423 refleksi kemampuan pedagodik guru smpn

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
REFLEKSI KEMAMPUAN PEDAGODIK GURU SMPN LUMBANG DAN SMPN 2
SUKOREJO MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY
DI KABUPATEN PASURUAN
Hj. Tanti Rahayu, S.Pd., MM
Pengawas Sekolah Lanjutan Kabupaten Pasuruan
Email: [email protected]
Abstrak
Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah mampu
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif pada mata pelajaran yang diampunya. Lesson study merupakan
suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas membelajarkan dan aktivitas belajar
siswa. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah melihat hasil refleksi kemampuan
pedagogik guru di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo melalui implementasi Lesson
Study. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Data penelitian diambil hanya satu kali kegiatan open class Lesson study, yang
dilakukan melalui 3 tahapan dalam LS yaitu: (1) Plan, (2) Do, (3) See. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berbasis
lesson study terdapat perbedaan kemampuan pedagogik guru antara SMPN 2 Sukorejo dan
SMPN Lumbang. Kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan
dengan SMPN Lumbang. Guru dapat mengkaji dan meningkatkan kualitas pembelajaran
serta membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui penerapan
metode yang melibatkan kerja sama antar siswa agar dapat meningkatkan kualitas belajar
siswa, sehingga hasil belajarnya mengalami peningkatan.
Kata Kunci: kemampuan pedagogik, lesson study, SMPN 2 Sukorejo, SMPN Lumbang,
refleksi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas, karena melalui
usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segara tercapai. Salah satu tujuan
Pendidikan Nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas,
damai, terbuka, dan demokratis (Nurhadi dkk., 2004:1). Pendidikan yang baik dan
berkualitas tentunya membutuhkan sistem pembelajaran dan guru yang berkualitas atau
berkompeten dan bekerja secara profesional.
Sistem pembelajaran yang baik diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan sebab
guru memiliki kewenangan untuk merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang telah ditentukan. Tugas guru di dalam UU no 14 tahun 2005 Bab 1 pasal 1
yaitu guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal, dasar dan menengah. Haryono (2005) mengatakan bahwa pada
prinsipnya keprofesionalan guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas secara
profesional yang memiliki ciri antara lain ahli di bidang teori dan praktik keguruan.
Pendidik professional sangat dinantikan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara terus
423
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
menerus tanpa bosan dan mengenal lelah, aktif dan kreatif dalam menjawab tantangan
masa depan. Ada empat kompetensi yang dimiliki pendidik yaitu: kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan professional
Salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik
adalah mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampunya.
Implementasinya adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas sehingga dapat
membuat peserta didik belajar dengan optimal. Kemampuan ini harus terus-menerus
ditingkatkan oleh seorang pendidik melalui berbagai aktifitas yang dapat dilakukan, baik
itu pelatihan-pelatihan, workshop-workshop, pertemuan MGMP, dll. Salah satu kegiatan
terkini yang menawarkan peningkatan kualitas pendidikan dengan cara meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik adalah Lesson Study.
Lesson Study merupakan salah satu alternatif usaha yang sangat menarik untuk
dipilih memajukan sekolah, meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Susilo (2012) menyatakan bahwa Lesson Study diartikan sebagai satu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas untuk membangun komunitas
belajar. Lesson Study yang diterapkan oleh suatu sekolah dengan melibatkan seluruh guru
mata pelajaran di sekolah tersebut dinamakan dengan Lesson Study Berbasis Sekolah
(LSBS).
Lesson study merupakan suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas
membelajarkan dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena a) pengembangan lesson study
dilakukan dan didasarkan pada hasil ―sharing‖ pengetahuan professional yang
berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan pada guru; b)
penekanan mendasar suatu lesson study adalah kualitas belajar para siswa; c) tujuan
pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; dan e)
lesson studyakan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis,
2002 dalam Syamsuri 2008:31).
Pelaksanaan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) di Kabupaten Pasuruan pada
tahun 2007 kolaborasi dengan Universitas Negeri Malang, pada awal kegiatan open class
dirasakan jauh dari kesempurnaan dan banyak sekali kendala yang dihadapi. Banyak guru
yang tidak tertarik menjadi observer dalam kegiatan open class. Banyak kegiatan open
class yang terpaksa ditunda karena alasan sepele. Berangkat dari kenyataan tersebut, maka
sangatlah perlu dilaksanakan penguatan LSBS dan diketahui dampak-dampaknya, terutama
dampaknya terhadap peningkatan kompetensi guru. Seperti halnya dengan SMPN
Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo yang melaksanakan lesson study diharapkan mampu
meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pembelajaran, di antaranya guru untuk
mampu meningkatkan kemampuan pedagogiknya. Hal ini dimungkinkan karena beberapa
alasan, di antaranya dalam persiapan rencana pembelajaran yang selalu dilaksanakan
bersama-sama (kolaboratif) antara guru-guru. Perencanaan yang dilakukan secara
kolaboratif dapat menjadi suatu perencanaan yang lebih baik dan pelaksanaan yang lebih
maksimal karena banyak mendapat masukan dari berbagai pihak. Dengan kegiatan lesson
study, masing-masing observer, guru-guru, bahkan kepala sekolah bisa saling belajar
banyak hal tentang pembelajaran (Ibrohim, 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut
424
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat hasil refleksi hasil
kemampuan pedagogik guru di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo melalui
implementasi Lesson Study.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mendapatkan gambaran-gambaran mengenai tingkah laku subjek penelitian
selama proses pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study. Pada penelitian deskriptif,
kehadiran peneliti sangat diutamakan karena peneliti sebagai instrument kunci maksudnya
adalah peneliti sebagai perencana data, pengumpul dan penganalisis data, serta pelapor
hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN Lumbang dan SMPN 2 Sukorejo
Kabupaten Pasuruan. Dalam penelitian ini sekolah yang menjadi sampel merupakan
sekolah binaan pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Waktu pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada Semester genap tahun ajaran 2015/2016. Data penelitian
diambil hanya satu kali open class Lesson study, dilakukan melalui 3 tahapan dalam LS
yaitu: (1) Plan, (2) Do, (3) See. Pada Penelitian ini yang menjadi guru model SMPN 2
Sukorejo yaitu Ibu Cik Ani, S.Pd dengan materi pelajaran mohohibrida, sedangkan yang
menjadi guru model di SMPN Lumbang yaitu Supriyati, S.Pd dengan materi pelajaran
yaitu penyimpangan sosial. Instrumen penelitian yang digunakan berupa silabus, RPP,
lembar observasi pedagogik guru model dan lembar observasi pembelajaran. Analisis data
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang menggambarkan temuan-temuan
selama pelaksanaan penelitian, mendeskripsikan kemampuan pedagogik guru model.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan para
observer dalam kegiatan pembelajaran berbasis lesson study. Observer terdiri dari guru
model, guru-guru sejawat, dan guru pengawas yang telah terjadwalkan mengikuti open
class. Hasil observasi dari para observer tersebut merupakan suatu gambaran mengenai
kemampuan pedagogik guru model di SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang. Data
Penelitian diambil selama 1 siklus dengan 1 kali open class.
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa mengenai
pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi guru dan
siswa merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran.
Dalam interaksi tersebut guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran harus menciptakan
suasana yang dapat menimbulkan keaktifan dan kreativitas siswa. Proses membelajarkan
yang aktif diharapkan mampu membuat suatu perubahan-perubahan tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Penerapan lesson study dapat dijadikan sebagai guru model untuk menerapkan
kemampuan dasar mengajarnya sehingga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan inovatif.
Sebagai guru model pelaksanaan lesson study mendapatkan adanya umpan balik
langsung dalam kegiatan refleksi sehingga dapat belajar dari pengalaman untuk
melaksanakan pembelajaran yang lebih baik. Lewis (2002) menyatakan bahwa lesson
study dapat meningkatkan keprofesionalan guru, karena guru melakukan pengkajian
425
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran yang
sesuai, dan menentukan media. Pengelolaan kelas merupakan komponen yang penting
dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan kondisi belajar yang kondusif
sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran berbasis lesson study kegiatan perencanaan
pembelajaran yang dilakukan secara kolaborarif diharapkan dapat meningkatkan kualitas
calon pendidik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
meningkatkan kemampuan pedagogik guru. Kemampuan pedagogik guru dinilai pada
setiap kegiatan open class oleh para observer yang hadir melalui rubrik penilaian
kemampuan pedagogik guru yang terdiri dari 4 aspek penilaian, yaitu membuka pelajaran,
melaksanakan kegiatan inti, penilaian dan refleksi, serta faktor penunjang yang meliputi
penggunaan bahasa, pengaturan waktu, rasa percaya diri dan penampilan. Penilaian para
observer terkait kemampuan pedagogik guru dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penilaian Observer Terhadap Kemampuan Pedagogik Guru
Aspek Penilaian
Nilai kemampuan Pedagogik Guru
Indikator
Membuka
pelajaran
Melaksanakan
Kegiatan Inti
SMPN 2 Sukorejo
SMPN Lumbang
Apresiasi
94
85.5
Menggunakan metode
86.3
74.2
Ketepatan materi
87.6
78.7
Penguasaan kompetensi
87.6
75.7
84
76
86.3
76.5
Penilaian dan Refleksi
Faktor
Penunjang
Penggunaan bahasa, pengaturan
waktu, rasa percaya diri
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat dari tiap indikator dari 4 aspek penilaian
kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan dengan SMPN
Lumbang. Terlihat pada Semua indikator kemampuan pedagogik terlebih pada indikator
penggunaan metode pembelajaran, SMPN 2 Sukorejo lebih variatif dalam penggunaan
metode pembelajaran sehingga siswa dapat lebih aktif, bekerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan pembelajaran dan materi pelajaran. SMPN 2 Sukorejo lebih efektif dalam
menggunakan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dimana
terlihat dari indikator penilaian dan faktor penunjang lebih efektif SMPN 2 Sukorejo
dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dalam pelaksanaan Pelaksanaan Lesson Study
dapat membangun kreatifitas dan peningkatan prestasi, serta membangun interaksi
pembelajaran antar guru model dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal tersebut
426
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
dikarenakan penggunaan metode yang tepat dan efektif. hasil-hasil penelitian yang
dilakukan para ahli menunnjukkan bahwa pembelajaraan cooperative ternyata dapat
meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, juga akibat lainnya yang positif seperti
terbangunnya hubungan antar personal dalam kelompok atau dengan kelompok lain,
kerjasama saling membantu antar teman. Dan inilah inti dari pembelajaran kooperative
(Slavin, 1995).
Berdasarkan penilaian dari para observer pada setiap pelaksanaan lesson study
dapat dilihat adanya kemampuan pedagogik guru. Untuk memperjelas adanya perbedaan
kemampuan pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang dapat dilihat pada
Gambar 1.
100
90
80
70
60
Pers entase
(%)
50
40
30
20
10
0
SMPN Lumbang
SMPN 2 Sukorejo
Membuka
Pelajaran
85.5
94
Melaksanakan
Penilaian &
Kegiatan Inti
Refleksi
Aspek penilaian
76.2
76
87.1
84
Faktor
penunjang
76.5
86.3
Gambar 1. Grafik Nilai Kemampuan Pedagogik Guru SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang Pada Kegiatan
Lesson Study
Lesson study yang diterapkan pada pembelajaran di SMPN 2 Sukorejo dan SMPN
Lumbang terdapat perbedaan pada kemampuan pedagogik guru dalam membelajarkan
karena beberapa alasan.
1. Lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang professional dan
inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat: a)menentukan tujuan
pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, metode pelajaran yang efektif; b)
mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; c) memperdalam
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; d) menentukan tujuan
jangka panjang yang akan dicapai siswa; e) merencanakan pelajaran secara kolaboratif;
f) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; g) mengembangkan pengetahuan
pembelajaran yang dapat diandalkan; dan h) melakukan refleksi terhadap pengajaran
yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002 dalam
Syamsuri, 2008:32) sehingga guru dapat mengetahui pembelajaran yang dilakukan
dengan refleksi dari sudut pandang observer maupun siswa untuk dapat melakukan
suatu inovasi pembelajaran yang lebih baik.
427
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
2. Lesson study merupakan suatu cara alternatif yang dapat meningkatkan kualitas
membelajarkan dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena a) pengembangan lesson
study dilakukan dan didasarkan pada hasil ―sharing‖ pengetahuan professional yang
berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan pada guru; b)
penekanan mendasar suatu lesson study adalah kualitas belajar para siswa; c) tujuan
pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; dan
e)lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran
(Lewis, 2002 dalam Syamsuri 2008:31).
Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjadi observer dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis lesson study, semakin banyak kegiatan sharing antar kelompok
lesson study dalam hal menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk persiapan
materi dapat menambah kepercayaan diri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dari masukan-masukan positif yang diberikan oleh para observer dapat memotivasi guru
sejawat dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan memilih metode yang
inovatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, pola lesson
study yang diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari diharapkan terus dikembangkan
agar guru memiliki bekal untuk menjadi guru yang professional.
Senada dengan hal tersebut, Bafadal (2006) menyebutkan bahwa peningkatan
keprofesionalan guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti direncanakan secara
matang, dilaksanakan secara taat asas dan dievaluasi secara objektif. Lesson Study
bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan sehingga
dapat meningkatkan keprofesionalan secara terus menerus. Melalui upaya ini diharapkan
dapat membantu guru dalam memperdalam materi bidang studi, mengasah keterampilan
mengajar di kelas, menghasilkan dan menyumbang pengetahuan baru terhadap profesi,
meningkatkan kemampuan memonitor belajar siswa, serta melanjutkan studi dalam bidang
ilmunya dan pendidikan pada umumnya (Glenn, 2000 dalam Andik, 2008).
Adanya perbedaan skor kemampuan pedagogik yang terjadi dalam penelitian ini
menunjukan bagaimana peran Lesson Study untuk memperbaiki kompetensi guru, hal ini
sesuai dengan pendapat Susilo (2009) bahwa kegiatan Lesson Study sangat potensial
sebagai alternatif pembinaan guru untuk meningkatkan kompetensi guru di Indonesia.
Menurut Litle, 1992 dalam SISTTEMS, 2007 perkembangan kompetensi para guru
mengacu pada perkembangan mereka dalam hal pengetahuan, keahlian, dan penilaian yang
berkaitan dengan proses mengajar di ruang kelas. Jadi diperlukan kegiatan Lesson Study
yang berkelanjutan dan perlunya kolaborasi antar guru untuk meningkatkan
keprofesionalannya karena peningkatan pedagogic dan profesioanalisme guru harus
dilakukan secara sistematis, dalam arti direncanakan secara matang, dilaksanakaan secara
taat asas dan dievaluasi secara objektif.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa implementasi pembelajaran berbasis lesson study menunjukkan perbedaan
kemampuan pedagogik guru antara SMPN 2 Sukorejo dan SMPN Lumbang. Kemampuan
pedagogik guru SMPN 2 Sukorejo lebih baik dibandingkan dengan SMPN Lumbang. Dari
hasil open class, guru dapat mengkaji dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
428
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui penerapan metode
yang melibatkan kerja sama antar siswa agar dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
sehingga hasil belajarnya mengalami peningkatan.
DAFTAR RUJUKAN
Andik, P. N. 2008. Keefektifan Kegiatan Lesson Study dalam Meningkatkan
Keprofesionalan Guru di SMA Laboratorium UM. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FMIPA.
Bafadal. 2006. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
Peningkatan Keprofesionalan Guru Sekolah Dasar (Cetakan Ketiga). Jakarta: Pt.
Bumi Aksara.
Haryono, A. 2005. Tantangan Keprofesionalan Guru Ekonomi dalam Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi.
(Online).
(http://www.ekofeum.or.id.artikel.html, diakses 27 November 2015).
Ibrohim. 2009. Pengaruh Model Implementasi Lesson Study dalam Kegiatan MGMP
terhadap Peningkatan Kompetensi Guru dan Hasil Belajar Biologi Siswa.
Disertasi tidak diterbitkan. Malang:UM.
Ibrohim dan Syamsuri, Istamar. 2010. Workshop Lesson Study untuk Mahasiswa, Guru,
dan Dosen FMIPA UM Semester Genap, 28 Desember 2010. FMIPA:UM.
Lewis, Catherine. 2002. Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Nagoya
Journal of Education and Human Development, 2002 (1): 1-23. (Online),
(http://www.lessonstudygroup.net/lg/readings/DoeslessonstudyhaveafutureintheU
SLewisC/DoeslessonstudyhaveafutureintheUSLewisC.pdf) diakses tanggal 25
November 2015
Nurhadi. dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang.
SISTTEMS. 2007. Bacaan Rujukan untuk Lesson Study (Berdasarkan Pengalaman
Jepang dan IMSTEP). Malang: JICA.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning. Theory. Researth and Practice. Boston: Ally
and Bacon.
Susilo, Herawati.2012. Implementasi Lesson Study Di Sekolah Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Lesson Study
MIPA di Palu.
Susilo, H. 2009. Lesson Study (Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif). Malang:
Bayumedia Publishing.
Syamsuri, Istamar dan Ibrohim. 2008. Lesson Study (Study Pembelajaran) Model
Pembinaan Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan. Malang: FMIPA
UM.
Syamsuri, I. dan Ibrohim. 2008. Lesson Study (Studi Pembelajaran): Model Pembinaan
Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan, Dipetik dari Program
SISTTEMS-JICA di Kabupaten Pasuruan-Jawa Timur (2006-2008). Malang:
FMIPA UM.
429
Download