di sana. Enam di antara pria yang hadir diperkenalkan sebagai anggota pendiri gereja yang baru untuk memenuhi hukum New York yaitu Joseph Smith, Oliver Cowdery, Hyrum Smith, Peter Whitmer Jr., Samuel Smith, dan David Whitmer. Setelah gereja diorganisasi, mulailah para misionaris mengkhotbahkan pesan-pesan gereja ke penjuru dunia sampai bermil-mil (lihat lampiran), akan tetapi orang yang tidak suka dengan keberadaan Gereja OSZA terus bertambah. Sampai pada akhirnya Joseph Smith merenggut nyawa di tangan orang-orang itu. Ini terjadi ketika pukul 5 sore tanggal 27 Juni 1844, para perusuh yang berjumlah sekitar 200 orang dengan mengecat wajahnya menyerbu penjara Carthage, menembak dan menewaskan Joseph Smith dan saudaranya Hyrum Smith, serta melukai John Taylor.54 Kematian Joseph Smith Jr. membuat kepemimpinan gereja kosong. Dalam keadaan itu, para anggota gereja OSZA terpecah menjadi beberapa kelompok dengan pemimpinnya masing-masing. Pertama, kelompok yang dipimpin oleh Sidney Ridgon yang membentuk gerejanya sendiri di Pennsylvania. Kedua, kelompok yang diketuai Brigham Young yang diperkuat oleh dewan dua belas rasul (kajian penulis). Ketiga, kelompok yang sebagian besar adalah keluarga Smith (termasuk istrinya, Emma) bersama beberapa pengikutnya yang membentuk gereja sendiri dengan nama “The Reorganized Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints” di bawah pimpinan Joseph 53 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus…, h. 16. 54 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita, Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus…, h. 70-71. xxxix Smith III yang mengungsi ke Independence, Missouri.55 Selain ketiga kelompok tersebut masih ada sejumlah kelompok kecil dari pecahan gereja OSZA seperti Kelompok Fundamentalis yang dipimpin oleh Warren Jeffs yang masih mempraktekkan poligami.56 4. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di Indonesia Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir pertama kali dikenal sebagai sebuah yayasan di Indonesia pada tahun 1969. Gereja ini berhasil mendapatkan izin kerja sebagai organisasi keagamaan resmi pada tanggal 11 Agustus 1970, walaupun tercatat dalam Dirjen Bimas (Kristen) Protestan pada tanggal 18 April 1970 dengan No. Dd/P/VIII/25/294/70 dengan akte notaris No. 22 tertanggal 14 April 1970. Untuk mengkoordinir pekerjaan misionaris, pada tanggal 1 Juli 1975 diresmikan Kantor Misi Jakarta-Indonesia di Jl Senopati No. 115, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.57 Pada tahun 1984 Gereja ini memiliki 14 buah cabang dengan pejabat-pejabat gereja yaitu pendeta 14 orang, guru Injil 37 orang dan guru sekolah minggu 30 orang serta terdapat 5 buah gereja yang permanen.58 Akan tetapi, sekarang Gereja ini telah 55 Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 356-357; lihat juga John Blackmore & Charles Alfred Davies, “Reorganized Church of Jesus Christ of Latter Day Saints,” in Robert M. Mutchins, ed., Encyclopaedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965), h.799. 56 “52 Gadis Diselamatkan dari Rumah Poligami,” diakses pada Sabtu 5 April 2008 dari http://www.kompas.com. 57 Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di Indonesia (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 151. 58 Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di Indonesia, h. 151. xl berada di 14 Kota dengan 23 cabang di bawah 3 distrik yaitu Jawa, Medan, dan Manado.59 Laporan statisik per 31 Desember 2007 menunjukan terdapat 124 buah bait suci yang saat ini beroperasi, dengan 2.790 wilayah gereja, 348 misi, 618 distrik dan 27.827 lingkungan dan cabang di seluruh dunia. Jumlah keanggotaan gereja seluruh dunia terus bertambah dan tercatat 13.163.999 anggota dengan anggota baru selama tahun 2007 sebanyak 279.218 orang.60 B. Ajaran-Ajaran Pokok Gereja Secara garis besar ajaran-ajarannya termaktub dalam pasal-pasal kepercayaan yang berjumlah 13 butir sebagai berikut: 1. Kami percaya kepada Allah, Bapak yang Kekal, serta Putra-Nya, Yesus Kristus dan Roh Kudus. 2. Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan bukan untuk pelanggaran Adam. 3. Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum tatacaratatacara Injil. 4. Kami percaya bahwa asas-asas utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, bertobat; ketiga, pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus. 5. Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tatacara-tatacara dari padanya. 6. Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada gereja zaman dahulu, yaitu para rasul, nabi, gembala, pengajar, penyebar injil, dan sebagainya. 7. Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan, penafsiran bahasa, dan sebagainya. 8. Kami percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah sejauh Alkitab itu diterjemahkan secara betul; kami juga percaya bahwa kitab Mormon adalah firman Allah. 59 “Sejarah Gereja di Indonesia”, diakses tanggal 14 Desember 2008 dari http://www.gerejayesuskristus.or.id/church/ hm/chistory/index.asp. 60 Laporan Statistik Gereja OSZA Per 31 Desember 2007. xli 9. Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan Allah, segala yang sekarang dinyatakan-Nya, dan kami percaya bahwa Dia masih akan menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah. 10. Kami percaya akan arti sesungguhnya daripada pengumpulan Israel dan pemulihan Sepuluh Suku; bahwa Sion akan ditegakkan di atas benua ini (Amerika); bahwa Kristus secara pribadi akan memerintah di atas bumi dan bahwa bumi akan diperbarui serta menerima kemuliaan firdausnya. 11. Kami menuntut hak untuk memuja Allah yang Mahakuasa sesuai dengan suara hati kami, dan mengakui hak yang sama bagi semua orang, biarlah mereka memuja, bagaimana, dimana atau apapun yang mereka inginkan. 12. Kami percaya bahwa kami harus tunduk kepada raja, presiden, penguasa serta pembesar pemerintahan, dalam mematuhi, menghormati serta menjunjung hukum. 13. Kami percaya bahwa kami harus jujur, setia, suci, bajik, berkelakuan baik dan berbuat baik terhadap semua orang. Sesungguhnya, kami dapat mengatakan bahwa kami mengikuti nasihat Paulus. Kami percaya segala hal, kami mengharapkan segala hal, kami telah mengatasi banyak hal dan mengharapkan mampu mengatasi segala hal. Jika ada sesuatu yang bajik, yang indah atau terhormat atau patut dipuji maka kami berusaha untuk melaksanakannya.61 Dari pasal-pasal kepercayaan tersebut di atas, penulis akan menjelaskan lebih jauh ajaran-ajaran pokok gereja yang masih belum lengkap. 1. Ketuhanan Dalam konsep ketuhanan, sebagaimana terdapat dalam pasal-pasal kepercayaan yang pertama, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir meyakini bahwa Allah (Bapa Surgawi), Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda tetapi dengan tugas ketuhanan yang sama yaitu menyelamatkan manusia menuju kepada kebahagiaan. Menurut Joseph Smith, Allah adalah manusia yang dipermuliakan serta disempurnakan, seseorang yang berdaging dan bertulang. Tubuh-Nya dapat diraba dan terdapat jiwa yang kekal.62 Yesus Kristus adalah satu-satunya putra sulung Allah yang 61 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 90. 62 Allah adalah pencipta dan pengatur alam semesta. Dia pernah mengalami apa yang dialami oleh manusia sekarang ini. Di akhir puncak perjalanannya, dia menjadi sempurna dan kemudian melahirkan anak-anak rohnya di kehidupan pra fana. Dia menjadi Allah untuk suatu xlii telah bersedia untuk menjadi penebus dosa manusia.63 Adapun Roh Kudus adalah anggota ketiga tubuh ketuhanan. Dia adalah pribadi roh, tanpa tubuh yang berdaging dan bertulang. Dia sering dirujuk sebagai Roh, roh Kudus, Roh Allah, Roh Tuhan, atau Sang Penghibur. Ketiganya (Allah/Bapa Surgawi, Yesus, dan Roh Kudus) satu sama lain terpisah dan tidak pernah bersatu atau dalam istilah umum disebut trinitas. Gereja OSZA tidak mengakui konsep trinitas seperti gereja pada umumnya. Ketuhanan itu bukan melalui penetapan pada saat konsili Nicea tahun 325 M 2. Kenabian Kenabian tak pernah putus sampai akhir zaman. Para nabi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir hidup diantara para jamaah gereja ini. Dia adalah presiden gereja yang mempunyai hak atas wahyu bagi seluruh gereja. Peran nabi dipulihkan kembali oleh Allah (Bapa Surgawi) kepada Nabi Joseph Smith Jr. dengan memberinya kuasa imamat melalui Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, dan Yohanes.64 Hal ini juga menandai lahirnya gereja OSZA sebagai pemulihan gereja yang telah dunia lainnya. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 47. 63 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 495-497. 64 Kuasa Imamat dalam Gereja OSZA ada dua yaitu Imamat Melkisedek dan Imamat Harun. Imamat Melkisedek adalah kuasa dan wewenang kekal dari Allah, dimana imamat ini meliputi hak tentang kepresidenan dan mempunyai kekuasan atau wewenang yang meliputi segala jabatan di dalam gereja. Imamat ini juga memegang kunci-kunci semua pemberkatan kerohanian daripada gereja. Jabatan-jabatan dalam imamat ini yaitu kuorum 12 Rasul, Kuorum Tujuh Puluh, Bapa Bangsa, Imam besar dan penatua serta yang tertinggi adalah Presiden Gereja. Imamat Harun merupakan imamat yang lebih rendah dan juga suatu penambahan bagi Imamat Melkisedek. Mereka yang memegang Imamat Harun mempunyai wewenang untuk melakukan pelayanan tata cara jasmani kepercayaan, pertobatan dan pembaptisan. Jabatan pada imamat Harun adalah Diaken, pengajar, Imam dan uskup. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2005), h. 18-19. xliii mengalami kemurtadan besar.65 Untuk mengetahui beberapa nabi yang pernah hidup lihat lampiran. 3. Kitab suci Para anggota gereja meyakini 4 kitab standard dan kata-kata para nabi yang hidup sebagai sumber ajaran gereja. Empat kitab standar itu adalah : a. Alkitab yang diyakini sebagai firman Allah sejauh diterjemahkan dengan betul. Alkitab yang dimaksud adalah versi King James. Walaupun begitu pada tahun 1831-1833 Joseph Smith merevisinya kembali dan sekarang disertakan dalam Alkitab versi King James edisi Gereja OSZA.66 b. Kitab Mormon adalah catatan suci mengenai beberapa orang yang hidup di benua Amerika antara tahun 2000 SM sampai 400 M.67 c. Ajaran dan Perjanjian. Kitab ini berisi wahyu-wahyu mengenai Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang telah dipulihkan pada zaman akhir d. Mutiara yang Sangat Berharga. Kitab ini berisikan 1) Kitab Musa (sebuah laporan mengenai beberapa penglihatan serta tulisan Musa, yang dinyatakan kepada Joseph Smith dalam bulan Juni dan Desember 1830), 2) Kitab Abraham (sebuah gulungan papyrus yang diambil dari kuburan orang Mesir yang diterjemahkan Joseph Smith yang berisi 65 Kemurtadan besar terjadi ketika para rasul telah meninggal (yang terakhir Paulus). Ini berarti tidak ada kuasa atau wewenang untuk menunjukkan jalan yang benar dari Allah. Kemurtadan mengakibatkan perpecahan, kebingungan, dan hilangnnya wewenang imamat, atau hak untuk bertindak dalam nama Allah. Pada tahun 1820, Tuhan memulihkan kembali Injil dan imamat ke bumi melalui Joseph Smith. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus, h. 11 dan 18. 66 Aritonang, Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 363; Lihat juga Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 238. 67 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus, h. 15. xliv keterangan yang sangat berharga mengenai penciptaan, Injil, hakekat Allah, dan keimamatan), 3) Tulisan-tulisan Joseph Smith (berisi sebuah cuplikan dari terjemahan Alkitab yaitu Matius pasal 23 ayat 39 dan pasal 24, cuplikan kehidupan Joseph Smith, dan tulisan mengenai penglihatan kerajaan selestial), dan 4) Tulisan Joseph F. Smith yang berisi penglihatan mengenai penebusan orang yang telah mati. 4. Hukum Kesehatan (kata-kata bijaksana) Hukum kesehatan adalah hukum yang diwahyukan Tuhan untuk kepentingan jasmani dan rohani manusia. Dalam wahyu ini, Tuhan memberi tahu tentang makanan apa saja yang baik untuk dimakan dan zat-zat apa saja yang tidak baik untuk tubuh. Di antara perintah Tuhan tentang kata-kata bijaksana yaitu: melarang minuman beralkohol, menghisap tembakau (rokok), meminum kopi dan teh, serta narkoba (Ajaran & Perjanjian 89: 5-9), menganjurkan memakan sayur-mayur dan buah-buahan, daging, biji-bijian, dan sebagainya (Ajaran & Perjanjian 89: 10-17).68 5. Pendirian Sion Di masa millenium nanti, Yesus akan datang untuk memerintah kerajaannya. Manusia akan dikumpulkan di antara dua tempat, yaitu di Yerussalem (Israel) dan Missouri (Amerika Serikat). Di sion, manusia hidup sehati, sepikiran, serta dalam kebenaran; dan tidak ada yang miskin di antara mereka (Musa 7: 18). Untuk kehidupan ini semua tempat di mana orang suci berada adalah sion, dan yang terpenting adalah sifat dan karakter dari sion itu sendiri, yaitu menjadi satu dengan sehati dan sepikiran, menjadi sebuah umat 68 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 212-213. xlv yang kudus, dan merawat mereka yang miskin dan yang membutuhkan. Ketika Yesus datang, baru kemudian manusia dikumpulkan ke dalam 2 tempat tersebut (Yerussalem di Israel dan Missouri di Amerika Serikat). 69 6. Bait Suci Bait suci atau bait Allah adalah rumah Tuhan, tempat peribadatan kudus dilaksanakan. Orang-orang yang diperbolehkan memasuki bait suci hanya anggota gereja OSZA yang dipandang layak memasukinya. Kelayakan itu menyangkut kesaksian terhadap Allah (Bapa Surgawi) dan korban tebusan Yesus Kristus, serta melaksanakan seluruh tata cara Injil. Kelayakan itu kemudian dibuktikan oleh surat rekomendasi yang diperoleh dari uskup atau presiden cabangnya. Bait suci menjadi tempat diadakannya upacara-upacara khusus dan kudus seperti baptisan orang mati (Ajaran dan Perjanjian 124 dan 128), endowment (penganugerahan)70, dan perkawinan untuk kekekalan. 7. Baptisan orang mati Baptisan orang mati bukan berarti orang yang sudah mati kemudian dibaptiskan seperti orang yang baru mau dibaptis, tapi mereka yang sudah mati diwakilkan oleh anggota gereja yang masih hidup. Caranya yaitu pertama, mencatat identitas orang-orang yang telah meninggal yang akan 69 D. Todd Christofferson, “Datanglah Ke Sion,” Liahona, November 2008, h. 37. Endowment adalah pemberian pengetahuan atas dasar perjanjian dengan Tuhan untuk mendapatkan keselamatan dan kemuliaan. Perjanjian itu meliputi menerima petunjuk, kuasa dari atas, dan berkat-berkat yang dijanjikan dengan syarat kesetiaan kita terhadap perjanjian-perjanjian yang dibuat. Tata caranya yaitu pria dan wanita dipisahkan dalam suatu upacara mandi istimewa. Mereka diurapi dengan minyak; dimulai dengan kepala, dan mencakup semua organ tubuhnya. Kemudian mereka mengenakan jubah khusus warna putih untuk meneruskan upacara. Sejumlah drama dilakonkan, seperti peristiwa penciptaan dunia, kejatuhan Adam, dan melintasi kerudung bait suci Salomo. Upacara ini berlangsung hampir sehari penuh. Silvia H. Allred, “Bait Suci yang Kudus, Perjanjian-perjanjian Kudus”, Liahona, November 2008, h. 113; lihat juga Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 368. 70 xlvi diselamatkan (dibaptiskan); kedua, memilih diantara anggota gereja untuk mewakili orang yang telah meninggal dengan catatan bahwa perwakilan itu harus mendapat rekomendasi untuk memasuki bait suci; ketiga, diadakan baptisan di dalam Bait suci; dimana orang (wakil) tadi diselamkan ke dalam bak air (dibaptis) lalu dibacakan Kitab Injil.71 Baptisan orang mati berkaitan erat dengan kehidupan orang tersebut sesudah mati (Ajaran dan Perjanjian 128: 12-18). Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di Bab IV. 8. Pernikahan yang kekal Keluarga dapat bersatu untuk selama-lamanya sampai di akhirat. Untuk memperoleh berkat ini para anggota gereja harus menikah di dalam bait suci. Sewaktu sepasang kekasih dinikahkan di luar bait suci, pernikahan itu berakhir bila salah seorang partner itu meninggal dunia. Akan tetapi bila pernikahan dilaksanakan di dalam bait suci dengan wewenang Imam Melkisedek, maka pernikahan itu untuk waktu saat ini dan waktu yang akan datang. Di samping itu, mereka dapat hidup pada tingkat tertinggi di dalam kerajaan selestial Allah serta dapat dipermuliakan seperti Dia (Allah) yang sanggup mempunyai anak-anak roh (Ajaran & Perjanjian 128: 18-20).72 C. Struktur Organisasi Gereja Organisasi gereja dibangun berdasarkan pada imamat Harun dan Melkisedek. Kedua imamat tersebut terdiri dari sejumlah dewan atau kuorum dan berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang paling tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran tentang para pembesar 71 72 Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 367. Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Liahona, November 2008, h. 92-94. xlvii umum gereja. Adapun gambaran umum struktur organisasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah sebagai berikut: Yesus Kristus Kepala Gereja Presiden Gereja Penasihat pertama Penasihat Kedua Kuorum 12 rasul Kuorum 70 Presiden wilayah/distrik Presiden Misi Misionaris Uskup/Presiden cabang Organisasi remaja putra Organisasi remaja putri Lembaga pertolongan Organisasi pratama Sekolah minggu Dalam Gereja Yesus Kristus dari orang-orang Suci Zaman Akhir, Tuhan membimbing umat perjanjian-Nya melalui nabi gereja, yang didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu. Presiden gereja memimpin keseluruhan gereja. Dia serta para penasehatnya, yang juga nabi, pelihat, dan pewahyu, membentuk kuorum presidensi utama. xlviii Para kuorum dua belas rasul adalah juga nabi, pelihat, dan pewahyu. Mereka, bersama dengan presidensi utama, adalah para saksi khusus akan nama Kristus di seluruh dunia. Mereka bertindak di bawah pengarahan presidensi utama untuk membangun gereja serta mengurus segala persoalannya pada semua bangsa. Adapun para anggota kuorum tujuh puluh dipanggil untuk mengkhotbahkan Injil dan membangun gereja. Mereka bekerja di bawah pengarahan dua belas rasul dan kepemimpinan dari tujuh orang pemimpin yang dipanggil untuk melayani sebagai presiden tujuh puluh. Para anggota kuorum pertama dan kedua tujuh puluh ditetapkan sebagai pembesar umum, dan mereka dapat dipanggil untuk melayani di mana saja di seluruh dunia. Keuskupan ketua adalah presidensi imamat Harun di seluruh gereja. Uskup yang mengetuai dan para penasehatnya melayani di bawah pengerahan presidensi utama untuk melaksanakan urusan-urusan jasmani gereja seperti pembaptisan, sakramen, dan sebagainya. Organisasi remaja putra, lembaga pertolongan, remaja putra, pratama, dan sekolah minggu semuanya memiliki presidensi yang mengawasi organisasi mereka untuk memberikan petunjuk dan arahan.73 73 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, Sebuah Referensi Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 6. xlix BAB IV ESKATOLOGI DALAM GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Eskatologi Pribadi 1. Kematian Dalam keyakinan Gereja OSZA dikenal dua kematian, yaitu kematian rohani dan kematian jasmani. Kematian rohani adalah terpisahnya manusia dari hadirat Allah (Bapa Surgawi). Kematian rohani disebabkan oleh dua hal yaitu oleh kejatuhan dan oleh ketidakpatuhan manusia.74 Kematian rohani disebabkan oleh kejatuhan Adam dan Hawa, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut. "Segenap umat manusia, oleh jatuhnya Adam telah disingkirkan dari hadirat Tuhan, dianggap mati, baik mengenai hal-hal jasmani maupun halhal rohani" (Helaman 14:16)75. “Oleh karena itu, Aku, Tuhan Allah, menyuruh agar dia diusir dari Taman Eden, dari hadiratKu, karena pelanggarannya, dalam mana dia menjadi mati secara rohani, yaitu kematian pertama, yakni kematian yang sama seperti kematian akhir, yang bersifat rohani, yang akan diucapkan kepada yang jahat sewaktu Aku akan memfirmankan: “Enyahlah, kamu yang dikutuk" (Ajaran dan Perjanjian 29: 41).76 Kematian rohani mengakibatkan manusia kehilangan sifat ketuhanannya. Akhirnya, mereka dipisahkan dari bimbingan dan ajaran Allah selama kehidupan di bumi. Para nabi telah menubuatkan bahwa akan datang seorang penebus yang akan mengakhiri kematian rohani. Penebus itu adalah Yesus Kristus yang disalib di bukit Golgotta. Bagi mereka yang meyakini 74 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, Sebuah Referensi Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 85. 75 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 1976), h. 465. 76 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian (Jakarta: Gereja OSZA,1979), h.63-64. l kematiannya -sebagai kurban tebusan bagi seluruh manusia-, maka mereka akan meniti lembaran kehidupan baru di dunia ini bersama Allah yang akan selalu membimbingnya dari kejahatan dan keburukan. Sumber kematian rohani yang kedua adalah karena ketidakpatuhan manusia itu sendiri. Dosa-dosa manusia telah membuat mereka tidak bersih dan tidak dapat tinggal di hadirat Allah (Roma 3:23; Alma 12: 12-26, 32; Helaman 14:18; Musa 6:57). Manusia dapat terlepas dari kematian rohani bila manusia meyakini kurban tebusan Yesus Kristus dan hanya jika manusia menjalankan iman kepada-Nya, bertobat dari dosa-dosanya, serta mematuhi asas-asas dan tata cara-tata cara Injil (Alma 13:27-30; Helaman 14:19; Pasalpasal kepercayaan ketiga). Apabila manusia tidak mengakui kurban tebusan Yesus Kristus dan tidak bertobat dari dosa-dosanya, maka mereka akan tetap dalam kesuraman dan tidak akan diterima di hadapan Allah setelah kebangkitan. Kematian kedua adalah kematian jasmani, yaitu terpisahnya roh dari tubuh fana (Musa 6:48). Kematian jasmani merupakan sebuah jalan agar manusia dapat menuju Allah dan untuk menjadi seperti Dia yang kekal. Manusia harus mengalami kematian jasmani dan akhirnya akan menerima tubuh yang dibangkitkan dan sempurna. Akan tetapi, syarat utama manusia dapat menjadi kekal yaitu mengimani kurban tebusan Yesus kristus dan menjalankan tatacara-tatacara Injil dengan benar. 2. Penantian Menjelang Kebangkitan Pertama Ketika tubuh jasmani mati, roh terus hidup dan roh tersebut dibawa ke sebuah tempat yang disebut dunia roh. li Kitab Mormon menjelaskan tempat tersebut sebagai berikut : "Roh orang-orang yang benar diterima di dalam keadaan bahagia, yang disebut firdaus, suatu keadaan yang tenang, suatu keadaan yang damai, di mana mereka akan beristirahat dari segala kesulitan mereka dan dari segala persoalan dan kedukaan. Dan kemudian akan terjadi, bahwa roh orang-orang jahat, ya, yaitu yang berdosa – karena lihatlah, mereka tidak mempunyai tempat ataupun bagian apapun daripada Roh Tuhan; karena lihatlah, mereka memilih perbuatan jahat daripada perbuatan baik. Karena itu, roh iblis telah memasuki diri mereka dan menduduki rumah mereka – dan semua ini akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap; disana akan terdapat tangisan, ratapan dan kertakan gigi dan ini karena kedurhakaan mereka sendiri, karena dituntun sebagai tawanan oleh kehendak iblis. Maka inilah keadaan daripada jiwa orang-orang jahat. Ya, di dalam kegelapan dan keadaan mengerikan sedang menantikan dengan penuh ketakutan akan menyalanya rasa berang murka Allah ke atas mereka. Jadi mereka tetap tinggal di dalam keadaan ini, demikian juga orang yang benar di firdaus sampai waktu kebangkitan mereka." (Alma 40: 12-14)77 Tempat kebahagiaan itu sering disebut dengan firdaus (surga) dan tempat kesengsaraan disebut penjara roh (neraka). Di antara cuplikan ayat dalam Alkitab tentang keadaan itu ada pada Lukas 23: 43, II Korintus 12: 3,4, dan Wahyu 20: 11-15.78 Kehidupan akan terus berjalan di kedua tempat tersebut sampai pada kebangkitan pertama. Firdaus (surga) berisi orang-orang percaya yang hidup bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya dan bersama-sama dengan Yesus Kristus. Adapun dalam penjara roh, menurut gereja OSZA, para penghuninya memiliki kesempatan untuk mempelajari Injil Yesus Kristus, bertobat dari dosa-dosa mereka dan mematuhi tata cara pembaptisan, dan mengikuti tata cara Injil, sebagaimana hidup di dunia. Kepercayaan ini didasarkan pada surat 1 Petrus 3: 18-19 sebagai berikut: “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya ia membawa kita kepada Allah; ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, 77 78 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon…, h. 351. Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1997), cet.ke-4, h. 522. lii tetapi yang telah dibangkitkan menurut roh. Dan di dalam roh itu juga ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”79 Sebagai penguat atas keyakinan ini, Joseph F. Smith mendapatkan penglihatan tentang kehidupan di penjara roh pada tanggal 3 Oktober 1918 di Salt Lake City.80 Dalam penglihatan itu, ia melihat Yesus beserta orang-orang yang meyakini ajarannya memberitakan kebenaran Injil di antara orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran dan orang-orang yang tidak patuh kepada para nabi. Baptisan orang mati akan bermanfaat di penjara roh. Ketika seseorang meninggal dunia dan tidak sempat mengenal Injil Yesus Kristus, ia dapat diikutsertakan dalam baptisan orang mati. Setelah ia dibaptis, di penjara roh, ia akan diberi kekuatan untuk memilih, apakah akan mengikuti ajakan Yesus atau tidak. Jika orang itu mengikut Yesus, maka ia akan diajarkan Injil beserta tata-tata cara yang lain. Ia akan bersama-sama orang-orang percaya lainnya dengan wajah yang bersinar, serta pancaran kehadiran Tuhan berada di atas mereka, dan mereka menyanyikan lagu pujian untuk nama-Nya yang kudus. Mereka bersuka cita, penuh kegembiraan dan kedamaian di firdaus (Penglihatan Joseph F. Smith : 22-24). Akan tetapi, jika orang itu tidak mengikuti ajakan Yesus, ia akan tetap berada di penjara roh yang penuh kegelapan sampai pengadilan Tuhan. Para anggota gereja OSZA berperan penting dalam membantu Yesus untuk mengajarkan Injil-Nya di penjara roh. Mereka akan menjadi para 79 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat (Jakarta: LAI, 2006), cet.ke-35, h. 280. 80 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga, (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 84-89. liii misionari yang akan mengunjungi penjara roh untuk mengajarkan Injil. Ada tiga kelompok roh dimana Injil itu dikabarkan yaitu: a. Orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil baik sebelum dan sesudah Injil diberitakan. (Joseph Smith, Penglihatan Kerajaan Selestial: 7-9)81 b. Orang-orang terhormat yang menolak Injil sewaktu di bumi karena dibutakan oleh tipu muslihat manusia (Ajaran dan Perjanjian 76: 75)82 c. Orang-orang jahat dan yang tidak patuh serta menolak para nabi (Joseph F. Smith, Penglihatan akan penebusan orang yang meninggal 29-32).83 Yesus akan membekali para anggota gereja, sebuah kuasa dan wewenang untuk mempertobatkan penghuni penjara roh. Mereka akan diorganisir dengan setiap nabi berdiri di muka barisan generasinya. Para anggota keimamatan selama hidup di bumi akan melanjutkan kewajibannya di dunia roh. Firdaus (surga) dan penjara roh (neraka) tidak akan berlangsung untuk selama-lamanya. Kedua tempat itu sudah tidak akan ada lagi setelah para penghuni dunia roh dibangkitkan untuk menuju penghakiman Tuhan. Jadi, surga dan neraka telah ada sekarang ini yaitu di dunia roh. Adapun setelah penghakiman Tuhan, yang ada adalah kerajaan Tuhan untuk semua manusia. 81 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang sangat Berharga, h. 84. 82 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 173. 83 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang sangat Berharga, h. 86. liv B. Eskatologi Umum 1. Pengumpulan Domba-domba Israel Sebelum dunia ini berakhir, Bangsa Israel akan dikumpulkan kembali setelah mereka terceraiberaikan. Bangsa Israel adalah bangsa yang telah dijanjikan sebagai umat pilihan Allah selama mereka mau mematuhi perintahperintah-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Ulangan 28 : 9-10. Sebagai umat pilihan, bangsa Israel akan menjadi suatu berkat bagi semua bangsa di dunia dengan mengambil Injil serta keimamatan bagi mereka. Akan tetapi hal ini kemudian tidak berlaku lagi, karena bangsa Israel sedikit demi sedikit telah mulai melanggar perintah-perintah Tuhan. Selain mereka membunuh para nabi, mereka juga berkelahi di antara mereka sendiri, sehingga terbelahlah dua belas suku Israel. Akibat pengusiran oleh bangsa Babilonia dan Romawi, kedua belas suku Israel telah berpencar-pencar ke seluruh penjuru dunia. Sesuai dengan janji Tuhan, bangsa Israel pada suatu hari akan dikumpulkan kembali sebagaimana terekam dalam Yeremia 23:3 "Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing dombaKu dari segala negeri ke mana Aku menceraiberaikan mereka" Dibalik janji Tuhan tersebut, Ia ingin agar Bangsa Israel perlu belajar mengenai ajaran-ajaran Injil serta mempersiapkan diri untuk menemui juru selamat (Yesus Kristus) yang datang untuk kedua kalinya. Bangsa Israel mempunyai tanggung jawab yang besar guna membangun bait-bait Allah bagi leluhur mereka yang telah meninggal tanpa memperoleh kesempatan ini. lv Mereka harus membawa Injil ke semua bangsa dan menggenapi perjanjian untuk menjadi suatu berkat bagi seluruh dunia. Pengemban tugas untuk mengumpulkan bangsa Israel dikuasakan kepada Joseph Smith pada tahun 1836 di bait Allah Kirtland.84 Sejak saat itu, setiap nabi zaman akhir telah memegang kunci-kunci untuk mengumpulkan kaum keturunan Israel. Pekerjaan tersebut telah berlangsung sebagai suatu bagian penting daripada pekerjaan Gereja Kristus yang sejati. Bangsa Israel akan dikumpulkan mula-mula secara rohani lalu secara jasmani. Pengumpulan secara rohani berarti mereka dikumpulkan pada saat mereka bergabung dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Mereka yang percaya pada ajaran-ajaran gereja termasuk dalam bangsa Israel baik secara keturunan darah maupun sekedar pengangkatan. Mereka telah bergabung menjadi keluarga Abraham dan Yakub. (Abraham 2:9-11; Galatia 3: 26-29). Pengumpulan secara jasmani berarti bangsa Israel akan dikumpulkan ke tanah warisan mereka dan akan ditegakkan di seluruh negeri perjanjian mereka (2 Nefi 9:2). Tanah warisan yang akan menjadi tempat pengumpulan bangsa Israel tentu saja di Yerussalem. Salah satu suku Israel yang akan dikembalikan ke sana adalah Suku Yehuda. Adapun suku-suku yang lainnya akan dikumpulkan di sion-sion yang telah didirikan di seluruh dunia oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Hal ini sesuai dengan pasal ke-10 dari pasal-pasal kepercayaan. 84 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-Asas Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 1995), h. 264. lvi Setiap wilayah di atas bumi merupakan tempat pengumpulan bagi domba-domba Israel yang tinggal di daerah itu. Pengumpulan secara jasmani bangsa Israel tidak akan berakhir sampai kedatangan Jurus selamat yang kedua kalinya (Joseph Smith 1: 37; 1 Nefi 14:12). Di saat juru selamat datang, pada waktu itu janji Tuhan akan digenapi sebagaimana tercatat dalam Alkitab. "Sebab itu, demikianlah firman Tuhan, sesungguhnya, waktunya akan datang bahwa tidak dikatakan orang lagi: Demi Tuhan yang hidup yang menuntun orang Israel ke luar dari tanah Mesir, melainkan: Demi Tuhan yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana dia telah menceraiberaikan mereka! Sebab Aku akan membawa mereka pulang ke tanah yang telah kuberikan kepada nenek moyang mereka" (Yeremia 16: 14-15)85 Gereja OSZA punya peran yang sangat penting dalam rangka mengumpulkan domba-domba Israel. Tugas tersebut merupakan sebuah mandat yang telah diturunkan Tuhan kepada Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir sebagaimana telah diramalkan di dalam Kitab Mormon. Kitab Mormon telah menyiratkan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas untuk menyebarkan Injil Kristus dan mengumpulkan Bangsa Israel yang sebenarnya adalah mereka yang masuk menjadi anggota Gereja. Selain itu di Amerika pulalah ramalan itu berawal, sehingga hal ini menguatkan keyakinan bahwa gereja OSZA - yang lahir di Amerika merupakan gereja Kristen yang paling benar dan punya wewenang dalam menjalankan ajaran-ajaran Injil, sedangkan di luar mereka tidak memiliki kuasa dan wewenang itu. 85 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 832-833. lvii 2. Parousia dan Kebangkitan Pertama Parousia berasal dari bahasa Yunani yang berarti kehadiran, sampainya, dan kembalinya. Secara istilah parousia merupakan peristiwa kedatangan kristus yang kedua kalinya pada akhir zaman dalam kemuliaanNya yaitu puncak sejarah keselamatan, saat kerajaan Allah mencapai puncaknya.86 Kedatangan Yesus kedua kalinya banyak disinggung dalam Alkitab. Peristiwa ini sering dikaitkan dengan kedatangan-Nya yang pertama. Beberapa ayat dalam Perjanjian Lama yang menerangkan kedatangan Yesus seperti Ayub 19: 25, 26; Maleakhi 3:1-2 dan diperkuat lagi dalam Perjanjian baru seperti dalam Matius 24: 45-51; Markus: 13: 24-32; Lukas 21: 25-33, I Korintus 15; I Tesalonika 4: 13-18; II Tesalonika 2: 1-12, dan kitab Wahyu.87 Yesus sendiri telah menyatakan kepada Joseph Smith sebagai berikut: “Karena waktunya sudah dekat dan harinya segera tiba pada saat bumi menjadi masak; dan semua orang yang sombong dan mereka yang melakukan kejahatan akan seperti jerami dan Aku akan membakar mereka, firman Tuhan semesta alam, supaya kejahatan tidak akan ada di atas bumi. Aku akan menyatakan diri-Ku dari surga dengan kuasa dan kemuliaan yang besar, dengan segenap balatentara dari padanya, dan tinggal dalam kebenaran dengan manusia di atas bumi selama seribu tahun dan orangorang jahat tidak akan bertahan.” (Ajaran dan Perjanjian 29: 9, 11).88 Kedatangan Yesus akan disambut dengan gembira oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya. Namun begitu, Ia tidak akan datang begitu saja. Yesus datang dengan tanda-tanda sebagaimana telah dilaporkan dalam kitabkitab suci. Dia telah berfirman bahwa semua pengikut Kristus yang setia akan mengetahui apa tanda-tanda itu serta akan memperhatikan tanda-tanda itu 86 Adolf Heuken SJ., Ensiklopedi Gereja III (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993), 87 Thiessen, Teologi Sistematika, h. 526. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. h. 276. 88 60. lviii (Ajaran & Perjanjian 45: 39). Beberapa tanda yang menyertai kedatangan Yesus diantaranya adalah: a. Kejahatan, perang, dan kekacauan Para nabi telah memperingatkan bahwa bumi akan mengalami kekacauan, peperangan, kedurhakaan dan penderitaan yang hebat. Nabi Daniel mengatakan bahwa hal ini merupakan waktu kesusahan yang sangat besar yang belum pernah dialami bumi (Daniel 12:1). Di ayat lain disebutkan “Dan segala sesuatu akan ada dalam kegemparan dan orangorang akan menjadi takut. Kita akan menghadapi gemba bumi, penyakit serta kelaparan” (Matius 24:7). Tuhan juga berfirman : “Dan cinta kasih manusia akan menjadi beku, dan kedurhakaan akan berlimpahlimpah”(Ajaran dan Perjanjian 45:27), “dan badai, guntur serta suara kilat yang hebat” (Ajaran dan Perjanjian 88: 90).89 Yesus juga menyatakan kepada para murid-Nya, bahwa perang akan memenuhi bumi, bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan (Matius 24: 6-7; Ajaran dan Perjanjian 87: 6). Peperangan ini akan berlangsung terus menerus sampai mencapai suatu perang yang besar dan terakhir, dan disebutkan sebagai perang yang paling memusnahkan yang belum pernah dikenal di dunia. Di tengah-tengah perang itulah Juru selamat akan datang. Dengan keadaan seperti tersebut di atas, Joseph mengajarkan kepada para pengikutnya untuk tidak menyerah dan melemah, karena hal 89 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 258. lix itu haruslah terjadi atau firman tidak akan digenapi.90 Namun, tidak semua peristiwa yang mengawali kedatangan Yesus akan selalu mengerikan. Banyak di antaranya akan membawa suka cita kepada dunia, termasuk para anggota gereja itu sendiri dan orang-orang yang baik. b. Pemulihan Injil dan pemberitaan ke seluruh dunia Tanda lainnya adalah ramalan para nabi tentang pemulihan Injil. Hal ini terjadi setelah beberapa abad mengalami kemurtadan besar. Wewenang imamat untuk mengajarkan Injil dari Tuhan telah diambil semenjak para rasul di zaman Yesus meninggal. Tuhan telah menyatakan dalam Ajaran dan Perjanjian 45: 28 bahwa “Terang akan terbit di antara mereka yang duduk dalam kegelapan, dan itulah kegenapan Injil-Ku”. Rasul Yohanes pun telah melihat bahwa Injil akan dipulihkan oleh seorang malaikat sebagaimana tercatat dalam Wahyu 14: 6-7 sebagai berikut: “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air”.91 Malaikat yang diramalkan akan datang itu adalah malaikat Moroni yang telah membawa Injil Yesus Kristus kepada Joseph Smith. Dengan begitu, Injil telah dipulihkan kembali sampai dengan masa kedatangan Yesus yang kedua. Pemulihan ini sangat dibutuhkan, karena sebuah gereja tidak akan berdiri dengan kokoh tanpa adanya wewenang imamat langsung 90 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 290 91 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 304. lx dari Tuhan. Walaupun beberapa orang seperti Martin Luther dan John Calvin menyadari bahwa praktek-praktek serta ajaran-ajaran gereja telah berubah, tanpa wewenang imamat, Injil Yesus Kristus tidak dapat dikembalikan pada bentuk aslinya.92 Inilah kasih karunia Allah kepada anak-anak-Nya. Dia ingin memberi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk menjadi bahagia saat ini dan kembali kepada-Nya setelah meninggal nanti. Setelah Injil dipulikan kembali lewat wewenang imamat kepada Joseph Smith, maka sejak saat itu dan sampai sekarang, para misionari telah memberitakan Injil ke seluruh dunia. Usaha-usaha ini telah berkembang dari tahun ke tahun sampai beribu-ribu misionari sekarang memberitakan Injil di banyak negara di dunia dalam berbagai bahasa. Semangat menginjili para misionari ke seluruh dunia sangat kuat sekali. Mereka tidak segan-segan untuk belajar berbagai bahasa di dunia, bahkan dengan biaya masing-masing. Semangat ini perlu ditiru oleh para pendakwah agama-agama lain tanpa memperhitungkan kerugian yang mungkin didapatkan. c. Datangnya Kitab Mormon Ramalan tentang datangnya Kitab Mormon telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama yaitu Yesaya 66: 19 sebagai berikut: “Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat 92 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus (Jakarta : Gereja OSZA, 2005), h. 8. lxi kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa” 93 Ayat diatas menjelaskan sebuah tanda yang akan dikirim ke pulaupulau yang belum pernah mendengar kabar tentang Tuhan. Tanda itu berupa kitab Mormon sebagaimana termaktub dalam 1 Nefi 13: 20, 23-25 sebagai berikut: “Dan terjadilah bahwa aku, Nefi, melihat bahwa mereka menjadi makmur di negeri itu, dan aku melihat sebuah kitab dan kitab itu disebarkan di antara mereka. Kitab itu keluar dari mulut seorang Yahudi. Dan aku, Nefi melihatnya dan ia berkata kepadaku: kitab yang engkau lihat itulah sebuah catatan bangsa Yahudi, yang berisikan perjanjian-perjanjian Tuhan yang telah dibuat-Nya kepada kaum keturunan Israel, dan kitab itu juga memuat banyak sekali nubuat para nabi suci dan merupakan sebuah catatan seperti ukiran-ukiran yang di atas lemping-lemping kuningan, tetapi jumlahnya tidak begitu banyak. Dan Malaikat Tuhan berkata kepadaku: Engkau telah melihat bahwa kitab itu keluar dari mulut seorang Yahudi dan berisikan Injil Tuhan yang murni, yang tentang-Nya kedua belas rasul memberi kesaksian sesuai dengan kebenaran, yang ada pada Anak Domba Allah. Oleh karena itu, hal-hal ini diteruskan dari bangsa Yahudi secara murni kepada bangsa-bangsa lain, sesuai dengan kebenaran yang ada pada Allah”94 Pulau yang dimaksudkan dalam Alkitab dipahami dengan pulau Amerika. Amerika dianggap sebagai pulau yang dijanjikan oleh Tuhan untuk menyebarkan Injilnya ke seluruh bangsa di dunia. Tanah ini telah diramalkan dalam Kitab Mormon kepada keluarga Lehi yang keluar dari Israel sebagai berikut : “Dan sejauh engkau akan mematuhi perintah-perintah-Ku, engkau akan menjadi makmur dan akan dipimpin ke sebuah negeri perjanjian. Ya, bahkan sebuah negeri yang telah Aku sediakan bagimu; ya, sebuah negeri pilihan di atas segala negeri yang lain” (1 Nefi 2: 20) “Dan terjadilah bahwa setelah kami berlayar selama berhari-hari kami tiba di negeri yang dijanjikan dan kami naik ke darat dan memasang kemah dan kami menyebutnya negeri yang dijanjikan. Di sana terdapat bermacam-macam binatang hutang, baik sapi maupun 93 94 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 808. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon…., h. 26. lxii kerbau, keledai dan kuda, kambing dan kambing liar, dan berbagai macam binatang buas yang berguna bagi manusia. Dan kami menemukan berbagai macam bijih, baik emas, perak maupun tembaga” (1 Nefi 19: 23, 25)95 Oleh gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, semua ramalan itu telah digenapi dan Kitab Mormon telah disebarkan oleh gereja ini ke seluruh penjuru dunia dengan berbagai bahasa. Penyebarannya akan terus berlangsung sampai semua manusia menjadi pengikut Gereja. d. Kedatangan Nabi Elia Sebelum Kristus datang untuk kedua kalinya, Nabi Malaeakhi meramalkan bahwa Nabi Elia96 akan mengunjungi bumi untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapanya supaya sebelum kedatangan Tuhan (Maleakhi 4: 5-6). Kedatangannya adalah untuk mengembalikan kepada manusia kuasa pemeteraian supaya para keluarga dapat dimatereikan bersama. Dia juga memberi dorongan kepada orang-orang agar memperhatikan leluhur serta keturunan mereka. Nabi Elia datang kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery pada pertemuan hari Minggu 3 April 1836 di bait suci Kirtland.97 Tujuan Elia adalah agar Joseph Smith mengajarkan kepada para anggota gereja untuk membuat silsilah sejarah keluarga. Walaupun pada awalnya para anggota 95 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon, h. 5 dan 46. Nabi Elia adalah seorang nabi terbesar dalam Kerajaan Israel pada abad ke-9 SM yang memperjuangkan pemujaan Tuhan dan menentang penyembahan berhala (1 Raja 17: 1-6, 18; 19: 15, 2 Rajaa 1: 1-18. Dalam kepercayaan orang-orang Yahudi, ia dinantikan kembali selaku perintis jalan bagi mesias (Markus 9: 2-13). Heuken, Ensiklopedi Gereja III, h. 289. 97 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 356. 96 lxiii gereja tidak tertarik dengan persilsilahan ini, akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya minat orang akan persilsilahan telah berkembang dengan cepat. Para anggota gereja sangat bersemangat untuk membuat sebuah catatan sejarah keluarga mereka, karena mereka yang telah meninggal dapat dibaptiskan agar orang-orang yang belum mengenal injil Yesus Kristus dapat menerimanya di penjara roh (lihat baptisan orang mati pada bab 3). Ajaran ini sangat khas sekali, karena sebagaimana Jan S. Aritonang katakan, Gereja ini membentuk sebuah lembaga genealogi (silsilah). Lembaga ini mempekerjakan lebih dari 500 orang. Mereka mendata dan menyusun silsilah dari sebanyak mungkin orang di dunia ini, diabadikan dalam mikrofilm, dan disimpan dalam sebuah gudang raksasa di bawah permukaan laut yang terletak sekitar 30 Km dari Salt Lake City. Di perpustakaan yang terdapat pada setiap bait suci tersedia copy dari mikrofilm tersebut.98 e. Bangsa Laman akan menjadi suatu bangsa yang besar Yesus menyatakan bahwa sewaktu kedatangan-Nya sudah dekat, bangsa Laman akan menjadi suatu bangsa yang saleh dan dihormati. Dia berkata: “Sebelum hari Tuhan yang besar itu datang…. bangsa Laman akan berkembang bagaikan mawar” (Ajaran dan Perjanjian: 49: 24). Siapakah bangsa Laman itu? Bangsa Laman adalah keturunan Laman, anak dari Lehi. Keluarga Lehi99 telah pergi dari Yerussalem 98 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 368. 99 Keluarga Lehi diceritakan dalam Kitab Mormon adalah keluarga yang diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan negeri Yerussalem. Keluarga Lehi terdiri dari Lehi, Sarah (istrinya), dan keempat putranya Laman, Lamuel, Sam dan Nefi. Mereka meninggalkan Yerussalem karena orang-orang di sana akan membunuhnya. Meraka melakukan perjalanan panjang sampai ke benua lxiv menuju tanah yang dijanjikan (Amerika) (1 Nefi 2: 5, 18). Akan tetapi, Laman tidak mau mengikuti perintah dan aturan Tuhan yang telah diberikan kepada ayahnya, Lehi, dan ia pergi dengan saudaranya Lamuel. Mereka pergi dari rombongan keluarga Lehi, sehingga anak keturunannya dikutuk Bangsa keturunannya menjadi satu bangsa yang berkulit gelap, memuakkan dan kotor, penuh kemalasan dan segala macam kekejian (1 Nefi 12: 23; 2 Nefi 5: 21). Bangsa Laman adalah nenek moyang dari bangsa Amerika, yang biasa dikenal dengan suku Indian. Para misionaris awal telah melakukan perjalanan beratus-ratus Km untuk mempertobatkan dan menceritakan kepada mereka (bangsa Indian) tentang nenek moyangnya dalam Kitab Mormon. Mereka dapat mempertobatkan beberapa suku Indian Catteraugus di dekat Buffalo, New York, suku Wyandots di Ohio, suku Delaware di bagian barat Missouri, terakhir di Kirtland, Ohio.100 f. Pembangunan Yerussalem Baru di Amerika Mendekati waktu kedatangan Yesus Kristus, para orang suci yang penuh iman akan membangun sebuah kota yang besar, sebuah kota Allah yang disebut Yerussalem Baru dan Yesus akan berkuasa di sana. Perhatikan ayat berikut ini: “Dan mereka akan membantu umatku, sisa keturunan Yakub dan juga sebanyak orang dari kaum keturunan Israel yang akan datang, supaya mereka dapat membangun sebuah kota yang disebut Yerusalem Baru. Kemudian mereka akan membantu umat-Ku supaya mereka Amerika (tanah yang dijanjikan) sekitar tahun 600 SM Mereka membawa catatan berisi sejarah bangsa Yahudi dan nubuat para nabi tentang kedatangan Juru selamat (Yesus Kristus) ke bumi. Catatan itu menjadi bagian dari Kitab Mormon. Gereja OSZA, Kitab Mormon…., h. 1. 100 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996), h. 19. lxv yang tercerai berai di seluruh permukaan negeri dapat dikumpulkan di Yerusalem Baru. Dan kuasa dari surga akan turun di antara mereka dan Aku juga akan berada di tengah-tengah” (3 Nefi 21: 23-25).101 Sekalipun kota ini belum lagi dibangun, akan tetapi Tuhan telah mengatakan bahwa kota itu akan dibangun di negara bagian Missouri, Amerika Serikat, sebagaimana ayat berikut ini: “Kota itu akan dibangun, dimulai di atas tanah bait Allah, yang ditetapkan oleh jari Tuhan, di perbatasan bagian barat negara bagian Missouri, dan dipersucikan oleh Joseph Smith Jr., dan yang lainlainnya yang sangat berkenan di hati Tuhan. Sesungguhnya inilah firman Tuhan, bahwa kota Yerusalem Baru akan dibangun oleh berkumpulnya para orang suci, dimulai pada tempat ini, yaitu tempat untuk bait Allah; bait Allah akan didirikan pada angkatan ini” (Ajaran dan Perjanjian 84: 3-4).102 Yerusalem Baru ini akan menjadi tempat berkumpulnya seluruh bangsa di dunia pada saat pemerintahan Yesus di masa Milenium selain di Yerusalem (Israel). Kedua kota ini akan menjadi kerajaan terpenting di masa milenium, dan Yesus Kristus akan memerintah di atasnya. Inilah beberapa tanda-tanda kedatangan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya dalam beberapa kitab suci Gereja. Walaupun tanda-tanda itu telah diberitahukan, tidak ada orang yang tahu secara pasti kedatangan Yesus, kecuali Allah sendiri yang mengetahuinya (Matius 24:35). Seseorang dapat mengatakan bahwa akhir itu sudah dekat, sebab banyak tanda yang telah digenapi juruselamat mengajarkannya dengan perumpamaan pohon ara. Yesus berkata “jika kita melihat ranting-ranting pohon ara mulai bertunas, kita dapat mengatakan bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kita 101 102 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon, h. 523-524. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 186. lxvi melihat tanda-tanda, kita akan mengetahui bahwa kedatangan-Nya sudah dekat” (Matius 24: 32-33). Tanda-tanda yang telah beritahukan kepada Tuhan dimaksudkan agar manusia dapat mengatur kehidupannya dan mempersiapkan dirinya masingmasing untuk hal-hal yang masih akan datang. Para anggota gereja tidak perlu khawatir, justru mereka akan menjadi bahagia. Tuhan sendiri menyatakan: “Jangan susah, karena bilamana semua hal ini (tanda-tanda) akan terjadi, kamu dapat mengetahui bahwa janji-janji yang telah dibuat kepadamu akan digenapi” (Ajaran dan Perjanjian 45:35). Yesus datang ke dunia pada waktu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi sebagaimana dijelaskan berikut: “Sangkakala Allah akan berbunyi panjang dan keras, dan akan berkata kepada bangsa-bangsa yang sedang tidur. Kamu orang-orang suci bangkitlah dan hidup; kamu yang berdosa tetap tinggal dan tidurlah sampai Aku akan memanggilmu lagi. Dan dia yang hidup dalam kebenaran akan diubah dalam sekejap mata, dan bumi akan lenyap seperti oleh api. Dan yang jahat akan pergi ke dalam api yang tak terpadamkan, dan kesudahan mereka, tidak seorang pun di bumi yang tahu, juga tidak akan ada yang tahu, sampai mereka datang di hadapan-Ku dalam penghakiman.(Ajaran dan Perjanjian: 43: 18, 32-33).103 Orang-orang yang mati dalam Yesus akan lebih dahulu bangkit, kemudian akan diangkat bersama dengan orang yang hidup dalam keyakinan kepada Yesus dalam awan menyongsong Yesus di angkasa. Wahyu 20: 4-5 menjelaskan mengenai kebangkitan pertama bagi orang-orang mati yang percaya. Mereka akan hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersamasama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Sedangkan orang-orang mati yang tidak beriman pada Yesus tidak dibangkitkan. 103 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 92-93. lxvii Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir termasuk dalam kelompok pra milenarian, yaitu kelompok yang meyakini bahwa Yesus datang sebelum terjadi kerajaan seribu tahun (milenium) (Wahyu 20: 4 dan Ajaran dan Perjanjian 29: 11).104 3. Masa Milenium Istilah “milenium” berasal dari bahasa Latin yang berarti seribu tahun. Istilah ini memang tidak ada dalam Alkitab, namun istilah “seribu tahun” muncul enam kali dalam Wahyu 20: 2-7.105 a. Orang-orang yang hidup selama masa milenium Selama masa milenium, hanya orang-orang yang benar dan saleh saja yang akan terus hidup di bumi. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani kehidupan yang saleh dan jujur. Brigham Young mengajarkan bahwa akan ada orang-orang bukan anggota Gereja yang hidup berdampingan bersama-sama di masa milenium. Hal ini sesuai dengan pasal-pasal kepercayaan ke-11 bahwa mereka akan mengakui hak yang sama bagi semua orang dalam memuja Tuhan.106 Oleh karena itu, orangorang dengan agama yang berbeda dengan gereja akan tetap tinggal selama mereka tidak melakukan perbuatan jahat. Selama masa itu juga, kehidupan fana masih berlangsung di bumi, dan manusia akan terus melahirkan anak-anak seperti kehidupan sebelum milenium (Ajaran dan Perjanjian 45: 58). 104 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, Sebuah Referensi Injil, h. 127. 105 Thiessen, Teologi Sistematika, h. 564. 106 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 272. lxviii Joseph Smith juga mengajarkan bahwa makhluk-makhluk suci dari surga akan sering mengunjungi bumi. Makhluk-makhluk yang telah dibangkitkan ini akan menolong dengan pemerintahan serta pekerjaan lain. Selain itu Yesus akan memerintah secara pribadi di atas bumi (sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal kepercayaan ke-10). Dia dan orang-orang suci yang telah dibangkitkan mungkin tidak akan tinggal di bumi selamanya, tetapi akan mengunjunginya kapan saja mereka serasa senang atau apabila perlu untuk menolong dalam mengurusi bumi.107 Para anggota gereja memiliki dua pekerjaan besar di masa itu, yaitu pekerjaan bait Allah dan pekerjaan misi. Di antara pekerjaan bait Allah adalah melakukan pembaptisan, penumpangan tangan, endowment, pernikahan kekekalan, dan pemeteraian sebagai kesatuan keluarga. Hal itu akan tetap berjalan terus sampai akhir masa milenium. Selain itu, orangorang yang telah dibangkitkan akan menolong pekerjaan bait Allah untuk membetulkan kesalahan yang telah dibuat sewaktu mengerjakan persilsilahan nenek moyangnya yang telah meninggal. Mereka akan membantu menemukan keterangan yang diperlukan untuk melengkapi catatan-catatan sebelumnya. Pekerjaan lainnya adalah pekerjaan misi. Injil akan diajarkan dengan kekuasaan yang besar kepada orang-orang. Pekerjaan ini akan dilakukan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, di masa milenium, tidak hanya para anggota gereja saja yang hidup, akan tetapi mereka yang beragama lain pun akan hidup di masa itu. 107 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 297. lxix b. Keadaan Selama Masa Milenium Pada saat itu, bumi akan kembali seperti tatkala Adam dan Hawa hidup di Taman Eden. Seluruh bumi akan menjadi taman yang menyenangkan. Tidak akan ada benua-benua yang berbeda-beda seperti saat ini, tetapi semua tanah akan menjadi satu seperti keadaannya yang semula. Tanah-tanah di bumi telah berpadu menjadi satu. Tidak ada pulaupulau dan samudra seperti saat ini. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian 133: 23-24 : ”Dia akan memerintahkan samudra besar dan akan dihalau kembali ke negara-negara utara sehingga pulau-pulau akan menjadi satu daratan. Dan tanah Yerusalem serta tanah Sion akan dikembalikan ke tempatnya sendiri dan bumi akan menjadi seperti pada zaman sebelum terbelah-belah. Maka Tuhan, yaitu Juru selamat, akan berdiri di tengah-tengah umat-Nya dan akan memerintah atas semua daging.”108 Setan pada masa itu akan diikat (Wahyu 20: 2-3). Ia tidak akan mempunyai kekuatan untuk mencobai orang-orang yang hidup (Ajaran dan Perjanjian 101: 28). Hal ini dijelaskan dalam 1 Nefi 22: 26 bahwa setan tidak berkuasa, oleh karenanya, ia tidak akan dilepaskan selama bertahun-tahun, sampai Tuhan melepaskannya untuk sementara di akhir masa milenium. Selain itu, pada masa itu tidak akan ada peperangan. Orang-orang akan hidup secara damai dan rukun. Segala sesuatu yang pernah digunakan untuk berperang akan diubah untuk kegunaan yang lebih bermanfaat, sebagaimana dijelaskan dalam Yesaya 2: 4 “Mereka akan menempa pedang-pedang menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pamungkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, 108 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 341. lxx dan mereka tidak akan lagi belajar perang”. Inilah rencana Yesus sang Yehova, sejak awal dunia. Pada masa itu sebuah bangsa di bumi berdiam dalam kedamaian, tanpa perang, tanpa keributan, dan sebagainya. Semua berjalan penuh cinta kasih dan kedamaian di antara mereka. Kedamaian tidak hanya dirasakan oleh manusia, hewan pun akan merasakan kedamaian juga. Semua binatang, sekalipun yang sekarang saling bermusuhan, akan hidup bersama-sama secara damai. Binatangbinatang carnivora (pemakan daging) akan memakan rumput-rumputan dan biji-bijian. Semua binatang akan saling duduk berdampingan, walaupun pada saat sekarang mereka saling memakan satu sama lain. c. Tidak ada penyakit maupun kematian Manusia akan terus hidup selama seribu tahun. Semua orang tidak akan pernah terkena penyakit seperti saat ini. Kematian pun tidak akan pernah dikenal sampai akhir milenium. Apabila orang telah mencapai usia lanjut, mereka tidak akan mati dan dikubur. Sebaliknya, mereka akan diubah dari keadaan fana menjadi keadaan baka dalam sekejap. Hal ini sebagaimana diinformasikan dalam Ajaran dan Perjanjian 63: 51; 101:31: “Oleh karena itu, anak-anak akan tumbuh sampai mereka menjadi tua; orang-orang yang tua akan mati; tetapi mereka tidak akan tidur di dalam debu, mereka akan diubah dalam sekejap mata. Dan apabila dia mati, dia tidak akan tidur, yang dimaksud adalah di dalam bumi, tetapi akan diubah dalam sekejap mata dan akan diangkat dan istirahatnya akan mulia”.109 Manusia pada saat itu ada yang memiliki tubuh kebakaan dan juga tubuh kefanaan. Mereka hidup berdampingan satu sama lain. Manusia tidak perlu khawatir akan tubuhnya, karena semuanya telah diatur oleh 109 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h. 143, 238. lxxi Allah. Inilah kasih karunia Allah untuk membagikan kemuliaan-Nya kepada seluruh manusia. d. Pemerintahan Yesus Yesus akan turun ke bumi untuk memerintah kerajaan-Nya dengan tangan-Nya sendiri (lihat pasal kepercayaan ke-10). Pemerintahan-Nya tidak hanya menyangkut masalah agama (gereja), akan tetapi ia akan mengurus masalah pemerintahan politik. Pemerintahan ini akan didasarkan atas asas-asas kebenaran dan akan mempertahankan asas serta kebebasan semua orang. Hal ini sesuai dengan sifat kebebasan manusia (lihat pasal kepercayaan ke-2) dalam berbuat dan dalam memuja Tuhan (lihat pasal kepercayaan ke-11). Semua orang akan mendapat kesempatan untuk memerintah bersama Yesus Kristus. Dalam hal ini, Yesus tidak pilih kasih baik kepada para anggota gereja atau pun dengan non anggota gereja, karena pada saat itu tidak ada pertentangan antara seseorang dengan orang lain, tidak ada peperangan dan kekacauan, sedangkan yang ada pada saat itu adalah kedamaian dan cinta kasih sesama umat manusia. Brigham Young sendiri menyatakan bahwa semua orang berhak untuk memangku jabatan pemerintahan pada masa itu, mereka semua akan menerima bantuan dari orang-orang yang telah dibangkitkan.110 Pemerintahan Yesus akan berada di dua tempat (ibu kota), yaitu Yerusalem di Israel dan Yerusalem baru di Misuori Amerika (lihat penjelasan tentang pendirian Sion di Bab III dan pasal kepercaayaan ke-10). 110 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 274. lxxii Kehidupan di masa milenium tak ubahnya seperti kehidupan saat sekarang ini. Orang-orang akan makan dan minum serta mengenakan pakaian. Mereka juga akan bercocok tanam dan membangun rumah (Yesaya 65: 21). Satu hal yang terpenting adalah bahwa mereka akan melakukan segala sesuatu dengan kebenaran. Setelah masa kedamaian seribu tahun, Tuhan akan mencobai manusia atas kepatuhannya. Ia akan melepaskan setan dalam masa yang singkat untuk menggoda manusia lagi, sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini “Karena setan akan diikat dan bila dilepaskan lagi dia hanya akan memerintah untuk suatu waktu yang singkat” (Ajaran dan Perjanjian 43: 31). Ketika setan dilepaskan, banyak orang akan mengikutinya dan akan menjauhi Tuhan. Setan kemudian akan mengumpulkan bala tentaranya. Bala tentara setan akan berperang melawan bala tentara surga yang akan dipimpin oleh Mikhael. Pada akhirnya setan dan para pengikutnya akan kalah dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.111 Peperangan ini sebenarnya bersifat rohani, artinya bahwa umat manusia pada masa akhir milenium akan diuji kesetiaannya kepada Tuhan. Apakah mereka mau mengikuti kehendak setan atau kehendak Tuhan. Itu tergantung dari sifat kebebasan yang telah dianugerahkan kepada manusia. 4. Kebangkitan Kedua dan Kehidupan Abadi Setelah masa milenium berakhir, terjadilah kebangkitan kedua. Semua manusia di bumi akan dibangkitkan baik yang ada di dunia roh maupun yang hidup di masa milenium. Tubuh dan roh mereka akan disatukan kembali. Tubuh mereka akan diubah menjadi tubuh kemuliaan dan kebakaan. Langit 111 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, h. 127. lxxiii dan bumi akan diubah menjadi langit dan bumi yang baru (Ajaran dan Perjanjian 29:23). Langit dan bumi akan dipersucikan dari segala ketidakbenaran, supaya bumi itu dipersiapkan untuk kemuliaan selestial. Setelah memenuhi tujuan penciptaannya, bumi akan dimahkotai dengan kehadiran Allah Bapa surgawi. 112 a. Catatan perbuatan manusia Ketika Allah datang, Ia akan menghakimi seluruh umat manusia sesuai dengan perbuatan mereka (Wahyu 20:12; Ajaran dan Perjanjian 76: 111; 1 Nefi 15:32; Abraham 3: 25-28). Ia akan menghakimi manusia melalui 2 hal yaitu perkataan, perbuatan serta pikiran manusia dan catatan di bumi dan di surga. 1) Perkataan, perbuatan serta pikiran manusia Alma, sebagaimana tercatat dalam Kitab Mormon, menyatakan: “kata-kata setiap orang akan menghukumnya dan pikirannya pun akan menghukumnya juga” (Alma 12:14). Di dalam Matius 12: 36-37 dijelaskan bahwa setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman, karena menurut ucapan itulah manusia akan dibenarkan ataupun disalahkan. Untuk itulah, maka para anggota gereja diajarkan agar selalu belajar mengendalikan pikirannya, berbicara dengan sopan dan santun, dan hanya berbicara yang berguna saja. Ini sesuai dengan pasal-pasal kepercayaan ke-13 dan aturan hukum kesehatan bagi setiap anggota gereja. 112 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Rencana Keselamatan (Jakarta: Gereja OSZA, 2005), h. 12. lxxiv 2) Catatan di bumi dan di surga Pada saat penghakiman, Tuhan akan mendengarkan segala yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Seluruh anggota tubuhnya akan menceritakan segala hal yang pernah dilakukan. Selain itu, catatan amal yang akan menjadi pedoman bagi Tuhan untuk menghakimi manusia adalah dari hal-hal yang tertulis di dalam kitabkitab, dari wahyu-wahyu, dari catatan bait Allah dan dari hal-hal yang diperintahkan Tuhan agar manusia membuatnya.113 Hal ini tidak heran bila semua nabi yang menerima wahyu selalu mencatatnya untuk dirinya sendiri atau pun untuk para anggota gereja. Setiap orang dikaruniai Tuhan wahyu untuk dirinya sendiri. Para anggota gereja selalu mencatatnya dalam diary mereka.. Catatan ini menjadi salah satu buku catatan amal yang akan diperlihatkan di penghakiman Tuhan. Catatan amal lainnya telah tersedia di surga, sebagaimana Joseph Smith katakan bahwa orang yang telah meninggal akan dihakimi dari catatan yang dibuat dibumi dan juga kitab kehidupan yang dibuat di surga (Ajaran dan Perjanjian 128: 6-7). Semua catatan dari bumi dan surga akan dibukakan di hadapan Allah dan para malaikat, serta mereka yang duduk sebagai hakim. b. Para Hakim 113 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 284. lxxv Di dalam penghakiman Tuhan, Ia (Tuhan) tidak sendiri dalam mengadili seluruh manusia, akan tetapi telah menyerahkan penghakiman itu semuanya kepada Putranya, Yesus Kristus (Yohanes 5: 22). Yesus pun tidak akan bertindak sendirian, karena ia akan dibantu oleh orang lain yaitu dua belas rasul yang bersama-Nya sewaktu hidup. Mereka akan menghakimi kedua belas suku Israel (Matius 19: 28; Lukas 22:30). Bangsa Nefi yang disebutkan dalam Kitab Mormon, juga akan membantu menghakimi bangsanya sendiri yaitu bangsa Nefi dan Laman (1 Nefi 12: 9-1; Mormon 3: 18-19). Semua nabi yang pernah turun akan menghakimi bangsanya masing-masing termasuk pada masa sekarang ini. Para presiden utama beserta dua belas rasul zaman ini, menurut Presiden John Taylor, akan menghakimi para orang suci zaman ini.114 Jadi, Yesus Kristus telah menyerahkan tanggung jawab penghakiman di hadapan Tuhan kepada seluruh nabi dan rasul dimana mereka mengajarkan Injil. c. Menuju Kerajaan-kerajaan Tuhan Setelah penghakiman Tuhan selesai, manusia akan ditentukan kepada kerajaan Tuhan sesuai dengan amal perbuatannya. Kerajaan ini bukanlah surga atau neraka di dunia roh, karena keduanya telah hilang ketika manusia dibangkitkan pada yang kedua kalinya. Kerajaan itu sebagaimana Tuhan firmankan, adalah hal yang belum dilihat mata ataupun didengar telinga, dan juga belum pernah memasuki hati manusia, hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. 114 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 285. lxxvi Kerajaan kemuliaan itu adalah kerajaan selestial, kerajaan terestrial, dan kerajaan telestial. Selain ketiga kerajaan tersebut terdapat tempat yang paling rendah bagi iblis yang sering disebut kegelapan yang paling gelap. 1) Kerajaan Selestial Kerajaan selestial adalah kerajaan kemuliaan tertinggi. Kerajaan selestial diumpakan dengan sinar matahari di cakrawala. Sinarnya yang begitu terang membuat mata pun tidak bisa memandang dengan jelas dan bahkan rusak. Orang-orang yang berada di dalam kerajaan ini akan tinggal selamanya di hadirat Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Kerajaan ini tidak bisa diperoleh dengan satu usaha semata, akan tetapi dicapai sebagai hasil dari kehidupan yang benar seumur hidup dan kesetiaan terhadap tujuan tersebut. Untuk dapat mewarisi kerajaan ini, manusia harus menerima tata cara-tata cara keselamatan, yaitu dengan beriman kepada Yesus Kristus, bertaubat, dibaptiskan, menerima karunia roh kudus, dan tetap setia sampai akhir (lihat pasalpasal kepercayaan ke-4, Ajaran dan Perjanjian 76: 50-62).115 Selain mereka yang menerima tata cara keselamatan dapat masuk ke kerajaan ini, ada orang-orang yang secara khusus akan memasukinya, sebagaimana firman Tuhan sebagai berikut: “Semua orang yang telah mati tanpa sebuah pengetahuan mengenai Injil ini, yang mau menerimanya seandainya mereka dibiarkan tinggal, akan menjadi ahli waris kerajaan selestial Allah. Juga semua orang yang akan mati sesudah ini tanpa sebuah 115 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, h. 95- 96. lxxvii pengetahuan pun mengenai hal itu, yang mau menerimanya dengan sepenuh hati mereka akan menjadi ahli waris kerajaan. Karena Aku, Tuhan, akan menghakimi semua orang sesuai dengan pekerjaan mereka, sesuai dengan keinginan hati mereka” (Joseph Smith, Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial: 7-9). 116 Kerajaan selestial sebagaimana penglihatan Joseph pada bulan Mei 1843,117 yang kemudian tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131: 1-4, terdiri dari tiga tingkatan. Tiga tingkatan ini tidak dijelaskan lebih jauh, kecuali tingkatan tertinggi saja (lihat permuliaan). 2) Kerajaan Terestrial Kerajaan ini adalah level kedua setelah kerajaan yang pertama. Kerajaan terestrial diumpakan seperti bulan, dan manusia dapat melihatnya dengan terang. Kemuliaannya berbeda daripada kerajaan pertama. Orang-orang yang memasuki kerajaan ini adalah mereka yang mati tanpa hukum Tuhan, mereka yang ditahan dalam penjara yang dikunjungi oleh Yesus, mereka yang tidak menerima kesaksian Yesus di dalam daging, tapi yang menerimanya kemudian. Selain itu, mereka yang dapat memasuki kerajaan ini adalah mereka yang menjadi orangorang mulia di bumi, akan tetapi dibutakan oleh kelicikan manusia (Ajaran dan Perjanjian 76: 75). Di dalam kerajaan ini, Allah tidak akan hadir, akan tetapi Yesus akan hadir sebentar di sana. Oleh karenanya, mereka tidak menerima mahkota atas kerajaan Allah. 116 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga, h. 83. 117 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 254. lxxviii 3) Kerajaan Telestial Kemuliaan kerajaan telestial adalah seperti bintang, di mana bintang-bintang itu memiliki cahaya yang berbeda-beda. Manusia yang memasuki kerajaan ini pun memiliki tingkat kemuliaan yang berbedabeda sesuai dengan amal perbuatannya. Kerajaan ini diperuntukkan bagi mereka yang tidak menerima Injil Yesus Kristus, maupun kesaksian Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang di dunia roh masuk dalam neraka (penjara roh) dan tidak menerima ajaran Yesus. Selain itu, mereka yang memasuki kerajaan ini adalah orangorang yang tidak mau dikumpulkan dengan para orang suci untuk ditampung ke dalam gereja Yesus, termasuk di dalamnya adalah para pendusta, tukang sihir, orang-orang yang berzina, melakukan persundalan, dan orang yang gemar akan dusta dan berbuat dusta (Ajaran dan Perjanjian 76: 81-85, 100-106, 110-112). Selama mereka di kerajaan ini, Tuhan dan Yesus tidak akan pernah hadir di sana untuk selama-lamanya. 4) Kegelapan yang paling gelap Ini bukanlah kerajaan seperti ketiga kerajaan di atas, akan tetapi sebuah tempat yang disediakan bagi iblis dan para pengikutnya untuk selama-lamanya. Ayat suci hanya memberikan informasi yang sedikit, bahwa di dalamnya terdapat api yang tidak pernah padam dan tidak ada seorang pun yang tahu tentang akhir maupun tempatnya (Ajaran dan Perjanjian 75: 44-46). lxxix Keempat tempat tersebut diperuntukkan bagi seluruh manusia dan iblis sesuai dengan amal perbuatannya. Ketika seseorang telah berada di dalam salah satu tempat tersebut, ia tidak bisa naik atau pun turun ke tempat yang lainnya. Ia akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Penjelasan mengenai kerajaan-kerajaan Tuhan di atas lebih banyak diambil dari Ajaran dan Perjanjian. Informasi yang terdapat dalam Alkitab sangat sedikit dan tidak detail, seperti dalam Yohanes 14: 2. Paulus juga menyebutkan, sebagai tercatat dalam 2 Korintus 12:2, bahwa dia mengetahui seseorang yang diangkat ke tingkat ketiga dari surga. Lalu dalam surat lainnya 1 Korintus 15: 42-43 menyebutkan: “Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain daripada kemuliaan tubuh duniawi. Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain.”118 Penjelasan tentang kemuliaan matahari, bulan, dan bintang sama persis dengan perumpamaan kerajaan-kerajaan Allah di atas. Alkitab tidak merinci lebih jauh tentang siapa-siapa yang masuk ke dalam kemuliaan tersebut serta ada apa saja di dalam kemuliaan tersebut. d. Permuliaan Permuliaan adalah kehidupan kekal, yaitu kehidupan yang dijalani Allah (Bapa Surgawi). Dia hidup dalam kemuliaan yang sangat besar, yang 118 sempurna, dan memiliki semua pengetahuan Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 214. lxxx dan semua kebijaksanaan. Manusia yang telah mencapai tingkat kemuliaan kerajaan selestial yang paling tinggi dapat menjadi seperti Bapa Surgawi.119 Allah (Bapa Surgawi) tidak iri atas kebijaksanaan serta kesempurnaan yang dimiliki-Nya. Dia telah berfirman “Inilah pekerjaan serta kemuliaan-Ku untuk mendatangkan kebakaan serta hidup yang kekal bagi manusia” (Musa 1: 39).120 Presiden Joseph F. Smith menyatakan bahwa Bapa Surgawi telah menjanjikan melalui Sang Putra bahwa apa yang dimiliki-Nya akan diberikan kepada mereka yang mematuhi perintah-perintah-Nya. Mereka akan bertambah dalam pengetahuan, kebijaksanaan dan kuasa, meningkat dari satu keagungan demi keagungan, sampai kegenapan daripada hari yang sempurna akan tercurah ke atas mereka di tingkatan tertinggi kerajaan selestial. Secara lebih rinci berkat-berkat istimewa bagi mereka yang akan dipermuliakan adaah sebagai berikut : 1) Mereka akan hidup kekal di hadirat Allah (Bapa Surgawi) dan Yesus Kristus (Ajaran dan Perjanjian 76). 2) Mereka akan menjadi Allah, yaitu memiliki kesempurnaan dan pengetahuan sebagaimana Bapa Surgawi miliki. 3) Mereka akan bersama para anggota keluarganya yang hidup saleh dan juga akan sanggup mempunyai anak-anak roh. Anak-anak roh ini akan mempunyai hubungan yang sama kepada mereka seperti manusia kepada Bapa Surgawi. Mereka akan menjadi keluarga yang kekal. 4) Mereka akan menerima kesukacitaan yang penuh. 119 Dalam hal ini, manusia menurut adalah anak-anak roh Allah. Sebelum kehidupan ini ada atau kehidupan pra fana, Allah telah memiliki keturunan di kehidupan pra fana. Seluruh manusia yang ada di bumi sekarang adalah anak-anak roh Allah, yang turun ke bumi menjalani kehidupan di dunia agar nantinya mereka juga bisa menjadi seperti Dia yang telah menjalani proses seperti manusia. Dalam konsep ketuhanannya, Allah memiliki tubuh seperti manusia, akan tetapi Dia sempurna serta memiliki pengetahuan segala sesuatu. Semua manusia dapat menjalani kehidupan seperti Dia, setelah manusia mengarungi samudra kehidupan dan mematuhi semua perintah Tuhan. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 47. 120 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga, h. 5. lxxxi 5) Mereka akan mempunyai segala sesuatu yang dimiliki Bapa Surgawi dan Yesus Kristus yaitu semua kuasa, kemuliaan, kerajaan dan pengetahuan.121 Manusia yang ingin mendapatkan permuliaan tidaklah mudah, karena mereka harus memenuhi syarat-syarat yang diajarkan dalam gereja, yaitu: dibaptiskan dan diteguhkan sebagai anggota gereja, harus menerima Roh Kudus, harus menerima penganugerahan dalam bait Allah (bait suci), dan harus dinikahkan untuk waktu ini dan untuk selama-lamanya, yaitu di bait suci. Sebagai tambahan atas syarat-syarat di atas, ada pula banyak hukum yang harus dipatuhi manusia untuk dapat lulus dalam persyaratan permuliaan yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Mengasihi Allah dan menyembah-Nya. Beriman kepada Yesus Kristus Menjalankan hukum kemurnian. Bertobat atas perbuatan yang salah. Membayar persepuluhan serta sumbangan dengan jujur. Bersikap jujur dalam hubungan dengan orang lain serta terhadap Tuhan. 7) Selalu berbicara dengan sebenarnya. 8) Mematuhi kata-kata bijaksana. 9) Menyelidiki kerabat yang telah meninggal serta melaksanakan tata cara penyelamatan Injil bagi mereka. 10) Mengkuduskan hari Sabat 11) Mengunjungi pertemuan-pertemuan gereja secara teratur untuk memperbaharui perjanjian baptisan, khususnya saat mengikuti sakramen. 12) Mengasihi serta memperkuat para anggota keluarga dengan caracara Tuhan. 13) Setiap hari mengadakan doa pribadi dan doa keluarga 14) Menghormati orang tua 15) Mengajarkan Injil kepada orang lain dengan ucapan serta teladan. 16) Menyelidiki kitab-kitab suci. 17) Mendengarkan serta mematuhi kata-kata para nabi Allah. 18) Mengembangkan kasih yang murni dalam kehidupan.122 121 122 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 290 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 291-292. lxxxii Seseorang yang telah melakukan persyaratan tersebut serta terus bertahan sampai akhir hayatnya, maka pada waktunya ia akan bermandikan dalam kegenapan kebenaran, yang akan menjadi lebih terang dan makin terang sampai hari yang sempurna. Proses menjadi sempurna tidak secepat kilat, karena hal itu butuh proses yang panjang sebagaimana Joseph Smith ibaratkan seperti menaiki sebuah tangga. Ketika seseorang menaiki tangga harus dimulai dari bawah, dan naik selangkah demi selangkah sampai mencapai puncaknya; demikian pula dengan asas-asas Injil. Seseorang harus mulai dari yang pertama, dan seterusnya sampai belajar semua asas permuliaan. 123 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir mengajarkan bahwa Allah/Bapa Surgawi adalah seseorang yang pernah melakukan kehidupan seperti manusia, yang pada akhirnya ia menjadi sempurna dan memiliki pengetahuan Maha Sempurna. Hal ini sama saja dengan manusia saat ini, mereka akan memiliki sifat kesempurnaan seperti Bapa Surgawi. Ketika manusia telah mencapai titik puncaknya –yang tidak ada seorang pun tahu-, manusia akan menjadi Allah dan akan mempunyai anak-anak roh selama kesempurnaannya. Anak-anak roh inilah yang kemudian akan turun ke bumi (dunia) yang lain untuk menjalani proses yang sama seperti Allahnya. Para allah memiliki rencananya masing-masing kepada anak-anak rohnya untuk hidup di dunia. Walaupun begitu, ketika manusia telah menjadi Allah untuk suatu dunia yang baru, bukan berarti bahwa anak-anak rohnya nanti 123 Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 292. lxxxiii akan memuja banyak Allah. Mereka tetap akan menyembah dan memuja Allahnya sendiri (Bapa Surgawi). Akan tetapi, Allah (Bapa Surgawi) yang sebelumnya tetap ada. Kemuliaan yang didapatkan oleh Allah (manusia yang menjadi Allah) akan ditambahkan kepada Allah (Bapa Surgawi) manusia yang dahulu. Hal ini juga berlaku kepada Allah (Bapa Surgawi) sebelumnya. Kalau dipikirkan terus menerus sepertinya tidak akan pernah ada ujungnya, dan bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir hal ini tidak bisa dipikirkan lebih jauh lagi. Ibarat sebuah cincin yang tidak ada ujung pangkalnya, tidak ada awal dan tidak ada akhir, semua hal terus berjalan tanpa ada yang mengetahuinya. lxxxiv Gambaran kejadian-kejadian eskatologi Kehidupan Pra fana Kehidupan di bumi Masa kelegaan (para nabi sebelum Yesus) Yesus dan para rasul Kemurtadan besar Pemulihan Injil melalui Joseph Smith (1830) Kehidupan Setelah Kematian Masa kesukaran Kedatangan Yesus Kedua Masa Milenium Orang-orang yang percaya bangkit bersama Yesus Firdaus / penjara roh Orang-orang yang tidak percaya bangkit di kebangkitan kedua Kerajaan Selestial dan permuliaan Kerajaan Terestrial Kebangkitan kedua Pengadilan Tuhan Kerajaan Telestial Kegelapan yang paling gelap bagi Iblis dan para pengikutnya lxxxv Pertempuran Mikhael dan Iblis C. Catatan Kritis Sebagai catatan kritis terhadap skripsi ini, Penulis akan membandingkan ajaran eskatologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dengan beberapa ajaran eskatologi dalam gereja-gereja Kristen yang ada dan dengan agama-agama lainnya. Dalam teologi Katolik Roma, jiwa-jiwa yang pada saat kematian sudah kudus sepenuhnya diizinkan langsung masuk sorga, yaitu memasuki kehadirat Allah. Adapun jiwa-jiwa yang masih belum murni sepenuhnya, akan memasuki tempat penyucian. Tempat ini sering disebut api penyucian (purgatori), dimana jiwa manusia akan dicuci dari dosa-dosa yang dapat diampuni. Setelah jiwa manusia bersih dari segala dosa, mereka akan memasuki surga. Hal ini berlaku bagi mereka yang percaya pada Yesus Kristus, sedangkan bagi mereka yang tidak pernah mempercayai Yesus selama di dunia akan langsung memasuki neraka. Selain itu, doa dan perbuatan kebajikan yang dilakukan oleh keluarganya di dunia akan dapat dikirimkan kepada orang yang sudah mati (seperti juga dalam Islam dan kepercayaan orang-orang China) untuk mengurangi siksanya.124 Walaupun ajaran tentang penyucian jiwa seseorang tidak terdapat dalam Gereja OSZA, keduanya (Gereja OSZA dan Katolik) sama-sama meyakini akan kedatangan Yesus yang kedua, kerajaan milenium, dan kerajaan Tuhan.125 Gereja Katolik Roma pada umumnya menganut aliran pemikiran Amilenial, yang dikemukakan oleh Augustinus dari Hippo dalam karyanya "Kota Allah". Augustinus mengklaim sebuah penggenapan nubuat yang tidak harafiah. Umat Katolik dapat pula merujuk kepada Injil Matius 24:36. 124 125 Michael Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 110-111. P. Wahjo O.F.M., Pengadjaran Geredja Katolik (Jakarta: Obor, 1962), h. 336-357 lxxxvi Sementara sebagian yang percaya akan penafsiran harafiah terhadap Alkitab menegaskan bahwa ramalan tentang tanggal-tanggal atau waktu itu siasia, dan sebagian penulis lainnya percaya bahwa Yesus meramalkan tanda-tanda yang akan menunjukkan bahwa “akhir zaman” sudah dekat. Sebagian dari tandatanda ini adalah gempa bumi, bencana alam, masalah-masalah di masyarakat, 'peperangan dan kabar burung tentang perang', dan bencana-bencana lain. Namun tentang kapan persisnya semua itu akan terjadi, ia akan datang “seperti pencuri di malam hari”.126 Di dalam Gereja Kristen Ortodoks, penulis tidak menemukan lebih jauh tentang ajaran eskatologinya. Tidak ada perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang mati. Semuanya adalah bagian dari gereja sedunia yang kekal. Apa yang didoakan untuk orang yang masih hidup juga untuk orang yang sudah mati. Kematian dianggap sebagai akibat dari dosa yang memisahkan manusia dari Allah.127 Hal ini berbeda dengan Gereja OSZA yang menyatakan bahwa kematian merupakan jalan untuk dapat berkumpul lagi ke hadirat Allah. Perbedaan ajaran dalam Gereja OSZA dengan aliran Saksi Jehova adalah tentang jiwa orang yang mati. Bagi aliran Saksi Jehova, Jiwa orang yang baik tertidur sampai kebangkitan, sedangkan jiwa orang yang jahat akan selamanya tidur. Hal ini didasarkan pada ramalan tentang kedatangan Yesus yang kedua. Sebelum Yesus hadir di dunia ini, akan terjadi perang antara Mikhael dan iblis yang sering disebut harmagedon. Kalau dalam Gereja OSZA, peperangan antara Mikhael dan Iblis akan terjadi setelah masa milenium.. Iblis beserta para pengikutnya yang jahat akan dibumihanguskan oleh lautan api yang membara. 126 “Akhir Zaman,” diakses pada Rabu http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen. 127 Keene, Agama-Agama Dunia, h. 110. lxxxvii 18 Februari 2009 dari Sehingga orang-orang jahat tidak akan mengalami kebangkitan, dan mereka akan selamanya tidur. Dengan begitu konsep surga dan neraka setelah manusia mati tidak ada. Selain itu ada 144.000 orang pilihan yang nantinya akan mendampingi Yesus dalam memerintah di masa seribu tahun.128 Bagi gereja OSZA, siapapun bisa mendampingi Yesus di masa milenium. Ia tidak pilih kasih terhadap siapapun di masa itu, karena semua hal yang terjadi di masa tersebut adalah kedamaian, kebenaran, dan tanpa permusuhan. Di dalam ajaran Gereja Adventis, pemahaman masa milenium berbeda dengan Gereja OSZA. Masa milenium dipahami sebagai masa seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang suci-Nya di sorga di antara kebangkitan pertama dan kebangkitan kedua. Pada masa itu orang-orang jahat yang sudah mati akan dihakimi; bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-malaikatnya. Pada akhir masa itu Kristus bersama orang-orang suci-Nya dan kota suci akan turun dari sorga ke bumi. Lalu orang-orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan. Mereka bersama iblis dan malaikat-malaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api dari Allah akan menelan mereka dan membersihkan bumi. Jadi alam semesta dibebaskan dari dosa dan para pendosa untuk selama-lamanya.129 Rentetan kejadian eskatologi dalam Gereja OSZA bila dibandingkan dengan agama lainnya, maka akan ditemukan beberapa hal yang memiliki persamaan dan juga perbedaan sebagaimana akan penulis sebutkan. Dalam konsep kematian, gereja OSZA membaginya atas kematian jasmani dan rohani. Secara umum, kematian jasmani tidak berbeda dengan konsep dalam agama lainnya. 128 Jan. S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 335-336. 129 Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 312. lxxxviii Ketika manusia telah mati, maka manusia akan masuk ke dalam dua tempat – kesenangan dan kesengsaraan- sesuai dengan amal perbuatannya, kecuali dalam agama Hindu dan Buddha bahwa manusia akan menjalani proses reinkarnasi atau punarbawa bila pikiran dan kesadaran mereka masih terikat dengan kehidupan dunia. Gereja OSZA tidak memiliki konsep tentang reinkarnasi manusia, akan tetapi, manusia (ketika mencapai taraf keilahian) akan memiliki anak-anak roh yang akan terus menerus hidup di dunia lain tanpa ada yang mengetahui. Dalam konsep reinkarnasi, kehidupan di dunia akan terus berlangsung selama manusia masih terus mengalami hidup berulang-ulang. Proses kehidupan menurut Gereja OSZA dengan agama Hindu dan Buddha hampir sama yaitu proses mencipta dan hidup berulang kali akan terus berlangsung, hanya saja menurut agama Hindu dan Buddha, ketika manusia telah mencapai moksa atau nibbana, manusia tidak akan lahir kembali dan tidak akan ada proses penciptaan lagi, sedangkan dalam Gereja OSZA, walaupun manusia telah mencapai puncak keilahiannya, ternyata proses penciptaan tidak akan pernah berhenti. Keadaan di dalam dunia roh (neraka dan surga), memiliki kesamaan dengan sheol (Yahudi) dan barzah (Islam). Di dalam tempat itu ada kebahagiaan dan kesengsaraan yang oleh Gereja OSZA disebut sebagai surga dan neraka. Dalam sheol dan barzah, walaupun keadaan di tempat tersebut tidak jauh berbeda dengan dunia roh, akan tetapi dalam dunia roh, surga dan neraka telah terjadi. Hal ini sama dengan kepercayaan orang China yang menganggap bahwa manusia, ketika telah meninggal akan masuk ke dalam neraka dan surga, walaupun sebelumnya harus disiksa dahulu di neraka untuk disucikan dari segala dosanya. Adapun dalam ajaran Zoroaster, Yahudi dan Islam, konsep surga dan neraka akan lxxxix terjadi ketika pengadilan Tuhan telah selesai. Satu hal yang membedakan kehidupan di dunia roh dengan kehidupan di sheol dan barzah adalah kegiatan penginjilan yang dilakukan Yesus dan para anggota gereja OSZA sampai menjelang kebangkitan pertama. Dalam Islam dan Yahudi kehidupan setelah mati tidak pernah ada ajakan untuk mengikuti kebenaran Tuhan. Semua amal perbuatan manusia telah dilakukan saat manusia masih hidup dan akibatnya akan diterima di alam maut dan di surga dan neraka nantinya. Walaupun begitu, doa yang dipanjatkan oleh orang yang masih hidup untuk keselamatan mereka yang sudah mati akan berpengaruh terhadap seseorang di alam maut maupun di surga nantinya, khusus dalam Islam, ada 3 hal yang akan mempengaruhi hidup manusia di alam maut dan alam akhirat yaitu doa anak saleh, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. Tanda-tanda menjelang berakhirnya alam semesta atau kiamat seperti peperangan dan bencana alam, tidak dijelaskan lebih jauh dalam Yahudi, Zoroaster, Konghucu, Hindu dan Buddha, kecuali dalam Islam dengan ratusan ayat yang menjelaskan kehancuran alam semesta. Gereja OSZA pun banyak menyinggung kejadian kehancuran alam semesta dengan berbagai peperangan dan bencana alam yang akan terjadi. Walaupun begitu ada perbedaan yang mencolok tentang peristiwa kiamat atau harmageddon. Gereja OSZA tidak mempercayai kehancuran seluruh alam semesta seperti dalam Islam, akan tetapi sekedar kehancuran yang berupa bencana alam yang terjadi di bumi ini saja. Ketika tanda-tanda akhir alam semesta dihubungkan dengan kedatangan juru selamat, maka hampir kebanyakan agama memiliki konsep yang sama. Juru selamat mempunyai padanan kata yang berbeda-beda di setiap agama yaitu avatar xc (Hindu), meitrya (Buddha), shayoshant (Zoroaster), mesias (Yahudi), Yesus Kristus/al-masih (Kristen), dan al-mahdi dan al-masih (Islam). Kedatangan juru selamat adalah untuk memusnahkan kelaliman dan menegakkan keadilan di akhir kehidupan bumi. Ajaran tentang kerajaan milenium dalam Gereja OSZA hampir tidak ada bedanya dengan ajaran dalam Zoroaster dan Yahudi. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa ajaran Gereja OSZA bersumber dari Alkitab, sedangkan banyak dari ayat Alkitab khususnya dalam Perjanjian Lama telah dipengaruhi oleh ajaran agama sebelumnya khususnya adalah Yahudi dan Zoroaster. Selama masa seribu tahun -walaupun tidak dikenal dalam Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Tao- dalam gereja OSZA, kehidupan akan berjalan damai untuk seluruh umat manusia baik anggota gereja maupun bukan (yang beragama lain). Akan tetapi dalam Zoroaster, Yahudi dan Kristen (secara umum) tidak memasukkan orang-orang beragama lain di masa seribu tahun. Manusia yang beragama berlainan dengan agama mereka tidak akan hidup bersama. Peperangan antara kebaikan dan kejahatan di penghujung akhir zaman ada dalam ajaran Zoroaster, Yahudi, Kristen (secara umum) dan Islam. Peperangan akan dipimpin oleh juru selamat masing-masing yaitu shayoshant (Zoroaster), mesias (Yahudi), Yesus (Kristen), dan al-mahdi dan al-masih (Islam). Dalam Gereja OSZA, Mikhael (Adam) akan turun dari sorga untuk menumpas iblis (dalam Islam disebut dajjal) beserta para pengikutnya. Para hakim yang akan mengadili di pengadilan terakhir menurut Gereja OSZA adalah Yesus Kristus beserta para rasul dan nabinya. Sedangkan dalam agama lain, hanya Tuhan yang berhak mengadili manusia. Selain itu Gereja xci OSZA tidak meyakini tentang titian seperti rambut dibelah tujuh, yang harus dilewati manusia setelah diadili Tuhan untuk menuju surga atau neraka, sedangkan dalam Zoroaster, Yahudi dan Islam, kepercayaan ini berkembang dalam masyarakat umum. Kerajaan-kerajaan Tuhan dalam Gereja OSZA hampir memiliki kesamaan dengan surga-surga dalam Islam yang bertingkat-tingkat. Setiap orang akan mendapatkan surganya masing-masing. Dalam Islam, surga digambarkan dengan berbagai macam kenikmatan, akan tetapi kerajaan-kerajaan Tuhan tidak pernah dijelaskan bagaimana keadaannya di sana. Semua kerajaan adalah hal yang belum dilihat mata, ataupun didengar telinga, dan juga belum pernah memasuki hati manusia. Semua masih dalam rahasia Tuhan sehingga tidak ada perincian yang jelas sebagaimana surga dalam ayat-ayat al-Qur’an yang telah menjelaskan begitu rincinya. Manusia dalam Gereja OSZA, walaupun telah berada dalam tingkat yang paling tinggi di kerajaan selestial, mereka masih terus mengalami proses penyempurnaan hingga mencapai taraf keilahian. Taraf keilahian ini bukan berarti manusia telah bersatu dengan Tuhan sebagaimana dipahami dalam konsep moksa (Hindu) ataupun manunggaling kawula gusti atau ittihad bagi beberapa kaum sufi. Manusia tetap saja terpisah dengan Allah yang sekarang ini, tapi ia sama dengan Allah dalam segala hal. Selain itu, mereka yang telah mencapai taraf keilahian tersebut dapat menjadi Allah bagi anak-anak rohnya yang akan hidup di sebuah dunia berikutnya. Kepercayaan semacam ini tidak ada dalam ajaran agama manapun, dan inilah yang menjadi salah satu ciri khas ajaran Gereja yang membedakan dengan agama lainnya. xcii BAB V KESIMPULAN Di akhir penulisan skripsi ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan mengacu pada 4 kitab standard (Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, dan Mutiara yang Sangat Berharga), Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir memiliki ajaran yang khas dan berbeda dengan beberapa gereja Kristen lainnya dan agama-agama lainnya seperti ketuhanan, kenabian, pekerjaan silsilah keluarga, baptisan orang mati, hukum kesehatan, penginjilan di dunia roh, kerajaan-kerajaan Tuhan dan permuliaan. Secara khusus, beberapa kejadian eskatologi yang berbeda di antaranya adalah di dalam kehidupan orang yang sudah mati (dunia roh). Manusia masih memiliki kesempatan untuk dapat bangkit di masa milenium bersama-sama Yesus dengan cara mengikuti ajakan Yesus beserta para misionari gereja OSZA di dunia roh tersebut. Orang-orang yang memasuki firdaus akan diorganisir oleh Yesus untuk menyebarkan Injil-Nya kepada orang-orang di dalam penjara roh. Mereka dapat melakukan pembaptisan, penumpangan tangan, dan mengajarkan seluruh tata cara Injil kepada orang-orang di penjara roh. Hal ini memungkin para penghuni penjara roh untuk memasuki kerajaan selestial Allah nantinya. Sebelum masa milenium terjadi, Yesua akan datang ke dunia. Dalam hal ini Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir termasuk dalam kelompok pra-mileniarisme. Di masa milenium, Yesus akan memimpin dunia ini di dua tempat sekaligus yaitu di Yerusalem (Israel) dan Missouri (Amerika Serikat). Missouri dijadikan tempat berkumpulnya manusia sesuai dengan ramalan xciii kitab suci, dan merupakan tempat di mana Injil dipulihkan kembali. Selain itu, kehidupan di masa milenium adalah kehidupan penuh kedamaian dan kebenaran. Semua orang yang berbuat baik dan benar akan tinggal bersama Kristus, baik dari para anggota gereja maupun dari agama lainnya seperti yang ada sekarang ini. Semua orang (selain pengikut Iblis) di akhir masa milenium akan memasuki kerajaan kemuliaan sesuai dengan perbuatannya dan keyakinannya kepada kegenapan Yesus Kristus. Kedamaian, kebahagiaan di dalam kerajaan Selestial, Terestrial, dan Telestial berbeda satu sama lain seperti perbedaan sinar matahari, bulan, dan bintang. Pada puncak kemuliaan tertinggi, manusia akan menjadi seperti Allah, yang memiliki kesempurnaan segala sesuatu termasuk memiliki anak-anak roh dan juga akan menjadi Allah untuk menciptakan dunia yang baru bagi anak-anak rohnya. Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir akan memainkan peranan penting dalam berbagai tempat seperti dalam pengumpulan suku Israel, penyampaian Injil dalam dunia roh, pengayom keadilan dan kedamaian di masa milenium, dan para hakim di pengadilan Tuhan. Demikianlah kesimpulan skripsi yang dapat penulis sajikan. Skripsi ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang penulis dapatkan dan pahami. Masih banyak hal yang belum terungkap dalam tulisan ini karena berbagai hal. Saya berharap tulisan ini bisa menjadi sebuah bacaan yang menggugah gairah pembaca untuk terus menambah ilmu dan wawasan, khususnya mereka yang suka mencari suatu pengetahuan yang baru di bidang keagamaan. xciv DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya. Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2006. Abhijato, Acharn Suchart. Kenikmatan Inderawi adalah Menyakitkan, Kumpulan Ceramah Dhamma. Jakarta: Kalyasiri, 2007. Adler, Mortimer J. (ed.). "Eschatology." In The New Encyclopaedia Britanica, Vol. 4. Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 2002. Allred, Silvia H. “Bait Suci yang Kudus, Perjanjian-perjanjian Kudus.” Liahona. November 2008. Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Chittick, Willam C. "Eskatologi." dalam Seyyed Hossein Nasr, ed. Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam. Bandung: Mizan, 2002. Christofferson, D. Todd. “Datanglah Ke Sion.” Liahona. November 2008. Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987. Dirjen Bimas (Kristen) Protestan. Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di Indonesia. Jakarta: DEPAG, 1984. Evans, Richard L. etc. "Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints." in Warren E Preece & Robert M. Hutchins, ed. Encyclopedia Britanica, Vol. 13. Chicago: William Benton, 1965. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran dan Perjanjian. Jakarta: Gereja OSZA, 1979. _______. Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA, 2007. _______. Asas-Asas Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 1995. _______. Kesaksian Nabi Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA, 1998. _______. Kitab Mormon; Satu Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 1976. xcv _______. Mutiara yang Sangat Berharga. Jakarta: Gereja OSZA, 1979. _______. Pemulihan Injil Yesus Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 2005. _______. Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Jakarta: Gereja OSZA, 1996. _______. Rencana Keselamatan. Jakarta: Gereja OSZA, 2005. _______. Teguh pada Iman, Sebuah Referensi Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 2004. Gove, Philip Babcok, ed., Webster’s Third, New International Dictionary of The English Language Unabridged, Massachusetts: G & C. Merriam Company Publishers, 1960 Glasse, Cyril. Ensiklopedia Islam. Penerjemah Ghufron A. Mas’adi. Jakarta: Rajawali Press, 1996. Hansen, Klaus J. “Mormonism.” dalam Mircea Eliade, ed. The Encyclopedia of Religion, vol. 10. New York: Mc Millan Library Reference, 1993. Heuken, Adolf, Sj. Ensiklopedia Gereja. jilid I dan III. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1991. Hinckley, Gordon B. Kebenaran yang Dipulihkan, Sejarah Singkat Gereja OSZA. Jakarta: Gereja OSZA, 1996. Keene, Michael. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Laporan Statistik Gereja OSZA Per 31 Desember 2007. Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta: LAI, 2006. Mahathera, Ven. Narada. Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II. Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1992. Nelson, Russell M. “Pernikahan Selestial.” Liahona, November 2008. Olmstead, Clifton E. History of Religion in the United State. New York: Prentice Hall, Inc., 1960. Owen, H.P. "Eschatology." In Paul Edward, ed. The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 3. New York: Mcmillan Publishing co. Jac & The Free Press, 1975. Shihab, M.Quraish. Perjalanan Menuju Keabadian. Jakarta: Lentera Hati, 2001. Smith, Huston. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004. xcvi Smoot, Reed. “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint.” In Robert M. Mutchins, ed. Encyclopaedia Britanica, vol. 13. Chicago: William Benton, 1965. Sueb, Yoesoef. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996. Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Rosda Karya, 2003. Syalaby, Ahmad. Agama Yahudi. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Tanggok, M. Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia, Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005. _______. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1997. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: CeQDA UIN Jakarta, 2007. Umairoh. "Konsep Eskatologi Menurut Zoroaster dan Pengaruhnya Terharap Eskatologi Agama-agama Ibrahim." Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002. Wahjo, P., O.F.M. Pengajaran Gereja Katolik. Jakarta: Obor Indonesia, 1962. Werblowsky, R.J. Zwi. "Eschatology." In Mircea Eliade, ed. The Encyclopedia of Religion, Vol. 5. New York: McMilan Library Reference, 1993. Willmington, H.L. Eskatologi. Malang: Gandum Mas, 1997. Wowor, Cornelis. Hukum Kamma Buddhis. Jakarta: CV. Mitra Kencana Buana, 2004. Website : Mahoney, Ralph. “Kejadian-Kejadian Akhir Zaman – Eskatalogi.” diakses pada 18 Februari 2009 dari http://www.sarapanpagi.org/seribu-tahun-mileniumvt1521.html. “Sejarah Gereja di Indonesia.” Artikel diakses tanggal 14 Desember 2008 dari http://www.gerejayesuskristus.or.id /church/ hm/chistory/index.asp. “52 Gadis Diselamatkan dari Rumah Poligami.” diakses pada Sabtu 5 April 2008 dari http://www.kompas.com. xcvii “Akhir Zaman,” diakses pada Rabu 18 Februari http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen. xcviii 2009 dari