JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm GAMBARAN KARAKTERISTIK DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA PENDERITA DIABETES MELLITUS (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang) Dian Sutrisni*, Ari Udiyono**, Lintang Dian Saraswati** *)Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang ) ** Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang Email : [email protected] Abstract : Sexual dysfunction is a disorder of sexual function response or disorder of sexual behavior. In women, sexual dysfunction is defined as continued or repeated failure, to obtain and or maintain a vasoconstrative lubrication response until the sexual end. In marriage sexuality is very important because it has the function of procreation, recreation, relationships, and institutional dimension. The dimension of recreation means finding happiness where sex will give effect to sexual satisfaction. Diabetes mellitus has been regarded as one of the causes of Sexual Disorder Syndrome (SAD). The purpose of this study was to describe sexual dysfunction in women with diabetes. This research is qualitative with indepth interview. Samples in this study is 103. The results of this study were diabetic women who suffered sexual dysfunction as much as 74.8%. Of the 77 respondents who have sexual dysfunction most did not have sexual intercourse in the last month, the last intercouse time is 6 months ago, mostly declared a decrease in sexual arousal, tired is a reason not doing intercouse, feel long to aroused, never ask to have sexual intercourse with husband, never refused a husband's request for sexual intercourse, mostly feel satisfied with their sexual relationship and feel no pain during intercourse. Suggests for officers to educate women with diabetes about sexual dysfunction and for diabetic women to consult to the doctor about their sexual complaints. Keywords : Sexual Dysfunction, Diabetes Mellitus, Woman PENDAHULUAN Diabetes mellitus telah Disfungsi seksual pada wanita dianggap sebagai salah satu dapat diartikan sebagai kegagalan yang penyebab disfungsi seksual pada menetap atau berulang, baik sebagian wanita khususnya Sexual Arousal atau secara keseluruhan, untuk Disorders (SAD). Diabetes mellitus memperoleh dan atau mempertahankan (DM) merupakan penyakit yang respon lubrikasi vasokongesti sampai 1 umum di seluruh dunia dan berakhirnya aktifitas seksual. Dalam berkembang menjadi beban kehidupan pernikahan seksualitas kesehatan masyarakat. Jumlah sangat penting karena memiliki fungsi penderita diabetes terus meningkat prokreasi, rekreasi, relasi, dan dimensi karena pertumbuhan penduduk, institusional. Dimensi rekreasi berarti menemukan kebahagiaan dimana seks urbanisasi, dan meningkatkan 2 akan memberi efek kepuasan seksual . prevalensi obesitas dan kurangnya 87 mengalami disfungsi seksual sebanyak 77 orang. Berikut data pendukung wanita yang mengalami disfungsi seksual. 1. Frekuensi Hubungan Seksual aktivitas fisik. Peningkatan prevalensi diabetes pasti akan menghasilkan peningkatan prevalensi komplikasi dan konsekuensi terkait. Diabetes telah diketahui menyebabkan berbagai macam komplikasi jangka panjang pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler), neurologi, dan pembuluh darah besar (makrovaskuler). Komplikasi dasar tersebut dapat mengakibatkan gangguan seksualitas pada penderita DM. Diabetes juga diketahui menyebabkan beberapa masalah medis, psikologi, dan seksual. Wanita dengan diabetes memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan wanita non diabetes untuk bermasalah dengan gairah seksual.3,4,5,6,7 Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kejadian disfungsi seksual pada wanita penderita diabetes melitus di Puskesmas Tlogosari Kulon melalui penelitian kualitatif ini. Sehingga dapat dilakukan pencegahan untuk mengurangi dampak dari komplikasi DM, terutama disfungsi seksual. Dalam sebulan terakhir berapa kali anda melakukan hubungan seksual ? “...Tidak Pernah ...” (R2, R13, R17, R19, R25, R28, R31, R32, R34, R35, R36, R37,R38, R40, R42, R43, R44, R45, R47, R50, R52, R55, R58, R59, R62, R63, R69, R70, R71, R76, R77, R78, R79, R84, R85, R89, R91, R93, R97, R98, R99, R100, R101, R103) “...1 - 2 kali...” (R4, R9, R11, R14, R24, R27, R29, R30, R39, R46, R49, R51, R54, R64, R65, R68, R73, R81, R82, R83, R86, R87, R90, R96, R102) “...3 - 4 kali...” (R1, R8, R21, R56, R60, R66) “...lebih dari 4 kali...” (R18, R92) Berdasarkan hasil wawancara mengenai frekuensi hubungan seksual dalam sebulan terakhir diketahui bahwa sebagian besar menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual dalam sebulan terakhir. Sebagian lagi melakukan 1-2 kali hubungan seksual. Sebagian kecil lainnya melakukan 3-4 kali hubungan seksual dan sebanyak 2 responden melakukan lebih dari 4 hubungan seksual dalam sebulan terakhir. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang pada bulan Maret 2017. Populasi penelitian ini adalah semua pasien wanita penderita diabetes yang terdata di Puskesmas Tlogosari Kulon Tahun 2016. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik total sampling dan responden akhir berjumlah sebanyak 103 responden. HASIL Wanita penderita diabetes yang menderita disfungsi seksual sebanyak 74,8%. Terdapat penderita yang 88 2. Waktu Terakhir Hubungan Seksual Berdasarkan hasil wawancara mengenai gairah seksual, sebagian besar responden menyatakan mengalami penurunan gairah seksual setelah diabetes melitus. Sedangkan sebagian lagi menyatakan sudah tidak ada minat sama sekali untuk berhubungan seksual. Sebagian kecil lainnya menyatakan tidak terjadi penurunan gairah seksual setelah terkena diabetes. Kapan terakhir kali anda berhubungan seksual ? “...Sekitar 6 bulan yang lalu...” (R31, R37, R38, R40, R43, R44, R45, R47, R58, R62, R69, R77, R78, R79, R89, R93, R99, R100, R103) “...Sekitar 1 - 4 tahun yang lalu...” (R13, R17, R25, R32, R35, R36, R50, R52, R59, R63, R71, R91, R97) “...5 tahun keatas...” (R19, R76, R84, R85, R101) “...puluhan tahun yang lalu...” (R2, R28, R34, R42, R70) Berdasarkan hasil wawancara mengenai waktu terakhir responden melakukan hubungan seksual, sebagian besar responden menyatakan sudah sekitar 6 bulan lalu tidak melakukan hubungan seksual. Sebagian lagi menyatakan sudah satu sampai 4 tahun yang lalu, lima tahun lebih dan bahkan ada yang sudah tidak berhubungan seksual selama puluhan tahun yang lalu. 4. Alasan Tidak Begairah dalam Seks Mengapa anda tidak memiliki gairah untuk berhubungan seksual ? “...Capek, males udah gak napsu...” (R4, R9, R11, R14, R17, R18, R21, R27, R30, R31, R37, R39, R49, R54, R56, R58, R60, R64, R66, R68, R71, R81, R82, R83, R86, R90, R92, R96, R100, R102) “...Sudah Tua, udah banyak cucu, malu sama cucu...” (R1, R8, R28, R29, R35, R38, R62, R63, R65, R70, R77, R78, R79, R85, R101) “...lagi sakit, udah gak mikirin begituan, yang penting sehat...” (R2, R19, R24, R32, R36, R40, R42, R44, R50, R52, R55, R59, R69, R84, R87, R91, R93, R98) “...takut kena penyakit…kalo sudah menopause sperma yang masuk gak bisa keluar, jadi penyakit...” (R46, R73) “...Sakit hati, seneng sama wanita lain, ya saya sudah gak mau disentuh...” (R13, R34, R43) “...ini nunggu KB, gak bulan ini...” (R47, R89, R103) “...Suami saya dingin orangnya, saya gak berani minta...” (R25, R45, R51, R76, R97) 3. Gairah Seksual Apakah anda merasakan adanya penurunan gairah seksual setelah terkena diabetes melitus? “...Ya menurun, males sekarang...” (R1, R4, R9, R14, R30, R31, R36, R38, R39, R43, R45, R49, R50, R51, R52, R54, R58, R66, R68, R71, R73, R77, R79, R81, R82, R89, R92, R93, R96, R97, R99, R100, R102) “...Sudah tidak minat sama sekali...” (R2, R17, R19, R28, R34, R35, R42, R55, R59, R63, R69, R70, R76, R85) “...Tidak menurun, masih seperti biasanya...” (R18, R21, R24, R25, R40, R44, R47, R60, R62, R83, R87,R103) 89 6. Permintaan Hubungan kepada Suami Berdasarkan hasil wawancara mengenai alasan tidak bergairah dalam melakukan hubungan seksual, sebagian besar responden menyatakan capek atau terlalu lelah untuk berhubungan seksual. Sebagian lagi menyatakan sudah tua dan dalam keadaan sakit DM. Sebagian kecil lainnya menyatakan takut adanya mitos penyakit, sakit hati dengan pasangan, belum KB, dan suami tidak bergairah. 5. Rangsangan Seksual Saat seksual Apakah anda pernah meminta untuk berhubungan seksual kepada suami? “...Tidak pernah...” (R4, R8, R9, R13, R14, R24, R27, R29, R30, R31, R37, R38, R43, R44, R46, R47, R49, R50, R51, R52, R64, R65, R68, R71,R73, R81, R82, R83, R86, R87, R89, R92, R96, R99, R100, R101, R102, R103) “...Iya, pernah...” (R1, R18, R21, R40, R54, R66, R77, R97) Berdasarkan hasil wawancara mengenai Istri meminta berhubungan seksual kepada suami, sebagian besar responden menyatakan tidak pernah meminta untuk berhubungan seksual kepada suami. Hanya sebagian kecil yang menyatakan pernah meminta berhubungan seksual kepada suami. Berhubungan Apakah anda mudah terangsang selama melakukan hubungan seksual ? “...Sekarang lama terangsang...” (R4, R9, R11, R14, R18, R27, R29, R30, R39, R49, R51, R54, R64, R65 , R68, R73, R81, R83, R86, R87, R96) “...Mudah terangsang ..” (R1, R8, R18, R21, R56, R60, R66, R90, R92, R102) “...Sangat susah terangsang...” (R24, R46, R82) Berdasarkan hasil wawancara rangsangan saat berhubungan seksual, sebagian besar menyatakan bahwa sekarang butuh waktu lama untuk dapat terangsang atau dibangkitkan selama melakukan hubungan seksual. Sebagian lagi menyatakan mudah terangsang dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat susah terangsang. 7. Alasan Tidak Meminta Terlebih Dahulu untuk Berhubungan Seksual Kepada Suami Mengapa anda tidak pernah meminta untuk berhubungan seksual kepada suami? “...Malu...” (R24, R37, R44, R47, R68, R73, R86, R101, R102) “…Capek..” (R43, R51, R71, R92, R100) “…Sudah tua, sudah punya cucu...” (R29, R46, R52) “…Masa perempuan yang minta, jual mahal lah..” (R8, R27, R65) Berdasarkan hasil wawancara mengenai alasan tidak pernah meminta untuk berhubungan seksual kepada suami, sebagian besar menyatakan bahwa sebagai perempuan mereka malu untuk meminta terlebuh dahulu untuk berhubungan seksual kepada suami. 90 8. Pemenuhan Permintaan Berhubungan Seksual dari Suami 9. Kepuasan dalam Hubungan Seksual Apakah setiap permintaan suami untuk berhubungan seksual selalu anda layani? “...Sering menolak, kalo kurang fit atau capek ya gak dilayani...” (R9, R13, R14, R18, R27, R29, R30, R43, R46, R49, R51, R52, R82, R83, R90, R96, R100, R101) “...Iya selalu, kan kewajiban...” (R4, R24, R37, R44, R47, R54, R60, R64, R65, R77, R81, R86, R92, R99) “...Iya selalu, takut dosa...” (R11, R38, R56, R73) “...iya selalu, biar setia, biar gak berpaling...” (R21, R45, R66) “...iya selalu, takut marah...” (R8) Berdasarkan hasil wawancara mengenai pemenuhan permintaan berhubungan seksual dari suami, sebagian besar responden menyatakan sering menolak berhubungan seksual saat sedang kurang fit atau capek, sehingga tidak selalu melayani permintaan suami. Sebagian lagi menyatakan selalu melayani karena kewajiban. Sebagian lainnya menyatakan selalu melayani karena takut dosa dan ada sebagian kecil responden yang menyatakan selalu melayani, agar suami setia dan tidak berpaling. Hanya ada satu responden yang menyatakan selalu melayani karena takut suami marah. Melakukan Apakah anda merasa puas berhubungan seksual dengan pasangan anda ? “...Puas...” (R8, R9, R11, R13, R18, R21, R24, R27, R37, R45, R49, R56, R66, R82, R90, R99) “..Tidak puas...” (R25, R51, R81, R92, R100) “..Ragu antara puas dan tidak puas...” (R46, R73, R83, R101) Berdasarkan hasil wawancara mengenai kepuasan dalam melakukan hubungan seksual, sebagian besar responden menyatakan puas dalam melakukan hubungan seksual. Sebagian lagi menyatakan tidak puas dan ragu-ragu antara puas dan tidak puas. 10. Keluhan Seksual Sakit Saat Hubungan Apakah anda merasa sakit saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan anda ? “...Tidak Sakit...” (R13, R27, R31, R37, R38, R43, R44, R45, R49, R51, R73, R81, R86, R90, R92, R99, R101, R103) “...Kadang-kadang perih, panas karena kering...” (R8, R11, R24, R30, R56, R66, R77, R82, R87, R93, R96, R100) Berdasarkan hasil wawancara mengenai keluhan sakit baik saat maupun setelah hubungan seksual, sebagian responden menjawab tidak sakit dan sebagian lagi menjawab kadang-kadang perih, panas karena kering dengan proporsi yang hampir sama. Menopause pada usia tua juga menyebabkan kondisi vagina yang kering sehingga menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan seksual, akibatnya beberapa responden harus menggunakan gell saat berhubungan seksual. 91 PEMBAHASAN Frekuensi Hubungan Seksual Frekuensi berhubungan seksual pada individu berusia 18-59 tahun pada umumnya 2 kali seminggu, dengan batas frekuensi intercourse 6-7 kali sebulan. Kondisi ini sangat tergantung dengan usia, kepuasan saat intercourse, penyakit penyerta dan support pasangan. Pada penelitian ini responden yang mengalami disfungsi seksual sebagian besar tidak melakukan hubungan seksual dalam sebulan terakhir.8 Frekuensi hubungan seksual seseorang dipengaruhi oleh adanya gairah atau hasrat seksual. Pada wanita penderita diabetes gairah untuk berhubungan seksual cenderung rendah dan menurun, sehingga tiap bulan belum tentu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, sebagian besar responden yang mengalami disfungsi seksual lebih banyak yang tidak melakukan hubungan seksual. Protein ini langsung menekan pelepasan Gonadotropinreleasing hormon dari hipotalamus. Adanya peningkatan glukosa darah pada penderita diabetes akan berpengaruh terhadap penurunan luteinizing hormon (LH) yang mengakibatkan terjadiya penurunan jumlah testoteron.9 Berbagai penelitian epidemiologi beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe 2 memiliki testosteron rendah.9 Penurunan testosteron akan berhubungan dengan penurunan hasrat seksual pada pria dan wanita.10. Alasan Tidak Begairah dalam Seks Desire merupakan komponen utama seksualitas yang sehat. Fase munculnya hasrat ini meliputi antisipasi seksual (keinginan memulai secara seksual), fantasi, rasa rindu menggebu sebagai suatu sensasi rasa dan kesiapan untuk berhubungan 8 seks. Aktivitas yang berat disertai dengan kondisi fisik wanita penderita diabetes yang mudah lelah dan ngantuk pada akhirnya menimbulkan rasa malas untuk melakukan hubungan seksual. Selain faktor lelah/capek, sakit diabetes baik dengan komplikasi berat maupun tanpa komplikasi menjadi penyebab wanita mengurangi atau menghindari hubungan seksual. Penurunan kondisi fisik juga pemicu disfungsi seksual yang dialami, karena peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan peningkatan metabolisme yang akhirnya membuat badan cepat lelah, dan ini akan berpengaruh terhadap hasrat dan aktivitas seksual seperti frekuensi yang perlahan menurun, jarang dan berkurang serta adanya keengganan melakukan aktivitas 8 seksual. Waktu Terakhir Hubungan Seksual Wanita penderita diabetes melitus memiliki beban penyakit yang besar. Keadaan hiperglikemi yang dideritanya membuat kondisi kesehatan wanita penderita diabetes tidak dalam kondisi baik, sehingga mereka menghindari hubungan seksual sudah sejak bertahun-tahun lalu. Gairah Seksual Diabetes mellitus memberikan dampak yang cukup besar dalam mempertahankan fungsi seksual seperti rendahnya gairah seksual. Ketidakpekaan terhadap insulin pada tingkat hipotalamus dapat berkontribusi pada perkembangan hypogonadotrophic hipogonadisme, dan berkaitan dengan peningkatan konsentrasi protein inflamasi dalam darah. Rangsangan Seksual Saat Berhubungan Disfungsi saraf somatik dan otonom muncul dalam persentase 92 besar pada individu dengan diabetes melitus terkait disfungsi seksual. Hiperglikemia berkepanjangan yang menyebabkan terbentuknya advance glycosilation end products (AGEs) yang sangat toksik dan merusak semua protein tubuh, termasuk sel saraf. Terbentuknya AGEs dan sorbitol menyebabkan sintesis dan fungsi nitric oxide (NO) akan menurun, dan bersama rendahnya mioinositol dalam sel saraf, dan mengakibatkan Neuropati Diabetik11. Neuropati diabetik dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional organ kelamin dan dapat mengganggu tanggapan seksual.3,12,11Oleh karena itu, wanita penderita diabetes melitus membutuhkan upaya rangsangan seperti cumbu rayu dan pemanasan (fore play) yang lebih lama untuk bisa sampai terangsang dibandingkan dengan sebelum sakit.8 suami dalam hal berhubungan seksual dengan alasan hal tersebut merupakan kewajiban seorang istri serta takut dosa dimana hal ini sesuai dengan kepercayaan agama islam. Hal tersebut dapat menimbulkan rendahnya kepuasan seksual karena terkadang ada perasaan terpaksa. Kepuasan dalam Melakukan Hubungan Seksual Hubungan seks yang baik dan cukup dengan pasangan adalah model hubungan yang fokus dan menikmati seksual yang menyenangkan, tidak perlu membuktikan apapun untuk diri sendiri maupun orang lain, semua hanya tentang penerimaan, kesenangan dan kepuasan. Keintiman dan kepuasan menjadi tujuan utama pada hubungan seks yang baik dan cukup dengan pasangan.8 Kepuasan seksual merupakan bagian dari kesejahteraan psikososial.13 Dalam kehidupan pernikahan seksualitas sangat penting karena memiliki fungsi prokreasi, rekreasi, relasi, dan dimensi institusional. Dimensi rekreasi berarti menemukan kebahagiaan dimana seks akan memberi efek kepuasan seksual2. Disfungsi seksual termasuk kepuasan seksual pada wanita merupakan suatu masalah kesehatan reproduksi yang penting karena dapat berpengaruh besar terhadap keharmonisan dari hubungan antara suami dan isteri.1 Hubungan seksual yang tidak memberikan kepuasan seksual pada wanita penderita diabetes ini akibat dari terpaksanya melakukan hubungan seksual karena kasihan dengan suami atau Permintaan Hubungan seksual kepada Suami Sebagian besar wanita menyatakan bahwa sebagai perempuan tidak pernah meminta terlebuh dahulu untuk berhubungan seksual kepada suami. Wanita lebih bersikap pasif daripada pria dalam hubungan seksual. Hal ini dipengaruhi faktor budaya terutama budaya malu, sehingga wanita enggan untuk meminta/memulai berhubungan seksual kepada suaminya. Takut dan malu dapat menyebabkan tertahannya nafsu seksual.8 Pemenuhan Permintaan Berhubungan Seksual dari Suami Wanita merasa dituntut untuk selalu melayani permintaan 93 penampilan suami, merasa lama untuk terangsang, Tidak pernah meminta untuk berhubungan seksual dengan suami, tidak pernah ada dalam melayani suami dan merasa puas dengan hubungan seksualnya dan tidak merasa sakit saat berhubungan seksual. hanya melayani suami bukan karena keinginan pribadi. Keluhan Sakit Saat Hubungan Seksual Hal ini karena hiperglikemia dapat mengurangi hidrasi selaput lendir, termasuk di jaringan vagina, menyebabkan pelumasan vagina berkurang dan dyspareunia. Hiperglikemia juga berpotensi menyebabkan dispareunia karena hubungannya dengan peningkatan kejadian infeksi genitalurinari.3 Komplikasi mikrovaskuler lainnya pada kulit diantaranya adalah kulit menjadi kering, kulit menjadi “pecahpecah” (cracks) dan terbentuk celah- celah yang mempermudah masuknya mikroorganisme yang memudahkan terjadinya infeksi.14 Kekeringan vagina dan terjadinya infeksi ini yang mendorong ketidaknyamanan atau kesakitan saat berhubungan seksual. SARAN a. Peneliti menyarankan kepada petugas untuk mengedukasi wanita penderita diabetes terkait disfungsi seksual b. Peneliti menyarankan kepada penderita untuk dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah seksual yang dialaminya c. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk menggunakan subjek kontrol yaitu wanita tanpa diabetes sebagai pembanding. DAFTAR PUSTAKA 1. Zettira Z, Nisa K. Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita. In Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung; 2015. p. 103–8. 2. Suryadi, Angga J., Angelina, Andrew Parlautan, Anastasia Putri, Angelin M. Yuvensia, Agung N. Pratama, Achmad F. Falaivi, I Putu G Kayika ES. Prevalence of Sexual Dysfunction Based on Female Sexual Function Index and Perception of Newly Bride in Jati Village and Its Related Factors. Indones J Obs Gynecol. 2010;34(4). 3. Bargiota, Alexandra AB, Konstantinos Dimitropoulos VT, Koukoulis GN. Sexual Dysfunction in Diabetic Women. Hormones. 2011;10(3):196–206. 4. Enzlin, Paul , Chantal Mathieu AVDB, Dirk Vanderschueren Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu keterlibatan orang lain yang ikut menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti sehingga terjadi bias informasi namun hal tersebut dapat diminimalkan oleh peneliti dengan cara mengajak responden ke tempat yang jauh dari keramaian sebelum wawancara dimulai. KESIMPULAN a. Proporsi wanita penderita diabetes yang mengalami disfungsi seksual sebesar 74,8%. b. Dari 77 responden yang mengalami disfungsi seksual sebagian besar tidak melakukan hubungan seksual dalam sebulan terakhir, waktu hubungan terakhir 6 bulan yang lalu, sebagian besar menyatakan adanya penurunan gairah seksual, tidak berhubungan dengan alasan capek, tidak terangsang dengan 94 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. KD. Sexual Dysfunction in Women With Type 1 Diabetes. Diabetes Care. 2002;25:672–7. Bultrini A, Carosa E, Colpi EM, Poccia G, Iannarelli R, Lembo D, et al. Possible Correlation Between Type 1 Diabetes Mellitus and Female Sexual Dysfunction : Case Report and Literature Review. J Sex Med. 2004;1(3):337–40. DCCT Research group. The Effect of Intensive Treatment of Diabetes on the Development and Progression of Long-Term Complications in Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. N Engl J Med. 1993;329(14):977–86. Harahap R. Disfungsi Seksual pada Penderita Diabetes Mellitus Pria. 2006;39(3):5–8. Muhalla HI. Studi Fenomenologi : Pengalaman Disfungsi Seksual Pada Klien Pria Diabetes Universitas Indonesia Studi Fenomenologi : Pengalaman Di Rsupn Dr . Cipto Mangunkusumo Jakarta. 2011; Mustofa S. Sindrom Metabolik dan Defisiensi Testosteron. Maj Kesehat PharmaMedika. 2010;(2):165–71. DeLamater J, Karraker A. Sexual functioning in older adults. Curr Psychiatry Rep. 2009;11(1):6–11. Qilsi FRM dan MA. Relationship Between Hyperglycemia, Age and Duration of The Patients With Diabetes Suffering of The Occurrence Diabetic Neuropathy. Rachmadi A. Kadar Gula Darah dan Kadar Hormon Testosteron pada Pria 13. 14. 95 Penderita Diabetes. 2008; Bitzer, J and Alder J. Diabetes and Female Sexual Health. In: Women’s health. England; 2009. p. 629–36. Pada M, Diabetes P. Identifikasi dan analisis komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler pada pasien diabetes mellitus. 2014; 96