Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 REFLEKSI KEMAMPUAN PEDAGODIK GURU SMPN LUMBANG DAN SMPN 2 SUKOREJO MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI KABUPATEN PASURUAN Hj. Tanti Rahayu, S.Pd., MM Pengawas Sekolah Lanjutan Kabupaten Pasuruan Email: [email protected] Abstrak Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif pada mata pelajaran yang diampunya. Lesson study merupakan suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas membelajarkan dan aktivitas belajar siswa. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah melihat hasil refleksi kemampuan pedagogik guru di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo melalui implementasi Lesson Study. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian diambil hanya satu kali kegiatan open class Lesson study, yang dilakukan melalui 3 tahapan dalam LS yaitu: (1) Plan, (2) Do, (3) See. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berbasis lesson study terdapat perbedaan kemampuan pedagogik guru antara SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang. Kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Guru dapat mengkaji dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui penerapan metode yang melibatkan kerja sama antar siswa agar dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, sehingga hasil belajarnya mengalami peningkatan. Kata Kunci: kemampuan pedagogik, lesson study, SMPN 2 Sukorejo, SMPN Lumbang, refleksi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segara tercapai. Salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis (Nurhadi dkk., 2004:1). Pendidikan yang baik dan berkualitas tentunya membutuhkan sistem pembelajaran dan guru yang berkualitas atau berkompeten dan bekerja secara profesional. Sistem pembelajaran yang baik diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan sebab guru memiliki kewenangan untuk merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Tugas guru di dalam UU no 14 tahun 2005 Bab 1 pasal 1 yaitu guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Haryono (2005) mengatakan bahwa pada prinsipnya keprofesionalan guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas secara profesional yang memiliki ciri antara lain ahli di bidang teori dan praktik keguruan. Pendidik professional sangat dinantikan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara terus 423 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 menerus tanpa bosan dan mengenal lelah, aktif dan kreatif dalam menjawab tantangan masa depan. Ada empat kompetensi yang dimiliki pendidik yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional Salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampunya. Implementasinya adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas sehingga dapat membuat peserta didik belajar dengan optimal. Kemampuan ini harus terus-menerus ditingkatkan oleh seorang pendidik melalui berbagai aktifitas yang dapat dilakukan, baik itu pelatihan-pelatihan, workshop-workshop, pertemuan MGMP, dll. Salah satu kegiatan terkini yang menawarkan peningkatan kualitas pendidikan dengan cara meningkatkan kompetensi tenaga pendidik adalah Lesson Study. Lesson Study merupakan salah satu alternatif usaha yang sangat menarik untuk dipilih memajukan sekolah, meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Susilo (2012) menyatakan bahwa Lesson Study diartikan sebagai satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study yang diterapkan oleh suatu sekolah dengan melibatkan seluruh guru mata pelajaran di sekolah tersebut dinamakan dengan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS). Lesson study merupakan suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas membelajarkan dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena a) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil ―sharing‖ pengetahuan professional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan pada guru; b) penekanan mendasar suatu lesson study adalah kualitas belajar para siswa; c) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; dan e) lesson studyakan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002 dalam Syamsuri 2008:31). Pelaksanaan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2007 kolaborasi dengan Universitas Negeri Malang, pada awal kegiatan open class dirasakan jauh dari kesempurnaan dan banyak sekali kendala yang dihadapi. Banyak guru yang tidak tertarik menjadi observer dalam kegiatan open class. Banyak kegiatan open class yang terpaksa ditunda karena alasan sepele. Berangkat dari kenyataan tersebut, maka sangatlah perlu dilaksanakan penguatan LSBS dan diketahui dampak-dampaknya, terutama dampaknya terhadap peningkatan kompetensi guru. Seperti halnya dengan SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo yang melaksanakan lesson study diharapkan mampu meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pembelajaran, di antaranya guru untuk mampu meningkatkan kemampuan pedagogiknya. Hal ini dimungkinkan karena beberapa alasan, di antaranya dalam persiapan rencana pembelajaran yang selalu dilaksanakan bersama-sama (kolaboratif) antara guru-guru. Perencanaan yang dilakukan secara kolaboratif dapat menjadi suatu perencanaan yang lebih baik dan pelaksanaan yang lebih maksimal karena banyak mendapat masukan dari berbagai pihak. Dengan kegiatan lesson study, masing-masing observer, guru-guru, bahkan kepala sekolah bisa saling belajar banyak hal tentang pembelajaran (Ibrohim, 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut 424 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat hasil refleksi hasil kemampuan pedagogik guru di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo melalui implementasi Lesson Study. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran-gambaran mengenai tingkah laku subjek penelitian selama proses pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study. Pada penelitian deskriptif, kehadiran peneliti sangat diutamakan karena peneliti sebagai instrument kunci maksudnya adalah peneliti sebagai perencana data, pengumpul dan penganalisis data, serta pelapor hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Dalam penelitian ini sekolah yang menjadi sampel merupakan sekolah binaan pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada Semester genap tahun ajaran 2015/2016. Data penelitian diambil hanya satu kali open class Lesson study, dilakukan melalui 3 tahapan dalam LS yaitu: (1) Plan, (2) Do, (3) See. Pada Penelitian ini yang menjadi guru model SMPN 2 Sukorejo yaitu Ibu Cik Ani, S.Pd dengan materi pelajaran mohohibrida, sedangkan yang menjadi guru model di SMPN Lumbang yaitu Supriyati, S.Pd dengan materi pelajaran yaitu penyimpangan sosial. Instrumen penelitian yang digunakan berupa silabus, RPP, lembar observasi pedagogik guru model dan lembar observasi pembelajaran. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang menggambarkan temuan-temuan selama pelaksanaan penelitian, mendeskripsikan kemampuan pedagogik guru model. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan para observer dalam kegiatan pembelajaran berbasis lesson study. Observer terdiri dari guru model, guru-guru sejawat, dan guru pengawas yang telah terjadwalkan mengikuti open class. Hasil observasi dari para observer tersebut merupakan suatu gambaran mengenai kemampuan pedagogik guru model di SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang. Data Penelitian diambil selama 1 siklus dengan 1 kali open class. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa mengenai pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi guru dan siswa merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Dalam interaksi tersebut guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat menimbulkan keaktifan dan kreativitas siswa. Proses membelajarkan yang aktif diharapkan mampu membuat suatu perubahan-perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Penerapan lesson study dapat dijadikan sebagai guru model untuk menerapkan kemampuan dasar mengajarnya sehingga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Sebagai guru model pelaksanaan lesson study mendapatkan adanya umpan balik langsung dalam kegiatan refleksi sehingga dapat belajar dari pengalaman untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik. Lewis (2002) menyatakan bahwa lesson study dapat meningkatkan keprofesionalan guru, karena guru melakukan pengkajian 425 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran yang sesuai, dan menentukan media. Pengelolaan kelas merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan kondisi belajar yang kondusif sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran berbasis lesson study kegiatan perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara kolaborarif diharapkan dapat meningkatkan kualitas calon pendidik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan meningkatkan kemampuan pedagogik guru. Kemampuan pedagogik guru dinilai pada setiap kegiatan open class oleh para observer yang hadir melalui rubrik penilaian kemampuan pedagogik guru yang terdiri dari 4 aspek penilaian, yaitu membuka pelajaran, melaksanakan kegiatan inti, penilaian dan refleksi, serta faktor penunjang yang meliputi penggunaan bahasa, pengaturan waktu, rasa percaya diri dan penampilan. Penilaian para observer terkait kemampuan pedagogik guru dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penilaian Observer Terhadap Kemampuan Pedagogik Guru Aspek Penilaian Nilai kemampuan Pedagogik Guru Indikator Membuka pelajaran Melaksanakan Kegiatan Inti SMPN 2 Sukorejo SMPN Lumbang Apresiasi 94 85.5 Menggunakan metode 86.3 74.2 Ketepatan materi 87.6 78.7 Penguasaan kompetensi 87.6 75.7 84 76 86.3 76.5 Penilaian dan Refleksi Faktor Penunjang Penggunaan bahasa, pengaturan waktu, rasa percaya diri Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat dari tiap indikator dari 4 aspek penilaian kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Terlihat pada Semua indikator kemampuan pedagogik terlebih pada indikator penggunaan metode pembelajaran, SMPN 2 Sukorejo lebih variatif dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga siswa dapat lebih aktif, bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran dan materi pelajaran. SMPN 2 Sukorejo lebih efektif dalam menggunakan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dimana terlihat dari indikator penilaian dan faktor penunjang lebih efektif SMPN 2 Sukorejo dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dalam pelaksanaan Pelaksanaan Lesson Study dapat membangun kreatifitas dan peningkatan prestasi, serta membangun interaksi pembelajaran antar guru model dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal tersebut 426 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 dikarenakan penggunaan metode yang tepat dan efektif. hasil-hasil penelitian yang dilakukan para ahli menunnjukkan bahwa pembelajaraan cooperative ternyata dapat meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, juga akibat lainnya yang positif seperti terbangunnya hubungan antar personal dalam kelompok atau dengan kelompok lain, kerjasama saling membantu antar teman. Dan inilah inti dari pembelajaran kooperative (Slavin, 1995). Berdasarkan penilaian dari para observer pada setiap pelaksanaan lesson study dapat dilihat adanya kemampuan pedagogik guru. Untuk memperjelas adanya perbedaan kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang dapat dilihat pada Gambar 1. 100 90 80 70 60 Pers entase (%) 50 40 30 20 10 0 SMPN Lumbang SMPN 2 Sukorejo Membuka Pelajaran 85.5 94 Melaksanakan Penilaian & Kegiatan Inti Refleksi Aspek penilaian 76.2 76 87.1 84 Faktor penunjang 76.5 86.3 Gambar 1. Grafik Nilai Kemampuan Pedagogik Guru SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang Pada Kegiatan Lesson Study Lesson study yang diterapkan pada pembelajaran di SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang terdapat perbedaan pada kemampuan pedagogik guru dalam membelajarkan karena beberapa alasan. 1. Lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang professional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat: a)menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, metode pelajaran yang efektif; b) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; c) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; d) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai siswa; e) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; f) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; g) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan h) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002 dalam Syamsuri, 2008:32) sehingga guru dapat mengetahui pembelajaran yang dilakukan dengan refleksi dari sudut pandang observer maupun siswa untuk dapat melakukan suatu inovasi pembelajaran yang lebih baik. 427 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 2. Lesson study merupakan suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas membelajarkan dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena a) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil ―sharing‖ pengetahuan professional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan pada guru; b) penekanan mendasar suatu lesson study adalah kualitas belajar para siswa; c) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; dan e)lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002 dalam Syamsuri 2008:31). Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis lesson study, semakin banyak kegiatan sharing antar kelompok lesson study dalam hal menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk persiapan materi dapat menambah kepercayaan diri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dari masukan-masukan positif yang diberikan oleh para observer dapat memotivasi guru sejawat dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan memilih metode yang inovatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, pola lesson study yang diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari diharapkan terus dikembangkan agar guru memiliki bekal untuk menjadi guru yang professional. Senada dengan hal tersebut, Bafadal (2006) menyebutkan bahwa peningkatan keprofesionalan guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti direncanakan secara matang, dilaksanakan secara taat asas dan dievaluasi secara objektif. Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan keprofesionalan secara terus menerus. Melalui upaya ini diharapkan dapat membantu guru dalam memperdalam materi bidang studi, mengasah keterampilan mengajar di kelas, menghasilkan dan menyumbang pengetahuan baru terhadap profesi, meningkatkan kemampuan memonitor belajar siswa, serta melanjutkan studi dalam bidang ilmunya dan pendidikan pada umumnya (Glenn, 2000 dalam Andik, 2008). Adanya perbedaan skor kemampuan pedagogik yang terjadi dalam penelitian ini menunjukan bagaimana peran Lesson Study untuk memperbaiki kompetensi guru, hal ini sesuai dengan pendapat Susilo (2009) bahwa kegiatan Lesson Study sangat potensial sebagai alternatif pembinaan guru untuk meningkatkan kompetensi guru di Indonesia. Menurut Litle, 1992 dalam SISTTEMS, 2007 perkembangan kompetensi para guru mengacu pada perkembangan mereka dalam hal pengetahuan, keahlian, dan penilaian yang berkaitan dengan proses mengajar di ruang kelas. Jadi diperlukan kegiatan Lesson Study yang berkelanjutan dan perlunya kolaborasi antar guru untuk meningkatkan keprofesionalannya karena peningkatan pedagogic dan profesioanalisme guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti direncanakan secara matang, dilaksanakaan secara taat asas dan dievaluasi secara objektif. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa implementasi pembelajaran berbasis lesson study menunjukkan perbedaan kemampuan pedagogik guru antara SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang. Kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dari hasil open class, guru dapat mengkaji dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta 428 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui penerapan metode yang melibatkan kerja sama antar siswa agar dapat meningkatkan kualitas belajar siswa sehingga hasil belajarnya mengalami peningkatan. DAFTAR RUJUKAN Andik, P. N. 2008. Keefektifan Kegiatan Lesson Study dalam Meningkatkan Keprofesionalan Guru di SMA Laboratorium UM. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA. Bafadal. 2006. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Peningkatan Keprofesionalan Guru Sekolah Dasar (Cetakan Ketiga). Jakarta: Pt. Bumi Aksara. Haryono, A. 2005. Tantangan Keprofesionalan Guru Ekonomi dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Online). (http://www.ekofeum.or.id.artikel.html, diakses 27 November 2015). Ibrohim. 2009. Pengaruh Model Implementasi Lesson Study dalam Kegiatan MGMP terhadap Peningkatan Kompetensi Guru dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Disertasi tidak diterbitkan. Malang:UM. Ibrohim dan Syamsuri, Istamar. 2010. Workshop Lesson Study untuk Mahasiswa, Guru, dan Dosen FMIPA UM Semester Genap, 28 Desember 2010. FMIPA:UM. Lewis, Catherine. 2002. Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Nagoya Journal of Education and Human Development, 2002 (1): 1-23. (Online), (http://www.lessonstudygroup.net/lg/readings/DoeslessonstudyhaveafutureintheU SLewisC/DoeslessonstudyhaveafutureintheUSLewisC.pdf) diakses tanggal 25 November 2015 Nurhadi. dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. SISTTEMS. 2007. Bacaan Rujukan untuk Lesson Study (Berdasarkan Pengalaman Jepang dan IMSTEP). Malang: JICA. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning. Theory. Researth and Practice. Boston: Ally and Bacon. Susilo, Herawati.2012. Implementasi Lesson Study Di Sekolah Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Lesson Study MIPA di Palu. Susilo, H. 2009. Lesson Study (Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif). Malang: Bayumedia Publishing. Syamsuri, Istamar dan Ibrohim. 2008. Lesson Study (Study Pembelajaran) Model Pembinaan Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan. Malang: FMIPA UM. Syamsuri, I. dan Ibrohim. 2008. Lesson Study (Studi Pembelajaran): Model Pembinaan Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan, Dipetik dari Program SISTTEMS-JICA di Kabupaten Pasuruan-Jawa Timur (2006-2008). Malang: FMIPA UM. 429