Faktor Risiko Keturunan Derajat Pertama Diabetes Tipe 2 pada

advertisement
Diabetics
Dipublikasikan di :
The 10th IDF-WPR Congress 2014 and 6th AASD Scientific Meeting (Poster Presentation) |
Diabetes Research and Clinical Practice 106S1 : S47-S267 (2014)
ARTIKEL PENELITIAN
Faktor Risiko Keturunan Derajat Pertama Diabetes Tipe 2 pada
Komposisi Tubuh, Resistensi Inulin, dan Aktivitas Fisik
Kamalita Pertiwi1*, Ardy Brian Lizuardi1, Astri Kurniati1, Susana Sie1
Abstrak. Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes merupakan faktor risiko kuat diabetes. Studi terutama
pada ras Kaukasia menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga diabetes memiliki peningkatan risiko
diabetes bila dibandingkan dengan orang tanpa riwayat keluarga diabetes. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya resistensi insulin, meskipun tes toleransi glukosa masih menunjukkan status normal. Indonesia
menempati posisi negara terbesar kedua penderita diabetes di area pasifik barat, kendati demikian belum
banyak studi yang mengamati faktor keturunan derajat pertama diabetes di Indonesia. Sejumlah 14 pekerja
kantoran di Jakarta Timur, dengan kisaran umur 22-38 tahun, dikelompokkan pada kelompok riwayat
keluarga diabetes tipe 2 derajat pertama (dinyatakan melalu status diabetes dari ayah/ibu/saudara
kandung, kelompok keturunan), dan sejumlah 13 orang dikelompokkan sebagai kelompok tanpa riwayat
keluarga diabetes tipe 2 (kelompok kontrol). Kelompok kontrol dicocokan berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Pengujian komposisi tubuh (Inbody 720), uji toleransi glukosa oral, dan resistensi insulin dilakukan
pada kelompok keturunan dengan status normal tes toleransi glukosa oral dan pada kelompok kontrol.
Subjek dengan riwayat keluarga diabetes memiliki berat badan, massa lemak, persentasi lemak tubuh,
WHR, lemak visceral terestimasi, dan IMT yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
(P=0.037). Kendati kedua kelompok memiliki status normal tes toleransi glukosa oral, dibandingkan dengan
kelompok kontrol, kelompok keturunan memiliki insulin yang lebih resisten (0.80 vs 0.65; p=0.019) dan
memiliki HOMA2%B yang lebih tinggi (92.67 vs 80.80; p=0.158). Meskipun secara statistik tidak terlihat
perbedaan nyata, hasil tersebut menujukkan hasil yang serupa dengan studi besar lainnya. Pengukuran
tingkat aktivitas fisik yang (IPAQ) menunjukkan kelompok keturunan memiliki tingkat aktivitas fisik yang
secara signifikan lebih rendah, diukur dari jumlah waktu berjalan total dan aktivitas tinggi bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hasil studi ini mendukung bahwa orang dengan faktor riwayat keturunan
memiliki komposisi tubuh yang lebih buruk bila dibandingkan dengan orang tanpa faktor riwayat keluarga
diabetes. Studi ini pun diamati dari subjek Indonesia yang memiliki umur relatif muda. Mempertimbangkan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita terbesar di dunia, edukasi pada orang dengan
riwayat keluarga diabetes menjadi hal yang penting.
Kata kunci: riwayat keturunan, resistensi insulin, komposisi tubuh
________________________________________________
Nutrifood Research Center, Jakarta, Indonesia
*
Corresponding author. Tel.: +62-21- 4605780 ; fax: +62-21-46829506 |E-mail : [email protected]
1
Download