493 partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana program

advertisement
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN DANA PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
TERHADAP KEMAJUAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi di Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi)
Andriaman Gea
Email : [email protected]
Jl. Kolam No 1 Medan Estate, Kampus FISIPOL Program Studi Kepemerintahan
Universitas Medan Area
Diterima 21 Mei 2015/ Disetujui 4 Juni 2015
Abstract
The research carried out in the village Tetehosi I sub district of Gunungsitoli
Idanoi. While the issues raised with respect to this research is how the public
participation in the utilization of the funds of the National Program for Community
Empowerment in Rural Areas to the welfare of society. The method used in this
research is descriptive qualitative approach. Results of research and discussion
explains the different types of public participation in the National Program for
Community Empowerment in Rural Areas in the village Tetehosi I sub district of
Gunungsitoli Idanoi. With the participation of the community is able to create an
effective development according to the needs of the community so that it has a
significant impact on the progress of public welfare.
Keywords: community participation, program, development, prosperity.
Abstrak
Penelitian dilakukan di desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi.
Sedangkan permasalahan yang diangkat sehubungan dengan penelitian ini adalah
bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap
kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian dan pembahasan
menjelaskan berbagai jenis partisipasi masyarakat dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di desa Tetehosi I
Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Dengan partispasi masyarakat tersebut mampu
menciptakan pembangunan yang efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga memiliki dampak signifikan terhadap kemajuan kesejahteraan
masyarakat.
Kata kunci : Partisipasi masyarakat, program, pembangunan, kesejahteraan.
PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2004-2009 telah menempatkan upaya
penanggulangan
kemiskinan
dan
pengurangan
ketimpangan
pembangunan antar wilayah sebagai
bagian
dari
prioritas
utama
pembangunan nasional dalam agenda
Meningkatkan
Kesejahteraan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
Masyarakat. Terdapat 5 (lima) sasaran
yang ingin dicapai dalam agenda
tersebut, yaitu:
1. Menurunnya jumlah penduduk
miskin dan terciptanya lapangan
kerja yang mampu mengurangi
tingkat pengangguran terbuka.
2. Berkurangnya kesenjangan antar
wilayah yang tercermin dari :
493
PERSPEKTIF
a. Meningkatnya peran pedesaan
sebagai basis pertumbuhan
ekonomi.
b. Meningkatnya
pembangunan
pada daerah-daerah terbelakang
dan tertinggal.
c. Meningkatnya pengembangan
wilayah yang didorong oleh
daya saing kawasan dan produkproduk unggulan daerah.
d. Meningkatnya
keseimbangan
pertumbuhan
pembangunan
antar kota-kota metropolitan,
besar, menengah, dan kecil
dengan
memperhatikan
keserasian pemanfaatan ruang
dan penatagunaan tanah.
3. Meningkatnya kualitas sumber
daya
manusia
yang
secara
menyeluruh
tercermin
dari
membaiknya
angka
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
4. Membaiknya mutu lingkungan
hidup dan pengelolaan sumberdaya
alam
yang
mengarah
pada
pengarusutamaan (mainstreaming)
prinsip pembangunan berkelanjutan
di seluruh sektor dan bidang
pembangunan.
5. Membaiknya
pelayanan
infrastruktur sosial ekonomi yang
ditunjukkan oleh meningkatnya
kuantitas dan kualitas keberadaan
berbagai
sarana
penunjang
pembangunan.
Dengan
memperhatikan
beberapa kondisi di atas, kemudian
dikembangkan suatu program yang
dapat menjawab kebutuhan dalam
melakukan pengurangan kesenjangan
antar wilayah, pengentasan kemiskinan,
dan pengurangan tingkat pengangguran
terbuka dengan juga meningkatkan
kemampuan pemerintah daerah dalam
melaksanakan
desentralisasi
pembangunan dan otonomi daerah.
Program ini merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan
dari
program
sebelumnya,
yaitu
Pengembangan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Prasarana Perdesaan (P2D), dan disebut
sebagai
program
Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
(Regional Infrastructure for Social and
Economic Development / RISE), yang
kemudian disingkat dengan PISEW.
Secara nasional, beberapa program
sejenis lainnya yang juga ditujukan
sebagai upaya pengentasan kemiskinan
dan pengurangan tingkat pengangguran,
telah
diintegrasikan
dalam
satu
kerangka kebijakan nasional yang
dikenal dengan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri. Program PISEW dengan
intervensi berupa bantuan teknis dan
investasi infrastruktur dasar pedesaan,
dibangun dengan berorientasi pada
konsep
"Community
Driven
Development (CDD)" dan "Labor
Intensive Activities (LIA)", sehingga
kemudian dikategorikan sebagai salah
satu program inti PNPM-Mandiri.
PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan
secara resmi oleh Presiden RI pada 30
April 2007 di Kota Palu, Sulawesi
Tengah. Salah satu mekanisme program
pemberdayaan
masyarakat
yang
digunakan PNPM Mandiri dalam upaya
mempercepat
penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan
kerja di wilayah perdesaan disebut
dengan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP).
Program
pemberdayaan
masyarakat ini dapat dikatakan sebagai
program pemberdayaan masyarakat
terbesar
di
tanah
air.
Dalam
pelaksanaannya,
program
ini
memusatkan kegiatan bagi masyarakat
Indonesia paling miskin di wilayah
perdesaan. Program ini menyediakan
fasilitasi pemberdayaan masyarakat/
kelembagaan lokal, pendampingan,
pelatihan, serta dana Bantuan Langsung
untuk Masyarakat (BLM) kepada
masyarakat secara langsung. Besaran
dana BLM yang dialokasikan sebesar
494
PERSPEKTIF
Rp750 juta sampai Rp3 miliar per
kecamatan,
tergantung
jumlah
penduduk. Dalam kegiatan PNPM-MP
seluruh anggota masyarakat diajak
terlibat dalam setiap tahapan kegiatan
secara partisipatif, mulai dari proses
perencanaan, pengambilan keputusan
dalam penggunaan dan pengelolaan
dana sesuai kebutuhan paling prioritas
di desanya, sampai pada pelaksanaan
kegiatan dan pelestariannya. Salah satu
Desa yang menerima dana Pogram
tersebut adalah Desa Tetehosi I
kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Desa
tersebut telah mencapai dan telah
berhasil memanfaatkan dana PNPMMP, dimana kegiatan pembangunan
yang telah telah direncanakan dapat
dilaksanakan.
Beberapa kegiatan yang sudah
terlaksana antara lain pembangunan
sumur bor, bak penampung air, MCK
(Mandi Cuci Kakus ), pembangunan
jalan telford, pembukaan jalan baru,
parit beton, dan lain-lain.
Dari uraian di atas maka penulis
melakukan
penelitian
mengenai
Partisipasi
masyarakat
dalam
pemanfaatan dana Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan
(PNPM-MP)
terhadap
kemajuan kesejahteraan masyarakat
(Studi pada Desa Tetehosi I Kecamatan
Gunungsitoli Idanoi).
TELAAH PUSTAKA
Pengertian partisipasi masyarakat
Istilah partisipasi berasal dari
bahasa inggris ”participacition” yang
berarti mengambil bagian. Partisipasi
merupakan
sebuah
perwujudan
keterlibatan
mental/pikiran
dan
emosi/perasaan seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk
memberi sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan serta
bertanggungjawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Winardi
(2005:79)
mengemukakan partisipasi adalah turut
sertanya seseorang baik secara mental
maupun emosional untk memberikan
sumbangan kepada porses pembuatan
keputusan
terutama
mengenai
persoalan-persoalan dimana keterlibatan
pribadi orang yang bersangkutan
melaksanakan tanggungjawab untuk
melakukan hal tersebut. Selain itu
Santoso
Sastroputra
(2008:40)
menyatakan bahwa “partisipasi adalah
keterlibatan secara spontan yang disertai
kesadaran dan tanggungjawab terhadap
kepentingan kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
Partispasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan dalam hal
kegiatan pembangunan desa yang
bersifat murni dari masyarakat, maka
sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat
itu melalui musyawarah yang natinya
gagasan tersebut menjadi bahan
penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka menengah Desa (RPJMDes).
Tolak ukur partisipasi masyarakat
dalam pengambilan keputusan (rencana)
ini dapat dilihat dari kehadiran
masyarakat dan gagasan, ide, serta
pendapat masyarakat tiap melaksanakan
rapat.
Partisipasi
dalam
pelaksanaan
pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan merupakan tindak lanjut
dari keputusan yang telah di tetapkan.
Partisipasi
masyarakat
dalam
pelakasanaan pembangunan adalah
kesediaan untuk berkorban yang dimana
merupakan tanda rasa tanggungjawab
yang tinggi, kecuali ada motif lain
seperti malu, rasa takut, dan kesadaran
moral atau etis. Dalam pelaksanaan
pembangunan yang dilaksanankan
mengemukakan perencanaan dapat
dilakukan dan diperlukan untuk
pembangunan dengan menentukan
sayarat sebagai berikut :
495
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
1.
2.
3.
4.
5.
Bersifat garis besar dan inisiatif.
Mengendalikan
dan
mengarahkan
investasi
pemerintah yang mendorong
meningkatnya usaha masyarakat
swasta.
Mendorong kerja pasar.
Mengikutsertakan masyarakat
dalam prosesnya.
Memajukan
golongan
masyarakat dan wilayah yang
dengan ekonomi pasar tidak
mungkin
berkembang
atau
bersaing dalam memperoleh
akses faktor produksi.
Dengan demikian patisipasi
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan dapat disimpulkan bahwa
kesadaran masyarakat untuk ikut serta
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan
kewajibannya serta kesediaan untuk
berkorban
dan
memiliki
rasa
tanggungjawab.
Pemanfaatan dana sosial
Pemanfaatan dana sosial wajib
menjaga keswadayaan, partisipasi,
kemanfaatan, produktivitas, sehingga
terhindar dari bentuk kegiatan yang
karitatif
dan
instant
yang
kontraproduktif
terhadap
prinsip
pemberdayaan. Pemanfaatan dana sosial
harus mendasarkan pada prinsip
pemanfatan sebagai berikut :
a. Prioritas
penerima
adalah
kelompok masyarakat miskin dan
kelompok paling rentan.
b. Berkelanjutan. Program sosial
harus
memperhatikan
aspek
keberlanjutan baik dari sisi
pendanaan,
jenis
kegiatan,
pengelolaan
maupun
pemanfaatannya. Artinya kegiatan
sosial tidak bersifat santunan
karitatif sesaat.
c. Tidak
menimbulkan
ketergantungan baru. Program
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
d.
e.
f.
g.
sosial sedapat mungkin tidak
mencemari modal sosial dengan
menimbulkan
ketergantungan
warga miskin dan rentan terhadap
dana santunan. Program sosial
harus
memberikan
penguatan
kapasitas bagi kelompok paling
miskin dan rentan agar mampu
mandiri keeluar dari kemiskinan.
Partisipasi dan kemitraan. Program
sosial harus dapat menggerakan
potensi kapasitas sosial masyarakat
dan kemitraan dengan kelompok
peduli untuk saling membantu
kelompok paling miskin dan rentan
yang ada di wilayahnya.
Responsif gender. Program sosial
harus
memperhatikan
keseimbangan, kesetaraan, dan
keadilan
bagi
laki-laki
dan
perempuan
maupun
sebagai
pemanfaat kegiatan.
Transparan.
Perencanaan,
pelaksanaan, monitoring serta
evaluasi untuk jenis kegiatan dan
penerima manfaat program harus
disebarluaskan kepada seluruh
masyaraka melalui berbagai saluran
media informasi seperti pertemuan,
papan informasi, dan lain-lain.
Akuntabel. Pengelolaan kegiatan
sosial
harus
dipertanggungjawabkan
melalui
laporan rutin.
Pengertian pemberdayaan
Pemberdayaan
sebagai
terjemahan
dari
“empowerment”
menurut para sarjana pada intinya
diartikan yaitu membantu klien
memperoleh daya untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan
yang ia lakukan, yang terkait dengan
diri mereka, termasuk mengurangi efek
hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan.
Istilah pemberdayaan yang kini
menjai
populer
dalam
konteks
pembangunan, pada dasarnya adalah
496
PERSPEKTIF
suatu pola pola pembangunan yang
dilakukan dengan merubah paradigma
yang selama ini masyarakat sebagai
obyek pembangunan, sedangkan saat ini
masyarakat disamping sebagai obyek
pembangunan harus pula menjadi
subjek pembangunan.
Pengalaman pembangunan di
Indonesia selama beberapa puluhan
tahun dengan menggunakan pola
sentralistik terbukti memiliki banyak
kekurangan
terutama
dalam
memberdayakan
masyarakat
dan
menempatkan
masyarakat
sebagai
selaku pembangunan dari mulai
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengawasan sehingga berkembanglah
otonomi daerah di Indonesia.
Sumaryadi I Nyoman (2005:84)
menyebutkan
”otonomi
sebagai
peletakan landasan pembangunan yang
tumbuh dan berkembang dari rakyat,
diselenggarakan secara sadar dan
mandiri oleh rakyat, sehingga dalam
program pembangunan masyarakat
tidak dianggap lagi sebagai obyek dari
pembangunan,
tetapi
menjadi
subyek/pelaku dari pembangunan”.
Adapun tujuan utama yang
hendak dicapai dari pembangunan
adalah menungkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, dan harus
mengutamakan proses daripada hasil,
sebab proses lebih memungkinkan
pelaksanaan
pembangunan
yang
melibatkan
masyarakat
dalam
pembangunan, sehingga lebih mengarah
kepada bentuk partisipasi, bukan dalam
bentuk mobilisasi.
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri
Perdesaan
(PNPM-MP)
Dalam
PNPM
Mandiri
Perdesaan, seluruh anggota masyarakat
diajak terlibat dalam setiap tahapan
kegiatan secara partisipatif, mulai dari
proses
perencanaan,
pengambilan
keputusan dalam penggunaan dan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
pengelolaan dana sesuai kebutuhan
paling prioritas di Desanya, sampai
pada
pelaksanaan
kegiatan
dan
pelestariannya.
Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan berada di bawah binaan
Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (PMD), Kemen
terian Dalam Negeri. Program ini
didukung dengan pembiayaan yang
berasal
dari
alokasi
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), alokasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
Prinsip dasar PNPM Mandiri
Perdesaan
Dalam pelaksanaannya, PNPM
Mandiri Perdesaan menekankan prinsipprinsip pokok SiKOMPAK, yang terdiri
dari :
a. Transparansi dan Akuntabilitas.
Masyarakat harus memiliki akses
yang memadai terhadap segala
informasi dan proses pengambilan
keputusan, sehingga pengelolaan
kegiatan dapat dilaksanakan secara
terbuka
dan
dipertanggunggugatkan, baik secara moral, teknis,
legasl maupun administratif.
b. Desentralisasi.
Kewenangan
pengelolaan kegiatan pembangunan
sektoral
dan
kewilayahan
dilimpahkan kepada Pemerintah
Daerah atau masyarakat, sesuai
dengan kapasitasnya.
c. Keberpihakan
pada
Orang/Masyarakat Miskin. Semua
kegiatan
yang
dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat miskin dan
kelompok masyarakat yang kurang
beruntung.
d. Otonomi.
Masyarakat
diberi
kewenangan secara mandiri untuk
berpartisipasi dalam menentukan
dan
mengelola
kegiatan
pembangunan secara swakelola.
497
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
e.
f.
g.
h.
i.
Partisipasi/pelibatan Masyarakat.
Masyarakat terlibat secara aktif
dalam setiap proses pengambilan
keputusan pembangunan dan secara
gotong-royong
menjalankan
pembangunan.
Prioritas Usulan. Pemerintah dan
masyarakat harus memprioritaskan
pemenuhan
kebutuhan
untuk
pengentasan kemiskinan, kegiatan
mendesak dan bermanfaat bagi
sebanyak-banyaknya masyarakat,
dengan mendayagunakan secara
optimal berbagai sumberdaya yang
terbatas.
Kesetaraan dan Keadilan Gender.
Laki-laki
dan
perempuan
mempunyai
kesetaraan
dalam
perannya
di
setiap
tahap
pembangunan
dan
dalam
menikmati secara adil manfaat
kegiatan pembangunan tersebut.
Kolaborasi. Semua pihak yang
berkepentingan
dalam
penanggulangan
kemiskinan
didorong
untuk
mewujudkan
kerjasama dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan.
Keberlanjutan. Setiap pengambilan
keputusan
harus
mempertimbangkan
kepentingan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat, tidak hanya untuk saat
ini tetapi juga di masa depan,
dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
Cara kerja PNPM Mandiri Pedesaan
PNPM
Mandiri
Perdesaan
dilaksanakan melalui upaya-upaya
pemberdayaan
dan
partisipasi
masyarakat di wilayah perdesaan
melalui
tahapan-tahapan
kegiatan
berikut :
1. Sosialisasi
dan
penyebaran
informasi program. Baik secara
langsung melalui fórum-forum
pertemuan
maupun
dengan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
2.
3.
mengembangkan/memanfaatkan
media/saluran
informasi
masyarakat di berbagai tingkat
pemerintahan.
Proses
Partisipatif
Pemetaan
Rumahtangga Miskin (RTM) dan
Pemetaan Sosial. Masyarakat diajak
untuk bersama-sama menentukan
kriteria kurang mampu dan
bersama-sama pula menentukan
rumahtangga
yang
termasuk
kategori miskin/sangat miskin
(RTM). Masyarakat juga difasilitasi
untuk membuat peta sosial desa
dengan tujuan agar lebih mengenal
kondisi/ situasi sesungguhnya Desa
mereka, yang berguna untuk
mengagas masa depan desa,
penggalian
gagasan
untuk
menentukan kegiatan yang paling
dibutuhkan,
serta
mendukung
pelaksanaan kegiatan pembangunan
dan pemantauannya.
Perencanaan Partisipatif di Tingkat
Dusun, Desa dan Kecamatan.
Masyarakat memilih Fasilitator
Desa atau Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) satu
laki-laki dan satu perempuan untuk
mendampingi proses sosialisasi dan
perencanaan. KPMD ini kemudian
mendapat peningkatan kapasitas
untuk menjalankan tugas dan
fungsinya
dalam
mengatur
pertemuan kelompok, termasuk
pertemuan khusus perempuan,
untuk
melakukan
penggalian
gagasan
berdasarkan
potensi
sumberdaya alam dan manusia di
desa
masing-masing,
untuk
menggagas masa depan Desa.
Masyarakat kemudian bersamasama membahas kebutuhan dan
prioritas pembangunan di desa dan
bermusyawarah untuk menentukan
pilihan jenis kegiatan pembangunan
yang prioritas untuk didanai.
PNPM Mandiri Perdesaan sendiri
menyediakan tenaga konsultan
498
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
4.
5.
pemberdayaan dan teknis di tingkat
Kecamatan dan Kabupaten guna
memfasilitasi/membantu
upaya
sosialisasi,
perencanaan
dan
pelaksanaan
kegiatan.
Usulan/gagasan dari masayarakat
akan menjadi bahan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes).
Seleksi/Prioritas
kegiatan
di
Tingkat Desa dan Kecamatan.
Masyarakat
melakukan
musyawarah di tingkat desa dan
kecamatan untuk memutuskan
usulan kegiatan prioritas yang akan
didanai. Musyawarah ini terbuka
bagi segenap anggota masyarakat
untuk menghadiri dan memutuskan
jenis
kegiatan
yang
paling
prioritas/mendesak.
Keputusan
akhir mengenai kegiatan yang akan
didanai, diambil dalam forum
musyawarah antar-desa (MAD) di
tingkat kecamatan, yang dihadiri
oleh wakil-wakil dari setiap desa
dalam
kecamatan
yang
bersangkutan. Pilihan kegiatan
adalah open menu untuk semua
investasi produktif, kecuali yang
tercantum dalam daftar larangan
(negative list). Dalam hal terdapat
usulan masyarakat yang belum
terdanai, maka usulan tersebut akan
menjadi bahan kajian dalam Forum
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).
Masyarakat
Melaksanakan
Kegiatan Mereka. Dalam forum
musyawarah, masyarakat memilih
anggotanya sendiri untuk menjadi
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di
setiap desa untuk mengelola
kegiatan yang diusulkan desa yang
bersangkutan
dan
mendapat
prioritas
pendanaan
program.
Fasilitator Teknis PNPM Mandiri
Perdesaan akan mendampingi TPK
dalam mendisain sarana/prasarana
(bila usulan yang didanai berupa
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
6.
pembangunan
infrastruktur
perdesaan), penganggaran kegiatan,
verifikasi mutu dan supervisi. Para
pekerja yang terlibat dalam
pembangunan
sarana/prasarana
tersebut berasal dari warga desa
penerima manfaat.
Akuntabilitas
dan
Laporan
Perkembangan.
Selama
pelaksanaan kegiatan, TPK harus
memberikan laporan perkembangan
kegiatan minimal dua kali dalam
pertemuan terbuka desa, yakni
sebelum program mencairkan dana
tahap
berikutnya
dan
pada
pertemuan akhir, dimana TPK akan
melakukan serah terima kegiatan
kepada
desa,
serta
badan
operasional
dan pemeliharaan
kegiatan atau Tim Pengelola dan
Pemelihara Prasarana (TP3).
Pencairan dana PNPM Mandiri
Pedesaan
PNPM
Mandiri
Perdesaan
menyediakan dana langsung dari pusat
(APBN) dan daerah (APBD) yang
disalurkan ke rekening kolektif desa di
Kecamatan. Masyarakat Desa dapat
mempergunakan dana tersebut sebagai
hibah
untuk
membangun
sarana/prasarana
penunjang
produktivitas Desa, pinjaman bagi
kelompok ekonomi untuk modal usaha
bergulir, atau kegiatan sosial seperti
kesehatan dan pendidikan.
Setiap penyaluran dana yang
turun ke masyarakat harus sesuai
dengan dokumen yang dikirimkan ke
pusat agar memudahkan penelusuran.
Warga desa, dalam hal ini TPK atau staf
Unit Pengelola Kegiatan (TPK) di
tingkat
kecamatan
mendapatkan
peningkatan
kapasitas
dalam
pembukuan,
manajemen
data,
pengarsipan dokumen dan pengelolaan
uang/dana
secara
umum,
serta
peningkatan kapasitas lainnya terkait
upaya pembangunan manusia dan
499
PERSPEKTIF
pengelolaan pembangunan wilayah
perdesaan.
Dalam
pelaksanaannya,
pengalokasikan dana Bantuan Langsung
bagi Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri
Perdesaan dilakukan melalui skema
pembiayaan bersama (cost sharing)
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah (Pemda). Besarnya cost sharing
ini disesuaikan dengan kapasitas fiskal
masing-masing daerah, sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 73/ PMK.02/2006 per 30
Agustus 2006.
Pengertian desa
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa,
disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang
untuk
mengatur
dan
mengurus
kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Desa
bukanlah bawahan kecamatan, karena
kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan
desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan
Kelurahan,
Desa
memiliki
hak
mengatur wilayahnya lebih luas. Namun
dalam perkembangannya, sebuah desa
dapat ditingkatkan statusnya menjadi
kelurahan. Pembagian administratif
dalam wilayah desa dapat dibagi atas
dusun, yang merupakan bagian wilayah
kerja pemerintahan desa dan ditetapkan
dengan peraturan desa.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif.
Menurut Kurt dan miller dalam
Moleong (2004:3) “penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
pengetahuan sosial yang secara
fundamental
bergantung
pada
pengamatan
manusia
dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan
bahasan
dan
dalam
peristilahannya”.
Metode
kualitaif
merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai intrument kunci, teknik
pengumpulan data secara gabungan.
Dengan metode penelitian kualitatif
dalam penelitian ini bertujuan untuk
memberikan suatu bentuk pemahaman
tentang realita sosial sehingga dapat
memberikan suatu pengaruh terhadap
masyarakat sekitar.
Penelitian
yang
bersifat
deskriptif ini dapat digunakan pada
penelitian
yang
memerlukan
pengungkapan tentang fenomena sosial
secara
mendalam.
Seperti
yang
diungkapkan oleh Moh. Nazir (2003:16)
“penelitian deskriptif mempelajari
tentang
masalah-masalah
dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyaarakat serta situasi-situasi
tertentu , termasuk tentang hubunganhubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena”.
PEMBAHASAN
Hambatan
dan
Solusi
Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Partisipasi
Masyarakat
Dalam setiap kegiatan yang
dilakukakan, pasti memiliki berbagai
hambatan yang dapat mempengaruhi
proses lancarnya suatu kegiatan
tersebut. Bagaimanan pun suatu tujuan
kegiatan partsipasi masyarakat dalam
setiap kegiatan pembangunan, namun
dalam
pelaksanaannya
dilapangan
banyak mengalami berbagai hambatan
yang akan berpengaruh dalam proses
pembangunan tersebut.
500
PERSPEKTIF
Berbagai
hambatan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
partsisipasi
masyarakat dalam proses kegiatan
PNPM-MP di desa Tetehosi I, Faosokhi
Lase sebagai ketua TPK (Tim Pengelola
Kegiatan) menerangkan dalam sebuah
wawancara.
“Hambatan
yang
kita
(Tim
Pengelola Kegiatan) alami dalam
proses kegiatan PNPM-MP adalah
wilayah dusun desa Tetehosi I satu
yang terpisah, tidak dalam satu
wilayah yang mengakibatkan seiap
pengadaan
rapat
selalu
ada
keterlambatan belum lagi jika
kondisi cuaca yang buruk (hujan),
selanjutnya
jika
kegiatan
pembangunan berada pada dusun I
contohnya maka yang paling banyak
hadir dalam mengikuti kegiata
adalah desa dusun I sedangkan
masayarakat dusun lain tidak akan
tetapi ketiga kepala Dusun di desa
Tetehosi selalu aktif dalm kegiatan
PNPM-MP yang dapat mewakili
warga dusunnya” (wawancara,
Fosokhi Lase, 2014).
Selanjutnya
kepala
Desa
Tetehosi I sekaligus penanggungjawab
dalam kegiatan PNPM-MP desa
Tetehosi, Berkatman Gea menuturkan
dalam sebuah wawancara :
“Dalam
kegiatan
partisipasi
masyarakat, hambatan yang dialami
adalah dalam hal penghibahaan
tanah dimana rata-rata tanah yang
dimiliki masyarakat adalah tanah
warisan yang dimiliki oleh banyak
orang dalam satu rumpun (keluarga)
tersebut. Sehingga prosesnya lama
karena harus diadakan persetujuan
dalam satu rumpun (keluaraga)
tersebut. Selanjutnya dalam proses
pelaksanaan selain tempat yang
memiliki jarak yang cukup jauh, hal
lainnya adalah pekerjaan yang ratarata masayarakat desa Tetehosi I
petani, peternak, nelayan, sehingga
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
pada pengadaan rapat maupun
kegiatan gotong royong sering
waktunya tidak tepat akan tetapi
masayarakat Desa tetap hadir walau
terlambat kecuali ada kendala yang
tidak
bisa
dihindari
unutuk
menghadiri
kegiatan
tersebut”
(wawancara, Berkatman Gea,2014).
Penjelasan yang didapat dari
informasi
tersebut
diatas
dapat
disimpulkan ada beberapa yang menjadi
hambatan partisipasi masyarakat di
Desa Tetehosi I yaitu :
1. Faktor Wilayah/Lingkungan
Wilayah desa Tetehosi I yang tidak
dalam satu wilayah akan tetapi
berada dalam tiga wilayah (dusun)
yang terpisah dimana memiliki
jarak cukup jauh, sehingga proses
partisipasi masyarkat dalam bentuk
pembuatan keputusan maupun
pelakasaan
pembangunan
terhambat.
2. Faktor Budaya/Adat Istiadat.
Budaya/adat istiadat masih melekat
dalam kehidupan masyarakat desa
Tetehosi
I,
dimana
dalam
pengambilan sesuatu keputusan
harus secara bersama. Jika dalam
sebuah
keputusan
keluaraga
tersebut tidak disetujui oleh satu
orang saja dapat menghambat
keputusan yang lain. Hal ini
contohnya dalam menghibahkan
tanah warisan keluarga.
3. Faktor Pekerjaan.
Kesibukan
masyarakat
dalam
pekerjaan juga sering menghambat
proses
jalannya
sebuah
perencanaan
dan
pelaksanaan
kegiatan dimana kegiatan tersebut
sering terlambat karen tidak tepat
waktu.
Hambatan
dalam
kegiatan
partsipasi masyarakat tersebut tidak
menjadi faktor penghambat total dalam
proses kegiatan pembangunan oleh
501
PERSPEKTIF
PNPM-MP, solusi yang diterapkan di
desa Tetehosi I adalah kekompakan dan
pengertian satu sama lain. Hal ini
dijelaskan oleh Optimisman Gea ketua
BPD Tetehosi I dalam sebuah
wawancara mengungkapakan
“Kekompakan merupakan kunci
utama dimana dalam hal tersebut
persatuan dan kesatuan antar
masyarakat
desa
Tetehosi
I
walaupun terbagi dalam tiga
wilayah kami sebagai Badan
Permusyawaratan Desa
(BPD)
selalu mensosialisasikan hal ini
disetiap rapat desa dan alhasil segala
hambatan yang didapat selama ini
dapat teratasi dengan baik. Dan
selanjutnya adalah saling pengertian
satu sama lain. Dimana setiap orang
memiliki perbedaan baik dalam
ekonomi,
kemampuan,
serta
keterbatasan lainnya. Sehingga
dengan hal itu ada saling
melengkapi serta tidak merasa rugi
dengan apa yang ia (masyarakat)
lakukan” (wawancara, Optimisman
Gea, 2014).
Dari informasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa setiap kegiatan
yang dilakukan terlebih dalam proses
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan, hal perlu diterapkan
dalam kehidupan masyarakat tersebut
adalah kekompakan (persatuan dan
Kesatuan) dan Pengertian antara
masyarakat. sehingga dengan hal
tersebut segala hambatan yang akan
terjadi dapat terselesaikan dengan baik
dan diatasi secara bersama-sama.
Dampak
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) terhadap
kesejahteraan mayarakat
Kegiatan pembangunan oleh
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP) di Desa Tetehosi I lebih
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Khususnya, memiliki dampak yang
paling signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dari hasil wawancara
penulis kepada masyarakat desa
Tetehosi I penerima manfaat kegiatan
PNPM-MP,
dengan
pertanyaan
Bagaimana
dampak
kegiatan
pembangunan yang telah dilaksanakan
PNPM-MP terhadap kesejahteraan
masyarakat ?.
Salah satu penerima manfaat
pembangunan bak penampung dan
sumur bor pada tahun 2010, Odina
Bate’e mengatakan
“Dengan pembangunan sumur bor
tersebut, kami dapat menikmati air
bersih.
Dimana
sebelum
pembangunan tersebut dilakukan
kami mendapat air di sumur galian
dan ketika hujan airnya kotor
terlebih-lebih
jika
banjir”
(wawancara, Odina Bate’e, 2014).
Proses kegiatan PNPM-MP
dalam pembangunan sumur bor dan bak
penampung air yang dilaksanakan di
Desa Tetehosi I sebanyak 26 unit.
Selain hal tersebut, salah satu
penerima manfaat pembangunan jalan
telford (kegiatan PNPM-MP Tahun
2011) di Desa Tetehosi I Dusun II
Hetalu, Temasokhi Zai mengatakan :
“Saya sangat bersyukur dengan
pembangunan jalan Telford yang
dilakukan oleh PNPM-MP ini, jalan
kami yang dulu becek ketika hujan
dan tidak bisa dilalui kendaraan
bermotor akan tetapi dengan
pembangunan yang sudah terlaksana
ini, jalan kami menjadi bagus dan
kendaran roda dua bahkan mobil
bisa lewat sehingga hasil pertanian
serta kebutuhan pokok kami dapat
diangkut
dengan
mudah”
(wawancara, Temasokhi Zai, 2014).
Kondisi jalan di Desa Tetehosi I
dusun II Hetalu sebelum Pembangunan
jalan Telford. Setelah pelaksanaan
502
PERSPEKTIF
kegiatan pembangunan jalan Telford di
Desa Tetehosi I dusun II Hetalu oleh
PNPM-MP
(Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan), kondisi jalan tersebut
semakin baik.
Selain itu juga, pada program
kegiatan PNPM-MP Desa Tetehosi I
(Tahun Anggaran 2013) tentang
pembukaan jalan baru + jalan telford di
Dusun I Tetehosi Hilibadalu, salah satu
masyarakat
penerima
manfaat
pembangunan tersebut, Arieli Gea
mengatakan :
“Dengan pembukaan jalan baru
yang sekaligus pembangunan jalan
telford di desa kami ini. saya
sebagai penerima manfaat sangat
bersyukur,
dimana
dengan
pembangunan
tersebut
tempat
pembangunan pemukiman warga
semakin luas dan dapat tertata
dengan baik serta akses jalan untuk
pengangkutan hasil kebun, material
bangunan, dan lain-lain semakin
mudah” (wawancara, Desember,
2014).
Kegiatan PNPM-MP dalam
pembukaan jalan baru tersebut di Desa
Tetehosi I Dusun I Tetehosi hilibadalu.
Pembukaan jalan baru + jalan
telford yang dilakukan di Desa Tetehosi
I Dusun I Tetehosi Hilibadalu, telah
dilaksanakan dengan baik dan dapat di
nikmati oleh masyarakat desa Tetehosi I
maupun masyarakat diluar Desa
Tetehosi I. Kondisi jalan telford setelah
selesai dilaksanakan pada desa Tetehosi
Dusun I Tetehosi hilibadalu
Dari uraian diatas tentang
dampak pengaruh kegiatan PNPM-MP
di Desa Tetehosi I dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan sangat memiliki dampak
signifikan
terhadap
kesejahteraan
masyarakat desa Tetehosi I lebih
khususnya.
Dimana
kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan sesuai
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat sehingga pembangunan
yang
dilasanakan
tidak
sia-sia.
Kesejahteraan
kehidupan
masyarakat semakin membaik, baik
dalam bidang kesehatan. Dimana
masyarakat penerima manfaat sumur
bor dan bak penampung dapat
memperoleh air yang bersih yang dapat
menunjang
kesehatan
masyarakat
karena kebutuhan air bersih merupakan
kebutuhan prima dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya pembangunan
jalan telford
memiliki akses yang
paling penting dalam pertumbuhan
ekonomi
masyarakat
dimana
mempermudah pengangkutan hasil
pertanian,
kebun,
dan lain-lain.
Sehingga dengan sarana yang baik
tersebut penjual maupun pembeli dapat
langsung melakukan transaksi. Ataupun
kegiatan lain yang dapat membantu
pertumbuhan ekonomi masyarakat
dengan memiliki sarana yang baik. Jadi,
Keikutsertaan
masyarakat
dalam
melakukan pembangunan yang di usung
oleh Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP) dengan cara partisipasi masyarakat
yang sangat besar mulai dari
perencanaan,
pengelolaan,
dan
pemeliharaan memiliki dampak yang
baik terhadap kesejateraan masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah diuraikan pada bab IV, maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Partisipasi
masyarakat
dalam
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP) di Desa Tetehosi, ada
beberapa partisipasi yang telah
dilaksanakan oleh masyarakat Desa
Tetehosi I dalam mendukung
kegiatan PNPM-MP yaitu
503
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
a.
2.
Partisipasi dalam bentuk buah
pikiran,
dalam
hal
ini
masyarakat Desa Tetehosi I
turut
serta
dalam
merencanakan,
membuat
keputusan
yang
akan
dilaksanakan dalam kegiatan
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPMMP).
b. Partisipasi masyarakat dalam
bentuk material, dalam hal ini
masyarakat Desa Tetehosi I
berkorban
dengan
menghibahkan tanah maupun
tanaman yang ada didalamnya
tanpa menuntut ganti rugi
untuk kegiatan pembangunan.
c. Partisipasi masyarakat dalam
bentuk tenaga kerja, dalam hal
ini Masyarakat Desa Tetehosi I
dengan sukarela memberikan
swadaya tenaga kerja dalam
pelaksanaan
kegiatan
pelaksanaan pembangunan.
Kegiatan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) dalam hal
ini kegiatan pembangunan di Desa
Tetehosi I, memiliki dampak yang
signifikan
terhadap
kemajuan
kesejahteraan
kehidupan
masyarakat Desa Tetehosi I.
Saran
Peneliti menguraikan beberapa
saran, setelah melakukan penelitian di
Desa
Tetehosi
I
Kecamatan
Gunungsitoli Idanoi dan menganalisis
hasil dari penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Program kegiatan pembangunan di
Desa Tetehosi I oleh PNPM-MP
telah berhasil dilaksanakan dengan
baik dan diharapkan dengan
pembangunan tersebut harus bisa
dimanfaatkan
dan
dipelihara
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
2.
dengan baik oleh masyarakat Desa
Tetehosi I.
Wilayah Desa Tetehosi I memiliki
wilayah dusun terpisah (tidak
dalam
satu
wilayah
saja),
seharusnya Pemerintahan Desa
Tetehosi I harus mempunyai
rencana pemekaran Desa dengan
tujuan pelayanan, pembangunan,
serta partisipasi masyarakat tidak
terkendala karena jarak wilayah
antara dusun yang cukup jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen
Penyelesaian
Kegiatan.
Pembangunan Sumur Bor, Bak
penampung, dan MCK. Program
Pemberdayaan
Nasional
Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP), Tahun Anggaran
2010. Desa Tetehosi I.
Dokumen
Penyelesaian
Kegiatan.
Pembangunan Jalan Telford dan
Duiker
Plat.
Program
Pemberdayaan
Nasional
Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP), Tahun Anggaran
2011. Desa Tetehosi I.
Dokumen
Penyelesaian
Kegiatan.
Pembukaan + Jalan Telford,
Duiker Plat, Parit Beton, TPT,
dan Parit Gendong. Program
Pemberdayaan
Nasional
Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP), Tahun Anggaran
2013. Desa Tetehosi I.
Ericson, BH Dan Nomsamchu, T, 1998.
Memahami Statistik Untuk Ilmu
Sosial, Jakarta: LP3ES.
Hermawan, Warsito, 1992. Pengantar
Metodologi Penelitian : Buku
Panduan Mahasiswa, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hadi, Sutrisno, 1987. Methodologi
Research, Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Psikologi UGM.
Hadari
Nawawi,
2013.
Metode
Penelitian Sosial, Yogyakarta:
UGM.
504
PERSPEKTIF
Koentjaraningrat, 2005. Kebudayaan
Mentalitas
Pembngunan,
Jakarta: Gramedia
Lexy J, Moleong, 2004. Metode
Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Nazir, Moh.,Ph.D., 2003. Metode
Penelitian, Jakarta: PT Ghalia
Indonesia.
Nurcholis, Hanif, 2011. Pertumbuhan
Dan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Jakarta:
Erlangga.
Ndraha, Taliziduhu, 2013. Hubungan
Antara
Partisipasi
Dan
Tanggungjawab Terhadap HasilHasil Pembangunan, Jakarta:
Yayasan Karya Dharma IIP.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 Tentang Desa
Sastropoetra Santoso, 2008. Partisipasi,
Komunikasi,
Persuasi
Dan
Displin
Pembangunan
Nasioonal, Bandung: Alumni.
Soekanto, Seorjono, 2002. Sosioloi
Suatu Pengantar, Jakarta: CV
Rajawali.
Suharsini, Arikunto, 2005. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Bina Aksara.
Sumaryadi,
I
Nyoman,
2005.
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Otonom
Dan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Jakarta: Citra Utama.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah
Winardi, 2005. Asas-Asas Managemen,
Bandung: Alumni Depatemen
pekerjaan
umum,
2010.
Pedoman Operasional Umum
PNPM Mandiri Pedesaan.
www.id.m.wikipedia.org/wiki/PNPM_
Mandiri_pedesaan,
download
tanggal 2 oktober 2014, pukul
15.00
WIB.
www.pnpmbangka.blogspot.com/2013/stan
dar-operasionalprosedur.html?m=1, download
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
tanggal 10 oktober 2014, pukul
20.39 WIB.
505
Download