pengaruh penayangan iklan partai golkar di tv one terhadap

advertisement
PENGARUH PENAYANGAN IKLAN PARTAI GOLKAR
DI TV ONE TERHADAP PERILAKU MEMILIH
MASYARAKAT KELURAHAN KEBON BARU
JAKARTA SELATAN PADA PEMILU LEGISLATIF 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh :
Ricka Winatha
1111051100001
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya hasil jiplakan dari karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Maret 2015
Ricka Winatha
ABSTRAK
Ricka Winatha, 1111051100001, Pengaruh Penayangan Iklan Partai Golkar Di
TV One Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan Pada Pemilu Legislatif 2014, dibimbing oleh Noor Bekti Negoro, SE,
M.Si.
Tahun 2014 terdapat momentum pemilihan umum. Pemilu 2014 terjadi
persaingan yang sangat sengit pada pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
Dengan serentak, media massa pun ikut terjamah dalam upaya kampanyenya,
termasuk melalui iklan televisi. Salah satunya ialah partai Golkar yang sangat gencar
berkampanye melalui TV One. Jumlahnya pun tercatat oleh Komunikasi Penyiaran
Indonesia hingga 2153 spot iklan pada September 2013 – Februari 2014 dan 490 spot
iklan pada masa kampaye 16 Maret – 5 April 2014.
Dari latar belakang fenomena tersebut, timbullah pertanyaan mayor mengenai
apakah terdapat pengaruh antara penayangan iklan Golkar di TV One dengan perilaku
memilih masyarakat? Serta pertanyaan minornya yaitu, apakah variabel visibilitas,
audience salience, dan valensi secara individu berpengaruh signifikan terhadap
perilaku memilih masyarakat?
Teori yang digunakan adalah teori Agenda Setting yang menjelaskan bahwa
besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu sangat memengaruhi perhatian
khalayak. Oleh sebab itu, isu yang dianggap penting oleh media massa juga akan
dianggap penting oleh publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix research
dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai pelengkap
penelitian. Dengan begitu paradigma yang digunakan peneliti ialah paradigm
positivisme. Jenis penelitian ini akan melihat hubungan antara kedua variabel
penelitian yang biasa disebut jenis eksplanatif atau korelasi. Metode penelitian
menggunakan metode survei yang menggunakan angket atau kuisioner sebagai alat
pengumpulan data dari sampel penelitian yaitu, masyarakat Kelurahan Kebon Baru,
Jakarta Selatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan korelasi antara variable penayangan
iklan partai politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan
nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah
0,05. Dikarenakan nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai
alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penayangan iklan
partai politik Golkar dengan perilaku memilih masyarakat. Walau tidak semua
variable pada agenda media massa memengaruhi signifikan agenda publiknya. Hasil
tersebut terlihat dari uji T-test dengan nilai 𝑡𝑡1 hitung sebesar 0,975 > 0,05 maka, Ho
di terima. Sedangkan, 𝑡𝑡2 dan 𝑡𝑡3 sebesar 0,000 < 0,05 maka, Ho ditolak.
Kata kunci: pengaruh, agenda setting, iklan Golkar, perilaku memilih, TV One
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur mari kita haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan cucuran nikmatnya kepada kita semua sehingga, kita tetap konsisten
dalam menjalankan tugas dan aktifitas kita sebagai hambanya. Amin. Sholawat serta
salam tak lupa pula kita kirimkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah membuka jalan keterangan bagi umatnya.
Skripsi ini merupakan persyaratan memperoleh gelar sarjana komunikasi
(S.Kom.I), penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, di antaranya
ialah:
1.
Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2.
Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3.
Jumroni, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4.
Dr. Sunandar, M. Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5.
Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Musfirah
Nurlaily, MA, selaku Sekertaris Program Studi, dan dosen-dosen Program Studi
Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu dan
ii
pengalamannya kepada penuli. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah
diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat untuk masa yang akan
datang.
6.
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
tulus ikhlas meluangkan wkatu, tenaga, pikiran, dan dengan sabar membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu dalam urusan administarsi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
8.
Kedua orang tua Erwin Suhirman dan Wasniati, serta kakak ku tercinta
Oktavinawati yang selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, memberikan
semangat, dukungan, serta bantuan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9.
Teman dekat ku Mochammad Reza Fansuri yang selalu menemani, memberikan
doa, semangat dan bersedia membantu dalam proses pembuatan skripsi ini agar
dapat berjalan dengan lancar.
10. Kris, Qurro, Shita, Intan dan teman teman Jurnalistik 2011 lainnya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dikala
penulis sedang membutuhkan dukungan dan masukkan.
11. Kak Ami, Kak Tanti, kakak-kakak senior Jurnalistik lainnya, serta teman-teman
Fidkom 2011 yang tak kalah memberikan dukungan luar biasa sebagai
penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga RDK FM yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
iii
13. Sahabat-sahabat sejak SMA hingga saat ini, Rusnah, Frisa, Avi, Karina, dan
Milda yang selalu saling mendoakan agar tercapai cita-cita kami bersama.
14. Yuli, Ichi, Aay, Kak Ucing, dan Kak Ingga yang menjadi sahabat tinggal ku
kurang lebih 4 tahun ke belakang saat penulis jauh dari orang tua. Terima kasih
telah memberikan dukungan serta semangatnya selama ini.
15. Staff dan masyarakat di Kelurahan Kebon Baru yang telah membantu dan
bersedia menjadi responden penelitian yang penulis tuju.
16. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tentu dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
baik dari penulisan maupun dari segi isi, kami mengharapkan banyak masukan yang
sifatnya membangun guna menjamin kesempurnaannya makalah ini. Tak lupa,
penulis senantiasa memanjatkan doa untuk semua teman-teman dari Konsentrasi
Jurnalistik semoga kelak kita akan dapat dipertemukan dengan kesuksesan yang telah
kita raih, amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 17 Maret 2015
Ricka Winatha
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah......................................................7
C. Tujuan Penelitian....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian..................................................................................9
1. Manfaat Teoritis................................................................................9
2. Manfaat Praktis.................................................................................9
E. Tinjauan Pustaka...................................................................................10
F. Sistematika Penulisan............................................................................11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Iklan.......................................................................................................14
1. Pengertian Iklan...............................................................................14
2. Pengertian Iklan Politik...................................................................15
3. Macam-Macam Iklan Politik...........................................................16
B. Kampanye..............................................................................................18
1. Pengertian Kampanye......................................................................18
2. Macam – Macam Kampanye….......................................................19
C. Publisitas................................................................................................20
1. Pengertian Publisitas........................................................................20
2. Macam – Macam Publisitas.............................................................20
D. Televisi..................................................................................................22
1. Pengertian Televisi..........................................................................22
v
2. Kelebihan Televisi...........................................................................23
E. Efek Komunikasi Massa........................................................................24
F. Teori Agenda Setting.............................................................................25
G. Variabel Agenda Setting........................................................................29
1. Agenda Media..................................................................................30
2. Agenda Publik.................................................................................30
3. Agenda Kebijakan...........................................................................31
4. Isu....................................................................................................33
H. Perilaku Memilih...................................................................................34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian.................................................36
B. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................37
1. Subjek dan Objek Penelitian....................................................37
2. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................38
C. Metode Penentuan Sampel............................................................38
D. Metode Pengumpulan Data............................................................40
1. Data Primer..............................................................................41
2. Data Sekunder..........................................................................42
E. Variabel Penelitian.........................................................................42
F. Hipotesis Penelitian.......................................................................43
G. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian................43
1. Variabel Penayangan Iklan Partai Golkar................................44
2. Variabel Perilaku Memilih......................................................45
H. Uji Instrumen.................................................................................50
1. Uji Validitas.............................................................................50
2. Uji Reliabilitas Data................................................................51
I. Teknik Analisis Data.....................................................................52
1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov.......................................53
2. Uji Regresi Linear Berganda...................................................54
3. Uji Koefisien Korelasi.............................................................55
4. Uji Koefisien Determinasi.......................................................57
5. Uji F-Test.................................................................................57
6. Uji T-tes (Parsial) ...................................................................59
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian...........................................................................61
B. Profil DKI Jakarta..........................................................................61
vi
C. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan.......................................62
D. Profil Kelurahan Kebon Baru........................................................63
1. Kependudukan.........................................................................64
2. Rukun Tetangga dan Rukun Warga.........................................65
3. Bidang Keagamaan..................................................................67
4. Bidang Pendidikan...................................................................68
5. Bidang Perekonomian..............................................................69
6. Bidang Sarana dan Prasarana...................................................69
7. Bidang Kesehatan Masyarakat................................................69
8. Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup............................70
9. Bidang Keamanan....................................................................71
10. Bidang Keluarga Berencana....................................................71
11. Penanganan Masalah Sosial.....................................................72
12. Penanggulangan Bencana........................................................72
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Uji Instrumen...................................................................73
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas................................................73
1. Hasil Uji Validitas..........................................................................73
2. Uji Reliabilitas...............................................................................76
C. Hasil dan Pembahasan..........................................................................76
1. Deskripsi Data Responden Penelitian............................................76
D. Analisis Data Penelitian.......................................................................78
1. Uji Normalitas Kolmogrov – Smirnov...........................................78
2. Uji Regresi Linear Berganda..........................................................80
3. Uji – F............................................................................................82
4. Uji T-test........................................................................................83
5. Uji Koefisien Korelasi....................................................................84
6. Uji Koefisien Determinasi..............................................................85
7. Kampanye Partai Golkar................................................................86
8. Agenda Kebijakan..........................................................................87
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................94
B. Saran...................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................96
LAMPIRAN...............................................................................................................99
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 1
: Data Responden.................................................................................40
TABEL 2
: Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian....................47
TABEL 3
: Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (sebelum
validasi instrumen).............................................................................. 48
TABEL 4
: Blue Print Skala Perilaku Memilih (sebelum validasi instrumen)....48
TABEL 5
: Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (setelah
validasi instrumen)...............................................................................49
TABEL 6
: Blue Print Skala Perilaku Memilih (setelah validasi instrumen).......50
TABEL 7
: Skala Likert........................................................................................53
TABEL 8
: Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi...........................................57
TABEL 9
: Pembagian Wilayah Kabupaten atau Kota DKI Jakarta....................62
TABEL 10
: Jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Baru Berdasarkan Umur.........60
TABEL 11
: Jumlah RT dan RW Kelurahan Kebon Baru.....................................65
TABEL 12
: Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Setiap RW Kelurahan Kebon
Baru Tebet...........................................................................................66
TABEL 13
: Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama.............................................67
TABEL 14
: Sarana Tempat Ibadah Kelurahan Kebon Baru.................................67
TABEL 15
: Data Sarana Pendidikan Kelurahan Kebon Baru...............................68
TABEL 16
: Data Sarana Pendidikan Keagamaan Kelurahan Kebon Baru...........68
TABEL 17
: Data Sarana Prasarana Kesehatan Kelurahan Kebon Baru................70
TABEL 18
: Data Peserta KB Warga Kelurahan Kebon Baru...............................71
TABEL 19
: Hasil Instrumen Valid Variabel X.....................................................74
viii
TABEL 20
: Hasil Instrumen Valid Variabel Y.....................................................75
TABEL 21
: Koefisien Reliabilitas........................................................................76
TABEL 22
: Data Responden.................................................................................77
TABEL 23
: Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin....................................77
TABEL 24
: Data Responden Berdasarkan Usia....................................................78
TABEL 25
: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...........................................78
TABEL 26
: Uji Regresi Linear Sederhana............................................................80
TABEL 27
: Koefisien Regresi Linear Sederhana.................................................81
TABEL 28
: Koefisien Regresi Linear Berganda...................................................81
TABEL 29
: Hasil Uji-F.........................................................................................82
TABEL 30
: Koefisien Korelasi.............................................................................84
TABEL 31
: Koefisien Determinasi.......................................................................85
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Model Agenda Setting.......................................................................34
GAMBAR 2 : Variabel Penelitian............................................................................42
GAMBAR 3 : Skema Regresi Linear Berganda Penelitian......................................49
GAMBAR 4 : Grafik Uji Normalitas Penelitian.......................................................79
GAMBAR 5 : Normal P-Plot of Regression Standardized Residual........................79
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan sarana komunikasi yang diperuntukkan kepada
masayarakat luas. Media massa terbagi menjadi tiga jenis, media cetak, media
elektronik dan media online. Media massa ini bertugas untuk mengirimkan pesan ke
khalayak tersebut, baik melalui koran, televisi, radio dan internet. Seiring dengan
perkembangan zaman, media massa tidak hanya digunakan untuk memberikan
informasi, pesan dan hiburan semata tetapi beralih fungsi menjadi wadah periklanan
agar dapat memengaruhi khalayak, salah satunya melalui penayangan iklan-iklan di
televisi. Iklan televisi merupakan subkajian sosiologi komunikasi massa yang
kemudian bersentuhan dengan studi komunikasi bisnis dan budaya populer. 1 Budaya
yang dimaksudkan di sini ialah produk kebudayaan masyarakat industri yang ditandai
oleh produksi dan konsumsi orang banyak. Hubungan antara konsumen dan produsen
ini ialah sebatas
hubungan komersial semata. Tidak ada tujuan lain selain
memanipulasi kesadaran, selera, serta perilaku konsumen tersebut.
Iklan-iklan terpampang di televisi agar masyarakat memilih produk yang
ditawarkannya. Persaingan yang semakin sengit ini membuat pengiklan semakin
gencar untuk memproduksi iklan produknya secara besar-besar. Itulah sebabnya
intensitas periklanan di media massa televisi begitu sangat tinggi. Iklan partai politik
1
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008). h. 1.
1
2
pun ikut merambah, menguasai ruang publik. Seperti yang dijabarkan oleh Anwar
Arifin bahwa media massa memiliki sejumlah fungsi sosial yang berkaitan dengan
politik, yaitu: 2 (1) fungsi informasi; (2) fungsi mendidik; (3) fungsi hiburan; (4)
fungsi menghubungkan; (5) fungsi kontrol sosial; (6) fungsi membentuk pendapat
umum. Inilah bukti kongkrit bahwa media massa, terutama televisi, mendorong
propaganda, kampanye, dan public relations politik agar semakin berkembang lagi.
Tahun 2014 lalu disebut sebagai tahun pestanya demokrasi, di mana akan banyak
sekali wakil dari partai-partai politik yang akan menampilkan sosoknya masingmasing baik melalui spanduk, bendera, koran, radio, hingga televisi. Semua media
secara serentak akan dijamah oleh partai dan calon-calon dari partai politik dalam
upaya mengenalkan partai serta pribadinya melalui penguasaan media melalui iklan
tersebut. Pada titik inilah televisi dapat dinyatakan sebagai alat kampanye.
Media dalam peran periklanan merupakan sebuah kekuasaan untuk membawa
pesan politik dalam membentuk opini publik. Kemampuan untuk membentuk opini
publik ini yang menjadikan media massa memiliki kekuasaan politik. Oleh sebab itu,
pastilah televisi dipilih sebagai medium yang paling utama untuk mengiklankan
kampanye partai politik secara besar-besaran. Hal ini dipercayai karena televisi
merupakan media terampuh dan tercepat dalam menyampaikan sehingga terciptanya
pengaruh isi pesan media tersebut terhadap masyarakat. Konsep tersebut seperti yang
ada pada teori model peluru Harold D. Laswell yang menganggap bahwa pengaruh
2
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 160.
3
media langsung menembak pemirsa, yang juga memiliki kesamaan dengan teori
agenda setting oleh McCombs dan Donald Shaw.
Televisi juga dapat dikatakkan sebagai salah satu media massa yang berpengaruh
besar dalam meningkatkan elektabilitas partai, seorang calon legislatif ataupun calon
Presiden. Maka dapat dikatakkan bahwa televisi juga sebagai alat pencitraan. Dengan
media televisi, para calon dari partai politik dapat mengumbar-umbar visi serta
misinya dalam waktu yang terus menerus hingga dapat melekat pada pikiran
khalayak. Karena media massa selalu dipandang memiliki pengaruh yang kuat
terutama dalam membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. 3
Walaupun penggunaan media dalam proses komunikasi politik tersebut tidak
secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi cara
manusia mengorganisasikan citra politik. 4 Kenyataan tersebut menujukkan bahwa
media massa dapat membentuk citra politik partai atau individu menjadi mengarah
kepada yang dikehendakinya. Dan hal itulah yang akan memengaruhi cara manusia
berpendapat dan berperilaku, karena media massa merupakan cerminan masyarakat.
Kampanye pada Undang-Undang Pemilu Legislatif Pasal 82 dinyatakan dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka,
penyebaran bahan kampanye pemilu kepada masyarakat umum, pemasangan alat
peraga di tempat umum, iklan media massa cetak dan media massa elektronik, rapat
umum, dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye pemilu dan
3
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 159.
4
Anwar Arifin, Ibid.
4
ketentuan peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, penelitian ini merujuk kepada
kampanye pada media massa elektronik yaitu, televisi.
Dan pada Pasal 83 menyatakan, kampanye pemilu legislatif dimulai tiga hari
setelah partai ditetapkan secara resmi sebagai peserta pemilu dan berakhir saat
dimulainya masa tenang. Artinya, sejak 11 Januari 2013 – 5 April 2014, kurang lebih
selama 15 bulan kandidat dan partai dapat memulai kampanyenya. Rentang masa
kampanye Pemilu 2014 ini lebih lama dibandingkan Pemilu 2009 yang hanya
berjalan 9 bulan (5 Juli 2008 – 5 April 2009).5 Akan tetapi, untuk kampanye melalui
media massa memiliki ketentuan waktu yang berbeda.
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 yang terletak pada pasal 83 kampanye
melalui media massa elektronik salah satunya televisi, hanya berjangka 21 hari yang
berakhir sebelum dimulainya masa tenang, serta pada pasal 97 dengan batas durasi 30
detik dan maksimal 10 spot iklan setiap harinya. Akan tetapi, pada kampanye pemilu
tahun 2014 lalu, hampir pada setiap televisi selalu menampilkan iklan partai politik,
termasuk TV One. Bahkan bukan hanya sekali atau dua kali saja iklan partai politik
ditayangkan di TV One, akan tetapi telah dilaksanakan sejak September 2013 dengan
jumlah yang juga lebih dari 10 spot per harinya. Nyatanya, waktu tersebut bukan
ditetapkan sebagai waktu berkampanye pada media massa dalam perundangundangan.
Inilah yang kemudian menjadi inspirasi penulis untuk meneliti lebih jauh
mengenai pengaruh iklan partai Golkar di TV One terhadap perilaku memilih
5
Komisi Pemilihan Umum, di akses pada 4 April 2015 dari http:// kpu.go.id.
5
masyarakat. Karena dalam proses komunikasi politik, peranan media menjadi penting
karena tidak hanya dalam konteks pendistribusian pesan umumnya saja, tetapi jauh
lebih penting dari itu yaitu, mengenai nilai berita yang akan diterima berkolerasi
positif atau tidakkah terhadap khalayak dari penayangan iklan. Jika iklan sudah
dilakukan secara besar-besaran dengan beragam variasinya apakah pesan dapat
diterima secara baik agar tercapainya maksud dan tujuan pengiklan. Ataukah isu yang
dianggap penting oleh TV One dalam mengiklankan Golkar belum dianggap penting
oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh
penayangan iklan partai politik di TV One terhadap perilaku pemilih. Partai politik
yang penulis tujukan ialah partai politik Golongan Karya (Golkar) yang pada pemilu
legislatif 2014 lalu hanya dapat merebut perhatian masyarakat sekitar 14,75% dengan
menempati peringkat kedua sebagai pemenang, setelah PDIP dari hasil yang
ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Sejak September 2013 – Februari 2014 sebelum masa kampanye di media massa
televisi dimulai pun, Golkar telah menampilkan iklannya dan kemudian tercatat
sebagai iklan partai terbanyak yang berkampanye pada rentan waktu tersebut.
Kemudian berada diposisi ketiga dalam jumlah spot iklan terbanyak pada masa
kampanye di media massa sejak 16 Maret – 5 April 2014 yang berjumlah 1018 spot
iklan. Golkar juga menempati berita partai terbanyak yang ditayangkan di televisi
dengan jumlah 490 berita secara keseluruhan. Pada masa tenang di mana sudah tidak
6
diperbolehkan untuk berkampanye, Golkar juga paling terbanyak menayangkan
iklannya yang berjudul “Kita Semua Bersaudara” sebanyak 217 spot iklan.
Penulis juga memfokuskan iklan Golkar yang ditayangkan di TV One tersebut,
dikarenakan TV One paling banyak menampilkan iklan partai politik Golkar selama
September 2013 – Februari 2014 di mana bukan merupakan waktu kampanye di
media massa elektronik. TV One juga merupakan televisi yang terbanyak
menayangkan iklan politik dibanding televisi swasta lainnya dengan total 2303 iklan
partai yang ditayangkan. TV One juga merupakan televisi swasta yang paling banyak
melanggar karena berlebihnya penayangan jumlah iklan partai politik selama 16
Maret – 5 April 2014 dengan 26 pelanggaran. 6
Walau penayangan iklan Golkar variasi dan jumlahnya banyak di TV One, tetapi
hal ini justru berbanding terbalik dengan hasil yang dicapai secara keseluruhan pada
pemilu legislatif 2014. Golkar tidak dapat menduduki peringkat pertama pada hasil
pileg tersebut, dan hanya menempati di posisi kedua setelah Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), di mana penayangan iklan yang dilakukan PDIP sangat
jauh berada di bawah jumlah iklan Golkar. Hubungan antara jumlah iklan Golkar
yang ditayangankan TV One ini juga tak lain karena adanya satu kepemilikan yakni,
Abu Rizal Bakrie yang selaku Ketua Umum Partai Golkar juga sebagai pemilik dari
TV One.
Dengan berlandaskan permasalahan di atas, penulis ingin mencari tahu
bagaimana agenda publik pada pilihan masyarakat dalam pemilu legislatif 2014.
6
Data Pribadi Milik Komisi Penyiaran Indonesia.
7
Apakah teori yang dipaparan McCombs dan Shaw di mana melihat bahwa apa yang
dianggap penting oleh media juga dianggap penting oleh publik berlaku dalam
penelitian yang ingin peneliti lakukan. Maka, penulis akan menyusunnya ke dalam
sebuah penelitian skripsi berjudul: PENGARUH PENAYANGAN IKLAN PARTAI
GOLKAR DI TV ONE TERHADAP PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT
KELURAHAN
KEBON
BARU
JAKARTA
SELATAN
PADA
PEMILU
LEGISLATIF 2014.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah:
1. Apakah terdapat pengaruh dari penayangan iklan partai Golkar
dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada
Pemilu Legislatif 2014?
2. Apakah variabel visibilitas, audience salience, dan valensi secara individu
(parsial) berpengaruh signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu Legislatif 2014ilih?
Dalam memudahkan penelitian yang akan dilakukan, penulis juga membatasi
permasalahan pada efek dari media massa televisi dalam pemberitaan iklan partai
politik tersebut. Pembatasan ini dilakukan dengan mengkhususkan pada penayangan
iklan Golkar di TV One serta bagaimana agenda publik yang berkembang di
masyarakat. Hingga pada akhirnya, apakah masyarakat akan memilih partai tersebut.
Penulis juga membatasi permasalahan penelitian dari iklan partai politik Golkar
8
(Golongan Karya) yang ditayangkan di TV One terhadap responden masyarakatnya
yaitu, warga RT 07 dan RT 09 RW 06, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena dalam Pemilu Legislatif 2014
lalu, masyarakat di RT 09 dominan memilih partai Golkar sehingga di wilayah
tersebut Golkarlah yang dinyatakkan sebagai pemenang. Sedangkan untuk wilayah
RT 07 tidak memenangkan Golkar sebagai pilihan di wilayah mereka. Kedua sampel
ini penulis tuju sebagai bahan perbandingan agar terlihat secara objektif apakah
terdapat pengaruh dari penyangan iklan Golkar di TV One terhadap perilaku memilih
masyarakat yang pernah melihat iklan tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Dengan dilatar belakangi masalah penelitian dan rumusan masalah yang telah
penulis paparkan, maka tujuan penelitian ini ialah:
1. Peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruh dari penayangan iklan partai
Golkar dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan pada Pemilu Legislatif 2014.
2. Peneliti ingin mengetahui apakah variabel visibilitas, audience salience, dan
valensi secara individu (parsial) berpengaruh signifikan terhadap perilaku
memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu
Legislatif 2014.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Maka dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat semakin memperkaya ilmu di
bidang komunikasi khususnya. Bukan hanya dapat mengetahui secara umum, tetapi
peneliti juga dilatih menjadi lebih peka dalam keadaan dan perkembangan yang ada
di media massa televisi pada saat ini. Karena penelitian ini berupaya menemukan efek
dari iklan di televisi yang pada biasanya ditujukan sebagai alat persuasif khalayak.
Dan apakah efek televisi tersebut sesuai dengan maksud dan tujuannya tersebut,
dalam penelitian ini ditekankan pada perilaku memilih masyarakat. Sehingga, hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pengembangan
keilmuan komunikasi bagi para akademisi ilmu komunikasi dan para pekerja media
khususnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para praktisi atau
pekerja media sebagai penambah sumber informasi, bahan bacaan serta masukan
yang berarti, dalam membahas bagaimana pengaruh penayangan di suatu media
terhadap masyarakat. Dan dapat dijadikan sebagai perbandingan dan pengembangan
bagi media massa dalam mengiklankan partai politik terhadap masyarakat di
kedepannya nanti. Sehingga maksud dan tujuan dari iklan tersebut dapat mudah
tersampaikan kepada masyarakat.
10
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan peninjauan
kepustakaan secara langsung terlebih dahulu dalam upaya menemukan studi
penelitian sebelumnya yang mempunyai kaitan judul atau subjek dan objek penelitian
serupa yang akan peneliti teliti terkait penayangan dan pengaruh pada perilaku
masyarakat. Tinjauan pustaka ini dimaksudkan agar dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian dari skripsi-skripsi
terdahulu.
Setelah penulis melakukan tinjauan kepustakaan pada Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta penulis menemukan judul yang serupa. Namun untuk
membedakan penelitian yang penulis teliti terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
Skripsi pertama ditulis oleh Dwita Yuswandari mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul skripsi
“Pengaruh Intensitas Menonton Iklan Partai Keadilan Sejahtera di Televisi Terhadap
Efek Kognitif Pemilih Pemula di SMA Bina Dharma Ciracas Jakarta Timur”. Skripsi
ini membahas tentang bagaimana intensitas menonton iklan partai politik PKS (Partai
Keadilan Sejahtera) terhadap efek kognitif siswa-siswi di SMA Bina Dharma sebagai
pemilih pemula. Persamaan dengan skripsi ini terletak pada media massa yang akan
diteliti yang berasal dari televisi. Sedangkan variable bebasnya berbeda, di mana pada
penelitian ini ialah penayangan iklan dan dalam penelitian Dwita ialah intensitas
menontonnya. Namun variable terikatnya sama-sama ingin melihat bagaimana
agenda publik yang dihasilkan dari iklan tersebut. Objek penelitian untuk iklan partai
11
maupun masyarakatnya pun berbeda, penelitian Dwita meneliti iklan PKS dengan
objek pemilih siswa SMAN Bina Dharma Ciracas Jakarta Timur.
Skripsi kedua ditulis oleh Fajaruddien Zakiany mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Kesejahteraan Sosial dengan judul skripsi “Pengaruh
Konformitas Teman Sebaya (PEERS) terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi”. Skripsi ini membahas tentang
bagaimana pengaruh teman sebaya dalan perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
agar ia sesuai dengan orang lain yang memiliki kesamaan usia dan kedewasaan.
Kesamaan dalam penelitian ini ialah sama-sama ingin melihat efek berbentuk
perilaku dari objek yang diteliti. Namun, jika dalam penelitian ini melihat perilaku
merokok, dalam penelitian yang akan peneliti adakan ialah melihat kecenderungan
perilaku memilih yang sangat berbeda konteksnya. Perbedaan lainnya terlihat dari
objek penelitian yang dituju, jika penelitian ini mengambil sampel mahasiswi
FIDKOM, peneliti justru mengambil sampel masyarakat umum di kelurahan Kebon
Baru.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan susunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan
yang akan dibagi menjadi lima bagian bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:
12
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini berisi enam sub bab di antaranya ialah: latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORITIS
Dalam bab ini akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan isi
skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian
skripsi, yaitu: teori tentang iklan politik, teori tentang agenda setting, dan teori
tentang perilaku memilih.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini terdapat sembilan sub bab yang menjelaskan mengenai metodemetode yang berkenaan dengan skripsi ini, yaitu: pendeatan dan desain penelitian,
ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data,
variable penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan indicator variable
penelitian, uji instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang wilayah Kelurahan
Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan sebagai wilayah penelitian yang akan
penulis teliti.
13
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil temuan
dari penelitian yang telah didapatkan yang juga disertakan dengan analisis data
berdasarkan statistika dan kesimpulan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini akan diuraikan penulis mengenai kesimpulan dan saran atas penelitian
yang telah penulis lakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Iklan
1. Pengertian Iklan
Dalam buku Bovee (1995: 14) yang berjudul Advertising Excellence
mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi, di mana terdapat:
pertama, orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan; kedua, media
sebagai medium; dan ketiga, adalah audiens. 7 Iklan dalam pengertian (Raymond
Williams, 1993: 320) merupakan sebuah dunia magic yang dapat menyulap
dengan seketika sebuah komoditas tertentu ke dalam hal yang penuh dengan
pengaruh mengikat hingga dapat menarik bagi yang melihatnya.
Iklan juga dikatakkan sebagai sebuah sistem yang dihasilkan dari imajinasi ke
dalam bentuk dunia nyata yakni melalui media massa. Iklan tersebut berupa
muatan ide seseorang ataupun kelompok yang memberikan citra kepada sebuah
produk yang akan diiklankan. Ide-ide tersebutlah yang dikomunikasikan kepada
audiens agar dapat diterima dan mendapat respon dari auidens.
Proses penuangan ide ke dalam pesan disebut sebagai proses encoding berupa
bahasa iklan yang meyakinkan seseorang. Kemudian media mengkonstruksi
pesan tersebut menjadi bahasa media. Pada tahap ini terjadi decoding karena
audiens menangkap bahasa media itu dan membentuk pengetahuan-pengetahuan
7
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, Jilid
1, h. 108.
14
15
atau realitas, dan pengetahuan itu bisa mendorongnya merespon balik kepada
iklan tersebut. 8
Bentuk respon dari audiens tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu,
merespon materi iklan berbentuk reaksi terhadap iklan tersebut dan merespon
pesan media dengan membeli atau tidak membeli produk tersebut. Proses
tersebut akan terjadi secara berulang-ulang selama iklan tersebut masih disiarkan
di televisi.
1. Pengertian Iklan Politik
Dalam berkampanye, iklan politik merupakan senjata atau alat utama bagi
para kandidat maupun partai. Menurut Linda Lee Kiad, iklan politik dalam
proses komunikasi dinyatakan sebagai sumber partai politik maupun kandidatnya
dalam mengambil kesempatan untuk mengekspose diri melalui media massa dari
pesan-pesan politik untuk memengaruhi sikap, kepercayaan, dan tingkah laku
politik khalayak.
Gagasan iklan politik sebenarnya sama dengan iklan konsumen yang
bertujuan untuk memengaruhi khalayak. Hanya saja berbeda pada produk yang
dijual dan tujuan akhir dari iklan tersebut. Iklan politik tidak menjual barang,
namun menjual program partai, dan tidak mengarahkan pemirsa kepada perilaku
membeli, namun mengarahkan perilaku pemirsa kepada sikap menerima sebuah
partai dan memilihnya di saat pemilihan umum. 9
8
Burhan Bungin, Ibid, h. 109.
Burhan Bungin, Ibid , h. 113.
9
16
Dalam (Kinsey, 1999: 118), penelitian mengenai iklan politik di televisi
menujukkan bahwa iklan politik memengaruhi bagaimana calon pemilih itu
mengenal kandidat, membantu mereka mengidentifikasikan prioritas, dan
memengaruhi standar penilaian mereka dan pemaknaan kesalahan. Berdasarkan
survey dan data penelitian dar 1972 hingga 1992, West (1993) disimpulkan
bahwa iklan politik seorang kandidat menimbulkan dampak penting atas
penilaian mengenai rasa suka terhadap kandidat dan informasi mengenai isu dan
sifat kandidat. 10
2. Macam – Macam Iklan Politik
Iklan tidak hanya menyampaikan gambar dan suara saja, melainkan juga
membawa isi atau pesan yang ingin ditunjukkan kepada masyarakat. Dengan
tujuan agar masyarakat mengetahui apa yang dimaksudkan melalui pesan tersebut
sehingga akhirnya, masyarakat tertarik dan mulai mengikuti apa yang diinginkan
pesan itu. Unsur terpenting dari iklan politik di TV ialah slogan, jargon politik,
logo politik, dan pesannya. Terdapat tujuh kategori iklan politik menurut Devlin
(Brian McNair, 1999) yang memiliki nilai jualnya masing-masing, yaitu: 11
a. Tipe iklan primitif yaitu, tipe yang biasanya artifisial, kaku, dan tampak
dibuat-buat dengan mengkonstruksikan kualitas kandidat.
10
Deddy Mulyana, Komunikasi Politik, Politik Komunikasi: Membedah Visi dan Gaya
komunikasi Praktisi Politik, (Bandung: Rosdakarya, 2013), Cet. Ke-1, h. 81.
11
Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya
Komunikasi Masyarakat Kontemporer, (Bandung: Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-1, h. 97.
17
b. Tipe iklan talking heads yang dirancang untuk menyoroti isu dan
menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani isu tersebut
dalam melakukan pekerjaannya nanti.
c. Tipe iklan negatif, yang menyerang kebijakan kandidat atau partai
lawannya.
d. Tipe iklan konsep yaitu, iklan yang dirancang untuk menggambarkan ideide besar dan penting mengenai kandidat, serta kebijakan-kebijakan partai
yang telah dilakukan para kadernya.
e. Tipe cinema-verite, merupakan teknik yang menggunakan situasi informal
dan alami, misalnya dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara
akrab dan spontan dengan rakyat kecil, atau satu sisi kehidupan pribadi
atau keluarganya, atau dunia pekerjannnya. Meskipun bertujuan
memberikan kesan spontanitas dan informal, iklan semacam ini biasanya
tetap berdasarkan naskah dan latihan.
f. Tipe iklan kesaksian (testimonial) yaitu, iklan dengan orang lain yang
memberikan kesaksian tentang kandidat baik dari orang biasa maupun dari
tokoh terkemuka yang dikagumi seperti, tokoh politik, ilmuwan,
olahragawan, ataupun artis.
g. Tipe iklan formatreporter netral yaitu, tipe yang mendeskripsikan calon
kandidat atau bahkan calon kandidat lawan politiknya secara jelas dan
memberikan kesempatan kepada khalayak untuk memberikan penilaian.
Tayangan tersebut tentu saja tidak netral, namun mengandung kesan
seperti itu karena disampaikan secara naratif.
18
B. Kampanye
1.
Pengertian Kampanye
Dalam kegiatan politik, calon kandidat maupun partai politik berhak untuk
melakukan kampanye baik secara langsung maupun melalui perantara media
dengan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan, dalam hal pemilu
legislatif ini ialah Undang-Undang No. 8 Tahun 2012. Terdapat empat saluran
yang biasanya digunakan sebagai saluran kampanye, yaitu: 12
a. Saluran face-to-face informal. Pada saluran ini menggunakan pendekatan
intimacy, dimana pada proses kampanye biasanya banyak menggunakan
konteks komunikasi interpersonal.
b. Saluran struktur sosial tradisional. Saluran ini biasanya dengan
menggunakan status social figure yang ada di masyarakat.
c. Saluran input. Saluran ini merupakan saluran yang memanfaatkan
berbagai pihak yang biasanya memberikan masukan (input) politik.
d. Saluran media massa. Saluran ini merupakan saluran yang memiliki
peran signifikan dengan menggunakan medium media massa cetak,
elektronik, online, hingga media sosial.
Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
12
Gun Gun Heryanto, Ibid, h. 45
19
tertentu. 13 Sedangkan Michael Pfau dan Roxanne Parrot mendefinisikan
kampanye sebagai proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan
berkelanjutan dan dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan
mempengaruhi khalayak yang telah ditetapkan.
Biasanya kampanye pemilu itu dilakukan oleh pelaksana kampanye, petugas
kampanye, dan peserta kampanye. Di mana biasanya pelaksana kampanye
berasal dari pengurus partai ataupun calon kandidat. Sedangkan untuk petugas
kampanye seperti tim sukses atau tim pendukung partai, yang kemudian diikuti
peserta kampanye dari masyarakat umum sebagai pemilihnya.
2.
Macam – Macam Kampanye
Dengan tujuan semata-mata untuk memengaruhi khalayak, kampanye juga
terbagi menjadi beberapa jenis. Menurut Charles U. Larson (1992) kampanye
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 14
a. Product-oriented campaigns yaitu, kampanye yang berorientasi pada
produk yang umumnya terjadi di lingkungan bisnis dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan financial.
b. Candidat-oriented campaigns atau yang sering disebut dengan political
campaigns yaitu, kampanye yang berorientasi pada kandidat umum yang
dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik.
13
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h. 21.
14
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 34.
20
c. Ideollogically campaigns yaitu, jenis kampanye yang berorientasi pada
tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi pada
perubahan sosial. Kampanye jenis ini sering juga disebut sebagai social
change campaigns, contohnya seperti kampanye anti narkoba yang
dilakukan oleh pemerintah.
C. Publisitas
1.
Pengertian Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang,
organisasi, atau perusahaan di media massa. Publisitas merupakan sesuatu yang
dianggap penting dalam PR perpolitikan. Menurut Lawrance dan Dennis L.
Wilcox, publisitas ialah sebuah informasi yang tidak perlu membayar ruangruang pemberitaan atau penyiarannya, namun di saat yang sama tidak dapat
dikontrol oleh indivitu atau perusahaan yang memberikan informasi, sebagai
akibatnya informasi dapat mengakibatkan terbentuknya citra dan memengaruhi
orang banyak dan dapat berakibat aksi, di mana aksi ini dapat menguntungkan
ataupun merugikan saat informasi dipublikasikan. 15
Sedangkan menurut Lesly, publisitas adalah penyebaran pesan yang
direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk
kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu
pada media tersebut. 16 Dengan kata lain, publisitas merupakan upaya seseorang
15
16
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Ibid, h. 90.
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Ibid, h. 131.
21
agar kegiatannya ataupun kelompoknya diberitakan melalui media massa secara
cuma-cuma.
2.
Macam – Macam Publisitas
Pada dasarnya, publisitas bertujuan untuk meningkatkan popularitas suatu
partai ataupun kandidatnya di khalayak luas. Publisitas pada praktiknya memiliki
bentuk dalam penyelenggaraannya yang berbeda-beda. Macam-macam publisitas
ini ialah: 17
a. Pure publicity yaitu, publisitas yang biasanya memanfaatkan ordinary
news (kejadian biasa). Karena sebenarnyaa kejadian sehari-hari kita
sangatlah kuat dengan publisitasnya. Contohnya ialah sepanjang terotoar
jalan banyak terpasang bendera atau spanduk parti.
b. Paid publicity yaitu, publisitas yang menggunakan cara membeli rubrik,
kolom, ataupun air time pada suatu media. Akan tetapi, publisitas ini
berbeda dengan iklan. Publisitas jenis ini penyelenggaraannya lebih
elegan dengan masuk di talkshow, editorial, dokumenter, atau rubrik
lainnya yang terkesan tidak dibentuk dan direncanakan.
c. Free ride publicity artinya, publisitas yang biasanya memanfaatkan
keberadaan pihak lain dengan menggunakan situasi pihak ketiga maka
akan mendapatkan keuntungan. Mislanya dengan cara men-sticker
kopaja-kopaja dengan partai atau kandidatnya agar terlihat oleh orang
banyak.
17
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Op. Cit, h. 93.
22
d. Tie-in publicity yaitu, publisitas dengan memanfaatkan extra ordinary
news (kejadian luar biasa). Biasanya partai-partai menghadiri momentum
tertentu di saat banyak para jurnalis berdatangan, guna mempersuasi
khalayak. Misalnya dengan melakukan bakti sosial ketika ada kejadian
banjir di suatu wilayah.
Dengan macam-macam tersebut dapat disimpulkan bahwa publisitas adalah
teknik penyiaran berita tentang peristiwa yang diatur atau diciptakan terlebih
dahulu untuk kepentingan seseorang, suatu lembaga.
D. Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar alam dan gambar
hidup suara melalui kabel atau ruang. 18 Televisi merupakan salah satu hal yang
membentuk cara berpikir atau pandangan masyarakat terhadap dunia.
Karakteristik televisi menurut Darwanto Sastro Subroto adalah dapat merekam
dan menyiarkan peristiwa atau kejadian aktual yang sedang terjadi bersamaan
waktunya dengan saat menonton. Televisi juga mampu menghadirkan sesuatu
yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya.
John Corner (1995) membuat tiga poin penting tentang televisi di mana ia
membicarakan tentang masuknya politik ke dalam area publik pertelevisian
ketika televisi mengacu pada medium sebagai, suatu ranah manajemen
pengetahuan yang lengkap, misalnya bagaimana suatu partai politik mendapatkan
18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003), h. 50.
23
citra baik dari khalayak. Kedua, Sesuatu yang mempresentasikan dunia nyata
melalui bentuk terpaan audio visual. Ketiga, sesuatu di mana ilmu politik
didominasi oleh personalisasi strategis. Maksudnya televisi mencocokan layanan
atau konten iklan politik selera mereka dengan khalyak.
Tiga wilayah manajemen informasi tersebut, realitas dan personalisasinya
sangat penting dalam mengdefinisikan hakikat televisi, bagaimana televisi
menghadirkan materi-materinya kepada kita, dan bagaimana institusi televisi
bekerja untuk membentuk materi tersebut. 19
2. Kelebihan Televisi
Lewis mengungkapkan bahwa media televisi menawarkan fleksibelitas
dengan merancang suatu informasi baik berupa audio dan visual secara
bersamaan. Televisi sering juga disebut sebagai “jendela dunia besar” karena
realitas soasial yang ditayangkan di televisi dapat memengaruhi dan mengubah
persepsi khalayak. Tak heran jika televisi disebut-sebut menjadi media yang
sangat berpengaruh. Selain itu, menurut M. Wayne Delozier, terdapat kelebihan
media televisi yang digunakan sebagai media penyampaian pesan iklan, yaitu: 20
a. Efesiensi biaya karena khalayak pengguna televisi dapat dijangkau secara
luas dalam satu kali tayangan.
b. Televisi dapat menciptakan rangsangan ketertarikan emosional penonton.
19
Graeme Burton, Membincangkan Televisi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 4.
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Media Televisi: Sebuah Analisis Isi Pesan Media
Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 33.
20
24
c. Televisi memiliki pengaruh kuat untuk memengaruhi khalayak karena,
masyarakat kebanyakan sebagai calon pembeli lebih memercayai televisi
sebagai media rujukannya.
E. Efek Komunikasi Massa
Media massa selalu dipandang memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam
membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. Efek yang dihasilkan dari media
massa tidak hanya berkaitan dengan efek dari pesan dan medianya saja. Menurut
Steven M. Chaffee (dalam Wilhoit dan Harold de Bock, 1980: 78), terdapat tiga
pendekatan yang dihasilkan sebagai efek dari adanya media massa yaitu:
Pendekatan pertama ialah efek yang terjadi hanya selama pada saat pesan dan
media itu berlangsung. Pendekatan kedua, melihat jenis perubahan yang terjadi pada
diri khalayak komunikasi massa berupa, perubahan perasaan atau sikap, perubahan
perilaku, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga, meninjau
satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa dari individu, kelompok,
organisasi, hingga suatu bangsa. 21
Sedangkan David K. Berlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ke dalam
tiga kategori yaitu, perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata.
Perubahan perilaku biasanya didahuli oleh perubahan sikap dan perubahan sikap
biasanya didahului oleh pengetahuan. Efek tersebut nantinya akan diketahui melalui
21
218.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2008), Cet. Ke- 26, h.
25
tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. Dan umpan balik
tersebutlah yang digunakan untuk mengetahui efeknya.
Namun secara umum, efek biasa dijabarkan oleh para ahli ke dalam tiga
klasifikasi yakni, kognitif, afektif, dan behavioral. Efek kognitif terjadi bila terdapat
perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak dan berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul
bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek
ini berhubungan dengan emosi, sikap, dan nilai. Dan efek behavioral merujuk pada
perilaku nyata yang dapat diamati meliputi, pola-pola tindakan, kebiasaan perilaku,
dan sebagainya. 22
F. Teori Agenda Setting
Teori agenda setting dikembangkan oleh McCombs dan Donald Shaw sekitar
tahun 1968, yang pada mulanya diciptakan untuk menggambarkan fenomena yang
telah lama diketahui dan diteliti dalam konteks kampanye pemilu. Teori ini
menjelaskan bahwa besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu sangat
memengaruhi perhatian khalayak. Isu yang dianggap penting oleh media massa, juga
akan dianggap penting oleh khalayak. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa media
massa menentukan apa yang dipikirkan dan didiskusikan oleh khalayaknya. 23
Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika media massa telah memberikan
perhatian pada suatu isu dan mengabaikan isu lainnya, maka hal itu akan memiliki
22
Jalaludin Rakhmat, Ibid, h. 219.
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi
Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 164.
23
dan
26
pengaruh bagi pendapat umum. Karena penonton juga akan menerima isu tersebut
secara suka rela terhadap porsi yang telah disuguhkan oleh media. Dalam hal ini,
McCombs dan Shaw tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya
memengaruhi publik tetapi, publik melihat kepada para professional yang bekerja
pada media massa untuk meminta petunjuk kepada media ke mana publik harus
memfokuskan perhatiannya. 24
Menurut Lippmann, media itu bertanggung jawab membentuk persepsi publik
terhadap dunia. Gagasan tersebutlah yang dikembangan oleh McCombs dan Shaw
tersebut. Agenda setting dapat terjadi karena media massa sebagai penjaga gawang
informasi (gatekeeper) harus selektif dalam menyampaikan berita ataupun informasi.
Menurut Pamela J. Shoemaker dalam Littlejohn dan Foss, apa yang diketahui publik
mengenai suatu kejadian yang ada sebagaian besar ditentukan oleh proses
penyaringan dan pemilihan berita yang dilakukan media massa.
Agenda Setting terbagi ke dalam dua level tingkatan yaitu, upaya dalam
membangun isu umum yang dinilai penting dan menentukan bagian-bagian atau
aspek dari isu umum tersebut yang dinilai penting (melakukan framing). Dalam
hubungan keterpengaruhan inilah yang disebut dengan agenda setting, di mana
agenda media dapat membentuk dan memengaruhi agenda yang ada dipublik.
Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori peluru yang
menganggap bahwa media mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalyak.
Hanya saja, teori agenda setting memusatkan perhatiannya kepada efek kognitif
24
Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana, 2013), cet. Ke-1,
Jilid I, h. 495.
27
khalayak yakni, kesadaran dan pengetahuan. Kajian riset ini lebih banyak dipusatkan
kepada ideologi dan politik dari media massa tersebut dalam mengaplikasikannya
dalam bentuk praktiknya (StraubhaarLaRose, 2004: 43). Di mana setiap media massa
pastilah memiliki agenda politik yang berbeda dengan yang lainnya. Hal itulah yang
dapat menimbulkan persaingan atau kerja sama dalam merekayasa opini, citra, dan
membentuk opini publik.
Oleh karena itu, suatu peristiwa politik akan dikonstruksi oleh masing-masing
media massa, sesuai dengan agenda politiknya, sehingga realitas politik yang
dikonstruksikan oleh setiap media massa, dengan sendirinya bukan realitas yang
sebenarnya melainkan hanya merupakan realitas bentukan atau rekayasa. 25 Kekuatan
media massa dalam mengkonstruksi atau mendekonstruksi realitas politik ini
terutama terletak pada pemberitaan pers dan penyiaran di radio maupun televisi, baik
berupa berita maupun iklan politik, dengan mengabaikan peristiwa politik dan isu
politik yang lain. Hal itu merupakan salah satu fungsi redaksi yang dikenal dengan
sebutan gatekeeping dalam proses penyajian isi media kepada khalayak.
Penonjolan dilakukan dengan tujuan adanya kepentingan tertentu sebagai upaya
merekayasa opini publik sesuai dengan agenda politik yang telah ditetapkan. Seperti
yang sudah banyak dilakukan oleh pemilik media di Indonesia yang tak jarang
menggunakan kepentingan kelompoknya sendiri dengan menjadikannya sebuah isu
utama yang disuguhkan kepada khalayak. Isu tersebut pun di berikan dalam jumlah
yang tidak sedikit sehingga pada akhirnya, isu yang dibuat media dianggap penting
pula oleh publik.
25
Anwar Arifin, Op. Cit, h. 165.
28
Teori ini akhirnya berkembang seiring zaman dengan banyak riset dilakukan
untuk membuktikan hipotesis teorinya. Sebelumnya, teori ini juga sudah dilakukan
dalam penelitian Mc Combs dan beberapa temannya. Dengan melakukan penelitian
kepada sekitar 50 pemilih di masing-masing tiga situs geografis yaitu, Lebanon, New
Hampshire, sebuah kota kecil di negara bagian dengan pemilih pemula, di mana
penelitian tersebut dilakukan oleh Mc Combs dan rekan-rekannya di Universitas
Syracuse dengan metode wawancara. Kemudian di Indianapolis, Indiana sebuah kota
yang cukup besar dan heterogen, di mana wawancara ditangani oleh Weaver dan
rekan-rekannya di Universitas Indiana. Dan Evanston, Illinois, satelit pinggiran kota
Chicago, di mana wawancara ditangani oleh Graber dan rekan-rekannya di
Universitas Iilinois di Chicago Circle. 26
Pada awal perkembangannya, riset agenda setting lebih banyak murni kuantitatif.
Konsep-konsep seperti agenda media dan agenda publik, dalam tradisi kuantitatif
dioperasionalkan sebagai susunan urutan isu-isu yang diberitakan media massa dan
susunan isu-isu yang dianggap penting di masyarakat, sehingga bisa diukur secara
kuantitatif. Namun dalam perkembangannya, agenda setting digabung dan dilengkapi
dengan studi kualitatif, baik sebagai pelengkap studi awal, analisis prosesnya maupun
efek lanjutan.
26
Weaver D. H., dkk., Media Agenda Setting in a Presidential Election: Issues, Images, and
Interest, (New York: Praeger, 1981), h. 10.
29
G. Variabel Agenda Setting
Dalam penelitian ini, mengadopsi pemikiran Stephen W. Littlejohn yang
mengatakan bahwa fungsi agenda setting merupakan proses linear yang terdiri dari
tiga bagian, yaitu: 27
1. Agenda media ialah isu-isu yang memperoleh penonjolan dalam media.
2. Agenda publik yaitu, agenda khalayak yang dipengaruhi atau dihasilkan dari
hasil interaksi suatu isu yang ditonjolkan oleh media yang nantinya dapat
memengaruhi agenda kebijakan.
3. Agenda kebijakan publik (policy) yaitu, urutan topik yang dianggap penting
dalam pikiran publik untuk menentukan kebijakan apa yang akan
dilakukannya dengan beberapa faktor pendukung agar ia semakin yakin
untuk mengikuti maksud dan tujuan apa yang telah diberikan media.
Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak melihat hingga adanya agenda
kebijakan pada analisis kuantinya. Karena rumusan masalah menggunakan
pendekatan kuanti hanya melihat pengaruh apa yang ditimbulkan dari agenda media
kepada agenda yang berkembang di masyarakat, dalam hal ini dalam memilih partai
politik pada pemilu legislatif 2014. Akan tetapi, pada faktor-faktor lain masyarakat
dalam memilih, pada pendekatan kualitatif, peneliti menyangkut pautkan dengan
variabel agenda kebijakan publik ini.
Untuk itu, sub-variabel yang sesuai dengan teori di atas penulis mengadaptasi
dimensi-dimensi agenda media, agenda publik, dan agenda kebijakan publik tersebut
dengan konseptualisasi oleh Mannheim (Severin dan Tankard, Jr : 1992), yaitu: 28
27
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (California: Wadsworth, 1999).
30
a. Agenda Media
Untuk mengukur agenda media maka akan dilihat dari variabel media
massanya yaitu pertama, visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat
menonjolnya berita. Kedua, tingkat menonjol bagi khalayak (audiende salience),
yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. Maksudnya, bagaimana isu
itu dirangkingkan oleh responden dan apakah rangkingnya itu sesuai dengan
rangking media. 29 Ketiga, valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak
menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
Ketiga indikator tersebut dapat diukur melalui analisis isi kuantitatif. Namun
peneliti tidak hanya melihat dari jumlahnya saja, melainkan dari pengaruh
penayangan dengan menentukan bagaimana rangking berita berdasarkan
panjangnya (waktu dan ruang), penonjolan tema berita (ukuran headline,
penempatan dan frekuensinya), dan konflik (cara penyajiannya) dari pandangan
masyarakatnya.
b. Agenda Publik
Analisis agenda publik dilakukan dengan perhitungan topik-topik yang
disajikan oleh media dan dianggap penting oleh khalayak, kemudian data tersebut
dirangkingkan dan dikorelasikan dengan rangking tentang isi media. 30 Efek
lanjutan ini dapat berupa persepsi khalayak tentang suatu peristiwa tertentu atau
28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2007), Cet. Ke-3, h. 288.
29
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke13, h. 69.
30
Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 56
31
sudah berupa tindakan, dalam hal ini perilaku memilih. Sedangkan untuk
mengukur agenda publik sebagai efek lanjutan dari agenda media dapat dilihat
dari tiga indikator di bawah ini, yaitu:
1) Keakraban (familiarity) yaitu, derajat kesadaran khalayak akan topik
tertentu.
2) Penonjolan pribadi (personal salience) yaitu, relevansi kepentingan
individu dengan ciri pribadi.
3) Kesenangan (favorability) yaitu, pertimbangan senang atau tidak senang
khalayak akan suatu isu. Bagaimana suatu informasi dirangkingkan
(berdasarkan penting tidaknya) oleh responden dan apakah rangkingnya
sesuai dengan rangking media seperti yang diprioritaskan. 31
c. Agenda Kebijakan
Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dinggap penting
bagi individu, yang merupakan suatu tindakan khalayak dengan adanya beberapa
faktor pendukung agar ia mengikuti maksud dan tujuan apa yang telah diberikan
media. Dimensi untuk agenda kebijakan publik ini ialah:
1) Support atau dukungan, merupakan kegiatan menyenangkan bagi posisi
suatu berita tertentu. Maka, ketika publik merasa senang akan suatu berita,
dalam hal ini iklan, ia akan semakin yakin untuk memilih.
31
Jumroni dan Suhaimi, Ibid, h. 57
32
2) Likelihood of action atau kemungkinan kegiatan, yang merupakan
kemungkinan kegiatan publik dalam melaksanakan apa yang diibaratkan
dalam suatu media dengan adanya pengaruh seseorang atau role-model.
3) Freedom of action atau kebebasan bertindak yaitu, nilai kegiatan yang
mungkin dilakukan oleh individu. Seseorang memberikan penilaian pribadi
untuk menentukan aksinya akan memilih ataupun tidak memilih. Biasanya,
dimensi ini juga dipengaruhi oleh bebrapa faktor lain misalnya, ekonomi.
Untuk menguji sejauh mana pengetahuan yang ditransmisikan oleh media,
dalam buku Weaver yang berjudul
Media Agenda Setting in a Presidential
Election: Issues, Images, and Interest, mereka meminta panelis untuk melihat inti
apa yang publik ketahui tentang isu-isu dan kualitas calon yang mereka atau
media yang sebelumnya telah disebutkan sebagai penting. Terdapat empat tingkat
pengetahuan yang dapat diidentifikasi, Pertama kesadaran akan masalah dan
gambar calon. Pada tingkat pembelajaran terendah ini responden diminta untuk
menyebutkan masalah atau kualitas, tapi tidak secara spontan dalam mengingat
fakta-fakta tentang isu tesebut.
Tingkatan kedua, mengingat dengan fakta. Jadi responden diminta
memberikan fakta-fakta dalam mengidentifikasi isu-isu atau memberikan contoh
kualitas calon presiden serta alasan menganggap mereka penting. Ketiga, dengan
mengingat fakta dan pengetahuan tentang posisi salah satu kandidat atau
kualitasnya. Keempat, mengingat fakta dan posisi dua kandidat. Ini tentu saja
merupakan satu-satunya tingkat pengetahuan yang dipercayai dalam menentukan
isu atau gambaran seseorang berdasarkan kedua pilihan kandidat.
33
d. Isu
Isu adalah kategori dalam isi media baik berupa berita, iklan, program, dan
lain-lain. Kumulasi dari berita-berita yang dimuat secara berseri atau berita
tunggal yang di muat mengenai peristiwa tertentu dimana mencakup konflik, prokontra publik, sebuah situasi yang di anggap penting oleh kelompok tertentu.
Dalam mempelajari hubungan antara penekanan media pada isu-isu dan
kekhawatiran pemilih atas isu-isu, penelitian sebelumnya lebih fokus pada
dimensi intrapersonal salience yaitu, sejauh mana seseorang merasa suatu
masalah secara pribadi penting baginya. Tetapi ada pula bukti yang menunjukkan
isu mempengaruhi sejauh mana suatu masalah yang dibicarakan dengan orang
lain (interpersonal salience) dan meluas ke mana isu-isu yang dianggap penting
untuk orang lain di masyarakat. 32
Masing-masing jenis isu mempunyai efek yang berbeda dalam proses agenda
setting. Namun, dalam penelitian ini isu yang dimaksudkan ialah iklan Golkar
yang ditayangkan di TV One. Jika di sederhanakan, dalam bentuk alur proses di
mana teori agenda setting meramalkan agenda media memengaruhi agenda publik
maka, akan didapat gambar seperti di bawah ini: 33
32
33
Weaver D. H., dkk., Op. Cit, h. 85.
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grassindo, 2004), h. 20.
34
Gambar 1. Model Agenda Setting
Variabel
Media Massa;
Variabel
Antara;
Variabel
Efek;
Variabel Efek
Lanjutan;
- Panjang
- Penonjolan
- Konflik
- Sifat
stimulus
- Sifat
khalayak
- Pengenalan
- Salience
- Prioritas
- Persepsi
- Aksi
H. Perilaku Memilih (Voting Behavior)
Menurut Jack Plano, voting behavior atau perilaku memilih adalah salah satu
bentuk perilaku politik yang terbuka. Sedangkan Riggs dan Plano menyatakan voting
behavior adalah studi yang berhubungan dengan cara orang cenderung untuk memilih
dalam pemilihan umum dan alasan mengapa mereka memilih. 34
Dengan inti yang sama, Surbakti (1992) menyatakan bahwa perilaku memilih
ialah keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum yang merupakan
serangkaian kegiatan membuat keputusan yakni, apakah memilih dan tidak memilih
dalam pemilihan umum.
Penulis menyimpulkan bahwa perilaku memilih ialah suatu tindakan seorang
pemilih dalam memberikan suara kepada suatu kandidat tertentu pada pemilihan
umum. Pemilih di sini ialah warga negara yang mempunyai hak untuk memilih, di
daftar sebagai seorang pemilih, dan memberikan suaranya untuk memilih atau
menentukan wakil-wakilnya. Pemberian suara kepada salah satu kandidat merupakan
34
Riggs, R.E dan Plano, J.C, The Nited Nations: International Organization and World
Politics, (Chicago: Dorsey Press, 1988).
35
suatu kepercayaan bagi khalayak yang telah memahami makna nilai pribadi yang
dimiliki dalam rangka mencapai tujuan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh dari penayangan iklan
partai Golkar di TV One terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon
Baru serta melihat apakah masing-masing variabel penayangan berpengaruh atau
tidak atas pilihan seseorang.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan mix research yakni, gabungan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam mix method research peneliti
menggunakan metode dan teknik kuantitatif pada satu fase dan menggunakan metode
teknik kualitatif pada satu fase lain. 34 Dan penelitian ini menggunakan paradigma
positivisme, di mana paradigma adalah cara pandang seseorang ilmuan tentang sisi
strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. 35
Dan paradigm positivisme adalah suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh
melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode
ilmiah.
Kemudian penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif atau juga biasa
dikenal penelitian korelasi. Jenis penelitian ini akan melihat hubungan antara kedua
variabel penelitian tanpa melakukan tindakan apapun sebagai tindak lanjutnya.
34
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. Ke-1, h. 428.
35
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 25.
36
37
Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Dengan begitu dalam
penelitian ini penulis hendak melihat hubungan antara penayangan iklan partai
Golkar yang ditayangkan di TV One terhadap perilaku masyarakat Kelurahan Kebon
Baru dalam memilih.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil data tersebut penulis menggunkan
metode penelitian survei pada penelitian ini. Metode survei merupakan metode
penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket
atau kuisioner sebagai alat pengumpulan data. 36 Pengumpulan data tersebut dilakukan
dalam menguji hipotesis atau mengadakan evaluasi yang membahas mengenai
seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai
tanda-tanda akan tercapai. 37
B. Ruang Lingkup Penelitian
1.
Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian penulis ialah studi kasus pada pemilih di masyarakat
RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Sedangkan, objek
penelitian dari penulis ialah “Pengaruh Penayangan Iklan Partai Golkar di TV One
terhadap Perilaku Memilih Masyarakat”.
36
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 275.
Masri Singaribun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2011),
Cet. Ke-4, h. 5.
37
38
2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2015. Adapun lokasi
penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon
Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Adapun alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena dalam Pemilu
Legislatif 2014 lalu, masyarakat di RT 09 RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan
dominan memilih partai Golkar sehingga di wilayah tersebut Golkarlah yang paling
banyak polling suaranya dan dinyatakkan sebagai pemenang.
Sedangkan RT 07 RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan tidak
memenangkan Golkar sebagai pilihan di wilayah mereka. Kedua sampel ini penulis
tuju sebagai bahan perbandingan yang nantinya akan terlihat secara objektif apakah
terdapat pengaruh dari penyangan iklan Golkar di TV One terhadap perilaku memilih
masyarakat yang pernah melihat iklan tersebut.
C. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian. 38 Adapun populasi penelitian yang dilakukan peneliti ialah
masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
38
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 99.
39
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. 39 Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling (sampling aksidental), atau yang di beberapa buku lainnya di
sebut juga sebagai teknik incidental sampling. Teknik ini merupakan, teknik di mana
sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada atau pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan, misalnya memberikan kuisioner kepada siapa saja yang
dijumpainya. Sehingga, peneliti dapat mengambil sampel siapa saja yang kebetulan
cocok bertemu, yang penting karakteristiknya serupa. Metode ini dinyatakkan sangat
mudah, murah, dan cepat untuk dilakukan. 40
Maka dalam pengambilan sampel penelitian ini, penulis akan mengambil sampel
secara kebetulan dari masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06, Kebon Baru, Tebet,
Kelurahan Kebon Baru yang telah berusia 17 tahun ke atas dan memiliki hak pilih.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu
sebagai berikut: 41
n =
Keterangan
:
n
: Jumlah Sampel
N
: Jumlah Populasi
d²
: Presisi yang ditetapkan
39
N
N. 𝑑𝑑 2 + 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 120.
40
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Jilid I, Cet. Ke-11, h. 98.
41
Bambang Prasetyo dan Lina Moftahul Janah, Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2006), h. 137.
40
Di mana data responden wilayah RT 07 dan RT 09 sebagai berikut: 42
Tabel 1. Data Responden
Wilayah RT
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋
Jumlah
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕
316
265
581
RT 07
RT 09
Jumlah Total
x 86
47
39
86
Jumlah masyarakat di wilayah RT 07 dan RT 09 berjumlah 581 orang.
Berdasarkan rumus sampel di atas, jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian ini
dengan nilai presisi yang ditetapkan yaitu sebesar 10% adalah sebagai berikut:
n=
581
581.(10%)2 +1
= 85,31 ≈ 86
Maka jumlah sampel tersebut dibulatkan menjadi 86 orang. Sampel yang akan
diambil dari populasi akan menggunakan teknik accidental sampling yaitu penarikan
sampel yang ditetapkan berdasarkan kebetulan semata tetapi tetap harus sesuai dan
cocok dengan karakteristik penelitian yang telah peneliti tetapkan.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini,
peneliti melakukan serangkai kegiatan yang bersumber dari:
42
Data Pribadi Ketua RT 07 dan RT 09
41
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung di lokasi
penelitian atau objek penelitian, berupa opini seseorang secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Adapaun data primer yang peneliti gunakan ialah metode survei atau
angket dan wawancara.
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis, kemudian diberikan untuk diisi oleh responden. Setelah diisi,
angket dikembalikan kepada peneliti. 43 Jadi dengan metode ini, peneliti
mengumpulkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai
tanggapan masyarakat terhadap iklan Golkar untuk mendapatkan jawaban pribadi,
yang kemudian akan peneliti kemukakan dan sajikan dalam bentuk penyajian data.
Yang kedua melalui wawancara yaitu, suatu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan terkait. 44 Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada beberapa tokoh
masyarakat mengenai masalah dan tujuan penelitian atas tanggapannya terhadap iklan
Golkar dengan tujuan untuk memperkuat penelitian.
43
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 123.
44
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), h. 19.
42
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder adalah sebuah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
dan membutuhkan media perantara. Adapun data sekunder penelitian ini ialah riset
kepustakaan berupa buku, artike, jurnal, internet, dokumen pribadi Komunikasi
Penyiaran Indonesia, Kelurahan Kebon Baru, dan lain-lainnya.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah fokus objek yang akan diteliti oleh penulis di mana merupakan
sebuah konsep yang sudah diberi variasi nilainya untuk dapat diamati dan diukur. 45
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas (independent
variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu
pada variabel tergantung. 46 Dengan kata lain variabel ini tidak terpengaruh dengan
variabel lain, justru menjadi variabel yang memengaruhi. Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
bebas atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sesuai dengan judul
penelitian maka dalam penelitian ini, variabel yang hendak peneliti ialah:
Variabel Bebas (Independent)
Penayangan Iklan Partai
Politik (Variabel X)
Variabel Terikat (Dependent)
Perilaku Memilih
(Variabel Y)
Gambar 2. Variabel Penelitian
45
Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 16.
46
Burhan Bungin, Ibid, h. 62.
43
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
akan diuji kebenarannya. Jawaban ini baru didasarkan pada teori yang relevan tetapi,
belum didasarkan pada data-data empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 47
Dalam menguji hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan
yaitu, merumuskan hipotesis nol (𝐻𝐻0 ) dan harus disertai pula dengan hipotesis
alternatif (𝐻𝐻𝑎𝑎 ). 48
𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penayangan iklan
partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih
masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara penayangan iklan partai
politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
G. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Definisi operasional merupakan sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian dan sangat erat kaitannya dengan indikator.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel bebas berupa penayangan iklan
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 63.
48
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPM, 2002),
Cet. Ke-2, h. 22.
44
partai Golkar dan variabel terikatnya berupa kecenderungan perilaku memilih
masyarakatnya dengan indikator penelitian sebagai berikut:
1. Variabel Penayangan Iklan Partai Golkar
a.
Definisi Operasional
Variabel ini disebut juga sebagai agenda media yang ingin diteliti.
Agenda media yaitu penonjolan isu-isu yang disusun oleh media dan
bagaimana agenda media menempatkan isu tersebut di tempat yang utama.
b.
Indikator Operasional
Skor yang diperoleh mengenai agenda media yang diberikan kepada
khalayak dapat diukur dengan indikator yang dikemukaan oleh Nur Indah M.
dalam karya ilmiahnya yang menjabarkan pemikiran Stephen W. Littlejohn &
Karen Foss (2005:280) mengutip Rogers & Dearing. Adapun rincian subvariabelnya adalah sebagai berikut :
1. Visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
2. Tingkat menonjol bagi khalayak (audiende salience), yakni relevansi
isi berita dengan kebutuhan khalayak, yang membahas tentang
bagaimana isu itu dirangkingkan oleh responden dan apakah
rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. 49
3. Valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu pristiwa.
49
13, h. 69.
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-
45
Ketiga sub-variabel tersebut dapat dirumuskan dalam turunan indikator
dengan menentukan rangking berita berdasarkan panjangnya (waktu dan
ruang), penonjolan tema berita bagi khalayak (ukuran headline, penempatan
dan frekuensinya), dan konflik (cara penyajiannya) terhadap khalayak.
2. Variabel Perilaku Memilih
a.
Definisi Operasional
Variabel perilaku memilih ini disebut juga sebagai agenda publik yang
ingin diteliti. Agenda publik ialah naluri publik terhadap pentingnya isu. 50
Agenda khalayak ini dipengaruhi atau dihasilkan dari hasil interaksi suatu isu
yang ditonjolkan oleh media.
c.
Indikator Operasional
Menurut Wiryanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu
Komunikasi (2004: 57), sub-varibel agenda publik (variabel Y) di bawah ini
dapat dijadikan sebagai indikator di mana sub-variabel tersebut dilihat dari
beberapa faktor, yaitu:
1) Keakraban (familiarity) yaitu, derajat kesadaran khalayak akan topik
tertentu. Apakah informasi yang disampaikan sudah dikenal oleh
khalayak.
50
Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 55.
46
2) Penonjolan pribadi (personal salience) yaitu, relevansi kepentingan
individu dengan ciri pribadinya. Pemilihan isu dilihat berdasarkan
perbedaan nilai kepentingan dari sisi khalayaknya. Apakah isu yang
dipilih untuk menjangkau kepentingan sosial (komunitas yang lebih
luas), kepentingan interpersonal (keluarga teman bergaul, tempat kerja,
dll), ataukah kepentingan individu semata. 51
3) Kesenangan (favorability) yaitu, pertimbangan kesenangan atau
ketidaksenangan khalayak akan iklan partai politik. Bagaimana suatu
informasi
dirangkingkan
(berdasarkan
penting
tidaknya)
oleh
responden dan apakah rangkingnya sesuai dengan rangking media.
Penguraian variabel menjadi indikator tersebut pastilah didasarkan pada teoriteori atau konsep yang telah ditetapkan penulis pada Bab II. Dengan rincian variabel
dan definisi operasional penelitian di atas, penulis juga menguraikan ke dalam bentuk
tabel di bawah ini:
51
Nur Indah M., Op. Cit.
47
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel
Variabel Bebas
Sub-Variabel
1. Visibilitas (visibility)
(X): Penayangan 2. Tingkat menonjol bagi
Iklan Partai
khalayak
Politik
salience)
(audiende
Indikator
1. Ranking
isu
panjangnya iklan (waktu dan
ruang)
2. Jumlah
3. Valensi (valence)
berdasarkan
dan
tingkat
menonjolnya isu
3. Penonjolan
khalayak
berita
bagi
segi
ukuran
dari
headline, penempatannya, atau
frekuensi iklan
4. Konflik (cara penyajiannya),
menyenangkan
atau
tidak
menyenangkannya
Variabel
Terikat (Y):
Perilaku
Memilih
1. Keakraban
1. Rangking isu yang dianggap
(familiarity)
2. Penonjolan
menonjol
pribadi 2. Tahu atau pernah melihat
(personal sailence)
3. Kesenangan
(favorability)
iklan Golkar
3. Kepentingan
Sosial
(komunitas yang lebih luas)
4. Kepentingan
(keluarga,
Interpersonal
teman
bergaul,
tempat kerja, dll)
5. Memilih atau tidak memilih
Adapun blue print untuk skala penayangan iklan partai politik Golkar dan skala
perilaku memilih masyarakat sebelum dilakukan uji coba validitas instrumen dapat
dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 di bawah ini:
48
Tabel 3. Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar
(sebelum validasi instrumen)
No.
Dimensi Visibility
(Visibilitas)
1 Rangking berita berdasarkan
panjangnya iklan (waktu
dan ruang)
2 Jumlah dan tingkat
menonjolnya berita
No.
Dimensi Audience
Salience (Tingkat
Menonjol bagi Khalayak)
1 Penonjolan berita bagi
khalayak dari segi ukuran
headline, penempatannya,
atau frekuensi iklan
No. Dimensi Valence (Valensi)
1
Konflik atau cara
penyajiannya,
menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi
khalayak
Item
Favorable
Unfavorable
1, 2, 5
6
3, 4, 9
Favorable
7, 8
Item
Unfavorable
10, 11
12, 13, 14, 15,
16, 17, 18
Item
Favorable
Unfavorable
20, 21, 22, 23,
19
24, 25, 26, 27,
28, 29
Jumlah
4
5
Jumlah
9
Jumlah
11
Tabel 4. Blue Print Skala Perilaku Memilih
(sebelum validasi instrumen)
No.
Dimensi Familiarity
(Keakraban)
1 Rangking isu yang dianggap
menonjol
2 Tahu atau pernah melihat
iklan Golkar
No. Dimensi Personal Salience
(Penonjolan Pribadi)
1 Kepentingan sosial
(komunitas yang lebih luas)
2 Kepentingan interpersonal
(keluarga, teman, tempat
kerja, dll)
Item
Favorable
Unfavorable
1, 2, 6, 7, 11
3, 4, 5, 8, 9, 10
12
Item
Favorable
Unfavorable
14, 16
13, 15, 18, 19,
20
17
Jumlah
5
7
Jumlah
2
6
49
No.
1
Dimensi Favorability
(Kesenangan)
Memilih atau tidak memilih
Item
Favorable
Unfavorable
21, 22, 24, 25,
23, 30, 31, 32,
26, 27, 28, 29,
33, 34, 36
35
Jumlah
16
Selanjutnya, adapun blue print untuk skala penayangan iklan partai politik
Golkar dan skala perilaku memilih setelah dilakukan uji coba validitas instrumen,
yang terdapat pada tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 5. Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar
(setelah validasi instrumen)
No.
Dimensi Visibility
(Visibilitas)
1 Rangking berita berdasarkan
panjangnya iklan (waktu
dan ruang)
2 Jumlah dan tingkat
menonjolnya berita
No.
Dimensi Audience
Salience (Tingkat
Menonjol bagi Khalayak)
1 Penonjolan berita bagi
khalayak dari segi ukuran
headline, penempatannya,
atau frekuensi iklan
No. Dimensi Valence (Valensi)
1
Konflik atau cara
penyajiannya,
menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi
khalayak
Item
Favorable
Unfavorable
1, 2, 5
6
3, 4
7, 8
Item
Favorable
Unfavorable
9, 10
11, 12, 13, 14
Item
Favorable
Unfavorable
16, 17, 18, 19,
15
20, 21, 22, 23,
24, 25
Jumlah
Jumlah
4
4
Jumlah
6
Jumlah
11
25
50
Tabel 6. Blue Print Skala Perilaku Memilih
(setelah validasi instrumen)
No.
Dimensi Familiarity
(Keakraban)
1 Rangking isu yang dianggap
menonjol
2 Tahu atau pernah melihat
iklan Golkar
No. Dimensi Personal Salience
(Penonjolan Pribadi)
1 Kepentingan sosial
(komunitas yang lebih luas)
2 Kepentingan interpersonal
(keluarga, teman, tempat
kerja, dll)
No.
Dimensi Favorability
(Kesenangan)
1 Memilih atau tidak memilih
Item
Favorable
Unfavorable
1, 2, 6, 7, 11
Jumlah
5
3, 4, 5, 8, 9, 10
Item
Favorable
Unfavorable
13, 15
6
Jumlah
2
12, 14, 16
Item
Favorable
Unfavorable
17, 18, 19, 20,
25, 26, 27, 28
21, 22, 23, 24,
29
Jumlah
3
Jumlah
13
29
H. Uji Instrumen
1.
Uji Validitas Data
Uji validitas ditujukan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner
untuk menilai apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner tersebut sudah
tepat dalam mengukur apa yang ingin peneliti ukur. Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. 52
Menurut Masrun (1979), perhitungan (analisis) validitas item pertanyaan
tersebut dilakukan dengan mengorelasikan skor setiap butir dengan skor total,
jika koefisien korelasi menunjukkan pada angka minimal 0,3 maka item tersebut
52
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-1, h. 168.
51
dinyatakan valid. 53 Dan semakin tinggi koefisien korelasinya, semakin tinggi
pula tingkat validitas sebuah item.
Pada penelitian ini, uji validitas berguna untuk mengetahui apakah terdapat
pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena
tidak relevan. Item instrumen dianggap valid jika r hitung > r table dan dalam
penelitian ini, dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n = 86 dengan nilai
taraf signifikan 5% yaitu, 0,361 dan taraf signifikan 1% yaitu, 0,463. Pada uji
instrumen ini, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel untuk menguji
validitas instrumennya.
2.
Uji Reliabilitas Data
Reliabilitas adalah tingkat keajekan hasil suatu alat ukur (kuisioner) ketika
digunakan berulang kali (dalam rentan waktu tertentu) pada objek yang sama. 54
Uji reliabilitas data yang tinggi terjadi jika fakta yang dikumpulkan tidak berubah
apabila diadakan pengamatan ulang. 55 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
rumus Alpha Cronbach (Syafrudin Anwar, 2003) dengan turunan di bawah ini:
53
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2010), Cet. Ke-3,
54
Hamidi, Ibid, h. 151.
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
h. 150.
55
2004), 78.
52
α = 2 | 1 - 𝑆𝑆12 + 𝑆𝑆22 |
𝑆𝑆32
Keterangan
:
α
: Koefisien reliabilitas
𝑆𝑆12 dan 𝑆𝑆22
: Varian skor belah 1 dan 2
𝑆𝑆32
: Varian skor skala
Namun untuk menguji instrument penelitian ini, peneliti menggunakan
reliability analysis dengan metode Cronbach’s Alpha yang dilakukan dengan
bantuan software IBM SPSS Statistics 22.
Jika hasil cronbach alpha menunjukkan perhitungan > 0,6 maka data tersebut
mempunyai reliabilitas kurang baik, cronbach alpha > 0,7 data dapat diterima,
dan cronbach alpha > 0,8 dinyatakkan sangat baik. 56
I.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
muda untuk di baca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui bagaimana pengaruh penayangan
iklan Golkar di TV One dengan perilaku masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan dalam memilih pada pemilu legislatif 2014. Pengukuran yang peneliti
gunakan berupa kuisioner dengan bentuk skala likert.
Skala likert adalah suatu pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur nantinya akan dijabarkan menjadi
56
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), h.172.
53
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. 57
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert dengan menggunakan lima
pilihan sebagai jawaban responden nantinya. Skala ini dikembangkan oleh Robert
Linkert dengan rumusan sebagai berikut: 58
Table 7. Skala Likert
No.
1
2
3
4
5
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Positif
5
4
3
2
1
Negatif
1
2
3
4
5
Kemudian, data hasil analisis berdasarkan variabel tayangan iklan Golkar
terhadap perilaku masyarakat dalam memilih yang diperoleh melalui kuisioner dapat
selanjutnya dianalisis dengan cara sebagai berikut:
1.
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. 59 Cara menghitungnya dengan menggunakan kurva Peluang
Normal melalui pembuat titik temu garis antara data interval yang berada pada
garis cumbu X (vertikal) dan jumlah frekuensinya pada garis sumbu Y
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 93.
58
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 110.
59
Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press. 2009), h. 113.
54
(horizontal). Jika peneliti
menghubungkan titik-titik temu yang berasal dari
kedua garis sumbu tersebut maka akan diketahui apakah kurva normal atau tidak.
Uji Kolmogrov Smirnov merupakan uji yang serba guna atau bersifat umum. 60
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini ialah sebagai
berikut: 61
a.
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal.
b.
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak
beritribusi normal.
2.
Uji Regresi Linear Berganda
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai hubungan antara penayangan
iklan Golkar terhadap perilaku memilih masyarakat, maka peneliti mengolah data
yang didapat dengan menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple
linear regression), dengan rumusan di bawah ini: 62
60
Wahana Komputer, Pengolahan Data STatistik dengan SPSS 11.5, (Jakarta: Salemba
Infotek, 2003), h. 190.
61
Fajaruddien Zakiany, “Pengaruh Konformitas Teman Sebaya (Peers) Terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), 54.
62
Pangestu Subagyo dan Djarwanto Ps, Satistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2005), Cet. Ke-5, h. 270.
55
Y = 𝑏𝑏0 + 𝑏𝑏1 𝑋𝑋1 + 𝑏𝑏2 𝑋𝑋2 + 𝑏𝑏3 𝑋𝑋3
Keterangan
:
Y : Variabel dependen (perilaku memilih)
𝑏𝑏0 : Harga konstanta
𝑏𝑏1 : Koefisien regresi parsial variabel visibility (visibilitas)
𝑏𝑏2 : Koefisien regresi parsial variabel audience salience (tingkat menonjol bagi
khalayak)
𝑏𝑏3 : Koefisien regresi parsial variabel valence (valensi)
Jika dijabarkan dalam bentuk skema pemetaan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen akan maka didapatkan uji regresinya
seperti di bawah ini:
𝑟𝑟𝑥𝑥123𝑦𝑦
𝑿𝑿𝟏𝟏
𝑿𝑿𝟐𝟐
𝑿𝑿𝟑𝟑
𝑟𝑟𝑥𝑥2𝑦𝑦
𝑟𝑟𝑥𝑥1𝑥𝑥2𝑥𝑥3
𝑟𝑟𝑥𝑥1𝑦𝑦
𝑟𝑟𝑥𝑥3𝑦𝑦
Gambar 3. Skema Regresi Linear Berganda Penelitian
3.
Uji Koefisien Korelasi
Metode korelasi bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu
faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. 63 Uji koefisien korelasi ini
63
13, h. 27.
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-
56
berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel penayangan iklan Golkar
terhadap perilaku memilih masyarakat. Setelah data diklasifikasikan, akan
diadakan analisa data untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara
masing-masing variabel X dan variabel Y.
Oleh sebab itu, alat analisis korelasi ini menggunakan teknik korelasi yang
dikembangkan oleh Charles Spearman. Teknik ini disebut sebagai teknik
Korelasi Rank Order atau Spearman Rank Correlation. Teknik ini digunakan
unutk mencari koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya dari
hasil penelitian. Rumu korelasi Rank Order tersebut ialah: 64
𝛾𝛾ℎ𝑜𝑜 = 1 - 6 Σ𝑑𝑑2
N (𝑁𝑁 2 - 1)
Keterangan :
𝛾𝛾ℎ𝑜𝑜
: koefisien korelasi Rank Order
1
: bilangan konstan
6
: bilangan konstan
d
: perbedaan antara pasangan jenjang
Σ
: sigma atau jumlah
N
: jumlah individu dalam sampel
Pada penelitian ini, penghitungan koefisien korelasi nanitnya akan menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 22. Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
berpedoman pada ketentuan pada tabel berikut: 65
64
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 25.
65
Sugiyono, Ibid, h. 229.
57
Tabel 8. Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
4.
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang
diteliti yaitu, penayangan iklan Golkar (X) dengan variabel terikatnya yaitu,
perilaku memilih masyarakat (Y).
Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary dan
tertulis R Square. Nilai R Square dinyatakkan baik jika di atas 0,5 karena, nilai R
Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya, sampel dengan data deret
waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjust R Square dikatakkan
cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5. 66
5.
Uji F-Test
Uji F-Test dikenal juga dengan pengujian serentak yaitu, uji untuk melihat
apakah secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel bebas
66
Singgih Santosa, SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional, (Jakarta: PT. Elex
Multi Komputindo, 1999), h.50.
58
mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikatnya. 67 Atau dengan kata
lain untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik (signifikan) atau
tidak baik (non signifikan). Nilai taraf signifikasinya sebesar a = 0,01 sampai
dengan 0,05.
Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan, seperti di bawah ini:
𝐻𝐻0 :β = 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV
One secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV
One secara bersama-sama berpengaruh signifikan dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
Jika sig F > 0,01 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika sig F < 0,01 itu artinya
terdapat signifikasi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
67
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004), h. 225.
59
6.
Uji T-tes (Parsial)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T-test bertujuan untuk
mengetahui
besarnya
masing-masing
secara
signifikan
antara
variabel
independen dengan variabel dependen. Nilai taraf signifikasinya ialah sebesar
∝ = 1% sampai dengan 10%. Secara manual uji T-Test dapat dilakukan dengan
rumusan di bawah ini: 68
Keterangan:
t
: t hitung
: rata-rata sampel
: rata-rata spesifik atau rata-rata tertentu (yang menjadi perbandingan)
: standart deviasi sampel
n
: jumlah sampel
Untuk melakukan pengujian hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis nol (𝐻𝐻0 ) dan harus disertai pula
dengan hipotesis alternatif (𝐻𝐻𝑎𝑎 ). 69 Hipotesis dapat dirumuskan dengan
pernyataan sebagai berikut:
a.
Variabel visibilitas (visibility)
𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
visibilitas (visibility) iklan partai politik Golkar di TV One
dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru
Jakarta Selatan.
68
I Gusti Ngurah Agung, Statistik: Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, h. 321.
69
Singgih Santosa, Op. Cit, h.52.
60
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel visibilitas
(visibility) iklan partai politik Golkar di TV One dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
b.
Variabel tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience)
𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat
menonjol bagi khalayak (audience salience) iklan partai politik
Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat
menonjol bagi khalayak (personal salience) iklan partai politik
Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
c.
Variabel valensi (valence)
𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel valensi
(valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan
kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon
Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel valensi
(valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan
kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon
Baru Jakarta Selatan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah RT 07 dan RT 09 RW 06 yang berada di
wilayah Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Kelurahan Kebon
Baru merupakan salah satu dari 7 (tujuh) Kelurahan yang ada di Kecamatan Tebet,
Kota Administrasi Jakarta Selatan.
B. Profil DKI Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta atau Jakarta Raya) adalah ibu kota
negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki
status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu
pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527 1619),
Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945) dan
Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti
J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding
New York City (Big Apple) di Indonesia.
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan jumlah penduduk sekitar
10.187.595 jiwa data terakhir yang diperoleh pada tahun 207. Wilayah metropolitan
Jakarta merupakan wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara dan menempati
urutan kedua di dunia.
61
62
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat
berdirinya kantor-kantor seperti kantor pusat pemerintahan, perusahaan swasta, dan
perusahaan asing. Bahkan kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga
pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. DKI Jakarta memiliki semboyan “Jaya
Raya” yang memiliki arti Jaya dan Agung (besar). DKI Jakarta ini dibagi menjadi
lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
Tabel 9. Pembagian Wilayah Kabupaten atau Kota DKI Jakarta
N
o
Kabupaten/
Kota
Pusat
Pemerintahan
Wali
Kota
Kec
ama
tan
2
Kelura
han
1
Kabupaten
Kepulauan
Seribu
Kota Jakarta
Barat
Pulau Pramuka
Tri
Djoko
Kebon Jeruk
Anas
Effendi
8
56
3
Kota Jakarta
Pusat
Menteng
Mangara
Pardede
8
44
4
Kota Jakarta
Selatan
Kebayoran
Baru
Syamsud
din Noor
10
65
5
Kota Jakarta
Timur
Cakung
10
65
6
Kota Jakarta
Utara
Koja
Bamban
g
Musyaw
ardhana
Rustam
Effendi
6
32
2
Logo
Lokasi
6
C. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan
Jakarta Selatan adalah nama dari sebuah kota administrasi di bagian selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota
63
administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI. Di sebelah utara, Jakarta Selatan
berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sebelah timur berbatasan
dengan Jakarta Timur. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah
barat dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Jakarta Selatan adalah kota administrasi yang paling kaya dibandingkan dengan
wilayah lainnya, dengan banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan
tempat pusat bisnis utama. Jumlah penduduk di Jakarta Selatan sekitar 2.057.080 jiwa
denga kepadatan 14.561,34 jiwa/km2. Kota Administrasi Jakarta Selatan terbagi
menjadi 10 kecamatan, yaitu Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan,
Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan
Setiabudi.
Namun dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada salah satu kelurahan di
bagian Kecamatan Tebet. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 9.53 km², yang terdiri
atas 7 kelurahan: Tebet Barat, Tebet Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai,
Manggarai Selatan dan Menteng Dalam.
D. Profil Kelurahan Kebon Baru
Kelurahan Kebon Baru sebagai satu dari ketujuh kelurahan di kecamatan tebet ini
memiliki luas wilayah sekitar 123, 29 hektar yang telah disesuaikan dengan SK
Gubernur DKI Jakarta Nomor 1227 tahun 1989 tentang Pemecahan, Penyatuan,
Penetapan batas perubahan nama Kelurahan yang kembar atau sama dan penetapan
luas wilayah Kelurahan di daerah khusus Ibukota Jakarta. Kelurahan Kebon Baru
berbatasan wilayah dengan rincian sebagai berikut:
64
Sebelah Utara
: Jl. K.H. Abdullah Syafe’i, Kelurahan Bukit Duri
Sebelah Timur
: Jl. Kali Ciliwung, Jakarta Timur
Sebelah Selatan : Jl. MT. Haryono, Kelurahan Pengadegan
Sebelah Barat
: Rel Kereta Api, Kelurahan Tebet Timur
Agar tercapainya maksud dan tujuan terselenggaranya pemerintahan yang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yag berlaku, maka perangkat Kelurahan
melakukan koordinasi secara terpadu dengan Babinsa, Babinkamtibmas, maupun
dengan instansi terkait lainnya.
Keterlibatan
organisasi
kemasyarakatan
di
wilayah
seperti
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), RT/ RW, Forum RW, Lembaga Musyawarah
Kelurahan (LMK), PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan
lain-lain, merupakan hal yang sangat mendukung demi suksesnya program-program
Pemerintah secara menyeluruh dan berkesinambungan di wilayah Kelurahan Kebon
Baru.
1.
Kependudukan
Hingga bulan Agustus 2013 jumlah penduduk Kelurahan Kebon Baru sekitar
43.912 jiwa dengan penduduk laki-laki berjumlah 22.198 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 21.714 jiwa. Jumlah ini meningkat seiring dengan adanya
pengaruh laporan penduduk yang lahir, mati, datang, dan pindah tempat tinggal.
Dari data terakhir di bulan Agustus 2013 didapat data jumlah penduduk menurut
umur seperti di bawah ini:
65
Table 10. Jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Baru
Berdasarkan Umur
No.
Umur
WNI
Pria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75 ke
atas
Jumlah
2.
WNA
Wanita Jumlah
Pria
Jumlah
Wanita Jumlah
1099
1521
1422
1329
1753
1674
1596
1656
1518
1720
1540
1532
1422
1341
698
381
1182
1465
1527
1430
1564
1568
1453
1559
1575
1597
1423
1594
1341
1477
689
270
2281
2986
2949
2759
3317
3242
3049
3215
3039
3317
2963
3126
2763
2818
1386
651
4
-
1
-
5
-
2279
2986
2949
2759
3317
3242
3049
3215
3039
3317
2963
3131
2763
2818
1386
651
22.202
21.713
43.915
4
1
5
43.920
Rukun Tetangga dan Rukun Warga
Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) Kelurahan Kebon
Baru berjumah 153 RT dan 14 RW, dengan rincian sebagai berikut: 70
Table 11. Jumlah RT dan RW Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
70
RW
01
02
03
04
05
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Jumlah RT
10
10
10
17
9
66
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
06
07
08
09
010
07
012
013
014
14
11
14
9
10
10
10
11
12
10
153
Sedangkan jika melihat jumlah penduduk dan kepala keluarga dari masingmasing setiap RW di Kelurahan Kebon Baru di dapatkan data bulan Agustus
2103 sebagai berikut:
Tabel 12. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Setiap RW
Kelurahan Kebon Baru Tebet
No
RW
1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10 010
11
07
12 012
13 013
14 014
Jumlah
KK
849
1007
637
1534
722
1208
994
719
686
1242
833
819
961
638
12.849
WNI
WNA
JML
Pria
Wanita
JML
Pria
Wanita
JML
1617
1435
1446
2035
1254
1532
1615
1539
1431
1454
1692
1630
1552
1870
22.2
02
1583
1564
1385
1560
1468
1594
1548
1595
1562
1528
1574
1636
1570
1546
21.713
3200
2999
2831
3595
2722
3226
3163
3134
2993
2982
3266
3266
3122
3416
43.915
4
4
1
1
5
5
3200
2999
2831
3595
2722
3226
3163
3134
2993
2982
3266
3271
3122
3416
43.920
67
3.
Bidang Keagamaan
Masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Kebon Baru memiliki
beragam macam agama yang dianutnya seperti, agama Islam, Kristen, Katholik,
Hindhu, dan Buddha. Data jumlah penduduk Kelurahan Kebon Baru berdasarkan
agamanya didapat data sebagai berikut: 71
Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No.
Agama
Jumlah Penduduk
1
Islam
34.812 jiwa
2
Kristen
7.734 jiwa
3
Katholik
816 jiwa
4
Hindhu
227 jiwa
5
Buddha
214 jiwa
Selain itu, juga terdapat sarana dan prasarana keagamaan atau tempat ibadah
di Kelurahan Kebon Baru, yaitu: 72
Table 14. Sarana Tempat Ibadah Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
RW
01
02
03
04
05
06
07
08
09
010
07
012
013
014
Jumlah
71
72
Masjid
1
1
1
1
1
1
1
7
Musholla
2
3
2
3
4
4
2
3
3
4
3
2
3
2
41
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Ibid.
Gereja
-
Klenteng
-
Wihara
-
68
4.
Bidang Pendidikan
Dilihat dari sarana dan prasarana bahwa bidang pendidikan di wilayah
Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan telah memiliki beberapa Paud
sampai dengan SMA yang berada di wilayahnya. Hanya saja, perguruan tinggilah
yang belum ada sampai saat ini. Dengan rincian di bawah ini:
Tabel 15. Data Sarana Pendidikan Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
6
7
Sarana Pendidikan
PAUD
TK
SD
SMP
SMA
Universitas
Akademi
Jumlah
Jumlah
6
9
16
3
3
0
0
37
Bukan hanya sarana pendidikan umum saja, wilayah kelurahan Kebon Baru
juga memiliki sarana pendidikan keagamaan, yaitu:
Table 16. Data Sarana Pendidikan Keagamaan
Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
6
Sarana Pendidikan
MI
MTs
MA
SD Kristen
SMP Kristen
SMU Kristen
Jumlah
Jumlah
1
2
1
4
Adapun kondisi masyarakat Kelurahan Kebon Baru pada uumnya
berpendidikan sekolah dasar, menengah, dan sebagian telah menyelesaikan
69
hingga perguruan tinggi. Sehingga, di wilayah Kelurahan Kebon Baru tidak
terdapat orang buta huruf.
5.
Bidang Perekonomian
Perekonomian di wilayah Kelurahan Kebon Baru terdapat beberapa took,
bank, koperasi, dan mini market yang masing-masing dekat dengan lingkungan
rumah hunian yang dapat membantu penyediaan kebutuhan masyarakat.
6.
Bidang Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Kebon Baru antara lain,
terdapat taman sebanyak 4 buah yang keberadaannya sangat bermenfaat bagi
masyarakat sekitar di samping sebagai paru-paru Kota Jakarta. Taman-taman
tersebut selalu dijaga baik kebersihannya maupun keutuhan pohon-pohonnya,
baik oleh pihak pertamanan maupun oleh masyarakat sekitarnya.
Sarana perkantoran terdapat dua lokasi yaitu, perkantoran Selmis dan
perkantoran IKPTI. Sarana perkantoran di Kelurahan Kebon Baru selalu di jaga
dan dipelihara agar kondisinya tetap baik. Hal ini guna terjaganya sarana dan
prasarana di Kelurahan Kebon Baru.
7.
Bidang Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat Kelurahan Kebon Baru
mengadakan beberapa penanganan yaitu, penerangan kepada masyarakat
perlunya kesehatan dan kebersihan lingkungan, melaksanakan pemberatasan
sarang nyamk (PSN) setiap hari jum’at, penyemprotan (fogging) secara berkala,
70
pemeriksaan jentik nyamuk oleh petugas jumantik, di mana kegiatan ini diikuti
oleh pengurus RT, RW, dan masyarakat secara bergilirian sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Dalam bidang kesehatan, Kelurahan Kebon Baru memiliki
fasilitas kesehatan di antaranya ialah:
Tabel 17. Data Sarana Prasarana Kesehatan
Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
8.
Jenis Prasarana Kesehatan
Rumah Sakit Umum
Rumah Bersalin
Poliklinik
Balai Pengobatan
Praktek Dokter Umum
Puskesmas
Posyandu
Apotik
Jumlah
5
3
2
6
1
20
2
Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup
Guna tetap menjaga kebersihan linkungan maka setiap minggu di adakan
kerja bakti secara rutin yang diadakan secara bergiliran masing-masing RW
dengan diikuti oleh karyawan kelurahan. Seksi kebersihan, ibu-ibu PKK, Karang
Taruna, dan warga masyarakat sekitarnya.
Sedangkan pelayanan masyarakat yang disediakan di Kelurahan Kebon Baru
harus disesuaikan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun pelayanan masyarakat
tersebut berupa SKCK, Surat Keterangan Nikah, Surat Keterangan Tidak
Mampu, dan lain-lain. Untuk bidang kependudukan seperti KTP, pindah tempat
tinggal, kelahiran, kemarian, dan lain-lain harus dilayani langsung oleh Ka.
71
Satlak Kependudukan dan Catatan Sipil Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan
Tebet.
9.
Bidang Keamanan
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah selalu diadakan piket dan
juga patrol keliling setiap saat yang dilaksanakan baik oleh karyawan maupun
anggota Bonpol dan Linmas dan juga selalu melaporkan kondisi wilayah kepada
posko kecamatan maupun posko tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan.
10. Bidang Keluarga Berencana
Pada bidang keluarga berencana, sarana yang ada di Kelurahan Kebon Baru
antara lain, Puskesmas, Poli Klinik Swasta, Rumah Bersalin, dan lain-lain.
Dengan jumlah peserta KB sebagai berikut: 73
Table 18. Data Peserta KB Warga Kelurahan Kebon Baru
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
73
Uraian
PUS
IUD
PIL
Kondom
Suntik
MOW
Implant
MOP
KB aktif
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Jumlah
4701
1086
1006
146
816
97
32
11
319
72
11. Penanganan Masalah Sosial
Guna menangani masalah sosial seperti penyalah gunaan narkoba, pedagang
asongan, dan lain-lain, maka Kelurahan Kebon Baru selalu mengadakan patroli
dan penjagaan disetiap lokasi titik-titik Bangun Praja yang dilakukan oleh Satgas
Pol PP, Banpol, dan Linmas Kelurahan.
12. Penanggulangan Bencana
Wilayah Kelurahan Kebon Baru adalah salah satu wilayah yang rawan banjir
dari tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan tebet. Adapaun wilaya yang rawan
banjir tersebut adalah wilayah RW 01, 02, 04, 08, 09, dan 010. Untuk itu, setiap
RW yang ada di Kelurahan Kebon Baru selalu menyiapkan Posko
Penanggulanagan Bencana atau Posko Banjir, Dapur Umum, dan menyiapkan
lokasi penampungan pengungsi bila terjadi banjir.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen
Dalam mendapatkan data primer, peneliti melakukan penyebaran kuisioner
kepada masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan
sebanyak 86 orang.
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data hasil sebar instrument uji coba, variabel X yaitu, penayangan
iklan partai politik Golkar, yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r tabel atau
instrument yang dinyatakkan valid terdapat 25 butir pernyataan. Sedangkan, untuk uji
validitas instrument varibel Y yaitu, perilaku memilihnya, sebanyak 29 butir
instrument dinyatakkan valid.
Setelah butir-butir instrument tersebut dinyatakkan valid dari masing-masing
variabel, kemudian akan disebar hasil instrument tersebut kepada 86 responden
penelitian. Di mana hasil instrument valid tersebut ialah:
73
74
Tabel 19. Hasil Instrumen Valid Variabel X
No.
Pernyataan
1
2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar
Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di TV
One
Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari
Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One
Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar di
TV One
Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One sehingga
membuat saya bosan
Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One
Saya tertarik dengan iklan Golkar
Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut sama
saja dengan iklan partai politik lainnya
Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui
iklannya
Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar buruk
Iklan Golkar membosankan
Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit mengerti
maksudnya
Iklan Gokar tampilanya sangat menarik
Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya
Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah
dimengerti
Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan
Golkar
Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang
ditampilkan pada iklan Golkar
Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan
Golkar yang penuh semangat
Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar
Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif dan
menarik
Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik
lainnya
Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang
berwawasan luas
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Hasil
Instrumen
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
75
Tabel 20. Hasil Instrumen Valid Variabel Y
No.
Pernyataan
1
2
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai ditayangkan
Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan politik
partai lain
Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif
2014
Golkar adalah partai nomor urut 5
“Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering
disebut dalam iklan Golkar
Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV One
Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One
Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu
Saya tahu warna dasar logo partai Golkar
Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar
Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai Tanah
Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat iklan Golkar
Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya
memilih Golkar
Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada Golkar
Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar
Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislative
Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya
Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya
Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar,
maka saya memilihnya
Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan
Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap
memilih Golkar
Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat Legislatif
menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor partainya
Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya berkualitas
Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya
tidak memilihnya
Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji
manis saja
Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya
Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja
Saya memilih anggota legislatif dari Golkar
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Hasil
Instrumen
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
76
2.
Uji Reliabilitas
Hasil data yang diperoleh dari penelitian tersebut diolah menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 22 untuk mencari nilai koefisien
reliabilitas Cronbach’s Alpha. Hasil data perhitungan tersebut sebagai berikut:
Tabel 21. Koefisien Reliabilitas
No.
Variabel
1
2
Penayangan Iklan Partai Politik Golkar (X)
Perilaku Memilih (Y)
Koefisien Reliabilitas
(Alpha)
0,938
0,947
Apabila cronbach alpha > 0,6 maka data tersebut mempunyai reliabilitas
kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha
> 0,8 dinyatakkan sangat baik.
Dari hasil koefisien reliabilitas yang diperoleh pada setiap instrumen yang
digunakan dikatakkan amat baik, karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar
dari 0,8. Artinya, instrumen penelitian tersebut dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan
karena instrumen tersebut sudah tergolong sangat baik.
C. Hasil dan Pembahasan
1.
Deskripsi Data Responden Penelitian
Responden penelitian ini diambil dari dua wilayah RT dari sebelas RT yang
berada di Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Dari hasil profil
77
responden diperoleh data responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini,
yaitu:
Tabel 22. Data Responden
Wilayah RT
RT 07
RT 09
Jumlah Total
Jumlah
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕
316
265
581
x 86
47
39
86
Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah yang menjadi sampel
penelitian ini dilakukan secara adil dan berimbang melalui perhitungan dalam
mencari sampel menggunakan rumus Slovin dari total populasi sebesar 581
warga.
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah sampel yang didapatkan ialah sebagai
berikut:
Tabel 23. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1
2
Wilayah RT
RT 07
RT 09
Total
Wanita
31
27
58
Laki-Laki
16
12
28
Sedangkan berdasarkan usia didapatkan klasifikasi dari jumlah sampel
tersebut sebagai berikut:
78
Tabel 24. Data Responden Berdasarkan Usia
No.
1
2
3
4
5
Usia
17 – 25
26 – 35
36 – 45
46 – 55
56 – 65
RT 07
6
13
10
13
5
RT 09
6
6
14
11
2
Jumlah
12
19
24
24
7
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas Kolmogrov – Smirnov
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat yang kemudian telah diolah dengan
menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 22, maka didapatkan hasil
data sebagai berikut:
Tabel 25. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
a,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
86
.0000000
10.39217626
.053
.053
-.051
.053
c,d
.200
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil data pada tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari uji
normalitas Kolmogrov-Smirnov di atas sebesar 0,200 yang artinya lebih besar
dengan alpha 0,05 maka, data dinyatakan berdistribusi normal atau Ho di terima
dari rumusan hipotesis di bawah ini:
79
𝐻𝐻0 :β = 0
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Data berdistribusi normal
Data tidak berdisitribusi normal
Sedangkan, untu melihat uji normalitas dari bentuk grafik histogram maka di
dapatkan hasil data sebagai berikut:
Gambar 4. Grafik Uji Normalitas Penelitian
Gambar 5. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
80
Dari kedua hasil data berupa grafik di atas menunjukkan, data yang
diperoleh mendekati garis melengkung pada grafik histogram dan juga mendekati
garis pada regression standardized residual yang sama-sama berarti data
berdistribusi normal.
2.
Uji Regresi Linear Berganda
Sebelum peneliti memberikan hasil uji regresi linear berganda, peneliti ingin
memaparkan hasil uji regresi linear sederhana terlebih dahulu. Analisis regresi
linear sederhana ini dipakai untuk menganalisa hubungan linear antara satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. 74 Dalam penelitian ini ingin
melihat bagimana hubungan variabel dependen dengan independen apabila
kesatuan variabel independen disatukan.
Tabel 26. Uji Regresi Linear Sederhana
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
.822
.676
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.673
11.574
a. Predictors: (Constant), TayanganIklanPartaiPolitikGolkar
Maksudnya, 67,6% dari variabel penayangan iklan partai politik Golkar
tersebut memengaruhi perilaku memilih masyarakat. Sedangkan, 32,4% sisanya
dijelaskan oleh faktor lain di luar model variabel di atas.
74
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2009), h. 172.
81
Tabel 27. Koefisien Regresi Linear Sederhana
a
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
TayanganIklanPartaiPoli
tikGolkar
Std. Error
Beta
-3.777
7.408
1.200
.091
t
.822
Sig.
-.510
.611
13.253
.000
a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
Dengan begitu persamaan untuk regresi linear sederhana ini ialah:
Perilaku Memilih = 3,777 + 1, 2 x Tayangan Iklan Golkar + e
Pada tabel di atas, nilai signifikan variabel tayangan iklan Golkar = 0,000 <
0,05 sehingga, Ho ditolak. Artinya, variabel independen tayangan iklan Golkar
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan dengan
perilaku memilih masyarakat.
Sedangkan, untuk melihat uji regresi linear berganda di mana pada penelitian
ini terdapat lebih dari satu variabel independen. Dari hasil penelitian yang setelah
itu diolah menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 22 didapatkan
hasil seperti berikut:
Tabel 28. Koefisien Regresi Linear Berganda
Model
1 (Constant)
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
.921
Standardized
Coefficients
Beta
6.864
Visibility
-.009
.299
Audience
1.527
.347
Salience
Valence
1.758
.189
a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
T
Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.134
.894
-.002
-.031
.975
.612
1.634
.305
4.393
.000
.668
1.497
.666
9.312
.000
.630
1.588
82
Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi linear
bergandanya seperti berikut:
Y = 0,921 + ( - 0,09) 𝑿𝑿𝟏𝟏 + 1,527 𝑿𝑿𝟐𝟐 + 1,758 𝑿𝑿𝟑𝟑
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa setiap terdapat satu satuan
kenaikan visibilitas yakni tingkat atau jumlah menonjolnya berita, maka perilaku
memilih berkurang sebesar 0,09, satu kenaikan tingkat menonjolnya bagi
khalayak akan bertambah sebesar 1,527, dan jika terdapat satu kenaikan valensi
atau kesenangan masyarakat akan cara penyajiannya akan bertambah sebesar
1,758.
3.
Uji – F
Kemudian data yang telah didapatkan peneliti juga mengolahnya ke dalam
software IBM SPSS Statistics 22 dalam menemukan nilai uji-F penelitian. Dari
olahan tersebut, didapatkan data seperti di bawah ini:
Tabel 29. Hasil Uji – F
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
25602.227
3
8534.076
9179.773
82
111.948
34782.000
85
F
76.232
Sig.
b
.000
a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
b. Predictors: (Constant), Valence, AudienceSalience, Visibility
Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas, dapat ditemukan bahwa nilai
signifikan F sebesar 0,000. Dengan begitu, sig F < 0,01 sebagai nilai alphanya.
83
Karena nilai signifikan F lebih kecil dari nilai alpha, maka Ho di tolak, yakni dari
perumusan berikut:
𝐻𝐻0 :β = 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV
One secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV
One secara bersama-sama berpengaruh signifikan dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
Maka, dari hasil hipotesisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
independen penelitian secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap perilaku memilih masyarakat.
4.
Uji T-Test
Berdasarkan hasil uji T-Test yang telah diolah dengan menggunakan bantuan
software IBM SPSS Statistics 22, yang dapat dilihat pada tabel 28 di atas ini
meunjukkan bahwa nilai 𝑡𝑡1 hitung sebesar 0,975, 𝑡𝑡2 hitung sebesar 0,000, dan 𝑡𝑡3
hitung sebesar 0,000. Dikarenakan uji T-Test itu dimaksudkan untuk menguji
apakah variabel-variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependennya, dengan alpha 0,05 dapat di simpulkan
bahwa:
84
a. 𝑡𝑡1 hitung > 0,05 artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel visibilitas (visibility) iklan partai politik Golkar di TV One
dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan.
b. 𝑡𝑡2 hitung < 0,05 artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience) iklan partai
politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
c. 𝑡𝑡3 hitung < 0,05 artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabelvalensi (valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan
kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru
Jakarta Selatan.
5.
Uji Koefisien Korelasi
Dari hasil pengolahan data menggunakan bantuan software IBM SPSS
Statistics 22 di dapatkan hasil data sebagai berikut:
Tabel 30. Koefisien Korelasi
Tayangan Iklan
Partai Politik
Golkar
Perilaku Memilih
Spearman' Penayangan Iklan
s rho
Partai Politik Golkar
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Perilaku Memilih
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
1.000
.829
.
86
**
.829
.000
86
.000
86
1.000
.
86
85
Pada tabel 30 di atas diperoleh bahwa korelasi antara variabel penayangan
iklan partai politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan
nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0,05 karena nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai
alpha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penyangan
iklan partai politik Golkar dengan perilaku memilih masyarakat. Dan tingkat
hubungan korelasi antar keduanya dinyatakan sangat kuat dengan nilai 0,829.
6.
Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan bantuan software IBM
SPSS Statistics 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 31. Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.858
.736
.726
10.581
a. Predictors: (Constant), Valence, AudienceSalience, Visibility
b. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi 𝑅𝑅 2 atau R
Square adalah 0,736. Itu artinya 73,6 % dari varian perilaku memilih dapat
dijelaskan oleh visibilitas, tingkat menonjol bagi khalayak, dan valensi.
Maksudnya, 73,6% dari visibilitas, tingkat menonjol bagi khalayak, dan valensi
tersebut memengaruhi perilaku memilih masyarakat. Sedangkan, 26,4% sisanya
dijelaskan oleh faktor lain di luar model variabel di atas.
86
7.
Kampanye Partai Golkar
Dalam upaya memengaruhi khalayak, partai Golkar melakukan beberapa
cara dalam kampanyenya. Kampanye yang ditayangkan melalui TV One ini
merupakan jenis kampanye candidat-oriented campaign yaitu, kampanye yang
berorientasi pada kandidat umum dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan
politik di wilayahnya. Namun penelitian ini memfokuskan kepada kampanye
Golkar melalui saluran media massa elektronik yaitu, televisi dengan nama TV
One melalui sebuah iklan partai.
Dari keberagaman variasi iklan partai Golkar, iklan tersebut lebih banyak
dikonsepkan sebagai jenis iklan cinema-verite yang menggunakan situasi
informal kandidat dan tipe iklan kesaksian atau testimonial yang menggunakan
beberapa tokoh politik, artis, atau masyarakat yang memberikan kesaksian
tentang kandidat maupun partainya.
Selain itu, jika seringkali ditampilkan tayangan yang memberikan kesan baik
Golkar kepada penontonnya secara tersirat, dengan cuma-cuma atau tanpa
bayaran, dan terkesan tidak direncanakan di TV One. Padahal walau terkesan
tidak direncanakan, hal tersebut tetap menggunakan perencanaan dengan tujuan
agar dapat memengaruhi khalayak. Contohnya, dalam isi berita pada program
pemberitaan TV One mereka selalu menayangkan kegiatan-kegiatan sosial
Golkar di masyarakat dan meminimalisir isu-isu negatif yang berkembang di luar
seputar partai Golkar. Jenis publisitas ini disebut sebagai paid publicity.
Publisitas lainnya seperti, pure publicity, juga dilakukan partai Golkar
dengan meletakkan bendera-bendera partai Golkar di sepanjang terotoar jalan
87
raya. Untuk free ride publicity, partai Golkar pernah men-sticker ambulan gratis
yang dilayangkan sebagai salah satu program sosial Golkar. Bukan hanya itu,
ketika banjir tahunan terjadi di wilayah Jakarta, partai Golkar juga tidak menyianyiakan kesempatan melakukan bakti sosial kepada seluruh korban banjir. Selain
mengadakan acara sosial, momentum tersebut juga dapat dijadikan keuntungan
tertentu untuk mendapatkan pandangan positif dari masyarakat mengenai
partainya. Publisitas semacam ini disebut sebagai tie-in publicity.
8. Agenda Kebijakan
Dalam menjawab variabel ini, sebenarnya penulis telah memasukan ke
dalam rumusan pertanyaan pada variabel perilaku memilih penelitian. Hanya
saja, dikarenakan pertanyaan yang vailid untuk menggali temuan pada variabel
ini tidak banyak, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan hasil
temuan seputar agenda kebijakan publiknya di wilayah RT 07 dan RT 09 Kebon
Baru. Di mana agenda kebijakan tersebut terbagi menjadi tiga dimensi yaitu:
a.
Support
Dimensi ini menekankan kepada isu yang berkembang di masyarakat
dan kesukaan seseorang terhadap iklan yang memengaruhinya untuk
memilih partai tersebut. Pertanyaan tersebut terdapat pada variabel perilaku
memili yaitu, “saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya dan saya
percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya
memilihnya.”
88
Selain itu untuk memperkuat hasil temuan, hal ini dapat peneliti
simpulkan dari hasil wawancara peneliti dengan Pak Muhammad sebagai
perwakilan suara warganya. Pada dimensi ini terlihat bahwa ikatan emosional
pada suatu partai, orientasi terhadap isu yang berkembang, dan orientasi
terhadap kandidat dapat menjadi bentuk dimensi support yang dapat
memengaruhi sikap seseorang untuk memilih.
Ketika terdapat kegiatan menyenangkan bagi seseorang dari suatu berita
misalnya dari isu, iklan, ataupun opini yang berkembang dalam masyarakat,
seseorang akan semakin memperkuat keyakinan dalam menentukan
pilihannya. Kegiatan support ini juga sesuai dengan tingkat pertama dan
ketiga dalam pengetahuan yang ditransmisikan oleh media.
Pengukurannya dilakukan dengan melihat kualitas kandidat atau partai
dari pribadi pemilih. Penelitian ini melakukan wawancara kepada tokoh
masyarakat sekitar sebagai perwakilannya. Ikatan emosioal tersebut dapat
terlihat dari kecondongan pribadi seseorang akan suatu partainya contohnya
seperti, kesukaannya akan visi, misi, serta program-program kerja yang telah
terlaksana pada masa sebelumnya, maupun program nantinya yang ingin
dilaksanakan. Hal tersebut juga menjadi orientasi positif terhadap
kandidatnya.
Di mana ketika kita meyakini kandidat tersebut baik, maka kita akan
cenderung menyukai dan memilih nantinya. Kesimpulan tersebut peneliti
ambil dari hasil wawancara di bawah ini:
89
“Kalau saya lihat ini kenapa, soalnya saya lihat karakternya ini dari dia
hidupnya tuh bagus. Kan banyak-banyak orang yang stop dari korupsi,
tapi mana kan? Enggak ada. Walau dia bekasnya Pak Harto, mana kan
dia ada korupsi? Coba cari aja kan gak ada. Banyak kan partai-partai
yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana Golkar? Kena? Enggak
ada kan di TV? Nah itulah itu, jadi segi korupsinya ini yang saya liat
gitu, bagus gitu kayaknya itu.”
Selain itu, isu yang berkembang melalui media massa, sebagai tingkat
kedua pembelajaran publik dalam mengingat fakta dari isu-isu atau
kualitasnya, juga menjadi faktor dukungan seseorang dalam menentukan
aksinya dalam memilih atau tidak memilih. Akan tetapi, dalam penelitian ini
peneliti menemukan fakta isu dapat berkembang dengan baik dari media
massa televisi. Ini dapat terlihat dari hasil wawancara berikut:
“Banyak kan partai-partai yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana
Golkar? Kena? Enggak ada kan di TV? Nah itulah itu, jadi segi
korupsinya ini yang saya liat gitu, bagus gitu kayaknya itu. Saya gak
pernah iniin Golkar ya enggak, tapi kenyataannya yang bicara. Wah
Pak RTnya nih yang menangin? Enggak saya gak menangin, kenyataan
yang bicara gitu. Dulu memang waktu SBY belum naik memang bagus,
tapi pas SBY udah naik kan jadi ancur-ancuran. Fakta yang saya liat
bukannya ngangkat partai”.
“… Karena emang tujuannya saya liat di TV One itu bagus, ya kita
ikutin yang bagus gitu. Karena kan yang condong ini kebanyakan yang
si Demokrat ini. Dulu saya sangat simpatik sama Demokrat sebelum
naik SBY, setelah saya liat saya pilih SBY, saya berjuang untuk
Demokrat bakal bagus ini. ternyata bawah-bawahannya banyak kan.
Stop korupsi tapi biangnya korupsi, ya kan. Itulah gak sukanya begitu,
jangan ngomong aja tapi dikerjakan yang gak bener gitu. Golkar ya
mana? Coba ada gak? Gak ada gitu”.
b.
Likehood of Action
Dimensi ini merupakan yang merupakan kemungkinan kegiatan publik
dalam melaksanakan apa yang diibaratkan dalam suatu media. Misalnya
90
adanya keikutsertaan khalayak pada komunitas atau lembaga tertentu yang
dapat memengaruhinya dalam menentukan pilihan dan pengaruh seseorang
atau role-model. Temuan role-model ini terdapat pada pertanyaan penelitian
yaitu, “saya memilih golkar karena calon legislatifnya berkualitas.”
Keikutsertaan sebagai tim sukses yang diakui Pak Muhammad selaku
tokoh masyarakat sekitar dan sebagai Ketua RT 09 terlihat dapat
memengaruhi pribadinya dalam memilih. Bukan hanya untuk dirinya sendiri
juga bagi masyarakat sekitar. Walaupun jumlahnya tim sukses tidak begitu
banyak tetapi adanya tim tersebut memberikan kecenderungan masyarakat
dalam memilih. Seperti pernyataan Pak Muhammad di bawah ini: 75
“Biasanya ada dua tokohnya gitu Ojak sama si Edi tuh. Tim sukses,
he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya begini gitu.
Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja gitu
barang maulid apa aja gitu. Tapi enggak banyak banget sih paling 30%
lah”.
“Oh enggak ada, cuman mendukung ada gitu. Dari Golkar Pak Ihsan
namanya. Mendukung calon legislatif itu, Pak Ihsan namanya. Itu dari
Golkar, saya sendiri yang.. tim suksesnya saya sendiri. Dari Golkar
saya sendiri, Pak Ihsan namanya”.
“Enggak ada sih kayaknya sih, cuma dia tim suksesnya aja sih. Ini gue
bayar sekian, lo kasih orang-orang nih sembako atau apa dari
Demokrat legislatif, gitu”.
Selain keikutsertaan khalayak yang memungkinkan kegiatannya
memilih, role model seseorangpun bisa menjadi satu bentuk dimensi
likehood of action. Dengan banyaknya tim sukses yang tersebar di wilayah
RT 09 tersebut, Pak Muhammad mengaku masyarakat juga menimbang pada
75
Wawancara Pribadi dengan Muhammad, Jakarta, 14 Februari 2015.
91
tingkat kepercayaan melihat dari siapa yang menjadi tim suksesnya dan
faktor kedekatan pertemanan sebagai role model-nya nanti dalam memilih,
seperti pernyataan berikut ini: 76
“Gini, yang ngasih itu siapa? Misalnya RT-nya, ahh pasti Pak RT bener
nih gitu. Biasanya gitu, ini aja deh ini nanti gini gini deh. Nah biasanya
gitu. Pengaruh!”
“Khusus di 09, kalau kamu udah Golkar. Berapa Golkar, Jak Golkar
dibayar? Demokrat seginian. Gini ginian, lo ikut gak? Ya ini di
Demokrat cuma ambil sembakonya doang, Te. Tapi saya ikutin Pak RT
aja deh. Dia ngomong langsung begitu, begitu doang”.
“Iya tokohnya. Walaupun dikasih uang kalo tokohnya enggak bener
mungkin enggak meyakinkan, dia gak mau gitu. Di sini banyak, hampir
berapa, hampir mau lima RT itu di sini mendukug Golkar, Pak Ihsan itu
legislatif ya, dari 02, 07, 06, 03, 02 ada bangsa enam RT lah menang
Pak Ihsan itu gitu”.
c.
Freedom of Action
Dimensi ini merupakan dimensi kebebasan bertindak publik dalam
memberikan penilaian pribadi untuk menentukan aksinya akan memilih
ataupun tidak memilih. Hal ini sepadan dengan tingkat keempat
pembelajaran publik dari media dengan membandingkan kedua pilihan
kandidat untuk menentukan isu atau gambaran mana yang lebih baik dan
mengarahkan kepada kegiatan memilih atau tidak memiihnya.
Dimensi tersebut memiliki penelitian tertentu salah satunya juga melalui
pendekatan ekonomi. Penelitian ini memfokuskan kepada pendekatan
ekonomi khalayak dalam menentukan pilihannya. Maksudnya, seseorang
menentukan kegiatan dalam memilihnya pada suatu partai terbentuk
76
Ibid,.
92
berdasarkan perhitungan, mengenai apa yang akan diperoleh bila seseorang
memilihnya, baik terhadap calon presiden maupun anggota parlemennya.
Khalayak berkesempatan menilai kandidat atau partainya selain dari
adanya berita atau iklan di TV. Salah satunya ialah opsi ekonomi berupa
imbalan uang, sembako, atau hal lainnya yang dapat menguntungkannya
sebagai pemilih. Hanya saja dalam uji coba kuisioner, pertanyaan penelitian
ini tidak valid sehingga harus dihilangkan dalam kuisioner penelitian.
Akan tetapi, peneliti mengantisipasi dengan melakukan wawancara
tokoh masyarakat dalam menggali variabel tersebut. Bapak RT pun mengaku
memang terdapat kegiatan bagi-bagi imblan berupa uang atau sembako
sebagai upaya sogokan agar masyarakat dapat memilih si pemberi imbalan
dalam pemilu nanti. Hal ini terlihat, bahwa masyarakat memilih pilihan bagi
yang memberi keuntungan paling besar bagi dirinya.
“Tim sukses, he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya
begini gitu. Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja
gitu barang maulid apa aja gitu. Ini gue bayar sekian, lo kasih orangorang nih sembako atau apa dari Demokrat legislatif, gitu. Iya.. iya
sembako. Uang enggak seberapa. Ya cuma, nih gue kasih duit buat
makan udah”.
Hanya saja tokoh masyarakat di RT 07 merasa hal tersebut tidak terlalu
berarti dalam penilaian masyarakat untuk memilih, karena ia merasa itu akan
berbalik lagi kepada pribadi masing-masing warga sebagai bentuk kebebasan
bertindaknya.
“Ada sih ada, kayak caleg gitu dari Demokrat pernah. Tapi kan itu, pas
saat ini dia aja ada gitu sembakonya. Tapi nanti tetep aja nanti
milihnya beda-beda. Soalnya kalau masalah itu, kita pastikan itu gak
ada yang masuk, itu kan hati nurani kita aja gitu. Kita juga gak tau,
93
biar kita Paksa kan gimana kan. Ada juga sih yang begitu komitmen
bisa apa kan gitu”.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti mengadakan analisis pengaruh penayangan iklan partai politik
Golkar di TV One terhadap perilaku masyarakat RT 07 dan RT 09 Kelurahan Kebon
Baru, Tebet, Jakarta Selatan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel penayangan iklan partai
politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan nilai
signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0,05. Dikarenakan nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih
kecil dari nilai alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara penayangan iklan partai politik Golkar dengan perilaku memilih
masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
2. Selain itu, diketahui pula jika ketiga sub-variabel penyangan iklan partai
politik Golkar dipisahkan. Ternyata hanya dua sub-variabel yang memiliki
pengaruh signifikan secara parsial terhadap perilaku masyarakat dalam
memilih. Pertama, variabel tingkat menonjol bagi khalayak (personal
salience) yaitu, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. Kedua,
valensi (valence) yakni, menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan suatu peristiwa tersebut. Sedangkan, sub-variabel visibilitas
(visibility) yaitu, jumlah atau tingkat menonjolnya berita tidak berpengaruh
94
95
signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat, karena t hitungnya sebesar
0,975 dengan nilai lebih besar dari nilai alpha 0,05.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat
diberikan penulis dalam skripsi ini ialah:
1. Bagi para akademisi agar dapat menjadi lebih peka dalam keadaan dan
perkembangan yang ada di media massa televisi khususnya pada saat ini.
2. Bagi khalayak sebagai penonton televisi agar lebih cermat menyaring
informasi dari media massa televisi. Dan tidak menerimanya tanpa sadar
begitu saja sehingga, dapat tertipu dengan mudah tanpa mengetahui bahwa
penonton tersebut telah dibentuk agendanya sesuai kehendak media terkait.
3. Bagi para pengiklan partai politik hendaknya tidak perlu secara berlebihan
mengeluarkan biaya besar untuk menampilkan iklan setiap harinya bahkan
sebelum
waktu
kampanye
ditentukan.
Karena
hasil
penelitian
ini
membuktikan bahwa ternyata jumlah iklan yang ditayangkan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat. Tetapi
dapat lebih menekankan kepada konsep penyajian agar dapat langsung
memikat penontonnya. Karena dalam penelitian ini terbukti bahwa suatu
konsep penyajian iklan pada akhirnya akan menimbulkan kesukaan dan lebih
meningkatkan tingkat menonjol pribadinyanya khalayak ketika ia melihat
menyaksikan iklan politik yang berbeda dengan iklan politik biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah. Statistik: Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan
Data Kategorik. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi
dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana, 2008.
_____________. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Burton, Graeme. Membincangkan Televisi. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.
Bryant, Jennings dan Susan Thompson. Fundamentals of Media Effects.
McGraw Hill, 2002.
Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2007.
Fauzie, Ristiani. “Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Tidak
Memilih (Non-Viting Behavior) pada Pemilihan Gubernur.” (Skripsi S1
Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013.
Heryanto, Gun Gun dan Sulhan Sumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
_______________________________. Komunikasi Politik. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press, 2010.
Hikmat, Mahi M. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Jumroni dan Suhaimi. Metode – Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
94
95
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Media Televisi: Sebuah Analisis Isi
Pesan Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Littlejohn, W. Stephen. Theories of Human Communication. California: Wadsworth,
1999.
Mansoer, Masri dan Elin Driana. Statistik Sosial. Jakarta: Ushul Press, 2009.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.
Morissan. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana, 2013.
Morisson dan Hamid Wardhani. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2013.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Politik, Politik Komunikasi: Membedah Visi
dan Gaya komunikasi Praktisi Politik. Bandung: Rosdakarya, 2013.
______________. Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan
Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: Rosdakarya, 1999.
Nasution, S. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005.
Priyatno, Duwi. 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17. Yogyakarta: Andi
Offset, 2009.
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2007.
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007.
Riggs, R.E dan Plano, J.C. The Nited Nations: International Organization and World
Politics. Chicago: Dorsey Press, 1988.
Santosa, Singgih. SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta:
PT. Elex Multi Komputindo, 1999.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Peneltian Survai.
Jakarta: Penerbit LP3ES, 2011.
96
Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps. Satistika Induktif. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development.
Bandung: Alfabeta, 2007.
________. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009.
________. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2011.
Sumarsono, Sonny HM. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004.
Surabkti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 1992.
Tamburaka, Apriadi.. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2012
Weaver D. H., dkk., Media Agenda Setting in a Presidential Election: Issues, Images,
and Interest, New York: Praeger, 1981.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grassindo, 2004.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Wawancara Pribadi dengan Muhammad, Jakarta, 14 Februari 2015.
Wawancara Pribadi dengan Amsori, Jakarta, 14 Februari 2015.
Data Pribadi Komisi Penyiaran Indonesia.
Data Pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Data Pribadi Ketua RT 07 dan RT 09.
97
LAMPIRAN
Kuisioner Uji Coba
Assalamu’allaikum Wr. Wb. Bapak/ Ibu yang saya hormati.
Saya Ricka Winatha, mahasiswi jurusan Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir.
Kuisioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014.
Hasil penelitian ini tidka dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata.
Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
Angket diisi oleh responden dan dapat dibantu oleh tim pengumpul data. Jika ada pertanyaan
yang belum jelas, Bapak/Ibu dapat bertanya kepada tim pengumpul data. Teknik memberi
jawaban dengan cara memberi jawaban pada tempat kosong yang tersedia. Mohon jawaban
diberikan se-objektif mungkin dengan sebenar-benarnya.
Identitas Responden
1. Nama Lengkap
:
2. Usia
:
3. Wilayah RT
:
4. Apakah Anda pernah menonton TV One?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Anda pernah melihat iklan Golkar di TV One?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban di ceklis (√)
Terdapat 5 alternatif jawaban untuk menjawab setiap pernyataan, yaitu:
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
CS
: Cukup Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
*Setiap pernyataan hanya diisi oleh satu jawaban
Variabel Visibilitas (Visibility)
No.
Pernyataan
1
2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar
Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di
TV One
Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari
Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One
Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar
di TV One
3
4
5
6
7
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
No.
Pernyataan
8
Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One
sehingga membuat saya bosan
Iklan Golkar paling banyak ditayangkan di TV One
dibanding iklan partai politik lainnya
9
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Tingkat Menonjol Bagi Khalayak (Audiende Salience)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pernyataan
SS
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
SS
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One
Saya tertarik dengan iklan Golkar
Saya mengganti saluran televisi ketika melihat iklan
Golkar di TV One
Saya menonton sebagian iklan Golkar saja setiap kali
iklan tersebut muncul
Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut
sama saja dengan iklan partai politik lainnya
Iklan partai politik lain lebih menarik dibanding iklan
Golkar
Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar
buruk
Iklan Golkar membosankan
Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui
iklannya
Variabel Valensi/ Valence (Cara Penyajian)
No.
1
2
3
4
5
6
7
Pernyataan
Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit
mengerti maksudnya
Iklan Gokar tampilanya sangat menarik
Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya
Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah
dimengerti
Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan
Golkar
Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang
ditampilkan pada iklan Golkar
Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan
Golkar yang penuh semangat
No.
Pernyataan
8
9
Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar
Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif
dan menarik
Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik
lainnya
Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang
berwawasan luas
10
11
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Keakraban (Familiarity)
No.
Pernyataan
1
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai
ditayangkan
Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan
politik partai lain
Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif
2014
Golkar adalah partai nomor urut 5
“Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering
disebut dalam iklan Golkar
Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV
One
Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One
Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu
Saya tahu warna dasar logo partai Golkar
Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar
Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai
Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat
iklan Golkar
Saya tahu iklan Golkar bukan melalui televisi melainkan
spanduk, teman, intenet, koran, dan sebagainya
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Penonjolan Pribadi (Personal Salience)
No.
Pernyataan
SS
1
2
3
Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya
memilih Golkar
Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada
Golkar
Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
No.
Pernyataan
4
5
Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislatif
Saya memilih Golkar karena dijanjikan akan
mendapatkan imbalan
Teman akrab saya merupakan salah satu calon legislatif
dari partai Golkar, maka memilihnya
Saya memilih Golkar karena lingkungan pekerjaan
Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya
6
7
8
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Kesenangan (Favorability)
No.
Pernyataan
1
2
Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya
Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan
Golkar, maka saya memilihnya
Karena bingung memilih partai politik mana, maka saya
memilih Golkar
Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan
Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap
memilih Golkar
Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat
Legislatif menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor
partainya
Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya
berkualitas
Saya tidak memilih Golkar karena muak dengan iklan
Golkar
Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya
tidak memilihnya
Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji
manis saja
Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya
Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja
Saya memilih anggota legislatif dari Golkar
Saya memilih Golkar dengan mencontreng nomor urut 5
pada kertas pemilu karena ada iming-iming uang
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Lampiran 2: Skor Instrumen X (Penayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 Vs9 As1 As2 As3 As As5 As6 As7 As8 As9 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10Va11
1
2
2
2
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
2
3
3
3
4
4
4
5
2
2
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
5
5
5
3
5
3
4
1
5
1
2
2
5
4
4
4
3
3
4
3
2
3
3
5
2
3
3
3
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
2
4
6
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
7
2
1
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
4
3
2
3
2
2
2
2
2
3
3
4
2
3
2
2
3
8
4
5
3
3
3
4
5
4
5
2
2
4
3
1
4
4
4
2
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
9
4
3
3
2
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
10
4
4
4
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
11
4
4
4
3
5
3
3
4
2
2
3
3
4
2
3
4
4
2
3
3
3
4
3
5
4
3
3
2
3
12
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
3
5
1
5
5
5
5
4
5
4
5
13
4
4
4
2
4
2
2
4
4
3
4
4
2
4
5
4
4
2
2
4
3
4
4
5
4
4
4
2
4
14
4
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
5
4
4
2
2
4
3
4
4
2
4
4
4
2
4
15
5
4
4
2
5
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
2
5
3
3
3
16
5
5
5
2
2
5
5
5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
2
4
4
4
17
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
2
4
2
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
3
2
3
4
4
4
4
3
3
5
5
5
3
4
4
3
5
18
4
3
5
4
3
4
3
4
19
4
4
2
2
2
3
3
3
2
2
3
4
4
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
20
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
21
2
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
22
5
5
1
2
3
5
4
5
4
2
4
2
4
5
4
4
4
4
23
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
25
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
2
4
4
3
2
3
3
3
2
4
3
2
3
3
3
3
4
4
3
4
26
3
2
3
2
3
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
2
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
27
5
3
2
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
28
2
2
2
3
2
1
2
2
3
2
2
4
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
4
2
3
3
3
2
29
2
4
2
2
2
2
1
1
5
1
1
5
3
1
5
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
4
5
4
4
4
4
4
2
4
2
3
4
4
2
4
4
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
Total
93
93
96
96
115
96
72
100
113
113
95
130
102
100
105
115
116
108
88
111
86
116
98
140
93
96
102
71
55
98
Lampiran 3: Skor Instrumen Y (Kecenderungan PerilakuMemilih)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11Fm12 Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Ps6 Ps7 Ps8 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13 Fo14 Fo15 Fo16 Total
1
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
2
4
4
2
2
2
4
2
115
2
3
3
4
4
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
103
117
4
2
2
5
3
2
5
5
5
5
5
2
1
1
2
5
2
4
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
2
4
4
3
3
5
5
5
4
112
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
1
4
2
4
4
2
4
4
5
5
4
2
5
5
5
5
4
4
2
1
2
4
4
4
4
138
6
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3
2
4
103
7
2
2
3
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
2
3
2
4
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
4
2
2
2
2
2
4
94
8
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
5
5
4
2
2
2
4
115
9
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
1
5
5
4
5
5
2
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
166
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
5
3
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
141
11
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
1
2
3
3
4
2
2
2
1
2
4
3
2
2
2
3
3
4
3
4
3
3
2
4
103
12
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
4
2
3
3
5
3
5
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
156
13
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
129
14
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
127
15
3
3
3
5
3
5
3
4
5
5
5
2
4
4
2
3
4
4
2
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
130
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
136
17
4
4
5
5
5
4
3
5
5
4
5
4
5
4
3
4
4
4
3
2
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
148
18
3
3
5
5
4
3
5
5
5
4
4
3
4
2
2
2
4
3
2
2
4
3
2
3
3
3
5
5
3
4
4
4
4
4
2
4
127
19
3
3
3
4
4
3
4
4
5
5
5
2
2
2
2
1
5
1
1
1
2
2
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
4
110
20
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
118
21
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
4
114
22
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
5
1
5
5
5
5
4
2
2
5
2
2
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
143
23
3
2
5
5
5
3
2
2
2
2
3
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
3
3
4
4
4
4
4
2
4
105
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
2
2
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
163
25
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
100
26
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
3
2
2
2
2
4
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
103
27
3
3
5
4
4
3
2
3
4
4
4
4
2
2
2
1
4
2
2
3
2
2
4
3
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3
2
4
105
28
2
2
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
99
29
1
1
4
1
1
1
1
1
4
4
1
5
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
5
2
2
2
2
1
5
69
30
2
2
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
2
4
4
2
100
Lampiran4: Uji Validitas Variabel X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r hitung
r tabel
Hasil
Vs1
2
3
3
5
4
3
2
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
2
5
4
5
4
3
5
2
2
4
Vs2
2
2
3
5
5
3
1
5
3
4
4
5
4
4
4
5
4
3
4
4
4
5
3
5
4
2
3
2
4
5
Vs3
2
3
4
5
4
3
3
3
3
4
4
5
4
2
4
5
4
5
2
4
3
1
3
5
4
3
2
2
2
4
Vs4
4
3
4
3
4
3
2
3
2
4
3
4
2
2
2
2
4
4
2
4
3
2
3
5
3
2
3
3
2
4
Vs5
4
3
4
5
5
4
3
3
4
4
5
4
4
4
5
2
4
3
2
4
3
3
3
5
4
3
3
2
2
4
Vs6
3
4
3
3
4
4
3
4
4
5
3
5
2
4
4
5
4
4
3
3
4
5
4
5
4
4
4
1
2
4
Jawaban Pertanyaan Ke
Vs7 Vs8
Vs9
As1 As2
2
4
4
4
4
4
4
5
2
2
2
3
4
3
3
4
1
5
1
2
4
2
4
4
4
4
3
3
2
3
3
2
2
2
2
5
4
5
2
2
4
4
5
4
4
4
4
2
4
4
3
4
2
2
3
4
5
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
5
5
2
4
4
4
5
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
2
2
3
3
4
2
4
4
3
3
3
3
3
4
5
4
2
4
4
4
3
4
3
5
5
5
5
5
3
3
3
3
2
4
4
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
3
2
2
1
1
5
1
1
4
2
4
2
3
As3
4
4
3
2
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
4
4
2
3
4
4
3
2
4
5
4
4
4
4
5
4
As4
2
4
3
5
4
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
As5
2
3
3
4
4
3
3
1
4
4
2
5
4
4
4
4
2
2
2
4
3
5
4
4
3
4
4
2
1
2
As6
2
3
3
4
2
4
2
4
2
4
3
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
4
3
5
2
4
4
2
5
4
0,769 0,509 0,513 0,454 0,497 0,729 0,67 0,717
0,126
0,705 0,828
0,039
0,328
0,591
0,313
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
0,361
0,361 0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid
Total
93
93
96
96
115
96
72
100
113
113
95
130
102
100
105
115
116
108
88
111
86
116
98
140
93
96
102
71
55
98
Lampiran 4: Uji Validitas Variabel X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r hitung
r tabel
Hasil
As7
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
3
4
4
3
3
4
As8
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
3
4
4
3
3
2
As9
2
3
3
3
4
3
2
2
4
4
2
5
2
2
4
4
4
4
2
3
4
4
4
5
3
2
4
3
1
2
Va1
4
3
2
4
2
4
2
4
4
2
3
3
2
2
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
3
1
4
Jawaban Pertanyaan Ke
Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7
2
2
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
2
3
3
5
2
4
4
5
4
5
5
3
3
3
3
4
3
2
2
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
5
1
5
5
5
5
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
2
4
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
3
3
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
4
4
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
4
4
2
2
2
3
4
2
1
1
1
1
1
1
4
2
4
4
4
4
V8
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
5
2
4
4
3
4
2
4
2
5
3
3
4
3
1
4
Va9 Va10 Va11
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
1
4
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
2
3
5
4
5
4
2
4
4
2
4
3
3
3
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
2
2
3
5
4
4
3
3
3
5
5
5
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
1
1
1
2
2
2
0,723 0,724 0,729 0,406 0,863 0,608 0,819 0,82 0,578 0,672 0,667 0,796 0,712 0,719
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Total
93
93
96
96
115
96
72
100
113
113
95
130
102
100
105
115
116
108
88
111
86
116
98
140
93
96
102
71
55
98
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y (Kecenderungan PerilakuMemilih)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10 Fm11 Fm12 Ps1
Ps2
Ps3
Ps4
Ps5
1
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
2
2
3
3
4
4
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
2
4
4
4
4
2
4
2
2
5
3
2
5
5
5
5
5
2
1
1
2
5
2
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
1
4
2
4
4
2
6
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
2
2
2
4
7
2
2
3
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
2
3
2
4
8
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
9
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
1
5
5
4
5
5
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
5
11
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
1
2
3
3
4
12
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
4
13
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
14
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
15
3
3
3
5
3
5
3
4
5
5
5
2
4
4
2
3
4
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
17
4
4
5
5
5
4
3
5
5
4
5
4
5
4
3
4
4
18
3
3
5
5
4
3
5
5
5
4
4
3
4
2
2
2
4
19
3
3
3
4
4
3
4
4
5
5
5
2
2
2
2
1
5
20
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
21
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
2
22
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
5
1
5
5
5
5
4
23
3
2
5
5
5
3
2
2
2
2
3
4
2
2
2
2
4
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
25
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
26
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
3
2
2
2
2
4
27
3
3
5
4
4
3
2
3
4
4
4
4
2
2
2
1
4
28
2
2
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
2
2
2
2
4
29
1
1
4
1
1
1
1
1
4
4
1
5
1
1
1
1
5
30
2
2
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
4
2
2
r hitung
0,806 0,81 0,4365 0,632 0,5969 0,809 0,753 0,726 0,496 0,527 0,774 -0,29 0,741 0,755 0,423 0,781 0,166
r tabel
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
tidak
tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
valid valid valid valid
Hasil
valid
valid
Total
115
103
117
112
138
103
94
115
166
141
103
156
129
127
130
136
148
127
110
118
114
143
105
163
100
103
105
99
69
100
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Ps6
Ps7
Ps8
Fo1 Fo2 Fo3
Fo4
Fo5
Fo6 Fo7 Fo8
Fo9 Fo10 Fo11 Fo12
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
2
4
4
2
2
2
2
3
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
2
4
4
3
3
5
4
4
5
5
4
2
5
5
5
5
4
4
2
1
2
2
2
2
4
4
3
6
2
2
2
2
2
4
3
2
2
7
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
4
2
2
8
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
5
5
4
9
2
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
3
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
11
2
2
2
1
2
4
3
2
2
2
3
3
4
3
4
12
2
3
3
5
3
5
4
4
4
4
3
4
5
5
5
13
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
14
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
2
4
4
15
4
2
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
16
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
17
4
3
2
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
18
3
2
2
4
3
2
3
3
3
5
5
3
4
4
4
2
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
19
1
1
1
2
20
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
4
21
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
3
2
22
2
2
5
2
2
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
23
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
3
3
4
4
4
24
2
2
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
3
3
3
25
2
2
2
4
3
2
3
3
3
3
2
3
26
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
27
2
2
3
2
2
4
3
2
2
2
2
2
4
4
3
28
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
3
29
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
5
2
2
30
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
r hitung 0,279 0,262 0,672 0,549 0,742 0,014 0,838 0,806 0,776 0,838 0,809 0,839 0,124 0,483 0,636
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
r tabel
tidak tidak
tidak
tidak
valid valid valid
valid valid valid valid valid valid
valid valid
Hasil
valid valid
valid
valid
Fo13 Fo14 Fo15 Fo16
2
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
4
4
4
4
4
3
3
2
4
2
2
2
4
2
2
2
4
5
5
4
5
5
5
4
5
3
3
2
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
4
3
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
5
4
4
3
3
2
4
3
3
2
4
3
3
2
4
3
3
3
4
2
2
1
5
2
4
4
2
0,782 0,756 0,7 0,273
0,361 0,361 0,361 0,361
tidak
valid valid valid
valid
Total
115
103
117
112
138
103
94
115
166
141
103
156
129
127
130
136
148
127
110
118
114
143
105
163
100
103
105
99
69
100
Lampiran 4: Uji Validitas Variabel X
No.
Pernyataan
r hitung
r tabel
1
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan
iklan Golkar
Saya sering (lebih dari 10 kali)
melihat iklan Golkar di TV One
Saya menyaksikan iklan Golkar setiap
hari di TV One
Saya melihat iklan Golkar di TV One
pada pagi hari
Saya melihat iklan Golkar di TV One
pada malam hari
Saya mengabaikan iklan Golkar di TV
One
Hanya sekali dalam seminggu saya
melihat iklan Golkar di TV One
Iklan
Golkar
terlalu
sering
ditayangkan di TV One sehingga
membuat saya bosan
Iklan
Golkar
paling
banyak
ditayangkan di TV One dibanding
iklan partai politik lainnya
Saya menantikan iklan Golkar ketika
menonton TV One
Saya tertarik dengan iklan Golkar
Saya mengganti saluran televisi ketika
melihat iklan Golkar di TV One
Saya menonton sebagian iklan Golkar
saja setiap kali iklan tersebut muncul
Setelah menonton iklan Golkar
ternyata iklan tersebut sama saja
dengan iklan partai politik lainnya
Iklan partai politik lain lebih menarik
dibanding iklan Golkar
Menurut saya tema yang dipakai pada
iklan Golkar buruk
Iklan Golkar membosankan
Saya merasa jenuh dengan janji-janji
Golkar melalui iklannya
Iklan Golkar durasinya terlalu cepat
sehingga sulit mengerti maksudnya
Iklan Gokar tampilanya sangat
menarik
Iklan Golkar unik dengan iklan partai
0,769
0,361
Hasil
Instrumen
Valid
0,509
0,361
Valid
0,513
0,361
Valid
0,454
0,361
Valid
0,497
0,361
Valid
0,729
0,361
Valid
0,67
0,361
Valid
0,717
0,361
Valid
0,126
0,361
Tidak Valid
0,705
0,361
Valid
0,828
0,039
0,361
0,361
Valid
Tidak Valid
0,328
0,361
Tidak Valid
0,591
0,361
Valid
0,313
0,361
Tidak Valid
0,723
0,361
Valid
0,724
0,729
0,361
0,361
Valid
Valid
0,406
0,361
Valid
0,863
0,361
Valid
0,608
0,361
Valid
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
politik lainnya
Bahasa yang digunakan pada iklan
Golkar mudah dimengerti
Saya suka dengan bahasa yang
digunakan dalam iklan Golkar
Saya suka dengan keindahan alam
Indonesia yang ditampilkan pada iklan
Golkar
Saya suka dengan tokoh yang
ditayangkan pada iklan Golkar yang
penuh semangat
Saya suka jingle/ musik dalam iklan
Golkar
Tema yang diangkat pada iklan
Golkar selalu variatif dan menarik
Iklan Golkar tampil berbeda dengan
iklan partai politik lainnya
Saya terpikat dengan sosok tokoh
iklan Golkar yang berwawasan luas
0,819
0,361
Valid
0,82
0,361
Valid
0,578
0,361
Valid
0,672
0,361
Valid
0,667
0,361
Valid
0,796
0,361
Valid
0,712
0,361
Valid
0,719
0,361
Valid
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y
No.
Pernyataan
r hitung
r tabel
1
Saya teringat iklan Golkar setelah
iklan selesai ditayangkan
Saya teringat iklan Golkar walaupun
melihat iklan politik partai lain
Saya tahu Golkar adalah partai peserta
pemilu legislatif 2014
Golkar adalah partai nomor urut 5
“Suara Golkar Suara Rakyat” adalah
moto yang sering disebut dalam iklan
Golkar
Saya teringat iklan Golkar, ketika
berbicara tentang TV One
Saya ingat logo partai Golkar dari
iklan di TV One
Golkar merupakan partai yang paling
berjaya sejak dulu
Saya tahu warna dasar logo partai
Golkar
Jika melihat warna kuning, saya
teringat partai Golkar
Bila mendengar lagu “dari ujung
banda Aceh sampai Tanah Papua, kita
semua bersaudara”, saya teringat iklan
Golkar
0,806
0,361
Hasil
Instrumen
Valid
0,81
0,361
Valid
0,437
0,361
Valid
0,632
0,597
0,361
0,361
Valid
Valid
0,809
0,361
Valid
0,753
0,361
Valid
0,726
0,361
Valid
0,496
0,361
Valid
0,527
0,361
Valid
0,774
0,361
Valid
Saya tahu iklan Golkar bukan melalui
televisi melainkan spanduk, teman,
intenet, koran, dan sebagainya
Karena keluarga di rumah memilih
Golkar maka saya memilih Golkar
Wilayah lingkungan saya mayoritas
berpihak pada Golkar
Teman sekitar mengajak saya untuk
memilih Golkar
Saya memilih Golkar setiap tahun
pemilihan legislative
Saya memilih Golkar karena
dijanjikan akan mendapatkan imbalan
Teman akrab saya merupakan salah
satu calon legislatif dari partai Golkar,
maka memilihnya
Saya
memilih
Golkar
karena
-0,29
0,361
Tidak Valid
0,741
0,361
Valid
0,755
0,361
Valid
0,423
0,361
Valid
0,781
0,361
Valid
0,166
0,361
Tidak Valid
0,279
0,361
Tidak Valid
0,262
0,361
Tidak Valid
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
lingkungan pekerjaan
Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi
saya
Saya suka dengan iklan Golkar, maka
memilihnya
Saya percaya dengan apa yang
disampaikan iklan Golkar, maka saya
memilihnya
Karena bingung memilih partai politik
mana, maka saya memilih Golkar
Saya percaya bahwa Golkar akan
membawa perubahan
Meskipun banyak iklan partai politik
lain, saya tetap memilih Golkar
Saya percaya jika memilih Golkar
akan membuat Legislatif menjadi
lebih baik
Saya memilih Golkar agar Indonesia
menjadi lebih baik
Saya
memilih
Golkar
dengan
mencoblos nomor partainya
Saya memilih Golkar karena calon
legislatifnya berkualitas
Saya tidak memilih Golkar karena
muak dengan iklan Golkar
Saya merasa Golkar bukan partai yang
baik, maka saya tidak memilihnya
Saya tidak percaya dengan Golkar
karena itu hanya janji manis saja
Saya percaya jika Golkar bukan
pilihan terbaik saya
Golkar sama dengan partai lain yang
obral janji saja
Saya memilih anggota legislatif dari
Golkar
Saya
memilih
Golkar
dengan
mencontreng nomor urut 5 pada kertas
pemilu karena ada iming-iming uang
0,672
0,361
Valid
0,549
0,361
Valid
0,742
0,361
Valid
0,014
0,361
Tidak Valid
0,838
0,361
Valid
0,806
0,361
Valid
0,776
0,361
Valid
0,838
0,361
Valid
0,809
0,361
Valid
0,839
0,361
Valid
0,124
0,361
Tidak Valid
0,483
0,361
Valid
0,636
0,361
Valid
0,782
0,361
Valid
0,756
0,361
Valid
0,7
0,361
Valid
0,273
0,361
Tidak Valid
Lampiran 6: Reliabilitas X (Penayangan Iklan Partai Politik Golkar)
DATASET ACTIVATE DataSet3.
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
VAR00025 VAR00029 VAR00022 VAR00028 VAR00008 VAR00027 VAR00009 VAR00018
VAR00024 VAR00026 VAR00023 VAR00016 VAR00020 VAR00021 VAR00010 VAR00017
VAR00019 VAR00011 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00012
/SCALE('Instrumen X (pembagian angket pertama)') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created
18-FEB-2015 17:58:09
Comments
Input
Active Dataset
DataSet3
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File
Matrix Input
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002
VAR00003 VAR00004 VAR00005
VAR00006 VAR00007 VAR00025
VAR00029 VAR00022 VAR00028
VAR00008 VAR00027 VAR00009
VAR00018 VAR00024 VAR00026
VAR00023 VAR00016 VAR00020
VAR00021 VAR00010 VAR00017
VAR00019 VAR00011 VAR00013
VAR00014 VAR00015 VAR00012
/SCALE('Instrumen X (pembagian
angket pertama)') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
00:00:00.08
[DataSet3]
Scale: Instrumen X (pembagian angket pertama)
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.938
29
Lampiran 7: Reliabilitas Y (Perilaku Memilih)
DATASET ACTIVATE DataSet4.
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023
VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036
/SCALE('Instrumen Y (pembagian angket pertama)') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created
18-FEB-2015 17:58:31
Comments
Input
Active Dataset
DataSet4
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File
Matrix Input
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002
VAR00003 VAR00004 VAR00005
VAR00006 VAR00007 VAR00008
VAR00009 VAR00010 VAR00011
VAR00012 VAR00013 VAR00014
VAR00015 VAR00016 VAR00017
VAR00018 VAR00019 VAR00020
VAR00021 VAR00022 VAR00023
VAR00024 VAR00025 VAR00026
VAR00027 VAR00028 VAR00029
VAR00030 VAR00031 VAR00032
VAR00033 VAR00034 VAR00035
VAR00036
/SCALE('Instrumen Y (pembagian
angket pertama)') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
00:00:00.19
[DataSet4]
Scale: Instrumen Y (pembagian angket pertama)
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.947
36
KUISIONER UNTUK MASYARAKAT
Assalamu’allaikum Wr. Wb. Bapak/ Ibu yang saya hormati.
Saya Ricka Winatha, mahasiswi jurusan Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir.
Kuisioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014.
Hasil penelitian ini tidka dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata.
Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
Angket diisi oleh responden dan dapat dibantu oleh tim pengumpul data. Jika ada pertanyaan
yang belum jelas, Bapak/Ibu dapat bertanya kepada tim pengumpul data. Teknik memberi
jawaban dengan cara memberi jawaban pada tempat kosong yang tersedia. Mohon jawaban
diberikan se-objektif mungkin dengan sebenar-benarnya.
Identitas Responden
1. Nama Lengkap
:
2. Usia
:
3. Wilayah RT
:
4. Apakah Anda pernah menonton TV One?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Anda pernah melihat iklan Golkar di TV One?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban di ceklis (√)
Terdapat 5 alternatif jawaban untuk menjawab setiap pernyataan, yaitu:
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
CS
: Cukup Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
*Setiap pernyataan hanya diisi oleh satu jawaban
Variabel Visibilitas (Visibility)
No.
Pernyataan
1
2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar
Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di
TV One
Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari
Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari
Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One
3
4
5
6
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
No.
Pernyataan
7
Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar
di TV One
Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One
sehingga membuat saya bosan
8
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Tingkat Menonjol Bagi Khalayak (Audiende Salience)
No.
Pernyataan
1
2
3
Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One
Saya tertarik dengan iklan Golkar
Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut
sama saja dengan iklan partai politik lainnya
Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui
iklannya
Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar
buruk
Iklan Golkar membosankan
4
5
6
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Variabel Valensi/ Valence (Cara Penyajian)
No.
Pernyataan
SS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit
mengerti maksudnya
Iklan Gokar tampilanya sangat menarik
Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya
Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah
dimengerti
Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan
Golkar
Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang
ditampilkan pada iklan Golkar
Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan
Golkar yang penuh semangat
Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar
Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif
dan menarik
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
10
11
Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik
lainnya
Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang
berwawasan luas
Variabel Keakraban (Familiarity)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pernyataan
SS
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
SS
Alternatif Jawaban
S CS TS STS
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai
ditayangkan
Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan
politik partai lain
Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif
2014
Golkar adalah partai nomor urut 5
“Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering
disebut dalam iklan Golkar
Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV
One
Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One
Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu
Saya tahu warna dasar logo partai Golkar
Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar
Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai
Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat
iklan Golkar
Variabel Penonjolan Pribadi (Personal Salience)
No.
1
2
3
4
5
Pernyataan
Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya
memilih Golkar
Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada
Golkar
Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar
Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislatif
Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya
Variabel Kesenangan (Favorability)
No.
Pernyataan
1
2
Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya
Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan
Golkar, maka saya memilihnya
Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan
Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap
memilih Golkar
Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat
Legislatif menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik
Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor
partainya
Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya
berkualitas
Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya
tidak memilihnya
Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji
manis saja
Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya
Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja
Saya memilih anggota legislatif dari Golkar
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Alternatif Jawaban
SS
S CS TS STS
Lampiran 9: Skor Instrumen X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11
1
4
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
4
4
3
3
3
3
3
5
3
5
4
3
3
2
4
3
3
2
4
4
4
4
4
5
2
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
2
4
5
3
4
5
4
4
2
2
2
4
4
4
2
2
4
2
2
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
2
4
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
2
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
4
3
2
6
5
3
4
5
4
4
3
2
3
4
2
2
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
7
4
3
5
4
5
1
5
1
1
4
4
1
4
4
1
3
4
2
2
4
4
3
3
4
5
8
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
2
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
9
1
1
5
5
5
4
3
4
4
4
5
2
4
4
4
5
1
5
1
5
5
5
5
5
5
4
5
10
1
5
5
5
5
1
2
4
5
5
2
1
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
11
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
2
2
2
12
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
13
3
4
2
4
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
14
4
4
2
2
4
4
4
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
4
4
2
4
3
2
2
4
2
2
15
2
4
4
2
4
2
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
4
4
2
4
16
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
17
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
18
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
2
2
3
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19
2
3
4
4
2
4
2
4
2
4
2
4
4
2
2
4
4
3
5
5
2
4
4
2
4
5
3
3
1
20
5
5
3
2
4
5
2
1
1
2
2
1
5
3
5
3
2
4
4
5
5
21
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
22
3
2
4
4
3
1
4
2
1
1
1
1
1
1
3
2
2
2
2
5
2
2
2
2
2
23
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
1
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
24
2
2
2
2
2
3
4
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
2
25
3
2
2
3
3
3
4
1
2
2
2
2
3
3
2
4
4
4
4
4
26
5
5
4
4
4
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
27
4
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
3
2
1
3
2
3
1
2
3
2
1
28
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
29
5
5
4
5
3
2
4
3
2
2
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
2
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
30
2
3
3
2
3
4
4
4
2
3
2
2
4
3
3
3
2
3
3
Total
78
97
89
85
76
97
81
91
97
102
65
75
80
71
67
95
94
87
82
81
58
55
99
61
73
82
43
78
80
72
Lampiran 9: Skor Instrumen X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11
2
2
2
2
2
2
4
2
1
1
2
1
2
1
4
1
2
4
2
4
2
1
2
4
1
31
5
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
5
4
4
4
4
4
4
4
32
3
5
5
5
2
3
3
5
3
3
5
2
4
5
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
33
2
2
2
2
2
4
4
5
1
1
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
34
4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
2
3
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
35
4
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
37
4
4
4
3
4
2
3
2
4
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
38
3
2
1
4
3
2
3
5
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
4
2
39
40
3
2
2
4
3
3
3
2
2
3
1
3
4
3
1
3
3
2
2
4
3
2
1
2
3
41
2
2
2
4
2
2
2
1
4
2
3
2
3
2
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
2
42
3
3
2
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
3
5
3
5
3
3
3
1
5
3
1
4
3
5
3
3
5
5
3
5
5
5
5
2
5
44
5
4
2
2
4
4
1
4
5
5
1
4
4
4
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
3
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
46
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
5
4
4
4
4
3
4
1
1
1
1
2
2
1
3
3
2
4
3
3
2
2
3
2
1
49
2
2
4
2
4
2
2
2
4
1
2
2
4
2
2
2
4
2
2
4
1
1
2
2
1
50
2
2
2
2
2
2
2
4
2
4
2
3
3
3
2
4
4
4
4
3
2
4
4
4
2
51
2
2
4
3
4
2
2
2
2
4
2
2
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
2
4
52
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
53
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
2
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
54
4
4
4
4
2
4
3
3
3
4
2
4
4
3
2
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
55
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
4
2
4
3
4
3
3
4
2
2
56
4
4
3
3
3
4
2
3
3
4
2
2
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
57
4
5
1
4
4
4
4
1
5
3
4
2
1
4
2
5
5
3
5
5
4
5
4
4
4
58
4
4
4
3
3
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
2
59
4
3
3
2
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
60
4
2
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Total
53
94
90
60
87
78
95
71
69
64
72
89
93
100
98
99
86
65
58
72
75
84
103
86
65
81
92
87
81
95
Lampiran 9: Skor I nstrumen X (Tayangan I klan Partai Politik Golkar)
Jawaban Pertanyaan Ke
Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11
61
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
5
5
5
5
5
62
2
2
2
2
2
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
63
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
2
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
64
5
5
5
5
5
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
65
5
5
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
66
4
5
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
67
2
1
3
2
3
3
4
4
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
68
2
2
2
2
2
2
4
4
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
69
2
2
3
2
4
2
2
3
2
2
3
1
1
1
4
2
4
5
3
5
5
5
4
2
3
70
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
71
4
2
2
2
4
4
3
4
2
2
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
3
3
2
72
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
73
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
3
3
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
74
4
4
3
2
2
4
3
2
2
2
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
75
2
2
2
2
2
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
76
3
2
2
2
4
3
3
1
2
1
3
1
1
1
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
77
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
78
4
3
4
3
4
4
4
4
2
3
2
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
4
79
3
2
2
2
3
3
3
4
1
2
3
3
4
4
4
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
80
5
5
2
2
3
3
3
4
2
3
2
3
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
81
5
4
2
3
3
3
4
3
2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
82
3
3
2
2
3
4
4
4
2
2
3
4
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
83
3
2
2
3
2
4
2
3
2
3
2
2
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
2
84
4
4
5
3
2
4
3
2
3
4
4
5
4
4
4
3
4
5
3
5
5
5
4
4
5
85
4
4
5
4
2
4
3
2
3
4
4
5
4
4
4
3
4
5
3
5
5
5
4
4
5
86
3
2
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
Total
104
62
96
101
97
89
70
64
72
89
77
86
73
74
66
52
98
87
68
76
79
76
75
98
99
75
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11
1
2
2
4
4
4
5
3
5
5
5
5
2
3
2
4
4
4
4
5
5
5
5
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
3
3
3
4
3
5
4
3
5
6
3
4
5
4
5
3
4
5
4
5
4
7
4
2
4
5
4
5
5
3
5
5
5
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
2
5
5
3
5
5
9
10
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
11
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
12
2
2
5
5
5
3
2
3
5
5
5
4
13
2
2
4
4
4
3
4
4
4
3
14
2
2
2
4
4
4
2
4
5
4
5
15
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
16
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
5
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
18
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19
4
3
4
4
3
5
4
4
4
4
4
20
2
1
5
5
1
4
3
3
4
2
2
21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
22
2
2
4
4
3
2
2
4
4
3
2
23
2
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
24
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
25
2
2
5
3
3
3
2
4
4
3
5
3
5
26
3
3
3
2
2
2
3
5
5
27
2
2
3
3
2
1
2
1
3
3
3
28
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
29
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
30
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
Jawaban Pertanyaan Ke
Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13
3
4
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
2
4
2
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
3
3
4
2
2
1
3
2
2
3
2
2
2
5
4
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
4
4
2
4
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
2
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
3
3
3
2
4
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
4
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
1
3
2
2
2
1
2
3
2
2
1
1
1
1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
4
3
3
4
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
Total
88
118
121
112
91
113
97
115
139
135
98
85
77
74
77
96
114
82
111
54
73
52
121
66
80
78
59
92
89
80
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11
31
2
2
4
4
4
4
4
1
4
1
2
32
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
33
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
34
2
1
4
4
1
2
2
4
4
4
4
35
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
36
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
37
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
38
3
2
2
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
2
2
2
3
3
4
39
40
3
2
4
4
3
2
5
3
5
5
3
41
2
4
4
4
3
3
2
5
5
5
5
42
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
5
3
3
5
5
3
5
4
4
4
44
5
5
2
2
5
2
4
5
5
5
5
45
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
46
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
2
2
5
3
3
5
3
4
5
4
2
49
2
2
4
4
1
4
1
2
4
4
4
50
2
2
4
4
4
4
4
3
2
4
4
51
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
52
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
53
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
54
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
55
2
2
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
56
4
3
4
4
5
4
4
4
4
57
5
3
4
4
5
5
5
5
3
5
5
58
3
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
59
3
3
4
4
3
3
4
2
4
4
4
60
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
Jawaban Pertanyaan Ke
Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
5
1
1
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
3
3
3
2
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
2
2
1
4
5
5
5
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
5
3
3
4
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
2
4
4
3
3
4
2
2
2
4
2
3
2
5
3
3
5
3
2
3
1
5
5
3
2
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
2
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
4
4
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
4
1
1
1
2
2
1
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
5
4
3
3
4
3
5
3
3
4
5
5
5
5
4
4
4
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
Total
62
127
90
69
88
80
110
85
76
86
80
93
103
131
102
114
108
71
66
96
107
114
113
86
70
101
121
91
90
110
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1Fm2Fm3Fm4Fm5Fm6Fm7Fm8Fm9Fm10
Fm11Ps1
61
4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
62
2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2
63
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
64
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
65
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
66
4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 1
67
2 2 4 4 2 3 3 2 3 2 1 2
68
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
69
4 3 4 4 2 3 2 2 5 5 4 2
70
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71
2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
72
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
73
2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
74
2 2 3 4 4 3 3 2 4 2 3 2
75
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
76
2 2 5 3 3 3 3 4 4 1 4 3
77
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
78
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
79
2 2 4 2 3 2 2 3 4 5 3 2
80
2 2 5 2 3 2 2 3 5 5 3 2
81
3 2 4 2 4 3 3 4 4 5 4 3
82
2 2 4 2 3 2 2 3 4 5 3 3
83
3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2
84
4 3 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5
85
4 3 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5
86
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2
Jawaban Pertanyaan Ke
Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9Fo10Fo11Fo12Fo13
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 3 1 4 5
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
2 3 1 4 1 1 2 2 2 3 4 2 5 2 2 1 4
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2
3 3 4 5 5 4 2 3 4 4 2 3 2 1 1 2 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2
2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4
4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2
2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2
3 3 2 5 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3
3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 5 5 4 4 3
2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3
3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 3 3
2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4
3 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
3 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2
Total
123
63
96
109
106
89
71
66
92
111
68
102
108
71
66
64
112
89
86
88
89
83
83
124
125
87
Lampiran 11
Regression
Notes
Output Created
18-FEB-2015 14:29:25
Comments
Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI
PENGARUH TAYANGAN IKLAN
PARPOL GOLKAR TERHADAP
PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil
Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3
/RESIDUALS HISTOGRAM(ZRESID)
NORMPROB(ZRESID)
/SAVE PRED RESID.
Resources
Processor Time
00:00:07.61
Elapsed Time
00:00:12.70
Memory Required
Additional Memory Required
for Residual Plots
2020 bytes
640 bytes
Variables Created or
PRE_2
Unstandardized Predicted Value
Modified
RES_2
Unstandardized Residual
Lampiran 11
a
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
X3, X2, X1
Method
b
. Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
1
Adjusted R
.858
.736
.726
10.581
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
25602.227
3
8534.076
9179.773
82
111.948
34782.000
85
F
Sig.
b
76.232
.000
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
.921
6.864
X1
-.009
.299
X2
1.527
X3
1.758
Standardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
.134
.894
-.002
-.031
.975
.612
.347
.305
4.393
.000
.668
.189
.666
9.312
.000
.630
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
VIF
1
(Constant)
X1
1.634
X2
1.497
X3
1.588
a. Dependent Variable: Y
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
X1
X2
X3
1
1
3.939
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.025
12.620
.30
.02
.88
.03
3
.020
13.927
.51
.01
.08
.72
4
.016
15.867
.19
.97
.04
.25
a. Dependent Variable: Y
a
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
51.91
125.87
93.00
17.355
86
-38.341
22.385
.000
10.392
86
Std. Predicted Value
-2.368
1.894
.000
1.000
86
Std. Residual
-3.624
2.116
.000
.982
86
Residual
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 12
Charts
Lampiran 12
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created
18-FEB-2015 14:34:51
Comments
Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI
PENGARUH TAYANGAN IKLAN
PARPOL GOLKAR TERHADAP
PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil
Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.00
Elapsed Time
00:00:00.08
a
Number of Cases Allowed
a. Based on availability of workspace memory.
196608
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
86
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
10.39217626
Absolute
.053
Positive
.053
Negative
-.051
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
.053
c,d
.200
Lampiran 13
NONPAR CORR
/VARIABLES=Xtotal Y
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations
Notes
Output Created
18-FEB-2015 14:39:44
Comments
Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI
PENGARUH TAYANGAN IKLAN
PARPOL GOLKAR TERHADAP
PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil
Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are
based on all the cases with valid data
for that pair.
Syntax
NONPAR CORR
/VARIABLES=Xtotal Y
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL
NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
Number of Cases Allowed
a. Based on availability of workspace memory
00:00:00.05
a
174762 cases
Correlations
Xtotal
Spearman's rho
Xtotal
Correlation Coefficient
Y
1.000
Sig. (2-tailed)
N
Y
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.829
.
.000
86
86
**
1.000
.000
.
86
86
.829
Data Frekuensi Iklan Politik
Iklan Parpol
Sep-13
0
0
0
0
478
0
0
0
0
0
0
0
NASDEM
PKB
PKS
PDIP
GOLKAR
GERINDRA
DEMOKRAT
PAN
PPP
HANURA
PBB
PKPI
Iklan Parpol
STASIUN : TV ONE
BULAN/TAHUN
Oct-13
Nov-13
Dec-13
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
10
430
128
401
0
0
21
0
0
17
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jan-14
0
0
0
0
431
44
0
0
0
0
0
0
BULAN/TAHUN
Feb-14
0
14
0
0
285
35
0
0
0
0
0
0
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
Jan-14
PKB
PDIP
PKS
GOLKAR
GERINDRA
DEMOKRAT
PAN
0
0
0
478
0
0
0
0
0
0
430
0
0
0
0
0
0
128
0
0
0
1
10
0
401
21
17
8
0
0
0
431
44
0
0
Feb14
14
0
0
278
0
0
0
PPP
HANURA
PBB
PKPI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
tokoh
7
35
15
10
0
2153
100
17
8
0
0
0
0
Data Frekuensi Iklan Partai Politik
Stasiun TV: TV ONE
Frekuensi Iklan Di Stasiun Televisi TV One
Periode Sept 2013 - Feb 2014
600
500
400
300
200
100
0
2153
2500
2000
1500
1000
500
15
10
100
0
17
8
0
NASDEM
478
430
PKB
431
401
285
PDIP
128
44
35
21
17
14
1
1
0
0
0
0
0
0
Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14
Data Frekuensi Iklan Non-Parpol
Iklan NonParpol
BULAN/TAHUN
Oct- Nov- Dec- Jan13
13
13
14
0
0
0
0
ARB
Sep13
0
WIN-HT
0
0
0
0
0
0
PRABOWO
0
0
0
0
0
35
GITA W
0
0
0
0
0
0
Data Frekuensi Iklan Non-Partai
Politik
Stasiun TV: TV ONE
Feb14
7
40
35
30
ARB
20
10
0
WIN-HT
7
0
0
0
0
0
0
Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14
BULAN/TAHUN
GOLKAR
GERINDRA
DEMOKRAT
BULAN/TAHUN
STASIUN : TV ONE
PKS
PRABOWO
GITA W
BERITA PARTAI POLITIK & TOKOH AFILIASINYA
PERIODE 16 MARET - 5 APRIL 2014
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
441
405
244
PKB NASDEM MAHFU
D MD
Series1
441
244
289
490(Rata-rata per Hari)
346 376
410
226
PKS
PDIP
289
405
GERIND
GOLKAR- RA- DEMOKR
PRABO
ARB
AT
WO
490
346
376
183
117
65
36
PAN
PPP
HANURA
- WIN HT
PKPI
PBB
Partai
ACEH
226
183
410
117
65
36
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber
Hari/ Tanggal
: Bapak Amsori (Tokoh Masyarakat RT 07)
: Sabtu, 14 Februari 2015
A
: Jadi saya itu mau skripsi mengangkatnya tentang pengaruh iklan partai politik
Golkar di TV One ini terhadap masyarakat, aPakah masyarakat yang menonton iklan itu
akan memilih atau enggak sih. Terus ada gak sih faktor lain masyarakat dalam memilih,
gitu sih.
B
: Jadi selama kita pernah ngikutin di partai, jadi kan ada satu partai ya misalnya Golkar.
Jadi kita sosialisasi gitu kepada warga. Jadi masalah disosialisasikan sudah, jadi kalau masalah
memilih kita kan anjurkan ya, masyarakat memilih ada tapi kan enggak semua gitu. Minimal
setengah lah gitu apa gitu misalnya gitu, kalau memilih semua saya rasa enggak.
A
: Kalau kondisi perpolitikan di wilayah RT 07 itu seperti apa sih Pak? Beragam
atau sama rata?
B
: Jadi kalau di sini, biasa-biasa aja merata gitu suasananya enggak terlalu ini itu, biasabiasa aja.
A
: Tapi kalau Bapak lihat mayoritasnya itu kira-kira seperti apa?
B
: Kalau yang dulu ini kan PPP, tapi selama PPP jatoh kan banyak ke Demokrat. Karena
tahun ini juga banyak partai, udah banyak juga yang lari ke Gerindra gitu.
A
: Kalau di wilayah Kebon Baru sendiri seluruhnya mayoritasnya seperti apa Pak?
B
: Jadi itu, tetep PPP, dari ujung Kebon Baru itu tetep PPP.
A
: Tapi kalau kemarin kira-kira Gerindra ya Pak banyak yang milih?
B
: Tetep PPP, tapi mayoritas banyak yang pindah gitu. Tapi tetep banyak PPP gitu.
A
: Ada tidak sih Pak calon legislatif dari RT 07 atau sekitarnya yang mewakili
Jakarta Selatan?
B
: Enggak ada.
A
: Kalau wilayah RT 07 sendi?ri kemarin waktu pilegnya pemenangnya siapa? Tahu
tidak Pak kira-kira? Bukan Golkar ya Pak?
B
: Enggak bukan Golkar, kayaknya PPP tetep.
A
: Kalau dari wilayah RT 07 sendiri ada gak sih Pak aktivis, tim sukses, atau pelopor
dari partai gitu di sini?
B
: Jadi ada juga di sini ada tim sukses dari .. dari Jokowi. Di depan apotik situ, tim
suksesnya Jokowi.
A
: Suka ke sini waktu dulu untuk sosialisasi gitu Pak?
B
: Enggak, enggak pernah. Sosialisasinya dulu ada juga pernah dari Hanura ada gitu. Tapi
enggak ada yang maksa-maksa.
A
: Oh enggak ada yang maksa-maksa dan enggak ada yang iming-iming apa apa gitu
Pak?
B
: Enggak ada.
A
: Ada gak sih Pak faktor-faktor lain Pak yang biasanya itu Bapak alami ya waktu
pemilihan legislatif dalam masyarakat RT 07 itu dalam memilih? APakah ada faktor
Paksaan, sembako atau apa gitu?
B
: Tapi selama ini enggak ada yang .. caleg caleg itu enggak ada yang datang, jadi enggak
ada paksaan gitu. Jadi masing-masing pribadi aja gitu.
A
: ohh kalau di sini enggak kena ya Pak untuk misalnya black campaign gitu?
B
: Ada sih ada, kayak caleg gitu dari Demokrat pernah. Tapi kan itu, pas saat ini dia aja
ada gitu sembakonya. Tapi nanti tetep aja nanti milihnya beda-beda.
A
: Oh nanti milinya kadang-kadang suka beda ya Pak?
B
: Oh jelas, kecuali kita dapet dalam DPC DPC mungkin itu harus. Orang biasa-biasa kita
gak akan ditekan. Misalnya PPP kasih duit misalnya, tetep aja dia, beda gitu. Si A si B siapa
misalnya, kalau kita jadi panitia sih tau. Si A si B si A si B, kita kan ada laporannya. Kita juga
kan liat berapa nih Golkar ada gak 50 berarti kita sukses. Biasanya kan kadang-kadang 30, 40
riska, jadi enggak bisa dipastiin gitu. Gak bisa dipaksain lah gitu.
A
: Kalau peran Bapak sendiri selaku tokoh masyarakat kemudian di tahun kemarin
juga menjabat jadi Ketua RT itu seperti apa? Ada gak sih pengaruh untuk pemikiran
masyarakat dalam memilih nantinya?
B
: Jadi, ini kan bukan untuk itu. Kalau untuk pengaruh masyakarat sih kayaknya gak ada,
tapi kalau dalam sosialisasi kita ke dianya itu ada pengaruhnya. Soalnya kalau masalah itu, kita
pastikan itu gak ada yang masuk, itu kan hati nurani kita aja gitu. Kita juga gak tau, biar kita
Paksa kan gimana kan. Ada juga sih yang begitu komitmen bisa apa kan gitu.
A
sih?
: Tapi ada kegiatan ini gak Pak, bagi-bagi uang sebelum pemilihan gitu ada gak
B
: Ya kita ingetin ya ada aja, tapi kita kan enggak.. enggak ini. enggak ada yang masuklah
dari caleg ini gak ada yang masuk.
A
: Oh masuk di hati maksudnya Pak?
B
: Enggak jadi, jadikan yang bagi-bagiin ini caleg, caleg itu gak ada yang masuk ke
wilayah RT 07. Tapi kalau perorangan pribadi kita gak tau ya gitu.
A
: Itu kira-kira faktornya apa Pak, apa RT 07 itu belum terlalu terlihat orang atau
calon-calon tersebut atau gimana?
B
: enggak jadi.. semua ngacak juga. Gak bisa ini juga, susah .. susah jadi. Kecuali kita ada
anggota ya, kartu anggota ya. Itu kan kalau anggota itu kan tetap, kan aada iuran kan apalah
gitu. Mungkin itu bisa.
A
itu?
: Oh yang tim sukses dari Jokowi pun enggak berpengaruh ya Pak yang di depan
B
: Enggak terlalu, ada sih ada, tapi kan cuma satu dua aja.
Narasumber
Hari/ Tanggal
: Bapak Muhammad (Tokoh Masyarakat RT 09)
: Sabtu, 14 Februari 2015
A
: Jadi saya itu mau skripsi mengangkatnya tentang pengaruh iklan partai politik
Golkar di TV One ini terhadap masyarakat, aPakah masyarakat yang menonton iklan itu
akan memilih atau enggak sih. Dan sekarang saya ingin meneliti tokoh masyarakat dari
RT 09-nya selaku Ketua RT, menurut Pak RT sendiri gimana sih perpolitikan di wilayah
RT 09 sendiri, mereka beragam atau cuma satu dua partai?
B
: Beragam kalau di sini.
A
: Itu maksudnya apa aja sih yang di sini yang diunggukan sama masyarakat RT 09
Pak? Mayoritasnya begitu.
B
: Mayoritasnya ya.. Demokrat. He’eh iya Demokrat. Tapi enggak banyak banget sih
paling 30% lah.
A
: Kemarin saya denger-denger dari Bapak mantan RT 07 itu katanya Kebon Baru
itu mayoritasnya partai islam ya Pak?
B
: Enggak juga. Enggak.. enggak. Malah Islam sini terkebelakang sini. Pendapat saya gitu
yang saya beberapa tau, kayaknya terkebelakang gitu.
A
: Berarti kalau di RT 09 sendiri Demokrat ya Pak yang paling banyak?
B
: Iya Demokrat yang paling banyak. Yang lain sih merata gitu sih, tapi yang menonjol
Demokrat gitu. Biasanya ada dua tokohnya gitu Ojak sama si Edi tuh.
A
: Itu tim sukses atau apa Pak?
B
: Tim sukses, he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya begini gitu.
Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja gitu barang maulid apa aja gitu.
A
: Ada tidak sih Pak warga dari RT 09 atau sekitarnya yang mencalonkan legislatif
2014 mewakili Jakarta Selatan?
B
: Oh enggak ada, cuman mendukung ada gitu. Dari Golkar Pak Ihsan namanya.
Mendukung calon legislatif itu, Pak Ihsan namanya. Itu dari Golkar, saya sendiri yang.. tim
suksesnya saya sendiri. Dari Golkar saya sendiri, Pak Ihsan namanya.
A
: Kalau di wilayah RT 09 sendiri waktu pileg itu pemenangnya siapa Pak?
B
: Pak Ihsan itu Golkar, Golkar menang, iya. Dia itu unggul.
A
: Biasanya Pak di wilayah sini ada gak sih Pak faktor lain yang mempengaruhi
masyarakat memilih waktu di DPR? Apa ada yang ikut organisasi partai atau apa gitu?
B
: Enggak ada sih kayaknya sih, cuma dia tim suksesnya aja sih. Ini gue bayar sekian, lo
kasih orang-orang nih sembako atau apa dari Demokrat legislatif, gitu.
A
: Kalau di RT 09 sendiri waktu itu ada bagi-bagi apa Pak? Sembako atau uang gitu
Pak?
B
: Iya.. iya sembako. Uang enggak seberapa. Ya cuma, nih gue kasih duit buat makan
udah. Bukan buat uang ini buat kamu masuk kantong, enggak. Makan-makan sono rapat, gitu
doing.
A
: Kasih sembakonya ke rumah-rumah gitu ya Pak?
B
: Iya ke rumah-rumah gitu.
A
: Menurut Bapak sendiri mempengaruhi gak sih Pak kalau misalnya kasih sembako
nanti mereka menang gitu?
B
: Gini, yang ngasih itu siapa? Misalnya RT-nya, ahh pasti Pak RT bener nih gitu.
Biasanya gitu, ini aja deh ini nanti gini gini deh. Nah biasanya gitu. Pengaruh!
A
: Oh jadi yang dilihat tokohnya gitu ya?
B
: Iya tokohnya. Walaupun dikasih uang kalo tokohnya enggak bener mungkin enggak
meyakinkan, dia gak mau gitu. Di sini banyak, hampir berapa, hampir mau lima RT itu di sini
mendukug Golkar, Pak Ihsan itu legislatif ya, dari 02, 07, 06, 03, 02 ada bangsa enam RT lah
menang Pak Ihsan itu gitu.
A
: Kalau misalnya peran Bapak ini berpengaruh kan ya seperti tadi, kegiatan apa aja
sih Pak yang Bapak lakukan agar masyarakat percaya?
B
: Nah itu, pengaruhnya, kita nanti minta pendapat untuk saat itu untuk dewasa ini
diperbaiki seperti kayak got-got dibersihkan gitu. Nanti itu diajukan lagi ke calonnya. Ternyata,
emang bener emang dibetulin tuh dibetulin kan got-got itu kan? Yang depan rumah situ, nah itu
dia hasilnya. Kita suka ngelobby juga, di RW rapat. Pak saya minta ini Pak, ohh nanti saya
ajukan ke sini deh. Dia yang bilang gitu, gitu. Akhirnya kan tercapai gitu.
A
ini?
: Kalau alasan Bapak sendiri kenapa sih kok akhirnya ingin membantu Pak Ihsan
B
: Kalau saya lihat ini kenapa, soalnya saya lihat karakternya ini dari dia hidupnya tuh
bagus. Kan banyak-banyak orang yang stop dari korupsi, tapi mana kan? Enggak ada. Walau dia
bekasnya Pak Harto, mana kan dia ada korupsi? Coba cari aja kan gak ada. Banyak kan partaipartai yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana Golkar? Kena? Enggak ada kan di TV? Nah
itulah itu, jadi segi korupsinya ini yang saya liat gitu, bagus gitu kayaknya itu. Saya gak pernah
iniin Golkar ya enggak, tapi kenyataannya yang bicara. Wah Pak RTnya nih yang menangin?
Enggak saya gak menangin, kenyataan yang bicara gitu. Dulu memang waktu SBY belum naik
memang bagus, tapi pas SBY udah naik kan jadi ancur-ancuran. Fakta yang saya liat bukannya
ngangkat partai. Saya kan gak dibayar, kecuali saya dibayar 100 juta, kagak sama sekali. Uang
makan doing berapa duit sekali makan abis. Misal 100 ribu bayarin makan, udah, gak adalagi,
paling kaos-kaos, gak ada, bersih.
A
: Bapak sendiri ngajaknya semua masyarakat RT 09 atau mana aja dipilih juga?
B
: Khusus di 09, kalau kamu udah Golkar. Berapa Golkar, Jak Golkar dibayar? Demokrat
seginian. Gini ginian, lo ikut gak? Ya ini di Demokrat cuma ambil sembakonya doang, Te. Tapi
saya ikutin Pak RT aja deh. Dia ngomong langsung begitu, begitu doang.
A
sih?
: Kalau menurut Bapak masyarakat RT 09 banyak yang suka nonton TV One gak
B
: Gak tau sih, tapi saya suka TV One, karena saya mau lihat politiknya gitu. Saya seneng
liat TV One, karena bicara ini, begini.. begini.. begini. Ngomongin partai, itu saya pelajarin
sampai dimana nih kebenaran partai-partai ini. oh yang bagus partai ini oh begini.. oh begini.
Ternyata yang banyak kena ini ini ini. jadi saya tau, yang banyak Demokrat ini.. ini..yang ini
kemari. Itu masuk ke TV One masuk ke politik itu bagus gitu jadi saya seneng gitu.
A
: Kan waktu itu banyak iklan Golkar gitu ya Pak di TV One, menurut Bapak
pengaruh gak sih ke diri Bapak jadi percaya gitu untuk memilih Golkar?
B
: Ya itulah keseliat iklan itu di TV One itu, karena orang-orang Golkar itu.. bukan gak
ada yang terlibat ya maap. Artinya dia gak besar terlibat kayak gunung besar korupsinya gitu.
Itulah yang saya lihat Golkar itu. Ada tapi gak besar kan gitu bagusnya gitu. Itu yang saya liat.
A
: Pada akhirnya Bapak suka dan condong gitu ya dengan pribadi Bapak?
B
: Ha, iya suka gitu. Iya, he’eh bener sesuai.
A
: Oh iya yaudah sih Pak begitu aja palingan..
B
: Saya sih gak ada yang dibayar-bayar gitu gak ada. cuma makan aja, nih buat Pak RT nih
200 ribu ayo ngumpul makan-makan RT RT. Kumpul deh di deket bentaran itu, abis 50 ribu ya
udah deh. Gak dibayar sih saya gak ada. Karena emang tujuannya saya liat di TV One itu bagus,
ya kita ikutin yang bagus gitu. Karena kan yang condong ini kebanyakan yang si Demokrat ini.
Dulu saya sangat simpatik sama Demokrat sebelum naik SBY, setelah saya liat saya pilih SBY,
saya berjuang untuk Demokrat bakal bagus ini. ternyata bawah-bawahannya banyak kan. Stop
korupsi tapi biangnya korupsi, ya kan. Itulah gak sukanya begitu, jangan ngomong aja tapi
dikerjakan yang gak bener gitu. Golkar ya mana? Coba ada gak? Gak ada gitu. Saya emang
demen TV One emang demen politik gitu hehe. Saya pelajarin-pelajarin. Kalau ada orang
ngomong bisa saya debat gitu, karena saya tau. Kalo saya gak nonton di TV One, mungkin saya
gak tau. TV lain kerjaannya cuma hiburan doang, dangdut lah, itu. TV One bagus itu,
perpolitikan tau begini gini gitu.
A
: Kalau ketemu Pak Ihsannya sendiri Bapak pernah ketemu?
B
: Pernah sekali waktu.. sekali doang ketemu, sekarang udah gak pernah ketemu lagi.
Karena dia orang Golkar ketemu begitu aja he’eh. Kalau memang hati saya untuk cari uang gitu,
say aari saya minta. Bukan untuk cari uang, saya mencari yang bersih. Bukannya bersih bukan,
artinya tuh.. orang gak ada yang bersih ya, gak ada yang bersih. Semuanya partai gak ada yang
bersih ya, cuma yang bersihan dikit gitulah, mendingan gitu. Semua partai gak ada yang bersih,
cuma mendingan gitu hehe.
Download