Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis

advertisement
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS
MOBILE WEB
(KASUS: IKAN SWANGGI Priacanthus tayenus
YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)
NIMAS UTARININGSIH
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan
Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten).
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2012
Nimas Utariningsih
C24080077
RINGKASAN
Nimas Utariningsih. C24080077. Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan
Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang
Didaratkan di PPP Labuan, Banten). Dibawah bimbingan Mennofatria Boer
dan Yonvitner.
Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di kabupaten
Pandeglang, Banten. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan
ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan
demersal. Banyak jenis ikan yang belum tercatat atau belum teridentifikasi jumlah
jenisnya secara baik. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data
belum dilakukan secara baik. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut
perlu dilakukan pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik. Atas
pertimbangan diatas penulis membuat sistem informasi yang akan mampu
menampilkan informasi sumberdaya ikan. Tujuan penelitian ini adalah membuat
tampilan kunci identifikasi ikan, tampilan informasi umum sumberdaya ikan yang
berbasis mobile web dan membuat sarana penyimpanan informasi sumberdaya ikan.
Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2011 hingga Juni 2012.
Metode dalam pembuatan aplikasi ini mengacu pada siklus pengembangan sistem
dengan model Waterfall, yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan,
tahap perancangan, tahap implementasi & uji coba serta tahap perawatan (Mulyanto
2008).
Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis
mobile web agar pengguna dapat mudah mengakases aplikasi ini lewat komputer,
laptop dan handphone. Aplikasi FISH menggunakan database server MySQL versi
5.5.8 dengan editing query menggunakan PhpMyAdmin versi 3.3.9 yang dapat
langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor) versi 5.3.5.
Situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam browser internet
(Mozilla Firefox atau Internet Explorer).
Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi
Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima menu utama, yaitu
menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu Kamus, menu Bantuan dan menu
Tentang. Aplikasi ini juga menyediakan form untuk administrator agar dapat
melakukan proses memperbaiki, menghapus dan memperbaharui data. FISH
merupakan sarana untuk menyajikan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan
spesies serta menyediakan informasi tentang kondisi perairan penelitian, kondisi
perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan
ikan, dan bioekonomi ikan. Informasi dan data yang tersedia hanya sebagai basis
data untuk menunjang rencana pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, diharapkan
aplikasi FISH dapat memenuhi kebutuhan akan informasi sebagai acuan dalam
pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan.
Aplikasi
FISH
dapat
diakses
di
situs
web
http://www.katieshop.net/nimas/famili/index.php.
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS
MOBILE WEB
(KASUS: IKAN SWANGGI Priacanthus tayenus
YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)
NIMAS UTARININGSIH
C24080077
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelalutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Penelitian
: Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile
Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang
didaratkan di PPP Labuan, Banten).
Nama Mahasiswa
: Nimas Utariningsih
Nomor Pokok
: C24080077
Program Studi
: Manajemen Sumberdaya Perairan
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA
NIP. 19570928 1981003 1 006
Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si
NIP. 19750825 200501 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc
NIP. 19660728 199103 1 002
Tanggal lulus : 18 Juli 2012
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini yang berjudul “Sistem Informasi
Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi
Priacanthus Tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten)”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA selaku pembimbing
pertama dan Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si selaku pembimbing kedua dan berbagai
pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan,
masukan dan arahan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis mengharapkan bahwa penelitian ini
memberikan manfaat untuk berbagai pihak.
Bogor, Agustus 2012
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan Dr. Ir. Yonvitner, M.Si masing-masing
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi yang telah banyak
memberi arahan dan masukan hingga menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal M.Sc. dan Ir. Agustinus M. Samosir, M. Phil selaku
dosen penguji tamu dan komisi pendidikan program S1 atas saran, nasehat dan
perbaikan yang diberikan.
3. Prof. Dr. Ir. Kadarwan Soewardi sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberi semangat dan nasehat.
4. Seluruh dosen MSP yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta saran
selama perkuliahan.
5. Seluruh staf Tata Usaha MSP, staf Laboratorium Biologi Perikanan, staf
Laboratorium Model dan Simulasi serta seluruh civitas MSP yang telah
membantu dalam memperlancar proses penelitian serta penulisan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta, Ayah Sugijarto, Ibu Dwi Murtiningsih, Mas Kukuh dan
keluarga, Mas Koko dan keluarga serta Mas Dimas yang selalu memberikan doa,
kasih sayang, dukungan dan motivasinya.
7. Oki Maulana dan Abdul Qifli Sangadji yang telah membantu dan mengarahkan
pemograman pada skripsi ini.
8. Bapak Masudin Sangadji atas saran dan dukungannya.
9. Rekan seperjuangan tim Labuan (Ayu SW, Rizal R, Tillana A, Fadilatul H, Rina
S, Nissa I, Elfrida M, Donny F, Rikza F, Ennie S, Hilda S, Yuli H, Apriyanti S,
dan Fauzia R) atas dukungan, dan kerjasama selama penulis menyelesaikan
penelitian dan skripsi ini.
10.Teman-teman MSP 45: Anggi PP, Pionius DD, Lodyan RD, Eni M, Rani N dan
teman-teman lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu serta teman-teman
dari departemen lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu.
11.Teman sepermainan d’bungsu Precia AA, Indah MP, Wening M, dan Dea U.
12.Teman kosan Pinkhouse Ristya A, Merina J, Rani Y dan Fitria NIS.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1990 dari
pasangan Bapak Sugijarto dan Ibu Dwi Murtiningsih sebagai
anak terakhir dari empat bersaudara. Pendidikan formal
penulis dimulai di SDS Pelita Atsiri Permai Citayam tahun
1996 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis
menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP
Negeri 1 Depok dan pada tahun 2008 penulis menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Depok.
Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Selanjutnya penulis
mengikuti program Timgkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun 2008 dan
diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Selama perkuliahan penulis aktif menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan kepengurusan 2010-2011. Penulis
juga pernah menjadi asisten Ikhtiologi dari tahun 2010-2011 dan Metode Penarikan
Contoh tahun 2011. Penulis berkesempatan magang di Laboratorium Produktivitas
Lingkungan Perairan pada tahun 2010.
Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, dengan judul “Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis
Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP
Labuan, Banten)” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan
Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
DAFTAR ISTILAH .....................................................................................
xiv
1. PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1 Latar belakang.................................................................................
1.2 Perumusan masalah.........................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................
1.4 Manfaat ...........................................................................................
1
1
2
3
3
2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Sumberdaya perikanan....................................................................
2.2 Sistem informasi .............................................................................
2.3 Sistem basis data .............................................................................
2.4 Relasi data ....................................................................................
2.5 MySQL ............................................................................................
2.6 PHP .................................................................................................
2.7 Internet ............................................................................................
2.8 Pengembangan sistem .....................................................................
2.9 Peran informasi dalam pengelolaan perikanan ...............................
3
4
4
5
6
7
7
8
8
10
3. METODOLOGI .......................................................................................
3.1 Rancangan penelitian ......................................................................
3.2 Tempat dan waktu...........................................................................
3.3 Alat dan bahan ................................................................................
3.4 Jenis dan sumber data .....................................................................
3.5 Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan .................
12
12
12
12
13
13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
4.1 Hasil ................................................................................................
4.1.1 Kondisi perairan Banten ....................................................
4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan...............................................
4.1.3 Sumberdaya ikan swanggi Priacanthus tayenus ...............
4.1.4 Pengembangan sistem........................................................
4.1.5 Sistem informasi sumberdaya perikanan ...........................
4.2 Pembahasan.....................................................................................
4.2.1 Sistem informasi sumberdaya perikanan ...........................
4.2.2 Kebutuhan FISH untuk pengelolaan..................................
4.2.3 Pengelolaan ikan swanggi .................................................
16
16
16
16
17
22
32
45
45
47
48
ix
x
5. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
5.1 Kesimpulan .....................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................
51
51
51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
52
LAMPIRAN..................................................................................................
55
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ...................
23
2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Sumberdaya Perikanan..............................................................
23
3. Tabel pada database ..................................................................................
28
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pemikiran..................................................................................
2
2. The Waterfall Model .................................................................................
9
3. Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) ........................................................
18
4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan..........................
21
5. Diagram blok Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)..............
24
6. Flowchart proses identifikasi famili dan spesies ikan ..............................
25
7. Relasi database aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
27
8. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ........
29
9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan
untuk kebutuhan administrator .................................................................
30
10. Tampilan halaman utama pada aplikasi FISH ..........................................
33
11. Tampilan Menu Identifikasi pada aplikasi FISH ......................................
35
12. Tampilan halaman hasil identifikasi famili Priacanthidae pada aplikasi
FISH ..........................................................................................................
36
13. Tampilan hasil identifikasi spesies Priacanthus tayenus pada aplikasi
FISH ..........................................................................................................
37
14. Menu informasi umum..............................................................................
38
15. Sub menu informasi umum .......................................................................
39
16. Tampilan menu kamus pada aplikasi FISH ..............................................
40
17. Tampilan menu bantuan pada aplikasi FISH ............................................
41
18. Tampilan menu tentang.............................................................................
42
19. Tampilan halaman awal form login (administrator) .................................
43
20. Tampilan menu informasi umum (administrator).....................................
43
21. Tampilan Form Kebiasaan Makanan........................................................
44
22. Tampilan Form Kebiasaan Makanan........................................................
44
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian .................
56
2. Diagram alir identifikasi famili Priacanthidae ...........................................
58
3. Diagram alir identifikasi spesies Priacanthus tayenus ..............................
61
4. Tabel database Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan.........................
62
5. Kode dalam pembuatan program. ..............................................................
67
6. Tabel spesies ..............................................................................................
73
xiii
xiv
DAFTAR ISTILAH
Adminstrator/
Administrator
: Orang yang berperan untuk mengatur segala
proses pengelolaan data yang sudah terpusat.
Algorithmic/Algoritma
: Urutan langkah-langkah logis penyelesaian
masalah yang disusun secara atribut (field)
tersebut.
Atributes/ Tabel
: Karakteristik dari entiti atau relationship, yang
menyediakan penjelasan detail tentang entity atau
relationship tersebut.
Browser
: Perangkat lunak untuk berselancar ke internet.
Bug/Kesalahan
Kesalahan dalam program yang mengakibatkan
jalannya program menjadi kurang baik.
Coding/ Pengkodean
: Menerjemahkan persyaratan logika dari diagram
alur ke dalam suatu bahasa pemrograman baik
huruf, angka, dan simbol yang membentuk
program.
Database/Basisdata
: Sebuah koleksi informasi yang terkomputerisasi
sehubungan dengan topik tertentu.
Database system/Sistem
basis data
: Kumpulan elemen-elemen seperti basis data,
perangkat lunak, perangkat keras, dan manusia
yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
yaitu pengorganisasian data.
Data type/Tipe data
: Jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk
memenuhi kebutuhan dalam pemrograman
komputer.
Entit/Entiti
: Suatu obyek atau konsep yang dibuat modelnya
dalam pembangunan basis data.
Field/Kolom
: Struktur data yang merupakan bagian dari kolom.
File/Arsip
: Kumpulan informasi yang berhubungan dan
tersimpan dalam media yang digunakan untuk
menyimpan data yang diolah oleh komputer.
Flowchart/Diagram alir
: Skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran
(flow) di dalam suatu program secara logika.
xiv
xv
Form
: Lembar untuk menyajikan dan memasukan data
dengan format yang bisa kita atur sendiri.
Hardware/Perangkat keras
: Adalah sebuah alat/benda yang kita bisa lihat,
sentuh, pegang dan memiliki fungsi tertentu.
Homepage/ Halaman muka
: Halaman muka dari sebuah situs web.
HTML
: Tata bahasa yang digunakan dalam dokumen
web.
Identity/Identitas
: Merupakan serangkaian huruf yang merupakan
tanda pengenal untuk masuk dan mengakses tabel
dalam basis data.
Input/Masukan
: Elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem.
Internet
: Sebuah jaringan komputer dalam skala global.
Ke/Kunci
: Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu
entiti secara unik.
Looping/Pengulangan
: Proses pengulangan suatu perintah.
Menu/Menu
: Pilihan yang terdapat didalam suatu layanan yang
dapat kita pilih sesuai dengan pilihan yang kita
inginkan.
Null
: Hasil kueri yang tidak mengeluarkan data.
Online/Terkoneksi
: Terhubung, terkoneksi. Aktif dan siap untuk
operasi; dapat berkomunikasi dengan atau
dikontrol oleh komputer.
Operation system/Sistem
operasi
: Program yang mengaktifkan sistem komputer.
Output/Keluaran
: Perpindahan elemen-elemen yang dihasilkan dari
proses perubahan ke tujuan yang diinginkan.
Primary Key/Kunci Utama
: Field kunci/tama dari suatu tabel yang
menunjukkan bahwa field yang menjadi kunci
tersebut tidak bisa diisi dengan data yang sama.
Process/Proses
: Perubahan atau transformasi input menjadi
output.
Query/Kueri
: Bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap
basis data yang telah distandarkan.
xv
xvi
Record/Baris
: Data yang terangkai berdasarkan susunan
beberapa field, yang merupakan bagian dari baris.
Relationship/Hubungan
: Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih
entiti.
Script/Kode
: Kode pemograman.
Server
: Sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis
layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.
System/Sistem
: Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Software/Perangkat lunak
: Sekumpulan data elektronik yang disimpan dan
diatur oleh komputer, data elektronik yang
disimpan oleh komputer itu dapat berupa
program atau instruksi yang akan menjalankan
suatu perintah.
Table/Tabel
: Sebuah wadah untuk baris-baris informasi
(disebut data). data disimpan dalam kelompok
data yang sejenis.
Tag/Tanda
: Suatu tanda untuk menandakan ada sesuatu
element di html yang kita ingin gunakan.
User/Pengguna
: Pengguna sistem informasi
mengakses sistem infomasi.
Variabel/ Variabel
: Tempat dimana kita dapat mengisi atau
mengosongkan nilainya dan memanggil kembali
apabila dibutuhkan pada suatu program.
Web browser
: Perangkat lunak yang berfungsi menerjemahkan
kode-kode HTML menjadi tampilan yang kita
kehendaki.
Web server
: Perangkat lunak yang bertindak melayani
permintaan-permintaan client terhadap halamanhalaman web tertentu.
Web
: Suatu sistem internet yang memungkinkan siapun
agar bisa menyediakan informasi.
Website/Situs web
: Sebuah lokasi di internet yang memiliki akses ke
semua pengguna internet dan dapat saling
bertukaran
dokumen
dengan
cara
menghubungkan melalui jaringan komunikasi.
xvi
yang
dapat
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di Kabupaten
Pandeglang, Banten. Aktivitas perikanan di Labuan tergolong cukup tinggi. Jumlah
tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten
berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Jumlah
tangkapan yang cukup tinggi diikuti dengan beragamnya jenis ikan di perairan
Labuan, Banten.
Nelson (1994) in Peristiwady (2006) menjelaskan bahwa sampai saat ini kita
masih dapat menemukan kurang lebih 24000 jenis ikan yang terdiri dari 482 famili
dan 57 ordo. Bahkan beberapa jenis di antaranya diperkirakan sudah atau hampir
punah. Di sisi lain masih banyak ditemukan jenis-jenis baru yang belum pernah
dilaporkan. Para ahli memperkirakan sekitar 400-600 jenis ikan lainnya dari wilayah
Indonesia
masih
ada
tetapi
belum
ditemukan
dan
dideskripsikan
(www.biologi.lipi.go.id).
Kemajuan teknologi informasi kurang berdampak pada sistem informasi
perikanan yang mencakup sistem basis data dalam penyimpanan data ataupun sistem
informasi identifikasi ikan. Identifikasi ikan masih dilakukan dengan cara yang
sederhana yaitu dengan menggunakan buku identifikasi. Proses pendataan,
pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Termasuk
menggunakan data untuk kegiatan perencanaan dan pengelolaan perikanan. Data
yang tertata baik akan memudahkan proses perencanaan dan pengelolaan perikanan.
Pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik perlu dilakukan untuk
mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut. Perkembangan teknologi informasi
sangat cepat dan berperan hampir di setiap bidang perkerjaan termasuk bidang
perikanan. Kemajuan teknologi informasi belum menyertai pada perencanaan
pengelolaan perikanan secara merata. Khususnya dalam informasi kebutuhan sistem
informasi sangat diperlukan setiap saat. Beberapa jenis pendataan informasi
bioekonomi, biologi, dinamika populasi untuk tiap spesies ikan belum tertata degan
baik. Atas pertimbangan diatas perlu dibangun sistem informasi yang akan mampu
menampilkan informasi sumberdaya ikan. Sistem informasi yang dibangun tersebut
1
2
meliputi informasi taksonomi, biologi, dinamika populasi dengan berbasis mobile
web.
1.2
Perumusan masalah
Melimpahnya sumberdaya perikanan meningkatkan tangkapan multi jenis
tetapi pencatatan jenis tangkapan belum tertata baik sehingga informasi jenis ikan
belum tepat. Untuk itu diperlukan penyajian informasi jenis ikan yang tepat.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi belum berdampak nyata pada sistem
perikanan karena kemudahan dalam mengakses informasi jenis ikan masih sulit
dicari sehingga dibutuhkan sistem informasi berbasis teknologi mobile web.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka diperlukannya sistem informasi perikanan yang
dapat menyajikan jenis ikan dan informasi sumberdaya ikan berbasis mobile web.
Gambar 1 merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Gambar 1. Kerangka pemikiran
2
3
1.3
Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
1. Membangun sebuah aplikasi sistem informasi sumberdaya ikan dari
famili Priacanthidae dan spesies Priacanthus tayenus di perairan Banten
yang berbasis mobile web.
2. Membangun tampilan untuk identifikasi ikan dari famili Priacanthidae
dan spesies Priacanthus tayenus.
3. Membangun sistem penyimpanan data dan tampilan identifikasi ikan
untuk studi kasus ikan swanggi.
1.4
Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diharapkan diantanranya adalah:
1. Metode identifikasi ikan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat.
2. Identifikasi ikan dengan menggunakan mobile web ini berguna bagi ilmu
pegetahuan dan
dapat digunakan oleh akademisi (peneliti) dan
masyarakat.
3. Informasi yang tersimpan dalam aplikasi ini dapat digunakan sebagai
acuan dalam pengelolaan perikanan selanjutnya.
4. Memudahkan pengguna dalam mengakses informasi taksonomi, biologi,
dan dinamika populasi, kebiasaan makan, dan bioekonomi ikan.
3
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sumberdaya perikanan
Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita
menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu: (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah
barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam
mengalir contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya
alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal
1987 in Ruslan 2005). Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam
yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan
tumbuh kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Apabila tidak
dieksploitasi, jumlahnya tidak akan bertambah di atas batas maksimum. Sifatnya
dapat diperbaharui tetapi juga punya batas. Apabila eksploitasi melebihi batas
maksimum,
perkembangan
dan
pertumbuhan
akan
terganggu
dan
akan
mengakibatkan kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen
yang bijaksana (Ruslan 2005).
Sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai bagian dari sumberdaya alam,
dieksploitsi oleh berbagai aktifitas manusia mulai di kawasan darat, pantai dan
kawasan pesisir (coastal) serta lautan (oceanic). Kegiatan pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan mendominasi sebagian besar masyarakat pesisir sebagai
sumber kehidupannya (Muzakir 2008).
2.2
Sistem informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data yang
diolah melalui satu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima
informasi untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Kualitas
informasi tergantung tiga hal yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada
waktunya (timeliness), dan relevan (relevance) (Jogiyanto 1995).
4
5
Sumber informasi adalah data yang merupakan bentuk yang masih mentah
sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model khusus untuk menghasilkan
informasi. Sistem informasi yaitu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang
ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi
rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi
untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010).
2.3
Sistem basis data
Menurut Fathansyah (2004), komponen-komponen utama sistem basis data
adalah sebagai berikut:
a. Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras (hardware) dapat berupa komputer, memori sekunder yang
on-line (harddisk), memori sekunder yang off-line (removable disk) untuk
menduplikasi data dan media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).
b. Sistem operasi
Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer,
mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasioperasi dasar dalam komputer. Sistem operasi yang banyak digunakan misalnya
MS-DOS dan MS-Windows 95.
c. Basis data
Menurut Fathansyah (2004), basis (base) dapat diartikan sebagai markas atau
gudang. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Basis data
adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip. Tujuan utamanya
adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip.
Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif)
5
6
seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpan, keakuratan,
ketersediaan, kelengkapan dan keamanan.
d. Sistem pengelola basis data (Database Management System/DBMS)
Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara
langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (software) yang khusus.
Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan mementukan bagaimana data
diorganisasikan, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak (software)
yang termasuk DBMS misalnya MS. Access dan Ms. SQL.
e. Pemakai (user)
Ada beberapa tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan
berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem yaitu programmer aplikasi,
user mahir, user umum, user khusus.
f. Aplikasi perangkat lunak
Aplikasi lain ini bersifat opsional tergantung kebutuhan. Program ini ada
yang sudah disediakan bersama dengan DBMS nya, ada juga yang harus dibuat
sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus (development tools).
2.4
Relasi data
Menurut Fathayansah (2004), relasi menunjukan adanya hubungan di antara
sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Entitas (entity)
adalah individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu
yang lain. Pada model relasional, basis data akan disebar (dipilah-pilah) kedalam
berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang
disebut dengan baris data (row atau record) dan lajur vertikal yang biasa disebut
kolom (columm atau field). Bagian-bagian dalam database (Kuswardani 2007)
diantaranya adalah:
1.Tabel
Tabel merupakan sekumpulan data yang tertentu misalnya tabel yang berisi
data tangkapan ikan. Di dalam tabel terdapat record dan field yang merupakan
bagian dari tabel.
6
7
2. Field
Field adalah kolom dalam tabel, dan merupakan bagian dari record. Pada
satu record terdapat bermacam-macam field, dan satu field mewakili satu bagian
dari data pada tabel.
3. Record
Baris atau record sebuah tabel berisi data-data setiap kolom tabel tersebut.
Secara umum, record merupakan bagian dari data. Satu buah record mewakili satu
buah data yang utuh.
Menurut Kuswardani (2007), relasi tabel merupakan hubungan antara tabeltabel yang berada pada database. Relasi dibangun jika memiliki kesamaan field pada
tabel. Sehingga diperlukan primary key untuk mencegah pengisian data yang
berulang dan foreign key sebagai field yang menghubungkan ke field yang sama
pada tabel lain. Relasi pada tabel mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah relasi
one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung
banyak data pada tabel B), relasi many to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa
tabel A mempunyai banyak record yang cocok dengan tabel B, begitu juga
sebaliknya), dan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A
memiliki satu record yang cocok dengan satu record pada tabel B).
2.5
MySQL
MySQL
merupakan sistem software manajemen basis data yang sangat
popular di kalangan pemograman web terutama dilingkungan Linux dengan
menggunakan kode pemograman PHP dan Perl. MySQL dan Hypertext
Preprocessorr (PHP) dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi
berbasis web yang ideal (Sidik 2003).
2.6
PHP
PHP (Hypertext Preprocessorr) adalah bahasa pemrograman scripting sisi
server, bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan
dokumen HTML (Sidik 2003). Kode program PHP menyatu dengan tag-tag HTML
7
8
dalam satu file. Beberapa keuntungan menggunakan PHP adalah waktu eksekusi
lebih cepat, akses database yang lebih fleksibel dan tingkat keamanan lebih tinggi.
Menurut Aziz (2001), PHP mengenal lima tipe data, yaitu integer, floating
point, string, arrays, dan objects. Variabel dinyatakan dengan tanda $ di belakang
nama variabel. Nama variabel dapat terdiri atas angka, huruf dan underscore.
Penamaan variabel bersifat case sensitive artinya penggunaan huruf kecil dan huruf
besar dibedakan. Statement berfungsi sebagai rangka dari badan program. Aliran
program diatur dengan statement-statement struktur kontrol. PHP mengenal dua
jenis statement kontrol, yaitu statement kondisional dan loop. Fungsi adalah
sekumpulan perintah operasi program yang dapat menerima argumen input dan
dapat memberikan hasil output yang dapat berupa sebuah nilai ataupun sebuah hasil
operasi. Secara umum akses database dalam PHP melalui tiga tahapan yaitu koneksi
ke database (persiapan), permintaan data atau kueri (operasi) dan pemutusan
koneksi.
2.7
Internet
Internet merupakan kependekan dari interconnection networking, biasa
diartikan sebagai sebuah jaringan komputer dalam skala global (Febrian 2003).
Penyebaran informasi di internet biasanya dalam bentuk halaman website, dan
dibuat dengan format HTML (HyperText Markup Language). HTML merupakan tata
penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen ini mempunyai
kemampuan menampilkan gambar, suara, teks, maupun penyediaan link terhadap
halaman web. Software yang bekerja mengolah informasi yang didapatkan dan
kemudian menampilkannya di komputer disebut browser.
2.8
Pengembangan sistem
Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada (Jogiyanto 1995). Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang
telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak.
Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem
yang disebut System Development Life Cycle (SDLC). Model siklus hidup (life cycle
8
9
model) adalah model utama dan dasar dari banyak model (Mulyanto 2008). Salah
satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa perangkat lunak adalah The
Waterfall Model. Ada lima tahapan utama dalam The Waterfall Model seperti
terdapat pada Gambar 2. Disebut waterfall (air terjun) karena diagram tahapan
prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat.
Tahap analisis sistem adalah identifikasi masalah, tahap ini yang sangat kritis
karena kesalahan tahap ini merupakan proses yang menyebabkan juga kesalahan
pada tahap selanjutnya. Tahap rancangan sistem dapat diartikan sebagai tahap
setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan fungsional, persiapan untuk
rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk.
Tahap implementasi program termasuk dalam kegiatan menulis kode program
dengan menggunakan bahasa pemrograman (Jogiyanto, 1999). Pemasukan data pada
tahap implementasi dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap
komputer tidak tersambung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap
komputer langsung terhubung ke internet) (Dinamika 2003).
Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah
atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi
kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan
dikembangkan merupakan solusi yang layak melakukan pengujian, pelatihan dan
perpindahan ke sistem baru. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika
sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses,
evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).
Gambar 2. The Waterfall Model
Sumber: Mulyanto (2008)
9
10
2.9
Peran informasi dalam pengelolaan perikanan
Pengelolaan perikanan menurut FAO (1997) in Widodo (2008), merupakan
proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,
konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturanaturan main di bidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan
produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Berdasarkan
pengertian ini menurut Widodo (2008), bahwa pengelolaan perikanan membutuhkan
(1) bukti-bukti ilmiah terbaik, (2) proses diskusi melalui konsultasi dengan
pemangku kepentingan (stakeholder) dan (3) penetapan berbagai tujuan dan strategi
pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi
aturan mainnya. Secara sederhana kebutuhan informasi untuk pengelolaan perikanan
menurut Widodo (2008) adalah informasi teknis, informasi biologi, informasi
ekonomi, informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial. Pengelolaan
perikanan ke depan perlu diupayakan ke arah pendekatan yang bersifat multidisiplin
dengan mengoptimalkan pemanfaatan ilmu pengetahauan yang ada seperti
oseanografi, biologi perikanan, sosial ekonomi, hukum dan teknologi informasi.
Menurut Tangke (2010), tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di
Indonesia adalah lemahnya sistem basisdata dan sistem informasi perikanan yang
berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat
mengakibatkan salah perencanaan yang berakibat pada kegagalan usaha. Tantangan
lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena untuk membangun suatu sistem
informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menguasai
teknologi sistem informasi serta mengoperasikannya.
Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah
keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan
pengelolaan sumberdaya perikanan. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang
menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih
dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya sering
terjadi perbedaan data dan informasi perikanan. Pengembangan data dan informasi
sebagai bahan perencanaan pembangunan perikanan haruslah mengintegrasikan
data-data lainnya seperti aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Sehubungan dengan
10
11
sifat yang dinamis dan kompleksitas dari sumberdaya perikanan, maka ketersediaan
data yang akurat dan terprecaya menjadi penting (Tangke 2010).
Menurut Sari (2000), semakin mudah informasi tersebut dapat diakses, data
yang disajikan akurat dan tepat waktu serta relevan terhadap kebutuhan para
pengguna maka akan semakin tinggi nilai informasi tersebut. Sistem informasi yang
dihasilkan dapat mendukung pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data serta
keputusan yang akan dikeluarkan. Selain itu sistem informasi tersebut dapat
menggambarkan keadaan mengenai perikanan pada suatu daerah. Dengan demikian
dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sistem tanpa harus melakukan
pengamatan secara langsung.
Undang-undang 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data
dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi
menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan
kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk
perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp .sulteng.go.id).
11
12
3. METODOLOGI
3.1
Rancangan penelitian
Penelitian ini didominasi oleh penyusunan pemrograman sistem informasi
untuk sumberdaya ikan berbasis mobile web. Penelitian ini meliputi pengambilan
data dari pihak-pihak yang terkait, perancangan, pembuatan basis data dan
pemrograman sistem informasi.
3.2
Tempat dan waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan
September 2011 hingga Juni 2012.
3.3
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak (Lampiran 1). Perangkat keras yang digunakan berupa
laptop RAM 1 GB, Harddisk 160 GB. Perangkat lunak yang digunakan dalam
pembuatan aplikasi ini adalah:
a. Windows 7 Professional sebagai sistem operasi.
b. Aplikasi:

MySQL 5.5.8, sebagai perangkat lunak server basisdata.

Apache, sebagai web server.

Xammp 2.5, penyedia paket instaler .

Mozilla Fire fox 1.5, sebagai perangkat lunak penjelajah internet.

Notepad++, sebagai media dalam pengkodean.

PhpMyAdmin 3.3.9, sebagai editing query.
c. Bahasa pemrograman:

PHP 5.3.5 dan HTML sebagai bahasa pemrograman.

CSS dan Java script, sebagai bahasa pemrograman dalam desain.
12
13
3.4
Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diambil dan dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu buku FAO (1999 dan 2001),
Peristiwady (2006) serta penelitian ikan swanggi oleh Ballerena (2012), Adilaviana
(2012), Rifai (2012), dan Wulandari (2012). Data yang dikumpulkan, meliputi:
1. Kunci identifikasi sumberdaya ikan. Data ciri-ciri khusus tiap spesies ikan
swanggi.
2. Informasi mengenai stok ikan, biologi reproduksi ikan, kebiasaan makan
ikan, dan status sosial ekonomi dari ikan swanggi.
3. Gambar ikan raja gantang.
3.5
Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan
Tahapan penelitian ini dilakukan menurut prosedur yang dikenal sebagai
siklus pengembangan sistem dengan The Waterfall Model (Mulyanto 2008). Siklus
pengembangan sistem merupakan tahapan-tahapan umum dalam pembuatan suatu
perancangan perangkat lunak. Siklus pengembangan sistem dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Tahap investigasi
Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah
atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu
dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan
merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008).
b. Tahap analisa kebutuhan
Perangkat lunak ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi penggunanya,
oleh karena itu sebelum dirancang perlu diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan
para pengguna tersebut. Pada analisis kebutuhan ini yang dibutuhkan adalah
pembuatan basis data, data dalam sistem informasi ini menggunakan format MySQL
sebagai basis data. File ini berfungsi untuk menyimpan tabel-tabel yang berisi data.
Basis data berisi data ciri-ciri morfologi ikan swanggi, serta nama-nama genus dan
spesiesnya, data biologi, stok, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan biologi
ekonomi perikanan.
13
14
c. Tahap perancangan
Setelah semua kebutuhan diketahui maka pada tahap ini dilakukan
perancangan program yang akan diperlukan. Berbagai proses dirancang sedemikian
rupa agar user dapat menggunakan aplikasi FISH. Pada perancangan program FISH
dilakukan perancangan database dan perancangan perangkat lunak (pengkodean
program). Perancangan database diperlukan untuk penyimpanan data pada aplikasi
ini. Perancangan database menggunakan database server MySQL dengan editing
query PHPMyAdmin. Pada perancangan perangkat lunak yaitu menentukan
komponen-komponen perangkat lunak (masukan, proses, dan keluaran), proses
perancangan terdiri atas:

Masukan
Masukan bertujuan untuk menyediakan fasilitas untuk memasukkan data. Disain
data pada perangkat lunak ini terdiri atas:
1. Input data identifikasi yang berupa ciri-ciri morfologi tiap-tiap spesies
ikan.
2. Input data stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan dan biologi
ekonomi perikanan ikan swanggi.
3. Input data gambar spesies-spesies ikan.

Proses
Proses yang terjadi pada sistem ini adalah proses dalam mendapatkan jenis spesies
ikan dan tampilan informasi sumberdaya ikan. Proses ini dapat diselesaikan dengan
algoritma dan digambarkan dengan flowchart. Sebagian besar proses yang terjadi
adalah kueri yaitu permintaan atau pencarian data tertentu pada suatu basis data.

Keluaran
Keluaran bertujuan untuk menampilkan informasi sesuai kebutuhan pemakai.
Desain informasi terdiri atas:
1. Hasil proses identifikasi berupa nama spesies yang teridentifikasi.
2. Informasi stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan
bieokonomi perikanan spesies yang teridentifikas.
3. Gambar spesies ikan yang telah berhasil teridentifikasi.
14
15
d. Tahap implementasi dan uji coba
Rancangan program yang telah dibuat diimplementasikan ke dalam program
komputer dengan menggunakan bahasa pemograman. Bahasa pemograman yang
digunakan adalah PHP dan HTML. Setelah perangkat lunak selesai dibuat dilakukan
pengujian kemampuannya untuk menghasilkan informasi yang akurat. Tahap uji
coba dengan menggunakan uji kotak hitam (black box testing) (Khan 2010).
Melakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat dengan menggunakan
data yang diperoleh dari lapangan berupa contoh spesies ikan di Banten yang ingin
diidentifikasi. Informasi yang dimasukkan tersebut sesuai atau tidak dengan
informasi yang ada sebenarnya.
e. Tahap perawatan
Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah
dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan
(perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).
15
16
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Kondisi perairan Banten
Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten
Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Posisi Geografis Provinsi
Banten berada antara 5o7'50"– 7o1'11" LS dan 105o1'11" – 106o'7’12" BT, dengan
luas wilayah 9.160,70 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Pandeglang dengan
luas 3.746,90 Km2 dan wilayah terkecil adalah Kota Tangerang dengan luas 164,21
Km2. Di bagian Utara, wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas
sebelah Barat adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas
sebelah Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Oleh karena dikelilingi oleh laut, maka
Provinsi Banten memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu
berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (Fadlian 2010).
Secara administrasi, Labuan merupakan salah satu kota kecamatan di
Kabupaten Pandeglang yang di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serang,
ditimur dengan Kecamatan Jiput, di sebelah selatan dengan Kecamatan Pagelaran
dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan selat Sunda. Selain wisata pantai,
Labuan juga dikenal dengan kegiatan perikanannya, bahkan sebagai sentra bagi
kegiatan perikanan laut di pesisir barat Provinsi Banten. Dengan ditetapkannya
Labuan sebagai sentra perikanan laut perlu dibangun sarana penunjang untuk
kegiatan perikanan seperti zona pelabuhan yang terdiri dermaga, TPI, depot es dan
SPBM. Zona bisnis dan usaha terdiri atas pusat bisnis, restoran, perbankan dan
perkantoran. Zona permukiman terdiri fasilitas umum, sosial dan utilias umum
(Fadlian 2010).
4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan
PPP Labuan secara administratif terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan,
Kabupaten Pandeglang. PPP Labuan memilik batas administratif, di sebelah barat
berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Labuan dan
Desa Cigondang, sebelah utara berbatasan dengan Desa Caringin dan sebelah timur
16
17
berbatasan dengan Desa Banyumekar (Kartika 2007 in Wulandari 2012). Posisi PPP
Labuan berada pada wilayah perairan Selat Sunda yang merupakan Alur Laut
Kepulauan Indonesia 1 (ALKI-1). Lokasi PPP Labuan berada pada titik koordinat
06°24’30’’LS dan 105°49’15’’BT (Irhamni 2009 in Wulandari 2012).
PPP Labuan terdiri dari PPP 1 dan PPI 3 yang berada di muara sungai
Cipunteun, serta PPP 2 berada di tepi pantai terbuka. Jenis kapal motor yang
dioperasikan di PPP 1 dan PPP 3 berukuran 0-5 GT dan 5-10 GT yang merupakan
pelabuhan bagi armada kapal obor, rampus, dan cantrang, sementara kapal motor
yang dioperasikan di PPP 2 berukuran lebih dari 10 GT karena merupakan
pelabuhan bagi armada kapal purse seine (Wulandari 2012).
Nelayan Labuan biasa melakukan operasi penangkapan sepanjang tahun baik
musim barat maupun musim peralihan. Kondisi daerah penangkapan yang terhalang
oleh pulau-pulau kecil (contohnya Pulau Rakata) membantu nelayan melakukan
operasi penangkapan karena terlindung dari pengaruh gelombang (Kartika 2007 in
Wulandari 2012). Pada tahun 2008, jumlah nelayan terbanyak di PPP Labuan adalah
2284 atau sekitar 42.68% dari total keseluruhan jumlah nelayan di Kabupaten
Pandeglang (Irhamni 2009 in Wulandari 2012).
4.1.3 Sumberdaya ikan swanggi Priacanthus tayenus
a.
Klasifikasi ikan swanggi
Menurut Richardson (1846) taksonomi ikan swanggi (Gambar 3) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Famili
: Priacanthidae
Genus
: Priacanthus
Spesies
: Priacanthus tayenus
Nama FAO
: Purple-spotted bigeye
Nama Lokal : Ikan Swanggi, Ikan Raja Gantang, Ikan Mata Goyang, Ikan Mata
Besar
17
18
Gambar 3. Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus)
b.
Karakter biologi
Ikan Swanggi memiliki badan agak tinggi, agak memanjang, dan tipis secara
lateral. Profil anterior sedikit asimetrik, ujung rahang bawah biasanya sedikit di atas
tingkat garis tengah yang menonjol tubuh. Gigi kecil terdapat pada dentaries, vomer,
palatines, dan premaxillaries. Spesies yang lebih kecil kemungkinan memiliki
panjang total maksimum 29 cm (FAO 1999).
Tulang belakang pada sudut preoperkulum berkembang dengan baik. Jumlah
tulang saring insang pada lengkung insang pertama 21 sampai 24. Duri sirip
punggung dengan X dan 11 sampai 13 jari lemah. Duri sirip dengan III dan 12-14
jari lemah. Sirip ekor truncate biasanya terdapat pada spesimen yang lebih kecil,
tetapi menjadi lunate pada beberapa (mungkin jantan) tapi tidak semua terdapat pada
spesimen lebih besar. Jari sirip dada 17-19. Sisik-sisik menutupi terutama bagian
badan, kepala, dan dasar sirip kaudal (FAO 1999).
Sisik-sisik termodifikasi, sisik-sisik pada bagian tengah lateral dengan
bagian posterior atas hilang dan sedikit duri kecil pada spesimen yang lebih besar.
Sisik-sisik pada seri lateral 56 sampai 73, sisik-sisik linear lateralis berpori 51
sampai 67. Sisik pada baris vertikal (dari awal sirip dorsal sampai anus) 40 sampai
50. Swimbladder dengan penampang anterior dan posterior, bentuk terkait dengan
18
19
lubang yang termodifikasi dalam tengkorak. Warna tubuh, kepala, dan iris mata
adalah merah muda kemerah-merahan atau putih keperak-perakan dengan merah
muda kebiruan, sirip berwarna kemerah mudaan, sirip perut mempunyai
karakteristik bintik kecil ungu kehitam-hitaman dalam membran dengan 1 atau 2
titik lebih besar di dekat perut (FAO 1999).
c.
Distribusi
Ikan swanggi tinggal di perairan pantai di antara bebatuan karang dan
terkadang di area yang lebih terbuka pada kedalaman kurang lebih 20 sampai 200 m.
Kumpulan ikan dewasa sering tertangkap oleh perikanan trawl pada waktu yang
sama dan relatif secara berkala di Laut Cina Selatan dan Andaman. Distribusi ikan
ini meliputi wilayah pesisir utara Samudera Hindia dari Teluk Persia bagian Timur
dan wilayah Pasifik Barat dari Australia bagian Utara dan Pulau Solomon bagian
utara sampai Provinsi Taiwan di China (FAO 1999).
d.
Alat tangkap
Salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan swanggi
adalah cantrang. Cantrang dapat diklasifikasikan menurut cara pengoperasiannya,
bentuk konstruksi serta fungsinya, mempunyai banyak kemiripan dengan pukat
harimau. Pengoperasiannya dilakukan dengan melingkarkan tali slambar dan jaring
pada dasaran yang dituju. Cantrang terdiri dari (1) kantong (codend); bagian tempat
berkumpulnya hasil tangkapan yang pada ujungnya diikat dengan tali hasil
tangkapan tidak lolos. (2) Badan; bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara
kantong dan kaki jaring, terdiri dari bagian kecil–kecil dengan ukuran mata jaring
yang berbeda–beda. (3) Kaki (sayap); terbentang dari badan hingga slambar yang
berguna sebagai penghalang ikan masuk ke dalam kantong. (4) Mulut; pada bagian
atas jaring relatif sama panjang dengan bagian bawah. Alat tangkap cantrang
dioperasikan dengan kapal berukuran 8,5 – 11 m x 1,5 – 2,5 m x 1 – 1,5 m dengan
kekuatan mesin 18 – 27 PK (Budiman 2006 in Wulandari 2012).
e.
Reproduksi
Pola pertumbuhan ikan swanggi yang berada di perairan Selat Sunda bersifat
allometrik negatif, yang artinya pertumbuhan panjang lebih dominan daripada
pertumbuhan bobot. Faktor kondisi ikan swanggi setiap bulannya berfluktuasi setiap
19
20
bulannya. Ikan swanggi betina memiliki kisaran faktor kondisi 0.8684-1.1442 dan
ikan swanggi jantan berkisar pada 0.7150-1.2395. Berdasarkan rasio kelamin
didapat hasil yang tidak ideal dengan perbandingan 1:1.052 yang artinya ikan betina
lebih dominan tertangkap dibandingkan ikan swanggi jantan. Musim pemijahan ikan
swanggi terjadi hampir setiap bulan yaitu Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan
Oktober. Ukuran ikan swanggi betina dan jantan matang gonad pertama kali adalah
sama yaitu terdapat pada selang ukuran panjang 124-142 mm. Sedangkan
berdasarkan analisis teoritis ukuran matang gonad ikan swanggi betina berukuran
211 mm dan ikan swanggi jantan 268 mm. Fekunditas berkisar pada 10678-835805
butir. Pemijahan ikan swanggi secara sebagian atau bertahap (Ballerena 2012).
Ikan swanggi (P. tayenus) di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP
Labuan memiliki 3 kelompok umur dan panjang ikan tersebar antara 100 – 292 mm.
Ikan ini memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b sebesar 3,3525.
Nilai parameter pertumbuhan model von Bertalanffy (K, L∞, t0) berturut-turut adalah
346,40; 0,17 dan 0,52. Berdasarkan analisis mortalitas dan model poduksi surplus
didapat nilai mortalitas total (Z) 0,39; mortalitas alami (M) 0,23; mortalitas
penangkapan (F) 0,16; eksploitasi (E) 0,42. Upaya penangkapan optimum (Fmsy)
sebesar 587 trip penangkapan per tahun dengan jumlah tangkapan maksimum lestari
(MSY) sebesar 17.200,86 kg ikan/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan
(TAC) sebesar 13.760,69 kg ikan /tahun. (Adilaviana 2012).
f.
Kebiasaan makanan
Berdasarkan hasil analisis isi perut ikan swanggi menunjukkan bahwa
udang-udangan merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan sekunder atau
pelengkap, dan rajungan, crustacea lain, gastropoda, chepalopod serta bivalvia
merupakan makanan insidental atau tambahan dari ikan swanggi. Ikan swanggi
jantan memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada ikan swanggi betina
dan ikan berukuran besar memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada
ikan berukuran kecil. Nilai tumpang tindih relung makanan menunjukkan bahwa
semakin jauh perbedaan ukuran panjang tubuh ikan swanggi maka tumpang tindih
makanannya akan semakin kecil (Rifai 2012).
20
21
g.
Bioekonomi
Musim penangkapan ikan swanggi pada periode 2001-2007 terdapat pada
awal musim peralihan I, awal dan akhir musim timur, awal musim peraihan II, dan
akhir musim barat. Sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat pada pertengahan
hingga akhir musim peralihan I, awal musim timur, akhir musim peralihan II, dan
awal musim barat. Daerah penangkapan ikan swanggi di Selat Sunda pada musim
timur yaitu Carita, perjalanan menuju Sumur, dan 15-35 km ke arah P. Rakata. Pada
musim peralihan II dan musim barat nelayan lebih banyak melakukan penangkapan
di Teluk Labuan, Tg. Lesung, Sumur, dan P. Panaitan. Nilai parameter stok ikan
swanggi (K, q, dan r) masing-masing sebesar 177311 kg/tahun, 0.02 kg/trip, dan
2.15 kg/tahun. Status pemanfaatan ikan swanggi di Selat Sunda sudah mengalami
biological overfishing dan economical overfishing (Wulandari 2012).
h.
Kondisi perikanan ikan swanggi di PPP Labuan
PPP Labuan sebagai pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten
Pandeglang, disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar
Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Ikan swanggi
merupakan hasil tangkapan dominan kelima di Labuan (8.25%) setelah ikan kue
(24.70%), kurisi (23.43%), kuniran (23.04%), dan kapasan (13.70%) (Gambar 4).
6.89%
8.25%
24.70%
13.70%
23.04% 23.43%
Kue
Kurisi
Kuniran
Kapasan
Swanggi
Jolod
Gambar 4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan
Sumber: Wulandari 2012 (olah data harian PPP Labuan tahun 2011)
Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah Priacanthus tayenus. Daerah
penangkapan ikan swanggi meliputi pulau-pulau kecil (P. Liwungan, P. Sebesi, P.
Panaitan, P. Papole), Carita, Sumur, Tanjung Alang-alang, Tanjung Lesung, dan 1521
22
35 km arah Barat Laut dari Labuan dengan waktu tempuh 2-3 jam. Penangkapan
ikan swanggi menggunakan alat tangkap jaring cantrang yang dioperasikan dengan
menggunakan kapal motor berukuran 6-24 GT dan alat tangkap jaring rampus yang
dioperasikan dengan menggunakan kapal motor berukuran 2-6 GT. Jenis tangkapan
yang dihasilkan alat tangkap tersebut diantaranya ikan swanggi, pepetek, kurisi,
kuniran, kapasan (Wulandari 2012).
4.1.4 Pengembangan sistem
Sistem informasi perikanan yang telah dibangun merupakan aplikasi
perangkat lunak dengan basis sistem operasi mobile website dengan menggunakan
bahasa pemograman Hypertext Preprocessor (PHP), database server MySQL
dengan tools PHPMyAdmin. Tahap dalam pengembangan sistem informasi
sumberdaya perikanan mengacu pada The Waterfall Model menurut Mulyanto
(2008) yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap
perancangan, tahap implementasi dan uji coba, serta tahap perawatan.
1. Tahap investigasi
Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah
atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu
dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan
merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008). Tahap ini juga mengidentifikasi
sistem yang telah ada dan sistem baru yang akan dikembangkan. Sistem yang telah
ada adalah sistem identifikasi ikan yang masih menggunakan buku identifikasi dan
buku informasi sumberdaya ikan, dan sistem yang akan dikembangkan adalah
terkomputerisasi serta berbasis mobile web.
2. Tahap analisa kebutuhan
Sistem ini bertujuan untuk menampilkan langkah-langkah identifikasi ikan
serta menampilkan informasi deskripsi ikan, kondisi perairan pengambilan contoh,
aspek pengkajian stok ikan, aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan, dan aspek
bioekonomi. Data yang dibutuhkan berasal dari data hasil penelitian ikan di Banten,
data identifikasi ikan diperoleh dari buku FAO (Food and Agriculture Organization)
Species Identification Guide For Fishery Purpose) (1999 dan 2001) dan buku ikan22
23
ikan laut ekonomis penting di Indonesia oleh Peristiwady (2006). Analisa kebutuhan
dari aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
Kebutuhan Pengguna (user)
Identifikasi Ikan
Informasi Ikan












Langkah-langkah identifikasi suku
Langkah-langkah identifikasi spesies
Spesies ikan
Istilah umum
Istilah teknis
Kebutuhan Pengguna (user)
Informasi deskripsi ikan
Infomasi aspek pengkajian stok ikan
Informasi aspek reproduksi
Informasi aspek kebiasaan makanan
Informasi aspek bioekonomi
Informasi studi pustaka
Analisis langkah-langkah identifikasi famili diperlukan untuk mendapatkan
jenis famili ikan yang akan diidentifikasi. Analisis langkah-langkah identifikasi
spesies diperlukan untuk mendapatkan spesies ikan. Setelah pengguna mengetahui
jenis ikan yang telah diidentifikasi maka pengguna dapat mencari informasi
selanjutnya yang telah disediakan dalam aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya
Perikanan pada menu informasi umum. Kebutuhan informasi akan morfologi,
meristik, habitat, distribusi, alat tangkap, aspek pengkajian stok ikan, aspek
reproduksi, aspek kebiasaan makanan dan aspek bioekonomi, kondisi perairan, dan
kondisi perikanan dari ikan telah disediakan pada aplikasi ini. Komponen-komponen
dalam sistem informasi identifikasi ikan sesuai dengan kebutuhan dari masingmasing pelaku sistem terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Sumberdaya Perikanan.
Pelaku Sistem
User
Administrator
Kebutuhan Pelaku Sistem
Mempermudahkan penyimpanan dan
menampilkan data
Dinas Perikanan
 Pengambilan keputusan
Pengguna data dan informasi
Kemudahan memperoleh data dan
(akademisi,
peneliti
atau
informasi sesuai dengan kebutuhan
pemerintah)
 Pengambilan keputusan
Staf ahli dinas perikanan/instansi
 Form informasi perikanan
23
24
3.
Tahap perancangan sistem
a.
Diagram blok
Cara kerja Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dapat dijelaskan
dengan menggunakan diagram blok yang terdapat pada Gambar 5. Komponenkomponen yang terlibat di dalam sistem terdiri dari lima macam, yaitu:
1. Administrator, berperan untuk mengatur segala proses pengelolaan data yang
sudah terpusat. Administrator dapat melakukan penambahan, penghapusan,
perubahan dan penyimpanan data. Kemudian sistem akan menyimpan data
tersebut ke dalam database yang dapat dipergunakan oleh user menjadi sebuah
informasi.
2. User, merupakan pengguna dapat mengakses FISH untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan yang berasal dari database yang sudah dibangun.
3. Database, merupakan gudang data tempat terakhir data disimpan. Dalam
database dilakukan pembagian data berdasarkan kelompok-kelompok data yang
sejenis sehingga data tidak bercampur dan tersusun dengan baik.
4. Informasi, merupakan data yang terdapat dalam FISH sesuai dengan kebutuhan
user.
5. FISH, dirancang agar dapat menerima data masukan dari administrator dan
kemudian menyimpannya ke dalam database. FISH juga dirancang agar dapat
menerima permintaan tertentu yang dilakukan oleh user untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkannya yang berasal dari database.
Gambar 5. Diagram blok Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
24
25
b. Diagram alir data
Mendapatkan famili ikan dan spesies ikan yang sesuai dan cepat merupakan
pemecahan masalah yang diharapkan dalam proses identifikasi famili dan spesies.
Pada tahap ini pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan algoritma.
Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Algoritma
dibutuhkan untuk memerintah komputer mengambil langkah-langkah tertentu dalam
menyelesaikan masalah. Gambar 6 merupakan diagram alir (flowchart) proses dalam
identifikasi famili dan spesies ikan.
Keterangan:
Gambar 6. Flowchart proses identifikasi famili dan spesies ikan
25
26
Pada saat pertama kali program dijalankan pengguna akan ditampilkan dua
pertanyaan. Pengguna harus memilih salah satu dari pertanyaan, setelah itu
pengguna memilih semua pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sampai spesies yang
dimaksud ditemukan. Jika hasil yang didapatkan tidak sesuai maka pengguna dapat
kembali ke pertanyaan awal inilah yang disebut pernyataan (statement) pengulangan
pertanyaan (looping question). Kotak yang berwarna abu-abu pada Gambar 6
merupakan daerah pengulangan pertanyaan.
Algoritma aplikasi FISH dapat digambarkan dengan diagram alir
(flowchart). Diagram alir untuk mendapatkan famili Priacanthidae terdapat pada
Lampiran 2. Diagram alir untuk mendapatkan mendapatkan spesies Priacanthus
tayenus terdapat pada Lampiran 3.
c.
Pengolahan basis data
Pada tahap desain database dapat digambarkan melalui Entity Relation
Diagram (Gambar 7). Pembuatan disain database sesuai dengan analisis kebutuhan
sistem yang telah ditentukan. Penyusunan tabel yang dibutuhkan untuk sistem
informasi identifikasi ikan merupakan bentuk awal dari pembentukan desain
database. Kemudian menentukan masing-masing field dari setiap tabel, field dari
masing-masing dapat sama atau berulang.
Hubungan relasi antar tabel pada Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan
adalah hubungan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada
tabel A mengandung banyak data pada tabel B) dan one to many (relasi ini
mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan satu
record pada tabel B). Antar tabel dihubungkan oleh suatu kunci atau primary key.
Data dalam Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ini disimpan
dengan menggunakan database server MySQL, editing query menggunakan
PhpMyAdmin. Data tersebut tersimpan dalam 26 jenis tabel (Lampiran 4). Seluruh
tabel memiliki struktur seperti pada Tabel 3.
26
27
Gambar 7. Relasi database aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
27
28
Tabel 3. Tabel pada database
No Nama tabel
1
t_kingdom
2
t_filum
DeskripsiNama-nama
3
t_kelaskingd
4
t_ordo
5
t_suku
6
t_genus
7
t_spesies
8
t_ikan
9
t_identifikasi
10
t_identifikasi_spesies
11
t_identifikasi_famili
12
t_identifikasi_famili2
13
t_deskripsi
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
d.
Deskripsi
Nama-nama kingdom
Nama-nama filum
Nama-nama kelas
Nama-nama kelas
Nama-nama suku
Nama-nama genus
Nama-nama spesies
Gambar ikan, deskripsi ikan, nama lokal ikan, nama FAO ikan.
Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan spesies ikan
Gabungan kode dari kode spesies dan langkah identifikasi spesies
Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan suku ikan
Gabungan kode dari kode suku dan langkah identifikasi suku
Deskripsi umum morfologi dan morfometri ikan, habitat dan
distribusi, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan
tersebut, gambar ikan, gambar distribusi, dan gambar alat tangkap
t_informasi
Deskripsi kondisi perairan Banten, Selat Sunda, Labuan, kondisi
perikanan ikan tertentu dan gambar peta lokasi penelitian
t_stok
Deskripsi sebaran frekuensi panjang, pertumbuhan, hubungan
panjang dan bobot, mortalitas dan laju eksploitasi, model surplus
produksi, dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan gambar.
t_reproduksi
Deskripsi rasio kelamin, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad,
indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan gambar.
t_kebiasaan_makan
Deskripsi indeks isi lambung, komposisi makanan, luas relung
makanan, tumpang tindih relung makanan dan gambar.
t_bioekonomi
Deskripsi hasil tangkapan dan harga ikan, upaya penangkapan,
tangkapan per satuan upaya, pola musim penangkapan, bioekonomi,
rezim pengelolaan perikanan open accsess, rezim pengelolaan
perikanan MSY, rezim pengelolaan perikanan MEY, dan gambar.
t_kamus
Istilah-istilah umum identifikasi ikan
t_istilah
Istilah-istilah (kepala, badan, ekor, sirip, dan sisik) identifikasi ikan
t_pengukuran
Deskripsi cara pengukuran dalam identifikasi ikan
t_login
Password dan username administrator
t_db_bioekonomi
Data dari parameter-parameter pada aspek bioekonomi
t_db_kebiasaanmakan Data dari parameter-parameter pada aspek kebiasaan makanan
t_db_reproduksi
Data dari parameter-parameter pada aspek reproduksi
t_db_stok
Data dari parameter-parameter pada aspek stok
Desain tampilan
Desain tampilan dapat dilakukan setelah tahap analisis kebutuhan dan
perancangan sistem telah dilakukan. Tahap desain tampilan dapat diartikan sebagai
tahap setelah analisis sistem, pendefinisian kebutuhan fungsional, persiapan untuk
rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk
(Jogiyanto, 1999). Tahap desain tampilan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai sistem sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas pada tahap
implementasi sistem.
28
29
Desain struktur tampilan program terdapat dua macam, yaitu desain tampilan
untuk pengguna (user) dan desain tampilan untuk administrator. Terdapat lima menu
utama untuk sistem informasi ikan yaitu menu identifikasi, menu informasi umum,
menu kamus, menu bantuan dan menu tentang. Rancangan dari aplikasi FISH
terdapat pada Gambar 8.
Gambar 8. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
29
30
Desain tampilan untuk menu administrator hanya terdapat satu menu utama
yaitu menu informasi (Gambar 9). Perancangan desain tampilan pada aplikasi FISH
menggunakan bahasa pemograman HTML, CSS dan Javascript.
Gambar 9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan untuk
kebutuhan administrator
5. Tahap implementasi dan uji coba
a. Implementasi
Tahapan implementasi sistem mencakup coding (pengkodean program) dan
instalasi (pemasangan program). Program aplikasi dirancang dengan menggunakan
bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan database server MySql.
Contoh pengkodean aplikasi FISH disajikan pada Lampiran 5.
Data dan informasi dimasukkan ke dalam field yang telah disediakan pada
aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pemasukan data ini
dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak
tersambung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap komputer
30
31
langsung terhubung ke internet) (Dinamika 2003). Pada tahap pertama data
dimasukkan ke dalam ruang-ruang penyimpanan yang disebut tabel (atribut) dan
selanjutnya informasi tersebut dapat dicari atau diambil kembali dengan menerapkan
proses query dengan menggunakan editing query PHPMyAdmin, setelah semua data
dimasukkan dilanjutkan dengan pemindahan file ke dokumen dengan format php
dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP). Website
yang telah selesai dirancang akan dikirim ke server internet, proses ini dinamakan
upload.
b. Uji coba
Setelah desain dan perancangan sistem selesai dilakukan, untuk mengetahui
sistem ini sudah berjalan dengan baik atau sesuai dengan output yang diinginkan,
dilakukan tahap uji coba terhadap sistem. Pengujian pada aplikasi FISH dilakukan
dengan pengujian kotak hitam (black box). Pengujian kotak hitam didasarkan pada
analisis spesifikasi program tanpa mengacu pada internal program. Tujuannya
adalah untuk menguji seberapa baik komponen sesuai dengan persyaratan
diterbitkan untuk komponen. Uji coba kotak hitam memastikan input yang benar
diterima dan output benar diproduksi memperhatikan sedikit atau tidak dengan
struktur logis internal sistem (Khan 2010).
Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan data identifikasi ikan dan
informasi umum dari spesies Priachantus tayenus. Data identifikasi ikan diperoleh
dari FAO (1999 dan 2001) dan buku ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia
oleh Peristiwady (2006) serta data informasi umum diperoleh dari data hasil
penelitian ikan swanggi oleh Adilavian (2012), Ballerena (2012), Rifai (2012) dan
Wulandari (2012). Hasil uji coba sistem dapat akan menyajikan ketidakcocokan
ataupun kesalahan. Kesalahan dalam proses uji coba aplikasi dapat berasal dari
sistem penyimpanan data (database), pengkodean (coding) ataupun prosedural.
6. Tahap perawatan
Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah
dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan
(perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008). Tahap perawatan dapat dilakukan
sebulan sekali dengan melakukan monitoring terhadap aplikasi agar tidak terjadi
31
32
kerusakan aplikasi. Monitoring dilakukan setelah aplikasi Sistem Informasi
Sumberdaya Perikanan (FISH) di upload ke internet.
4.1.5 Sistem informasi sumberdaya perikanan
Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi
Sumberdaya Perikanan yang dapat disebut FISH (Fisheries Resources Information
System). Aplikasi FISH lebih dimaksudkan kepada penyediaan informasi dalam
bidang perikanan terutama dalam pencarian atau pengidentifikasian famili dan
spesies serta informasi biologi dan ekonomi sumberdaya ikan dengan data contoh
famili Priacanthidae dan ikan swanggi Priacanthus tayenus.
a. Hasil eksekusi program untuk user
Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) memiliki format
web design standar yang sama dengan aplikasi mobile web dibawah sistem operasi
windows. Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) memiliki dua
macam menu tampilan sesuai dengan pelaku sistem yaitu tampilan untuk user dan
administrator. Pengguna (user) yaitu seseorang yang menggunakan aplikasi untuk
kebutuhan mencari informasi sedangkan administrator yaitu pengguna yang bertugas
untuk mengurus (memperbaharui, memperbaiki dan menghapus) isi dari aplikasi
Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima
menu utama pengguna tamu yaitu menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu
Kamus, menu Bantuan, dan menu Tentang. Terdapat satu menu utama untuk
pengguna administrator yaitu menu Informasi Umum.
Menu-menu pada aplikasi ini memiliki format php. Setelah membuka
halaman utama (homepage) pengguna akan diarahkan untuk memilih link-link yang
tersedia yang akan menghubungkan dengan menu-menu php. Menu tersebut berikut
dengan nama file .php adalah Identifikasi (identifikasi.php), Informasi Umum
(informasi.php), Kamus (istilah.php), Bantuan (bantuan.php), Tentang (tentang.php).
Masing-masing menu tadi masih berisi link yang menghubungkan dengan menu lain
dan tabel-tabel yang sudah dibuat sebelumnya. Pada setiap halaman akan terdapat
tampilan yang sama berisi link yang akan menghubungkan ke masing-masing menu
utama. Tujuan dibuatnya tampilan yang sama adalah agar pengguna mudah dan
32
33
tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengakses informasi sehingga tidak
perlu kembali lagi ke halaman utama. Tampilan awal FISH disajikan pada Gambar
10.
Gambar 10. Tampilan halaman utama pada aplikasi FISH
33
34
Pada tampilan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan disajikan menu utama dan
beberapa sub menu yaitu terdiri atas:
a.
Menu identifikasi
Pada menu identifikasi menampilkan jendela identifikasi famili dan spesies
yang berisi pertanyaan-pertanyaan ciri-ciri famili atau spesies ikan. Pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan harus dijawab oleh pengguna (user). Gambar 11
merupakan halaman awal langkah-langkah identifikasi famili dan spesies. Setelah
pengguna selesai menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan maka akan
tampil hasil kesimpulan dari hasil identifikasi ikan beserta gambar dan deskripsi dari
ikan tersebut (Gambar 12 dan Gambar 13).
Setelah user menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan maka akan
tampil hasil dari identifikasi famili. Gambar 12 merupakan hasil akhir identifikasi
famili. Pengguna dapat membaca deskripsi tentang famili ikan yang telah
diidentifikasi sehingga pengguna dapat mencocokan dan apabila tidak sesuai
pengguna dapat melakukan identifikasi kembali sebelum menuju langkah
selanjutnya untuk identifikasi spesies. Gambar 13 merupakan tampilan hasil dari
identifikasi spesies.
b. Menu informasi umum
Menu informasi ini terdapat submenu deskripsi, reproduksi, stok, kebiasaan
makanan dan bioekonomi. Pada halaman awal akan ditampilkan form agar user
dapat mencari jenis ikan yang ingin didapatkan informasinya. Pengguna dapat
mengetik jenis ikan yang ingin dicari di form yang telah disediakan, setelah itu akan
muncul hasil dari pencarian seperti pada Gambar 14. Pada tampilan awal hasil
pencarian informasi umum ikan akan muncul informasi tentang peta lokasi
penelitian, kondisi perairan Banten, kondisi perairan Selat Sunda, kondisi perairan
Labuan dan kondisi perikanan ikan tertentu (Gambar 15).
34
35
Gambar 11. Tampilan menu identifikasi pada aplikasi FISH
35
36
Gambar 12. Tampilan halaman hasil identifikasi famili Priacanthidae pada aplikasi
FISH
36
37
Gambar 13. Tampilan hasil identifikasi spesies Priacanthus tayenus pada aplikasi
FISH
c. Menu Kamus
Menu kamus berisi informasi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam
proses pencarian famili dan spesies. Tampilan menu kamus terdapat pada Gambar
16. Pada jendela menu kamus istilah akan ditampilkan informasi mengenai istilah
umum dalam identifikasi famili dan spesies. Selain istilah umum, pada menu ini
juga ditampilkan istilah teknis kepala ikan, badan ikan, ekor ikan, sirip ikan dan
sisik ikan. Menu kamus dibuat agar dapat membantu pengguna dalam melakukan
proses identifikasi pada menu identifikasi.
37
38
Gambar 14. Menu informasi umum
f. Menu bantuan
Pada Menu Bantuan terdapat dua sub menu yaitu sub menu identifikasi dan
submenu informasi umum (Gambar 17). Sub menu identifikasi terdapat informasi
mengenai cara pengukuran karakter morphologi (bentuk morphologi dan karakter
meristik, cara menghitung jari-jari sirip, dan perhitungan sirip). Sub menu informasi
umum berisi panduan dalam mencari informasi ikan yang diinginkan.
g. Menu tentang
Pada menu tentang berisi tentang profil penulis, deskripsi tentang aplikasi
Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan dan informasi sumber pustaka yang
digunakan dalam aplikasi FISH. Hasil tampilan menu tentang disajikan pada
Gambar 18.
38
39
Gambar 15. Sub menu informasi umum
39
40
Gambar 16.Tampilan menu kamus pada aplikasi FISH
b. Hasil eksekusi program untuk administrator
Aplikasi
Sistem
Informasi
Sumberdaya
Perikanan
(FISH)
untuk
administrator ketika pertama kali dijalankan akan menampilkan form Login atau
kotak pengisian password dan username sebagai syarat untuk masuk ke halaman
selanjutnya (Gambar 19). Jika username dan password yang dimasukkan benar,
maka akan masuk ke menu utama (Gambar 20).
40
41
Gambar 17. Tampilan menu bantuan pada aplikasi FISH
Form login berfungsi untuk administrator yang akan menggunakan program
ini untuk memasukkan password dan username. Setelah administrator memasukkan
password dan username maka akan ditampilakan menu seperti pada Gambar 20.
Pada halaman informasi umum terdapat pilihan sub menu kondisi perairan,
deskripsi umum, reproduksi, stok, kebiasaan makanan dan bioekonomi. Pengguna
dapat memilih sesuai dengan kebutuhan. Ketika pengguna memilih salah satu sub
menu akan ditampilkan form seperti pada Gambar 21.
41
42
Gambar 18. Tampilan menu tentang
Pada halaman form kebiasaan makanan (Gambar 21) pengguna dapat
memilih spesies ikan yang akan diperbaiki datanya dengan pilihan Edit, dihapus
dengan pilihan Delete atau diperharui datanya dengan pilihan Add New.
Pada halaman form kebiasaan makanan (Gambar 22) pengguna dapat
mengisi data pada kotak pengisian yang telah tersedia. Ketika pengguna telah
42
43
memilih button save maka data secara otomatis akan tersimpan pada database yang
telah tersedia.
Gambar 19. Tampilan halaman awal form login (administrator)
Gambar 20. Tampilan menu informasi umum (administrator)
43
44
Gambar 21. Tampilan Form Kebiasaan Makanan
Gambar 22. Tampilan Form Kebiasaan Makanan
44
45
4.2
Pembahasan
4.2.1 Sistem informasi sumberdaya perikanan
Aplikasi Sistem Informasi Perikanan (FISH) merupakan sarana untuk
menyajikan tampilan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan identifikasi
spesies. Aplikasi ini juga menyediakan informasi tentang kondisi perairan, kondisi
perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan
ikan, bioekonomi ikan dan database perikanan.
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beraneka ragam. Peran buku identifikasi mutlak sangat diperlukan
dalam melakukan identifikasi. Selain dengan menggunakan buku identifikasi kini
identifikasi dapat dilakukan secara on-line melalui internet. Perkembangan
teknologi informasi semakin maju sehingga peneliti merancang aplikasi yang salah
satunya berisi tampilan langkah-langkah identifikasi famili dan spesies berbasis
mobile web. Sistem identifikasi pada aplikasi FISH hanya dapat membandingkan
dengan ciri morfologi saja, aplikasi FISH belum bisa mengidentifikasi dalam ilmu
fisiologi, ekologi, dan geografi. Aplikasi FISH dapat menjadi acuan dalam
melakukan langkah selanjutnya dalam identifikasi yaitu dengan identifikasi secara
genetika (DNA) agar mendapatkan hasil identifikasi yang lebih akurat sesuai dengan
kebutuhan.
Pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) terdapat menu
kamus yang didalamnya terdapat istilah-istilah yang biasa digunakan dalam proses
identifikasi untuk memudahkan dalam menggunakan kunci identifikasi yang telah
disediakan. Setelah pengguna melakukan langkah-langkah identifikasi famili dan
spesies akan ditampilkan klasifikasi ikan. Penyusunan klasifikasi yang ditampilkan
pada aplikasi FISH terdiri dari nama kingdom, nama filum, nama kelas, nama ordo,
nama famili, nama genus dan nama spesies. Data yang telah disimpan yaitu 176
spesies (Lampiran 6), 43 genus, 71 famili, 2 ordo (Clupeiformes dan Perciformes), 1
kelas (Actinopterrygii), 1 filum (Chordata) dan satu kingdom (Animalia).
Perancangan aplikasi FISH dilakukan karena masih sedikit tersedianya
sarana informasi yang memadai tentang proses identifikasi ikan dan informasi
sumberdaya ikan masih sangat sedikit. Ketersediaan data dan informasi perikanan
penting dalam usaha perikanan, pengelolaan dan pembangunan perikanan nasional.
Selain itu kebutuhan informasi juga diperlukan bagi masyarkat luas dan peneliti.
45
46
Tanpa adanya informasi suatu bidang akan mengalami kemunduran. Sesuai dengan
UU 45/2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan
dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi menjabarkan status perikanan
sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (trend) pengembangan
sektor yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan
pengelolaan (www.dkp .sulteng.go.id).
Sistem yang dibuat dalam penelitian ini, dirancang agar sistem bisa
digunakan oleh setiap pihak atau pelaku sistem dalam memenuhi kebutuhannya
masing-masing. Kebutuhan yang disediakan dalam aplikasi ini adalah informasi
mengenai kondisi perairan, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi
ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, bioekonomi ikan dan database perikanan.
Sistem informasi penting dalam menunjang keputusan pengelolaan perikanan
selanjutnya. Sistem informasi adalah sistem dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi dari orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang
ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi
rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi
untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010).
Informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu adalah hal yang
sangat diperlukan dan mendesak dalam semua bidang pekerjaan termasuk bidang
perikanan. Menurut Tangke (2011), salah satu permasalahan pembangunan
perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan
rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Oleh karena itu
diharapkan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dapat
memenuhi
kebutuhan
akan
informasi
sebagai
acuan
dalam
pengelolaan,
pengembangan dan pemanfaatan perikanan selanjutnya.
Aplikasi Sistem Infomasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis
mobile web agar pengguna dapat mudah mengakses aplikasi ini lewat komputer,
laptop dan hanphone. Aplikasi ini memanfaatkan jaringan antara komuter sehingga
diharapkan memberikan peningkatan dalam segi keakuratan, kecepatan dan
kemudahan dalam mengakses data. Sistem informasi ini menggunakan database
server MySQL versi 5.5.8 dengan editing kuerinya menggunakan PhpMyAdmin versi
46
47
3.3.9 yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext
Preprocessor) versi 5.3.5. Proses pembuatan kode-kode (coding) aplikasi Sistem
Infomasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dilakukan pada perangkat lunak
Notepad++ dengan nama file yang berekstention .php dan situs web dapat diakses
dengan menggunakan berbagai macam browser internet (Mozila Firefox atau
Internet Explorer).
4.2.2 Kebutuhan FISH untuk pengelolaan
Tampilan identifikasi ikan pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya
Perikanan (FISH) dirancang untuk memudahkan mengenali jenis ikan dan data yang
sudah ada dan untuk memudahkan penyimpanan jenis ikan tertentu. Identifikasi
jenis ikan menjadi hal dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan perencanaan
pengelolaan perikanan. Kesalahan dalam identifikasi ikan akan menyebabkan
terjadinya pengelolaan perikanan yang kurang tepat karena masing-masing ikan
memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan ikan lain. Pada suatu perairan
terdapat banyak populasi ikan dan juga terdapat beberapa stok ikan, sehingga sangat
penting diperlukan identifikasi stok ikan untuk pengelolaan sumberdaya ikan yang
berkelanjutan. Menurut Sparre dan Venema (1999) in Nuitja (2010), pentingnya
pengetahuan tentang identifikasi ikan adalah dalam mengidentifikasi stok yang
berbeda dalam suatu populasi sehingga sangat penting menguasai teknik-teknik
identifikasi spesies agar dalam menentukan stok tidak mengalami kekeliruan dan
data yang dikumpulkan bisa bermanfaat. Syarat identifikasi stok adalah kemampuan
untuk memisahkan spesies yang berbeda. Identifikasi jenis stok menjadi penting
dikarenakan dalam pengelolaaan perikanan, dibutuhkan mutu informasi yang lebih
lengkap dan lebih akurat dari waktu-waktu salah satunya informasi tentang ukuran
stok serta potensi sumberdaya (Widodo 2008), oleh karena itu pada aplikasi Sistem
Informasi Sumberdaya Perikanan meliputi tampilan identifikasi ikan dan informasi
tentang aspek pengkajian stok ikan.
Pentingnya pengetahuan biologi ikan salah satunya tentang ukuran stok ikan
dalam pengelolaan sumberdaya ikan diungkapkan oleh Widodo (2008), pengelolaan
sumberdaya ikan memerlukan ilmu dinamika populasi yang mencangkup
rekruitmen, pertumbuhan, mortalitas alami dan penangkapan serta pendugaan
47
48
ukuran stok, sehingga pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
ini dirancang agar terdapat tampilan aspek pengkajian stok ikan yang terdiri dari
data parameter pertumbuhan, hubungan panjang bobot, laju mortalitas & laju
eksploitasi serta model produksi surplus.
4.2.3 Pengelolaan ikan swanggi
Tampilan pada aspek pengkajian stok ikan yang terdiri atas data parameter
pertumbuhan, hubungan panjang bobot, laju mortalitas dan laju eksploitasi serta
model produksi surplus. Berdasarkan analisis mortalitas dan model produksi surplus
ikan swanggi di perairan Selat Sunda baik jenis kelamin jantan maupun betina
belum mengalami overfishing,
alternatif pendekatan rencana pengelolaan pada
penelitian upaya penangkapan yang digunakan yaitu, tidak menambah jumlah trip
penangkapan namun menangkap ikan swanggi lebih lama di laut agar produktivitas
meningkat sebesar 38,98 kg ikan/trip dan menambah sebanyak 234 trip
penangkapan dengan menangkap ikan swanggi sebanyak 23,44 kg ikan/trip
(Adilaviana 2012).
Tampilan pada aspek reproduksi ikan terdiri atas informasi indeks
kematangan gonad, tingkat kematangan gonad, faktor kondisi, rasio kelamin, pola
pemijahan ikan dan fekunditas. Pengelolaan berdasarkan aspek reproduksi adalah
penangkapan dilakukan pada wilayah yang bukan merupakan wilayah pemijahan.
Waktu penangkapan sebaiknya dilakukan setelah ikan mengalami musim puncak
pemijahan yaitu selain bulan Maret dan September dengan pembatasan kuota
tertentu berdasarkan JTB (Jumlah Tangkap Boleh) yang diizinkan. Pada musim
timur yaitu pada bulan Februari-April dengan puncak pemijahan bulan Maret, maka
penangkapan ikan dapat dilakukan di wilayah yang lebih jauh dari pesisir karena
diindikasikan pada musim tersebut ikan swanggi banyak memijah di perairan yang
lebih dangkal, karena suhu perairan yang mendukung untuk memijah di wilayah
tersebut. Sedangkan pada bulan September saat musim barat suhu bawah permukaan
lebih dingin, mengakibatkan banyak ikan memijah di wilayah yang lebih jauh dari
perairan dangkal. Maka dari itu nelayan hendaknya tidak menangkap ikan di
wilayah yang lebih jauh maupun di wilayah dangkal, tetapi disarankan nelayan
menangkap ikan di perairan lain (Ballerena 2012).
48
49
Tampilan aspek bioekonomi terdiri atas data musim penangkapan ikan,
rente ekonomi ketika MSY, MEY dan OA. Pada kondisi MEY rente ekonomi yang
diperoleh merupakan yang tertinggi dibandingkan pengelolaan open access dan
MSY yaitu sebesar Rp 15.135.224,95 per tahun. Pencegahan terhadap terjadinya
alokasi yang tidak tepat dari sumberdaya alam karena kelebihan tenaga kerja
ataupun modal dapat dicegah pada kondisi MEY (Wulandari 2012).
Tampilan aspek kebiasaan makanan terdiri atas tampilan makanan utama,
makanan pelengkap dan makanan tambahan. Isi perut ikan swanggi menunjukkan
bahwa udang-udangan merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan
sekunder atau pelengkap, dan rajungan, crustacea lain, gastropoda, chepalopod serta
bivalvia merupakan makanan insidental atau tambahan dari ikan swanggi (Rifai
2012).
Dari data yang ditampilkan pada aplikasi FISH, informasi yang dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan diantaranya yaitu menentukan ukuran mata
jaring karena musim pemijahan ikan swanggi hampir setiap bulan di sepanjang
tahun. Sulit untuk menentukan bulan penangkapan yang baik sehingga pengelolaan
yang paling sesuai adalah menentukan batas ukuran yang boleh ditangkap yaitu
ketika ikan sudah melakukan proses pemijahan. Selain itu menentukan batas kuota
penangkapan, pengelolaan berdasarkan aspek bioekonomi adalah sesuai dengan
rezim MEY yaitu 127 trip/ tahun maka akan menghasilkan keuntungan Rp
15,135,224.95 per tahun.
Menangkap ikan swanggi selain bulan Maret dan
September dengan pembatasan kuota. Menjaga daerah nursery ground untuk
menjaga ketersediaan udang yang merupakan makanan utama ikan swanggi. Dengan
demikian potensi makanan dan stok ikan swanggi dapat berkelanjut.
4.2.4 Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) adalah
efisien, efektif, dan akurat. Menampilkan informasi-informasi dari database dan
halaman-halaman web dapat berubah secara otomatis. Aplikasi FISH juga memiliki
form administrator, sehingga data yang terdapat dalam aplikasi ini dapat diperharui,
diperbaiki atau dihapus setiap saat. Proses pencarian dan pengelompokan data lebih
mudah dan cepat karena telah terkomputerasi. Tidak memerlukan ruang yang besar
49
50
untuk menyimpan data karena semua tersimpan dalam komputer. Aplikasi FISH
memberikan kemudahan kepada penggunaan bagi user (user friendly).
Kekurangan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) adalah
baru dapat mengetahui 176 spesies. Tampilan idenfikasi ikan tidak termasuk
moluska, krustesea, dan lain-lain. Aplikasi FISH belum dapat menyajikan informasi
statistik perikanan, peta sebaran ikan menurut spesies, isu dan topik perikanan
aktual, budidaya, perikanan laut, dan sistem informasi geografis.
50
51
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) merupakan
aplikasi yang menyediakan sarana informasi tentang perikanan. Informasi utama
pada aplikasi ini adalah pencarian atau pengidentifikasian famili (Priacanthidae) dan
spesies (ikan swanggi Priacanthus tayenus). Aplikasi FISH juga menampilkan
informasi umum sumberdaya, ikan swanggi Priacanthus tayenus).
Pada aplikasi FISH tersedia penyimpanan data dan identifikasi ikan untuk
ikan swanggi, data disimpan dengan nama database tabel identifikasi ikan. Sistem
Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang dengan memperhatikan
kemudahan dalam pemakaian dan kecepatan dalam pengaksesan yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan pengelolaan perikanan.
5.2
Saran
Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) masih jauh dari
sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Data identifikasi famili dan
spesies serta data informasi sumberdaya ikan hanya terbatas pada ikan swanggi.
Tampilan identifikasi dapat dilakukan untuk ikan, moluska, krustasea, dan lain-lain.
Menambahkan menu informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial dan
informasi data statistik.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Adilaviana T. 2012. Kajian stok ikan swanggi (Priacanthus tayenus) yang
didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.70 hlm.
Andayati D. 2010. Sistem pendukung keputusan pra-seleksi penerimaan siswa baru
(PSB) on-line Yogyakarta. Jurnal teknologi. Jurusan Teknik Informatika.
Fakultas Teknologi Industri. Institut Sains dan Teknologi. Yogyakarta.
3(2):145-153.
Azis MF. 2001. Belajar sendiri pemograman PHP 4. Jakarta: Gramedia. ix+234 p.
Ballerena CP. 2012. Pola reproduksi ikan swanggi (Priacanthus tayenus Richardson,
1984) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 81 hlm.
Dinamika OA. 2003. Perancangan sistem informasi perikanan berbasis web di
kepulauan seribu DKI Jakarta [skripsi]. Program Studi Manajemen Bisnis
dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 63 hlm.
Fadlian R. 2012. Kajian stok ikan kuniran (Upeneus moluccensis) Bleeker 1855 di
perairan selat Sunda yang didaratkan di PPI Labuan, Banten [skripsi].
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 hlm.
FAO. 1999. The living marine resources od western central pasific. FAO Species
Identification Guide for Fishery Purpose. Department of Biological Sciences
Old Dominion University Norfolk, Virginia, USA.
Fathansyah. 2004. Buku teks komputer basis data. Informatika: Bandung. x+237 p.
Febrian J. 2003. Menggunakan internet. Bandung: Informatika. xxii+394 p.
Jogiyanto HM. 1995. Analisis dan desain sistem informasi pendekatan terstruktur
teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. 887 hlm.
Khan ME. 2010. Different forms of software testing techniques for finding errors.
International journal of computer science issues. (7)1: 11-16.
52
53
Kusnandar E. 2004. Rancang bangun sistem informasi penunjang keputusan
pengelolaan ekosistem danau [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 100 hlm.
Kuswardani OH. 2007. Desain sistem informasi manajemen koperasi unit desa
misaya mina di PPP Eretan Wetan, Kabupaten Indramayu [skripsi].
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 113 hlm.
Mulyanto AR. 2008. Rekayasa perangkat lunak jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 130 p.
Muzakir. 2008. Kajian Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap Di
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat [tesis]. Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 106 hlm.
Nuitja INS. 2010. Manajemen sumberdaya perikanan. IPB Press. Bogor. xvi+168 p.
Peristiwady T. 2006. Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. LIPI Press.
Jakarta. xiv + 270 p.
Rifai R. 2012. Kebiasaan makanan ikan swanggi (Priacanthus tayenus Richardson,
1846)
di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 49 hlm.
Ruslan D. 2005. Model analisis ekonomi dan optimasi pengusahaan sumberdaya
perikanan. Jurnal Sistem Teknik Industri. 6(3):48-53.
Sari TEY. 2000. Pengembangan sistem informasi perikanan di perairan Bengkalis
propinsi Riau [tesis]. Program Studi Teknologi Kelautan, Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hlm.
Sidik B. 2003. MySQL Untuk pengguna, administrator dan pengembang aplikasi
web. Bandung: Informatika Bandung. xv+432 p.
Starnes WC. 1999. Famili Priacanthidae in FAO Species Identification Sheets for
Fishery Purpose, Western Indian Ocean (Fishing Area 71 and 77), Volume
IV, Carpenter, Kent E. and Niem,Volker H. (eds). Food and Agriculture
Organization of the United Nations, Rome.
Tangke U. 2010. Perencanaan disain pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
sistem infromasi manajemen. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
(Agrikan UMMU-Ternate). 3(2):15-22.
53
54
Widodo J dan Suadi. 2008. Pengelolaan sumberdaya perikanan laut. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press. 252 p.
Wulandari AS. 2012. Pola musiman dan kajian stok ikan swanggi (Priacanthus
tayenus) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 71 hlm.
www.biologi.lipi.go.id. Seminar nasional ikan vi dan kongres masyarakat iktiologi
Indonesia III. [terhubung berkala]. http://www.biologi.lipi.go.id/bioenglish/
mTemplate.php?h=42&id_pengumuman=8. [22 Juli 2012].
www.dkp.sulteng.go.id. Dinas Kelautan Perikanan Daerah Proponsi Sulawesi
Tengah. Forum Koordinasi dan Validasi Nasional Data Statistik Perikanan
Tangkap. [terhubung berkala]. http://dkp.sulteng.go.id/. [7 Mei 2012].
54
55
LAMPIRAN
55
56
Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian
a. Perangkat Keras
Laptop
b. Perangkat Lunak
Sistem Operasi
Sistem Operasi
Bahasa pemograman
Bahasa pengkodean tampilan web
Desain tampilan
Desain tampilan
Editing code
Browser
DBMS
Web server
56
57
Lampiran 1. (Lanjutan)
Paket instlaller
Editing query
c. Bahan yang digunakan
Buku FAO 1999 dan 2001
Buku Peristiwady 2006
Ikan Swanggi Priacanthus tayenus
57
58
Lampiran 2. Diagram alir identifikasi famili Priacanthidae
58
59
Lampiran 2. (Lanjutan)
59
60
Lampiran 2. (Lanjutan)
60
61
Lampiran 3. Diagram alir identifikasi spesies Priacanthus tayenus
61
62
Lampiran 4. Tabel database Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan
1.
No
1
2
3
2.
No
1
2
3
3.
No
1
2
3
4.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5.
No
1
2
3
6.
No
1
2
3
7.
No
1
2
3
4
5
6
7
8.
No
1
2
3
4
Tabel Filum
Nama Kolom
Id_filum
Filum
Id_kingdom
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(10)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk nama-nama filum
Nama filum
Kode untuk nama-nama kingdom
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk nama-nama kelas
Nama kelas
Kode untuk nama-nama filum
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(50)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk nama-nama ordo
Nama ordo
Kode untuk nama-nama kelas
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(200)
Varchar(200)
Keterangan
Kode untuk nama-nama suku
Nama suku
Kode untuk nama-nama ordo
Deskripsi tentang suku
Gambar suku
Gambar suku
Gamnbar suku
Gambar suku
Nama suku
Penulis identifikasi suku
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk nama-nama genus
Nama genus
Kode untuk nama-nama suku
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(40)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk nama-nama spesies
Nama-nama spesies
Kode untuk nama-nama genus
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Varchar(30)
Text
Text
Keterangan
Kode untuk jenis-jenis ikan
Nama ikan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi tentang spesies tersebut
Gambar ikan
Nama lokal ikan
Nama FAO ikan/ nama internasional
Tipe Data
Varchar(10)
Varchar(10)
Varchar(10)
Text
Keterangan
Kode untuk mengarahkan proses identifikasi spesies
Kode untuk pertanyaan identifikasi
Kode untuk nama-nama suku
Ciri-ciri spesies atau langkah-langkah menuju spesies
Tabel Kelas
Nama Kolom
Id_Kelas
Kelas
Id_Filum
Tabel Ordo
Nama Kolom
Id_Ordo
Ordo
Id_Kelas
Tabel Suku
Nama Kolom
Id_Suku
Suku
Id_Ordo
Deskripsi
Gambar
Gambar_2
Gambar_3
Gambar_4
Judul2
Penemu
Tabel Genus
Nama Kolom
Id_Genus
Genus
Id_Suku
Tabel Spesies
Nama Kolom
Id_Spesies
Spesies
Id_Genus
Tabel Ikan
Nama Kolom
Ikan_Id
Ikan
Id_Spesies
Deskripsi
Img_File_Name
Nama_Lokal
Nama_FAO
Tabel Identifikasi Spesies
Nama Kolom
Id_pertanyaan
Id_pertanyaan_famili
Id_suku
Pertanyaan
62
63
Lampiran 4. (Lanjutan)
No
5
6
7
9.
Nama Kolom
Next_id_pertanyaan_famili
Gambar1
Gambar2
Tipe Data
Varchar(10)
Varchar(50)
Varchar(50)
Keterangan
Kode untuk pertanyaan identifikasi selanjutnya
Gambar ikan
Gambar ikan
Tabel ID Identifikasi Spesies
No
1
2
Nama Kolom
Identifikasi_spesies_id
Id_pertanyaan
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk identifikasi spesies
Kode untuk langkah-langkah identifikasi spesies
3
Id_spesies
Varchar(20)
Kode untuk nama-nama spesies
10.
Tabel Identifikasi Suku
No
1
2
3
Nama Kolom
Id_Pertanyaan
Id_Pertanyaan_Famili
Pertanyaan
Tipe Data
Varchar(50)
Varchar(20)
Varchar(1000)
4
5
Next_Id_Pertanyaan
Gambar
Varchar(20)
Varchar(50)
Keterangan
Kode untuk mengarahkan proses identifikasi suku
Kode untuk pertanyaan identifikasi
Ciri-ciri suku atau perintah dari langkah-langkah menuju
suku
Kode untuk pertanyaan identifikasi selanjutnya
Gambar suku ikan
Tipe Data
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Keterangan
Kode untuk identifikasi suku
Kode untuk mengarahkan proses suku
Kode untuk nama-nama suku
11.
No
1
2
3
12.
Tabel ID Identifikasi Suku
Nama Kolom
Id_Identifikasi
Id_Pertanyaan
Id_Suku
Tabel Deskripsi Ikan
No
1
2
3
4
5
Nama Kolom
Id_Deskripsi
Id_Spesies
Morfologi
Habitat
Alat_Tangkap
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Text
Text
6
7
8
Gbr_Ikan
Gbr_Penyebaran
Gbr_Alat_Tangkap
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Keterangan
Kode untuk tabel deskripsi ikan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi morphologi ikan
Deskrisi habitat dan distribusi ikan
Deskripsi alat tangkap yang digunakan untuk menangkap
ikan
Gambar ikan
Gambar distribusi penyebaran ikan
Gambar alat tangkap ikan
Tipe Data
Varchar(10)
Varchar(10)
Text
Text
Text
Text
Keterangan
Kode untuk tabel kondisi perairan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi perairan Banten
Deskripsi perairan Selat Sunda
Deskripsi perairan Labuan
Deskripsi perikanan ikan
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Varchar(20)
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk tabel pengkajian stok ikan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi tentang frekuensi panjang ikan
Deskripsi tentang pertumbuhan ikan
Deskripsi tentang hubungan panjang dan bobot ikan
Deskripsi tentang mortalitas dan laju eksploitasi
Deskripsi tentang model surplus produksi
Deskripsi tentang pengelolaan sumberdaya perikanan
Gambar frekuensi panjang ikan
Gambar pertumbuhan ikan
13.
No
1
2
3
4
5
6
14.
No
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
Tabel Kondisi Perairan
Nama Kolom
Id_Informasi
Id_Spesies
KP_Banten
KP_Ssunda
Kp_Labuan
KP_Ikan
Tabel Pengkajian Stok Ikan
Nama Kolom
Id_Stok
Id_Spesies
Frek_Pjg
Pertumbuhan
Hub_Panjang_Bobot
Mortalitas_Laju_Eksploitasi
M_Produksi_Surplus
Pengelolaan_Sdp
Gbr1
Gbr2
63
64
Lampiran 4. (Lanjutan)
No
12
13
14
15
16
15.
Nama Kolom
Gbr3
Gbr4
Gbr5
Gbr6
Gbr7
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Varchar(20)
Keterangan
Gambar pertumbuhan ikan
Gambar hubungan panjang dan bobot ikan
Gambar kurva hasil tangkapan ikan
Tabel laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan
Gambar model surplus produksi ikan
Tabel Reproduksi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Kolom
Id_Reproduksi
Id_Spesies
Rasio_Kelamin
Fk_Kondisi
Tkg
Ikg
Fekunditas
Diameter_Telur
Gbr1
Gbr2
Gbr3
Gbr4
Gbr5
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Keterangan
Kode untuk tabel reproduksi ikan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi tentang rasio kelamin ikan
Deskripsi tentang faktor kondisi ikan
Deskripsi tentang tingkat kematangan gonad ikan
Deskripsi tentang indeks kematangan gonad ikan
Deskripsi tentang fekunditas ikan
Deskripsi tentang diameter telur ikan
Gambar rasio kelamin ikan
Gambar factor kondisi ikan
Gambar tingkat kematangan gonad ikan
Gambar indeks kematangan gonad ikan
Gambar fekunditas ikan
14
Gbr6
Varchar(50)
Gambar diameter telur ikan
Keterangan
Kode untuk tabel kebiasaan makanan ikan
Kode untuk nama-nama spesies
Deskripsi tentang komposisi makanan ikan
Deskripsi tentang luas relung makanan ikan
Deskripsi tentang tumpang tindih makanan
Deskripsi tentang komposisi makanan
Diagram pie indeks preponderance (komposisi makanan)
ikan
Gambar relung makanan ikan
Gambar tumpang tindih relung makanan ikan
Gambar indeks isi lambung ikan
Tabel komposisi makanan ikan
16.
Tabel Kebiasaan Makanan
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Kolom
Id_Makan
Id_Spesies
Komposisi_Makanan
Luas_Relung
Tumpang_Tindih
Isc
Gbr1
Tipe Data
Varchar(20)
Varchar(20)
Text
Text
Text
Text
Varchar(50)
8
9
10
11
Gbr2
Gbr3
Gbr4
Tabel_Komposisi_Makanan
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
17.
Tabel Bioekonomi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Kolom
Id_Bioekonomi
Id_Spesies
Hasil_Tangkapan
Effort
Cpue
Pola_Musim
Bioekonomi
Rp_Oa
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Rp_Msy
Rp_Mey
Gbr1
Gbr2
Gbr3
Gbr4
Gbr5
Gbr6
Tabel
Tipe Data
Keterangan
Varchar(20)
Kode untuk tabel bioekonomi
Varchar(20)
Kode untuk nama-nama spesies
Text
Deskripsi tentang hasil tangkapan ikan
Text
Deskripsi tentang Upaya Penangkapan ikan
Text
Deskripsi tentang Tangkapan per Satuan Upaya CPUE
Text
Deskripsi tentang Pola Musim Penangkapan ikan
Text
Deskripsi tentang Bioekonomi ikan
Text
Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan Open
Access
Text
Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan MSY
Text
Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan MEY
Varchar(20)
Gambar hasil tangkapan dan harga ikan
Varchar(20)
Gambar upaya penangkapan ikan
Varchar(20)
Gambar Tangkapan per Satuan Upaya CPUE
Varchar(20)
Gambar musim penangkapan ikan
Varchar(20)
Gambar Bioekonomi ikan
Varchar(20)
Gambar rezim pengelolaan perikanan
Varchar(20)
Tabel perhitungan bioekonomi dalam berbagai rezim
64
65
18.
No
1
2
3
4
19.
Tabel Kamus Umum
Nama Kolom
Id_Kamus
Istilah
Arti
Gambar
Tipe Data
Int(11)
Text
Text
Varchar(20)
Keterangan
Kode untuk kamus
Istilah-istilah umum dalam proses identifikasi ikan
Arti dari istilah
Gambar ikan
Keterangan
Kode untuk istilah teknis yang digunakan dalam proses
identifikasi
Jenis istilah teknis (kepala, badan, ekor, sisik dan sirip)
Istilah-istilah teknis khusus untuk bagian kepala ikan, ekor
ikan, sisik ikan, sirip ikan dan, badan ikan.
Arti dari istilah teknis
Tabel Istilah Teknis
No
1
Nama Kolom
Id_Istilah
Tipe Data
Varchar(11)
2
3
Istilah_Teknis
Istilah
Text
Text
4
Arti
Text
20.
No
1
2
3
4
21.
No
1
2
3
22.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tabel Pengukuran
Nama Kolom
Id_meristik
Pengukuran
Keterangan
Keterangan_2
Tipe Data
varchar(11)
Text
Text
Text
Keterangan
Kode untuk cara-cara pengukuran dalam identifikasi
Jenis pengukuran (meristik morphologi, sisik, dan sirip)
Istilah-istilah yang digunakan dalam identifikasi
Arati dari istilah-istilah yang digunakan dalam pengukuran
dalam identifikasi
Nama Kolom
ID
Username
Password
Tipe Data
Int(11)
Varchar(100)
Varchar(100)
Keterangan
Kode untuk administrator
Nama administrator
Kata kunci untuk administrator
Tabel database bioekonomi
Nama Kolom
id_db_bioekonomi
id_spesies
Ikan
lokasi
tahun
peneliti
q
k
r
p
c
musim_penangkapan
MSY
MEY
Aktual
OA
jumlah_contoh
Tipe Data
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(100)
Keterangan
Kode untuk administrator
Nama administrator
Nama ikan
Kata kunci untuk administrator
Tahun penelitian dilakukan
Nama peneliti
Koefisien kemampuan alat tangkap (q) (kg/trip)
Daya dukung perairan (K) (kg/tahun)
Laju pertumbuhan populasi intrinsik (r) (kg/tahun)
Harga (p) (Rp/kg)
Biaya (c) (Rp/trip)
Bulan musim penangkapan
Rente ekonomi dalam kondisi MSY
Rente ekonomi dalam kondisi MEY
Rente ekonomi dalam kondisi Aktual
Rente ekonomi dalam kondisi OA
Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
Tipe Data
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Keterangan
Kode untuk tabel database kebiasaan makanan
Kode spesies
Nama ikan
Lokasi penelitian
Tahun penelitian
Nama peneliti
Makanan utama
Makanan pelengkap
Makanan tambahan
Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
Tabel Administrator
23. Tabel database kebiasaan makanan
No
Nama Kolom
1
id_kb
2
id_spesies
3
ikan
4
lokasi
5
tahun
6
peneliti
7
m_utama
8
m_pelengkap
9
m_tambahan
10
jumlah_contoh
65
66
24. Tabel database reproduksi
No
Nama Kolom
1
id_db_reproduksi
2
id_spesies
3
ikan
4
lokasi
5
tahun
6
peneliti
7
FK
8
RK
9
TKG
10
fekunditas
11
pola_pemijahan
12
Jumlah_contoh
Tipe Data
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Int(11)
Varchar(100)
Varchar(100)
Int(11)
Varchar(100)
Varchar(100)
Keterangan
Kode untuk tabel database reproduksi
Kode spesies
Nama ikan
Lokasi penelitian
Tahun penelitian
Nama peneliti
Data factor kondisi
Data rasio kelamin
Data tingkat kematangan gonad
Data jumlah telur yang dihasilkan
Pola pemijahan ikan
Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
25. Tabel database stok
No
Nama Kolom
1
id_db_stok
2
id_spesies
3
ikan
4
lokasi
5
tahun
6
peneliti
7
a
8
b
9
Panjang_asimtotik
10
t0
12
Z
13
M
14
F
15
E
16
MSY
17
TAC
18
Fmsy
19
Jumlah_contoh
Tipe Data
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Int(11)
Varchar(100)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(500)
Varchar(100)
Varchar(500)
Keterangan
Kode untuk tabel database stok
Kode spesies
Nama ikan
Lokasi penelitian
Tahun penelitian
Nama peneliti
Nilai fungsi pertumbuhan
Nilai fungsi pertumbuhan
Panjang asimtotik
Umur ikan saat panjang 0 mm
Laju mortalitas total
Mortalitas Alami
Laju penangkapan
Laju eksploitasi
Jumlah tangkapan maksimum lestari
Jumlah tangkapan yang diperbolehkan
Upaya penangkapan optimum
Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
66
67
Lampiran 5. Kode dalam pembuatan program.
a.
t_identifikasi_baru WHERE id_suku = '$id_suku' AND
Sintak identifikasi spesies (question.php).
<?php
id_pertanyaan_famili
include "function.php";
name="identifikasi" action="" method="POST">
include "header.php";
<tr><td colspan='2'><h4>Pilih salah satu ciri Ikan di
include "awal1.php"; connect(); ?>
bawah ini untuk melakukan identifikasi!</h4></td></tr>
<table border=>
<tr><td><?php while($hasil = mysql_fetch_row($q)){
<?php
echo
$id_suku = $_POST['suku'];
width='500'
$arr_id_pertanyaan = explode(":",$_POST['question']);
width='500' height='400'/></td>
$id_pertanyaan = $arr_id_pertanyaan[0];
<td
$id_spesies_ketemu = $arr_id_pertanyaan[1];
name='question' value='$hasil[4]:$hasil[0]'/></td></tr>
if($id_pertanyaan == ''){
<tr><td
$q = mysql_query("SELECT * FROM t_identifikasi_spesies
height='300'>$hasil[3]$hasil[4]</td></tr>";}?>
WHERE id_pertanyaan = '$id_spesies_ketemu'");
</td></tr><tr><td>
while($hasil = mysql_fetch_row($q)) $id_spesies = $hasil[2];
<input name="suku" type="hidden" value="<?php echo
$q = mysql_query("SELECT a.spesies, b.genus, c.suku, d.ordo,
$id_suku; ?>" />
e.kelas, f.filum, g.Kingdom FROM t_spesies AS a
<input
INNER JOIN t_genus AS b ON a.id_genus = b.id_genus
value="next"/> </td></tr></table></form> <?php } ?>
"<tr><td
='$id_pertanyaan'");?
rowspan='2'><img
height='400'/><img
width='500'
<form
src='$hasil[5]'
src='$hasil[6]'
height='100'><input
type='radio'
width='500'
type="submit"
name="submit"
id="submit"
INNER JOIN t_suku AS c ON b.id_suku = c.id_suku
INNER JOIN t_ordo AS d ON c.id_ordo = d.id_ordo
b.
INNER JOIN t_kelas AS e ON d.id_kelas = e.id_kelas
<?php
INNER JOIN t_filum AS f ON e.id_filum = f.id_filum
include "function.php";
INNER JOIN t_kingdom AS g ON f.id_kingdom =
include "header.php";
g.id_kingdom
include "awal1.php"; connect(); ?>
WHERE a.id_spesies = '$id_spesies'");
<table border=> <?php
while($hasil = mysql_fetch_row($q))
$arr_id_pertanyaan = explode(":",$_POST['question']);
{
$id_pertanyaan = $arr_id_pertanyaan[0];
echo"<tr><td>Kingdom</td><td>".$hasil[6]."</td></tr>";
$id_spesies_ketemu = $arr_id_pertanyaan[1];
echo "<tr><td>Filum</td><td>".$hasil[5]."</td></tr>";
if($id_pertanyaan == ''){
echo "<tr><td>Class </td><td>".$hasil[4]."</td></tr>";
$q = mysql_query("SELECT * FROM
echo "<tr><td>Ordo</td><td>".$hasil[3]."</td></tr>";
t_identifikasi_famili2 WHERE id_pertanyaan =
echo "<tr><td>Famili</td><td>".$hasil[2]."</td></tr>"
'$id_spesies_ketemu'");
echo "<tr><td>Genus </td>
while($hasil = mysql_fetch_row($q)) $id_suku =
<td><i>".$hasil[1]."</i></td></tr>";
$hasil[2];
echo
$q = mysql_query("SELECT suku FROM t_suku
"<tr><td>Spesies</td> <td><i>".$hasil[0]."</i></td></tr>"; }
WHERE id_suku = '$id_suku'");
$q2 = mysql_query("SELECT * FROM t_ikan WHERE
while($hasil = mysql_fetch_row($q)) {
id_spesies='$id_spesies'");
header('Location: famili.php?suku='.$hasil[0]); }
while($hasil2
=
Sintak identifikasi suku (id_famili.php)
mysql_fetch_row($q2)) {
}else{
echo "<tr><td>Nama Ikan : ".$hasil2[1]."</td><td><img
$q = mysql_query("SELECT id_langkah_famili,
src='$hasil2[4]' width='400' height='200'/></td></tr>";
id_pertanyaan_famili, pertanyaan, next_id_pertanyaan,
}
gambar, gambar2 FROM t_identifikasi_famili WHERE
}else{
id_pertanyaan_famili='$id_pertanyaan'"); ?>
$q
=
mysql_query("SELECT
id_pertanyaan_famili,
id_suku,
id_pertanyaan,
pertanyaan,
<form name="identifikasi" action="" method="POST">
<tr><td colspan='2'><h4>Pilih salah satu ciri Ikan di
bawah ini untuk melakukan identifikasi!</h4></td></tr>
next_id_pertanyaan_famili, gambar1, gambar2 FROM
67
68
Lampiran 3. (Lanjutan)
<h3>Kondisi Perikanan
<tr><td>
<?php while($ikan = mysql_fetch_array($sql))
<?php
{ echo $ikan[1];
while($hasil = mysql_fetch_row($q)){
} ?></h3>
echo "<tr><td rowspan='2'><img src='$hasil[4]' width='500'
<div class="pane">
height='400'/><img src='$hasil[5]' width='500'
<p><h3> <?php echo $row[5]; ?></h3></p> </div>
height='400'/></td>
</div> <?php } ?> </td> </tr>
<td width='500' height='100'><input type='radio'
<tr> <td ><a href="deskripsi.php?spesies=<?php echo $id
name='question' value='$hasil[3]:$hasil[0]'/></td></tr>
?>" id="submit">Deskripsi Umum</a>
<tr><td width='500'
<a href="reproduksi1.php?spesies=<?php echo $id ?>"
height='300'>$hasil[2]$hasil[3]</td></tr>";
id="submit">Reproduksi</a>
} ?> </td></tr>
<a href="stok.php?spesies=<?php echo $id ?>"
<tr> <td> <input type="submit" name="submit" id="submit"
id="submit">Stok</a>
value="next"/> </td></tr></table></form>
<a href="kebiasaan_makan.php?spesies=<?php echo $id
<?php } ?>
?>" id="submit">Kebiasaan makanan</a>
<a href="bioekonomi.php?spesies=<?php echo $id ?>"
c.
Sintak informasi umum (informasi.php).
id="submit">Bioekonomi</a></td></tr></table>
<?php
include "function.php";
d.
include "header.php";
<?php
include "awal1.php"; connect();
include "function.php";
$spesies= $_GET['spesies'];
include "header.php";
$id = $spesies;
include "awal1.php"; connect();
$info = mysql_query("SELECT * FROM t_informasi WHERE
if($_GET){
id_spesies='$spesies' ");
$kamus = $_GET['kamus'];
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_ikan WHERE
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_kamus where
id_spesies='$spesies' "); ?>
istilah like '%$kamus%' order by istilah asc");
<table><tr><td>
}else{
<?php while($row = mysql_fetch_array($info))
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_kamus order by
{?>
istilah asc");
<div id="accordion">
Sintak Kamus (istilah.php).
}
<h2 class="current">PETA LOKASI</h2>
if($_POST){
<div class="pane">
$kamus=$_POST['kamus'];
<img src='peta.JPG' width='900' height='600' border='0'
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_kamus where
align='center'/> </div>
istilah like '%$kamus%'");
<h2 class="current">KONDISI PERAIRAN BANTEN</h2>
$kepala = mysql_query("SELECT * FROM
<div class="pane"><p align="justify">
t_istilah_kepala WHERE istilah_teknis='kepala'");
<?php echo $row[2]; ?></p> </div>
$badan = mysql_query("SELECT * FROM
<h2 class="current">KONDISI PERAIRAN SELAT
t_istilah_kepala WHERE istilah_teknis='badan'");
SUNDA</h2>
$ekor = mysql_query("SELECT * FROM t_istilah_kepala
<div class="pane"> <p align="justify"><h3>
WHERE istilah_teknis='ekor'");
<?php echo $row[3]; ?> </h3></p> </div>
$sirip = mysql_query("SELECT * FROM t_istilah_kepala
<h2 class="current">KONDISI PERAIRAN LABUAN</h2>
WHERE istilah_teknis='sirip'");
<div class="pane">
$sisik= mysql_query("SELECT * FROM t_istilah_kepala
<p><h3> <?php echo $row[4]; ?> </h3></p> </div>
WHERE istilah_teknis='sisik'");
<h2 class="current">KONDISI PERIKANAN</h2>
?>
68
}
69
Lampiran 3. (Lanjutan)
<table><tr><td>
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>"; }
<div id="accordion">
echo "<tr><td colspan='2'><img
<h2>ISTILAH UMUM</h2>
src='pengukuran/6.jpg'/></td></tr>";
<div class="pane" >
echo "</table>";?></div>
<table><tr><td colspan='4'>
<h2>ISTILAH TEKNIS: SIRIP</h2>
<form method="POST" name="next" align="right" action="">
<div class="pane" ><?php echo "<table>";
<INPUT TYPE="TEXT" NAME="kamus">
while($rows = mysql_fetch_array($sirip))
<INPUT TYPE="SUBMIT" VALUE="Search">
{
</form></td></tr></table>
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
<p style="clear: both;" align="justify"><h3>
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>";
<?php echo "<table>";
}
while($row = mysql_fetch_array($sql))
echo "<tr><td colspan='2'><img
{
src='pengukuran/7.jpg'/></td></tr>";
echo "<tr><td align='left'>".$row[1]."</td>";
echo "</table>";?></div>
echo "<td align='left'>".$row[2]."</td>";
<h2 class="current">ISTILAH TEKNIS:SISIK</h2>
echo "<td><img src='{$row[3]}' width=400
<div class="pane" ><?php echo "<table>";
height=200 border=0 align=left/></td></tr>";
while($rows = mysql_fetch_array($sisik))
}
echo "</table>";?>
{
</div>
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
<h2>ISTILAH TEKNIS: KEPALA</h2>
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>";
<div class="pane" >
}
<?php echo "<table>";
echo "<tr><td colspan='2'><img
while($rows = mysql_fetch_array($kepala)) {
src='pengukuran/8.jpg'/></td></tr>";
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
echo "</table>";?> </div> </div> </td> </tr> </table>
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>";
e.
}
Sintak menu bantuan (bantuan.php)
echo "<tr><td><img src='pengukuran/9.jpg' width='400'
<?php
height='300'/></td>";
include "function.php";
echo "<td><img src='pengukuran/4.jpg' width='410'
include "header.php";
height='300'/></td></tr>";
include "awal1.php";
echo "</table>";?></div>
$meristik_morphologi = mysql_query("SELECT *
<h2>ISTILAH TEKNIS: BADAN</h2>
FROM t_pengukuran WHERE
<div class="pane" ><?php echo "<table>";
pengukuran='meristik_morphologi'");
while($rows = mysql_fetch_array($badan))
connect();
$sirip = mysql_query("SELECT * FROM t_pengukuran
{
WHERE pengukuran='sirip'");
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
$sisik= mysql_query("SELECT * FROM t_pengukuran
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>"; }
WHERE pengukuran='sisik'"); ?>
echo "<tr><td colspan='2'><img
<table><tr><td>
src='pengukuran/5.jpg'/></td></tr>";
<div id="accordion">
echo "</table>";?></div>
<h2 class="current">Identifikasi</h2>
<h2>ISTILAH TEKNIS: EKOR</h2>
<div class="pane"><p style="clear: both;"><h3>
<div class="pane" > <?php echo "<table>";
<h3> Bentuk Morphologi dan Karakteristik
while($rows = mysql_fetch_array($ekor)) {
Meristik</h3>
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
<?php echo "<table>";
while($row =
mysql_fetch_array($meristik_morphologi)){
69
70
Lampiran 3. (Lanjutan)
<?php
echo "<tr><td align='left'>".$row[2]."</td>";
$sql = mysql_query("SELECT a.id_stok, a.id_spesies,
echo "<td align='left'>".$row[3]."</td>";
b.spesies FROM t_stok a INNER JOIN t_spesies b ON
}
a.id_spesies = b.id_spesies ORDER BY spesies");
echo "<tr><td colspan='2'><img
while ($row = mysql_fetch_array($sql)){
src='pengukuran/2.jpg'/></td></tr>";
echo "<tr>";
echo "</table>";
echo "<td>".$row[0]."</td>";
echo "<h3>Cara menghitung jari-jari sisrip<h3>";
echo "<td>".$row[1]."</td>";
echo "<table>";
echo "<td>".$row[2]."</td>";
while($rows = mysql_fetch_array($sirip)) {
echo "<td><a
echo "<tr><td align='left'><b>".$rows[2]."</b></td>";
href='main_stok.php?id_stok=".$row[0]."'>Edit</a> | <a
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>";
href='main_stok.php?id_stok=".$row[0]."&tipe=delete'>
}
Delete</a></td>";
echo "<tr><td colspan='2'><img
echo "</tr>";
src='pengukuran/3.jpg'/></td></tr>";
}
echo "</table>";
?>
echo "<h3>Perhitungan sisik<h3>";
</table> <br />
echo "<table>";
<a href="main_stok.php">Add New</a> </body>
while($rows = mysql_fetch_array($sisik)) {
</html>
echo "<tr><td align='left'>".$rows[2]."</td>";
echo "<td align='left'>".$rows[3]."</td></tr>";
echo "</table>";
g.
}
?> </h3></p></div>
Sintak Form stok (main_stok.php)
<?php include "function.php";
<h2>Informasi Umum</h2>
connect();
<div class="pane"><p align='left'><h3><table>
if (isset($_GET['tipe'])){
<tr><td align='left'>1. Pilih menu Informasi Umum</td></tr>
If ($_GET['tipe'] == "delete") {
<tr><td align='left'>2. Pada form informasi umum ketik jenis
$sql_del = "DELETE FROM t_stok WHERE
ikan yang ingin dicari</td></tr>
id_stok='".$_GET['id_stok']."'";
<tr><td align='left'>3. Akan tampil semua jenis ikan yang
$hasil = mysql_query($sql_del);
sesuai dengan pencarian, lalu klik ikan yang
If ($hasil) {
diinginkan</td></tr>
echo "Proses delete telah berhasil";
<tr><td align='left'>4. Akan mumcul informasi tentang kondisi
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";
perairan lokasi pengambilan contoh.Terdapat sub menu
} Else {
deskripsi umum, reproduksi, stok, kebiasaan makanan, dan
echo "Proses delete gagal";
bioekonomi. Klik sesuai dengan kebutuhan.</td></tr>
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";
<tr><td align='left'>5. Klik menu Informasi Umum jika ingin
}
kembali mencari jenis ikan yang lain.</td></tr>
}
</p></table></div></div> </td> </tr> </table>
Else if ($_GET['tipe'] == "edit") {
f.
$sql_edit = "UPDATE t_stok SET
Sintak Form Stok (List_stok.php)
<?php include "function.php";
id_stok='".$_POST['id_stok']."',
connect(); ?>
id_spesies='".$_POST['id_spesies']."',
<html><head><title>List Data Stok</title>
frek_pjg='".$_POST['frek_pjg']."',
</head> <body>
pertumbuhan='".$_POST['pertumbuhan']."',
<table border=1 cellSpacing=0 cellPadding=4>
hub_panjang_bobot='".$_POST['hub_panjang_bobot']."',
<tr><td>Id Stok</td>
mortalitas_laju_eksploitasi='".$_POST['mortalitas_laju_e
<td>Id Spesies</td>
ksploitasi']."’,
<td>Nama Spesies</td>
m_produksi_surplus='".$_POST['m_produksi_surplus']."',
<td> </td></tr>
pengelolaan_sdp='".$_POST['pengelolaan_sdp']."',
gbr1='".$_POST['gbr1']."',
70
71
Lampiran 3. (Lanjutan)
If ($_GET['id_reproduksi'] != null) {
gbr2='".$_POST['gbr2']."',
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_stok WHERE
gbr3='".$_POST['gbr3']."',
id_stok='".$_GET['id_stok']."'");
gbr4='".$_POST['gbr4']."',
_stok=$row[0];
gbr5='".$_POST['gbr5']."'
$id_spesies=$row[1];
gbr6='".$_POST['gbr6']."'
$frek_pjg=$row[2];
gbr7='".$_POST['gbr7']."'
$pertumbuhan=$row[3];
gbr8='".$_POST['gbr8']."'
$hub_panjang_bobot=$row[4];
WHERE id_stok='".$_POST['id_stok']."'";
$mortalitas_laju_eksploitasi=$row[5];
If (mysql_query($sql_edit)) {
$m_produksi_surplus=$row[6];
echo "Proses update telah berhasil";
$pengelolaan_sdp=$row[7];
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";
$gbr1=$row[8];
} Else {
$gbr2=$row[9];
echo "Proses update gagal";
$gbr3=$row[10];
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";}
}
$gbr4=$row[11];
Elseif ($_GET['tipe'] == "add") {
$gbr5=$row[12];
$sql_edit = "INSERT INTO t_stok VALUES (
$gbr6=$row[13];
'".$_POST['id_stok']."',
$gbr7=$row[14];
'".$_POST['id_spesies']."',
$gbr8=$row[15];} Else {
'".$_POST['frek_pjg']."',
$tipe="add";
'".$_POST['pertumbuhan']."',
$id_stok="";
'".$_POST['hub_panjang_bobot']."',
$id_spesies="";
'".$_POST['mortalitas_laju_eksploitasi']."',
$frek_pjg="";
'".$_POST['m_produksi_surplus']."',
$pertumbuhan="";
'".$_POST['pengelolaan_sdp']."',
$hub_panjang_bobot="";
'".$_POST['gbr1']."',
$mortalitas_laju_eksploitasi="";
'".$_POST['gbr2']."',
$m_produksi_surplus="";
'".$_POST['gbr3']."',
$pengelolaan_sdp="";
'".$_POST['gbr4']."',
$gbr1=""; $gbr2=""; $gbr3=""; $gbr4=""; $gbr5="";
'".$_POST['gbr5']."',
$gbr6="";
'".$_POST['gbr6']."',
gbr7=""; $gbr8=""; } }
'".$_POST['gbr7']."',
} Else {
'".$_POST['gbr8']."’, )";
$sql_get_id = mysql_query("SELECT
If (mysql_query($sql_edit)) {
CONCAT('stok',MID(MAX(id_stok), 2,
echo "Proses tambah data telah berhasil";
LENGTH(MAX(id_stok))-1)+1) id_stok FROM
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";
t_stok");
} Else {
If ($row_get_id = mysql_fetch_array($sql_get_id)){
echo "Proses tambah data gagal";
$new_id_stok = $row_get_id[0]; }
echo "<br /><a href='list_stok.php'>Kembali</a>";
}
}
}Else {
$tipe="add";
$id_stok="";
if (isset($_GET['tipe'])){
$id_spesies="";
If ($_GET['id_reproduksi'] != null) {
$frek_pjg="";
$sql = mysql_query("SELECT * FROM t_stok WHERE
$pertumbuhan="";
id_stok='".$_GET['id_stok']."'");
$hub_panjang_bobot="";
$mortalitas_laju_eksploitasi="";
71
72
Lampiran 3. (Lanjutan)
><?php echo $hub_panjang_bobot; ?></textarea></td>
$m_produksi_surplus="";
</tr><tr><td>Mortalitas dan Laju Eksploitasi</td>
$pengelolaan_sdp="";
<td>:</td><td><textarea value='<?php echo
$gbr1=""; $gbr2=""; $gbr3=""; $gbr4=""; $gbr5="";
$mortalitas_laju_eksploitasi; ?>'
$gbr6=""; $gbr7=""; $gbr8="";
name='mortalitas_laju_eksploitasi'><?php echo
}
$mortalitas_laju_eksploitasi; ?></textarea></td> </tr>
$sql_spesies = mysql_query("SELECT id_spesies, spesies FROM
<tr><td>Model Produksi Surplus</td>
t_spesies ");
<td>:</td><td><textarea type='text' value='<?php echo
$form_id_stok = "";
$m_produksi_surplus; ?>'
If ($id_stok != null) {
name='m_produksi_surplus'><?php echo
$form_id_stok = $id_stok;
$m_produksi_surplus; ?></textarea></td> </tr>
} Else {
<tr><td>Pengelolaan Sumberdaya Perikanan</td>
$form_id_stok = $new_id_stok;
<td>:</td><td><textarea value='<?php echo
} ?>
$pengelolaan_sdp; ?>' name='pengelolaan_sdp'><?php
<html> <body>
echo $pengelolaan_sdp; ?></textarea></td> </tr>
<table border=1 cellSpacing=0 cellPadding=4>
<tr><td>Gbr 1</td><td>:</td>
<form name='frmStok' action='main_stok.php?tipe=<?php echo
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr1; ?>'
$tipe; ?>' method="POST">
name='gbr1' disabled></td> </tr>
<tr><td>Id Stok</td><td>:</td>
<tr><td>Gbr 2</td><td>:</td>
<td><input type='text' value='<?php echo $form_id_stok; ?>'
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr2; ?>'
name='id_stok' READONLY></td></tr>
name='gbr2' disabled width="100px"></td> </tr>
<tr><td>Id Spesies</td><td>:</td>
<tr><td>Gbr 3</td><td>:</td>
<td><select name='id_spesies'><option value=""></option>
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr3; ?>'
<?php
name='gbr3' disabled></td> </tr>
If ($id_spesies != null) {
while ($row_sp = mysql_fetch_array($sql_spesies)){
<tr><td>Gbr 4</td><td>:</td>
If ($row_sp[0] == $id_spesies) {
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr4; ?>'
echo "<option value='".$row_sp[0]."'
name='gbr4' disabled></td></tr>
SELECTED>".$row_sp[1]."</option>";
<tr><td>Gbr 5</td><td>:</td>
} Else {
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr5; ?>'
echo "<option value='".$row_sp[0]."'>".$row_sp[1]."</option>";
name='gbr5' disabled></td></tr>
} } } Else {
<tr><td>Gbr 6</td><td>:</td>
while ($row_sp = mysql_fetch_array($sql_spesies)){
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr6; ?>'
echo "<option value='".$row_sp[0]."'>".$row_sp[1]."</option>";
name='gbr6' disabled></td> </tr>
} } ?>
<tr><td>Gbr 6</td><td>:</td>
</select></td> </tr>
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr6; ?>'
<tr><td>Frekuensi Panjang</td><td>:</td>
name='gbr6' disabled></td> </tr>
<td><textarea value='<?php echo $frek_pjg; ?>'
<tr><td>Gbr 6</td><td>:</td>
name='frek_pjg'><?php echo $frek_pjg; ?></textarea></td>
<td><input type='file' value='<?php echo $gbr6; ?>'
</tr> <tr><td>Pertumbuhan</td><td>:</td>
name='gbr6' disabled></td> </tr>
<td><textarea value='<?php echo $pertumbuhan; ?>'
</table>
name='pertumbuhan'><?php echo $pertumbuhan;
<input type='submit' value="Save">
?></textarea></td>
<input type='button' value="Back" onclick="history.go(-
</tr><tr><td>Hubungan Panjang dan
1);return false;">
Bobot</td><td>:</td><td><textarea value='<?php echo
</form></body></html><?php }
$hub_panjang_bobot; ?>' name='hub_panjang_bobot'
?>
72
73
Lampiran 6. Tabel spesies
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
id_spesies
sp1
sp3
sp2
sp4
sp5
sp6
sp7
sp8
sp9
sp10
sp11
sp12
sp13
sp14
sp15
sp16
sp17
sp18
sp19
sp20
sp21
sp22
sp23
sp24
sp25
sp26
sp27
sp28
sp29
sp30
sp31
sp33
sp34
sp35
sp36
sp37
sp38
sp39
sp40
sp41
spesies
Dussumieria acuta
Dussumieria elopsoides
Spratelloides delicatulus
Spratelloides robustus
Spratelloides gracilis
Spratelloides lewisi
Sardinops neopilchardus
Escualosa thoracata
Escualosa elongata
Herklotsichthys koningsbergeri
Herklotsichthys lippa
Herklotsichthys quadrimaculatus
Herklotsichthys collettei
Herklotsichthys dispilinotus
Herklotsichthys gotoi
Herklotsichthys castelnaui
Herklotsichthys blackburni
Amblygaster sirm
Amblygaster clupeoides
Amblygaster leiogaster
Sardinella lemuru
Sardinella gibbosa
Sardinella atricauda
Sardinella fimbriata
Sardinella albella
Sardinella melanura
Sardinella marquesensis
Sardinella fijiense
Sardinella brachysoma
Sardinella richardsoni
Corica
Clupeichthys
Hyperlophus translucidus
Hyperlophus vittatus
Clupanodon thrissa
Nematalosa galatheae
Nematalosa nasus
Nematalosa erebi
Nematalosa come
Nematalosa papuensis
73
id_genus
gns5
gns5
gns14
gns14
gns14
gns14
gns13
gns6
gns6
gns7
gns7
gns7
gns7
gns7
gns7
gns7
gns7
gns1
gns1
gns1
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns12
gns4
gns8
gns43
gns43
gns3
gns11
gns11
gns11
gns11
gns11
74
Lampiran 6. (Lanjutan)
No id_spesies
spesies
41 sp42
Nematalosa flyensis
42 sp43
Nematalosa japonica
43 sp44
Nematalosa vlaminghi
44 sp45
Anodontostoma thailandiae
45 sp46
Anodontostoma chacunda
46 sp47
Anodontostoma selangkat
47 sp48
Hilsa kelee
48 sp49
Tenualosa reevesii
49 sp50
Tenualosa macrura
50 sp51
Tenualosa toli
51 sp52
Pristigenys meyeri
52 sp53
Pristigenys niphonia
53 sp54
Cookeolus japonicus
54 sp55
Heteropriacanthus cruentatus
55 sp56
Priacanthus tayenus
56 sp57
Priacanthus hamrur
57 sp58
Priacanthus prolixus
58 sp59
Priacanthus zaiserae
59 sp60
Priacanthus sagittarius
60 sp61
Priacanthus blochii
61 sp62
Priacanthus alalaua
62 sp63
Priacanthus macracanthus
63 sp64
Priacanthus fitchi
64 sp65
Scolopsis ciliatus
65 sp66
Scolopsis xenochrous
66 sp67
Scolopsis bilineatus
67 sp68
Scolopsis vosmeri
68 sp69
Scolopsis temporalis
69 sp70
Upeneus asymmetricus
70 sp71
Scolopsis trilineatus
71 sp72
Scolopsis margaritifer
72 sp73
Scolopsis lineatus
73 sp74
Scolopsis taeniopterus
74 sp75
Scolopsis affinis
75 sp76
Scolopsis auratus
76 sp77
Scolopsis monogramma
77 sp78
Scaevius milii
78 sp79
Nemipterus virgatus
79 sp80
Nemipterus nematophorus
80 sp81
Nemipterus peronii
81 sp82
Nemipterus sp. 1
74
id_genus
gns11
gns11
gns11
gns2
gns2
gns2
gns9
gns15
gns15
gns15
gns20
gns20
gns16
gns18
gns19
gns19
gns19
gns19
gns19
gns19
gns19
gns19
gns19
gns25
gns25
gns25
gns25
gns25
gns29
gns25
gns25
gns25
gns25
gns25
gns25
gns25
gns24
gns21
gns21
gns21
gns21
75
Lampiran 6. (Lanjutan)
No id_spesies
spesies
82 sp83
Nemipterus thosaporni
83 sp84
Nemipterus japonicus
84 sp85
Nemipterus marginatus
85 sp86
Nemipterus aurifilum
86 sp87
Nemipterus zysron
87 sp88
Nemipterus bathybius
88 sp89
Nemipterus balinensis
89 sp90
Nemipterus nemurus
90 sp91
Nemipterus vitiensis
91 sp92
Nemipterus balinensoides
92 sp93
Nemipterus theodorei
93 sp94
Nemipterus aurora
94 sp95
Nemipterus celebicus
95 sp96
Nemipterus furcosus
96 sp97
Nemipterus gracilis
97 sp98
Nemipterus isacanthus
98 sp99
Nemipterus hexodon
99 sp100
Nemipterus nematopus
100 sp101
Nemipterus mesoprion
101 sp102
Nemipterus tambuloides
102 sp103
Parascolopsis eriomma
103 sp104
Parascolopsis tosensis
104 sp105
Parascolopsis rufomaculatus
105 sp106
Parascolopsis melanophrys
106 sp107
Parascolopsis tanyactis
107 sp108
Parascolopsis inermis
108 sp109
Pentapodus emeryii
109 sp110
Pentapodus paradiseus
110 sp111
Pentapodus setosus
111 sp112
Pentapodus bifasciatus
112 sp113
Pentapodus caninus
113 sp114
Pentapodus porosus
114 sp115
Pentapodus nagasakiensis
115 sp116
Pentapodus trivittatus
116 sp117
Pentapodus sp.
117 sp118
Mulloidichthys pflugeri
118 sp119
Mulloidichthys mimicus
119 sp120
Mulloidichthys flavolineatus
120 sp121
Mulloidichthys vanicolensis
121 sp122
Parupeneus barberinus
122 sp123
Parupeneus macronemus
75
id_genus
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns21
gns22
gns22
gns22
gns22
gns22
gns22
gns23
gns23
gns23
gns23
gns23
gns23
gns23
gns23
gns23
gns26
gns26
gns26
gns26
gns27
gns27
76
Lampiran 6. (Lanjutan)
No id_spesies
spesies
123 sp124
Parupeneus jansenii
124 sp125
Parupeneus heptacanthus
125 sp126
Parupeneus bifasciatus
126 sp127
Parupeneus multifasciatus
127 sp128
Parupeneus moffitti
128 sp129
Parupeneus indicus
129 sp130
Parupeneus cyclostomus
130 sp131
Parupeneus pleurostigma
131 sp132
Parupeneus barberinoides
132 sp133
Parupeneus ciliatus
133 sp134
Parupeneus spilurus
134 sp135
Parupeneus biaculeatus
135 sp136
Upeneus asymmetricus
136 sp137
Upeneus filifer
137 sp138
Upeneus sundaicus
138 sp139
Upeneus sulphureus
139 sp140
Upeneus moluccensis
140 sp141
Upeneus quadrilineatus
141 sp142
Upeneus vittatus
142 sp143
Upeneus subvittatus
143 sp144
Upeneus arge
144 sp145
Upeneus tragula
145 sp146
Scomber japonicus
146 sp147
Scomber australasicus
147 sp148
Rastrelliger faughni
148 sp149
Rastrelliger brachysoma
149 sp150
Rastrelliger kanagurta
150 sp151
Grammatorcynus bicarinatus
151 sp152
Grammatorcynus bilineatus
152 sp153
Acanthocybium solandri
153 sp154
Scomberomorus sinensis
154 sp155
Scomberomorus commerson
155 sp156
Scomberomorus multiradiatus
156 sp157
Scomberomorus munroi
157 sp158
Scomberomorus guttatus
158 sp159
Scomberomorus koreanus
159 sp160
Scomberomorus lineolatus
160 sp161
Scomberomorus queenslandicus
161 sp162
Scomberomorus semifasciatus
162 sp163
Allothunnus fallai
163 sp164
Sarda orientalis
76
id_genus
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns27
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns29
gns40
gns40
gns38
gns38
gns38
gns35
gns35
gns30
gns41
gns41
gns41
gns41
gns41
gns41
gns41
gns41
gns41
gns31
gns39
77
Lampiran 6. (Lanjutan)
No id_spesies
spesies
164 sp165
Cybiosarda elegans
165 sp166
Gymnosarda unicolor
166 sp167
Auxis thazard thazard
167 sp168
Auxis rochei rochei
168 sp169
Katsuwonus pelamis
169 sp170
Euthynnus affinis
170 sp171
Thunnus maccoyii
171 sp172
Thunnus alalunga
172 sp173
Thunnus obesus
173 sp174
Thunnus albacares
174 sp175
Thunnus tonggol
175 sp176
Konosirus punctatus
77
id_genus
gns33
gns36
gns32
gns32
gns37
gns34
gns42
gns42
gns42
gns42
gns42
gns10
Download