PENGARUH PEMBELAJARAN PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI (Quasi eksperimen di SMA Terpadu Darul ‘Amal, Selajati, Sukabumi) SKIRPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Oleh FEBRI MASWANDI NIM : 105016100495 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M LEMBAR PENGESAHAN “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif Terhadap Hasil Belajar Biologi” Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh : Febri Maswandi NIM : 105016100495 Di bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Ir. Mahmud M.Siregar, M.Si NIP : 150 222 933 Yanti Herlanti, M.Pd NIP : 197101192008012010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431 H LEMBAR PENGESAHAN “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif Terhadap Hasil Belajar Biologi” Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh : Febri Maswandi NIM : 105016100495 Di bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Ir. Mahmud M.Siregar, M.Si NIP : 150 222 933 Yanti Herlanti, M.Pd NIP : 197101192008012010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif Terhadap Hasil Belajar Biologi” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 22 Mei 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi. Jakarta, Juli 2010 PENGARUH PEMBELAJARAN PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Febri Maswandi Program Studi Biologi, Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian pre test-post test two group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Terpadu Darul Amal Sukabumi sebanyak 80 siswa yang terbagi kepada lima kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kontrol dengan masing-masing kelas 19 siswa. Hasil uji-t (thitung [3,44] > ttabel [2,03], α 0,05) menunjukan hasil belajar siswa dengan menggunakan model partisipatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa tanpa menggunakan model partisipatif. Model pembelajaran partisipatif yang dikembangkan dalam penelitian ini sudah cukup efektif (n gain = 0,40). Pada penelitian ini, model pembelajaran partisipatif berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan. Kata kunci : pembelajaran partisipatif, hasil belajar, biologi PENGARUH PEMBELAJARAN PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Febri Maswandi Program Studi Biologi, Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRAK This study aims to see the impact of participatory learning model of student learning outcomes. The method used is the method of quasi-experimental research design with pre test-post test two group design. The study population were high school students of class X Sukabumi Integrated Darul Amal which is divided by 80 students to five classes. Sampling was done by purposive sampling with the class as a class XB XD as experimental and control classes with each class 19 students. T-test results (tcount [3.44]> ttable [2.03], α 0.05) shows the results of student learning by using participatory model is higher than student learning outcomes without the use of participatory models. Participatory learning model developed in this research has been quite effective (n gain = 0.40). In this research, a participatory learning model affects students' learning outcomes on the concept of plant biology. Keywords: parisipatif learning, learning outcomes, biological KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabil ‘alamiin. Puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Suci yang telah menurunkan al-Qur’an di bulan yang suci. Syukur penulis yang tidak akan berhenti selama hayat dikandung badan. Atas karunia dan nikmat-Nya yang luar biasa. Shalawat dan salam selalu tersampaikan pada Nabi besar Muhammad Saw. yang telah mengajarkan umatnya untuk selalu bersyukur dan bersyukur, dan kepada kelurga beserta sahabatnya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif Terhadap Hasil Belajar Biologi” dibuat sebagai wujud realilisasi mata kuliah wajib sekaligus syarat menjadi sarjana jenjang strata-1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi. Atas keberhasilan segala kegiatan penulisan skripsi dan terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari adanya bimbingan dan bantuan dari segala pihak dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya pada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si. selaku pembimbing I dan Yanti Herlanti, M.Pd Selaku Pembimbing II 4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Jakarta yang telah mengamalkan ilmunya. 5. Dr. H. Umay M Djafar Siddieq MA & Lily Maryunani sebagai donatur yang menjadi Inspirasi penulis. iii 6. Mamah Imas, dan Orang – orang tercinta yang telah memberi doa, dorongan moril dan materil serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Keluarga besar pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal (Laskar Jihad : Ust Dede Muharamsyah beserta jajarannya) 8. Sahabat-sahabat Badan Golgi 2005: Jajang, Leo, Dewa, Harja, Irfan, Sigit, Ihsan, Nurul Huda, Sita dkk. Terima kasih. 9. “Dulur dilembur baraya di panyabaan”: Rifky, Yosep, Fahmi, dan semua dulur RIMASI Jakarta. 10. Teman-teman Atlit Volly Forsa UIN Jakarta dan keluarga besar Forsa, Kawan BEM Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan periode 2007-2008, Sahabat ILMIDA, dan Keluarga besar Sanggar Ayu. Keluarga besar IKAHIMBI (Nadia, Coco, Syukron, Dewa, Eva, Ayu, Aneu dll) tetap salam lestari & salam konservasi. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya. Aaamiiiiiiin Jakarta, Juni 2010 Penulis iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….. i ABSTRAK ………………………………………………………………. ii KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iii DAFTAR ISI................................................................................................ v DAFTAR TABEL……………………………………………………….. viii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah........................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah......................................................................... 6 D. Perumusan Masalah.......................................................................... 6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 6 BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori....................................................................................... 8 1. Pembelajaran Partisipatif............................................................. 8 a. Pengertian pembelajaran partisipatif.................................... 8 b. Kegiatan pembelajaran partisipatif………………………. 11 c. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif............................. 13 2. Hasil Belajar.............................................................................. 14 a. Konsep belajar...................................................................... 14 1). Pengertian belajar........................................................... 14 2). Ciri-ciri belajar................................................................ 16 3). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar....................... 18 b. Konsep hasil belajar.............................................................. 19 c. Hakikat biologi ……………………………………………. 22 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 24 C. Kerangka Berpikir............................................................................. 28 D. Perumusan Hipotesis..........................................................................30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................... 31 B. Variabel penelitian ………………………………………………. 31 C. Metode dan Desain Penelitian........................................................... 31 1. Metode Penelitian ……………………………………………... 31 2. Desain Penelitian ……………………………………………… 31 D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 32 a. Populasi ……………………………………………………….. 32 b. Sampel …………………………………………………………. 33 E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 33 1. Variabel Bebas ………………………………………………… 33 2. Variabel terikat ………………………………………………... 33 F. Instrumen penelitian …………………………………………….. 34 1. Kisi-kisi instrument …………………………………………… 34 2. Kalibrasi Instrumen …………………………………………… 35 G. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 36 1. Tahap Persiapan ………………………………………………. 36 2. Tahap Pelaksanaan …………………………………………… 37 3. Tahap akhir …………………………………………………… 37 H. Teknik Analisis Data........................................................................ 37 1. Uji Normalitas ………………………………………………… 37 2. Uji Homogenitas ……………………………………………… 38 3. Normal Gain ………………………………………………….. 39 4. Uji Hipotesis ………………………………………………….. 39 I. Hipotesis Statistika.......................................................................... 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………. …………………………………………… 41 B. Pembahasan ……………………………………………………….. 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 54 B. Saran ……………………………………………………………… 54 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 58 DAFTAR TABEL 3.1 Desain penelitian …………………………………………………………… 27 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Tumbuhan ………..... 29 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ……... 36 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretest …………………………………………. 37 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen… 37 4.4 Hasil Penghitungan Uji-t Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen..38 4.5 Rekapitulai Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen……… 38 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen….. 39 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen 39 4.8 Hasil Penghitungan Uji-t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen 40 4.9 Rekapitulasi Data hasil postest kelompok kontrol dan eksperiman terhadap KKM …………………………………………….................................... 41 4.10 Hasil Penghitungan Normal Gain ……………………………...………… 41 4.11 Nilai Rata-rata Pretest, Posttest, dan N-Gain…………………………….. 41 4.12 Persentase Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Pembelajaran ..…...... 41 vii DAFTAR LAMPIRAN 1. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil pretest siswa kelas kontrol ....................................................................... 51 2. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil postest siswa kelas eksperimen ............................................................... 53 3. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil posttest siswa kelas kontrol ...................................................................... 55 4. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil posttest siswa kelas eksperimen ............................................................ 57 5. Data Nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen ..................................... 59 6. Uji Normal Gain ……………………………………………………….. 60 7. Uji Normalitas Data …………………………………………………… 61 8. Uji Homogenitas Data ………………………………………………… 64 9. Uji Hipotesis ………………………………………………………….. 66 10. Soal Pretes dan Posttest ………………………………………………. 70 11. Pedoman observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran partisipatif . 74 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol …………….. 75 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ………… 83 14. Lembar Kerja Siswa …………………………………………………… 95 15. Data Anates ............................................................................................ 102 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini, agar generasi muda kita tidak menjadi korban dari globalisasi itu sendiri. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak dapat dikejar dengan cara-cara lama yang dipakai dalam sekolah-sekolah kita. Ibarat mengejar mobil yang melaju dengan kecapatan tinggi di atas tol dengan delman.1 Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola mengembangkan manajerialnya, pembelajaran. pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model 2 Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Indikator pembaruan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pola kegiatan pembelajaran, pemilihan media pendidikan, penentuan pola penilaian yang menghasilkan pendidikan. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya. Tidak jarang 1 W.gulo, Strategi belajar-mengajar, (Jakarta, PT Gramedia 2002), h 2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), cet. VIII, h.3 2 1 2 kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana pelaksanaanya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan kunci keberhasilan tersebut. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.3 Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia mengumpulkan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan. Guru sebagai pembimbing berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sindiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu guru juga dikatakan sebagai menejer dalam kelas dimana dia bertanggungjawab atas semua perencanaan, proses dan hasil belajar siswa.4 Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian proses belajar mengajar. Oleh Karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan didalam bidangnya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Banyak sekali jenis kemampuan, keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki guru yang professional, karena guru merupakan fasilitator maupun motivator bagi siswa. Pada mata pelajaran IPA ada lima karakteristik dan kemampuan professional guru yang harus dikembangkan yaitu: (1) menguasai kurikulum; (2) Menguasai materi semua mata pelajaran; (3) Terampil menggunakan multi 3 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Kurikulum tingkat Satuan pendidikan; suatu panduan praktis, (bandung, PT remaja Rosdakarya, 2003), h. 255 4 Prof.Dr.Oemar Hamalik . Proses Belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.20 3 metode pembelajaran; (4) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya; (5) Memiliki kedisiplinan. Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad menyatakan bahwa minimal ada lima kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu: (1) Menguasai kurikulum; (2) Menguasai materi pelajaran; (3) Menguasai berbagai metode dan evaluasi; (4) Dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas; (5) Disiplin.5 Tujuan pembelajaran IPA terkait dengan materi pembelajaran diklasifikasikan menjadi dua, yaitu fakta dan konsep/prinsip. Fakta adalah sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara melihat, mendengar atau keaktifan indra lainnya. Sedangkan konsep atau prinsip ialah pemahaman yang mendalam tentang suatu benda atau peristiwa.6 Salah satu tujuan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam mata pelajaran biologi di SMA/MA bertujuan agar peserta mampu : 1. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, 2. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi. 3. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. 4. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.7 Pada pelaksanaannya, tujuan pembelajaran IPA di atas belum terealisasi dengan baik, bahkan dalam proses pembelajaran siswa kurang memiliki sikap ilmiah, sehingga kurang mampu dalam proses berpikir, proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi; dipaksa mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dalam 5 Ahmad Sopyan, Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/Sains, (proseding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007), hal.10 6 Ibid.hal 9 7 Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, (Jakarta: BNSP, 2006),h.453 4 kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika mereka lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoretis akan tetapi mereka miskin aplikasi. Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.8 Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna dalam benak siswa. Pemahaman siswa tentang biologi sebagai ilmu, diasumsikan sebagai ilmu hafalan dan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan keseharian. Anggapan yang timbul karena mereka melihat biologi sebagai ilmu yang banyak mempergunakan bahasa latin sebagai bahasa ilmiah. Juga akibat pengalaman belajar yang bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar di luar kelas. Pengalaman belajar di sekolah sebelumnya lebih bersifat tekstual dan lebih menekankan pada penyelesaiaan soal-soal daripada pembelajaran secara praktis.9 Kegiatan pembelajaran dirancang untuk pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik, dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi sumber belajar lainnya dalam rangka pencapain kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat berwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada 8 Rita Murtafi’ah, Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas II A SMPN 2 Amuntai Utara Pada Pembelajaran Biologi Semester Genap Tahun 2005/2006 Melalui “Strategy Based Student Request”. Dikutip dari. http://eko13.wordpress.com/1999/11/30/penelitian-tindakan-kelas-classaction-researc/#more-138 tanggal 12 april 2009 9 Hidayat Raharja, Pembelajaran Ekosistem di Taman Sekolah. Dikutip dari http://www.scribd.com/doc/16604552/ekosistem tanggal 12 April 2009 5 peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.10 Untuk mencapai tujuan diatas maka peran guru sangatlah penting terutaman dalam merancang system pembelajaran, pendekatan dan metode yang tepat. Salah satu upaya untuk mengatasi hal diatas diperlukan kreativitas guru dalam menerapkan suatu pendekatan dalam pelajaran biologi sehingga akan mencapai sasaran yang diharapkan dalam pendidikan, yaitu berkembangnya segi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Adapun pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan partisipatif yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Dibutuhkan bentuk pembelajaran yang bisa memberikan solusi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik.11 Berpartisipasi belajar akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memperbanyak pengalaman siswa. Bertolak dari uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian ilmiah berdasarkan penelitan terhadap efektivitas pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian materi pada latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara memajukan pendidikan dengan cara-cara baru? Bagaimana merealisasikan tujuan Pembelajaran IPA dengan baik? Mengapa dalam proses pembelajaran siswa kurang memiliki sikap ilmiah, sehingga 10 11 Badan Standar Nasional Pendidikan,opp.chit, h.452 Suryono Yoyon, Strategi Pembelajaran Kejar Paket C Setara SMA Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. http://yoyonsuryono.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran2/,tanggal 20 januari 2008. 6 kurang mampu dalam proses berpikir. Bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah yang timbul dari topik penelitian yang dilakukan dan agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda maka penulis membatasi masalah hanya pada : 1. Model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran partisipatif 2. Siswa yang dimaksud adalah siswa SMA terpadu Darul Amal kelas X 3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil tes yang diberikan kepada siswa kelas X pada konsep tumbuhan 4. Pengaruh pembelajaran mengacu pada penguasaan konsep dan peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif yaitu hasil belajar biologi siswa sesudah (posttest) penerapan model pembelajaran partisipatif. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan, sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan ?” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi guru adalah untuk menambah wawasan dan memberikan alternative metode pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi. 2. Bagi siswa adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa dan menambah ketertarikan mereka untuk belajar biologi. 7 3. Bagi sekolah adalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Partisipatif a. Pengertian Pembelajaran Partisipatif Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.1 Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.2 Pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono adalah kegiatan guru secara terpogram dalam disain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan penyedian sumber belajar. UUSPN no.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.3 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.4 Pembelajaran pada 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: 1998), h. 100 2 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2008), h.11 3 Syaeful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2009), h. 67 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran 20/06/2009 7 8 hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.5 Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara dua pihak, yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan. Belajar merupakan perubahan tingkah laku ke dalam kegiatan belajar, sedangkan yang dimaksud dengan membelajarkan adalah kegiatan yang sistematik dan dilakukan secara sengaja oleh pendidik dengan tujuan membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Kata Partisipatif berasal dari kata dasar bahasa inggris “participate” yang berarti mengikutsertakan atau mengambil bagian. Kata “Participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.6 Partisipative adalah kegiatan yang banyak melakukan pengambilan bagian, seperti mendengar, berbagi pengalaman, dan pembelajaran dari yang lain.7 Partisipatif berarti pengikutsertaan seseorang untuk melakukan sesuatu atau pengambilan bagian dari sesuatu yang harus dilakukan oleh pelakunya. Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran 5 Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2008), h 253 6 John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia 1982), h.419 7 Learning+Teaching Scotland, “Participative ang Learning. (Scotland: Save the Children 2007), h. 4 9 partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam program pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran.8 Pembelajaran partisipatif adalah pembelajaran yang sangat tepat sebagai pembelajar para ahli dalam keadaan yang tidak teratur atau ahli dalam memecahkan masalah.9 Menurut E.Mulyasa ada beberapa indikator dalam pembelajaran partisipatif yaitu (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik (2) adanya keterlibatan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.10 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran partisipatif adalah sebuah upaya membelajarkan peserta didik yang disengaja atau dirancang oleh pendidik dengan cara mengikutsertakan peserta didik dimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembejarannya dari mulai perencanaan program, kemudian pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran. b. Kegiatan Pembelajaran Partisipatif Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu , hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu : 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang 8 Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Falah Production 2000) h. 155 9 Jacky Pow, A Reflective-participate approach to professional development in teaching of liberal studies in schools, (Hong Kong Teacher’s Centre Journal 2007), h.19 10 Yoyon suryono, model pembelajaran. http://yoyonsuryono.wordpress.com 12/02/2010 10 menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestika, dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam.11 Kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri atas membelajarkan dan belajar yang mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran partisipatif, pendidik berupaya memotivasi dan melibatkan peserta didik dalam ketiga kegiatan tersebut. Kegiatan partisipatif dapat dilakukan dengan cara : melakukan assesmen kebutuhan belajar, memilih pokok bahasan, mengenali karakteristik peserta didik, mengidentifikasi materi, merumuskan tujuan belajar, merancang kegiatan pembelajaran, memilih alat bantu, menentukan fasilitas dan sumber lain, mempersiapkan evaluasi proses dan hasil, serta melaksanakan test.12 Menurut Sudjana kegiatan pembelajaran partisipatif dapat dilakukan melalui enam tahapan kegiatan yang berurutan.13 Yang teridiri dari : (1) Tahap pembinaan keakraban yang bertujuan untuk mengkondisikan peserta didik agar mampu melakukan kegiatan belajar partisipatif, (2) tahap identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan dimana peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar yang mereka rasakan berupa pengetahuan, sikap, nilai, atau keterampilan tertentu yang ingin mereka peroleh melalui kegiatan belajar, (3) tahap perumusan tujuan belajar, dalam tahap ini mengikutsertakan peserta didik dalam menentukan arah dan merusmuskan tujuan belajar yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar , (4) tahap penyusunan program kegiatan belajar yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program antara lain materi belajar, motede dan teknik, fasilitas dan sarana belajar, waktu belajar. (5) tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik yang dibantu oleh pendidik, melibatkan diri dalam proses pembelajaran. dan (6) tahap penilaian proses, hasil, dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Kegiatan 11 12 Opp Chit. Abdul Majid., h.24 Opp chit. Yoyon suryono, 13 Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif Pendidikan non Formal. (Bandung: Falah Production. 2005), h. 66 11 pembelajaran pada tahap ini ditandai dengan keterlibatan peserta didik dalam penilaian program kegiatan pembelajaran. Pendapat di atas dapat menjelaskan tiga kegiatan pembelajaran partisipatif yaitu mengikutsertakan peserta didik dalam proses merencanakan pembelajaran yang ditandai dengan kegiatan akrabisasi peserta didik atau saling mengenali karakteristik, mengidentifikasi kebutuhan, sumber ataupun materi, merumuskan tujuan belajar, serta merancang kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peserta didik melaksanakan program pembelajaran yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan program kegiatan pembelajaran. Kemudian peserta didik menilai pembelajarannya yang mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajarannya. c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Partisipatif (1) Berdasararkan kebutuhan belajar (learning needs based); Pelajar akan belajar secara efektif dalam proses pembelajaran apabila semua komponen program belajar dapat membantu peserta didik untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini adalah kebutuhan sebagai guru sesuai dengan tugas dan fungsinya yang sekaligus sebagai fasilitator. (2) Berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran (learning goals and objectives oriented); Dalam kegiatan belajar partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah diprogramkan. Jadi dalam setiap proses kegiatan belajar diarahakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah disusun oleh sumber belajar/ guru dan peserta didik. (3) Berpusat pada peserta didik (participant centered); Dalam kegiatan belajar partisipatif itu dilakukan atas dasar kesesuaian dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Latar belakang kehidupan meliputi pendidikan, pergaulan, agama dan sebagainya. Dalam penyusunan proses kegiatan belajar peserta didik memegang peranan utama sehingga peserta didik dapat merasakan bahwa kegiatan belajar itu menjadi milik peserta didik sendiri, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melakukan proses yang telah ditetapkan oleh mereka. 12 Peserta didik diikutkan pula dalam kegiatan identifikasi kebutuhan belajar, sumber-sumber, dan kemungkinan hambatan serta dalam kegiatan menentukan tujuan belajar. Dalam kegiatan identifikasi tersebut peserta didik tidak hanya bertindak sebagai responden, tetapi berperan dalam merumuskan alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar. (4) dan Berangkat dari pengalaman belajar (experienital learning) ; Prinsip belajar memberi arah bahwa kegiatan belajar partisipatif disusun dan dilaksanakan berawal dari pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik. Proses kegiatan belajar merupakan kegiatan peserta didik yang dilakukan secara bersama didalam situasi pengalaman nyata, baik pengalaman dalam tugas yang dilakukan sehari-hari maupun pengalaman sebagai pelajar, maka pendekatan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengutamakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini merupakan pembelajaran yang lebih banyak menumbuhkan partisipasi peserta didik, nilai dan keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta didik dan lebih menitikberatkan pada pendekatan pemecahan masalah. 14 Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif di atas memberikan pengertian bahwa peserta didik dalam pembelajaran partisipatif benar-benar diuntungkan. Karena kegiatan pembelajaran partisipatif bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai pusat dari kegiatan seluruh kegiatan pembelajaran. 2. Hasil Belajar a. Konsep Belajar 1) Pengertian Belajar Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychologi; The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah sustu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Hintzaman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi 14 Opp chit. Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD., h. 170 13 dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut.15 Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap.16 Cronbach menyatakan bahwa ; Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Jadi menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancaindranya. Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears menyatakan bahwa ; Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.17 Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.18 Artinya, tujuan kegiatannya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengalaman, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi. Belajar adalah suatu perubahan dalam disposisi atau kecakapan baru peserta didik karena adanya usaha yang dilakukan dengan sengaja dari pihak luar peserta didik serta melalui interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha untuk mencapai perubahan dalam memiliki pengetahuan penguasaan materi maupun 15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003), h. 90 16 DR.H.Syaeful Sagala,M.Pd. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Probelamtika Belajar dan Mengajar. (Bandung : Alfabeta. 2009), h. 13 17 Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif ; Teori dan praktif dalam pengembangan Profesionalisme bagi Guru. (Jakarta: AV Publisher 2009), h. 72 18 Opp chit., Tim Pustaka Yustisia, h 253 14 tingkah laku yang dilakukan secara sengaja sehingga memperoleh hasil dari kegiatan tersebut. 2) Ciri-Ciri Belajar William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang ciri-ciri belajar sebagai berikut : (1). proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. (2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. (3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. (4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. (5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. (6) proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. (7) proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. (8) proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. (9) proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. (10) hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. (11) proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.(12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. (13) hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. (14) hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik (15) hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbedabeda. (16) hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adabtable), jadi tidak sederhana dan statis.19 19 Prof.Dr.Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.31 15 Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral. Belajar adalah proses interkasi. Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pad kompleks. Itulah ciri-ciri belajar yang didasari perubahan tingkah laku.20 Ciri-ciri belajar berarti dapat ditandai dengan adanya proses perubahan tingkah laku, terjadi proses pengalaman, berbuat, mereaksi, dan mendapatkan sebuah hasil berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara meteril dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan karena proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan menjadi dua golongan : 1. Faktor-faktor yang berasal dari luar pelajar atau faktor eksogen. Faktor eksogen dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah dan lingkungan. Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar, dapat dipengaruhi oleh aspek ekonomi, hubungan emosional orang tua dan anak, dan cara orang tua mendidik anak. Faktor sekolah dipengaruhi oleh faktor lingkungan 20 Opp chit. DR.H.Syaiful Sagala, M.Pd, h.53 16 social sekolah seperti guru, pegawai administrasi dan teman-teman sekolah. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya dalam keluarga sekolah maupun masyarakatnya.21 2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar Dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah dipengaruhi oleh kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologi terdiri dari faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani akibat kekacauan pembakaran dalam tubuh dan kelelaha rohani yaitu dapat ditandai dengan kebosanan dan kelesuan.22 Pada intinya faktor-faktor belajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksogen atau luar diri pembelajar dan endogen dari dalam diri pembelajar. Dimana kedua faktor ini tidak akan bisa dilepaskan dari proses belajar peserta didik. b. Konsep Hasil Belajar Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan citacita.23 Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).24 Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep 21 Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum (Bandung; Pustaka Setia 2003), h.244 Opp chit, Daryanto, h. 51 23 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009), h. 22 24 Ahmad Sudrajat, Penilaian Hasil Belajar http://« Akhmad Sudrajat Let’s Talk About Education.htm 27 oktober 2009 22 17 kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. 25 Kesuluruhan hasil pendidikan dibagi atas hierarki atau taksonomi menurut Benjamin Bloom menjadi tiga kawasan (domain) yaitu: (1) domain kognitif mencakup kemampuan intelekstual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana samapai yang paling kompleks yaitu pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang dipelajari), pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuaru hal0, penerapan (kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situai baru dan nyata), analysis (kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat difahami), sintesis (kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti), dan penilaian (kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu); (2) domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis yaitu: kesadaran (kemampuan untuk ingin memperhatikan sesuatu hal), partisipasi (kemampuan untuk turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya), pengorganisasian nilai (kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya), dan karakterisasi diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya); dan (3) domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari: gerakan reflex (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja dalam menjawab sesuatu perangsang), gerakan dasar (kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi-kombinasi reflek), kemampuan perceptual (kemampuan menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan 25 Ahmad sofyan, dkk. Evalauasi Pembelajran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 14 18 gerakan yang tepat), kemampuan jasmani (kemampuan dan gerakan-gerakan dasar merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih), gerakan-gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu), dan komunikasi nondiskursif (kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan).26 Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor endogen) maupun dari luar diri (faktor eksogen) individu. Secara garis besar ada 2 macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: 1) Faktor endogen seperti kesehatan, intelegensi atau kemampuan, perhatian dan minat, bakat, motivasi, kematangan dan kepribadian. 2) Faktor eksogen seperti keluarga, sekolah dan lingkunga lainnya. 27 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar yang optimal cenderung menunujukan hasil yang berciri sebagai berikut : (a) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrisik pada diri siswa. (b) menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. (c) hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya. (d) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif). (e) kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya meupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.28 Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip atau kaidah, prosedur atau cara dan sebagainya. Hasil belajar dapat berupa penguasaan pola-pola kognitif proses berfikir, mengingat atau mengenal, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi, pengahayatan), perilaku psikomotorik. Serta perubahan dalam sifat-sifat kepribadian. 26 Opp chit. DR.H.Syaeful Sagala,M.Pd..,h. 33 Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia. 2003)., h. 244 28 0pp.chit Dr. Nana Sudjana. h. 56 27 19 c. Hakikat Biologi Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.29 Sains atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang terjadi di alam. Dalam sains, fenomena-fenomena alam ini diterangkan berdasarkan kepada fakta-fakta yang ada. Tak jarang sains bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana yang bisa dilakukan di sekolah, rumah atau halaman sekolah.30 Biologi bagian dari sains yang mamiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains yang lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi (sains/IPA) yaitu : obejk kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indara, dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata), memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku, menggunakan cara berfikir logis yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum, bersifat induktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus, hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari 29 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Penduan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009), h. 132 30 Munaspriyanto, R, Metamorfosa Jurnal Pendidikan IPA ; Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme, ( CSE UIN Jakarta ;vol. 1 No 2, 2006 ) h. 49 20 kepentingan pelaku (subyektif), hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum dimanapaun diperlakukan.31 Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai penglaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunkan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi factual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.32 Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa belanda “biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa yunani bios (“hidup”) dan logos (“lambing”, “ilmu”). 33 Berdasarkan struktur keilmuan menurut BCCS (Biological Science Curricullum Study) bahwa ruang lingkup biologi meliputi obyek biologi berupa Kingdom (plantae, animalia, protista, fungi, archaebacteria, eubacteria), ditinjau dari tingkat molekul (virus) – sel (protozoa, bakteri, tumbuhan unisel) – jaringan – organ (hati, ginjal, dll) – sistem organ (sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dll) – individu (manusia) – populasi (kumpulan individu yang sama di daerah yang sama) – komunitas (kumpulan beberapa populasi) – ekosistem (kumpulan beberapa komunitas) – biosfer (kumpulan beberapa ekosistem). 34 Dengan demikian bahwa ilmu biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang berarti ilmu kehidupan yang mempelajari tentang mahluk hidup dari tingkatan sel hingga individu beserta bentuk macam dan tempat hidup mahluk hidup. 31 http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/hakekat-biologi-sebagaiilmu.html/ 27 januari 2010 32 Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: 2006), h.451 33 http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi 27 januari 2010 34 http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/hakekat-biologi-sebagai ilmu.html/27januari 2010 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh SUMARDIYANTO, dengan judul Pengaruh teknik pembelajaran partisipatif terhadap kemampuan motorik dasar dan penguasaan keterampilan gerak : suatu studi tentang proses belajar penguasaan keterampilan gerak. Menyatakan bahwa ada empat kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini. Pertama, pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi dan pembelajaran partisipatif dengan teknik penggunaan alat bantu pandang (visual aids) secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan gerak. Kedua, terdapat interaksi yang signifikan antara teknik pembelajaran partisipatif dengan kemampuan motorik dasar terhadap penguasaan keterampilan gerak. Ketiga, bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik dasar tinggi, perlakuan pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan teknik penggunaan alat bantu pandang (visual aids). Keempat, bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah yang diberikan perlakuan pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi dan pembelajaran partisipatif dengan teknik pengunaan alat bantu pandang (visual aids) tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar penguasaan keterampilan gerak.35 SETIAWAN, Ajeng Yeni Ratnasari, Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Tunalaras Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Penelitian bertempat di SLB - E Handayani Jakarta Timur. Hasil pengolahan data menunjukan terjadi peningkatan prestasi belajar anak yang cukup baik dan keaktifan anak di kelas menunjukan perubahan yang signifikan sehingga penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mempertimbangkan pemilihan model/strategi/pendekatan yang sesuai dengan 35 Sumardiayanto, ”Pengaruh Teknik Pembelajaran Partisipatif terhadap Kemampuan Motorik Dasar dan Penguasaan Keterampilan Gerak.“, http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd‐1002106‐122801/ 27 januari 2009 dalam 22 kebutuhan dan karakteristik anak sehingga tujuan yang ingin capai mampu diwujudkan secara optimal.36 Sigit Widiyanto, Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Pada Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE) di SMKN 12 Bandung (Suatu Studi Tindakan Kelas). Aktivitas siswa secara keseluruhan dari proses pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I jumlah siswa yang aktif sesuai dengan pengamatan di lapangan sebesar 85,21%, pada siklus II sebanyak 88,4%, dan pada siklus III sebanyak 93,8% dari seluruh siswa yang mengikuti kegiatan proses pembelajaran partisipatif. Berdasarkan hasil pelaksanaan tes formatif pada setiap siklus terjadi peningkatan dari hasil pre test ke hasil post test. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif pre test dan post test pada siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 6 meningkat dari 22,2% menjadi 91,5%, pada siklus II meningkat dari 11,11% menjadi 83,2% dan pada siklus III dari 49,93% menjadi 86%. Bagi guru dapat menjadi masukan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari kesimpulan penelitian ini bahwa pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran siswa baik dari keaktifan siswa, motivasi siswa, hasil belajar siswa dan profesionalitas guru.37 Lina Yuliana, Implementasi Metode Pembelajaran Kelompok Dalam Kegiatan Pembelajaran Partisipatif Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Penelitian tentang Efektivitas Metode Pembelajaran Kelompok Dalam Kegiatan Pembelajaran Partisipatif Untuk Siswa SMP ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan metode pembelajaran kelompok dalam kegiatan pembelajaran partisipatif dalam kegiatan pembelajaran fisika. Penelitian ini berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan Randomized Control Group Pre test - Post test Design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Sumedang 36 Ajeng Yeni Ratnasari Setiawan, “Pembelajaran Partisipatif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Tunalaras pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).” dalam http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd‐0116109‐092839/ 20 oktober 2011 37 Sigit Widiyanto, “Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif pada Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika”. dalam http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd‐ 0324109‐081931/ 2 November 2011 23 dengan populasi penelitian kelas IX. Sampel yang diambil kelas IX-E sebagai kelas eksperimen dan kelas IX-C sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda sebanyak 11 soal untuk mengukur efektivitas pembelajaran sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran serta lembar observasi guru. Data yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan uji statistik yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis ternyata bahwa metode pembelajaran kelompok dalam kegiatan pembelajaran partisipatif secara signifikan lebih efektif dibanding dengan metode lain.38 SUPENO MARTADI, Perbedaan Model Pembelajaran Partisipatif Dan Konvensional Dalam Hal Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital dan Komputer Pada Siswa Kelas I SMKN IV Bandung. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Partisipatif dengan siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional. Dengan adanya perbedaan ini maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Partisipatif lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model konvensional.39 C. Kerangka Berpikir Peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangatlah penting. Tidak akan berarti bila pendidikan tanpa guru. Guru menjadi salah satu factor suksesnya kegiatan belajar mengajar di sekolah sekaligus sebagai actor utama dalam menyampaikan pesan atau informasi. Guru sebagai fasilitator akan menjadi penentu dalam proses pembelajaran. Proses mengajar yang dilakukan guru sangat penting bagi keberlangsungan pembelajaran. Guru menjadi pengatur kelangsungan pembelajaran dalam rangka 38 Lina Yuliana, “Implementasi Metode Pembelajaran Kelompok dalam Kegiatan Pembelajaran Partisipatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP”. dalam http://digilib.upi.edu/pasca/available/ etd‐0428108‐124226/ 2 November 2011 39 Supeno Murtadi, “Perbedaan Model Pembelajaran Partisipatif dan Konvesional dalam Hal Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Elektronika Digital dan Komputer pada Siswa Kelas I SMKN IV Bandung”. dalam http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd.0610110‐113844/ 2 November 2011 24 memberikan pengajaran di dalam kelas. Guru mengumpulkan pelajaran agar siswa bisa mendapatkan hasil belajar yang baik. Guru membantu siswa untuk menemukan masalahnya, memecahkan masalah, serta mampu mengamalkan pelajaran dalam kehidupannya sehari-hari. Guru mewujudknanya dengan metode pembelajaran yang tepat dalam proses transfer ilmu. Mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan apa yang akan ditransferkan. Melalui mengajar lah siswa akan mendapatkan ilmu. Jika guru mengajar dengan baik melalui pendekatan, model, dan metode yang tepat, tentunya hasil belajar pun akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya jika proses mengajarnya tanpa memperhatikan pendekatan, model dan metode pembelajaran kemungkinan besar hasil belajar yang diinginkan tidak sebaik yang menggunakannya. Biologi sebagai ilmu yang terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori yang membutuhkan pemahaman yang mendalam, maka pendekatan pembelajaran merupakan salah satu metode pembelajaran yang bermanfaat. Biologi juga dikatakan sebagai ilmu terapan, yaitu ilmu yang dapat langsung dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa yang belajar biologi bisa langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah proses pembelajaran maka pembelajaran partisipatif menjadi salah satu model yang akan memberikan kemudahan dalam penyerapan konsep biologi. Pembelajaran partisipatif mengikutsertakan siswa untuk benarbenar memahami konsep yang dirancang guru untuk diterima siswa sesuai dengan yang diinginkan oleh siswa tersebut. Dengan belajar partisipatif maka siswa akan menentukan proses belajarnya sendiri dengan keinginannya. Karena siswa sendiri yang menetukan iklim pembelajarannya, siswa diikutsertkan dalam proses pembuatan rencana, proses bahkan evaluasi proses pembelajarnya. Peran guru hanya sebagai teman yang menemani siswanya sesuai dengan keinginan siswa. Agar pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran biologi menjadi maksimal maka perlu adanya langkah-langkah yang teratur antara lain : Melakukan asesmen kebutuhan belajar, memilih pokok bahasan, mengenali karakteristik peserta didik, mengidentifikasi materi, merumuskan tujuan belajar, 25 merancang kegiatan pembelajaran, memilih alat bantu, menentukan fasilitas dan sumber lain, mempersiapkan evaluasi proses dan hasil, melaksanakan test. Singkatnya dengan menggunakan pembelajaran partisipatif, siswa akan lebih baik dalam memahami konsep biologi yang diberikan serta mampu menggunakannya dalam memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran partisipatif menekankan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik pembelajaran yang variatif sehingga siswa terhindar dari rasa jenuh dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif peningkatan hasil belajar lebih tinggi dan dapat mencapai ketuntasan belajar untuk materi pokok tumbuhan jika dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional. D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kajian steoretis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi.” BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi pada semester genap tahun ajaran 2009-2010 selama bulan Februari – Maret 2010. B. Variabel Penelitian Variabel independent (X) = Pembelajaran partisipatif Variabel devenden (Y) = Hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan. C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode quasi eksperiment (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang melakukan pengontrolan terhadap salah satu variabel. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Sehingga perlu dicari atau dilakukan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada. Penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran x 45 menit) pada konsep Tumbuhan. Dilakukan pretest yaitu untuk melihat hasil belajar biologi siswa sebelum penerapan model pembelajaran partisipatif dan posttest yaitu untuk melihat hasil belajar biologi siswa setelah penerapan model pembelajaran partisipatif. 1 Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta, 2006), Cet. VI ., h. 114 26 27 2. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen pre test-post test two group design.2 Pada tiap-tiap kelompok tersebut dilakukan pre test dan post test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pemahaman pada kedua kelompok perlakuan. Pretest dilakukan sebelum pelajaran dimulai dan posttest dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar pada topik tumbuhan. Tabel 3.1 Desain penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 T2 D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Terpadu Darul Amal Sukabumi. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi kelas X pada tahun ajaran 2009/2010. 2. Sampel Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Terpadu Darul Amal Selajati-Sukabumi kelas X. Kelas eksperimen yaitu X-B (putri) dan kelas kontrol yaitu kelas X-D (putri). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel dengan dasar bertujuan.4 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,.(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h, 86 3 Prof.Dr.Sugiyono,Op Cit , h. 297 4 Prof. Sukardi,Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT Bumi Aksara 2004) h. 64 28 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada variabel penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (pembelajaran partisipatif) Untuk memperoleh data terhadap penerapan pembelajaran partisipatif digunakan lembar observasi yang diberikan kepada observer. Terdiri dari lembar observer keterlaksanaan pembelajaran partisipatif oleh guru untuk mengetahui keberlangsungan pembelajaran partisipatif. 2. Variabel terikat (Hasil belajar biologi dalam konsep tumbuhan) Hasil belajar siswa diperoleh dari skor tes kognitif yang berupa pretest dan posttest pada materi ciri dan klasifikasi tumbuhan. Sebelum tes ini diberikan ke siswa, tes ini diujicobakan dahulu untuk diketahui validitas dan releabilitasnya. Dengan jumlah soal 50 butir, penulis menguji coba tes tersebut pada sampel yang telah mendapatkan materi tentang tumbuhan, yaitu kelas XI IPA. Instrumen berupa tes hasil belajar kemudian dianalisis, sehingga diperoleh soal yang valid berjumlah 23 butir (lihat lampiran). Dari 23 butir soal yang valid, penulis menggunakan 20 soal sebagai instrument penelitian, dengan pengurangan 3 soal yang valid. Dari hasil pengujian reliabilitas didapat r = 0.85 yang tergolong klasifikasi tinggi ( lihat lampiran ). Soal-soal tersebut sudah dapat mewakili empat indikator pencapaian hasil belajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran partisipatif dengan lima pilihan jawaban yeng meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). F. Intrumen Penelitian 1. Kisi-kisi instrumen Untuk mengetahui bagaimana guru melakukan kegiatan pembelajaran partisipatif, digunakan lembar observasi dengan skala linkert. Lembar observasi ini merupakan pernyataan tentang proses pembelajaran partisipatif yang terdiri dari enam indikator, yaitu : Siswa melakukan pengakraban, mengidentifikasi kebutuhan, sumber dan kemungkinan hambatan belajar, merumuskan tujuan belajar, menyusun program kegiatan belajar, melaksanakan kegiatan belajar, dan menilai proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran. 29 Untuk variabel Y (hasil belajar siswa dalam konsep tumbuhan), instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar biologi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes hasil belajar diberikan seteleh seluruh siswa mempelajari materi yang diajukan. Tes yang diberikan berupa tes tertulis berupa tes objektif (pilihan ganda) yang terdiri dari 20 soal dengan lima jawaban pilihan. Sebelum tes diberikan ke siswa, tes ini diujicobakan dahulu untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya. Hasil belajar biologi siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran biologi pada materi ciri dan klasifikasi tumbuhan. Hasil belajar biologi dapat diketahui dari skor pretest dan posttes setelah seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan. Pada aspek kognitif yang meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Tumbuhan Konsep/ subkonsep Tingkat Pengetahuan dan Jumlah Nomor Butir C1 1.Ciri-ciri tumbuhan bedasarkan pengamatan 2. Tumbuhan Lumut - Ciri lumut - Sistem reproduksi lumut - Peranan lumut 3. Tumbuhan Paku - Ciri Paku - Sistem reproduksi paku - Peranan Paku 4. Tumbuhan Biji - Ciri tumbuhan biji - Klasifikasi Spermathophyta - Peranan Spermathophyta Jumlah C3 8,9,14,19,20 13 6 11, 15 4 6 3 10 12, 16 1, 2, 4 5, 3, 7 17 18 7 7, C2 10 3 20 30 2. Kalibrasi Instrumen a. Pengujian Validitas Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.5 Salah satu syarat tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas isi, dimana soal dikaitkan dengan indikator sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa. Sedangkan untuk pengujian validitasnya menggunakan rumus anates. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Pengukuran reliabilitas menggunakan anates. c. Pengujian Taraf Kesukaran Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar, digunakan anates. Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori sukar. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori mudah. Adapun kriteria indeks tingkat kesulitan soal tersebut adalah:6 1. Proporsi 0,00 – 0,30 : Soal kategori sukar 2. Proporsi 0,30 – 0,70 : Soal kategori sedang 3. Proporsi 0,70 – 1,00 : Soal kategori mudah G. Prosedur penelitian 1. Tahap persiapan Sebelum melaksanakan penelitian di SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi. Peneliti melakukan tahapan persiapan dengan melakukan koordanasi dengan pihak sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Mengurus surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5 ibid h. 121 Prof.Dr.Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).(Jakarta. PT Rineka Cipta. 2003).,h. 210 6 31 Tahapan persiapan lainnya adalah membuat persiapan mengajar dan membuat alat pengumpul data. 2. Tahap pelaksanaan Memilih dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen (kelas X-B) dan kelompok kontrol (kelas X-D). memberikan pretest kepada kedua kelompok penelitian. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran partisipatif pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol. Setelah memberikan perlakuan, kemudian memberikan posttest pada kedua kelompok penelitian. 3. Tahap akhir Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar siswa. Mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak.7 Pengujian ini menggunkan tes Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar. b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus: Keterangan: Zi = skor baku X= Mean Xi = skor data 7 Russeffendi, Statistika dasar untuk Pelatihan Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), h. 291 32 S = simpangan baku c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan table Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi>0, maka F (Zi) 0.5 + nilai table, jika Zi<0, maka F (Zi)= 0.5 – nilai table. d. Selanjutnya hitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2…Zn lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: S (Zi)= banyaknya Z1, Z2, … yang ≤ Zn/N. e. Hitung selisih nilai F (Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlak. f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. g. Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil tabel harga kritis uji Liliefors. h. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. a. Menentukan hipotesis Ho : Variasi populasi homogen Ha : Variasi populasi tidak homogen b. Tentukan varians dari masing-masing kelompok S 2 = n Σ X 12 − (Σ X n (n − 1 ) 1 )2 Menetukan Fhitung S 12 X var .terbesar = 2 S2 var .terkecil 33 3. Normal gain Gain adalah selisih nilai posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumusnya : Dangan kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi = nilai > 0.70 g-sedang = nilai 0.30 – 0.70 g-rendah = nilai < 0.30 4. Uji hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok control,8 yaitu dengan cara menggunakan uji-t. hasil perhitungan thitung dibandingkan ttabel pada taraf signifikan 0.05 dengan kriteria: Menolak Ho, jika thitung > ttabel dan ha diterima Terima Ho, jika thitung < ttabel dan Ha ditolak Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan rumus : Langkah-langkah penghitungan Uji-t sebagai berikut : 1. Mencari mean, yaitu : 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu : 3. Mencari standar error mean (SEM), yaitu : 4. Mencari standar error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variable, yaitu : 5. Mencari “t” atau “to”, yaitu 8 ibid., h.277 34 I. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ho : µx = µy Ha : µx > µy Keterangan : Ho : Hipotesis nol Ha : Hipotesis alternatif µx : Nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran partisipatif (posttest). µy : Nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran partisipatif (posttest). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Pre-test Kelas Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dari hasil pretest pada kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, nilai rata-rata sebesar 21, median sebesar 20, modus 10,20 dan 30, dan standar deviasi sebesar 8.36. Sedangkan data hasil pretest pada kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, nilai rata-rata sebesar 20.5, median sebesar 20, modus sebesar 15, 20, 25, 30 dan standar deviasi sebesar 6.86. Tabel 4.1. Rekap Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Nilai Kontrol Eksperimen Tertinggi 30 30 Terendah 10 10 Rata-rata 21 20.5 Median 20 20 Modus 10, 20, 30 15, 20, 25, 30 8.36 6.86 Standar Deviasi 2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dari hasil posttet pada kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 15, nilai rata-rata sebesar 36.1, median sebesar 30, modus 25, 30 dan standar deviasi sebesar 14.8. Sedangkan data hasil posttest pada kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30, nilai rata-rata sebesar 51.3, median sebesar 55, modus sebesar 55, dan standar deviasi sebesar 11,5. 37 38 Tabel 4.2. Rekapitulai Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Nilai Kontrol Eksperimen Tertinggi 60 70 Terendah 15 30 Rata-rata 36.1 51.3 Median 30 55 Modus 25, 30 55 Standar Deviasi 14.8 11,5 3. Deskripsi data nilai Gain Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran gain, maka nilai gain dinormalisasikan dan didapatkan hasil berupa N-Gain. Berdasarkan hasil penghitungan N-Gain (lihat lampiran 5) diperoleh skor N-Gain pada kelompok kontrol dan eksperimen sebagai berikut: 39 Tabel 4.3. Hasil Penghitungan Normal Gain kelas kontrol Kelas eksperimen N-Gain Siswa pretes postes N-gain 1 Kategori siswa pretes postes 2 Kategori 1 30 55 0.21 Rendah 1 15 40 0.29 Rendah 2 10 20 0.11 Rendah 2 20 35 0.19 Rendah 3 30 25 -0.07 Rendah 3 25 65 0.53 Sedang 4 25 30 0.07 Rendah 4 30 50 0.29 Rendah 5 25 55 0.40 Sedang 5 15 50 0.41 Sedang 6 25 50 0.33 Sedang 6 30 30 0.00 Rendah 7 20 30 0.13 Rendah 7 15 55 0.47 Sedang 8 20 60 0.50 Sedang 8 30 60 0.43 Sedang 9 10 20 0.11 Rendah 9 30 65 0.50 Sedang 10 10 40 0.33 Sedang 10 25 45 0.27 Rendah 11 30 40 0.14 Rendah 11 20 70 0.63 Sedang 12 40 50 0.17 Rendah 12 10 55 0.50 Sedang 13 30 60 0.43 Sedang 13 25 40 0.20 Rendah 14 15 40 0.29 Rendah 14 20 35 0.19 Rendah 15 20 25 0.06 Rendah 15 15 65 0.6 Sedang 16 15 25 0.12 Rendah 16 25 55 0.40 Sedang 17 10 15 0.06 Rendah 17 20 35 0.13 Rendah 18 15 15 0.00 Rendah 18 10 60 0.6 Sedang 19 20 30 0.13 Rendah 19 10 55 0.50 Sedang X 21.1 36.1 20.5 51.3 0.4 Sedang T 40 60 30 70 R 10 15 10 30 SD 8.36 14.8 6.86 11.5 0.2 Rendah 40 4. Deskripsi Data Kualitatif Berdasarkan data obeservasi yang dilakukan oleh observer mengenai keterlaksanaan scenario pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran partisipatip pada setiap pertemuan dapat diketahui bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.4. Persentase Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran Pembelajaran Pertemuan Persentase Keterlaksanaan (%) I 100 II 100 III 100 Rata-rata 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skenario pembelajaran dengan pembelajaran partisipatif dapat dilaksanakan oleh guru secara keseluruhan pada setiap pertemuan. B. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Hasil yang diperoleh dalam uji normalitas data hasil penelitian kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Lhitung (Lo) A Pretest Postest 0,176 0,5% 0,100 Ltabel (Lt) 0,195 Kesimpulan Ho diterima Ho diterima Dengan demikian karena Lhitung lebih kecil daripada Ltabel (Lo < Lt), maka Hipotesis nol (Ho) diterima yaitu data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. 41 b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol Hasil yang diperoleh dalam uji normalitas data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelompok Kontrol Α Pretest Lhitung (Lo) 0,127 0,5% Posttest Ltabel (Lt) 0,195 0,185 Kesimpulan Ho diterima Ho diterima Dengan demikian karena Lhitung lebih kecil daripada Ltabel (Lo < Lt), maka Hipotesis nol (Ho) diterima yaitu data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Pretest Hasil penghitungan uji homogenitas data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen didapat Fhitung sebesar 1.46 dan Ftabel sebesar 2.04 artinya Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel terebut berasal dari populasi yang berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Α 0,05 F Hitung Tabel 1.46 2.04 N Kesimpulan 38 Ho diterima b. Uji Homogenitas Postest Hasil penghitungan uji homogenitas antara kelas kontrol dan eksperimen didapat Fhitung < Ftabel yaitu Fhitung = 1,66 sedangkan Ftabel = 2.04. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0.05 (5%) 42 Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi homogen (lihat lampiran). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen F Α Hitung 1.66 0.05 Tabel 2.04 N Kesimpulan 38 Ho diterima 3. Uji-t a. Uji-t Pretest Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Penghitungan Uji-t Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Rata- Kelompok N Kontrol 19 21 Eksperimen 19 20.5 rata thitung 0,4 ttabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 2.03 2,72 Ho diterima Karena thitung < ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan b. Uji-t Eksperimen Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut: 43 Tabel 4.10. Hasil Penghitungan Uji-t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok N Ratarata Kontrol 19 36,1 Eksperimen 19 51.3 ttabel thitung 3,44 α= α= 0,05 0,01 2,03 2,72 Kesimpulan Ho ditolak Karena thitung > ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan. C. PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel 4.9 diperoleh data nilai ratarata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif. Pembelajaran (kelas eksperimen) sebesar 51,3. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Partisipaif (kelas kontrol) sebesar 36,1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Selain itu nilai rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol, yaitu 0,40 > 0,20 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Dari hasil penghitungan uji normalitas terhadap data hasil penelitian didapat Lhitung pada kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,100 dan 0,185 dengan Ltabel 0,195. Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima, artinya kedua data hasil penelitian berdistribusi normal. Hasil penghitungan uji homogenitas terhadap data hasil penelitian didapat Fhitung sebesar 1,66 dengan Ftabel pada taraf signifkan α = 0,05 (5%) sebesar 2,04. Dengan demikian Fhitung < Ftabel, maka dapat dipastikan bahwa kedua kelompok sampel penelitian (eksperimen dan kontrol) yang digunakan berasal dari populasi yang homogen. 44 Dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) sebesar 2,03. Sedangkan thitung sebesar 3,44. Dengan demikian thitung > ttabel. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran partisipatif. Hal itu dikarenakan kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri atas membelajarkan dan belajar yang mengikutsertalan peserta didik dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran. Peserta merasa bebas untuk melaksanakan pembelajaran dengan cara mereka masing-masing, sehingga timbul pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang memberikan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, keaktifan siswa jelas terlihat dalam kelas pembelajaran partisipatif. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan siswa dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Partisipasi pada tahap perencanaan dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran terlihat dari keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai. Partisipasi dalam tahap penilaian program pembelajaran terlihat dari keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran. Peserta didik melakukan perencanaan pembelajaran, dengan diawali pembentukan kelompok sambil menentukan sumber belajar seperti buku pandu biologi, LKS, bagan atau gambar. Selain itu siswa menentukan tujuan 45 pembelajaran yang dipandu oleh guru yang ditandai dengan mencari tujuan belajar dalam buku ajar dan membuat program pembelajaran yang akan mereka gunakan pada tahapan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik. Dalam menyusun program kegiatan belajar. Peserta didik menyatakan, memilih, menyusun, dan menetapkan program kegiatan belajar yang akan ditempuhnya. Menyusun metode dan teknik serta fasilitas yang akan mereka tempuh. Dalam proses ini peserta didik telah membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta dibawah bimbingan guru. Metode diskusi dan Tanya jawab dijadikan sebagai program yang yang akan dilakukan siswa. Dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran terdapat proses kegiatan pembelajaran yang telah diprogram oleh peserta didik. Proses ini terlihat dari keikutsertaan siswa berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam kegiatan ini siswa menyiapkan fasilitas pembelajaran, menerima informasi, bahan belajar membahas LKS, melakukan diskusi untuk menyelesaikan semua masalah/ materi dan sesuai dengan program pembelajaran yang disiapkan peserta didik sebelumnya proses ini terlihat dari banyaknya siswa yang aktif membahas materi dan memecahkan masalah. Dalam kegiatan menilai proses, hasil dan pangaruh kegiatan belajar adalah proses akhir yang dilakukan peserta didik. Peserta didik mengevaluasi sendiri semua program yang telah dilaksanakan yang ditandai dengan banyaknya siswa yang memberi masukan terhadap kegiatan belajar. Sehingga sesuai dengan apa yang dikatakatan sudjana bahwa “Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam program pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam tiga 46 tahapan kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran.”1 Dari proses pembelajaran inilah siswa dapat ikut serta langsung dalam mencari pengalaman dan pemecahan masalah dalam pembelajaran tanpa menunggu guru atau hanya diam saja. Hal itu senada dengan yang dikatakan Yoyon bahwa Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik.2 Fenomena-fenomena tersebut sangat jarang sekali terlihat pada kelas kontrol yang menerapkan pembelajarannya. Dalam metode kelas ceramah kontrol dan siswa tanya cenderung jawab dalam pasif dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Walaupun sesekali mereka menanyakan suatu hal yang belum dimengerti kepada guru. Ketidakaktifan siswa ini dapat kita lihat terutama pada barisan siswa yang duduk di belakang yang sering mengobrol, atau bahkan mengerjakan tugas pelajaran lain. Banyak siswa yang tidak ikut serta dalam proses pembelajaran. Gejala-gejala tersebut terjadi akibat guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan partisipasi. Sehingga siswa dalam kelas kontrol cenderung pasif dan hanya akan menunggu guru berbicara. Proses ini hanya akan memberikan tumpukan masalah pada siswa. Dalam proses menjawab soal siswa dalam kelas kontrol lebih banyak mengalami kesulitan dibanding siswa dalam kelas eksperimen. Ini diakibatkan siswa dalam kelas kontrol kurang pengalaman dalam proses pembelajarannya sehingga kurang penguatan. Dengan pembelajaran di atas, siswa benar-benar mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan masalahnya, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga proses di atas secara 1 Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Falah Production 2000) h. 155 2 http://yoyonsuryono.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/,tanggal20 januari 2008. 47 langsung telah membantu tugas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas yang mengakibatkan siswa banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu. Hal inilah yang merangsang para peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif untuk membangun pikiran mereka dalam pembelajaran biologi. Peserta didik mampu menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialaminya dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologinya. Menjadikan pengalamannya yang bermakna dalam benak peserta didik. Sehingga tidak ada lagi kesan pengalaman belajar sebelumnya lebih bersifat tekstual dan lebih menekankan pada penyelesaian soal-soal daripada pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran partisipatif mampu memberikan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa dan ketuntasan belajar, memufuk sifat ilmiah, dapat menimbulkan kerja sama dengan orang lain, mengembangkan kemampuan berpikir analitis, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Sesuai dengan tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan alam mata pelajaran biologi di SMA/MA. Fenomena-fenomena di atas dapat dikatakan sebagai pembelajaran siswa aktif. Sesuai dengan ciri-ciri cara belajar siswa aktif yaitu terjadinya kegitan fisik, seperti menulis, mengatur, meragakan, dan terjadi keterampilan proses yaitu mengamati atau mengobservasi, menyusun kesimpulan, mengkomunikasikan. Sehingga CBSA adalah cara belajar dengan melibatkan aktivitas siswa secara maksimal dalam proses belajar baik kegiatan mental intelektual, kegiatan emisional, maupun kegiatan fisik secara terpadu.3 Hasil uji hipotesis di atas juga dapat dibuktikan dengan lebih besarnya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran partisipatif. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran partisipatif mempunyai hasil rata-rata sebesar 51,3. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran partisipatif sebesar 36,1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. 3 W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo 2002), h. 74 48 Dengan demikian, Dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) sebesar 2,03. Sedangkan thitung sebesar 3,44, thitung > ttabel yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi di SMA Terpadu Darul ‘Amal, Selajati-Sukabumi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, maka didapat kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran partisipatif lebih efektif. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata gain ternormalisasi untuk kelompok eksperimen yang secara kuantitasi lebih besar daripada kelompok kontrol serta diperkuat dengan hasil uji hipotesis pada taraf signifikan 5% dan 1%. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang disarankan kepada peneliti selanjutnya, diantaranya: 1. Guru dapat menerapkan metode ini sebagai alternative dalam PAKEM. Selanjutnya guru dapat menelitinya melalui sebuah PTK. 2. Peneliti berikutnya, diharapkan mengkaji pengaruh model ini terhadap keterampilan proses sains atau berfikir tingkat tinggi. 47 DAFTAR PUSTAKA Azhari, akyas. Psikologi umum dan perkembangan., Bandung: Seri buku daras,2004 Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, 2006. Jakarta. Chambers, Robert , “Sharing Without Boundaries Is Absolutely Essential For Participation And PRA” Nepan: A Napalese journal of participatory Development: Year I No 1 1999 Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif ; Teori dan praktif dalam pengembangan Profesionalisme bagi Guru. Jakarta: AV Publisher. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 1998 Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006 E Mulyasa, kurikulum berbasis kompetensi konsep; karakteristik dan implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003. Fuller Alison, Participative Learning Through the Work-Based Route: From Apprenticeship to part-time Higher Education. England: Centre for labour market studies, University of Leicester, 2002. Gulo, W. strategi belajar mengajar, jakarta: Grasindo, 2005 Handi, Pengertian Belajar. Diambil dari http://www.whandinet.com//pengertianbelajar Hatimah, I, Strategi dan metode pembelajaran. Bandung : Andira, 2003. Herlin Purnama, Kurikulum dan pembelajaran partisipatif. diambil dari http://purnamaherlin.blogspot.com/2009/01/kurikulum-dan-pembelajaranpartisipatif.html http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1002106-122801/ Jacky Pow, A Reflective-participate approach to professional development in teaching of liberal studies in schools, Hong Kong Teacher’s Centre Journal 2007 48 49 Jati Wijayati, Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Ganeca Exaxt, 2007. Learning+Teaching Scotland, “Participative ang Learning. Scotland: Save the Children. 2007 M. Ngalim purwanto, Psikologi pendidikan,Bandung: Rosda Karya, 2007 Majid Abdul. Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005. Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press. 2005 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 Rasyad, Aminuddun. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, 2003 Ruseffendi. Statistika Dasar untuk Pelatihan Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998 Sagala, Syaeful. konsep dan makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan probelamtika belajar dan mengajar. Bandung : Alfabeta. 2009. Saktiyono, Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2008. Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan Bintang. 2000. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003 Sobur, Alex . Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 2003 Sofyan Ahmad, Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/Sains, (proseding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) Sofyan, Ahmad dkk. Evalauasi Pembelajran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. 2006 Sudijono, Anas. ”Pengantar Statistika Pendidikan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 Sudjana, Metoda dan teknik pembelajaran partisipatif, Bandung: Fallah Production, 2005. --------, Strategi pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Fallah Production, 2005. 50 Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989 Sudjana, Nana Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung: remaja rosdakarya. 2001 --------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002 Sudrajat Akhmad, Model Pembelajaran. diambil dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/ Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D , Bandung : CV. Alfabeta, 2006 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 --------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta. PT Rineka Cipta. 2003 Suryono Yoyon, Strategi Pembelajaran Kejar Paket C Setara Sma Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Diambil dari http://yoyonsuryono.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/ Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003. Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Jakarta: Pustaka Yustisia. 2008. Wikipedia, Pengertian Pembelajaran. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran Diambil dari Lampiran 2 Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil pretest siswa kelas kontrol Persiapan tabe l distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas kontrol , diketahui data skor pretest kelas kontrol sebagai berikut. 10 10 10 10 15 15 15 20 20 20 20 25 25 25 30 30 30 30 40 No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Tabel Skor hasil Pretes kelas kontrol X F X2 Fx fx2 10 4 100 40 400 15 3 225 45 675 20 4 400 80 1600 25 3 625 75 1875 30 4 900 120 3600 40 1 1600 40 1600 140 19 3850 400 9750 Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah : 1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 40 dan data terkecil = 10, dengan menggunakan rumus : R = data terbesar – data terkecil R =40-10 R = 30 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus : I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 30/5 I=6 Tabel distribusi frekuensi pretest kelas control no Interval Titik batas batas relatif frekuensi Kelas tengah bawah atas absolut 1 2 3 4 5 6 10-15 16-21 22-27 28-33 34-39 40-45 12.5 18.5 24.5 30.5 36.5 42.5 9.5 15.5 21.5 27.5 33.5 39.5 15.5 21.5 27.5 33.5 39.5 45.5 7 4 3 4 0 1 4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 21 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 20 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 10, 20, 30 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S 8.36 36.85% 21.05% 15.79% 21.05% 0% 5.26% Lampiran 3 Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil pretest siswa kelas eksperimen Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas eksperimen , diketahui data skor pretest kelas eksperimen sebagai berikut. 10 15 20 30 10 15 25 30 10 20 25 30 15 20 25 30 15 20 25 Tabel Skor hasil Pretes kelas eksperimen No X 1 2 3 4 5 Jumlah F 10 15 20 25 30 100 X2 3 4 4 4 4 19 100 225 400 625 900 2250 f.X f.X2 30 60 80 100 120 390 300 900 1600 2500 3600 8900 Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun table distribusi frekuensi adalah : 1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 30 dan data terkecil = 10, dengan menggunakan rumus : R = data terbesar – data terkecil R =30-10 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus : K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus : I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 20/5 I=4 Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen no interval Titik Batas Kelas Tengah Bawah Batas Atas frekuensi absolut relatif 1 2 3 4 5 6 10-13 14-17 18-21 22-25 26-29 30-33 11.5 15.5 19.5 23.5 27.5 31.5 9.5 13.5 17.5 21.5 25.6 29.5 13.5 17.5 21.5 25.5 29.5 33.5 4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 21 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 20 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 15, 20, 25, 30 7. Menentun nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 6.86 3 4 4 4 0 4 15.80% 21.05% 21.05% 21.05% 0.00% 21.05% Lampiran 4 Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil postest siswa kelas control Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil posttest siswa kelas kontrol , diketahui data skor pretest kelas kontrol sebagai berikut. 15 25 40 55 15 25 40 55 20 30 40 60 20 30 50 60 25 30 50 Tabel Skor hasil Postest kelas kontrol No X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 15 20 25 30 40 50 55 60 295 X2 2 2 3 3 3 2 2 2 19 225 400 625 900 1600 2500 3025 3600 12875 fx fx2 30 40 75 90 120 100 110 120 685 450 800 1875 2700 4800 5000 6050 7200 28875 Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah : 1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 60 dan data terkecil = 15, dengan menggunakan rumus : R = data terbesar – data terkecil R =60-15 R = 45 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus : K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus : I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 45/5 I=9 Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol no 1 2 3 4 5 6 Interval Titik Batas Batas frekuensi Kelas tengah Bawah Atas absolut 15-23 19 14.5 23.5 4 24-32 28 23.5 32.5 6 33-41 37 32.5 41.5 3 42-50 46 41.5 50.5 2 51-59 55 50.5 59.5 2 60-68 64 59.5 68.5 2 4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 36.1 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 30 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 25, 30 7. Menentun nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 14.8 relatif 21.05% 31.58% 15.78% 10.53% 10.53% 10.53% Lampiran 5 Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil postest siswa kelas eksperimen Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil posttest siswa kelas kontrol , diketahui data skor posttest kelas kontrol sebagai berikut. 30 45 55 65 35 45 55 65 35 50 55 65 40 50 60 70 40 55 60 Tabel Skor hasil Postest kelas eksperimen no x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 30 35 40 45 50 55 60 65 70 450 x2 1 2 2 2 2 4 2 3 1 19 900 1225 1600 2025 2500 3025 3600 4225 4900 24000 fx fx2 30 70 80 90 100 220 120 195 70 975 900 2450 3200 4050 5000 12100 7200 12675 4900 52475 Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah : 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 70 dan data terkecil = 30, dengan menggunakan rumus : R = data terbesar – data terkecil R =70-30 R = 40 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus : K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus : I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 40/5 I=8 Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen no 1 2 3 4 5 6 Interval Titik Batas Batas frekuensi Kelas tengah Bawah Atas absolut 30-37 33.5 29.5 37.5 3 38-45 41.5 37.5 45.5 4 46-53 49.5 45.5 53.5 2 54-61 57.5 53.5 61.5 6 62-69 65.5 61.5 69.5 3 70-77 73.5 69.5 77.5 1 4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 51.3 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 55 (di pisisi 10) 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 55 7. Menentunkan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 11.5 relatif 15.79% 21.05% 10.53% 31.58% 15.79% 5.26% Lampiran 6 Data Nilai kelas control dan kelas eksperimen Siswa pretes 1 30 2 10 3 30 4 25 5 25 6 25 7 20 8 20 9 10 10 10 11 30 12 40 13 30 14 15 15 20 16 15 17 10 18 15 19 20 X 21.1 T 40 R 10 SD 8.36 kelas kontrol N-Gain postes 1 55 0.21 20 0.11 25 -0.07 30 0.07 55 0.40 50 0.33 30 0.13 60 0.50 20 0.11 40 0.33 40 0.14 50 0.17 60 0.43 40 0.29 25 0.06 25 0.12 15 0.06 15 0.00 30 0.13 36.1 0.2 60 15 14.8 Kategori siswa pretes Rendah 1 15 Rendah 2 20 Rendah 3 25 Rendah 4 30 Sedang 5 15 Sedang 6 30 Rendah 7 15 Sedang 8 30 Rendah 9 30 Sedang 10 25 Rendah 11 20 Rendah 12 10 Sedang 13 25 Rendah 14 20 Rendah 15 15 Rendah 16 25 Rendah 17 20 Rendah 18 10 Rendah 19 10 Rendah 20.5 30 10 6.86 Kelas eksperimen N-gain postes 2 40 0.29 35 0.19 65 0.53 50 0.29 50 0.41 30 0.00 55 0.47 60 0.43 65 0.50 45 0.27 70 0.63 55 0.50 40 0.20 35 0.19 65 0.6 55 0.40 35 0.13 60 0.6 55 0.50 51.3 0.4 70 30 11.5 Kategori Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Lampiran 7 Uji Normal Gain Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan posttest – pretest N gain = Skor ideal – pretest Kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi = nilai (<g>) > 0.70 g-sedang = nilai 0.70 e” (<g>) e” 0.30 g-rendah = nilai (<g>) < 0.30 Tabel perhitungan normal gain Normal gain Terendah Tertinggi Rata-rata Kategori Kelas Kontrol -0.07 0.5 0.20 G-rendah Kelas eksperimen 0 0.63 0.40 Gain sedang Lampiran 8 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors, dengan rumus : Lo = [F(Zi) – S(Zi)] Langkah-langkah perhitungan uji liliefors sebagai berikut : 1. Data diurutkan dari terkecil hingga terbesar 2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus : Xi-X Zi = SD 3. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z tabel) 4. Untuk kolom F (Zi) : Jika Zi negative maka F (Zi) = 0.5-Zt; jika Zi positip, maka F (Zi) = 0.5 Zt 5. Untuk kolom : Zn S(Zi) = Jumlah responden 6. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F (Zi) – S (Zi) 7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo 8. Apabila Lo hitung < Lo tabel, maka sampel berasal dari distribusi normal. A. Hasil tes kelompok eksperimen 1. Pretest Tabel Uji normalitas liliefors (pretest) kelas eksperimen No 1 2 3 4 5 Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S (Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 10 3 3 -1.60 0.4452 0.0548 0.1579 0.103 15 4 7 -0.87 0.3078 0.1922 0.3684 0.176 20 4 11 -0.15 0.0596 0.5596 0.5789 0.019 25 4 15 0.58 0.219 0.719 0.7895 0.070 30 4 19 1.31 0.4049 0.9049 1.0000 0.095 Sd = 6.86 Lo = 0.176 X = 21 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.176<0.195 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal 2. Postest Tabel Uji normalitas liliefors (postest) kelas eksperimen No Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) 30 1 1 -1.85 0.4678 0.0322 35 2 3 -1.42 0.4222 0.0778 40 2 5 -0.98 0.3365 0.1635 45 2 7 -0.55 0.2088 0.2912 50 2 9 -0.11 0.0438 0.4562 55 4 13 0.32 0.1255 0.6255 60 2 15 0.76 0.2764 0.7764 65 3 18 1.19 0.383 0.883 70 1 19 1.63 0.4484 0.9484 S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 0.052632 0.020 0.157895 0.080 0.263158 0.100 0.368421 0.077 0.473684 0.017 0.684211 0.059 0.789474 0.013 0.947368 0.064 1 0.052 Sd = 11.5 Lo = 0.100 X = 51.3 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.100<0.195 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal B. Hasil tes kelompok kontrol 1. Pretest Tabel Uji normalitas liliefors (pretest) kelas kontrol No 1 2 3 4 5 6 Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S (Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 10 4 4 -1.32 0.4066 0.0934 0.2105 0.117 15 3 7 -0.72 0.888 0.388 0.3684 0.020 20 4 11 -0.12 0.0478 0.4522 0.5789 0.127 25 3 14 0.48 0.1844 0.6844 0.7368 0.052 30 4 18 1.08 0.3599 0.8599 0.9474 0.087 40 1 19 2.27 0.4884 0.9884 1.0000 0.012 Sd = 8.36 Lo = 0.127 X = 21 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.127 < 0.195 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal 2. Postest Tabel Uji normalitas liliefors (postest) kelas control No 1 2 3 4 5 6 7 8 Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S (Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 15 2 2 -1.42 0.4222 0.0778 0.1053 0.027 20 2 5 -1.08 0.3599 0.1401 0.2632 0.123 25 3 7 -0.75 0.2734 0.2266 0.3684 0.142 30 3 10 -0.41 0.1591 0.3409 0.5263 0.185 40 3 13 0.27 0.1064 0.6064 0.6842 0.078 50 2 15 0.94 0.3264 0.8264 0.7895 0.037 55 2 17 1.28 0.3997 0.8997 0.8947 0.005 60 2 19 1.61 0.4474 0.9474 1.0000 0.053 Sd = 14.83 Lo = 0.185 X = 36.1 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.185 < 0.195 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal Lampiran 9 Uji Homogenitas Data Pengujian homogenitas di sini adalah mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih Pengujian dilakukan dengan j uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus : Langkah- langkah penghitungan uji fisher sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis Ho : Variansi populasi homogeni Ha : Variansi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel N = 19 3. Derajat kebebasan Penyebut : dk2 = N-1= 19-1 =18 Pembilang : dk1 = N-1= 19-1= 18 4. Menentukan F table Untuk dk penyebut 18 dan dk pembilang 18 pada taraf signifikan a= 0.05 dari daftar table distribusi F adalah 2.04 5. Menentukan F hitung yaitu varian terbesar dibagi varian terkecil . A. Hasil Homogenitas pre-test Tabel Uji homogenitas pre-test N X S S2 Eksperimen Kontrol 19 19 21 21 8.36 6.86 69.89 47.06 69.89 = 47.06 Karena Fhitung < Ftabel; 1.46 < 2.04 maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen. B. Hasil Homogenitas posttest Tabel uji homogenitas posttest N X S S2 Eksperimen 19 36.1 14.83 219.93 Kontrol 19 51.3 11.5 132.25 219.93 = 132.25 Karena Fhitung < Ftabel; 1.66 < 2.04 maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen. Lampiran 10 Uji Hipotesis Uji Hipotesis dilakukan untuk meliahat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t jika data berdistribusi normal dan homogen, dengan rumus ; Langkah-langkah penghitungan Uji-t sebagai berikut : ∑ 1. Mencari mean, yaitu : ∑ 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu : ∑ 2 2 ∑ 2 峌 3. Mencari standar error mean (SEM), yaitu : √ 1 4. Mencari standar error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variable, yaitu : 5. Mencari “t” atau “to”, yaitu A. Uji Hipotesis Hasil Pretest Tabel perhitungan Uji-t pretest kelas eksperimen (1) No 1 2 3 4 5 Jumlah X 10 15 20 25 30 100 F 3 4 4 4 4 19 X2 100 225 400 625 900 2250 f.X 30 60 80 100 120 390 f.X2 300 900 1600 2500 3600 8900 Tabel penghitungan Uji-t pretest kelas control (2) No 1 2 3 4 5 6 Jumlah X F X2 fx fx2 10 15 20 25 30 40 140 4 3 4 3 4 1 19 100 225 400 625 900 1600 3850 40 45 80 75 120 40 400 400 675 1600 1875 3600 1600 9750 Langkah-langkah : 1. Mencari mean, yaitu : 1 ∑ ∑ = 390 19 20.5 2 ∑ ∑ = 400 19 21.1 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu : 12 2 ∑ ∑ 2 2 ∑ 22 6.86 ∑ 2 8.36 3. Mencari standar error mean (SEM), yaitu : 1 √ 1 1.55 2 √ 1 1.97 4. Mencari standar error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar 2.51 variable, yaitu: = 0.4 5. Mencari “t” atau “to”, yaitu Df = N-2 = 38-2 = 36 (konsultasi tabel nilai “t”), ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 36, maka menggunakan df yang terdekat yaitu df sebesar 35 dengan df 35 itu diporeleh harga kritik “t” pada tabel atau ttabel sebesar, sebagai berikut : Pada taraf signifikan 5% = 2.03 Pada tarap signifikan 1% = 2.72 Dengan demikian to lebih kecil daripada tabel ; yaitu 2.03>0.4<2.72 Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) diterima. Kesimpulan : tidak terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran partisifatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep tumbuhan. B. Uji Hipotesis Hasil Posttest Tabel penghitungan Uji-t Posttest kelas eksperimen (1) No X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 30 35 40 45 50 55 60 65 70 450 x2 1 2 2 2 2 4 2 3 1 19 fx 900 1225 1600 2025 2500 3025 3600 4225 4900 24000 fx2 30 70 80 90 100 220 120 195 70 975 900 2450 3200 4050 5000 12100 7200 12675 4900 52475 Tabel penghitungan Uji-t Posttest kelas control (2) No X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F X2 15 20 25 30 40 50 55 60 295 2 2 3 3 3 2 2 2 19 fx 225 400 625 900 1600 2500 3025 3600 12875 fx2 30 40 75 90 120 100 110 120 685 450 800 1875 2700 4800 5000 6050 7200 28875 Langkah-langkah : 1. Mencari mean, yaitu : ∑ 1 = ∑ 975 19 51.3 2 ∑ ∑ = 685 19 36.1 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu : 12 ∑ 2 ∑ 2 2 ∑ 22 11.5 ∑ 2 14.8 3. Mencari standar error mean (SEM), yaitu : 1 √ 1 2.71 2 √ 1 3.49 4. Mencari standar error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variable, yaitu: 5. Mencari “t” atau “to”, yaitu 4.42 = 3.44 Df = N-2 = 38-2 = 36 (konsultasi tabel nilai “t”), ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 36, maka menggunakan df yang terdekat yaitu df sebesar 35 dengan df 35 itu diporeleh harga kritik “t” pada tabel atau ttabel sebesar, sebagai berikut : Pada taraf signifikan 5% = 2.03 Pada tarap signifikan 1% = 2.72 Dengan demikian to lebih kecil daripada tabel ; yaitu 2.03>3.44>2.72 Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) diterima. Kesimpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran partisifatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep tumbuhan. Lampiran 11 Uji Korelasi Hasil partisipatif siswa terhadap hasil belajar kognitif Untuk mengetahui derajat korelasi hasil partisipatif siswa terhadap hasil belajar kognitif digunakan uji koralasi Pearson Product Moment (PPM) dengan rumus : thitung = √ √ 2 1 Langkah-langkah : 1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternative dalam bentuk kalimat Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil partisipatif siswa terhadap hasil belajar siswa Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara hasil partisipatif siswa terhadap hasil belajar siswa 2. Membuat hipotesis statistic Ho : r = 0 Ha : r ≠ 0 R = nilai korelasi PPM 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM Tabel penolong untuk Menghitung Korelasi PPM Nama Agustina Elinda Framudita Hindasyah Hamidah Rahmawati Meida Nurul Huda Naila Silmi Ilmawati Neneng Istifaiyah Nur Azizah Nurohmah Nurul Amalia Putri Resa Choirunnisa Rika Elia X1 X12 Y1 Y12 7.67 8.33 40 35 58.83 69.39 1600 1225 X1Y1 306.8 291.55 9.33 65 87.05 4225 606.45 9.5 7.67 8.33 9.33 9.5 8.33 7.67 9.33 9.5 50 50 50 30 55 65 45 70 55 90.25 58.83 69.39 87.05 90.25 69.39 58.83 87.05 90.25 2500 2500 2500 900 3025 4225 2025 4900 3025 475 383.5 416.5 279.9 522.5 541.45 345.15 653.1 522.5 Risti Wijaya 7.67 40 58.83 1600 306.8 Sandef Tesa Fuswita 8.33 45 69.39 2025 374.85 Santi Nurani 9.33 65 87.05 4225 606.45 Siti Maisaroh 7.67 55 58.83 3025 421.85 Siti Patimah 8.33 35 69.39 1225 291.55 Siti Saadah 9.33 60 87.05 3600 559.8 Wianti Malinda 9.5 55 90.25 3025 522.5 2 2 ∑X1 ∑Y1 ∑X1 ∑Y1 ∑X1Y1 Statistik Jumlah 164.65 965 1437.334 51375 8428.2 Keterangan : 4. X1 : Hasil partisipatif Y1 : Hasil belajar kognitif Menentukan nilai rhitung dengan cara memasukan angka statistic dari tabel penolong dengan rumus : – ∑ ∑ .∑ ∑ ∑ .∑ ∑ . 19 8428.2 – 164.65 965 19.1437.33 164.65 19.51375 965 . 0.43 5. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variable X1 terhadap Y1 dengan rumus : KP = r2 x 100% KP = (0.43)2 x 100% KP = 18.49% 6. Menguji signifikan dengan rumus thitung : thitung = thitung = 2 1 0.43√19 2 √19 1 √ √ thitung = 2. 17 dk = n – 2 = 19-2 = 17 (dikonsultasikan tebel nilai “t”), dengan dk 17 diperoleh harga kritik “t” pada tabel atau ttabel sebesar sebagai berikut : pada taraf signifikan 0,05 (5%) 17 = 2.11 Dengan demikian thitung > ttabel, yaitu 2.17 > 2.11 Kesimpulan : terdapat hubungan yang signifikan antara hasil partisipatif siswa terhadap hasil belajar kognitif. Rekapitulasi hasil posttest kelas control (X-4) No Soal Kunci jawaban No Nama 1 Diana Wangsih 2 Elis Sulastri 3 Euis Solihat 4 Ida Rostika Sari 5 Intan Pandini 6 Irma Wati 7 Ita Elita 8 Lathifah A'rsy 9 Melin Mustika Ayu 10 Munawaroh 11 Nazma Laela 12 Noneng Sapitri 13 Riska Nurmaida 14 Seli Susilawati 15 Siti Ai Maspupah 16 Siti Maisaroh 17 Siti Patimah 18 Yohana Yoel 19 Nurhasanah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total e A b a a d c e b A e b c b b d e d d a e a a e e e a e e e e a e e e e a a e B A B C A c c b b b b a a c b b b b b b b a a c a b b c b a b a a a e b a b e b e a a a a e e e a a a e a b e e e a e b b e b e a e a a e a e e a e e a b b a b d d b d b b b d b b b a a b a a a c e a b a c a a c c c a a e a e a d a c e e e a d d c e a a e c c e c a e a c c c e c b c c e b e c c c e e a 13 4 8 8 7 4 5 6 2 A B B c a a b a b b b a a a b b b b b 7 e d a a a e d a a a d e a a a a b b a b b b b b a b b b b b b b b b a b b b c c c a c b c c c c c c c c c c b c b 3 17 15 b a a d d b d a a b d a a b a b d d a 5 a a a b b c a b a b d a b d d a c a a 5 a e d b b d d a a e b a d b a e c b a e a a a c e c e a a a a a b a b a a a 4 3 b a b d a d b b b b a a b b b b a a a 2 d a b a d a b d b b b a b d b b c b d a b a b a b a a a a b a a a a e a a a rata4 14 rata Nilai 11 4 5 6 11 10 6 12 4 8 8 10 12 8 5 5 3 3 6 55 20 25 30 55 50 30 60 20 40 40 50 60 40 25 25 15 15 30 36.1 Rekapitulasi hasil posttest kelas eksperimen (X-2) No Soal Kunci Jawaba No Nama 1 Agustina 2 Elinda 3 Framudita Hindasyah 4 Hamidah Rahmawati 5 Meida Nurul Huda 6 Naila Silmi Ilmawati 7 Neneng Istifaiyah 8 Nur Azizah 9 Nurohmah 10 Nurul Amalia Putri 11 Resa Choirunnisa 12 Rika Elia 13 Risti Wijaya 14 Sandef Tesa Fuswita 15 Santi Nurani 16 Siti Maisaroh 17 Siti Patimah 18 Siti Saadah 19 Wianti Malinda 1 e 2 A 3 b 4 a 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total a d c e b a e b c b b d e d d a e e e e a e c c e a e e c e e e e e e 14 C a d d a c a a a a a b a a b b a c a 11 b a b b c a b c b b b b a e b b b b a 12 b a c c a d a a c b a c b a b a b b a 8 c b a a c a c c a a a a a c a c a c b 10 b a d d a c d d c a b c b b b c a a b 4 a a a c c a e a c c c c c a b c e a c 9 e b e c a c e e c a e e a a b e a e e 9 b b a c c a b a b a b c a a b b b a b 9 a a a c a a c a a a a c a a a b b a b 13 b a e a e a a e a a b e e a b b e a a 6 b b b b a b b b b b b b a b b b a b b 17 c a c a c c c c c a c c d b c c a c c 13 e c a b a a b a b c b c a c b a a d b 6 c c b b a c a a c c a b a a b a a c b 5 a b d c d a c d a d c a d d d b b d b 8 b b b e e c e e e e e d b e e b b d e 10 c a e d d a c c a c c c b d d d b a b 4 c b d a c c d d d c d d d a d d d a b 10 Nilai a 8 40 a 7 35 a 13 65 c 10 50 a 10 50 a 6 30 c 11 55 a 12 60 a 13 65 a 9 45 b 14 70 a 11 55 a 8 40 a 9 45 a 13 65 a 11 55 a 7 35 b 12 60 a 11 55 15 rata-rata 51.3 Rekapitulasi hasil posttest kelas eksperimen (X-2) Tabel 4.15 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol No soal KD Indicator 1 3.3 Mendeskripsikan cirri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi 3.3.8 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan berbiji 2 Idem 3 Idem 4 Idem 5 Idem 6 Idem 7 Idem 8 Idem 9 Idem 10 Idem 11 Idem 3.3.8 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan berbiji 3.3.8 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan berbiji 3.3.9 Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji 3.3.9 Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji 3.3.5 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan paku 3.3.3 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan lumut 3.3.2 Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan 3.3.1 Mendeskripsikan cirri umum dunia tumbuhan 3.3.3 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan lumut 3.3.3 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan lumut kelas ekperimen Frek % kelas kontrol frek % C1 14 73.7 13 68.4 Sedang C2 11 57.9 4 21.1 Tumbuhan biji Mudah C3 12 63.2 8 42.1 Tumbuhan biji Sedang C2 8 42.1 8 42.1 Tumbuhan biji Sedang C1 10 52.6 7 36.8 Tumbuhan paku sukar C2 4 21.1 4 21.1 Tumbuhan lumut sedang C1 9 47.4 5 26.3 Cirri tumb uhan mudah C2 9 47.4 6 31.6 Cirri tumbuhan Mudah C2 9 47.4 2 10.5 Tumbuhan lumut Sangat mudah C1 13 68.4 7 36.8 Tumbuhan lumut Sangat sukar C2 6 31.6 3 15.8 konsep/ sub konsep tingkat kesukaran Tingkatan kognitif Tumbuhan biji Sedang Tumbuhan biji 12 Idem 13 Idem 14 Idem 15 Idem 16 idem 17 idem 18 idem 19 idem 20 idem 3.3.5 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan paku 3.3.1 Mendeskripsikan cirri umum dunia tumbuhan 3.3.2 Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan 3.3.3 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan lumut 3.3.5 Mendeskripsikan cirri umum tumbuhan paku 3.3.10 Menjelaskan peranan tumbuhan biji bagi manusia 3.3.9 mengklasifikasikan tumbuhan berbiji 3.3.2 Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan 3.3.1 Mendeskripsikan cirri umum dunia tumbuhan Tumbuhan paku Sedang C1 17 89.5 17 89.5 Cirri tumbuhan sukar C3 13 68.5 15 78.9 Ciri tumbuhan sedang C2 6 31.6 5 26.3 Tumbuhan lumut sukar C2 5 26.3 5 26.3 Tumbuhan Paku Sedang C1 8 42.1 4 Tumbuhan biji sedang C3 10 52.6 3 15.8 Tumbuhan biji Sedang C1 4 21.1 2 10.5 Ciri tumbuhan sedang C2 10 52.6 4 21.1 Ciri tumbuhan sukar C2 15 78.9 14 73.7 21.1 Soal ujian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Angiospermae sering disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup. Disebut berbiji tertutup karena bakal bijinya ditutupi oleh … a. Kulit buah b. kulit biji tebal c. Endosporm d. berada dalam strobilus e. Bakal buah Lima contoh tumbuhan yang termasuk kelompok kormophyta, yaitu : 1) Kelapa (Cocos nucifera) 2) Nenas (Ananas sativus) 3) Pisang (Musa paradisiacal) 4) Jahe (Zingiber officanale) 5) Rumput teki (cyperus rotundus) Persamaan ciri‐ciri yang dimiliki oleh kelima tumbuhan di atas adalah …. a. Tulang daunnya sejajar atau melengkung b. Akar dan batangnya berkambium c. Tulang daunnya menyirip atau menjari d. Daun‐daunnya kaku e. Tidak mempenyai bunga Seorang siswa mengamati satu tumbuhan dan didapatkan cirri‐ciri, yaitu daun berbentuk runcing seperti jarum, batang bercabang‐cabang, tidak dijumpai bunga tetapi ada bagian berbentuk strobilus berwarna coklat. Berdasarkan ciri‐ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman tersebut termasuk…. a. Angiospermae b. Gymnospermae c. Dikotil d. Monokotil e. Pteridophyta Perhatkikan crri‐ciri tumbuhan berikut ini. 1) Memiliki bagian bunga dengan kelipatan 3 2) Berkambium 3) Tulang dan menyirip dan menjari 4) Berakar tunggang 5) Kotiledon Ciri‐ciri yang menunjukkan kelompok tumbuhan dikotil adalah… a. 1‐2‐3 d. 2‐3‐5 b. 1‐3‐5 e. 3‐4‐5 c. 2‐3‐4 Berikut adalah contoh jenis tumbuhan yang merupakan Gymnospermae yaitu … a. Cycas rumpii d. Pisum sativum b. Ficus benjamina e. Mimosa pudica c. Opuntia megacantia Perhatikan cirri‐ciri tumbuhan berikut : 1) Memiliki akar, batang, dan daun sejati 2) Memiliki klorofil 3) Berkembang biak dengan spora dan mengalami pergeliran keturunan Kemungkinan tumbuhan yang memiliki cirri‐ciri di atas adalah … a. Bawang putih d. Selaginella sp b. Kelapa e. Lidah buaya c. Sphagnum Gametangium lumut jantan pada lumut disebut …. a. Arkegonium d. indusidium b. Sporangium e. Protalium c. Anteridium 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Tumbuhan lumut hati, lumut daun, paku ekor kuda, paku kawat, dan suplir memiliki persamaan, yaitu ….. a. Memiliki akar, batang, dan daun b. Habitatnya di darat dan air tawar c. Memiliki rizoid sebagai alat untuk melekat d. Memiliki xylem dan floem e. Terdapat pergiliran keturunan dalam siklus hidupnya Paku dan lumut keduanya memiliki … a. Berkas pembuluh b. Pergiliran keturunan c. Akar, batang dan daun d. Biji sebagai alat perkembangbiakan e. Rizoid sebagai akar Pergiliran keturunan antara fase vegetative dan fase generative pada tumbuhan lumut dan paku disebut …. a. Metagenesis d. metamorfisis b. Spermatogenesis e. gametogenesis c. partenogenesis Pada pergiliran keturunan lumut, didapatkan: 1. Tumbuhan lumut 2. Spora 3. Protonema’ 4. Sporogonium Urutan yang benar dari daur hidup lumut adalah …. a. 1‐3‐2‐4 d. 2‐3‐1‐4 b. 2‐4‐3‐1 e. 2‐3‐4‐1 c. 2‐1‐3‐4 Dalam perkembangbiakan tumbuhan paku, sel telur dihasilkan oleh … a. Anteridium d. sporangium b. Arkegonium e. sporofil c. Sporogonium Tumbuhan yang mempunyai ciri‐ciri berklorofil, menghasilkan spora, dan tidak berbunga antara lain …. a. Semanggi, pakis haji, dan rumput b. Suplir, lumut hati, dan jamur merang c. Suplir, semanggi dan lumut hati d. Paku air, lumut daun, dan rumput e. Rumput, jamur merang, dan suplir Berikut ini adalah beberapa jenis tumbuhan : 1. Lumut hati 2. Lumut daun 3. Paku ekor kuda 4. Paku kawat 5. Suplir Kelima Janis tumbuhan di atas memiliki persamaan cirri yaitu …. a. Sudah mempunyai akar, batang, dan daun b. Dalam daur hidupnya terdapat pergiliran keturunan c. Habitat di darat dan di air tawar d. Memiliki berkas xylem dan floem e. Memiliki rizoid sebagai alat pelekat Ciri‐ciri tumbuhan : 1. Suatu tumbuhan hidup di tempat lembap 2. Berklorofil 3. mempunyai rizoid 4. tidak berbunga 5. mempunyai batang, dan 16. 17. 18. 19. 20. 6. berkembang biak denganspora. Tumbuhan tersebut termasuk …. a. Alga d. gymnospermae b. Bryophyte e. angiospermae c. pteridophyta Semua pernyataan mengenai Pterydophyta di bawah ini benar, kecuali …. a. Generasi sporofit hidup lebih lama b. Generasi gametofit membentuk arkegonium dan anteridium c. Gamet‐gamet adalah haploid d. Pembelajan meiosis terjadi waktu gamet dibentuk e. Generasi sporofit dapat mengadakan fotosisntesis Gymnospermae berkembang biak secara … No Tumbuhan Manfaat 1. Pinus Terpentin 2. Apel Tanaman hias 3. Malvaceae Bahan bangunan 4. Agathis alba Kapas 5. Gnetum gnemon Makanan Data di atas yang benar adalah … a. 1, 3, 4 d. 3,5 b. 2, 5 e. 1, 5 c. 3, 4 Suatu tumbuhan memiliki batang mejemuk yang terbentuk dari pelepah daun yang saling membungkus, dan berkeping satu. Tumbuhan itu termasuk family …. a. Mimosaceae d. musaceae b. Palmae e. caesalpiniaceae c. myrtaceae Perbedaan tumbuhan paku dan lumut ialah …. a. Tumbuhan paku tidak memiliki sperma yang berflagela, sedangkan lumut memiliki sperma berflagela b. Tumbuhan paku menghasilkan spora untuk beroproduksi, sedangkan lumut tidak menghasilkan spora c. Fase gametofit dan sporofit tumbuhan lumut hidup bebas d. Tumbuhan paku memiliki jaringan pengangkut, sedangkan lumut tidak. e. Jawaban C dan D benar Tumbuhan berbeda dengan ganggang dalam hal … a. Hanya tumbuhan yang bersifat eikariotik b. Hanya tumbuhan yang berfotosintesis c. Hanya tumbuhan yang mempunyai embrio multiesluler d. Hanya tumbuhan yang mempunyai klorofil e. Hanya tumbuhan yang multiseluler Rubrik Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran A. Melakukan pengakraban 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Siswa mengobrol dengan teman yang disampingnya 3. Siswa berbincang dengan dua orang disampingnya 4. Siswa aktif berbincang dengan semua orang di dalam kelompoknya B. Mengidentifikasi kebutuhan, sumber dan kemungkinan hambatan belajar 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Satu Siswa merumuskan kebutuhan, sumber dan hambatan belajar 3. Dua Siswa merumuskan kebutuhan, sumber dan hambatan belajar 4. Lebih dari dua Siswa merumuskan kebutuhan, sumber dan hambatan belajar C. Merumuskan tujuan belajar 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Satu orang siswa menentukan tujuan belajar 3. Dua orang siswa menentukan tujuan belajar 4. Lebih dari dua Siswa menyusun tujuan belajar D. Menyusun program kegiatan belajar 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Hanya satu Siswa yang mengajukan program kegiatan belajar 3. Dua Siswa menganalisis progam kegiatan belajar 4. Lebih dari dua Siswa mengajukan dan menganalisis program kegiatan belajar E. Melaksanakan kegiatan belajar 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Hanya satu Siswa melibatkan diri dalam kegiatan belajar 3. Dua Siswa melibatkan diri dalam kegiatan belajar 4. Lebih dari dua Siswa aktif membahas materi dan memecahkan masalah yang dihadapi F. Menilai proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran 1. Siswa tidak melakukan apa-apa 2. Hanya satu Siswa yang mengevaluasi proses, hasil dan pengaruh kegiatan belajar 3. Dua siswa yang mengevaluasi proses, hasil dan pengaruh kegiatan belajar 4. Lebih dari dua Siswa memberi masukan terhadap kegiatan belajar mengajar Format Observasi Partisipasi siswa dalam pembelajaran Pertemuan ke 1 Kelompok Aspek yang dinilai A B C D E F Keterangan 1 2 3 4 Keterangan : Pengisian disesuaikan dengan nomer rubrik observasi Format Observasi Partisipasi siswa dalam pembelajaran Pertemuan ke 2 Kelompok Aspek yang dinilai A B C D E F Keterangan 1 2 3 4 Keterangan : Pengisian disesuaikan dengan nomer rubrik observasi Format Observasi Partisipasi siswa dalam pembelajaran Pertemuan ke 3 Kelompok Aspek yang dinilai A B C D E F 1 2 3 4 Keterangan : Pengisian disesuaikan dengan nomer rubrik observasi Keterangan 99 Lampiran : 16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tujuan : : : : : : Biologi X (Sepuluh)/ II (Dua) 1 2 jam pelajaran 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. : Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan, mengklasifikasikan tumbuhan, dan ciri-ciri lumut serta peranan lumut I. Indikator • Mendeskripsikan ciri umum dunia tumbuhan • Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan • Mendeskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta) • Menjelaskan peranan lumut bagi manusia. II. Materi Ajar 1. Ciri-ciri umum plantae Setiap organism yang termasuk ke dalam kelompok plantae, memiliki ciri : a. Bersifatmultiseluler dan fotoautotof karena mempunyai kloroplas. b. Sel-selnya mempunyai dinding sel. c. Ada yang sudah memiliki akr, batang, dan daun sejati (kormus/kormophyta), dan ada juga yang belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (thalus/thallophyta). d. Ada yang tidak mempunyai pembuluh angkut (atracheophyta), dan ada juga yang mempunyai pembuluh angkut (tracheophyta). e. Dibedakan menjadi tiga division, yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermathophyta). 2. Bryophyte (Tumbuhan Lumut) a. Ciri-ciri ‐ Merupakan tumbuhan atracheophyta (tidak memiliki pembuluh angkut) dan peralihan antara kormophyta dan thallophyta. ‐ Habitat di tempat teduh dan lembap ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). ‐ Struktur tumbuhan lumut : Thalus, tumbuhan fase gametofit, rhizoid, tumbuhan fase sporofit, dan sporangium. b. Reproduksi 100 ‐ Secara aseksual reproduksi dilakukan dengan menghasilkan spora. Sedangkan secara seksual dengan peleburan gamet jantan (spermatozoid) yang dihasilkan anteridium dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan arkegonium. ‐ Salah satu cirri tumbuhan lumut adalah mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase sporofit dan gametofit. c. Peranan Tumbuhan Lumut Beberapa anggota kelompok lumut yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marchantia untuk obat penyakit hati (hepar) ‐ Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar III. Metode Pembelajaran • Ceramah- tanya jawab IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal • Guru menanyakan beberapa jenis tumbuhan yang sudah dikenal siswa. B. Kegiatan inti • Guru menyampaikan materi tentang ciri-ciri tumbuhan dan klasifikasinya, pengrtian briophyta dan peranannnya. • Guru melakukan pembelajaran dengan dua arah dengan membuka tanya jawab • Guru memberikan penekanan tentang materi yang disampaikan C. Kegiatan akhir • Guru meminta siswa mengulang materi yang telah disampaikan sambil manyimpulkan materi • Guru memberikan tugas kepada siswa • Guru menyampaikan materi yang akan datang • Guru memberikan motivasi V. Alat/ Bahan/ Sumber • Buku Seribu Pena Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga • Buku Seri Pendalaman Materi Biologi SMA/MA, Erlangga • Berbagai tumbuhan yang bisa dijumpai di sekitar siswa VI. Penilaian • Uji kompetensi tertulis 101 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tujuan : Biologi : X (Sepuluh)/ II (Dua) : 2 : 2 jam pelajaran : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. : Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan paku, mengklasifikasikan tumbuhan paku, dan peranan paku I. Indikator • Mendeskripsikan ciri umum tumbuhan paku (Pteridophyta) • Mengklasifikasikan tumbuhan paku (Pteridophyta) • Menjelaskan peranan paku (Pteridophyta) bagi manusia II. Materi Ajar a. Ciri-ciri ‐ Merupakan kormophyta berspora dilihat dari pembuluhnya merupakan tumbuhan tracheophyta. ‐ Ada dua generasi yang hidup terpisah, yaitu fase sporofit (penghasil spora) yang bersifat dominan dan fase gametofit (penghasil gamet). Tumbuhan paku yang biasanya menjadi tanaman hias merupkan fase sporofit. ‐ Mempuyai batang berupa akar tinggal (rhizome) yang terdapat di dalam tanah. ‐ Tumbuhan paku menghasilkqn spora di daun (sporofil) pada struktur yang disebut sorus. ‐ Umumnya memiliki batang yang berada dalam tanah (rhizome) dan memiliki akar semu (rhizoid). Daun muda yang baru muncul tampak menggulung. b. Reproduksi ‐ Secara seksual bereproduksi dengan menghasikan spora. Sedangkan secara seksual terjadi dengan peleburan gamet jantan yang dihasilkan anteridium dan gamet betina yang dihasilkan arkegonium. ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan sporofit. c. Pernanan tumbuhan paku Beberapa anggota paku yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marsilea crenata (semanggi) dimakan sebagai sayur. ‐ Selaginella plana (paku rane) sebagai obat. ‐ Azolla piñata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. 102 ‐ III. IV. • Asplenidum nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Platycerum bifurcatum (paku tanduk rusa) sebagai tanaman hias. Metode Pembelajaran Ceramah- tanya jawab Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-2 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal • Guru menanyakan beberapa jenis tumbuhan yang sudah dikenal siswa. B. Kegiatan inti • Guru menyampaikan materi tentang ciri-ciri tumbuhan paku, klasifikasinya, dan peranannnya. • Guru melakukan pembelajaran dengan dua arah dengan membuka tanya jawab • Guru memberikan penekanan tentang materi yang disampaikan C. Kegiatan akhir • Guru meminta siswa mengulang materi yang telah disampaikan sambil manyimpulkan materi • Guru memberikan tugas kepada siswa • Guru menyampaikan materi yang akan datang • Guru memberikan motivasi VI. Alat/ Bahan/ Sumber • Buku Seribu Pena Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga • Buku Seri Pendalaman Materi Biologi SMA/MA, Erlangga • Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VI • Berbagai tumbuhan yang bisa dijumpai di sekitar siswa VI. Penilaian • Uji kompetensi tertulis 103 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tujuan : Biologi : X (Sepuluh)/ II (Dua) : 3 : 2 jam pelajaran : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. : Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan biji, mengklasifikasikan tumbuhan biji, dan peranan tumbuhan biji I. Indikator • Mendeskripsikan ciri umum tumbuhan berbiji (spermatophyta) • Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji (spermatophyta) • Menjelaskan peranan tumbuhan berbiji (spermatophyta) bagi manusia. II. Materi Ajar a. Ciri-ciri ‐ Mempunyai ciri khas, yaitu menghasilkan biji yang terbentuk dari proses pembuahan. ‐ Biji mengandung calon individu baru, yaitu tembaga. b. Klasifikasi Spermathophyta Spermatophyta dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu : ‐ Gymnospermae • Bakal biji tumbuh pada permukaan megasporofil (daun buah). Biji tidak dilingkupi oleh buah tetapi berada dalam sisik-sisik strobilus. • Tidak mempunyai bunga yang sesungguhnya tetapi membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. • Penyerbukan terjadi dengan perantaraan angin. Serbuk sari kemudian akan membuahi bakal biji. • Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu Cycadinae (contoh: Cycas rumpii atau pakis haji), Cinifera (contoh: Agahtis alba atau dammar dan Pinus merkusii atau pinus), Gnetinae (contoh : Gnetum genemon atau melinjo), dan Gingkoinae (contoh: Ginkgo biloba). ‐ Angiospermae (berbiji tertutuP) mempunyai cirri-ciri, yaitu : • Bakal biji dilindungi oleh bakal buah atau daun-daun buah (karpela). • Mempunyai buah sesungguhnya • Terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina yang didahului oleh penyerbukan (jatuhn ya serbuk sari di kepala putik). 104 • Angiospermae dibedakan menjadi monokotil (berkeping satu) dan dikotil (berkeping dua). Perbedaan karakteristik antara monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut : Karakteristik Monokotil Dikotil Kotiledon 1 buah 2 buah Sistem perakaran Serabut Tunggang Pertulangan daun Sejajar/ melengkung Menyirip/ menjari Jumlah bagian bunga Kelipatan tiga Kelipatan empat/lima Cambium Tak berkambium Berkambium c. Peranan Beberapa anggota spermatophyte bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Jagung, padi, dan gandum sebagai bahan pangan pokok. ‐ Kubis, wortel, dan tomat sebagai sumber serat, vitamin, dan protein nabati. ‐ Kapas sebagai sumber bahan pandang. ‐ Jahe, mengkudu, dan mahkota dewa sebagai sumber obat-obatan. ‐ Kunyit, kuncir, dan bawang sebagai bumbu dapur. III. IV. • Metode Pembelajaran Ceramah- tanya jawab Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke- 3 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal • Guru menanyakan beberapa jenis tumbuhan yang sudah dikenal siswa. B. Kegiatan inti • Guru menyampaikan materi tentang ciri-ciri tumbuhan biji, klasifikasi, dan peranannnya. • Guru melakukan pembelajaran dengan dua arah dengan membuka tanya jawab • Guru memberikan penekanan tentang materi yang disampaikan C. Kegiatan akhir • Guru meminta siswa mengulang materi yang telah disampaikan sambil manyimpulkan materi 105 • Guru memberikan tugas kepada siswa • Guru menyampaikan materi yang akan datang • Guru memberikan motivasi V. Alat/ Bahan/ Sumber • Buku Seribu Pena Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga • Buku Seri Pendalaman Materi Biologi SMA/MA, Erlangga • Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VI • Berbagai tumbuhan yang bisa dijumpai di sekitar siswa VI. Penilaian • Uji kompetensi tertulis 106 Lampiran : 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan ke- 1 Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ 2 Mata Pelajaran : Biologi Pokok Bahasan : Plantae Sub Pokok Bahasan : Lumut Metode : Partisipatif (Tanya jawab, inkuiri, diskusi) Alokasi Waktu : 2 X 45’ A. Standar Kompetisi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati B. Kompotensi Dasar : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. C. Indikator : Mendeskripsikan ciri umum dunia tumbuhan Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan Mendeskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta) Menjelaskan peranan lumut bagi manusia. D. Sarana dan Sumber Belajar 1. Sarana : ‐ Karton bergambar ‐ Laptop ‐ LCD 2. Sumber belajar ‐ LKS ‐ Buku Seribu Pena Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga ‐ Buku Seri Pendalaman Materi Biologi SMA/MA, Erlangga ‐ Berbagai tumbuhan yang bisa dijumpai di sekitar siswa E. Uraian Materi 1. Ciri-ciri umum plantae Setiap organism yang termasuk ke dalam kelompok plantae, memiliki ciri : a. Bersifatmultiseluler dan fotoautotof karena mempunyai kloroplas. b. Sel-selnya mempunyai dinding sel. c. Ada yang sudah memiliki akr, batang, dan daun sejati (kormus/kormophyta), dan ada juga yang belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (thalus/thallophyta). d. Ada yang tidak mempunyai pembuluh angkut (atracheophyta), dan ada juga yang mempunyai pembuluh angkut (tracheophyta). e. Dibedakan menjadi tiga division, yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermathophyta). 2. Bryophyte (Tumbuhan Lumut) a. Ciri-ciri 107 ‐ Merupakan tumbuhan atracheophyta (tidak memiliki pembuluh angkut) dan peralihan antara kormophyta dan thallophyta. ‐ Habitat di tempat teduh dan lembap ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). ‐ Struktur tumbuhan lumut : Thalus, tumbuhan fase gametofit, rhizoid, tumbuhan fase sporofit, dan sporangium. b. Reproduksi ‐ Secara aseksual reproduksi dilakukan dengan menghasilkan spora. Sedangkan secara seksual dengan peleburan gamet jantan (spermatozoid) yang dihasilkan anteridium dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan arkegonium. ‐ Salah satu cirri tumbuhan lumut adalah mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase sporofit dan gametofit. c. Peranan Tumbuhan Lumut Beberapa anggota kelompok lumut yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marchantia untuk obat penyakit hati (hepar) ‐ Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar F. Langkah Pembelajaran Pengalaman Belajar Waktu I. Pendahuluan ‐ Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa kehadiran siswa. ‐ Guru memberi apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut : ¾ Kalian pernah makan sayur-sayuran? ¾ Berikan contoh? ‐ Guru menarik minat siswa terhadap topic yang akan dipelajari dengan menginformasikan indicator yang harus dicapai dan menginformasikan materi yang akan dipelajari ‐ Guru memunculkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dengan mengungkapkan : ¾ Kalian pernah mengamati tumbuhan? ¾ Apa yang kalian temukan dari tumbuhan? ‐ Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan tidak langsung membenarkan atau menyalahkan II. Kegiatan Inti Tahap Pembinaan Keakraban Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan oleh siswa itu sendiri agar siswa merasa nyaman dan lebih tercipta keakraban di antara siswa Tahap Identifikasi Kebutuhan Sumber dan Kemungkinan Hambatan ‐ Guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang sumber belajar yang sudah dimiliki. ‐ Guru memberikan sumber belajar untuk yang tidak memiliki. Tahap Perumusan Tujuan Belajar ‐ Guru menginformasikan tujuan belajar yang akan dicapai 108 III. kepada siswa agar proses belajar mengajar dapat lebih terarah Tahap Penyusunan Program Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru menerangkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa ‐ Guru member tanggapan ababila ada yang tidak dimengerti oleh siswa dari langkah-langkah tersebut. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru menunjukkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu karton bergambar, kertas bergambar, gunting dan lem. ‐ Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan terhadap gambar dalam karton. ‐ Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan LKS dan membantu siswa untuk menyimpulkan konsep dengan memberikan pertanyaan agar hasil yang diperoleh lebih terarah. ¾ Dari hasil kegiatan 1, coba masing-masing kelompok tuliskan hasil yang telah diperoleh? ¾ Menurut kalian apakah cirri-ciri tumbuhan? ¾ Cirri-ciri apa yang dimiliki oleh lumut? ¾ Apa perbedaan dari tumbuhan 1 dengan lumut? ¾ Coba simpulkan hasil kegiatan 1! ¾ Sekarang tuliskan hasil dari kegiatan 2! ¾ Apa yang terjadi pada system reproduksi lumut! ¾ Bagaimana system reproduksi lumut! ¾ Simpulkan kegiatan 2! ¾ Tuliskan peranan lumut yang kalian ketahui? Tahap Penilaian Proses, Hasil, dan Pengaruh Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru meminta masing-masing kelompok menuliskan apakah tujuan telah tercapai dan pengaruh apa yang dirasakan setelah melakukan percobaan Penutup ‐ Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari pada pertemuan ini ‐ Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksikan konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menyuruh siswa untuk mempelajarinya. ‐ Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. 109 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan ke- 2 Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ 2 Mata Pelajaran : Biologi Pokok Bahasan : Plantae Sub Pokok Bahasan : Tumbuhan Paku Metode : Partisipatif (Tanya jawab, inkuiri, diskusi) Alokasi Waktu : 2 X 45’ A. Standar Kompetisi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati B. Kompotensi Dasar : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. C. Indikator : Mendeskripsikan ciri umum tumbuhan paku (Pteridophyta) Mengklasifikasikan tumbuhan paku (Pteridophyta) Menjelaskan peranan paku (Pteridophyta) bagi manusia D. Sarana dan Sumber Belajar 3. Sarana : ‐ Paku kawat ‐ Kertas bergambar ‐ Gunting ‐ Lem 4. Sumber belajar ‐ LKS ‐ Buku Seribu Pena Biologi SMA/MA Kelas X, Erlangga ‐ Buku Seri Pendalaman Materi Biologi SMA/MA, Erlangga ‐ Berbagai tumbuhan yang bisa dijumpai di sekitar siswa E. Uraian Materi a. Ciri-ciri ‐ Merupakan kormophyta berspora dilihat dari pembuluhnya merupakan tumbuhan tracheophyta. ‐ Ada dua generasi yang hidup terpisah, yaitu fase sporofit (penghasil spora) yang bersifat dominan dan fase gametofit (penghasil gamet). Tumbuhan paku yang biasanya menjadi tanaman hias merupkan fase sporofit. ‐ Mempuyai batang berupa akar tinggal (rhizome) yang terdapat di dalam tanah. ‐ Tumbuhan paku menghasilkqn spora di daun (sporofil) pada struktur yang disebut sorus. ‐ Umumnya memiliki batang yang berada dalam tanah (rhizome) dan memiliki akar semu (rhizoid). Daun muda yang baru muncul tampak menggulung. b. Reproduksi 110 ‐ Secara seksual bereproduksi dengan menghasikan spora. Sedangkan secara seksual terjadi dengan peleburan gamet jantan yang dihasilkan anteridium dan gamet betina yang dihasilkan arkegonium. ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan sporofit. c. Pernanan tumbuhan paku Beberapa anggota paku yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marsilea crenata (semanggi) dimakan sebagai sayur. ‐ Selaginella plana (paku rane) sebagai obat. ‐ Azolla piñata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. ‐ Asplenidum nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Platycerum bifurcatum (paku tanduk rusa) sebagai tanaman hias. F. Langkah Pembelajaran Pengalaman Belajar Waktu IV. Pendahuluan ‐ Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa kehadiran siswa. ‐ Guru memberi apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut : ¾ Pernahkah kalian menanam tanaman hias? ¾ Sebutkan contohnya? ‐ Guru menarik minat siswa terhadap topik yang akan dipelajari dengan menginformasikan indikator yang harus dicapai dan menginformasikan materi yang akan dipelajari ‐ Guru memunculkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dengan mengungkapkan : ¾ Apakah kalian tahu cirri-ciri dari tanaman hias tersebut? ¾ Kalian tahu bagaimana cara reproduksinya? ‐ Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan tidak langsung membenarkan atau menyalahkan V. Kegiatan Inti Tahap Pembinaan Keakraban ‐ Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan oleh siswa itu sendiri agar siswa merasa nyaman dan lebih tercipta keakraban di antara siswa Tahap Identifikasi Kebutuhan Sumber dan Kemungkinan Hambatan ‐ Guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang sumber belajar yang sudah dimiliki. ‐ Guru memberikan sumber belajar untuk yang tidak memiliki. Tahap Perumusan Tujuan Belajar ‐ Guru menginformasikan tujuan belajar yang akan dicapai kepada siswa agar proses belajar mengajar dapat lebih terarah Tahap Penyusunan Program Kegiatan Pembelajaran 111 ‐ Guru menerangkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa ‐ Guru member tanggapan ababila ada yang tidak dimengerti oleh siswa dari langkah-langkah tersebut. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru menunjukkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu paku-pakuan, kertas bergambar, gunting dan lem. ‐ Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan terhadap tanaman paku. ‐ Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan LKS dan membantu siswa untuk menyimpulkan konsep dengan memberikan pertanyaan agar hasil yang diperoleh lebih terarah. ¾ Dari hasil kegiatan 1, coba masing-masing kelompok tuliskan hasil yang telah diperoleh? ¾ Menurut kalian apakah cirri-ciri pteridophyta? ¾ Coba simpulkan hasil kegiatan 1! ¾ Sekarang tuliskan hasil dari kegiatan 2! ¾ Apa yang terjadi pada system reproduksi Pteridophyta! ¾ Apakah mengalami pergiliran keturunan? ¾ Simpulkan kegiatan 2! ¾ Tuliskan peranan Pteridophyta yang kalian ketahui? TahTahap Penilaian Proses, Hasil, dan Pengaruh Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru meminta masing-masing kelompok menuliskan apakah tujuan telah tercapai dan pengaruh apa yang dirasakan setelah melakukan percobaan VI. Penutup ‐ Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari pada pertemuan ini ‐ Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksikan konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menyuruh siswa untuk mempelajarinya. ‐ Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. 112 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan ke- 3 Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ 2 Mata Pelajaran : Biologi Pokok Bahasan : Plantae Sub Pokok Bahasan : Tumbuhan Biji Metode : Partisipatif (Tanya jawab, inkuiri, diskusi) Alokasi Waktu : 2 X 45’ A. Standar Kompetisi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati B. Kompotensi Dasar : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. C. Indikator : Mendeskripsikan ciri umum tumbuhan berbiji (spermatophyta) Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji (spermatophyta) Menjelaskan peranan tumbuhan berbiji (spermatophyta) bagi manusia. D. Sarana dan Sumber Belajar 1. Sarana : ‐ Bunga rose ‐ Buah melinjo ‐ Buah jeruk ‐ Pohon mangga ‐ Pohon pisang ‐ Gunting ‐ Lem ‐ Kertas bergambar 2. Sumber belajar ‐ LKS ‐ Buku paket sains Biologi SMA X E. Uraian Materi a. Ciri-ciri ‐ Mempunyai ciri khas, yaitu menghasilkan biji yang terbentuk dari proses pembuahan. ‐ Biji mengandung calon individu baru, yaitu tembaga. b. Klasifikasi Spermathophyta Spermatophyta dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu : ‐ Gymnospermae • Bakal biji tumbuh pada permukaan megasporofil (daun buah). Biji tidak dilingkupi oleh buah tetapi berada dalam sisik-sisik strobilus. • Tidak mempunyai bunga yang sesungguhnya tetapi membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. 113 • ‐ Penyerbukan terjadi dengan perantaraan angin. Serbuk sari kemudian akan membuahi bakal biji. • Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu Cycadinae (contoh: Cycas rumpii atau pakis haji), Cinifera (contoh: Agahtis alba atau dammar dan Pinus merkusii atau pinus), Gnetinae (contoh : Gnetum genemon atau melinjo), dan Gingkoinae (contoh: Ginkgo biloba). Angiospermae (berbiji tertutuP) mempunyai cirri-ciri, yaitu : • Bakal biji dilindungi oleh bakal buah atau daun-daun buah (karpela). • Mempunyai buah sesungguhnya • Terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina yang didahului oleh penyerbukan (jatuhn ya serbuk sari di kepala putik). • Angiospermae dibedakan menjadi monokotil (berkeping satu) dan dikotil (berkeping dua). Perbedaan karakteristik antara monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut : Karakteristik Monokotil Dikotil Kotiledon 1 buah 2 buah Sistem perakaran serabut Tunggang Pertulangan daun Sejajar/ melengkung Menyirip/ menjari Jumlah bagian bunga Kelipatan tiga Kelipatan empat/lima Cambium Tak berkambium Berkambium c. Peranan Beberapa anggota spermatophyte bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Jagung, padi, dan gandum sebagai bahan pangan pokok. ‐ Kubis, wortel, dan tomat sebagai sumber serat, vitamin, dan protein nabati. ‐ Kapas sebagai sumber bahan pandang. ‐ Jahe, mengkudu, dan mahkota dewa sebagai sumber obat-obatan. ‐ Kunyit, kuncir, dan bawang sebagai bumbu dapur. F. Langkah Pembelajaran Pengalaman Belajar Waktu I. Pendahuluan ‐ Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa kehadiran siswa. ‐ Guru memberi apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut : ¾ Kalian pernah memanjat pohon? ¾ Contoh pohon apa yang pernah kalian panjat? ‐ Guru menarik minat siswa terhadap topic yang akan dipelajari dengan menginformasikan indicator yang harus dicapai dan menginformasikan materi yang akan dipelajari ‐ Guru memunculkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dengan mengungkapkan : 114 ¾ Kalian tahu, buah-buahan yang dimakan berasal dari tumbuhan apa? ¾ Kenapa paku-pakuan tidak menghasilkan buah? ‐ Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan tidak langsung membenarkan atau menyalahkan II. Kegiatan Inti Tahap Pembinaan Keakraban ‐ Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan oleh siswa itu sendiri agar siswa merasa nyaman dan lebih tercipta keakraban di antara siswa Tahap Identifikasi Kebutuhan Sumber dan Kemungkinan Hambatan ‐ Guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang sumber belajar yang sudah dimiliki. ‐ Guru memberikan sumber belajar untuk yang tidak memiliki. Tahap Perumusan Tujuan Belajar ‐ Guru menginformasikan tujuan belajar yang akan dicapai kepada siswa agar proses belajar mengajar dapat lebih terarah Tahap Penyusunan Program Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru menerangkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa ‐ Guru member tanggapan ababila ada yang tidak dimengerti oleh siswa dari langkah-langkah tersebut. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru menunjukkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu pohon,Buah-buahan, kertas bergambar, gunting dan lem. ‐ Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan terhadap tanaman buah jeruk dan melinjo lalu pengamatan terhadap pohon mangga dan pisang. ‐ Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan LKS dan membantu siswa untuk menyimpulkan konsep dengan memberikan pertanyaan agar hasil yang diperoleh lebih terarah. ¾ Dari hasil kegiatan 1, coba masing-masing kelompok tuliskan hasil yang telah diperoleh? ¾ Menurut kalian apa bedanya biji buah jeruk dengan buah melinjo? ¾ Lalu apa bedanya akar, daun, dan batang pohon mangga dengan pohon pisang! ¾ Coba simpulkan hasil kegiatan 1! ¾ Sekarang tuliskan hasil dari kegiatan 2! ¾ Bagaimana system reproduksi pada spermatophyte? ¾ Simpulkan kegiatan 2! ¾ Tuliskan peranan Spermatophyta yang kalian ketahui? Tahap Penilaian Proses, Hasil, dan Pengaruh Kegiatan Pembelajaran ‐ Guru meminta masing-masing kelompok menuliskan apakah tujuan telah tercapai dan pengaruh apa yang dirasakan setelah melakukan percobaan 115 III. Penutup ‐ Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari pada pertemuan ini ‐ Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksikan konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang konsep yang telah dipelajari. ‐ Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menyuruh siswa untuk mempelajarinya. ‐ Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. 99 Plantae (Tumbuhan) A. Briophyta 1. Ciri-ciri umum plantae Setiap organism yang termasuk ke dalam kelompok plantae, memiliki cirri : a. Bersifatmultiseluler dan fotoautotof karena mempunyai kloroplas. b. Sel-selnya mempunyai dinding sel. c. Ada yang sudah memiliki akr, batang, dan daun sejati (kormus/kormophyta), dan ada juga yang belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (thalus/thallophyta). d. Ada yang tidak mempunyai pembuluh angkut (atracheophyta), dan ada juga yang mempunyai pembuluh angkut (tracheophyta). e. Dibedakan menjadi tiga division, yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermathophyta). 2. Bryophyte (Tumbuhan Lumut) a. Ciri-ciri ‐ Merupakan tumbuhan atracheophyta (tidak memiliki pembuluh angkut) dan peralihan antara kormophyta dan thallophyta. ‐ Habitat di tempat teduh dan lembap ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). ‐ Struktur tumbuhan lumut : Thalus, tumbuhan fase gametofit, rhizoid, tumbuhan fase sporofit, dan sporangium. b. Reproduksi ‐ Secara aseksual reproduksi dilakukan dengan menghasilkan spora. Sedangkan secara seksual dengan peleburan gamet jantan (spermatozoid) yang dihasilkan anteridium dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan arkegonium. ‐ Salah satu cirri tumbuhan lumut adalah mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase sporofit dan gametofit. c. Klasifikasi tumbuhan lumut ‐ Lumut daun ex : Sphagnum fimbriatum ‐ Lumut hati (Hepaticae) ex : Marchantia polymorpha ‐ Lumut tanduk (Anthocerotae) ex : Anthoceros laevis d. Peranan Tumbuhan Lumut Beberapa anggota kelompok lumut yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marchantia untuk obat penyakit hati (hepar) ‐ Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar B. Pteridophyta a. Ciri-ciri 100 ‐ Merupakan kormophyta berspora dilihat dari pembuluhnya merupakan tumbuhan tracheophyta. ‐ Ada dua generasi yang hidup terpisah, yaitu fase sporofit (penghasil spora) yang bersifat dominan dan fase gametofit (penghasil gamet). Tumbuhan paku yang biasanya menjadi tanaman hias merupkan fase sporofit. ‐ Mempuyai batang berupa akar tinggal (rhizome) yang terdapat di dalam tanah. ‐ Tumbuhan paku menghasilkqn spora di daun (sporofil) pada struktur yang disebut sorus. ‐ Umumnya memiliki batang yang berada dalam tanah (rhizome) dan memiliki akar semu (rhizoid). Daun muda yang baru muncul tampak menggulung. b. Reproduksi ‐ Secara seksual bereproduksi dengan menghasikan spora. Sedangkan secara seksual terjadi dengan peleburan gamet jantan yang dihasilkan anteridium dan gamet betina yang dihasilkan arkegonium. ‐ Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan sporofit. c. Klasifikasi tumbuhan paku ‐ Psilophyta (paku purba) ex : Psilotum nudum (bersifat homospora) ‐ Lycopodiophyta (Paku Kawat) ex: Lycopodium cernuum (bersifat heterospora) ‐ Equisetophyta (Paku ekor kuda) ex : Equisetum debile (bersifat peralihan antara homospora dengan heterospora ‐ Pterophyta (Paku sejati) ex: suplir (Adiantum cuneatum) semanggi (Marcelia cranata) paku sarang burung (Asplenium nidus) d. Pernanan tumbuhan paku Beberapa anggota paku yang bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Marsilea crenata (semanggi) dimakan sebagai sayur. ‐ Selaginella plana (paku rane) sebagai obat. ‐ Azolla piñata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. ‐ Asplenidum nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Platycerum bifurcatum (paku tanduk rusa) sebagai tanaman hias. C. Spermatophyta a. Ciri-ciri ‐ Mempunyai ciri khas, yaitu menghasilkan biji yang terbentuk dari proses pembuahan. ‐ Biji mengandung calon individu baru, yaitu tembaga. b. Klasifikasi Spermathophyta 101 Spermatophyta dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu : ‐ Gymnospermae • Bakal biji tumbuh pada permukaan megasporofil (daun buah). Biji tidak dilingkupi oleh buah tetapi berada dalam sisik-sisik strobilus. • Tidak mempunyai bunga yang sesungguhnya tetapi membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. • Penyerbukan terjadi dengan perantaraan angin. Serbuk sari kemudian akan membuahi bakal biji. • Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu Cycadinae (contoh: Cycas rumpii atau pakis haji), Cinifera (contoh: Agahtis alba atau dammar dan Pinus merkusii atau pinus), Gnetinae (contoh : Gnetum genemon atau melinjo), dan Gingkoinae (contoh: Ginkgo biloba). ‐ Angiospermae (berbiji tertutuP) mempunyai cirri-ciri, yaitu : • Bakal biji dilindungi oleh bakal buah atau daun-daun buah (karpela). • Mempunyai buah sesungguhnya • Terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina yang didahului oleh penyerbukan (jatuhn ya serbuk sari di kepala putik). • Angiospermae dibedakan menjadi monokotil (berkeping satu) dan dikotil (berkeping dua). Perbedaan karakteristik antara monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut : Karakteristik Monokotil Dikotil Kotiledon 1 buah 2 buah Sistem perakaran Serabut Tunggang Pertulangan daun Sejajar/ melengkung Menyirip/ menjari Jumlah bagian Kelipatan tiga Kelipatan empat/lima bunga Cambium Tak berkambium Berkambium Contoh Karet, tomat, jambu, Kelapa, padi, pisang, jahe, kacang bincis, petai, angrek, kapas c. Peranan Beberapa anggota spermatophyte bermanfaat bagi manusia adalah : ‐ Jagung, padi, dan gandum sebagai bahan pangan pokok. ‐ Kubis, wortel, dan tomat sebagai sumber serat, vitamin, dan protein nabati. ‐ Kapas sebagai sumber bahan pandang. ‐ Jahe, mengkudu, dan mahkota dewa sebagai sumber obat-obatan. ‐ Kunyit, kuncir, dan bawang sebagai bumbu dapur. 116 Lampiran : 18 Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 1) Kelas : Anggota : A. Tujuan ‐ Menyelidiki ciri‐ciri tumbuhan ‐ Menyelidiki ciri‐ciri tumbuhan lumut ‐ Menyelidiki peranan tumbuhan lumut B. Alat dan Bahan ‐ LCD C. Langkah Kerja Kegiatan 1 1. Perhatikan gambar tumbuhan berikut! a. Amati baik‐baik gambar 1 tumbuhan di atas! b. Sebutkan cirri‐ciri tumuhan dari gambar 1 1. 2. 3. 4. c. Apa nama tumbuhan dari gambar 2 di atas? d. Sebutkan cirri‐ciri tumbuhan gambar 2? Jelaskan ? e. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari pengamatan di atas! Kegiatan 2 1. Perhatikan gambar 3? 2. Bagaimana system reproduksi pada lumut? 3. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan yang telah dilakukan! 4. Sebutkan peranan lumut? 117 Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 2) Kelas : Anggota : A. Tujuan ‐ Menyelidiki ciri‐ciri tumbuhan pteridophyta ‐ Menyelidiki system reproduksi tumbuhan pteridophyta ‐ Menyelidiki peranan tumbuhan pterydophyta B. Alat dan Bahan ‐ Karton bergambar ‐ Gunting ‐ Lem ‐ Kertas bergambar C. Langkah Kerja Kegiatan 1 2. Perhatikan gambar tumbuhan berikut a. Amati baik‐baik gambar tumbuhan di atas! b. Beri keterangan sesuai nomor yang terdapat pada gambar! 1. 2. 3. 4. c. Dari gambar tumbuhan di atas, sebutkan ciri utama tumbuhan? Jelaskan? d. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari pengamatan di atas! Kegiatan 2 1. Sesuaikan potongan‐potongan gambar dengan nomor kolom pada kertas LKS! 2. Bagaimana system reproduksi pada pteridophyta? 3. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan yang telah dilakukan! 118 Lembar Kerja Siswa (Pertemuan ke‐3) Kelas : Anggota : A. Tujuan ‐ Menyelidiki ciri‐ciri tumbuhan Spermatophyta ‐ Menyelidiki perbedaan tumbuhan angiospermae dan gymnospermae ‐ Menyelidiki perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil ‐ Menyelidiki peranan tumbuhan spermatophyta B. Alat dan Bahan ‐ Buah melinjo ‐ Buah jeruk ‐ Pohon Mangga ‐ Pohon pisang ‐ Lem ‐ Kertas bergambar C. Langkah Kerja Kegiatan 1 1. Perhatikan tumbuhan berikut! Buah 1 (melinjo) Buah 2 (jeruk) a. Amati baik‐baik buah 1 tumbuhan di atas! b. Beri penjelasan tentang bentuk buah, kulit, dan biji.! c. Dari buah 1 di atas, sebutkan ciri‐ciri gymnospermae! d. Beri penjelasan bentuk, kulit dan warna dari buah 2! e. Apa nama tumbuhan dari gambar 2? f. Dari ke dua buah di atas, carilah perbedaannya! Jelaskan? g. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari pengamatan di atas! 2. Perhatikan pohon berikut! Pohon 1 (mangga) Pohon 2 (pisang) a. Amati baik‐baik pohon 1 tumbuhan di atas! b. Beri penjelasan tentang akar, bentuk daun, ada tidaknya kambium, bentuk bunga. c. Dari pohon 2 di atas, amati dan beri keterangan tentang akar, daun, batang, dan bunga! d. Mana yang termasuk tumbuhan dikotil dan mana tumbuhan monokotil! Jelaskan? e. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari pengamatan di atas? Kegiatan 3 1. Sesuaikan potongan‐potongan gambar dengan nomor kolom pada kertas LKS! 2. Bagaimana system reproduksi pada spermatophyta? 3. Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan yang telah dilakukan! Kegiatan 4 1. Tuliskan manfaat dari spermatophyta