MODUL GEOGRAFI XI IIS BAB I SEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA BAB I SEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA I. Kompetensi Inti Memahami kondisi keragaman flora dan fauna di Indonesia yang melimpah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa II. Kompetensi Dasar 1.1. Mensyukuri kondisi keragaman flora dan fauna di Indonesia yang melimpah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa 2.1. Menunjukkan perilaku peduli terhadap pelestarian dan perlindungan flora dan fauna langka di Indonesia dan dunia. 3.2. Menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia berdasarkan karakteristik ekosistem dan region iklim 4.2. Mengomunikasikan sebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia berdasarkan karakteristik ekosistem dan region iklim dalam bentuk artikel ilmiah, makalah, atau bahan publikasi lainnya. III. Tujuan Pembelajaran 1. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran/presentasi 2. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan 3. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan 4. Kerjasama dengan semua orang tanpa membeda-bedakan (suku, agama, ras, budaya, dan gender) 5. Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat 6. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif dalam memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna 7. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif dalam menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia dan di dunia 8. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif dalam menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia dan di dunia 9. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif Pemanfataan keanekaragaman hayati Indonesia 10. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif dalam menganalisis Pemanfataan keanekaragaman hayati Indonesia 11. Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: menunjukkan perilaku proaktif dalam menganalisis Konservasi flora dan fauna IV. Peta Konsep A. Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. 1. Faktor Iklim Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan. a. Suhu Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering. Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya. b. Kelembaban Udara Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting. Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus. 2) Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya. 3) Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadimesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur 4) Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis. c. Sinar Matahari Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya d. Curah hujan Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan. e. Angin Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru. 2. Faktor tanah Sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Faktor tanah dsebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah. a. Tekstur tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel – partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan. b. Struktur tanah Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara butirbutir tanah ( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah. c. Keasaman tanah Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana. 3. Faktor topografi Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerahdaerah dengan ketinggian tertentu. Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat. 4. Faktor Biotik (Manusia, hewan dan tumbuh – tumbuhan) Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tmpat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain faktor tersebut hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh – tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh – tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contoh bakteri saprofit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah – sampah di tanah sehingga dapat menyuburkan tanah. B. Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : 1. Penyebab Persebaran a. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi. b. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain c. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal. 2. Sarana Persebaran a. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih. b. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut. c. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat. d. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna. 3. Hambatan (barier) Persebaran a. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisitemperatur, kelembaban udara dan curah hujan. b. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisitemperatur, kelembaban udara dan curah hujan. c. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisitemperatur, kelembaban udara dan curah hujan. d. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisitemperatur, kelembaban udara dan curah hujan. C. Sebaran flora dan fauna di Indonesia Kata persebaran memiliki arti dasar penyebaran, yang berarti menunjukan lokasi dari objek yang diamati. Sebagai contoh yaitu kata persebaran yang sering kita dengar adalah persebaran penduduk di daerah Indonesia. Persebaran penduduk di daerah Indonesia ini berarti sebaran lokasi penduduk berdasarkan wilayahnya di daerah Indonesia atau biasa disebut distribusi.Sehingga kata persebaran jika kita kaitkan dengan kata fauna maka kata persebaran tersebut akan memiliki arti distribusi penyebaran dari hewan yang di amati pada suatu lokasi. Dalam hal ini pengamatan persebaran dilakukan untuk mengetahui karakteristik & ciri khas hewan yang tersebar di suatu daerah Indonesia. Persebaran menurut Wallace & Weber Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa persebaran hewan atau fauna di Indonesia dibagi atas tiga bagian. Pesebaran ini dikelompokan berdasarakan pengamatan serta garis persebaran yang dibuat oleh Wallace dan Weber.Fauna yang ada di persebaran wilayah Indonesia bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna di daerah Asia sehingga disebut tipe fauna Asiatis (Asiatic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia sehingga disebut tipe fauna Australis (Australic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di daerah Indonesia. Fauna tipe ini di sebut fauna endemik. Alfred Russel Wallace (1823-1913) adalah seorang penjelajah & ahli ilmu alam, geografi, antropologi, dan biologi yang membagi persebaran flora Indonesia dan fauna menjadi dua bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di wilayah Indonesia bagian barat, memiliki persebaran ciri flora dan fauna yang mirip dengan persebaran flora dan fauna Asia. Bagian timur Indonesia memiliki ciri flora & fauna yang mirip dengan Australia. Garis yang memisahkan persebaran dua bagian flora & fauna Indonesia tersebut dikenal dengan nama Garis Wallace membatasi wilayah persebaran untuk fauna pada barat & Indonesia tengah, sedangkan garis Weber membatasi wilayah sebaran fauna dari tengah Indonesia dengan timur Indonesia. 1. Sebaran Fauna di Indonesia a. Fauna Indonesia di Bagian Barat Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Barat atau tipe asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah Indonesia ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Di samping persebaran mamalia, di wilayah indonesia ini banyak pula ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis persebaran burung yang dapat ditemui seperti burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, & berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah Indonesia ini. b. Fauna Indonesia di Tengah atau Tipe Peralihan Indonesia Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-pulau indonesia tersebut. Fauna yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, & banteng. Selain itu terdapat pula reptil, amfibi, & berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di persebaran daerah Indonesia ini di antaranya biawak, komodo, buaya, & ular. Berbagai macam fauna burung yang terdapat di wilayah indonesia ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, & kakatua nuri. c. Fauna Indonesia di Bagian Timur Indonesia Fauna dengan persebaran di bagian Timur Indonesia atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain kangguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, & kelelawar. Di wilayah persebaran indonesia ini, tidak ditemukan kera. Di samping mamalia tersebut, terdapat pula persebaran reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah persebaran indonesia ini di antaranya burung cenderawasih (burung ciri khas Indonesia timur), nuri, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit. Meskipun 45% di wilayah Indonesia tercatat belum di huni dan sebagian besar ditutupi oleh hutan tropis, populasi pertumbuhan Indonesia semakin tinggi serta perkembangan industrialisasi Indonesia ini akan mempengaruhi keberadaan dari fauna secara perlahan.Setelah mempelajari persebaran dari berbagai macam fauna tadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tipe dan jenis fauna masing-masing daerah di negeri Indonesia tercinta kita ini memiliki keberagaman antara daerah Indonesia yang satu dengan yang lainnya sesuai persebaran wilayahnya yang telah dijelaskan diatas. 2. Sebaran Fauna di Indonesia Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di bumi, hal ini menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air laut dan membentuk wilayah perairan yang baru. Beberapa wilayah perairan baru di sekitar Indonesia yang terbentuk pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah Laut Jawa yang terdapat di daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang terdapat di daerah Dangkalan Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah dangkalan tersebut menyebakan flora yang semula dapat dengan bebas bermigrasi akhirnya terhambat oleh perubahan kondisi geologis. a. Persebaran Flora Indonesia bagian barat Flora dibagian barat ini terdiri dari hutan hujan tropis. Mengapa demikian? Apakah ada yang tahu? Karena di bagian barat ini curah hujannya tinggi. Berbeda dengan di bagian tengah yang curah hujannya lebih sedikit. Berikut ini ciri-ciri persebaran flora di indonesia bagian barat: Memiliki kawasan mangrove atau hutan bakau yang banyak di sekitar pantai. Jenis tumbuhannya sangat beragam atau heterogen. Disetiap tahunnya hutan selalu hijau. Kayu di dalam hutannya memiliki kaya manfaat seperti kayu jati, kayu mahoni, dan jenis kayu lainnya yang teksturnya sangat keras dan baik untuk bangunan gedung maupun rumah. Tumbuhan di hutan banyak yang memiliki ketinggian 60 meter. Wilayah flora bagian barat adalah pulau kalimantan, pulau bali, pulau jawa, dan pulau sumatra. Jenis flora yang ada di ketiga pulau tersebut sama seperti contoh bunga Raflesia Arnoldi yang ditemukan di Sumatra ternyata di Jawa juga ada. Nama bungan bangkai di pulau jawa terkenal dengan nama bunga Sluweg. Bentuk ukurannya cenderung lebih kecil daripada di Sumatra. Demikian juga di kalimantan juga ada. Jenis tumbuhan lain di bagian barat seperti kantong semar dan kayu meranti. b. Persebaran flora di indonesia bagian tengah. Flora bagian tengah meliputi pulau Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara. Dibagian tengah ini jenis hutannya seragam atau hutan homogen yang artinya didominasi oleh satu jenis tumbuhan. Seperti kita ketahui di wilayah Nusa Tenggara banyak ditumbuhu oleh sabana dan stepa. Kalau di wilayah bagian tengah seperti Nusa Tenggara memiliki curah hujannya sedikit. Sehingga kalau pada musim kemarau kita sering menjumpai di daerah sana banyak mengalami kekeringan. Selain itu masih banyak pegunungan kapur. Jenis tumbuhan yang ada di hutan flora bagian tengah adalah pinus, cemara, dan palma. c. Persebaran flora di Indonesia bagian timur. Wilayah flora bagian timur mencakup pulau Maluku dan Papua. Ciri-ciri flora bagian timur adalah: Memiliki kemiripan dengan flora benua Australia. Ketinggian pohonnya lebih rendah daripada flora bagian barat. Banyak tanaman semak belukar. Pepohonannya masih jarang Jenis flora yang khas dari bagian timur adalah pohon matoa (sejenis rambutan dari Papua) dan tanaman ficus famili beringin. Demikian penjelasan persebaran flora di indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Semoga bermanfaat. Sumber: dari berbagai sumber. D. Sebaran Flora dan Fauna di Dunia 1. Sebaran Flora di Dunia Persebaran flora di permukaan bumi yang diklasifikasikan dalam beberapa bioma. Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Berikut macam-macam bioma di bumi yang diklasifikasikan ke dalam 7 bioma yaitu: a. Hutan hujan tropis (tropic rain forest) Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi. Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut: Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan”kanopi” (payung) bagi vegetasi dibawahnya. Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bias menembus. Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah kelembapan udara relatif konstan. Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m. Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 01 m, berupa anakan pohon serta semak belukar Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp). Persebaran bioma hutan hujan tropis di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia. b. Hutan gugur (decidous forest) Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Ciri-cirinya: Curah hujan tidak merata ( antara 750-1000 mm / tahun ) Tumbuh di daerah yang memilki empat musim ( panas, gugur, dingin, dan semi) Tumbuhan tumbuh tidak terlalu rapat dan heterogen ( 10-20 jenis) Berwarna hijau daunnya saat musim panas Meranggas atau gugur saat musim dingin Tumbuhan dominan berdaun lebar Tumbuhan dapat beradaptasi dengan iklim yang ekstrim Tumbuh di tempat yang beriklim sedang Temperaturnya antara 22 derajat C – 17 derajat Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea, basswood (tilia americana) dan lain-lain. c. Tundra Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Ciri-cirinya: Terdapat di wilayah artik Suhunya mencapai -57 derajat C Pada musim panas suhu maksimum 15 derajat C Curah hujan kurang dari 250 mm / tahun Tundra didominasi oleh lumut kerak dan semak Rata-rata tumbuhannya berwarna mencolok dan pendek Tersebar di daerah lingkar kutub utara tepatnya di kawasan selatan es di Kutub Utara dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, Puncak gunung tinggi daerah tropis dan pegunungan Alpine. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenis jenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Pada daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki (Cyperus Rotundus), rumput kapas (Selaginella tamariscina) dan gundukan gambut (hillock tundra). Di cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula. Di tempat yang agak kering ditumbuhi lumut,teki-tekian,ericeceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar. Di lereng-lereng batu terdapat kerak (Lichenes), lumut (Bryophyta), dan alga (Hydroclathrus clatratus). d. Taiga (boreal forest) Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Ciri-cirinya: Banyak ditemukan pegunungan-pegunungan tinggi Memiliki domimasi ilkim dingin Suhu berkisar antara -12 derajat C sampai -10 derajat C Curah hujan antara 400 – 750 mm / tahun Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus, larix, alder, birch, dan juniper dan spruce. Bioma taiga tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara. e. Sabana (savana) Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem (Palmae) dan akasia (Acacia auriculiformis) Ciri-cirinya: Terdapat di daerah tropis Jenis tumbuhannya xerofit Tumbuhan tersebar di daerah tersebut secara berjauhan Hewan yang tinggal di dalamnya ada pula hewan herbivore Curah hujan rendah (hanya sekitar 200 mm/th) Bulan basah hanya terdapat 2-3 bulan saja Jenis tumbuhan pada sabana adalah Semak belukar dan Tumbuhan xerofit : beradaptasi dengan cara memiliki daun dan banyak terdapat duri dibandingkan daun untuk dapat mengurangi penguapan. Bioma sabana menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik. f. Padang Rumput (stepa) Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Ciri-cirinya: Merupakan padang rumput yang berilkim sedang Banyak terdapat di daerah Eropa timur, Amerika utara, Asia barat, dan Afrika Vegetasi rumput yang luas Suhu 19 derajat – 30 derajat saat musim panas, 12 derajat – 20 derajat saat musim dingin Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun Adanya jenis rumput yang tingginya mencapai 3,5 m Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana adalah : stepa terdiri dari rumput-rumput pendek yang diselingi oleh semak belukar. sedangkan sabana merupakan padang rumput yang dselingi oleh pohon-pohon tinggi. Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia. g. Gurun (desert) Bioma gurun (desert) merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Ciri-cirinya: Terdapat di daerah tropis, subtropics, dan daerah tinggi lainnya Jarang terjadi hujan Tingkat evaporasi sangat tinggi Amplitudo suhu harian sangat besar Suhu siang hari mencapai 45 derajat C Suhu malam hari mencapai 0 derajat C Tanahnya tandus dan kering Tidak mampu menyimpan air Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld. Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla. 2. Sebaran Fauna di Dunia Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu (Pangea). Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya. Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 6 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Keenam wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut: a. Ethiopian Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Ciri khas hewan tipe ethiopian sebagian besar adalah mamalia dan bertubuh besar. Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika (Loxodonta africana), badak Afrika putih bercula dua (Cerathoterium simum), gorila (Pongo pygmeus), baboon (papio Anubis), simpanse (Pan troglodytes), jerapah (Giraffa camelopardalis). Mamalia padang rumput seperti zebra (Equus zebra), antilope, kijang, singa (Panthera leo), harimau Afrika (Panthera pardus pardus), dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling (Manis javanica). Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil (Hippopotamus amphibius) yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah geologi, pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing (Felis silvestris catus), bajing (Callosciurus notatus), tikus, babi hutan (Sus scrofa), kelelawar (Cynopterus sp), dan anjing (Canis familiaris). b. Paleartik Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik: hewan endemik: yaitu Panda (Ailuropoda melanoleuca) di Cina hewan yang terbatas penyebarannya (binatang kutub) seperti rusa Kutub (Rangifer tarandus), kucing Kutub, dan beruang Kutub (Ursus maritimus). hewan khas berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus (Rattus norvegicus), berbagai spesies anjing (Canis familiaris), kelelawar (Cyneptorus sp). Bajing (Callosciurus notatus), dan kijang (Muntiacus muntjak) telah menyebar ke wilayah lainnya. c. Oriental Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau (Panthera tigris), orang utan (Pongo pygmeus), gibbon (Hylobates muelleri), rusa (Cervinae sp), banteng (Bos javanicus), dan badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Hewan lainnya adalah badak bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis), gajah (Elephas maximus sumatranus), beruang madu (Helarctos malayanus), antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet (Macaca fascicularis), gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika. d. Neartik Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar (Numida meleagris), tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison Amerika (Bison bison), muskox, caribau (Rangifer tarandus), domba gunung, Salamander (Andrias davidianus), Tupai (Tupaia javanica). Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing. e. Neotropik Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha (Pygocentrus nattereri) dan Belut listrik (Electrophorus electricus) di Sungai Amazone, Llama (Lama glama) sejenis unta di padang pasir Atacama (Peru), dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling (Manis javanica), beberapa jenis reptil seperti buaya meksiko (Crocodylus moreletii), ular, kadal (Draco volans), beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah. f. Australis Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulaupulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru (Dendrolagus pulcherrinus), kiwi dari genus Apteryx, koala (Phascolarctos cinereus). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih (Paradisaea rudolphi), burung kasuari (Casuarius casuarius), burung kakaktua (Cacatua moluccensis), dan betet (Psittacula Alexandri). Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura ( Cuora amboinensis), ular phyton (molurus bivittatus). E. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Manfaat Keanekaragaman hayati Indonesia merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang sangat berperan penting dalam kehidupan bumi, khususnya bagi manusia. Manfaat tersebut ada yang sebagai sumber pangan, obat-obatan, sumber kosmetik, sumber sandang, sumber papan, dan sebagai aspek budaya yang dapat dikita simpulkan bahwa selama ini kita sangat bergantung pada alam yang menyediakan berbagai macam makhluk yang menunjang segala kebutuhan manusia. 1. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan Makanan pokok sebagai besar penduduk Indonesia adalah berasal yang diperoleh dari tanaman padi (Oryza sativa). Namun ada juga tempat yang makanan pokok penduduk adalah jagung, talas, singkong, sagu, atau ubi jalar. Indonesia kaya akan bahan makanan pokok dan juga tanaman penghasil buah dan sayuran yang diperkirakan terdapat 400 jenis tanaman yang menghasilkan buah, contohnya rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), jeruk Bali (Citrus maxima), matoa (Pometia pinnata), mangga (Mangifera indica) dan markisa (Passiflora edulis). Sedangkan tanaman penghasil sayuran sekitar 370 jenis, seperti kacang panjang, kangkung, terung, kol, seledri, sawi, bayam, buncis, dan bawang kucau (Allium fistulosum). Ada sekitar 70 jenis tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, temulawak, lobak, ubi jalar, lengkuas, wortel, bawang putih, talas, bawang, dan singkong. Indonesia dari dulu hingga sekarang terkenal akan rempah-rempah yang melimpah yaitu sekitar 55 jenis, seperti ketumbar (Coriandrum sativum), merica (Piper nigrum), pala (Myristica fragrans), dan cengkih (Eugenia aromatica). Sumber makanan juga berasal dari aneka ragama hewan darat, air tawa, dan juga air laut. Contohnya, kambing, ayam, burung, sapi, ikan lele, udang, kepiting, belut, dan rajungan. 2. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Obat-Obatan/Kesehatan Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat yang digunakan dalam industri obat herbal lokal. berikut macam-macam tanaman obat serta kegunannya.. Mengkudu atau pace (Morind citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes. Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officianlis), kulitnya mengandung alkoloid kina (quinine) untuk obat malaria. Selain dari tumbuh-tumbuhan, hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, antara lain sebagai berikut : Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal) Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkandaya tahan tubuh. 3. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik Beberapa jenis tanaman yang digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain sebagai berikut : Rami (Boechmeria nivea), sisal (Agave sisalana), pisang hutan atau abaca (Musa textilis), kenaf (Hibiscus cannabinus), dan jute (Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan pakaian. Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem (Eleocharis dulcis). Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut.. Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk membuat jaket Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesori pakaian 4. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu dimanfaatkan untuk membuat jendela, alas atap, dan tiang. Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya antara lain kelapa (Cocos nucifera), jati (Tectona grandis), Meranti (Shorea acuminata), nangka (Artocarpus heterophyllus), kayu ulin (Eusideroxylon borneensis), bambu (Dendrocalamus asper), rasamala (Altingia excelsa), dan gebang (Corypha utan) yang digunakan untuk membuat atap dan dinding rumah. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma trigillarium, dan Oncosperma horridum) yang dimanfaatkan untuk membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di pulau Timur alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membuat atap rumah. 5. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya Pennduduk Indonesia yang menghuni kepulauan nusantara memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 jenis (suku) dengan agama dan kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam menjalankan upacara ritual keagamaan dan kepercayaannya, penyelenggaraan upacara adat dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, upacara adat, dan pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut : Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis saat memandikan jenazah, misalnya limau, pisang, daun kelapa, dan rempah-rempah. Umat islam menggunakan hewan ternak (kerbau, kambing, sapi) pada hari raya Qurban. Budaya nyekar (ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan mawar, kantil, melati, dan kenanga. Umat Nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria Isp., Casuarina equisetifolia) saat perayaan natal Upacara Ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, pandan, melati, cendana, dan sirih. 6. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan Keanekaragaman hayati yang melimpah dapat dimanfaatkan pintar dan bijaksana yaitu dengan menjual seperti yang ada dipasar, baik itu tumbuh-tumbuhan, hewan, dan berbagai macam bahan kosmetik dan industri. 7. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Plasma Nutfah (Sumber Daya Genetik) Plasma Nutfah adalah bagian tumbuhan, hewan atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. Setiap organisme yang masih liar di dalam maupun yang sudah dibudidayakan manusia yang mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu penyakit atau memiliki produktivitas tinggi. Plasma nutfah akan mempertahankan mutu sifat dari suatu organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak, ubi jalar Cilembu dan buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme 8. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Ekologi dan Keindahan Dengan adanya keanekaragaman hayati maka terjadilah keseimbangan lingkungan dimana satu sama lain saling melengkapi dan saling bergantung baik itu tumbuhan, hewan, manusia, dan lain-lainnya. F. Konservasi flora dan fauna Tak salah memang jika Indonesia disebut sebagai salah satu surga dunia. Tak hanya alamnya yang indah, Indonesia juga kaya akan flora dan fauna yang hanya ada di nusantara. Tercatat tidak kurang dari 515 spesies mamalia (terbanyak di dunia), 270 amfibi (terbanyak kelima di dunia), 600 spesies reptile (terbanyak ketiga di dunia), 121 spesies kupu – kupu (terbanyak di dunia) dan 20.000 spesies tumbuhan berbunga (terbanyak ketujuh di dunia) menghuni daratan dan lautan Indonesia. Namun sayangnya, dewasa ini banyak flora dan fauna di Indonesia yang sudah langka, bahkan punah. Maka dari itu untuk mencegh hewa yang sudah langka dari kepunahan, maka sudah sepantasnya bagi kita bersama dengan pemerintah untuk melindungnya Konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata con (together) dan servare (keep/save). Jadi konservasi adalah upaya memelihara apa yang kita punya secara bijaksana (Theodore Roosevelt : 1902). 1. Suaka Margasatwa Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya. contoh suaka margastwa Muara Angke. 2. Cagar Alam Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb. 3. Perlindungan Hutan Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya. 4. Taman Nasional Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman nasional lorentz, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll. 5. Taman Laut Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh : Taman laut bunaken, taman laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut togean, dan banyak lagi contoh lainnya. 6. Kebun Binatang / Kebun Raya Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup. Latihan Soal 1. Curah hujan diatas 2.000 mm/tahun dan mendapat penyinaran sepanjang tahun berciri-ciri 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. bioma … a. Sabana b. Tundra c. Gugur d. Taiga e. Hutan basah Ciri-ciri bioma gugur (decidous) antara lain … a. Curah hujan 2.000 mm/tahun dan cukup penyinaran matahari b. Terdapat burung cendrawasih c. Suhu dingin dengan curah hujan > 2.000 mm/tahun dan tumbuhannya rapat d. Temperatur udara panas sepanjang tahun dan hujan terjadi secara musiman e. Curah hujan 750 – 1.000 mm/tahun dan merata serta floranya tidak terlalu rapat Vegetasi khas yang hidup dan berkembang di daerah tundra adalah … a. Hutan heterogen b. Padang rumput c. Lumut d. Hutan jati e. Hutan pinus Di Indonesia dijumpai daerah sabana yaitu terletak di a. Papua b. Sumatera c. Jawa barat d. Sulewesi e. Nusa Tenggara Barat/Timur Hutan Indonesia sebagai salah satu hutan terluas di dunia yang dijadikan sebagai paru-paru dunia yaitu hutan hujan tropis yang memiliki ciri-ciri …. a. Banyak tumbuh di sekitar pantai b. Tumbuh rumput yang menutupi permukaan bumi c. Pohon tinggi dan runcing seperti pinus d. Memiliki musim jika kemarua dan hujan e. Hutannya lebat dan berdaun lebar dan dasar hutan gelap Persebaran fauna wilayah oriental meliputi kawasan ... a. Amerika Utara b. Amerika Tengah dan Selatan c. Afrika Utara, Eropa d. Australia e. Asia Selatan, Tenggara Persebaran fauna di Indonesia bagian barat dan tengah dibatasi oleh garis ….. a. Wallace b. Colummbus c. Webber d. Junghum e. Raflles Berikut ini contoh fauna yang menjadi ciri khas Indonesia yang berada di daerah peralihan antara fauna Asia dan Australia adalah … a. Anoa, komodo dan gajah b. Badak, orang utan dan babi rusa c. Cendrawasih, kakatua dan kangguru d. Komodo, babi rusa dan anoa e. Gajah, harimau dan badak 9. Jenis fauna yang berada di daerah Indonesia timur kecuali … a. Walaby b. Cendrawasih c. Kangguru d. Kakak Tua e. Anoa 10. Contoh persebaran fauna di Indonesia bagian tengah ialah a. Gajah, orang utan dan komodo b. Biawak, kijang dan tapir c. Cendrawasih, kangguru dan kadal d. Burung Maleo, komodo dan babi rusa e. Babi hutan, anoa dan dan gajah DAFTAR PUSTAKA Endarto, S.D. (2014). Mengkaji Ilmu Geografi 1. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Hartono. 2009.Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X, Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah.Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisis Ruang. Bandung: Penerbit Alumni. Tika, P dkk. (2007). Pengetahuan Sosial Geografi 1. Jakarta. Bumi Aksara. Harmanto, Gatot. (2007). Geografi untuk SMA/MA. Bandung. Yrama Widya Waluya, Bagja. 2007. Memahami Geografi SMA/ MA Kelas X semester 1 dan 2. Bandung: Armico. Jakarta