Perbandingan Denyut Jantung Antara Mahasiswa

advertisement
Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Uji Latih Jantung
Perbandingan Denyut Jantung Antara Mahasiswa Perokok dan Bukan
Perokok Dengan Menggunakan Uji Latih Jantung
Comparison of Heart Rate Between Smokers and Non Smokers Using Cardiac
Excercise Test
Chairunisa Oktavira1, Andika Sitepu2
1.
2.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara angkatan 2009
Staf Pengajar Bidang Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Merokok membahayakan bagi organ tubuh termasuk organ pernafasan, menimbulkan banyak
penyakit dan mempengaruhi kesehatan perokok. Merokok meningkatkan risiko kematian karena
penyakit kronis hingga 10 kali lipat.
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan denyut jantung antara
mahasiswa perokok dan bukan perokok FK USU saat sebelum dan sesudah uji latih jantung.
Jenis penelitian adalah analitik numerik berpasangan. Sampel diambil secara simple random
sampling. Setelah didapatkan jumlah responden yang termasuk dalam kriteria inklusi yaitu sebanyak 13
mahasiswa perokok dan 13 mahasiswa bukan perokok, maka responden diminta melakukan treadmill
test dengan metode protokol Bruce. Analisis data menggunakan uji statistik “t-dependent” test.
Perbandingan denyut jantung antara perokok dan bukan perokok pada saat sebelum uji latih
jantung meiliki hasil signifikansi 0,071 dan t-test = -1,891 yg berarti hipotesa ditolak. Begitu juga pada
stage 1 yang signifikansinya 0,246 dan nilai t= 1,190, dan juga pada saat setelah recovery yang
signifikansinya 0,150 dan nilai t= 1,488. Keduanya hipotesa ditolak yang berarti tidak terdapat
perbedaan antara denyut jantung perokok dan bukan perokok. Berbeda pada saat uji latih jantung
stage 2 memiliki hasil signifikansi 0,032 dan nilai t-test = 2,284, dan pada saat uji latih jantung stage 3
signifikansinya 0,044 dan nilai t=1,941 yang berarti hipotesa diterima atau ada perbedaan antara denyut
jantung perokok dan bukan perokok.
Kesimpulan: terdapat perbedaan denyut jantung antara mahasiswa perokok dan bukan
perokok angkatan 2009 di FK USU hanya pada stage 2 dan stage 3.
Kata kunci : Denyut Jantung, Uji Latih Jantung, perokok dan bukan perokok.
Abstrak
Smoking is harmful to almost all organs of the body including the respiratory organs, causing
many diseases and affecting the health of smokers. Smoker increase the risk of fatality due to chronic
lung diseases up to 10 times.
The general objective of this study was to determine differences of heart rate between student
of FK USU smokers with nonsmokers before and after cardiovascular excercise test.
Type of of research is numerical analytic pairs. Samples taken by simple random sampling.
Having obtained the number of respondents included in the inclusion criteria, a total of 13 students
smokers and 13 student nonsmokers, the respondents were asked to perform a treadmill test with
Bruce protocol method. Analysis of data using statistical tests "t-dependent" test.
Comparison of heart rate between smokers and nonsmokers before the cardiac excercise test
results and significant value of 0.071 t-test = -1.891 which means the hypothesis is rejected. So it is at
stage 1 the significance value 0.246 and the value of t = 1.190, as well as the significance value after the
recovery value of t = 0.150 and 1.488, both hypotheses rejected which means there’s no difference
between the heart rate of smokers and nonsmokers. At the cardiac exercise test stage 2, results of
significant value 0.032 and the value of t-test = 2.284, and also at cardiac exercise test stage 3 the
significance value 0.044 and the value of t = 1.941 which means the hypothesis is accepted or there’s a
difference between the pulse heart smokers and nonsmokers.
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Uji Latih Jantung
From the above study it can be concluded that there are differences in heart rate between
smokers and nonsmokers student class of 2009 at the Faculty of Medicine at USU but only at stage 2
and stage 3.
Keyword : heart rate, cardiovascular excercise test, smoker and nonsmoker.
Pendahuluan
Asean Tobacco Control Report Card
tahun 2008 melaporkan ada 124,69 juta dari
populasi penduduk di Asia Tenggara adalah
perokok. Indonesia menyumbangkan bilangan
terbesar dengan jumlah 57,56 juta perokok
yaitu 46,16% dari jumlah keseluruhan perokok
di Asia Tenggara (Global Youth Tobacco Survey,
2004).
Indonesia juga cetak rekor baru, yakni
jumlah perokok remaja tertinggi di dunia.
Sebanyak 13,2 persen remaja di Indonesia
adalah perokok aktif. Mahasiswa juga termasuk
dalam golongan yang merokok ini. Termasuk
juga
mahasiswa
Fakultas
Kedokteran.
Walaupun mahasiswa kedokteran mempelajari
tentang bahaya dari merokok, namun masih
juga terdapat mahasiswa fakultas kedokteran
yang merokok (Geller et al., 2005).
Merokok
secara
akut
terbukti
menyebabkan peningkatan denyut jantung
karena adanya peningkatan dalam aktivitas
adrenergik yang disebabkan oleh rokok dan
menyebabkan perubahan hemodinamis pada
system kardiovaskular (Karakaya, 2007). Efek
lain rokok adalah menyebabkan beban miokard
bertambah
karena
rangsangan
oleh
katekolamin dan menurunnya konsumsi O2
akibat inhalasi CO (Bahri, 2004).
Dari data diatas, merokok sangat
berperan untuk mempengaruhi gangguan
sirkulasi jantung dan pernapasan, dan dapat
mempengaruhi denyut jantung. Pada perokok
yang melakukan olahraga, kita dapat menilai
denyut jantungnya.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui perbedaan denyut jantung antara
mahasiswa perokok dan yang bukan perokok
saat sebelum dan sesudah uji latih jantung di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara angkatan 2009.
Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik
numerik
berpasangan,
dilakukan
di
laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara pada bulan JuniNovember 2012. Sampel penelitian adalah
Tabel 1. Distribusi Usia Berdasarkan Jumlah Sampel
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang perokok dan bukan
perokok dan tidak mempunyai riwayat
hipertensi atau penyakit jantung. Teknik
sampling yg digunakan adalah random
sampling, perkiraan besar sampel yang minimal
pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus
𝑍𝛼 +𝑍𝛽 𝑆
dan didapatkan jumlah sampel yang
𝑋1−𝑋2
diperlukan adalah 13 orang per kelompok.
Setelah didapat jumlah responden
yang termasuk dalam kriteria inklusi yaitu :
mahasiswa FK USU angkatan 2009, BMI normal
(18,5-22,5), tidak memiliki riwayat penyakit
jantung, hipertensi ataupun asma. L responden
diminta untuk melakukan treadmill test.
Analisa data dilakukan dengan
komputerisasi. Sebelumnya dilakukan uji
normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov
apabila p>0.05 maka data terdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji t-test dependent
untuk membandingkan denyut jantung
sebelum dan sesudah uji latih jantung
mahasiswa perokok dan bukan perokok
angkatan 2009 FK USU di setiap tingkatan
denyut jantung apabila data terdistribusi
normal.
Apabila data tidak terdistribusi normal
dilakukan uji non parametrik wilkoxon, p
dinyatakan bermakna apabila <0.05.
Hasil penelitian
Sebelumnya telah dilakukan
pengujian normalitas data pada seluruh
kelompok sampel disetiap tingkatan HR dengan
uji
Kolmogorov-Smirnov,
didapatkan
signifikansi di keseluruhan tingkatan HR >0.05,
artinya data terdistribusi dengan normal
sehingga dilakukan uji t-test dependent
diseluruh kelompok HR.
Sampel perokok paling banyak adalah
yang berusia 21 tahun yaitu sebanyak 8 orang
(30.8%), sedangkan pada bukan perokok paling
banyak menjadi sampel adalah yang berumur
21 tahun juga yaitu sebanyak 13 orang (50%)
Tabel 1).
Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Uji Latih Jantung
Riwayat Merokok
UMUR
Merokok
Tidak Merokok
Total
20
3 (11.5%)
0 (0%)
3 (11.5%)
21
8 (30.8%)
13 (50%)
21 (80.8%)
22
1 (3.8%)
0 (0%)
1 (3.8%)
23
1 (3.8%)
0 (0%)
1 (3.8%)
13 (50%)
13 (50%)
26 (100%)
Total
Tabel 2.
Distribusi Kriteria Perokok Mahasiswa FK USU Angkatan 2009
Kriteria Perokok
N
Persentase
Ringan
2
15.4%
Sedang
10
76.9%
Berat
1
7.7%
13
100%
Total
Tipe perokok paling banyak adalah yang tipe perokok sedang yaitu sebanyak 10 orang (76.9%).
Tabel 3. Hasil Analisis Perbandingan Heart Rate antara Perokok dan Bukan Perokok
Mean
Std. Deviation
Nilai t
Perokok Bukan
Perokok
Perokok Bukan
Perokok
Perokok
Bukan
Perokok
Sig. 2 tailed
Perokok Bukan
Perokok
HR Tingkat 1
(HR Sebelum)
77,54
83,15
6,118
8,783
-1,891
0,071
HR Tingkat 2
(HR Stage 1)
109,23
105,08
5,600
11,273
1,190
0,246
HR Tingkat 3
(HR Stage 2)
130,46
120,54
8,171
13,364
2,284
0,032
HR Tingkat 4
(HR Stage 3)
155,69
143,62
10,531
19,805
1,941
0,044
HR Tingkat 5
(HR Setelah)
116,62
105,85
5,725
25,449
1,488
0,150
Nilai mean HR pada sampel perokok
lebih tinggi dibandingkan bukan perokok,
kecuali pada saat HR tingkat 1 dimana didapati
nilai mean HR perokok lebih rendah
dibandingkan yang bukan perokok. Nilai mean
paling tinggi terdapat pada sampel perokok
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
saat HR tingkat 4 atau saat uji latih jantung
stage 3 yaitu 155,69. Dan mean paling rendah
terdapat pada sampel perokok saat HR tingkat
1 atau saat sebelum uji latih jantung yaitu
77,54. Hal ini menunjukkan peningkatan denyut
Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Uji Latih Jantung
jantung yang lebih cepat pada sampel perokok
ketika uji latih jantung.
Standart deviasi pada hasil diatas
menunjukkan angka tertinggi ada pada HR
tingkat 4 atau HR stage 3 bukan perokok yaitu
19,805 dan yang paling rendah ada pada HR
tingkat 2 atau stage 1 perokok yaitu 5,600.
Dengan menggunakan uji t-dependent,
didapatkan nilai rata-rata denyut jantung
mahasiswa FK USU perokok dan bukan
perokok. Derajat kebebasan dalam penelitian
ini adalah 24 dengan t tabel = 1.711. Jika nilai t
tabel > t hitung maka Ho diterima sehingga
Hipotesis ditolak, dan sebaliknya jik nilai t tabel
< t hitung maka Ho ditolak sehinggak Hipotesa
diterima.
Berdasarkan nilai signifikansi, jika nilai
signifikansi yang didapat > 0,05 maka Ho
diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain
Hipotesis dalam penelitian ditolak. Sedangkan
apabila nilai signifikansi yang didapat < 0,05
maka Ho ditolak dan H1 diterima atau dengan
kata lain Hipotesis dalam penelitian diterima.
Dari hasil analisis pada tabel 5.3
didapati nilai t tabel (1,711) > t hitung ada pada
HR tingkat 1 atau saat sebelum uji latih jantung
(-1,891), HR tingkat 2 atau saat uji latih jantung
stage 1 (1,190) dan HR tingkat 5 atau saat
setelah uji latih jantung (1,488) yang berarti Ho
diterima dan tidak ada perbedaan denyut
jantung antara perokok dan bukan perokok
pada 3 tingkatan HR tersebut diatas.
Sedangkan nilai t tabel (1,711) < t
hitung ada pada HR tingkat 3 atau saat uji latih
jantung stage 2 (2,284) dan HR tingkat 4 atau
saat uji latih jantung stage 3 (1,941) yang
berarti Ho ditolak dan ada perbedaan denyut
jantung antara perokok dan bukan perokok
pada 2 tingkatan tersebut.
Nilai signifikansi > 0,05 ada pada HR
tingkat 1, HR tingkat 2, dan HR tingkat 5 yang
berarti Ho diterima dan H1 ditolak atau
hipotesa dalam penelitian ini ditolak, tidak ada
perbedaan denyut jantung antara perokok dan
bukan perokok. Nilai signifikansi < 0,05 ada
pada HR tingkat 3 dan HR tingkat 4 yang berarti
Ho ditolak dan H1 diterima atau hipotesa dalam
penelitian ini diterima, ada perbedaan denyut
jantung antara perokok dan bukan perokok.
Pembahasan
Dari sumber kepustakaan diketahui
bahwa lama kerja dan beban kerja memiliki
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
pengaruh yang signifikan terhadap denyut
jantung, yang salah satunya karena resistensi
perifer yang lebih rendah (Joewono, 2003).
Faktor yang mempengaruhi denyut jantung
adalah kriteria perokok sampel. Dimana asap
rokok yang dihirup perokok dapat memicu
peningkatan denyut jantung saat latihan karena
zat yang terkandung dalam rokok dapat
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer yang menjadikan denyut jantung
meningkat. Merokok akan menambah denyut
jantung 5-10 kali per menit. Secara teoritis
beberapa zat kimia dalam rokok bersifat
kumulatif (ditambahkan), suatu saat dosis
racun rokok akan mencapai titik toksin, yang
mana pada keadaan ini akan timbul gejala.
Maka pada perokok yang menghisap lebih dari
10 batang per hari akan merasakan dampak
lebih cepat dibanding dengan perokok yang
hanya menghisap kurang dari 10 batang per
hari. Rokok juga mempunyai dose-response
effect, dimana semakin muda usia merokok,
akan semakin besar pula pengaruhnya karena
akan semakin banyak toksin yang menumpuk di
dalam tubuhnya sehingga pada kurun waktu
yang lama, dosis racun akan mencapai titik
toksin sehingga kelihatan gejala yang
ditimbulkannya (Sitepoe, 2000).
Perbedaan terjadi hanya pada stage 2
dan stage 3 saja kemungkinan dikarenakan efek
rokok yang menyebabkan heart rate menigkat
dengan cepat pada saat diberikan beban kerja
yang sama lalu pulih kembali dengan cepat
juga. Hasil yang didapat berbeda dengan
penelitian sebelumnya (Khairunisaq, 2008) yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
perokok dan bukan perokok di setiap stase.
Simpulan dan saran
Dari hasil penelitian dan analisis data
pada mahasiswa FK USU perokok dan bukan
perokok saat Uji Latih Jantung dengan Protokol
Bruce, ada perbedaan antara denyut jantung
mahasiswa perokok dan bukan perokok
angkatan 2009 pada saat stage 2 dan stage 3
uji latih jantung.
Bila peneliti lain ingin melanjutkan
penelitian ini, lebih baik diteliti pada usia yang
lebih tua dan sudah merokok dalam waktu
lama (perokok berat), juga perlu penambahan
waktu untuk melakukan uji latih jantung agar
hasil dapat lebih signifikan.
Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Uji Latih Jantung
Daftar pustaka
Aditama, T. 2004. Global Youth Tobacco Survey
(Repeat)
Indonesia.
From
http:/www/searo.who.int/linkfiles/GY
TS_Indonesia_repeat_survey.pdf [accessed
April 2012]
Astrand, P. A. 1986. Textbook of Work
Physiology. USA : Hill Book Company.
Bahri Anwar, T. 2004. Faktor Resiko Penyakit
Jantung. Medan : Universitas
Sumatera
Utara.
Ganong, W. 2003. Fisiologi Kedokteran 20th ed.
Jakarta : EGC.
Geller, A, MPH, R, & al, e. 2005. Tobacco
Control Competencies for US Medical
Students, 95, 950-955.
Study of The Indonesian Population in Jakarta,
2, 230-232.
Majid, A. 2005. Fisiologi Kardiovaskular. Medan
: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera
Utara.
Mangan, G. &. 1984. The Psychopharmacology
of Smoking. Cambridge : Press
Syndicate of
The University of Cambridge.
Mukhtar, Z. et al., 2011. Desain Penelitian Klinis
dan Statistika Kedokteran Medan : USU Press.
Notoatmojo, S. 2003.
Penelitian Kesehatan.
Rineka.
Metodologi
Jakarta : Penerbit
Rilantono, L., & al, e. 1996. Buku Ajar
Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton, & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2002. DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto.
Hargreaves, M., & Howely, J. 2003. Phisiological
Bases of Sport Perfomance.
New York :
McGraw Hill.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Jakarta: EGC.
Joewonon, B. 2003. Ilmu Penyakit Jantung.
Surabaya : Airlangga University
Press.
Sianturi, G. 2008. Merokok Dan Kesehatan.
Retrieved April 22, 2012, from
Kompas
:
http.//kompas.com
Karakaya, O. (n.d.). Accute Effect on Cigarette
Smoking on Heart Rate Variability. Retrieved
April 15, 2012, from ang sagepub :
http://ang.sagepub.com/content/58/5
/620.
Konsumsi Tembakau dan Prevalensi Merokok di
Indonesia. 2003. Retrieved April 25,
2012,
from
WHO
:
http://www.who.int/ncd/orh/index.html.
Kusmana, D. 2002. The Influence of Smoking
Cessation on Survival : A 13 Years Cohort
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia.
Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Thaler, M. 2009. Satu-Satunya Buku EKG yang
Anda Perlukan. Jakarta: EGC.
Wahyuni, A. 2007. Statistika Kedokteran
(disertai aplikasi dengan SPSS).
Jakarta:
Bamboedoe Communication.
Williams, & Wilkins. 1996. Exercise Physiology
(Energy,
Nutrition,
and
Human
Performance). Maryland: A Waverly
Company.
Download