BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HUJAN 2.1.1 Pengertian Curah Hujan Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang terdapat dalam siklus hidrologi dan sangat dipengaruhi iklim. Keberadaan hujan sangat penting dalam kehidupan, karena hujan dapat mencukupi kebutuhan air yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur klimatologi. Hujan adalah hydrometeor yang jatuh berupa partikel-partikel air yang mempunyai diameter 0.5 mm atau lebih. Hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan sedangkan yang tidak sampai tanah disebut Virga (Tjasyono : 2006). Hujan yang sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air hujan tersebut dengan berdasarkan volume air hujan per satuan luas. Hasil dari pengukuran tersebut dinamakan dengan curah hujan. Curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh dengan cara mengukurnya dengan menggunakan alat penakar hujan, sehingga dapat diketahui jumlahnya dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan 1 mm adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per satuan luas ( m2 ) dengan catatan tidak ada yang menguap, meresap atau mengalir. Jadi, curah hujan sebesar 1 mm setara dengan 1 liter/ m2 ( Aldrian, E. dkk, 2011). Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan ke dalam tanah. Berdasarkan ukuran butiran, hujan dapat dibedakan menjadi: a) Hujan gerimis / drizzle, dengan diameter butirannya kurang dari 0,5 mm. Universitas Sumatera Utara b) Hujan salju / snow, adalah kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di bawah titik beku (0oC). c) Hujan batu es, curahan batu es yang turun didalam cuaca panas awan yang temperaturnya dibawah titik beku (0oC). d) Hujan deras / rain, dengan curah hujan yang turun dari awan dengan nilai temperatur diatas titik beku berdiameter butiran ± 7 mm. Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan menurut BMKG dibagi manjadi tiga, yaitu : 1. Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari. 2. Hujan lebat, 50-100 mm per hari. 3. Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari. Intensitas curah hujan merupakan ukuran jumlah hujan per satuan waktu tertentu selama hujan berlangsung. Hujan umumnya dibedakan menjadi 5 tingkatan sesuai intensitasnya seperti yang disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1. Tingkatan Hujan Berdasarkan Intensitasnya Tingkatan Intensitas ( mm/menit) Sangat lemah < 0.02 Lemah 0.02 – 0.05 Sedang 0.05 – 0.25 Deras 0.25 – 1 Sangat deras >1 Sumber : Mori et. Al ( 1997 ) Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur iklim lainnya, baik variasi menurut tempat maupun waktu. Data hujan biasanya disimpan dalam satu hari dan berkelanjutan. Dengan mengetahui data curah hujan kita dapat melakukan pengamatan di suatu daerah untuk pengembangan dalam bidang pertanian dan perkebunan. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengetahui potensi suatu daerah terhadap bencana alam yang disebabkan oleh faktor hujan. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Penakar Hujan Penakar hujan adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan dan mengukur jumlah curah hujan pada satuan waktu tertentu. Panakar hujan mengukur tinggi hujan seolah-olah air hujan yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air. Air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas corong penampung, hasilnya adalah tinggi atau tebal, satuan yang dipakai adalah milimeter (mm). Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah. Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan atau jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain. Tinggi curah hujan diasumsikan sama di sekitar tempat penakaran, luasan yang tercakup oleh sebuah penakar hujan bergantung pada homogenitas daerahnya maupun kondisi cuaca lainnya. Penakar hujan dibagi dalam dua golongan yaitu tipe manual dan tipe otomatis. Bila yang diinginkan hanyau jumlah hujan harian, maka dipakai tipe manual. Informasi lebih banyak diperoleh dari alat otomatis. Alat yang dipakai yang ada di lapangan. Makin canggih suatu alat makin banyak ketrampilan dan kemampuannya. Kepadatan minimum jaringan penakar hujan untuk kepentingan hidro – meteorologis umum menurut Linsley (1982) direkomendasikan sebagai berikut : 1. Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 – 900 km2 untuk setiap stasiun 2. Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan zone tropis, 100 – 250 km2 untuk setip stasiun. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang beraturan, 25 km2 untuk setiap stasiun. 4. Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500 - 10.000 km2 untuk setiap stasiun. Secara umum alat penakar hujan terbagi dalam 3 jenis yaitu : a. Jenis penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs) atau konvensional Gambar 2.1 Penakar Hujan Obs Universitas Sumatera Utara b. Jenis penakar hujan mekanik recorder ( Jenis Hellman ) Gambar 2.2 Penakar Hujan Hellman c. Jenis penakar hujan otomatis/penakar hujan tipping bucket Gambar 2.3 Penakar Hujan Tipping Bucket Jenis penakar hujan otomatis ini lah yang akan digunakan sebagai dasar dari pembuatan penulisan Skripsi ini. Perangkat sensor penakar hujan otomatis merupakan Universitas Sumatera Utara penakar hujan yang menggunakan sistem penjungkit yang akan menghasilkan tipping bila penjungkit telah terisi air dalam skala yang telah ditentukan. Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya dapat dilihat pada monitor. Alat ini di pasang pada sebuah pondasi dengan ketinggian 1,2 m dari atas permukaan tanah. Penakar hujan tipe tipping bucket, nilai curah hujannya tiap bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam tegantung dari merk pembuatnya. Masing-masing penakar hujan yang berbeda merk, dan luas permukaan corongnya tersebut, berbeda pula nilai tiap jungkit/tip bucketnya, misalnya ada yang 0,1 mm, 0,2 mm dan 0,5 mm. Pada penulisan Skripsi ini penulis menggunakan penakar hujan tipe tipping bucket dengan nilai curah hujannya tiap bucket berjungkit adalah 0,5 mm. Tipping Bucket Sensor Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat. Hal ini dikarenakan mode jungkitan pada alat ini didesain hanya untuk beban seberat 0,5 mm atau lebih. Semua alat penakar hujan di atas harus diperhatikan penempatannya di lapangan terbuka bebas dari halangan. Alat yang teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur besaran yang salah pula. Alat yang otomatis, pemeliharaannya harus lebih intensif. Pada prinsipnya apabila hujan turun, maka air akan masuk melalui corong besar dan corong kecil, kemudian kapasitas curah hujan diukur dengan penghitungan jumlah tumpahan pada penampung berayun (tipping bucket). Pada alat ini terdapat dua wadah yang diisi bergantian, setiap kali wadah terisi penuh maka alat ini akan tumpah pada satu sisinya. Tipping bucket sensor bekerja dengan cara menghitung pulsa persatuan waktu yang ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam corong sensor tersebut. Sehingga dari pulsa-pulsa tersebut dapat diketahui besarnya curah hujan persatuan luas persatuan waktu. Air hujan ditampung ke dalam bejana yang berjungkit. Bila air Universitas Sumatera Utara mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm atau sesuai dengan spesifikasi sensor akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercatat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm atau sesuai dengan spesifikasi sensor merupakan tinggi hujan yang terjadi. Tipping bucket tidaklah seteliti instrumen standar lainnya, dikarenakan hujan dapat saja berhenti sebelum bejana berjungkit karena curah hujan belum mencapai nilai 0,5 mm. sehingga nilai curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat. Ketika bejana berjungkit, akan menggerakkan saklar (seperti reed switch) yang kemudian direkam secara elektronik. Cara kerja alat penakar hujan ditunjukkan pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Cara kerja penakar hujan jenis Tipping Bucket Keuntungan dari alat pengukur hujan tipe tipping bucket adalah karakter dari hujan (ringan, sedang atau berat) dapat dengan mudah diperoleh. Karakter hujan ditentukan oleh jumlah hujan yang turun dalam beberapa waktu (biasanya 1 jam) serta dengan menghitung jumlah jungkitan dalam jangka waktu 10 menit pengamat dapat menentukan karakter dari hujan. Kalibrasi Sensor Kalibrasi pada tipping bucket sensor dilakukan dengan cara mengatur keseimbangan jungkitan dengan merubah ketinggian baut penahan jungkitan tersebut. Untuk mendapatkan volume yang tertampung dalam curah hujan diperoleh dari luas penampang corong pada tipping bucket dikalikan dengan tinggi curah hujan yang diinginkan. Misalnya diameter corong tabung 22,5 cm dan ketinggian curah hujan Universitas Sumatera Utara yang diinginkan 0,5 mm maka untuk mendapatkan volume pada setiap jungkitan dihitung dengan cara : Volume setiap jungkitan (V) = Luas corong x tinggi curah hujan V = π x r2 x 0,5 mm V = 3,14 x (11,2 cm)2 x 0,05 cm V = 19,69 cm3 V ≈ 20 cm3 2.2 HALL EFFECT SENSOR Hall effect sensor merupakan sensor untuk mendeteksi medan magnet yang terdapat disekitarnya. Effect Hall pertama kali ditemukan oleh Dr. Edwin Hall pada tahun 1879 (Honeywell 2005). Hall effect sensor akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang diterimanya. Sensor hall effect terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing sisi silikon. Pada saat tanpa ada pengaruh dari medan magnet maka beda potensial antar kedua elektroda tersebut 0 Volt karena arus listrik mengalir ditengah kedua elektroda sedangkan ketika medan magnet mempengaruhi sensor ini maka arus yang mengalir akan berbelok mendekati atau menjauhi sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Hal tersebut menghasilkan beda potensial diantara kedua elektroda dari hall effect sensor, dimana beda potensial tersebut sebanding dengan kuat medan magnet yang diterima oleh hall effect sensor ini. Gambar 2.5. Prinsip kerja Hall Effect Sensor (sumber: Jack 2010) Universitas Sumatera Utara Hall effect sensor memiliki banyak jenis, salah satunya adalah hall effect latch sensor. ATS 276 merupakan contoh hall effect latch sensor. Hall effect sensor tipe tersebut memiliki dua output dengan sifat yang berkebalikan. Pada saat output pada DO bernilai positif karena ada pengaruh dari medan magnet maka output pada DOB akan bernilai negatif (Anachip Corp 2004). Berbeda dengan hall effect sensor pada umumnya, medan magnet berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pada sensor ini. Pengaruh dari medan magnet dengan kutub utara baru akan hilang ketika ada pengaruh dari magnet dengan kutub selatan, begitu juga sebaliknya. Gambar 2.6. Hall effect sensor tipe ATS 276 Gambar 2.7. Bentuk rangkaian pada hall effect latch sensor ATS 276 2.3 INTEGRATED CIRCUIT Universitas Sumatera Utara 2.3.1 Multivibrator / Integrated Circuit seri 4047 Multivibrator adalah sebuah sirkuit elektronik yang digunakan untuk bermacam – macam sistem keadaan seperti osilator, pewaktu, dan register. Multivibrator bercirikan dua peranti penguat (transistor, tabung hampa, op-amp, dan lain lain) yang dikopel – silang oleh jaringan resistor dan kapasitor. Bentuk paling umum adalah tipe tak stabil yang menghasilkan gelombang persegi. Multivibrator berasal dari istilah yang digunakan oleh William Eccles dan F.W. Jordan pada tahun 1919 untuk sirkuit tabung hampa yang dibuatnya. Multivibrator adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok. Sebenarnya multivibrator merupakan penguat transistor dua tingkat yang dikopel dengan kapasitor, dimana output dari tingkat yang terakhir akan dikopelkan dengan pertama, sehingga kedua transistor itu akan saling menyumbat. Multivibrator ada yang berguncang bebas (free running) dan tersulut (triggering). Terdapat 3 (tiga) jenis multivibrator yaitu Astabil Multivibrator, Monostabil Multivibrator dan Bistabil Multivibrator. Astabil Multivibrator tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astabil apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah kuasi stabil. Disebut kuasi stabil apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika sirkit dihubungkan seperti ditunjukkan gambar 2.5 (pins 2 dan 6 dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu. Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi.Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running). Universitas Sumatera Utara Monostabil Multivibrator memiliki satu kondisi yang stabil dan satu kondisi yang tidak stabil. Pada operasi ini, pengatur waktu berfungsi sebagai satu tingkat keluaran (one shot). Disebut sebagai multivibrator monostabil apabila satu tingkat tegangan keluarannya adalah stabil sedangkan tingkat tegangan keluaran yang lain adalah kuasi stabil. Rangkaian tersebut akan beristirahat pada saat tingkat tegangan keluarannya dalam keadaan stabil sampai dipicu menjadi keadaan quasistable. Keadaan kuasi stabil dibentuk oleh rangkaian multivibrator untuk suatu periode T1 yang telah ditentukan sebelum berubah kembali ke keadaan stabil. Sebagai catatan bahwa selama periode T1 adalah tetap, waktu antara pulsa-pulsa tersebut tergantung pada pemicu. Salah satu contoh IC yang digunakan untuk rangkaian multivibrator adalah IC 4047, dimana pengaturan untuk mode penggunaannya sebagai berikut: Tabel 2.2. Pengaturan rangkaian multivibrator pada IC 4047 2.3.2 Saklar Elektronik / Integrated Circuit seri 4066 Analog switch, juga disebut saklar bilateral, merupakan komponen elektronik yang berperilaku secara estafet , tetapi tidak memiliki bagian yang bergerak. Elemen switching biasanya sepasang MOSFET transistor , salah satu perangkat adalah Nchannel, yang lain perangkat P-channel. Perangkat ini dapat melakukan sinyal analog Universitas Sumatera Utara atau digital di kedua arah ketika on dan mengisolasi terminal diaktifkan ketika off. Switch analog biasanya diproduksi sebagai sirkuit terpadu dalam paket berisi beberapa switch (biasanya dua, empat atau delapan). Yang termasuk jenis switch ini adalah IC dengan tipe 4016 dan 4066 dari seri 4000 . Pada kontrol input untuk perangkat dapat menjadi sinyal yang beralih antara tegangan suplai positif dan negatif, dengan tegangan yang lebih positif beralih perangkat dan yang lebih negatif menonaktifkan perangkat. Sirkuit lain yang dirancang untuk berkomunikasi melalui port serial dengan host controller untuk mengatur switch on atau off. Sinyal yang diaktifkan harus tetap dalam batas-batas rel pasokan positif dan negatif yang dihubungkan ke P-MOS dan terminal tubuh N-MOS. Saklar umumnya menyediakan isolasi yang baik antara sinyal kontrol dan sinyal input / output. Parameter penting dari sebuah switch analog adalah: On-resistance: perlawanan ketika diaktifkan. Hal ini biasanya berkisar dari 5 ohm sampai beberapa ratus ohm. Off-resistance: perlawanan ketika dimatikan. Ini biasanya sejumlah megohms atau gigaohms. Jangkauan sinyal: tegangan minimum dan maksimum yang diperbolehkan untuk sinyal yang akan melewati. Jika ini terlampaui, switch dapat dihancurkan oleh arus yang berlebihan. Jenis yang lebih tua dari switch bahkan dapat latch up , yang berarti bahwa mereka terus melakukan arus yang berlebihan bahkan setelah sinyal yang salah dihapus. Pengisian injeksi. Efek ini menyebabkan saklar menyuntikkan muatan listrik kecil menjadi sinyal yang menyebabkan lonjakan kecil atau error . Satuan injeksi dinyatakan dalam coulomb . Salah satu IC analog switch atau saklar digital adalah IC 4066 yang terdiri dari 4 buah saklar. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8 Connection diagram IC 4066 IC seri 4066 memiliki 14 pin. IC ini dapat berfungsi sebagai saklar. Dalam satu IC ini terdapat empat sirkuit dengan fungsi seperti saklar . Masing-masing sirkuit terdiri dari input, output dan kontrol. Tabel 2.3. Fungsi masing-masing pin pada IC 4066 2.4 U n i v e r s a l S e r i al Bus (USB) Port Universitas Sumatera Utara Untuk menghubungkan komputer ke perangkat lain diperlukan media komunikasi dan antarmuka atau interface yang tepat. Antarmuka/ interface merupakan jembatan antara dunia luar dengan komputer itu sendiri. Dengan kata lain, interface menghubungkan komputer dengan banyak subjek dan peralatan lainnya. Interface juga dikenal dengan sebutan port. Ada beberapa jenis port diantaranya yaitu Power Port, Paralel Port, Serial Port, PS2 Port, USB Port dan lain sebagainya. Umumnya saat ini banyak perangkat-perangkat tambahan komputer masih menggunakan USB Port. Universal Serial Bus (USB) adalah standar bus serial untuk perangkat penghubung, biasanya kepada komputer namun juga digunakan di peralatan lainnya seperti kontrol permainan, ponsel dan PDA. Sistem USB mempunyai desain yang asimetris, yang terdiri dari pengontrol host dan beberapa peralatan terhubung yang berbentuk pohon dengan menggunakan peralatan hub yang khusus. Desain USB ditujukan untuk menghilangkan perlunya penambahan expansion card ke ISA komputer atau bus PCI, dan memperbaiki kemampuan plug-and-play (pasang-dan-mainkan) dengan memperbolehkan peralatan-peralatan ditukar atau ditambah ke sistem tanpa perlu mereboot komputer. Ketika USB dipasang, ia langsung dikenal sistem komputer dan memroses device driver yang diperlukan untuk menjalankannya. Untuk membuat suatu peralatan yang dapat berkomunikasi dengan protokol USB tidak perlu harus mengetahui secara rinci protokol USB. Pengetahuan tentang USB protokol hanya diperlukan untuk mengetahui spesifikasi yang dibutuhkan untuk alat kita. Pada kenyataannya untuk mengimplemetasikan USB protokol di FPGA ataupun perangkat bantu lain sangat tidak efisien dan banyak waktu terbuang untuk merancangnya. Menggunakan kontroler USB sangat lebih dianjurkan dalam membuat alat yang dapat berkomunikasi melalui protokol ini. Kontroler USB mempunyai banyak macam bentuk, dari microcontroller berbasis 8051 yang mempunyai input output USB secara langsung sampai pengubah protocol dari serial seperti I2C bus ke USB. Universitas Sumatera Utara USB kontroller biasanya dijual dengan disertai berbagai fasilitas yang mempermudah pengembangan alat, diantaranya manual yang lengkap, driver untuk windows XP, contoh code aplikasi untuk mengakses USB, contoh code untuk USB controller, dan skema rangkaian elektronikanya. Dalam sisi pengembangan software aplikasi dalam personal computer, komunikasi antar hardware di dalam perangkat keras USB tidak terlalu diperhatikan karena Windows ataupun sistem operasi lain yang akan mengurusnya. Pengembang perangkat lunak hanya memberikan data yang akan dikirim ke alat USB di buffer penyimpan dan membaca data dari alat USB dari buffer pembaca. Untuk driver pun kadang-kadang Windows sudah menyediakannya, kecuali untuk peralatan yang mempunyai spesifikasi khusus kita harus membuatnya sendiri. Universitas Sumatera Utara