yahudi dalam al-qur`an yogyakarta

advertisement
YAHUDI DALAM AL-QUR'AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
Oleh
Zulkarnaini
NIM.983097
ooooo~s-
L
).. \
PPs
'H
os-
MfLl :J_QDS
DISERTASI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang
Ilmu Agama Islam
YOGYAKARTA
2004
YAHUDI DALAM AL-QUR'AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
Oleh
Drs. Zulkarnaini, M.A.
NIM.983097
Promotor:
Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja
Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A.
DISERTASI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang
Ilmu Agama Islam
YOGYAKARTA
2004
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini, saya:
Nama
: Drs. Zulkarnaini, M.A.
NIM
:983097
Jenjang
:Doktor
menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitianlkarya saya
sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.
Y ogyakarta,
Saya yang menyatakan,
Drs. Zulkarnaini, M.A.
11
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini, saya:
Nama
: Drs. Zulkarnaini, M.A.
NIM
: 983097
Jenjang
:Doktor
menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah basil penelitian/karya saya
sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk: sumbemya.
Yogyakarta,
Saya yang menyatakan,
iN v\-J-J.~
METERA4
~
?
. E N A M RIBURUPfAH -
Drs. Zulkarnaini, M.A.
11
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALDAGA
YOGYAKARTA
PENGESAHAN
DISERTASibetjudui: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN
(Teks, Konteks, dan Diskursus P1ura1isme Agama)
Ditulis oleh
NIM
: Drs. Zulkarnaini, M.A
: 983097/ S3
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Doktor dalam nmu Agama Islam
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
DEWAN PENGUJI
UJIAN TERBUKA I PROMOSI
Ditulis oleh
: Drs. Zulkamani, M.A
NIM
:983097 I S3
DISERTASiberjudul: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN
(Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme Agama)
Ketua
Prof Dr. H.M. Amin Abdullah
(
Sekretaris
Prof Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D.
(
Anggota
1. Prof Dr. H. Burhanuddin Daja
( Promotor I Anggota Penguji )
2. Dr. Hj. AlefTheria Wasim, M.A.
( Promotor I Anggota Penguji )
3. Prof Dr. H. Machasin, M.A.
( Anggota Penguji )
4. Prof Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.
( Anggota Penguji )
5. Dr. Haryatmoko, Ph.D.
( Anggota Penguji )
6. Pdt. Prof Emanuel Gerrit Singgih, Ph.D.
( Anggota Penguji)
(
Diuji di Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 2005
Pukul 13.00 s.d 15.00 WIB
Hasil/ Nilai ........................ .
Predikat
: Memuaskan I Sangat memuaskan I Dengan Pujian *
*) Coret yang tidak sesuai
(
(
(
(
(
l>El'ARTEMEN A<iAMA
t:NI\.ERSITAS ISI.,\1\t N•:c;•:Rt Sl'NAS 1\.-\I.I.IA<;,\
JlROGRAM PASCASAIUANA
Promotor
Prof Dr. H. Burhanuddin Daja
Promotor
Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A.
C:\D:na\S3\nul:l dinas'.TI'Ik.nf
v
~
)
)
BABI
PENDAHULUAN
FUTURE historians, it has been said, will look back upon the twentieth
century not primarily for its scientific achievements but as the century of the
coming-together ofpeoples, when all mankind for the first time became one
. 1
commumty.
A. Latar Belakang Masalah
Abad 20, terlebih menjelang abad 21, ditandai oleh mulai munculnya
kesadaran umat manusia tentang adanya kesatuan global, yakni adanya
ketergantungan satu umat dengan lainnya dan keperluan akan saling memahami serta
memberi respek antara sesama manusia, meski memiliki pandangan atau ideologi
berbeda. Sekat-sekat budaya, agama dan nasionalitas mulai runtuh - sebuah
fenomena yang sebelumnya tidak pemah terbayangkan, baik oleh tukang ramal atau
para ilmuwan. Persoalan pluralisme agama mulai mencuat ke permukaan dan
dibicarakan secara serius oleh berbagai kalangan, termasuk agamawan sendiri. Jika
sebelumnya perbedaan agama acap kali mengantarkan para pemeluk agama yang
satu memusuhi pemeluk agama yang lain dan bahkan saling menumpahkan darah,
maka di zaman yang disebut "global" ini mereka niscaya dituntut untuk saling
menghargai dan menghormati, sebab jika tidak maka dikhawatirkan destruksi dan
1
Wil:fred Cantwell Smith, "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam
Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.), The History of Religions: Essays in
Methodology, (Chicago: The University of Chicago Press, 1959), 33.
1
2
malapetaka akan semakin menjadikan dunia ini bagai neraka. Dunia sudah sangat
fragile: mudah dibangun; lebih mudah lagi dihancurkan. Namun demikian,
membangun kesadaran diri dan menempatkan diri secara proporsional di tengahtengah globalisme peradaban dunia tidaklah mudah. Diperlukan banyak energi untuk
usaha tersebut dan diperlukan usaha keras setiap pemeluk agama untuk sukses
mengukuhkan diri sebagai bagian dari umat manusia yang rindu akan persaudaraan
dan perdamaian.
Akhir-akhir ini, dalam konteks dan harapan idealitas kehidupan seperti
tersebut di atas, hubungan Yahudi-Muslim temyata semakin ditantang oleh berbagai
persoalan politik dan ideologi. Perebutan wilayah geografis dan kekuasaan politik di
Timur Tengah, yang melibatkan berbagai kepentingan intemasional, telah
memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesan semakin negatif pada masingmasing pihak terhadap pihak lain dan bahkan telah merambat ke dalam pikiran dan
suasana hati banyak orang di dunia ini, baik Yahudi maupun Muslim, akibat dari
provokasi dan ketakutan (fear) yang ditiupkan ke dalam jiwa kebanyakan orang
awam secara tidak henti-hentinya oleh mereka yang terlalu berambisi dan ingin
menang sendiri. Akibatnya, agama dan kekerasan seolah-olah tidak dapat lagi
dipisahkan; kemerdekaan telah diartikan sebagai kemampuan mengalahkan dan
menundukkan lawan. Pada saat-saat agama telah dijadikan alat untuk kepentingankepentingan tertentu, maka tidak ada jalan bagi seseorang untuk "membebaskan diri"
dari kemelut tersebut melainkan dengan cara mengklarifikasi pemahamannya
terhadap agama itu sendiri. Upaya memberikan klarifikasi inilah yang merupakan
titik keresahan awal yang mendorong penulis melakukan studi ini.
3
Agama adalah wilayah perbincangan yang amat luas. Karena itu studi ini
dibatasi pada kajian ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi? Dengan kata lain, dapat
dijelaskan bahwa wilayah "garapan" yang dipergunakan untuk tulisan ini adalah
studi al-Qur'an, dengan mengangkat salah satu sisi pandang kitab suci tersebut
tentang sebuah komunitas yang mungkin dapat dikatakan unik3 dalam sejarah umat
manusia, yaitu Yahudi.
Sebagai sebuah teks - seperti teks-teks lainnya juga - Kitab Suci al-Qur' an
memiliki sifat-sifat kesejarahan dan kebudayaan tersendiri yang khas. Kekhususan
atau keunikan al-Qur' an terletak pada kenyataan bahwa ia adalah teks yang aktif
merespons sejarah, budaya dan realitas lingkungan masyarakatnya. Diturunkan di
tengah-tengah masyarakat jahiliah dan kaum Ahli Kitab (Ahl al-Kitiib ), al-Qur' an
bersikap kritis dan juga korektif terhadap berbagai gagasan dan konsep-konsep
tradisional yang dianggap melanggar garis-garis kebenaran dan keadilan primordial
yang telah digariskan Tuhan. Sekurang-kurangnya ada tiga umat yang dihadapi alQur'an pada saat ia diturunkan, yaitu kaum penyembah berhala, orang-orang Yahudi
2
Yalmdi yang dimaksudkan di sini ad.alah umat Y ahudi dalam pengertian luas,
termasuk Bani Israil serta tradisi dan ajaran yang mereka anut.
3
Al-Qur'an menyebut bangsa Yahudi sebagai umat pilihan (Q.S. al-Dukhan: 32).
Namun ulama Islam umumnya menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa mereka
(bangsa Y ahudillsrael) ad.alah umat pilihan pada zamannya. Maksudnya, sekarang mereka
bukan umat pilihan lagi, sebab "zaman Y ahudi" telah berlalu, sedangkan sekarang ad.alah
"zaman Islam." J adi yang dianggap umat pilihan sekarang ad.alah kaum Muslim.
Pencermatan terhadap pandangan tersebut memperlihatkan adanya bias kultural di dalamnya.
Dalam kenyataannya, sampai sekarang Y ahudi masih eksis dan merupakan bangsa yang
diperhitungkan, baik dalam bidang ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Lagi pula,
sesungguhnya peradaban tidak dapat dibatasi dengan garis-garis geografis dan sejarah.
Istilah "zaman Y ahudi" dan "zaman Islam" dapat membingungkan, tidak jauh berbeda dari
istilah "negara Yahudi" dan "negara Islam"; yang terakhir·ini terkait dengan politik. Politik
atau kekuasaan juga sering "mengacaukan." Barangkali akan lebih tepat jika mufassir (ulama
Islam) memberikan penjelasan lain yang lebih mengacu pada prinsip-prinsip universal.
4
dan orang-orang Nasrani/Masehi. Semua kelompok ini telah memiliki konsep-konsep
keagamaan yang mapan, sehingga al-Qur'an bersikap sangat hati-hati, namun juga
sangat tegas, dalam menghadapi mereka. Banyak tradisi Arab sebelum Islam yang
diadopsi al-Qur'an dengan memberikan beberapa modifikasi, seperti perkawinan,
tata krama dalam kehidupan sosial dan sistem peribadatan di sekitar Tanah Haram.
Di samping itu ada juga kritik-kritik yang dilancarkan secara evolutif, seperti yang
berkaitan dengan larangan mengkonsumsikan khamr. Kritik yang berkaitan dengan
konsep-konsep teologi dan dasar-dasar kemanusiaan disampaikan al-Qur'an secara
lebih tegas dan bahkan keras. Dalam hal ini al-Qur' an tanpa kompromi menolak,
misalnya, penyembahan berhala, konsep ketuhanan Isa Almasih dan klaim orangorang Yahudi sebagai umat pilihan (semata-mata karena beridentitas Yahudi). Secara
umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah
pandangan keagamaan tersendiri, juga telah membangun sebuah sikap keagamaan
tertentu terhadap penganut agama lain yang ikut terlibat dalam interaksi sosialbudaya sepanjang sejarah kelahiran Islam, yakni sepanjang proses sejarah turunnya
al-Qur'an.
Kaum Ahli Kitab, terutama kalangan Yahudi, adalah komunitas yang
termasuk menonjol keterlibatannya dalam perkembangan pembentukan keyakinan
Islam. Kelompok ini sering kali berhadapan dengan Nabi, baik dalam suasana
keakraban maupun permusuhan. Komunikasi dan interaksi mereka dengan Nabi dan
kaum Muslim telah menyebabkan banyak ayat al-Qur' an turun memberi respons, dan
hubungan ini dalam beberapa hal berakhir dengan konflik. Memang harus diakui
bahwa pada dasamya yang menjadi sasaran awal al-Qur'an adalah situasi kota
5
Mekkah dengan kehidupan para elitnya yang korup, 4 namun kemudian, tidak
terhindarkan, masyarakat Yahudi dan Nasrani ikut terlibat, sebab dalam pandangan
al-Qur'an manusia sesungguhnya adalah umat yang satu. 5 Untuk mengajak manusia
melaksanakan kebaikan dan meninggalkan tindakan-tindakan jahat dan tidak
bermoral, pertama sekali yang harus dilakukan adalah meyakinkan mereka akan
adanya konsekuensi-konsekuensi dari semua perbuatannya: kebaikan akan dibalas
dengan pahala yang besar, sedangkan kejahatan akan mendatangkan malapetaka
yang sangat merugikan. Karena itu al-Qur'an selalu menekankan pentingnya beriman
kepada Allah dan hari akhirat serta beramal saleh. Berangkat dari keyakinan inilah
persoalan-persoalan teologi mulai muncul, dan para penentang Nabi <;li Mekkah
sering kali menjadikan orang-orang Yahudi sebagai konsultan mereka untuk
mendapatkan argumentasi melawan Nabi. Akibatnya, al-Qur'an kemudian bukan
hanya mengkritik konsep-konsep teologi orang Yahudi yang dianggap menyimpang
tetapi juga "membongkar" berbagai perilaku mereka dalam sejarah.
Nabi Muhammad pada awalnya menaruh harapan besar pada orang-orang
Yahudi sebagai pendukung bagi agama yang sedang beliau dakwahkan, sebab beliau
menganggap mereka memiliki basis keyakinan yang bersumber pada ajaran yang
sejalan dengan agama yang beliau bawa. Interaksi Nabi dan kaum Muslim di satu
pihak dengan kaum Yahudi di pihak lain kemudian menjadi intens, dan wahyu pun
turun memberikan berbagai tanggapan, mengkritik dan pada akhimya bahkan
4
Fazlur Rahman "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World, Vol.
LXXII, No. l, January, 1982, 1.
5
Q.S. al-Baqarah: 213.
6
mengecam tindakan-tindak:an mereka yang temyata tidak seperti diharapkan, yakni
justeru menjadi penentang utama terhadap risalah yang dibawa Nabi. 6 Perkembangan
sikap al-Qur'an terhadap Yahudi ini menarik, karena ia bergerak seiring dengan
perkembangan kondisi politik dan pembentukan masyarakat Muslim masa awal. Lagi
pula, ini menjadi indikasi bagi watak historisitas (kesejarahan) teks al-Qur'an sebuah wacana kontemporer yang tampak masih hangat diperdebatkan. Namun, yang
lebih penting di sini adalah kenyataan bahwa karena demikian seringnya al-Qur' an
menyebut tentang Yahudi, tidak jarang kaum Muslim menganggap al-Qur' an telah
cukup memadai sebagai referensi untuk mengetahui apa yang perlu diketahui
mengenai Yahudi tanpa memerlukan sumber-sumber lain. Fenomena ini merupakan
keresahan berikutnya (barangkali keresahan yang lebih bemada akademik) yang
menggerakkan keinginan penulis melakukan studi ini: bahwa kajian tentang ayatayat mengenai Yahudi dalam al-Qur'an perlu ditelaah kembali dengan semangat dan
pendekatan yang lebih "objektif' dan ilmiah.
Studi al-Qur'an dapat disebut sebagai kajian yang independent, namun ia
sangat luas dan memiliki hubungan yang erat dengan berbagai studi Islam lainnya
seperti fikih, hadis, dan sejarah. Karena itu - di samping karena keberadaannya
sebagai sumber utama ajaran Islam- al-Qur'an sangat penting dikaji, dan menempati
posisi sentral dalam studi Islam. Al-Qur'an sebagai teks kitab suci selalu dapat
6
Beberapa riwayat menyebutkan bagaimana misalnya orang-orang Y ahudi
melakukan konspirasi dengan kaum musyrik Mekkah untuk menentang Nabi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan atau bahkan menyulut api pertikaian;
pada kesempatan lain juga diriwayatkan sejumlah ayat al-Qur'an diturunkan dalam rangka
meresponi secara langsung sikap negatif orang-orang Y ahudi terhadap Islam dan Nabi
Muhammad (misalnya riwayat sabab al-nuziil [sebab turun] ayat Q.S. al-Baqarah: 80-98, alIsra': 85 dan al-Kahf: 83). Lihat misalnya karangan Abii al-I:Iasan 'Ali al-WaJ:P.d.I, Asbiib alNuziil, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994/1414), 15-17, 163, 167.
7
ditafsirkan, selalu membuka peluang yang besar bagi telaah hermeneutika dan
berbagai upaya rekonstruksi terhadap makna dari pesan-pesan Ilahi yang terkandung
di dalamnya. Beragam kitab tafsir telah ditulis dari zaman ke zaman, yang mencoba
menggali makna-makna di balik teks, dengan menggunakan pendekatan yang
7
berbeda-beda dan penekanan pada spesialisasi masing-masing. Ibn 'Arabi, misalnya,
telah menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan pendekatan teosofinya, al-Razf
9
dengan pendekatan filosofisnya, dan Sayyid Qutb dengan pendekatan sastranya.
Kekayaan literatur dalam studi al-Qur' an sangat massive: semua persoalan
kelihatan sudah pemah dibahas dan mungkin bahkan telah "tumpang-tindih."
Quranic literature, kata 'Abdullah YUsuf 'Ali, is so voluminous that no single man
can compass a perusal of the whole. 10 Baik Muslim maupun non-Muslim, seperti
dikatakan Fazlur Rahman, telah menghasilkan karya yang cukup banyak mengenai
al-Qur' an. 11 Lalu apakah al-Qur' an perlu dikaji kembali? Belum cukupkah literatur
yang kaya raya tersebut menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memahami
al-Qur'an? Jika ilmu pengetahuan dan perkembangan budaya manusia tidak pemah
berhenti, maka semestinya teks-tef kitab suci, yang berbicara dengan bahasa
7Mul~y
8 Fakhr
al-llin lby 'Arabi, Taftfr Ibn 'Arabf, (Beirut: Dar al-~iidir, t.t.), 2 Volume.
al-Din al-Razi, Mafotil} al-Ghayb, (Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah,
1990), 32 Volume.
Sayyid Qutb, Fi '?ilal al-Qur'an, (Beirut: Dar Il}.ya' al-Turiith al-'Arabi, 1971), 8
Volume; Terdapat juga Fi '(.ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM, (Jordan: Arabic Textware), 4012
9
halaman.
Yusuf 'Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, (Maryland: Amana
Corporation, New ed. 1992), xv.
10 'Abdullah
11 Fazlur
1980), xi.
Rahman, Major Themes of the Qur'an, (Chicago: Bibliotheca Islamica,
8
wll-versal, juga selalu dapat dikembangkan dan dimaknai kembali dalam paradigma
baru. Dalam dunia ilmu sdalu terbuka celah untuk dimasuki, seialu ada teori untuk
ditinjau ulang, dan selalu ada statemen yang perlu direvisi dan diperbaiki.
Menafsirkan kernbali ayat-ayat al-Qur' an yang telah pernah ditafsirkan berulang kali
adalah konsekuensi logis dari kesadaran akan perkembangan ilmu pengetahuan. dan
perubahan sosial-budaya manusia lersebut.
Mengapa Yahudi dalam al-Qur'an? Persoaian tentang Yahudi teiah menjadi
topik penting bukan hanya karena jarang diangkat secara serius dalam diskursus
keislaman dengan pendekatat1 yang objektif dan apresiatif, tetapi juga karena sering
kali disiilahpahami, diperalaL WILuk kepenlingan politik tertentu serta dipandang
penuh kecurigaan. Yahudi sebagai sebuah agama menempati posisi yang tersudutkan
dalam wacana dialog antar agama kontemporer, sampai saat-saat yang paling
terakhir, khususnya dialog Yahudi-lslam. 12 Begitu pula Yahudi sebagai sebuah
bangsa atau ras telah tercabik-cabik oleh kebencian dan tercampak bagai sampah
dalam sejarah dan pergumulan politik bangsa-bangsa di dunia. Sejarah Eropa penuh
dengan lumuran darah bangsa Yahudi, 13 dan literatur Islam juga tidak sunyi dari
12
Sementara dialog Yahudi-Kristen (dan Juga Tslam-Kristen) telah sangat banyak
beriangsung, diaiog Islam-Y ahudi mengenai persoaian-persoalan kontemporer hampir bisa
dikatakan tidak terjadi, di antara lain sebagai akibat dari berbagai ketegangan politik sejak
pembenlukan negara Israel. Lihal Louis Jacobs, The Jewish Religion: A Companion,
(Oxford: o-xford University Press, 1995), 273.
13
Sejak orang-orang Nasrani Eropa bergerak dengan semangat Perang Salib pada
abad Xl banyak sekali orang-orang Y ahudi yang dipaksa masuk agama Nasrani atau dibunuh
secara massal sebagai upaya balas dendam: Y ahudi dikatakan telah membunuh Tuhan
mereka (Yesus). Kebencian ini terns berlangsung sampai abad modern yang puncaknya
adalah peristiwa the Huluc:aust: pembunuhan massal terhadap (laki-laki, perempuan dan
anak-anak) Y ahudi dalam bentuk yang sangat mengerikan oleh Nazi jerman_ - sebuah
skandal keman.usiaan yang, ba:r-c:t.ngkali, ierdahsyal sepanjang sejarah. Lihal Hamid Basyaib,
"Perspektif Sejaral1 Hubungan Islam dan Y ahudi," dalam Komaruddin Hidayat dan Alunad
9
cercaan dan kutukan terhadap bangsa tersebut. 14 Yahudi telah menjadi simbol Iblis,
dan seluruh kejahatan, baik politik, ekonomi ataupun lainnya di dunia ini dianggap
tidak lain melainkan rekayasa orang-orang Yahudi. Ini adalah pemandangan yang
amat menyedihkan dan perlu dicermati ulang dengan penuh kehati-hatian dan pikiran
terbuka. Nilai-nilai kemanusiaan dan kesucian dalam budaya dan komunitas mana
pun pada dasarnya harus diselamatkan, dengan segala upaya, sekecil apa pun upaya
tersebut dimiliki.
Mengapa al-Qur'an yang dijadikan titik keberangkatan? Sejumlah ayat alQur' an, sebagaimana telah disinggung di atas, telah mengkritik kaum Yahudi atau
Bani Israil, atau Ahli Kitab secara umum. 15 Tetapi di samping itu terdapat pula ayatayat yang menempatkan mereka secara netral dan bahkan memuji. 16 Tetapi para
Gaus AF (ed.), Passing Over: Melintas Batas Agama, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1998), 352-360. Lihatjuga Lewis M Hopfe dan Mark R. Woodward, Religions of the World,
(New Jersy: Prentice Hall, 1998), 275-286. Namun per1u dicatat bawa masih ada po1emik
tentang sikap Nasrani mengenai peristiwa the Holocaust. Perlu juga dipertanyakan motif
dominan yang te1ah memicu peristiwa tersebut: apakah politik, ekonomi, agama atau
sentimen rasial. Semuanya tentu ada dengan kadar yang berbeda
14
Dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh The Academy of Islamic Research
Universitas al-Azhar pada tahun 1968, misalnya, orang-orang Yahudi berulang kali dirujuk
sebagai "musuh Tuhan," "musuh kemanusiaan," atau "anjing-anjing kemanusiaan." Lihat D.
F. Green (ed.), Arab Theologians on Jews and Israel, (Geneve, 1974), khususnya halaman 2.
Contoh lain adalah risalah Ibn lJ.azm yang berbunyi: Al-Radd 'alii ibn al-Naghr'ila al-Yahiid,
Ia 'anahu Allah, seperti dikutip oleh Camilla Adang, Muslim Writers on Judaism and the
Hebrew Bible from Ibn Rabban to Ibn Hazm, (Leiden: E. J. Brill, 1996), 67. Buku-buku
dalam bahasa Indonesia juga sudah banyak disusun, baik dalam bentuk orisinal, terjemahan
atau saduran, yang mengungkapkan berbagai cercaan terhadap Y ahudi dengan merujuk pada
literatur Islam dim al-Qur' an. Misalnya, Drs M. Thalib telah menyusun sebuah buku yang
disadur dari ftF al-Mariighi dengan judul 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur'an, (Solo:
Pustaka Manti~, t.t.). Semua karakter yang dimaksudkan adalah sifat-sifat negatif dan
cercaan semata.
15
Misalnya Q.S. al-Baqarah: 140 dan Ali 'Imran: 67.
16
Misalnya Q.S. al-Baqarah: 62; Ali 'Imran: 64 dan al-Dukhan: 32.
10
komentator Muslim tradisional telah sering kali menakwilkan ayat-ayat yang terakhir
ini untuk mengalahkan yang pertama,
17
atau mereka menggeneralisasikan ayat-ayat
yang mungkin berbicara secara spesifik mengenai sebuah komunitas Yahudi tertentu
kepada semua umat Yahudi. Pandangan-pandangan mereka patut - atas dasar
universalitas pesan-pesan al-Qur'an- dikritisi atau ditelaah ulang, dan mereka dapat
saja diragukan sebagai telah membangun sebuah penafsiran yang berlandas pada
penilaian yang fair dan objektif. Maka mengkaji teks al-Qur'an yang berbicara
tentang Yahudi dan Bani Israil untuk merekonstruksi tafsiran terhadap teks tersebut
dalam paradigma baru yang relevan dengan semangat pluralitas adalah sebuah
tuntutan bagi mereka yang mendahulukan keterbukaan daripada fanatisme,
persaudaraan daripada permusuhan. Terlebih lagi, semua orang dapat menyaksikan
bahwa konflik "Arab-Israel" sampai sekarang belum kunjung selesai - sebuah
tragedi yang telah melahirkan ekstremisme di kedua belah pihak. Kaum Yahudi
mengklaim Palestina sebagai tanah mereka yang dijanjikan Tuhan dengan "sertifikat
suci" yang turun dari larrglf, meski, menurut Ahmad Deedat, 18 ironis sekali bahwa 75
'-dati
mereka tidak percaya pada Tuhan. Sementara itu kaum Muslim, di satu sisi
memlai pendudukan Israel di Palestina sebagai sebuah penjajahan yang bersamanya
ikut mengalir kepentingan imperialisme Barat, dan di sisi lain melihat kenyataan
tersebut sebagai sebuah tantangan yang menuntut semangat "jihad" untuk membela
kebenaran Islam dan melawan "Yahudi terkutuk, musuh Tuhan dan musuh manusia
17
Fazlur Rahman, Major Themes, khususnya Appendix ll, 166. Lihatjuga M. Amin
Abdullah, "Al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodemisme," Profetika, (Vol.l, 1
Januari 1999), 7.
18
Ahmad Deedat, Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj.
Djamaluddin Albunny, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1991), 47-48.
11
sepanjang zaman." Tetapi satu hal penting dicatat, bahwa para sarjana Muslim,
seperti yang dikatakan al-Faruqi, perlu berhati-hati untuk tidak mencampuradukkan
antara Judaism dan Zionism. Dismantling the Zionist state does not necessarily mean
the destruction ofJewish lives or properties.
19
Zionisme adalah sebuah gerakan yang
sangat kompleks dan bahkan dianggap sebuah paradoks yang sangat berbahaya oleh
kalangan Yahudi ortodoks sendiri. 20 Seperti yang terjadi dalam hampir semua
gerakan politik, agama selalu ditarik ke depan oleh sebagian orang (mungkin karena
prejudice, fanatik atau kepentingan-kepentingan lain) untuk dijadikan "perisai" bagi
interes personal atau kelompok, dan sebagai pemberi justifikasi bagi segala sesuatu
yang diinginkan. Berbagai faktor politik, ekonomi dan sosial budaya temyata telah
memainkan perannya dalam hermeneutika para sarjana Muslim Guga non-Muslim,
tentunya). Ini bukanlah fokus tulisan ini, tetapi termasuk persoalan menarik dan perlu
mendapatkan perhatian serius untuk kajian lebihjauh.
Kajian ini difokuskan pada analisis terhadap presentasi al-Qur'an tentang
Yahudi. Seperti telah disebutkan, al-Qur' an berbicara sangat banyak tentang Yahudi,
dan sepertinya, umat inilah yang telah menyita perhatian yang lebih serius dan
intensif dari kitab suci Islam dibanding umat-umat lain, selain umat Islam sendiri;
bahkan ketika al-Qur'an berbicara mengenai Ahli Kitab (Ahl al-Kitlib), pada
umumnya yang dimaksudkan adalah umat Yahudi.
21
Al-Qur'an kelihatannya bukan
R. Al-Faruqi, "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.), Voices of
Resurgent Islam, (Oxford: Oxford University Press, 1983), 262.
19Ismail
20Ravitzky Aviezer, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans.
Michael Swirsky and Jonathan Chipman, (Chicago: Chicago University Press, 1996), 10.
21 Hal ini akan jelas ketika ayat-ayat tentang ahl al-Kitiib dilihat dalam konteks atau
sebab turunnya, seperti dikatakan Syarif Khalil Sukkar ketika menulis Muqaddimah untuk
12
hanya merespons sikap kaum Y ahudi pada zaman Nabi Muhammad, tetapi juga
membeberkan sejarah mereka yang panjang, pandangan keagamaan mereka, dan
berbagai tingkah laku mereka sepanjang sejarah, baik positif maupun negatif. Karena
itu sebuah penelaahan yang cermat sangat diperlukan untuk menjelaskan kembali
bagaimana hubungan al-Qur' an dengan orang-orang Y ahudi dan bagaimana alQur'an mempersepsikan mereka sebagai sebuah bangsa dan juga sebagai sebuah
komunitas keagamaan.
Sampai pada poin ini dapat dikatakan bahwa Yahudi mendapat ternpat yang
"spesial" dalam Kitab Suci al-Qur'an. Kenyataan sejarah juga menunjukkan bahwa
mereka inilah satu-satunya kelompok keagamaan yang paling intens berinteraksi
dengan Nabi Muhammad sebagai pembawa al-Qur'an. Dengan kata lain, mereka
adalah kelompok yang ikut berperan dalam membentuk milieu masyarakat penerima
al-Qur'an. Lebih jauh lagi, para komentator Muslim juga telah secara ekstensif
mengutip tradisi Yahudi untuk memenuhi lembaran-lembaran karya tafsir mereka,
meski validitas tindakan ini masih dalam ikhtillif Fakta-fakta ini menjadi alasan bagi
pentingnya menelaah kembali perspektif al-Qur'an tentang Yahudi, mengingat telah
memburuknya hubungan umat ini dengan kaum Muslim pada masa-masa terakhir.
Proyek ini merupakan sebuah studi untuk mengeksplorasi persoalan tersebut
di atas dalam kaitannya dengan isu-isu kontemporer tentang pluralisme agama. Kitab
suci agama (al-Qur'an) di sini dijadikan basis atau titik keberangkatan karena ia (alQur'an, dan juga kitab suci semua agama) adalah sumber yang paling potensial untuk
karya 'Afif 'Abd al-FattaJ:,_ Tabbarah, Al-Yahiid fi al-Qur'iin, (Beirut: Dar al-'Ilm li alMalayin, 1986), 7.
13
menjelaskan dan mengembangk:an berbagai wacana yang berkaitan dengan isu
keagamaan termasuk pluralisme agama; dan sebaliknya, ia bahkan dapat juga
menjadi sangat potensial untuk dijadikan pengundang petaka, konflik, provokasi dan
bahkan permusuhan antar umat beragama. Hanya dengan pemahaman yang
"komprehensif dan utuh" terhadap kitab suci, pokok-pokok ajaran agama akan dapat
ditemukan secara lebih jelas dan jernih, yang pada dasamya sangat kondusif untuk
dialog antar agama dan wacana "keberagamaan manusia. " 22 Inilah latar belakang
yang mendorong penulis melakukan kajian ini: untuk mengk:onstruksi kembali
pandangan al-Qur'an tantang "orang lain," the other, khususnya Yahudi, sekaligus
sebagai kritik diri (self criticism) bagi kaum Muslim,
dan juga untuk
menyumbangk:an tambahan khazanah pemikiran yang dapat dijadikan pertimbangan
dalam memposisikan diri atau membuat pemetaan diri di tengah-tengah kehidupan
global, dengan cara yang lebih "berwawasan."
B. Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis
Yahudi, di hampir seluruh dunia Arab dan Muslim, telah menjadi simbol
segala kejahatan. "Yahudi bangsa terkutuk" demikian dominan mempengaruhi
pikiran kebanyakan Muslim dewasa ini, terlebih sejak munculnya konflik Arab-Israel
yang sampai sekarang belum kunjung selesai.
23
Kemunculan negara Israel pada abad
22
M. Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1996), 63.
23
Seorang penulis Aceh bahkan memberi judul bukunya Jahudi Bangsa Terkutuk:
Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, dalam rangka merespon konflik Arab-Israel di
14
modem ( 1948i4 bukanlah awal dari kebencian antara kedua umat ini. Kebanyakan
Muslim bahkan mencari legitimasi bagi kebencian tersebut dengan merujuk pada
peristiwa pengusiran kaum Yahudi Medinah oleh Nabi Muhammad, tanpa
menjelaskan konteks sosial-politik pada waktu itu, atau merujuk kepada al-Qur'an
dengan penakwilan yang lebih bemada emosional ketimbang proporsional.
Diskriminasi dan prejudice terhadap kelompok yang disebut dengan ahl al-dhimmah
(kafir zimmi), terutama sekali sebagai hasil tafsiran parafuqaha' dan sarjana Muslim
pada masa awal Islam (bahkan sampai sekarang) juga ikut bertanggung jawab atas
hubungan Muslim-Yahudi seperti sekarang ini. 25 Kebencian yang telah "menyejarah"
seperti ini perlu ditelaah ulang secara kritis. Dalam dunia yang semakin global,
kesadaran akan pluralitas dengan sendirinya akan berkembang, dan setiap kelompok
tidak bisa memposisikan dirinya sebagai yang superior. Semangat inilah yang
mengusik pemikiran penulis mengenai pandangan al-Qur'an tentang Yahudi yang
dalam sejarah Islam telah diposisikan sebagai kaum terkutuk. Jika Yahudi adalah
terkutuk, bukankah -
sebagai konsekuensi logisnya -
berarti dunia ini harus
dibersihkan dari jenis masyarakat atau bangsa tersebut? Apakah pandangan seperti
ini realistis? Apakah tidak bertentangan dengan al-Qur'an itu sendiri yang tidak
membeda-bedakan manusia atas dasar suku bangsa,26 tidak memaksa manusia
Timur Tengah. Lihat A. Hasjmy, Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka
dalam Sejarah, (Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970).
24
Ian J. Bickerton dan M.N. Pearson, The Arab-Israeli Conflict, (Melboum:
Longman Cheshire, 2nd edition 1990), 93.
25
Barakat Ahmad, Muhammad and the Jews: A Re-Examination, (New Delhi: Vikas
Publishing House, 1979), 4.
26
Q.S. al-I:Jujurat: 13.
15
memeluk agama,
27
dan bahkan respek terhadap ahl al-Kitiib (yang umumnya adalah
orang Yahudi)?
Dari uraian di atas, beberapa pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1). Apa yang menjadi dasar kritik al-Qur'an terhadap orang-orang Yahudi dan sejauh
mana kritik-kritik tersebut memberikan implikasi penolakan Islam (al-Qur'an)
terhadap va1iditas agama mereka? 2). Apakah kritik al-Qur'an ditujukan kepada
semua kaum Yahudi, atau tidak mungkinkah kritik-kritik tersebut hanya ditujukan
kepada Yahudi tertentu yang berada di Arab pada zaman turunnya al-Qur'an? 3).
Wajarkah, apabila diuji dengan semangat ajaran al-Qur'an, dikatakan Yahudi bangsa
terkutuk atau umat paling keji di dunia ini?
Atas dasar pertanyaan-pertanyaan di atas, beberapa hipotesis diajukan di sini:
1). Kritik-kritik al-Qur'an terhadap umat Yahudi pada dasarnya mengacu pada
landasan seruan al-Qur' an sendiri yang bersifat universal, egaliter, terbuka dan
menekankan prinsip-prinsip moral dan keadilan. Al-Qur' an mengkritik orang-orang
Yahudi karena perilaku mereka yang dianggap telah melanggar prinsip-prinsip dasar
tersebut. Lebih jauh mereka dikecam, bahkan disebut sebagai kafir karena berbagai
pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. 2).
Orang-orang Yahudi yang menjadi sasaran kritik al-Qur'an adalah sangat partikular,
yakni orang-orang Yahudi (Medinah) zaman Nabi Muhammad Karena itu kritikkritik tersebut tidak dapat digeneralisasi kepada semua Yahudi di dunia sepanjang
sejarah. Dengan kata lain, bahwa kaum Yahudi, setelah diaspora, telah membentuk
kelompok-kelompok tertentu di berbagai belahan dunia dengan tradisi dan tafsiran
27
Q.S. al-Baqarah: 256.
16
28
mereka masing-masing atas ajaran agama yang mereka warisi dari Nabi Musa;
tidak semua mereka memiliki pandangan yang sama, dan kaum Yahudi di Arab,
setelah melalui proses sejarah yang panjang, tentu saja membangun sikap dan
pandangannya sendiri tentang agama. 3). Al-Qur'an telah menunjukkan respek dan
sikap bersahabat terhadap kaum Ahli Kitab, maka alangkah tidak pantas bagi kaum
Muslim memilih jalan lain dalam bersikap terhadap mereka. Al-Qur'an telah
29
menyeru mereka dengan lembut: ya ahl al-Kitlib ta'lilaw illi kalimah sawli', maka
sepantasnya kaum Muslim selalu membuka ruang dialog dalam menyelesaikan
konflik dengan mereka. Al-Qur' an memang pemah menyebutkan bahwa Tuhan telah
mengutuk umat Yahudi, 30 tetapi ini harus diperjelas: Yahudi yang mana, kapan dan
dalam konteks yang bagaimana? Seperti telah disebutkan di atas, hal ini tidak dapat
digeneralisasi secara sembarangan, karena al-Qur'an sebenamya tidak mengenal
kutukan rasial atau kecaman diskriminatif.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kajian ini diharap dapat memberikan kontribusi dalam bidang studi al-Qur'an
(Qur'anic studies). Sebuah pemahaman baru mengenai pandangan al-Qur'an tentang
Yahudi dicoba untuk dikonstruksikan kembali dalam konteks kontemporer,
khususnya dengan mempertimbangkan isu-isu mengenai pluralisme agama. Para
28 Louis
29
Q.S.
Jacob, The Jewish Religion, 123.
Ali 'Imran: 64.
30 Misalnya
Q.S. al-Ma'idah: 13.
17
sarjana Muslim klasik telah banyak sekali membuat statemen negatif mengenai kaum
Yahudi dengan merujuk pada al-Qur'an dan sabda-sabda Nabi. Namun berbagai
telaah yang dilakukan baik oleh para sarjana Muslim maupun non-Muslim
kontemporer terhadap al-Qur'an telah melahirkan nuansa yang berbeda. Jika yang
pertama berbicara dalam kerangka berpikir eksklusif maka yang terakhir lebih
cenderung inklusif Tujuan dari studi ini, tegasnya, mencoba memberikan
pemahaman dan penjelasan yang lebih proporsional dan kritis mengenai persoalan
tersebut di atas.
Dimensi lain dari kontribusi kajian ini lebih mengacu ke arah pembentukan
sikap kelompok beragama itu sendiri. Sebuah sikap yang adil sangat ditentukan oleh
sebuah pemahaman yang jemih. Jika penulis boleh mengklaim bahwa hasil studi ini
akan memberikan sebuah pemahaman yang lebih clear mengenai Yahudi dalam alQur'an, maka ini akan sangat membantu kaum Muslim dan juga umat Yahudi dalam
menata hubungan mereka yang lebih kooperatif untuk membangun dunia masa depan
yang lebih damai. Ini mungkin terdengar berlebihan, tetapi sesungguhnya banyak hal
kecil bila dilakukan secara bersama-sama dan dengan sungguh-sungguh akan
menjadi hal besar dan diperhitungkan, bahkan dapat mengubah dunia dan sejarah.
Konflik atau permusuhan sering kali muncul dari pandangan negatif terhadap
yang lain (the other). '"Kita" menjadi sebuah identitas yang eksklusif, karena '"kita"
bukan "mereka." Identitas selalu dikukuhkan dengan memposisikan diri berhadapan
dengan yang lain, 31 dan identitas itu terbentuk dalam sebuah proses sejarah,
31
James G. Carrier (ed.), "Introduction," Occidentalism: Image of the West, (Oxford:
Clarendon Press, 1995), 3.
18
didukung oleh vested interest sejumlah atau sekelompok orang. Jika teori ini benar
maka sejarah Islam juga ikut bertanggung jawab atas konflik-konflik antar agama.
"Kita" - kita dalam kelompok atau agama mana pun - sangat sulit menerima orang
lain, the other, sebagai partner yang sejajar. "Kita" selalu menganggap diri superior
dan yang lainnya adalah kelompok kelas dua, kelas tiga dan sebagainya. Kaum
Muslim selalu mengklaim dirinya sebagai kelompok yang paling toleran, dengan
merujuk pada "fakta" bahwa jika umat Islam berada di bawah kekuasaan umat lain,
maka mereka akan berada dalam tekanan dan diperlakukan secara tidak adil;
sedangkan jika umat Islam yang berkuasa maka umat lain akan mendapatkan
kebebasan dan pengamanan yang memadai. Namun, toleransi dalam pengertian
seperti ini tidak cukup kuat untuk menjadi landasan membangun dunia yang semakin
global dan plural. Karena itu Bernard Lewis barangkali tepat ketika mempertanyakan
apa yang dimaksud dengan "toleran?'' Apakah toleran berarti without persecution
atau without discrimination? 32
Saling bermusuhan antar penganut agama yang berbeda bukanlah problem
hubungan antar agama, tetapi problem penganut agama itu sendiri. "Kita" selalu
takut kepada "orang lain" karena "kita" merasa superior, dan kehadiran "orang lain"
akan menciptakan semacam gangguan keamanan (insecurity)/ 3 yang dapat merusak
tatanan budaya, tradisi, keyakinan atau apa pun yang "kita" anggap telah mapan dan
final. Perasaan inilah yang sesungguhnya menjadi problem keagamaan paling
32
Bemard Lewis, Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East,
(Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition 1993), 148.
33
Rita M. Gross, "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal of
Ecumenical Studies, No. 26, Winter 1989, 38.
19
penting, 34 dan studi ini - meski tidak berpretensi memecahkan problem tersebut ak:an merupakan salah satu upaya ke arah yang diharapkan itu.
Seperti telah disebutkan di atas, dialog dengan Yahudi hampir-hampir saja
tabu dalam pandangan masyarakat Muslim. Lebih jauh lagi, dialog Yahudi-Kristen
juga terhambat oleh berbagai kendala, tidak selancar dialog Islam-Kristen dalam
beberapa dekade terakhir. Padahal Yahudi, Nasrani/Kristen dan Islam adalah tiga
saudara (the three sisters) yang seharusnya bekeija sama membangun dunia yang
lebih damai. Ketiga agama monoteis ini memiliki potensi yang besar dalam
membangun peradaban dunia. Jika ketiganya terns menerus berseteru, maka yang
akan disak:sikan adalah dunia yang semakin terpuruk di masa mendatang. Karena itu,
kajian ini - yang berupaya menelaah pandangan kitab suci umat Islam tentang
Yahudi dengan menggunak:an pendekatan hermeneutika dan paradigma pluralisme
agama -
diharapkan dapat merupak:an sebagian dari upaya awal ke arah
pembangunan tersebut.
Sebagai agama yang mengajak: kepada kedamaian dan kebaikan, Islam sudah
semestinya memiliki pandangan yang jelas terhadap keragaman tradisi umat
manusia. Tafsiran kaum Muslim terhadap ajaran Islam sepanjang sejarah telah
dipengaruhi oleh berbagai perkembangan politik dan budaya, karena itu tidak mesti
dianggap selalu tepat dan benar atau telah final. Berhadapan dengan masa depan
yang lebih global, persoalan keberagaman adalah hal yang tidak: dapat dielakkan.
Barangkali penelitian seperti ini dapat
34
Ibid., 30.
~mberikan
sumbangan bagi secercah
20
harapan untuk membangun pandangan yang lebih kondusif bagi kaum Muslimin
untuk hidup damai bersama umat lain dengan tradisi yang berbeda.
D. Survei Literatur
Sangat banyak tulisan, baik yang dikerjakan oleh para sarjana Muslim atau
non-Muslim, tentang Yahudi dalam kaitannya dengan Islam, Nabi Muhammad dan
al-Qur'an. Namun sepanjang pengetahuan penulis, belum ada yang secara spesifik
membicarakan topik ini dalam perspektif tafsir al-Qur' an, dengan melihat langsung
apa kata kitab suci ini tentang Yahudi, dan memberikan analisa dan elaborasi yang
memadai. Para penulis Muslim yang bersimpati, atau sekurang-kurangnya bersikap
netral, terhadap agama lain telah melahirkan banyak karya cemerlang, yang menatap
ayat-ayat al-Qur'an di bawah cahaya pluralisme agama. Akan tetapi sebuah telaah
yang memfokuskan diri pada pengembangan yang lebih luas dalam melihat ayat-ayat
tentang Yahudi (dan tentu saja juga tentang berbagai topik lain) masih sangat
dibutuhkan.
Mohammed Arkoun telah menulis sebuah topik yang agak umum mengenai
masalah ini: "Explorations and Responses: New Perspectives.for a Jewish-ChristianMuslim Dialogue," namun memberikan nilai yang substansial bagi metodologi
comparative religion. Ia menekankan pentingnya pemahaman kembali makna wa}Jy
(revelation) dalam ketiga agama tersebut: sebagai kalam Tuhan, manifestasinya
21
melalui Nabi-nabi kaum Israel, Y esus dan Muhammad, serta sebagai a determining
force in the history ofthe communities ofthe Book/book. 35
Sebuah karya yang lebih awal adalah Major Themes ·of the Qur 'an oleh
Fazlur Rahman. Buku ini menampilkan topik-topik mendasar tentang pesan-pesan alQur'an. Sejauh yang penulis ketahui, ini adalah karya terbaik yang mengulas ayatayat al-Qur' an di bawah tema-tema tertentu secara komprehensif. Pada bagian
terakhir buku ini dimuat dua Appendix yang relevan dengan rencana studi yang
dilakukan untuk disertasi ini, terutama sekali Appendix ll. Di sini Fazlur Rahman
mengulas pandangan al-Qur'an tentang Ahl al-Kitlib (Ahli Kitab): Yahudi, Nasrani
dan Sabi 'In. Meskipun dengan keras menolak eksklusivisme dan konsep bangsa
pilihan, al-Qur'an, demikian jelas Fazlur Rahman, berulang kali menyatakan
pengakuannya terhadap eksistensi orang-orang baik dalam komunitas lain seperti
Yahudi dan Nasrani. 36 Mengutip Q.S. al-Baqarah: 148 dan 177, Fazlur Rahman
menegaskan bahwa nilai positif dari keberagaman agama adalah bahwa mereka
saling berlomba dalam kebaikan. 37
Tulisan lain Fazlur Rahman yang lebih relevan dengan proyek studi 1m
adalah "Islam's Attitude Toward Judaism." Argumen yang dikemukakan Fazlur
Rahman di sini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, bahwa al-Qur'an telah
menempatkan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai komunitas yang memiliki dokumen
35
Mohammed Arkoun, "Explorations and Responses: New Perspectives for a
Jewish-Christian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies, No. 26, Summer 1989,
526.
36
Fazlur Rahman, Major Themes, 166.
31
Jbid., 167.
22
wahyu sendiri dan dipanggil dengan nama "Ahl al-Kitiib. " Mereka diajak untuk
melaksanakan ajaran Taurat dan mereka diberikan otonomi sendiri dalam hal agama
dan budaya. Namun al-Qur'an terns mengajak mereka kepada Islam dan memandang
Yesus sebagai seorang Nabi. 38 Fazlur Rahman juga dengan tegas menyatakan sangat
menyayangkan situasi politik yang telah menimbulkan kondisi yang sangat tidak
kondusif bagi persahabatan Islam-Yahudi sejak pendirian negara Israel, di mana
Barat sangat berperan dalam menciptakan atmosfer ini. Padahal, kata Fazlur
Rahman, sekitar tiga belas setengah abad setelah zaman kenabian, hubungan kedua
umat ini bukan hanya damai tetapi juga sangat kooperatif dan bermakna. 39
Fazlur Rahman dan Mohammed Arkoun, seperti telah didiskusikan sekilas di
atas, telah menulis secara ekstensif tentang al-Qur'an dan di sana-sini menyinggung
hubungan antar agama serta pandangan al-Qur'an terhadap umat lain. Namun, seperti
telah disebutkan, kajian yang mendalam mengenai tema-tema spesifik dengan
pendekatan dan metode yang mereka terapkan masih sangat diperlukan.
Sebuah karya menarik lain yang menyinggung topik studi ini adalah the
Qur 'anic Concept of History oleh Mazheruddin Siddiqi. Bab IV buku ini khusus
berbicara mengenai komentar al-Qur'an tentang sejarah Yahudi. Buku ini
memberikan berbagai informasi berharga, dan komentar-komentar para mufassir
seperti Ibn Katsir, al-Razi dan al-Aliisi dirujuk secara mendetil. Namun concern
Fazlur Rahman, "Islam's Attitude Toward ~sm," The Muslim World, No. 1,
Vol. LXXII, January 1982, 5.
38
39
lbid., 6.
23
buku ini mengenai sejarah semata, sehingga diperlukan telaah lebih lanjut untuk
memahami makna sejarah yang relevan dengan pluralisme agama. 40
Patut juga disebutkan di sini sebuah buku yang ditulis oleh Farid Esack,
Dosen Senior dalam bidang Agama di Universitas Western Cape, Afrika Selatan, al-
Qur 'an, Liberation and Pluralism. Esack menggunakan pendekatan hermeneutik
dalam membahas ayat-ayat al-Qur'an yang berkenaan dengan agama dan
pembebasan. Buku ini pada dasamya berbicara tentang perjuangan masyarakat
Afrika Selatan melawan diskriminasi apartheid (perbedaan ras). Di sini Esack
melihat bahwa perjuangan melawan kezaliman telah menumbuhkan suatu
pemahaman tersendiri dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dalam konteks
pluralisme agama di tengah-tengah masyarakat Muslim Afrika Selatan. Esack secara
panjang lebar mendiskusikan bagaimana sikap al-Qur'an terhadap pemeluk agama
lain, the Other. Ia sangat menyadari bahwa telah muncul dua pandangan yang
ekstrem dalam menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur' an yang berbicara mengenai
pemeluk agama lain: Para sarjana Muslim liberal telah meninggalkan ayat.&)'tt yang
mengecam the Other, sementara kaum tradisionalis dan konservatif telah mengamW
jalan yang disebut dengan forced linguistic, yang memaksa teks-teks inklusif untuk
memproduksikan
makna-makna
eksklusif 41
Esack
menekankan
pentingnya
pemahaman yang jemih mengenai masalah ini dengan jalan mempertimbangkan
berbagai konteks sejarah ayat-ayat tersebut. Buku ini telah menyediakan sebuah
40
Mazheruddin Siddiqi, The Qur 'anic Concept of History, (Delhi: S. Sajid Ali for
Adam Publishers and Distributors, 1994).
41
Farid Esack, Qur 'an, Liberation and Pluralism, (Oxford: Oneworld Publication,
1998), 147.
24
tafsiran yang gemus tentang pandangan al-Qur'an terhadap kaum non-Muslim,
termasuk Yahudi. Namun buku ini sangat terbatas; ia hanya berbicara dalam konteks
hermeneutika pembebasan.
Buku yang banyak memberikan informasi bermanfaat bagi kajian ini adalah
Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya,
42
karya Muhammad Galib M. Buku ini
memberikan informasi mengenai jumlah ayat-ayat yang relevan, pendapat para
ulama, penjelasan semantik terhadap kata-kata dan sebagainya. Buku ini tentu saja
tidak memberikan analisis memadai dari sudut pandang hermeneutika. Artikel yang
senada namun lebih kritis dan relevan dengan kajian ini adalah tulisan Ismatu Ropi
"Wacana Inklusif Ahl al-Kitab."43 Ismatu mengkritik pandangan para sarjana
Muslim klasik tentang umat lain, termasuk Yahudi. Pandangan tersebut, menurutnya,
dibangun atas "setting kultural dan suasana religius masa itu." Lebih lanjut, kata
Ismatu, telah terjadi pula "penyempitan makna" dalam memahami pandangan alQur' an tentang agama lain, sebagai upaya membangun dan mengukuhkan citra diri
umat Islam sebagai umat atau komunitas baru pada waktu itu.
44
Tulisan ini cukup
menarik, namun tentu saja sangat terbatas dan tidak dielaborasi secara luas dan
mendalam. Tulisan lain yang juga mengarah pada studi ini adalah "Pandangan alQur' an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen" oleh Hamim Ilyas.
45
Penulis ini
42
Muhammad Galib M., Ahl al-Kitlib: Makna dan Cakupannya, (Jakarta:
Paramadina, 1998).
43
Ismatu Ropi, "Wacana Inklusif Ah1 al-Kitab," Paramadina, Vol. 1 No.2, 1999, 88.
44
Jbid., 93.
45
Hamim Ilyas, "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," alJlimi'ah, No. 62/XII/1998.
25
berangkat dari kehendak untuk membantah kritikan sementara orientalis, terutama
sekali W. Montgomery Watt, terhadap al-Qur'an mengenai bigetisme Yahudi dan
Kristen. Watt menolak tuduhan al-Qur'an mengenai hal ini dengan alasan tidak
ditemukannya bukti-bukti tersebut dalam literatur Yahudi dan Kristen. 46 Hamim
membantah, bahwa absennya sebuah peristiwa sejarah dalam catatan tradisi tertentu
tidak bisa menjadi alasan untuk menolaknya ketika ia diungkap oleh tradisi yang
lain. Argumen kemudian mengacu pada upaya pembelaan terhadap kebenaran alQur'an, namun dengan pengakuan bahwa pemyataan al-Qur'an itu tidak bisa
digeneralisasikan pada semua Yahudi dan Kristen. Artikel ini, meski hanya terfokus
pada persoalan keesaan dan keberanakan Tuhan (bigetisme), dapat menjadi salah
satu dukungan bagi ide-ide pembentukan argumen dalam studi yang penulis lakukan.
Pendekatan yang digunakan Hamim juga hampir sama dengan yang penulis terapkan,
namun tulisan tersebut belum ~~ aspek pluralisme agama secara mendalam.
The Qur 'an and the "Other" yang ditulis oleh Abderrahmane Lakhsassi47
menaruh perhatian yang sangat serius terhadap wacana keberagaman agama dan
dialog antar agama. Lakhsassi menganalisa enam mufassir Muslim,
d&fi al-Tabari
sampai Sayyid Qutb dan Fazlur Rahman, dan menyimpulkan bahwa al-Qur'an sangat
fleksibel dan terbuka untuk dikaji sepanjang zaman atau sesuai dengan konteks
sosiokultural mufassimya. Dalam wacana studi al-Qur'an kontemporer, demikian
46
Lihat W. Montgomery Watt, Muhammad's Mecca, (Edinburgh: Edinburgh
University Press, 1988), 45.
47
Abderrabmane Lakhsassi, "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder,
Theoria -+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together Move from Theory to
Practice (Leaven: Peeters, 1998).
26
menurut Lakhsassi setelah menunjukk:an sejumlah alasan, para sarjana Muslim
semestinya meninggalkan doktrin "umat pilihan" dan tuduhan ta/lrifkarena tidak lagi
relevan dengan konteks kontemporer di mana pluralisme agama telah merupakan
sebuah kenyataan. Ia mengingatkan bahwa to play with such double edged doctrines
is playing with fire; the wielder of the doctrine can hurt the other but does not realize
that, sooner or later, he also can get hurt. 48 Lakhsassi telah mengungkapkan alasanalasan yang kuat mengapa kaum Muslim harus meninggalkan klaim-klaim
doktrinalnya yang bersifat eksklusif dan mengkaji kembali al-Qur'an secara lebih
terbuka dan kontekstual. Objek yang menjadi bidikan analisis Lakhsassi tentu saja
berbeda dari concern studi yang penulis ajukan, namun berbagai argumentasi yang ia
tampilkan sangat mendukung.
Mengenai kitab-kitab tafsir, dari klasik hingga modem, tidak perlu
diungkapkan secara mendetil di sini, karena secara umum mereka mengadopsikan
pandangan yang sama tentang posisi teologis penganut agama selain Islam: Bahwa
siapa pun yang tidak memeluk Islam setelah kedatangan Muhammad sebagai utusan
Tuhan tidak akan selamat. Akan tetapi, ironisnya, di sisi lain, berbagai elaborasi
terhadap kisah-kisah dalam al-Qur'an diambil dari sumber-sumber Yahudi. Analisis
terhadap kitab-kitab tafsir tidak dilakukan di sini, namun kitab-kitab tafsir yang
relevan akan dirujuk dan ditanggapi secara kritis dalam pembahasan nanti. Walaupun
demikian, ada dua buah buku mengenai topik ini perlu disebutkan, yakni al-Yahfid fi
49
al-Qur 'lin karya 'Afif 'Abd al-Fattal). Tabbiirah dan Mu/lammad wa al-Yahud karya
48
Jbid., 118
49
'Afif 'Abd al-Fatt-34 Tabbarah, al-Yahild.
27
Mul}ammad ~d Baraniq dan Mt$immad Yiisuf al-Mal].jiib. 50 Buku pertama
mengulas ayat-ayat tentang Yahudi dengan pendekatan yang lebih objektif namun
tetap dalam bingkai eksklusivisme. Bagian ketujuh buku ini secara khusus
mendiskusikan ayat-ayat yang mengingatkan kaum Yahudi untuk berlaku lurus dan
bersikap teguh dalam menjalankan perintah kitab (agamanya), namun pada akhimya
sang penulis menegaskan bahwa hanya yang memeluk Islam di antara mereka yang
selamat. 51 Buku yang kedua lebih mengacu pada sejarah dan sikap kaum Yahudi
dalam berinteraksi dengan Nabi Muhammad dan kaum Muslim. Ayat-ayat al-Qur'an
dibahas secara baik namun sangat selektif dan kurang fair. Hanya berbagai
karakteristik negatif Yahudi yang ditonjolkan. Kedua buku ini sangat membantu
memberikan petunjuk bagi berbagai informasi yang diperlukan untuk studi yang
penulis lakukan, tetapi keduanya tetap berbeda secara substansial dan metodologis
dari studi yang dilakukan untuk disertasi ini.
Penelitian disertasi ini berada pada posisi bidang tafsir, yakni sebagai kajian
terhadap al-Qur' an dengan penalaran kritis, terbuka dan berupaya untuk "bebas" dari
keterikatan pada dogma-dogma tradisional. Dengan demikian, kajian ini, meskipun
difokuskan pada ayat-ayat tentang Yahudi, diupayakan menjadi sebuah model atau
paradigma pemikiran tafsir "baru," yang mempertimbangkan berbagai sisi pemikiran
serta merujuk pada aplikabilitas tindakan manusia dalam realitas kehidupan.
50
Mu.Q.ammad Alpnad Baraniq dan Mu.Q.ammad Yusuf al-Mal:].jub, Mul}ammad wa alYahud, (Kairo: Mu'assasah al-M~tbu'at al-IJadithah, t.t.).
51
'Afif'Abd al-Fattal]. Tabbarah, al-Yahud, 60-65.
28
E. Landasan Teoretis
Pendekatan untuk penelitian ini didasarkan atas landasan pemikiran bahwa alQur' an adalah sebuah teks - dalam pengertian, ia telah terucap dan tertulis, dan telah
menjadi bagian dari realitas di "bumi"- yang lahir dalam sebuah proses sejarah. Ia
tidak muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba (out of the blue), tetapi bergelut
dengan proses gerak manusia dalam ruang dan rentangan waktu. Al-Qur' an bisa
dikatakan sebagai sebuah respons Ilahi atas keresahan dan pergelutan manusia
dengan dirinya dan alam semesta dalam rangka mencari makna hidup dan kebenaran.
Ia hadir karena adanya kreativitas manusia, dan karena itu ayat-ayatnya harus
dijelaskan dalam konteks tersebut. Al-Qur'an berbicara kepada sebuah masyarakat
tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Ini mengimplikasikan bahwa ayat-ayatnya
berbicara dengan keterbatasan bahasa dan sejarah. Sejarah telah berlalu dan bahasa
(kata-kata) tetap sebagaimana adanya, tetapi makna di balik peristiwa dan kata-kata
selalu dapat dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilrnu pengetahuan dan
peradaban manusia. Kata-kata dalam al-Qur'an tetap sama, tetapi makna yang
'
dipahami manusia dapat berubah, seperti kata Heschel: words remain, while
. are sub.
meanmgs
'l}ect to change. 52
Keterbatasan bahasa dan ·sejarah tidak berarti telah meninggalkan al-Qur' an
sebagai kitab suci dalam pasungan waktu masa silam. Teks al-Qur'an tetap
sebagaimana adanya, tetapi makna terdalam dari pesan-pesannya akan selalu
memantulkan sinyal ke luar untuk dicerapi oleh manusia sesuai dengan
52
Abraham Joshua HescheI, God in Search ofMan: A Philosophy ofJudaism, (New
York: The Noonday Press, 1998), 9.
29
perkembangan nalarnya. Al-Qur'an berbicara dengan semangat kemanusiaan dan
bersifat universal, karena ia memang dimaksudkan untuk menjadi ''petunjuk bagi
manusia. " 53 Ini terbukti dari banyaknya pemyataan al-Qur' an yang diungkapkan
dalam bentuk figuratif, simbolik dan bersifat general. Memang ada ayat-ayat alQur'an yang sangat spesifik dan partikular, tetapi ia terkait dengan event, dan harus
dipahami dalam konteksnya. Dalam hal ini al-Qur' an berarti terbuka untuk terns
menerus dikaji dan relevan untuk semua umat pada setiap zaman: Artinya, sebagai
teks kitab suci, maknanya selalu dapat direinterpretasikan sesuai dengan semangat
perkembangan kehidupan yang dihadapi manusia.
Agama, seperti kata Heschel, more than a creed or an ideology and cannot be
understood when detached from acts and events. 54 Jadi al-Qur'an sebagai kitab suci
agama juga harus dipahami dalam kondisi yang sama. Makna yang terkandung di
dalamnya selalu terkait dengan "events" baik secara langsung atau tidak langsung.
Dengan memahami dan menerobos ke dalam kesadaran Nabi Muhammad sebagai
penerima wahyu (penyampai al-Qur'an) dan kondisi sosial masyarakat pada
zamannya, seseorang dapat menemukan realitas yang tersembunyi di balik mereka.
Al-Qur' an, seperti telah disebutkan pada bagian awal bab ini, memuat sangat
banyak ayat-ayat tentang kisah, pandangan keagamaan dan karakteristik kaum
Yahudi. Ini mengisyaratkan intensifnya hubungan mereka dengan Nabi Muhammad.
Namun hampir sepanjang sejarah Islam, seperti terungkap dalam berbagai kitab tafsir
dan berbagai literatur Islam lainnya, hubungan ini selalu dipandang dalam bentuk
53
Q.S. al-Baqarah: 185.
54
Abraham Joshua Heschel, God in Search, 7.
30
negatif. Terlebih, mereka dipandang sebagai penganut agama yang telah mansukh
dan bahkan memusuhi Islam. Tetapi sejak menjelang abad ke 21 banyak perubahan
dalam tatanan sosial budaya telah terjadi sebagai akibat dari industrialisasi dan
teknologi informasi yang semakin maju dan mengglobal. Kenyataan pluralisme
agama tidak terelakkan. Maka ~engan sendirinya pemahaman keagamaan atau
penafsiran kembali teks-tekS kitab suci juga harus dilakukan. Memahami kembali
statemen-statemen al-Qur'an tentang Yahudi dengan berlandas pada jalan pikiran
seperti tersebut dalam beberapa paragrafdi atas adalah sebuah altematif. Dengan
kata lain, pembacaan kembali terhadap kitab suci perlu dilakukan dengan paradigma
55
baru - mungkin dapat disebut sebagai paradigma sosial dan multikultural.
Dasar-dasar teoritis ini disebutkan, dimaksudkan untuk memberikan
gambaran umum tentang pemikiran yang akan dijadikan pegangan untuk
menjelaskan metodologi dan pendekatan seperti yang didiskusikan pada bagian
berikut.
F. Metodologi dan Pendekatan
Apakah ada metodologi terbaik dalam memahami al-Qur'an? Ketika ditanya
tentang tafsir al-Qur'an yang paling baik, ij:asan al-Banna menjawab: "Hatimu! Hati
orang Mukmin adalah tafsir terbaik terhadap Kitab Allah." Kemudian al-Banna
melanjutkan: "dan metode pemahaman [al-Qur'an] yang paling mendekati
[kebenaran] adalah dengan jalan seseorang membacanya dengan tadabbur (penuh
55 Penjelasan
lebih jauh, lihat halaman 87 ff.
31
perhatian/konsentrasi) dan khusyu' (tunduk/penuh penghayatan) serta memohon
petunjuk dari Allah disertai dengan kesungguhan mengerahkan seluruh kemampuan
pikiran pada saat membacanya. " 56 Lebih jauh al-Banna menekankan pentingnya
pemahaman terhadap sejarah hidup Nabi dan sejarah turunnya al-Qur'an untuk
mendapatkan
pemahaman
yang
lebih
baik
terhadap
ayat-ayat
al-Qur'an.
"Pemahaman" itu, kata al-Banna, adalah cahaya yang terpancar dari lubuk hati. 57
Al-Banna, seorang pemikir Muslim kontemporer serta tokoh dan pendiri
gerakan al-Ikhwiin al-Muslimun di Mesir, sebenamya telah mengindikasikan
pentingnya pendekatan hermeneutik dalam memahami al-Qur'an. Di antara kata
kunci dalam hermeneutika adalah "pemahaman." Al-Banna memang tidak
mengungkapkannya dengan bahasa yang digunakan dalam wacana pemikiran filsafat
Barat modem dan dengan istilah "analisis teks", tetapi, seperti terlihat dalam paragraf
di atas, al-Banna telah mengungkapkan hal tersebut dengan baik sekali dalam bahasa
peradaban populer masyarakatnya sendiri. Al-Banna kelihatan sama sekali tidak
tertarik dengan apa yang disebut dengan the rules of interpretation seperti yang
dipahami ulama klasik atau juga kebanyakan ulama zamannya. Ia lebih
mementingkan keterbukaan - yang terindikasi dari istilah khusyil ' (tunduk [kepada
kebenaran], tidak mendahulukan kepentingan pribadi) yang ia gunakan - dan
independensi, dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap "mukmin" memiliki
kapasitas untuk memahami al-Qur'an; dan kapasitas tersebut sangat ditentukan oleh
56
J:Iasan al-Bannii, Risiilatiin fi a/-Tafszr wa surah al-Fiitif}ah, (Beirut Mansyiirat al'Ashr al-fladith, 1972), 36.
51
Jbid., 37.
32
proses dialektika seseorang dengan sejarah, lingkungan sosial dan peradaban.
Dengan jalan demikian, tafsir ayat-ayat al-Qur' an akan merupakan produk
hermeneutika, produk dari kesadaran subjektif seseorang untuk memberi makna
terhadap teks, produk yang merupakan bagian dari sejarah dan peradaban itu sendiri.
Pandangan Al-Ba.nna di atas dikemukakan untuk menjelaskan bahwa pada
dasarnya seperti itulah sketsa metodologi yang penulis ingin terapkan untuk
penelitian ini. Penulis sepakat dengan al-Banna dalam hal memberikan kebebasan
dan ruang gerak yang longgar bagi penafsir atau mufassir untuk mengekspresikan
apa yang ia pahami dari al-Qur'an. Akan tetapi hal ini menimbulkan persoalan ketika
orang memahami kebebasan tersebut sebagai tanpa aturan. Ketika setiap orang
"bertanya kepada hatinya," mungkin saja masing-masing hati itu akan memberikan
jawaban berbeda. Lalu bagaimana mengukur kebenarannya?
Karena itu penulis perlu mempertegas bahwa penelitian ini dilakukan dengan
menempuh beberapa langkah tertentu, seperti akan dijelaskan di belakang nanti.
Namun sebelumnya perlu dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam
disertasi ini lebih mengacu pada interpretasi teks atau hermeneutika serta gabungan
pendekatan-pendekatan lain, seperti sejarah dan perbandingan. Ada beberapa poin
yang dirasa penting dikemukakan berkaitan dengan teori dalam hermeneutika
tersebut: Pertama, teks tidak bisa dijadikan sebagai objek seperti dalam penelitian
atau analisis sains. Ia diperlakukan sebagai buah karya, yang berbicara, yang
memiliki dunia tersendiri, di mana seseorang harus siap meninggalkan dunianya jika
mau masuk ke sana. Teks tidak dipahami melalui apa yang disebut dengan "anatomy
33
of criticism," tetapi melalui "humanistic understanding. "58 Ia tidak dibedah untuk
diketahui isinya, tetapi diselami untuk dihayati bersamanya makna-makna yang ia
kandung. Seperti dikatakan Palmer, dalam penelitian harus dibedakan antara
"object" dan "work" (karya), baik karya manusia atau karya Tuhan. Karya harus
dilihat sebagai karya~ ia memiliki sentuhan kemanusiaan yang sarat nilai dan makna.
Memahami makna yang lebih filosofis dari sebuah karya itulah yang menjadi fokus
henneneutika. 59 Karena itu dalam memahami sebuah "karya" atau teks diperlukan
kepekaan historis dan humanistik yang tajam. Sehubungan dengan kerangka berpikir
ini al-Qur'an tidak ditafsirkan semata-mata dengan menggunakan the rules of
interpretation yang kaku, seperti dalam pengertian tradisional (meskipun ini tetap
dipertimbangkan), tetapi lebih pada philosophical elaboration
~f
understanding.
Artinya sebuah pemyataan dipahami dengan melihat berbagai kemungkinan yang
dapat mempengaruhi maksud pengarang dan makna yang terkandung dalamnya.
Kedua, seperti telah dikemukakan di atas, teks selalu berkaitan dengan
events. Jadi, proses sejarah yang melahirkan sebuah teks merupakan faktor yang
sangat penting untuk dijadikan pertimbangan. Ini tidak hanya dengan melihat asbab
al-nuzUI dalam makna klasik, tetapi juga dengan menerapkan analisis sejarah secara
kritis.
Ketiga, teks juga harus dilihat sebagai bahasa dan simbol yang diungkapkan
dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Waktu dan tempat inilah yang perlu
58
Richard E. Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher,
Dilthey, Heidegger, and Gadamer, (Evanston: Northwestern University Press, 1969), 7.
59
Ibid, 7-8.
34
diterobos untuk mendapatkan makna dan pemahaman yang lebih terang dan relevan
dengan zaman sekarang,
60
yang dalam istilah Ferguson disebut to span the gap
between the past and present. 61 Dalam hal ini tidak berarti al-Qur'an direduksi dan
dipak:sakan sesuai dengan kehendak kekinian, tetapi ia dijembatani dengan
menggunak:an fasilitas pengetahuan dan pengalaman modem. Penafsir yang hidup
hari ini dapat memaknai teks al-Qur'an yang turun sekian abad silam dengan
memberi makna baru pada teks tersebut tanpa merusak: makna dasamya. 62 Barangkali
model pendekatan yang penulis terapkan di sini masih dalam kerangka metodologi
yang disebut Amin Abdullah dengan al-ta 'wTl al- 'ilmt 3 atau, sebut saja, dalam
istilah lain "mengolah teks, melacak: mak:na."
64
Dengan kata-kata yang lebih
sederhana, kajian ini penulis sebut dengan istilah "tafsir kritis" dan pendekatannya
adalah "hermeneutika multikultural. " 65 Dalam tafsir ini, yang paling dominan adalah
6
<M.achasin, "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir," Makalah Diskusi,
Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD), Surabaya, 2002.
61
Duncan S. Ferguson, Biblical Hermeneutics: An Introduction, (London: SCM
Press, 1986) p. 3.
62
Abu Zayd mengatakan bahwa manusia adalah kii 'in tiirikh'f (historical being), yang
mampu menempatkan diri dalam proses sejarah secara dinamis. Sejarah, bagi manusia,
bukan hanya sekedar fakta masa lalu ''yang berdiri di sana" (qii 'im huniik), tetapi merupakan
kenyataan yang terns berubah. Di sinilah peran hermeneutika, yaitu membantu manusia
memahami fakta masa lalu dengan memberi makna yang lebih bermanfaat untuk hari ini.
Lihat N~r I:Iamid Abu Zayd, Isykiiliyyiit al-Qirii 'ah wa Aliyyiit al-Ta 'w'fl, (al-Dar al-BaiQ.a':
al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. III, 1994, 28.
63
M. Amin Abdullah dkk., Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural,
(Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002), 1.
64
Ibid., 39.
65
Penulis mengadopsi istilah "tafsir kritis" dari Gregory Baum, Religion and
Alienation: A Theological Reading of Sociology, (New York: Paulist Press, 197 5), 195.
35
kepekaan kemanusian, sebuah kepekaan yang mesti tumbuh dari berbagai
pengalaman dan pengetahuan serta pergelutan manusia dengan kehidupan, sejarah
dan peradaban. 66
Dalam rangka memenuhi tuntutan metodologis seperti tersebut di atas, maka
langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian ini dapat diringkaskan kembali
sebagai berikut: Pertama, penulis mengumpulkan ayat-ayat al-Qur'an tentang
Yahudi yang terdapat dalam berbagai surat, terutama dalam surat al-Baqarah, dan
membagi-bagikannya dalam topik-topik tertentu. Ayat-ayat tersebut dianalisa
terutama sekali, pada tahap awal, dengan mempelajari pandangan ulama atau para
mufassir untuk didiskusikan dan dikritisi. Untuk tujuan ini yang dirujuk adalah kitabkitab tafsir, sejarah dan buku-buku lain yang relevan. Ini mesti dilakukan sebagai
langkah awal karena siapa pun tidak mungkin berangkat dari kekosongan.
Pandangan-pandangan yang sudah ada perlu dijadikan landasan pijakan untuk
membangun sebuah pemikiran baru.
Kedua, penulis melakukan perbandingan antara berbagai statemen al-Qur' an
dengan pandangan-pandangan dan catatan sejarah dalam literatur Yahudi, terutama
sekali kitab Bible Yahudi (Hebrew Bible). 61 Artinya, penulis tidak hanya melihat
pada teks dan konteks ayat-ayat al-Qur'an, tetapi juga berupaya menemukan
Sedangkan istilah "hermeneutika multikultural" (multicultural hermeneutics) penulis pinjam
dari Douglas Jacobsen, "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue",
Journal ofEcumenical Studies, Vol. 37, No.2, Spring 2000, 133.
66penjelasan lebih jauh mengenai pendekatan kepada al-Qur' an (hermeneutika alQur' an) akan dibahas dalam bab dua.
67
Kutipan Bible Yahudi (Hebrew Bible) dalam disertasi ini diambil dari terjemahan
bahasa lnggris oleh Jewish Publication Society, 1917.
36
bagaimana pandangan Yahudi tentang diri mereka, yakni dengan merujuk pada kitab
suci mereka dan karya-karya sarjana mereka yang otoritatif. Hal ini dianggap
penting, sebab dalam al-Qur'an beberapa kali disebutkan: " ...
..l~\ wlUJ"
("dan
orang-orang Yahudi berkata .... "). 68 Maka sekurang-kurangnya perlu dipelajari
bagaimana pandangan orang Yahudi mengenai ''tuduhan" al-Qur'an tersebut, untuk
menemukan makna yang lebih tepat dari statemen-statemen al-Qur'an mengenai hal
itu. Langkah ini tidak dilakukan secara mendetail dan menyeluruh, tetapi secara
umum dan terkait dengan topik-topik yang relevan saja, karena yang diperlukan di
sini adalah menemukan contoh-contoh dalam rangka memperkaya argumentasi untuk
perdebatan dan diskusi selanjutnya.
Ketiga, sebagai konsekuensi logis dari metodologi dan pendekatan yang
digunakan untuk penelitian ini, seperti telah dijelaskan di atas, pandangan-pandangan
Muslim tradisional tentang Yahudi, atau pemahaman mereka mengenai ayat-ayat alQur' an tentang Yahudi, akan dikritisi atau ditinjau ulang dengan menghadapkannya
dengan berbagai fakta lain dan pandangan-pandangan lain yang berbeda. Pada
akhirnya, tafsiran ulang terhadap ayat-ayat tersebut dilakukan dengan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan yang lebih kritis, terbuka dan lebih aplikatif terhadap
realitas kehidupan di zaman ini.
G. Sistematika Penulisan
Langkah-langkah
metodologis
tersebut
di
atas
tidak
sepenuhnya
mencerminkan sekuens atau urutan dan sistematika penulisan disertasi m1.
68
Lihat Q.S. al-Baqarah: 113~ al-Ma'idah: 18 dan 64~ dan al-Tawbah: 30.
37
Sistematika penulisan lebih berpijak pada the logic of academic mode. Penulis
memulai penulisan dengan mengemuk:akan alasan-alasan pengkajian dan sejauh
mana ia dapat dianggap krusial dan menarik. Pada bagian pertama ini juga dijelaskan
model pendekatan atau metodologi yang diterapkan, serta beberapa preview landasan
teoretis yang menjadi fondasi penelitian.
Bagian kedua berbicara lebih jauh mengenai landasan teoretis tersebut.
Dalam hal ini, tulisan difokuskan pada teori-teori studi al-Qur' an terutama sekali
yang berbasis pada paradigma pemikiran kontemporer. Teori-teori inilah yang
menjadi bingkai pemikiran yang didiskusikan pada bah selanjutnya.
Bab ketiga adalah bagian awal atau pengantar ke inti proyek penelitian ini,
yakni tentang Yahudi dalam tradisi Islam. Lalu diteruskan dengan bab empat yang
mengeksplorasi dan mendiskusikan secara lebih mendalam mengenai pandangan alQur' an tentang Y ahudi. W alaupun hanya dibagi kepada tiga sub bab saja, bab ini
menggunakan proporsi yang cukup signifikan. Analisis lebih jauh tentang eksplorasi
yang dilakukan dalam bah empat diperdalam pada bah lima, yaitu bab yang memuat
kritik dan konstruk:si ulang nalar pemikiran keagamaan yang penulis resahkan. Di
sinilah studi al-Qur' an diperdebatkan dan didialogkan dengan nalar pengetahuan dan
pengalaman kehidupan kontemporer. Atas dasar kajian dan diskusi dalam bab-bab
sebelumnya, beberapa kesimpulann dirumuskan dan dimuat dalam bab khusus yaitu
Penutup. Di samping itu, beberapa saran atau rekomendasi juga disampaikan dalam
bah terakhir ini.
BABVI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai analisis dan diskusi yang dikemukakan dalam bab-bab
sebelumnya, beberapa kesimpulan penting dapat diambil di sini: Pertama, ayat-ayat
al-Qur'an tentang Yahudi atau Bani Israil pada dasamya tidak semuanya berupa
kritik dan kecaman; sangat banyak ayat-ayat al-Qur'an yang justeru memberikan
apresiasi kepada mereka atau, sekurang-kurangnya, bersifat netral. Bani Israil
disebutkan al-Qur'an sebagai umat pilihan dan dalam banyak ayat dirujuk sebagai
Ahli Kitab, yakni umat yang memiliki kitab suci yang diturunkan Tuhan. Sementara
itu, kritik-kritik terhadap mereka ditujukan pada sikap dan perilaku mereka yang
menurut al-Qur' an telah menyimpang dari ajaran kitab suci mereka sendiri. Karena
itu al-Qur'an menyeru mereka mengamalkan ajaran kitab sucinya dengan benar.
Berkaitan dengan hal ini, konsep tal]rif atau tabdil, seperti yang kembangkan ulama
tradisional, yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah melakukan distorsi
terhadap teks kitab suci mereka, menurut penulis, sulit dipertahankan.
Kedua, kecaman-kecaman al-Qur'an terhadap Yahudi, sesuai tesis di atas,
sebenarnya merupakan respon kepada mereka yang secara nyata menentang alQur'an. Artinya, al-Qur'an sama sekali tidak bermaksud menyerang agama Yahudi
atau menghina umat Yahudi; yang dikritik adalah perilaku mereka, dan yang dikutuk
adalah mereka yang melakukan pengkhianatan. Mereka ini adalah orang-orang
357
358
Yahudi Medinah yang hidup dan bergumul dengan peradaban Arab serta secara
intens berinteraksi dengan Nabi dan
al-Qur'an. Dengan demikian, tidak semua
Yahudi di seluruh dunia dan sepanjang sejarah persis seperti diungkapkan al-Qur'an,
baik dari segi positif maupun negatifnya, bahkan jika kaum Muslim ingin
mengetahui segala sesuatu tentang Yahudi (sejarah, peradaban dan tradisi keagamaan
mereka), maka al-Qur'an bukanlah sumber satu-satunya dan bukan pula sumber yang
memadai. Dengan demikian, al-Qur' an akan dapat dipahami lebih baik jika
dipertemukan atau dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan teks-teks keagamaan
lainnya.
Ketiga, sesuai penjelasan di atas, pandangan-pandangan dan kritik al-Qur'an
terhadap kaum Yahudi dapat dikatakan bersifat khusus dan kondisional. Karena itu
konteks dan tujuan dari ayat-ayat tentang mereka itu harus diperhatikan. Ketika alQur'an, misalnya, mengatakan Tuhan mengutuk mereka (orang-orang Yahudi), tidak
berarti yang dimaksudkan adalah semua mereka di seluruh permukaan bumi dan
sepanjang sejarah dunia. Demikian juga ketika al-Qur'an menuduh mereka
mengatakan Uzair anak Tuhan, yang dimaksudkan hanya beberapa orang di antara
mereka yang disaksikan langsung olah al-Qur' an sendiri. Kalau konteks pembicaraan
al-Qur' an seperti ini tidak diperhatikan maka akan menimbulkan kekeliruan dalam
menangkap pesan-pesan dasar dari al-Qur' an itu sendiri.
Keemptt, dengan demikian, kebencian kaum Muslim terhadap Yahudi
sebenamya tidak berasal dari ajaran al-Qur'an, dan pelabelan Yahudi dengan segala
macam kejahatan dan keburukan tidak sejalan dengan semangat al-Qur'an.
Fenomena ini memang telah mewamai sejarah dan literatur Muslim dari sejak awal
359
sampai hari ini. Akan tetapi tidak berarti itulah kebenaran yang harus diterima dan
tidak boleh dikritisi. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modem tampak
membuka peluang yang lebih positif untuk membangun kesadaran "kita" yang lebih
kritis terhadap "diri sendiri" dan "orang lain." Demikian juga, kesadaran sejarah
(historical awareness) akan menjadikan seseorang lebih mampu bersikap positif dan
apresiatif terhadap keragaman pandangan dan tradisi dalam kehidupan manusia.
Kelima, ajaran dasar al-Qur'an sebenamya sangat kompatibel dengan
semangat pluralisme agama. Al-Qur'an mengajak kepada keterbukaan dan
mengkritik sikap eksklusif dan klaim-klaim benar sendiri seperti yang diperlihatkan
oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hidup di lingkungan masyarakat Arab
zaman turun wahyu. Oleh karena itu, alangkah ironisnya - dan memang tidak
mungkin - jika al-Qur'an sendiri lantas dianggap telah mengambil sikap dan
tindakan yang sama.
Akhirnya, jika semua umat beragama mau merujuk pada inti ajaran kitab
sucinya secara jujur dan bersedia untuk bersikap terbuka terhadap umat lain serta
mampu mengapresiasi kitab suci umat lain secara positif, maka akan ada harapan
yang lebih cerah bagi kehidupan yang lebih damai di antara umat manusia (yang
memiliki budaya dan tradisi keagamaan berbeda-beda) di masa akan datang.
B. Saran
Studi ini sangat terbatas, hanya mengeksplorasi ayat-ayat tentang Yahudi dan
melakukan reinterpretasi atas ayat-ayat tersebut dengan melihat konteks hubungan
360
Yahudi-Muslim dan wacana pluralisme agama yang sedang berkembang akhir-akhir
ini. Sasaran utama kajian ini adalah pembenahan pemahaman terhadap kitab suci dan
perbaikan hubungan Yahudi-Muslim yang telah dikotori oleh berbagai fitnah politik
dan dendam sejarah yang tidak rasional.
Ayat-ayat tentang Yahudi dapat dikaji dalam konteks dan dengan pendekatan
berbeda-beda. Dari sudut pandang bahasa, misalnya, masih diperlukan telaah lebih
mendalam mengenai istilah-istilah yang digunakan al-Qur'an, baik istilah Yahudi
dan Bani Israil itu sendiri (apa perbedaan di antara keduanya; apakah perbedaan
tersebut berdampak secara konseptual pada pemaknaan pandangan al-Qur'an?)
maupun istilah-istilah lain yang digunakan al-Qur' an ketika. memberi respon dan
mengkritik mereka. Secara historis, telaah terhadap kronologis ayat-ayat tentang
Yahudi secara lebih rinci dan mendalam juga masih diperlukan: bagaimana,
misalnya, ayat-ayat tersebut berkembang secara radikal dari bentuk-bentuk seruan
yang lunak sampai pada sikap permusuhan dan kutukan?
Sejauh mana
perkembangan tersebut dapat menjelaskan perkembangan hubungan orang-orang
Yahudi dan Nabi Muhammad serta bagaimana menyikapi keputusan akhir Nabi yang
mengambil tindakan keras terhadap mereka?
Terkait dengan kajian penulis dalam disertasi ini, ada baiknya dilakukan
penelitian mengenai buku-buku tentang Yahudi - baik asli maupun teijemahan yang beredar di Indonesia Buku-buku tersebut
mungki~
sejauh pantauan penulis,
hampir semuanya bernada negatif dan mengecam umat Yahudi, dan secara umum
argumentasi-argumentasi di dalamnya lebih banyak didasarkan pada ayat-ayat alQur'an. Lalu, persoalannya, sejauh mana pemahaman ayat-ayat al-Qur'an tersebut
361
telah dilakukan secara tepat dan proporsional? Lebih jauh, bagaimana dampak isi
buku tersebut terhadap sikap masyarakat dalam merespon isu pluralisme agama,
konflik Timur Tengah, terorisme dan bahkan perkembangan pemikiran keagamaan di
Tanah Air yang dinilai sebagian kalanganjuga karena pengaruh kejahatan Yahudi?
Penelitian tentang Yahudi
dalam fikih penulis
anggap juga patut
direkomendasikan. Fikih, yang ditulis ulama Islam berabad-abad silam dan masih
dipakai hingga saat ini, telah mendiskusikan secara ekstensif berbagai persoalan
terkait dengan Yahudi dan Nasrani serta Taurat dan Injil, mulai dari soal perkawinan,
pakaian, makanan, sampai masalah bersuci dan istinjii '. Secara garis besar, fikih
telah mendiskreditkan umat Yahudi dan juga Nasrani, bahkan dengan cara-cara yang
tidak pantas. Jika hal ini dapat dikaji kembali dengan pendekatan yang lebih terbuka,
positif dan semangat ilmiah yang sungguh-sungguh, maka akan sangat besar
kontribusinya bagi pemahaman keagamaan yang lebih sehat dan apresiatif, terutama
dalam konteks pluralisme agama. Kajian ini, menurut penulis, benar-benar penting
dalam rangka melacak serta memetakan kembali persoalan hubungan YahudiMuslim yang hari ini semakin berada pada titik kritis yang mengkhawatirkan.
BffiLIOGRAFI
'Abd al-Muta'al. La.. Naskhfi al-Qur'lin: Limlidha.. ? Kairo: Maktabah Wabah, 1400
H./1980M.
'Abd al-Ralp:nan, Khalid. U§ill al-Tafsir wa Qawli 'iduh. Beirut: Dar al-Nafii'is, 1986.
'Abd a1-Rahman, Anas. $irli'unli ma'a al-Yahild fi '?illil al-Qur'lin, Saduran tafsir
Sayyid Qutb. Kuwait: Maktabah Dar al-Bayan, 1989.
'Ali, 'Abdullah Yusuf. The Meaning of the Holy Qur'lin. Maryland: Amana
Corporation, New ed. 1992.
Abdul Karim, Khalil. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya dan Kekuasaan,
Yogyakarta: LKiS, 2002.
Abu Daud, Sulayman ibn al-Asy'ats. Sunan Abf Dliwud. Dar al-Fikr, t.t.
Abu Syahbah, Mu]J.ammad ibn Mu]J.ammad. Al-Isrli 'Uiyylit wa al-Mawqil 'lit fi Kutub
al-Tafsir. Kairo: Maktabah al-Sunnah, 1408 H.
Abu Zayd, Na~r I:Iamid. Isykliliyylit al-Qirli 'ah wa Aliyylit al-Ta 'wfl. al-Dar alBaiqa': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. ill, 1994.
-------. Majhilm al-Na§§." Dirlisah fi 'Ulilm al-Qur'lin. Al-Dar al-Bayqa': al-Markaz
al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. V, 2000.
Adang, Camilla. Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible from Ibn Rabban
to Ibn Hazm. Leiden: E. J. Brill, 1996.
Ahmad, Barakat. Muhammad and the Jews: A Re-Examination. New Delhi: Vikas
Publishing House, 1979.
Ahmad, Reme. "Mahathir tells Muslims to use brains to fight Jews," The Straits
Times. Oct. 19, 2003.
Ahmed, Moinuddin. Religions ofAll Mankind. New Delhi: Kitab Bhavan, 1994.
Alef Theria Wasim. "India Abad -16 dan -17: Tinjauan tentang Ke-beragamaan
dalam Beragama," al-Jlimi 'ah. No. 49, 1992.
362
363
-------. "Minoritas dan Mayoritas" dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi
Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.
Ali, K. A Study ofIslamic History. Delhi: Idarah-i Adabiyat-i Delli, 1980.
Amin Abdullah, M. "al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodernisme,"
Profetika. Vol.1, 1 Januari 1999.
-------. "Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan
Multireligius," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori
dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.
-------, dkk. Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural. Yogyakarta: lAIN
Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002.
-------. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996.
Arkoun, Mohammed. "Explorations and Responses: New Perspectives for a JewishChristian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. No. 26,
Summer 1989.
Armstrong, Karen. Muhammad: A Western Attempt to Understand Islam. London:
Victor Gollancz, 1991.
Ast, Friedrich. Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und Kritik. Lanshut:
Thomann, 1808.
Aviezer, Ravitzky. Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans.
Michael Swirsky and Jonathan Chipman. Chicago: Chicago University Press,
1996.
Ayoub, Mahmoud. "Islam and Christianity between Tolerance and Acceptance,"
Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 2, 1991.
-------. "Christian-Muslim Relations Into the Twenty-first Century: A Round Table
Discussion," Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 3, 1992.
-------.The Qur'an and Its Interpreters. Albany: State University ofNew York Press,
1988.
Baghawi, al-I:Iusayn ibn Mas"iid al-. Ma'alim al-Tanzfl. Beirut: Dar al-Ma"rifah,
1987.
Banna, I:Iasan al-. Risalatan fi al-Tajsfr wa siirah al-Fati/Jah. Beirut: Mansyiirat al'Ashr al-J1adith, 1972.
364
Baraniq, Mu}Jammad Alpnad dan Mu}Jammad Yiisuf al-Mal}jiib. Mu}Jammad wa alYahiid. Kairo: Mu'assasah al-M~tbii'at al-lJaditsah, t.t.
Baum, Gregory. Religion and Alienation: A Theological Reading of Sociology. New
York: Paulist Press, 1975.
Bayqawi, 'Abdullah ibn 'Umar al-. Anwar al-Tanzfl wa Asriir al-Ta 'wfl. Beirut: Dar
al-Fikr, 1996 M./1416 H.
Bickerton, Ian J. dan M.N. Person. The Arab-Israeli Conflict. Melbourn: Longman
Cheshire, 2nd edition 1990.
Bigha, Mu~~afii Dib al-dan Mu}Jyi al-Din Dib Mastii. al-Wii{iifz.fi 'Uliim al-Qur'iin,
Damsyiq: Dar al-Kalim al-Tayyib, 1996.
Booth, Wayne C. Critical Understanding: The Power and Limits of Pluralism.
Chicago: University of Chicago Press, 1979.
Bahiiti, Man~iir ibn Yiinus, al-. Kasysyiif al-Qinii' 'an Matn al-Iqnii '. Beirut: Dar alFikr, 1402 H./1982 M.
Bukhari, Mu}Jammad ibn Isma'fl al-. ($a}Jf}J al-Bukhiirf. Beirut Dar Ibn Katsir, 1987
M./1407 H.
Bultmann, Rudolf. Essays, Philosophical and Theological. London: SCM Press,
1955.
BurhanuddinDaya. Agama Yahudi. Yogyakarta: Bagus Arafah, 1982.
-------. "Bingkai Teologi Kerukunan Bersama," al-Jiimi 'ah. No. 59, 1996.
Busse, Heribert. Islam, Judaism, and Christianity: Theological and Historical
Affiliations, terj. Allison Brown dari Bahasa Jerman. Princeton: Markus
Wiener Publishers, 1998.
Bii~I, Muhammad Sa'id Ramaqan al-. Fiqh al-Sfrah. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
Carrier, James G. (ed). accidentalism: Images ofthe West. Oxford: Clarendon Press,
1995.
Cragg, Kenneth. The Event of the Qur 'an: Islam in Its Scripture. Oxford: Oneworld,
1994.
Darwaza, Muhammad Azzah. "The Attitude of the Jews Towards Islam, Muslims
and the Prophet of Islam-P.B.U.H. at the Time of His Honourable
365
Prophethood," dalam D. F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel.
Geneve, 1974.
Deedat, Ahmad. Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj.
Djamaluddin Albunny. Surabaya: Pustaka Progressif, 1991.
Didik Hariyanto, M. Mengungkap Kelicikan Yahudi dalam al-Qur'an, Hadis, dan
Sejarah. Jogjakarta: Menara Kudus, 2002.
Dihlawi, Syah Wall al-Lah, al-. Al-Fawz al-Kablr fi U!jill al-Tafslr. Karachi: Qadimi
Kutub Khiina, 1966.
Dimont, Max I. Jews, God and History. New York: Penguin Books, Edisi Revisi
1994.
Encyclopaedia Britannica. Deluxe Edition 2004 CD-ROM.
Esack, Farid. Qur 'an, Liberation and Pluralism. Oxford: Oneworld Publication,
1998.
Fackenheim, Emil L. What is Judaism: An Interpretation for the Present Age. New
York: Collier Books, 1987.
Faruqi, Ismail R. al-. "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.). Voices of
Resurgent Islam. Oxford: Oxford University Press, 1983.
Ferguson, DuncanS. Biblical Hermeneutics: An Introduction, London: SCM Press,
1986.
Firestone, Reuven. Children of Abraham: An Introduction to Judaism for Muslims,
Hoboken: Ktav Publishing House, 2001.
-------. Diskusi melalui e-mail. 18 Nopember 2003.
-------. Journeys in Holy Lands: The Evolution of the Abraham-Ishmael Legenda in
Islamic Exegesis. New York: State University ofNew York Press, 1990.
Fitz, James, S.M. "Moses As A Leadership Model," Human Development. Vol. 4
Winter 1983.
Freedman, Samuel G. Jew v.s. Jew: The Struggle for the Soul of American Jewry.
New York: Touchstone, 2000.
Gatje, Helmut The Qur'iin and Its Exegesis. Oxford: Oneworld, 1997.~
366
Ghazali, Muhammad al-. A Thematic Commentary on the Qur 'an, trans. Ashur A.
Shamis. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2001.
Gil, Moshe. "The Origin of the Jews of Yathrib," Jerussalem Studies in Arabic and
Islam. No. 4, 1984.
Gonzalez, Justo L. Manana: Christian Theology from a Hispanic Perspective.
Nashville: TN: Abbingdon Press, 1990.
Green, D. F. (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel. Gem!ve, 1974.
Gross, Rita M. "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal qf
Ecumenical Studies. No. 26, Winter 1989.
Guillaume, A. The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq 's Sirat Rasul
Allah. London: Oxford University Press, Third Impression, 1970.
Hamid Basyaib. "Perspektif Sejarah Hubungan Islam dan Yahudi," dalam
Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF. (ed). Passing Over: Melintas
Batas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Hamim Ilyas. "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," alJami 'ah. No. 62/XII/1998.
-------. Pandangan Al-Qur 'an Terhadap Ahli Kitab: Studi Tafsir Al-Manar, Disertasi
lAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001, 158.
Haque, Ziaul. Wahyu dan Revolusi, teJj. E. Setiawati AI Khattab. Yogyakarta: LKiS,
2000.
Haryatmoko. "Paradigma Hubungan Antar Agama: Pluralisme De Jure Dan Kritik
Ideologi," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan
Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.
Hasan Asari. "Yang Hilang dari Pendidikan Islam: Seni Munadharah," Ulumul alQur'an. No. 1, Vol. V, 1994.
Hasjmy, A. Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah,
(Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970).
Haykal, Busein. The Life of Mulj.ammad, trans. Isma'TI Raji al-Faruqi. Kuala
Lumpur: Islamic Book Trust, 1993.
Heschel, Abraham Joshua. God in Search of Man: A Philosophy of Judaism. New
York: The Noonday Press, 1998.
367
Holquist, Michael. Dialogism: Bakhtin and His World. London and New York:
Routledge, 1990.
Hopfe, Lewis M dan Mark R. Woodward. Religions of the World, New Jersy:
Prentice Hall, 1998.
Houtart, Franctois. "Kultus Kekerasan atas Nama Agama: Sebuah Panorama," dalam
Wim Beuken dan Karl-Josef Kuschel (ed.), Agama Sebagai Sumber
Kekerasan? terj. Imam Baehaqie. Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2003.
Ibn 'Ali, Syihab al-Din Al)mad. AI- 'Ujab fi Bayan al-Asbab. Al-Dammam: Dar Ibn
al-Jawzi, 1997.
Ibn 'Arabi, Mu4y al-Din. Tafsir Ibn 'Arabi. 2 Volume, Beirut: Dar al-Sadir, t.t.
Ibn ij:anbal, Al)mad. Musnad al-lmam Al].mad Mesir: Mu'assasah Ququbah, t.t.
Ibn ij:azm, 'Ali ibn Al)mad. al-Fi!jal fi al-Milal wa al-Ahwa' wa al-Nil].al, (Kairo:
Maktabah al-Khaniji, t.t.
-------. Al-Nasikh wa al-Mansukh fi al-Qur'an al-Karfm. Beirut: Dar al-Kutub al'Ilmiyyah, 1406 H.
Ibn Hisyam, 'Abd al-Malik. Al-Sfrah al-Nabawiyyah. Beirut: Dar al-Jay1, 1411 H.
Ibn al-Jawzi, 'Abd al-Ra:Qman ibn 'Ali. Nawasikh al-Qur 'an. Beirut: Dar al-Kutub
al-' Ilmiyyah, 1405 H.
IbnKatsir. Tafsiral-Qur'anal-'A+fm. Beirut: Dara1-Fikr, 1401 H.
Ibn Khaldiin, 'Abd al-Ral}man ibn Mu_4ammad Muqaddimah. Beirut: Dar al-Qalam,
1984.
Ibn Man+fir. Lisan al- 'Arab. Beirut: Dar Sadir, t.t.
Iqbal, Muhammad. The Reconstruction of Religious Thought in Islam. New Delhi:
Kitab Bhavan, 1981.
Ismatu Ropi. "Wacana Inklusif Ahl al-Kitab," Paramadina. Vol. 1 No.2, 1999.
Izutsu, Toshihiko. Ethico-Religious Concepts in the Qur 'an. Montreal: McGill
University Press, 1966.
Jacobs, Louis. The Book ofJewish Belief Behrman House, t.t.
-------. The Jewish Religion: A Companion. Oxford: Oxford University Press, 1995.
368
Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical
Dialogue", Journal ofEcumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000.
JaUilayn (JaUil al-Din al-Ma'Qalli dan Jalal al-Din al-Suyfili) al-. Tafszr al-Jaliilayn.
Kairo: Dar al-I;Iadits, t.t.
Jary, David dan Julian Jary. The Harper Collins Dictionary of Sociology. New York:
HarperCollins, 1991.
Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical
Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000.
Juwayni, Mu~lafii al-Sawi al-. Maniihij fi al-Tafsir. Al-Iskandariyyah: Mansya'ah alMa' arif, t.t.
Khalaf Allah, MuQ.ammad AQmad. al-Fann al-Qa~a~fji al-Qur'iin al-Karfm. Kairo:
Sina li al-Nasyr wa al-Intisyar al-'Arabi, 1999~ Edisi Indonesia, Muhammad
A Khalafullah. Al-Qur 'an Bukan "Kitab Sejarah ": Seni Sastra, dan
Moralitas Kisah-kisah al-Qur 'an, terj. Zuhairi Misrawi dan Anis Maftukhin.
Jakarta: Paramadina, 2002.
Kuschel, Karl-Jose£ Abraham: Sign of Hope for Jews, Christians and Muslims, terj. \
John Bowden dari Bahasa Jerman. New York: Continuum, 1995.
Lakhsassi, Abderrahmane. "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder
(ed). Theoria--+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together
Move from Theory to Practice. Leaven: Peeters, 1998.
LaSor, W. S., D. A Hubbard dan F. W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat
dan Sejarah, terj. Werner Tan dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
Legenhausen, Muhammad. Satu Agama atau Banyak Agama, terj. Arif Mulyadi dan
Ana Farida. Jakarta: Lentera Basritama, 2002.
Lewis, Bernard Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East.
Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition, 1993.
Machasin. "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir." Makalah Diskusi,
Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD),
Surabaya, 2002.
Madigan, Daniel A Membuka Rahasia Alquran, terj. Tim Redaksi Nalar. Jakarta:
Intimedia Ciptanusantara, 2001.
Malik ibn Anas. Al-Muwa!fa '. Mesir: Dar J4ya' al-Turats al-' Arabi, t. t.
369
MEMRI (The Middle East Media Research Institute). Special Dispatch Series, No.
354, March 13, 2002; No. 357, March 21,2002.
Mohd. Fauzi bin H. A wang. Ugama-ugama Dunia. Malaysia: Pustaka Aman Press,
1971.
Muhammad Galib M., Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya. Jakarta: Paramadina,
1998.
Muslim ibn al-I:Iajjaj. $a/Jf/J Muslim. Beirut: Dar ll)ya' al-Turats al-' Arabi, t.t.
NaQ.l}as, Al}mad ibn Mu}J.ammad, al-. Al-Nasikh wa al-Mansukh. Kuwait: Maktabah
al- Faliil}., 1408 H.
Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur 'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2000.
Nawawi, Yal,lya ibn Syaraf, al-. Rawcfah al-Talibfn wa 'Umdah al-Mujifn. Beirut: alMaktab al-Islami, 1405.
Neusner, Jacob. Signposts on the Way ofTorah. USA: Wadsworth, 1998.
-------. The Mishnah: A New Translation. New Haven: Yale University Press, 1988.
Nurcholish Madjid. "Metodologi dan Orientasi Studi Islam Masa Depan,'' Jauhar.
Vol. I, No.1, Desember 2000.
Nursi, Badiuzzaman Said. Risalah Mukjizat Al-Quran, terj. Anuar Fakhri Omar, dkk.
Terengganu: Yayasan Islam Terengganu, 1999.
Own, Kamal Ahmad. "The Jews are the Enemies of Human Life as is Evident from
Their Holy Book," dalam D.F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and
Israel. Geneve, 1974.
Palmer, Richard E. Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey,
Heidegger, and Gadamer. Evanston: Northwestern University Press, 1969.
Peters, F.E. Muhammad and the Origins of Islam. New York: State University of
New York Press, 1994.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1984.
Pratt, James B. The Religious Consciousness: A Psychological Study. New York:
The Macmillan Co., 1920.
370
Qaradhawi [Qaraqawi - pen], Yusuf al-. Palestina: Masalah Kita Bersama, terj.
Tim SAMAHTA '99. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999.
Qatadah ibn Di'amah. al-Nasikh wa al-Mansukh. Beirut; Mu'assasah al-Risalah,
1404 H.
Quraish Shihab, M. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan, Cet. ke-4 1998.
Qllfl:Ubi, Mul}ammad ibn Al}mad al-. Al-Jami' li A}Jkam al-Qur 'an. Kairo: Dar alSya'b, Cet. II, 1372 H.
Qu~b, Sayyid. Ff ?ilal al-Qur'an. Beirut Dar ~ya' al-Turath al-'Arabi, 1971; Ff
?ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM. Jordan: Arabic Textware.
Rahman, Fazlur. "Islam," dalam Mircea Eliade (ed. ), Encyclopaedia of Religion.
New York, 1987.
-------. "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World. No. 1, Vol. LXXII,
Januari 1982.
-------.Islam. Chicago: The University of Chicago Press, 1979.
-------.Major Themes of the Qur'an. Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980.
Ramri, Nur al-Din al-. $irat al-Mustaqlm, tepi kitab karangan Mul}ammad Arsyad
ibn 'Abdullah al-Banjari. Sabfl al-Muhtadfn li al-Tafaqquh ft Amr al-Din.
Indonesia: Maktabah Dar ~ya' al-Kutub at..:'Arabiyyah, t.t.
Razi, Fakhr al-Din al-. Mafoti}J al-Ghayb, Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah, 1990.
Republika Online (16 Oktober 2003): www.republika.co.idlberitalonline/2003/
10/16/143265. shtm.
Richards, Glyn. Toward a Theology of Religions. London: Routledge, 1989.
Riqa, Mul}ammad Rasyid. Taftlr al-Manar. Beirut: Dar al-Fikr, 1973.
Rippin, Andrew. "Tafsir", dalam Mircea Eliade (ed. ). The Encyclopaedia of
Religion. New York: Macmillan, 1987.
Riyaij, al-. (Saudi Arabia, 10 Maret 2001).
Robinson, George. Essential Judaism: A Complete Guid to BeliefS, Customs and
Ritual. New York: Pocket Books, 2000.
371
Sachedina, Abdulaziz. "Is Islamic Revelation an Abrogation of Judaeo-Christian
Revelation," Concilium, March 1994.
Salil;l, Subl}I al-. Maba}Jits fi 'Ulum al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin,
1977.
Samaw'al ibn Yal}.ya, al-. Jfo.am al-Yahud wa Qi~~ah Islam al-Samaw 'al wa Ru 'yah
al-Nabiyy $alla al-Lah 'alayh wa Sallam. Beirut: Dar al-Jayl, 1990.
Siddiqi, Mazheruddin. The Qur 'anic Concept of History. Delhi: Adam Publishers,
1994.
Smith, Huston. The World's Religions: Our Great Wisdom Traditions. New York:
HarperCollins, 1991.
Smith, Wilfred Cantwell . "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam
Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.). The History of Religions:
Essays in Methodology. Chicago: The University of Chicago Press, 1959.
Suyiili, al-. Al-Durr al-Mantsur fi Taf..•/fr bi al-Ma 'tsiir. Beirut: Dar al-Fikr, 1993.
-------. Al-ltqanfi 'Ulum al-Qur'an. Kairo: M~pna al-Babi al-Balabi, 1370 H.
Syalabi, Al).mad. Muqaranah al-Adyan 1: al-Yahudiyyah. Kairo: Maktabah alNahqah al-Mi~riyyah, Cet. V, 1978.
Syawklini, al-. Fat}J al-Qadfr. Beirut: Dar al-Fikr, t.t. sSyeed, Sayyid Muhammad. Diskusi di ISNA (Islamic Society of North America),
Indiana, Amerika Serikat.
Tabari, Mul}ammad ibn Jarir al-. Jami' al-Bayan 'an Ta 'wfl Ay al-Qur 'an. Beirut:
Dar al-Fikr, 1405 H.
Tabalaba'I, Sayyid Mul}ammad J:Iusayn al-. al-Mizan fi Tafszr al-Qur 'an. Beirut:
Mu'assasah al-A'llimi li al-Malbii'ah, 1393 H./1973 H.
Tabbarah, 'Afif 'Abd al-Fattlil}. Al-Yahud fi al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm lilMalayin, 1986.
Thalib, M. 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur 'an. Solo: Pustaka Mantiq, t.t.
The Encyclopaedia ofislam, CD-ROM Edition. Leiden: Koninklijke Brill NV, 1999.
Tracy, David. Plurality and Ambiguity: Hermeneutics, Religion, Hope. San
Fra.t1cisco-: Harper and Row, 1987.
372
Turmudhi, Mul}ammad ibn 'Isa al-. Sunan al-Turmudhf. Beirut: Dar Il}ya' al-Turats
al-' Arabi, t.t.
Wal}idi, Abu al-l_Iasan 'Ali al-. al-Wajlz fi Tafszr al-Kitob al- 'Azfz. Beirut: Dar alQalam, 1415 H.
-------. Asbab al-Nuzul. Beirut: Dar al-Fikr, 1414/1994.
Watt, William Montgomery. Companion to the Qur 'an. Oxford: Oneworld
Publications, 1994.
-------.Muhammad's Mecca. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988.
"What they say about Mahathir's remarks on Jews", The Straits Times. Oct. 19,
2003.
Wolf, Friedrich August. Vorlesung uber die Enzyklopddie der Altertumswissenschaft.
ed. J.D. GOrtl. Leipzig: Lehnhold, 1831, Vol. I.
Wyschogrod, Michael. "Islam and Christianity in the Perspective of Judaism," dalam
I.R. Faruqi (ed.). Trialogue of the Abrahamic Faiths. New Delhi: Genuine
Publication, 1989.
Zarkasyi, Mul}ammad ibn Bahadir al-. Al-Burhon fi 'Ulum al-Qur 'on. Beirut: Dar alMa'rilat, 1391 H.
Zarqani, Mul}ammad 'Abd al-'~m al-. Manahil al-'Irfon
Beif\lt: Dar al-Fikr, 1996.
fi
'Uliim al-Qur'an.
Zebiri, Kate. "Relation Between Muslims and Non-Muslims in the Thought of
Western-Educated Muslim Intellectuals," Islam and Christian-Muslim
Relations. Vol. 6, No.2, 1995.
Zul}ayli, Wahbah al-. Al-Fiqh al-Is/amfwa Adillatuh. Beirut: Dar al-Fikr, 1997.
<http://abbe. com/quotes>.
<http://talmud.faithweb.com/gentiles.htm>.
<http://www.answering-islam. org/Quran/Contral>.
<http://www.jewfaq.org/frameslbeliefs.htm>.
<http://www.memri.org>.
<http://www.secularislam.net/Secular Islam_NET Jews in the Qur'an.htm>.
373
<http://www.qaradawi.net>.
<http://www. ummah.muslimsonline.cornl~islamawe/Quran!Contrad!Extemal>.
<http://www.geocities.com/Athens/Cyprus/8815/Response to 1000 Quotes by and
about Jews.htm>.
LAMP IRAN
TABEL TEKS AYAT-AYAT AL-QUR'AN
No.
No.
Surat
Nama
Surat
1
2 al-Baqarah
2
2 al-Baqarah
3
2 al-Baqarah
No.
Ayat
TeksAyat
40
44
--;a
,,.
!J
;:
}1.;1 ~~ 0. ,.F1 ~~ j
~
P' 0:,..: .~j .;;1~ z,..LDIS,~l..:i,.
!J
;:
,,
_,
_;
®0.,_j!~
4
2 al-Baqarah
47
- ,
~JII
Ji~~~j~~ -.:\, ~~~·;.) ,,jS"~IJ.?~'rhv]:··:?
!:1
-
;:
!J
-
;
!J , , .
0
®~~!.:11
5
2 al-Baqarah
6
2 al-Baqarah
7
2 al-Baqarah
60
~~-:.~~;jf~La:;.:;u
~[:ji~.._.y•_";t•
-~c:,i·~:..T~lJ•
~
•
;
• .J.
--~~
--
iY..r~~-J i-~i<';~..r•-- ~"' r.{ t..::J t.)-'
~~ <' r-:=-:. 1.;. ,jj j f·~-ij ~;.;_I ~:jf 4.J...~
Jl-
H
®~: ~ i~~~~~~ i.}~;.:-; ~j~T~j~~
I
8
2 al-Baqarah
62
~ 0 . :;, :Jij ~j , .a.Dij i,~LA ~~ 'fij i,_J..;I; ~~i 01
" . ~ ~- ~r.-"~ ~ " f~ 6]j ~
:- r-. fl r~
"- ~'tj-_,-.JiL; -:
- -,~,
Mf..>
-I;
(.)--'4
®0~~(-A~j~ ~:1&-j~~J
9
2 al-Baqarah
10
2 al-Baqarah
11
2 al-Baqarah
69
~i.. _i_:.-,:.~.,·r ~- _,~IJ-[j~-:~·-tt..;L;_j
...-·~- tJt• ~jjJtj
... .J'L"P ~ ~~ "".J-&:?
~
~.J"'
1.)::
.-= ...)
.J"'
<® ~-} , .~ «~ ~:,1 fjlj
12
2 a1-Baqarah
13
2 al-Baqarah
14
II
15
2 al-Baqarah
83
~JJ§Ltj ili i~ 0J~' : ~ ~ ;:1?',r.:.~ ;;....;_~ J .~ _~ w.U..f ~~j
Llliit ~-. <', --tj-;.:-:jf·-~ ~if ~- 5L....;:.;.I
If
- ~YJ~Ju
.. Ji.T-..r-' c.S_J
..
I
-
-
,
$:
~
-
-
~
,
-
Jtf'O.
,.,.f!J>
-
;:
~<,~}l.l!'ll~~-:r-~;;; .. -o._<~tll ~~;--i·- l;;;_tll
, -,-t-f
r--:=
-- ,.;r-::-~~ 'r'Y ~ J ~ ~J
r
~ Zu--1
16
2 al-Baqarah
84
17
2 al-Baqarah
85
18
2 al-Baqarah
87
~ ~ ~J~ , - ~<;'[;.. lillaf.!i
. ~~fq- llif ~J:.rt
.. J
; .r_;r .
®
19
2 al-Baqarah
88
20
2 al-Baqarah
89
"I ..• 1 / ~
~
~
!A
-
if#--
-
-
L-
-
'!1
~.. !....
-
~ij
.~~-11- -~
--:. T
:.:· ~:rc:r.
...
11
$.-
~ ~-~jF..JS ~?~r.<~ :.1~1 ~~
·--I
-'i u~
- • . ~~,.1
... ~
u -= r.
"-i - I ~r•• .J.....,Q... "'-...J ~ •
..:.As.-1.......>-
~ l......ogJ
Jl-
-~-
-
-
-1
_c:,;--!.
J
.
iJ~ i_,iy;.l:~t.~ tili iJ~ ~~iJi.0.,.;.J~; :. :;~~
-
!I~
-
;::;; ,.,.
--
l::
~~~~~~~~"-~
III
21
2 al-Baqarah
91
22
2 al-Baqarah
94
23
2 al-Baqarah
95
24
2 al-Baqarah
25
2 al-Baqarah
97
14I li~ ~ Jrrf'~~ c!J; li ~ ~:J;; ~4S~ J.?H l§li sli ~ Jj
®~.:~~~j~.J.Aj~~~
26
2 al-Baqarah
98
~jJ.?~j~~jj~~: S:f~T;j~ i}l§~;:;~ er-A
- !?" •
tG"'
®
27
2 al-Baqarah
106
28
2 al-Baqarah
111
..
_,.
l!
-
.....
~~ .;~ 4...11101--'
..-
(;~-_.,.
~
Jj[.&:~~i a4~.r-~ ji I~_,AZ;ts' ~ ~~ ~~JJ..~~ [,Jl..ij
j/J
..- B
,..
®~~,.~.s- 0~~,:;. ij3~
IV
29
2 al-Baqarah
112
30
2 al-Baqarah
113
·:
;,:;t~r 4'nl~tjj ~~~ra3fi~. ::1 ~,., t"fi~lij
: -~-~~": i ~.J.JTJLiaJ,£~ ,:: dl\,., i::i :...:._, ~~ ~,., &)T
u~
31
2 al-Baqarah
122
VO",
-
•
-
""'
u;,
'
-
"'
~ ~ ...
~~i_,~~ 4:~s ~~~~~} l,jS'~IJ.?~J-=.~v-;:~
;j
J'O
-
-
®0
32
2 al-Baqarah
124
33
2 al-Baqarah
133
-
-~l.:tT~
,
<r'
L;~;;u
11~ ~·-~-5ry~
~·= ~ 11- ;I'' ~·A~,
- ··-·r---
r-~~~~l ~~~; ~~ ~
;
, ·tl ~ :. ~ i)u L)~ ~ z,,~ ~· ~:;
(@z,~_,:J~jl~,,l &·th~h-'J.:~·~ :.~
34
2 al-Baqarah
135
a.
-
~
-
...... _
l;;j li;_~;.r-.~~~fl~ ~ ~J.i i,~1::~ ~r~ ji I~__,A I~§ I__,JI.ij
®~~ ~~rr~ 0~
35
2 al-Baqarah
136
v
36
2 al-Baqarah 246
37
2 al-Baqarah 247
38
2 al-Baqarah 248
39
2 al-Baqarah 250
40
2 al-Baqarah 251
VI
41
2 al-Baqarah 260
42
3 Ali 'Imran
43
3
44
3 Ali 'Imran
45
3 Ali 'Imran
Ali 'lmdin
VII
46
3 Ali 'Imran
75
,
~
9
· I ~._: ~
~ a:JI '::.o:;
~ ..)L.b..L 4..:..;b ;,I ~~ ~~ ~
I !.j ~--;..
UF
,,~
-;_
,..;
- l!
-~i)ti['·6~·~aii~ ~li~:li~~ ~ 1~~~~g~ 1 i~~~b
1,1
-
•
,
•
...... 1,1
•
,
1,1 _...,
:::.-
~
~
~ : _•_I<:-: ~,, w~TJri 1.:: _t ~,, Dt
'¥if;fJ u~~-'
47
3 Ali 'Imran
76
48
3 Ali 'Imran
78
._
-
!I
-: ._ .. :~y
~UY~J~~
· t:.1.
-
~
,__
_.. ...-'tl- • •- ~ __.,.....rL .,-·
·-- r·l-._, ~"- I..&.J
,.;:~.-" •. Gil"" ~.
_, . - ~ ".J. -·· - ~
:.
- ; r
~ u
.. - r~·le.
- - - u~
;;;..,.
iJi.
J#l
!J
fl,.
;-111 ~ ~ ~ l.;;j ;-111 ~ ~ ~ Z,.,J~j ~I~~
~:
-•-'<:.-: •• - w~T.J.rf
1.:: - t ~--­
'¥¥JU~~_,. _
- ~u~~_,
49
3 Ali 'Imran
85
50
3 Ali 'Imran
110
51
3 Ali 'Imran
183
52
4 al-Nisa'
44
-:d•.=:tJ
-~ -~ ;; t'"l -• ·~~
- • - -_. ...-'t'"l -.·-~
"' I "' : ..,.~Q
• !I - . ~,., ~-~
- ~-;1
."..l..l....l
-~
UJ...t
.. ;.
- WI - • - - ...,
..il 1.1"" ~ ...,
.
® J.!; ~.tii.,J ~ ~:i z,_,~f-'
53
4 al-Nisa'
45
VIII
54
4 al-Nisa'
46
55
4 al-Nisa'
150
56
4 al-Nisa'
151
57
4 al-Nisa'
155
58
5 al-Ma'idah
18
59
5 al-Ma'idah
20
®
,
?! -
s
t'=_~;~I~;)=~GX1-ij~Z,_,~~~ji
IX
60
5 al-Ma'idah
21
61
5 al-Ma'idah
22
6'
,...
-
t>
-
.,.
J,,..
I , , ~ - ' ~- 1-: I 1 jS ~
. t ~~- -:
l:;.. - 1-: :. ~ I i' - , '- 1- tli
~ ~-..rc-= r,.:?>' ~
L) ~..) . .
'Y ~ 0~ c.;-~ 'Y
1-:~
-
-
-
® 0.#'; ~~- ~ IY..W 0~,
62
5 al-Ma'idah
63
5 al-Ma'idah
24
~
-
-- -
-
-
-
~JJ ~i yAftj ~.:! i~l; L.; l~i Lg,il..jS ~ ~l
ll!lo
-
:r.~ 'J i.,ti
J,
®0Jj ~~:,.;~~3A: .ii
64
5 al-Ma'idah
65
5 al-Ma'idah
66
5 al-Ma'idah
41
X
67
5 al-Ma'idah
43
68
5 al-Ma'idah
51
69
5 al-Ma'idah
69
,.
... "'
;t~,. .,.
itiJ'II
~~;~~~ljZJ_, !; , :Jij I,~LA~~Ij 1~1;~~~0~
0~~(Ja ~Jr-+--~ :;y. }U G.l· o~j ~~~r~j;fl~
-
70
5 al-Ma'idah
71
5 al-Ma'idah
72
5 al-Ma'idah
73
6 al-An'am
81
108
XI
-
74
7 al-A'raf
127
eo
-
~
.,..
-
~
!I.,..
,,..,..
.,..
· I ,j__1!J
L~ -- ' ~ #, .l..31: ~ - ~ · • }U!Ju-.,
~ J
- -~ _, 'YJ~_JA..)
0.,...s-J!r-P~
-
.... ,
~
~
~u
~;L~ ~
j ~;ki. :J~i~
~
- ~ J~ c!l ~&JI;-J !J~..)i:;__, ~~
- ..)~~
®
75
7 al-A'raf
137
;-'
..,
"'§
~~ ~? ~~~~
0J~ ~' i (4i:,..i
:;/ f: 0_.,.1;. ~ :.~ i~~ 2>=~~r~r tj~~i_,
....
-
Je
"
iJ~
,- ~ ~J:~-i·1-·- ~~~~
~
~-J "'~ti-.; "-r~~
;..>
~
"fi
ZJ__,_}. f= i~li ~j _,U:,ij 0~:J
~
76
7 al-A'raf
138
a
v;
~
; --
-
-
f: ~ Z;li ~ G:;:;j
!1~
(4f r ~I~:~
• ·· ~ 1·::t.t
~1 -.- 5~.,-u
.. r-Y
~ ~l~sJ~
. .._r!~
..)~.,
eo
;_
i
~
~
-
-
JI_,
.,...D
....
--
--;;;
.,.
eo!'.,..
- , ·- !_,l!Ji
u: ~. r.,.a··~I~ Jli i&.fl;
- ~~~I~ L:J ~I
. ~~
<®
77
7 al-A'raf
172
-
-
,
~:;, ~i-'r· s::-A~~~~~~r:;l;c ;-;~c!l~~ .u..i l~
,..
ID'
.·.
,
;: -
•••
-
..
,
.-
.A!! ,
-;
4~·-;dl-· -~~ ~:·I 54-!~ l__,r!Ji~~
- --
r~
~0
_
7 al-A'raf
188
!1Jtl
-
;
Sl
~~~IU'
•"
;;;
l:: i1i ,.
-
·
-
;:J
-
;..rt
r - - i··l ~
- , -
®
78
;:
~14, ..
0-1~·"-I~;)S. ~ ~l
-
--;;
,
y-J WI;G I.; 'lll;i
"; '1- ~~~i'1J.9
~:r:' J
--0
l::
;
..
j: :.-._, j-:~
~I~~~ tl;;-- '11! Gl 0!
,,.
,
!:1
,..,..
:. ; ~j _;...j.JI~u~'l
..
~
-
~-.
,.
..
~
~
0~Y-r.
79
8 al-Anfiil
54
,-;_
eo
~,.,.
u;-:ri-
~
:-
~li r•~;..>_
• ,._ ..:...W~;'YI • .JS' ~
· : .i.W:
• - ~ · Jl;ui.JS
__ . r:r!~J0~J!;
H
~
® 0.:~1' ~ l~ls"' ~J ZJ~:J Jl; taj.l J Mt~~
-.
XII
- - JJ
-
-
!1
;
,
80
9 Al-Tawbah
81
10 Yiinus
82
10 Yiinus
85
83
10 Yiinus
86
84
10 Yiinus
85
10 Yunus
88
j~~fja :~~.,:~jZ,:,....i:J2 :~Is.~~ T~~:,~yJUj
~
-
i
!7 ,tii
aL.....: ~
. ~ I!J
. ..) --;_
I; • - l-1 t_z~
~~
•
,
,
~
.PI
~,.
I a!' t LZ ~ U.:iJI ii'·' :._tj ______i
~ ··-
. ..)
..
-~ ~
~ yLi.:Jii~:H ~ i.H~ }tj ~~ ~ ~UTj HI\~f
®
86
10 Yiinus
XIII
87
10 YU.nus
90
88
11 Hiid
12
89
12 Yiisuf
22
;).:~ _Wf~~c!lJ~iS'j I ~~~j ~.d ·-=:~ls.~&Ui
90
12
Yusuf
91
12
Yiisuf
38
g~0
~": -itJ-=lS'L;;u ~·-- --,- .,-- ~- ·1-$-t..:;ls.:U..~I0
-~-'~!:J~r~~-.
. _,
-
~
-
,9
~
---
(!
-
!il';
~
-
-
... -
-
iii-,...
-
-
t -4 ~j
-~
.,.
-
jfj.,.
~tul ~I ~J ~tuiJij 1-=:l~;lJI~~a.}~ ~~~;.11~
.
-
®0_,~"l
92
12
Yusuf
39
'!7"*
-
., .,.
s:
-
,
!I
s
...
~~~ILlllrl.);->~?~y~jls.~s ~.tl~
~
?·:?
®.>~f
XIV
93
12 Yiisuf
40
94
16 al-Nal).l
101
_
~~'SI
....
--
~ [•-.l.ao'ls;j
.....
LJJij~
~
-
-
:?1;.0L...S:.:~I;. L-2~ ~~~
~ Z;_, ~~~:? ~ ~j.Sf ~ ~i }! ~f Iz~ ijili J.p
95
16 al-Nal).l
102
96
17 al-Isra'
4
97
17 al-Isra'
5
98
17 al-Isra'
6
99
17 al-Isra'
7
: ;.f r·!; -;.f 0~
!}-?)li ~, ;~ ~~~hi; f;Lf 0~:; ~~ r·~.
If).
.,..
;.
l_,~~=:l:;_::,..;J~I
,
,,.~
....
Jl ,
,
0
&_#-; l:S' .:;~~ 'Otll_,li..J.;tj~Y.j l_,!~g :1
~ 1):.; !:-; i~ I.;
100
17 al-Isra'
8
-~
~
...
~
~~ ~~6 ~ 1: 1:~:; Gjl. (o5.U. 0~
'~
p:;. 01 ~~ ~
l::JI
;
<®';~
XV
101
20 Taha
2
102
20 Taha
3
103
20 Taha
43
104
20 Taha
44
105
20 Taha
115
106
21 al-Anbiya'
107
21
108
22 al-I;Iajj
109
25 al-Furqan
al-Anbiya'
79
XVI
110
25 al-Furqan
8
a
!7-
~-.,...
.....
~;
.....
~?- .,u 0.,....s3 :,i y_s ~ :~~ ;,~? :,1
;;u.-; ~~~s
~ lj~ .U.j ~l z,_:.~ ~; 0lZJ.,. ~1•i:.rT
111
27 al-Naml
42
112
28
al-Qa~a~
3
113
28
al-Qa~a~
4
H
.. ;; "';
ii
9
•
•. -
"
-
~ ~w • «;- a; "'.?
I;- . I -:I:_ ;I -,-::
:: -
•
. ,j::: :" - •. ~I
;t._;,..,
- : ~ ~J !..)'!'..) J ~ ~ ~~ 4.)~
~;)=~~ j~ff~0~ -'~l~~-~~~j~~-~f~4
114
28
al-Qa~a~
115
28
al-Qa~~
6
116
28
al-Qa~~
57
~ ~;fo_;~.-;Z;:,..i~Zs~.-;~~~~~ ~.-;
@) 0.,:;5 ~ i~~ L.;
-~-
-
~.,.
...
~~rJ.-;rc~.~:,i~. ·J, ~a:;~~~~
~ (" j- I~,~.
"'I f,•...
•
;:
/.:,0h lyu.;
0
!'
-
"'I; 01-~
-;. d
.T~ l..Iol$.
~-~
__ ~ IJ'-.--..
_
_,--
~ J W.JJ ()--'! U ..)..) ~ ~
117
28
al-Qa~a~
76
(.
~~ic:.,
-
i: i ~y
,
,.
,
-
® ;:;, ~l:.:i -:1 ~)-Ji
r:,._..j ~ 0Li 0-'~ 0l•
-
-
Jl
~,.
-
~!_;~ u-Jji ~: a:.1~ i.:; ~::r _,~t:i:;0~ t...; .;..PJI ~ .d ,,~11s..-;
-
®
~_;if.~.
XVII
-
;;;.,..
.!It
-
-
--
-
?"~ 'i.LJJI0~ ~~'I .,u~ .,u JU
a1-Q~a~
118
28
119
34 Saba'
120
34 Saba'
121
38
Sad
21
122
38
Sad
22
13
;_,
~
- .. " - ~
-
~-! ~ ~ "li..,Ju ~ ,~ ~ t~
9
~
-
- .. "
~
i• :;_, jl:; ;_,...k. I.,J..-i..:; ~~
s-1- ' ll G.lkl- kt...- ~-~; "1-.,~
"'"'.: t~~ [::.~ r
A<.:...L;
. ·- ' J; 1: ';..:.-).
_ij--t,r'~ - .,
- ~~
-
-
-
!II
g
":?""
-
""-
-
n•
®~~~T
123
38
Sad
124
38
Sad
24
-
~tyGij~IJ~J"'~J
125
38
Sad
25
.Y
~
~ yl;-;~j~ 5~ _,tf 0~jc!J.JI~ _,tf 5~
XVIII
126
38
127
40 al-Mu'min
27
128
43 al-Zukluiif
7
129
44 al-Dukhan
32
130
109 al-Kafirun
6
Sad
e 0J~~ ~ ~~ i;l! 'll~~~~ L.;,
iii
XIX
..
CURRICULUM VITAE
Nama
: Zulkamaini
Nama Ayah
:Abdullah
Nama Ibu
: Maryam
Tempat dan Tgl. Lahir: Sangkilan (Aceh Utara), 11 Mei 1967
Pekerjaan Tetap
: Dosen Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry Banda Aceh
NIP.
: 150 242 129
Jab a tan
: Lektor Kepala
Alamat
: Jl. T. Muda Rayeuk No.2, Kp. Pineung- Banda Aceh 23116
Riwayat Pendidikan
-
MIN Lhokweng, Aceh Utara, tamat tahun 1979;
MTs Krueng Geukueh, Aceh Utara, tamat tahun 1982;
Pesantren Darussa'adah Cot Bada, tamat/ijazah MAN tahun 1984;
MAN Matang Glumpang Dua, tidak tamat/pindah tahun 1984;
SMA Islam Banda Aceh, tamat 1985;
Sarjana Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1989;
M.A. in Asian Studies, University of New South Wales, Australia, 1993;
Mahasiswa Pascasarjana Program S3 lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
sejak 1998.
Kursus/Pelatihan:
- Pembibitan CaJon Dosen lAIN Se-Indonesia, Semarang, Juli 1989 s.d
Maret 1990;
- English for Academic Purpose, IALF Bandung, Juni 1990 s.d. Nopember
1990;
- Kursus Jurnalistik, Sydney, 6 s.d 7 April1991;
- Latihan Penelitian Dmu-ilmu Sosial, Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan
Budaya, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Juli 1996 s.d. Maret 1997;
- Workshop Disertasi, Indonesia-Canada Islamic Higher Education Project
(ICIHEP), Yogyakarta, 22 Nopember s.d. 11 Desember 1999;
- Fulbright Summer Institute 2002, University of California, Santa Barbara,
USA, 24 Juni sd. 4 Agustus 2002;
- Training of Trainers Sistem Manajemen Efektlf dan Pemhelajaran Aktif,
CDIE Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 19 Juli s.d. 17
Agustus 2004.
Riwayat Pekerjaan:
- Pegawai Negeri Sipil, mulai 1990;
- Dosen Tetap bidang Tafsir, Fak. Syari'ah lAIN Ar-Raniry, mulai 1995;
- Ketua Laboratorium Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah
lAIN Ar-Raniry, tahun 1995-1997;
- Sekretaris Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah lAIN ArRaniry, tahun 1997-1998;
- Dosen Tamu dalam bidang Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits pada Ko1ej
Utama Kelantan, Malaysia, Juli-September 2000;
- Ketua Jurusan SPH, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2001-2002;
- Ketua Jurusan SMI, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2002-2004;
- Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Syari'ah lAIN ArRaniry, mulai tahun 2004.
Karya Tulis:
- Hari-Hari dalam Hidupku, (Terjemahan buku Ayyiim min Hayiitf, karya
Zainab al-Ghazali), MUI Aceh;
- Anggota Penyunting Terjemahan al-Qur'an ke dalam Bahasa Aceh (30 Juz),
P3KI dan Pemda Aceh;
- "Bebaskan Kaumku!: Refleksi Sayyid Quthb Atas Kisah Nabi Musa dalam
Al-qur'an" (terjemahan artikel "Let My People Go!: Sayyid Quthb and the
Vocation of Moses," oleh A.H. John dalam Islam and Christian-Muslim
Relation, Vol. I, No.2, December 1990),Al-Hikmah, No. 15, Vol. Vl/1995);
Alumni Pesantren: Antara Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan
Tantangan Modernitas, Hasil Penelitian, PPISB Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 1997;
- "Al-Qur'an dan Pemberdayaan Ekonomi Umat," Makalah Seminar,
Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1997;
- "Ulul Albab dan Tanggung Jawab Moral Menghadapi Zaman Global,"
Sinar Darussalam, No. 222, Maret 1998;
- "Pembinaan Rumah Tangga Menurut Konsepsi al-Qur'an," Media Syari 'ah,
Fakultas Syari~ah lAIN Ar-Raniry, Terbitan Perdana, 1999;
- "Hadits v.s. 'Amal Ahl al-Madinah," Media Syari 'ah, Fakultas Syari'ah
lAIN Ar-Raniry, Vol II, Januari-Juni 2000;
- "Ibrahim dalam Tradisi Yahudi dan Islam: Teks dan Kebenaran dalam
Dialog Antar Agama," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN" Ar-Raniry,
Vol. 2 April 2000;
- "Struggle for the Rights (The Peasant Movement of the 19th Century in
Indonesia)," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN Ar-Raniry, Vol. 2
Oktober 2000;
- Mengapa harus Perempuan, Yogyakarta: Arruzz, 2003;
- Editor, Fikih Islam dan Hukum Romawi, Yogyakarta: Gama Media, 2003.
Demikianlah Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 25 Oktober 2004
Penulis,
Zulkarnaini
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
YQgyakarta
NOTADINAS
jlssaCamu 'aCail{.um Wr. W6.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian
terhadap naskah disertasi berjudul:
YAHUDI DALAM AL-QUR'AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
yang ditulis oleh:
Nama
: Drs. Zulkamaini, M.A.
NIM
: 983097/S3
Jenjang
:Doktor
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada
tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam.
WassaCamu 'aCaiftum Wr. W6.
Prof.
r. H. M. Amin Abdullah
NIP. 150216071
VI
NOTADINAS
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
jlssafamu 'afaiftum Wr. W6.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian
terhadap naskah disertasi beljudul:
YAHUDI DALAM AL-QUR' AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
yang ditulis oleh:
Nama
: Drs. Zulkamaini, M.A.
NIM
:983097
Jenjang
:Doktor
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada
tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasaljana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam.
Wassafamu 'afaiftum Wr. W6.
Yogyakarta, :S - I f -eo{ oo l.(
Promotor I Anggota Penilai
"
Prof. Dr. H. Burhanuddin
Daja
Vll
NOTADINAS
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
.Jlssafamu 'afaif{.um Wr. W6.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian
terhadap naskah disertasi beijudul:
Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
yang ditulis oleh:
Nama
:Drs. Zulkarnaini, M.A.
NlM
: 983097
Jenjang
:Doktor
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada
tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasaijana U1N Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam.
Wassafamu 'afai{um Wr. W6.
Vlll
NOTADINAS
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
.JLssafamu 'afai{um Wr. W6.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian
terhadap naskah disertasi berjudul:
Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
yang ditulis oleh:
Nama
: Drs. Zulkamaini, M.A.
NIM
:983097
Jenjang
:Doktor
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada
tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam.
Wassafamu 'afaiftum Wr. W6.
lX
NOTADINAS
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
}lssafamu 'afail(,um 'Wr. W6.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian
terhadap naskah disertasi beijudul:
YAHUDI DALAM AL-QUR' AN
(Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)
yang ditulis oleh:
Nama
:Drs. Zulkarnaini, M.A.
NIM
:983097
Jenjang
:Doktor
Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada
tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat
diajukan ke Program Pascasaijana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan
dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam.
'Wassafamu 'afaif{.um 'Wr. W6.
Yogyakarta, 27-10 - 2
Anggota Penilai
X
ooq
ABSTRAK
Judul Disertasi
YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks dan
Diskursus Pluralisme Agama)
Penulis
Drs. Zulkarnaini, M.A.
DISERTASI ini berbicara mengenai ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi.
Persoalannya: Mengapa, dalam sejumlah ayat, al-Qur'an mengkritik umat Yahudi?
Siapa sebenamya Yahudi yang menjadi sasaran al-Qur'an itu? Kajian ini dianggap
penting sebab menyangkut dasar falsafah hidup kaum Muslim dalam menentukan
sikapnya terhadap umat Yahudi. Hubungan Muslim dengan Yahudi hari ini semakin
memburuk; mereka dianggap sebagai orang-orang terkutuk dan musuh paling
berbahaya bagi Islam. Apakah pandangan seperti itu merupakan refleksi yang sahih
dari ajaran al-Qur'an? Studi ini dilakukan sebagai upaya memahami kembali ayatayat al-Qur'an tersebut untuk merekonstruksi pandangan al-Qur'an tentang Yahudi.
Untuk tujuan tersebut, paradigma yang digunakan tidak terlepas dari konsep
pluralisme agama, karena terkait dengan hubungan dua umat dengan keyakinan
keagamaan berbeda. Penulis menganalisa ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi dalam
konteks zaman Nabi dan dalam hubungannya dengan keberadaan umat Yahudi yang
ikut memberi kontribusi penting bagi perkembangan wahyu al-Qur'an. Jadi kajian ini
pada dasamya berbentuk tafsir, yakni interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an,
namun dengan menggunakan model, paradigma dan pendekatan yang berbeda dari
studi tafsir yang mungkin sering diasumsikan dalam lingkungan tradisi Islam.
Metodologi yang digunakan lebih mengarah pada hermeneutika, yakni dengan
mengedepankan penalaran kritis-filosofis. Penulis memberikan penafsiran-penafsiran
terhadap ayat-ayat al-Qur'an dengan mempertimbangkan berbagai aspek kajian lain,
seperti sejarah, sosial-budaya dan filsafat. Karena itu subjektivitas dan ekspresi
pribadi penulis lebih dominan.
Dari telaah yang dilakukan, penulis berkesimpulan bahwa ayat-ayat al-Qur'an
yang berbicara mengenai atau mengkritik Yahudi dapat dikatakan berada pada
tataran historis, kultural dan sosiologis; artinya ada pergumulan manusia dan budaya
dalam rentang waktu tertentu yang telah menyebabkan ayat-ayat itu diturunkan.
Sementara itu yang menjadi tekanan al-Qur'an adalah aspek moral dari pergumulan
tersebut; artinya, dialog-dialog al-Qur'an dengan orang-orang Yahudi serta respons
dan kritik yang diarahkan kepada mereka terbentuk dalam rumusan-rumusan agama
yang menyangkut perilaku manusia, baik terhadap sesamanya, lingkungannya
ataupun terhadap Tuhan. Al-Qur'an tidak membuat klaim-klaim khusus tentang
kebenaran agama; yang ditekankan al-Qur'an adalah sikap keberagamaan itu sendiri,
yakni agar para pemeluk agama itu bersikap lurus dan jujur. Di sisi lain, seruanseruan al-Qur'an kepada orang-orang Yahudi selalu dilakukan dengan cara terus
Xll
terang dan dengan tetap menaruh hormat pada Kitab Suci mereka; al-Qur' an
menegaskan bahwa posisi dirinya hanyalah sebagai bagian dari wahyu Tuhan
sebagaimana telah turunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Demikian juga tidak ada
indikasi dalam al-Qur' an yang mengarah pada upaya-upaya "pengislaman'' orang
Yahudi atas dasar bahwa mereka tidak akan selamat tanpa menyatakan memeluk
agama Islam. A-Qur'an menganggap orang-orang Yahudi juga berada pada garis
yang benar jika mereka mengikuti wahyu Tuhan secara jujur dan lurus.
Berbagai sikap politik yang diambil orang-orang Yahudi terhadap Nabi telah
menyebabkan turunnya kecaman-kecaman al-Qur' an yang lebih keras. Mereka
berkolaborasi dengan orang-orang musyrik Mekkah untuk melawan Islam dan
melakukan tindakan-tindakan yang keji secara moral. Setelah memberikan
peringatan-peringatan, dan temyata mereka tidak menggubrisnya, al-Qur' an
mengambil sikap tegas untuk menolak mereka sebagai sekutu Islam dan menyatakan
mereka sebagai kafir.
Fakta inilah yang dijadikan potret sikap Islam terhadap Yahudi oleh
kebanyakan Muslim dan mereka menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai rujukan
utama dalam mengembangkan kebencian dan sikap bermusuhan dengan umat
Yahudi. Fakta lain yang dijadikan pijakan untuk tujuan yang sama adalah tindakan
Nabi Muhammad mengusir orang-orang Yahudi dari negeri Madinah, yang diikuti
pula oleh sebagian sahabat beliau. Menurut penulis, landasan pijakan seperti itu tidak
memadai, karena terlepas dari konteksnya dan juga mengabaikan berbagai fakta yang
lain. Keputusan Nabi mengusir orang-orang Yahudi dari Madinah adalah puncak dari
akumulasi perseteruan politik yang tidak dapat ditoleransi lagi, dan pemyataan alQur'an tentang kekafiran orang-orang Yahudi adalah kesimpulan dari seluruh
perilaku moral mereka yang keji, penuh intrik dan dusta, sombong dan tidak terbuka
terhadap kebenaran. Namun perlu ditegaskan bahwa mereka yang dikritik al-Qur'an
itu adalah sebagian dari orang-orang Yahudi Madinah dan tidak sepenuhnya
merepresentasikan seluruh pandangan dan tradisi keagamaan umat Yahudi di seluruh
dunia. Sayangnya, perseteruan politik dan kebencian emosional telah mengaburkan
pemahaman kebanyakan Muslim dalam memaknai fakta-fakta di atas.
Akhimya, dapat disimpulkan bahwa berbagai pemyataan al-Qur'an dan sikap
terakhir Nabi terhadap Yahudi Medinah tidak dapat dijadikan alasan untuk mengutuk
Yahudi, baik sebagai sebuah umat atau sebuah tradisi keagamaan. Al-Qur'an dan
sikap Nabi di sini semestinya dilihat secara kondisional dan sebagai acuan moral
yang harus ditafsirkan secara lebih luas dengan memperhatikan berbagai kondisi
kehidupan pada waktu itu untuk dijembatani dan dipahami dalam konteks kehidupan
hari ini.
Xlll
KATA PENGANTAR
~ 4.:-J ~ ~.; ~ ~ ~)\ ~)\~I ~
~ "iJ (.PiJ ~ ~.)
DISERTASI ini merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan perspektif al-Qur'an
tentang Yahudi. Tidak sedikit karya dalam hidang ini telah dikerjakan, namun
penulis ingin melihat topik ini dengan pendekatan berbeda. Benih keinginan ini telah
muncul sejak satu dekade lalu, ketika penulis kuliah di University of New South
Wales, Australia, pada saat pertama sekali mengenal orang-orang dan dunia yang
"asing." Meskipun penulis mengikuti kuliah-kuliah Antropologi, pertemuan dengan
Dosen dan ternan-ternan sekelas yang berasal dari Jatar beJakang budaya dan tradisi
keagamaan berbeda membuat concern penulis terhadap keragaman agama mulai
tumbuh dan menjadi semakin mendalam. Pada awalnya, ini terasa sebagai
pengalaman yang menakutkan, namun kemudian menjadi semacam tantangan
intelektual yang mengasyikkan.
Penulis, sebagaimana kebanyakan anak-anak Muslim lainnya di Aceh,
dibesarkan dalam lingkungan tradisional dengan disiplin keagamaan yang ketat.
Keyakinan keagamaan telah ditanam sejak kecil dan klaim kebenaran Islam sebagai
satu-satunya kebenaran bukanlah hal yang asing lagi. Islam dan non-Islam selalu
diperlihatkan sebagai dua sisi kehidupan yang mustahil dapat dipertemukan. Islam
adalah keyakinan yang berpusat pada ajaran yang disampaikan Muhammad, nabi
paling mulia dan penutup sekalian rasul
Tuhan~
selain ajaran tersebut dianggap batil
dan pemeluknya akan menjadi isi neraka di hari akhirat.
Dalam kehidupan yang semakin global, tak pelak lagi, pandangan seperti di
atas akan berhadapan dengan berbagai tantangan, baik sosial, politik maupun
kultural. Interaksi di antara orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda, baik
dalam dunia bisnis, intelektual maupun dalam kehidupan keseharian, akan terus
terjadi dalam bentuk yang semakin intens. Pengalaman tersebut, seperti yang penulis
alami, menjadikan seseorang berpikir kembali dan mendorongnya melakukan
XIV
perenungan yang lebih mendalam soal arti keyakinan yang ia anut selama ini. Ketika
seorang Muslim berhadapan dengan seorang ternan non-Muslim, misalnya, dan
menyaksikan seluruh perilakunya yang santun, jujur dan disiplin, apakah mudah
baginya untuk memberikan justifikasi bahwa orang di depannya itu tidak lain adalah
seorang manusia keji yang akan menjadi penghuni neraka? Terlebih, bukankah
kebanyakan (mungkin lebih 90%) manusia memeluk suatu keyakinan lebih banyak
karena ikatan psikologis, sosial dan budaya - yakni karena ia dilahirkan dan
dibesarkan dalam tradisi keyakinan tersebut- dibanding alasan-alasan lain? Lalu,
apakah keselamatan seseorang di akhirat semata-mata ditentukan oleh institusi
formal agama tertentu yang ia anut, yang umumnya tidak lebih dari warisan budaya
yang ia terima dari orangtuanya?
Tantangan inilah yang pada akhimya telah mengantar penulis pada kajian
disertasi ini. Namun patut dinyatakan bahwa penulis tidak mengkaji atau
membuktikan mana yang benar dan mana yang salah atau siapa yang akan selamat di
akhirat dan siapa yang tidak di antara umat-umat berbeda keyakinan. Topik utama
disertasi ini adalah mengenai apa kata ayat-ayat al-Qur' an tentang Yahudi. Benarkah,
sebagaimana diasumsikan kebanyakan Muslim, al-Qur'an mengajarkan umatnya
memusuhi dan mengutuk umat Yahudi? Ketika al-Qur' an menyebut "Yahudi" atau
"Bani Israil," siapa atau komunitas mana sebenarnya yang dimaksudkan?
Pada dasarnya bidang studi yang penulis tekuni adalah Tafsir dan 'Ulum al-
Qur 'lin, atau secara umum dapat disebut dengan studi al-Qur' an Hal ini telah
memberi ruang gerak yang luas bagi penulis untuk mengeksplorasi berbagai bidang
kajian lain dan isu-isu kontemporer yang menarik minat penulis, sebab studi alQur'an merupakan core kajian Islam dan memiliki relevansi yang kuat dengan
berbagai kajian ilmu lainnya. Peluang inilah yang penulis manfaatkan untuk
menelaah isu pluralisme agama, dengan menggunakan "tafsir al-Qur' an" sebagai
acuan dasar pemikiran dan ayat-ayat tentang Yahudi sebagai contoh kasusnya. Ak:an
tetapi perlu dicatat bahwa penulisan disertasi ini tidak dimaksud untuk "membela"
Yahudi ataupun mendukung segala kebenaran yang diajarkan dalam tradisi mereka.
Bukan pula tujuan tulisan ini untuk mengutuk Yahudi dan mempertahankan
superioritas Islam atau ajaran al-Qur' an atas ajaran agama-agama lain. Disertasi ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih tercerahkan mengenai konsep
XV
al-Qur'an tentang cara memandang "orang lain," khususnya cara pandang yang
ditunjukkan al-Qur'an itu sendiri tentang umat Yahudi; disertasi ini merupakan
upaya "memahami," bukan "menjustifikasi"- sebuah keinginan untuk "mendalami,"
tanpa pretensi dan bukan untuk berapologi.
***
Banyak pihak telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil,
sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada semuanya, meskipun tidak dapat menyebutkan nama mereka satu persatu
secara lengkap pada kesempatan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima
kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja dan
Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A. - kedua beliau sebagai Promotor - yang telah
memberikan banyak saran, kritik dan koreksi untuk perbaikan disertasi ini. Penulis
juga merasa banyak belajar dari Bapak Burhanuddin Daja, tentang kehidupan
keseharian, dari sikap beliau yang ramah dan santun serta selalu bersikap terbuka
dalam setiap kesempatan penulis bertemu dan berdiskusi. Dari lbu Alef Theria
Wasim, penulis mendapatkan banyak dukungan moril yang telah memberi penulis
kekuatan dan keberanian menghadapi berbagai tantangan intelektual dalam
menyelesaikan disertasi ini. Beliaulah yang pertama menyahuti keinginan penulis
membuat proposal disertasi tentang Yahudi dan diskusi dengan beliau pula yang
telah memberikan inspirasi bagi beberapa gagasan penting dalam proposal tersebut.
Prof. Dr. H. Machasin, M.A., Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. dan Dr. Haryatmoko,
Ph.D. dalam Ujian Tertutup telah memberikan berbagai masukan dan saran-saran
yang cukup berharga; semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka dengan
ganjaran yang lebih baik.
Adalah Prof
Dr.
H.
M.
Amin
Abdullah,
orang yang
pertama
memperkenalkan Kajian Islam dalam paradigma pemikiran filsafat dan studi agama
kontemporer kepada penulis; kuliah-kuliah dengan beliau pula yang telah
menginspirasikan metodologi dan model pemikiran yang penulis terapkan dalam
disertasi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau, secara personal,
sebagai Dosen, Penasehat Akademik (ketika PA masih diberlakukan), dan juga
secara kelembagaan, sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; juga kepada
seluruh staf dan pegawai UIN Sunan Kalijaga yang membantu beliau melancarkan
XVI
tugas-tugasnya dengan baik. Sudah Semestinya juga penulis menyampaikan terima
kasih yang sangat spesial kepada Bapak Direktur Pascasa:rjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie, Asisten Direktur, Prof. Dr. H. Iskandar
Zulkarnain beserta para Dosen dan seluruh jajaran Pimpinan dan stafnya yang telah
menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi untuk kami anak bangsa ini dengan
sangat memuaskan.
Kepada Rektor lAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad, SH.,
dan Dekan Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, Drs. H. A Hamid Sarong, SH., MH.,
yang telah memberikan izin kepada penulis (sebagai seorang pegawai pada lembaga
tersebut) untuk mengikuti kuliah pada program Pascasarjana lAIN (sekarang UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta, penulis ingin mengatakan bahwa tanpa dukungan
mereka, disertasi ini mungkin belum dapat penulis rampungkan. Secara personal,
kedua beliau adalah guru dan orang yang penulis hormati. Walaupun demikian,
dalam keseharian, mereka selalu menunjukkan sikap akrab dan penuh perhatian.
Prof. Dr. H. AI Yasa Abubakar, M.A., Dr. H. Muslim Ibrahim, M.A. dan Prof. Drs.
H. Yusny Saby, Ph.D. adalah di antara para senior di lAIN Ar-Raniry yang penulis
hormati. Mereka telah memberikan dukungan cukup besar, baik langsung maupun
tidak langsung, dalam bentuk nasehat, kritik, pertanyaan ataupun lainnya, kepada
penulis. Kepada semuanya penulis ucapkanjaziikumulliih khayr al-jazii '.
Dalam penyelesaian studi ini penulis telah menerima bantuan finansial dari
berbagai pihak, baik personal maupun lembaga; penulis menyampaikan terima kasih
kepada semuanya. Beberapa pihak bahkan telah memberikan bantuan secara khusus,
yaitu: Pemda Nanggroe Aceh Darussalam (melalui lAIN Ar-Raniry), Yayasan
Pendidikan Putera MAMA (Masyarakat Aceh-Maluku) dan Penerbit Mizan (sebagai
hadiah pemenang II Iomba proposal Disertasi). Semoga semuanya menjadi amal
kebaikan yang bermanfaat bagi negara dan bangsa.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Fulbright yang telah
mensponsori serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program
Fulbright Summer Institute 2002 yang diselenggarakan oleh UCSB (University of
California, Santa Berbara), termasuk kunjungan-kunjungan ke berbagai pusat studi
agama di Amerika Serikat. Program tersebut sangat membantu penulis memperlancar
penyelesaian disertasi yang penulis ke:rjakan. Ternan-ternan dalam program tersebut
XVII
------------------
juga telah memberikan masukan yang sangat signifikan. Prof Clark (Direktur),
Shawn dan Holly (pelaksana program) sangat membantu. Prof Enes, Dr. Ibrahim,
Muhammad Kiggundu, Michi, Steven dan Prof Chi-Rong telah banyak meluangkan
waktu untuk berdiskusi dengan penulis, baik di perpustakaan, di ruang seminar
maupun dalam perjalanan ke L.A, Atlanta, Indianapolis dan Washington, D.C. May
God bless you all.
Rekan-rekan sekelas di lAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, tak pelak lagi,
adalah yang paling berperan memperkaya berbagai gagasan penulis dalam disertasi
ini, lewat diskusi-diskusi dan pertanyaan-pertanyaan mereka yang kritis. Gus Tom
dan Pak Susiknan adalah di antara mereka yang selalu membantu dan menemani
penulis sampai hari-hari menjelangfinishing draf disertasi ini. Bang Zaki Fuad, Tgk.
Ramly dan Pak Agusni, sejak awal telah memberikan banyak dukungan lewat
persahabatannya yang hangat dan akrab. Pak Lukman, Mas Jalal, Nasihun Amin,
Sofi, Zubaidi, dan semua ternan sekelas, bagi penulis benar-benar telah menjadi
fenomena. "Aku tetap mengenang hari-hari bersama kalian dengan segala
petualangan intelektual yang cukup mengasyikkan dan segala suka duka yang cukup
mengesankan, terutama - ingat! - saat-saat kita menjenguk Pak Ramly yang sedang
dirawat di RSUP DR. SARDJITO."
Sungguh, yang amat luar biasa adalah harapan dan do'a Ayahanda (aim.) dan
lbunda yang selalu menanti kabar gembira dari anak-anaknya. Tanpa restu mereka,
tentu saja semua ini tidak akan pemah berarti bagi penulis. "Ya Tuhan, ampuni
keduanya dan curahkan kasih sayang-Mu yang tiada tara!" Demikian pula keluarga
yang penulis tinggalkan- Kiki (Zakia Izzati, isteri), Sarah dan Anis (anak-anak)selama kuliah di Yogyakarta, mereka selalu menunjukkan sikap sabar, dan tanpa
ragu memberikan kerelaan kepada penulis untuk "pergi" demi kepentingan
penyelesaian studi tersebut. Tanpa dukungan serta kerelaan mereka yang tulus, buah
dari karya bertahun-tahun ini juga tidak akan pemah terasa manis dan menjadi pahit.
"I love you all!" Kepada Kakak, Abang dan adik-adik, serta seluruh sanak keluarga:
thanks for your love, patience and care!
Pak Nasa'iy, Pak Tarmizi, Tgk. Saifuddin, Tgk. Saiful, Pak Misri, Kak Nura,
Kak Nurjannah serta Bang Edi telah memberikan dukungan yang luar biasa.
xviii
Dernikian juga ternan-ternan di Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, terutama di
Jurusan SMI dan SPH, sangat banyak rnernbantu penulis.
Kepada sernua pihak yang telah rnernberikan kontribusi, dalam bentuk apa
pun dan sekecil apa pun, bagi penyelesaian dan perbaikan disertasi ini, sekali lagi
penulis ucapkan terirna kasih banyak, walaupun segala kekurangan dan kekeliruan di
dalarnnya adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis sendiri. Akhimya, penulis
berharap disertasi ini ada rnanfaatnya.
Yogyakarta, 20 Oktober 2004
Penulis
XIX
DAFTAR
TRANSLITERASI ARAB - LATIN
-
a
t
-
'
y
-
b
t
-
gh
w
-
t
~
-
f
w
-
ts
-
q
~
-
J
~
-
k
c
c
-
Q
J
-
1
-
kh
f'
-
m
.l
-
d
u
-
n
.l
-
dh
.J
-
w
.)
-
r
A/o/"'o
-
h
.)
-
z
~
-
'
~
-
s
'-i
-
y
~
-
sy
l
-
a
u.:a
-
~
~
-
.b
~
,.
..
'-'
~Ynisbah=
..
I
4
jf
-
fi
-
~
.Jl
-
aw
-
~
t;I
-
ay
XX
•
DAFTARISI
BALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii
PENGESAHAN REKTOR ...................................................................................... iii
DEWAN PENGUJI .................................................................................................. iv
PENGESAHAN PROMOTOR ................................................................................ v
NOTA DINAS .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ xii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................. XX
DAFTAR lSI ............................................................................................................ xxi
BAB 1: PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis ............................................. 13
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 16
Survei Literatur ..................................................................................... 20
Landasan Teoretis ................................................................................. 28
Metodologi dan Pendekatan ................................................................. 30
Sistematika Penulisan ........................................................................... 36
BAB ll: HERMENEUTIKA AL-QUR' AN ........................................................... 38
A Al-Qur'an Sebagai Wahyu dan Teks .................................................... 38
B. Jalan Memahami al-Qur'an: Metodologi Tafsir ................................... 63
1. Pendekatan Naqli (tradisional-skriptural) ......................................... 69
2. Pendekatan 'Aqli (Rasional) ............................................................ 72
3. Pendekatan Linguistik dan Sastra ..................................................... 76
4. Pendekatan Hermeneutika Multikultural: Tafsir Kritis .................... 80
C. Tafsir/Ta 'wfl: Penalaran atas Wahyu .................................................. 94. •
BAB ID: YAHUDI DALAM TRADISI ISLAM .................................................. 104
A
B.
C.
D.
Yahudi Sebuah Nama yang Kompleks ............................................... 104
Yahudi di Tanah Arab: Tarik Menarik Peradaban ............................. 114
Kebencian terhadap Yahudi................................................................ 121
Bias dalam Tafsir ................................................................................ 148
XX1
BAB IV: PRESENTASI AL-QUR' AN TENTANG YAHUDI:
TEKS DAN KONTEKS ......................................................................... 152
A. Narasi Kehidupan Bangsa Yahudi ...................................................... 153
1. Dari Keturunan Kham Allah .......................................................... 154
2. Perbudakan di Mesir.. ..................................................................... 162
3. Exodus dan Pengembaraan di Sinai................................................ 175
4. Kehidupan di Kanaan ..................................................................... 188
B. Pandangan Keagamaan Umat Yahudi ................................................ 208
1. Monoteisme .................................................................................... 209
2. Perjanjian dengan Tuhan ................................................................ 218
3. Siapa Umat Pilihan? ....................................................................... 232
4. Tentang Kehidupan di Akhirat ....................................................... 246
C. Mentalitas dan Intelektualitas Umat Yahudi ...................................... 259
1. Membangkang dan Membunuh para Nabi ..................................... 260
2. Berdalih dan Berhilah ..................................................................... 271
3. Tidak Konsisten dalam Beragama .................................................. 286
4. Materialistik .................................................................................... 292
BAB V: HUBUNGAN YAHUDI-MUSLIM DALAM KONTEKS
PLURALISME AGAMA ....................................................................... 296
A. Islam dan Pluralisme Agama .............................................................. 299
B. Problem Teologi Islam ...................................................................... 310
1. Konsep Ta.Qrif ................................................................................. 311
2. Konsep al-Niisikh wa al- Mansiikh ................................................. 323
C. Kebenaran dan Salvation .................................................................... 333
D. Cita-cita Perdamaian........................................................................... 343
E. Adakah Genuine Pluralism? ............................................................... 351
BABVI:P EN U T U P ............................................................................. 357
A. Kesimpulan .......................................................................................... 357
B. Saran ..................................................................................................... 359
BmLIOGRAFI ....................................................................................................... 362
LAMPIRAN ................................................................................................................. I
CURRICULUM VITAE
XXll
Download