PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA YADIKA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH OKTAFANI DWI PRADITA NIM A1C110012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014 PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA YADIKA JAMBI Oleh : Oktafani Dwi Pradita*, Dra. Fatria Dewi, M.Pd*, Dr. Syamsurizal, M. Si* Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk dipahami dan rasa ketertarikan siswa untuk belajar kimia sangat minim. Sehingga rendahnya motivasi berpengaruh pada hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media animasi pada materi reaksi reduksi oksidasi terhadap motivasi belajar siswa di SMA Yadika Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental. Penelitian dilakukan di SMA Yadika Jambi. Teknik pengumpulan data yaitu berupa angket, tes hasil belajar dan lembar observasi. Analisis data tes hasil belajar mengunakan uji statistik non parametris yaitu uji mann-whitney serta uji t untuk angket dan analisis deskriptif kuantitatif pada lembar observasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi yang baik dari 0% menjadi 79% dengan uji t diperoleh nilai sig 0,023 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan peningkatan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan animasi kimia lebih besar dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan gain hasil belajar secara statistik menggunakan Uji mann-whitney diperoleh, nilai sig 0,004 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peggunaan media animasi pada materi reaksi reduksi oksidasi terhadap motivasi belajar siswa di SMA Yadika Jambi. Kata kunci : Animasi, Motivasi Belajar. * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # PENDAHULUAN Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertannyaan apa, mengapa dan bagaimana gejalagejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran (Depdikbud:2003). Kegiatan guru mengajar menyangkut proses yang meliputi banyak hal dan kompleks, sebab menyangkut proses penciptaan lingkungan belajar, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa agar terjadi proses belajar mengajar. Upaya yang dilakukan guru tersebut sejalan dengan pandangan Gagne dan Briggs (1979: 62), bahwa pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara (Lampiran 23:162) yang dilakukan dengan guru kimia SMA Yadika Jambi, bahwa mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diangap sulit untuk dipahami dan rasa ketertarikan siswa untuk belajar kimia sangat minim. Hal ini disebabkan pelajaran kimia yang abstrak serta penuh dengan rumus dan perhitungan-perhitungan yang sulit untuk dipahami. Selain itu hasil ulangan harian rata-rata siswa kelas X masih dibawah tingkat ketuntasan belajar. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari siswa seperti * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # kurangnya motivasi siswa dalam belajar, guru, maupun sarana dan prasarana yang kurang memadai. Hal ini terkait dengan materi pembelajaran reaksi reduksi oksidasi. Reaksi reduksi oksidasi merupakan salah satu materi dalam pembelajaran kimia SMA yang bersifat abstrak, banyak perhitungan dan pemahaman yang mendalam serta perkembangan konsepnya yang begitu cepat mulai dari konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Faktor subtansial inilah yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak berupa defenisi, ciri-ciri, dan kesulitan dalam soal hitungan. Dalam pembelajaran kimia, media yang digunakan guru hanyalah media papan tulis tanpa adanya media lain yang lebih inovatif. Sehingga menyebabkan siswa cendrung bosan dalam belajar dan hasil belajar yang didapat pun cenderung rendah. Terkait hal tersebut, dibutuhkan penyelesain persoalan dalam mempelajari reaksi reduksi oksidasi. Dimana siswa dapat menerima konsep-konsep ilmu kimia dengan lebih mudah ketika dapat mengamati langsung fenomena dan gambaran sesunguhnya yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Maka perlu adanya media pembelajaran berbasis komputer yang sesuai yang dapat membantu efektivitas proses pembelajaran serta membangkitkan rasa ingin tahu siswa melalui pengamatan terhadap materi yang ditampilkan melalui gambar-gambar. Salah satu media pembelajaran berbasis komputer adalah media animasi. Dalam penelitian ini dapat digunakan media animasi sebagai alat bantu dalam pembelajaran reaksi reduksi oksidasi. Pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Dengan terdorongnya rasa ingin tahu tersebut siswa akan mencari,menyelidiki serta mengerjakan sesuatu dengan lebih giat bahkan mengeluarkan pendapat berdasarkan pengamatan mereka pada tampilan yang ada pada layar LCD. Dari pemaparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pengunaan Animasi Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Yadika Jambi.” KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. 2.2 Media Animasi Suatu medium (jamak:media) adalah perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # Dalam kaitannya dengan pengajaranpembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi. komputer, diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran (Depdiknas,2005). Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi atau dapat disimpulkan animasi merupakan objek diam yang diproyeksikan menjadi bergerak sehingga kelihatan hidup. Animasi merupakan salah satu media pembelajaran berbasis komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar meningkat. 2.3 Motivasi Belajar Motivasi menurut Mc. Donald dalam sardiman (2011:73) motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan (Sardiman, 2007: 74) METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu Quasi Experimental Design. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Yadika Jambi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap dan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penelitian Mempersiapkan jadwal penelitian, Menentukan kelas sampel, Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Mempersiapkan media animasi. Mempersiapkan soal pretest dan post-test.Mempersiapkan angket. Mempersiapkan lembar observasi. Melaksanakan uji coba pre-test post test. 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu melakukan proses belajar mengajar dikelas eksperimen dan kelas kontrol.Pada kelas eksperimen, peneliti menggunakan model media animasi. Langkah-langkah pembelajarn diuraikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.Pada kelas kontrol, tanpa media animasi, langkahlangkah pembelajaran diuraikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3. Tahap Akhir Pada tahap ini peneliti mengambil data yang dilakukan melalui tes akhir setiap selesai pokok bahasan, data observasi setiap pertemuan dan data dari penyebaran angket.melakukan analisis data terhadap skor rata-rata hasil belajar * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # siswa, lembar observasi dan data angket serta mengambil kesimpulan. Untuk mengumpulkan data, instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, angket motivasi siswa, dan lembar observasi siswa. Agar data yang diperoleh menunjukkan keadaan sebenarnya maka data yang digunakan harus valid dan reliabel terlebih dahulu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data hasil belajar,persentase motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan persentase observasi aktivitas siswa. Teknik dalam pemgumpulan data penelitian ini adalah observasi yang diisi oleh pengamat selain itu dengan memberikan soal tes kepada siswa dan angket. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa pada kelas yang dijadikan sampel. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN Prestasi belajar siswa merupakan hasil dari soal yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Sehingga dapat dilihat peningkatan yang terjadi dari prestasi belajar. Berdasarkan hasil uji mannwhitney diperoleh gain hasil belajar nilai sig 0,004 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rerata gain (peningkatan) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan animasi kimia lebih besar dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Angket motivasi penggunaan media yang disebarkan sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan agar mengetahui data peningkatan motivasi belajar siswa. Uji t gain motivasi belajar siswa diperoleh, nilai sig 0,023 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rerata gain (peningkatan) motivasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan animasi kimia lebih besar dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil persentase motivasi siswa sebelum dan sesudah penggunan media animasi. Pada kelas eksperimen terlihat bahwa dari 0% yang bertingkat motivasi baik setelah menggukan animasi dalam pembelajaran meningkat menjadi 79% bertingkat motivasi baik. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat. Dimana seseorang siswa sebagai subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh sadirman (2012:78)bahwa motivasi akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Dari media animasi yang digunakan dalam pembelajaran menimbulkan aktivitas belajar dan motivasi belajar siswa sehingga prestasi yang didapatkan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat sadirman yang mengatakan bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # hasil baik. Dengan kata lain, adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. KESIMPULAN Dari hasil analisis data menujukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media animasi pada materi reaksi reduksi oksidasi terhadap motivasi belajar siswa di SMA Yadika Jambi. Adanya peningkatan motivasi dalam belajar menggunakan media animasi didukung oleh kebutuhan, rasa ingin tahu yang tinggi, serta keinginan berprestasi yang tinggi. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan sebesar 0,49 dan kebutuhan siswa akan penggunaan animasi dalam pembelajaran dikategorikan baik yaitu dari 0% menjadi 79%, serta keinginan siswa dalam proses pembelajaran terus meningkat. Dengan adanya media animasi, proses pembelajaran siswa terlihat menjadi lebih aktif bertanya, aktif berdiskusi, berlatih mengerjakan penyelesaian soal dan terjadi peningkatan prestasi yang signifikan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers . 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bao, lei. 2006. Theoretical comparisons of average normalized gain calculations. www.physics.ohiostate.edu/~lbao/.../AJP_200610-917-g-factor1.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 204. Depdikbud.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta:Depdikbud. Depdiknas.2005.Materi Pelatihan terintegrasi ilmu pengetahuan alam. Jakarta :Depdiknas Gagne dan Briggs. 1979. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Harun dan zaitun. 2004. Teknologi Multimedia dalam pendidikan. http://www.ctl.utm.my/ publications/manuals/mm/ele menMM.pdf. Diakses tanggal 15 november 2011. M,Meri. 2010. Penggunaan media animasi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit di SMAN 11 kabupaten tebo. Jambi: Unja Mc.Donald, Frederick. Educational Psychology. Tokyo : Kaigai Shuppan Boeki KK Oktiarmi, Peri. 2009. Pengaruh penggunaan animasi Macromedia Flash MX 2004 terhadap hasil belajar kimia pada pembelajaran konsep koloid di SMA . Jambi: UNJA Oemar Hamalik.1989. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Oxtoby, David W.2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga Purba, Michael. 2006. Kimia SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga * Mahasiswa Pendidikan Kimia Dosen Pembimbing I # Dosen Pembimbing II # Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press Slameto.2003. Belajar dan FaktorFaktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Soeharto, Karti dkk.2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya : Penarbit SIC Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. .1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo anggota IKAPI Sugiyono.2007. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukarjo dan Lis Permana Sari. 2010. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: UNY Sunarya,Yayan.2012. Kimia Dasar 2. Bandung : CV.Yrama Widya Utami,D. 2007. Animasi dalam pembelajaran. http //www.uny.ac.id/akademik/de fault.php. diakses. diakses tanggal 15 november 2011