PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) KARYA TULIS ILMIAH OLEH: IVO ANGGI SRI LESTARI S 12033111 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALISA FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015 PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli MadyaAnalisa Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sari Mutiara Indonesia OLEH: IVO ANGGI SRI LESTARI S 12033111 PROGRAM DIPLOMA III ANALISA FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015 PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L) ABSTRAK Meniran merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar diseluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus niruri) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, panjang 1,5 cm lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk, struktur, dan ciri–ciri dari meniran yang dilihat melalui pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. Sampel yang digunakan yaitu daun meniran. Pemeriksaan makroskopik dilakukan adalah untuk mengindentifikasi visual yaitu: morfologi luar, bentuk, ukuran, bau, rasa dan struktur dari bagian tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman meniran memiliki ciri khas yang terdapat pada daun dan batang. Kata kunci : meniran, makroskopik, mikroskopik. iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia dia jugalah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang diberi judul “Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.)”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma Farmasi dan Makanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Dalam penulisan Proposal ini penulis begitu banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Parlindungan Purba, S.H, M.M., selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara. 2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ibu Dra. Siti Nurbaya, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Universitas Sari Mutiara Indonesia. 4. Ibu Cut Masyithah Thaib, S. Farm, M.Si, Apt, selaku Ketua Prodi D-III Analisa Farmasi dan Makanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 5. Ibu Ratih Anggraeni, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu kepada penulis selama penulisan proposal ini. 6. Bapak dan Ibu dosen serta staf D-III Analisa Farmasi dan Makanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, yang telah mendidik dan membimbing penulis menuntut ilmu di universitas. iv 7. Kedua orang tua tercinta, serta keluarga tersayang yang telah memberi dorongan, semangat baik secara moril maupun materil serta doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan dalam menyusun proposal ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa/i Analisa Farmasi dan Makanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kehadirat Allah SWT agar senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua. Amin. Medan, Juli 2015 Peneliti Ivo Anggi Sri Lestari S v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………… .... i LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………… .... ii ABSTRAK ………………………………………………………….. .... iii KATA PENGANTAR ………………………………………………. .... v DAFTAR ISI ...................................................................................... ..... vi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………... .... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. ..... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................... ..... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... ..... 3 1.3 Hipotesis Penelitian ………………………………………... ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5 2.1 Meniran ................................................................................... 5 2.1.1 Pengertian ……………………………………………... 5 2.1.2 Deskripsi Tanaman ........................................................ 6 2.1.3 Kandungan Kimia Meniran ........................................... 8 2.1.4 Khasiat Tanaman Meniran ……………………………. 8 2.1.5 Efek Samping Tanaman Meniran …………………… .. 12 2.2 Pemeriksaan Makroskopik Meniran ………………………… .. 13 2.3 Pemeriksaan Mikroskopik Meniran ............................................ 14 vi BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 16 3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………… 16 3.2 Waktu Penelitian ………………………………………………. 16 3.3 Sampel Penelitian ……………………………………………... 16 3.4 Alat ……………………………………………………………. 16 3.5 Prosedur Penelitian ……………………………………………. 17 3.5.1 Pemeriksaan Makroskopik Meniran ……………………... 17 3.5.2 Pemeriksaan Mikroskopik Meniran ……………………… 17 BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………… 18 4.1 Pemeriksaan Makroskopik Meniran ……………………………. 18 4.2 Pemeriksaan Mikroskopik Daun Meniran …………………….. 19 4.2.1 Hasil Uji Mikroskopis Daun Meniran ……………….. 20 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 21 5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 21 5.2 Saran ……………………………………………………………….. 21 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 22 vii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Meniran…………………………………………. 14 Gambar 2.2 Mikroskopik Meniran…………………………… 15 Gambar 4.1 Daun Meniran…………………………………… 18 Gambar 4.2 Penampang Membujur Daun Meniran………… 19 viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Obat tradisional dari tanaman obat banyak digunakan masyarakat terutama dalam upaya preventif, promotif, dan rehabilitatif. Ketepatan itu menyangkut tepat dosis, cara, dan waktu penggunaan serta pemilihan bahan ramuan yang sesuai dengan indikasi penggunaannya. (Agus, 2010). Di Indonesia, pengobatan tradisional telah berlangsung sejak dahulu dan digunakan secara turun-temurun. Obat tradisional biasanya digunakan untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit maupun memulihkan kesehatan. Beberapa tanaman yang dipercaya berkhasiat dan digunakan dalam pengobatan adalah meniran (Phyllanthus niruri L) merupakan salah satu jenis imunomodulator yang telah teruji dapat meningkatkan imunitas pada binatang percobaan maupun manusia. Selain itu, Phyllanthus niruri L. merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai agen hepatoprotektor. (Lasmadiwati, 2010). Meniran (Phyllanthus sp.) merupakan tanaman liar yang berasal dari Asia tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia termasuk Indonesia. Sedangkan menurut beberapa penelitian ilmiah, Phyllanthus niruri memiliki efek imunomodulator, antispasmodik, antilitik (untuk batu ureter dan empedu), 1 penghilang rasa sakit, antihipertensi, antiviral, antibakterial, diuretik, antimutagenik, dan juga efek hipoglikemia. Tanaman ini juga banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk di Indonesia sehingga mudah ditemukan bahkan dapat ditanam sendiri sehingga dapar terjangkau oleh masyarakat luas. (Agus, 2010). Zat kimia yang terkandung didalamnya, yaitu phyllanthin dan hypophyllanthin, memiliki efek antioksidatif dan efek antihepatotoksik terhadap CCl4 dan galaktosamin. Phyllanthin juga meningkatkan viabilitas hepatosit, mencegah pelepasan enzim-enzim hepar, menurunkan peroksidasi lipid, dan meningkatkan glutation,juga mengandung senyawa flavonoid, filantin, kalium, dammar, dan tannin. (Lasmadiwati, 2010). Meniran memiliki rasa pahit, agak asam, serta bersifat sejuk atau mendinginkan. Secara empiris dan klinis, herba meniran berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik, antipiretik, antiradang, antivirus, diuretik, ekspentoran dan hipoglikemik. Meniran mengandung senyawa-senyawa golongan lignan antara lain filantin, hipofilantin, niranin, nirtretalin, dan fitetralin. Akar dan daunnya mengandung suatu senyawa pahit dan beracun yang diduga merupakan suatu alkaloid, selain itu akar dan daunnya juga kaya senyawa flavonoid. (Lasmadiwati, 2010). Seperti halnya pemeriksaan makroskopik sediaan meniran, pemeriksaan mikroskopik juga digunakan untuk menjamin kebenaran dari meniran penyusun sediaan meniran dengan mengamati bentuk fragmen spesifik penyusun pada sediaan meniran. Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk meniran didasarkan pada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya belum 2 memiliki baku standar yang sesuai dengan persyaratan. Meniran nabati, hewani dan pelican yang dipergunakan sebagai bahan untuk memperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan. Identifikasi meniran dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta identifikasi kimia berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya (Kurmasih, 2010). Uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskopik yang derajat perbesarannya 10 x 40. Uji mikroskopik serbuk meniran tidak hanya dapat dilakukan melihat bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat pula menggunakan uji histokimia dengan penambahan pereaksi tertentu pada serbuk sediaan meniran uji, dan zat kandungan meniran uji akan memberikan warna spesifik, sehingga mudah di deteksi. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik tanaman meniran. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini apakah tanaman meniran memiliki ciri khas yang dapat diketahui melalui pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. 1.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah tanaman meniran memiliki ciri khas yang dapat diketahui melalui pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. 3 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk atau struktur dan ciri-ciri dari tanaman meniran melalui pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan penelitian tentang tanaman meniran yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang tumbuhan berkhasiat tanaman obat khususnya tanaman meniran dan sebagi dasar acuan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti zat yang terkandung dalam tanaman meniran yang berkhasiat sebagai obat. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Meniran Meniran merupakan terna liar yang tumbuh dan tersebar diseluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. Daun tunggal, letaknya berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, dengan panjang 1,5 cm dan lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin, diameter 2 - 2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal dan berwarna coklat. Meniran tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m diatas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai pada hampir semua tempat, di semak-semak, pekarangan rumah, di antara rerumputan, dan tempat lain. Meniran dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama tanah berpasir. Meniran menyukai tempat yang lembab dan akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik. Meniran hijau lebih toleran tumbuh di tanah yang miskin bahan organik dibandingkan dengan meniran merah (Lasmadiwati, 2010). Nama meniran yang dikenal di berbagai daerah (Lasmadiwati, 2010). 5 a. Sumatera : ba’me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop b. Jawa : meniran, meniran merah, meniran ijo, memeniran (Sunda) c. Sulawesi : bolobungo, sidukung anak d. Maluku : belalang babiji, gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha (Ternate) e. Asing : Zhen zhu cao, hsieh hsia chu (Cina), chanca piedra, quebra pedra, kilanelli (India), child pick a back (Inggris), stone breaker, shaterrstone, chamber bitter, leafflower, quinine weed (Amerika Selatan), arrebenta pedira (Brasil). 2.2 Deskripsi Tanaman Adapun deskripsi tanaman meniran sebagai berikut : A. Klasifikasi/Taksonomi Kingdom : Plantae Subkingdm : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Spesies : Phyllanthus niruri L. B. Morfologi Meniran (Phyllanthus niruri) adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, dan tingginya antara 30cm-50cm. 6 1. Batang Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) ini memiliki batang yang berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50cm, berwarna hijau, diameternya ± 3 mm. 2. Daun Tanaman ini memiliki daun majemuk, tata letak daunnya berseling (Deccussate), bentuk daun bulat telur (ovale), ujung daunnya tumpul, pangkalnya membulat, memiliki tepi daun yang rata (Entire), memiliki anak daun 15-24, memiliki panjang ± 1,5 cm, lebar ± 7 mm, dan berwarna hijau. Daun meniran ini termasuk pada tipe daun yang tidak lengkap yaitu pada bagian daun bertangkai karena tanaman ini hanya memiliki tangkai dan beberapa helaian daun. 3. Bunga Tanaman ini memiliki bunga tunggal yang terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung dan berwarna putih. Memiliki daun kelopak yang berbentuk bintang, benang sari dan putik tidak terlihat jelas, mahkota bunga kecil dan berwarna putih. 4. Buah Tanaman ini memiliki buah yang berbentuk kotak, bulat pipih dan licin, diameter ± 2mm dan berwarna hijau. 5. Biji Tanaman ini memiliki biji yang kecil, keras dan berbentuk ginjal serta berwarna coklat. 6. Akar Tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih. 7 C. Bagian Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat Bagian tanaman meniran yang bisa dimanfaatkan sebagai obat yaitu pada bagian akar (radix), batang (daun (folium), bunga (flos), aerial atau bagian herba. 2.3 Kandungan Kimia Meniran Meniran mengandung lignan yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpenyang terdiri dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavanoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid terdiri dari methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lain berupa tannin, vitamin C dan vitamin K. Akar dan daun meniran kaya akan senyawa flavonoid, antara lain phyllanthin, hypophyllanthin, qeurcetrin, isoquercetin, astragalin, dan rutin. Minyak bijinya mengandung beberapa asam lemak seperti asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat (Lasmadiwati, 2010). 2.4 Khasiat Tanaman Meniran Menurut Kurmasih (2010) tanaman ini memiliki beberapa khasiat atau manfaat sebagai obat yaitu sebagai berikut: 1. Antibakteri Ekstrak metanol daun meniran mempunyai efek antibakteri paling tinggi terhadap Staphylococcusaureus, Bacillus subtilis, Escherichia colli, dan Pseudomonas 8 aeruginosa. Efek ini disebabkan senyawa antibakteri pada meniran seperti phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, dan nietetralin. Ekstrak petroleum eter dari batang, daun, dan akar meniran juga menunjukkan efek antifungi. 2. Pelarut asam urat dan batu ginjal Tanaman meniran ini kaya akan kandungan senyawa flavonoid dan glikosida flavonoid yang dapat digunakan untuk mengobati asam urat dan batu ginjal. Meniran juga bersifat diuretik (membantu keluarnya air seni). Dengan cara tersebut, meniran digunakan untuk mengatasi asam urat dan batu ginjal ataupun penyakit lain yang disebabkan oleh asam urat seperti rematik gout. 3. Immunodulator Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi (penyebaran) dan aktivasi limfosit T dan B, apabila perlawanan sistem kekebalan alami kita tidak mencukupi. Limfosit T dan B bekerja menurut jenis serangan virus dan bakteri yang terjadi. Selain itu, meniran juga berfungsi mengaktivasi sel fagositik seperti monosit dan makrofag yang bertugas memberikan potongan patogen (agen biologis penyebab penyakit) kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dikenali dan dibunuh. Karena bersifat immunomodulator, meniran dapat digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri, virus, dan mikroba penyebab penyakit sehingga dapat mencegah berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus. 4. Antikanker Kemampuan meniran sebagai immunostimulator membantu merangsang aktivitas sel natural killer (NK) dan sel killer (K). Jika toksisitas kedua sel tersebut 9 meningkat, sel-sel yang mengalami mutasi dan abnormal (sel kanker) akan dihancurkan oleh keduanya. 5. Antidiabetes Kandungan senyawa aktif Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan komponen utama yang diduga berperan aktif dalam penurunan kadar gula darah. 6. Hepatoprotektor Kandungan senyawa aktif yang dimiliki oleh meniran yaitu senyawa antihepatotoksik seperti filantin, hipofilantin, triakontanal, dan trikontanol berfungsi dalam perbaikan organ liver. Selain itu, senyawa phyllanthus dalam meniran juga diketahui bekerja sebagai pelindung hati (hepatoprotektor) dengan cara menyabotase DNA polimerasi (enzim yang diperlukan virus hepatitis untuk bereplikasi / menggandakan diri). 7. Hepatitis kronis Ekstrak meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi dan aktivasi limfosit T dan B. Sekresi TNF-α dan IFN-α pun meningkat. Efek akhirnya, indikasi kesembuhan hepatitis. Meniran mendorong mekanisme perbaikan sel-sel hati dengan cara meningkatkan jumlah enzim yang berperan sebagai antioksidan. 8. Antituberkulosis Tanaman Meniran bermanfaat juga dalam penyembuhan penyakit tuberculosis karena ekstrak meniran membantu meningkatkan kadar imunitas penderita TB dengan cara meningkatkan CD4 limfosit T dan rasio CD4/CD8 limfosit T. 9. Penyakit kulit 10 Dengan mengkonsumsi meniran juga berguna sebagai terapi tambahan penyakit kulit seperti lepra dan herpes zoster. Ekstrak meniran bekerja dengan cara meningkatkan sistem imunitas seluler. Dengan kata lain, meniran mendorong limfosit T makin aktif bekerja. Herpes zoster berkembang biak dengan leluasa saat sistem imunitas tubuh melemah. Sedangkan menurut (Dalimartha, 2010) khasiat meniran antara lain : 1. Batu saluran kencing a. Bahan : Meniran segar 30 g, daun sendok segar 30 g, daun tempuyung segar 30 g b. Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari (Dalimartha, 2010). 2. Susah kencing disertai sakit perut atau pinggang a. Bahan : Meniran segar 7 tanaman b. Pemakaian : Meniran segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan diminum, sehari 3 kali masing-masing ⅓ gelas. 3. Pembengkakan kelenjar prostat a. Bahan : Meniran segar 2 tanaman, akar alang-alang 7 jengkal, daun kumis kucing ½ genggam, adas ½ sendok teh b. Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah hangat, air rebusannya disaring, diminum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing ½ gelas. 4. Hepatitis a. Bahan : Meniran segar 30 - 60 g 11 b. Pemakaian : Meniran dicuci bersih, rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari selama 1 minggu,sehari hanya sekali minum (Dalimartha, 2010). 2.5 Efek Samping Tumbuhan Meniran Pemakaian berlebih dari Phyllanthi Herba dapat menyebabkan impoten, menjelaskan flavonoid yang terkandung dalam meniran memberikan efek penghambat kerja enzim xanthin oksidase sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengobatan mengurangi kelebihan asam urat dan batu ginjal (Lasmadiwati, 2010). Efek farmakologis dari herba ini adalah antioksidan, antikarsinogen, pereda demam (antipiretik), antiradang, membersihkan hati, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji khasiat meniran yaitu : a. Pemberian infuse meniran hijau 10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol b. Ekstrak herba meniran dengan konsentrasi 11,70 mg/ml, 23,40 mg/ml, dan 46,80 mg/ml mempunyai daya antibakteri terhadap kuman S. aureus dan V.cholera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan 12 c. Pemberian meniran dalam bentuk suspensi dengan dosis 45 mg/kg.berat badan, 90mg/kg.berat badan, dan 180 mg/kg.berat badan secara per oral dapat berkhasiat sebagai antihepatotoksik pada tikus putih d. Infus herba meniran pada kadar 50% menunjukkan efek yang jelas untuk penghancuran batu kandung kemih buatan pada tikus putih. Pemerikasaan secara kualitatif dengan mengidentifikasi komponen senyawa-senyawa penyusun batu kandung kemih buatan pada tikus putih didapatkan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat. 2.6 Pemeriksaan Makroskopik Meniran Phyllanthi Herba (herba meniran), berasal dari tanaman Phyllanthus niruri L, dari famili Euphorbiaceae. Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan (Depkes, 1995). Secara makroskopik, dapat ditunjukkan melalui gambar secara kasat mata, jelas seperti daun majemuk. Namun kenyataannya, daun meniran ini, bukan termasuk golongan daun majemuk, melainkan daun tunggal. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada daun majemuk, di ketiak-ketiak cabangnya tidak mungkin muncul bunga yang kemudian dapat berkembang menjadi buah. Pada ketiakketiak cabang daun meniran ini ternyata pada waktu-waktu tertentu dapat mengeluarkan bunga yang dimaksud tersebut, sehingga dengan alasan tersebutlah daun meniran termasuk ke dalam daun tunggal. Daun meniran dapat dilihat pada Gambar 2.1. 13 Gambar 2.1 Meniran 2.7 Pemeriksaan Mikroskopik Meniran Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Kandungan sel dapat langsung dilihat di bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan. Sedangkan untuk pemeriksaan anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan pelarut tertentu, seperti kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop (Djauhari, 2012). Secara mikroskopik, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat adanya 3 fragmen spesifik, antara lain fragmen kulit biji, fragmen kulit buah, dan adanya kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan roset pada jaringan mesofil (Harmita, 2004). 14 Gambar 2.2 Mikroskopik meniran 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriktif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena terjadi dalam masyarakat (Kurmasih, 2010). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015. 3.3 Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tanaman meniran yang diperoleh di Jalan Flamboyan Raya Simpang Melati. 3.4 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mikroskop, Objek gelas, pinset, pisau inggris, serbet, pipet kecil (pipet mata), buku gambar, penghapus, pensil, Deck glass dan lampu spiritus. 16 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini dilakukan secara makroskopik dengan melihat pemeriksaan tanaman meniran dengan tahapan : 3.5.1 Pemeriksaan Makroskopik Meniran Pemeriksaan makroskopik digunakan untuk mengetahui bagian luar, ukuran, bau, warna, dan struktur pada tanaman meniran. Prosedur pemeriksaan maroskopik pada tanaman meniran yaitu menyediakan daun meniran kemudian mengidentifikasi visual daun dan mencatat hasil pengamatan dari tanaman meniran. 3.5.2 Pemeriksaan Mikroskopis daun segar 1. Pemeriksaan membujur daun segar. Cara kerja : a. Daun segar diiris membujur sehingga diperoleh irisan membujur epidermis atas dan irisan membujur epidermis bawah. b. Irisan membujur diletakkan diatas kaca objek, ditetesi 2 tetes larutan kloralhidrat. c. Preparat diambil dibawah mikroskop dan anatomisnya digambar di buku gambar. d. Makroskopik Serbuk rhizoma kering ditaburkan di atas kaca objek, lalu ditetesi 24 kloralhidrat. e. Preparat dibakar/dipanaskan diatas lampu spiritus lalu diamati di bawah mikroskop dan digambarkan di buku gambar, ciri khas fragmen dan digambarkan jika ada. 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tanaman Meniran 4.1.1 Hasil pemeriksaan makroskopik tanaman meniran. Hasil pemeriksaan makroskopik tanaman meniran meliputi pemeriksaan visual dan organoleptis. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. Daun tunggal, letaknya berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, dengan panjang 1,5 cm dan lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin, diameter 2 - 2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal dan berwarna coklat. Seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Daun Meniran (Phyllanthus urinaria L) 18 Dari hasil pemeriksaan meniran secara makroskopis dapat dilihat bahwa daun meniran berwarna hijau, batang ramping bulat, dan buah serta bunga terdapat pada ketiak daun. 4.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik daun meniran (Phyllanthus urinaria L) 1 2 3 6 4 5 7 Gambar 4.2 Penampang membujur daun meniran (Phyllanthus urinaria L) Keterangan gambar : 1. Epidermis atas dengan hablur kalsium oksalat dengan bentuk roset. 2. Fragmen kulit buah. 3. Fragmen mesofil. 4. Epidermis bawah. 5. Fragmen kulit biji. 6. Hablur kalsium oksalat bentuk prisma dan roset. 7. Epidermis atas dengan hablur kalsium oksalat bentuk prisma dimesofil. 19 4.2.1 Hasil Uji Mikroskopis Daun Meniran Jaringan epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan yaitu akar, batang dan daun. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan (Dalimartha, 2010). Daun : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel dan agak menonjol keluar. Epidermis bawah lebih menonjol dari epidermis atas, pada penampang tangensial sel epidermis atas dan bawah mempunyai dinding samping yang bergelombang, kutikula jelas dan berbintik. Stomata tipe anisositik terdapat pada kedua permukaan, pada permukaan bawah lebih banyak. Jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel berbentuk silindris, tebal jaringan hampir setengah tebal mesofil daun (Harmita, 2004). Pada jaringan palisade dari varietas Genuinus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 10m – 15m. Pada jaringan palisade dari varietas Javanicus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset berukuran lebih kurang 20m. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel berkas pembuluh tipe kolateral tulang daun di dalam mesofil disertai hablur kalsium oksalat berbentuk roset umumnya berukuran lebih kecil dari hablur jaringan palisade (Djauhari, 2012). 20 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian pada pemeriksaan makroskopik pada daun meniran mempunyai bentuk oval atau bundar berwarna hijau bercabang-cabang, daun tunggal, letak berseling ujung tumpul pangkal membulat. Permukaan bawah berbentuk kelenjar, tepi daun rata panjang 1,5 cm. Lebar sekitar 7 mm berwarna hijau. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Pada pemeriksaan mikroskopik pada daun meniran terdapat epidermis atas dan bawah sehingga daun meniran dapat digunakan untuk menentukan kebenaran bahwa tanaman meniran dapat digunakan sebagai obat. 5.2. Saran Saran pada penelitian ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui ciriciri dari tanaman atau tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dan disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti meniran secara mikroskopis dari batang, bunga dan akar serta biji meniran. 21 DAFTAR PUSTAKA Agus (2010).Tanaman Herbal di Indonesia Maag. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015 dari http://www.kabarbisnis.com. Dalimartha. (2010). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 47. Jakarta: Penerbit PT. ISFI Penerbitan. Hal. 637. Depkes. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-84. Djauhari (2012). Daftar Obat Esensial Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 27. Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3):117 135. Kurmasih (2010). Obat Lokal. Dalam Buku Farmakologi dan Terapi. Editor Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Elysabeth. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal.518-519. Lasmadiwati. (2010). Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi Kelima. Jilid Satu Alih Bahasa Maun, S., Anas, K., dan Sally, T.S. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hal. 478. 22