i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puja

advertisement
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah SWT penulis panjatkan
sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan hidayah, rahmat dan nikmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umat manusia untuk mengikuti petunjuk dengan risalahnya
yakni Agama Islam, yang akan menyelamatkan dan menghantarkan pemeluknya
menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penulis sadari bahwa tidak ada manusia di bumi ini dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan manusia lainnya termasuk penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam
proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada :
1. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Dr. M. Amin Nurdin, MA; Ketua
Jurusan Perbandingan Agama, Dra.
Ida Rosyidah, MA; Sekretaris
Jurusan, Maulana, MA; serta seluruh civitas akademika Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer sebagai pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta
kesabaran memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga
membuka cakrawala berpikir dan nuansa keilmuan yang baru.
3. Presiden Marchant beserta para staff dan para misionaris Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA), Elder Peate, Elder
Ericson, Elder Hunter, Elder Burr, Elder Tienmen, yang telah memberikan
i
banyak sumber utama skripsi ini serta meluangkan waktunya kepada
penulis untuk dapat berdiskusi secara langsung, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Pimpinan Perpustakaan Utama dan FUF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil dalam hal penyediaan
bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan
skripsi ini.
5. Ayahanda Tarbu dan Ibunda Mutriyah yang penulis cintai dan hormati
sepanjang hidup, yang dengan rasa cinta dan kasih sayangnya secara tulus
telah mengurus, membesarkan dan mendidik penulis hingga sekarang ini.
Munajat doanya di setiap waktu telah memberikan kekuatan lahir dan
batin dalam mengarungi bahtera kehidupan.
6. Kak Abid bersama istri dan si kecil, Rif’an, serta adik Afif tercinta yang
tak pernah henti memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Drs. Masykuri Qurthubi, MA dan keluarga, Lik Lisoh, Lik Liha, Lik Lisin,
Lik Tofa, yang selalu mendorong penulis untuk selalu mencintai, mencari,
dan menambah ilmu sampai akhir hayat.
8. Teman-teman mahasiswa Juruasan PA angkatan 2004 (Ray, Cici, Sofyan,
Dyah, Boim, Breh, Liha, Hesty, Iwenk, Hasby, Putra, Dely, Rina, Oby,
Aji, Ahmad, dll)
9. Keluarga besar Ibu Nenty, M. Nafis Antala’lai dan Istri, Izoen, Ardy,
Rohim, Yono, Fitri, Een Boen, Fita, Hari, Aris, Ning, dan Tika yang telah
ii
membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan
dengan penulisan skripsi ini.
10. Pihak-pihak lain yang mungkin belum penulis sebutkan.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga dukungan, bimbingan,
perhatian, dan motivasi dari semua pihak kepada penulis selama perkuliahan
sampai selesainya skripsi ini menjadi amal ibadah dan bisa memberikan manfaat
pada penulis khususnya dan para pembaca karya ini pada umumnya. Amin.
Jakarta,
Februari 2009 M
Rabi’ul Awal 1430 H
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Metode Penelitian dan Penulisan ................................................. 5
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 7
BAB II ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA
A. Definisi Eskatologi ..................................................................... 9
B. Eskatologi dalam agama-agama .................................................. 11
1. Agama-agama Semitik ........................................................... 11
2. Agama-agama Non-Semitik ................................................... 21
BAB III GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI
ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Sejarah Gereja ............................................................................. 28
1. Perkembangan Keagamaan di Amerika ................................. 28
2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr. .................................... 29
3. Pengorganisasian Gereja ........................................................ 33
4. Gereja OSZA di Indonesia .................................................... 34
B. Ajaran-ajaran Pokok Gereja ....................................................... 35
iv
C. Struktur Organisasi Gereja .......................................................... 42
BAB IV ESKATOLOGI DALAM GEREJA YESUS KRISTUS DARI
ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Eskatologi Pribadi ....................................................................... 44
1. Kematian ............................................................................. 44
2. Penantian Menjelang Kebangkitan Pertama ........................... 45
B. Eskatologi Umum ....................................................................... 49
1. Pengumpulan Domba-domba Israel ....................................... 49
2. Parousia dan Kebangkitan Pertama ....................................... 51
3. Masa Millenium .................................................................... 61
4. Kebangkitan Kedua dan Kehidupan Abadi ............................ 67
C. Catatan Kritis .............................................................................. 79
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dianugerahi Tuhan untuk bertindak secara bebas guna memilih
mana yang baik dan yang buruk. Dari pilihan bebas ini, manusia dapat menjadi
baik atau sebaliknya jahat, dan pada akhirnya akan mendapatkan kegembiraan
ataupun kesedihan.
Manusia selalu menghadapi berbagai masalah yang tak pernah kunjung
berakhir selama hidup di dunia ini. Masalah itu di antaranya adalah penderitaan,
kesengsaraan, ketidakadilan, ketidaknyamanan dan sebagainya. Sungguhpun
begitu, manusia mendambakan apa yang disebut dengan kebahagiaan, yaitu
sebuah kehidupan yang nyaman, adil, dan tentram, tidak ada ketimpangan dan
keadaan yang penuh dengan kesejahteraan. Sayangnya, banyak tantangan dan
rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkannya.
Tetapi apakah benar bahwa kebahagiaan, kedamaian, dan keadilan hanya
ada di dunia ini? Tidak adakah kelanjutan kehidupan seseorang setelah mati? Oleh
orang-orang beragama ceritanya akan lain. Mereka yakin bahwa kehidupan itu
akan terus berlanjut setelah kematian. Mereka mengimani bahwa ada alam lain
(akhirat) yaitu tempat di mana manusia akan melanjutkan perjalanan panjangnya
setelah di bumi ini. Hal ini didasarkan pada kitab suci masing-masing agama.
Manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Tubuh jasmani
akan hancur menjadi tulang belulang setelah manusia mati, sedangkan tubuh
rohani (jiwa) akan melanjutkan kehidupannya di akhirat nanti. Di sanalah akan
vi
ada kebahagiaan yang kekal tetapi juga ada kesengsaraan yang menyertai sesuai
dengan amal perbuatan manusia di dunia ini.
Seluruh pengetahuan tentang kisah kehidupan setelah di dunia ini
seringkali dikenal dengan istilah eskatologi. Dalam istilah Yunani dikenal eschata
yang berarti tentang akhirat atau pengetahuan/ajaran tentang hal-hal terakhir.1
Eskatologi merupakan salah satu ajaran teologi dalam beberapa agama besar di
dunia seperti Zoroaster, Yahudi, Kristen, dan Islam. Banyak hal yang akan
dibicarakan di dalam ajaran eskatologi seperti kematian, kehidupan di alam kubur,
kebangkitan, penghakiman terakhir, surga dan neraka.
Eskatologi merupakan bagian dari ajaran teologi Kristen yang sangat
penting, karena penyelesaian segala sesuatu yang paling sempurna berada di
akhirat nanti. Akan tetapi kapan akhir dunia ini masih belum diketahui. Adapun
zaman ini merupakan bagian dari sejarah keselamatan Kristus yang dianugerahkan
kepada seluruh manusia. Ajaran yang menarik dalam eskatologi Kristen adalah
datangnya Yesus Kristus yang kedua kali (parousia) untuk mengadili seluruh
manusia di bumi. Doktrin ini dianggap sebagai kunci memahami Alkitab, di
samping itu doktrin ini dianggap sebagai penyempurnaan atau penggenapan ajaran
Kristus. 2
Seiring dengan berkembangnya agama Kristen, ternyata di dalamnya
mengalami pergolakan pemikiran yang sungguh hebat sehingga terpecah belah
menjadi ratusan sekte dan aliran yang mengklaim bahwa dirinyalah yang benar-
1
A. Heuken. Sj., Ensiklopedia Gereja I (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1991), h.
300.
2
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1997), cet.ke-4, h. 517.
vii
benar sesuai dengan ajaran Kristus. Ini pula yang terjadi di Amerika Serikat
dengan 250 sekte yang menjamur di sana.3
Salah satu yang paling terkenal adalah Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir (OSZA) atau The Church of Jesus Christ of Latter Day
Saints.4 Orang-orang di luar Gereja ini mengenalnya dengan Gereja Mormon. Hal
senada juga dilakukan oleh beberapa Penulis yang menyebutkan gereja ini dengan
Mormon,5 walaupun menurut pengakuan anggota gereja, penyebutan Mormon
tidak sesuai dengan penamaannya yang telah diwahyukan kepada Joseph Smith
(pendiri gereja) didalam kitab Ajaran dan Perjanjian.6
Gereja ini menurut para pengikutnya didirikan oleh seorang nabi, pelihat
dan pewahyu yaitu Joseph Smith di Utara New York pada tahun 1820.7 Dia tidak
mengklaim sebagai penggagas agama baru tapi menganggap dirinya sebagai
pemulih dari ajaran Yesus Kristus. Pusat gereja berada di Salt Lake City, Utah di
mana seluruh misi dan cabangnya terpusat di sana.8
Banyak ajaran dari Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir yang berbeda dengan gereja-gereja Kristen lainnya termasuk yang akan
3
Huston Smith, Agama-Agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h.
392.
4
Penulis akan lebih sering menggunakan istilah Gereja OSZA dalam setiap penulisannya
daripada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan atau Gereja Mormon.
5
Beberapa referensi sering menyebut gereja ini dengan Geraja Mormon lihat Klaus J.
Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion, vol. X (New York:
Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108; Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di
Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 349; dan Clifton E. Olmstead, History of
Religion in the United State (New York: Prentice Hall, Inc., 1960), p. 335.
6
Wahyu yang diberikan kepada Joseph Smith di Far West, Missouri, pada tanggal 26
April 1838 yang dimasukkan dalam bagian 115 ayat 4 berbunyi “Karena demikianlah gereja-Ku
akan disebut pada zaman terakhir, yaitu Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir”. Lihat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian
(Jakarta: Gereja OSZA,1979), h. 288.
7
Klaus J. Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion,
vol. X (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108.
8
Reed Smoot, “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint,” in Robert M. Mutchins, ed.,
Encyclopaedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965), p. 795.
viii
Penulis bahas yaitu eskatologi. Untuk itu diperlukan sebuah studi yang concern
dan lebih mendalam terhadapnya. Ketertarikan Penulis untuk melakukan
penelitian tentang eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir (OSZA) ditengarai oleh beberapa alasan. Pertama, Gereja ini
memiliki 4 buah kitab dan wahyu para nabi yang hidup yang dijadikan rujukan
bagi ajaran-ajarannya termasuk eskatologi. Kedua, kenabian dalam gereja ini
masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan ajaran yang lainnya. Ketiga, referensi untuk kajian akademik
tentang gereja ini masih sangat jarang, kalaupun ada hanya dalam bahasa Inggris
dan juga hanya ada dalam lingkup gereja ini saja.
Berdasarkan alasan tersebut di atas Penulis ingin memaparkan lebih luas
lagi dalam bentuk skripsi dengan judul "Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)".
B. Perumusan Masalah
Permasalahan awalnya adalah berbedanya ajaran eskatologi Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan gereja-gereja Kristen
lainnya dan juga dengan agama-agama lainnya. Dari permasalahan awal tersebut,
kemudian dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Bagaimana rentetan perjalanan kehidupan manusia dari kematian sampai
kepada permuliaan menurut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir (OSZA)?
2. Peran apa yang akan dimainkan oleh anggota Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) selama peristiwa sebelum dan
sesudah kebangkitan?
ix
C. Tujuan Penelitian
1. Bagi Penulis, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eskatologi dalam
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA), untuk
mengetahui peran para anggota Gereja dalam seluruh rangkaian kejadian
eskatologinya, serta untuk mengetahui perbedaan ajaran gereja ini dengan
gereja-gereja Kristen lainnya.
2. Bagi para dosen dan mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama, penelitian
ini bertujuan untuk memperkaya khasanah intelektual, dan menambah
perbendaharaan sumber bacaan tentang berbagai sekte dan gereja Kristen
di dunia, karena jarangnya bahan bacaan tentang Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA).
3. Bagi para peneliti atau pengkaji agama-agama, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan tambahan untuk penelitian atau kajian secara lebih
jauh atau spesifik, dan untuk dijadikan bandingan manakala meneliti
berbagai gereja Kristen yang memiliki ajaran yang berbeda-beda satu sama
lainnya.
4. Secara akademik, penelitian ini bertujuan untuk menjadi laporan ilmiah
yang merupakan salah satu persyaratan penulis guna mendapatkan gelar
Sarjana Strata 1 (S1).
D. Metode Penelitian dan Penulisan
Faktor terpenting dari sebuah penelitian adalah penggunaan metode yang
tepat. Metode yang Penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif
dalam bahasa Inggris yaitu descriptive, merupakan kata sifat (adjective) yang
berarti sebuah penggambaran dari fakta yang diobservasi serta dibedakan dari
x
kekritisan, penilaian dan teoritis. Kata kerjanya adalah describe, yang berarti
menggambarkan dengan tulisan ataupun ucapan tentang pengetahuan atau
pemahaman sesuatu. Adapun analitis, bahasa Inggrisnya adalah analytic, berarti
berhubungan dengan analisis khususnya pemisahan suatu kesatuan menjadi
beberapa bagian, elemen, atau komponen. Kata kerjanya yaitu analyze yang
berarti menentukan komponen-komponen dari pembagiannya dan menentukannya
dengan hati-hati komponen-komponen dasar tersebut bagi penyelidikan kritis dan
pengujian untuk mendapatkan keputusan yang akurat dan benar dari sebuah
kerangka struktur dan sifat.9
Dari definisi di atas, metode deskriptif analitis berarti sebuah cara atau
teknik penelitian dengan menggambarkan suatu pengetahuan dengan tulisan
ataupun ucapan dan kemudian membaginya ke dalam beberapa bagian untuk
kemudian diadakan penyelidikan kritis dan pengujian guna mendapatkan
keputusan atau hasil yang benar. Bila dihubungkan dengan penelitian skripsi ini,
maka metode ini digunakan untuk menggambarkan eskatologi dengan sebaik
mungkin dan kemudian diadakan penyelidikan kritis dan mengujinya dengan
membaginya ke dalam beberapa bagian guna mendapatkan hasil yang benar.
Untuk memudahkan penelitian ini, Penulis menambahkannya dengan analisa
perbandingan, yaitu membandingkan konsep eskatologi dalam Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan eskatologi dalam
agama-agama lainnya juga dalam gereja-gereja Kristen yang ada.
Untuk mendapatkan informasi atau data yang maksimal, Penulis
menggunakan berbagai macam dokumen, arsip data, surat-surat, dan buku-buku
9
Philip Babcok Gove, ed., Webster’s Third, New International Dictionary of The English
Language Unabridged, (Massachusetts: G & C. Merriam Company Publishers, 1960), h. 77 dan
660.
xi
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selain itu, Penulis juga mengambil
bacaan dari berbagai jurnal, brosur, pamflet, informasi dari website yang
diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
(OSZA). Penulis membaca langsung sumber primer yang diterbitkan oleh gereja
ini diantaranya kitab-kitab standarnya (Al-Kitab, Kitab Mormon, Ajaran dan
Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga), Asas-Asas Injil, dan Ajaran-ajaran
Presiden Gereja. Adapun untuk sumber sekunder, Penulis mengambilnya dari
berbagai bacaan yang berhubungan dengan skripsi ini.
Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menggunakan buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and
Assurance) (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terbagi menjadi 5 bab. Bab 1 menjelaskan latar belakang
penulisan disertai dengan pembatasan dan perumusan, tujuan penelitian dan
metodologi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Bab 2 lebih banyak
menjelaskan definisi eskatologi dan ajaran eskatologi dari berbagai agama secara
rinci. Di sini pembaca dapat menemukan gambaran yang cukup jelas mengenai
eskatologi dalam agama-agama besar dunia, juga perbedaan dan persamaannya.
Bab 3 menjelaskan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
(OSZA) secara umum, mulai dari sejarah awal dan perkembangan, ajaran-ajaran
pokok, dan struktur organisasinya. Hal ini memungkinkan pembaca untuk dapat
melihat deskripsi yang jelas tentang gereja ini untuk kemudian dikaitkan dengan
konsep eskatologinya.
xii
Adapun bab 4 menjelaskan secara panjang lebar rentetan kejadian
eskatologi dimulai dari eskatologi pribadi sampai dengan eskatologi umum. Selain
itu di bab 4 juga menjelaskan berbagai peran yang dimainkan para anggota gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) selama proses
kejadian eskatologi dari awal sampai akhir dengan beberapa analisa yang Penulis
buat. Bab 5 berisi jawaban ringkas dari perumusan masalah yang telah dibuat oleh
Penulis dan merupakan kesimpulan dari seluruh skripsi ini.
xiii
BAB II
ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA
A. Definisi Eskatologi
Kata ini berasal dari bahasa Yunani eschatos (akhir) dan eschata (akhir
segala sesuatu) serta gabungan dari logos yang berarti teori, ilmu, ide atau
gagasan. Secara istilah eskatologi berarti ilmu atau ajaran tentang akhir segala
sesuatu. Istilah ini tidak pernah digunakan dalam bahasa Inggris sebelum abad 19,
tapi sejak setelah itu menjadi konsep yang sangat terkenal khususnya di dalam
teologi Kristen.10 Dalam The New Encyclopaedia Britanica disebutkan bahwa
eskatologi merupakan sebuah doktrin tentang akhir segala sesuatu, khususnya
dalam Yahudi dan Kristen yang menyangkut kepercayaan terhadap akhir dari
sejarah, kebangkitan dari kematian, pengadilan terakhir, dan persoalan-persoalan
yang berhubungan dengannya.11
Lebih jauh lagi dalam The Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa
eskatologi adalah doktrin atau teori (logos) tentang yang terakhir. Di sini yang
terakhir bisa mempunyai dua arti. Pertama, untuk individu, ia dapat diartikan
sebagai sebuah perjalanan takdir setiap orang yang ditunggu-tunggu setelah
kematian. Kedua, dalam arti kosmos dan sosial, ia berarti deskripsi sebuah tujuan
di mana sejarah akan digenapi. Tujuan itu bisa berada di dunia ini atau di dunia
yang lain.12
10
R.J. Zwi Werblowsky, "Eschatology," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of
Religion, Vol. V (New York: McMilan Library Reference, 1993), p. 149.
11
Mortimer J. Adler (ed.), "Eschatology", in The New Encyclopaedia Britanica, Vol. IV
(Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 2002), p. 554.
12
H.P. Owen, "Eschatology", in Paul Edward, ed., The Encyclopedia of Philosophy, Vol.
III (New York: Mcmillan Publishing co. Jac & The Free Press, 1975), p. 48.
xiv
Definisi yang hampir sama ditemukan dalam Ensiklopedi Islam, bahwa
eskatologi merupakan doktrin tentang hari akhir yang menerangkan dua hal pokok
yaitu zaman akhir sebelum berakhirnya segala sesuatu selain Allah dan kehidupan
hari akhir itu sendiri.13
Beberapa
kejadian
eskatologi
yang
sering
diceritakan
adalah
penggambaran akan terjadi pertarungan abadi antara cosmos (yang beraturan)
dengan chaos (tidak teratur/kejahatan). Keadaan terakhir kadangkala mengandung
makna secara positif seperti kerajaan Tuhan, langit dan bumi baru. Tapi ia juga
bisa bernada negatif seperti kesuraman dan kemarahan Tuhan. Kadang kala cerita
ini menunjuk pada peristiwa yang mengharapkan tempat yang sangat berbeda di
masa depan. Hal itu juga dibarengi dengan mesianisme.14
Kesimpulan yang dapat penulis rumuskan dari definsi-definisi di atas
adalah bahwa eskatologi merupakan doktrin yang menyangkut hal-hal terakhir
dan merupakan bagian dari ajaran agama dan kajian filsafat yang didalamnya
berisi kematian, pertarungan antara yang baik dan jahat, kebangkitan, kehidupan
sesudah mati, dan sebagainya, walaupun pada akhirnya setiap kepercayaan atau
agama memiliki corak yang berbeda-beda seiring dengan perkembangan zaman.
13
Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, penerjemah Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persad, 1999), cet.ke-2, h. 81.
14
Mesianisme adalah istilah ilmu perbandingan agama tentang harapan akan seorang
tokoh yang atas nama Allah berdaya memulihkan keadaan yang baru menjadi lebih baik sesuai
dengan hukum/kehendak-Nya. Adolf Heuken SJ., Ensiklopedi Gereja III (Jakarta: Yayasan Cipta
Loka Caraka, 1993), h. 156; Lihat juga Werblowsky, "Eschatology," p. 149.
xv
B. Eskatologi dalam Agama-Agama
1. Agama-agama Semitik
a. Agama Yahudi (1473 SM)
Beberapa buku dan kitab Yahudi awal jarang menerangkan
peristiwa kebangkitan dan akhirat. Kitab dan buku tersebut hanya
menyinggung tentang bumi yang di bawah dan perigi buta. Orang-orang
yang durhaka akan dicampakkan ke dalamnya tanpa dapat naik kembali.15
Seiring dengan berputarnya waktu, ketika orang-orang Israel
mendapatkan tekanan dari luar, ajaran eskatologi mulai mendapatkan porsi
yang lebih besar. Tekanan ini bermula dari jatuhnya Yerussalem dan
hancurnya Kuil Zion pada tahun 587/6 SM, kemudian disusul dengan
pengasingan oleh Bangsa Babilonia, penyiksaan di bawah hukum-hukum
Seleceuid, penderitaan di bawah raja Hasmonean, ditambah lagi dengan
kedatangan bangsa Romawi yang menghancurkan Jerussalem pada tahun
70 SM. Dari sini dimulai proses panjang pengasingan, kesengsaraan dan
penantian pada penyelamatan.
Ramalan nabi-nabi Perjanjian Lama mengenai pembaharuan zaman
emas dianggap sebagai pembaharuan atas ide-ide lama yang telah
membuka khayalan masa depan. Akan ada suatu masa kemunculan
seorang
raja
atau
pemimpin
dari
keturunan
Daud
yang
akan
menyelamatkan seluruh bangsa Yahudi dari penindasan. Akan tetapi
gagasan-gagasan yang berkembang telah bercampur dengan kepercayaan
Persia dan Hellenistic (Yunani). Hubungan baik antara Yahudi dan Persia
15
Ahmad Syalaby, Agama Yahudi (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.196.
xvi
telah membuka orang-orang Yahudi mempelajari agama Zoroaster. Dari
ajaran-ajaran inilah kemudian orang Yahudi mengambil ide-ide pokok
ajaran Zoroaster seperti kehidupan sesudah mati, surga dan neraka.16
Kitab-kitab Yahudi selanjutnya mencatat bahwa orang-orang mati
akan masuk ke dalam sheol yaitu alam maut, yang letaknya berada di bumi
yang terdalam (I Sam. 2:6; Yes. 7:11; 28:18). Surga diidentikkan sebagai
tempat kediaman Tuhan (I Raja-raja 8:20). Sedangkan neraka disebut
sebagai lembah di selatan Yerussalem yaitu tempat orang-orang Kanaan
sebelum zaman Israel mengorbankan anak-anak mereka kepada Dewa
Molokh (Yosua 15:8, 18:16, II Raja-raja 23:10, Yeremia 7:31, 32:35; II
Tawarikh 28:3, 33:6)
Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan
menyaksikan:
1) Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang
ada secara geografis,
2) Dikalahkannya semua musuh Israel,
3) Pembangunan (atau penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem
dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di
Kenisah,
4) Kebangkitan orang mati (techiat hameitim), atau Kebangkitan,
5) Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel.
Gagasan tentang mesias berkembang begitu kuatnya dalam agama
Yahudi. Mesias yang merupakan keturunan Daud, diceritakan akan
16
Syalaby, Agama Yahudi, h. 196-197.
xvii
memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian
wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja
Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak
diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yang
mengakibatkan jatuh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi
Yahweh akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini
adalah
pertempuran
yang
dirujuk
sebagai
harmagedon.
Setelah
memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Yahweh
akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah
tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa
kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia,
yang disebut sebagai Olam Haba ("Dunia Masa Depan"), di mana semua
orang akan mengenal Yahweh secara langsung.17
Kalau dilihat secara seksama, banyak ajaran-ajaran eskatologi
Yahudi yang telah berubah. Pada awalnya, Agama Yahudi tidak mengenal
istilah sheol, surga dan neraka, tapi belakangan literatur-literatur
Apokapliptik dan Pseudepigraf seperti bagian-bagian dari Musa, I Enoch
dan II Enoch, serta IV Ezra telah mewarnai ajaran-ajaran baru tentang
eskatologi.18
b. Agama Kristen
Secara umum, doktrin eskatologi sangat penting dalam agama
Kristen. Eskatologinya menyangkut keadaan manusia setelah mati, akhir
17
“Akhir
Zaman,”
diakses
pada
Rabu
18
Februari
2009
dari
http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen.
18
Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap
Eskatologi Agama-agama Ibrahim," h. 42-50.
xviii
dunia (kiamat), kebangkitan dari kubur, kedatangan Yesus yang kedua,
dan kerajaan millenium sampai pada surga dan neraka.
Kematian jasmani adalah terpisahnya jiwa dari tubuh yang
menyebabkan berakhirnya kehidupan jasmaniah (Pengkhotbah 12:7; Kisah
7:59; Yakobus 2:26). Tubuh jasmani menjadi rusak di dalam kubur dan
menjadi debu kembali (kejadian 3:19), sedangkan jiwa terus hidup di
dalam hades.19
Beberapa ayat Alkitab menyebutkan bahwa orang-orang percaya
yang sudah mati ada bersama dengan Kristus dan bersekutu dengan orangorang percaya lainnya di surga (firdaus) (Lukas 23:43; II Korintus 12: 3,4).
Sedangkan orang-orang yang tidak meyakini Yesus akan berada dalam
suatu tempat dan akan mengalami siksaan secara sadar, sambil menantikan
penghakiman di takhta putih yang besar (Wahyu 20: 11-15). 20
Selanjutnya, Yesus akan muncul untuk kedua kalinya dan
memerintah di masa milenium (Matius. 24: 29-31). Pandangan-pandangan
tentang masa seribu tahun inilah yang biasanya menyebabkan paling
banyak pertentangan apabila berbicara tentang hal-hal yang terakhir atau
akhir zaman/hari-hari terakhir.
Sepanjang sejarah Kristen telah berkembang beberapa teori tentang
masa milenium yaitu:
19
Hades terdiri dari dua tempat, yaitu pertama, untuk orang-orang yang percaya Yesus,
kedua untuk orang-orang yang tidak percaya pada Yesus. Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut
Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap Eskatologi Agama-agama Ibrahim," h. 59.
20
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1997), cet. ke-4, h.
520.
xix
1) Aliran postmillennialisme/pascamillenialisme (setelah seribu tahun)
Aliran ini mempercayai bahwa melalui pemberitaan Injil, dunia
akhirnya akan memeluk agama Kristen dan menjadi suatu masyarakat
orang-orang kudus yang universal. Kelompok ini yakin akan adanya
perkembangan Gereja Kristen oleh kuasa Roh sampai keadaan seribu
tahun itu berlangsung di atas bumi. Setelah masa seribu tahun, baru
kemudian Yesus datang untuk kedua kalinya.
2) Aliran amillenialisme (seribut tahun sebagai kiasan)
Aliran ini tidak percaya pada masa seribu tahun. Kelompok ini percaya
bahwa nubuatan-nubuatan bagi Israel digenapi di dalam Gereja. Dan
apabila benar demikian, maka tidak lagi diperlukan masa seribu tahun
di bumi ini.
3) Aliran premillennialisme (sebelum masa seribu tahun).
Aliran ini meyakini bahwa Kristus akan datang untuk kedua kalinya
tepat sebelum masa seribu tahun dan Ia secara pribadi akan
memerintah
selama
masa
itu.
21
Ada
berbagai
pandangan
premillennialisme:
a) Premillennialisme
dengan
perkecualian
(dispensational
premillennialisme):
Kelompok ini memberikan interpretasi yang sangat harafiah,
terutama mengenai bangsa Israel, gereja dan masa yang akan datang.
Dalam faham ini, Israel dan gereja, merupakan dua umat yang terpisah,
tidak untuk disatukan atau dicampuradukkan, karena Allah mempunyai
21
H.L. Willmington, Eskatologi (Malang: Gandum Mas, 1997), h. 286-287.
xx
dua program: satu bagi Israel dan satu lagi bagi gereja. Program
teokratis Allah untuk Israel terganggu saat Israel menolak Kristus.
Karena itu Allah berpaling pada gereja untuk menyelesaikan tujuan
penyelamatan-Nya. Hal ini akan dipenuhi (diselesaikan) pada saat
masa seribu tahun. Kemudian Allah akan mempersingkat program
teokratis-Nya
pada
Israel dengan dipulihkannya
pemerintahan
Monarkhi Daud yang akan memerintah bangsa-bangsa atas bumi, di
Palestina.
Akan ada tahta secara harfiah, pemulihan tempat ibadah secara
harafiah, pemulihan imamat menurut Perjanjian Lama secara harfiah
dan tata cara pengorbanan yang juga secara harfiah. Semua janji-janji
dari Perjanjian Lama akan secara harfiah digenapi. Aliran ini
memisahkan ayat-ayat Alkitab sesuai dengan kelompok-kelompok
umat (Israel atau gereja). Aliran ini memegang teguh faham bahwa tak
mungkin satu ayat dapat berlaku pada dua kelompok yang berbeda
pada saat yang sama. Pandangan mengenai pengangkatan sebelum
masa penganiayaan timbul dari konsep mereka tentang gereja tak
mungkin masih ada di bumi, karena tujuan-tujuan Allah bagi bumi ini
adalah untuk kembali memulihkan pemerintahan Kristus di bumi
secara harfiah sehubungan dengan pandangan mereka tentang
perjanjian Allah dengan Abraham (Abrahamic) dan Daud (Davidic).
b) Paham pengangkatan sebelum masa aniaya
Paham ini merupakan pengecualian didasarkan pada prinsip
yang memisahkan gereja dari rencana penyelamatan yang menyeluruh
xxi
(total) dari Allah. Gereja harus "diangkat" (diambil) keluar dari dunia
sebelum "aniaya besar", karena gereja bukan merupakan bagian dari
kerajaan seribu tahun. Kerajaan seribu tahun akan mengawali tingkat
dari pemulihannya lewat sisa-sisa Israel yang bertahan dalam masa
aniaya. Gereja lalu dipindahkan dari dunia dengan cara pengangkatan
(dibawa pergi).
Masa aniaya berlangsung selama 7 tahun yang dibagi menjadi
dua periode, masing-masing lamanya tiga setengah tahun. Dalam
melewati periode pertama, bangsa Israel memasuki perjanjian dengan
antikris, yang akhirnya mengingkari janji itu. Periode kedua dimulai
ketika setan mempersenjatai antikris dan "masa kesulitan Yakub" akan
dituangkan ke atas bumi. Selama masa tujuh tahun penganiayaan ini,
Injil kerajaan (dan dalam teori ini dibedakan dari Injil kasih karunia)
diberitakan. Sisa Israel yang terpilih, berjumlah 144.000, tetap
bertahan melewati aniaya yang akan membentuk kerajaan dan pada
kerajaan ini Kristus akan kembali setelah masa tujuh tahun.
Menurut aliran ini masa pemerintahan seribu tahun ditetapkan
untuk orang-orang Yahudi, sebagai penggenapan rencana Allah bagi
bangsa Israel. Hal ini merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan dari
Perjanjian Lama secara harfiah. Kristus akan nyata-nyata duduk diatas
tahta dan semua bangsa akan berada dibawah kekuasaan Israel.
Beberapa aliran mengatakan bahwa gereja akan kembali ke bumi pada
awal pemerintahan seribu tahun dan berada di atas bumi selama masa
ini. Namun yang lain mengatakan bahwa gereja akan tinggal di kota
xxii
suci, yang akan beredar (seperti sebuah satelit) di atas bumi. Gereja
Allah harus dibangun kembali dan persembahan-persembahan korban
harus dilakukan lagi.
c) Premillennialisme Sejarah
Aliran
ini
berada
diantara
amillennialisme
dan
dispensationalisme. Aliran ini berusaha untuk menggabungkan aliran
yang berpandangan kisah sejarah (yang lampau) dan aliran yang
mempunyai pandangan nubuatan dari kitab Wahyu. Binatang yang
disebutkan dalam Wahyu 13, mula-mula tercermin dalam kekaisaran
Romawi, tapi akhirnya sebagai pribadi antikris yang muncul di akhir
zaman.
Wahyu
menggambarkan
19
dengan
kedatangan
istilah
Kristus
simbolis
yang
kedua
apokaliptik,
itu
untuk
menghancurkan kejahatan dari setan yang berada di Roma dan dalam
diri antikris. Ini digambarkan sebagai peperangan yang bergelimang
darah, tetapi senjata satu-satunya adalah firman yang keluar dari mulut
Mesias yang berkemenangan (Wahyu 19:15). Masa Seribu Tahun
adalah masa peralihan (interval) untuk mencapai pemerintahan
penebusan Allah (Kerajaan Allah).22
Setelah masa seribu tahun, seluruh manusia dibangkitkan untuk
menghadapi pengadilan terakhir. Pada kebangkitan itu tubuh orang-orang
mati disatukan lagi dengan jiwanya untuk selama-lamanya. Tubuh orangorang jahat akan mengejikan. Mereka akan mencerminkan kejahatan dan
keputusasaan orang-orang jahat. Sedangkan tubuh orang-orang yang baik
22
Ralph Mahoney, “Kejadian-Kejadian Akhir Zaman – Eskatalogi,” diakses pada 18
Februari 2009 dari http://www.sarapanpagi.org/seribu-tahun-milenium-vt1521.html.
xxiii
menjadi mulia, sebab mereka akan menyerupai tubuh Kristus yang
dimuliakan.
Di pengadilan Tuhan, orang-orang jahat akan mendapat murka
Tuhan dan akan dijebloskan ke neraka yang mengandung kecemaran dan
kesedihan, mengandung asap dan penderitaan, mengandung api dan
kematian. Sebaliknya Tuhan akan menunjukkan cinta kasih-Nya kepada
orang-orang yang beriman. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga atau
Yerussalem baru, yaitu sebuah kota yang tidak memerlukan bait suci,
sebab Allah, Tuhan yang Maha kuasa, adalah bait sucinya demikian juga
Yesus (Wahyu 21:22). Di sana tidak ada malam, karena kemuliaan Tuhan
senantiasa meneranginya (Wahyu 21: 23, 25), tidak ada kutukan (Wahyu
22:3), dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia selama-lamanya
(Wahyu 22: 3-5). 23
c. Agama Islam (570 SM)
Eskatologi dalam Islam mencakup kematian, barzah, kiamat,
pengadilan, surga dan neraka sesuai dengan informasi dalam Al-Qur'an.
Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kematian seperti:
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah” (QS. Al-Qashash 28: 88),
“Tiap-Tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS. Ali Imran 3:185),
"Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali"
(QS. Al-Baqarah 2: 156) 24
Setelah manusia mati, jasadnya dikuburkan, akan tetapi rohnya
berada di alam yang lain yang dikenal dengan barzah. Barzah atau
23
Willmington, Eskatologi, h. 336.
Willam C. Chittick, "Eskatologi," dalam Seyyed Hossein Nasr, ed., Ensiklopedi
Tematis Spiritualitas Islam (Bandung: Mizan, 2002), h. 512-513.
24
xxiv
pemisah berfungsi menghalangi manusia menuju ke alam yang lain yang
lebih sempurna
dari alam barzah,
dan pada saat yang sama
menghalanginya kembali ke dunia (QS. Al-Mu'minun: 99-100).. Keadaan
di alam barzah diyakini oleh mayoritas ulama tergantung dari amalnya.
Manusia akan mendapatkan kenikmatan atau siksa sebagaimana dalam
surat al-Mu'minun ayat 46 yang menjelaskan bahwa Fir'aun dan para
pengikutnya selalu dinampakkan kepadanya api neraka pagi dan petang,
serta surat Ali Imran ayat 169-170 bahwa para syuhada hidup di sisi Allah
dan mereka memperoleh rezeki dari-Nya. Dalam hadits yang lain
disebutkan bahwa orang-orang mati saling menziarahi (di alam barzah)
(HR. At-Tirmidzi melalui Abu Sa'id) juga mereka mengetahui keadaan
keluarga mereka yang masih hidup di dunia (HR. Ahmad melalui Anas bin
Malik).25
Kejadian yang paling akhir dari proses kehidupan dunia adalah
kiamat. Kiamat akan dimulai dengan peniupan sangkakala (dalam Kristen
sering disebut dengan nafiri) dua kali. Peniupan pertama mengakibatkan
ketakutan dan kematian serta kehancuran alam raya seperti dalam surat AlHaqqah ayat 13-17, at-Takwir ayat 1-14, al-Hajj ayat 1-2, al-Furqan ayat
25. Alam raya hancur berantarakan. Semua yang masih bernyawa baik di
langit maupun di bumi mati tersungkur kecuali yang dikehendaki Allah.
Sedangkan peniupan kedua adalah kebangkitan, atau dengan kata lain
25
M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian (Jakarta: Lentera Hati, 2001), h. 93-
95.
xxv
perpindahan manusia dari alam barzah ke alam perhitungan, surga dan
neraka (Az-Zumar ayat 68).26
Manusia kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar (QS. Ibrahim
ayat 48). Manusia datang sendiri-sendiri menghadap Allah untuk
dilakukan perhitungan atas amal-amalnya. Setiap orang akan menerima
catatan kitab amalnya, yaitu catatan dua malaikat yang selalu menyertai
manusia selama hidup (QS. al-Isra : 14). Allah menghadirkan apa yang
dinamai mizan atau timbangan untuk menimbang amal perbuatan manusia
(Al-A'raf : 8-9).
Setelah manusia diadili,
mereka dipersilahkan
melanjutkan perjalanan melalui shirath27 menuju ke surga atau neraka
sesuai dengan amalnya masing-masing.28
2. Agama-agama Non Semitik
a. Agama Zoroaster (1700 – 1500 SM)
Konsep eskatologi dalam agama Zoroaster lebih memiliki coraknya
yang sangat rinci. Eskatologi pribadi dan umum atau kosmos bergabung
menjadi satu ketika nasib seseorang telah berakhir di dunia ini.29
Peristiwa-peristiwa eskatologis yang lebih luas terdapat dalam
Kitab Zend Avesta yang semuanya terinci dalam The Sacred Book of The
East (SBE)30. Di sana dijelaskan bahwa menjelang alam semesta
26
Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 109-111.
Pemahaman tentang shirath oleh masyarakat Islam awam hampir sama dengan
pemahaman dalam agama Zoroaster, bahwa shirath itu adalah jembatan yang sangat kecil seperti
rambut dibelah tujuh. Tapi menurut Quraish Shihab pengertian itu tidak sejalan dengan makna
shirath yang sebenarnya adalah sebuah jalan yang lebar yang seakan-akan pejalan pada shirath
tersebut ditelan oleh jalan lebar tersebut. Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 146.
28
Chittick, "Eskatologi," h. 516.
29
Werblowsky, "Eschatology," h. 149.
30
The Sacred Book of The East merupakan karya terbesar dari F. Max Muller (18231900) yang terdiri atas 50 jilid, dicetak di Oxford antara tahun 1879 dengan tahun 1910. Buku ini
27
xxvi
mengalami hari terakhir akan muncul tiga juru selamat yaitu Aushedar,
Aushera-mah dan Shayoshant. Kedatangan juru selamat yang terakhir
itulah yang akan memusnahkan kelaliman dan menegakkan keadilan
hingga terbangun kerajaan Ahura Mazda sepenuhnya di muka bumi.
Kerajaan Ahura Mazda akan berlangsung selama seribu tahun. Setelah
berakhirnya kerajaan tersebut, alam semesta mengalami kehancuran yang
sangat besar.
Kehancuran bumi dan alam semesta bukan berarti kehidupan telah
berakhir, tetapi Tuhan akan membentuk alam kehidupan baru. Di alam
inilah tubuh jasmani dibangkitkan kembali (bodily resurrection) (Yasna,
30:7 31:21, 32:5, 34:1). Setiap manusia akan diadili sesuai dengan catatan
perbuatannya pada hari kebangkitan itu. Setelah diadili manusia akan
melewati suatu titi ujian yang disebut civento peretu yang di bawahnya
terdapat arus gelombang dari cairan logam yang bernyala-nyala. Titi ujian
itu lebih halus dari rambut dibelah tujuh. 31
Setiap orang yang berbuat kebajikan selama hidupnya melawati titi
ujian tersebut dengan begitu cepat dan mudahnya. Lalu mereka
dipersilahkan masuk menikmati hidup kekal dan bahagia di dalam
paridaeza (surga) yang di dalamnya terdapat berbagai ragam karunia dan
anugerah yang tiada hingganya. Akan tetapi bagi mereka yang berbuat
dosa dan kejahatan serta menantang dan menyangkal Ahura Mazda akan
terjerumus ke dalam gelombang panas tersebut. Mereka akan masuk ke
dalam gehannama (neraka). Pada akhirnya mereka mendapatkan siksaan
berisikan salinan lengkap dari berbagai kitab suci. Lihat Yoesoef Sueb, Agama-agama Besar di
Dunia (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996), cet. III, h. 230.
31
Sueb, Agama-agama Besar di Dunia, h. 251-252.
xxvii
tiada taranya. Di neraka, selain para manusia yang melakukan dosa dan
kejahatan, para setan pun akan ikut dijebloskan ke dalamnya terutama
Angra Mainyu.
Doktrin eskatologi dalam agama Zoroaster dipandang memiliki
kaitan yang sangat erat terhadap ajaran Yahudi, Kristen, dan Islam.
Khususnya pada kebangkitan dari kematian, civento peretu (titi ujian),
paridaeza (surga) dan gehannama (neraka). Banyak istilah-istilah dari
agama Zoroaster telah menjadi perbendaharaan kata dari ajaran-ajaran
agama Yahudi dan Kristen, seperti istilah setan, mesias, dan sebagainya.32
b. Agama Hindu (1400 SM) dan Buddha (560 SM)
Agama Hindu dan Buddha memiliki corak yang hampir sama
ketika membicarakan masalah akhir hidup manusia. Kedua agama ini tidak
memiliki konsep eskatologi yang panjang dan rumit. Dalam Hindu, tujuan
hidup manusia adalah moksa, yang dicapai manusia setelah mereka
melalui kehidupan berkali-kali
(punarbawa).
Mereka
yang telah
melakukan catur marga (bakti, jnana, karma, yoga) dengan baik tidak
akan melalui kehidupan terus menerus tetapi akan mencapai moksa, yaitu
bersatu dengan Brahman.
Upanisad menerangkan bahwa surga dan neraka bukan suatu
tempat dan bukan pula suatu bentuk yang pasti melainkan suatu state of
mind yaitu keadaan-keadaan pikiran, yakni pikiran bahagia atau pikiran
menderita. Kalau pikiran dalam keadaan senang dan bahagia maka itulah
surga. Bila pikiran sedih dan menderita maka itulah neraka. Surga dan
32
Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap
Eskatologi Agama-agama Ibrahim," (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2002), h. 55-56 ; lihat juga Sueb, Agama-agama Besar di Dunia, h. 255.
xxviii
neraka ada dalam pikiran, baik pikiran pada waktu masih hidup, maupun
pikiran yang membungkus roh sesudah mati. Sebagaimana diketahui
bahwa roh seseorang semasih hidup dibungkus oleh pikiran (sukma
sarira/stula sarira) yang tidak lain adalah jasad atau tubuh manusia itu
sendiri. Pada waktu meninggal stula sarira hancur menjadi abu karena
dibakar, tetapi jiwa/roh dan pikiran tidak bisa terbakar dan lepas seperti
angin yang tetap dibungkus oleh pelembungan.
Orang yang sudah mati, jika pikirannya masih melekat dengan
dunia, ia akan tertarik kembali ke dunia atau lahir kembali. Sebaliknya jika
roh dan pikirannya telah menghilangkan kemelakatan duniawi dengan
menjalankan catur marga, ia akan bersatu dengan Brahman, yaitu moksa.
Roh tidak akan mengalami kelahiran kembali serta mencapai kebahagiaan
tertinggi.33
Dalam Agama Buddha, ajaran tentang eskatologi baik di dalamnya
menyangkut surga dan neraka atau kehidupan setelah kematian tidak
pernah ada. Bikkhu Acharn Suchar Abhijato34 mengungkapkan bahwa
dosa akan dibalas di kehidupan ini atau yang akan datang. Akibatnya akan
langsung dirasakan dalam pikiran. Adapun surga dan neraka sudah berada
dalam diri seseorang, di kehidupan ini dan juga setelah kehidupan ini
berakhir. Surga dan neraka bukan sebuah tempat tapi sebuah perasaan.
Bila manusia melakukan sesuatu yang buruk, maka ia merasa buruk, inilah
33
Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Yayasan Wisma
Karma, 1987), h. 99.
34
Acharn Suchart Abhijato, Kenikmatan Inderawi adalah Menyakitkan, Kumpulan
Ceramah Dhamma (Jakarta: Kalyasiri, 2007), h. 88-90.
xxix
neraka dan tepat di kehidupan ini, begitu pula dengan surga. Surga dan
neraka adalah keadaan pikiran.35
Bila semua bentuk keinginan dibasmi, daya kemampuan kamma
berhenti bekerja, maka seorang terlepas dari lingkaran kelahiran dan
kematian dan mencapai nibbana, yaitu tujuan hidup paling puncak dan
berkah yang paling tinggi. Dalam lingkaran kelahiran ini manusia akan
melewati 31 alam kehidupan. Kelahiran bisa terjadi di alam yang lain
berdasarkan pada karma baik atau buruk dari makhluk yang bersangkutan.
Jika manusia telah melenyapkan semua kotoran batin, meraka tidak akan
terlahir kembali di salah satu dari 31 alam tersebut.36
Perbedaan yang sangat tajam antara moksa dan nibbana adalah
bahwa konsep moksa dalam Hindu masih terdapat unsur jiwa atau roh
manusia yang nantinya akan bersatu dengan Brahman, tetapi dalam
Buddha tidak dikenal istilah jiwa, karena yang ada hanyalah pikiran atau
kesadaran semata. Walaupun begitu salah satu persamaannya adalah
tentang konsep surga dan neraka yang merupakan keadaan perasaan dan
pikiran seseorang bukan sebuah tempat tersendiri.
c. Agama Tao (640 SM) dan Konghucu (551 SM)
Ajaran Konghucu maupun Tao tidak ada penjelasan yang detail
tentang konsep eskatologinya seperti neraka, surga, dan kebangkitan.
dalam ajaran Tao, tidak ada sedikitpun ajaran tentang kematian, surga,
neraka, dan kebangkitan. Sama halnya dengan ajaran Konghucu. Salah
35
Ven. Narada Mahathera, Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II (Jakarta:
Yayasan Dhammadipa Arama, 1992), h.188.
36
Cornelis Wowor, Hukum Kamma Buddhis (Jakarta: CV. Mitra Kencana Buana, 2004),
h. 91-99.
xxx
seorang murid Konghucu pernah bertanya tentang kehidupan setelah mati,
dan jawabannya: "pelajarilah dirimu terlebih dahulu, nanti kamu akan
mengetahui seperti apa kehidupan setelah mati itu".37 Berdasarkan
penjelasan Khonghucu ini, banyak orang menganggap bahwa Khonghucu
tidak bicara tentang kehidupan setelah mati. Keduanya hanya mengajarkan
untuk selalu ingat kepada roh leluhur dengan cara mendoakan dan
menghormatinya. Kepercayaan orang China tentang banyak dewa dan
leluhur yang harus dihormati telah lama berurat berakar.
Seiring dengan berjalannya waktu dan persinggungan dengan
berbagai macam agama dan kepercayaan lain, kepercayaan orang China
terhadap neraka dan surga mulai menghinggapi kehidupan mereka. Hal ini
bisa
dilihat
dari
berbagai
ukiran
di
beberapa
klenteng
yang
memperlihatkan begitu ganasnya neraka. Kasus lain di Indonesia adalah
bahwa orang China percaya kalau orang yang mati tidak langsung masuk
surga
tapi
terlebih
dahulu
masuk
ke
neraka
untuk
mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka. Setelah dosa mereka
terhapus, baru mereka masuk ke surga atau terlahir kembali untuk
memperbaiki kesalahan mereka di dunia. Mereka menganggap bahwa
surga tidak ubahnya seperti dunia saat ini. Orang yang mati juga
membutuhkan peralatan-peralatan seperti rumah, perabotan rumah,
kendaraan, uang, hiburan, dan sebagainya.
Neraka memiliki susunan struktur pemerintahan seperti yang ada di
dunia. Jika di dunia memiliki penguasa, maka di neraka juga memiliki
37
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia (Jakarta:
Pelita Kebajikan, 2005), h. 54-59.
xxxi
penguasa. Raja atau penguasanya dikenal Yen Lo Wang dan dia
mempunyai pegawai-pegawai.
Para
pegawai Yen Lo
Wang ini
digambarkan sebagai orang yang memiliki wajah menakutkan atau
menyeramkan. Ada yang mukanya seperti anjing, kerbau, kambing,
monyet dan yang menakutkan lainnya. Hal yang sungguh menggelikan
adalah bahwa kasus suap ternyata tidak sekedar terjadi di dunia, karena
mereka meyakini bahwa kasus suap atau sogok berlaku di sana. Mereka
yang mati dapat dimudahkan atau diringankan hukumannya di neraka
dengan memberi suap kepada para pegawai neraka. Biasanya alat
sogoknya adalah semangka.38
Dari seluruh konsep eskatologi agama-agama di atas, penulis merangkum
konsep eskatologi ke dalam dua bentuk. Pertama, konsep eskatologi yang berdiri
sendiri, artinya konsep eskatologi dalam suatu agama tertentu tidak dipengaruhi
oleh ajaran agama manapun. Kedua, konsep eskatologi yang telah terpengaruh
oleh ajaran agama lainnya. Ini disebabkan oleh pertemuan secara langsung di
antara satu agama dengan agama lainnya di masa silam.
38
M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 7-14.
xxxii
BAB III
GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI
ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Sejarah Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
(OSZA)
1. Perkembangan Keagamaan di Amerika
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)
berakar pada suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur-laut Amerika
Serikat pada awal abad ke-19. Pada abad 18, semangat dan mutu kehidupan
rohani dapat dikatakan sangat merosot. Revolusi dan perang kemerdekaan
yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an serta berlanjut hingga tahun
1810-an, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah
sepanjang sejarah bangsa Amerika.39
Masyarakat Amerika merasa gelisah dan tidak puas dengan realitas
yang
penuh
dengan
kekejaman
dan
pergolakan,
sehingga
mereka
menginginkan tempat baru atau tanah yang sempurna untuk kehidupan
mereka. Kecenderungan ini ditambah dengan adanya perbudakan, keinginan
untuk mendapatkan hak-hak yang sesuai, dan mempertahankan diri dari
perang. Mereka bercita-cita mendapatkan harapan yang lebih baik dan
sempurna.40
Sebagai respon terhadap keadaan ini, terjadi kebangunan rohani di
sana-sini. Pada abad ke-18 terjadi gelombang kebangunan pertama dengan
39
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), h. 346.
40
Clifton E, Olmstead, History of Religion in The United States (New York: Prentice
Hall, Inc., 1960), h. 334-335.
xxxiii
tokoh-tokohnya seperti Goerge Whitefield da Jonathan Edwards. Kemudian
sejak 1820-an berlangsunglah kebangunan besar (Great Awakening)
gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya seperti Charles G. Finney41 dan
Alexander Campbell.42 Di beberapa wilayah di Amerika terutama di New
York, terlihat kembali kegiatan-kegiatan kebangunan rohani, lengkap dengan
perkemahannya. Semangat menginjili ke dalam dan ke luar negeri pun
dikobarkan para pengkhotbah dari bermacam-macam gereja dan aliran.
Mereka berlomba-lomba mentobatkan masyarakat kembali, salah satunya
dengan
menyebarkan
Alkitab,
traktat
dan
majalah.
Masing-masing
menganggap gereja atau ajarannya sebagai yang paling Alkitabiah dan paling
benar. Sementara gerakan kebangunan rohani tersebut bersama semua aliran
keagamaan belum sepenuhnya mengungkapkan ajaran mereka di bawah
terang semangat pencerahan yang berciri rasional dan ilmiah. Pada masa itu
masyarakat, walaupun menganut ajaran gereja, masih ikut serta dalam ilmu
magis dan okultisme (pemujaan terhadap roh-roh).43
2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr.
Joseph Smith Jr. lahir dari pasangan Joseph Smith dan Lucy Mack
Smith. Ia memiliki 7 saudara. Keluarga Smith adalah pendatang yang tiba di
41
Charles G. Finney adalah seorang tokoh gerakan kesucian dari gereja Presbyterian pada
abad ke-19 yang giat mengupayakan kesucian masyarakat, yang salah satu bentuknya adalah
keadilan. Ia membela hak-hak kaum wanita, ambil bagian dalam gerakan anti perbudakaan,
menetang perang dan sebagainya. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h.
169.
42
Alexander Campbell adalah salah seorang yang sangat getol menekankan pemulihan
kembali gereja kepada bentuk, ciri dan tatanan aslinya sebagaimana dikemukakan dalam
Perjanjian Baru. Ia membentuk gereja baru, Disciples of Christ, yang belakangan menggunakan
nama Christian Church, salah satu gereja yang cukup besar di Amerika. Aritonang, Berbagai
Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 347.
43
Gordon B. Hinckley, Kebenaran yang Dipulihkan; Sejarah Singkat Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996), h. 1.
xxxiv
Palmyra di dekat Rochester New York pada tahun 1816.44 Mereka adalah
keluarga khas New England dari keturunan Inggris dan bangsa Skotlandia.
Nenek moyangnya telah ikut berjuang dalam Perang Revolusi Amerika tahun
1776. Keluarga mereka termasuk dalam keluarga yang religius, walaupun
mereka tidak terikat pada gereja manapun seperti kebanyakan keluarga
lainnya. Seiring dengan kemunculan gerakan keagamaan pada waktu itu,
banyak dari berbagai aliran keagamaan yang muncul mulai mendekati
keluarga besar ini.
Gerakan keagamaan yang berkembang tersebut bermacam-macam.
Joseph Smith menuliskan bahwa pada masa mudanya telah berkembang tiga
sekte yaitu Presbyterian, Baptis, dan Metodis,45 yang saling bersitegang. Di
bawah tekanan gerakan kebangkitan keagamaan tersebut, empat dari keluarga
Smith yaitu ibu dan tiga orang anaknya menjadi anggota gereja Presbytarian.
Bagi Joseph Smith Jr., gerakan keagamaan itu telah menghantam
perasaan dan hasratnya untuk bergabung dengan sebuah gereja. Lamakelamaan pikirannya cenderung kepada sekte Metodis. Namun, begitu besar
kebingungannya dan pertengkaran di antara golongan agama yang berbedabeda itu, membuat ia bermaksud menarik kesimpulan yang tegas tentang siapa
yang benar dan siapa yang salah. Pada suatu hari dia membaca surat Yakobus
1:5 yang berbunyi:
"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kurang hikmat, hendaklah dia
menanyakan kepada Allah yang memberikan kepada semua orang dengan
44
Klaus J. Hansen, "Mormonisme," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedi of Religion,
Vol. 9 (New York: McMillan Library Refrences, 1993), h.108.
45
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja Joseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 32-33.
xxxv
murah hati dan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan
kepadanya'".46
Ia merenungkannya berulang-ulang dan pada akhirnya ia sampai pada
kesimpulan bahwa dirinya harus tetap berada dalam kebingungan dan
kegelapan atau bertanya pada Allah. Kemudian dengan tekad yang membara,
ia pergi ke hutan untuk melakukan percobaan. Pada musim semi tahun 1820,
di tengah hutan ia berlutut dan mulai menyatakan keinginan hatinya kepada
Tuhan. Baru saja ia melakukan hal itu, tiba-tiba suatu kekuatan yang
mencekam telah menguasai seluruh tubuhnya. Kegelapan telah mengelilingi
dirinya untuk beberapa saat, bahkan hamper saja ia binasa. Namun, dengan
seluruh kekuatan yang ada, ia berseru kepada Allah supaya membebaskannya
dari kekuatan itu. Pada saat itulah ia melihat tepat di atas kepalanya suatu
tiang cahaya yang lebih terang daripada sinar matahari yang perlahan-lahan
turun mengenainya. Kegelapan telah hilang dari sekelilingnya dan ia melihat
dua orang -yang terang dan kemuliannya tidak dapat dilukiskan- berdiri di
atasnya (di udara). Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain
dengan memanggil namanya dan mengatakan (sambil menunjuk kepada yang
lain) "Inilah PutraKu yang Kukasihi dengarkanlah Dia!”47
Dari kejadian ini, Joseph Smith Jr. mendapatkan jawaban yang terang
tentang kegundahannya selama ini. Kedua orang itu menyarankan untuk tidak
mengikuti gereja manapun, karena mereka berdua akan mengajarkan gereja
46
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat (Jakarta: LAI, 2006), h.
273.
47
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian nabi Joseph
Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 1998), h. 1-5.
xxxvi
yang sebenarnya.48 Banyak orang yang tidak percaya pada pengalaman
Joseph, bahkan ia diejek, diolok-olok, dikucilkan dan dicaci maki sampai
membuat ia berkecil hati. Namun, lama kelamaan perlakuan itu membuat ia
semakin yakin atas penglihatan itu. Kebenaran telah dibukakan Allah
kepadanya dan ia harus siap dengan segala cobaan yang akan datang.
Pengalaman spiritual yang dialami Joseph belumlah berakhir. Tepat
pada malam tanggal 21 September 1823, seorang malaikat -yang mengaku
dirinya adalah Moroni- mendatangi Joseph.49 Kedatangan Moroni adalah
untuk memberitahukan bahwa ada tersimpan sebuah kitab yang ditulis di atas
lempeng-lempeng emas, yang mengisahkan riwayat penduduk Amerika
sebelumnya beserta asal usulnya. Kitab itu tersimpan di dekat Desa
Manchester Provinsi Ontario, New York, dimana terdapat bukit yaitu
Kumorah yang paling menonjol. Tidak jauh dari puncaknya, terdapat sebuah
batu yang cukup besar di mana terletak sebuah peti yang di dalamnya
tersimpan lempeng-lempeng kitab, Urim dan Tumim50 dan baju zirah.51
Kunjungan Moroni ini terjadi sampai 3 kali pada malam itu juga. Segala hal
yang diucapkannya sama persis dengan kedatangannya yang pertama.
Kemudian pada tanggal 22 September 1827 Joseph menerima seluruh
lempeng-lempeng itu beserta Urim dan Tumim, dan baju Zirah. Ia pun
48
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja, h. 37.
49
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian Nabi Joseph
Smith, h. 9.
50
Urim dan Tumim adalah sebuah alat dari Allah yang digunakan untuk menerjemahkan
catatan suci. Alat ini telah diberikan kepada para nabi. Salah satunya adalah Abraham. Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga (Jakarta:
Gereja OSZA, 1979), h. 30.
51
Richard L. Evans, etc., "Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints," in Warren E
Preece & Robert M. Hutchins, ed., Encyclopedia Britanica, Vol. 13 (Chicago: William Benton,
1965), h. 796.
xxxvii
akhirnya memulai penerjemahan lempeng-lempeng tersebut dan dibantu oleh
Oliver Cowdery (pengikut pertama Joseph Smith Jr.).
Pengalaman spiritual berikutnya terjadi pada tanggal 15 Mei 1829,
ketika Joseph dan Oliver Cowdery pergi ke hutan untuk berdoa dan bertanya
kepada Tuhan mengenai pembaptisan untuk pengampunan dosa. Yohanes
pembaptis datang kepada mereka untuk memberikan kewenangan pertobatan,
pelayanan, dan pembaptisan. Wewenang ini sering disebut Imamat Harun.
Setelah itu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada mereka
di sebuah lokasi yang terpencil di dekat sungai Susquehanna dan
menganugerahkan wewenang tertinggi (Imamat Melkisedek) untuk memegang
kunci-kunci kerajaan Allah di atas bumi. Melalui wewenang ini seluruh
pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting
diungkapkan dari surga.52 Kedua imamat tersebut menjadi dasar bagi
pengorganisasian Gereja dan sebagai bukti kebenaran ajaran Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir sampai saat ini.
3. Pengorganisasian Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir
Pada bulan Juni 1829, Joseph Smith Jr. menyelesaikan penerjemahan
Kitab Mormon. Terjemahannya kemudian dicetak dan diterbitkan untuk
umum pada tanggal 26 Maret 1830. Tepatnya pada 6 April 1830 di rumah
Peter Whitmer Jr. di Fayette, New York, Gereja ini diorganisasi sesuai dengan
52
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah
Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996),
h. 13-15.
xxxviii
wahyu Allah (Ajaran dan Perjanjian: 20:1; 115:4)53 Kira-kira ada 60 orang
yang hadir di sana. Enam di antara pria yang hadir diperkenalkan sebagai
anggota pendiri gereja yang baru untuk memenuhi hukum New York yaitu
Joseph Smith, Oliver Cowdery, Hyrum Smith, Peter Whitmer Jr., Samuel
Smith, dan David Whitmer.
Setelah gereja diorganisasi, mulailah para misionaris mengkhotbahkan
pesan-pesan gereja ke penjuru dunia sampai bermil-mil (lihat lampiran), akan
tetapi orang yang tidak suka dengan keberadaan Gereja OSZA terus
bertambah. Sampai pada akhirnya Joseph Smith merenggut nyawa di tangan
orang-orang itu. Ini terjadi ketika pukul 5 sore tanggal 27 Juni 1844, para
perusuh yang berjumlah sekitar 200 orang dengan mengecat wajahnya
menyerbu penjara Carthage, menembak dan menewaskan Joseph Smith dan
saudaranya Hyrum Smith, serta melukai John Taylor.54
Kematian Joseph Smith Jr. membuat kepemimpinan gereja kosong.
Dalam keadaan itu, para anggota gereja OSZA terpecah menjadi beberapa
kelompok dengan pemimpinnya masing-masing. Pertama, kelompok yang
dipimpin oleh Sidney Ridgon yang membentuk gerejanya sendiri di
Pennsylvania. Kedua, kelompok yang diketuai Brigham Young yang diperkuat
oleh dewan dua belas rasul (kajian penulis). Ketiga, kelompok yang sebagian
besar adalah keluarga Smith (termasuk istrinya, Emma) bersama beberapa
pengikutnya yang membentuk gereja sendiri dengan nama “The Reorganized
Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints” di bawah pimpinan Joseph
53
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah
Singkat Gereja Yesus Kristus…, h. 16.
54
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita, Sejarah
Singkat Gereja Yesus Kristus…, h. 70-71.
xxxix
Smith III yang mengungsi ke Independence, Missouri.55 Selain ketiga
kelompok tersebut masih ada sejumlah kelompok kecil dari pecahan gereja
OSZA seperti Kelompok Fundamentalis yang dipimpin oleh Warren Jeffs
yang masih mempraktekkan poligami.56
4. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di
Indonesia
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir pertama kali
dikenal sebagai sebuah yayasan di Indonesia pada tahun 1969. Gereja ini
berhasil mendapatkan izin kerja sebagai organisasi keagamaan resmi pada
tanggal 11 Agustus 1970, walaupun tercatat dalam Dirjen Bimas (Kristen)
Protestan pada tanggal 18 April 1970 dengan No. Dd/P/VIII/25/294/70 dengan
akte notaris No. 22 tertanggal 14 April 1970. Untuk mengkoordinir pekerjaan
misionaris, pada tanggal 1 Juli 1975 diresmikan Kantor Misi Jakarta-Indonesia
di Jl Senopati No. 115, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.57 Pada tahun 1984
Gereja ini memiliki 14 buah cabang dengan pejabat-pejabat gereja yaitu
pendeta 14 orang, guru Injil 37 orang dan guru sekolah minggu 30 orang serta
terdapat 5 buah gereja yang permanen.58 Akan tetapi, sekarang Gereja ini telah
55
Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 356-357; lihat juga John
Blackmore & Charles Alfred Davies, “Reorganized Church of Jesus Christ of Latter Day Saints,”
in Robert M. Mutchins, ed., Encyclopaedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965),
h.799.
56
“52 Gadis Diselamatkan dari Rumah Poligami,” diakses pada Sabtu 5 April 2008 dari
http://www.kompas.com.
57
Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di
Indonesia (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 151.
58
Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di
Indonesia, h. 151.
xl
berada di 14 Kota dengan 23 cabang di bawah 3 distrik yaitu Jawa, Medan,
dan Manado.59
Laporan statisik per 31 Desember 2007 menunjukan terdapat 124 buah
bait suci yang saat ini beroperasi, dengan 2.790 wilayah gereja, 348 misi, 618
distrik dan 27.827 lingkungan dan cabang di seluruh dunia. Jumlah
keanggotaan gereja seluruh dunia terus bertambah dan tercatat 13.163.999
anggota dengan anggota baru selama tahun 2007 sebanyak 279.218 orang.60
B. Ajaran-Ajaran Pokok Gereja
Secara
garis besar
ajaran-ajarannya termaktub
dalam pasal-pasal
kepercayaan yang berjumlah 13 butir sebagai berikut:
1. Kami percaya kepada Allah, Bapak yang Kekal, serta Putra-Nya, Yesus
Kristus dan Roh Kudus.
2. Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan
bukan untuk pelanggaran Adam.
3. Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia
dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum tatacaratatacara Injil.
4. Kami percaya bahwa asas-asas utama serta tatacara-tatacara Injil adalah:
pertama, beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, bertobat; ketiga,
pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat,
penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.
5. Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui
nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai
wewenang untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tatacara-tatacara
dari padanya.
6. Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada gereja zaman
dahulu, yaitu para rasul, nabi, gembala, pengajar, penyebar injil, dan
sebagainya.
7. Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan,
penyembuhan, penafsiran bahasa, dan sebagainya.
8. Kami percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah sejauh Alkitab itu
diterjemahkan secara betul; kami juga percaya bahwa kitab Mormon
adalah firman Allah.
59
“Sejarah Gereja di Indonesia”, diakses tanggal 14 Desember 2008 dari
http://www.gerejayesuskristus.or.id/church/ hm/chistory/index.asp.
60
Laporan Statistik Gereja OSZA Per 31 Desember 2007.
xli
9. Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan Allah, segala yang
sekarang dinyatakan-Nya, dan kami percaya bahwa Dia masih akan
menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah.
10. Kami percaya akan arti sesungguhnya daripada pengumpulan Israel dan
pemulihan Sepuluh Suku; bahwa Sion akan ditegakkan di atas benua ini
(Amerika); bahwa Kristus secara pribadi akan memerintah di atas bumi
dan bahwa bumi akan diperbarui serta menerima kemuliaan firdausnya.
11. Kami menuntut hak untuk memuja Allah yang Mahakuasa sesuai dengan
suara hati kami, dan mengakui hak yang sama bagi semua orang, biarlah
mereka memuja, bagaimana, dimana atau apapun yang mereka inginkan.
12. Kami percaya bahwa kami harus tunduk kepada raja, presiden, penguasa
serta pembesar pemerintahan, dalam mematuhi, menghormati serta
menjunjung hukum.
13. Kami percaya bahwa kami harus jujur, setia, suci, bajik, berkelakuan baik
dan berbuat baik terhadap semua orang. Sesungguhnya, kami dapat
mengatakan bahwa kami mengikuti nasihat Paulus. Kami percaya segala
hal, kami mengharapkan segala hal, kami telah mengatasi banyak hal dan
mengharapkan mampu mengatasi segala hal. Jika ada sesuatu yang bajik,
yang indah atau terhormat atau patut dipuji maka kami berusaha untuk
melaksanakannya.61
Dari pasal-pasal kepercayaan tersebut di atas, penulis akan menjelaskan
lebih jauh ajaran-ajaran pokok gereja yang masih belum lengkap.
1. Ketuhanan
Dalam konsep ketuhanan, sebagaimana terdapat dalam pasal-pasal
kepercayaan yang pertama, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir meyakini bahwa Allah (Bapa Surgawi), Yesus Kristus, dan Roh
Kudus adalah pribadi yang berbeda tetapi dengan tugas ketuhanan yang sama
yaitu menyelamatkan manusia menuju kepada kebahagiaan. Menurut Joseph
Smith, Allah adalah manusia yang dipermuliakan serta disempurnakan,
seseorang yang berdaging dan bertulang. Tubuh-Nya dapat diraba dan terdapat
jiwa yang kekal.62 Yesus Kristus adalah satu-satunya putra sulung Allah yang
61
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat
Berharga (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 90.
62
Allah adalah pencipta dan pengatur alam semesta. Dia pernah mengalami apa yang
dialami oleh manusia sekarang ini. Di akhir puncak perjalanannya, dia menjadi sempurna dan
kemudian melahirkan anak-anak rohnya di kehidupan pra fana. Dia menjadi Allah untuk suatu
xlii
telah bersedia untuk menjadi penebus dosa manusia.63 Adapun Roh Kudus
adalah anggota ketiga tubuh ketuhanan. Dia adalah pribadi roh, tanpa tubuh
yang berdaging dan bertulang. Dia sering dirujuk sebagai Roh, roh Kudus,
Roh Allah, Roh Tuhan, atau Sang Penghibur.
Ketiganya (Allah/Bapa Surgawi, Yesus, dan Roh Kudus) satu sama
lain terpisah dan tidak pernah bersatu atau dalam istilah umum disebut trinitas.
Gereja OSZA tidak mengakui konsep trinitas seperti gereja pada umumnya.
Ketuhanan itu bukan melalui penetapan pada saat konsili Nicea tahun 325 M
2. Kenabian
Kenabian tak pernah putus sampai akhir zaman. Para nabi dalam
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir hidup diantara para
jamaah gereja ini. Dia adalah presiden gereja yang mempunyai hak atas
wahyu bagi seluruh gereja. Peran nabi dipulihkan kembali oleh Allah (Bapa
Surgawi) kepada Nabi Joseph Smith Jr. dengan memberinya kuasa imamat
melalui Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, dan Yohanes.64 Hal ini juga
menandai lahirnya gereja OSZA sebagai pemulihan gereja yang telah
dunia lainnya. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja, h. 47.
63
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu
Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 495-497.
64
Kuasa Imamat dalam Gereja OSZA ada dua yaitu Imamat Melkisedek dan Imamat
Harun. Imamat Melkisedek adalah kuasa dan wewenang kekal dari Allah, dimana imamat ini
meliputi hak tentang kepresidenan dan mempunyai kekuasan atau wewenang yang meliputi segala
jabatan di dalam gereja. Imamat ini juga memegang kunci-kunci semua pemberkatan kerohanian
daripada gereja. Jabatan-jabatan dalam imamat ini yaitu kuorum 12 Rasul, Kuorum Tujuh Puluh,
Bapa Bangsa, Imam besar dan penatua serta yang tertinggi adalah Presiden Gereja. Imamat Harun
merupakan imamat yang lebih rendah dan juga suatu penambahan bagi Imamat Melkisedek.
Mereka yang memegang Imamat Harun mempunyai wewenang untuk melakukan pelayanan tata
cara jasmani kepercayaan, pertobatan dan pembaptisan. Jabatan pada imamat Harun adalah
Diaken, pengajar, Imam dan uskup. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,
Pemulihan Injil Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2005), h. 18-19.
xliii
mengalami kemurtadan besar.65 Untuk mengetahui beberapa nabi yang pernah
hidup lihat lampiran.
3. Kitab suci
Para anggota gereja meyakini 4 kitab standard dan kata-kata para nabi
yang hidup sebagai sumber ajaran gereja. Empat kitab standar itu adalah :
a. Alkitab yang diyakini sebagai firman Allah sejauh diterjemahkan
dengan betul. Alkitab yang dimaksud adalah versi King James.
Walaupun begitu pada tahun 1831-1833 Joseph Smith merevisinya
kembali dan sekarang disertakan dalam Alkitab versi King James edisi
Gereja OSZA.66
b. Kitab Mormon adalah catatan suci mengenai beberapa orang yang
hidup di benua Amerika antara tahun 2000 SM sampai 400 M.67
c. Ajaran dan Perjanjian. Kitab ini berisi wahyu-wahyu mengenai Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang telah
dipulihkan pada zaman akhir
d. Mutiara yang Sangat Berharga. Kitab ini berisikan 1) Kitab Musa
(sebuah laporan mengenai beberapa penglihatan serta tulisan Musa,
yang dinyatakan kepada Joseph Smith dalam bulan Juni dan Desember
1830), 2) Kitab Abraham (sebuah gulungan papyrus yang diambil dari
kuburan orang Mesir yang diterjemahkan Joseph Smith yang berisi
65
Kemurtadan besar terjadi ketika para rasul telah meninggal (yang terakhir Paulus). Ini
berarti tidak ada kuasa atau wewenang untuk menunjukkan jalan yang benar dari Allah.
Kemurtadan mengakibatkan perpecahan, kebingungan, dan hilangnnya wewenang imamat, atau
hak untuk bertindak dalam nama Allah. Pada tahun 1820, Tuhan memulihkan kembali Injil dan
imamat ke bumi melalui Joseph Smith. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,
Pemulihan Injil Yesus Kristus, h. 11 dan 18.
66
Aritonang, Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 363; Lihat juga Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 238.
67
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus
Kristus, h. 15.
xliv
keterangan yang sangat berharga mengenai penciptaan, Injil, hakekat
Allah, dan keimamatan), 3) Tulisan-tulisan Joseph Smith (berisi
sebuah cuplikan dari terjemahan Alkitab yaitu Matius pasal 23 ayat 39
dan pasal 24, cuplikan kehidupan Joseph Smith, dan tulisan mengenai
penglihatan kerajaan selestial), dan 4) Tulisan Joseph F. Smith yang
berisi penglihatan mengenai penebusan orang yang telah mati.
4. Hukum Kesehatan (kata-kata bijaksana)
Hukum kesehatan adalah hukum yang diwahyukan Tuhan untuk
kepentingan jasmani dan rohani manusia. Dalam wahyu ini, Tuhan memberi
tahu tentang makanan apa saja yang baik untuk dimakan dan zat-zat apa saja
yang tidak baik untuk tubuh. Di antara perintah Tuhan tentang kata-kata
bijaksana yaitu: melarang minuman beralkohol, menghisap tembakau (rokok),
meminum kopi dan teh, serta narkoba (Ajaran & Perjanjian 89: 5-9),
menganjurkan memakan sayur-mayur dan buah-buahan, daging, biji-bijian,
dan sebagainya (Ajaran & Perjanjian 89: 10-17).68
5. Pendirian Sion
Di masa millenium nanti, Yesus akan datang untuk memerintah
kerajaannya. Manusia akan dikumpulkan di antara dua tempat, yaitu di
Yerussalem (Israel) dan Missouri (Amerika Serikat). Di sion, manusia hidup
sehati, sepikiran, serta dalam kebenaran; dan tidak ada yang miskin di antara
mereka (Musa 7: 18). Untuk kehidupan ini semua tempat di mana orang suci
berada adalah sion, dan yang terpenting adalah sifat dan karakter dari sion itu
sendiri, yaitu menjadi satu dengan sehati dan sepikiran, menjadi sebuah umat
68
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
212-213.
xlv
yang kudus, dan merawat mereka yang miskin dan yang membutuhkan.
Ketika Yesus datang, baru kemudian manusia dikumpulkan ke dalam 2 tempat
tersebut (Yerussalem di Israel dan Missouri di Amerika Serikat). 69
6. Bait Suci
Bait suci atau bait Allah adalah rumah Tuhan, tempat peribadatan
kudus dilaksanakan. Orang-orang yang diperbolehkan memasuki bait suci
hanya anggota gereja OSZA yang dipandang layak memasukinya. Kelayakan
itu menyangkut kesaksian terhadap Allah (Bapa Surgawi) dan korban tebusan
Yesus Kristus, serta melaksanakan seluruh tata cara Injil. Kelayakan itu
kemudian dibuktikan oleh surat rekomendasi yang diperoleh dari uskup atau
presiden cabangnya.
Bait suci menjadi tempat diadakannya upacara-upacara khusus dan
kudus seperti baptisan orang mati (Ajaran dan Perjanjian 124 dan 128),
endowment (penganugerahan)70, dan perkawinan untuk kekekalan.
7. Baptisan orang mati
Baptisan orang mati bukan berarti orang yang sudah mati kemudian
dibaptiskan seperti orang yang baru mau dibaptis, tapi mereka yang sudah
mati diwakilkan oleh anggota gereja yang masih hidup. Caranya yaitu
pertama, mencatat identitas orang-orang yang telah meninggal yang akan
69
D. Todd Christofferson, “Datanglah Ke Sion,” Liahona, November 2008, h. 37.
Endowment adalah pemberian pengetahuan atas dasar perjanjian dengan Tuhan untuk
mendapatkan keselamatan dan kemuliaan. Perjanjian itu meliputi menerima petunjuk, kuasa dari
atas, dan berkat-berkat yang dijanjikan dengan syarat kesetiaan kita terhadap perjanjian-perjanjian
yang dibuat. Tata caranya yaitu pria dan wanita dipisahkan dalam suatu upacara mandi istimewa.
Mereka diurapi dengan minyak; dimulai dengan kepala, dan mencakup semua organ tubuhnya.
Kemudian mereka mengenakan jubah khusus warna putih untuk meneruskan upacara. Sejumlah
drama dilakonkan, seperti peristiwa penciptaan dunia, kejatuhan Adam, dan melintasi kerudung
bait suci Salomo. Upacara ini berlangsung hampir sehari penuh. Silvia H. Allred, “Bait Suci yang
Kudus, Perjanjian-perjanjian Kudus”, Liahona, November 2008, h. 113; lihat juga Aritonang,
Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 368.
70
xlvi
diselamatkan (dibaptiskan); kedua, memilih diantara anggota gereja untuk
mewakili orang yang telah meninggal dengan catatan bahwa perwakilan itu
harus mendapat rekomendasi untuk memasuki bait suci; ketiga, diadakan
baptisan di dalam Bait suci; dimana orang (wakil) tadi diselamkan ke dalam
bak air (dibaptis) lalu dibacakan Kitab Injil.71 Baptisan orang mati berkaitan
erat dengan kehidupan orang tersebut sesudah mati (Ajaran dan Perjanjian
128: 12-18). Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di Bab IV.
8. Pernikahan yang kekal
Keluarga dapat bersatu untuk selama-lamanya sampai di akhirat.
Untuk memperoleh berkat ini para anggota gereja harus menikah di dalam bait
suci. Sewaktu sepasang kekasih dinikahkan di luar bait suci, pernikahan itu
berakhir bila salah seorang partner itu meninggal dunia. Akan tetapi bila
pernikahan dilaksanakan di dalam bait suci dengan wewenang Imam
Melkisedek, maka pernikahan itu untuk waktu saat ini dan waktu yang akan
datang. Di samping itu, mereka dapat hidup pada tingkat tertinggi di dalam
kerajaan selestial Allah serta dapat dipermuliakan seperti Dia (Allah) yang
sanggup mempunyai anak-anak roh (Ajaran & Perjanjian 128: 18-20).72
C. Struktur Organisasi Gereja
Organisasi gereja dibangun berdasarkan pada imamat Harun dan
Melkisedek. Kedua imamat tersebut terdiri dari sejumlah dewan atau kuorum dan
berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang paling
tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran tentang para pembesar
71
72
Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 367.
Russell M. Nelson, “Pernikahan Selestial,” Liahona, November 2008, h. 92-94.
xlvii
umum gereja. Adapun gambaran umum struktur organisasi Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah sebagai berikut:
Yesus Kristus
Kepala Gereja
Presiden Gereja
Penasihat
pertama
Penasihat
Kedua
Kuorum 12 rasul
Kuorum 70
Presiden
wilayah/distrik
Presiden
Misi
Misionaris
Uskup/Presiden
cabang
Organisasi
remaja putra
Organisasi
remaja putri
Lembaga
pertolongan
Organisasi
pratama
Sekolah
minggu
Dalam Gereja Yesus Kristus dari orang-orang Suci Zaman Akhir, Tuhan
membimbing umat perjanjian-Nya melalui nabi gereja, yang didukung sebagai
nabi, pelihat, dan pewahyu. Presiden gereja memimpin keseluruhan gereja. Dia
serta para penasehatnya, yang juga nabi, pelihat, dan pewahyu, membentuk
kuorum presidensi utama.
xlviii
Para kuorum dua belas rasul adalah juga nabi, pelihat, dan pewahyu.
Mereka, bersama dengan presidensi utama, adalah para saksi khusus akan nama
Kristus di seluruh dunia. Mereka bertindak di bawah pengarahan presidensi utama
untuk membangun gereja serta mengurus segala persoalannya pada semua bangsa.
Adapun para anggota kuorum tujuh puluh dipanggil untuk mengkhotbahkan Injil
dan membangun gereja. Mereka bekerja di bawah pengarahan dua belas rasul dan
kepemimpinan dari tujuh orang pemimpin yang dipanggil untuk melayani sebagai
presiden tujuh puluh. Para anggota kuorum pertama dan kedua tujuh puluh
ditetapkan sebagai pembesar umum, dan mereka dapat dipanggil untuk melayani
di mana saja di seluruh dunia. Keuskupan ketua adalah presidensi imamat Harun
di seluruh gereja. Uskup yang mengetuai dan para penasehatnya melayani di
bawah pengerahan presidensi utama untuk melaksanakan urusan-urusan jasmani
gereja seperti pembaptisan, sakramen, dan sebagainya.
Organisasi remaja putra, lembaga pertolongan, remaja putra, pratama, dan
sekolah minggu semuanya memiliki presidensi yang mengawasi organisasi
mereka untuk memberikan petunjuk dan arahan.73
73
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, Sebuah
Referensi Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 6.
xlix
BAB IV
ESKATOLOGI DALAM GEREJA YESUS KRISTUS
DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Eskatologi Pribadi
1. Kematian
Dalam keyakinan Gereja OSZA dikenal dua kematian, yaitu kematian
rohani dan kematian jasmani. Kematian rohani adalah terpisahnya manusia
dari hadirat Allah (Bapa Surgawi). Kematian rohani disebabkan oleh dua hal
yaitu oleh kejatuhan dan oleh ketidakpatuhan manusia.74 Kematian rohani
disebabkan oleh kejatuhan Adam dan Hawa, sebagaimana disebutkan dalam
ayat berikut.
"Segenap umat manusia, oleh jatuhnya Adam telah disingkirkan dari
hadirat Tuhan, dianggap mati, baik mengenai hal-hal jasmani maupun halhal rohani" (Helaman 14:16)75.
“Oleh karena itu, Aku, Tuhan Allah, menyuruh agar dia diusir dari
Taman Eden, dari hadiratKu, karena pelanggarannya, dalam mana dia
menjadi mati secara rohani, yaitu kematian pertama, yakni kematian yang
sama seperti kematian akhir, yang bersifat rohani, yang akan diucapkan
kepada yang jahat sewaktu Aku akan memfirmankan: “Enyahlah, kamu
yang dikutuk" (Ajaran dan Perjanjian 29: 41).76
Kematian
rohani
mengakibatkan
manusia
kehilangan
sifat
ketuhanannya. Akhirnya, mereka dipisahkan dari bimbingan dan ajaran Allah
selama kehidupan di bumi. Para nabi telah menubuatkan bahwa akan datang
seorang penebus yang akan mengakhiri kematian rohani. Penebus itu adalah
Yesus Kristus yang disalib di bukit Golgotta. Bagi mereka yang meyakini
74
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, Sebuah
Referensi Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 85.
75
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu
Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 1976), h. 465.
76
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian
(Jakarta: Gereja OSZA,1979), h.63-64.
l
kematiannya -sebagai kurban tebusan bagi seluruh manusia-, maka mereka
akan meniti lembaran kehidupan baru di dunia ini bersama Allah yang akan
selalu membimbingnya dari kejahatan dan keburukan.
Sumber kematian rohani yang kedua adalah karena ketidakpatuhan
manusia itu sendiri. Dosa-dosa manusia telah membuat mereka tidak bersih
dan tidak dapat tinggal di hadirat Allah (Roma 3:23; Alma 12: 12-26, 32;
Helaman 14:18; Musa 6:57). Manusia dapat terlepas dari kematian rohani bila
manusia meyakini kurban tebusan Yesus Kristus dan hanya jika manusia
menjalankan iman kepada-Nya, bertobat dari dosa-dosanya, serta mematuhi
asas-asas dan tata cara-tata cara Injil (Alma 13:27-30; Helaman 14:19; Pasalpasal kepercayaan ketiga). Apabila manusia tidak mengakui kurban tebusan
Yesus Kristus dan tidak bertobat dari dosa-dosanya, maka mereka akan tetap
dalam kesuraman dan tidak akan diterima di hadapan Allah setelah
kebangkitan.
Kematian kedua adalah kematian jasmani, yaitu terpisahnya roh dari
tubuh fana (Musa 6:48). Kematian jasmani merupakan sebuah jalan agar
manusia dapat menuju Allah dan untuk menjadi seperti Dia yang kekal.
Manusia harus mengalami kematian jasmani dan akhirnya akan menerima
tubuh yang dibangkitkan dan sempurna. Akan tetapi, syarat utama manusia
dapat menjadi kekal yaitu mengimani kurban tebusan Yesus kristus dan
menjalankan tatacara-tatacara Injil dengan benar.
2. Penantian Menjelang Kebangkitan Pertama
Ketika tubuh jasmani mati, roh terus hidup dan roh tersebut dibawa ke
sebuah tempat yang disebut dunia roh.
li
Kitab Mormon menjelaskan tempat tersebut sebagai berikut :
"Roh orang-orang yang benar diterima di dalam keadaan bahagia, yang
disebut firdaus, suatu keadaan yang tenang, suatu keadaan yang damai, di
mana mereka akan beristirahat dari segala kesulitan mereka dan dari
segala persoalan dan kedukaan. Dan kemudian akan terjadi, bahwa roh
orang-orang jahat, ya, yaitu yang berdosa – karena lihatlah, mereka tidak
mempunyai tempat ataupun bagian apapun daripada Roh Tuhan; karena
lihatlah, mereka memilih perbuatan jahat daripada perbuatan baik. Karena
itu, roh iblis telah memasuki diri mereka dan menduduki rumah mereka –
dan semua ini akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap;
disana akan terdapat tangisan, ratapan dan kertakan gigi dan ini karena
kedurhakaan mereka sendiri, karena dituntun sebagai tawanan oleh
kehendak iblis. Maka inilah keadaan daripada jiwa orang-orang jahat. Ya,
di dalam kegelapan dan keadaan mengerikan sedang menantikan dengan
penuh ketakutan akan menyalanya rasa berang murka Allah ke atas
mereka. Jadi mereka tetap tinggal di dalam keadaan ini, demikian juga
orang yang benar di firdaus sampai waktu kebangkitan mereka." (Alma
40: 12-14)77
Tempat kebahagiaan itu sering disebut dengan firdaus (surga) dan
tempat kesengsaraan disebut penjara roh (neraka). Di antara cuplikan ayat
dalam Alkitab tentang keadaan itu ada pada Lukas 23: 43, II Korintus 12: 3,4,
dan Wahyu 20: 11-15.78 Kehidupan akan terus berjalan di kedua tempat
tersebut sampai pada kebangkitan pertama. Firdaus (surga) berisi orang-orang
percaya yang hidup bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya dan
bersama-sama dengan Yesus Kristus. Adapun dalam penjara roh, menurut
gereja OSZA, para penghuninya memiliki kesempatan untuk mempelajari Injil
Yesus Kristus, bertobat dari dosa-dosa mereka dan mematuhi tata cara
pembaptisan, dan mengikuti tata cara Injil, sebagaimana hidup di dunia.
Kepercayaan ini didasarkan pada surat 1 Petrus 3: 18-19 sebagai berikut:
“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang
benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya ia membawa kita
kepada Allah; ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia,
77
78
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon…, h. 351.
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1997), cet.ke-4, h.
522.
lii
tetapi yang telah dibangkitkan menurut roh. Dan di dalam roh itu juga ia
pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”79
Sebagai penguat atas keyakinan ini, Joseph F. Smith mendapatkan
penglihatan tentang kehidupan di penjara roh pada tanggal 3 Oktober 1918 di
Salt Lake City.80 Dalam penglihatan itu, ia melihat Yesus beserta orang-orang
yang meyakini ajarannya memberitakan kebenaran Injil di antara orang-orang
yang tidak mengetahui kebenaran dan orang-orang yang tidak patuh kepada
para nabi.
Baptisan orang mati akan bermanfaat di penjara roh. Ketika seseorang
meninggal dunia dan tidak sempat mengenal Injil Yesus Kristus, ia dapat
diikutsertakan dalam baptisan orang mati. Setelah ia dibaptis, di penjara roh,
ia akan diberi kekuatan untuk memilih, apakah akan mengikuti ajakan Yesus
atau tidak. Jika orang itu mengikut Yesus, maka ia akan diajarkan Injil beserta
tata-tata cara yang lain. Ia akan bersama-sama orang-orang percaya lainnya
dengan wajah yang bersinar, serta pancaran kehadiran Tuhan berada di atas
mereka, dan mereka menyanyikan lagu pujian untuk nama-Nya yang kudus.
Mereka bersuka cita, penuh kegembiraan dan kedamaian di firdaus
(Penglihatan Joseph F. Smith : 22-24). Akan tetapi, jika orang itu tidak
mengikuti ajakan Yesus, ia akan tetap berada di penjara roh yang penuh
kegelapan sampai pengadilan Tuhan.
Para anggota gereja OSZA berperan penting dalam membantu Yesus
untuk mengajarkan Injil-Nya di penjara roh. Mereka akan menjadi para
79
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat (Jakarta: LAI, 2006),
cet.ke-35, h. 280.
80
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat
Berharga, (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 84-89.
liii
misionari yang akan mengunjungi penjara roh untuk mengajarkan Injil. Ada
tiga kelompok roh dimana Injil itu dikabarkan yaitu:
a. Orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil baik sebelum dan
sesudah Injil diberitakan. (Joseph Smith, Penglihatan Kerajaan
Selestial: 7-9)81
b. Orang-orang terhormat yang menolak Injil sewaktu di bumi karena
dibutakan oleh tipu muslihat manusia (Ajaran dan Perjanjian 76: 75)82
c. Orang-orang jahat dan yang tidak patuh serta menolak para nabi
(Joseph F. Smith, Penglihatan akan penebusan orang yang meninggal
29-32).83
Yesus akan membekali para anggota gereja, sebuah kuasa dan
wewenang untuk mempertobatkan penghuni penjara roh. Mereka akan
diorganisir dengan setiap nabi berdiri di muka barisan generasinya. Para
anggota keimamatan selama hidup di bumi akan melanjutkan kewajibannya di
dunia roh.
Firdaus (surga) dan penjara roh (neraka) tidak akan berlangsung untuk
selama-lamanya. Kedua tempat itu sudah tidak akan ada lagi setelah para
penghuni dunia roh dibangkitkan untuk menuju penghakiman Tuhan. Jadi,
surga dan neraka telah ada sekarang ini yaitu di dunia roh. Adapun setelah
penghakiman Tuhan, yang ada adalah kerajaan Tuhan untuk semua manusia.
81
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang sangat
Berharga, h. 84.
82
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
173.
83
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang sangat
Berharga, h. 86.
liv
B. Eskatologi Umum
1. Pengumpulan Domba-domba Israel
Sebelum dunia ini berakhir, Bangsa Israel akan dikumpulkan kembali
setelah mereka terceraiberaikan. Bangsa Israel adalah bangsa yang telah
dijanjikan sebagai umat pilihan Allah selama mereka mau mematuhi perintahperintah-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Ulangan 28 : 9-10. Sebagai umat
pilihan, bangsa Israel akan menjadi suatu berkat bagi semua bangsa di dunia
dengan mengambil Injil serta keimamatan bagi mereka. Akan tetapi hal ini
kemudian tidak berlaku lagi, karena bangsa Israel sedikit demi sedikit telah
mulai melanggar perintah-perintah Tuhan. Selain mereka membunuh para
nabi, mereka juga berkelahi di antara mereka sendiri, sehingga terbelahlah dua
belas suku Israel.
Akibat pengusiran oleh bangsa Babilonia dan Romawi, kedua belas
suku Israel telah berpencar-pencar ke seluruh penjuru dunia. Sesuai dengan
janji Tuhan, bangsa Israel pada suatu hari akan dikumpulkan kembali
sebagaimana terekam dalam Yeremia 23:3 "Dan Aku sendiri akan
mengumpulkan sisa-sisa kambing dombaKu dari segala negeri ke mana Aku
menceraiberaikan mereka"
Dibalik janji Tuhan tersebut, Ia ingin agar Bangsa Israel perlu belajar
mengenai ajaran-ajaran Injil serta mempersiapkan diri untuk menemui juru
selamat (Yesus Kristus) yang datang untuk kedua kalinya. Bangsa Israel
mempunyai tanggung jawab yang besar guna membangun bait-bait Allah bagi
leluhur mereka yang telah meninggal tanpa memperoleh kesempatan ini.
lv
Mereka harus membawa Injil ke semua bangsa dan menggenapi perjanjian
untuk menjadi suatu berkat bagi seluruh dunia.
Pengemban tugas untuk mengumpulkan bangsa Israel dikuasakan
kepada Joseph Smith pada tahun 1836 di bait Allah Kirtland.84 Sejak saat itu,
setiap nabi zaman akhir telah memegang kunci-kunci untuk mengumpulkan
kaum keturunan Israel. Pekerjaan tersebut telah berlangsung sebagai suatu
bagian penting daripada pekerjaan Gereja Kristus yang sejati.
Bangsa Israel akan dikumpulkan mula-mula secara rohani lalu secara
jasmani. Pengumpulan secara rohani berarti mereka dikumpulkan pada saat
mereka bergabung dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir. Mereka yang percaya pada ajaran-ajaran gereja termasuk dalam bangsa
Israel baik secara keturunan darah maupun sekedar pengangkatan. Mereka
telah bergabung menjadi keluarga Abraham dan Yakub. (Abraham 2:9-11;
Galatia 3: 26-29).
Pengumpulan secara jasmani berarti bangsa Israel akan dikumpulkan
ke tanah warisan mereka dan akan ditegakkan di seluruh negeri perjanjian
mereka (2 Nefi 9:2). Tanah warisan yang akan menjadi tempat pengumpulan
bangsa Israel tentu saja di Yerussalem. Salah satu suku Israel yang akan
dikembalikan ke sana adalah Suku Yehuda. Adapun suku-suku yang lainnya
akan dikumpulkan di sion-sion yang telah didirikan di seluruh dunia oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Hal ini sesuai
dengan pasal ke-10 dari pasal-pasal kepercayaan.
84
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-Asas Injil (Jakarta:
Gereja OSZA, 1995), h. 264.
lvi
Setiap wilayah di atas bumi merupakan tempat pengumpulan bagi
domba-domba Israel yang tinggal di daerah itu. Pengumpulan secara jasmani
bangsa Israel tidak akan berakhir sampai kedatangan Jurus selamat yang
kedua kalinya (Joseph Smith 1: 37; 1 Nefi 14:12). Di saat juru selamat datang,
pada waktu itu janji Tuhan akan digenapi sebagaimana tercatat dalam Alkitab.
"Sebab itu, demikianlah firman Tuhan, sesungguhnya, waktunya akan
datang bahwa tidak dikatakan orang lagi: Demi Tuhan yang hidup yang
menuntun orang Israel ke luar dari tanah Mesir, melainkan: Demi Tuhan
yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah utara dan dari
segala negeri ke mana dia telah menceraiberaikan mereka! Sebab Aku
akan membawa mereka pulang ke tanah yang telah kuberikan kepada
nenek moyang mereka" (Yeremia 16: 14-15)85
Gereja OSZA punya peran yang sangat penting dalam rangka
mengumpulkan domba-domba Israel. Tugas tersebut merupakan sebuah
mandat yang telah diturunkan Tuhan kepada Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir sebagaimana telah diramalkan di dalam Kitab
Mormon. Kitab Mormon telah menyiratkan bahwa orang-orang yang akan
diserahi tugas untuk menyebarkan Injil Kristus dan mengumpulkan Bangsa
Israel yang sebenarnya adalah mereka yang masuk menjadi anggota Gereja.
Selain itu di Amerika pulalah ramalan itu berawal, sehingga hal ini
menguatkan keyakinan bahwa gereja OSZA - yang lahir di Amerika merupakan gereja Kristen yang paling benar dan punya wewenang dalam
menjalankan ajaran-ajaran Injil, sedangkan di luar mereka tidak memiliki
kuasa dan wewenang itu.
85
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 832-833.
lvii
2. Parousia dan Kebangkitan Pertama
Parousia berasal dari bahasa Yunani yang berarti kehadiran,
sampainya, dan kembalinya. Secara istilah parousia merupakan peristiwa
kedatangan kristus yang kedua kalinya pada akhir zaman dalam kemuliaanNya
yaitu puncak sejarah keselamatan, saat kerajaan Allah mencapai puncaknya.86
Kedatangan Yesus kedua kalinya banyak disinggung dalam Alkitab.
Peristiwa ini sering dikaitkan dengan kedatangan-Nya yang pertama. Beberapa
ayat dalam Perjanjian Lama yang menerangkan kedatangan Yesus seperti
Ayub 19: 25, 26; Maleakhi 3:1-2 dan diperkuat lagi dalam Perjanjian baru
seperti dalam Matius 24: 45-51; Markus: 13: 24-32; Lukas 21: 25-33, I
Korintus 15; I Tesalonika 4: 13-18; II Tesalonika 2: 1-12, dan kitab Wahyu.87
Yesus sendiri telah menyatakan kepada Joseph Smith sebagai berikut:
“Karena waktunya sudah dekat dan harinya segera tiba pada saat bumi
menjadi masak; dan semua orang yang sombong dan mereka yang
melakukan kejahatan akan seperti jerami dan Aku akan membakar mereka,
firman Tuhan semesta alam, supaya kejahatan tidak akan ada di atas bumi.
Aku akan menyatakan diri-Ku dari surga dengan kuasa dan kemuliaan
yang besar, dengan segenap balatentara dari padanya, dan tinggal dalam
kebenaran dengan manusia di atas bumi selama seribu tahun dan orangorang jahat tidak akan bertahan.” (Ajaran dan Perjanjian 29: 9, 11).88
Kedatangan Yesus akan disambut dengan gembira oleh orang-orang
yang percaya kepada-Nya. Namun begitu, Ia tidak akan datang begitu saja.
Yesus datang dengan tanda-tanda sebagaimana telah dilaporkan dalam kitabkitab suci. Dia telah berfirman bahwa semua pengikut Kristus yang setia akan
mengetahui apa tanda-tanda itu serta akan memperhatikan tanda-tanda itu
86
Adolf Heuken SJ., Ensiklopedi Gereja III (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993),
87
Thiessen, Teologi Sistematika, h. 526.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
h. 276.
88
60.
lviii
(Ajaran & Perjanjian 45: 39). Beberapa tanda yang menyertai kedatangan
Yesus diantaranya adalah:
a. Kejahatan, perang, dan kekacauan
Para nabi telah memperingatkan bahwa bumi akan mengalami
kekacauan, peperangan, kedurhakaan dan penderitaan yang hebat. Nabi
Daniel mengatakan bahwa hal ini merupakan waktu kesusahan yang
sangat besar yang belum pernah dialami bumi (Daniel 12:1). Di ayat lain
disebutkan “Dan segala sesuatu akan ada dalam kegemparan dan orangorang akan menjadi takut. Kita akan menghadapi gemba bumi, penyakit
serta kelaparan” (Matius 24:7). Tuhan juga berfirman : “Dan cinta kasih
manusia akan menjadi beku, dan kedurhakaan akan berlimpahlimpah”(Ajaran dan Perjanjian 45:27), “dan badai, guntur serta suara
kilat yang hebat” (Ajaran dan Perjanjian 88: 90).89
Yesus juga menyatakan kepada para murid-Nya, bahwa perang
akan memenuhi bumi, bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan
melawan kerajaan (Matius 24: 6-7; Ajaran dan Perjanjian 87: 6).
Peperangan ini akan berlangsung terus menerus sampai mencapai suatu
perang yang besar dan terakhir, dan disebutkan sebagai perang yang paling
memusnahkan yang belum pernah dikenal di dunia. Di tengah-tengah
perang itulah Juru selamat akan datang.
Dengan keadaan seperti tersebut di atas, Joseph mengajarkan
kepada para pengikutnya untuk tidak menyerah dan melemah, karena hal
89
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 258.
lix
itu haruslah terjadi atau firman tidak akan digenapi.90 Namun, tidak semua
peristiwa yang mengawali kedatangan Yesus akan selalu mengerikan.
Banyak di antaranya akan membawa suka cita kepada dunia, termasuk
para anggota gereja itu sendiri dan orang-orang yang baik.
b. Pemulihan Injil dan pemberitaan ke seluruh dunia
Tanda lainnya adalah ramalan para nabi tentang pemulihan Injil.
Hal ini terjadi setelah beberapa abad mengalami kemurtadan besar.
Wewenang imamat untuk mengajarkan Injil dari Tuhan telah diambil
semenjak para rasul di zaman Yesus meninggal. Tuhan telah menyatakan
dalam Ajaran dan Perjanjian 45: 28 bahwa “Terang akan terbit di antara
mereka yang duduk dalam kegelapan, dan itulah kegenapan Injil-Ku”.
Rasul Yohanes pun telah melihat bahwa Injil akan dipulihkan oleh
seorang malaikat sebagaimana tercatat dalam Wahyu 14: 6-7 sebagai
berikut:
“Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah
langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada
semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan
suara nyaring: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah
tiba saat penghakiman-Nya dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air”.91
Malaikat yang diramalkan akan datang itu adalah malaikat Moroni
yang telah membawa Injil Yesus Kristus kepada Joseph Smith. Dengan
begitu, Injil telah dipulihkan kembali sampai dengan masa kedatangan
Yesus yang kedua. Pemulihan ini sangat dibutuhkan, karena sebuah gereja
tidak akan berdiri dengan kokoh tanpa adanya wewenang imamat langsung
90
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja Joseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 290
91
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 304.
lx
dari Tuhan. Walaupun beberapa orang seperti Martin Luther dan John
Calvin menyadari bahwa praktek-praktek serta ajaran-ajaran gereja telah
berubah, tanpa wewenang imamat, Injil Yesus Kristus tidak dapat
dikembalikan pada bentuk aslinya.92 Inilah kasih karunia Allah kepada
anak-anak-Nya. Dia ingin memberi segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia untuk menjadi bahagia saat ini dan kembali kepada-Nya setelah
meninggal nanti.
Setelah Injil dipulikan kembali lewat wewenang imamat kepada
Joseph Smith, maka sejak saat itu dan sampai sekarang, para misionari
telah memberitakan Injil ke seluruh dunia. Usaha-usaha ini telah
berkembang dari tahun ke tahun sampai beribu-ribu misionari sekarang
memberitakan Injil di banyak negara di dunia dalam berbagai bahasa.
Semangat menginjili para misionari ke seluruh dunia sangat kuat sekali.
Mereka tidak segan-segan untuk belajar berbagai bahasa di dunia, bahkan
dengan biaya masing-masing. Semangat ini perlu ditiru oleh para
pendakwah agama-agama lain tanpa memperhitungkan kerugian yang
mungkin didapatkan.
c. Datangnya Kitab Mormon
Ramalan tentang datangnya Kitab Mormon telah dinyatakan dalam
Perjanjian Lama yaitu Yesaya 66: 19 sebagai berikut:
“Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan
mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada
bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke
Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah
mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat
92
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus
Kristus (Jakarta : Gereja OSZA, 2005), h. 8.
lxi
kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara
bangsa-bangsa” 93
Ayat diatas menjelaskan sebuah tanda yang akan dikirim ke pulaupulau yang belum pernah mendengar kabar tentang Tuhan. Tanda itu
berupa kitab Mormon sebagaimana termaktub dalam 1 Nefi 13: 20, 23-25
sebagai berikut:
“Dan terjadilah bahwa aku, Nefi, melihat bahwa mereka menjadi
makmur di negeri itu, dan aku melihat sebuah kitab dan kitab itu
disebarkan di antara mereka. Kitab itu keluar dari mulut seorang
Yahudi. Dan aku, Nefi melihatnya dan ia berkata kepadaku: kitab yang
engkau lihat itulah sebuah catatan bangsa Yahudi, yang berisikan
perjanjian-perjanjian Tuhan yang telah dibuat-Nya kepada kaum
keturunan Israel, dan kitab itu juga memuat banyak sekali nubuat para
nabi suci dan merupakan sebuah catatan seperti ukiran-ukiran yang di
atas lemping-lemping kuningan, tetapi jumlahnya tidak begitu banyak.
Dan Malaikat Tuhan berkata kepadaku: Engkau telah melihat bahwa
kitab itu keluar dari mulut seorang Yahudi dan berisikan Injil Tuhan
yang murni, yang tentang-Nya kedua belas rasul memberi kesaksian
sesuai dengan kebenaran, yang ada pada Anak Domba Allah. Oleh
karena itu, hal-hal ini diteruskan dari bangsa Yahudi secara murni
kepada bangsa-bangsa lain, sesuai dengan kebenaran yang ada pada
Allah”94
Pulau yang dimaksudkan dalam Alkitab dipahami dengan pulau
Amerika. Amerika dianggap sebagai pulau yang dijanjikan oleh Tuhan
untuk menyebarkan Injilnya ke seluruh bangsa di dunia. Tanah ini telah
diramalkan dalam Kitab Mormon kepada keluarga Lehi yang keluar dari
Israel sebagai berikut :
“Dan sejauh engkau akan mematuhi perintah-perintah-Ku, engkau
akan menjadi makmur dan akan dipimpin ke sebuah negeri perjanjian.
Ya, bahkan sebuah negeri yang telah Aku sediakan bagimu; ya, sebuah
negeri pilihan di atas segala negeri yang lain” (1 Nefi 2: 20)
“Dan terjadilah bahwa setelah kami berlayar selama berhari-hari
kami tiba di negeri yang dijanjikan dan kami naik ke darat dan
memasang kemah dan kami menyebutnya negeri yang dijanjikan. Di
sana terdapat bermacam-macam binatang hutang, baik sapi maupun
93
94
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 808.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon…., h. 26.
lxii
kerbau, keledai dan kuda, kambing dan kambing liar, dan berbagai
macam binatang buas yang berguna bagi manusia. Dan kami
menemukan berbagai macam bijih, baik emas, perak maupun
tembaga” (1 Nefi 19: 23, 25)95
Oleh gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,
semua ramalan itu telah digenapi dan Kitab Mormon telah disebarkan oleh
gereja
ini ke
seluruh penjuru dunia
dengan
berbagai bahasa.
Penyebarannya akan terus berlangsung sampai semua manusia menjadi
pengikut Gereja.
d. Kedatangan Nabi Elia
Sebelum Kristus datang untuk kedua kalinya, Nabi Malaeakhi
meramalkan bahwa Nabi Elia96 akan mengunjungi bumi untuk membuat
hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada
bapanya supaya sebelum kedatangan Tuhan (Maleakhi 4: 5-6).
Kedatangannya adalah untuk mengembalikan kepada manusia kuasa
pemeteraian supaya para keluarga dapat dimatereikan bersama. Dia juga
memberi dorongan kepada orang-orang agar memperhatikan leluhur serta
keturunan mereka.
Nabi Elia datang kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery pada
pertemuan hari Minggu 3 April 1836 di bait suci Kirtland.97 Tujuan Elia
adalah agar Joseph Smith mengajarkan kepada para anggota gereja untuk
membuat silsilah sejarah keluarga. Walaupun pada awalnya para anggota
95
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon, h. 5 dan 46.
Nabi Elia adalah seorang nabi terbesar dalam Kerajaan Israel pada abad ke-9 SM yang
memperjuangkan pemujaan Tuhan dan menentang penyembahan berhala (1 Raja 17: 1-6, 18; 19:
15, 2 Rajaa 1: 1-18. Dalam kepercayaan orang-orang Yahudi, ia dinantikan kembali selaku perintis
jalan bagi mesias (Markus 9: 2-13). Heuken, Ensiklopedi Gereja III, h. 289.
97
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja, h. 356.
96
lxiii
gereja tidak tertarik dengan persilsilahan ini, akan tetapi pada tahun-tahun
berikutnya minat orang akan persilsilahan telah berkembang dengan cepat.
Para anggota gereja sangat bersemangat untuk membuat sebuah catatan
sejarah keluarga mereka, karena mereka yang telah meninggal dapat
dibaptiskan agar orang-orang yang belum mengenal injil Yesus Kristus
dapat menerimanya di penjara roh (lihat baptisan orang mati pada bab 3).
Ajaran ini sangat khas sekali, karena sebagaimana Jan S. Aritonang
katakan, Gereja ini membentuk sebuah lembaga genealogi (silsilah).
Lembaga ini mempekerjakan lebih dari 500 orang. Mereka mendata dan
menyusun silsilah dari sebanyak mungkin orang di dunia ini, diabadikan
dalam mikrofilm, dan disimpan dalam sebuah gudang raksasa di bawah
permukaan laut yang terletak sekitar 30 Km dari Salt Lake City. Di
perpustakaan yang terdapat pada setiap bait suci tersedia copy dari
mikrofilm tersebut.98
e. Bangsa Laman akan menjadi suatu bangsa yang besar
Yesus menyatakan bahwa sewaktu kedatangan-Nya sudah dekat,
bangsa Laman akan menjadi suatu bangsa yang saleh dan dihormati. Dia
berkata: “Sebelum hari Tuhan yang besar itu datang…. bangsa Laman
akan berkembang bagaikan mawar” (Ajaran dan Perjanjian: 49: 24).
Siapakah bangsa Laman itu? Bangsa Laman adalah keturunan
Laman, anak dari Lehi. Keluarga Lehi99 telah pergi dari Yerussalem
98
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), h. 368.
99
Keluarga Lehi diceritakan dalam Kitab Mormon adalah keluarga yang diperintahkan
Tuhan untuk meninggalkan negeri Yerussalem. Keluarga Lehi terdiri dari Lehi, Sarah (istrinya),
dan keempat putranya Laman, Lamuel, Sam dan Nefi. Mereka meninggalkan Yerussalem karena
orang-orang di sana akan membunuhnya. Meraka melakukan perjalanan panjang sampai ke benua
lxiv
menuju tanah yang dijanjikan (Amerika) (1 Nefi 2: 5, 18). Akan tetapi,
Laman tidak mau mengikuti perintah dan aturan Tuhan yang telah
diberikan kepada ayahnya, Lehi, dan ia pergi dengan saudaranya Lamuel.
Mereka pergi dari rombongan keluarga Lehi, sehingga anak keturunannya
dikutuk Bangsa keturunannya menjadi satu bangsa yang berkulit gelap,
memuakkan dan kotor, penuh kemalasan dan segala macam kekejian (1
Nefi 12: 23; 2 Nefi 5: 21).
Bangsa Laman adalah nenek moyang dari bangsa Amerika, yang
biasa dikenal dengan suku Indian. Para misionaris awal telah melakukan
perjalanan beratus-ratus Km untuk mempertobatkan dan menceritakan
kepada mereka (bangsa Indian) tentang nenek moyangnya dalam Kitab
Mormon.
Mereka
dapat
mempertobatkan
beberapa
suku
Indian
Catteraugus di dekat Buffalo, New York, suku Wyandots di Ohio, suku
Delaware di bagian barat Missouri, terakhir di Kirtland, Ohio.100
f. Pembangunan Yerussalem Baru di Amerika
Mendekati waktu kedatangan Yesus Kristus, para orang suci yang
penuh iman akan membangun sebuah kota yang besar, sebuah kota Allah
yang disebut Yerussalem Baru dan Yesus akan berkuasa di sana.
Perhatikan ayat berikut ini:
“Dan mereka akan membantu umatku, sisa keturunan Yakub dan
juga sebanyak orang dari kaum keturunan Israel yang akan datang,
supaya mereka dapat membangun sebuah kota yang disebut Yerusalem
Baru. Kemudian mereka akan membantu umat-Ku supaya mereka
Amerika (tanah yang dijanjikan) sekitar tahun 600 SM Mereka membawa catatan berisi sejarah
bangsa Yahudi dan nubuat para nabi tentang kedatangan Juru selamat (Yesus Kristus) ke bumi.
Catatan itu menjadi bagian dari Kitab Mormon. Gereja OSZA, Kitab Mormon…., h. 1.
100
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah
Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996),
h. 19.
lxv
yang tercerai berai di seluruh permukaan negeri dapat dikumpulkan di
Yerusalem Baru. Dan kuasa dari surga akan turun di antara mereka dan
Aku juga akan berada di tengah-tengah” (3 Nefi 21: 23-25).101
Sekalipun kota ini belum lagi dibangun, akan tetapi Tuhan telah
mengatakan bahwa kota itu akan dibangun di negara bagian Missouri,
Amerika Serikat, sebagaimana ayat berikut ini:
“Kota itu akan dibangun, dimulai di atas tanah bait Allah, yang
ditetapkan oleh jari Tuhan, di perbatasan bagian barat negara bagian
Missouri, dan dipersucikan oleh Joseph Smith Jr., dan yang lainlainnya yang sangat berkenan di hati Tuhan. Sesungguhnya inilah
firman Tuhan, bahwa kota Yerusalem Baru akan dibangun oleh
berkumpulnya para orang suci, dimulai pada tempat ini, yaitu tempat
untuk bait Allah; bait Allah akan didirikan pada angkatan ini” (Ajaran
dan Perjanjian 84: 3-4).102
Yerusalem Baru ini akan menjadi tempat berkumpulnya seluruh
bangsa di dunia pada saat pemerintahan Yesus di masa Milenium selain di
Yerusalem (Israel). Kedua kota ini akan menjadi kerajaan terpenting di
masa milenium, dan Yesus Kristus akan memerintah di atasnya.
Inilah beberapa tanda-tanda kedatangan Yesus Kristus untuk yang
kedua kalinya dalam beberapa kitab suci Gereja. Walaupun tanda-tanda itu
telah diberitahukan, tidak ada orang yang tahu secara pasti kedatangan Yesus,
kecuali Allah sendiri yang mengetahuinya (Matius 24:35). Seseorang dapat
mengatakan bahwa akhir itu sudah dekat, sebab banyak tanda yang telah
digenapi juruselamat mengajarkannya dengan perumpamaan pohon ara. Yesus
berkata “jika kita melihat ranting-ranting pohon ara mulai bertunas, kita
dapat mengatakan bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kita
101
102
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon, h. 523-524.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
186.
lxvi
melihat tanda-tanda, kita akan mengetahui bahwa kedatangan-Nya sudah
dekat” (Matius 24: 32-33).
Tanda-tanda yang telah beritahukan kepada Tuhan dimaksudkan agar
manusia dapat mengatur kehidupannya dan mempersiapkan dirinya masingmasing untuk hal-hal yang masih akan datang. Para anggota gereja tidak perlu
khawatir, justru mereka akan menjadi bahagia. Tuhan sendiri menyatakan:
“Jangan susah, karena bilamana semua hal ini (tanda-tanda) akan terjadi,
kamu dapat mengetahui bahwa janji-janji yang telah dibuat kepadamu akan
digenapi” (Ajaran dan Perjanjian 45:35).
Yesus datang ke dunia pada waktu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi sebagaimana dijelaskan berikut:
“Sangkakala Allah akan berbunyi panjang dan keras, dan akan berkata
kepada bangsa-bangsa yang sedang tidur. Kamu orang-orang suci
bangkitlah dan hidup; kamu yang berdosa tetap tinggal dan tidurlah
sampai Aku akan memanggilmu lagi. Dan dia yang hidup dalam
kebenaran akan diubah dalam sekejap mata, dan bumi akan lenyap seperti
oleh api. Dan yang jahat akan pergi ke dalam api yang tak terpadamkan,
dan kesudahan mereka, tidak seorang pun di bumi yang tahu, juga tidak
akan ada yang tahu, sampai mereka datang di hadapan-Ku dalam
penghakiman.(Ajaran dan Perjanjian: 43: 18, 32-33).103
Orang-orang yang mati dalam Yesus akan lebih dahulu bangkit,
kemudian akan diangkat bersama dengan orang yang hidup dalam keyakinan
kepada Yesus dalam awan menyongsong Yesus di angkasa. Wahyu 20: 4-5
menjelaskan mengenai kebangkitan pertama bagi orang-orang mati yang
percaya. Mereka akan hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersamasama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Sedangkan orang-orang mati
yang tidak beriman pada Yesus tidak dibangkitkan.
103
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
92-93.
lxvii
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir termasuk
dalam kelompok pra milenarian, yaitu kelompok yang meyakini bahwa Yesus
datang sebelum terjadi kerajaan seribu tahun (milenium) (Wahyu 20: 4 dan
Ajaran dan Perjanjian 29: 11).104
3. Masa Milenium
Istilah “milenium” berasal dari bahasa Latin yang berarti seribu tahun.
Istilah ini memang tidak ada dalam Alkitab, namun istilah “seribu tahun”
muncul enam kali dalam Wahyu 20: 2-7.105
a. Orang-orang yang hidup selama masa milenium
Selama masa milenium, hanya orang-orang yang benar dan saleh
saja yang akan terus hidup di bumi. Mereka adalah orang-orang yang telah
menjalani kehidupan yang saleh dan jujur. Brigham Young mengajarkan
bahwa akan ada orang-orang bukan anggota Gereja yang hidup
berdampingan bersama-sama di masa milenium. Hal ini sesuai dengan
pasal-pasal kepercayaan ke-11 bahwa mereka akan mengakui hak yang
sama bagi semua orang dalam memuja Tuhan.106 Oleh karena itu, orangorang dengan agama yang berbeda dengan gereja akan tetap tinggal
selama mereka tidak melakukan perbuatan jahat. Selama masa itu juga,
kehidupan fana masih berlangsung di bumi, dan manusia akan terus
melahirkan anak-anak seperti kehidupan sebelum milenium (Ajaran dan
Perjanjian 45: 58).
104
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, Sebuah
Referensi Injil, h. 127.
105
Thiessen, Teologi Sistematika, h. 564.
106
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 272.
lxviii
Joseph Smith juga mengajarkan bahwa makhluk-makhluk suci dari
surga akan sering mengunjungi bumi. Makhluk-makhluk yang telah
dibangkitkan ini akan menolong dengan pemerintahan serta pekerjaan lain.
Selain itu Yesus akan memerintah secara pribadi di atas bumi
(sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal kepercayaan ke-10). Dia dan
orang-orang suci yang telah dibangkitkan mungkin tidak akan tinggal di
bumi selamanya, tetapi akan mengunjunginya kapan saja mereka serasa
senang atau apabila perlu untuk menolong dalam mengurusi bumi.107
Para anggota gereja memiliki dua pekerjaan besar di masa itu, yaitu
pekerjaan bait Allah dan pekerjaan misi. Di antara pekerjaan bait Allah
adalah melakukan pembaptisan, penumpangan tangan, endowment,
pernikahan kekekalan, dan pemeteraian sebagai kesatuan keluarga. Hal itu
akan tetap berjalan terus sampai akhir masa milenium. Selain itu, orangorang yang telah dibangkitkan akan menolong pekerjaan bait Allah untuk
membetulkan kesalahan
yang telah dibuat sewaktu
mengerjakan
persilsilahan nenek moyangnya yang telah meninggal. Mereka akan
membantu menemukan keterangan yang diperlukan untuk melengkapi
catatan-catatan sebelumnya.
Pekerjaan lainnya adalah pekerjaan misi. Injil akan diajarkan
dengan kekuasaan yang besar kepada orang-orang. Pekerjaan ini akan
dilakukan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, di masa milenium,
tidak hanya para anggota gereja saja yang hidup, akan tetapi mereka yang
beragama lain pun akan hidup di masa itu.
107
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja, h. 297.
lxix
b. Keadaan Selama Masa Milenium
Pada saat itu, bumi akan kembali seperti tatkala Adam dan Hawa
hidup di Taman Eden. Seluruh bumi akan menjadi taman yang
menyenangkan. Tidak akan ada benua-benua yang berbeda-beda seperti
saat ini, tetapi semua tanah akan menjadi satu seperti keadaannya yang
semula. Tanah-tanah di bumi telah berpadu menjadi satu. Tidak ada pulaupulau dan samudra seperti saat ini. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan
dalam Ajaran dan Perjanjian 133: 23-24 :
”Dia akan memerintahkan samudra besar dan akan dihalau kembali
ke negara-negara utara sehingga pulau-pulau akan menjadi satu
daratan. Dan tanah Yerusalem serta tanah Sion akan dikembalikan ke
tempatnya sendiri dan bumi akan menjadi seperti pada zaman sebelum
terbelah-belah. Maka Tuhan, yaitu Juru selamat, akan berdiri di
tengah-tengah umat-Nya dan akan memerintah atas semua daging.”108
Setan pada masa itu akan diikat (Wahyu 20: 2-3). Ia tidak akan
mempunyai kekuatan untuk mencobai orang-orang yang hidup (Ajaran
dan Perjanjian 101: 28). Hal ini dijelaskan dalam 1 Nefi 22: 26 bahwa
setan tidak berkuasa, oleh karenanya, ia tidak akan dilepaskan selama
bertahun-tahun, sampai Tuhan melepaskannya untuk sementara di akhir
masa milenium.
Selain itu, pada masa itu tidak akan ada peperangan. Orang-orang
akan hidup secara damai dan rukun. Segala sesuatu yang pernah digunakan
untuk berperang akan diubah untuk kegunaan yang lebih bermanfaat,
sebagaimana dijelaskan dalam Yesaya 2: 4 “Mereka akan menempa
pedang-pedang menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pamungkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa,
108
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
341.
lxx
dan mereka tidak akan lagi belajar perang”. Inilah rencana Yesus sang
Yehova, sejak awal dunia. Pada masa itu sebuah bangsa di bumi berdiam
dalam kedamaian, tanpa perang, tanpa keributan, dan sebagainya. Semua
berjalan penuh cinta kasih dan kedamaian di antara mereka.
Kedamaian tidak hanya dirasakan oleh manusia, hewan pun akan
merasakan kedamaian juga. Semua binatang, sekalipun yang sekarang
saling bermusuhan, akan hidup bersama-sama secara damai. Binatangbinatang carnivora (pemakan daging) akan memakan rumput-rumputan
dan biji-bijian. Semua binatang akan saling duduk berdampingan,
walaupun pada saat sekarang mereka saling memakan satu sama lain.
c. Tidak ada penyakit maupun kematian
Manusia akan terus hidup selama seribu tahun. Semua orang tidak
akan pernah terkena penyakit seperti saat ini. Kematian pun tidak akan
pernah dikenal sampai akhir milenium. Apabila orang telah mencapai usia
lanjut, mereka tidak akan mati dan dikubur. Sebaliknya, mereka akan
diubah dari keadaan fana menjadi keadaan baka dalam sekejap. Hal ini
sebagaimana diinformasikan dalam Ajaran dan Perjanjian 63: 51; 101:31:
“Oleh karena itu, anak-anak akan tumbuh sampai mereka menjadi
tua; orang-orang yang tua akan mati; tetapi mereka tidak akan tidur di
dalam debu, mereka akan diubah dalam sekejap mata. Dan apabila dia
mati, dia tidak akan tidur, yang dimaksud adalah di dalam bumi, tetapi
akan diubah dalam sekejap mata dan akan diangkat dan istirahatnya
akan mulia”.109
Manusia pada saat itu ada yang memiliki tubuh kebakaan dan juga
tubuh kefanaan. Mereka hidup berdampingan satu sama lain. Manusia
tidak perlu khawatir akan tubuhnya, karena semuanya telah diatur oleh
109
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian, h.
143, 238.
lxxi
Allah. Inilah kasih karunia Allah untuk membagikan kemuliaan-Nya
kepada seluruh manusia.
d. Pemerintahan Yesus
Yesus akan turun ke bumi untuk memerintah kerajaan-Nya dengan
tangan-Nya sendiri (lihat pasal kepercayaan ke-10). Pemerintahan-Nya
tidak hanya menyangkut masalah agama (gereja), akan tetapi ia akan
mengurus masalah pemerintahan politik. Pemerintahan ini akan didasarkan
atas asas-asas kebenaran dan akan mempertahankan asas serta kebebasan
semua orang. Hal ini sesuai dengan sifat kebebasan manusia (lihat pasal
kepercayaan ke-2) dalam berbuat dan dalam memuja Tuhan (lihat pasal
kepercayaan ke-11).
Semua orang akan mendapat kesempatan untuk memerintah
bersama Yesus Kristus. Dalam hal ini, Yesus tidak pilih kasih baik kepada
para anggota gereja atau pun dengan non anggota gereja, karena pada saat
itu tidak ada pertentangan antara seseorang dengan orang lain, tidak ada
peperangan dan kekacauan, sedangkan yang ada pada saat itu adalah
kedamaian dan cinta kasih sesama umat manusia. Brigham Young sendiri
menyatakan bahwa semua orang berhak untuk memangku jabatan
pemerintahan pada masa itu, mereka semua akan menerima bantuan dari
orang-orang yang telah dibangkitkan.110 Pemerintahan Yesus akan berada
di dua tempat (ibu kota), yaitu Yerusalem di Israel dan Yerusalem baru di
Misuori Amerika (lihat penjelasan tentang pendirian Sion di Bab III dan
pasal kepercaayaan ke-10).
110
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 274.
lxxii
Kehidupan di masa milenium tak ubahnya seperti kehidupan saat
sekarang ini. Orang-orang akan makan dan minum serta mengenakan pakaian.
Mereka juga akan bercocok tanam dan membangun rumah (Yesaya 65: 21).
Satu hal yang terpenting adalah bahwa mereka akan melakukan segala sesuatu
dengan kebenaran.
Setelah masa kedamaian seribu tahun, Tuhan akan mencobai manusia
atas kepatuhannya. Ia akan melepaskan setan dalam masa yang singkat untuk
menggoda manusia lagi, sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini “Karena setan
akan diikat dan bila dilepaskan lagi dia hanya akan memerintah untuk suatu
waktu yang singkat” (Ajaran dan Perjanjian 43: 31). Ketika setan dilepaskan,
banyak orang akan mengikutinya dan akan menjauhi Tuhan. Setan kemudian
akan mengumpulkan bala tentaranya. Bala tentara setan akan berperang
melawan bala tentara surga yang akan dipimpin oleh Mikhael. Pada akhirnya
setan dan para pengikutnya akan kalah dan dicampakkan ke dalam kegelapan
yang paling gelap.111 Peperangan ini sebenarnya bersifat rohani, artinya bahwa
umat manusia pada masa akhir milenium akan diuji kesetiaannya kepada
Tuhan. Apakah mereka mau mengikuti kehendak setan atau kehendak Tuhan.
Itu tergantung dari sifat kebebasan yang telah dianugerahkan kepada manusia.
4. Kebangkitan Kedua dan Kehidupan Abadi
Setelah masa milenium berakhir, terjadilah kebangkitan kedua. Semua
manusia di bumi akan dibangkitkan baik yang ada di dunia roh maupun yang
hidup di masa milenium. Tubuh dan roh mereka akan disatukan kembali.
Tubuh mereka akan diubah menjadi tubuh kemuliaan dan kebakaan. Langit
111
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, h. 127.
lxxiii
dan bumi akan diubah menjadi langit dan bumi yang baru (Ajaran dan
Perjanjian 29:23). Langit dan bumi akan dipersucikan dari segala
ketidakbenaran, supaya bumi itu dipersiapkan untuk kemuliaan selestial.
Setelah memenuhi tujuan penciptaannya, bumi akan dimahkotai dengan
kehadiran Allah Bapa surgawi. 112
a. Catatan perbuatan manusia
Ketika Allah datang, Ia akan menghakimi seluruh umat manusia
sesuai dengan perbuatan mereka (Wahyu 20:12; Ajaran dan Perjanjian 76:
111; 1 Nefi 15:32; Abraham 3: 25-28). Ia akan menghakimi manusia
melalui 2 hal yaitu perkataan, perbuatan serta pikiran manusia dan catatan
di bumi dan di surga.
1) Perkataan, perbuatan serta pikiran manusia
Alma,
sebagaimana
tercatat
dalam
Kitab
Mormon,
menyatakan: “kata-kata setiap orang akan menghukumnya dan
pikirannya pun akan menghukumnya juga” (Alma 12:14). Di dalam
Matius 12: 36-37 dijelaskan bahwa setiap kata sia-sia yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman, karena
menurut ucapan itulah manusia akan dibenarkan ataupun disalahkan.
Untuk itulah, maka para anggota gereja diajarkan agar selalu belajar
mengendalikan pikirannya, berbicara dengan sopan dan santun, dan
hanya berbicara yang berguna saja. Ini sesuai dengan pasal-pasal
kepercayaan ke-13 dan aturan hukum kesehatan bagi setiap anggota
gereja.
112
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Rencana Keselamatan
(Jakarta: Gereja OSZA, 2005), h. 12.
lxxiv
2) Catatan di bumi dan di surga
Pada saat penghakiman, Tuhan akan mendengarkan segala
yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Seluruh anggota
tubuhnya akan menceritakan segala hal yang pernah dilakukan. Selain
itu, catatan amal yang akan menjadi pedoman bagi Tuhan untuk
menghakimi manusia adalah dari hal-hal yang tertulis di dalam kitabkitab, dari wahyu-wahyu, dari catatan bait Allah dan dari hal-hal yang
diperintahkan Tuhan agar manusia membuatnya.113 Hal ini tidak heran
bila semua nabi yang menerima wahyu selalu mencatatnya untuk
dirinya sendiri atau pun untuk para anggota gereja. Setiap orang
dikaruniai Tuhan wahyu untuk dirinya sendiri. Para anggota gereja
selalu mencatatnya dalam diary mereka.. Catatan ini menjadi salah
satu buku catatan amal yang akan diperlihatkan di penghakiman
Tuhan.
Catatan amal lainnya telah tersedia di surga, sebagaimana
Joseph Smith katakan bahwa orang yang telah meninggal akan
dihakimi dari catatan yang dibuat dibumi dan juga kitab kehidupan
yang dibuat di surga (Ajaran dan Perjanjian 128: 6-7). Semua catatan
dari bumi dan surga akan dibukakan di hadapan Allah dan para
malaikat, serta mereka yang duduk sebagai hakim.
b. Para Hakim
113
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 284.
lxxv
Di dalam penghakiman Tuhan, Ia (Tuhan) tidak sendiri dalam
mengadili seluruh manusia, akan tetapi telah menyerahkan penghakiman
itu semuanya kepada Putranya, Yesus Kristus (Yohanes 5: 22). Yesus pun
tidak akan bertindak sendirian, karena ia akan dibantu oleh orang lain
yaitu dua belas rasul yang bersama-Nya sewaktu hidup. Mereka akan
menghakimi kedua belas suku Israel (Matius 19: 28; Lukas 22:30).
Bangsa Nefi yang disebutkan dalam Kitab Mormon, juga akan
membantu menghakimi bangsanya sendiri yaitu bangsa Nefi dan Laman (1
Nefi 12: 9-1; Mormon 3: 18-19). Semua nabi yang pernah turun akan
menghakimi bangsanya masing-masing termasuk pada masa sekarang ini.
Para presiden utama beserta dua belas rasul zaman ini, menurut Presiden
John Taylor, akan menghakimi para orang suci zaman ini.114 Jadi, Yesus
Kristus telah menyerahkan tanggung jawab penghakiman di hadapan
Tuhan kepada seluruh nabi dan rasul dimana mereka mengajarkan Injil.
c. Menuju Kerajaan-kerajaan Tuhan
Setelah penghakiman Tuhan selesai, manusia akan ditentukan
kepada kerajaan Tuhan sesuai dengan amal perbuatannya. Kerajaan ini
bukanlah surga atau neraka di dunia roh, karena keduanya telah hilang
ketika manusia dibangkitkan pada yang kedua kalinya. Kerajaan itu
sebagaimana Tuhan firmankan, adalah hal yang belum dilihat mata
ataupun didengar telinga, dan juga belum pernah memasuki hati manusia,
hanya Tuhan saja yang mengetahuinya.
114
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 285.
lxxvi
Kerajaan kemuliaan itu adalah kerajaan selestial, kerajaan
terestrial, dan kerajaan telestial. Selain ketiga kerajaan tersebut terdapat
tempat yang paling rendah bagi iblis yang sering disebut kegelapan yang
paling gelap.
1) Kerajaan Selestial
Kerajaan selestial adalah kerajaan kemuliaan tertinggi.
Kerajaan selestial diumpakan dengan sinar matahari di cakrawala.
Sinarnya yang begitu terang membuat mata pun tidak bisa memandang
dengan jelas dan bahkan rusak. Orang-orang yang berada di dalam
kerajaan ini akan tinggal selamanya di hadirat Allah dan Putra-Nya,
Yesus Kristus.
Kerajaan ini tidak bisa diperoleh dengan satu usaha semata,
akan tetapi dicapai sebagai hasil dari kehidupan yang benar seumur
hidup dan kesetiaan terhadap tujuan tersebut. Untuk dapat mewarisi
kerajaan ini, manusia harus menerima tata cara-tata cara keselamatan,
yaitu dengan beriman kepada Yesus Kristus, bertaubat, dibaptiskan,
menerima karunia roh kudus, dan tetap setia sampai akhir (lihat pasalpasal kepercayaan ke-4, Ajaran dan Perjanjian 76: 50-62).115 Selain
mereka yang menerima tata cara keselamatan dapat masuk ke kerajaan
ini, ada orang-orang yang secara khusus akan memasukinya,
sebagaimana firman Tuhan sebagai berikut:
“Semua orang yang telah mati tanpa sebuah pengetahuan
mengenai Injil ini, yang mau menerimanya seandainya mereka
dibiarkan tinggal, akan menjadi ahli waris kerajaan selestial Allah.
Juga semua orang yang akan mati sesudah ini tanpa sebuah
115
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, h. 95-
96.
lxxvii
pengetahuan pun mengenai hal itu, yang mau menerimanya
dengan sepenuh hati mereka akan menjadi ahli waris kerajaan.
Karena Aku, Tuhan, akan menghakimi semua orang sesuai dengan
pekerjaan mereka, sesuai dengan keinginan hati mereka” (Joseph
Smith, Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial: 7-9). 116
Kerajaan selestial sebagaimana penglihatan Joseph pada bulan
Mei 1843,117 yang kemudian tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131:
1-4, terdiri dari tiga tingkatan. Tiga tingkatan ini tidak dijelaskan lebih
jauh, kecuali tingkatan tertinggi saja (lihat permuliaan).
2) Kerajaan Terestrial
Kerajaan ini adalah level kedua setelah kerajaan yang pertama.
Kerajaan terestrial diumpakan seperti bulan, dan manusia dapat
melihatnya dengan terang. Kemuliaannya berbeda daripada kerajaan
pertama. Orang-orang yang memasuki kerajaan ini adalah mereka yang
mati tanpa hukum Tuhan, mereka yang ditahan dalam penjara yang
dikunjungi oleh Yesus, mereka yang tidak menerima kesaksian Yesus
di dalam daging, tapi yang menerimanya kemudian. Selain itu, mereka
yang dapat memasuki kerajaan ini adalah mereka yang menjadi orangorang mulia di bumi, akan tetapi dibutakan oleh kelicikan manusia
(Ajaran dan Perjanjian 76: 75). Di dalam kerajaan ini, Allah tidak
akan hadir, akan tetapi Yesus akan hadir sebentar di sana. Oleh
karenanya, mereka tidak menerima mahkota atas kerajaan Allah.
116
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat
Berharga, h. 83.
117
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden
Gereja, h. 254.
lxxviii
3) Kerajaan Telestial
Kemuliaan kerajaan telestial adalah seperti bintang, di mana
bintang-bintang itu memiliki cahaya yang berbeda-beda. Manusia yang
memasuki kerajaan ini pun memiliki tingkat kemuliaan yang berbedabeda sesuai dengan amal perbuatannya. Kerajaan ini diperuntukkan
bagi mereka yang tidak menerima Injil Yesus Kristus, maupun
kesaksian Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang di dunia roh
masuk dalam neraka (penjara roh) dan tidak menerima ajaran Yesus.
Selain itu, mereka yang memasuki kerajaan ini adalah orangorang yang tidak mau dikumpulkan dengan para orang suci untuk
ditampung ke dalam gereja Yesus, termasuk di dalamnya adalah para
pendusta, tukang sihir, orang-orang yang berzina, melakukan
persundalan, dan orang yang gemar akan dusta dan berbuat dusta
(Ajaran dan Perjanjian 76: 81-85, 100-106, 110-112). Selama mereka
di kerajaan ini, Tuhan dan Yesus tidak akan pernah hadir di sana untuk
selama-lamanya.
4) Kegelapan yang paling gelap
Ini bukanlah kerajaan seperti ketiga kerajaan di atas, akan
tetapi sebuah tempat yang disediakan bagi iblis dan para pengikutnya
untuk selama-lamanya. Ayat suci hanya memberikan informasi yang
sedikit, bahwa di dalamnya terdapat api yang tidak pernah padam dan
tidak ada seorang pun yang tahu tentang akhir maupun tempatnya
(Ajaran dan Perjanjian 75: 44-46).
lxxix
Keempat tempat tersebut diperuntukkan bagi seluruh manusia dan
iblis sesuai dengan amal perbuatannya. Ketika seseorang telah berada di
dalam salah satu tempat tersebut, ia tidak bisa naik atau pun turun ke
tempat yang lainnya. Ia akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Penjelasan mengenai kerajaan-kerajaan Tuhan di atas lebih banyak
diambil dari Ajaran dan Perjanjian. Informasi yang terdapat dalam Alkitab
sangat sedikit dan tidak detail, seperti dalam Yohanes 14: 2. Paulus juga
menyebutkan, sebagai tercatat dalam 2 Korintus 12:2, bahwa dia
mengetahui seseorang yang diangkat ke tingkat ketiga dari surga. Lalu
dalam surat lainnya 1 Korintus 15: 42-43 menyebutkan:
“Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh
sorgawi lain daripada kemuliaan tubuh duniawi. Kemuliaan matahari
lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada
kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda
dengan kemuliaan bintang yang lain.”118
Penjelasan tentang kemuliaan matahari, bulan, dan bintang sama
persis dengan perumpamaan kerajaan-kerajaan Allah di atas. Alkitab tidak
merinci lebih jauh tentang siapa-siapa yang masuk ke dalam kemuliaan
tersebut serta ada apa saja di dalam kemuliaan tersebut.
d. Permuliaan
Permuliaan adalah kehidupan kekal, yaitu kehidupan yang dijalani
Allah (Bapa Surgawi). Dia hidup dalam kemuliaan yang sangat besar,
yang
118
sempurna,
dan
memiliki
semua
pengetahuan
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat, h. 214.
lxxx
dan
semua
kebijaksanaan. Manusia yang telah mencapai tingkat kemuliaan kerajaan
selestial yang paling tinggi dapat menjadi seperti Bapa Surgawi.119
Allah (Bapa Surgawi) tidak iri atas kebijaksanaan serta
kesempurnaan yang dimiliki-Nya. Dia telah berfirman “Inilah pekerjaan
serta kemuliaan-Ku
untuk mendatangkan kebakaan serta hidup yang
kekal bagi manusia” (Musa 1: 39).120 Presiden Joseph F. Smith
menyatakan bahwa Bapa Surgawi telah menjanjikan melalui Sang Putra
bahwa apa yang dimiliki-Nya akan diberikan kepada mereka yang
mematuhi
perintah-perintah-Nya.
Mereka
akan
bertambah
dalam
pengetahuan, kebijaksanaan dan kuasa, meningkat dari satu keagungan
demi keagungan, sampai kegenapan daripada hari yang sempurna akan
tercurah ke atas mereka di tingkatan tertinggi kerajaan selestial. Secara
lebih rinci berkat-berkat istimewa bagi mereka yang akan dipermuliakan
adaah sebagai berikut :
1) Mereka akan hidup kekal di hadirat Allah (Bapa Surgawi) dan
Yesus Kristus (Ajaran dan Perjanjian 76).
2) Mereka akan menjadi Allah, yaitu memiliki kesempurnaan dan
pengetahuan sebagaimana Bapa Surgawi miliki.
3) Mereka akan bersama para anggota keluarganya yang hidup saleh
dan juga akan sanggup mempunyai anak-anak roh. Anak-anak roh
ini akan mempunyai hubungan yang sama kepada mereka seperti
manusia kepada Bapa Surgawi. Mereka akan menjadi keluarga
yang kekal.
4) Mereka akan menerima kesukacitaan yang penuh.
119
Dalam hal ini, manusia menurut adalah anak-anak roh Allah. Sebelum kehidupan ini
ada atau kehidupan pra fana, Allah telah memiliki keturunan di kehidupan pra fana. Seluruh
manusia yang ada di bumi sekarang adalah anak-anak roh Allah, yang turun ke bumi menjalani
kehidupan di dunia agar nantinya mereka juga bisa menjadi seperti Dia yang telah menjalani
proses seperti manusia. Dalam konsep ketuhanannya, Allah memiliki tubuh seperti manusia, akan
tetapi Dia sempurna serta memiliki pengetahuan segala sesuatu. Semua manusia dapat menjalani
kehidupan seperti Dia, setelah manusia mengarungi samudra kehidupan dan mematuhi semua
perintah Tuhan. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran
Presiden Gereja, h. 47.
120
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat
Berharga, h. 5.
lxxxi
5) Mereka akan mempunyai segala sesuatu yang dimiliki Bapa
Surgawi dan Yesus Kristus yaitu semua kuasa, kemuliaan, kerajaan
dan pengetahuan.121
Manusia yang ingin mendapatkan permuliaan tidaklah mudah,
karena mereka harus memenuhi syarat-syarat yang diajarkan dalam gereja,
yaitu: dibaptiskan dan diteguhkan sebagai anggota gereja, harus menerima
Roh Kudus, harus menerima penganugerahan dalam bait Allah (bait suci),
dan harus dinikahkan untuk waktu ini dan untuk selama-lamanya, yaitu di
bait suci.
Sebagai tambahan atas syarat-syarat di atas, ada pula banyak
hukum yang harus dipatuhi manusia untuk dapat lulus dalam persyaratan
permuliaan yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Mengasihi Allah dan menyembah-Nya.
Beriman kepada Yesus Kristus
Menjalankan hukum kemurnian.
Bertobat atas perbuatan yang salah.
Membayar persepuluhan serta sumbangan dengan jujur.
Bersikap jujur dalam hubungan dengan orang lain serta terhadap
Tuhan.
7) Selalu berbicara dengan sebenarnya.
8) Mematuhi kata-kata bijaksana.
9) Menyelidiki kerabat yang telah meninggal serta melaksanakan tata
cara penyelamatan Injil bagi mereka.
10) Mengkuduskan hari Sabat
11) Mengunjungi pertemuan-pertemuan gereja secara teratur untuk
memperbaharui perjanjian baptisan, khususnya saat mengikuti
sakramen.
12) Mengasihi serta memperkuat para anggota keluarga dengan caracara Tuhan.
13) Setiap hari mengadakan doa pribadi dan doa keluarga
14) Menghormati orang tua
15) Mengajarkan Injil kepada orang lain dengan ucapan serta teladan.
16) Menyelidiki kitab-kitab suci.
17) Mendengarkan serta mematuhi kata-kata para nabi Allah.
18) Mengembangkan kasih yang murni dalam kehidupan.122
121
122
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 290
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 291-292.
lxxxii
Seseorang yang telah melakukan persyaratan tersebut serta terus
bertahan sampai akhir hayatnya, maka pada waktunya ia akan
bermandikan dalam kegenapan kebenaran, yang akan menjadi lebih terang
dan makin terang sampai hari yang sempurna.
Proses menjadi sempurna tidak secepat kilat, karena hal itu butuh
proses yang panjang sebagaimana Joseph Smith ibaratkan seperti menaiki
sebuah tangga. Ketika seseorang menaiki tangga harus dimulai dari bawah,
dan naik selangkah demi selangkah sampai mencapai puncaknya;
demikian pula dengan asas-asas Injil. Seseorang harus mulai dari yang
pertama, dan seterusnya sampai belajar semua asas permuliaan. 123
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
mengajarkan bahwa Allah/Bapa Surgawi adalah seseorang yang pernah
melakukan kehidupan seperti manusia, yang pada akhirnya ia menjadi
sempurna dan memiliki pengetahuan Maha Sempurna. Hal ini sama saja
dengan manusia saat ini, mereka akan memiliki sifat kesempurnaan seperti
Bapa Surgawi. Ketika manusia telah mencapai titik puncaknya –yang tidak
ada seorang pun tahu-, manusia akan menjadi Allah dan akan mempunyai
anak-anak roh selama kesempurnaannya.
Anak-anak roh inilah yang kemudian akan turun ke bumi (dunia)
yang lain untuk menjalani proses yang sama seperti Allahnya. Para allah
memiliki rencananya masing-masing kepada anak-anak rohnya untuk
hidup di dunia. Walaupun begitu, ketika manusia telah menjadi Allah
untuk suatu dunia yang baru, bukan berarti bahwa anak-anak rohnya nanti
123
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil, h. 292.
lxxxiii
akan memuja banyak Allah. Mereka tetap akan menyembah dan memuja
Allahnya sendiri (Bapa Surgawi). Akan tetapi, Allah (Bapa Surgawi) yang
sebelumnya tetap ada. Kemuliaan yang didapatkan oleh Allah (manusia
yang menjadi Allah) akan ditambahkan kepada Allah (Bapa Surgawi)
manusia yang dahulu. Hal ini juga berlaku kepada Allah (Bapa Surgawi)
sebelumnya. Kalau dipikirkan terus menerus sepertinya tidak akan pernah
ada ujungnya, dan bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir hal ini tidak bisa dipikirkan lebih jauh lagi. Ibarat sebuah
cincin yang tidak ada ujung pangkalnya, tidak ada awal dan tidak ada
akhir, semua hal terus berjalan tanpa ada yang mengetahuinya.
lxxxiv
Gambaran kejadian-kejadian eskatologi
Kehidupan
Pra fana
Kehidupan di bumi
Masa kelegaan
(para nabi sebelum
Yesus)
Yesus dan
para rasul
Kemurtadan
besar
Pemulihan
Injil melalui
Joseph Smith
(1830)
Kehidupan Setelah Kematian
Masa
kesukaran
Kedatangan
Yesus Kedua
Masa
Milenium
Orang-orang
yang
percaya
bangkit
bersama Yesus
Firdaus
/
penjara roh
Orang-orang
yang
tidak percaya bangkit
di kebangkitan kedua
Kerajaan Selestial
dan permuliaan
Kerajaan Terestrial
Kebangkitan
kedua
Pengadilan
Tuhan
Kerajaan Telestial
Kegelapan yang paling
gelap bagi Iblis dan
para pengikutnya
lxxxv
Pertempuran
Mikhael dan
Iblis
C. Catatan Kritis
Sebagai catatan kritis terhadap skripsi ini, Penulis akan membandingkan
ajaran eskatologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
dengan beberapa ajaran eskatologi dalam gereja-gereja Kristen yang ada dan
dengan agama-agama lainnya.
Dalam teologi Katolik Roma, jiwa-jiwa yang pada saat kematian sudah
kudus sepenuhnya diizinkan langsung masuk sorga, yaitu memasuki kehadirat
Allah. Adapun jiwa-jiwa yang masih belum murni sepenuhnya, akan memasuki
tempat penyucian. Tempat ini sering disebut api penyucian (purgatori), dimana
jiwa manusia akan dicuci dari dosa-dosa yang dapat diampuni. Setelah jiwa
manusia bersih dari segala dosa, mereka akan memasuki surga. Hal ini berlaku
bagi mereka yang percaya pada Yesus Kristus, sedangkan bagi mereka yang tidak
pernah mempercayai Yesus selama di dunia akan langsung memasuki neraka.
Selain itu, doa dan perbuatan kebajikan yang dilakukan oleh keluarganya di dunia
akan dapat dikirimkan kepada orang yang sudah mati (seperti juga dalam Islam
dan kepercayaan orang-orang China) untuk mengurangi siksanya.124 Walaupun
ajaran tentang penyucian jiwa seseorang tidak terdapat dalam Gereja OSZA,
keduanya (Gereja OSZA dan Katolik) sama-sama meyakini akan kedatangan
Yesus yang kedua, kerajaan milenium, dan kerajaan Tuhan.125
Gereja Katolik Roma pada umumnya menganut aliran pemikiran
Amilenial, yang dikemukakan oleh Augustinus dari Hippo dalam karyanya "Kota
Allah". Augustinus mengklaim sebuah penggenapan nubuat yang tidak harafiah.
Umat Katolik dapat pula merujuk kepada Injil Matius 24:36.
124
125
Michael Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 110-111.
P. Wahjo O.F.M., Pengadjaran Geredja Katolik (Jakarta: Obor, 1962), h. 336-357
lxxxvi
Sementara sebagian yang percaya akan penafsiran harafiah terhadap
Alkitab menegaskan bahwa ramalan tentang tanggal-tanggal atau waktu itu siasia, dan sebagian penulis lainnya percaya bahwa Yesus meramalkan tanda-tanda
yang akan menunjukkan bahwa “akhir zaman” sudah dekat. Sebagian dari tandatanda ini adalah gempa bumi, bencana alam, masalah-masalah di masyarakat,
'peperangan dan kabar burung tentang perang', dan bencana-bencana lain. Namun
tentang kapan persisnya semua itu akan terjadi, ia akan datang “seperti pencuri di
malam hari”.126
Di dalam Gereja Kristen Ortodoks, penulis tidak menemukan lebih jauh
tentang ajaran eskatologinya. Tidak ada perbedaan antara orang yang hidup dan
orang yang mati. Semuanya adalah bagian dari gereja sedunia yang kekal. Apa
yang didoakan untuk orang yang masih hidup juga untuk orang yang sudah mati.
Kematian dianggap sebagai akibat dari dosa yang memisahkan manusia dari
Allah.127 Hal ini berbeda dengan Gereja OSZA yang menyatakan bahwa kematian
merupakan jalan untuk dapat berkumpul lagi ke hadirat Allah.
Perbedaan ajaran dalam Gereja OSZA dengan aliran Saksi Jehova adalah
tentang jiwa orang yang mati. Bagi aliran Saksi Jehova, Jiwa orang yang baik
tertidur sampai kebangkitan, sedangkan jiwa orang yang jahat akan selamanya
tidur. Hal ini didasarkan pada ramalan tentang kedatangan Yesus yang kedua.
Sebelum Yesus hadir di dunia ini, akan terjadi perang antara Mikhael dan iblis
yang sering disebut harmagedon. Kalau dalam Gereja OSZA, peperangan antara
Mikhael dan Iblis akan terjadi setelah masa milenium.. Iblis beserta para
pengikutnya yang jahat akan dibumihanguskan oleh lautan api yang membara.
126
“Akhir
Zaman,”
diakses
pada
Rabu
http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen.
127
Keene, Agama-Agama Dunia, h. 110.
lxxxvii
18
Februari
2009
dari
Sehingga orang-orang jahat tidak akan mengalami kebangkitan, dan mereka akan
selamanya tidur. Dengan begitu konsep surga dan neraka setelah manusia mati
tidak ada. Selain itu ada 144.000 orang pilihan yang nantinya akan mendampingi
Yesus dalam memerintah di masa seribu tahun.128 Bagi gereja OSZA, siapapun
bisa mendampingi Yesus di masa milenium. Ia tidak pilih kasih terhadap siapapun
di masa itu, karena semua hal yang terjadi di masa tersebut adalah kedamaian,
kebenaran, dan tanpa permusuhan.
Di dalam ajaran Gereja Adventis, pemahaman masa milenium berbeda
dengan Gereja OSZA. Masa milenium dipahami sebagai masa seribu tahun
pemerintahan Kristus dengan orang-orang suci-Nya di sorga di antara kebangkitan
pertama dan kebangkitan kedua. Pada masa itu orang-orang jahat yang sudah mati
akan dihakimi; bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang
menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-malaikatnya. Pada akhir
masa itu Kristus bersama orang-orang suci-Nya dan kota suci akan turun dari
sorga ke bumi. Lalu orang-orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan. Mereka
bersama iblis dan malaikat-malaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api dari
Allah akan menelan mereka dan membersihkan bumi. Jadi alam semesta
dibebaskan dari dosa dan para pendosa untuk selama-lamanya.129
Rentetan kejadian eskatologi dalam Gereja OSZA bila dibandingkan
dengan agama lainnya, maka akan ditemukan beberapa hal yang memiliki
persamaan dan juga perbedaan sebagaimana akan penulis sebutkan. Dalam konsep
kematian, gereja OSZA membaginya atas kematian jasmani dan rohani. Secara
umum, kematian jasmani tidak berbeda dengan konsep dalam agama lainnya.
128
Jan. S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), h. 335-336.
129
Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 312.
lxxxviii
Ketika manusia telah mati, maka manusia akan masuk ke dalam dua tempat –
kesenangan dan kesengsaraan- sesuai dengan amal perbuatannya, kecuali dalam
agama Hindu dan Buddha bahwa manusia akan menjalani proses reinkarnasi atau
punarbawa bila pikiran dan kesadaran mereka masih terikat dengan kehidupan
dunia. Gereja OSZA tidak memiliki konsep tentang reinkarnasi manusia, akan
tetapi, manusia (ketika mencapai taraf keilahian) akan memiliki anak-anak roh
yang akan terus menerus hidup di dunia lain tanpa ada yang mengetahui. Dalam
konsep reinkarnasi, kehidupan di dunia akan terus berlangsung selama manusia
masih terus mengalami hidup berulang-ulang. Proses kehidupan menurut Gereja
OSZA dengan agama Hindu dan Buddha hampir sama yaitu proses mencipta dan
hidup berulang kali akan terus berlangsung, hanya saja menurut agama Hindu dan
Buddha, ketika manusia telah mencapai moksa atau nibbana, manusia tidak akan
lahir kembali dan tidak akan ada proses penciptaan lagi, sedangkan dalam Gereja
OSZA, walaupun manusia telah mencapai puncak keilahiannya, ternyata proses
penciptaan tidak akan pernah berhenti.
Keadaan di dalam dunia roh (neraka dan surga), memiliki kesamaan
dengan sheol (Yahudi) dan barzah (Islam). Di dalam tempat itu ada kebahagiaan
dan kesengsaraan yang oleh Gereja OSZA disebut sebagai surga dan neraka.
Dalam sheol dan barzah, walaupun keadaan di tempat tersebut tidak jauh berbeda
dengan dunia roh, akan tetapi dalam dunia roh, surga dan neraka telah terjadi. Hal
ini sama dengan kepercayaan orang China yang menganggap bahwa manusia,
ketika telah meninggal akan masuk ke dalam neraka dan surga, walaupun
sebelumnya harus disiksa dahulu di neraka untuk disucikan dari segala dosanya.
Adapun dalam ajaran Zoroaster, Yahudi dan Islam, konsep surga dan neraka akan
lxxxix
terjadi ketika pengadilan Tuhan telah selesai. Satu hal yang membedakan
kehidupan di dunia roh dengan kehidupan di sheol dan barzah adalah kegiatan
penginjilan yang dilakukan Yesus dan para anggota gereja OSZA sampai
menjelang kebangkitan pertama. Dalam Islam dan Yahudi kehidupan setelah mati
tidak pernah ada ajakan untuk mengikuti kebenaran Tuhan. Semua amal perbuatan
manusia telah dilakukan saat manusia masih hidup dan akibatnya akan diterima di
alam maut dan di surga dan neraka nantinya. Walaupun begitu, doa yang
dipanjatkan oleh orang yang masih hidup untuk keselamatan mereka yang sudah
mati akan berpengaruh terhadap seseorang di alam maut maupun di surga
nantinya, khusus dalam Islam, ada 3 hal yang akan mempengaruhi hidup manusia
di alam maut dan alam akhirat yaitu doa anak saleh, amal jariyah, dan ilmu yang
bermanfaat.
Tanda-tanda menjelang berakhirnya alam semesta atau kiamat seperti
peperangan dan bencana alam, tidak dijelaskan lebih jauh dalam Yahudi,
Zoroaster, Konghucu, Hindu dan Buddha, kecuali dalam Islam dengan ratusan
ayat yang menjelaskan kehancuran alam semesta. Gereja OSZA pun banyak
menyinggung kejadian kehancuran alam semesta dengan berbagai peperangan dan
bencana alam yang akan terjadi. Walaupun begitu ada perbedaan yang mencolok
tentang peristiwa kiamat atau harmageddon. Gereja OSZA tidak mempercayai
kehancuran seluruh alam semesta seperti dalam Islam, akan tetapi sekedar
kehancuran yang berupa bencana alam yang terjadi di bumi ini saja.
Ketika tanda-tanda akhir alam semesta dihubungkan dengan kedatangan
juru selamat, maka hampir kebanyakan agama memiliki konsep yang sama. Juru
selamat mempunyai padanan kata yang berbeda-beda di setiap agama yaitu avatar
xc
(Hindu), meitrya (Buddha), shayoshant (Zoroaster), mesias (Yahudi), Yesus
Kristus/al-masih (Kristen), dan al-mahdi dan al-masih (Islam). Kedatangan juru
selamat adalah untuk memusnahkan kelaliman dan menegakkan keadilan di akhir
kehidupan bumi.
Ajaran tentang kerajaan milenium dalam Gereja OSZA hampir tidak ada
bedanya dengan ajaran dalam Zoroaster dan Yahudi. Hal ini tidak bisa dipungkiri
bahwa ajaran Gereja OSZA bersumber dari Alkitab, sedangkan banyak dari ayat
Alkitab khususnya dalam Perjanjian Lama telah dipengaruhi oleh ajaran agama
sebelumnya khususnya adalah Yahudi dan Zoroaster.
Selama masa seribu tahun -walaupun tidak dikenal dalam Islam, Hindu,
Buddha, Konghucu, dan Tao- dalam gereja OSZA, kehidupan akan berjalan damai
untuk seluruh umat manusia baik anggota gereja maupun bukan (yang beragama
lain). Akan tetapi dalam Zoroaster, Yahudi dan Kristen (secara umum) tidak
memasukkan orang-orang beragama lain di masa seribu tahun. Manusia yang
beragama berlainan dengan agama mereka tidak akan hidup bersama.
Peperangan antara kebaikan dan kejahatan di penghujung akhir zaman ada
dalam ajaran Zoroaster, Yahudi, Kristen (secara umum) dan Islam. Peperangan
akan dipimpin oleh juru selamat masing-masing yaitu shayoshant (Zoroaster),
mesias (Yahudi), Yesus (Kristen), dan al-mahdi dan al-masih (Islam). Dalam
Gereja OSZA, Mikhael (Adam) akan turun dari sorga untuk menumpas iblis
(dalam Islam disebut dajjal) beserta para pengikutnya.
Para hakim yang akan mengadili di pengadilan terakhir menurut Gereja
OSZA adalah Yesus Kristus beserta para rasul dan nabinya. Sedangkan dalam
agama lain, hanya Tuhan yang berhak mengadili manusia. Selain itu Gereja
xci
OSZA tidak meyakini tentang titian seperti rambut dibelah tujuh, yang harus
dilewati manusia setelah diadili Tuhan untuk menuju surga atau neraka,
sedangkan dalam Zoroaster, Yahudi dan Islam, kepercayaan ini berkembang
dalam masyarakat umum.
Kerajaan-kerajaan Tuhan dalam Gereja OSZA hampir memiliki kesamaan
dengan surga-surga dalam Islam yang bertingkat-tingkat. Setiap orang akan
mendapatkan surganya masing-masing. Dalam Islam, surga digambarkan dengan
berbagai macam kenikmatan, akan tetapi kerajaan-kerajaan Tuhan tidak pernah
dijelaskan bagaimana keadaannya di sana. Semua kerajaan adalah hal yang belum
dilihat mata, ataupun didengar telinga, dan juga belum pernah memasuki hati
manusia. Semua masih dalam rahasia Tuhan sehingga tidak ada perincian yang
jelas sebagaimana surga dalam ayat-ayat al-Qur’an yang telah menjelaskan begitu
rincinya.
Manusia dalam Gereja OSZA, walaupun telah berada dalam tingkat yang
paling tinggi di kerajaan selestial, mereka masih terus mengalami proses
penyempurnaan hingga mencapai taraf keilahian. Taraf
keilahian ini bukan
berarti manusia telah bersatu dengan Tuhan sebagaimana dipahami dalam konsep
moksa (Hindu) ataupun manunggaling kawula gusti atau ittihad bagi beberapa
kaum sufi. Manusia tetap saja terpisah dengan Allah yang sekarang ini, tapi ia
sama dengan Allah dalam segala hal. Selain itu, mereka yang telah mencapai taraf
keilahian tersebut dapat menjadi Allah bagi anak-anak rohnya yang akan hidup di
sebuah dunia berikutnya. Kepercayaan semacam ini tidak ada dalam ajaran agama
manapun, dan inilah yang menjadi salah satu ciri khas ajaran Gereja yang
membedakan dengan agama lainnya.
xcii
BAB V
KESIMPULAN
Di akhir penulisan skripsi ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan
mengacu pada 4 kitab standard (Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian,
dan Mutiara yang Sangat Berharga), Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir memiliki ajaran yang khas dan berbeda dengan beberapa gereja
Kristen lainnya dan agama-agama lainnya seperti ketuhanan, kenabian, pekerjaan
silsilah keluarga, baptisan orang mati, hukum kesehatan, penginjilan di dunia roh,
kerajaan-kerajaan Tuhan dan permuliaan.
Secara khusus, beberapa kejadian eskatologi yang berbeda di antaranya
adalah di dalam kehidupan orang yang sudah mati (dunia roh). Manusia masih
memiliki kesempatan untuk dapat bangkit di masa milenium bersama-sama Yesus
dengan cara mengikuti ajakan Yesus beserta para misionari gereja OSZA di dunia
roh tersebut. Orang-orang yang memasuki firdaus akan diorganisir oleh Yesus
untuk menyebarkan Injil-Nya kepada orang-orang di dalam penjara roh. Mereka
dapat melakukan pembaptisan, penumpangan tangan, dan mengajarkan seluruh
tata cara Injil kepada orang-orang di penjara roh. Hal ini memungkin para
penghuni penjara roh untuk memasuki kerajaan selestial Allah nantinya.
Sebelum masa milenium terjadi, Yesua akan datang ke dunia. Dalam hal
ini Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir termasuk dalam
kelompok pra-mileniarisme. Di masa milenium, Yesus akan memimpin dunia ini
di dua tempat sekaligus yaitu di Yerusalem (Israel) dan Missouri (Amerika
Serikat). Missouri dijadikan tempat berkumpulnya manusia sesuai dengan ramalan
xciii
kitab suci, dan merupakan tempat di mana Injil dipulihkan kembali. Selain itu,
kehidupan di masa milenium adalah kehidupan penuh kedamaian dan kebenaran.
Semua orang yang berbuat baik dan benar akan tinggal bersama Kristus, baik dari
para anggota gereja maupun dari agama lainnya seperti yang ada sekarang ini.
Semua orang (selain pengikut Iblis) di akhir masa milenium akan
memasuki kerajaan kemuliaan sesuai dengan perbuatannya dan keyakinannya
kepada kegenapan Yesus Kristus. Kedamaian, kebahagiaan di dalam kerajaan
Selestial, Terestrial, dan Telestial berbeda satu sama lain seperti perbedaan sinar
matahari, bulan, dan bintang. Pada puncak kemuliaan tertinggi, manusia akan
menjadi seperti Allah, yang memiliki kesempurnaan segala sesuatu termasuk
memiliki anak-anak roh dan juga akan menjadi Allah untuk menciptakan dunia
yang baru bagi anak-anak rohnya.
Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
akan memainkan peranan penting dalam berbagai tempat seperti dalam
pengumpulan suku Israel, penyampaian Injil dalam dunia roh, pengayom keadilan
dan kedamaian di masa milenium, dan para hakim di pengadilan Tuhan.
Demikianlah kesimpulan skripsi yang dapat penulis sajikan. Skripsi ini
hanyalah sebagian kecil dari apa yang penulis dapatkan dan pahami. Masih
banyak hal yang belum terungkap dalam tulisan ini karena berbagai hal. Saya
berharap tulisan ini bisa menjadi sebuah bacaan yang menggugah gairah pembaca
untuk terus menambah ilmu dan wawasan, khususnya mereka yang suka mencari
suatu pengetahuan yang baru di bidang keagamaan.
xciv
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya. Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2006.
Abhijato, Acharn Suchart. Kenikmatan Inderawi adalah Menyakitkan, Kumpulan
Ceramah Dhamma. Jakarta: Kalyasiri, 2007.
Adler, Mortimer J. (ed.). "Eschatology." In The New Encyclopaedia Britanica,
Vol. 4. Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 2002.
Allred, Silvia H. “Bait Suci yang Kudus, Perjanjian-perjanjian Kudus.” Liahona.
November 2008.
Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996.
Chittick, Willam C. "Eskatologi." dalam Seyyed Hossein Nasr, ed. Ensiklopedi
Tematis Spiritualitas Islam. Bandung: Mizan, 2002.
Christofferson, D. Todd. “Datanglah Ke Sion.” Liahona. November 2008.
Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Yayasan
Wisma Karma, 1987.
Dirjen Bimas (Kristen) Protestan. Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen
di Indonesia. Jakarta: DEPAG, 1984.
Evans, Richard L. etc. "Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints." in Warren E
Preece & Robert M. Hutchins, ed. Encyclopedia Britanica, Vol. 13.
Chicago: William Benton, 1965.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran dan
Perjanjian. Jakarta: Gereja OSZA, 1979.
_______. Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA,
2007.
_______. Asas-Asas Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 1995.
_______. Kesaksian Nabi Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA, 1998.
_______. Kitab Mormon; Satu Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus. Jakarta:
Gereja OSZA, 1976.
xcv
_______. Mutiara yang Sangat Berharga. Jakarta: Gereja OSZA, 1979.
_______. Pemulihan Injil Yesus Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 2005.
_______. Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir. Jakarta: Gereja OSZA, 1996.
_______. Rencana Keselamatan. Jakarta: Gereja OSZA, 2005.
_______. Teguh pada Iman, Sebuah Referensi Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 2004.
Gove, Philip Babcok, ed., Webster’s Third, New International Dictionary of The
English Language Unabridged, Massachusetts: G & C. Merriam Company
Publishers, 1960
Glasse, Cyril. Ensiklopedia Islam. Penerjemah Ghufron A. Mas’adi. Jakarta:
Rajawali Press, 1996.
Hansen, Klaus J. “Mormonism.” dalam Mircea Eliade, ed. The Encyclopedia of
Religion, vol. 10. New York: Mc Millan Library Reference, 1993.
Heuken, Adolf, Sj. Ensiklopedia Gereja. jilid I dan III. Jakarta: Yayasan Cipta
Loka Caraka, 1991.
Hinckley, Gordon B. Kebenaran yang Dipulihkan, Sejarah Singkat Gereja OSZA.
Jakarta: Gereja OSZA, 1996.
Keene, Michael. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Laporan Statistik Gereja OSZA Per 31 Desember 2007.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta: LAI, 2006.
Mahathera, Ven. Narada. Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II. Jakarta:
Yayasan Dhammadipa Arama, 1992.
Nelson, Russell M. “Pernikahan Selestial.” Liahona, November 2008.
Olmstead, Clifton E. History of Religion in the United State. New York: Prentice
Hall, Inc., 1960.
Owen, H.P. "Eschatology." In Paul Edward, ed. The Encyclopedia of Philosophy,
Vol. 3. New York: Mcmillan Publishing co. Jac & The Free Press, 1975.
Shihab, M.Quraish. Perjalanan Menuju Keabadian. Jakarta: Lentera Hati, 2001.
Smith, Huston. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.
xcvi
Smoot, Reed. “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint.” In Robert M.
Mutchins, ed. Encyclopaedia Britanica, vol. 13. Chicago: William Benton,
1965.
Sueb, Yoesoef. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta: PT. Al-Husna Zikra,
1996.
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung:
Rosda Karya, 2003.
Syalaby, Ahmad. Agama Yahudi. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Tanggok, M. Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia,
Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005.
_______. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1997.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: CeQDA UIN Jakarta, 2007.
Umairoh. "Konsep Eskatologi Menurut Zoroaster dan Pengaruhnya Terharap
Eskatologi Agama-agama Ibrahim." Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.
Wahjo, P., O.F.M. Pengajaran Gereja Katolik. Jakarta: Obor Indonesia, 1962.
Werblowsky, R.J. Zwi. "Eschatology." In Mircea Eliade, ed. The Encyclopedia of
Religion, Vol. 5. New York: McMilan Library Reference, 1993.
Willmington, H.L. Eskatologi. Malang: Gandum Mas, 1997.
Wowor, Cornelis. Hukum Kamma Buddhis. Jakarta: CV. Mitra Kencana Buana,
2004.
Website :
Mahoney, Ralph. “Kejadian-Kejadian Akhir Zaman – Eskatalogi.” diakses pada
18 Februari 2009 dari http://www.sarapanpagi.org/seribu-tahun-mileniumvt1521.html.
“Sejarah Gereja di Indonesia.” Artikel diakses tanggal 14 Desember 2008 dari
http://www.gerejayesuskristus.or.id /church/ hm/chistory/index.asp.
“52 Gadis Diselamatkan dari Rumah Poligami.” diakses pada Sabtu 5 April 2008
dari http://www.kompas.com.
xcvii
“Akhir
Zaman,” diakses pada Rabu 18 Februari
http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen.
xcviii
2009
dari
Download