sumatera incidental music di taman budaya sumatera utara

advertisement
SUMATERA INCIDENTAL MUSIC DI TAMAN BUDAYA
SUMATERA UTARA: DESKRIPSI PENGELOLAAN,
PERTUNJUKAN, DAN STRUKTUR MUSIK
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
JEFRI HUTAGALUNG
NIM: 060707018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
201
0
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang keberadaannya sangat
diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenian merupakan
sesuatu yang hidup senafas dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam
sanubari manusia dari masa ke masa dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa
dan sedikit rasionalitas. Setiap manusia membutuhkan kesenian untuk hiburan,
ritual, ekspresi estetis, dan lainnya dalam kehidupannya. Hal tersebut sesuai
dengan yang dikatakan oleh (Koentjaraningrat 1981: 395-396) bahwa kesenian itu
merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan. Salah satu cabang dari
kesenian adalah musik. Baik itu berupa hiburan pribadi maupun hiburan yang
dapat dinikmati secara bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan
kebutuhan diri sendiri atau juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya
hiburan yang bersifat tradisional dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi
orang lain. Namun belakangan sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain.
Sedangkan hiburan yang dibuat untuk dinikmai bersama-sama adalah berbagai
macam hiburan yang tumbuh dan berkembang di zaman modern ini. Seperti
pertunjukan live musik, tari, film, olahraga, dan lain sebagainya.
Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat terhadap kebutuhan
musik, maka para seniman membentuk kelompok-kelompok musik. Mereka ada
di perkotaan maupun di pedesaan. Kelompok musik ini tumbuh karena sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pemilik dan penggunanya. Di Kota Medan terdapat
1
beberapa kelompok musik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Medan secara
umum. Di antaranya adalah: Ria Agung Nusantara, Sri Indera Ratu, Metronom,
Sumatera Incidental Music, dan lain-lainnya.
Grup musik Sumatera Incidental Music menampilkan musik etnik di setiap
pertunjukannya. Grup ini menggarap musik etnik menjadi musik kontemporer
dengan tujuan untuk dipertontonkan atau untuk sebuah seni pertunjukan. Pada
umumnya Sumatera Incidental Music biasanya menggarap dan mempertunjukan
musik etnik yang ada di Sumatera Utara, di antaranya musik Batak Toba, Karo,
Simalungun, Pakpak-Dairi, Melayu, Mandailing, dan Nias. Grup musik ini juga
kerap mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan dan juga sering dikolaburasi
dengan teater. Tetapi tidak jarang pula Sumatera Incidental Music melakukan
pertunjukan sendiri, tanpa dikolaburasi dengan tari ataupun teater dan pertunjukan
itu tetap menarik untuk dilihat.
Pada awalnya Sumatera Incidental Music dibentuk oleh Hendri Perangin
Angin dan Winarto Kartupat. Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat
mempunyai visi dan pemikiran yang sama untuk membentuk sebuah grup musik
pada tahun 2000. Sehingga pada tanggal 8 April 2000 terbentuklah Sumatera
Incidental Music.
Latar belakang musik dari Hendri Perangin Angin adalah musik barat dan
merupakan tamatan dari SMK 11 Medan, sedangkan Winarto sendiri pada
awalnya memiliki latar belakang tari, yang pernah menekuni tari di Bagong Jogja
dan Winarto juga mempunyai keahlian dalam membuat alat musik. Selama
kurang lebih dua tahun anggota Sumatera Incidental Music hanyalah Hendri
2
Perangin Angin dan Winarto Kartupat. Walaupun hanya berdua, mereka sering
juga mendapat job di kota Medan dan juga di luar kota Medan.
Dengan semakin bertambahnya permintaan dari konsumen yang
memberikan job kepada Sumatera Incidental Music, sehingga Hendri Perangin
Angin dan Winarto Kartupat berkeinginan untuk menambah anggota grup
Sumatera Incidental Music, sehingga pada awalnya direkrutlah seorang pemain
gendang melayu dan juga mempunyai keahlian dalam menyanyi yaitu Mas Yono
dan lama kelamaan Sumatera Incidental Music menambah anggotanya satu demi
satu yang memiliki latar belakang pendidikan musik. Menurut Desmaret
Napitupulu yang juga sebagai anggota Sumatera Incidental Music, anggota
Sumatera Incidental Music pada umumnya tidak hanya menguasai satu instrument
musik saja, tetapi anggota Sumatera Incidental Music pada umumnya menguasai
lebih dari satu instrument musik baik itu instrument musik tradisional Sumatera
Utara ataupun instrumen musik barat.
Pada awal dibentuk, Sumatera Incidental Music hanya memliki satu
garapan musik yang diberi judul Kampung Halaman dan garapan ini berulangulang ditampilkan di setiap acara pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental
Music. Garapan ini hanyalah digunakan untuk mengiringi tari. Repertoar
Kampung Halaman merupakan suatu garapan musik yang diciptakan oleh
Sumatera Incidental Music dan musik ini merupakan sebuah musik medley
tradisional Sumatera Utara.
Dengan
semakin
bertambahnya
keinginan
dari
konsumen
yang
membutuhkan jasa Sumatera Incidental Music, sehingga Sumatera Incidental
Music mulai menggarap repertoar musik tradisi yang lain khususnya musik etnik
3
Sumatera Utara dan tidak hanya mengiringi tari lagi, tetapi kerap juga mengiringi
teater dan bahkan menggarap musik sendiri dan bukan bertujuan untuk mengiringi
tari ataupun teater.
Pertunjukan
Sumatera
Incidental
Music
secara
tersendiri
kerap
dikolaburasi dengan vokal, hal ini dilakukan supaya pertunjukan yang dilakukan
oleh Sumatera Incidental Music tidak terasa membosankan. Lagu-lagu yang
dibawakan oleh Sumatera incidental music terdiri dari lagu-lagu tradisional
Sumatera Utara dan juga lagu-lagu pop, baik itu lagu-lagu pop Indonesia maupun
lagu-lagu pop barat.
Pada umumnya sanggar tari yang berada di Taman Budaya Sumatera
Utara menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring
dari tarian mereka baik itu secara live ataupun melalui rekaman audio. Bukan
hanya itu saja, musik Sumatera Incidental Music juga sudah sangat sering
digunakan untuk mengiringi tarian di luar dari sanggar yang berada di Taman
Budaya Sumatera Utara khususnya sanggar-sanggar yang berada di kota Medan
maupun grup-grup tari yang bukan merupakan grup yang berasal dari sebuah
sanggar.
Sumatera Incidental Music bersekretariat di Taman Budaya Sumatera
Utara. Walaupun bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi tidak ada
hubungan yang mengikat antara Sumatera Incidental Musik dan pemerintah.
Seperti kita ketahui bahwa Taman Budaya Sumatera Utara adalah suatu lembaga
yang bernaung di bawah pemerintahan Kota Medan. Sebagian besar sanggar yang
berada di Taman Budaya Sumatera Utara juga tidak ada hubungan mengikat
dengan pemerintah kota Medan, baik itu sanggar musik, tari maupun teater, tetapi
4
pemerintah Kota Medan tetap memberikan perhatian terhadap sanggar-sanggar
yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara dengan memberikan fasilitas
gedung sebagai sekretariat dan tempat latihan dan tidak hanya itu saja. Pemerintah
sangat sering menggunakan jasa dari sanggar-sanggar yang berada di Taman
Budaya Sumatera Utara untuk mengisi acara-acara yang berkaitan dengan
pemerintah. Begitu juga dengan Sumatera Incidental Music, pemerintah kota
Medan sangat sering meminta Sumatera Incidental Music untuk tampil dikegiatan
yang menjadi program pemerintah kota Medan. Sumatera Incidental Music juga
pernah melakukan konser tunggal dan itu merupakan kerjasama dengan
pemerintah dan menjadi program kerja dari pemerintah kota Medan. Tidak jarang
juga pemerintah memakai jasa Sumatera Incidental Music untuk tampil di eventevent kesenian yang mewakili Provinsi Sumatera Utara, baik itu di kota Medan, di
luar kota Medan, bahkan ke luar negeri.
Karena perhatian yang diberikan pemerintah kepada Sumatera Incidental
Music dan sanggar-sanggar lainnya yang berada di Taman Budaya Sumatera
Utara, sehingga Sumatera Incidental Music selalu mendahulukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan pemerintah kota Medan khususnya kegiatan
yang berhubungan dengan Taman Budaya Sumatera Utara yang menjadi program
dari pemerintah. Kerjasama yang baik dengan pemerintah tersebut selalu dijaga
dengan baik oleh Sumatera Incidental Music, karena Sumatera Incidental Music
menganggap, kerjasama dengan pemerintah dalam melakukan pertunjukan adalah
suatu kesempatan yang sangat baik, karena tidak semua grup musik yang ada di
Kota Medan bisa mendapat kesempatan seperti yang didapatkan oleh Sumatera
Incidental Music. Dengan bekerjasama dengan pemerintah kota Medan walaupun
5
itu bukanlah suatu kerjasama yang mengikat1, tentu saja menambah pemasukan
keuangan bagi Sumatera Incidental Music, dimana pertunjukan yang dilakukan
oleh Sumatera Incidental Music yang mewakili pemerintah kota Medan sering
dilakukan di luar Kota Medan, bahkan tidak jarang pula dilakukan diluar negeri.
Sumber keuangan Sumatera Incidental Music sendiri berasal dari bayaran
setiap melakukan pertunjukan baik itu pertunjukan yang berhubungan dengan
pemerintah atau pun pertunjukan yang dilakukan tanpa ada hubungan dengan
pemerintah. Dari situlah uang untuk membayar anggota Sumatera Incidental
Music dan juga uang untuk memperbaiki ataupun menambah inventaris Sumatera
Incidental Music, baik itu berupa alat musik, kostum, dan inventaris lainnya yang
mungkin masih diperlukan pada saat latihan atau saat pertunjukan.
Grup musik ini penting dikaji karena saat ini sangat jarang kita jumpai
grup musik yang seperti ini. Menurut Hendri Perangin Angin, saat ini sangat
jarang dijumpai grup yang seperti Sumatera Incidental Music di Kota Medan yang
dapat bertahan sudah sekitar sebelas tahun, memang banyak grup yang memiliki
genre musik seperti musik Sumatera Incidental Music, tetapi banyak orang
membentuk grup musik seperti ini hanya bertujuan untuk tampil di satu
pertujukan, sesudah pertunjukan tersebut selesai grup tersebut bubar. Disamping
itu, tulisan ini juga berkaitan dengan studi etnomusikologi, dimana studi
etnomusikologi mengkaji musik di dalam kebudayaan dan begitu juga dengan
Sumatera Incidental Music yang menggarap musik etnik Sumatera Utara menjadi
sebuah musik kontemporer dengan tujuan untuk dipertunjukkan baik untuk
1
Tidak ada kontrak tertentu antara pemerintah dengan Sumatera Incidental Music
6
mengiringi tari, teater, atau pun pertunjukan tersendiri tanpa dikolaburasi dengan
tari atau teater.
Untuk mengetahui lebih dalam, penulis berniat untuk melakukan suatu
penelitian ilmiah yang memfokuskan tulisan ini pada sisitem deskripsi
pengelolaan, pertunjukan, dan struktur musik. Dalam hal ini penulis akan
memfokuskan meneliti grup musik Sumatera Incidental Music sebagai objek
penelitian.
Dengan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik membuat penelitian
ini ke dalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul Sumatera Incidental Music Di
Taman Budaya Sumatera Utara: Deskripsi Pengelolaan, Pertunjukan, dan
Struktur Musik.
I.2. Pokok Permasalahan
Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti,
adapun pokok masalah tersebut adalah bagaimana deskripsi pengelolaan,
pertunjukan, dan struktur musik yang disajikan Sumatera Incidental Music.
I.3. Tujuan dan Manfaat
I.3.1. Tujuan Penelitian
Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam bukunya Kamus Bahasa
Indonesia mengatakan bahwa tujuan memiliki arti yaitu arah, jurusan, maksud,
dan sasaran. Dengan pengertian ini, maka penulis menyimpulkan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana setiap penyajian musik etnik yang di
7
tampilkan Sumatera Incidental Music dalam setiap pertunjukannya dan juga
mengetahui sistem pengelolaan grup music tersebut. Di samping itu, tulisan ini
juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik Sumatera Incidental
Music terhadap grup-grup ataupun sanggar-sanggar tari, teater maupun grup
musik tradisional khususnya yang di kota Medan.
I.3.2 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi Sumatera
Incidental Music yang menyajikan musik kontemporer etnis Sumatera
Utara dalam setiap pertunjukannya.
2. Sebagai bahan pengetahuan tentang sistem pengelolaan sebuah grup musik
yang bersifat tradisional.
3. Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama
studi di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.
4. Menambah wawasan mengenai musik tradisional, musik kontemporer dan
perkembangannya, khususnya di kota Medan.
1.4. Konsep dan Teori
1.4.1. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan
sebagai
rancangan
ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian
konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
8
Menurut Murgianto (1996:156) kata seni pertunjukan (pertunjukan
budaya) secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti teater, tari,
musik yang disajikan secara khusus di depan penonton. Seni pertunjukan, yang
terbagi menjadi seni musik, tari dan teater. Bidang disiplin ilmu tersebut meluas
sampai kepada siklus, kabaret dan olahraga, ritual, upacara,prosesi pemakaman,
dan lain-lain.
Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang
atau lebih pengirim pesan, yang merasa berperan kepada seseorang atau lebih
sebagai penerima pesan. Komunikasi itu terjadi jika pengirim pesan dalam
pertunjukannya mempunyai maksud dan tujuan sedangkan penonton memiliki
perhatian untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada penyaji,
penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang khas.
Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara
multimedia dan sebagainya. Di depan kata pertunjukan biasanya dibubuhkan kata
seni yang berarti bahwa tontonan yang memiliki nilai seni bila disampaiakan
kepada sejumlah penonton.
Dalam hal ini, kata seni juga sering digunakan
dengan kata yang sepadan yaitu kata “performance“. Sumatera Incidental Music
adalah sebuah grup musik yang selalu memnyajikan suatu struktur musik dengan
tujuan untuk di pertontonkan. Grup musik ini menggarap musik-musik tradisional
Sumatera Utara menjadi musik kontemporer yang menggunakan alat musik etnik
Sumatera Utara sendiri dan dikolaburasi dengan instrument musik Barat dan
digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan,
penonton dapat menikmati musik mereka dan mengambil pesan yang
disampaikan.
9
Manajemen (pengelolaan) adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut George R. Terry dan
Leslie W. Rue dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, dituliskan
bahwa
Manajemen adalah Suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah
”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer.
Manajemen
adalah
sebuah
proses
perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien (Ricky W. Griffin). Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Sumatera Incidental Music adalah sebuah organisasi musik yang diketuai
oleh Hendri Perangin angin, walaupun Hendri Perangin Angin memiliki posisi
sebagai ketua Sumatera Incidental Music, tetapi dalam mengambil sebuah
keputusan Hendri Perangin Angin selalu terlebih dahulu diskusi dengan anggota
Sumatera Incidental Music, sehingga nantinya keputusan yang diambilnya dapat
diterima oleh anggota Sumatera Incidental Music. Menurut Hendri Perangi Angin
grup musik Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang dikelola
secara tradisional. Dalam hal ini menurut Hendri Perangin angin bersifat
tradisional itu berarti struktur pengelolaannya tidak terlalu tertata dengan
sistematis tetapi lebih kepada kepengurusan yang lebih mementingkan apa yang
10
dibutuhkan oleh anggota dan akan dibicarakan secara bersama-sama untuk
mengambil sebuah keputusan.
Musik kelompok Sumatera Incidental Music biasanya diaransemen oleh
Hendri Perangin Angin dan dalam latihan kerap ada perubahan dari struktur
musik dari aransemen Hendri Perangin angin dikarenakan adanya masukan dari
anggota yang lain untuk mengubah aransemen musik tersebut.
Hendri Perangin Angin ditunjuk sebagai ketua atas keputusan bersama dan
sebagai pertimbangan Hendri Perangin Angin adalah salah satu pendiri dari
Sumatera Incidental Music dan juga Hendri Perangin Angin adalah pemilik
sebagian besar instrumen musik yang di gunakan grup Sumatera Incidental music
baik itu saat latihan maupun pada saat sedang melakukan pertunjukan.
1.4.2. Teori
Dalam membahas secara lebih detail pengelolaan organisasi, pertunjukan,
dan struktur musik Sumatera Incidental Music, penulis menggunakan beberapa
teori. Diantaranya adalah teori untuk mengkaji seni pertunjukan digunakan teori
semiotika. Teori semiotika digunakanm penulis dalam rangka usaha untuk
memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui symbol
yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotika adalah
Perdinan de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan Charles Sanders Peirce,
seorang Filosof dari Amerika Serikat . Saussure melihat bahasa sebagai system
yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound image)
atau signifier yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa
mempunyai lambang bunyi tersendiri. Peirce juga menginterpertasikan bahasa
11
sebagai system lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: (1)
representatum, (2) pengamat (interpretani), dan (3) objek. Dalam kajian kesenian
berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton
sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita untuk memahami proses
pertunjukan atau proses penciptaan.
Dalam hal ini penulis menggunakan Sumatera Incidental Music sebagai
objek penelitian, yang mana penulis akan membahas bagaimana Sumatera
Incidental Music mengkomunikasikan musik melalui symbol yang membangun
sebuah peristiwa seni. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, dua pakar
pertunjukan
budaya Tadeuz kowzan
dan
Patrice Pavis
dari Perancis
mengaplikasikannya dalam pertunjukan. Kowzan menawarkan 13 sistem lambang
dari sebuah pertunjukan yaitu kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, makeup, gaya rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara.
Sedangkan Pavis (dalam Murgianto, 1996) menyusun daftar pertanyaan
yang lugas dan detai untuk mengkaji sebuah pertunjukan yaitu (1) diskusi umum
tentang pertunjukan, (2) skenografi, (3) system tata cahaya, (4) properti panggung,
(5) kostum, (6) pertunjukan, (7) fungsi music dan efek suara, (8) tahapan
pertunjukan, (9) interpretasi cerita dalam pertunjukan, (10) teks dalam
pertunjukan, (11) penonton, (12) mencatat produksi pertunjukan secara teknis dan
imaji apa yang menjadi fokus, (13) apa yang tidak dapat diuraikan dari tandatanda pertunjukan, (14) masalah-masalah khusus yang perlu dijelaskan.
Kemudian untuk mengkaji tentang pengelolaan organisasi penulis juga
menggunakan teori yang dikemukakan oleh George R. Terry dan Leslie W. Rue
dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, dituliskan bahwa:
12
Manajemen adalah Suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orangorang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya
adalah ”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut
manajer.
Sedangkan menurut H.B. Siswanto dalam bukunya pengantar Manajemen
disebutkan juga bahwa:
Manajemen adalah Ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna
mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi perencanaan,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar
mencapai tujuan.
Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam pengelolaan
suatu
organisasi diperlukan
perencanaan, pengarahan, pemotivasian
dan
pengendalian terhadap orang lain.
Untuk mengkaji struktur musik Sumatera Incidental Music, dalam hal ini
penulis menggunakan teori weigted scale yang di kemukakan oleh William P.
Malm (1977: 8) yang di gunakan untuk mengkaji aspek musikal yang terdiri dari:
(1) tangga nada, (2) nada dasar (pitch center), (3) Wilayah nada (ambitus), (4)
jumlah pemakaian nada, (5) interval yang dipakai, (6) pola kadensa, (7) formula
nada, (8) kantur (garis melodi).
1.5.
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mengadakan metode
penelitian kualitatif, baik itu penelitian lapangan, kerja laboratorium dan Studi
kepustakaan (library research).
13
1.5.1 Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan yaitu dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan
yang dilakukan Sumatera Incidental Music, melakukan wawancara kepada para
pelaku pertunjukan atau kepada anggota Sumatera Incidental Music dan juga
kepada pengunjung disaat Sumatera Incidental Music melakukan sebuah
pertunjukan.
Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu
sering dilakukan diantaranya :
1) Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan diri sebagai
pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya pertunjukan dari
awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih
jauh lagi jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung di
dalamnya.
2) Wawancara, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara
terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan tidak
membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan.
Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi
mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan.
Dalam penelitian lapangan ini, penulis berhubungan langsung dengan
informan kunci yaitu, anggota grup musik Sumatera Incidental Music khususnya
Hendri Perangin angin yang juga sebagai ketua dari Sumatera Incidental Music.
Penulis mengadakan perkenalan, ngobrol, wawancara dan semampu mungkin
untuk menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar penelitian ini
14
berjalan lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah teman baik
mereka yang mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka.
Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan alat tulis dalam
wawancara. Setiap pembicaraan yang memberikan informasi penting sesegera
mungkin dicatat, namun tidak pada saat ngobrol atau wawancara berlangsung,
tetapi pada saat kita tidak mengobrol lagi atau ada pembicaraan singkat dari
informan kepada orang lain dan dalam dokumentasi penulis melakukan rekaman
baik itu audio visual atau video atau pun mengambil gambar dengan kamera,
kemudian menganalisis semua data yang diperoleh.
1.5.2 Kerja laboratorium
Kerja laboratorium yaitu dengan cara mengolah data yang didapat sewaktu
penelitian lapangan dan disaring sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai tulisan.
Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang
diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian
disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan
yang akurat dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis
mengumpulkan data-data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih datadata yang relevan dengan tulisan ini.
1.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan
skripsi yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan
peneliti untuk mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga
15
mengambil sebagian data dari Internet yang berhubungan dengan tulisan dengan
tujuan untuk membuat tulisan semakin sempurna. Studi kepustakaan dilakukan
penulis untuk memperoleh data tambahan di luar data lapangan, baik berupa
konsep-konsep dan teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian dan juga dalam pembahasan serta penulisan.
1.6
Menentukan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah Taman Budaya Sumatera
Utara yang merupakan tempat sekretariat Sumatera Incidental Music. Selain
Taman Budaya Sumatera Utara, peneliti juga memilih lokasi penelitian tempattempat di mana grup Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan
khususnya di kota medan, selain itu peneliti juga melakulan observasi ke beberapa
sanggar tari dan teater yang menggunakan musik Sumatera incidental Music
sebagai pengiring teater ataupun tarian mereka.
16
BAB II
SEJARAH, KEBERADAAN DAN EKSISTENSI SUMATERA
INCIDENTAL MUSIC DI KOTA MEDAN
2.1 Sejarah Terbentuknya Sumatera Incidental Music
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun
temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling
memengaruhi diantaranya Seniman, musik itu
sendiri dan
masyarakat
penikmatnya. Hal ini bermaksud untuk mempersatukan persepsi antara pemikiran
seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan
melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai
perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh
pada sektor komersial umum.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga
kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai
hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik Tradisional juga adalah
musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu.
Keberadaan musik tradisional yang digunakan sebagai hiburan, tentunya sudah
sangat sering dilakukan dalam sebuah seni pertunjukan. Dalam sebuah
pertunjukan seni, musik tradisional sering diaransemen kembali menjadi sebuah
musik kontemporer. Salah satu grup musik di kota Medan yang menggarap musik
tradisional menjadi musik kontemporer adalah Sumatera Incidental Music.
17
Sumatera Incidental Music menggarap musik-musik tradisional menjadi musik
kontemporer dengan tujuan untuk sebagai hiburan dan untuk sebuah seni
pertunjukan.
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak
modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art
berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II.
Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium
yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi
suatu percampuran antara praktek dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan
pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
Tafsiran lain mengenai praktek seni kontemporer di Indonesia:
1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik, ditandai
dengan meleburnya batas-batas antara seni visual, teater, tari, musik.
2. Intervensi disiplin ilmu sains dan sosial, terutama yang dicetuskan sebagai
pengetahuan populer atau memanfaatkan teknologi mutakhir.
Istilah ini dianggap bisa menyertai sebutan seni visual, musik, tari, dan
teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art jamak digunakan untuk
menyebut praktek seni visual sesuai kebutuhan kegiatan Museum maupun
lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.
Begitu juga dengan musik kontemporer yang merupakan salah satu dari
seni kontemporer. Musik kontemporer merupakan, musik yang mengalami
perkembangan berjalan dari musik tradisi kemudian mengalami perubahan sesuai
18
dengan kemajuan atau perkembangan jaman. Oleh karena itu musik kontemporer
adalah musik yang sesuai dengan perkembangan jaman, yang sekarang teknologi
telah mengubah warna musik. Dan musik telah banyak yang menggunakan alatalat elektronik yang sesuai dengan apa yang dialami oleh jaman sekarang ini.
Seakan musik menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Musik
kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan mempengaruhi gaya musik lain.
Sumatera Incidental Music adalah suatu grup musik yang menyajikan
musik tradisional dan digarap kembali menjadi sebuah musik kontemporer.
Terbentuknya Sumatera Incidental Music dilatarbelakangi adanya keinginan dari
Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat untuk membentuk sebuah grup
musik dan Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat adalah sama-sama
Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara. Sehingga dengan visi
dan keinginan yang sama sehingga pada tanggal 8 april 2000 terbentuklah
Sumatera Incidental Music. Nama Incidental sendiri diberikan oleh almarhum Ben
Pasaribu, dan terbentuknya juga Sumatera Incidental Music tidak lepas dari
pengaruh Ben Pasaribu yang memberikan motivasi kepada Hendri Perangin
Angin dan Winarto Kartupat untuk membentuk sebuah grup musik, dimana
Hendri Perangin Angin adalah seoarang musisi yang memiliki latar belakang
musik barat dan Winarto memiliki latar belakang musik tradisi dan juga memiliki
keahlian dalam tari.
Sebelum membentuk Sumatera Incidental Music, Hendri Perangin Angin
dan Winarto Kartupat sempat satu grup musik dengan Almarhum Ben Pasaribu.
Nama grup musik tersebut adalah Pan Sumateran Ensambel yang beranggotakan
Ben Pasaribu, Winarto Kartupat, Hendri Perangin angin, Anton Sitepu, Martogi
19
Sitohang dan Masyono. Selain anggota tetap yang dimiliki oleh Sumateran Pan
Ensambel, kerap juga Sumateran Pan Ensambel memanggil pemain cabutan
apabila diperlukan.
Hendri perangin Angin adalah seorang pemain musik yang merupakan
tamatan dari SMK N 11 Medan. Hendri Perangin Angin masuk di SMK N 11
pada tahun 1985 dan berhasil menamatkan sekolahnya pada tahun 1990. Setalah
tamat sekolah Hendri Perangin angin langsung diterima sebagai Pegawai Negeri
Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara pada tahun 1990. Di SMK 11 Hendri
perangin angin menekuni musik barat yaitu clarinet.
Sedangkan Winarto adalah seorang musisi tradisional dan Winarto
Kartupat juga mempunyai keahlian dalam membuat alat musik tradisional.
Winarto Kartupat juga pernah menekuni seni tari di Bagong Jogja. Selain
menekuni tari di Bagong Jogja, Winarto Kartupat juga juga mempelajari kesenian
tradisional yang lain seperti musik, teater, seni rupa dan bahkan disanalah Winarto
Kartupat mempelajari cara membuat alat musik. Setelah kurang lebih Winarto
Kartupat mengembangkan dan mempelajari kesenian di Bagong Jogja dan
akhirnya Winarto kembali ke Kota Medan dan diterima menjadi Pegawai Negeri
Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara pada tahun 1990.
Terbentuknya Sumatera Incidental Music sangat besar pengaruh dari
almarhum Ben Pasaribu, dimana pada awal terbentuk Hendri Perangin angin dan
Winarto Kartupat kerap meminta masukan dari almarhum Ben Pasaribu, baik itu
berupa masukan untuk menjalankan kinerja dari sebuah grup musik dan juga
masukan dalam sebuah komposisi musik. Pada awal terbentuk Sumatera
Incidental Music hanya memiliki satu garapan musik, dan garapan musik ini
20
diberi dengan nama Kampung Halaman, dan garapan ini berulang-ulang
ditampilkan dari pertunjukan yang satu ke pertunjukan yang lain dan hanya
digunakan untuk mengiringi tari.
2.2 Keberadaan dan Eksisistensi Sumatera Incidental Music Di Kota
Medan
Keberadaan musik kontemporer khususnya di Sumatera Utara biasanya
tidak lepas dari fungsi musik tersebut yang hanya digunakan sebagai musik
pengiring, baik itu dalam mengiringi lagu, tari, maupun teater. Tetapi tidak jarang
pula musik kontemporer tersebut digarap tanpa untuk mengiring tari, lagu,
maupun teater. Musik kontemporer juga adalah sebuah komposisi musik yang
diaransemen oleh para musisi, dan biasanya musik kontemporer ini digarap
dengan tujuan untuk dipertunjukkan dan juga saat ini banyak dijumpai musik
kontemporer yang dijual dipasar dengan menggunakan rekaman audio maupun
video.
Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik kontemporer dan
musiknya sering digunakan sanggar-sanggar tari maupun teater di kota Medan
sebagai musik pengiring tarian mereka dan juga musik pengiring dalam sebuah
teater baik itu secara live maupun melalui suatu rekaman audio visual. Sudah
banyak dijumpai keterlibatan Sumatera Incidental Music terhadap sanggarsanggar tari maupun teater di kota Medan khususnya sanggar-sanggar yang berada
di Taman Budaya Sumatera Utara untuk menjadi musik pengiring sanggar
tersebut. Banyaknya sanggar-sanggar yang memakai musik grup Sumatera
Incidental Music, itu disebabkan latar belakang dari musik tradisional yang
21
dimiliki oleh Sumatera Incidental Music lebih dari satu tradisi. Dan itu merupakan
salah satu kelebihan dari Sumatera Incidental Music dibandingkan dengan grup
musik tradisional yang lain, yang biasanya hanya menggarap musik tradisioanal
hanya dalam satu kebudayaan.
Berikut ini adalah daftar sanggar-sanggar tari maupun teater yang biasa
menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring
mereka:
No
Nama sanggar
Pimpinan
Keterangan
Tari
Teater
1
Nusindo
Irvansyah
√
2
Laklak koreografer
Sry KNA
√
3
Semenda
Dillinar Nasution
√
4
ASM
dr. Riri
√
5
Patria
Yosrizal
√
6
Teater Anak Negeri
Idris Pasaribu
√
7
Teater Kampusipromo
Herwin
√
Tabel 1 : Daftar sanggar-sanggar yang biasa menggunakan Sumatera Incidental
Music sebagai musik pengiring
Sanggar-sanggar
tersebut
adalah
beberapa
sanggar
yang
pernah
menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring sanggar
tersebut secara live. Selain sanggar tersebut masih banyak grup-grup khususnya
grup tari yang menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebagai music
pengiring tarian mereka. Dan biasanya grup-grup tari tersebut banyak yang hanya
menggunakan rekaman audio dari Sumatera Incidental Music untuk menjadi
muisk pengiring mereka. Musik tersebut biasanya diambil dari cd album Sumatera
Incidental Music.
22
Dalam perjalanan musik Sumatera Incidental Music, Sumatera Incidental
Music sudah pernah membuat satu album dalam bentuk cd audio dan album
tersebut diberi nama Incidental Satu. Dalam album tersebut terdapat tujuh
repertoar musik dan satu diantaranya merupakan ciptaan dari Sumatera incidental
Music, dua repertoar ciptaan dari Hendri perangin angin, satu repertoar ciptaan
dari Winarto kartupat dan tiga repertoar musik tradisional tidak
diketahui
penciptanya (NN). Berikut ini adalah daftar repertoar musik yang terdapat dalam
album Incidental Satu:
No.
Judul Repertoar Musik
Ciptaan
1.
Sihutur Sanggul
NN
2.
Kijom-Kijom / Endeng-Endeng
NN
3.
Ersudip
Hendri Perangin Angin
4.
Gambus Menari
Hendri Perangin Angin
5.
Harapan
Winarto Kartupat
6.
Zapin Kasih Budi
NN
7.
Kampung Halaman
NN
Tabel 2: Daftar repertoar musik yang terdapat dalam album Incidental Satu
Dalam album tersebut Sumatera Incidental Music masih memiliki lima
anggota yaitu Hendri Perangin angin, Winarto Kartupat, Hardoni Sitohang,
Sirtoyono, Yondik Tanto. Berikut ini adalah daftar alat musik yang dimainkan
setiap anggota Sumatera Incidental Music dalam album tersebut:
23
No.
1.
Nama
Hendri Perangin Angin
Alat Musik Yang Dimainkan
1. Keyboard
2. Gitar
3. Kulcapi
4. Hasapi
5. Sarune
6. Sordam
7. Gambus
8. Taganing
9. Gendang Karo
10. Vokal
11. Ketipung
2.
Winarto Kartupat
1. Dol
2. Zimbe
3. Musicraft
4. Gendang
5. Live Artistik
3.
Hardoni Sitohang
1. Taganing
2. Ketipung
3. Sarune Bolon
4. Sulim
24
4.
Sirtoyono
1. Gendang Melayu
2. Vokal
5.
Yondik Tanto
1. Vokal Puisi
Tabel 3: Daftar alat musik yang dimainkan setiap anggota Sumatera Incidental
Music dalam album Incidental Satu
Tidak hanya mengiringi teater dan tari, dalam pertunjukan tersendiri
Sumatera Incidental Music sering juga tampil dalam sebuah acara peresmian
ataupun pembukaan sebuah acara dan juga peresmian sebuah gedung. Biasanya
dalam pertunjukan tersendiri Sumatera Incidental Music kerap mengkolaburasi
antara musik dan vocal. Dalam sebuah acara biasanya sering konsumen yang
menggunakan jasa grup Sumatera Incidental Music meminta supaya mengisi
acara yang bersifat hiburan. Didalam acara hiburan inilah Sumatera Incidental
Musik
memanfaatkan
vocal, supaya pertunjukan
tersebut
tidak terasa
membosankan. Fungsi pemeran vocal juga dalam pertunjukan yang dilakukan
oleh Sumatera Incidental music biasanya tidak hanya bernyanyi, tetapi sering
dimanfaatkan sebagai emsi dipanggung supaya pertunjukan yang dilakukan
semakin menarik perhatian dari penonton. Dan tidak jarang pula pemeran vocal
tersebut mengajak penonton supaya ikut bernyanyi, dan tidak tanggung-tanggung
pemeran vocal juga kerap memanggil beberapa dari penonton pertunjukan untuk
bernyanyi di atas panggung. Tetapi semua itu dilakukan dengan catatan ketika
acara tersebut bersifat sebagai acara hiburan.
Selain garapan musik yang terdapat dalam album Sumatera Incidental
Music, berikut adalah daftar repertoar tradisional yang sudah pernah di garap oleh
Sumatera Incidental Music:
25
No
Judul Repertoar
Asal Daerah
1
Bonanja Jambalaya
Batak Toba
2
Jengger Jolo
Tapanuli Selatan
3
Sermadenggandengan
Simalungun
4
Tading Ma Etek
Simalungun
5
Ersinansal
Karo
6
Terang Bulan
Karo
7
Perkantong Samping
Karo
8
Diding-diding
Karo
9
Di Jou Au Mulak
Batak Toba
10
Duda-duda
Batak Toba
11
Poda
Batak Toba
12
Palti Raja
Batak Toba
13
Persembahan / Makan Sirih
Melayu
14
Cikala Depompong
Dairi
15
Duan dan Do
Mandailing
16
Tana Niha
Nias
17
Siceret-ceret
Tapanuli Tengah (Sibolga)
18
Seroja
Melayu
19
Format Gordang Sambilan dan
Mandailing
Gondang boru
20
Sibukka Pikkiran
Batak Toba
21
Satu Tiga
Batak Toba
22
Hata So Pisik
Batak Toba
26
23
Parbiccar Ni Mata Ni Ari
Batak Toba
24
Sulaman Barat
Batak Toba
25
Batara Guru
Batak Toba
26
Sibunga Jambu
Batak Toba
27
Edang-edang
Batak Toba
28
Si Tua Gading
Batak Toba
29
Si Boru Uluan
Batak Toba
Tabel 4: Daftar repertoar tradisional yang pernah digarap oleh Sumatera
Incidental Music
Selain repertoar musik tradisional berikut ini adalah daftar lagu-lagu pop
yang digarap oleh Sumatera incidental Music:
1. Bento (Iwan Fals)
2. Bongkar (Iwan Fals)
3. Diam tanpa kata (D’Masiv)
4. Simponi (Once)
5. Sepasang mata bola
6. Beraksi (Garasi)
7. Jatuh cinta (nidji)
8. We are the champion
9. Delaila
10. Cikitita
11. Becak (Ibu Sud)
27
Selain mengiring tari, teater, maupun pertunjukan secara tersendiri yang
terkadang dikolaburasi dengan unsur vokal, Sumatera Incidental Music juga
pernah mengiringi puisi. Beberapa sastrawan yang pernah menggunakan musik
dari Sumatera incidental Music adalah:
1. Teja Purnama
2. Hasan Albana
3. A. Rahim Qahar
4. Idris Pasaribu
Selain mengiringi puisi yang dibawakan oleh satrawan-sastrawan diatas,
dalam album Sumatera Incidental Music juga terdapat puisi yang diiringi oleh
Sumatera Incidental Music dan judul puisi tersebut adalah Harapan. Puisi tersebut
diciptakan oleh anggota Sumatera Incidental Music yaitu Winarto Kartupat dan
yang membawakan vocal puisi tersebut adalah Yondik Tanto.
Dalam
pertunjukan
yang
dilakukan
Sumatera
Incidental
Music,
sebelumnya harus dilakukan pembicaraan terlebih dahulu antara Sumatera
Incidental Music dan konsumen yang akan menggunakan jasa Sumatera
Incidental Music seberapa besar keterlibatan Sumatera Incidental music dalam
acara pertunjukan tersebut, sehingga Sumatera Incidental Music dapat
menyesuaikan pertunjukan mereka dengan tawaran yang dilakukan oleh
konsumen tersebut, sehingga nantinya pertunjukan yang dilakukan Sumatera
Incidental Music tetap menarik dan dapat dinikmati para pengunjung ataupun
penonton dalam pertunjukan tersebut.
Dalam setiap pertunjukan yang dilakukannya, Sumatera Incidental Music
juga kerap melakukan kerjasama dengan pemerintah, dimana pemerintah kerap
28
memakai jasa dari Sumatera Incidental Musik dalam sebuah pertunjukan untuk
mewakili pemerintah baik itu dalam even-even yang berada di kota Medan, diluar
kota Medan, bahkan ke luar Negeri. Kerjasama tersebut selalu diterima Sumatera
Incidental Music dengan terbuka, dimana Sumatera Incidental Musik menganggap
kerjasama dengan pemerintah suatu kerjasama yang sangat menguntungkan,
karena tidak semua grup musik seperti Sumatera Incidental Music bisa
mendapatkan kesempatan yang sama yaitu dapat mengisi acara dalam sebuah
acara pertunjukan yang mewakili pemerintah.
2.2.3 Perekrutan Anggota
Di dalam perekrutan anggota Sumatera Incidental Music tidak ada suatu
aturan khusus untuk merekrut anggota atau pun melakukan sebuah audisi untuk
menjadi anggota Sumatera Incidental Musik, tetapi di dalam merekrut anggota,
Sumatera Incidental Music terlebih dahulu berdiskusi sesama anggota kira-kira
bagian apa yang atau posisi apa yang kira-kira masih dibutuhkan. Dengan
melakukan diskusi sehingga para anggota dapat mengambil sebuah keputusan
untuk merekrut atau pun tidak merekrut anggota. Apabila hasil dari diskusi harus
merekrut anggota, maka kriteria yang paling utama yang dilihat dalam merekrut
anggota adalah memiliki latar belakang musik dan yang paling utama bisa diajak
kerjasama secara baik.
Biasanya anggota yang direkrut langsung dipanggil oleh Hendry
Paranginangin maupun anggota yang lain untuk menjadi anggota
Sumatera
Incidental Music, dan apabila orang yang dipanggil menyetujui untuk melakukan
kerjasama dengan Sumatera Incidental Music maka orang tersebut akan
29
melakukan apa yang dilakukan anggota Sumatera Incidental Music baik itu
didalam latihan maupun didalam melakukan sebuah pertunjukan. Anggota baru
yang dipanggil untuk menjadi anggota tetap Sumatera Incidental Music, pada
umumnya akan mempelajari juga tehnik permainan alat musik yang lain yang
dimiliki Sumatera Incidental Music, sehingga nantinya setelah masuk menjadi
anggota akan bertanbah alat kyang bisa dimainkannya selain alat musik yang bisa
dimainkan sebelum masuk menjadi anggota Sumatera Incidental Music.
Tetapi terkadang Sumatera Incidental Music juga kerap memanggil
pemain musik dari grup musik lain atau pun seorang pemain musik bukan dari
sebuah grup musik atau bisa dibilang seorang pemain musik solo untuk tampil
disebuah pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental Music dan pemain
musik tersebut dipanggil bukan untuk menjadi anggota Sumatera Incidental
Music, tetapi pemain musik tersebut hanyalah pemain musik yang disebut sebagai
pemain cabutan. Peran pemain cabutan di Sumatera Incidental Music biasanya
untuk menyempurnakan komposisi musik yang dimainkan oleh Sumatera
Incidental Musik didalam pertunjukan. Pemain cabutan biasanya dipanggil oleh
Sumatera Incidental Musik dengan kriteria, alat musik yang dimainkannya tidak
ada anggota Sumatera Incidental Music yang bisa memainkannya.
30
2.2.4 Pendapat Masyarakat
Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik tradisional yang
menggarap musik-musik tradisional yang terdapat di Sumatera Utara dan
bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara. Tentunya keberadaan Sumatera
Incidental Musik tidak asing lagi bagi sanggar-sanggar tradisional yang ada di
kota Medan, itu dibuktikan dengan banyaknya sanggar-sanggar tari maupun teater
yang menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebgai musik pengiring
tarian maupun teater mereka. Selain itu pemerintah kota Medan juga sering
menggunakan jasa dari Sumatera Incidental Music untuk melakukan pertunjukan
yang mewakili pemerintah, baik itu di kota Medan, diluar kota Medan, maupun ke
luar negeri. Tentunya dengan begitu, keberadaan Sumatera incidental Music tidak
asing lagi bagi orang-orang yang bekecimpung dalam kesenian di kota Medan,
khususnya kesenian yang bersifat tradisional.
Menurut Monang Butar-butar yang merupakan pimpinan dari sanggar
Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara2 penggabungan antara musik modern
dan musik tradisional di kota Medan saat ini sangat berkembang dengan pesat,
terutama dalam sebuah pertunjukan seni. Begitu juga dengan Sumatera Incidental
Music, Monang Butar-butar beranggapan bahwa keberadaan Sumatera Incidental
Music di kota Medan perkembangannya sangat bagus. Itu dibuktikan dengan
banyaknya sanggar-sanggar yang menggunakan musik Sumatera Incidental Music
sebagai music pengiring tarian mereka, salah satu contonya adalah repertoar
Sihutur Sanggul yang digarap kembali oleh Sumatera Incidental Music dan saat
ini banyak di gunakan oleh sanggar-sanggar tari di kota Medan. Walaupun
2
Sebuah sanggar seni budaya yang bergerak dalam bidang EO, Traditional Dance, Musik dan
Vocal Grup.
31
Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara belum pernah menggunakan musik dari
Sumatera Incidental Musik, tetapi skitar tahun 1990 sampai sekitar tahun 2000
sebelum terbentuknya Sumatera Incidental Music beberapa anggota dari Sumatera
Incidental Music pernah dipanggil bergabung dengan Lembaga Kesenian Ria
Agung Nusantara seperti Hendri Perangin Angin. Lembaga Kesenian Ria Agung
Nusantara sampai saat ini belum pernah menggunakan musik dari Sumatera
Incidental Music, itu dikarenakan sanggar ini juga bergerak dibidang musik.
Menurut Ojax Manalu yang merupakan seorang pelaku seni yang bergerak
dalam sebuah komunitas Air In Art, Sumatera Incidental Music adalah salah grup
musik tradisional yang mampu bertahan sampai saat ini, itu ditunjukkan dengan
karya-karya Sumatera Incidental music yang sering digunakan oleh sanggarsanggar seperti tari maupun teater sebagai musik pengiring mereka. Menurut Ojax
Sumatera Incidental Music dulunya adalah sebuah grup music yang idealis3, tetapi
dengan berjalannya waktu unsur idealis itupun semakin berkurang, itu disebabkan
permintaan dari konsumen yang menginginkan sebuah pertunjukan dengan tujuan
sebagai hiburan.
3
idealis adalah suatu pemikiran, ide, logika manusia yang jujur (murni) yang menuju kearah ideal
atau seperti seharusnya.
32
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN SUMATERA INCIDENTAL MUSIC YANG
TERSUSUN SECARA TRADISIONAL
3.1 Sistem Pengelolaan Sumatera Incidental Music
Menurut H.B. Siswanto dalam bukunya pengantar Manajemen disebutkan
bahwa Manajemen (pengelolaan) adalah Ilmu dan seni untuk melakukan tindakan
guna mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi perencanaan, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar mencapai tujuan. Sumatera
Incidental Music adalah sebuah grup musik yang diketuai oleh Hendri Perangin
angin. Walaupun Hendri Perangin angin sebagai ketua dari Sumatera Incidental
Music, tetapi bukan berarti setiap keputusan diputuskan oleh Hendri Perangin
angin. Sebagai ketua Hendri Perangin angin biasanya melobi job kepada sebuah
instansi yang mau melakukan sebuah acara, tetapi walaupun demikian, tidak
menutup kemungkinan juga yang melobi sebuah job itu adalah anggota Sumatera
Incidental music, walaupun itu sangat jarang. Biasanya apabila ada job, Hendri
Perangin angin lah yang membicarakan dengan konsumen tersebut masalah
kontribusi Sumatera Incidental Musik dalam acara Pertunjukan tersebut maupun
masalah besar kecilnya keuangan yang diterima yang menjadi honor dari
pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental music.
Sistem pengelolaan kepengurusan Sumatera Incidental Musik dilakukan
secara tradisional, dimana struktur pengelolaannya tidak tertata secara rapi tetapi
lebih kepada kepengurusan yang bersifat mementingkan apa yang menjadi
kemauan anggota dan akan dibicarakan bersama-sama untuk mendapatkan sebuah
33
keputusan. Dalam pengelolaaan Sumatera Incidental Music tidak ada suatu aturan
tertulis yang dibuat dan harus dipatuhi anggota, tetapi tetap harus mematuhi
segala keputusan yang di buat bersama seperti jadwal latihan, ketepatan waktu
baik saat pertunjukan maupun saat latihan.
Yang dimaksud dengan pengelolaan secara tradisional adalah sebuag
gagasan, kegiatan, atau benda-benda yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya secara teratur mengikuti norma-norma yang terjadi didalam
masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya sebuah masyarakat atau
sebuah kelompok etnik tertentu. Dalam hal ini, Sumatera Incidental Music adalah
sebuah kelompok atau sebuah grup musik yang melakukan sebuah pengelolaan
organisasi secara tradisional.
Organisasi kesenian tradisional jarang yang dibentuk dengan mendasarkan
pada aspek yudiris. Artinya sebuah organisasi kesenian biasanya dibentuk hanya
berdasarkan musyawarah mufakat untuk kelestarian budaya semata. Mereka
memang memiliki motivasi yang kuat untuk melestarikan kesenian tradisionalnya.
3.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Sumatera Incidental Music
Keadaan sarana dan prasarana dalam sebuah organisasi seperti grup musik
sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena berjalannya sebuah organisasi
tersebut tidak akan pernah lepas dari keadaan sarana dan prasaran dalam
organisasi tersebut. Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang
juga membutuhkan saran dan prasarana dalam grup musik tersebut, baik itu
tempat latihan, secretariat, maupun alat musik yang digunakan saat latihan dan
saat pertunjukan.
34
3.2.1 Prasarana Gedung Sebagai Tempat Sekretariat dan Tempat Latihan
Dalam sebuah grup musik sangat diperlukan sebuah gedung untuk
digunakan sebagai tempat latihan dan sekretariat. Dengan memiliki sekretariat
tentunya akan mempermudah grup tersebut dalam menjalankan roda organisasi
ataupun pengelolaan grup musik tersebut. Didalam sekretariat semua struktur
organisasi disusun sebaik mungkin, baik itu jadwal latihan, jadwal pertunjukan,
data-data inventaris dan lain-lain. Didalam sekretariat juga kerap dilakukan
diskusi antara anggota dan sekretariat juga biasanya digunakan untuk
penyimpanan alat musik. Untuk itu dalam sebuah organisasi musik sangatlah
diperluakan sebuah sekretariat untuk keberlangsungan organisasi tersebut.
Keadaan sarana dan prasarana baik itu berupa gedung sebagai tempat
latihan dan sekretariat tidak lepas dari perhatian pemerintah kota Medan
khususnya Taman Budaya Sumatera Utara yang memfasilitasi sanggar-sanggar
yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara dan salah satunya adalah Sumatera
Incidental Music. Didalam pemakaian gedung sendiri tidak ada suatu surat
keputusan yang tertulis terhadap Sumatera Incidental Music untuk menggunakan
gedung tersebut. Tetapi Winarto Kartupat dan Hendri Perangin angin
memanfaatkan posisi mereka sebagai pegawai negeri sipil di Taman Budaya
Sumatera Utara untuk membentuk sebuah grup musik dan menggunakan gedung
Taman Budaya Sumatera Utara sebagai tempat latihan dan secretariat.
Walaupun demikian Hendri Perangin angin dan Winarto Kartupat tetap
menghormati tatacara aturan di Taman Budaya Sumatera Utara didalam
pemakaian gedung. keberadaan Sumatera Incidental Music di Taman Budaya
Sumatera Utara diterima dengan baik oleh pemerintah, dimana pemerintah
35
menganggap dengan keberadaan Sumatera Incidental Music di Taman budaya
Sumatera utara dapat membangkitkan suasana dan juga dapat mengangkat nama
baik dari Taman Budaya Sumatera Utara. Karena pemerintah kota Medan sangat
sering memakai jasa Sumatera Incidental Music untuk mengisi acara yang
menjadi program pemerintah dan umumnya Sumatera Incidental Musik selalu
mengutamakan job yang diberikan oleh pemerintah daripada job yang tidak
bersumber dari pemerintah, itu dilakukan Sumatera Incidental Music agar
kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Medan dan Sumatera Incidental
Musik dapat selalu terjaga dengan baik.
Secretariat Sumatera Incidental Music juga adalah kantor yang digunakan
oleh Hendri Perangin angin dan Winarto Kartupat di Taman Budaya Sumatera
Utara. Dan disitu jugalah Sumatera Incidental Music menyimpan alat musik dan
juga kadang dipakai juga untuk tempat latihan. Tetapi dalam melakukan latihan,
tidak selamanya Sumatera Incidental Music melakukan latihan di sekretariat
tersebut, dimana sekretariat tersebut kurang luas sehingga kurang nyaman dalam
melakukan latihan. Sumatera Incidental Musik biasanya menggunakan gedung
yang kosong di Taman Budaya Sumatera Utara untuk tempat latihan, tetapi
apabila tidak ada gedung yang kosong, dan kemungkinan digunakan sanggar yang
lain yang terdapat di Taman Budaya Sumatera Utara, maka Sumatera Incidental
Music akan melakukan latihan di sekretariat Sumatera Incidental Music tersebut.
36
3.2.2 Alat Musik
Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi
untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang
memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat
disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya
diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang
mempelajari alat musik disebut organologi.
Berikut ini merupakan klasifikasi alat musik berdasarkan sumber
bunyinya4:
ï‚·
Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan
dasarnya atau dari badan alat musik itu sendiri. Contoh: kolintang, simbal
drum, angklung.
ï‚·
Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan
udara pada rongga. Contoh: suling, trompet, harmonika, trombone.
ï‚·
Kordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai
yang digetarkan. Contoh: gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi.
ï‚·
Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau
membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana.
ï‚·
Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh
tenaga listrik (elektronik). Contoh: keyboar, gitar listrik, bass listrik.
4
Klasifikasi alat musik berdasarkan sumber bunyi oleh Curt Sach-Hornbostel, antara lain
idiophone, membranophone, aerophone, chordophone, dan electrophone, dalam artikelnya yang
berjudul “Classification of Musical Instrument” (1967 terjemahan Baines dan Wachsman).
37
Selain berdasarkan sumber bunyi, berikut ini merupakan klasifikasi alat
musik berdasarkan cara memainkan:
ï‚·
Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara
didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi
gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan
bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar,
konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini
adalah trompet dan suling.
ï‚·
Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat
musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk
dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada,
akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah
kolintang (bernada), drum (tak bernada).
ï‚·
Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui
dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai.
ï‚·
Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat
musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai.
Keberadaan sarana alat musik Sumatera Incidental Musik sebagian besar
dimiliki oleh Hendri Perangin angin dan juga ditambah dengan alat musik pribadi
yang dimiliki para anggoata Sumatera Incidental Music. Dan alat musik
tersebutlah yang digunakan Sumatera Incidental Music baik di dalam melakukan
latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung. Tetapi kadang kala Sumatera
38
Incidental Music menyewa alat musik dari luar, dengan catatan apabila alat musik
yang disewa tersebut tidak dimiliki oleh Sumatera Incidental Music maupun
anggota.
Alat musik yang digunakan Sumatera Incidental Music pada umumnya
adalah alat musik tradisional yang berasal dari etnik-etnik yang ada di Sumatera
Utara. Berikut ini adalah daftar alat musik yang biasa digunakan oleh Sumatera
incidental Music dalam pertunjukan yang dilakukan:
NO
Etnik
Daftar Alat Musik
Klasifikasi Berdasarkan
Sumber Bunyi
1
2
Batak Toba
Simalungun
1. Taganing 2 set
Membranofon
2. Gordang
Membranofon
3. gong satu set
Idiofon
4. sarune bolon
Aerofon
5. sulim
Aerofon
6. garantung
Idiofon
7. sarune etek
Aerofon
8. sordam
Aerofon
9. tulila
Aerofon
10. hasapi
Kordofon
11. hesek
Idiofon
1. Momongan
Idiofon
2. Sarune bolon
Aerofon
simalungun.
3
Karo
1. Gendang anak
Membranofon
2. Gendang indung
Membranofon
3. Gung
Idiofon
4. Penganak
Idiofon
39
4
Melayu
5. Kulcapi
Kordofon
6. Sarune
Aerofon
7. Sordam
Aerofon
8. Belobat
Aerofon
9. Keteng-keteng
Idiokordofon
1. Gendang melayu
Membranofon
2. ketipung set 2 set (4
Membranofon
buah ketipung dalam
satu set)
5
Mandailing
3. biola
Kordofon
1. Gondang boru
Membranofon
(gondang dua)
6
Pakpak
2. Gordang sambilan
Membranofon
3. Gong satu set
Idiofon
4. Momongan
Idiofon
5. Sulim
Aerofon
6. Sarune
Aerofon
1. Garantung
Idiofon
Tabel 5: Daftar alat musik tradisional Sumatera Incidental Music
40
Selain alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, Sumatera
Incidental Musik juga kerap menggunakan alat musik barat didalam pertunjukan
yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
No
Nama Alat Musik
Klasifikasi Berdasarkan Sumber Bunyi
1.
Keyboard 2 buah
Elektrofon
2.
Bas eletrik
Elekrofon
3.
Gitar akustik
Kordofon
4.
Sexofon
Aerofon
5.
Cello
Kordofon
6.
Biola
Kordofon
Tabel 6: Daftar alat musik barat yang digunakan Sumatera Incidental Music
Selain alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara dan alat
musik barat, ada juga beberapa alat musik pendukung yang digunakan Sumatera
Incidental Music saat pertunjukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kendang sunda (membranofon)
2. Dhol untuk menggantikan gendang Nias (membranofon)
3. Perkusi yang di buat sendiri dan Sumatera Incidental Music menyebut alat
musik ini dengan nama keletokan (idiofon). Alat musik ini terbuat dari
kayu yang diberi lobang. Dan beberapa keletokan tersebut dibuat dengan
nada-nada yang berbeda.
4. Zimbe (membranofon)
41
3.3 Keanggotaan
Dalam keanggotaan Sumatera Incidental Music memiliki anggota tetap
dan biasanya anggota tetap tersebut selalu ikut serta dalam setiap pertunjukan
yang dilakukan oleh Sumatera Incidental music, baik itu pertunjukan yang
dilakukan dikota Medan maupun diluar kota Medan. Selain anggota tetap
Sumatera Incidental Musik juga kerap memanggil anggota cabutan, anggota
cabutan biasanya dipanggil apabila dibutuhkan untuk melengkapi musik Sumatera
Incidental Music. Anggota cabutan biasanya dipanggil apabila Sumatera
Incidental Music sangat membutuhkan seorang pemain musik, dan alat musik
yang dimainkan oleh anggota cabutan tersebut tidak ada anggota Sumatera
Incidental Music yang bisa memainkannya, sedangkan alat musik tersebut harus
dimainkan secara live. Untuk itu dalam setiap pertunjukan yang dilakukan
Sumatera Incidental Music sangat jarang dijumpai seoarang pemain musik yang
menjadi pemain cabutan, itu disebabkan karena biasanya Sumatera Incidental
Music selalu berusaha untuk menutupi setiap kekurang yang dimiliki Sumatera
Incidental Musik, baik itu dengan cara meminimalis komposisi musik maupun
dengan memanfaatkan musik keyboard yang bisa menirukan suara dari alat musik
yang lain.
Maksud seniman pemain cabutan adalah seniaman dari kelompok lain,
atau seniam yang tak terikat oleh kelompok disatu-satukan untuk memenuhi
permintaan kesenian dalam satu atau beberapa kali pertunjukan. Pemakaian
seniman cabutan ini adalah fenomena yang umum terjadi di Sumatera Utara.
Misalnya, alasan melakukan ini adalah, banyak seniman ingin menambah
penghasilan keuangannya melalui banyaknya pertunjukan. Ia tidak mau terikat
42
hanya dalam satu organisasi kesenian saja. Karena jarang sekali ada sebuah
organisasi kesenian yang membayar gaji seniam setiap bulan dengan jumlah
tertentu sebagaimana layaknya tenaga kerja. Apalagi jika dikaitkan dengan upah
minimum regional. Oleh karena itu, sebagian besar seniman di Sumatera Utara
misalnya, adalah pemain cabutan, yang bisa main dengan organisasi seni di luar
organisasi utamanya.
NO
1.
NAMA
POSISI
Hendri Perangin Angin
1. Keyboard
2. Cello
3. Gitar
4. Sarune karo
5. Kulcapi
6. Surdam
2
Winarto kartupat
1. Jimbe
2. Perkusi kayu
3. Cobel
4. Dol
5. Penganak
6. gung karo
7. gendang jawa.
3
Irma Karyono
1. Gendang melayu
2. gendang dua
4
Hardoni Sitohang
1. Taganing
2. Gordang
3. Sarune bolon
4. Sulim
5. Garantung
43
6. Sarune etek
7. Sordam
8. Tulila
9. Hasapi
10. Sexofon
11. Flute
5
Martahan Sitohang
1. Taganing
2. Gordang
3. Sarune bolon
4. Sulim
5. Garantung
6. Sarune etek
7. Sordam
6
Saridin Tua Sinaga
1. Taganing
2. Gendang melayu
3. Sarune simalungun
4. Ketipung set
5. Hasapi
7
Bonggud Sidabutar
1. Ketipung set
2. Sulim
3. Taganing
8
Desmaret napitupulu
1. Vocal
2. Gong
3. Hesek
9
Brepin Tarigan
1. Gendang karo indung
2. Kulcapi
3. Sordam
4. Keteng-keteng.
44
10
Nominandaa Sagala
1. Vocal
2. Gong
11
Tri Saputra
1. Kulcapi
2. Biola
3. Gong karo
4. Keteng-keteng
12
Ali Gusti
1. Kru atau penanggung jawab
peralatan
Tabel 7: Daftar anggota tetap Sumatera Incidental Music
NO NAMA
POSISI
KETERANGAN
1.
Biola
Pemain musik ini dipanggil
Alex
apabila Sumatera Incidental
Music memerlukan pemain
biola lebih dari satu orang.
Dimana telah cantumkan
didaftar anggota tetap bahwa Tri
Saputra adalah pemain biola.
2.
Murni rumapea
Vocal
Vocal akan ditambah dalam
pertunjukan Sumatera Incidental
Music apabila dalam
pertunjukan tersebut dibutuhkan
penyanyi dengan formasi trio.
3.
Tri Wahyono
Menguasai musik
Pemain musik ini dipanggil
jawa
apabila pertunjukan yang akan
dilakukan oleh Sumatera
Incidental Music membawakan
lagu-lagu atau pun musik jawa.
Tabel 8: Daftar anggota cabutan Sumatera Incidental Music
45
3.4 Sumber Keuangan dan Pengeluaran Sumatera Incidental Music
Sumber keuangan Sumatera Incidental Music berasal dari bayaran setiap
Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan. Tidak ada suatu lembaga
yang khusus ataupun donatur untuk membiayai keberlangsungan organisasi
Sumatera Incidental Music dari segi materi, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa
pemerintah kota Medan khususnya Taman Budaya Sumatera Utara yang kerap
memberikan perhatian kepada Sumatera Incidental Music dengan memberikan
fasilitas gedung untuk tempat sekretariat dan tempat latihan dan juga Pemerintah
kerap memberikan job kepada Sumatera Incidental Musik untuk melakukan
sebuah pertunjukan yang menjadi program Pemerintah Kota Medan, dan job
tersebut dapat menambah pemasukan keuangan Sumatera Incidental Music dan
memang keberlangsungan grup ini dan tetap eksis sampai sekarang, itu tidak lepas
dari banyaknya job yang di terima Sumatera Incidental Music baik dari
pemerintah maupun job yang tidak berasal dari pemerintah.
Pengerluaran keuangan Sumatera Incidental yaitu bayaran ataupun honor
setiap anggota Sumatera Incidental Music setiap selesai melakukan pertunjukan.
Tidak ada bayaran yang tetap anggota setiap bulannya, tetapi besar dan kecilnya
pendapatan dari setiap anggota itu dilihat dari banyaknya job yang didapat
Sumatera Incidental Music untuk melakukan sebuah pertunjukan. Honor biasanya
diberikan pada setiap habis pertunjukan. Besar kecilnya honor yang didapat
anggota sehabis pertunjukan tergantung kepada besaran proyek yang didapat dan
tingkat kesenioritasan 5 . Biasanya honor yang diterima setiap anggota apabila
melakukan pertunjuakan di kota Medan ataupun di Sumatera Utara berkisar antara
5
Tingkat kesenioritasan dapat dilihat dari proses masuknya anggota. Angota yang masuk duluan
dianggap lebih senior dibandingkan anggota yang masuk belakangan.
46
Rp. 400.000 sampai Rp. 500.000, tetapi apabiala Sumatera Incidental Music
melakukan pertunjukan diluar Pulau Sumatera, biasanya honor yang diterima
setiap anggota diatas Rp. 1.000.000.
Pengeluaran keuangan Sumatera Incidental Music juga tidak lepas dari
pengeluaran saat sedang melakukan latihan, baik itu dilihat dari pengeluaran
keuangan untuk konsumsi ataupun perbaikan terhadap alat musik yang digunakan
Sumatera Incidental Music pada saat sedang latihan atau pun pada saat melakukan
pertunjukan.
Sumatera Incidental Music juga kerap membuat anggaran untuk pembelian
costum yang mereka gunakan pada saat melakukan pertunjukan. Dan dengan
mengguanakan costum yang sama dapat juga menambah nilai jual Sumatera
Incidental Musik.
3.5 Proses Latihan
Dalam melakukan latihan, tidak ada jadwal yang pasti yang dibuat
Sumatera Incidental Music secara teratur, tetapi Sumatera Incidental Music selalu
melakukan latihan minimal sekali dalam seminggu walaupun tidak ada job dalam
waktu dekat yang akan diikuti. Proses latihan seperti itu dilakukan, karena setiap
anggota Sumatera Incidental Music sudah memiliki latar belakang musik dan
setiap anggota harus bertanggung jawab dengan alat musik yang dikuasainya.
Sehingga dengan seperti itu, pada saat latihan dilakukan Hendri Perangin angin
sebagai anggota yang mengaransemen komposisi musik tersebut tinggal
membagikan bagian masing-masing kepada anggota yang lain untuk dimainkan.
47
Latihan secara rutin akan dilakukan apabila ada job dalam waktu dekat,
biasanya latihan akan dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu. Dalam latihan
secara rutin, Sumatera Incidental Music biasanya lebih berkonsentrasi dalam
latihan maupun dalam menggarap sebuah komposisi music, sedangkan dalam
latihan sehari-hari yang dalam waktu dekat tidak ada job yang akan dilakukan,
biasanya Sumatera Incidental Music hanya mengulang-ulang komposisi music
yang sudah jadi, dan sudah pernah ditampilkan dalam suatu acara Pertunjukan.
Sebelum melakukan latihan terlebih dahulu ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan yaitu:
1. Menentukan jadwal latihan
2. Mempersiapkan peralatan berupa alat musik yang dibutuhkan pada saat
melakukan latihan
3. Penentuan tempat latihan
4. Mempersiapkan lagu-lagu atau musik yang akan dilatih
Selain persiapan sebelum latihan, setelah latihan selesai ada juga hal-hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Membereskan peralatan musik
2. Mendiskusikan setiap kekurangan yang terdapat dalam latihan
3. Membicarakan jadwal pertunjukan terdekat dan lagu-lagu atau musik
apa saja yang akan ditampilkan dalam pertunjukan tersebut
4. Membicarakan jadwal latihan berikutnya
48
Gambar 1 : Latihan Sumatera Incidental Music dengan grup tari
Gambar 2: Latihan music Sumatera incidental Music
49
BAB IV
PENYAJIAN DAN STRUKTUR MUSIK
DALAM SENI PERTUNJUKAN SUMATERA INCIDENTAL MUSIC
4.1 Penyajian Musik Dalam Pertunjukan
Seni Pertunjukan dapat diartikan sebagai bentuk kompak artikulasi
berkesenian manusia yang disajikan dalam format "pementasan". Kategori ini
diperlukan karena seringkali artefak kebudayaan spesifik yang kita kenal dalam
bentuk tarian, nyanyian, ornamen, dan sebagainya merupakan bagian utuh dari
suatu pentas pertunjukan. Seni pertunjukan (performance art) adalah karya seni
yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni
performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman
dan hubungan seniman dengan penonton.
Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiatan seni seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya
kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni
pertunjukan' (performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya
mengacu pada seni konseptual yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih
ke arah seni kontemporer.
Dalam tulisan ini penulis akan memfokuskan pertunjukan musik sebagai
musik pengiring, baik itu didalam megiringi tari, teater maupun dalam mengiringi
vokal. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Kesenian adalah salah
satu daripada unsur kebudayaan universal. Musik mencerminkan masyarakat
50
pendukungnya. Di dalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi bahagian daripada proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal
maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut
struktural maupun genrenya dalam kebudayaan.
4.1.1 Penyajian Musik Di Dalam mengiringi Tari
Tari adalah
gerakan
tubuh
menurut
cara-cara
ritmik,
biasanya
menggunakan iringan musik dan tergantung kepada ruang. Untuk tujuan
mengekspresikan sebuah idea atau emosi, pelepasan/pembebasan energi atau
secara sederhana menerima dengan senang hati gerakan itu sendiri.
Jazuli (1994:43) menggolongkan fungsi tari menjadi empat bagian yaitu:
tari sebagai upacara, hiburan, pertunjukan, dan media pendidikan. Tinjauan lebih
jauh tentang fungsi tari kita gunakan pendekatan menurut Jazuli adalah sebagai
berikut :
1. Tari sebagai sarana upacara merupakan media persembahan atau pemujaan
terhadap kekuatan gaib yang banyak digunakan oleh masyarakat yang
memiliki kepeercayaan animisme (roh-roh gaib), dinamisme (benda-benda
yang mempunyai kekuatan), dan totemisme (binatang-binatang yang dapat
mempengaruhi kehidupan) yang disajikan dalam upacara sakral ini
mempunyai maksud untuk mendapatkan keselamatan atau kebahagiaan.
Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
untuk upacara keagamaan, upacara adat berkaitan dengan peristiwa
alamiah, dan upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia.
51
2. Tari sebagai hiburan dimaksudkan untuk memeriahkan atau merayakan
suatu pertemuan. Tari yang disajikan dititikberatkan bukan pada
keindahan geraknya, melainkan pada segi hiburan. Tari hiburan pada
umumnya merupakan tarian pergaulan atausocial dance. Pada tari hiburan
ini mempunyai maksud untuk memberikan kesempatan bagi penonton
yang mempunyai kegemaran menari atau menyalurkan hobi dan
mengembangkan
keterampilan
atau
tujuan-tujuan
yang
kurang
menekankan nilai seni (komersial).
3. Tari sebagai pertunjukan, yaitu tari yang bertujuan untuk memberi
pengalaman estetis kepada penonton. Tari ini disajikan agar dapat
memperoleh tanggapan apresiasi sebagai suatu hasil seni yang dapat
memberi kepuasan pada mata dan hati penontonnya, oleh karena itu, tari
sebagai seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang lebih serius dari
pada sekedar untuk hiburan. Untuk itu tari yang tergolonga sebagai seni
pertunjukan/tontonan adalah tergolong performance, karena pertunjukan
tarinya lebih mengutamakan bobot nilai seni dari pada tujuan lainnya.
4. Tari sebagai
Media Pendidikan, yaitu tari yang bersifat untuk
mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan
pengalaman berkarya kreatif.
D i b e r d a ga i d a e r a h d i I n d o n e s ia , b u n y i- b u n y ia n a t a u
m u s ik d ic ip t a ka n o le h masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah.
Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh
musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut
52
juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan
sebagainya.
Secara umum, komposisi musik dari Sumatera Incidental music lebih
banyak digunakan untuk mengiringi tari, khususnya tari yang berasal dari
kebudayaan yang ada di Sumatera Utara. Komposisi musik dari Sumatera
Incidental sendiri sering digarap secara medley dari beberapa musik etnik yang
ada di Sumatera Utara, itu disebabkan kerap sekali pertunjukan sebuah tari dengan
dilakukan dengan sistem medley dan musik pengiring juga harus mengikuti
perjalan tari sehingga dapat berjalan secara beriringan antar tari dan musik.
Didalam mengiringi tari, komposisi musik yang dimainkan Sumatera Incidental
Music tidak akan berhenti seSbelum tarian tersebut selesai, dan dengan demikian
musik dan tari akan selalu berjalan beriringan.
Didalam melakukan pertunjukan, Sumatera Incidental Music pada
umumnya melakukan pertunjukan pada sebuah acara peresmian, pembukaan
sebuah acara, pameran, bahkan even-even yang menjadi program dari pemerintah,
baik itu di tingkan nasional maupun internasional. Tetapi Sumatera Incidental
music juga kadangkala melakukan pertunjukan dalam sebuah acara resepsi
pernikahan, tetapi dalam resepsi pernikahan Sumatera Incidental music hanyalah
untuk mengiringi tarian.
53
Gambar 3: Tari Karo yang diiringi Sumatera Incidental Music
Gambar 4: Sumatera Incidental Music saat mengiringi tari melayu
54
4.1.2 Penyajian Musik Di Dalam mengiringi Teater
Musik Teater merupakan musik yang mandukung pemantasan dalam
pertunjukan teater baik yang bersifat instrumen maupun lagu, yang menghidupkan
suasana di beberapa adegan dan babak dalam suatu pertunjukan. Musik teater
terdiri dari :
1. Musik pembuka
Musik pembuka merupaka musik di awal pertunjukan teater. Musik
Pembuka berfungsi untuk merangsang imajinasi penonton dalam memberikan
sedikit gambaran tentang pertunjukan teater yang akan di sajikan, atau bisa juga
untuk pengkondisian penonton.
2. Musik pengiring
Musik Pengiring merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi
pertunjukan di beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/
seting. Musik pengiring berfungsi untuk memberikan sentuhan indah dan manis
agar ritme permainan seimbang dengan porsi permainan per adegan( tidak semua
adengan di beri musik hanya poin-poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena
dapat merusak keseimbangan pertunjukan),seperti susana , lampu , seting , kostum,
mimik expresi, properti.
55
3. Musik suasana
Musik suasana merupakan musik yang menghidupkan irama permainana
serta suasana dalam pertunjukan teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis.
Musik suasana berfungsi untuk memberikan roh permainan yang menarik, indah,
dan terlihat jelas antara klimaks dan anti klimaksnya.
4. Musik penutup
Musik penutup merupaka musik terakir dalam dalam pementasan teater.
Musik penutup berfungsi untuk memeberikan kesan dan kesan dari pertunjukan
teater yang disajikan baik yang bersifat baik , buruk, gembira, sedih, sebagai
pelajaran dan cermin moral penikmat seni teater.
Berikut ini merupakan beberapa syarat arranger musik / pemusik teater
secara umum
1. Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik
2. Memiliki wawasan luas mengenai musik
3. Menguasai bebarapa aliran musik
4. Rajin dan tekun mendengarkan refrensi musik
5. Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen,
lagu ataupun kolaborasi.
6. Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan
langsung dengan sound sistem.
56
Tahapan pemusik teater dalam proses teater:
1. Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui
plot dan alur ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di
usahakan tidak hanya satu karya,karna untuk cadangan)
2. Konsultasi ./ komunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus /
intensitas dijaga dengan sutradara.
3. Presentasi musik pembuka, pengiring, suasana, dan penutup dengan
sutradara sesuai dengan keinginan sutradara.
4. Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan
yang akan menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme
permainan yang seimbang dan penekanan nada yang kuat sesuai porsi
adegan.
5. Komonikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam
pementasan, supaya nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan
rasa penokohan yang di lakoninya.
6. Melakukan latihan gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua
crew baik tim seting ,tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan
panggung.
Komposisi musik dari Sumatera Incidental Music juga kerap digunakan
untuk mengiringi teater, walaupun job teater yang didapat tidak sesering job tari.
Dalam mengiringi teater, komposisi dari Sumatera Incidental Music hanya
dimainkan dibagian-bagian tertentu, tidak seperti tari yang musiknya terus
57
berjalan beriringan dengan tari mulai dari awal masuknya tari hingga tarian
tersebut selesai.
Dalam mengiringi teater kontak antara pemain teater dan pemain pemusik
harus betul-betul diperhatikan. Oleh karena itu, dalam mengiringi teater latihan
yang dilakukan haruslah sangat fokus. Sehingga tidak cukup sekali atau dua kali
latihan gabungan antar pemain musik dan pemain teater. Didalam mengiringi
teater segala sesuatu bentuk musik yang diaransemen oleh Sumatera Incidental
Music harus didiskusikan dulu dengan produser teater tersebut. Walau pun
terkadang produser sudah mempercayakan music kepada Sumatera Incidental
Music, tetapi Sumatera Incidental Music tidak mau mengambil keputusan sendiri,
Sumatera Incidental music selalu melakukan diskusi terlebih dahulu kepada
produser sehingga pada saat latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung,
semuanya berjalan dengan lancar.
4.1.3 Penyajian Musik Secara Tersendiri dan dikolaburasi dengan vokal
Dalam penyajian music secara tersendiri, biasanya dilakukan dalam
sebuah acara pembukaan sebuah acara atupun peresmian sebuah gedung. Dan
kerap juga konsumen yang membutuhkan jasa dari Sumatera Incidental Musik
hanya memesan musik saja tanpa digabung dengan tari maupun teater. Walaupun
pertunjukan dilakukan secara tersendiri, tetapi pertunjukan tersebut tetap menarik
untuk dilihat dan suapaya tidak membosankan, biasanya musik yang digarap
Sumatera Incidental Music adalah sebuah garapan musik yang didalamnya
terdapat unsur vocal.
58
Dengan pemanfaatan vokal didalam pertunjukan, diharapkan supaya
pertunjukan tersebut dapat semakin menarik perhatian dari penonton. Dalam
pertunjukan yang memanfaatkan vokal, Sumatera Incidental Musik selalu
menggunakan musik pengiring vokal tersebut adalah musik kontemporer. Tidak
semua lagu yang dibawakan dalam pertunjukan adalah lagu tradisional. Tetapi
sering juga Sumatera Incidental Music membawakan lagu-lagu populer, baik itu
lagu populer Indonesia maupun lagu popular dari luar Indonesia. Dalam
pemanfaatan vokal dalam pertunjukan Sumatera Incidental music diharapkan
dapat membuat pertunjukan tersebut semakin menarik. Lagu-lagu tradisional juga
yang dibawakan adalah lagu-lagu tradisional yang popular, karena lagu-lagu
tersebut dianggap dapat membuat pertunjukan tidak membosankan, karena lagulagu popular tersebut tidak asing lagi bagi penonton.
Gambar 5: Penampilan menggunakan vokal
59
Gambar 6: Penampilan Music Instumental
Gambar 7: Penampilan Music Instumental
60
4.1.4 Deskripsi Pertunjukan
Sebelum pelaksaanaan pertunjukan dilakukan beberapa hal yang akan
dipersiapkan
hubungan
dengan
pelaksana
pertunjukan.
Segala
bentuk
perlengkapan yang digunakan dalam pertunjukan harus dilengkapi dan ditata
sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rapi dan menarik.
Memperhatikan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan agar pada
saat pertunjukan semua dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun
perlengkapan yang dibutuhkan yang harus dipersiapkan adalah sebagaiberikut:
sound system, alat musik yang digunakan, busana seragam, serta perlengkapan
lainnya.
Sebelum melakukan pertunjukan, Sumatera Incidental Music kerap
terlebih dahulu melakukan GR (gladi resik), sehingga pertunjukan yang nantinya
akan dilakukan bias lebih tertata dengan rapi. Terkadang Sumatera Incidental
Music bias melakukan GR satu sampai tiga kali, itu semua tergantung permintaan
dari konsumen yang menggunakan jasa dari Sumatera Incidental Music. GR
biasanya dilakukan Sumatera Incidental Music satu hari sebelum pertunjukan atau
beberapa jam sebelum pertunjukan berlangsung. Tetapi sering juga Sumatera
Incidental music melakukan pertunjukan tanpa terlebih dahulu melakukan GR.
Tentunya dengan pertunjukan yang dilakukan tanpa ada GR, Sumatera Incidental
Music harus siap mengantisipasi setiap kejadian yang terjadi nantinya di atas
panggung, baik itu dari luas panggung, dekorasi panggung maupun sound system.
Tetapi sebelum melakukan GR, Sumatera Incidental Music terlebih dahulu
melakukan diskusi dengan konsumen yang menggunakan jasa Sumatera
Incidental Music baik membicarakan tentang susunan acara maupun konsep
61
panggung, sehingga nantinya pada saat melakukan GR maupun saat pertunjukan
berlangsung, semua perjalan acara tertata dengan baik.
Dalam melakukan pertunjukan Sumatera Incidental Music selalu berusaha
tampil sebaik mungkin dan garapan musik yang dibuat juga harus digarap sesuai
dengan permintaan konsumen, sehingga dengan demikian musik yang
ditampilkan tidak akan terasa membosankan bagi penonton, kareana Sumatera
Incidental Music Sendiri menyadari karena pertunjukan tidak akan terlaksana
tanpa adanya dukungan dari penonton. Dimana peran penonton dalam sebuah
pertunjukan sangatlah besar, karena sukses atau tidak suksesnya suatu
pertunjukan, itu bisa dilihat dari pendapat dan respon dari penonton.
Setelah selesai melakukan pertunjukan, anggota beserta kru dari Sumatera
Incidental Music langsung mebereskan peralatan seperti alat musik yang dimiliki
Sumatera Incidental Music yang berada diatas panggung, dan langsung
membawanya pulang. Setelah selaesai pertunjukan Sumatera Incidental Music
tidak langsung melakukan diskusi tentang pertunjukan yang baru mereka lakukan,
tetapi Sumatera Incidental Music cenderung melakukan diskusi pada saat sedang
latihan. Didalam diskusi tersebut dibahas tentang apa saja yang menjadi
kekurangan dari Sumatera Incidental Music dalam melakukan pertunjukan
sebelumnya, dan akan dicari solusi supaya setiap kekurangan dalam pertunjukan
dapat diperbaiki.
Dalam pertunjukan yang dilakukan, biasanya selain Sumatera Incidental
Music kerap juga acara pertunjukan tersebut diikuti oleh grup musik yang lain
ataupun grup-grup seni yang lain baik itu berupa tari, teater, puisi, dan lain-lain.
Setiap grup dalam pertunjukan tersebut harus mengetahui bagaimana perjalanan
62
acara ataupun susunan acara dan sebelum melakukan pertunjukan setiap grup seni
tersebut sudah mempersiapkan diri terlebih dahulu, sehingga acara pertunjukan
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
4.1.5 Properti Panggung
Dalam setiap pertunjukan, tentunya properti panggung adalah suatu yang
harus diperhatikan dimana properti panggung dapat menambah keindahan
didalam sebuah seni pertunjukan. Properti panggung biasanya meliputi
penambahan dekorasi terhadap panggung, alat musik yang ditempatkan diatas
panggung. Penataan properti panggung juga biasanya berhubungan dengan para
pemain peran diatas panggung. Apabila suatu pertunjukan berhubungan dengan
budaya, maka ornamen-ornamen yang terdapat diatas panggung juga didekorasi
sesuai dengan budaya yang akan dipertunjukan.
Properti panggung yang digunakan Sumatera Incidental Music memang
tidak akan pernah bisa lepas dari penataan alat musik diatas panggung. Tetapi
selain alat musik, Sumatera Incidental Music juga kerap menghiasi panggung
dengan motif-motif yang berhubungan dengan budaya, terlebih-lebih budaya yang
ada di Sumatera Utara, sehingga penataan panggung tersebut akan terlihat lebih
tradisional. Penataan panggung seperti itu dapat juga menambah daya tarik dari
Sumatera Incidental Music, dimana penaataan panggung ataupun properti
panggung yang digunakan sesuai dengan musik yang ditampilkan oleh Sumatera
Incidental Music.
Dalam pertunjukan Suamtera incidental Music, penataan dekorasi
panggung bisanya diatur oleh event organizer. Peran event organizer biasanya
63
sering melakukan pekerjaan dengan sebuah tim dan bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya sebuah acara. Penyelenggara acara harus mampu menyelesaikan
berbagai kegiatan yang memerlukan komunikasi yang jelas, keterampilan
organisasi yang sangat baik dan perhatian yang detail. Mereka harus bekerja
dengan baik di bawah tekanan, memastikan kelancaran dari suatu peristiwa.
Tetapi apabila penataan properti panggung diserahkan kepada Sumatera
Incidental music, biasanya Sumatera Incidental Music akan menambahkan patung
sigale-gale di kiri dan kanan pangguang dan terkadang juga ditambah dengan
ornament gundala-gundala yang berasal dari kebudayaan karo. Alat musik juga
ditata dengan teratur, sehingga akan tetap menarik untuk dilihat dan penataan
letak alat musik juga berpengaruh terhadap kenyamanan seorang musisi
memainkan alat musik yang dimainkannya.
4.1.6 Kostum
Kostum dapat merujuk pada pakaian secara umum, atau gaya pakaian
tertentu pada orang, kelas masyarakat, atau periode tertentu. Istilah ini juga dapat
merujuk pada pengaturan artistik asesoris pada gambar, patung, puisi, atau lakon,
sesuai dengan zaman, tempat, atau keadaan lain yang dideskripsikan. Kostum
dapat pula merujuk pada suatu gaya pakaian tertentu yang dikenakan untuk
menampilkan si pengguna sebagai suatu karakter atau tipe karakter lain dari
karakter biasa mereka pada suatu acara sosial seperti pesta topeng, pesta kostum,
atau pada suatu pertunjukan teatrikal.
Suatu pertunjukan tidak dinilai hanya dari musik, tari, maupun teater yang
ditampilkan, tetapi banyak hal yang menjadi pendukung sebuah pertunjukan
64
supaya pertunjukan tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu pendukung
seni pertunjukan adalah kostum. Sebuah pertunjukan yang dilakukan akan lebih
baik apabila kostum yang digunakan aktris dalam sebuah pertunjukan sesuai
dengan apa yang menjadi tema dari pertunjukan tersebut. Dalam setiap
pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental Musik, Sumatera Incidental
Musik selalu berusaha menyesuaikan kostum yang digunakan dalam pertunjukan
tersebut dengan tema pertunjukan tersebut. Apabila tema dalam pertunjukan
tersebut lebih dominan kepada tradisi batak toba, maka kostum yang digunakan
pun akan disesuaikan dengan batak toba, begitu juga dengan tradisi yang lain,
Sumatera Incidental Musik akan selalu menyesuaikan kostum mereka dengan
musik tradisi yang dimainkannya. Tetapi apabila Sumatera Incidental Music
melakukan sebuah pertunjukan resmi yang berhubungan pemerintah atau pon
instansi-instansi non pemerintah, Sumatera incidental music selalu menggunakan
kostum berupa jas koko.
Ada beberapa kostum yang dimiliki oleh Sumatera Incidental Music yang
kerap digunakan pada saat pertunjukan yaitu:
1. Jas koko
2. Dua buah kaos yang dalam kaos tersebut bertuliskan Incidental
3. Switer
4. Kostum dengan model baju pelayan restoran
Dalam penggunaan kostum tersebut sering juga digabung dengan memakai
ulos baik itu batak toba, karo, simalungun dan sebagainya. Hal itu dilakukan
supaya unsur tradisional didalam penggunaan kostum tetap terlihat. Kostum yang
digunakan oleh Sumatera incidental Music selalu disediakan sendiri, tidak pernah
65
kostum antara tari dan teater yang diiringi oleh Sumatera incidental Music
disediakan secara bersama-sama baik itu oleh pihak tari, teater maupun oleh
Sumatera incidental Music.
Gambar 8: Menggunakan kostum switer
Gambar 9: Menggunakan kostum jas koko
66
Gambar 10: Menggunakan kostum kaos oblong dilapisi jas koko
4.1.7 Pertunjukan
Seni pertunjukan berarti “tontonan yang bernilai seni,” yang disajikan
sebagai pertunjukan di depan penonton (Murgiyanto, 1996: 153). Untuk
menyajikan sebuah pertunjukan tersebut dibutuhkan unsur-unsur pendukungnya,
antara lain pemain, penonton, pesan yang disampaikan, dan cara penyampaian
yang khas. Selain itu, unsur ruang dan waktu juga menjadi hal yang sangat
penting dari sebuah pertunjukan (Murgiyanto, 1996: 156). Pada dasarnya, sebuah
seni pertunjukan memiliki fungsi yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
manusia. Beberapa fungsi dari pertunjukan tersebut antara lain fungsi religius,
fungsi sosial, fungsi pendidikan, fungsi estetik, dan fungsi ekonomi. Fungsifungsi yang terdapat dalam sebuah pertunjukan terkadang tidak hanya satu, tapi
bisa lebih. Hal itu tergantung dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
67
Seni pertunjukan tradisional pada mulanya adalah sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan religi manusia. Dalam hal ini, sebuah pertunjukan terkait
dengan hubungan antara yang Khalik dengan manusia, manusia dengan Dewata,
atau manusia dengan makhluk gaib lainnya. Pelaksanaan dari pertunjukan ini pun
tidak bisa disembarang waktu dan tempat.
Beberapa pertunjukan dilakukan dengan tujuan untuk menolak bala,
mengobati penyakit, mengusir roh jahat, dan meminta perlindungan. Sebaliknya,
ada juga pertunjukan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendatangkan bala,
penyakit, dan mencelakakan orang lain. Semua bentuk pertunjukan yang
dilakukan tersebut lebih bersifat animisme dan dinamisme.
Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang selalu
mempertunjukan musik tradisional dengan tujuan untuk sebagai hiburan.
Sehingga pertunjukan yang seperti ini dapat dikategorikan sebagai pertunjukan
yang fungsinya adalah sebagai fungsi ekonomi. Dimana setiap pertunjukan yang
dilakukan adalah untuk mendapatkan materi.
4.1.8 Tahapan Pertunjukan
Dalam sebuah pertunjukan tentunya tahapan dalam pertunjukan tersebut
sangatlah penting untuk disusun secara baik dan terorganisir. Sehingga banyak
suatu pertunjukan seni menggunakan kertas acara dengan tujuan supaya pemeran
dan penonton dalam pertunjukan tersebut dapat mengetahui alur dari acara
pertunjukan tersebut. Ada juga pertunjukan yang tidak meggunakan kertas acara,
tetapi walaupun pertunjukan tersebut tidak menggunakan kertas acara, semua
pemeran dalam pertunjukan tersebut harus terlebih dahulu berkomusikasi dengan
68
EO (Event Organizer) 6 pertunjukan tersebut, sehingga acara nantinya dapat
terlaksana dengan baik. Dengan demikian peran EO dalam sebuah pertunjukan
seni sangatlah penting, karena yang mengatur perjalanan sebuah pertunjukan
adalah EO.
Begitu juga dengan Sumatera Incidental Music, setiap pertunjukan yang
mereka lakukan sebelumnya harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan EO
sehingga dalam pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music, tidak
terdapat kesalahan dan tetap mengikuti tahapan pertunjukan yang telah ditetapkan
oleh EO.
Jadi bisa disimpulkan setiap pertunjukan yang dialkukan oleh Sumatera
Incidental Music, tahapan yang dilakukan tidak selalu sama dari satu pertunjukan
ke pertunjukan lainnya. Dengan kata lain tahapan pertunjukan antara pertunjukan
yang satu dengan pertunjukan yang lain selalu berubah-ubah sesuai dengan
tahapan pertunjukan yang telah disusun oleh EO.
4.1.9 Interpretasi Cerita Dalam Pertunjukan
Interperstasi cerita dalam sebuah pertunjukan sangatlah penting, sehingga
nantinya pesan yang disampaikan oleh pelaku pertunjukan dapat diterima oleh
penonton dengan baik. Suatu pertunjukan dapat dikatakan berhasil apabila
penonton mengerti dengan pesan yang disampaikan dalam sebuah pertunjukan.
Dalam mengiringi tarian atau pun teater musik yang dimainkan oleh Sumatera
Incidental Music selalu disesuaikan dengan interperstasi cerita dalam pertunjukan
tersebut. Untuk itu sebelum melakukan pertunjukan, Sumatera Incidental music
6
Orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab dan menangani berlangsungnya sebuah
acara.
69
selalu terlebih dahulu melakukan diskusi dengan sanggar teater maupun tari yang
akan diiringi musik Sumatera Incidental Music, sehingga nantinya dalam
pertunjukan yang dilakukan, musik dan teater maupun musik dan tari dapat
berjalan secara teratur sesuai dengan interperstasi dalam pertunjukan tersebut.
4.1.10 Penonton
Peran penonton dalam sebuah seni pertunjukan tidak kalah pentingnya dari
aktris yang melakukan pertunjukan diatas panggung. Tanpa adanya penonton
dalam sebuah pertunjukan, sebuah pertunjukan tidak akan dapat terlaksana dengan
baik. Sebuah pertunjukan dapat dikatakan sukses apabila pesan yang disampaikan
oleh pelaku pertunjukan dapat diterima dan dinikmati peraoleh penonton dalam
sebuah acara pertunjukan. Secara umum, seni pertunjukan terdiri dari adanya
cerita, adanya tempat pertunjukannya dan adanya penonton. Di dalam sebuah
pertunjukan seni, peranan penonton sangat menetukan. Tanpa disadari, para
penonton secara tidak langsung juga ikut bermain dengan memberikan
respon terhadap apa yang sedang terjadi di atas pentas.
4. 2 Struktur Musik
4.2.1 Notasi dan Transkripsi
Mengalihkan musik menjadi notasi pada kertas hal itu tidak sempurna
karena setiap jenis notasi akan memilih dan menyoroti fenomena-fenomena
akustik tertentu, yang dianggap lebih penting oleh penulis. Kalau tidak demikian
notasi tersebut akan begitu kompleks sehingga akan terlalu sulit untuk dicerna.
Tetapi Karen daya ingat manusia terbatas dan hampir tidak dapat mengingat
70
persisi apa yang didengar beberapa detik yang lalu, maka notasi menjadi sangat
penting dalam penelitian musik. Dalam Etnomusikologi proses penotasian bunyi,
mengalihkan bunyi menjadi symbol visual disebut transkripsi.
Netll (1964:98) menyebutkan ada dua pendekatan dalam pendeskripsian
musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita
dengar, (2) kita dapat menuliskan dalam berbagai cara keatas kertas dan
mendiskripsikan apa yang kita lihat. Dari dua hal ini untuk memvisualisasikan
bunyi dari struktur musik yang digarap oleh Sumatera Incidental Music penulis
menggunakan transkripsi agar lebih mudah menganalisisnya terutama tangga
nada, motiv, tonalitas, kadensa, dan lain-lain. Dengan demikian akan lebih
mempermudah kita untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa
yang kita fikirkan dari apa yang kita dengar.
Sebagaimana yang dikatakan Netll (1964: 94) yang mengutip pendapat
Seeger tentang penulisan notasi music yang terdiri dari dua bagian yaitu notasi
preskriptif dan notasi deskriptif. Notasi preskriptif hanya menulis bagian-bagian
yang dianggap menonjol dalam satu music tanpa harus menuliskan secara lengkap
hal-hal yang ada dalam musik. Sedangkan notasi deskriptif adalah notasi yang
menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik.
Oleh karena itu pada skripsi ini penulis menggunakan pendekatan notasi deskriptif
dalam menganalisa melodi dari struktur musik yang diaransemen oleh Sumatera
Incidenta Musik.
71
4.2.2 Proses Pentraskripsian
Untuk dapa menemukan secara terperinci detail-deteil dalam music itu,
penulis menggunakan beberapa langkah yang dianggap perlu. Penulis mencoba
untuk mendengarkan dengan berulang-ulang kali beberap musik dari Sumatera
Incidental Musik yang akan di transkripsi dan dianalisa oleh penulis, untuk dapat
mengamati materi nada, bentuk, motif, serta frasa dari melodi musik. Langkah
selanjutnya adalah melakukan transkripsi. Sebelum melakukan transkripsi penulis
terlebih dahulu memperlambat kecepatan rekaman kaset setengah dari kecepatan
aslinya. Hal ini sangat berguna sekali untuk mendapatkan detail-detail melodi
musik yang disajikan.
Dalam menuliskan hasil transkripsi musik dari Sumatera Incidental music,
penulis memakai notasi barat, hal ini disebabkan karena notasi barat sangat efektif
dalam penulisan ritem, tinggi rendahnya nada, symbol-simbol nada pada garis
paranada, durasi, pembagian waktu dalam ritem dan lain-lain. Dalam penyusunan
nada-nada dari melodi musik, penulis memakai tanda kunci G seperti yang sudah
lajim digunakan. Penulis juga menggunakan tanda-tanda yang ditawarkan oleh
Otto Abraham dan Van Hornbostel untuk memudahkan membaca hasil
transkripsi.
Menyusun hasil transkripsi seperti yang terdapat pada tulisan ini adalah
untuk mempermudah analisis melodi, sehingga dengan mudah akan dapat dilihat
tangga nada, nada dasar, wilayah nada, jumlah nada, interval, pola kadensa,
formula melodi, dan kantur.
72
4.2.2.1 Sampel Repertoar
Dalam tulisan ini penulis menggunakan repertoar sihutur sanggul sebagai
sampel repertoar dalam proses pentranskripsian. Repertoar tersebut akan terlebih
dahulu ditranskripsi ke notasi barat setelah itu penulis akan menganalisis repertoar
tersebut secara detail. Repertoar sihutur sanggul merupakan sebuah repertoar
musik tradisional yang berasal dari Batak Toba. Repertoar ini biasanya digunakan
dalam seni pertunjukan untuk mengiringi tari. Repertoar ini dipilih oleh penulis
dengan criteria sebagai berikut:
1. merupakan repertoar musik
tradisional yang digarap kembali oleh
Sumatera Incidental Music menjadi musik kontemporer dengan tujuan
untuk mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan.
2. Repertoar ini merupakan salah satu repertoar yang terdapat dalam album
Sumatera Incidental music yang terdiri dari tujuh repertoar musik.
3. Garapan sihutur sanggul versi Sumatera Incidental Music ini banyak
digunakan oleh sanggar-sanggar tari di kota Medan sebagai musik
pengiring tarian mereka, baik itu secara live maupun melalui rekaman
audio dengan menggunakan cd album Sumatera Incidental Music.
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
4.2.2.2 Tangga Nada
Netll (1964: 145) mengemukakan cara-cara mendeskripsikan tangga nada
dengan menuliska nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing-masing dalam
lagu. Tangga nada tersebut lalu digolongkan menurut jumlah nada yang dipakai,
yaitu : Diatonik (dua nada), tritonik (tiga nada), tetratonik (empat nada),
pentatonic (lima nada), hexatonik (enam nada), heptatonik (tujuh nada). Dua nada
yang memiliki jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja.
Yang dimaksud dengan tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada
yang terdapat pada repertoar Sihutur Sanggul. Hal ini dilakukan melalui
pencacahan nada-nada mulai dari nada yang paling rendah sampai tertinggi.
Adapun tangga nada untuk repertoar Sihutur Sanggul adalah sebagai berikut:
1) Nada yang terdapat pada instrument sulim dan hasapi
2) Nada yang terdapat pada instrument sarune bolon
89
Dilihat dari jenis nada yang dipakai diatas maka lagu tersebut tergolong
nada pentatonic yaitu jumlah nada yang dipakai ada lima nada. Nada yang
terdapat pada instrument sulim dan hasapi adalah D, E, Fis , G, A dan nada yang
terdapat pada instrument sarune bolon adalah Bes, C, D, Es, dan F.
4.2.2.3 Nada Dasar
Menurut Netll (1964: 147) mengemukakan metode / pendekatan dalam
menemukan nada dasar, ada tujuh yang diusulkan menjadi perhatian penting
yaitu:
a.
Melihat nada yang mana paling sering dipakai.
b. Melihat nada mana yang memiliki ritmis (harga rirmis) yang besar.
c.
Melihat nada awal atau akhir komposisi dianggap mempunyai fungsi penting
dalam tonalitas.
d. Nada paling rendah atau posisi tepat ditengah-tengah dianggap penting.
e.
Interval-interval yang terdapat diantara nada kadang-kadang sebagai patokan.
f.
Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada.
g.
Pengenalan yang akrab dengan pengalaman dengan gaya musik.
NADA
RITMIS
JUMLAH
3
2,5
2
1
0,5
¾
¼
D
1
1
2
9
7
-
4
25
E
-
-
-
12
38
-
46
96
Fis
-
-
-
10
52
-
70
132
G
-
-
-
-
8
-
36
44
A
-
-
-
2
34
8
12
56
Tabel 9: Frekuensi pemakaian nada berdasarkan durasi ritmis
90
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan dengan ketujuh
pendekatan Netll yaitu:
a.
Nada yang mana paling sering dipakai adalah nada Fis.
b.
Nada yang memiliki ritmis (harga rirmis) paling besar adalah nada D.
c.
Nada awal dan akhir komposisi yang mempunyai fungsi penting dalam
tonalitas. Dalam komposisi ini nada awal yaitu Fis dan nada akhir adalah
D.
d.
Nada paling rendah yaitu nada D dan posisi tepat ditengah-tengah adalah
nada Fis.
e.
Interval-interval yang terdapat diantara nada kadang-kadang sebagai
patokan (tidak ada).
f.
Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada yaitu D.
g.
Pengenalan yang akrab dengan pengalaman akan music yaitu nada D.
Dari penjelasan diatas maka repertoar Sihuitur Sanggul sebagai nada
dasarnya adalah nada D.
4.2.2.4 Wilayah Nada
Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang
terdengar secara alami ditentukan oleh suara penghasil bunyi itu sendiri, ialah
dengan memperhatikan nada paling rendah hingga nada paling tinggi.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ellis dan Malm (1977: 35)
tentang perhitungan frekwensi nada dengan memakai system cent, yaitu nadanada yang berjarak 1 laras sama dengan 200 cent, dan nada-nada berjarak ½ laras
sama dengan 100 cent.
91
Dengan melihat nada-nada yang telah ditranskripsikan maka lagu Sihutur
Sanggul yang diiringi oleh instrument sulim, hasapi dan sarune bolon masingmasing mempunyai wilayah nada 700 cent (3,5 laras) secara terperinci dapat
dilihat pada garis para nada di bawah ini.
1). Wilayah nada pada instrument sulim dan hasapi yaitu nada D sampai A
2). Wilayah nada pada instrument sarune bolon Bes sampai F
4.2.2.5 Jumlah Nada-nada yang dipakai (Modus)
Netll (1964: 146) mengatakan dalam mendeskripsikan modus lagu paling
tidak menyebutkan nada mana yang berfungsi sebagai nada dasar (tonal center).
Nana-nada yang terpenting dalam lagu itu, nada-nada yang hanya di pakai sebagai
nada pendamping nada lain dan sebagainya.
Lebih lanjut ia mengatakan gambaran tangga nada dan modus biasanya
disampaikan lewat notasi (tangga nada). Ditulis di atas garis paranaba dengan
harga-harga yang menandai fungsi-fungsi nada dan membedakan nada yang
92
sering dipakai dalam komposisinya dan nada yang jarang dipakai. Nada dasar
biasanya ditulis sebagai not utuh, nada penting lainnya sebagai not setengah, nada
biasa sebagai not seperempat, nada hiasan (nada yang jarang muncul) sebagai not
seperempat atau not seperdelapanbelas.
Berpedoman pada metode diatas, maka penulis akan menganalisis modus
yang terdapat dalam instrument sulim pada repertoar sihutur sanggul. Berikut ini
merupakan modus yang terdapat pada repertoar sihutur sanggul:
24
96
132
44
56
Jumlah pemakaian nada-nada adalah sebagai berikut: nada D sebanyak 24
buah, nada E sebanyak 96 buah, nada Fis sebanyak 132 buah, nada G sebanyak 44
buah dan nada A sebanyak 56 buah. Frekuensi pemakaian nada ini dapat dibuat
persentasenya untuk melihat komposisi melodi lagu. Untuk perhitungan persentasi
pemakaian nada-nada ini penulis mempergunakan rumus:
X = Y/X x 100%
Dimana :
X : Jumlah persentase nada
Y: Jumlah pemakaian nada
Z: Jumlah keseluruhan nada
93
No
Nada
Pemakaian nada
Total Nada
Persentase
1.
D
24
352
24 / 352 X 100% = 9,52
2.
E
96
352
96 / 352 X 100% = 27, 27
3.
Fis
132
352
132 / 352 X 100% = 37,5
4.
G
44
352
44 / 352 X 100% = 12,5
5.
A
56
352
56 / 352 X 100% = 15,9
Tabel 10: Persentase pemakaian nada repertoar Sihutur Sanggul
4.2.2.6 Interval Nada
Interval adalah jarak antara satu nada ke nada berikutnya, naik maupun
turun. Pada komposisi lagu interval ialah penggarapan melodi yang dicapai
melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat secara baik, turun
maupun mendatar.
Monoff (1991:84) membuat pengukuran yang lebih akurat terhadap
interval dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Interval berkualitas mayor dinaikkan setengah langkah, maka interval tersebut
berkualitas augmented, dan jika diturunkan setengah langkah maka
intervalnya minor.
2.
Interval berkualitas minor dinaikkan setengah langkah, maka interval itu akan
menjadi mayor. Sebaliknya bila diturunkan setengah langkah akan menjadi
diminished.
94
3.
Interval berkualitas perfect dinaikkan setengah langkah, maka interval
tersebut menjadi augmented. Bila diturunkan setengah langkah akan menjadi
diminished7.
Dari
hasil
transkripsi
repertoar
Sihutur
sanggul,
penulis
akan
menggunakan instrument sulim untuk menentukan pemakaian interval, dan
interval yang digunakan dapat di lihat dari table berikut:
No
Nama Interval
1
Prime
2
2m
3
4
5
6
7
2M
3m
3M
4P
5P
Posisi
Jumlah
140
Naik
28
Turun
22
Naik
40
Turun
58
Naik
6
Turun
18
Naik
9
Turun
4
Naik
14
Turun
8
Naik
2
Turun
-
Tabel 11: Pemakain interval dalam repertoar Sihutur Sanggul
2
kualitas interval mayor dan minor digunakan untuk mengidentifikasi interval yang berjarak 2,3,6,
dan sedang interval perfect, augmented, diminished untuk interval berjarak 4,5,8 (Manoff : 73)
95
4.2.2.7 Pola Kadensa
Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu yang biasanya
ditandai dengan masa istrahat. Pola kadensa yang dijelaskan penulis dari repertoar
sihutur sanggul adalah instrument hasapi, supaya pola kadensa pada repertoar
sihutur sanggul lebih terlihat dengan jelas. Adapun pola-pola kadensa tersebut
adalah sebagai berikut:
Frasa A
Frasa B
Frasa C
Frasa D
96
Frasa E
4.2.2.8 Formula Nada (Bentuk)
Nettl (1964 : 149-150) mengatakan bahwa bentuk adlah hubungan diantara
bagian-bagian dari seluruh komposisi, termasuk hubungan diantara unsur-unsur
melodis dan ritmis. Dalam mendeskripsikan bentuk harus memperhatikan dua
masalah pokok yaitu:
1.
Mengidentifikasikan unsur musik yang dijadikan dasar merupakan tema dari
sebuah komposisi.
2.
Mengidentifikasikan sambungan-sambuangan yang menunjukan bagianbagian, frasa-frasa dan motif dalam sebuah komposisi.
Ada beberapa jenis bentuk (form) yang disebutkan Malm (1976:8) antara
lain:
1.
Repetitif yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.
2.
Steratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil
dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan dalam seluruh nyanyian.
3.
Reverting yaitu bentuk nyanyian yang terjadi pengulangan pada frase pertama
setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.
4.
Strofik yaitu bentuk nyanyian yang pengulangan melodinya tetap sama tetapi
teks nyanyiannya berbeda.
97
5.
Progresif yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan mengunakan
materi melodi yang selalu baru.
Berikut ini merupakan analisis bentuk, frasa, dan motif pada repertoar
sihutur sanggul:
98
99
Setelah dianalisa, bentuk repertoar pada sihutur sanggul dapat dituliskan
dengan urutan A-A’-A-A’-B-C-B-C’-B-C-B-C’-D-E-D-E-D-E-D-E-F-F’-F-F’-GG’-G-G’. Bila dihubungkan dengan apa yang dikemukakan Malm maka bentuk
melodi repertoar sihutur sanggul adalah repetitif yaitu bentuk nyanyian yang
diulang-ulang.
Motif melodi pada bentuk A, C, F dan G diulang dengan nada sedikit
berbeda dan diberi lambang aksen untuk membedakan melodi tersebut.
Sedangkan motif melodi pada B, D dan E pengulangan melodinya tidak
mengalami perubahan.
4.2.2.9 Kantur
Kontur adalah garis atau melodi sebuah lagu. Seperti yang dikemukakan
oleh Malm (1964:8) kantur dapat dibedakan beberapa jenis yaitu :
a.
Ascending yaitu garis melodi yang sifatnya menaik dari nada yang rendah ke
nada yang lebih tinggi.
b. Descending yaitu garis melodi yang sifatnya menurun dari nada yang lebih
tinggi ke nada yang lebih rendah.
c.
Pendolous yaitu garis melodi yang sifatnya melengkung dari nada yang lebih
rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian kembali ke nada yang rendah
atau sebaliknya.
d. Terraced yaitu garis melodi yang sifatnya berjenjang (seperti anak tangga)
dari nada rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian bergerak sejajar,
kemudian bergerak lagi ke nada yang lebih tinggi dan seterusnya.
100
e.
Statis yaitu garis melodi yang sifatnya tetap bergerak dalam ruang lingkup
yang terbatas (datar).
Berdasarkan jenis kontur yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
menyimpulkan bahwa terdapat beberapa jenis kontur pada repertoar sihutur
sanggul yaitu:
a.
Terraced
b. Statis
c.
Pendolous
101
Secara ringkas dari analisis repertoar sihutur sanggul adalah sebagai berikut.
1. Tempo
: 130 MM (disamakan dengan hasil rekaman)
2. Durasi Waktu : 5.15 Menit
3. Meter
: 4 ketukan dalam satu siklus dan dinyatakan dalam meter
4/4
4. Motif ritem
:A =
B=
C=
5. Aksen
: di setiap ketukan pertama
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Skripsi ini telah menunjukan sebuah pengelolaan grup musik tradisional
yang menggarap musik tradisional menjadi musik kontemporer dan juga mengkaji
sebuah grup musik dalam mengkaji sebuah seni pertunjukan. Dalam tulisan ini
penulis memilih Sumatera Incidental Music sebagai objek penelitian. Grup musik
Sumatera Incidental Music adalah grup musik yang menampilkan musik
tradisional disetiap pertunjukannya. Musik tradisional adalah musik yang hidup di
masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga
komponen yang saling memengaruhi diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan
masyarakat penikmatnya. Grup ini menggarap musik etnik menjadi musik
kontemporer dengan tujuan untuk dipertontonkan atau untuk sebuah seni
pertunjukan. Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh
dampak modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah
Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak
Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya
teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga
karena telah terjadi suatu percampuran antara praktek dari disiplin yang berbeda,
pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang
dan waktu.
Pada umumnya Sumatera incidental music biasanya menggarap dan
mempertunjukan musik etnik yang ada di Sumatera utara diantaranya musik batak
103
toba, karo, simalungun, pakpak, melayu, mandailing dan nias. Grup musik ini
juga kerap mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan dan juga sering
dikolaburasi dengan teater. Tetapi tidak jarang pula Sumatera Incidental Music
melakukan pertunjukan sendiri tanpa dikolaburasi dengan tari ataupun teater dan
pertunjukan itu tetap menarik untuk dilihat.
Sumatera Incidental Music adalah salah satu sanggar yang besekretariat di
Taman budaya Sumatera Utara. Keberadaan sanggar-sanggar yang berada di
Taman Budaya Sumatera Utara tentunya merupakan sebuah perhatian dari
pemerintah Kota Medan khususnya pemerintah yang bertugas di Taman Budaya
Sumatera Utara yang memfasilitasi gedung sebagai tempat sekretariat dan tempat
latihan. Dengan begitu, sanggar-sanggar di Taman Budaya Sumatera Utara selalu
menjaga hubungan yang baik dengan pemerintah karena perhatian yang diberikan
oleh pemerintah. Pemerintah juga kerap memberikan job kepada sanggar-sanggar
tersebut untuk mengisi acara-acara yang menjadi program pemerintah kota medan
baik itu di kota Medan, di luar kota Medan, bahkan ke luar negeri.
Sumatera Incidental Music adalah sebuah organisasi musik yang diketuai
oleh Hendri Perangin angin, walaupun Hendri Perangin angin memiliki posisi
sebagai ketua Sumatera Incidental Music, tetapi dalam mengambil sebuah
keputusan Hendri Perangin angin selalu terlebih dahulu diskusi dengan anggota
Sumatera Incidental Music, sehhingga nantinya keputusan yang diambilnya dapat
diterima oleh anggota Sumatera Incidental Music. Menurut Hendri Perangi angin
grup musik Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang dikelola
secara tradisional. Dalam hal ini menurut Hendri Perangin angin bersifat
tradisional itu berarti struktur pengelolaannya tidak terlalu tertata dengan
104
sistematis tetapi lebih kepada kepengurusan yang lebih mementingkan apa yang
dibutuhkan oleh anggota dan akan dibicarakan secara bersama-sama untuk
mengambil sebuah keputusan. Yang dimaksud dengan pengelolaan secara
tradisional adalah sebuah gagasan, kegiatan, atau benda-benda yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya secara teratur mengikuti norma-norma
yang terjadi didalam masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya
sebuah masyarakat atau sebuah kelompok etnik tertentu. Organisasi kesenian
tradisional jarang yang dibentuk dengan mendasarkan pada aspek yudiris. Artinya
sebuah organisasi kesenian biasanya dibentuk hanya berdasarkan musyawarah
mufakat untuk kelestarian budaya semata. Mereka memang memiliki motivasi
yang kuat untuk melestarikan kesenian tradisionalnya.
Dalam perjalanan musik Sumatera Incidental Music, Sumatera Incidental
Music sudah pernah membuat satu album dalam bentuk cd audio dan album
tersebut diberi nama Incidental Satu. Dalam album tersebut terdapat tujuh
repertoar music yaitu: Sihutur Sanggul, Kijom-Kijom / Endeng-Endeng, Ersudip,
Gambus Menari, Harapan, Zapin Kasih Budi, dan Kampung Halaman. Dalam
album tersebut Sumatera Incidental Music memiliki lima anggota yaitu Hendri
Perangin angin, Winarto Kartupat, Hardoni Sitohang, Sirtoyono, Yondik Tanto.
Dalam keanggotaan Sumatera Incidental Music memiliki anggota tetap
dan biasanya anggota tetap tersebut selalu ikut serta dalam setiap pertunjukan
yang dilakukan oleh Sumatera Incidental music, baik itu pertunjukan yang
dilakukan dikota Medan maupun diluar kota Medan. Anggota tetap dari Sumatera
Incidental Musik terdiri dari 12 orang. Selain anggota tetap Sumatera Incidental
Musik juga kerap memanggil anggota cabutan, anggota cabutan biasanya
105
dipanggil apabila dibutuhkan untuk melengkapi musik Sumatera Incidental
Music. Anggota cabutan biasanya dipanggil apabila Sumatera Incidental Music
sangat membutuhkan seorang pemain musik, dan alat musik yang dimainkan oleh
anggota cabutan tersebut tidak ada anggota Sumatera Incidental Music yang bisa
memainkannya, sedangkan alat musik tersebut harus dimainkan secara live. Untuk
itu dalam setiap pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music sangat
jarang dijumpai seoarang pemain musik yang menjadi pemain cabutan, itu
disebabkan karena biasanya Sumatera Incidental Music selalu berusaha untuk
menutupi setiap kekurang yang dimiliki Sumatera Incidental Musik, baik itu
dengan cara meminimalis komposisi musik maupun dengan memanfaatkan musik
keyboard yang bisa menirukan suara dari alat musik yang lain.
Keberadaan sarana alat musik Sumatera Incidental Musik sebagian besar
dimiliki oleh Hendri Perangin angin dan juga ditambah dengan alat musik pribadi
yang dimiliki para anggoata Sumatera Incidental Music. Dan alat musik
tersebutlah yang digunakan Sumatera Incidental Music baik di dalam melakukan
latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung. Tetapi kadang kala Sumatera
Incidental Music menyewa alat musik dari luar, dengan catatan apabila alat musik
yang disewa tersebut tidak dimiliki oleh Sumatera Incidental Music maupun
anggota.
Secara umum, komposisi musik dari Sumatera Incidental music lebih
banyak digunakan untuk mengiringi tari, khususnya tari yang berasal dari
kebudayaan yang ada di Sumatera Utara. Komposisi musik dari Sumatera
Incidental sendiri sering digarap secara medley dari beberapa musik etnik yang
ada di Sumatera Utara, itu disebabkan kerap sekali pertunjukan sebuah tari dengan
106
dilakukan dengan sistem medley dan musik pengiring juga harus mengikuti
perjalan tari sehingga dapat berjalan secara beriringan antar tari dan musik.
Komposisi musik dari Sumatera Incidental Music juga kerap digunakan
untuk mengiringi teater, walaupun job teater yang didapat tidak sesering job tari.
Dalam mengiringi teater, komposisi dari Sumatera Incidental Music hanya
dimainkan dibagian-bagian tertentu, tidak seperti tari yang musiknya terus
berjalan beriringan dengan tari mulai dari awal masuknya tari hingga tarian
tersebut selesai. Dalam mengiringi teater kontak antara pemain teater dan pemain
pemusik harus betul-betul diperhatikan. Didalam mengiringi teater segala sesuatu
bentuk musik yang diaransemen oleh Sumatera Incidental Music harus
didiskusikan dulu dengan produser teater tersebut. Walaupun terkadang produser
sudah mempercayakan musik kepada Sumatera Incidental Music, tetapi Sumatera
Incidental Music tidak mau mengambil keputusan sendiri, Sumatera Incidental
music selalu melakukan diskusi terlebih dahulu kepada produser sehingga pada
saat latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung, semuanya berjalan
dengan lancar.
Tidak hanya mengiringi teater dan tari, dalam pertunjukan tersendiri
Sumatera Incidental Music sering juga tampil dalam sebuah acara peresmian
ataupun pembukaan sebuah acara dan juga peresmian sebuah gedung. Biasanya
dalam pertunjukan tersendiri Sumatera Incidental Music kerap mengkolaburasi
antara musik dan vocal, bahkan juga Sumatera incidental Music pernah
mengiringi puisi dari sastrawan-sastrawan yang terdapat di kota Medan dan juga
dalam album Incidental satu terdapat juga satu puisi yang berjudul harapan.
107
Sumber keuangan Sumatera Incidental Music berasal dari bayaran setiap
Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan. Tidak ada suatu lembaga
yang khusus ataupun donatur untuk membiayai keberlangsungan organisasi
Sumatera Incidental Music dari segi materi, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa
pemerintah kota Medan khususnya Taman Budaya Sumatera Utara yang kerap
memberikan perhatian kepada Sumatera Incidental Music dengan memberikan
fasilitas gedung untuk tempat sekretariat dan tempat latihan dan juga Pemerintah
kerap memberikan job kepada Sumatera Incidental Musik untuk melakukan
sebuah pertunjukan yang menjadi program Pemerintah Kota Medan, dan job
tersebut dapat menambah pemasukan keuangan Sumatera Incidental Music dan
memang keberlangsungan grup ini dan tetap eksis sampai sekarang, itu tidak lepas
dari banyaknya job yang di terima Sumatera Incidental Music baik dari
pemerintah maupun job yang tidak berasal dari pemerintah. Sedangkan untuk
pengeluaran keuangan Sumatera Incidental Music secara umum adalah untuk gaji
para anggota Sumatera Incidental Music, pembuatan kostum dan untuk perbaikan
alat music apabila ada yang mengalami kerusakan.
Seni pertunjukan berarti “tontonan yang bernilai seni,” yang disajikan
sebagai pertunjukan di depan penonton (Murgiyanto, 1996: 153). Untuk
menyajikan sebuah pertunjukan tersebut dibutuhkan unsur-unsur pendukungnya,
antara lain pemain, penonton, pesan yang disampaikan, dan cara penyampaian
yang khas. Selain itu, unsur ruang dan waktu juga menjadi hal yang sangat
penting dari sebuah pertunjukan (Murgiyanto, 1996: 156). Pada dasarnya, sebuah
seni pertunjukan memiliki fungsi yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
manusia.
108
Di dalam melakukan pertunjukan, Sebelum pertunjukan dilakukan
tentunya ada beberapa hal yang akan dipersiapkan hubungan dengan pelaksana
pertunjukan. Segala bentuk perlengkapan yang digunakan dalam pertunjukan
harus dilengkapi dan ditata sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rapi dan
menarik. Sebelum melakukan pertunjukan, Sumatera Incidental Music kerap
terlebih dahulu melakukan GR, sehingga pertunjukan yang nantinya akan
dilakukan bias lebih tertata dengan rapi. Terkadang Sumatera Incidental Music
bias melakukan GR satu sampai tiga kali, itu semua tergantung permintaan dari
konsumen yang menggunakan jasa dari Sumatera Incidental Music. GR biasanya
dilakukan Sumatera Incidental Music satu hari sebelum pertunjukan atau beberapa
jam sebelum pertunjukan berlangsung. Tetapi sering juga Sumatera Incidental
music melakukan pertunjukan tanpa terlebih dahulu melakukan GR. Tentunya
dengan pertunjukan yang dilakukan tanpa ada GR, Sumatera Incidental Music
harus siap mengantisipasi setiap kejadian yang terjadi nantinya di atas panggung,
baik itu dari luas panggung, dekorasi panggung maupun sound system.
Dalam melakukan pertunjukan Sumatera Incidental Music selalu berusaha
tampil sebaik mungkin dan garapan musik yang dibuat juga harus digarap sesuai
dengan permintaan konsumen, sehingga dengan demikian musik yang
ditampilkan tidak akan terasa membosankan bagi penonton, kareana Sumatera
Incidental Music Sendiri menyadari karena pertunjukan tidak akan terlaksana
tanpa adanya dukungan dari penonton. Dimana peran penonton dalam sebuah
pertunjukan sangatlah besar, karena sukses atau tidak suksesnya suatu
pertunjukan, itu bisa dilihat dari pendapat dan respon dari penonton.
109
5.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan agar tulisan ini dapat dilanjutkan oleh
pembaca yang ingin meneliti tentang sebuah kajian seni pertunjukan dan
pengelolaan sebuah grup musik tradisional yang menggarap music tradisional
menjadi music kontemporer. Bagi grup-grup musik tradisional yang menggarap
musik tradisi menjadi musik kontemporer, penulis sangat mengharapkan supaya
setiap penyajian musik kontemporer harus tetap memperhatikan penyajian musik
tradisi dari musik barat. Seperti halnya musik tradisional Sumatera Utara yang
digarap menjadi musik kontemporer harus lebih menonjolkan musik tradisional
Sumatera Utara dari pada musik barat baik itu dari segi alat musik maupun dari
segi komposisi musik.
110
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Hardjana, Suka. 2004. Musik Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Kompas
Iryanto, Tata Suharto. 1989. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya:
INDAH, 1989.
Jazuli M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi, Jakarta : Balai Pustaka
Malm, William P. 1977. Music Culture of fasific, The Near East and Asia. New
York and London: Prentice Hall.
Merriam, Alan P. 1964.Anthropology of Music. Bloomington, Indiana: University
Press.
Murgianto, Sal. 1996. Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas dan
Arti Pertunjukan, Jakarta : Jurnal MSPI.
Nakagawa, Shim. 2000. Musik dan Kosmos: sebuah Pengantar Etnomusikologi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Netll, Brono. 1964. Theory and Mhthot In Etnomusicology. New York: The Free
Press- A Division of Macmillan Publishing Co., Inc
Terry, George R. Dan Leslie W. Rue, 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara.
Siswanto, H B. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara.
Takari, Muhammad Dan Heristina Dewi. 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu
Sumatera Utara. Medan: USU Pres.
Takari, Muhammad. 2008. Manajemen Seni. Medan : Studia Kultura
Sastra USU.
Fakultas
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kostum&action=edit&section=1
http://pamangsah.blogspot.com/2008/11/musik-dalam-teater.html
http://www.unjabisnis.com/2010/07/pengertian-manajemen-dan-organisasi.html
111
Download