1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara 11-12 sampai 20 tahun yang menjelang masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Keluarnya darah tersebut disebabkan karena sel telur tidak dibuahi sehingga terjadi peluruhan lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah (Mochtar, 1989). Beberapa saat sebelum menstruasi, sejumlah gadis dan wanita biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa gejala yang disebut dengan kumpulan gejala sebelum datang 1 2 bulan atau istilah populernya premenstrual syndrome (PMS). Hal-hal yang sering dirasakan adalah nyeri payudara, rasa penuh atau kembung di perut bagian bawah, merasa sangat lelah, nyeri otot, terutama di punggung bagian bawah atau perut, perubahan kebasahan vagina atau tumbuh jerawat dan emosi yang sangat kuat atau sukar di kontrol. Banyak wanita setiap bulan mengalami sekurang-kurangnya satu dari gejala-gejala diatas dan sejumlah wanita lain mengalami semua gejala. Seorang wanita bisa merasakan gejala yang berbeda-beda dari satu bulan ke bulan berikutnya (Burns, 2000). Banyak wanita tidak terpengaruh sama sekali, sementara yang lainnya mengalami gejala yang hebat dan sangat melemahkan (Brunner & Suddarth, 2001). Ciri khas dari kelainan ini adalah keluhan muncul saat menjelang haid dan akan hilang dengan sendirinya begitu haid datang (Karyadi, 1999). Pada perempuan-perempuan yang sedang mengalami perdarahan haid, biasanya mengeluhkan gejala-gejalanya yang terjadi dalam dua hari pertama, yang mungkin pada awal perdarahan haid tidak menampakkan gejala-gejala PMS-nya. Gejala fisik yang paling umum adalah rasa tidak nyaman, nyeri dan kembung di daerah perut, rasa tertekan pada daerah kemaluannya, dan dismenore. Sifat dan itensitas dari gejala PMS tersebut mungkin bervariasi pada setiap sikus haidnya (Hendrik, 2006). Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai tepat satu hari sebelum menstruasi bulan 3 berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, dan hanya sekitar 10-15 % wanita memeliki siklus 28 hari. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon, Follicle Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu siklus juga di pengaruhi oleh kondisi psikis perempuan sehingga sehinga bisa maju dan mundur (Fitria, 2007). Perempuan kadang mengalami menstruasi yang tidak teratur ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon akibat setres atau sedang dalam keadaan emosi. Di samping itu perubahan drastis dalam porsi olahraga atau perubahan berat badan yang drastis juga dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur (Nita, 2008). Gangguan menstruasi dapat terjadi pada sebagian perempuan dari negara industri maupun negara berkembang. Gangguan-gangguan proses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan resiko penyakit kronis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi seperti fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, setres, aktivitas fisik, kelainan fisik (alat reproduksi) dan diet Hestiantoro (2009). Diantara beberapa faktor tersebut yang sangat berhubungan dengan gangguan menstruasi adalah fungsi hormon terganggu, cemas, aktivitas fisik. 4 Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 26 September 2013, di STIKES Muhamadiyah Gombong jumlah seluruh mahasiswi angkatan 2010 adalah 41 mahasiswi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap 5 mahasiswi diketahui 3 diantaranya mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Mahasiswa semester 8 memiliki aktivitas fisik yang tinggi karena disibukkan dengan rutinitas kegiatan perkualihan dan praktek klinik. Mahasiswa semester 8 juga disibukkan dengan tugas akhir yang terkadang menimbulkan kecemasan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ganguan Menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong”. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat rumusan masalah “Faktor apa saja yang mempengaruhi ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong ?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ganguan menstruasi pada mahasiswi Muhamadiyah Gombong. S1 keperawatan STIKES 5 2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh kecemasan terhadap ganguan menstruasi pada mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong . 2. Untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik terhadap ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengembang Ilmu pengetahuan Bagi pengembang ilmu pengetahuan penelitian ini dapat berguna untuk menambah informasi tentang menstruasi. 2. Bagi Keperawatan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bukti dan acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada remaja putri tentang ganguan menstruasi. 3. Bagi Peneliti Sebagai suatu pengalaman penelitian bidang kesehatan untuk melengkapi tugas akhir pembelajaran dan memberikan wawasan mengenai betapa pentingnya ganguan menstruasi dan menjaga kesehatan reproduksi pada umumnya. 4. Bagi Siswa Dapat meningkatkan kesehatan menstruasi, dan memberikan Informasi yang berkenaan tentang bagaimana berperilaku yang 6 baik pada saat menstruasi sehingga angka kejadian penyakit reproduksi dapat berkurang. E. Keaslian Penelitian 1. Dewi (2008) meneliti tentang “Efektifitas Pendidikan Hygiene menstruasi Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri Saat Menstruasi di SMP Negeri Kerambitan “. Metode penelitian yang digunakan pra eksperimen one group pre test post test design. Hasil penelitian sebelum dilakukan sebanyak 1 orang (0,9%) memiliki pengetahuan sangat baik, sebanyak 3 orang (2,7%) memiliki pengetahuan, 6 orang (5,41%) memiliki pengetahuan cukup, 13 orang (11,71%) memiliki mpengetahuan sangat kurang dan 88 orang (79,28%) berpengetahuan sangat kurang. Setelah dilakukan penyuluhan maka diperoleh tingkat pengetahuan remaja putri tentang hygiene yakni : sebanyak 47 orang (42,34%) memiliki pengetahuan sangat baik, sebanyak 58 orang (52,25%) memiliki pengetahuan baik, 1 orang (0,90%) memiliki pengetahuan cukup, 2 orang (1,80%) memiliki pengetahuan kurang dan 3 orang (2,70%) berpengetahuan sangat kurang. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Dewi yaitu kesamaan tema tentang menstrusi sedangkan perbedaanya pada sampel dan tempat penelitian. 7 2. Penelitiann yang dilakukan oleh Pancawati 2007, dengan judul “hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi yang berkaitan dengan kecemasan siswa SMP Muhammadiyah Gombong”. Pengetahuan siswa tentang menstruasi dalam kategori cukup (86, 66%), sedangkan kecemasan dalam kategori berat (43,33%). Kecemasan dapat terjadi pada setiap orang,termasuk pada remaja yang belum mengalami menstruasi. Pengetahuan yang cukup akan membantu remaja dalam memahami dan mempersiapkan mental dalam menghadapi menstruasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, terletak pada subjek, lokasi, dan tempat penelitian yaitu subyeknya terletak pada penelitiannya pada ganguan menstruasi Mahasiswi Muhamadiyah Gombong. S1 dan tempat Keperawatan STIKES 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Mentruasi / Haid a. Menstruasi Ciri khas kedewasaan manusia ialah adanya perubahanperubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada wanita ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), uterus dan vagina membesar, buah dada membesar serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sifat kelamin sekunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu-bulu ketiak dan pubis pelvis melebar. Dan pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya (Liwellyn, 2007). Menstruasi adalah secret fisiologik darah dan jaringan mukosa serta bersiklus yang melalui vagina dari uterus tidak hamil, dibawah pengendalian hormone dan pada keadaan normal timbul kembali, biasanya dalam interval sekitar empat minggu, kecuali dalam kehamilan dan laktasi selama reproduktif (Danis, 2007). Menstruasi atau haid ialah pendarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. 8 9 b. Siklus menstruasi Siklus menstruasi matang adalah kejadian berulang-ulang yang melibatkan hipofisis, hipotalamus, ovarium, dan uterus (Handerson, 2006). Menstruasi terjadi pada usia sekitar 10-15 tahun yang disebut dengan menarche (menstruasi petama). Hormone penting yang mengendalikan siklus menstruasi matur adalah estrogen, progesterone, gonodotropin, dan GnRh (Handerson, 2006). Pengaruh hormone FSH (Folikel Stimulating Hormone) kedua indung telur memilih satu sel telur untuk dimatangkan. Sel telur yang matang ini dilapisi selaput yang sangat tipis, kemudian sel ini akan mendekat permukaan indung telur, selaput pembungkusnya pecah dan sel telur ke luar. Dan peristiwa ini disebut ovulasi. Sel telur yang bebas dan menuju rahim dan lebih kurang dalam seminggu sampai rahim. Sebelum ovulasi terjadi penebalan dinding rahim jaringan pembuluh darahnya bertambah, hal ini dimaksudkan untuk memberi makanan bagi calon bayi, bila tidak terjadi pembuahan persiapan ini tidak terpakai dan dinding rahim menebal itu akan lepas dan keluar sebagai menstruasi. Satu siklus dihitung dari hari pertama menstruasi sampai menstruasi berikutnya. Umumnya jarak siklus menstruasi berkisar dari 15-45 hari, dengan rata-rata 4-6 hari. Darah menstruasi tidak membeku. Jumlah kehilangan darah 10 tiap siklus berkisar dari 50-60-ml. pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut : 1) Masa haid selama 2-8 hari, pada waktu endometrium dilepas, sedangkan hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum). 2) Masa proliferasi sampai hari ke-14, maka pada waktu endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. 3) Masa sekresi, pada waktu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone kelenjar endometrium mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometriuym berubah kearah desidua, terutama berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial, sehingga memudahkan adanya nidasi(Ilmu kebidanan, 2004). Mentruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai umur 45-50 tahun. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Daur menstruasi tergantung berbagai hal 11 termasuk kesehatan fisik, emosi,dan nutrisi wanita tersebut. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interakasi hormone yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa. c. Pola Menstruasi Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi dan dismenorea. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 12 hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi (Wiknjosastro;2005, Octaria;2009). Siklus menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis sehingga bisa maju dan mundur. Masa subur ditandai oleh kenaikan luteinizing hormone secara signifikan sesaat sebelum terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). Kenaikan LH akan mendorong sel telur keluar dari ovarium menuju tuba falopi. Didalam tuba falopi ini bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Masa-masa inilah yang disebut masa subur, yaitu bila sel telur ada dan siap untuk dibuahi. Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. LH surge yaitu kenaikan LH secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH. Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut bawah pada saat hal ini terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan 13 endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Heffner; 2008). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi ganguan pola menstruasi Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi dalam Hestiantoro (2009) adalah: 1) Fungsi hormon terganggu. Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisis. System hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu. 14 2) Kelainan sistemik. Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolism didalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Wanita penderita penyakit diabetes juga akan mempengaruhi sistem metabolismenya sehingga siklus menstruasinya tidak teratur. 3) Cemas. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya (Nanda, 2005). Kecemasan atau ansietas adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005). Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan atau ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2007) Cemas juga dapat mengganggu sistem metabolisme didalam tubuh, bisa saja karena stress/ cemas wanita jadi mulai lelah, berat badan turun drastis, sakit-sakitan, sehingga 15 metabolismenya terganggu. Bila metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu. 4) Kelenjar gondok. Terganggu fungsi kelenjar gondok/ tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus mentruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid), pasalnya sistem hormonal tubuh terganggu. 5) Hormon prolaktin berlebihan. Pada wanita menyusui produksi hormon prolaktin cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat wanita tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi. Biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala. 6) Kelainan fisik (alat reproduksi) Kelainan fisik yang dapat menyebabkan tidak mengalami menstruasi (aminorea primer) pada wanita adalah: a) Selaput dara tertutup sehingga perlu operasi untuk membuka selaput dara. b) Indung telur tidak memproduksi ovum. 16 c) Tidak mempunyai ovarium e. Gangguan menstruasi Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Banyak wanita yang tidak mengalami kenyamanan fisik selama beberapa hari sebelum menstruasi mereka datang. Kira–kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat menstruasi. Beberapa gangguan pada menstruasi: 1) Amenore Amenore primer adalah tidak terjadinya menarche sampai usia 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder berarti tidak terjadinya menstruasi selama bulan atau lebih pada orang yang mengalami siklus menstruasi. Amenore merupakan gejala atau bukan suatu penyakit. Penyebab amenore dapat fisiologik, organik, atau akibat gangguan perkembangan. 2) Disminore Disminore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Penyebabnya adalah adanya jumlah prostaglandin F2 yang berlebihan pada menstruasi yang merangsang hiperaktivitas uterus. Gejalagejalanya antara lain: nyeri (dapat tajam, tumpul, siklik, 17 menetap) dapat berlangsung dalam beberapa jam sampai 1 hari, mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional. Selain gangguan-gangguan yang disebutkan diatas gangguangangguan lain yang dapat mucul antara lain: payudara yang melunak, putting susu nyeri, bengkak, mudah tersinggung, keram yang disebabkan kontraksi otot-otot halus rahim, sakit pada bagian perut tengah, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang berat sering melibatkan depressi dan kemarahan berat (Dani, 2007). Biasanya gangguan menstruasi yang sering terjadi adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri perut, pusing, mual atau muntah. Adapun beberapa ganguan menstruasi berdasarkan sebabsebabnya yaitu (Prawirohardjo, 2008): 1) Menurut Jumlah Perdarahan a) Hipomenorea Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih sedikit dari biasanya. b) Hipermenorea Perdarahan menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (lebih dari 8 hari). 18 2) Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan. a) Polimenore Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau kurang dari 21 hari. b) Oligomenorea Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari 35 hari. c) Amenorea Amenorea adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. 3) Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi, diantaranya: a) Premenstrual tension Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid, seperti gangguan tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala. b) Mastadinia. Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. c) Mittelschmerz Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/ bercak. d) Dismenorea. Rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram ringan pada 19 bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas seharihari Mansjoer (1999) mengatakan beberapa gangguan haid adalah : 1) Premenstrual tension (ketegangan prahaid) Ketegangan pra haid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. 2) Mastodinia Mastodinia adalah nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. 3) Mittleschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) Mittleschmerz adalah rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/bercak. 4) Dismenore Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sampai membuat perempuan tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. f. Fase menstruasi Hari pertama haid dianggap sebagai permulaan dari siklus haid, 4 hari pertama siklus didefinisikan sebagai fase haid sebagai fase haid, dalam fase ini terdapat gangguan dan perontokan 20 kelenjar endometriun dan stroma, infiltrasi leukosit, dan ekstravasasi sel darah merah. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ganguan menstruasi a. Aktifitas Fisik Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja menjadi penyebab 1 dari 10 kematian dan kecacatan lebih dari 2 juta kematian setiap tahun di sebabkan kurangnya bergerak atau aktivitas fisik (Giriwijoyo, 2010). 1) Macam –macam aktivitas fisik Macam –macam aktivitas fisik menurut Giriwijoyo (2010) meliputi: a) Ketahanan (endurance) Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 minggu perhari). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Berjalan kaki, 21 misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju rumah, lari ringan,berenang, senam, bulu tangkis , bermain tenis, berkebun dan kerja di taman. b) Kelenturan (flexibility) Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu) contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki , Senam taichi, yoga, mencuci pakaian, mobil, Mengepel lantai. c) Kekuatan (strength) Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis (keropos pada tulang). Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik 22 yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari per minggu) Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Pushup, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi dari kecelakaan. Naik turun tangga, Angkat berat/beban, Membawa belanjaan, Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness). Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), misalnya: (1) Berjalan kaki (5,6-7 kkal/menit) (2) Berkebun (5,6 kkal/menit) (3) Menyetrika (4,2 kkal/menit) (4) Menyapu rumah (3,9 kkal/menit) (5) Membersihkan jendela (3,7 kkal/menit) (6) Mencuci baju (3,56 kkal/menit) (7) Mengemudi mobil (2,8 kkal/menit) b. Kecemasan Kecemasan atau ansietas adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2011). Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2009). Kriteria cemas menurut rosidy (2012) 1) Cemas Ringan 23 Hubungannya dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Cemas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. 2) Cemas Sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Memusatkan pada hal-hal yang penting dengan mengesampingkangkan hal yang lain. 3) Cemas Berat Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang, seseorang cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Dengan kata lain lapangan persepsi sangat menurun. 24 B. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi ganguan menstruasi : 1. Cemas 2. Aktifitas fisik 3. Fungsi hormon terganggu 4. Kelainan sistemik 5. Hormon prolaktin berlebihan 6. Kelainan fisik (alat reproduksi) 7. Kelenjar gondok Ganguan Menstruasi Gangguan menstruasi 1. Menurut Jumlah Perdarahan a) Hipomenorea b) Hipermenorea 2. Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan. a) Polimenore b) Oligomenorea c) Amenorea 3. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi, diantaranya: a) Premenstrual tension b) Mastadinia. c) Mittelschmerz d) Dismenorea Gambar : 2.1 Kerangka Teori Menurut: Giriwijoyo (2010), Rosidy (2012), Kusmiran (2011) dan Hestiantoro (2009) 25 C. Kerangka Konsep Berdasarkan tinjauan teori diatas dapat dikemukakan oleh penulis, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut : Variabel Bebas Variabel Terikat Faktor yang mempengaruhi ganguan menstruasi : 1. Cemas 2. Aktifitas fisik 3. 4. 5. 6. 7. Fungsi hormon terganggu Kelainan sistemik Hormon prolaktin berlebihan Kelainan fisik (alat reproduksi) Kelenjar gondok Keterangan : : diteliti : tidak diteliti Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Ganguan Menstruasi 26 D. Hipotesa Penelitian Beberapa hipotesa yang dipakai dalam penelitian (ha) tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ada pengaruh kecemasan terhadap ganguan menstruasi pada mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong. 2. Ada pengaruh aktifitas fisik terhadap ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong. 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian yang digunakan Metode penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Nursalam, 2003). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (variabel resiko) yaitu cemas dan aktifitas fisik terhadap variabel terikat (efek) yaitu ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong. B. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Atau menurut Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong dengan jumlah populasi sebanyak 41 mahasiswi. 2. Sampel penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006) atau menurut Nursalam (2003) sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai obyek 27 28 peneliti melalui sampling. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah 41 mahasiswi. Dalam penelitian ini, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut digunakan. a. Mahasiswi STIKES Muhamadiyah Gombong. b. Mahasiswi semester akhir angkatan tahun 2010. c. Mahasiswi yang bersedia menjadi responden Sedangkan kriteria ekslusi : a. Mahasiswi yang tidak menjadi responden b. Mahasiswi yang bukan semester akhir. C. Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliiti untuk diamati sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam sekelompok itu (Sugiyono, 2006). Sesuai dengan rumusan masalah maka variabel ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Variabel independen (variabel bebas): adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat dengan kata lain variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2006). Adapun variabel independen pada penelitian ini yaitu: cemas dan aktifitas fisik. 29 2. Variabel dependen (variabel terikat): adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Dalam hal ini variabel terikat yaitu ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong. D. Definisi Operasional Varibel Cemas Aktifitas fisik Tabel : 3.1 Definisi Operasional variable-variabel penelitian Alat Ukur Hasil Ukur Definisi Operasional Kecemasan atau ansietas adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi Pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang meliputi 3 aspek yaitu : 2. Ketahanan 3. Kelenturan 4. Kekuatan Ganguan Adalah suatu menstruasi keadaan yang tidak seharusnya atau suatu keadaan yang terjadi suatu ganguan system siklus menstruasi. Menggunakan kuesioner sebanyak 21 soal dengan pengukuran likert, skor untuk tiap jawaban 0-3 berdasarkan Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) Menggunakan kuesioner sebanyak 15 soal dengan pengukuran skala likert 3 = Selalu 2 = KadangKadang 1 = Tidak Pernah Menggunakan kuesioner sebanyak 1 soal Diperoleh nilai minimal 0 dan nilai maksimal 63 Nilai kemudian dikategorikan: 1. 0-12 (normal) 2. 13-25 (ringan) 3. 26-38 (sedang) 4. 39-51 (berat) 5. 52-63(Sangat berat) Skala Ordinal Diperoleh nilai minimal 15 Ordinal dan nilai maksimal 45 Nilai kemudian dikategorikan: 1. 15-25 : Rendah 2. 26-35 : Sedang 3. 36-45 : Tinggi Jawaban Ya : jika siklus Nominal menstruasi teratur 20-25 hari tetap, 28-32 hari tetap, 32-35 hari tetap diberi skor (0), jawaban tidak : jika siklus menstruasi tidak tentu atau tidak teratur diberi skor (1) 30 E. Intsrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian instrumen yang digunakan merupakan kuesioner tertutup dengan bentuk pilihan yang terdiri dari beberapa alternatif jawaban karena diharapkan bahwa responden lebih cermat menentukan jawaban (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini instrument menggunakan kuesioner/angket. 1. Cemas Tingkat kecemasan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan angket yang diadaptasi dari model kuesioner baku Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21), angket langsung diberikan kepada responden untuk langsung diisi selanjutnya setelah angket diisi langsung diserahkan kepada peneliti, jenis angket yang digunakan juga merupakan angket tertutup dimana jawaban dari tiap pertanyaan sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Angket kecemasan tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) merupakan skala baku untuk mengukur tingkat kecemasan yang sudah diukur nilai validitas dan reliabilitasnya. Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) merupakan kuesioner tentang kecemasan sebanyak 21 soal dengan pengukuran likert, skor untuk tiap jawaban 0-3, sehingga nilai minimal 0 dan nilai 31 maksimal 63. Nilai kemudian dikategorikan: 0-12 (normal); 13-25 (ringan); 26-38 (sedang); 39-51 (berat); dan 52-63 (Sangat berat) 2. Aktifitas Fisik Untuk mengukur aktivitas fisik yang dilakukan sehari hari menggunakan kuesioner, responden diminta untuk memilih 3 jawaban dari 15 item pertanyaan dengan pengukuran skala linkert yaitu jawaban selalu dengan nilai 3, kadang-kadang dengan nilai 2 dan tidak pernah dengan nilai 1. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan data aktivitas fisik. No 1 2 4 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Aktivitas Fisik Indikator Butir Pertanyaan Ketahanan (Endurance) Kelenturan (Flexibility) Kekuatan (Strength) 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 Total Jumlah item 5 5 5 15 Aktivitas Fisik terdiri dari 15 item pertanyaan, setiap jawaban diberi bobot nilai 3 sampai 1. Diperoleh nilai minimal 15 dan nilai maksimal 45. Nilai kemudian dikategorikan: 15-25 : Rendah, 26-35 : Sedang, 36-45 : Tinggi. Angket aktifitas fisik tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan diadopsi dari angket penelitian Hana prastiana (2012) dengan judul hubungan aktivitas fisik seharihari dengan kejadian dismenore pada remaja siswi kelas X SMK Batik Sakti 1 Kebumen yang sudah diukur nilai validitas dan reliabilitasnya. 32 F. Analisa data Dalam pengelolaan data peneliti menggunakan beberapa cara: 1. Analisa Univariat Analisa univariat adalah pengelolaan data yang dilakukan dengan cara mendekripsikan semua hasil survei sesuai dengan tujuan penelitian dalam bentuk variasi dan tabel frekuensi. 2. Analisa Bivariat atau analisis tabel silang (cross tabulation), (Basirun, 2009). Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel terikat dan variabel bebas yaitu “Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ganguan menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong”. Dengan menggunakan rumus uji Chi- Kuadrat (chisquare). Rumus chi-square : Keterangan : X2 = chi-square f0 = frekuensi berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan Apabila dari perhitungan ternyata bahwa harga X2 atau lebih besar dari harga X2 yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikan yang telah ditetapkan, maka kesimpulan kita adalah ada perbedaan antara fo dengan fh. Akan tetapi bila dari perhitungan ternyata nilai X2 lebih kecil dari harga kritik dalam tabel menurut taraf signifikan yang 33 telah ditentukan, maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang meyakinkan antara fo dan fh. G. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penelitian telah mendapatkan rekomendasi dari prodi S1 STIKES Muhammadiyah Gombong untuk mengajukan permohonan ijin kepada Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong untuk melakukan penelitian. Setelah peneliti memperoleh ijin dari Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, penelitian dimulai. Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting mengingat keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka peneliti menjamin hak asasi responden dalam penelitian ini. Masalah etika dalam penelitian keperawatan meliputi : 1. Informed consent Merupakan cara persetujuan anatara peneliti dengan responden. Peneliti menjelaskan maksud atau tujuan penelitian dan dampak atau akibat dari penelitian ini. Setelah mendapat penjelasan , 2. Anomity (tanpa nama) Peneliti tidak akan menuliskan nama responden pada lembar kuisioner hanya menuliskan kode saja. Kode ini merupakan pemberian nomor untuk dalam analisa data. 34 3. Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil peneliti baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, kemudian akan dimusnahkan apabila keseluruhan proses penelitian telah selesai. Hanya kelompok skor dan hasil analisa data saja yang akan dilaporkan pada hasil riset. H. Jalannya penelitian Jalannya penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap sebagai berikut : 1. Tahap persiapan a. Membuat proposal untuk rencana penelitian b. Melakukan perijinan untuk melaksanakan penelitian 2. Tahap pelaksanaan a. Melakukan pengumpulan data primer dengan memberikan kuisioner kepada siswa. b. Melakukan pengolahan data dan analisa data secara manual. 3. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian adalah penyusunan skripsi dan dilanjutkan seminar hasil penelitian.