YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) Oleh Zulkarnaini NIM.983097 ooooo~s- L ).. \ PPs 'H os- MfLl :J_QDS DISERTASI Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam YOGYAKARTA 2004 YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) Oleh Drs. Zulkarnaini, M.A. NIM.983097 Promotor: Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A. DISERTASI Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam YOGYAKARTA 2004 PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini, saya: Nama : Drs. Zulkarnaini, M.A. NIM :983097 Jenjang :Doktor menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitianlkarya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya. Y ogyakarta, Saya yang menyatakan, Drs. Zulkarnaini, M.A. 11 PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini, saya: Nama : Drs. Zulkarnaini, M.A. NIM : 983097 Jenjang :Doktor menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah basil penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk: sumbemya. Yogyakarta, Saya yang menyatakan, iN v\-J-J.~ METERA4 ~ ? . E N A M RIBURUPfAH - Drs. Zulkarnaini, M.A. 11 DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALDAGA YOGYAKARTA PENGESAHAN DISERTASibetjudui: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN (Teks, Konteks, dan Diskursus P1ura1isme Agama) Ditulis oleh NIM : Drs. Zulkarnaini, M.A : 983097/ S3 Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Doktor dalam nmu Agama Islam DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA DEWAN PENGUJI UJIAN TERBUKA I PROMOSI Ditulis oleh : Drs. Zulkamani, M.A NIM :983097 I S3 DISERTASiberjudul: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN (Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme Agama) Ketua Prof Dr. H.M. Amin Abdullah ( Sekretaris Prof Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D. ( Anggota 1. Prof Dr. H. Burhanuddin Daja ( Promotor I Anggota Penguji ) 2. Dr. Hj. AlefTheria Wasim, M.A. ( Promotor I Anggota Penguji ) 3. Prof Dr. H. Machasin, M.A. ( Anggota Penguji ) 4. Prof Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. ( Anggota Penguji ) 5. Dr. Haryatmoko, Ph.D. ( Anggota Penguji ) 6. Pdt. Prof Emanuel Gerrit Singgih, Ph.D. ( Anggota Penguji) ( Diuji di Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 2005 Pukul 13.00 s.d 15.00 WIB Hasil/ Nilai ........................ . Predikat : Memuaskan I Sangat memuaskan I Dengan Pujian * *) Coret yang tidak sesuai ( ( ( ( ( l>El'ARTEMEN A<iAMA t:NI\.ERSITAS ISI.,\1\t N•:c;•:Rt Sl'NAS 1\.-\I.I.IA<;,\ JlROGRAM PASCASAIUANA Promotor Prof Dr. H. Burhanuddin Daja Promotor Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A. C:\D:na\S3\nul:l dinas'.TI'Ik.nf v ~ ) ) BABI PENDAHULUAN FUTURE historians, it has been said, will look back upon the twentieth century not primarily for its scientific achievements but as the century of the coming-together ofpeoples, when all mankind for the first time became one . 1 commumty. A. Latar Belakang Masalah Abad 20, terlebih menjelang abad 21, ditandai oleh mulai munculnya kesadaran umat manusia tentang adanya kesatuan global, yakni adanya ketergantungan satu umat dengan lainnya dan keperluan akan saling memahami serta memberi respek antara sesama manusia, meski memiliki pandangan atau ideologi berbeda. Sekat-sekat budaya, agama dan nasionalitas mulai runtuh - sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pemah terbayangkan, baik oleh tukang ramal atau para ilmuwan. Persoalan pluralisme agama mulai mencuat ke permukaan dan dibicarakan secara serius oleh berbagai kalangan, termasuk agamawan sendiri. Jika sebelumnya perbedaan agama acap kali mengantarkan para pemeluk agama yang satu memusuhi pemeluk agama yang lain dan bahkan saling menumpahkan darah, maka di zaman yang disebut "global" ini mereka niscaya dituntut untuk saling menghargai dan menghormati, sebab jika tidak maka dikhawatirkan destruksi dan 1 Wil:fred Cantwell Smith, "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.), The History of Religions: Essays in Methodology, (Chicago: The University of Chicago Press, 1959), 33. 1 2 malapetaka akan semakin menjadikan dunia ini bagai neraka. Dunia sudah sangat fragile: mudah dibangun; lebih mudah lagi dihancurkan. Namun demikian, membangun kesadaran diri dan menempatkan diri secara proporsional di tengahtengah globalisme peradaban dunia tidaklah mudah. Diperlukan banyak energi untuk usaha tersebut dan diperlukan usaha keras setiap pemeluk agama untuk sukses mengukuhkan diri sebagai bagian dari umat manusia yang rindu akan persaudaraan dan perdamaian. Akhir-akhir ini, dalam konteks dan harapan idealitas kehidupan seperti tersebut di atas, hubungan Yahudi-Muslim temyata semakin ditantang oleh berbagai persoalan politik dan ideologi. Perebutan wilayah geografis dan kekuasaan politik di Timur Tengah, yang melibatkan berbagai kepentingan intemasional, telah memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesan semakin negatif pada masingmasing pihak terhadap pihak lain dan bahkan telah merambat ke dalam pikiran dan suasana hati banyak orang di dunia ini, baik Yahudi maupun Muslim, akibat dari provokasi dan ketakutan (fear) yang ditiupkan ke dalam jiwa kebanyakan orang awam secara tidak henti-hentinya oleh mereka yang terlalu berambisi dan ingin menang sendiri. Akibatnya, agama dan kekerasan seolah-olah tidak dapat lagi dipisahkan; kemerdekaan telah diartikan sebagai kemampuan mengalahkan dan menundukkan lawan. Pada saat-saat agama telah dijadikan alat untuk kepentingankepentingan tertentu, maka tidak ada jalan bagi seseorang untuk "membebaskan diri" dari kemelut tersebut melainkan dengan cara mengklarifikasi pemahamannya terhadap agama itu sendiri. Upaya memberikan klarifikasi inilah yang merupakan titik keresahan awal yang mendorong penulis melakukan studi ini. 3 Agama adalah wilayah perbincangan yang amat luas. Karena itu studi ini dibatasi pada kajian ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi? Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa wilayah "garapan" yang dipergunakan untuk tulisan ini adalah studi al-Qur'an, dengan mengangkat salah satu sisi pandang kitab suci tersebut tentang sebuah komunitas yang mungkin dapat dikatakan unik3 dalam sejarah umat manusia, yaitu Yahudi. Sebagai sebuah teks - seperti teks-teks lainnya juga - Kitab Suci al-Qur' an memiliki sifat-sifat kesejarahan dan kebudayaan tersendiri yang khas. Kekhususan atau keunikan al-Qur' an terletak pada kenyataan bahwa ia adalah teks yang aktif merespons sejarah, budaya dan realitas lingkungan masyarakatnya. Diturunkan di tengah-tengah masyarakat jahiliah dan kaum Ahli Kitab (Ahl al-Kitiib ), al-Qur' an bersikap kritis dan juga korektif terhadap berbagai gagasan dan konsep-konsep tradisional yang dianggap melanggar garis-garis kebenaran dan keadilan primordial yang telah digariskan Tuhan. Sekurang-kurangnya ada tiga umat yang dihadapi alQur'an pada saat ia diturunkan, yaitu kaum penyembah berhala, orang-orang Yahudi 2 Yalmdi yang dimaksudkan di sini ad.alah umat Y ahudi dalam pengertian luas, termasuk Bani Israil serta tradisi dan ajaran yang mereka anut. 3 Al-Qur'an menyebut bangsa Yahudi sebagai umat pilihan (Q.S. al-Dukhan: 32). Namun ulama Islam umumnya menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa mereka (bangsa Y ahudillsrael) ad.alah umat pilihan pada zamannya. Maksudnya, sekarang mereka bukan umat pilihan lagi, sebab "zaman Y ahudi" telah berlalu, sedangkan sekarang ad.alah "zaman Islam." J adi yang dianggap umat pilihan sekarang ad.alah kaum Muslim. Pencermatan terhadap pandangan tersebut memperlihatkan adanya bias kultural di dalamnya. Dalam kenyataannya, sampai sekarang Y ahudi masih eksis dan merupakan bangsa yang diperhitungkan, baik dalam bidang ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Lagi pula, sesungguhnya peradaban tidak dapat dibatasi dengan garis-garis geografis dan sejarah. Istilah "zaman Y ahudi" dan "zaman Islam" dapat membingungkan, tidak jauh berbeda dari istilah "negara Yahudi" dan "negara Islam"; yang terakhir·ini terkait dengan politik. Politik atau kekuasaan juga sering "mengacaukan." Barangkali akan lebih tepat jika mufassir (ulama Islam) memberikan penjelasan lain yang lebih mengacu pada prinsip-prinsip universal. 4 dan orang-orang Nasrani/Masehi. Semua kelompok ini telah memiliki konsep-konsep keagamaan yang mapan, sehingga al-Qur'an bersikap sangat hati-hati, namun juga sangat tegas, dalam menghadapi mereka. Banyak tradisi Arab sebelum Islam yang diadopsi al-Qur'an dengan memberikan beberapa modifikasi, seperti perkawinan, tata krama dalam kehidupan sosial dan sistem peribadatan di sekitar Tanah Haram. Di samping itu ada juga kritik-kritik yang dilancarkan secara evolutif, seperti yang berkaitan dengan larangan mengkonsumsikan khamr. Kritik yang berkaitan dengan konsep-konsep teologi dan dasar-dasar kemanusiaan disampaikan al-Qur'an secara lebih tegas dan bahkan keras. Dalam hal ini al-Qur' an tanpa kompromi menolak, misalnya, penyembahan berhala, konsep ketuhanan Isa Almasih dan klaim orangorang Yahudi sebagai umat pilihan (semata-mata karena beridentitas Yahudi). Secara umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah pandangan keagamaan tersendiri, juga telah membangun sebuah sikap keagamaan tertentu terhadap penganut agama lain yang ikut terlibat dalam interaksi sosialbudaya sepanjang sejarah kelahiran Islam, yakni sepanjang proses sejarah turunnya al-Qur'an. Kaum Ahli Kitab, terutama kalangan Yahudi, adalah komunitas yang termasuk menonjol keterlibatannya dalam perkembangan pembentukan keyakinan Islam. Kelompok ini sering kali berhadapan dengan Nabi, baik dalam suasana keakraban maupun permusuhan. Komunikasi dan interaksi mereka dengan Nabi dan kaum Muslim telah menyebabkan banyak ayat al-Qur' an turun memberi respons, dan hubungan ini dalam beberapa hal berakhir dengan konflik. Memang harus diakui bahwa pada dasamya yang menjadi sasaran awal al-Qur'an adalah situasi kota 5 Mekkah dengan kehidupan para elitnya yang korup, 4 namun kemudian, tidak terhindarkan, masyarakat Yahudi dan Nasrani ikut terlibat, sebab dalam pandangan al-Qur'an manusia sesungguhnya adalah umat yang satu. 5 Untuk mengajak manusia melaksanakan kebaikan dan meninggalkan tindakan-tindakan jahat dan tidak bermoral, pertama sekali yang harus dilakukan adalah meyakinkan mereka akan adanya konsekuensi-konsekuensi dari semua perbuatannya: kebaikan akan dibalas dengan pahala yang besar, sedangkan kejahatan akan mendatangkan malapetaka yang sangat merugikan. Karena itu al-Qur'an selalu menekankan pentingnya beriman kepada Allah dan hari akhirat serta beramal saleh. Berangkat dari keyakinan inilah persoalan-persoalan teologi mulai muncul, dan para penentang Nabi <;li Mekkah sering kali menjadikan orang-orang Yahudi sebagai konsultan mereka untuk mendapatkan argumentasi melawan Nabi. Akibatnya, al-Qur'an kemudian bukan hanya mengkritik konsep-konsep teologi orang Yahudi yang dianggap menyimpang tetapi juga "membongkar" berbagai perilaku mereka dalam sejarah. Nabi Muhammad pada awalnya menaruh harapan besar pada orang-orang Yahudi sebagai pendukung bagi agama yang sedang beliau dakwahkan, sebab beliau menganggap mereka memiliki basis keyakinan yang bersumber pada ajaran yang sejalan dengan agama yang beliau bawa. Interaksi Nabi dan kaum Muslim di satu pihak dengan kaum Yahudi di pihak lain kemudian menjadi intens, dan wahyu pun turun memberikan berbagai tanggapan, mengkritik dan pada akhimya bahkan 4 Fazlur Rahman "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World, Vol. LXXII, No. l, January, 1982, 1. 5 Q.S. al-Baqarah: 213. 6 mengecam tindakan-tindak:an mereka yang temyata tidak seperti diharapkan, yakni justeru menjadi penentang utama terhadap risalah yang dibawa Nabi. 6 Perkembangan sikap al-Qur'an terhadap Yahudi ini menarik, karena ia bergerak seiring dengan perkembangan kondisi politik dan pembentukan masyarakat Muslim masa awal. Lagi pula, ini menjadi indikasi bagi watak historisitas (kesejarahan) teks al-Qur'an sebuah wacana kontemporer yang tampak masih hangat diperdebatkan. Namun, yang lebih penting di sini adalah kenyataan bahwa karena demikian seringnya al-Qur' an menyebut tentang Yahudi, tidak jarang kaum Muslim menganggap al-Qur' an telah cukup memadai sebagai referensi untuk mengetahui apa yang perlu diketahui mengenai Yahudi tanpa memerlukan sumber-sumber lain. Fenomena ini merupakan keresahan berikutnya (barangkali keresahan yang lebih bemada akademik) yang menggerakkan keinginan penulis melakukan studi ini: bahwa kajian tentang ayatayat mengenai Yahudi dalam al-Qur'an perlu ditelaah kembali dengan semangat dan pendekatan yang lebih "objektif' dan ilmiah. Studi al-Qur'an dapat disebut sebagai kajian yang independent, namun ia sangat luas dan memiliki hubungan yang erat dengan berbagai studi Islam lainnya seperti fikih, hadis, dan sejarah. Karena itu - di samping karena keberadaannya sebagai sumber utama ajaran Islam- al-Qur'an sangat penting dikaji, dan menempati posisi sentral dalam studi Islam. Al-Qur'an sebagai teks kitab suci selalu dapat 6 Beberapa riwayat menyebutkan bagaimana misalnya orang-orang Y ahudi melakukan konspirasi dengan kaum musyrik Mekkah untuk menentang Nabi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan atau bahkan menyulut api pertikaian; pada kesempatan lain juga diriwayatkan sejumlah ayat al-Qur'an diturunkan dalam rangka meresponi secara langsung sikap negatif orang-orang Y ahudi terhadap Islam dan Nabi Muhammad (misalnya riwayat sabab al-nuziil [sebab turun] ayat Q.S. al-Baqarah: 80-98, alIsra': 85 dan al-Kahf: 83). Lihat misalnya karangan Abii al-I:Iasan 'Ali al-WaJ:P.d.I, Asbiib alNuziil, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994/1414), 15-17, 163, 167. 7 ditafsirkan, selalu membuka peluang yang besar bagi telaah hermeneutika dan berbagai upaya rekonstruksi terhadap makna dari pesan-pesan Ilahi yang terkandung di dalamnya. Beragam kitab tafsir telah ditulis dari zaman ke zaman, yang mencoba menggali makna-makna di balik teks, dengan menggunakan pendekatan yang 7 berbeda-beda dan penekanan pada spesialisasi masing-masing. Ibn 'Arabi, misalnya, telah menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan pendekatan teosofinya, al-Razf 9 dengan pendekatan filosofisnya, dan Sayyid Qutb dengan pendekatan sastranya. Kekayaan literatur dalam studi al-Qur' an sangat massive: semua persoalan kelihatan sudah pemah dibahas dan mungkin bahkan telah "tumpang-tindih." Quranic literature, kata 'Abdullah YUsuf 'Ali, is so voluminous that no single man can compass a perusal of the whole. 10 Baik Muslim maupun non-Muslim, seperti dikatakan Fazlur Rahman, telah menghasilkan karya yang cukup banyak mengenai al-Qur' an. 11 Lalu apakah al-Qur' an perlu dikaji kembali? Belum cukupkah literatur yang kaya raya tersebut menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memahami al-Qur'an? Jika ilmu pengetahuan dan perkembangan budaya manusia tidak pemah berhenti, maka semestinya teks-tef kitab suci, yang berbicara dengan bahasa 7Mul~y 8 Fakhr al-llin lby 'Arabi, Taftfr Ibn 'Arabf, (Beirut: Dar al-~iidir, t.t.), 2 Volume. al-Din al-Razi, Mafotil} al-Ghayb, (Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah, 1990), 32 Volume. Sayyid Qutb, Fi '?ilal al-Qur'an, (Beirut: Dar Il}.ya' al-Turiith al-'Arabi, 1971), 8 Volume; Terdapat juga Fi '(.ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM, (Jordan: Arabic Textware), 4012 9 halaman. Yusuf 'Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, (Maryland: Amana Corporation, New ed. 1992), xv. 10 'Abdullah 11 Fazlur 1980), xi. Rahman, Major Themes of the Qur'an, (Chicago: Bibliotheca Islamica, 8 wll-versal, juga selalu dapat dikembangkan dan dimaknai kembali dalam paradigma baru. Dalam dunia ilmu sdalu terbuka celah untuk dimasuki, seialu ada teori untuk ditinjau ulang, dan selalu ada statemen yang perlu direvisi dan diperbaiki. Menafsirkan kernbali ayat-ayat al-Qur' an yang telah pernah ditafsirkan berulang kali adalah konsekuensi logis dari kesadaran akan perkembangan ilmu pengetahuan. dan perubahan sosial-budaya manusia lersebut. Mengapa Yahudi dalam al-Qur'an? Persoaian tentang Yahudi teiah menjadi topik penting bukan hanya karena jarang diangkat secara serius dalam diskursus keislaman dengan pendekatat1 yang objektif dan apresiatif, tetapi juga karena sering kali disiilahpahami, diperalaL WILuk kepenlingan politik tertentu serta dipandang penuh kecurigaan. Yahudi sebagai sebuah agama menempati posisi yang tersudutkan dalam wacana dialog antar agama kontemporer, sampai saat-saat yang paling terakhir, khususnya dialog Yahudi-lslam. 12 Begitu pula Yahudi sebagai sebuah bangsa atau ras telah tercabik-cabik oleh kebencian dan tercampak bagai sampah dalam sejarah dan pergumulan politik bangsa-bangsa di dunia. Sejarah Eropa penuh dengan lumuran darah bangsa Yahudi, 13 dan literatur Islam juga tidak sunyi dari 12 Sementara dialog Yahudi-Kristen (dan Juga Tslam-Kristen) telah sangat banyak beriangsung, diaiog Islam-Y ahudi mengenai persoaian-persoalan kontemporer hampir bisa dikatakan tidak terjadi, di antara lain sebagai akibat dari berbagai ketegangan politik sejak pembenlukan negara Israel. Lihal Louis Jacobs, The Jewish Religion: A Companion, (Oxford: o-xford University Press, 1995), 273. 13 Sejak orang-orang Nasrani Eropa bergerak dengan semangat Perang Salib pada abad Xl banyak sekali orang-orang Y ahudi yang dipaksa masuk agama Nasrani atau dibunuh secara massal sebagai upaya balas dendam: Y ahudi dikatakan telah membunuh Tuhan mereka (Yesus). Kebencian ini terns berlangsung sampai abad modern yang puncaknya adalah peristiwa the Huluc:aust: pembunuhan massal terhadap (laki-laki, perempuan dan anak-anak) Y ahudi dalam bentuk yang sangat mengerikan oleh Nazi jerman_ - sebuah skandal keman.usiaan yang, ba:r-c:t.ngkali, ierdahsyal sepanjang sejarah. Lihal Hamid Basyaib, "Perspektif Sejaral1 Hubungan Islam dan Y ahudi," dalam Komaruddin Hidayat dan Alunad 9 cercaan dan kutukan terhadap bangsa tersebut. 14 Yahudi telah menjadi simbol Iblis, dan seluruh kejahatan, baik politik, ekonomi ataupun lainnya di dunia ini dianggap tidak lain melainkan rekayasa orang-orang Yahudi. Ini adalah pemandangan yang amat menyedihkan dan perlu dicermati ulang dengan penuh kehati-hatian dan pikiran terbuka. Nilai-nilai kemanusiaan dan kesucian dalam budaya dan komunitas mana pun pada dasarnya harus diselamatkan, dengan segala upaya, sekecil apa pun upaya tersebut dimiliki. Mengapa al-Qur'an yang dijadikan titik keberangkatan? Sejumlah ayat alQur' an, sebagaimana telah disinggung di atas, telah mengkritik kaum Yahudi atau Bani Israil, atau Ahli Kitab secara umum. 15 Tetapi di samping itu terdapat pula ayatayat yang menempatkan mereka secara netral dan bahkan memuji. 16 Tetapi para Gaus AF (ed.), Passing Over: Melintas Batas Agama, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998), 352-360. Lihatjuga Lewis M Hopfe dan Mark R. Woodward, Religions of the World, (New Jersy: Prentice Hall, 1998), 275-286. Namun per1u dicatat bawa masih ada po1emik tentang sikap Nasrani mengenai peristiwa the Holocaust. Perlu juga dipertanyakan motif dominan yang te1ah memicu peristiwa tersebut: apakah politik, ekonomi, agama atau sentimen rasial. Semuanya tentu ada dengan kadar yang berbeda 14 Dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh The Academy of Islamic Research Universitas al-Azhar pada tahun 1968, misalnya, orang-orang Yahudi berulang kali dirujuk sebagai "musuh Tuhan," "musuh kemanusiaan," atau "anjing-anjing kemanusiaan." Lihat D. F. Green (ed.), Arab Theologians on Jews and Israel, (Geneve, 1974), khususnya halaman 2. Contoh lain adalah risalah Ibn lJ.azm yang berbunyi: Al-Radd 'alii ibn al-Naghr'ila al-Yahiid, Ia 'anahu Allah, seperti dikutip oleh Camilla Adang, Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible from Ibn Rabban to Ibn Hazm, (Leiden: E. J. Brill, 1996), 67. Buku-buku dalam bahasa Indonesia juga sudah banyak disusun, baik dalam bentuk orisinal, terjemahan atau saduran, yang mengungkapkan berbagai cercaan terhadap Y ahudi dengan merujuk pada literatur Islam dim al-Qur' an. Misalnya, Drs M. Thalib telah menyusun sebuah buku yang disadur dari ftF al-Mariighi dengan judul 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur'an, (Solo: Pustaka Manti~, t.t.). Semua karakter yang dimaksudkan adalah sifat-sifat negatif dan cercaan semata. 15 Misalnya Q.S. al-Baqarah: 140 dan Ali 'Imran: 67. 16 Misalnya Q.S. al-Baqarah: 62; Ali 'Imran: 64 dan al-Dukhan: 32. 10 komentator Muslim tradisional telah sering kali menakwilkan ayat-ayat yang terakhir ini untuk mengalahkan yang pertama, 17 atau mereka menggeneralisasikan ayat-ayat yang mungkin berbicara secara spesifik mengenai sebuah komunitas Yahudi tertentu kepada semua umat Yahudi. Pandangan-pandangan mereka patut - atas dasar universalitas pesan-pesan al-Qur'an- dikritisi atau ditelaah ulang, dan mereka dapat saja diragukan sebagai telah membangun sebuah penafsiran yang berlandas pada penilaian yang fair dan objektif. Maka mengkaji teks al-Qur'an yang berbicara tentang Yahudi dan Bani Israil untuk merekonstruksi tafsiran terhadap teks tersebut dalam paradigma baru yang relevan dengan semangat pluralitas adalah sebuah tuntutan bagi mereka yang mendahulukan keterbukaan daripada fanatisme, persaudaraan daripada permusuhan. Terlebih lagi, semua orang dapat menyaksikan bahwa konflik "Arab-Israel" sampai sekarang belum kunjung selesai - sebuah tragedi yang telah melahirkan ekstremisme di kedua belah pihak. Kaum Yahudi mengklaim Palestina sebagai tanah mereka yang dijanjikan Tuhan dengan "sertifikat suci" yang turun dari larrglf, meski, menurut Ahmad Deedat, 18 ironis sekali bahwa 75 '-dati mereka tidak percaya pada Tuhan. Sementara itu kaum Muslim, di satu sisi memlai pendudukan Israel di Palestina sebagai sebuah penjajahan yang bersamanya ikut mengalir kepentingan imperialisme Barat, dan di sisi lain melihat kenyataan tersebut sebagai sebuah tantangan yang menuntut semangat "jihad" untuk membela kebenaran Islam dan melawan "Yahudi terkutuk, musuh Tuhan dan musuh manusia 17 Fazlur Rahman, Major Themes, khususnya Appendix ll, 166. Lihatjuga M. Amin Abdullah, "Al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodemisme," Profetika, (Vol.l, 1 Januari 1999), 7. 18 Ahmad Deedat, Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj. Djamaluddin Albunny, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1991), 47-48. 11 sepanjang zaman." Tetapi satu hal penting dicatat, bahwa para sarjana Muslim, seperti yang dikatakan al-Faruqi, perlu berhati-hati untuk tidak mencampuradukkan antara Judaism dan Zionism. Dismantling the Zionist state does not necessarily mean the destruction ofJewish lives or properties. 19 Zionisme adalah sebuah gerakan yang sangat kompleks dan bahkan dianggap sebuah paradoks yang sangat berbahaya oleh kalangan Yahudi ortodoks sendiri. 20 Seperti yang terjadi dalam hampir semua gerakan politik, agama selalu ditarik ke depan oleh sebagian orang (mungkin karena prejudice, fanatik atau kepentingan-kepentingan lain) untuk dijadikan "perisai" bagi interes personal atau kelompok, dan sebagai pemberi justifikasi bagi segala sesuatu yang diinginkan. Berbagai faktor politik, ekonomi dan sosial budaya temyata telah memainkan perannya dalam hermeneutika para sarjana Muslim Guga non-Muslim, tentunya). Ini bukanlah fokus tulisan ini, tetapi termasuk persoalan menarik dan perlu mendapatkan perhatian serius untuk kajian lebihjauh. Kajian ini difokuskan pada analisis terhadap presentasi al-Qur'an tentang Yahudi. Seperti telah disebutkan, al-Qur' an berbicara sangat banyak tentang Yahudi, dan sepertinya, umat inilah yang telah menyita perhatian yang lebih serius dan intensif dari kitab suci Islam dibanding umat-umat lain, selain umat Islam sendiri; bahkan ketika al-Qur'an berbicara mengenai Ahli Kitab (Ahl al-Kitlib), pada umumnya yang dimaksudkan adalah umat Yahudi. 21 Al-Qur'an kelihatannya bukan R. Al-Faruqi, "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.), Voices of Resurgent Islam, (Oxford: Oxford University Press, 1983), 262. 19Ismail 20Ravitzky Aviezer, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans. Michael Swirsky and Jonathan Chipman, (Chicago: Chicago University Press, 1996), 10. 21 Hal ini akan jelas ketika ayat-ayat tentang ahl al-Kitiib dilihat dalam konteks atau sebab turunnya, seperti dikatakan Syarif Khalil Sukkar ketika menulis Muqaddimah untuk 12 hanya merespons sikap kaum Y ahudi pada zaman Nabi Muhammad, tetapi juga membeberkan sejarah mereka yang panjang, pandangan keagamaan mereka, dan berbagai tingkah laku mereka sepanjang sejarah, baik positif maupun negatif. Karena itu sebuah penelaahan yang cermat sangat diperlukan untuk menjelaskan kembali bagaimana hubungan al-Qur' an dengan orang-orang Y ahudi dan bagaimana alQur'an mempersepsikan mereka sebagai sebuah bangsa dan juga sebagai sebuah komunitas keagamaan. Sampai pada poin ini dapat dikatakan bahwa Yahudi mendapat ternpat yang "spesial" dalam Kitab Suci al-Qur'an. Kenyataan sejarah juga menunjukkan bahwa mereka inilah satu-satunya kelompok keagamaan yang paling intens berinteraksi dengan Nabi Muhammad sebagai pembawa al-Qur'an. Dengan kata lain, mereka adalah kelompok yang ikut berperan dalam membentuk milieu masyarakat penerima al-Qur'an. Lebih jauh lagi, para komentator Muslim juga telah secara ekstensif mengutip tradisi Yahudi untuk memenuhi lembaran-lembaran karya tafsir mereka, meski validitas tindakan ini masih dalam ikhtillif Fakta-fakta ini menjadi alasan bagi pentingnya menelaah kembali perspektif al-Qur'an tentang Yahudi, mengingat telah memburuknya hubungan umat ini dengan kaum Muslim pada masa-masa terakhir. Proyek ini merupakan sebuah studi untuk mengeksplorasi persoalan tersebut di atas dalam kaitannya dengan isu-isu kontemporer tentang pluralisme agama. Kitab suci agama (al-Qur'an) di sini dijadikan basis atau titik keberangkatan karena ia (alQur'an, dan juga kitab suci semua agama) adalah sumber yang paling potensial untuk karya 'Afif 'Abd al-FattaJ:,_ Tabbarah, Al-Yahiid fi al-Qur'iin, (Beirut: Dar al-'Ilm li alMalayin, 1986), 7. 13 menjelaskan dan mengembangk:an berbagai wacana yang berkaitan dengan isu keagamaan termasuk pluralisme agama; dan sebaliknya, ia bahkan dapat juga menjadi sangat potensial untuk dijadikan pengundang petaka, konflik, provokasi dan bahkan permusuhan antar umat beragama. Hanya dengan pemahaman yang "komprehensif dan utuh" terhadap kitab suci, pokok-pokok ajaran agama akan dapat ditemukan secara lebih jelas dan jernih, yang pada dasamya sangat kondusif untuk dialog antar agama dan wacana "keberagamaan manusia. " 22 Inilah latar belakang yang mendorong penulis melakukan kajian ini: untuk mengk:onstruksi kembali pandangan al-Qur'an tantang "orang lain," the other, khususnya Yahudi, sekaligus sebagai kritik diri (self criticism) bagi kaum Muslim, dan juga untuk menyumbangk:an tambahan khazanah pemikiran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memposisikan diri atau membuat pemetaan diri di tengah-tengah kehidupan global, dengan cara yang lebih "berwawasan." B. Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis Yahudi, di hampir seluruh dunia Arab dan Muslim, telah menjadi simbol segala kejahatan. "Yahudi bangsa terkutuk" demikian dominan mempengaruhi pikiran kebanyakan Muslim dewasa ini, terlebih sejak munculnya konflik Arab-Israel yang sampai sekarang belum kunjung selesai. 23 Kemunculan negara Israel pada abad 22 M. Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 63. 23 Seorang penulis Aceh bahkan memberi judul bukunya Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, dalam rangka merespon konflik Arab-Israel di 14 modem ( 1948i4 bukanlah awal dari kebencian antara kedua umat ini. Kebanyakan Muslim bahkan mencari legitimasi bagi kebencian tersebut dengan merujuk pada peristiwa pengusiran kaum Yahudi Medinah oleh Nabi Muhammad, tanpa menjelaskan konteks sosial-politik pada waktu itu, atau merujuk kepada al-Qur'an dengan penakwilan yang lebih bemada emosional ketimbang proporsional. Diskriminasi dan prejudice terhadap kelompok yang disebut dengan ahl al-dhimmah (kafir zimmi), terutama sekali sebagai hasil tafsiran parafuqaha' dan sarjana Muslim pada masa awal Islam (bahkan sampai sekarang) juga ikut bertanggung jawab atas hubungan Muslim-Yahudi seperti sekarang ini. 25 Kebencian yang telah "menyejarah" seperti ini perlu ditelaah ulang secara kritis. Dalam dunia yang semakin global, kesadaran akan pluralitas dengan sendirinya akan berkembang, dan setiap kelompok tidak bisa memposisikan dirinya sebagai yang superior. Semangat inilah yang mengusik pemikiran penulis mengenai pandangan al-Qur'an tentang Yahudi yang dalam sejarah Islam telah diposisikan sebagai kaum terkutuk. Jika Yahudi adalah terkutuk, bukankah - sebagai konsekuensi logisnya - berarti dunia ini harus dibersihkan dari jenis masyarakat atau bangsa tersebut? Apakah pandangan seperti ini realistis? Apakah tidak bertentangan dengan al-Qur'an itu sendiri yang tidak membeda-bedakan manusia atas dasar suku bangsa,26 tidak memaksa manusia Timur Tengah. Lihat A. Hasjmy, Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, (Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970). 24 Ian J. Bickerton dan M.N. Pearson, The Arab-Israeli Conflict, (Melboum: Longman Cheshire, 2nd edition 1990), 93. 25 Barakat Ahmad, Muhammad and the Jews: A Re-Examination, (New Delhi: Vikas Publishing House, 1979), 4. 26 Q.S. al-I:Jujurat: 13. 15 memeluk agama, 27 dan bahkan respek terhadap ahl al-Kitiib (yang umumnya adalah orang Yahudi)? Dari uraian di atas, beberapa pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1). Apa yang menjadi dasar kritik al-Qur'an terhadap orang-orang Yahudi dan sejauh mana kritik-kritik tersebut memberikan implikasi penolakan Islam (al-Qur'an) terhadap va1iditas agama mereka? 2). Apakah kritik al-Qur'an ditujukan kepada semua kaum Yahudi, atau tidak mungkinkah kritik-kritik tersebut hanya ditujukan kepada Yahudi tertentu yang berada di Arab pada zaman turunnya al-Qur'an? 3). Wajarkah, apabila diuji dengan semangat ajaran al-Qur'an, dikatakan Yahudi bangsa terkutuk atau umat paling keji di dunia ini? Atas dasar pertanyaan-pertanyaan di atas, beberapa hipotesis diajukan di sini: 1). Kritik-kritik al-Qur'an terhadap umat Yahudi pada dasarnya mengacu pada landasan seruan al-Qur' an sendiri yang bersifat universal, egaliter, terbuka dan menekankan prinsip-prinsip moral dan keadilan. Al-Qur' an mengkritik orang-orang Yahudi karena perilaku mereka yang dianggap telah melanggar prinsip-prinsip dasar tersebut. Lebih jauh mereka dikecam, bahkan disebut sebagai kafir karena berbagai pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. 2). Orang-orang Yahudi yang menjadi sasaran kritik al-Qur'an adalah sangat partikular, yakni orang-orang Yahudi (Medinah) zaman Nabi Muhammad Karena itu kritikkritik tersebut tidak dapat digeneralisasi kepada semua Yahudi di dunia sepanjang sejarah. Dengan kata lain, bahwa kaum Yahudi, setelah diaspora, telah membentuk kelompok-kelompok tertentu di berbagai belahan dunia dengan tradisi dan tafsiran 27 Q.S. al-Baqarah: 256. 16 28 mereka masing-masing atas ajaran agama yang mereka warisi dari Nabi Musa; tidak semua mereka memiliki pandangan yang sama, dan kaum Yahudi di Arab, setelah melalui proses sejarah yang panjang, tentu saja membangun sikap dan pandangannya sendiri tentang agama. 3). Al-Qur'an telah menunjukkan respek dan sikap bersahabat terhadap kaum Ahli Kitab, maka alangkah tidak pantas bagi kaum Muslim memilih jalan lain dalam bersikap terhadap mereka. Al-Qur'an telah 29 menyeru mereka dengan lembut: ya ahl al-Kitlib ta'lilaw illi kalimah sawli', maka sepantasnya kaum Muslim selalu membuka ruang dialog dalam menyelesaikan konflik dengan mereka. Al-Qur' an memang pemah menyebutkan bahwa Tuhan telah mengutuk umat Yahudi, 30 tetapi ini harus diperjelas: Yahudi yang mana, kapan dan dalam konteks yang bagaimana? Seperti telah disebutkan di atas, hal ini tidak dapat digeneralisasi secara sembarangan, karena al-Qur'an sebenamya tidak mengenal kutukan rasial atau kecaman diskriminatif. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Kajian ini diharap dapat memberikan kontribusi dalam bidang studi al-Qur'an (Qur'anic studies). Sebuah pemahaman baru mengenai pandangan al-Qur'an tentang Yahudi dicoba untuk dikonstruksikan kembali dalam konteks kontemporer, khususnya dengan mempertimbangkan isu-isu mengenai pluralisme agama. Para 28 Louis 29 Q.S. Jacob, The Jewish Religion, 123. Ali 'Imran: 64. 30 Misalnya Q.S. al-Ma'idah: 13. 17 sarjana Muslim klasik telah banyak sekali membuat statemen negatif mengenai kaum Yahudi dengan merujuk pada al-Qur'an dan sabda-sabda Nabi. Namun berbagai telaah yang dilakukan baik oleh para sarjana Muslim maupun non-Muslim kontemporer terhadap al-Qur'an telah melahirkan nuansa yang berbeda. Jika yang pertama berbicara dalam kerangka berpikir eksklusif maka yang terakhir lebih cenderung inklusif Tujuan dari studi ini, tegasnya, mencoba memberikan pemahaman dan penjelasan yang lebih proporsional dan kritis mengenai persoalan tersebut di atas. Dimensi lain dari kontribusi kajian ini lebih mengacu ke arah pembentukan sikap kelompok beragama itu sendiri. Sebuah sikap yang adil sangat ditentukan oleh sebuah pemahaman yang jemih. Jika penulis boleh mengklaim bahwa hasil studi ini akan memberikan sebuah pemahaman yang lebih clear mengenai Yahudi dalam alQur'an, maka ini akan sangat membantu kaum Muslim dan juga umat Yahudi dalam menata hubungan mereka yang lebih kooperatif untuk membangun dunia masa depan yang lebih damai. Ini mungkin terdengar berlebihan, tetapi sesungguhnya banyak hal kecil bila dilakukan secara bersama-sama dan dengan sungguh-sungguh akan menjadi hal besar dan diperhitungkan, bahkan dapat mengubah dunia dan sejarah. Konflik atau permusuhan sering kali muncul dari pandangan negatif terhadap yang lain (the other). '"Kita" menjadi sebuah identitas yang eksklusif, karena '"kita" bukan "mereka." Identitas selalu dikukuhkan dengan memposisikan diri berhadapan dengan yang lain, 31 dan identitas itu terbentuk dalam sebuah proses sejarah, 31 James G. Carrier (ed.), "Introduction," Occidentalism: Image of the West, (Oxford: Clarendon Press, 1995), 3. 18 didukung oleh vested interest sejumlah atau sekelompok orang. Jika teori ini benar maka sejarah Islam juga ikut bertanggung jawab atas konflik-konflik antar agama. "Kita" - kita dalam kelompok atau agama mana pun - sangat sulit menerima orang lain, the other, sebagai partner yang sejajar. "Kita" selalu menganggap diri superior dan yang lainnya adalah kelompok kelas dua, kelas tiga dan sebagainya. Kaum Muslim selalu mengklaim dirinya sebagai kelompok yang paling toleran, dengan merujuk pada "fakta" bahwa jika umat Islam berada di bawah kekuasaan umat lain, maka mereka akan berada dalam tekanan dan diperlakukan secara tidak adil; sedangkan jika umat Islam yang berkuasa maka umat lain akan mendapatkan kebebasan dan pengamanan yang memadai. Namun, toleransi dalam pengertian seperti ini tidak cukup kuat untuk menjadi landasan membangun dunia yang semakin global dan plural. Karena itu Bernard Lewis barangkali tepat ketika mempertanyakan apa yang dimaksud dengan "toleran?'' Apakah toleran berarti without persecution atau without discrimination? 32 Saling bermusuhan antar penganut agama yang berbeda bukanlah problem hubungan antar agama, tetapi problem penganut agama itu sendiri. "Kita" selalu takut kepada "orang lain" karena "kita" merasa superior, dan kehadiran "orang lain" akan menciptakan semacam gangguan keamanan (insecurity)/ 3 yang dapat merusak tatanan budaya, tradisi, keyakinan atau apa pun yang "kita" anggap telah mapan dan final. Perasaan inilah yang sesungguhnya menjadi problem keagamaan paling 32 Bemard Lewis, Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East, (Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition 1993), 148. 33 Rita M. Gross, "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal of Ecumenical Studies, No. 26, Winter 1989, 38. 19 penting, 34 dan studi ini - meski tidak berpretensi memecahkan problem tersebut ak:an merupakan salah satu upaya ke arah yang diharapkan itu. Seperti telah disebutkan di atas, dialog dengan Yahudi hampir-hampir saja tabu dalam pandangan masyarakat Muslim. Lebih jauh lagi, dialog Yahudi-Kristen juga terhambat oleh berbagai kendala, tidak selancar dialog Islam-Kristen dalam beberapa dekade terakhir. Padahal Yahudi, Nasrani/Kristen dan Islam adalah tiga saudara (the three sisters) yang seharusnya bekeija sama membangun dunia yang lebih damai. Ketiga agama monoteis ini memiliki potensi yang besar dalam membangun peradaban dunia. Jika ketiganya terns menerus berseteru, maka yang akan disak:sikan adalah dunia yang semakin terpuruk di masa mendatang. Karena itu, kajian ini - yang berupaya menelaah pandangan kitab suci umat Islam tentang Yahudi dengan menggunak:an pendekatan hermeneutika dan paradigma pluralisme agama - diharapkan dapat merupak:an sebagian dari upaya awal ke arah pembangunan tersebut. Sebagai agama yang mengajak: kepada kedamaian dan kebaikan, Islam sudah semestinya memiliki pandangan yang jelas terhadap keragaman tradisi umat manusia. Tafsiran kaum Muslim terhadap ajaran Islam sepanjang sejarah telah dipengaruhi oleh berbagai perkembangan politik dan budaya, karena itu tidak mesti dianggap selalu tepat dan benar atau telah final. Berhadapan dengan masa depan yang lebih global, persoalan keberagaman adalah hal yang tidak: dapat dielakkan. Barangkali penelitian seperti ini dapat 34 Ibid., 30. ~mberikan sumbangan bagi secercah 20 harapan untuk membangun pandangan yang lebih kondusif bagi kaum Muslimin untuk hidup damai bersama umat lain dengan tradisi yang berbeda. D. Survei Literatur Sangat banyak tulisan, baik yang dikerjakan oleh para sarjana Muslim atau non-Muslim, tentang Yahudi dalam kaitannya dengan Islam, Nabi Muhammad dan al-Qur'an. Namun sepanjang pengetahuan penulis, belum ada yang secara spesifik membicarakan topik ini dalam perspektif tafsir al-Qur' an, dengan melihat langsung apa kata kitab suci ini tentang Yahudi, dan memberikan analisa dan elaborasi yang memadai. Para penulis Muslim yang bersimpati, atau sekurang-kurangnya bersikap netral, terhadap agama lain telah melahirkan banyak karya cemerlang, yang menatap ayat-ayat al-Qur'an di bawah cahaya pluralisme agama. Akan tetapi sebuah telaah yang memfokuskan diri pada pengembangan yang lebih luas dalam melihat ayat-ayat tentang Yahudi (dan tentu saja juga tentang berbagai topik lain) masih sangat dibutuhkan. Mohammed Arkoun telah menulis sebuah topik yang agak umum mengenai masalah ini: "Explorations and Responses: New Perspectives.for a Jewish-ChristianMuslim Dialogue," namun memberikan nilai yang substansial bagi metodologi comparative religion. Ia menekankan pentingnya pemahaman kembali makna wa}Jy (revelation) dalam ketiga agama tersebut: sebagai kalam Tuhan, manifestasinya 21 melalui Nabi-nabi kaum Israel, Y esus dan Muhammad, serta sebagai a determining force in the history ofthe communities ofthe Book/book. 35 Sebuah karya yang lebih awal adalah Major Themes ·of the Qur 'an oleh Fazlur Rahman. Buku ini menampilkan topik-topik mendasar tentang pesan-pesan alQur'an. Sejauh yang penulis ketahui, ini adalah karya terbaik yang mengulas ayatayat al-Qur' an di bawah tema-tema tertentu secara komprehensif. Pada bagian terakhir buku ini dimuat dua Appendix yang relevan dengan rencana studi yang dilakukan untuk disertasi ini, terutama sekali Appendix ll. Di sini Fazlur Rahman mengulas pandangan al-Qur'an tentang Ahl al-Kitlib (Ahli Kitab): Yahudi, Nasrani dan Sabi 'In. Meskipun dengan keras menolak eksklusivisme dan konsep bangsa pilihan, al-Qur'an, demikian jelas Fazlur Rahman, berulang kali menyatakan pengakuannya terhadap eksistensi orang-orang baik dalam komunitas lain seperti Yahudi dan Nasrani. 36 Mengutip Q.S. al-Baqarah: 148 dan 177, Fazlur Rahman menegaskan bahwa nilai positif dari keberagaman agama adalah bahwa mereka saling berlomba dalam kebaikan. 37 Tulisan lain Fazlur Rahman yang lebih relevan dengan proyek studi 1m adalah "Islam's Attitude Toward Judaism." Argumen yang dikemukakan Fazlur Rahman di sini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, bahwa al-Qur'an telah menempatkan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai komunitas yang memiliki dokumen 35 Mohammed Arkoun, "Explorations and Responses: New Perspectives for a Jewish-Christian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies, No. 26, Summer 1989, 526. 36 Fazlur Rahman, Major Themes, 166. 31 Jbid., 167. 22 wahyu sendiri dan dipanggil dengan nama "Ahl al-Kitiib. " Mereka diajak untuk melaksanakan ajaran Taurat dan mereka diberikan otonomi sendiri dalam hal agama dan budaya. Namun al-Qur'an terns mengajak mereka kepada Islam dan memandang Yesus sebagai seorang Nabi. 38 Fazlur Rahman juga dengan tegas menyatakan sangat menyayangkan situasi politik yang telah menimbulkan kondisi yang sangat tidak kondusif bagi persahabatan Islam-Yahudi sejak pendirian negara Israel, di mana Barat sangat berperan dalam menciptakan atmosfer ini. Padahal, kata Fazlur Rahman, sekitar tiga belas setengah abad setelah zaman kenabian, hubungan kedua umat ini bukan hanya damai tetapi juga sangat kooperatif dan bermakna. 39 Fazlur Rahman dan Mohammed Arkoun, seperti telah didiskusikan sekilas di atas, telah menulis secara ekstensif tentang al-Qur'an dan di sana-sini menyinggung hubungan antar agama serta pandangan al-Qur'an terhadap umat lain. Namun, seperti telah disebutkan, kajian yang mendalam mengenai tema-tema spesifik dengan pendekatan dan metode yang mereka terapkan masih sangat diperlukan. Sebuah karya menarik lain yang menyinggung topik studi ini adalah the Qur 'anic Concept of History oleh Mazheruddin Siddiqi. Bab IV buku ini khusus berbicara mengenai komentar al-Qur'an tentang sejarah Yahudi. Buku ini memberikan berbagai informasi berharga, dan komentar-komentar para mufassir seperti Ibn Katsir, al-Razi dan al-Aliisi dirujuk secara mendetil. Namun concern Fazlur Rahman, "Islam's Attitude Toward ~sm," The Muslim World, No. 1, Vol. LXXII, January 1982, 5. 38 39 lbid., 6. 23 buku ini mengenai sejarah semata, sehingga diperlukan telaah lebih lanjut untuk memahami makna sejarah yang relevan dengan pluralisme agama. 40 Patut juga disebutkan di sini sebuah buku yang ditulis oleh Farid Esack, Dosen Senior dalam bidang Agama di Universitas Western Cape, Afrika Selatan, al- Qur 'an, Liberation and Pluralism. Esack menggunakan pendekatan hermeneutik dalam membahas ayat-ayat al-Qur'an yang berkenaan dengan agama dan pembebasan. Buku ini pada dasamya berbicara tentang perjuangan masyarakat Afrika Selatan melawan diskriminasi apartheid (perbedaan ras). Di sini Esack melihat bahwa perjuangan melawan kezaliman telah menumbuhkan suatu pemahaman tersendiri dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dalam konteks pluralisme agama di tengah-tengah masyarakat Muslim Afrika Selatan. Esack secara panjang lebar mendiskusikan bagaimana sikap al-Qur'an terhadap pemeluk agama lain, the Other. Ia sangat menyadari bahwa telah muncul dua pandangan yang ekstrem dalam menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur' an yang berbicara mengenai pemeluk agama lain: Para sarjana Muslim liberal telah meninggalkan ayat.&)'tt yang mengecam the Other, sementara kaum tradisionalis dan konservatif telah mengamW jalan yang disebut dengan forced linguistic, yang memaksa teks-teks inklusif untuk memproduksikan makna-makna eksklusif 41 Esack menekankan pentingnya pemahaman yang jemih mengenai masalah ini dengan jalan mempertimbangkan berbagai konteks sejarah ayat-ayat tersebut. Buku ini telah menyediakan sebuah 40 Mazheruddin Siddiqi, The Qur 'anic Concept of History, (Delhi: S. Sajid Ali for Adam Publishers and Distributors, 1994). 41 Farid Esack, Qur 'an, Liberation and Pluralism, (Oxford: Oneworld Publication, 1998), 147. 24 tafsiran yang gemus tentang pandangan al-Qur'an terhadap kaum non-Muslim, termasuk Yahudi. Namun buku ini sangat terbatas; ia hanya berbicara dalam konteks hermeneutika pembebasan. Buku yang banyak memberikan informasi bermanfaat bagi kajian ini adalah Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya, 42 karya Muhammad Galib M. Buku ini memberikan informasi mengenai jumlah ayat-ayat yang relevan, pendapat para ulama, penjelasan semantik terhadap kata-kata dan sebagainya. Buku ini tentu saja tidak memberikan analisis memadai dari sudut pandang hermeneutika. Artikel yang senada namun lebih kritis dan relevan dengan kajian ini adalah tulisan Ismatu Ropi "Wacana Inklusif Ahl al-Kitab."43 Ismatu mengkritik pandangan para sarjana Muslim klasik tentang umat lain, termasuk Yahudi. Pandangan tersebut, menurutnya, dibangun atas "setting kultural dan suasana religius masa itu." Lebih lanjut, kata Ismatu, telah terjadi pula "penyempitan makna" dalam memahami pandangan alQur' an tentang agama lain, sebagai upaya membangun dan mengukuhkan citra diri umat Islam sebagai umat atau komunitas baru pada waktu itu. 44 Tulisan ini cukup menarik, namun tentu saja sangat terbatas dan tidak dielaborasi secara luas dan mendalam. Tulisan lain yang juga mengarah pada studi ini adalah "Pandangan alQur' an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen" oleh Hamim Ilyas. 45 Penulis ini 42 Muhammad Galib M., Ahl al-Kitlib: Makna dan Cakupannya, (Jakarta: Paramadina, 1998). 43 Ismatu Ropi, "Wacana Inklusif Ah1 al-Kitab," Paramadina, Vol. 1 No.2, 1999, 88. 44 Jbid., 93. 45 Hamim Ilyas, "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," alJlimi'ah, No. 62/XII/1998. 25 berangkat dari kehendak untuk membantah kritikan sementara orientalis, terutama sekali W. Montgomery Watt, terhadap al-Qur'an mengenai bigetisme Yahudi dan Kristen. Watt menolak tuduhan al-Qur'an mengenai hal ini dengan alasan tidak ditemukannya bukti-bukti tersebut dalam literatur Yahudi dan Kristen. 46 Hamim membantah, bahwa absennya sebuah peristiwa sejarah dalam catatan tradisi tertentu tidak bisa menjadi alasan untuk menolaknya ketika ia diungkap oleh tradisi yang lain. Argumen kemudian mengacu pada upaya pembelaan terhadap kebenaran alQur'an, namun dengan pengakuan bahwa pemyataan al-Qur'an itu tidak bisa digeneralisasikan pada semua Yahudi dan Kristen. Artikel ini, meski hanya terfokus pada persoalan keesaan dan keberanakan Tuhan (bigetisme), dapat menjadi salah satu dukungan bagi ide-ide pembentukan argumen dalam studi yang penulis lakukan. Pendekatan yang digunakan Hamim juga hampir sama dengan yang penulis terapkan, namun tulisan tersebut belum ~~ aspek pluralisme agama secara mendalam. The Qur 'an and the "Other" yang ditulis oleh Abderrahmane Lakhsassi47 menaruh perhatian yang sangat serius terhadap wacana keberagaman agama dan dialog antar agama. Lakhsassi menganalisa enam mufassir Muslim, d&fi al-Tabari sampai Sayyid Qutb dan Fazlur Rahman, dan menyimpulkan bahwa al-Qur'an sangat fleksibel dan terbuka untuk dikaji sepanjang zaman atau sesuai dengan konteks sosiokultural mufassimya. Dalam wacana studi al-Qur'an kontemporer, demikian 46 Lihat W. Montgomery Watt, Muhammad's Mecca, (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988), 45. 47 Abderrabmane Lakhsassi, "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder, Theoria -+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together Move from Theory to Practice (Leaven: Peeters, 1998). 26 menurut Lakhsassi setelah menunjukk:an sejumlah alasan, para sarjana Muslim semestinya meninggalkan doktrin "umat pilihan" dan tuduhan ta/lrifkarena tidak lagi relevan dengan konteks kontemporer di mana pluralisme agama telah merupakan sebuah kenyataan. Ia mengingatkan bahwa to play with such double edged doctrines is playing with fire; the wielder of the doctrine can hurt the other but does not realize that, sooner or later, he also can get hurt. 48 Lakhsassi telah mengungkapkan alasanalasan yang kuat mengapa kaum Muslim harus meninggalkan klaim-klaim doktrinalnya yang bersifat eksklusif dan mengkaji kembali al-Qur'an secara lebih terbuka dan kontekstual. Objek yang menjadi bidikan analisis Lakhsassi tentu saja berbeda dari concern studi yang penulis ajukan, namun berbagai argumentasi yang ia tampilkan sangat mendukung. Mengenai kitab-kitab tafsir, dari klasik hingga modem, tidak perlu diungkapkan secara mendetil di sini, karena secara umum mereka mengadopsikan pandangan yang sama tentang posisi teologis penganut agama selain Islam: Bahwa siapa pun yang tidak memeluk Islam setelah kedatangan Muhammad sebagai utusan Tuhan tidak akan selamat. Akan tetapi, ironisnya, di sisi lain, berbagai elaborasi terhadap kisah-kisah dalam al-Qur'an diambil dari sumber-sumber Yahudi. Analisis terhadap kitab-kitab tafsir tidak dilakukan di sini, namun kitab-kitab tafsir yang relevan akan dirujuk dan ditanggapi secara kritis dalam pembahasan nanti. Walaupun demikian, ada dua buah buku mengenai topik ini perlu disebutkan, yakni al-Yahfid fi 49 al-Qur 'lin karya 'Afif 'Abd al-Fattal). Tabbiirah dan Mu/lammad wa al-Yahud karya 48 Jbid., 118 49 'Afif 'Abd al-Fatt-34 Tabbarah, al-Yahild. 27 Mul}ammad ~d Baraniq dan Mt$immad Yiisuf al-Mal].jiib. 50 Buku pertama mengulas ayat-ayat tentang Yahudi dengan pendekatan yang lebih objektif namun tetap dalam bingkai eksklusivisme. Bagian ketujuh buku ini secara khusus mendiskusikan ayat-ayat yang mengingatkan kaum Yahudi untuk berlaku lurus dan bersikap teguh dalam menjalankan perintah kitab (agamanya), namun pada akhimya sang penulis menegaskan bahwa hanya yang memeluk Islam di antara mereka yang selamat. 51 Buku yang kedua lebih mengacu pada sejarah dan sikap kaum Yahudi dalam berinteraksi dengan Nabi Muhammad dan kaum Muslim. Ayat-ayat al-Qur'an dibahas secara baik namun sangat selektif dan kurang fair. Hanya berbagai karakteristik negatif Yahudi yang ditonjolkan. Kedua buku ini sangat membantu memberikan petunjuk bagi berbagai informasi yang diperlukan untuk studi yang penulis lakukan, tetapi keduanya tetap berbeda secara substansial dan metodologis dari studi yang dilakukan untuk disertasi ini. Penelitian disertasi ini berada pada posisi bidang tafsir, yakni sebagai kajian terhadap al-Qur' an dengan penalaran kritis, terbuka dan berupaya untuk "bebas" dari keterikatan pada dogma-dogma tradisional. Dengan demikian, kajian ini, meskipun difokuskan pada ayat-ayat tentang Yahudi, diupayakan menjadi sebuah model atau paradigma pemikiran tafsir "baru," yang mempertimbangkan berbagai sisi pemikiran serta merujuk pada aplikabilitas tindakan manusia dalam realitas kehidupan. 50 Mu.Q.ammad Alpnad Baraniq dan Mu.Q.ammad Yusuf al-Mal:].jub, Mul}ammad wa alYahud, (Kairo: Mu'assasah al-M~tbu'at al-IJadithah, t.t.). 51 'Afif'Abd al-Fattal]. Tabbarah, al-Yahud, 60-65. 28 E. Landasan Teoretis Pendekatan untuk penelitian ini didasarkan atas landasan pemikiran bahwa alQur' an adalah sebuah teks - dalam pengertian, ia telah terucap dan tertulis, dan telah menjadi bagian dari realitas di "bumi"- yang lahir dalam sebuah proses sejarah. Ia tidak muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba (out of the blue), tetapi bergelut dengan proses gerak manusia dalam ruang dan rentangan waktu. Al-Qur' an bisa dikatakan sebagai sebuah respons Ilahi atas keresahan dan pergelutan manusia dengan dirinya dan alam semesta dalam rangka mencari makna hidup dan kebenaran. Ia hadir karena adanya kreativitas manusia, dan karena itu ayat-ayatnya harus dijelaskan dalam konteks tersebut. Al-Qur'an berbicara kepada sebuah masyarakat tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Ini mengimplikasikan bahwa ayat-ayatnya berbicara dengan keterbatasan bahasa dan sejarah. Sejarah telah berlalu dan bahasa (kata-kata) tetap sebagaimana adanya, tetapi makna di balik peristiwa dan kata-kata selalu dapat dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilrnu pengetahuan dan peradaban manusia. Kata-kata dalam al-Qur'an tetap sama, tetapi makna yang ' dipahami manusia dapat berubah, seperti kata Heschel: words remain, while . are sub. meanmgs 'l}ect to change. 52 Keterbatasan bahasa dan ·sejarah tidak berarti telah meninggalkan al-Qur' an sebagai kitab suci dalam pasungan waktu masa silam. Teks al-Qur'an tetap sebagaimana adanya, tetapi makna terdalam dari pesan-pesannya akan selalu memantulkan sinyal ke luar untuk dicerapi oleh manusia sesuai dengan 52 Abraham Joshua HescheI, God in Search ofMan: A Philosophy ofJudaism, (New York: The Noonday Press, 1998), 9. 29 perkembangan nalarnya. Al-Qur'an berbicara dengan semangat kemanusiaan dan bersifat universal, karena ia memang dimaksudkan untuk menjadi ''petunjuk bagi manusia. " 53 Ini terbukti dari banyaknya pemyataan al-Qur' an yang diungkapkan dalam bentuk figuratif, simbolik dan bersifat general. Memang ada ayat-ayat alQur'an yang sangat spesifik dan partikular, tetapi ia terkait dengan event, dan harus dipahami dalam konteksnya. Dalam hal ini al-Qur' an berarti terbuka untuk terns menerus dikaji dan relevan untuk semua umat pada setiap zaman: Artinya, sebagai teks kitab suci, maknanya selalu dapat direinterpretasikan sesuai dengan semangat perkembangan kehidupan yang dihadapi manusia. Agama, seperti kata Heschel, more than a creed or an ideology and cannot be understood when detached from acts and events. 54 Jadi al-Qur'an sebagai kitab suci agama juga harus dipahami dalam kondisi yang sama. Makna yang terkandung di dalamnya selalu terkait dengan "events" baik secara langsung atau tidak langsung. Dengan memahami dan menerobos ke dalam kesadaran Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu (penyampai al-Qur'an) dan kondisi sosial masyarakat pada zamannya, seseorang dapat menemukan realitas yang tersembunyi di balik mereka. Al-Qur' an, seperti telah disebutkan pada bagian awal bab ini, memuat sangat banyak ayat-ayat tentang kisah, pandangan keagamaan dan karakteristik kaum Yahudi. Ini mengisyaratkan intensifnya hubungan mereka dengan Nabi Muhammad. Namun hampir sepanjang sejarah Islam, seperti terungkap dalam berbagai kitab tafsir dan berbagai literatur Islam lainnya, hubungan ini selalu dipandang dalam bentuk 53 Q.S. al-Baqarah: 185. 54 Abraham Joshua Heschel, God in Search, 7. 30 negatif. Terlebih, mereka dipandang sebagai penganut agama yang telah mansukh dan bahkan memusuhi Islam. Tetapi sejak menjelang abad ke 21 banyak perubahan dalam tatanan sosial budaya telah terjadi sebagai akibat dari industrialisasi dan teknologi informasi yang semakin maju dan mengglobal. Kenyataan pluralisme agama tidak terelakkan. Maka ~engan sendirinya pemahaman keagamaan atau penafsiran kembali teks-tekS kitab suci juga harus dilakukan. Memahami kembali statemen-statemen al-Qur'an tentang Yahudi dengan berlandas pada jalan pikiran seperti tersebut dalam beberapa paragrafdi atas adalah sebuah altematif. Dengan kata lain, pembacaan kembali terhadap kitab suci perlu dilakukan dengan paradigma 55 baru - mungkin dapat disebut sebagai paradigma sosial dan multikultural. Dasar-dasar teoritis ini disebutkan, dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang pemikiran yang akan dijadikan pegangan untuk menjelaskan metodologi dan pendekatan seperti yang didiskusikan pada bagian berikut. F. Metodologi dan Pendekatan Apakah ada metodologi terbaik dalam memahami al-Qur'an? Ketika ditanya tentang tafsir al-Qur'an yang paling baik, ij:asan al-Banna menjawab: "Hatimu! Hati orang Mukmin adalah tafsir terbaik terhadap Kitab Allah." Kemudian al-Banna melanjutkan: "dan metode pemahaman [al-Qur'an] yang paling mendekati [kebenaran] adalah dengan jalan seseorang membacanya dengan tadabbur (penuh 55 Penjelasan lebih jauh, lihat halaman 87 ff. 31 perhatian/konsentrasi) dan khusyu' (tunduk/penuh penghayatan) serta memohon petunjuk dari Allah disertai dengan kesungguhan mengerahkan seluruh kemampuan pikiran pada saat membacanya. " 56 Lebih jauh al-Banna menekankan pentingnya pemahaman terhadap sejarah hidup Nabi dan sejarah turunnya al-Qur'an untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap ayat-ayat al-Qur'an. "Pemahaman" itu, kata al-Banna, adalah cahaya yang terpancar dari lubuk hati. 57 Al-Banna, seorang pemikir Muslim kontemporer serta tokoh dan pendiri gerakan al-Ikhwiin al-Muslimun di Mesir, sebenamya telah mengindikasikan pentingnya pendekatan hermeneutik dalam memahami al-Qur'an. Di antara kata kunci dalam hermeneutika adalah "pemahaman." Al-Banna memang tidak mengungkapkannya dengan bahasa yang digunakan dalam wacana pemikiran filsafat Barat modem dan dengan istilah "analisis teks", tetapi, seperti terlihat dalam paragraf di atas, al-Banna telah mengungkapkan hal tersebut dengan baik sekali dalam bahasa peradaban populer masyarakatnya sendiri. Al-Banna kelihatan sama sekali tidak tertarik dengan apa yang disebut dengan the rules of interpretation seperti yang dipahami ulama klasik atau juga kebanyakan ulama zamannya. Ia lebih mementingkan keterbukaan - yang terindikasi dari istilah khusyil ' (tunduk [kepada kebenaran], tidak mendahulukan kepentingan pribadi) yang ia gunakan - dan independensi, dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap "mukmin" memiliki kapasitas untuk memahami al-Qur'an; dan kapasitas tersebut sangat ditentukan oleh 56 J:Iasan al-Bannii, Risiilatiin fi a/-Tafszr wa surah al-Fiitif}ah, (Beirut Mansyiirat al'Ashr al-fladith, 1972), 36. 51 Jbid., 37. 32 proses dialektika seseorang dengan sejarah, lingkungan sosial dan peradaban. Dengan jalan demikian, tafsir ayat-ayat al-Qur' an akan merupakan produk hermeneutika, produk dari kesadaran subjektif seseorang untuk memberi makna terhadap teks, produk yang merupakan bagian dari sejarah dan peradaban itu sendiri. Pandangan Al-Ba.nna di atas dikemukakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya seperti itulah sketsa metodologi yang penulis ingin terapkan untuk penelitian ini. Penulis sepakat dengan al-Banna dalam hal memberikan kebebasan dan ruang gerak yang longgar bagi penafsir atau mufassir untuk mengekspresikan apa yang ia pahami dari al-Qur'an. Akan tetapi hal ini menimbulkan persoalan ketika orang memahami kebebasan tersebut sebagai tanpa aturan. Ketika setiap orang "bertanya kepada hatinya," mungkin saja masing-masing hati itu akan memberikan jawaban berbeda. Lalu bagaimana mengukur kebenarannya? Karena itu penulis perlu mempertegas bahwa penelitian ini dilakukan dengan menempuh beberapa langkah tertentu, seperti akan dijelaskan di belakang nanti. Namun sebelumnya perlu dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam disertasi ini lebih mengacu pada interpretasi teks atau hermeneutika serta gabungan pendekatan-pendekatan lain, seperti sejarah dan perbandingan. Ada beberapa poin yang dirasa penting dikemukakan berkaitan dengan teori dalam hermeneutika tersebut: Pertama, teks tidak bisa dijadikan sebagai objek seperti dalam penelitian atau analisis sains. Ia diperlakukan sebagai buah karya, yang berbicara, yang memiliki dunia tersendiri, di mana seseorang harus siap meninggalkan dunianya jika mau masuk ke sana. Teks tidak dipahami melalui apa yang disebut dengan "anatomy 33 of criticism," tetapi melalui "humanistic understanding. "58 Ia tidak dibedah untuk diketahui isinya, tetapi diselami untuk dihayati bersamanya makna-makna yang ia kandung. Seperti dikatakan Palmer, dalam penelitian harus dibedakan antara "object" dan "work" (karya), baik karya manusia atau karya Tuhan. Karya harus dilihat sebagai karya~ ia memiliki sentuhan kemanusiaan yang sarat nilai dan makna. Memahami makna yang lebih filosofis dari sebuah karya itulah yang menjadi fokus henneneutika. 59 Karena itu dalam memahami sebuah "karya" atau teks diperlukan kepekaan historis dan humanistik yang tajam. Sehubungan dengan kerangka berpikir ini al-Qur'an tidak ditafsirkan semata-mata dengan menggunakan the rules of interpretation yang kaku, seperti dalam pengertian tradisional (meskipun ini tetap dipertimbangkan), tetapi lebih pada philosophical elaboration ~f understanding. Artinya sebuah pemyataan dipahami dengan melihat berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi maksud pengarang dan makna yang terkandung dalamnya. Kedua, seperti telah dikemukakan di atas, teks selalu berkaitan dengan events. Jadi, proses sejarah yang melahirkan sebuah teks merupakan faktor yang sangat penting untuk dijadikan pertimbangan. Ini tidak hanya dengan melihat asbab al-nuzUI dalam makna klasik, tetapi juga dengan menerapkan analisis sejarah secara kritis. Ketiga, teks juga harus dilihat sebagai bahasa dan simbol yang diungkapkan dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Waktu dan tempat inilah yang perlu 58 Richard E. Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer, (Evanston: Northwestern University Press, 1969), 7. 59 Ibid, 7-8. 34 diterobos untuk mendapatkan makna dan pemahaman yang lebih terang dan relevan dengan zaman sekarang, 60 yang dalam istilah Ferguson disebut to span the gap between the past and present. 61 Dalam hal ini tidak berarti al-Qur'an direduksi dan dipak:sakan sesuai dengan kehendak kekinian, tetapi ia dijembatani dengan menggunak:an fasilitas pengetahuan dan pengalaman modem. Penafsir yang hidup hari ini dapat memaknai teks al-Qur'an yang turun sekian abad silam dengan memberi makna baru pada teks tersebut tanpa merusak: makna dasamya. 62 Barangkali model pendekatan yang penulis terapkan di sini masih dalam kerangka metodologi yang disebut Amin Abdullah dengan al-ta 'wTl al- 'ilmt 3 atau, sebut saja, dalam istilah lain "mengolah teks, melacak: mak:na." 64 Dengan kata-kata yang lebih sederhana, kajian ini penulis sebut dengan istilah "tafsir kritis" dan pendekatannya adalah "hermeneutika multikultural. " 65 Dalam tafsir ini, yang paling dominan adalah 6 <M.achasin, "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir," Makalah Diskusi, Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD), Surabaya, 2002. 61 Duncan S. Ferguson, Biblical Hermeneutics: An Introduction, (London: SCM Press, 1986) p. 3. 62 Abu Zayd mengatakan bahwa manusia adalah kii 'in tiirikh'f (historical being), yang mampu menempatkan diri dalam proses sejarah secara dinamis. Sejarah, bagi manusia, bukan hanya sekedar fakta masa lalu ''yang berdiri di sana" (qii 'im huniik), tetapi merupakan kenyataan yang terns berubah. Di sinilah peran hermeneutika, yaitu membantu manusia memahami fakta masa lalu dengan memberi makna yang lebih bermanfaat untuk hari ini. Lihat N~r I:Iamid Abu Zayd, Isykiiliyyiit al-Qirii 'ah wa Aliyyiit al-Ta 'w'fl, (al-Dar al-BaiQ.a': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. III, 1994, 28. 63 M. Amin Abdullah dkk., Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural, (Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002), 1. 64 Ibid., 39. 65 Penulis mengadopsi istilah "tafsir kritis" dari Gregory Baum, Religion and Alienation: A Theological Reading of Sociology, (New York: Paulist Press, 197 5), 195. 35 kepekaan kemanusian, sebuah kepekaan yang mesti tumbuh dari berbagai pengalaman dan pengetahuan serta pergelutan manusia dengan kehidupan, sejarah dan peradaban. 66 Dalam rangka memenuhi tuntutan metodologis seperti tersebut di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian ini dapat diringkaskan kembali sebagai berikut: Pertama, penulis mengumpulkan ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi yang terdapat dalam berbagai surat, terutama dalam surat al-Baqarah, dan membagi-bagikannya dalam topik-topik tertentu. Ayat-ayat tersebut dianalisa terutama sekali, pada tahap awal, dengan mempelajari pandangan ulama atau para mufassir untuk didiskusikan dan dikritisi. Untuk tujuan ini yang dirujuk adalah kitabkitab tafsir, sejarah dan buku-buku lain yang relevan. Ini mesti dilakukan sebagai langkah awal karena siapa pun tidak mungkin berangkat dari kekosongan. Pandangan-pandangan yang sudah ada perlu dijadikan landasan pijakan untuk membangun sebuah pemikiran baru. Kedua, penulis melakukan perbandingan antara berbagai statemen al-Qur' an dengan pandangan-pandangan dan catatan sejarah dalam literatur Yahudi, terutama sekali kitab Bible Yahudi (Hebrew Bible). 61 Artinya, penulis tidak hanya melihat pada teks dan konteks ayat-ayat al-Qur'an, tetapi juga berupaya menemukan Sedangkan istilah "hermeneutika multikultural" (multicultural hermeneutics) penulis pinjam dari Douglas Jacobsen, "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue", Journal ofEcumenical Studies, Vol. 37, No.2, Spring 2000, 133. 66penjelasan lebih jauh mengenai pendekatan kepada al-Qur' an (hermeneutika alQur' an) akan dibahas dalam bab dua. 67 Kutipan Bible Yahudi (Hebrew Bible) dalam disertasi ini diambil dari terjemahan bahasa lnggris oleh Jewish Publication Society, 1917. 36 bagaimana pandangan Yahudi tentang diri mereka, yakni dengan merujuk pada kitab suci mereka dan karya-karya sarjana mereka yang otoritatif. Hal ini dianggap penting, sebab dalam al-Qur'an beberapa kali disebutkan: " ... ..l~\ wlUJ" ("dan orang-orang Yahudi berkata .... "). 68 Maka sekurang-kurangnya perlu dipelajari bagaimana pandangan orang Yahudi mengenai ''tuduhan" al-Qur'an tersebut, untuk menemukan makna yang lebih tepat dari statemen-statemen al-Qur'an mengenai hal itu. Langkah ini tidak dilakukan secara mendetail dan menyeluruh, tetapi secara umum dan terkait dengan topik-topik yang relevan saja, karena yang diperlukan di sini adalah menemukan contoh-contoh dalam rangka memperkaya argumentasi untuk perdebatan dan diskusi selanjutnya. Ketiga, sebagai konsekuensi logis dari metodologi dan pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini, seperti telah dijelaskan di atas, pandangan-pandangan Muslim tradisional tentang Yahudi, atau pemahaman mereka mengenai ayat-ayat alQur' an tentang Yahudi, akan dikritisi atau ditinjau ulang dengan menghadapkannya dengan berbagai fakta lain dan pandangan-pandangan lain yang berbeda. Pada akhirnya, tafsiran ulang terhadap ayat-ayat tersebut dilakukan dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang lebih kritis, terbuka dan lebih aplikatif terhadap realitas kehidupan di zaman ini. G. Sistematika Penulisan Langkah-langkah metodologis tersebut di atas tidak sepenuhnya mencerminkan sekuens atau urutan dan sistematika penulisan disertasi m1. 68 Lihat Q.S. al-Baqarah: 113~ al-Ma'idah: 18 dan 64~ dan al-Tawbah: 30. 37 Sistematika penulisan lebih berpijak pada the logic of academic mode. Penulis memulai penulisan dengan mengemuk:akan alasan-alasan pengkajian dan sejauh mana ia dapat dianggap krusial dan menarik. Pada bagian pertama ini juga dijelaskan model pendekatan atau metodologi yang diterapkan, serta beberapa preview landasan teoretis yang menjadi fondasi penelitian. Bagian kedua berbicara lebih jauh mengenai landasan teoretis tersebut. Dalam hal ini, tulisan difokuskan pada teori-teori studi al-Qur' an terutama sekali yang berbasis pada paradigma pemikiran kontemporer. Teori-teori inilah yang menjadi bingkai pemikiran yang didiskusikan pada bah selanjutnya. Bab ketiga adalah bagian awal atau pengantar ke inti proyek penelitian ini, yakni tentang Yahudi dalam tradisi Islam. Lalu diteruskan dengan bab empat yang mengeksplorasi dan mendiskusikan secara lebih mendalam mengenai pandangan alQur' an tentang Y ahudi. W alaupun hanya dibagi kepada tiga sub bab saja, bab ini menggunakan proporsi yang cukup signifikan. Analisis lebih jauh tentang eksplorasi yang dilakukan dalam bah empat diperdalam pada bah lima, yaitu bab yang memuat kritik dan konstruk:si ulang nalar pemikiran keagamaan yang penulis resahkan. Di sinilah studi al-Qur' an diperdebatkan dan didialogkan dengan nalar pengetahuan dan pengalaman kehidupan kontemporer. Atas dasar kajian dan diskusi dalam bab-bab sebelumnya, beberapa kesimpulann dirumuskan dan dimuat dalam bab khusus yaitu Penutup. Di samping itu, beberapa saran atau rekomendasi juga disampaikan dalam bah terakhir ini. BABVI PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai analisis dan diskusi yang dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, beberapa kesimpulan penting dapat diambil di sini: Pertama, ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi atau Bani Israil pada dasamya tidak semuanya berupa kritik dan kecaman; sangat banyak ayat-ayat al-Qur'an yang justeru memberikan apresiasi kepada mereka atau, sekurang-kurangnya, bersifat netral. Bani Israil disebutkan al-Qur'an sebagai umat pilihan dan dalam banyak ayat dirujuk sebagai Ahli Kitab, yakni umat yang memiliki kitab suci yang diturunkan Tuhan. Sementara itu, kritik-kritik terhadap mereka ditujukan pada sikap dan perilaku mereka yang menurut al-Qur' an telah menyimpang dari ajaran kitab suci mereka sendiri. Karena itu al-Qur'an menyeru mereka mengamalkan ajaran kitab sucinya dengan benar. Berkaitan dengan hal ini, konsep tal]rif atau tabdil, seperti yang kembangkan ulama tradisional, yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah melakukan distorsi terhadap teks kitab suci mereka, menurut penulis, sulit dipertahankan. Kedua, kecaman-kecaman al-Qur'an terhadap Yahudi, sesuai tesis di atas, sebenarnya merupakan respon kepada mereka yang secara nyata menentang alQur'an. Artinya, al-Qur'an sama sekali tidak bermaksud menyerang agama Yahudi atau menghina umat Yahudi; yang dikritik adalah perilaku mereka, dan yang dikutuk adalah mereka yang melakukan pengkhianatan. Mereka ini adalah orang-orang 357 358 Yahudi Medinah yang hidup dan bergumul dengan peradaban Arab serta secara intens berinteraksi dengan Nabi dan al-Qur'an. Dengan demikian, tidak semua Yahudi di seluruh dunia dan sepanjang sejarah persis seperti diungkapkan al-Qur'an, baik dari segi positif maupun negatifnya, bahkan jika kaum Muslim ingin mengetahui segala sesuatu tentang Yahudi (sejarah, peradaban dan tradisi keagamaan mereka), maka al-Qur'an bukanlah sumber satu-satunya dan bukan pula sumber yang memadai. Dengan demikian, al-Qur' an akan dapat dipahami lebih baik jika dipertemukan atau dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan teks-teks keagamaan lainnya. Ketiga, sesuai penjelasan di atas, pandangan-pandangan dan kritik al-Qur'an terhadap kaum Yahudi dapat dikatakan bersifat khusus dan kondisional. Karena itu konteks dan tujuan dari ayat-ayat tentang mereka itu harus diperhatikan. Ketika alQur'an, misalnya, mengatakan Tuhan mengutuk mereka (orang-orang Yahudi), tidak berarti yang dimaksudkan adalah semua mereka di seluruh permukaan bumi dan sepanjang sejarah dunia. Demikian juga ketika al-Qur'an menuduh mereka mengatakan Uzair anak Tuhan, yang dimaksudkan hanya beberapa orang di antara mereka yang disaksikan langsung olah al-Qur' an sendiri. Kalau konteks pembicaraan al-Qur' an seperti ini tidak diperhatikan maka akan menimbulkan kekeliruan dalam menangkap pesan-pesan dasar dari al-Qur' an itu sendiri. Keemptt, dengan demikian, kebencian kaum Muslim terhadap Yahudi sebenamya tidak berasal dari ajaran al-Qur'an, dan pelabelan Yahudi dengan segala macam kejahatan dan keburukan tidak sejalan dengan semangat al-Qur'an. Fenomena ini memang telah mewamai sejarah dan literatur Muslim dari sejak awal 359 sampai hari ini. Akan tetapi tidak berarti itulah kebenaran yang harus diterima dan tidak boleh dikritisi. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modem tampak membuka peluang yang lebih positif untuk membangun kesadaran "kita" yang lebih kritis terhadap "diri sendiri" dan "orang lain." Demikian juga, kesadaran sejarah (historical awareness) akan menjadikan seseorang lebih mampu bersikap positif dan apresiatif terhadap keragaman pandangan dan tradisi dalam kehidupan manusia. Kelima, ajaran dasar al-Qur'an sebenamya sangat kompatibel dengan semangat pluralisme agama. Al-Qur'an mengajak kepada keterbukaan dan mengkritik sikap eksklusif dan klaim-klaim benar sendiri seperti yang diperlihatkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hidup di lingkungan masyarakat Arab zaman turun wahyu. Oleh karena itu, alangkah ironisnya - dan memang tidak mungkin - jika al-Qur'an sendiri lantas dianggap telah mengambil sikap dan tindakan yang sama. Akhirnya, jika semua umat beragama mau merujuk pada inti ajaran kitab sucinya secara jujur dan bersedia untuk bersikap terbuka terhadap umat lain serta mampu mengapresiasi kitab suci umat lain secara positif, maka akan ada harapan yang lebih cerah bagi kehidupan yang lebih damai di antara umat manusia (yang memiliki budaya dan tradisi keagamaan berbeda-beda) di masa akan datang. B. Saran Studi ini sangat terbatas, hanya mengeksplorasi ayat-ayat tentang Yahudi dan melakukan reinterpretasi atas ayat-ayat tersebut dengan melihat konteks hubungan 360 Yahudi-Muslim dan wacana pluralisme agama yang sedang berkembang akhir-akhir ini. Sasaran utama kajian ini adalah pembenahan pemahaman terhadap kitab suci dan perbaikan hubungan Yahudi-Muslim yang telah dikotori oleh berbagai fitnah politik dan dendam sejarah yang tidak rasional. Ayat-ayat tentang Yahudi dapat dikaji dalam konteks dan dengan pendekatan berbeda-beda. Dari sudut pandang bahasa, misalnya, masih diperlukan telaah lebih mendalam mengenai istilah-istilah yang digunakan al-Qur'an, baik istilah Yahudi dan Bani Israil itu sendiri (apa perbedaan di antara keduanya; apakah perbedaan tersebut berdampak secara konseptual pada pemaknaan pandangan al-Qur'an?) maupun istilah-istilah lain yang digunakan al-Qur' an ketika. memberi respon dan mengkritik mereka. Secara historis, telaah terhadap kronologis ayat-ayat tentang Yahudi secara lebih rinci dan mendalam juga masih diperlukan: bagaimana, misalnya, ayat-ayat tersebut berkembang secara radikal dari bentuk-bentuk seruan yang lunak sampai pada sikap permusuhan dan kutukan? Sejauh mana perkembangan tersebut dapat menjelaskan perkembangan hubungan orang-orang Yahudi dan Nabi Muhammad serta bagaimana menyikapi keputusan akhir Nabi yang mengambil tindakan keras terhadap mereka? Terkait dengan kajian penulis dalam disertasi ini, ada baiknya dilakukan penelitian mengenai buku-buku tentang Yahudi - baik asli maupun teijemahan yang beredar di Indonesia Buku-buku tersebut mungki~ sejauh pantauan penulis, hampir semuanya bernada negatif dan mengecam umat Yahudi, dan secara umum argumentasi-argumentasi di dalamnya lebih banyak didasarkan pada ayat-ayat alQur'an. Lalu, persoalannya, sejauh mana pemahaman ayat-ayat al-Qur'an tersebut 361 telah dilakukan secara tepat dan proporsional? Lebih jauh, bagaimana dampak isi buku tersebut terhadap sikap masyarakat dalam merespon isu pluralisme agama, konflik Timur Tengah, terorisme dan bahkan perkembangan pemikiran keagamaan di Tanah Air yang dinilai sebagian kalanganjuga karena pengaruh kejahatan Yahudi? Penelitian tentang Yahudi dalam fikih penulis anggap juga patut direkomendasikan. Fikih, yang ditulis ulama Islam berabad-abad silam dan masih dipakai hingga saat ini, telah mendiskusikan secara ekstensif berbagai persoalan terkait dengan Yahudi dan Nasrani serta Taurat dan Injil, mulai dari soal perkawinan, pakaian, makanan, sampai masalah bersuci dan istinjii '. Secara garis besar, fikih telah mendiskreditkan umat Yahudi dan juga Nasrani, bahkan dengan cara-cara yang tidak pantas. Jika hal ini dapat dikaji kembali dengan pendekatan yang lebih terbuka, positif dan semangat ilmiah yang sungguh-sungguh, maka akan sangat besar kontribusinya bagi pemahaman keagamaan yang lebih sehat dan apresiatif, terutama dalam konteks pluralisme agama. Kajian ini, menurut penulis, benar-benar penting dalam rangka melacak serta memetakan kembali persoalan hubungan YahudiMuslim yang hari ini semakin berada pada titik kritis yang mengkhawatirkan. BffiLIOGRAFI 'Abd al-Muta'al. La.. Naskhfi al-Qur'lin: Limlidha.. ? Kairo: Maktabah Wabah, 1400 H./1980M. 'Abd al-Ralp:nan, Khalid. U§ill al-Tafsir wa Qawli 'iduh. Beirut: Dar al-Nafii'is, 1986. 'Abd a1-Rahman, Anas. $irli'unli ma'a al-Yahild fi '?illil al-Qur'lin, Saduran tafsir Sayyid Qutb. Kuwait: Maktabah Dar al-Bayan, 1989. 'Ali, 'Abdullah Yusuf. The Meaning of the Holy Qur'lin. Maryland: Amana Corporation, New ed. 1992. Abdul Karim, Khalil. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya dan Kekuasaan, Yogyakarta: LKiS, 2002. Abu Daud, Sulayman ibn al-Asy'ats. Sunan Abf Dliwud. Dar al-Fikr, t.t. Abu Syahbah, Mu]J.ammad ibn Mu]J.ammad. Al-Isrli 'Uiyylit wa al-Mawqil 'lit fi Kutub al-Tafsir. Kairo: Maktabah al-Sunnah, 1408 H. Abu Zayd, Na~r I:Iamid. Isykliliyylit al-Qirli 'ah wa Aliyylit al-Ta 'wfl. al-Dar alBaiqa': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. ill, 1994. -------. Majhilm al-Na§§." Dirlisah fi 'Ulilm al-Qur'lin. Al-Dar al-Bayqa': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. V, 2000. Adang, Camilla. Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible from Ibn Rabban to Ibn Hazm. Leiden: E. J. Brill, 1996. Ahmad, Barakat. Muhammad and the Jews: A Re-Examination. New Delhi: Vikas Publishing House, 1979. Ahmad, Reme. "Mahathir tells Muslims to use brains to fight Jews," The Straits Times. Oct. 19, 2003. Ahmed, Moinuddin. Religions ofAll Mankind. New Delhi: Kitab Bhavan, 1994. Alef Theria Wasim. "India Abad -16 dan -17: Tinjauan tentang Ke-beragamaan dalam Beragama," al-Jlimi 'ah. No. 49, 1992. 362 363 -------. "Minoritas dan Mayoritas" dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000. Ali, K. A Study ofIslamic History. Delhi: Idarah-i Adabiyat-i Delli, 1980. Amin Abdullah, M. "al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodernisme," Profetika. Vol.1, 1 Januari 1999. -------. "Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multireligius," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000. -------, dkk. Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural. Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002. -------. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Arkoun, Mohammed. "Explorations and Responses: New Perspectives for a JewishChristian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. No. 26, Summer 1989. Armstrong, Karen. Muhammad: A Western Attempt to Understand Islam. London: Victor Gollancz, 1991. Ast, Friedrich. Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und Kritik. Lanshut: Thomann, 1808. Aviezer, Ravitzky. Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans. Michael Swirsky and Jonathan Chipman. Chicago: Chicago University Press, 1996. Ayoub, Mahmoud. "Islam and Christianity between Tolerance and Acceptance," Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 2, 1991. -------. "Christian-Muslim Relations Into the Twenty-first Century: A Round Table Discussion," Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 3, 1992. -------.The Qur'an and Its Interpreters. Albany: State University ofNew York Press, 1988. Baghawi, al-I:Iusayn ibn Mas"iid al-. Ma'alim al-Tanzfl. Beirut: Dar al-Ma"rifah, 1987. Banna, I:Iasan al-. Risalatan fi al-Tajsfr wa siirah al-Fati/Jah. Beirut: Mansyiirat al'Ashr al-J1adith, 1972. 364 Baraniq, Mu}Jammad Alpnad dan Mu}Jammad Yiisuf al-Mal}jiib. Mu}Jammad wa alYahiid. Kairo: Mu'assasah al-M~tbii'at al-lJaditsah, t.t. Baum, Gregory. Religion and Alienation: A Theological Reading of Sociology. New York: Paulist Press, 1975. Bayqawi, 'Abdullah ibn 'Umar al-. Anwar al-Tanzfl wa Asriir al-Ta 'wfl. Beirut: Dar al-Fikr, 1996 M./1416 H. Bickerton, Ian J. dan M.N. Person. The Arab-Israeli Conflict. Melbourn: Longman Cheshire, 2nd edition 1990. Bigha, Mu~~afii Dib al-dan Mu}Jyi al-Din Dib Mastii. al-Wii{iifz.fi 'Uliim al-Qur'iin, Damsyiq: Dar al-Kalim al-Tayyib, 1996. Booth, Wayne C. Critical Understanding: The Power and Limits of Pluralism. Chicago: University of Chicago Press, 1979. Bahiiti, Man~iir ibn Yiinus, al-. Kasysyiif al-Qinii' 'an Matn al-Iqnii '. Beirut: Dar alFikr, 1402 H./1982 M. Bukhari, Mu}Jammad ibn Isma'fl al-. ($a}Jf}J al-Bukhiirf. Beirut Dar Ibn Katsir, 1987 M./1407 H. Bultmann, Rudolf. Essays, Philosophical and Theological. London: SCM Press, 1955. BurhanuddinDaya. Agama Yahudi. Yogyakarta: Bagus Arafah, 1982. -------. "Bingkai Teologi Kerukunan Bersama," al-Jiimi 'ah. No. 59, 1996. Busse, Heribert. Islam, Judaism, and Christianity: Theological and Historical Affiliations, terj. Allison Brown dari Bahasa Jerman. Princeton: Markus Wiener Publishers, 1998. Bii~I, Muhammad Sa'id Ramaqan al-. Fiqh al-Sfrah. Beirut: Dar al-Fikr, 1990. Carrier, James G. (ed). accidentalism: Images ofthe West. Oxford: Clarendon Press, 1995. Cragg, Kenneth. The Event of the Qur 'an: Islam in Its Scripture. Oxford: Oneworld, 1994. Darwaza, Muhammad Azzah. "The Attitude of the Jews Towards Islam, Muslims and the Prophet of Islam-P.B.U.H. at the Time of His Honourable 365 Prophethood," dalam D. F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel. Geneve, 1974. Deedat, Ahmad. Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj. Djamaluddin Albunny. Surabaya: Pustaka Progressif, 1991. Didik Hariyanto, M. Mengungkap Kelicikan Yahudi dalam al-Qur'an, Hadis, dan Sejarah. Jogjakarta: Menara Kudus, 2002. Dihlawi, Syah Wall al-Lah, al-. Al-Fawz al-Kablr fi U!jill al-Tafslr. Karachi: Qadimi Kutub Khiina, 1966. Dimont, Max I. Jews, God and History. New York: Penguin Books, Edisi Revisi 1994. Encyclopaedia Britannica. Deluxe Edition 2004 CD-ROM. Esack, Farid. Qur 'an, Liberation and Pluralism. Oxford: Oneworld Publication, 1998. Fackenheim, Emil L. What is Judaism: An Interpretation for the Present Age. New York: Collier Books, 1987. Faruqi, Ismail R. al-. "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.). Voices of Resurgent Islam. Oxford: Oxford University Press, 1983. Ferguson, DuncanS. Biblical Hermeneutics: An Introduction, London: SCM Press, 1986. Firestone, Reuven. Children of Abraham: An Introduction to Judaism for Muslims, Hoboken: Ktav Publishing House, 2001. -------. Diskusi melalui e-mail. 18 Nopember 2003. -------. Journeys in Holy Lands: The Evolution of the Abraham-Ishmael Legenda in Islamic Exegesis. New York: State University ofNew York Press, 1990. Fitz, James, S.M. "Moses As A Leadership Model," Human Development. Vol. 4 Winter 1983. Freedman, Samuel G. Jew v.s. Jew: The Struggle for the Soul of American Jewry. New York: Touchstone, 2000. Gatje, Helmut The Qur'iin and Its Exegesis. Oxford: Oneworld, 1997.~ 366 Ghazali, Muhammad al-. A Thematic Commentary on the Qur 'an, trans. Ashur A. Shamis. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2001. Gil, Moshe. "The Origin of the Jews of Yathrib," Jerussalem Studies in Arabic and Islam. No. 4, 1984. Gonzalez, Justo L. Manana: Christian Theology from a Hispanic Perspective. Nashville: TN: Abbingdon Press, 1990. Green, D. F. (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel. Gem!ve, 1974. Gross, Rita M. "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal qf Ecumenical Studies. No. 26, Winter 1989. Guillaume, A. The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq 's Sirat Rasul Allah. London: Oxford University Press, Third Impression, 1970. Hamid Basyaib. "Perspektif Sejarah Hubungan Islam dan Yahudi," dalam Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF. (ed). Passing Over: Melintas Batas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998. Hamim Ilyas. "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," alJami 'ah. No. 62/XII/1998. -------. Pandangan Al-Qur 'an Terhadap Ahli Kitab: Studi Tafsir Al-Manar, Disertasi lAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001, 158. Haque, Ziaul. Wahyu dan Revolusi, teJj. E. Setiawati AI Khattab. Yogyakarta: LKiS, 2000. Haryatmoko. "Paradigma Hubungan Antar Agama: Pluralisme De Jure Dan Kritik Ideologi," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000. Hasan Asari. "Yang Hilang dari Pendidikan Islam: Seni Munadharah," Ulumul alQur'an. No. 1, Vol. V, 1994. Hasjmy, A. Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, (Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970). Haykal, Busein. The Life of Mulj.ammad, trans. Isma'TI Raji al-Faruqi. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 1993. Heschel, Abraham Joshua. God in Search of Man: A Philosophy of Judaism. New York: The Noonday Press, 1998. 367 Holquist, Michael. Dialogism: Bakhtin and His World. London and New York: Routledge, 1990. Hopfe, Lewis M dan Mark R. Woodward. Religions of the World, New Jersy: Prentice Hall, 1998. Houtart, Franctois. "Kultus Kekerasan atas Nama Agama: Sebuah Panorama," dalam Wim Beuken dan Karl-Josef Kuschel (ed.), Agama Sebagai Sumber Kekerasan? terj. Imam Baehaqie. Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2003. Ibn 'Ali, Syihab al-Din Al)mad. AI- 'Ujab fi Bayan al-Asbab. Al-Dammam: Dar Ibn al-Jawzi, 1997. Ibn 'Arabi, Mu4y al-Din. Tafsir Ibn 'Arabi. 2 Volume, Beirut: Dar al-Sadir, t.t. Ibn ij:anbal, Al)mad. Musnad al-lmam Al].mad Mesir: Mu'assasah Ququbah, t.t. Ibn ij:azm, 'Ali ibn Al)mad. al-Fi!jal fi al-Milal wa al-Ahwa' wa al-Nil].al, (Kairo: Maktabah al-Khaniji, t.t. -------. Al-Nasikh wa al-Mansukh fi al-Qur'an al-Karfm. Beirut: Dar al-Kutub al'Ilmiyyah, 1406 H. Ibn Hisyam, 'Abd al-Malik. Al-Sfrah al-Nabawiyyah. Beirut: Dar al-Jay1, 1411 H. Ibn al-Jawzi, 'Abd al-Ra:Qman ibn 'Ali. Nawasikh al-Qur 'an. Beirut: Dar al-Kutub al-' Ilmiyyah, 1405 H. IbnKatsir. Tafsiral-Qur'anal-'A+fm. Beirut: Dara1-Fikr, 1401 H. Ibn Khaldiin, 'Abd al-Ral}man ibn Mu_4ammad Muqaddimah. Beirut: Dar al-Qalam, 1984. Ibn Man+fir. Lisan al- 'Arab. Beirut: Dar Sadir, t.t. Iqbal, Muhammad. The Reconstruction of Religious Thought in Islam. New Delhi: Kitab Bhavan, 1981. Ismatu Ropi. "Wacana Inklusif Ahl al-Kitab," Paramadina. Vol. 1 No.2, 1999. Izutsu, Toshihiko. Ethico-Religious Concepts in the Qur 'an. Montreal: McGill University Press, 1966. Jacobs, Louis. The Book ofJewish Belief Behrman House, t.t. -------. The Jewish Religion: A Companion. Oxford: Oxford University Press, 1995. 368 Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue", Journal ofEcumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000. JaUilayn (JaUil al-Din al-Ma'Qalli dan Jalal al-Din al-Suyfili) al-. Tafszr al-Jaliilayn. Kairo: Dar al-I;Iadits, t.t. Jary, David dan Julian Jary. The Harper Collins Dictionary of Sociology. New York: HarperCollins, 1991. Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000. Juwayni, Mu~lafii al-Sawi al-. Maniihij fi al-Tafsir. Al-Iskandariyyah: Mansya'ah alMa' arif, t.t. Khalaf Allah, MuQ.ammad AQmad. al-Fann al-Qa~a~fji al-Qur'iin al-Karfm. Kairo: Sina li al-Nasyr wa al-Intisyar al-'Arabi, 1999~ Edisi Indonesia, Muhammad A Khalafullah. Al-Qur 'an Bukan "Kitab Sejarah ": Seni Sastra, dan Moralitas Kisah-kisah al-Qur 'an, terj. Zuhairi Misrawi dan Anis Maftukhin. Jakarta: Paramadina, 2002. Kuschel, Karl-Jose£ Abraham: Sign of Hope for Jews, Christians and Muslims, terj. \ John Bowden dari Bahasa Jerman. New York: Continuum, 1995. Lakhsassi, Abderrahmane. "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder (ed). Theoria--+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together Move from Theory to Practice. Leaven: Peeters, 1998. LaSor, W. S., D. A Hubbard dan F. W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, terj. Werner Tan dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999. Legenhausen, Muhammad. Satu Agama atau Banyak Agama, terj. Arif Mulyadi dan Ana Farida. Jakarta: Lentera Basritama, 2002. Lewis, Bernard Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East. Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition, 1993. Machasin. "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir." Makalah Diskusi, Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD), Surabaya, 2002. Madigan, Daniel A Membuka Rahasia Alquran, terj. Tim Redaksi Nalar. Jakarta: Intimedia Ciptanusantara, 2001. Malik ibn Anas. Al-Muwa!fa '. Mesir: Dar J4ya' al-Turats al-' Arabi, t. t. 369 MEMRI (The Middle East Media Research Institute). Special Dispatch Series, No. 354, March 13, 2002; No. 357, March 21,2002. Mohd. Fauzi bin H. A wang. Ugama-ugama Dunia. Malaysia: Pustaka Aman Press, 1971. Muhammad Galib M., Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya. Jakarta: Paramadina, 1998. Muslim ibn al-I:Iajjaj. $a/Jf/J Muslim. Beirut: Dar ll)ya' al-Turats al-' Arabi, t.t. NaQ.l}as, Al}mad ibn Mu}J.ammad, al-. Al-Nasikh wa al-Mansukh. Kuwait: Maktabah al- Faliil}., 1408 H. Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur 'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Nawawi, Yal,lya ibn Syaraf, al-. Rawcfah al-Talibfn wa 'Umdah al-Mujifn. Beirut: alMaktab al-Islami, 1405. Neusner, Jacob. Signposts on the Way ofTorah. USA: Wadsworth, 1998. -------. The Mishnah: A New Translation. New Haven: Yale University Press, 1988. Nurcholish Madjid. "Metodologi dan Orientasi Studi Islam Masa Depan,'' Jauhar. Vol. I, No.1, Desember 2000. Nursi, Badiuzzaman Said. Risalah Mukjizat Al-Quran, terj. Anuar Fakhri Omar, dkk. Terengganu: Yayasan Islam Terengganu, 1999. Own, Kamal Ahmad. "The Jews are the Enemies of Human Life as is Evident from Their Holy Book," dalam D.F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel. Geneve, 1974. Palmer, Richard E. Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Evanston: Northwestern University Press, 1969. Peters, F.E. Muhammad and the Origins of Islam. New York: State University of New York Press, 1994. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1984. Pratt, James B. The Religious Consciousness: A Psychological Study. New York: The Macmillan Co., 1920. 370 Qaradhawi [Qaraqawi - pen], Yusuf al-. Palestina: Masalah Kita Bersama, terj. Tim SAMAHTA '99. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999. Qatadah ibn Di'amah. al-Nasikh wa al-Mansukh. Beirut; Mu'assasah al-Risalah, 1404 H. Quraish Shihab, M. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan, Cet. ke-4 1998. Qllfl:Ubi, Mul}ammad ibn Al}mad al-. Al-Jami' li A}Jkam al-Qur 'an. Kairo: Dar alSya'b, Cet. II, 1372 H. Qu~b, Sayyid. Ff ?ilal al-Qur'an. Beirut Dar ~ya' al-Turath al-'Arabi, 1971; Ff ?ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM. Jordan: Arabic Textware. Rahman, Fazlur. "Islam," dalam Mircea Eliade (ed. ), Encyclopaedia of Religion. New York, 1987. -------. "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World. No. 1, Vol. LXXII, Januari 1982. -------.Islam. Chicago: The University of Chicago Press, 1979. -------.Major Themes of the Qur'an. Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980. Ramri, Nur al-Din al-. $irat al-Mustaqlm, tepi kitab karangan Mul}ammad Arsyad ibn 'Abdullah al-Banjari. Sabfl al-Muhtadfn li al-Tafaqquh ft Amr al-Din. Indonesia: Maktabah Dar ~ya' al-Kutub at..:'Arabiyyah, t.t. Razi, Fakhr al-Din al-. Mafoti}J al-Ghayb, Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah, 1990. Republika Online (16 Oktober 2003): www.republika.co.idlberitalonline/2003/ 10/16/143265. shtm. Richards, Glyn. Toward a Theology of Religions. London: Routledge, 1989. Riqa, Mul}ammad Rasyid. Taftlr al-Manar. Beirut: Dar al-Fikr, 1973. Rippin, Andrew. "Tafsir", dalam Mircea Eliade (ed. ). The Encyclopaedia of Religion. New York: Macmillan, 1987. Riyaij, al-. (Saudi Arabia, 10 Maret 2001). Robinson, George. Essential Judaism: A Complete Guid to BeliefS, Customs and Ritual. New York: Pocket Books, 2000. 371 Sachedina, Abdulaziz. "Is Islamic Revelation an Abrogation of Judaeo-Christian Revelation," Concilium, March 1994. Salil;l, Subl}I al-. Maba}Jits fi 'Ulum al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin, 1977. Samaw'al ibn Yal}.ya, al-. Jfo.am al-Yahud wa Qi~~ah Islam al-Samaw 'al wa Ru 'yah al-Nabiyy $alla al-Lah 'alayh wa Sallam. Beirut: Dar al-Jayl, 1990. Siddiqi, Mazheruddin. The Qur 'anic Concept of History. Delhi: Adam Publishers, 1994. Smith, Huston. The World's Religions: Our Great Wisdom Traditions. New York: HarperCollins, 1991. Smith, Wilfred Cantwell . "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.). The History of Religions: Essays in Methodology. Chicago: The University of Chicago Press, 1959. Suyiili, al-. Al-Durr al-Mantsur fi Taf..•/fr bi al-Ma 'tsiir. Beirut: Dar al-Fikr, 1993. -------. Al-ltqanfi 'Ulum al-Qur'an. Kairo: M~pna al-Babi al-Balabi, 1370 H. Syalabi, Al).mad. Muqaranah al-Adyan 1: al-Yahudiyyah. Kairo: Maktabah alNahqah al-Mi~riyyah, Cet. V, 1978. Syawklini, al-. Fat}J al-Qadfr. Beirut: Dar al-Fikr, t.t. sSyeed, Sayyid Muhammad. Diskusi di ISNA (Islamic Society of North America), Indiana, Amerika Serikat. Tabari, Mul}ammad ibn Jarir al-. Jami' al-Bayan 'an Ta 'wfl Ay al-Qur 'an. Beirut: Dar al-Fikr, 1405 H. Tabalaba'I, Sayyid Mul}ammad J:Iusayn al-. al-Mizan fi Tafszr al-Qur 'an. Beirut: Mu'assasah al-A'llimi li al-Malbii'ah, 1393 H./1973 H. Tabbarah, 'Afif 'Abd al-Fattlil}. Al-Yahud fi al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm lilMalayin, 1986. Thalib, M. 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur 'an. Solo: Pustaka Mantiq, t.t. The Encyclopaedia ofislam, CD-ROM Edition. Leiden: Koninklijke Brill NV, 1999. Tracy, David. Plurality and Ambiguity: Hermeneutics, Religion, Hope. San Fra.t1cisco-: Harper and Row, 1987. 372 Turmudhi, Mul}ammad ibn 'Isa al-. Sunan al-Turmudhf. Beirut: Dar Il}ya' al-Turats al-' Arabi, t.t. Wal}idi, Abu al-l_Iasan 'Ali al-. al-Wajlz fi Tafszr al-Kitob al- 'Azfz. Beirut: Dar alQalam, 1415 H. -------. Asbab al-Nuzul. Beirut: Dar al-Fikr, 1414/1994. Watt, William Montgomery. Companion to the Qur 'an. Oxford: Oneworld Publications, 1994. -------.Muhammad's Mecca. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988. "What they say about Mahathir's remarks on Jews", The Straits Times. Oct. 19, 2003. Wolf, Friedrich August. Vorlesung uber die Enzyklopddie der Altertumswissenschaft. ed. J.D. GOrtl. Leipzig: Lehnhold, 1831, Vol. I. Wyschogrod, Michael. "Islam and Christianity in the Perspective of Judaism," dalam I.R. Faruqi (ed.). Trialogue of the Abrahamic Faiths. New Delhi: Genuine Publication, 1989. Zarkasyi, Mul}ammad ibn Bahadir al-. Al-Burhon fi 'Ulum al-Qur 'on. Beirut: Dar alMa'rilat, 1391 H. Zarqani, Mul}ammad 'Abd al-'~m al-. Manahil al-'Irfon Beif\lt: Dar al-Fikr, 1996. fi 'Uliim al-Qur'an. Zebiri, Kate. "Relation Between Muslims and Non-Muslims in the Thought of Western-Educated Muslim Intellectuals," Islam and Christian-Muslim Relations. Vol. 6, No.2, 1995. Zul}ayli, Wahbah al-. Al-Fiqh al-Is/amfwa Adillatuh. Beirut: Dar al-Fikr, 1997. <http://abbe. com/quotes>. <http://talmud.faithweb.com/gentiles.htm>. <http://www.answering-islam. org/Quran/Contral>. <http://www.jewfaq.org/frameslbeliefs.htm>. <http://www.memri.org>. <http://www.secularislam.net/Secular Islam_NET Jews in the Qur'an.htm>. 373 <http://www.qaradawi.net>. <http://www. ummah.muslimsonline.cornl~islamawe/Quran!Contrad!Extemal>. <http://www.geocities.com/Athens/Cyprus/8815/Response to 1000 Quotes by and about Jews.htm>. LAMP IRAN TABEL TEKS AYAT-AYAT AL-QUR'AN No. No. Surat Nama Surat 1 2 al-Baqarah 2 2 al-Baqarah 3 2 al-Baqarah No. Ayat TeksAyat 40 44 --;a ,,. !J ;: }1.;1 ~~ 0. ,.F1 ~~ j ~ P' 0:,..: .~j .;;1~ z,..LDIS,~l..:i,. !J ;: ,, _, _; ®0.,_j!~ 4 2 al-Baqarah 47 - , ~JII Ji~~~j~~ -.:\, ~~~·;.) ,,jS"~IJ.?~'rhv]:··:? !:1 - ;: !J - ; !J , , . 0 ®~~!.:11 5 2 al-Baqarah 6 2 al-Baqarah 7 2 al-Baqarah 60 ~~-:.~~;jf~La:;.:;u ~[:ji~.._.y•_";t• -~c:,i·~:..T~lJ• ~ • ; • .J. --~~ -- iY..r~~-J i-~i<';~..r•-- ~"' r.{ t..::J t.)-' ~~ <' r-:=-:. 1.;. ,jj j f·~-ij ~;.;_I ~:jf 4.J...~ Jl- H ®~: ~ i~~~~~~ i.}~;.:-; ~j~T~j~~ I 8 2 al-Baqarah 62 ~ 0 . :;, :Jij ~j , .a.Dij i,~LA ~~ 'fij i,_J..;I; ~~i 01 " . ~ ~- ~r.-"~ ~ " f~ 6]j ~ :- r-. fl r~ "- ~'tj-_,-.JiL; -: - -,~, Mf..> -I; (.)--'4 ®0~~(-A~j~ ~:1&-j~~J 9 2 al-Baqarah 10 2 al-Baqarah 11 2 al-Baqarah 69 ~i.. _i_:.-,:.~.,·r ~- _,~IJ-[j~-:~·-tt..;L;_j ...-·~- tJt• ~jjJtj ... .J'L"P ~ ~~ "".J-&:? ~ ~.J"' 1.):: .-= ...) .J"' <® ~-} , .~ «~ ~:,1 fjlj 12 2 a1-Baqarah 13 2 al-Baqarah 14 II 15 2 al-Baqarah 83 ~JJ§Ltj ili i~ 0J~' : ~ ~ ;:1?',r.:.~ ;;....;_~ J .~ _~ w.U..f ~~j Llliit ~-. <', --tj-;.:-:jf·-~ ~if ~- 5L....;:.;.I If - ~YJ~Ju .. Ji.T-..r-' c.S_J .. I - - , $: ~ - - ~ , - Jtf'O. ,.,.f!J> - ;: ~<,~}l.l!'ll~~-:r-~;;; .. -o._<~tll ~~;--i·- l;;;_tll , -,-t-f r--:= -- ,.;r-::-~~ 'r'Y ~ J ~ ~J r ~ Zu--1 16 2 al-Baqarah 84 17 2 al-Baqarah 85 18 2 al-Baqarah 87 ~ ~ ~J~ , - ~<;'[;.. lillaf.!i . ~~fq- llif ~J:.rt .. J ; .r_;r . ® 19 2 al-Baqarah 88 20 2 al-Baqarah 89 "I ..• 1 / ~ ~ ~ !A - if#-- - - L- - '!1 ~.. !.... - ~ij .~~-11- -~ --:. T :.:· ~:rc:r. ... 11 $.- ~ ~-~jF..JS ~?~r.<~ :.1~1 ~~ ·--I -'i u~ - • . ~~,.1 ... ~ u -= r. "-i - I ~r•• .J.....,Q... "'-...J ~ • ..:.As.-1.......>- ~ l......ogJ Jl- -~- - - -1 _c:,;--!. J . iJ~ i_,iy;.l:~t.~ tili iJ~ ~~iJi.0.,.;.J~; :. :;~~ - !I~ - ;::;; ,.,. -- l:: ~~~~~~~~"-~ III 21 2 al-Baqarah 91 22 2 al-Baqarah 94 23 2 al-Baqarah 95 24 2 al-Baqarah 25 2 al-Baqarah 97 14I li~ ~ Jrrf'~~ c!J; li ~ ~:J;; ~4S~ J.?H l§li sli ~ Jj ®~.:~~~j~.J.Aj~~~ 26 2 al-Baqarah 98 ~jJ.?~j~~jj~~: S:f~T;j~ i}l§~;:;~ er-A - !?" • tG"' ® 27 2 al-Baqarah 106 28 2 al-Baqarah 111 .. _,. l! - ..... ~~ .;~ 4...11101--' ..- (;~-_.,. ~ Jj[.&:~~i a4~.r-~ ji I~_,AZ;ts' ~ ~~ ~~JJ..~~ [,Jl..ij j/J ..- B ,.. ®~~,.~.s- 0~~,:;. ij3~ IV 29 2 al-Baqarah 112 30 2 al-Baqarah 113 ·: ;,:;t~r 4'nl~tjj ~~~ra3fi~. ::1 ~,., t"fi~lij : -~-~~": i ~.J.JTJLiaJ,£~ ,:: dl\,., i::i :...:._, ~~ ~,., &)T u~ 31 2 al-Baqarah 122 VO", - • - ""' u;, ' - "' ~ ~ ... ~~i_,~~ 4:~s ~~~~~} l,jS'~IJ.?~J-=.~v-;:~ ;j J'O - - ®0 32 2 al-Baqarah 124 33 2 al-Baqarah 133 - -~l.:tT~ , <r' L;~;;u 11~ ~·-~-5ry~ ~·= ~ 11- ;I'' ~·A~, - ··-·r--- r-~~~~l ~~~; ~~ ~ ; , ·tl ~ :. ~ i)u L)~ ~ z,,~ ~· ~:; (@z,~_,:J~jl~,,l &·th~h-'J.:~·~ :.~ 34 2 al-Baqarah 135 a. - ~ - ...... _ l;;j li;_~;.r-.~~~fl~ ~ ~J.i i,~1::~ ~r~ ji I~__,A I~§ I__,JI.ij ®~~ ~~rr~ 0~ 35 2 al-Baqarah 136 v 36 2 al-Baqarah 246 37 2 al-Baqarah 247 38 2 al-Baqarah 248 39 2 al-Baqarah 250 40 2 al-Baqarah 251 VI 41 2 al-Baqarah 260 42 3 Ali 'Imran 43 3 44 3 Ali 'Imran 45 3 Ali 'Imran Ali 'lmdin VII 46 3 Ali 'Imran 75 , ~ 9 · I ~._: ~ ~ a:JI '::.o:; ~ ..)L.b..L 4..:..;b ;,I ~~ ~~ ~ I !.j ~--;.. UF ,,~ -;_ ,..; - l! -~i)ti['·6~·~aii~ ~li~:li~~ ~ 1~~~~g~ 1 i~~~b 1,1 - • , • ...... 1,1 • , 1,1 _..., :::.- ~ ~ ~ : _•_I<:-: ~,, w~TJri 1.:: _t ~,, Dt '¥if;fJ u~~-' 47 3 Ali 'Imran 76 48 3 Ali 'Imran 78 ._ - !I -: ._ .. :~y ~UY~J~~ · t:.1. - ~ ,__ _.. ...-'tl- • •- ~ __.,.....rL .,-· ·-- r·l-._, ~"- I..&.J ,.;:~.-" •. Gil"" ~. _, . - ~ ".J. -·· - ~ :. - ; r ~ u .. - r~·le. - - - u~ ;;;..,. iJi. J#l !J fl,. ;-111 ~ ~ ~ l.;;j ;-111 ~ ~ ~ Z,.,J~j ~I~~ ~: -•-'<:.-: •• - w~T.J.rf 1.:: - t ~--­ '¥¥JU~~_,. _ - ~u~~_, 49 3 Ali 'Imran 85 50 3 Ali 'Imran 110 51 3 Ali 'Imran 183 52 4 al-Nisa' 44 -:d•.=:tJ -~ -~ ;; t'"l -• ·~~ - • - -_. ...-'t'"l -.·-~ "' I "' : ..,.~Q • !I - . ~,., ~-~ - ~-;1 ."..l..l....l -~ UJ...t .. ;. - WI - • - - ..., ..il 1.1"" ~ ..., . ® J.!; ~.tii.,J ~ ~:i z,_,~f-' 53 4 al-Nisa' 45 VIII 54 4 al-Nisa' 46 55 4 al-Nisa' 150 56 4 al-Nisa' 151 57 4 al-Nisa' 155 58 5 al-Ma'idah 18 59 5 al-Ma'idah 20 ® , ?! - s t'=_~;~I~;)=~GX1-ij~Z,_,~~~ji IX 60 5 al-Ma'idah 21 61 5 al-Ma'idah 22 6' ,... - t> - .,. J,,.. I , , ~ - ' ~- 1-: I 1 jS ~ . t ~~- -: l:;.. - 1-: :. ~ I i' - , '- 1- tli ~ ~-..rc-= r,.:?>' ~ L) ~..) . . 'Y ~ 0~ c.;-~ 'Y 1-:~ - - - ® 0.#'; ~~- ~ IY..W 0~, 62 5 al-Ma'idah 63 5 al-Ma'idah 24 ~ - -- - - - - ~JJ ~i yAftj ~.:! i~l; L.; l~i Lg,il..jS ~ ~l ll!lo - :r.~ 'J i.,ti J, ®0Jj ~~:,.;~~3A: .ii 64 5 al-Ma'idah 65 5 al-Ma'idah 66 5 al-Ma'idah 41 X 67 5 al-Ma'idah 43 68 5 al-Ma'idah 51 69 5 al-Ma'idah 69 ,. ... "' ;t~,. .,. itiJ'II ~~;~~~ljZJ_, !; , :Jij I,~LA~~Ij 1~1;~~~0~ 0~~(Ja ~Jr-+--~ :;y. }U G.l· o~j ~~~r~j;fl~ - 70 5 al-Ma'idah 71 5 al-Ma'idah 72 5 al-Ma'idah 73 6 al-An'am 81 108 XI - 74 7 al-A'raf 127 eo - ~ .,.. - ~ !I.,.. ,,..,.. .,.. · I ,j__1!J L~ -- ' ~ #, .l..31: ~ - ~ · • }U!Ju-., ~ J - -~ _, 'YJ~_JA..) 0.,...s-J!r-P~ - .... , ~ ~ ~u ~;L~ ~ j ~;ki. :J~i~ ~ - ~ J~ c!l ~&JI;-J !J~..)i:;__, ~~ - ..)~~ ® 75 7 al-A'raf 137 ;-' .., "'§ ~~ ~? ~~~~ 0J~ ~' i (4i:,..i :;/ f: 0_.,.1;. ~ :.~ i~~ 2>=~~r~r tj~~i_, .... - Je " iJ~ ,- ~ ~J:~-i·1-·- ~~~~ ~ ~-J "'~ti-.; "-r~~ ;..> ~ "fi ZJ__,_}. f= i~li ~j _,U:,ij 0~:J ~ 76 7 al-A'raf 138 a v; ~ ; -- - - f: ~ Z;li ~ G:;:;j !1~ (4f r ~I~:~ • ·· ~ 1·::t.t ~1 -.- 5~.,-u .. r-Y ~ ~l~sJ~ . .._r!~ ..)~., eo ;_ i ~ ~ - - JI_, .,...D .... -- --;;; .,. eo!'.,.. - , ·- !_,l!Ji u: ~. r.,.a··~I~ Jli i&.fl; - ~~~I~ L:J ~I . ~~ <® 77 7 al-A'raf 172 - - , ~:;, ~i-'r· s::-A~~~~~~r:;l;c ;-;~c!l~~ .u..i l~ ,.. ID' .·. , ;: - ••• - .. , .- .A!! , -; 4~·-;dl-· -~~ ~:·I 54-!~ l__,r!Ji~~ - -- r~ ~0 _ 7 al-A'raf 188 !1Jtl - ; Sl ~~~IU' •" ;;; l:: i1i ,. - · - ;:J - ;..rt r - - i··l ~ - , - ® 78 ;: ~14, .. 0-1~·"-I~;)S. ~ ~l - --;; , y-J WI;G I.; 'lll;i "; '1- ~~~i'1J.9 ~:r:' J --0 l:: ; .. j: :.-._, j-:~ ~I~~~ tl;;-- '11! Gl 0! ,,. , !:1 ,..,.. :. ; ~j _;...j.JI~u~'l .. ~ - ~-. ,. .. ~ ~ 0~Y-r. 79 8 al-Anfiil 54 ,-;_ eo ~,.,. u;-:ri- ~ :- ~li r•~;..>_ • ,._ ..:...W~;'YI • .JS' ~ · : .i.W: • - ~ · Jl;ui.JS __ . r:r!~J0~J!; H ~ ® 0.:~1' ~ l~ls"' ~J ZJ~:J Jl; taj.l J Mt~~ -. XII - - JJ - - !1 ; , 80 9 Al-Tawbah 81 10 Yiinus 82 10 Yiinus 85 83 10 Yiinus 86 84 10 Yiinus 85 10 Yunus 88 j~~fja :~~.,:~jZ,:,....i:J2 :~Is.~~ T~~:,~yJUj ~ - i !7 ,tii aL.....: ~ . ~ I!J . ..) --;_ I; • - l-1 t_z~ ~~ • , , ~ .PI ~,. I a!' t LZ ~ U.:iJI ii'·' :._tj ______i ~ ··- . ..) .. -~ ~ ~ yLi.:Jii~:H ~ i.H~ }tj ~~ ~ ~UTj HI\~f ® 86 10 Yiinus XIII 87 10 YU.nus 90 88 11 Hiid 12 89 12 Yiisuf 22 ;).:~ _Wf~~c!lJ~iS'j I ~~~j ~.d ·-=:~ls.~&Ui 90 12 Yusuf 91 12 Yiisuf 38 g~0 ~": -itJ-=lS'L;;u ~·-- --,- .,-- ~- ·1-$-t..:;ls.:U..~I0 -~-'~!:J~r~~-. . _, - ~ - ,9 ~ --- (! - !il'; ~ - - ... - - iii-,... - - t -4 ~j -~ .,. - jfj.,. ~tul ~I ~J ~tuiJij 1-=:l~;lJI~~a.}~ ~~~;.11~ . - ®0_,~"l 92 12 Yusuf 39 '!7"* - ., .,. s: - , !I s ... ~~~ILlllrl.);->~?~y~jls.~s ~.tl~ ~ ?·:? ®.>~f XIV 93 12 Yiisuf 40 94 16 al-Nal).l 101 _ ~~'SI .... -- ~ [•-.l.ao'ls;j ..... LJJij~ ~ - - :?1;.0L...S:.:~I;. L-2~ ~~~ ~ Z;_, ~~~:? ~ ~j.Sf ~ ~i }! ~f Iz~ ijili J.p 95 16 al-Nal).l 102 96 17 al-Isra' 4 97 17 al-Isra' 5 98 17 al-Isra' 6 99 17 al-Isra' 7 : ;.f r·!; -;.f 0~ !}-?)li ~, ;~ ~~~hi; f;Lf 0~:; ~~ r·~. If). .,.. ;. l_,~~=:l:;_::,..;J~I , ,,.~ .... Jl , , 0 &_#-; l:S' .:;~~ 'Otll_,li..J.;tj~Y.j l_,!~g :1 ~ 1):.; !:-; i~ I.; 100 17 al-Isra' 8 -~ ~ ... ~ ~~ ~~6 ~ 1: 1:~:; Gjl. (o5.U. 0~ '~ p:;. 01 ~~ ~ l::JI ; <®';~ XV 101 20 Taha 2 102 20 Taha 3 103 20 Taha 43 104 20 Taha 44 105 20 Taha 115 106 21 al-Anbiya' 107 21 108 22 al-I;Iajj 109 25 al-Furqan al-Anbiya' 79 XVI 110 25 al-Furqan 8 a !7- ~-.,... ..... ~; ..... ~?- .,u 0.,....s3 :,i y_s ~ :~~ ;,~? :,1 ;;u.-; ~~~s ~ lj~ .U.j ~l z,_:.~ ~; 0lZJ.,. ~1•i:.rT 111 27 al-Naml 42 112 28 al-Qa~a~ 3 113 28 al-Qa~a~ 4 H .. ;; "'; ii 9 • •. - " - ~ ~w • «;- a; "'.? I;- . I -:I:_ ;I -,-:: :: - • . ,j::: :" - •. ~I ;t._;,.., - : ~ ~J !..)'!'..) J ~ ~ ~~ 4.)~ ~;)=~~ j~ff~0~ -'~l~~-~~~j~~-~f~4 114 28 al-Qa~a~ 115 28 al-Qa~~ 6 116 28 al-Qa~~ 57 ~ ~;fo_;~.-;Z;:,..i~Zs~.-;~~~~~ ~.-; @) 0.,:;5 ~ i~~ L.; -~- - ~.,. ... ~~rJ.-;rc~.~:,i~. ·J, ~a:;~~~~ ~ (" j- I~,~. "'I f,•... • ;: /.:,0h lyu.; 0 !' - "'I; 01-~ -;. d .T~ l..Iol$. ~-~ __ ~ IJ'-.--.. _ _,-- ~ J W.JJ ()--'! U ..)..) ~ ~ 117 28 al-Qa~a~ 76 (. ~~ic:., - i: i ~y , ,. , - ® ;:;, ~l:.:i -:1 ~)-Ji r:,._..j ~ 0Li 0-'~ 0l• - - Jl ~,. - ~!_;~ u-Jji ~: a:.1~ i.:; ~::r _,~t:i:;0~ t...; .;..PJI ~ .d ,,~11s..-; - ® ~_;if.~. XVII - ;;;.,.. .!It - - -- - ?"~ 'i.LJJI0~ ~~'I .,u~ .,u JU a1-Q~a~ 118 28 119 34 Saba' 120 34 Saba' 121 38 Sad 21 122 38 Sad 22 13 ;_, ~ - .. " - ~ - ~-! ~ ~ "li..,Ju ~ ,~ ~ t~ 9 ~ - - .. " ~ i• :;_, jl:; ;_,...k. I.,J..-i..:; ~~ s-1- ' ll G.lkl- kt...- ~-~; "1-.,~ "'"'.: t~~ [::.~ r A<.:...L; . ·- ' J; 1: ';..:.-). _ij--t,r'~ - ., - ~~ - - - !II g ":?"" - ""- - n• ®~~~T 123 38 Sad 124 38 Sad 24 - ~tyGij~IJ~J"'~J 125 38 Sad 25 .Y ~ ~ yl;-;~j~ 5~ _,tf 0~jc!J.JI~ _,tf 5~ XVIII 126 38 127 40 al-Mu'min 27 128 43 al-Zukluiif 7 129 44 al-Dukhan 32 130 109 al-Kafirun 6 Sad e 0J~~ ~ ~~ i;l! 'll~~~~ L.;, iii XIX .. CURRICULUM VITAE Nama : Zulkamaini Nama Ayah :Abdullah Nama Ibu : Maryam Tempat dan Tgl. Lahir: Sangkilan (Aceh Utara), 11 Mei 1967 Pekerjaan Tetap : Dosen Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry Banda Aceh NIP. : 150 242 129 Jab a tan : Lektor Kepala Alamat : Jl. T. Muda Rayeuk No.2, Kp. Pineung- Banda Aceh 23116 Riwayat Pendidikan - MIN Lhokweng, Aceh Utara, tamat tahun 1979; MTs Krueng Geukueh, Aceh Utara, tamat tahun 1982; Pesantren Darussa'adah Cot Bada, tamat/ijazah MAN tahun 1984; MAN Matang Glumpang Dua, tidak tamat/pindah tahun 1984; SMA Islam Banda Aceh, tamat 1985; Sarjana Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1989; M.A. in Asian Studies, University of New South Wales, Australia, 1993; Mahasiswa Pascasarjana Program S3 lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sejak 1998. Kursus/Pelatihan: - Pembibitan CaJon Dosen lAIN Se-Indonesia, Semarang, Juli 1989 s.d Maret 1990; - English for Academic Purpose, IALF Bandung, Juni 1990 s.d. Nopember 1990; - Kursus Jurnalistik, Sydney, 6 s.d 7 April1991; - Latihan Penelitian Dmu-ilmu Sosial, Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Juli 1996 s.d. Maret 1997; - Workshop Disertasi, Indonesia-Canada Islamic Higher Education Project (ICIHEP), Yogyakarta, 22 Nopember s.d. 11 Desember 1999; - Fulbright Summer Institute 2002, University of California, Santa Barbara, USA, 24 Juni sd. 4 Agustus 2002; - Training of Trainers Sistem Manajemen Efektlf dan Pemhelajaran Aktif, CDIE Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 19 Juli s.d. 17 Agustus 2004. Riwayat Pekerjaan: - Pegawai Negeri Sipil, mulai 1990; - Dosen Tetap bidang Tafsir, Fak. Syari'ah lAIN Ar-Raniry, mulai 1995; - Ketua Laboratorium Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 1995-1997; - Sekretaris Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah lAIN ArRaniry, tahun 1997-1998; - Dosen Tamu dalam bidang Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits pada Ko1ej Utama Kelantan, Malaysia, Juli-September 2000; - Ketua Jurusan SPH, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2001-2002; - Ketua Jurusan SMI, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2002-2004; - Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Syari'ah lAIN ArRaniry, mulai tahun 2004. Karya Tulis: - Hari-Hari dalam Hidupku, (Terjemahan buku Ayyiim min Hayiitf, karya Zainab al-Ghazali), MUI Aceh; - Anggota Penyunting Terjemahan al-Qur'an ke dalam Bahasa Aceh (30 Juz), P3KI dan Pemda Aceh; - "Bebaskan Kaumku!: Refleksi Sayyid Quthb Atas Kisah Nabi Musa dalam Al-qur'an" (terjemahan artikel "Let My People Go!: Sayyid Quthb and the Vocation of Moses," oleh A.H. John dalam Islam and Christian-Muslim Relation, Vol. I, No.2, December 1990),Al-Hikmah, No. 15, Vol. Vl/1995); Alumni Pesantren: Antara Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modernitas, Hasil Penelitian, PPISB Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 1997; - "Al-Qur'an dan Pemberdayaan Ekonomi Umat," Makalah Seminar, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1997; - "Ulul Albab dan Tanggung Jawab Moral Menghadapi Zaman Global," Sinar Darussalam, No. 222, Maret 1998; - "Pembinaan Rumah Tangga Menurut Konsepsi al-Qur'an," Media Syari 'ah, Fakultas Syari~ah lAIN Ar-Raniry, Terbitan Perdana, 1999; - "Hadits v.s. 'Amal Ahl al-Madinah," Media Syari 'ah, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, Vol II, Januari-Juni 2000; - "Ibrahim dalam Tradisi Yahudi dan Islam: Teks dan Kebenaran dalam Dialog Antar Agama," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN" Ar-Raniry, Vol. 2 April 2000; - "Struggle for the Rights (The Peasant Movement of the 19th Century in Indonesia)," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN Ar-Raniry, Vol. 2 Oktober 2000; - Mengapa harus Perempuan, Yogyakarta: Arruzz, 2003; - Editor, Fikih Islam dan Hukum Romawi, Yogyakarta: Gama Media, 2003. Demikianlah Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, 25 Oktober 2004 Penulis, Zulkarnaini Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga YQgyakarta NOTADINAS jlssaCamu 'aCail{.um Wr. W6. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul: YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) yang ditulis oleh: Nama : Drs. Zulkamaini, M.A. NIM : 983097/S3 Jenjang :Doktor Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. WassaCamu 'aCaiftum Wr. W6. Prof. r. H. M. Amin Abdullah NIP. 150216071 VI NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jlssafamu 'afaiftum Wr. W6. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi beljudul: YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) yang ditulis oleh: Nama : Drs. Zulkamaini, M.A. NIM :983097 Jenjang :Doktor Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasaljana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassafamu 'afaiftum Wr. W6. Yogyakarta, :S - I f -eo{ oo l.( Promotor I Anggota Penilai " Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja Vll NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta .Jlssafamu 'afaif{.um Wr. W6. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi beijudul: Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) yang ditulis oleh: Nama :Drs. Zulkarnaini, M.A. NlM : 983097 Jenjang :Doktor Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasaijana U1N Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassafamu 'afai{um Wr. W6. Vlll NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta .JLssafamu 'afai{um Wr. W6. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul: Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) yang ditulis oleh: Nama : Drs. Zulkamaini, M.A. NIM :983097 Jenjang :Doktor Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. Wassafamu 'afaiftum Wr. W6. lX NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta }lssafamu 'afail(,um 'Wr. W6. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi beijudul: YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) yang ditulis oleh: Nama :Drs. Zulkarnaini, M.A. NIM :983097 Jenjang :Doktor Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pascasaijana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam. 'Wassafamu 'afaif{.um 'Wr. W6. Yogyakarta, 27-10 - 2 Anggota Penilai X ooq ABSTRAK Judul Disertasi YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks dan Diskursus Pluralisme Agama) Penulis Drs. Zulkarnaini, M.A. DISERTASI ini berbicara mengenai ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi. Persoalannya: Mengapa, dalam sejumlah ayat, al-Qur'an mengkritik umat Yahudi? Siapa sebenamya Yahudi yang menjadi sasaran al-Qur'an itu? Kajian ini dianggap penting sebab menyangkut dasar falsafah hidup kaum Muslim dalam menentukan sikapnya terhadap umat Yahudi. Hubungan Muslim dengan Yahudi hari ini semakin memburuk; mereka dianggap sebagai orang-orang terkutuk dan musuh paling berbahaya bagi Islam. Apakah pandangan seperti itu merupakan refleksi yang sahih dari ajaran al-Qur'an? Studi ini dilakukan sebagai upaya memahami kembali ayatayat al-Qur'an tersebut untuk merekonstruksi pandangan al-Qur'an tentang Yahudi. Untuk tujuan tersebut, paradigma yang digunakan tidak terlepas dari konsep pluralisme agama, karena terkait dengan hubungan dua umat dengan keyakinan keagamaan berbeda. Penulis menganalisa ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi dalam konteks zaman Nabi dan dalam hubungannya dengan keberadaan umat Yahudi yang ikut memberi kontribusi penting bagi perkembangan wahyu al-Qur'an. Jadi kajian ini pada dasamya berbentuk tafsir, yakni interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an, namun dengan menggunakan model, paradigma dan pendekatan yang berbeda dari studi tafsir yang mungkin sering diasumsikan dalam lingkungan tradisi Islam. Metodologi yang digunakan lebih mengarah pada hermeneutika, yakni dengan mengedepankan penalaran kritis-filosofis. Penulis memberikan penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an dengan mempertimbangkan berbagai aspek kajian lain, seperti sejarah, sosial-budaya dan filsafat. Karena itu subjektivitas dan ekspresi pribadi penulis lebih dominan. Dari telaah yang dilakukan, penulis berkesimpulan bahwa ayat-ayat al-Qur'an yang berbicara mengenai atau mengkritik Yahudi dapat dikatakan berada pada tataran historis, kultural dan sosiologis; artinya ada pergumulan manusia dan budaya dalam rentang waktu tertentu yang telah menyebabkan ayat-ayat itu diturunkan. Sementara itu yang menjadi tekanan al-Qur'an adalah aspek moral dari pergumulan tersebut; artinya, dialog-dialog al-Qur'an dengan orang-orang Yahudi serta respons dan kritik yang diarahkan kepada mereka terbentuk dalam rumusan-rumusan agama yang menyangkut perilaku manusia, baik terhadap sesamanya, lingkungannya ataupun terhadap Tuhan. Al-Qur'an tidak membuat klaim-klaim khusus tentang kebenaran agama; yang ditekankan al-Qur'an adalah sikap keberagamaan itu sendiri, yakni agar para pemeluk agama itu bersikap lurus dan jujur. Di sisi lain, seruanseruan al-Qur'an kepada orang-orang Yahudi selalu dilakukan dengan cara terus Xll terang dan dengan tetap menaruh hormat pada Kitab Suci mereka; al-Qur' an menegaskan bahwa posisi dirinya hanyalah sebagai bagian dari wahyu Tuhan sebagaimana telah turunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Demikian juga tidak ada indikasi dalam al-Qur' an yang mengarah pada upaya-upaya "pengislaman'' orang Yahudi atas dasar bahwa mereka tidak akan selamat tanpa menyatakan memeluk agama Islam. A-Qur'an menganggap orang-orang Yahudi juga berada pada garis yang benar jika mereka mengikuti wahyu Tuhan secara jujur dan lurus. Berbagai sikap politik yang diambil orang-orang Yahudi terhadap Nabi telah menyebabkan turunnya kecaman-kecaman al-Qur' an yang lebih keras. Mereka berkolaborasi dengan orang-orang musyrik Mekkah untuk melawan Islam dan melakukan tindakan-tindakan yang keji secara moral. Setelah memberikan peringatan-peringatan, dan temyata mereka tidak menggubrisnya, al-Qur' an mengambil sikap tegas untuk menolak mereka sebagai sekutu Islam dan menyatakan mereka sebagai kafir. Fakta inilah yang dijadikan potret sikap Islam terhadap Yahudi oleh kebanyakan Muslim dan mereka menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai rujukan utama dalam mengembangkan kebencian dan sikap bermusuhan dengan umat Yahudi. Fakta lain yang dijadikan pijakan untuk tujuan yang sama adalah tindakan Nabi Muhammad mengusir orang-orang Yahudi dari negeri Madinah, yang diikuti pula oleh sebagian sahabat beliau. Menurut penulis, landasan pijakan seperti itu tidak memadai, karena terlepas dari konteksnya dan juga mengabaikan berbagai fakta yang lain. Keputusan Nabi mengusir orang-orang Yahudi dari Madinah adalah puncak dari akumulasi perseteruan politik yang tidak dapat ditoleransi lagi, dan pemyataan alQur'an tentang kekafiran orang-orang Yahudi adalah kesimpulan dari seluruh perilaku moral mereka yang keji, penuh intrik dan dusta, sombong dan tidak terbuka terhadap kebenaran. Namun perlu ditegaskan bahwa mereka yang dikritik al-Qur'an itu adalah sebagian dari orang-orang Yahudi Madinah dan tidak sepenuhnya merepresentasikan seluruh pandangan dan tradisi keagamaan umat Yahudi di seluruh dunia. Sayangnya, perseteruan politik dan kebencian emosional telah mengaburkan pemahaman kebanyakan Muslim dalam memaknai fakta-fakta di atas. Akhimya, dapat disimpulkan bahwa berbagai pemyataan al-Qur'an dan sikap terakhir Nabi terhadap Yahudi Medinah tidak dapat dijadikan alasan untuk mengutuk Yahudi, baik sebagai sebuah umat atau sebuah tradisi keagamaan. Al-Qur'an dan sikap Nabi di sini semestinya dilihat secara kondisional dan sebagai acuan moral yang harus ditafsirkan secara lebih luas dengan memperhatikan berbagai kondisi kehidupan pada waktu itu untuk dijembatani dan dipahami dalam konteks kehidupan hari ini. Xlll KATA PENGANTAR ~ 4.:-J ~ ~.; ~ ~ ~)\ ~)\~I ~ ~ "iJ (.PiJ ~ ~.) DISERTASI ini merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan perspektif al-Qur'an tentang Yahudi. Tidak sedikit karya dalam hidang ini telah dikerjakan, namun penulis ingin melihat topik ini dengan pendekatan berbeda. Benih keinginan ini telah muncul sejak satu dekade lalu, ketika penulis kuliah di University of New South Wales, Australia, pada saat pertama sekali mengenal orang-orang dan dunia yang "asing." Meskipun penulis mengikuti kuliah-kuliah Antropologi, pertemuan dengan Dosen dan ternan-ternan sekelas yang berasal dari Jatar beJakang budaya dan tradisi keagamaan berbeda membuat concern penulis terhadap keragaman agama mulai tumbuh dan menjadi semakin mendalam. Pada awalnya, ini terasa sebagai pengalaman yang menakutkan, namun kemudian menjadi semacam tantangan intelektual yang mengasyikkan. Penulis, sebagaimana kebanyakan anak-anak Muslim lainnya di Aceh, dibesarkan dalam lingkungan tradisional dengan disiplin keagamaan yang ketat. Keyakinan keagamaan telah ditanam sejak kecil dan klaim kebenaran Islam sebagai satu-satunya kebenaran bukanlah hal yang asing lagi. Islam dan non-Islam selalu diperlihatkan sebagai dua sisi kehidupan yang mustahil dapat dipertemukan. Islam adalah keyakinan yang berpusat pada ajaran yang disampaikan Muhammad, nabi paling mulia dan penutup sekalian rasul Tuhan~ selain ajaran tersebut dianggap batil dan pemeluknya akan menjadi isi neraka di hari akhirat. Dalam kehidupan yang semakin global, tak pelak lagi, pandangan seperti di atas akan berhadapan dengan berbagai tantangan, baik sosial, politik maupun kultural. Interaksi di antara orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda, baik dalam dunia bisnis, intelektual maupun dalam kehidupan keseharian, akan terus terjadi dalam bentuk yang semakin intens. Pengalaman tersebut, seperti yang penulis alami, menjadikan seseorang berpikir kembali dan mendorongnya melakukan XIV perenungan yang lebih mendalam soal arti keyakinan yang ia anut selama ini. Ketika seorang Muslim berhadapan dengan seorang ternan non-Muslim, misalnya, dan menyaksikan seluruh perilakunya yang santun, jujur dan disiplin, apakah mudah baginya untuk memberikan justifikasi bahwa orang di depannya itu tidak lain adalah seorang manusia keji yang akan menjadi penghuni neraka? Terlebih, bukankah kebanyakan (mungkin lebih 90%) manusia memeluk suatu keyakinan lebih banyak karena ikatan psikologis, sosial dan budaya - yakni karena ia dilahirkan dan dibesarkan dalam tradisi keyakinan tersebut- dibanding alasan-alasan lain? Lalu, apakah keselamatan seseorang di akhirat semata-mata ditentukan oleh institusi formal agama tertentu yang ia anut, yang umumnya tidak lebih dari warisan budaya yang ia terima dari orangtuanya? Tantangan inilah yang pada akhimya telah mengantar penulis pada kajian disertasi ini. Namun patut dinyatakan bahwa penulis tidak mengkaji atau membuktikan mana yang benar dan mana yang salah atau siapa yang akan selamat di akhirat dan siapa yang tidak di antara umat-umat berbeda keyakinan. Topik utama disertasi ini adalah mengenai apa kata ayat-ayat al-Qur' an tentang Yahudi. Benarkah, sebagaimana diasumsikan kebanyakan Muslim, al-Qur'an mengajarkan umatnya memusuhi dan mengutuk umat Yahudi? Ketika al-Qur' an menyebut "Yahudi" atau "Bani Israil," siapa atau komunitas mana sebenarnya yang dimaksudkan? Pada dasarnya bidang studi yang penulis tekuni adalah Tafsir dan 'Ulum al- Qur 'lin, atau secara umum dapat disebut dengan studi al-Qur' an Hal ini telah memberi ruang gerak yang luas bagi penulis untuk mengeksplorasi berbagai bidang kajian lain dan isu-isu kontemporer yang menarik minat penulis, sebab studi alQur'an merupakan core kajian Islam dan memiliki relevansi yang kuat dengan berbagai kajian ilmu lainnya. Peluang inilah yang penulis manfaatkan untuk menelaah isu pluralisme agama, dengan menggunakan "tafsir al-Qur' an" sebagai acuan dasar pemikiran dan ayat-ayat tentang Yahudi sebagai contoh kasusnya. Ak:an tetapi perlu dicatat bahwa penulisan disertasi ini tidak dimaksud untuk "membela" Yahudi ataupun mendukung segala kebenaran yang diajarkan dalam tradisi mereka. Bukan pula tujuan tulisan ini untuk mengutuk Yahudi dan mempertahankan superioritas Islam atau ajaran al-Qur' an atas ajaran agama-agama lain. Disertasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih tercerahkan mengenai konsep XV al-Qur'an tentang cara memandang "orang lain," khususnya cara pandang yang ditunjukkan al-Qur'an itu sendiri tentang umat Yahudi; disertasi ini merupakan upaya "memahami," bukan "menjustifikasi"- sebuah keinginan untuk "mendalami," tanpa pretensi dan bukan untuk berapologi. *** Banyak pihak telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semuanya, meskipun tidak dapat menyebutkan nama mereka satu persatu secara lengkap pada kesempatan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja dan Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A. - kedua beliau sebagai Promotor - yang telah memberikan banyak saran, kritik dan koreksi untuk perbaikan disertasi ini. Penulis juga merasa banyak belajar dari Bapak Burhanuddin Daja, tentang kehidupan keseharian, dari sikap beliau yang ramah dan santun serta selalu bersikap terbuka dalam setiap kesempatan penulis bertemu dan berdiskusi. Dari lbu Alef Theria Wasim, penulis mendapatkan banyak dukungan moril yang telah memberi penulis kekuatan dan keberanian menghadapi berbagai tantangan intelektual dalam menyelesaikan disertasi ini. Beliaulah yang pertama menyahuti keinginan penulis membuat proposal disertasi tentang Yahudi dan diskusi dengan beliau pula yang telah memberikan inspirasi bagi beberapa gagasan penting dalam proposal tersebut. Prof. Dr. H. Machasin, M.A., Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. dan Dr. Haryatmoko, Ph.D. dalam Ujian Tertutup telah memberikan berbagai masukan dan saran-saran yang cukup berharga; semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka dengan ganjaran yang lebih baik. Adalah Prof Dr. H. M. Amin Abdullah, orang yang pertama memperkenalkan Kajian Islam dalam paradigma pemikiran filsafat dan studi agama kontemporer kepada penulis; kuliah-kuliah dengan beliau pula yang telah menginspirasikan metodologi dan model pemikiran yang penulis terapkan dalam disertasi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau, secara personal, sebagai Dosen, Penasehat Akademik (ketika PA masih diberlakukan), dan juga secara kelembagaan, sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; juga kepada seluruh staf dan pegawai UIN Sunan Kalijaga yang membantu beliau melancarkan XVI tugas-tugasnya dengan baik. Sudah Semestinya juga penulis menyampaikan terima kasih yang sangat spesial kepada Bapak Direktur Pascasa:rjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie, Asisten Direktur, Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain beserta para Dosen dan seluruh jajaran Pimpinan dan stafnya yang telah menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi untuk kami anak bangsa ini dengan sangat memuaskan. Kepada Rektor lAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad, SH., dan Dekan Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, Drs. H. A Hamid Sarong, SH., MH., yang telah memberikan izin kepada penulis (sebagai seorang pegawai pada lembaga tersebut) untuk mengikuti kuliah pada program Pascasarjana lAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, penulis ingin mengatakan bahwa tanpa dukungan mereka, disertasi ini mungkin belum dapat penulis rampungkan. Secara personal, kedua beliau adalah guru dan orang yang penulis hormati. Walaupun demikian, dalam keseharian, mereka selalu menunjukkan sikap akrab dan penuh perhatian. Prof. Dr. H. AI Yasa Abubakar, M.A., Dr. H. Muslim Ibrahim, M.A. dan Prof. Drs. H. Yusny Saby, Ph.D. adalah di antara para senior di lAIN Ar-Raniry yang penulis hormati. Mereka telah memberikan dukungan cukup besar, baik langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk nasehat, kritik, pertanyaan ataupun lainnya, kepada penulis. Kepada semuanya penulis ucapkanjaziikumulliih khayr al-jazii '. Dalam penyelesaian studi ini penulis telah menerima bantuan finansial dari berbagai pihak, baik personal maupun lembaga; penulis menyampaikan terima kasih kepada semuanya. Beberapa pihak bahkan telah memberikan bantuan secara khusus, yaitu: Pemda Nanggroe Aceh Darussalam (melalui lAIN Ar-Raniry), Yayasan Pendidikan Putera MAMA (Masyarakat Aceh-Maluku) dan Penerbit Mizan (sebagai hadiah pemenang II Iomba proposal Disertasi). Semoga semuanya menjadi amal kebaikan yang bermanfaat bagi negara dan bangsa. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Fulbright yang telah mensponsori serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Fulbright Summer Institute 2002 yang diselenggarakan oleh UCSB (University of California, Santa Berbara), termasuk kunjungan-kunjungan ke berbagai pusat studi agama di Amerika Serikat. Program tersebut sangat membantu penulis memperlancar penyelesaian disertasi yang penulis ke:rjakan. Ternan-ternan dalam program tersebut XVII ------------------ juga telah memberikan masukan yang sangat signifikan. Prof Clark (Direktur), Shawn dan Holly (pelaksana program) sangat membantu. Prof Enes, Dr. Ibrahim, Muhammad Kiggundu, Michi, Steven dan Prof Chi-Rong telah banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis, baik di perpustakaan, di ruang seminar maupun dalam perjalanan ke L.A, Atlanta, Indianapolis dan Washington, D.C. May God bless you all. Rekan-rekan sekelas di lAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, tak pelak lagi, adalah yang paling berperan memperkaya berbagai gagasan penulis dalam disertasi ini, lewat diskusi-diskusi dan pertanyaan-pertanyaan mereka yang kritis. Gus Tom dan Pak Susiknan adalah di antara mereka yang selalu membantu dan menemani penulis sampai hari-hari menjelangfinishing draf disertasi ini. Bang Zaki Fuad, Tgk. Ramly dan Pak Agusni, sejak awal telah memberikan banyak dukungan lewat persahabatannya yang hangat dan akrab. Pak Lukman, Mas Jalal, Nasihun Amin, Sofi, Zubaidi, dan semua ternan sekelas, bagi penulis benar-benar telah menjadi fenomena. "Aku tetap mengenang hari-hari bersama kalian dengan segala petualangan intelektual yang cukup mengasyikkan dan segala suka duka yang cukup mengesankan, terutama - ingat! - saat-saat kita menjenguk Pak Ramly yang sedang dirawat di RSUP DR. SARDJITO." Sungguh, yang amat luar biasa adalah harapan dan do'a Ayahanda (aim.) dan lbunda yang selalu menanti kabar gembira dari anak-anaknya. Tanpa restu mereka, tentu saja semua ini tidak akan pemah berarti bagi penulis. "Ya Tuhan, ampuni keduanya dan curahkan kasih sayang-Mu yang tiada tara!" Demikian pula keluarga yang penulis tinggalkan- Kiki (Zakia Izzati, isteri), Sarah dan Anis (anak-anak)selama kuliah di Yogyakarta, mereka selalu menunjukkan sikap sabar, dan tanpa ragu memberikan kerelaan kepada penulis untuk "pergi" demi kepentingan penyelesaian studi tersebut. Tanpa dukungan serta kerelaan mereka yang tulus, buah dari karya bertahun-tahun ini juga tidak akan pemah terasa manis dan menjadi pahit. "I love you all!" Kepada Kakak, Abang dan adik-adik, serta seluruh sanak keluarga: thanks for your love, patience and care! Pak Nasa'iy, Pak Tarmizi, Tgk. Saifuddin, Tgk. Saiful, Pak Misri, Kak Nura, Kak Nurjannah serta Bang Edi telah memberikan dukungan yang luar biasa. xviii Dernikian juga ternan-ternan di Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, terutama di Jurusan SMI dan SPH, sangat banyak rnernbantu penulis. Kepada sernua pihak yang telah rnernberikan kontribusi, dalam bentuk apa pun dan sekecil apa pun, bagi penyelesaian dan perbaikan disertasi ini, sekali lagi penulis ucapkan terirna kasih banyak, walaupun segala kekurangan dan kekeliruan di dalarnnya adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis sendiri. Akhimya, penulis berharap disertasi ini ada rnanfaatnya. Yogyakarta, 20 Oktober 2004 Penulis XIX DAFTAR TRANSLITERASI ARAB - LATIN - a t - ' y - b t - gh w - t ~ - f w - ts - q ~ - J ~ - k c c - Q J - 1 - kh f' - m .l - d u - n .l - dh .J - w .) - r A/o/"'o - h .) - z ~ - ' ~ - s '-i - y ~ - sy l - a u.:a - ~ ~ - .b ~ ,. .. '-' ~Ynisbah= .. I 4 jf - fi - ~ .Jl - aw - ~ t;I - ay XX • DAFTARISI BALAMAN JUDUL .................................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii PENGESAHAN REKTOR ...................................................................................... iii DEWAN PENGUJI .................................................................................................. iv PENGESAHAN PROMOTOR ................................................................................ v NOTA DINAS .......................................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................ xii KATA PENGANTAR ............................................................................................ xiv DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................. XX DAFTAR lSI ............................................................................................................ xxi BAB 1: PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A B. C. D. E. F. G. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis ............................................. 13 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 16 Survei Literatur ..................................................................................... 20 Landasan Teoretis ................................................................................. 28 Metodologi dan Pendekatan ................................................................. 30 Sistematika Penulisan ........................................................................... 36 BAB ll: HERMENEUTIKA AL-QUR' AN ........................................................... 38 A Al-Qur'an Sebagai Wahyu dan Teks .................................................... 38 B. Jalan Memahami al-Qur'an: Metodologi Tafsir ................................... 63 1. Pendekatan Naqli (tradisional-skriptural) ......................................... 69 2. Pendekatan 'Aqli (Rasional) ............................................................ 72 3. Pendekatan Linguistik dan Sastra ..................................................... 76 4. Pendekatan Hermeneutika Multikultural: Tafsir Kritis .................... 80 C. Tafsir/Ta 'wfl: Penalaran atas Wahyu .................................................. 94. • BAB ID: YAHUDI DALAM TRADISI ISLAM .................................................. 104 A B. C. D. Yahudi Sebuah Nama yang Kompleks ............................................... 104 Yahudi di Tanah Arab: Tarik Menarik Peradaban ............................. 114 Kebencian terhadap Yahudi................................................................ 121 Bias dalam Tafsir ................................................................................ 148 XX1 BAB IV: PRESENTASI AL-QUR' AN TENTANG YAHUDI: TEKS DAN KONTEKS ......................................................................... 152 A. Narasi Kehidupan Bangsa Yahudi ...................................................... 153 1. Dari Keturunan Kham Allah .......................................................... 154 2. Perbudakan di Mesir.. ..................................................................... 162 3. Exodus dan Pengembaraan di Sinai................................................ 175 4. Kehidupan di Kanaan ..................................................................... 188 B. Pandangan Keagamaan Umat Yahudi ................................................ 208 1. Monoteisme .................................................................................... 209 2. Perjanjian dengan Tuhan ................................................................ 218 3. Siapa Umat Pilihan? ....................................................................... 232 4. Tentang Kehidupan di Akhirat ....................................................... 246 C. Mentalitas dan Intelektualitas Umat Yahudi ...................................... 259 1. Membangkang dan Membunuh para Nabi ..................................... 260 2. Berdalih dan Berhilah ..................................................................... 271 3. Tidak Konsisten dalam Beragama .................................................. 286 4. Materialistik .................................................................................... 292 BAB V: HUBUNGAN YAHUDI-MUSLIM DALAM KONTEKS PLURALISME AGAMA ....................................................................... 296 A. Islam dan Pluralisme Agama .............................................................. 299 B. Problem Teologi Islam ...................................................................... 310 1. Konsep Ta.Qrif ................................................................................. 311 2. Konsep al-Niisikh wa al- Mansiikh ................................................. 323 C. Kebenaran dan Salvation .................................................................... 333 D. Cita-cita Perdamaian........................................................................... 343 E. Adakah Genuine Pluralism? ............................................................... 351 BABVI:P EN U T U P ............................................................................. 357 A. Kesimpulan .......................................................................................... 357 B. Saran ..................................................................................................... 359 BmLIOGRAFI ....................................................................................................... 362 LAMPIRAN ................................................................................................................. I CURRICULUM VITAE XXll