ABSTRAK KRITIK PEMIKIRAN ISLAM ATAS

advertisement
1
ABSTRAK
KRITIK PEMIKIRAN ISLAM ATAS MARX TENTANG MATERIALISME
SEJARAH (HISTORICAL MATERIALISM)
(Aspek filsafat dan perkembangan ekonomi pemikiran Marx)
Oleh:
Munandar Sulaeman
Staf Pengajar Program Pascasarjana FISIP; Staf Lab. Sosiologi Penyuluhan Fapet
Universitas Padjadjaran Bandung; Email : mdr_Sul @yahoo.com
Abstract
Understanding of Marx's theory still felt limited both the substance and assess its relevance to
current conditions , let alone discuss or criticize . Literature study is expected to clarify the
concept or theory of historical materialism , both in terms of philosophy and sociology and
economics , as well as the possibility of criticism . Marx 's thesis that human history is a history
of mastery of the material ; thinking is the result of modification and transformation of the
philosophy of Hegel and Feuerbach thought . Marx criticized Hegel's philosophical thinking (
about self-creation ) and criticize the philosophy of Feuerbach pemikirian of mechanistic
materialism . Critics of Marx's historical materialism is synonymous with criticism of
materialism , namely the productive forces in society also merupan result of human reason , as
thinking people ( social reality ) is the result of force production . Another criticism that the
production system ( old ) may also develop other cultural patterns . Groups who live under the
same economic and cultural conditions , it can adopts a different thought . The dialectic of
history is not a claim on the correct explanation , because the thesis , antithesis and synthesis in
the social history of the law . Not always a new stage of history will be higher than the previous
stage , often there is a period of disintegration . View of thesis , antithesis and synthesis in the
history there is less tendency to examine the differences and will reduce the incidence or
occurrence sejarah.Pandangan historical materialism ( dialectic ) is often used or justification to
commit acts of violence , but can only change history ( material productive forces ) in the
community can do peacefully . Infrastructure and superstructure sometimes there is conflict itself
,and can also be a determinant of cultural history
Key words : Materials History , Criticism , Dialectics
2
Pendahuluan
Karl Marx (1818-18183) adalah pemikir teori sosial (sosiologi) yang banyak mempengaruhi
pemikir ilmu sosial lainnya dan sekaligus hasil pemikirannya menjadi polemik dikalangan
ilmuwan sosial. Salah satu tema pemikirannya yang menghubungkan filsafat dengan
perkembangan sejarah ekonomi, membuahkan pemikiran progresif dan dinamis untuk suatu
gerakan (action) yaitu materialisme sejarah.
Pengertian materialisme sejarah dijelaskan oleh Engels (dalam “introduction to socialism:
utopian and scientific, 1892)1
Historical materialism designote(s) that view of course of history which seeks the
ultimate cause and the great moving power of all infortant historic even in the economic
development of society in the change in the mode of production and change, in the
consequent dibvision of society into distinc classes, and the struggle of these classes
againt one another. (Materialisme sejarah memberi isyarat bahwa pandangan tentang
rangkaian daripada sejarah sebagai rangjkaian sebab utama dan sebagai kekuatan
penggerak yang besar dari seluruh peristiwa-peristiwa sejarah penting di dalam
perkembangan ekonomi masyarakat, menurut perubahan pada cara-cara produksi dan
pertukaran, yang mempunyai konsekuensi pembagian masyarakat menjadi kelas-kelas
yang jelas, dan perjuangan dari kelas-kelas tersebut berlawanan satu dengan yang
alinnya).
Pengertian tersebut tersebar dalam karya Marx dan Engels dalam “The German ideology”
(1846). Kajian Marx ini tidak lepas dari pengalaman intelektualnya dalam mengkritisi pemikiran
filsafat Hegel (tentang
self creation) dan mengkritisi pemikirian filsafat Feurbach tentang
materialisme mekanistik. Dengan demikian pemikiran tentang materialisme sejarah tidak dapat
dilepaskan dari upaya mengkritisi filsafat materialisme dalam konteks sejarah perkembangan
ekonomi, sehingga perlu mempelajari kritik filsafat Marx terhadap Hegel dan Feurbach.
Kritik Marx Terhadap Hegel dan Feurbach
Sebelum muncul pandangan tentang materialisme sejarah dari Marx, maka Hegel (17701831) berpendapat bahwa:2
(1). Alam ini adalah proses menggelarnya fikiran-fikiran , sehingga dari proses tersebut
timbul proses alam, sejarah manusia, organisme dan kelembagaan masyarakat
(pandangan historical idealism). (2) Bagi Hegel materi adalah kurang riil dibandingkan
dengan jiwa, karena fikiran atau jiwa adalah esesnsi dari alam. (3) Dunia menurut Hegel
adalah selalu dalam proses perkembangan (perubahan). Proses perubahan tersebut
1
2
Bottomore T. , Harris, Kiernan, Miliband, A Dictionary of Marxist Thought. (Harvard University, 1983} hlm 206.
Titus, Smith dan Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat. Terj. Rasjidi (Bulan Bintang,1984) hlm302-306.
3
bersifat dialektika, artinya perubahan-perubahan tersebut berlangsung melalui tahap
afirmasi atau tesis, antitesis (pengingkaran) dan sampai pada sintesis atau integrasi.Segala
perkembangan baik dalam benda atau dalam ide, terjadi dengan cara mengalahkan
kontradiksi (dialektika) 3.
Pandangan Hegel tersebut dikenal dengan filsafat historical idealism. Yang mengartikan
sejarah adalah sejarah gagasan dan berarti pula bahwa lokomotif perubahan itu adalah gagasan
(ide), dimulai dari benak manusia kemudian dilakukan dalam kehidupan manusia Penafsiran
lain terhadap pandangan Hegel (dialektika) yaitu bahwa pelajaran sejarah apapun yang ada
didalam kehidupan tidak mengikuti perkembangan akumulatif dari masa ke masa. Tetapi
perkembangan masyarakat itu justru karena adanya pertentangan (kekuatan contradiction,
kontradiksi). Bagi Hegel kontradiksi itu ada di dalam gagasan yang dikenal tesis, antitesis dan
sintesis yang dikenal pula dengan dialektika.
Marx menolak idealisme Hegel, ia membalikan filsafat Hegel, dan menyatakan bahwa
hanya materi (bukan ide atau gagasan) yang pokok sebagai lokomotif perubahan. Materi yang
diperlihatkan oleh organisasi ekonomi dari masyarakat serta cara-cara produksi (mode of
production), maka akan menentukan kelembagan politik dan sosial dari masyarakat
(superstruktur) . Kekeliruan Hegel menurut Marx dan Engels, karena Hegel menyajikan dalam
bentuk mistik. Jika pandangannya dibebaskan dari bentuk mistiknya, maka anggapan sjarah
adalah dialektika akan merupakan kebenaran yang dalam. Dialektika bagi Marx dan Engels
adalah fakta empirik, yang dapat diketahui dengan penyelidikan tentang alam, yang dikuatkan
lebih lanjut oleh hubungan-hubungan sebab akibat yang diperlihatkan oleh ahli sejarah dan sains.
Proses dialektika bukan proses mekanik dan diterministik, tetapi banyak faktor yang berinteraksi,
dimana produk bahan keperluan hidup merupakan faktor dominan4. Marx menolak idealisme
hegel, tetapi menerima dialektikanya, sehingga historical idealism fikiran Hegel diadopsi aspek
historisnya saja dan ditambahkan aspek dialektikanya, sehingga Marx menyusunnya menjadi
idealisme sejarah (historical idealism) , yang akhirnya menjadi historical materialism, setelah
mengkritik dengan pedas dan mengambil aspek materialisme dari Feurbach .
3
Sebagai catatan konsep dialektika itu sendiri semula diginakan Fichte (1732-18140 dalam ulasannya yang disebut
triade meliputi tesis, antitesis dan sintesis, kemudian digunakanmetode filsafat oleh Hegel dan diperdalam oleh
Marx dalam praxis masyarakat
4
Titus, Smith dan Nolan, Persoalan-persoalan filsafat, Op. Cit., hlm 302-303
4
Demikian pula pandangan Feurbach (1804-1872), dikenal sebagai tokoh pemikiran
materialisme mekanik (mechanistic materialism) , pandangannya menolak metafisika . Menurut
Feurbach yang penting bagi manusia adalah usahanya bukan akalnya, sebab pengetahuan hanya
sebagai alat untuk mencapai usaha manusia berhasil . manusia sebagai makhluk alamiah
(Gattung)
5
. Materialisme mekanik adalah sebagai doktrin yang menyatakan bahwa alam itu
diatur oleh huku-hukum alam yang dapat dijelaskan oleh sains fisik6.
Demikian pula materialisme mekanik dari Feurbach tidak luput dari kritik Marx, yang
ditulisnya
dalam Tesis-tesis mengenai Feurbach (Theses on Feurbach). Marx menyatakan bahwa:
Pendekatan
Feurbach tidak historis, ia membuat manusia abstrak mendahului
masyarakat, ia tidak menurunkan manusia menjadi saleh dan gagal melihat bahwa rasa
saleh itu sebagai produk sosial. Gagasan Feurbach hanya merupakan “renungan” realitas
materi padahal ada realitas timbal balik antara kesadaran dan praksis manusia. Kenyataan
material diyakini manusia sebagai penentu kegiatan manusia, tetapi tidak menganalisis
modifikasi dunia obyektif dengan subyektif dengan kegiatan manusia Dengan demikian
doktrin materialis Feurbach tidak mampu menangani fakta , maka kegiatan revolusioner
adalah tindakan manusia yang dilakukan secara sadar dan dikehendaki. Dimana ini dalam
kaitan pengaruh “searah” kenyataan materi mempengaruhi gagasan. Keadaan dirubah
oleh manusia dan sang pendidik harus dididik7.
Keberatan Marx terhadap para materialis kareana menggunakanmetode dialektis,
melainkan statis, sehingga tidak historis. Padahal Marx berusaha menerapkan materialisme
dialektis bagi kehidupan masyarakat. Marx tidak tahan
melihat kenyataan dan tidak mau
menggantungkan diri kepada hukum-hukum alam (yang bersifat mekanistik). Manusia dalam
pandangan Marx tidak lepas dari hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan
manusia. Pertumbuhan manusia menyibukan manusia untuk giat bekerja dan berproduksi.
Dengan demikian Marx mengambil “materialisme” dan meninggalkan unsur filsafat
“mekanistiknya” dari pandangan Feurbach, untuk kemudian menggabungkan dengan
“historisnya” yang diambil dari Hegel.; Sehingga Marx jalan sendiri dengan hasil adopsi dari
kedua filosof tersebut dengan pandangan “materialisme sejarah” dengan menggunakan metode
dialektika dari Feurbach. Marx dalam hal ini menjadi peramu pemikiran filsafat ulung, melalui
kritik dan mengembangkannya secara empirik.
5
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat 2, (Kanisius Yogyakarta, 1980) hlm 119
Titus, Smith dan Nolan, Persoalan-persoalan filsafat, Op. Cit., 1984 hlm 297
7
Engels publikasi asli 1888, dalam Giddens, Capitalism and modern social theory, (London Cambridge University
Press 1985) hlm 20-21.
6
5
Perkembangan Ekonomi (Kekuatan-kekuatan Produksi)
Gagasan brilian Marx yang melakukan kritik dan interpretatif dan melakukan pembalikan
terhadap gagasan Hegel dan Feurbach, kemudian melanjutkan pemikirannya dengan
menghubungkan ekonomi dengan filsafat. Para filosof kerjanya terbatas hanya berfikir tentang
duania tetapi yang diperlukan sekarang adalah mengubah dunia. Dari penelitiannya tentang
asejarah perkembangan ekonomi. Bahwa kehidupan manusia seluruhnya ditentukan atau
dikuasai oleh hubungan-hubungan ekonomis. Segala aktivitas rohani, ilmu pengetahuan,
kesenian, agama,. etika dan politik yang serba superstruktur adalah merupakan endapan dari
hubungan-hubungan ekonomi yang ditentukan oleh sejarah. Hakekat manusia adalah mahluk
pekerja (homo laborans, homo faber) , hanya bagi Hegel dipandang sebagai manusia abstrak,
sedangkan bagi Marx justru kerja adalah sesuatu yang sudah “tercuri” dari manusia.
Pertumbuhan manusia yang pesat, menimbulkan pembagian kerja guna memenuhi keperluan
hidupnya. Untuk memenuhi keperluan tersebut adalah “produksi bahan-bahan “. Landasan
material hidup kemasyarakatan itu adalah : cara-cara produksi barang material (mode of
production). Seingga bagi Marx ada dua faktor yang bekerja pada produksi barang yaitu: 8
1. Kekuatan-kekuatan material yang produktif yang dikenal dengan forces of
production, meliputi : (a) material kasar (b) alat-alat produksi (alat kerja,
mesin dsb) (c) kecakapan pekerja (skill) dan (d) pengalaman bekerja
2. Hubunga-hubungan produksi, yaitu hubungan-hubungan antar manusia dalam
berproduksi yang dikenal social relation of production.
Perkembangan yang terus menerus dari kekuatan yang berproduksi di dalam sejarah
berpindah-pindah dari generasi masyarakat yang satu kepada kegenerasi masyarakat berikutnya.
Menurut Marx 9
Suatu riwayat produk adalah hasil dari tindakan seluruh geberasi yang turun
temurun dan tiap generasi berdiri di atas bahu generasi yang mendahuluinya
sambil melanjutkan perkembangan kegiatan pergaulannya dan modifikasi orde
sosialnya, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah berubah. Bahkan
obyek-obyek dari kepastian indera yang paling sederhana pun hanya diberikan
kepadanya melalui perkembangan sosial, pergaulan kegiatan dan hubungan
niaga.
8
Marx, The materials Forces and the relations of production, Contribution to the critique of political economi
(Publikasi asli 1904) dalam Parson dkk., Theories of Society, (New York, The Free Press, 1965) hlm 136-138.
9
Marx dan Engels, German Ideology, publikasi asli 1965 dalam Giddens, Capitalism and modern social theory, Op.
Cit. hlm. 26-27.
6
Sejarah perkembangan (cara-cara produksi) bagi Marx
adalah hasil dari generasi
kegenerasi sesuai dengan orde sosialnya dimana masing-masing generasi saling memberikan
landasan untuk generasi berikutnya. Makna sejarah bagi Marx adalah 10:
….Segera setelah proses kehidupan manusia (dalam pengasingan–tidak empiris)
dapat dijelaskan, maka sejarah yang hanya kumpulan fakta seperti materialis
abstrak atau kegiatan yang ada di dalam bayangan fikiran seperti halnya para
idealis, akan berhenti. Maka nilai ilmu tulen, ilmu positif, yaitu penampakan dari
kegiatan praktis dari proses praktis perkembangan ekonomi manusia.
Bagi Marx sejarah yang hanya ada dalam pikiran dan materiallisme abstrak adalah tidak mempunyai nilai
untuk membangun masyararakatnya. Marx bersemangat untuk menyusun sejarah perkembangan ekonomi
yang empirik yang mendorong manusia yang kreatif dan empiris dalam hubungannya dengan alam. Marx
mempelajari sejarah dan prinsip-prinsip dan hukum-hukum sosialnya. Masyrakat yang diselidikinya
mempunyai dinamika atau logika perkembangan masing masing yang khas intern. Dari satu generasi
kegenerasi selanjutnya meneruskan kegiatan tradisionalnya atau memodifikasinya (Distorsiteleologis)
tipologi masyarakat yang ditelusuri Marx adalah segi perbedaan progresifnya dan pembagian tenaga
kerjanya (seperti dalam naskah naskah 1984) bahwa perluasan pembagian tenaga kerja itu sama artinya
dengan pertumbuhan keterasingan dan pemilikan pribadi masyarakat kelas terbentuk dari pemilikan
bersama yang secara orisinil tak berbeda namun tergantung kepada spesialisasi pembagian tenaga kerja
(misal buruh yang diupah) yang terabaikan dari jangkauan kemampuan sebagai pemproduksi universal.
Menurut Marx …; bahwa tingkat pembagian kerja menentukan pula hubungan-hubungan pribadi
antar orang diantara mereka dalam kaitanya dengan bahan-bahan produksi, instrumen, dan hasil
kerja11.
Kondisi masyarat dengan tipologi masyarakatnya dipelajari Marx dengan bahan-bahan
sejarah Eropa dari masyarakat suku sampai masyarakat kuno (Yunani dan Romawi). Untuk
perkembangan kesukuan mengkaji masyarakat timur (India dan Cina). Bahan lain masyarakat
suku Jerman dan kekacauan kekaisaran Roma membentuk rangkaian dengan masyarakat feodal
Eropa Barat, sehingga sejarah perkembangan ekonominya
dideskripsikan dengan tipologi
sebagai berikut
10
11
Ibid. hlm. 27
Bottomore dan Rubel, Karl Marx selected Writing in Sociology and Social Philosophy, dalam Giddens, Op. Cit hlm. 29
7
1. Masyarakat primitif ( kesukuan). Ciri masyarakat ini pemilikan tanah bersama, pembagian
kerja sederhana, tidak ada kelas, tidak ada milik pribadi, hubungan sosial kekerabatan dan
pembagian kerjanya spontan dalam keluarga.
2. Masyarakat purba (Ancient) Ciri masyarakat ini mulai ada perkembangan, penduduk dan
perdagangan mulai bertambah. Kemudian untuk mengorganisir sistim produksi mulai tumbuh
sistem perbudakan yang efektif dan terspesialisasi. Masyarakat perbudakan menjadi cikal bakal
kelas yang akan tumbuh konflik kelas, contohnya bangsa Romawi dan Greek.
3.Masyarakat Feodal. Cirinya dalam kemakmuran bertumpu dalam tanah, struktur yang
dihasilkan secara alamiah yaitu aristokrasi feodal yang di dasarkan pada wilayah dan bersifat
hirarkis. Tumbuh majikan penguasa feodal yang mengontrol para pengrajin dan pekerja terampil.
4. Masyarakat modern (Kapitalis). Cirinya tumbuh kapitalis, diawali dengan produksi yang
melebihi konsumsi, sehingga berkeinginan untuk menjadi pedagang . Pada tahap kapitalis buruh
upah proletar memiliki hubungan dengan majikan borjuis semata, sebagai penjual tenaga kerja
yang kegiatan produksinya dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk yang akan dijual
dalam sistem pasar yang bersifat impersonal.
5. Masyarakat komunis (scientific communism). Adalah suatu tahap dimana pemilikan pribadi
akan lenyap, kekutan-kekutan produksi menjadi milik bersama (communal property). Pribadipribadi akan berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal , tidak hanya ekonomi.
Kritik Terhadap Pemikiran Marx
Kritik terhadap Marx yang dimaksud adalah kritik terhadap pandangannya bahwa sejarh
itu bersifat bendawi atau materialisme sejarah sebagai salah satu teori pokoknya Marx, sehingga
tidak mengkritisi Marxisme. Sebelum mengkritisi ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian bahwa Marx sendiri tidak semarxis pengikutnya, terkadang pada pernyataan tertentu
Marx sendiri memberikan catatan penting tentang pandangannya. Diantarnya pada suatu
kesempatan menyatakan : bahwa “Saya tidak se-Marxis anda, saya adalh Marx bukan Marxis”.
Kritik yang patut disampaikan mengenai kelestarian suatu teori, teori tentu dasarnya empiric,
namun sejarah materi tidak selamanya berlaku untuk masa kini dan mendatang, sehingga teori
8
harus sebagai premis apriori sebagai hasil serangkaian kerja ilmiah logis. Metode ilmiah
demikian tidak terpenuhi pada sejarah materi. 12
Mengenai teori tentang masyarakat sebagai dasar (infrastruktur) adalah ekonomi
(ekonomi basis) dan bagian lainya bangunan atas (super struktur) yang dikategorikan nilai,
ideology, politik dan budaya, tidak selamanya benar, karena ekonomi sebagai basis tidak
selamanya mendahului superstruktur. Adakalanya nilai budaya sejumlah falsafah, kepribadian,
gagasan, pandangan dan nilai agama atau ideologi keagamaan maju mendahuli zamannya.
Marx telah berhasil menyusun tipologi masyarakatnya berdasarkan asumsi metrialisme
sejarah. Namun kritik terhadap materialisme sejarah identik dengan kritik untuk materialisme,
yaitu kekuatan produksi dalam masyarakat juga merupan hasil akal manusia, sebagaimana
pemikiran masyarakat (realitas sosial) adalah hasil dari kekuatan produksi. Kritik lain bahwa
dalam sistem produksi (lama) dapat juga mengembangkan corak kebudayaan yang lain.
Demikian pula kelompok yang hidup dibawah kondisi ekonomi dan budaya sama, ternyata dapat
menganut sistem pemikiran yang berlainan. Kritik lain bahwa dialektika pada sejarah bukanlah
suatu klaim penjelasan paling benar, sebab tesis, antitesis dan sintesis dalam sejarah itu
senantiasa terjadi. Demikian pula tidak selamanya tahap baru sejarah akan lebih tinggi dari tahap
sebelumnya. sering pula ada masa disintegrasi. Pandangan tesis, antitesis dan sintesis dalam
sejarah ada tendensi kurang mengkaji perbedaan dan akan mereduksi kejadian atau peristiwa
sejarah. Pandangan materialisme sejarah (dialektika) sering digunakan atau pembenaran untuk
melakukan tindakan kekerasan, padahal dapat saja perubahan sejarah (kekuatan produksi bahan)
dalam masyarakat dapat dilakukan secara damai.
Kritik dari pandangan agama (Islam) berkaitan dengan konsep materialisme sejarah
(masyarakat), telah ditegaskan dalam Al Quran bahwa masyarakat terpolarisasi antara
masyarakat miskin (tertindas,, lemar, terampas) dan kaya (penindas, para tiran, angkuh, mewah,
berlimpah, klik penguasa). Kemudian polarisasi masyarakat dimensi ruhaniah antara orang
beriman (tauhidullah, taqwa, saleh, syuhada) dan masyarakat tidak beriman atau kafirun
(termasuk musyrik, fasik, mufsid, togut). Hal tersebut Islam membenarkan adanya realitas
kesadaran kelas, sebagai hukum sosial. Namun tidak mutlak bendawi atau materi penentu
sejarah. Keberhasilan gerakan moral Islam atau yang membangun masyarakat adalah dari
12
Muttahari, Masyarakat dan Sejarah. Penerbit Mizan. Bandung 1985, hal. 125-144. Muttahri mengkritik secara
luas. Yang dijadikan rujukan dalam tulisan ini
9
kalangan tertindas atau dhuafa, syahid, kelas massa/ummah.13 Demikian jelas tampaknya bahwa
pemikiran sejarah materi terbantahkan oleh sejarah kehidupan manusia itu sendiri sebagai
sunatullah atau hukum sosial. Masyarakat dalam Al Quran digambarkan sebagai masyarakat
ideal. Masyarakat adalah sebagai ummatan wahidah (masyarakat yang satu), ummatan wasathan
masyarakat pertengahan), ummatan muqtashidah (masyarakat terpuji, tidak berlebihan), khairi
ummah ( masyarakat yang baik, unggul), Baldatun thoyibah (negeri yang musyawarh anti
kekerasan).
14
Gambaran masyarakat ideal menunjukkan tidak ada masalah dalam pengaturan
nilai, norma dan juga pengaturan spiritual dan material. Semuanya sudah ada aturan yang jelas,
sehingga tidak ada gambaran masyarakat sebagai produksi dari sejarah materi. Masyarakat dalam
pandangan Islam bukan hasil proses dan mekanisme sosial budaya materi, tetapi materi dan
ruhani sama sama dibangun, sehingga menghasilkan masyarakat ideal.
13
Telaah Al Quran (S 28:5; S 28:75; S 62:2; S 34:34)
Lihat karya Nurdin Ali. Quraniq Society.Penerbit Erlangga Jakarta. 2006, hal 57-118. Telaah Al Quran S 2:213; S
2:143; S 5:66; S3 :10; S 34:15).
14
10
Daftar Pustaka
Bottomore T. Harris, Kiernan, Miliband,1983. A Dictionary of Marxist Thought. Harvard
University.
Bottomore dan Rubel, 1965. Karl Marx selected Writing in Sociology and Social Philosophy,
dalam Giddens, 1985. Capitalism and modern social theory, London Cambridge University
Press hlm. 29
Giddens, Capitalism and modern social theory, (London Cambridge University Press 1985) hlm
20-21.
Hadiwijono Harun, 1980. Sari sejarah filsafat 2, Kanisius Yogyakarta, hlm 119
Marx dan Engels, German Ideology, publikasi asli 1965 dalam Giddens,1985. Capitalism and
modern social theory, London Cambridge University Press. hlm. 26-27.
Muttahari Murthada. 1985. Masyarakat dan Sejarah. Penerbit Mizan Bandung Society. Kerja
pansus sudag pacis . semoga lancar
Nurdina Ali. 2006. Quranic
Parsons dkk.1965. Theories of Society, New York, The Free Press, hlm 136-138.
Titus, Smith dan Nolan,1984. Persoalan-persoalan filsafat, Penerbit Bintang Bulan. hlm 297
LAMPIRAN : AYAT SUCI AL-QURAN
10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak
(siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka,
5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak
menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)[1112],
[1112] Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir'aun dahulu.
sesudah kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri ini diwarisi oleh Bani Israil.
( Al-Quran S 28 : ayat 5)
11
75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi[1136], lalu Kami berkata "Tunjukkanlah bukti
kebenaranmu", Maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu[1137] kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka
apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
[1136] Yang dimaksud: saksi di sini ialah Rasul yang telah diutus kepada mereka waktu di dunia.
[1137] Maksudnya: di waktu itu yakinlah mereka, bahwa apa yang telah diterangkan Allah dengan perantaraan
Rasul-Nya Itulah yang benar.
(Al-Quran S 28 : ayat 75)
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayatayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan
Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
(Al-Quran S62 :2)
34. Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya".
(Al-Quran 34 : 34)
Telaah Al Quran S 2:213; S 2:143; S 5:66; S3 :10; S 34:15). :
12
Q2 : 213
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena
dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang
hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Q2 :143
143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan
Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata)
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat,
kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[95] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang
menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
13
Q 5 : 66
66. Dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan
kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka[428].
diantara mereka ada golongan yang pertengahan[429]. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh
kebanyakan mereka.
[428] Maksudnya: Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan
rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah.
[429] Maksudnya: orang yang Berlaku jujur dan Lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran.
Q 3 : 10
10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak
(siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka,
Q 34 : 15
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun
di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan yang Maha Pengampun".
Download