GAMBARAN KARAKTERISTIK DISFUNGSI

advertisement
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
GAMBARAN KARAKTERISTIK DISFUNGSI SEKSUAL PADA
WANITA PENDERITA DIABETES MELLITUS
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang)
Dian Sutrisni*, Ari Udiyono**, Lintang Dian Saraswati**
*)Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP
Semarang
)
** Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang
Email : [email protected]
Abstract : Sexual dysfunction is a disorder of sexual function response or
disorder of sexual behavior. In women, sexual dysfunction is defined as
continued or repeated failure, to obtain and or maintain a vasoconstrative
lubrication response until the sexual end. In marriage sexuality is very important
because it has the function of procreation, recreation, relationships, and
institutional dimension. The dimension of recreation means finding happiness
where sex will give effect to sexual satisfaction. Diabetes mellitus has been
regarded as one of the causes of Sexual Disorder Syndrome (SAD). The
purpose of this study was to describe sexual dysfunction in women with
diabetes. This research is qualitative with indepth interview. Samples in this
study is 103. The results of this study were diabetic women who suffered sexual
dysfunction as much as 74.8%. Of the 77 respondents who have sexual
dysfunction most did not have sexual intercourse in the last month, the last
intercouse time is 6 months ago, mostly declared a decrease in sexual arousal,
tired is a reason not doing intercouse, feel long to aroused, never ask to have
sexual intercourse with husband, never refused a husband's request for sexual
intercourse, mostly feel satisfied with their sexual relationship and feel no pain
during intercourse. Suggests for officers to educate women with diabetes about
sexual dysfunction and for diabetic women to consult to the doctor about their
sexual complaints.
Keywords : Sexual Dysfunction, Diabetes Mellitus, Woman
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus telah
Disfungsi seksual pada wanita
dianggap sebagai salah satu
dapat diartikan sebagai kegagalan yang
penyebab disfungsi seksual pada
menetap atau berulang, baik sebagian
wanita khususnya Sexual Arousal
atau
secara
keseluruhan,
untuk
Disorders (SAD). Diabetes mellitus
memperoleh dan atau mempertahankan
(DM) merupakan penyakit yang
respon lubrikasi vasokongesti sampai
1
umum di seluruh dunia dan
berakhirnya aktifitas seksual. Dalam
berkembang
menjadi
beban
kehidupan
pernikahan
seksualitas
kesehatan
masyarakat.
Jumlah
sangat penting karena memiliki fungsi
penderita diabetes terus meningkat
prokreasi, rekreasi, relasi, dan dimensi
karena pertumbuhan penduduk,
institusional. Dimensi rekreasi berarti
menemukan kebahagiaan dimana seks
urbanisasi,
dan
meningkatkan
2
akan memberi efek kepuasan seksual .
prevalensi obesitas dan kurangnya
87
mengalami disfungsi seksual sebanyak
77 orang. Berikut data pendukung
wanita yang mengalami disfungsi
seksual.
1. Frekuensi Hubungan Seksual
aktivitas
fisik.
Peningkatan
prevalensi diabetes pasti akan
menghasilkan
peningkatan
prevalensi
komplikasi
dan
konsekuensi terkait. Diabetes telah
diketahui menyebabkan berbagai
macam komplikasi jangka panjang
pada
pembuluh
darah
kecil
(mikrovaskuler),
neurologi,
dan
pembuluh
darah
besar
(makrovaskuler). Komplikasi dasar
tersebut
dapat
mengakibatkan
gangguan
seksualitas
pada
penderita
DM.
Diabetes
juga
diketahui menyebabkan beberapa
masalah medis, psikologi, dan
seksual. Wanita dengan diabetes
memiliki risiko dua kali lipat
dibandingkan wanita non diabetes
untuk bermasalah dengan gairah
seksual.3,4,5,6,7
Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik untuk meneliti
gambaran kejadian disfungsi seksual
pada wanita penderita diabetes
melitus di Puskesmas Tlogosari
Kulon melalui penelitian kualitatif ini.
Sehingga
dapat
dilakukan
pencegahan
untuk
mengurangi
dampak
dari
komplikasi
DM,
terutama disfungsi seksual.
Dalam sebulan terakhir berapa
kali anda melakukan hubungan
seksual ?
“...Tidak Pernah ...” (R2, R13,
R17, R19, R25, R28, R31, R32,
R34, R35, R36, R37,R38, R40,
R42, R43, R44, R45, R47, R50,
R52, R55, R58, R59, R62, R63,
R69, R70, R71, R76, R77, R78,
R79, R84, R85, R89, R91, R93,
R97, R98, R99, R100, R101,
R103)
“...1 - 2 kali...” (R4, R9, R11, R14,
R24, R27, R29, R30, R39, R46,
R49, R51, R54, R64, R65, R68,
R73, R81, R82, R83, R86, R87,
R90, R96, R102)
“...3 - 4 kali...” (R1, R8, R21,
R56, R60, R66)
“...lebih dari 4 kali...” (R18, R92)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai frekuensi
hubungan seksual dalam sebulan
terakhir diketahui bahwa sebagian
besar menyatakan tidak pernah
melakukan
hubungan
seksual
dalam sebulan terakhir. Sebagian
lagi melakukan 1-2 kali hubungan
seksual. Sebagian kecil lainnya
melakukan 3-4 kali hubungan
seksual dan sebanyak 2 responden
melakukan lebih dari 4 hubungan
seksual dalam sebulan terakhir.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
adalah
penelitian
kualitatif
dengan
wawancara mendalam. Penelitian ini
dilaksanakan
di
Puskesmas
Tlogosari Kulon Kota Semarang
pada bulan Maret 2017. Populasi
penelitian ini adalah semua pasien
wanita penderita diabetes yang
terdata di Puskesmas Tlogosari
Kulon Tahun 2016. Sampel pada
penelitian ini diambil dengan teknik
total sampling dan responden akhir
berjumlah sebanyak 103 responden.
HASIL
Wanita
penderita
diabetes
yang
menderita disfungsi seksual sebanyak
74,8%.
Terdapat
penderita
yang
88
2. Waktu Terakhir Hubungan Seksual
Berdasarkan
hasil
wawancara
mengenai
gairah
seksual,
sebagian
besar
responden menyatakan mengalami
penurunan gairah seksual setelah
diabetes
melitus.
Sedangkan
sebagian lagi menyatakan sudah
tidak ada minat sama sekali untuk
berhubungan seksual. Sebagian
kecil lainnya menyatakan tidak
terjadi penurunan gairah seksual
setelah terkena diabetes.
Kapan
terakhir
kali
anda
berhubungan seksual ?
“...Sekitar 6 bulan yang lalu...”
(R31, R37, R38, R40, R43, R44,
R45, R47, R58, R62, R69, R77,
R78, R79, R89, R93, R99, R100,
R103)
“...Sekitar 1 - 4 tahun yang
lalu...” (R13, R17, R25, R32,
R35, R36, R50, R52, R59, R63,
R71, R91, R97)
“...5 tahun keatas...” (R19, R76,
R84, R85, R101)
“...puluhan tahun yang lalu...”
(R2, R28, R34, R42, R70)
Berdasarkan
hasil
wawancara
mengenai
waktu
terakhir responden melakukan
hubungan seksual, sebagian besar
responden menyatakan sudah
sekitar
6
bulan
lalu
tidak
melakukan hubungan seksual.
Sebagian lagi menyatakan sudah
satu sampai 4 tahun yang lalu, lima
tahun lebih dan bahkan ada yang
sudah tidak berhubungan seksual
selama puluhan tahun yang lalu.
4. Alasan Tidak Begairah dalam Seks
Mengapa anda tidak memiliki
gairah
untuk
berhubungan
seksual ?
“...Capek, males udah gak
napsu...” (R4, R9, R11, R14,
R17, R18, R21, R27, R30, R31,
R37, R39, R49, R54, R56, R58,
R60, R64, R66, R68, R71, R81,
R82, R83, R86, R90, R92, R96,
R100, R102)
“...Sudah Tua, udah banyak
cucu, malu sama cucu...” (R1,
R8, R28, R29, R35, R38, R62,
R63, R65, R70, R77, R78, R79,
R85, R101)
“...lagi sakit, udah gak mikirin
begituan, yang penting sehat...”
(R2, R19, R24, R32, R36, R40,
R42, R44, R50, R52, R55, R59,
R69, R84, R87, R91, R93, R98)
“...takut kena penyakit…kalo
sudah
menopause
sperma
yang masuk gak bisa keluar,
jadi penyakit...” (R46, R73)
“...Sakit hati, seneng sama
wanita lain, ya saya sudah gak
mau disentuh...” (R13, R34,
R43)
“...ini nunggu KB, gak bulan
ini...” (R47, R89, R103)
“...Suami saya dingin orangnya,
saya gak berani minta...” (R25,
R45, R51, R76, R97)
3. Gairah Seksual
Apakah anda merasakan adanya
penurunan gairah seksual setelah
terkena diabetes melitus?
“...Ya
menurun,
males
sekarang...” (R1, R4, R9, R14,
R30, R31, R36, R38, R39, R43,
R45, R49, R50, R51, R52, R54,
R58, R66, R68, R71, R73, R77,
R79, R81, R82, R89, R92, R93,
R96, R97, R99, R100, R102)
“...Sudah tidak minat sama
sekali...” (R2, R17, R19, R28,
R34, R35, R42, R55, R59, R63,
R69, R70, R76, R85)
“...Tidak
menurun,
masih
seperti biasanya...” (R18, R21,
R24, R25, R40, R44, R47, R60,
R62, R83, R87,R103)
89
6. Permintaan
Hubungan
kepada Suami
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai alasan tidak
bergairah
dalam
melakukan
hubungan seksual, sebagian besar
responden menyatakan capek atau
terlalu lelah untuk berhubungan
seksual. Sebagian lagi menyatakan
sudah tua dan dalam keadaan
sakit DM. Sebagian kecil lainnya
menyatakan takut adanya mitos
penyakit,
sakit
hati
dengan
pasangan, belum KB, dan suami
tidak bergairah.
5. Rangsangan
Seksual
Saat
seksual
Apakah anda pernah meminta
untuk
berhubungan
seksual
kepada suami?
“...Tidak pernah...” (R4, R8, R9,
R13, R14, R24, R27, R29, R30,
R31, R37, R38, R43, R44, R46,
R47, R49, R50, R51, R52, R64,
R65, R68, R71,R73, R81, R82,
R83, R86, R87, R89, R92, R96,
R99, R100, R101, R102, R103)
“...Iya, pernah...” (R1, R18, R21,
R40, R54, R66, R77, R97)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai Istri meminta
berhubungan
seksual
kepada
suami, sebagian besar responden
menyatakan tidak pernah meminta
untuk
berhubungan
seksual
kepada suami. Hanya sebagian
kecil yang menyatakan pernah
meminta berhubungan seksual
kepada suami.
Berhubungan
Apakah anda mudah terangsang
selama melakukan hubungan
seksual ?
“...Sekarang
lama
terangsang...” (R4, R9, R11,
R14, R18, R27, R29, R30, R39,
R49, R51, R54, R64, R65 , R68,
R73, R81, R83, R86, R87, R96)
“...Mudah terangsang ..” (R1,
R8, R18, R21, R56, R60, R66,
R90, R92, R102)
“...Sangat susah terangsang...”
(R24, R46, R82)
Berdasarkan
hasil
wawancara
rangsangan
saat
berhubungan seksual, sebagian
besar
menyatakan
bahwa
sekarang butuh waktu lama untuk
dapat
terangsang
atau
dibangkitkan selama melakukan
hubungan seksual. Sebagian lagi
menyatakan mudah terangsang
dan
sebagian
kecil
lainnya
menyatakan
sangat
susah
terangsang.
7. Alasan Tidak Meminta Terlebih
Dahulu untuk Berhubungan Seksual
Kepada Suami
Mengapa anda tidak pernah
meminta untuk berhubungan
seksual kepada suami?
“...Malu...” (R24, R37, R44, R47,
R68, R73, R86, R101, R102)
“…Capek..” (R43, R51, R71, R92,
R100)
“…Sudah tua, sudah punya
cucu...” (R29, R46, R52)
“…Masa
perempuan
yang
minta, jual mahal lah..” (R8,
R27, R65)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai alasan tidak
pernah
meminta
untuk
berhubungan
seksual
kepada
suami,
sebagian
besar
menyatakan
bahwa
sebagai
perempuan mereka malu untuk
meminta terlebuh dahulu untuk
berhubungan
seksual
kepada
suami.
90
8. Pemenuhan
Permintaan
Berhubungan Seksual dari Suami
9. Kepuasan
dalam
Hubungan Seksual
Apakah setiap permintaan suami
untuk
berhubungan
seksual
selalu anda layani?
“...Sering menolak, kalo kurang
fit atau capek ya gak dilayani...”
(R9, R13, R14, R18, R27, R29,
R30, R43, R46, R49, R51, R52,
R82, R83, R90, R96, R100,
R101)
“...Iya selalu, kan kewajiban...”
(R4, R24, R37, R44, R47, R54,
R60, R64, R65, R77, R81, R86,
R92, R99)
“...Iya selalu, takut dosa...” (R11,
R38, R56, R73)
“...iya selalu, biar setia, biar gak
berpaling...” (R21, R45, R66)
“...iya selalu, takut marah...”
(R8)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai pemenuhan
permintaan berhubungan seksual
dari
suami,
sebagian
besar
responden menyatakan sering
menolak berhubungan seksual
saat sedang kurang fit atau capek,
sehingga tidak selalu melayani
permintaan suami. Sebagian lagi
menyatakan
selalu
melayani
karena
kewajiban.
Sebagian
lainnya
menyatakan
selalu
melayani karena takut dosa dan
ada sebagian kecil responden yang
menyatakan selalu melayani, agar
suami setia dan tidak berpaling.
Hanya ada satu responden yang
menyatakan
selalu
melayani
karena takut suami marah.
Melakukan
Apakah anda merasa puas
berhubungan seksual dengan
pasangan anda ?
“...Puas...” (R8, R9, R11, R13,
R18, R21, R24, R27, R37, R45,
R49, R56, R66, R82, R90, R99)
“..Tidak puas...” (R25, R51, R81,
R92, R100)
“..Ragu antara puas dan tidak
puas...” (R46, R73, R83, R101)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai kepuasan
dalam
melakukan
hubungan
seksual,
sebagian
besar
responden
menyatakan
puas
dalam
melakukan
hubungan
seksual. Sebagian lagi menyatakan
tidak puas dan ragu-ragu antara
puas dan tidak puas.
10. Keluhan
Seksual
Sakit
Saat
Hubungan
Apakah anda merasa sakit saat
melakukan hubungan seksual
dengan pasangan anda ?
“...Tidak Sakit...” (R13, R27,
R31, R37, R38, R43, R44, R45,
R49, R51, R73, R81, R86, R90,
R92, R99, R101, R103)
“...Kadang-kadang perih, panas
karena kering...” (R8, R11, R24,
R30, R56, R66, R77, R82, R87,
R93, R96, R100)
Berdasarkan
hasil
wawancara mengenai keluhan
sakit baik saat maupun setelah
hubungan
seksual,
sebagian
responden menjawab tidak sakit
dan sebagian lagi menjawab
kadang-kadang
perih,
panas
karena kering dengan proporsi
yang hampir sama. Menopause
pada usia tua juga menyebabkan
kondisi
vagina
yang
kering
sehingga menimbulkan rasa nyeri
saat
berhubungan
seksual,
akibatnya beberapa responden
harus menggunakan gell saat
berhubungan seksual.
91
PEMBAHASAN
Frekuensi Hubungan Seksual
Frekuensi berhubungan seksual
pada individu berusia 18-59 tahun
pada umumnya 2 kali seminggu,
dengan batas frekuensi intercourse
6-7 kali sebulan. Kondisi ini sangat
tergantung dengan usia, kepuasan
saat
intercourse,
penyakit
penyerta dan support pasangan.
Pada penelitian ini responden yang
mengalami
disfungsi
seksual
sebagian besar tidak melakukan
hubungan seksual dalam sebulan
terakhir.8 Frekuensi hubungan
seksual seseorang dipengaruhi
oleh adanya gairah atau hasrat
seksual. Pada wanita penderita
diabetes gairah untuk berhubungan
seksual cenderung rendah dan
menurun, sehingga tiap bulan
belum tentu melakukan hubungan
seksual. Oleh karena itu, sebagian
besar responden yang mengalami
disfungsi seksual lebih banyak
yang tidak melakukan hubungan
seksual.
Protein ini langsung menekan
pelepasan Gonadotropinreleasing
hormon dari hipotalamus. Adanya
peningkatan glukosa darah pada
penderita
diabetes
akan
berpengaruh terhadap penurunan
luteinizing hormon (LH) yang
mengakibatkan
terjadiya
penurunan jumlah testoteron.9
Berbagai penelitian epidemiologi
beberapa
tahun
terakhir
menunjukkan bahwa penderita
diabetes tipe 2 memiliki testosteron
rendah.9 Penurunan testosteron
akan
berhubungan
dengan
penurunan hasrat seksual pada
pria dan wanita.10.
Alasan Tidak Begairah dalam Seks
Desire merupakan komponen utama
seksualitas
yang
sehat.
Fase
munculnya
hasrat
ini
meliputi
antisipasi seksual (keinginan memulai
secara seksual), fantasi, rasa rindu
menggebu sebagai suatu sensasi rasa
dan kesiapan untuk berhubungan
8
seks. Aktivitas yang berat disertai
dengan kondisi fisik wanita penderita
diabetes yang mudah lelah dan
ngantuk pada akhirnya menimbulkan
rasa
malas
untuk
melakukan
hubungan seksual. Selain faktor
lelah/capek, sakit diabetes baik
dengan komplikasi berat maupun
tanpa komplikasi menjadi penyebab
wanita mengurangi atau menghindari
hubungan seksual. Penurunan kondisi
fisik juga pemicu disfungsi seksual
yang dialami, karena peningkatan
kadar glukosa darah menyebabkan
peningkatan
metabolisme
yang
akhirnya membuat badan cepat lelah,
dan ini akan berpengaruh terhadap
hasrat dan aktivitas seksual seperti
frekuensi yang perlahan menurun,
jarang dan berkurang serta adanya
keengganan
melakukan
aktivitas
8
seksual.
Waktu Terakhir Hubungan Seksual
Wanita penderita diabetes melitus
memiliki beban penyakit yang
besar. Keadaan hiperglikemi yang
dideritanya
membuat
kondisi
kesehatan
wanita
penderita
diabetes tidak dalam kondisi baik,
sehingga mereka menghindari
hubungan seksual sudah sejak
bertahun-tahun lalu.
Gairah Seksual
Diabetes mellitus memberikan
dampak yang cukup besar dalam
mempertahankan fungsi seksual
seperti rendahnya gairah seksual.
Ketidakpekaan terhadap insulin
pada tingkat hipotalamus dapat
berkontribusi pada perkembangan
hypogonadotrophic
hipogonadisme, dan berkaitan
dengan peningkatan konsentrasi
protein inflamasi dalam darah.
Rangsangan
Seksual
Saat
Berhubungan
Disfungsi saraf somatik dan
otonom muncul dalam persentase
92
besar pada individu dengan
diabetes melitus terkait disfungsi
seksual.
Hiperglikemia
berkepanjangan
yang
menyebabkan
terbentuknya
advance glycosilation end products
(AGEs) yang sangat toksik dan
merusak semua protein tubuh,
termasuk sel saraf. Terbentuknya
AGEs dan sorbitol menyebabkan
sintesis dan fungsi nitric oxide (NO)
akan menurun, dan bersama
rendahnya mioinositol dalam sel
saraf,
dan
mengakibatkan
Neuropati Diabetik11. Neuropati
diabetik
dapat
menyebabkan
perubahan
struktural
dan
fungsional organ kelamin dan
dapat mengganggu tanggapan
seksual.3,12,11Oleh
karena
itu,
wanita penderita diabetes melitus
membutuhkan upaya rangsangan
seperti
cumbu
rayu
dan
pemanasan (fore play) yang lebih
lama
untuk
bisa
sampai
terangsang dibandingkan dengan
sebelum sakit.8
suami dalam hal berhubungan
seksual dengan alasan hal
tersebut merupakan kewajiban
seorang istri serta takut dosa
dimana hal ini sesuai dengan
kepercayaan agama islam. Hal
tersebut
dapat
menimbulkan
rendahnya kepuasan seksual
karena terkadang ada perasaan
terpaksa.
Kepuasan dalam Melakukan
Hubungan Seksual
Hubungan seks yang baik dan
cukup dengan pasangan adalah
model hubungan yang fokus dan
menikmati
seksual
yang
menyenangkan,
tidak
perlu
membuktikan apapun untuk diri
sendiri maupun orang lain, semua
hanya
tentang
penerimaan,
kesenangan
dan
kepuasan.
Keintiman dan kepuasan menjadi
tujuan utama pada hubungan
seks yang baik dan cukup
dengan pasangan.8 Kepuasan
seksual merupakan bagian dari
kesejahteraan
psikososial.13
Dalam kehidupan pernikahan
seksualitas
sangat
penting
karena memiliki fungsi prokreasi,
rekreasi, relasi, dan dimensi
institusional. Dimensi rekreasi
berarti menemukan kebahagiaan
dimana seks akan memberi efek
kepuasan seksual2. Disfungsi
seksual
termasuk
kepuasan
seksual pada wanita merupakan
suatu
masalah
kesehatan
reproduksi yang penting karena
dapat
berpengaruh
besar
terhadap
keharmonisan
dari
hubungan antara suami dan
isteri.1 Hubungan seksual yang
tidak
memberikan
kepuasan
seksual pada wanita penderita
diabetes
ini
akibat
dari
terpaksanya
melakukan
hubungan
seksual
karena
kasihan dengan suami atau
Permintaan Hubungan seksual
kepada Suami
Sebagian
besar
wanita
menyatakan
bahwa
sebagai
perempuan tidak pernah meminta
terlebuh
dahulu
untuk
berhubungan seksual kepada
suami. Wanita lebih bersikap
pasif
daripada
pria
dalam
hubungan seksual. Hal ini
dipengaruhi
faktor
budaya
terutama budaya malu, sehingga
wanita
enggan
untuk
meminta/memulai berhubungan
seksual kepada suaminya. Takut
dan malu dapat menyebabkan
tertahannya nafsu seksual.8
Pemenuhan Permintaan
Berhubungan Seksual dari
Suami
Wanita merasa dituntut untuk
selalu
melayani
permintaan
93
penampilan suami, merasa lama
untuk terangsang, Tidak pernah
meminta
untuk
berhubungan
seksual dengan suami, tidak
pernah ada dalam melayani suami
dan
merasa
puas
dengan
hubungan seksualnya dan tidak
merasa sakit saat berhubungan
seksual.
hanya melayani suami bukan
karena keinginan pribadi.
Keluhan Sakit Saat Hubungan
Seksual
Hal ini karena hiperglikemia dapat
mengurangi hidrasi selaput lendir,
termasuk di jaringan vagina,
menyebabkan pelumasan vagina
berkurang
dan
dyspareunia.
Hiperglikemia juga berpotensi
menyebabkan dispareunia karena
hubungannya
dengan
peningkatan
kejadian
infeksi
genitalurinari.3
Komplikasi
mikrovaskuler lainnya pada kulit
diantaranya adalah kulit menjadi
kering, kulit menjadi “pecahpecah” (cracks) dan terbentuk
celah- celah yang mempermudah
masuknya mikroorganisme yang
memudahkan terjadinya infeksi.14
Kekeringan vagina dan terjadinya
infeksi ini yang mendorong
ketidaknyamanan atau kesakitan
saat berhubungan seksual.
SARAN
a. Peneliti
menyarankan
kepada
petugas untuk mengedukasi wanita
penderita diabetes terkait disfungsi
seksual
b. Peneliti
menyarankan
kepada
penderita untuk dapat berkonsultasi
dengan dokter mengenai masalah
seksual yang dialaminya
c. Peneliti menyarankan pada peneliti
selanjutnya untuk menggunakan
subjek kontrol yaitu wanita tanpa
diabetes sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Zettira Z, Nisa K. Analisis
Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal
dengan Disfungsi Seksual
pada Wanita. In Fakultas
Kedokteran, Universitas
Lampung; 2015. p. 103–8.
2.
Suryadi, Angga J., Angelina,
Andrew Parlautan, Anastasia
Putri, Angelin M. Yuvensia,
Agung N. Pratama, Achmad
F. Falaivi, I Putu G Kayika ES.
Prevalence of Sexual
Dysfunction Based on Female
Sexual Function Index and
Perception of Newly Bride in
Jati Village and Its Related
Factors. Indones J Obs
Gynecol. 2010;34(4).
3.
Bargiota, Alexandra AB,
Konstantinos Dimitropoulos
VT, Koukoulis GN. Sexual
Dysfunction in Diabetic
Women. Hormones.
2011;10(3):196–206.
4.
Enzlin, Paul , Chantal Mathieu
AVDB, Dirk Vanderschueren
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
dalam
penelitian ini yaitu keterlibatan
orang lain yang ikut menjawab
pertanyaan yang diajukan peneliti
sehingga terjadi bias informasi
namun
hal
tersebut
dapat
diminimalkan oleh peneliti dengan
cara mengajak responden ke
tempat yang jauh dari keramaian
sebelum wawancara dimulai.
KESIMPULAN
a. Proporsi wanita penderita diabetes
yang mengalami disfungsi seksual
sebesar 74,8%.
b. Dari 77 responden yang mengalami
disfungsi seksual sebagian besar
tidak melakukan hubungan seksual
dalam sebulan terakhir, waktu
hubungan terakhir 6 bulan yang
lalu, sebagian besar menyatakan
adanya penurunan gairah seksual,
tidak berhubungan dengan alasan
capek, tidak terangsang dengan
94
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
KD. Sexual Dysfunction in
Women With Type 1
Diabetes. Diabetes Care.
2002;25:672–7.
Bultrini A, Carosa E, Colpi
EM, Poccia G, Iannarelli R,
Lembo D, et al. Possible
Correlation Between Type 1
Diabetes Mellitus and Female
Sexual Dysfunction : Case
Report and Literature Review.
J Sex Med. 2004;1(3):337–40.
DCCT Research group. The
Effect of Intensive Treatment
of Diabetes on the
Development and Progression
of Long-Term Complications
in Insulin-Dependent Diabetes
Mellitus. N Engl J Med.
1993;329(14):977–86.
Harahap R. Disfungsi Seksual
pada Penderita Diabetes
Mellitus Pria. 2006;39(3):5–8.
Muhalla HI. Studi
Fenomenologi : Pengalaman
Disfungsi Seksual Pada Klien
Pria Diabetes Universitas
Indonesia Studi
Fenomenologi : Pengalaman
Di Rsupn Dr . Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
2011;
Mustofa S. Sindrom Metabolik
dan Defisiensi Testosteron.
Maj Kesehat PharmaMedika.
2010;(2):165–71.
DeLamater J, Karraker A.
Sexual functioning in older
adults. Curr Psychiatry Rep.
2009;11(1):6–11.
Qilsi FRM dan MA.
Relationship Between
Hyperglycemia, Age and
Duration of The Patients With
Diabetes Suffering of The
Occurrence Diabetic
Neuropathy.
Rachmadi A. Kadar Gula
Darah dan Kadar Hormon
Testosteron pada Pria
13.
14.
95
Penderita Diabetes. 2008;
Bitzer, J and Alder J. Diabetes
and Female Sexual Health. In:
Women’s health. England;
2009. p. 629–36.
Pada M, Diabetes P.
Identifikasi dan analisis
komplikasi makrovaskuler dan
mikrovaskuler pada pasien
diabetes mellitus. 2014;
96
Download