bahan bacaan 2.1 : menganalisis konsep dasar

advertisement
Bahan Bacaan 2.1
BAHAN BACAAN 2.1 : MENGANALISIS KONSEP
DASAR SISTEM OPERASI
1. Konsep Dasar Sistem Operasi
Sistem Operasi adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol
dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk
menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Sistem operasi merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat
keras komputer. Ketika komputer dihidupkan pertama kali (powered on), maka komputer
tersebut akan memanggil sistem operasi dari hard disk melalui RAM. Bagian dari sistem
operasi yang berinteraksi langsung dengan perangkat keras komputer, disebut dengan
kernel. Sedangkan bagian dari interface yang menghubungkan antara aplikasi dengan
user, disebut dengan shell. User dapat berinteraksi dengan sheel menggunakan mode
text, yang sering disebut dengan command line interface (CLI) atau mode grafis, disebut
dengan graphical user interface (GUI).
Secara umum, hubungan antara Hardware, Sistem Operasi dan Pengguna dapat
digambarkan seperti berikut ini.
Gambar 1.1 Hubungan antara Hardware, Kernel, Shell dan User
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -1-
Bahan Bacaan 2.1
Sistem operasi jaringan atau sistem operasi komputer yang dipakai sebagai server dalam
jaringan komputer hampir mirip dengan system operasi komputer stand alone, bedanya
hanya pada sistem operasi jaringan, salah satu komputer harus bertindak sebagai server
bagi komputer lainnya. Sistem operasi dalam jaringan disamping berfungsi untuk
mengelola sumber daya dirinya sendiri juga untuk mengelola sumber daya komputer lain
yang tergabung dalam suatu jaringan komputer.
Dalam struktur sistem komputer, sistem operasi merupakan lapisan kedua setelah
hardware, yang diletakkan pada media penyimpan (hard disk) di komputer. Sistem
Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk perangkat lunak aplikasi. Sistem
operasi akan mengelola semua aktifitas komputer yang berkaitan dengan pengaksesan
perangkat keras, pengelolaan proses seperti penjadwalan proses, dan pengelolaan
aplikasi. Sistem operasi mempunyai peranan yang sangat penting.
2. Perkembangan Sistem Operasi
Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh
pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau
dikembangkan lebih lanjut serta untuk disebarluaskan. Apabila
pembuat program
melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya,
maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya.
Open source merupakan salah satu syarat bahwa suatu software dikatakan “free
software”. Free software pasti open source software, namun open source software belum
tentu free software. Salah satu contoh free software adalah Linux. Contoh open source
software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi
berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software
dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu
dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). http://www.opensource.org/licenses
memuat jenis-jenis lisensi open source.
Mulai tahun 1994-1995, server-server di Institut Teknologi Bandung (ITB) mulai
menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem
operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi
kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB
lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD
daripada sistem operasi lain. Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -2-
Bahan Bacaan 2.1
dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah piranti lunak open source sendiri bisa ditarik
jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium
komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford University, University of
California Berkeley dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1960 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat
erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan setiap orang dapat memodifikasi
program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga
mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya
yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an
komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC
menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10
menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki
sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus
menanda-tangani non disclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa
dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak dapat
mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Tahun 1985 beliau mendirikan
organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk
mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai
piranti lunak : gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakasperkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan
FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi
yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya
yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil
pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 Universitas Helsinki, Finlandia mulai
mengembangkan
suatu
sistem
operasi
yang
disebutnya
Linux.
Dalam
pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas
terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana
kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi mempunyai
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -3-
Bahan Bacaan 2.1
pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE,
Mandrake, Slackware, Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas ada yang
bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah
Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain
Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.
Free Software Foundation (FSF) selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public
License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan
dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut
dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut tetap bebas
didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar
Linux.
Gambar 1.2. Linus Torvalds
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Linus_Torvalds
Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat
terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga
meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut. Teminologi
“free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian
mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi
mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa
khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh. Kondisi ini
mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga
mendorong terbentuknya Open Source Initiative(OSI) suatu organisasi nirlaba yang
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -4-
Bahan Bacaan 2.1
mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric
Raymond dan timnya. Beberapa contoh daftar distribusi Linux yang didukung oleh Free
Software Foundation ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1. List of Linux distributions endorsed by the Free Software Foundation
Last
Distribution
Based on
Description
update
BLAG
2011-05-04 Fedora
A free distribution based on Fedora.
Dragora
An independent distribution based
2012-04-21 None
GNU/Linux
on concepts of simplicity.
a live CD (installable on HDD)
Dyne:bolic
2011-09-08 Debian
distribution, with special emphasis
on audio and video editing.
Debian
gNewSense
2013-08-06 (formerly
FSF-sponsored distribution.
Ubuntu)
LiveCD with special emphasis on
Musix
2010-09-22 Knoppix
music production, graphic design,
audio, and video editing.
Full
featured
general-purpose
distribution that strives to keep its
Parabola
2013-04-27 Arch Linux
packaging and management tools
simple for easy customization.
University
of
Vigo-sponsored
distribution oriented to small
Trisquel
2013-03-09 Ubuntu
enterprises, domestic users and
educational centers.
1.1. Perkembangan Sistem Operasi Linux
Sistem Operasi Linux merupakan jenis sistem operasi komputer yang dikembangkan
oleh komunitas. Dalam sistem Operasi Linux kita mengenal beberapa istilah diantaranya
Distro dan Repository, yang akan dijelaskan berikut ini.
GNU Linux
GNU/Linux adalah sebuah sistem operasi yang diciptakan oleh Linus Benedict Torvalds
seorang mahasiswa Universitas Helsinki Finlandia di tahun 1991. Proyek GNU ini
diluncurkan pada tahun 1984 untuk mengembangkan sebuah sistem operasi lengkap
mirip UNIX berbasis perangkat lunak bebas, yaitu sistem GNU (GNU merupakan akronim
berulang dari “GNU’s Not Unix”; GNU dilafalkan dengan “genyu”). Nama itu dipilih karena
rancangannya mirip Unix, tetapi berbeda dari UNIX, GNU tidak mengandung kode-kode
UNIX. Pengembangan GNU dimulakan oleh Richard Stallman dan merupakan fokus asli
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -5-
Bahan Bacaan 2.1
Free Software Foundation (FSF). Varian dari sistem operasi GNU, yang menggunakan
kernel Linux, dewasa ini telah digunakan secara meluas. Walaupun sistem ini sering
dirujuk sebagai “Linux”, sebetulnya lebih tepat jika disebut sistem GNU/Linux. Ada salah
satu fitur atau kemampuan yang sangat menarik dari GNU/Linux yang belum ada pada
sistem operasi populer lainnya, yaitu menjalankan sistem operasi dan aplikasi lengkap
tanpa menginstalnya di hard disk. Dengan cara ini dengan mudah kita dapat
menggunakan GNU/Linux di komputer orang lain karena tak perlu menginstalnya.
Sejarah sistem operasi Linux berkaitan erat dengan proyek GNU, proyek program bebas
freeware terkenal diketuai oleh Richard Stallman. Proyek GNU diawali pada tahun 1983
untuk membuat sistem operasi seperti Unix lengkap dengan kompiler, utiliti aplikasi, utiliti
pembuatan dan seterusnya, diciptakan sepenuhnya dengan perangkat lunak bebas.
Gambar 1.3. Richard Stallman in Oslo, Norway 2009
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Richard_Stallman
Pada tahun 1991, pada saat versi pertama kerangka Linux ditulis, proyek GNU telah
menghasilkan hampir semua komponen sistem ini kecuali kernel. Torvalds dan pembuat
kernel seperti Linux menyesuaikan kernel mereka supaya dapat berfungsi dengan
komponen GNU, dan seterusnya mengeluarkan. Sistem operasi yang cukup berfungsi.
Oleh karena itu, Linux melengkapi ruang terakhir dalam rancangan GNU.
Distro Linux
Distribusi Linux (Distro Linux) adalah sebutan untuk sistem operasi komputer dan
aplikasinya, merupakan keluarga Unix yang menggunakan kernel Linux. Distribusi Linux
dapat berupa perangkat lunak bebas dan bisa juga berupa perangkat lunak komersial
seperti Red Hat Enterprise, SuSE, dan lain-lain. Ada banyak distribusi atau distro Linux
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -6-
Bahan Bacaan 2.1
yang telah muncul. Beberapa bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro
turunan, contohnya Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan
distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, DSL, dan sebagainya.
Berikut ini digambarkan beberapa contoh Distro Linux yan beredar di pasaran.
Gambar 1.4. Beberapa contoh Distro Sistem Operasi Linux
Untuk mendapatkan distro linux, anda dapat mengunduh langsung dari situs distributor
distro bersangkutan, atau membelinya dari penjual lokal. Beberapa distro Linux Live CD
yang banyak dipakai antara lain Knoppix, SUSE Live Eval, Mandrake Move, Gentoo Live
CD, Slackware Live CD dan lain-lain. Meskipun bentuknya Live CD, tetapi distro tersebut
memiliki fungsi yang sama dengan distro-distro terinstal. Di dalam CD tersebut, sudah
terdapat paket-paket umum yang biasa kita jumpai di distro Linux besar, seperti:
OpenOffice, KOffice, XMMS, GIMP, Konqueror, dan sebagainya. Namun ada beberapa
pengecualian, yaitu beberapa paket yang memang sangat besar dan kiranya tidaklah
umum digunakan oleh home user, mengingat kapasitas CD yang terbatas, yaitu sekitar
700MB.
Kepraktisan ada batasnya karena selama operasionalnya, Linux Live CD tidak
mempunyai sebuah tempat khusus di dalam harddisk. Linux Live CD hanya memiliki
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -7-
Bahan Bacaan 2.1
tempat di memori utama (RAM), sehingga setelah di-restart, semua isi RAM akan
dikosongkan dan Linux Live CD harus melakukan inisialisasi ulang untuk mendeteksi
semua perangkat keras yang dimiliki oleh user. Selain itu, kinerja dari Linux Live CD
sendiri juga tidak bisa maksimal, karena kecepatan komputer untuk mengakses CD-ROM
jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mengakses harddisk.
Repository
Repository merupakan sekumpulan paket-paket aplikasi atau program untuk sebuah
sistem operasi linux yang digunakan untuk menunjang kinerja dari sebuah aplikasi,
program, dan sebagainya yang didapatkan dari Server Mirror atau CD/DVD atau media
penyimpanan lainnya. Dengan kata lain, repository adalah paket-paket khusus untuk
sebuah sistem operasi yang kemudian paket-paket tersebut diinstal untuk mendapatkan
kinerja lebih baik dari sebuah sistem operasi.
Repository mungkin hanya untuk program-program tertentu, seperti CPAN untuk bahasa
pemrograman Perl, atau untuk seluruh sistem operasi. Operator repository tersebut
biasanya menyediakan sebuah sistem manajemen paket, alat-alat yang dimaksudkan
untuk mencari, menginstal dan sebaliknya memanipulasi paket perangkat lunak dari
repositori.
Sebagai contoh, banyak distribusi Linux menggunakan Advanced Packaging Tool (APT)
yang umumnya ditemukan di distro berbasis Debian, atau yum yang biasa ditemukan di
distro berbasis Red Hat. Ada juga beberapa sistem manajemen paket independen,
seperti Pacman, digunakan dalam Arch Linux dan equo, ditemukan di Sabayon Linux.
Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -8-
Bahan Bacaan 2.2
BAHAN BACAAN 2.2: MENGINSTALASI SISTEM
OPERASI BERBASIS LINUX
1.
Metode Instalasi Sistem Operasi
Pada saat menginstalasi sistem operasi, maka dapat dilakukan dengan berbagai metode
instalasi. Sampai saat ini ada empat metode instalasi sistem operasi, yaitu clean install,
upgrade, multibooting dan virtualisasi. Metode clean install merupakan suatu metode
untuk menginstalasi sistem operasi pada laptop atau komputer yang baru, dimana
sebelumnya pada suatu komputer belum terdapat sistem operasinya. Dalam metode ini
sistem operasi akan menghapus semua data yang ada dalam partisi harddisk yang
digunakan untuk menginstall sistem operasi tersebut. Dalam sebuah komputer
dimungkinkan untuk menginstal lebih dari satu sistem operasi. Setiap sistem operasi
ditempatkan pada partisi yang berbeda agar dapat mengkonfigurasi dirinya sendiri
berkaitan dengan sistem file dan setting konfigurasinya. Pada saat pertamakali komputer
dijalankan, maka akan muncul menu pilihan sistem operasi mana yang akan dijalankan.
Hanya satu sistem operasi yang dapat berjalan pada waktu yang bersamaan dan sistem
opersi tersebut dapat mengontrol hardware secara penuh. Dengan sistem virtualisasi ini
dimungkinkan lebih dari satu sistem operasi diinstal pada sebuah hardware/komputer
serta lebih dari satu sistem operasi dapat berjalan padanya pada waktu yang bersamaan.
2.
Menginstalasi Sistem Operasi Metode Virtualisasi
Virtualisasi merupakan suatu metode dimana komputer fisik dapat berfungsi seperti dua
buah komputer atau lebih, dan setiap komputer virtual tersebut menggunakan arsitektur
dasar yang sama dengan komputer fisik. Pada metode virtualisasi dikenal dengan istilah
Host Operating System dan Guest Operating System. Host Operating System adalah
sistem operasi yang berjalan pada hardware realnya, sedangkan guest operating system
adalah sistem operasi yang berjalan di atas mesin virtual, misalnya VirtualBox. Struktur
dari sistem virtualisasi digambarkan sebagai berikut.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -1-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.1. Model sistem Virtualisasi pada sistem Operasi
2.1.
Persiapan Installasi Sistem Operasi Linux Debian 7.2.0 (Wheezy) Berbasis
Graphical User Interface (GUI) dengan Metode Virtualisasi
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk instalasi system operasi Linux Debian Debian
7.2.0 Wheezy, adalah CD, DVD, USB, atau dapat juga melalui jaringan komputer. Hal
lain yang perlu dilakukan adalah media penyimpanan berupa hardisk dan RAM sudah
support terhadap Debian 7.2.0. Pada kesempatan kali ini digunakan hardisk dalam
kapasitas yang dapat diatur melalui Virtual Machine yaitu VirtualBox. Dengan demikian,
maka pada Komputer atau Laptop perlu diinstal Virtual Box. Alamat resmi dari VirtualBox
ada di http://www.virtualbox.org, sehingga dapat mendownload versi terbarunya, seperti
pada gambar berikut ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -2-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.2. Alamat resmi VirtualBox
Langkah selanjutnya adalah mendownload VirtualBox tersebut sesuai dengan sistem
operasi yang kita gunakan. Pada gambar di atas terdapat beberapa pilihan, yaitu
VirtualBox untuk Windows Host, Linux Host, Solaris Host dan lain sebagainya. Setelah
software tersebut didownload, maka langkah selanjutnya adalah menginstallnya pada
Komputer atau Laptop. Adapun langkah-langkah untuk menginstalasi VirtualBox 5.0.6 for
Windows adalah sebagai berikut :
1. Klik 2 kali pada Icon VirtualBok, seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.3. Icon VirtualBox
2. Sehingga akan muncul gambar seperti berikut ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -3-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.4. Setup Wizard Installasi VirtualBox
3. Langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi dimana software VirtualBox akan
diinstall, seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.5. Pemilihan lokasi Installasi VirtualBox
4. Langkah berikutnya adalah pemilihan Feature Instalsi VirtualBox, seperti pada gambar
berikut ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -4-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.6. Pemilihan Feature Installasi VirtualBox
5. Tahap berikutnya akan muncul peringatan bahwa
Gambar 2.7. Informasi reset Network Connection
Menginstalasi Sistem Operasi
| -5-
Bahan Bacaan 2.2
6. Tahap berikutnya adalah proses instalasi siap dimulai.
Gambar 2.8. Informasi Ready to Install
7. Informasi bahwa proses instalasi telah selesai dan ketika ditekan button Finish, maka
akan membuka halaman VirtualBox
Gambar 2.9. Informasi proses instalasi telah lengkap
Menginstalasi Sistem Operasi
| -6-
Bahan Bacaan 2.2
8. Setelah melakukan proses start awal VirtualBox dilakukan, maka akan muncul
halaman seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.10. Halaman VirtualBox
2.2.
Melaksanakan Instalasi Sistem Operasi Berbasis Grafical User
Interface
(GUI)
Langkah-langkah untuk menginstalasi Debian 7.2.0 menggunakan VirtualBox adalah
sebagai berikut :
1.
Jalankan VirtualBox, kemudian pilih menu Create a New Virtual Machine, seperti
gambar berikut ini :
Gambar 2.11. Langkah awal Install Debian (Create a New VM)
Menginstalasi Sistem Operasi
| -7-
Bahan Bacaan 2.2
2.
Menentukan besarnya RAM yang akan digunakan, seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.12. Menentukan besarnya RAM
3.
Membuat virtual hard drive gambar seperti berikut ini :
Gambar 2.13. Pembuatan virtual hard drive
Menginstalasi Sistem Operasi
| -8-
Bahan Bacaan 2.2
4.
Proses berikutnya adalah memilih tipe file yang diinginkan. Ada 6 tipe file yang
disediakan dengan tipe VDI, VMDK, VHD, HDD, QED dan QCOW seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar 2.14. Pemilihan tipe file hard drive
5.
Memilih model penyimpanan pada physical hard drive, seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.15. Model penyimpanan pada physical hard drive
6.
Langkah berikutnya adalah penulisan nama virtual hard drive dan juga pada folder
mana file tersebut akan disimpan. Apabila tidak akan mengganti nama virtual hard
drive serta foldernya mengikuti defaultnya, maka tekan create.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -9-
Bahan Bacaan 2.2
Pada gambar di bawah juga dapat dilakukan pengaturan besarnya kapasitas hard
drive yang diperlukan.
Gambar 2.16. Pemberian nama, lokasi dan kapasitas hard drive
7.
Langkah berikutnya adalah memilih menu Start yang ada pada button anak panah
yang berwarna hijau, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.17. Pemilihan button Start untuk proses Installasi
Menginstalasi Sistem Operasi
| -10-
Bahan Bacaan 2.2
8. Ketika mengklik button start pada gambar di atas, maka akan muncul seperti gambar
berikut ini.
Gambar 2.18. Pemilihan menu Installasi
9.
Setelah mengklik button Finish pada langkah ke-8, maka akan muncul tampilan
utama instalasi Debian. Seperti halnya dengan Debian Lenny, Squeeze, maka pada
Debian Wheezy juga memberikan empat option utama pada saat halaman pertama
proses Instalasi yaitu :
a. Install, merupakan option untuk melakukan instalasi Debian Squeeze dengan
Mode Text.
b. Graphical Install, merupakan option untuk melakukan instalsi Debian Squeeze
dengan mode GUI.
c. Advanced Option, berisi beberapa option lain sepertiExpert Install, Rescue
Mode, Graphical automated Install serta Alternative desktop environtments.
d. Help, merupakan option untuk bantuan berkaitan dengan metode dan proses
instalasi.Beberapa menu pilihan yang terdapat pada menu Help antara lain :
 F1, maka akan masuk ke menu help index sebagai kata kunci untuk
menampilkan parameter sistem boot dalam proses instalasi Debian Squeeze.
 F2 untuk menampilkan persyaratan sebelum instalasi Debian Wheezy seperti
kapasitas minimal RAM dan Hard Drive.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -11-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.19. Option pada Menu Help
 F3 merupakan metode khusus booting menggunakan CD-ROM.
 F4 digunakan untuk menampilkan jendela informasi rescue mode. Rescue
mode digunakan untuk booting ke sistem Debian Wheezy, tetapi hanyak
untuk kasus-kasus tertentu seperti boot loader hilang atau tertimpa, sistem
crash dan lain-lain. Mode terdiri dari dua mode yaitu rescue dan rescuigui.
Mode rescue digunakan untuk mode text, sedangkan rescuegui digunakan
untuk mode grafik.
 F5, digunakan untuk menampilkan jendela informasi special boot parameters
overview.
 F6, digunakan untuk menampilkan jendela informasi special machine.
 F7, digunakan untuk menampilkan jendela informasi pemilihan disc
controller.
 F8, digunakan untuk menampilkan jemdela informasi special boot
parameters – installation system.
 F9, digunakan untuk menampilkan jendela inforamsi bantuan berupa getting
help.
 F10, digunakan untuk menampilkan jendela informasi copyrights and
warranties.
10.
Tampilan pertama setelah mengklik Finish pada langkah ke-8 diatas, maka akan
muncul pilihan seperti gambar di bawah ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -12-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.20. Pemilihan bahasa
11.
Langkah berikutnya adalah pemilihan lokasi, dan pilihlah lokasi Other seperti
gambar berikut ini.
Gambar 2.21. Pemilihan Lokasi -> Other
12.
Pemilihan lokasi yang berkaitan dengan time zone dan system locale. Pada
halaman ini, normalnya dipilih berdasarkan nama Negara dimana saudara berada,
other -> Asia -> Indonesia.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -13-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.22. Pemilihan lokasi -> Asia
Gambar 2.23. Pemilihan lokasi -> Indonesia
13.
Langkah berikutnya adalah pemilihan locale configure.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -14-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.24. Pemilihan locale configure
14.
Langkah selanjutnya adalah menentukan konfigurasi keyboard. Standar keyboard
yang digunakan adalah American English. Pemilihan standard keyboard,
ditunjukkan seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.25. Pemilihan standard keyboard
Standard keyboard untuk Negara Jepang, China, Korea, Arab dan lain-lain juga
sangat berbeda dengan model huruf yang ada pada standard American English.
Untuk melanjutkan proses instalasi berikutnya, maka klik pada button Continue.
15.
Langkah berikutnya adalah konfigurasi jaringan (configure the network), berupa
pengisian nama hostname. Pada contoh ini penulis menggunakan nama yamta
sebagai hostname.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -15-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.26. Pengisian nama hostname
16.
Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi domain name. dalam contoh ini
digunakan yamta.edu sebagai domain name. Domain name merupakan bagian
bagian dari internet address yang benar untuk sebuah host name. Umumnya
domain name berakhiran dengan .com, . net, .edu, .or atau .org, seperti gambar
berikut ini.
Gambar 2.27. Konfigurasi domain name
17.
Pemberian root password. Password untuk root harus diisikan agar sistem terjaga
dengan aman. Password yang baik terdiri dari campuran huruf, angka, huruf besar
dan karakter khusus dan secara periodic dapat diubah.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -16-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.28. Pengisian root password
18.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan nama user baru dan password. User
account akan dibuat berdampingn dengan root account untuk keperluan aktifitas
non administrative.
Gambar 2.29. Penambahan user baru
19.
Langkah selanjutnya adalah pemberian password pada user baru tersebut.
Password yang baik terdiri dari campuran huruf besar, huruf kecil, angka dan
karakter khusus serta diupdate secara berkala.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -17-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.30. Pemberian password untuk user baru
20.
Langkah berikutnya adalah mengkonfigurasi the clock (jam). Apabila pada time
zone tidak terdaftar nama negaranya, maka saudara dapat kembali kepada langkah
sebelumnya (choose language) kemudian memilih Negara dimana saudara berada.
Konfigurasi ini dapat juga dilakukan setelah proses instalasi selesai dengan cara
mengklik pada tanggal, bulan, ahun dan jam yang muncul pada halaman kanan
atas pada desktop Debian 7.0.2 Squeeze.
Gambar 2.31. Konfigurasi jam
21.
Setelah mengklik Continue pada langkah di atas, maka akan muncul halaman
partisi harddisk, seperti berikut ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -18-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.32. Pemilihan partition disk
22.
Pada partition disks Debian 7.2.0 seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.33. Metoda partisi
23.
Pemilihan partisi hard disk dengan nama SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8.6 GB ATA VBOX.
Pada proses ini terdapat peringatan bahwa semua data yang ada dalam harddisk
akan dihapus, seperti gambar berikut.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -19-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.34. Pemilihan partisi untuk instalasi
24.
Pemilihan partitioning schema pada hard disk terdapat tiga pilihan, yaitu : All files
in one partition (recommended for for new user), Sparate /home partition dan
Separate /home, /usr, /var, and /tmp partitions. Rekomendasi untuk user baru
adalah semua file berada dalam satu partisi.
Gambar 2.35. Partition disc
25.
Pada langkah ini berisi informasi tentang partisi hard disk. Terdapat informasi
bahwa partition #1 of SCSI3 (0,0,0) as ext4 dan partition #5 of SCSI3 (0,0,0) as
swap. Hal ini berarti bahwa untuk menginstall linux, minimal harus ada 2 partisi yaitu
ext4 dan swap.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -20-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.36. Konfirmasi tentang partisi untuk menginstall
26.
Setelah proses install base system selesai, maka langkah selanjutnya adalah
mengkonfigurasi the package manager. Terdapat informasi bahwa operating
system yang diinstal adalah Debian GNU/Linux 7.2.0_Wheezy_Official i386 DVD
Binary-1 yang dirilis pada 20131012-12:56. Apabila ingin menscan DVD lain, maka
pilih Yes atau sebaliknya, seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.37. Configure the package manager
27.
Pemilihan Network Mirror untuk instalasi software Debian 6.0.4 Squeeze. Apabila
menginginkan untuk menginstalasi dari network mirror, maka pilihkan option Yes
dan begitu pula sebaliknya.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -21-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.38. Konfirmasi penggunakan network mirror
28.
Langkah selanjutnya adalah konfigurasi tentang popularity-contest. Halaman ini
menginformasikan bahwa apakah kita akan berpartisipasi dalam survey
penggunakan paket-paket debian yang digunakan. Apabila menginginkan untuk
berpartisipasi, maka pilihlah Yes dan begitu pula sebaliknya.
Gambar 2.39. Survey partisipasi dalam penggunaan paket-paket debian
29.
Langkah selanjutnya adalah pemilihan tentang software-software yang akan
diinstal. Beberapa pilihan diantaranya adalah Graphical desktop environment,
server, database, laptop dan standard system utilities.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -22-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.40. Pemilihan software untuk diinstal pada Debian
30.
Pada tahap ini dilakukan konfigurasi terhadap man-db. Selain itu juga ditanyakan
apakah saudara akan menginstall GRUB boot loader pada master boot record.
Apabila menginginkan untuk menginstall GRUB boot loader pada master boot
record, maka pilihlah Yes, kemudian kliik button Continue seperti gambar berikut
ini.
Gambar 2.41. Install GRUB boot loader
31.
Tahap paling akhir adalah finishing instalasi dan telah muncul pesan Instalation
Complete. Hal ini berarti bahwa proses instalasi telah selesai dilaksanakan dengan
baik. Langkah berikutnya adalah menekan button Continue untuk melanjutkan
proses berikutnya.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -23-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.42. Informasi Instalation Complete
32.
Proses pertama kali booting setelah proses instalasi selesai dilaksanakan. Pada
gambar berikut muncul informasi bahwa operating system yang berhasil diinstall
adalah Debian GNU/Linux dengan Linux kernel 3.2.0-4-486.
Gambar 2.43. proses booting pertama kali pada Debian 7.2.0
33.
Halaman loading pada sistem operasi Debian 7.2.0, ditunjukkan seperti gambar
berikut ini.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -24-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.44. Proses loading pada Debian 7.2.0.
34.
Langkah selanjutnya adalah pemilihan user dan memasukkan password agar dapat
login ke sistem Debian Wheezy. Pada tahap ini kita diwajibkan untuk memilih user
serta memasukkan password yang telah dibuat selama proses instalasi.
Gambar 2.45. Pemilihan user dan pengisian password
35.
Apabila username dan password yang dimasukkan benar, maka akan muncul
halaman utama dari desktop Debian Wheezy seperti berikut ini. Pada gambar
dibawah terlihat beberapa short cut seperti Computer, yamta’s Home dan Trash.
Selain itu terdapat pula Tab Menu Applications, Place dan System yan terdapat
pada layar kiri atas. Pada bagian kanan atas terdapat informasi yang berkaitan
dengan hari, bulan, tanggal dan jam pada system.
Menginstalasi Sistem Operasi
| -25-
Bahan Bacaan 2.2
Gambar 2.46. Default Desktop Debian Wheezy
Menginstalasi Sistem Operasi
| -26-
Bahan Bacaan 2.2
BAHAN BACAAN 2.2 : MENGANALISIS PENJADWALAN
PROSES
1.
Konsep Proses pada Sistem Operasi
Proses adalah program yang sedang dieksekusi. Setiap kali menggunakan utilitas
sistem atau program aplikasi dari shell, satu atau lebih proses ”child” akan dibuat oleh
shell sesuai perintah yang diberikan. Contoh proses ID pada sistem linux ditunjukkan
seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.1. Proses ID pada Sistem Operasi Linux
Setiap kali instruksi diberikan pada Linux shell,maka kernel akan menciptakan sebuah
proses-id. Proses ini disebut juga dengan terminology Unix sebagai sebuah Job.
Proses Id (PID) dimulai dari 0, yaituproses INIT, kemudian diikuti oleh proses
berikutnya (terdaftar pada /etc/inittab). Beberapa tipe proses pada sistem operasi Linux
dijelaskan sebagai berikut :
 Foreground
Foreground adalah suatu proses yang diciptakan oleh pemakai langsung pada
terminal (interaktif, dialog)
 Batch
Batch merupakan suatu proses yang dikumpulkan dan dijalankan secara sekuensial
(satu persatu). Proses Batch tidak diasosiasikan (berinteraksi) dengan terminal.
 Daemon
Daemon merupakan suatu proses yang menunggu permintaan (request) dari proses
lainnya dan menjalankan tugas sesuai dengan permintaan tersebut. Apabila tidak
Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.2
ada request, maka program ini akan berada dalam kondisi “idle” dan tidak
menggunakan waktu hitung CPU. Umumnya nama proses daemon di UNIX
berakhiran d, misalnya inetd,named,popd dan lain-lain.
2. Mengontrol Proses Pada Shell
Shell menyediakan fasilitas job control yang memungkinkan mengontrol beberapa job
atau proses yang sedang berjalan pada waktu yang sama. Misalnya apabila melakukan
pengeditan file teks dan ingin melakukan interrupt pengeditan untuk mengerjakan hal
lainnya dan ketika sudah selesai, maka dapat kembali (switch) ke editor dan melakukan
pengeditan file teks kembali. Job bekerja pada foreground atau background.Pada
foreground hanya diperuntukkan untuk satu job pada satu waktu. Job pada foreground
akan mengontrolshell - menerima input dari keyboard dan mengirim output ke layar.
Job padabackground tidak menerima input dari terminal, biasanya berjalan tanpa
memerlukan interaksi. Job pada foreground kemungkinan dihentikan sementara
(suspend), denganmenekan [Ctrl-Z].Job yang dihentikan sementara dapat dijalankan
kembali padaforeground atau background sesuai keperluan dengan menekan ”fg” atau
”bg”. Menghentikan job sementara sangat berbeda dengan melakuakan interrupt job
(biasanya menggunakan [Ctrl-C]), dimana job yang diinterrup akan dimatikan
secarapermanen dan tidak dapat dijalankan lagi. Perintah ps dapat digunakan untuk
menunjukkan semua proses yang sedang berjalan pada mesin (bukan hanya proses
pada shell saat ini) dengan format :
ps –fae atau ps -aux
Hasil keluaran perintah ps –aux ditunjukkan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 4.2. Hasil perintah ps -aux pada sistem operasi linux
Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 2.2
Beberapa versi UNIX mempunyai utilitas sistem yang disebut top yang menyediakan
cara interaktif untuk memonitor aktifitas sistem, seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.3. Hasil perintah top pada sistem operasi linux
Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 2.3
BAHAN BACAAN 2.3 : MENYAJIKAN PERINTAH DASAR
SISTEM OPERASI BERBASIS LINUX
1.
Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
Suatu sesi linux terdiri dari 3 langkah, yaitu : Login, Bekerja dengan Shell / menjalankan
Aplikasi dan Logout. Untuk dapat masuk ke terminal linux, maka langkahnya adalah pilih
menu Applications -> Accessories -> Terminal seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.1. Masuk ke Terminal Linux
Pada gambar di atas, apabila kita klik pada Terminal Linux, maka akan muncul halaman
seperti berikut ini.
Gambar 3.2. Halaman Terminal Linux user biasa
Pada gambar di atas, terlihat bahwa tanda yang muncul di depan nama user adalah $,
itu berarti masih berupa user biasa. Agar berada pada posisi super user, maka ketikkan
perintah su, kemudian diikuti dengan passwornya. Password tersebut dibuat ketika kita
melakukan proses instalasi.
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.3
Dimungkinkan juga untuk membuat user dan password setelah melakukan proses
instalasi.
Gambar 3.3. Halaman Terminal Linux super user
Untuk keluar dari posisi super user atau root, maka ketiklah perintah exit, seperti berikut
ini :
Gambar 3.4. Keluar dari super user ke user biasa
8.1. Melihat user ID dan group ID
Untuk melihat user ID dan group ID dari komputer yang digunakan, maka perintahnya
adalah $ id, seperti berikut ini.
Gambar 3.5. Melihat identitas diri
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 2.3
8.2.
Melihat Tanggal Hari Ini
Untuk menampilkan hari, bulan, tanggal , waktu dan tahun (sistem tanggal dan waktu),
maka perintahnya adalah $ date, seperti berikut ini.
Gambar 3.6. Menampilkan sistem tangal dan waktu
8.3.
Melihat Kalender Bulan Ini
Untuk menampilkan kalender pada bulan yang sedang berjalan (saat ini), maka
digunakan perintah $ cal, seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.7. Menampilkan kalender bulan Mei 2012
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 2.3
8.4.
Melihat Kalender Tahun Ini
Untuk menampilkan kalender dalam satu tahun penuh, maka perintahnya adalah
$
cal –y, seperti berikut ini.
Gambar 3.8. Menampilkan kalender dalam setahun
8.5.
Melihat Kalender Bulan 9 Tahun 1974
Untuk menampilkan kalender pada bulan September tahun 1974, maka perintahnya
adalah $ cal 9 1974, seperti berikut ini.
Gambar 3.9. Menampilkan kalender bulan 9 tahun 1974
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 2.3
8.6.
Melihat Sistem Host Name
Untuk menampilkan sistem host name, maka perintahnya adalah $ hostname, seperti
berikut ini.
Gambar 3.10. Melihat hostname
8.7.
Menampilkan Sistem Informasi
Untuk menampilkan sistem informasi pada sistem operasi, maka perintahnya adalah
$
uname, seperti berikut ini.
Gambar 3.11. Menampilkan sistem informasi pada sistem operasi
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 2.3
8.8.
Menampilkan Semua Sistem Informasi
Untuk menampilkan semua sistem informasi pada sistem operasi linux, maka
perintahnya adalah $ uname –a, seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.12. Menampilkan sistem informasi secara keseluruhan
Pada gambar di atas terlihat bahwa informasi yang ditampilkan secara lengkap, yaitu
Linux yamta 3.2.0.4-486 #1 Debian 3.2.51-1 i686 GNU/Linux.
8.9.
Melihat User Yang Sedang Aktif
Untuk menampilkan user yang sedang aktif dan melihat apa yang sedang mereka
kerjakan (aktifitas), maka perintahnya adalah $ w, seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.13. Melihat user yang aktif dan aktifitasnya
Pada gambar di atas terlihat user yang sedang aktif dengan berbagai aktifitas, misalnya
waktu login, waktu idle, JCPU, PCPU dan apa yang sedang dikerjakan oleh user. JCPU
adalah waktu yang digunakan untuk semua proses yang ditambahkan pada tty,
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -6-
Bahan Bacaan 2.3
sedangkan PCPU adalah waktu yang digunakan untuk menjalankan proses yang saat ini
sedang berlangsung.
8.10.
Melihat User Yang Sedang Logged In
Unutk menampilkan user yang sedang login, maka perintahnya adalah $ who, seperti
berikut ini.
Gambar 3.14. Melihat who
8.11.
Menampilkan User ID Effective
Untuk menampilkan user ID Effectice, maka perintahnya adalah $ whoami, seperti berikut
ini.
Gambar 3.15. Melihat whoami
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -7-
Bahan Bacaan 2.3
8.12.
Membersihkan Layar
Untuk membersihkan layar, maka digunakan perintah $ clear, seperti pada gambar
berikut ini.
Gambar 3.16. Menghapus layar
Dengan perintah clear, maka layar akan bersih dan kursor berada pada posisi paling
atas dalam suatu halaman.
8.13.
Melihat Isi Direktori
Untuk melihat isi dari suatu direktori, maka perintahnya adalah $ ls, seperti berikut ini.
Gambar 3.17. Melihat isi direktori dengan perintah ls
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -8-
Bahan Bacaan 2.3
8.14.
Melihat Seluruh Isi Direktori Secara Lengkap
Untuk melihat isi direktori secara lengkap dengan informasinya, maka perintahnya adalah
$ ls –l, seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.18. Melihat isi direktori secara lengkap
8.15.
Membuat Direktori Baru
Untuk membuat direktori baru, maka perintahnya adalah $ mkdir nama direktori. Pada
contoh di bawah, nama direktorinya adalah azzam dan azka.
Gambar 3.19. Membuat direktori baru
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -9-
Bahan Bacaan 2.3
8.16.
Melihat Isi Direktori
Untuk melihat direktori yang telah kita buat tadi, maka perintahnya adalah $ ls –l, seperti
gambar berikut ini.
Gambar 3.20. Melihat isi direktori
8.17.
Menghapus Direktori
Untuk menghapus direktori, maka perintahnya adalah $ rmdir nama direktori. Pada
contoh dibawah ini, direktori yang akan dihapus adalah azka.
Gambar 3.21. Menghapus direktori
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -10-
Bahan Bacaan 2.3
8.18.
Melihat Isi Direktori Yang Telah Dihapus
Untuk melihat isi direktori yang telah dihapus, maka perintahnya adalah $ ls –l, seperti
gambar berikut ini.
Gambar 3.22. Melihat hasil direktori yang telah dihapus
Pada gambar di atas, terlihat bahwa direktori azka sudah terhapus. Terminal linux yang
terlihat pada gambar di atas, adalah suatu terminal linux yang dijalankan dari mode GUI.
Salah satu tampilan yang mode text yang diperoleh ketika saat menginstalasi
menggunakan mode text terlihat seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 3.23. Terminal Linux dengan mode Text
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -11-
Bahan Bacaan 2.3
BAHAN BACAAN 2.3 : MENGANALISIS PENJADWALAN
CPU
1.
Konsep Penjadwalan Processor
Sistem operasi mengeksekusi berbagai jenis program. Pada sistem batch program
tersebut biasanya disebut dengan job, sedangkan pada sistem time sharing, program
disebut dengan program user atau task. Beberapa buku teks menggunakan istilah job
atau proses. Proses adalah program yang sedang dieksekusi. Eksekusi proses
dilakukan secara berurutan. Dalam suatu proses terdapat program counter, stack dan
daerah data.
Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di
sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.
Proses penjadwalan yang akan dibahas disini adalah proses penjadwalan sistem
operasi Solaris dan Linux. Tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut
kriteria tertentu, dimana kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan.
Penjadwalan CPU adalah basis dari multi programming sistem operasi. Dengan cara
men-switch CPU diantara proses, maka akan berakibat sistem operasi dapat membuat
komputer akan lebih produktif. Dalam bab ini kami akan mengenalkan tentang dasar
dari konsep penjadwalan dan beberapa algoritma penjadwalan. Pada sistem Operasi,
terdapat 3 tipe penjadwal berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang
kompleks, yaitu:
a. Penjadwal jangka pendek (short term scheduller)
Bertugas menjadwalkan alokasi pemroses diantara proses-proses ready di memori
utama. Penjadwalan ini dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih
proses berikutnya yang harus dijalankan.
b. Penjadwal jangka menengah (medium term scheduller)
Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin menunda sebuah eksekusi
karena membuat permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system
call. Proses-proses tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai
sampai kondisi-kondisi yang menyebabkan tertunda dihilangkan. Agar ruang memori
dapat bermanfaat, maka proses dipindah dari memori utama ke memori sekunder agar
tersedia ruang untuk proses-proses lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk
sejumlah proses aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori utama
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -1-
Bahan Bacaan 2.2
ke memori sekunder disebut swapping. Proses-proses mempunyai kepentingan kecil
saat itu sebagai proses yang tertunda. Tetapi, begitu kondisi yang membuatnya
tertunda hilang dan dimasukkan kembali ke memori utama dan dalam keadaan ready.
c. Penjadwal jangka panjang (long term scheduller)
Penjadwalan ini bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang
harus dieksekusi. Batch biasanya berupa proses-proses dengan penggunaan sumber
daya yang intensif (yaitu waktu pemroses, memori, masukan/keluaran), programprogram ini berprioritas rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk)
selama periode aktivitas job-job interaktif rendah. Meskipun tiap-tiap proses terdiri dari
suatu kesatuan yang terpisah namun adakalanya proses-proses tersebut butuh untuk
saling berinteraksi. Satu proses bisa dibangkitkan dari output proses lainnya sebagai
input. Pada saat proses dieksekusi, akan terjadi perubahan status. Status proses
didefiniskan sebagai bagian dari aktivitas proses yang sedang berlangsung saat itu.
Gambar 3.1 dibawah, ditunjukkan diagram status proses. Status proses terdiri dari :
a. New, proses sedang dibuat.
b. Running, proses sedang dieksekusi.
c. Waiting,
proses sedang menunggu beberapa event yang akan terjadi (seperti
menunggu untuk menyelesaikan I/O atau menerima sinyal).
d. Ready, proses menunggu jatah waktu dari CPU untuk diproses.
e. Terminated, proses telah selesai dieksekusi.
Secara blog diagram, maka dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.1. Urutan proses pada sistem operasi
Sumber : http://www.cs.uic.edu/~jbell/CourseNotes/
OperatingSystems/3_Processes.html
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -2-
Bahan Bacaan 2.2
Masing-masing proses direpresentasikan oleh Sistem Operasi dengan menggunakan
Process Control Block (PCB). Informasi yang terdapat pada setiap proses meliputi :
a. Status Proses. New, ready, running, waiting dan terminated.
b. Program Counter. Menunjukkan alamat berikutnya yang akan dieksekusi oleh
proses tersebut.
c. CPU Registers. Register bervariasi tipe dan jumlahnya tergantung arsitektur
komputer yang bersangkutan. Register-register tersebut terdiri-atas: accumulator,
index register, stack pointer, dan register serbaguna dan beberapa informasi
tentang kode kondisi. Selama Program Counter berjalan, status informasi harus
disimpan pada saat terjadi interrupt.
d. Informasi Penjadwalan CPU. Informasi tersebut berisi prioritas dari suatu proses,
pointer ke antrian penjadwalan, dan beberapa parameter penjadwalan yang lainnya.
e. Informasi Manajemen Memori. Informasi tersebut berisi nilai (basis) dan limit
register, page table, atau segment table tergantung pada sistem memory yang
digunakan oleh sistem operasi.
f. Informasi Accounting. Informasi tersebut berisi jumlah CPU dan real time yang
digunakan, time limits, account numbers, jumlah job atau proses.
g. Informasi Status I/O. Informasi tersebut berisi deretan I/O device (seperti tape
driver) yang dialokasikan untuk proses tersebut, deretan file yang dibuka.
Swithing proses dari proses satu ke proses berikutnya, ditunjukkan seperti gambar
berikut ini.
Gambar 5.2. Switching proses dari satu proses ke proses berikutnya.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -3-
Bahan Bacaan 2.2
2.
Algoritma Penjadwalan
Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan properti. Untuk
memilih algoritma ini harus dipertimbangkan dulu properti-properti algoritma tersebut.
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pembandingan algoritma
penjadwalan CPU, antara lain:
1. CPU utilization. Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk. Utilitas CPU
dinyatakan dalam bentuk prosen yaitu 0-100%. Namun dalam kenyataannya hanya
berkisar antara 40-90%.
2. Throughput. Adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan
waktu.
3. Turnaround time. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses,
dari mulai menunggu untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di ready
queue, eksekusi oleh CPU, dan mengerjakan I/O.
4. Waiting time. Waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready
queue. Waiting time ini tidak mempengaruhi eksekusi proses dan penggunaan I/O.
5. Response time. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga
ada respon pertama yang menanggapi permintaan tersebut.
6. Fairness. Meyakinkan bahwa tiap-tiap proses akan mendapatkan pembagian
waktupenggunaan CPU secara terbuka (fair).
3.
Kriteria Penjadwalan
Proses memerlukan prosesor dan penjadwalan pemakaian prosesor. Berdasarkan
berbagai ketentuan pada penjadwalan proses serentak, dapat disusun teknik
penjadwalan prosesor. Dapat dipandang semua proses serentak itu sebagai satu
kumpulan proses yang memerlukan prosesor. Penjadwalan proses didasarkan pada
sistem operasi yang menggunakan prinsip
multiprogramming.
Dengan cara
mengalihkan kerja CPU untuk beberapa proses, maka CPU akan semakin
produktif.Algoritma diperlukan untuk mengatur giliran proses-proses yang ada di ready
queue yang mengantri untuk dialokasikan ke CPU.
Beberapa algoritma penjadwalan dijelaskan sebagai berikut :
3.1. First Come First Served (FCFS) Scheduling
FCFS merupakan algoritma penjadwalan yang paling sederhana yang digunakan dalam
CPU. Dengan menggunakan algoritma ini setiap proses yang berada pada status ready
dimasukkan kedalam FIFO queue atau antrian dengan prinsip first in first out, sesuai
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -4-
Bahan Bacaan 2.2
dengan waktu kedatangannya. Proses yang tiba terlebih dahulu yang akan dieksekusi.
Kelemahan dari algoritma ini:

Waiting time rata-ratanya cukup lama.

Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1
proses besar yang sedang dieksekusi oleh CPU.

Algoritma ini juga menerapkan konsep non-preemptive, yaitu setiap proses yang
sedang dieksekusi oleh CPU tidak dapat di-interrupt oleh proses yang lain.

Pada algoritma ini, maka proses yang pertama kali meminta jatah waktu untuk
menggunakan CPU akan dilayani terlebih dahulu.

Pada skema ini, proses yang meminta CPU pertama kali akan dialokasikan ke
CPU pertama kali.
Misalnya terdapat tiga proses yang dapat dengan urutan P1, P2, dan P3 dengan waktu
CPU-burst dalam milidetik yang diberikan sebagai berikut :
No
1
2
3
Process
P1
P2
P3
Burst Time
24
3
3
Gant chart dengan penjadwalan FCFS dapat digambarkan sebagai berikut :
P1
P2
P3
0
24
27
Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 24 dan P3 adalah 27 sehingga rata rata
waktu tunggu adalah (0 + 24 + 27)/3 = 17 milidetik.
Apabila urutannya P2, P3 dan P1 dengan waktu CPU-burst dalam milidetik yang
diberikan sebagai berikut :
No
1
2
3
Process
P2
P3
P1
Burst Time
3
3
24
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -5-
Bahan Bacaan 2.2
Maka Gant chart-nya dengan penjadwalan FCFS digambarkan sebagai berikut :
P2
0
P3
3
P1
6
Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0 dan P3 adalah 3 sehingga rata-rata
waktu tunggu adalah (6 + 0 + 3)/3 = 3 milidetik. Rata-rata waktu untuk kasus ini jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan kasus sebelumnya.
Algoritma FCFS termasuk non-preemptive, karena sekali CPU dialokasikan pada suatu
proses, maka proses tersebut tetap akan memakai CPU sampai proses tersebut
melepaskannya (berhenti atau meminta I/O).
3.2. Shortest Job First (SJF) Scheduling
Pada algoritma ini setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan
burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses
dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek.
Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu:
 Sulit untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya.
 Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang
besar pula Shortest Job First(SJF) karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah
proses dengan burst time yang lebih kecil.
Algoritma ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
 Preemptive. Jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat proses
di ready queue dengan burst time yang lebih kecil daripada proses yang sedang
dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan
digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut. Preemptive SJF sering
disebut juga Shortest-Remaining-Time-First scheduling.
 Non-preemptive. CPU tidak memperbolehkan proses yang ada di ready queue untuk
menggeser proses yang sedang dieksekusi oleh CPU meskipun proses yang baru
tersebut mempunyai burst time yang lebih kecil.
3.3. Priority Scheduling
Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses yang
memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki prioritasnya masing-masing.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -6-
Bahan Bacaan 2.2
Prioritas suatu proses dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik antara lain:
 Time limit.
 Memory requirement.
 Akses file.
 Perbandingan antara I/O burst dengan CPU burst.
 Tingkat kepentingan proses.
Pada algoritma ini terdapat 2 macam penjadwalan, yaitu :
 Preemptive. Jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang lebih
tinggi daripada proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan
tersebut dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut.
 Nonpreemtive. Proses yang baru datang tidak dapat menganggu proses yang
sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di depan queue.
Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking
(starvation). Solusi dari permasalahan ini adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas
dari setiap proses yang menunggu dalam queue secara bertahap.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -7-
Bahan Bacaan 2.2
3.4. Round Robin Scheduling
Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Setiap proses mendapat jatah
sebesar time quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU
akan dialokasikan ke proses berikutnya.
Semua proses mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan
menunggu lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah lama 1 quantum. Jika q terlalu besar
maka akan sama dengan algoritma FCFS. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak
peralihan proses sehingga banyak waktu terbuang.
Gambar 5.3. Urutan kejadian algoritma round robin
Konsep dasar dari algoritma ini adalah dengan menggunakan time-sharing.
Pada dasarnya algoritma ini sama dengan FCFS, hanya saja bersifat preemptive.
Setiap proses mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu quantum (quantum
time) untuk membatasi waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis,
proses ditunda dan ditambahkan pada ready queue. Jika suatu proses memiliki CPU
burst lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan
melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat segera digunakan
oleh proses selanjutnya. Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst yang lebih
besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan dihentikan
sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya mengantri kembali
pada posisi ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan proses berikutnya. Jika
terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q, maka setiap proses
mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu pada sekali penjadwalan
CPU.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -8-
Bahan Bacaan 2.2
Tidak ada proses yang menunggu lebih dari (n-1)q unit waktu. Performansi algoritma
round robin dapat dijelaskan sebagai berikut, jika q besar, maka yang digunakan adalah
algoritma FIFO, tetapi jika q kecil maka sering terjadi context switch. Misalkan ada 3
proses: P1, P2, dan P3 yang meminta pelayanan CPU dengan quantum-time sebesar 4
milidetik, maka dapat digambarkan sebagai berikut :
No
1
2
3
Process
P2
P2
P3
Burst Time
24
3
3
Maka Gant chart-nya dapat digambarkan sebagai berikut :
P1
0
P2
4
P3
7
P1
10
P1
14
P1
18
P1
22
P1
26
Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 4, dan P3 adalah 7 sehingga rata-rata
waktu tunggu adalah (6 + 4 + 7)/3 = 5.66 milidetik.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -9-
Bahan Bacaan 2.2
3.5. Implementasi Pada Sistem Operasi Linux
Pada sistem operasi Linux, untuk melihat proses yang sedang terjadi, maka digunakan
perintah ps. Apabila belum tahu perintah ps itu digunakan untuk apa, maka kita bisa
tanya ke library menggunakan perintah man, kemudian diikuti nama perintahnya (#man
ps), kemudian tekan enter, seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 5.5. Menjalankan perintah man pada Linux 1
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -10-
Bahan Bacaan 2.2
Sedangkan untuk menampilkan proses tree atau memperoleh informasi tentang threads
dan security info, dapat dilakukan dengan melakukan scroll mouse ke arah bawah,
sehingga akan diperoleh tampilan seperti berikut ini.
Gambar 5.6. Menjalankan perintah man pada Linux 2
Pada sistem operasi Linux Debian, untuk melihat proses yang terjadi dapat dilakukan
dengan mengetikkan perintah ps pada terminal Linux, seperti berikut ini.
Gambar 5.7. Contoh proses pada sistem operasi Linux 1
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -11-
Bahan Bacaan 2.2
Jika dijalankan perintah # ps –au, maka akan diperoleh tampilan seperti berikut ini.
Gambar 5.8. Contoh proses pada sistem operasi Linux 2
Pada sistem Linux, terdapat banyak cara untuk menangani eksekusi-eksekusi perintah.
Diantaranya, diberi kesempatan untuk membuat daftar perintah dan menentukan kapan
perintah dijalankan oleh sistem. Misalnya perintah “at” digunakan untuk memberi
peluang menjalankan program berdasarkan waktu yang ditentukan. Contoh script pada
Linux ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 5.9. Menjalankan perintah at
Pada gambar di atas, langkah pertama adalah membuat file pada direktory
home/yamta/ dengan nama belajar_linux. Perintah untuk membuatnya adalah :
#touch belajar_linux
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -12-
Bahan Bacaan 2.2
File di atas sebagai tempat kita menyimpan dan melihat proses. Dengan demilian,
maka pada Wednesday December 11 2013 jam 13:00 akan terjadi proses ping ke IP
192.168.0.1, yang keterangan prosesnya ada pada file /home/yamta/belajar_linux.
Untuk melihat faktor/elemen lainnya , maka menggunakan perintah ps –u seperti
gambar berikut ini
Gambar 5.10. Hasil perintah ps -u
Untuk melihat faktor/elemen lainnya, gunakan option –u (user). %CPU adalah
presentasi CPU time yang digunakan oleh proses tersebut, %MEM adalah presentasi
system memori yang digunakan proses, SIZE adalah jumlah memori yang digunakan,
RSS (Real System Storage) adalah jumlah memori yang digunakan, START adalah
kapan proses tersebut diaktifkan. Sedangkan pada option -u yang disertai untuk
mencari proses yang spesifik pemakai. Proses diatas hanya terbatas pada proses milik
pemakai, dimana pemakai teresbut melakukan login. Untuk menampilkan proses
Parent dan Child maka ketikkan perintah #ps –eH, sehingga akan keluar tampilan
seperti berikut ini.
Gambar 5.11. Hasil perintah ps –eH
Pada gambar di atas terlihat hubungan proses parent dan child. Setelah mengetikkan
perintah ps -eH kemudian enter, maka proses child muncul dibawah proses parent dan
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -13-
Bahan Bacaan 2.2
proses child ditandai dengan awalan beberapa spasi. Karena pada opsi e disini untuk
memilih semua proses dan opsi H menghasilkan tampilan proses secara hierarki.
Dengan mengetikkan perintah # ps –ef, maka akan ditampilkan gambar seperti berikut
ini.
Gambar 5.12. Hasil perintah ps –ef
Untuk menampilkan semua proses pada sistem dalam bentuk hirarki parent/child, maka
dilakukan dengan mengetikkan perintah #pstree, seperti gambar berikut
ini.
Gambar 5.13. Hasil perintah pstree
Percobaan diatas menampilkan semua proses pada sistem dalam bentuk hirarki
parent/child. Proses parent di sebelah kiri proses child. Sebagai contoh proses init
sebagai parent (ancestor) dari semua proses pada sistem. Beberapa child dari init
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -14-
Bahan Bacaan 2.2
mempunyai child. Proses login mempunyai proses bash sebagai child. Proses bash
mempunyai proses child startx. Proses startx mempunyai child xinit dan seterusnya.
Untuk melihat semua PID, maka dilakukan dengan mengetikkan perintah #pstree –p,
sehingga akan menghasilkan tampilan seperti berikut ini.
Gambar 5.14. Hasil perintah pstree -p
Untuk melihat semua PID untuk proses gunakan opsi –p. Jadi , menampilakn semua
proses pada sistem dalam bentuk hirarki parent/child. Disini memberitahukan proses
yang sedang berjalan bahwa ada sesuatu yang harus dikendalikan. Dan berdasarkan
sinyal yang dikirim ini maka dapat bereaksi dan administrator dapat menentukan reaksi
tersebut.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -15-
Bahan Bacaan 2.2
Untuk menampilkan proses dan ancestor, maka dilakukan dengan mengetikkan
perintah # pstree –h, sehingga hasilnya sebagai berikut.
Gambar 5.15. Hasil perintah pstree -h
Untuk menampilkan semua proses (PID, TTY, TIME dan CMD), dilakukan dengan
mengetikkan perintah$ ps ax | more. Opsi a akan menampilkan semua proses yang
dihasilkan terminal (TTY). Opsi x menampilkan semua proses yang tidak dihasilkan
terminal. Secara logika opsi ini sama dengan opsi –e. Terdapat 5 kolom : PID, TTY,
STAT, TIME dan COMMAND, seperti gambar berikut ini.
Gambar 5.16. Hasil perintah ps ax | more
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -16-
Bahan Bacaan 2.2
Untuk menampilkan semua proses dalam format daftar penuh, maka perintahnya
adalah # ps ef | more, sehingga akan menghasilkan tampilan sebagai berikut.
Gambar 5.17. Hasil perintah ps ef | more
Opsi –e f akan menampilkan semua proses dalam format daftar penuh. Jika halaman
penuh terlihat prompt –More– di bagian bawah screen, tekan q untuk kembali ke
prompt perintah.
Menganalisis Penjadwalan CPU
| -17-
Bahan Bacaan 2.4
BAHAN BACAAN 2.4 : MENGANALISIS PROSES
SERVICE DAN EVENT
1. Proses Service (Layanan) Pada Sistem Operasi
Layanan sistem operasi dirancang untuk membuat pemrograman menjadi lebih mudah.
Beberapa layanan sistem operasi secara umum dijelaskan seperti berikut ini.
a. Pembuatan Program
Sistem operasi menyediakan berbagai fasilitas yang membantu programer dalam
membuat program seperti editor. Walaupun bukan bagian dari sistem operasi, tapi
layanan ini diakses melalui sistem operasi.
b. Eksekusi Program
Sistem harus dapat me-load program ke memori, dan menjalankan program tersebut.
Program harus dapat menghentikan pengeksekusiannya baik secara normal maupun
tidak (ada error)
c. Operasi I/O
Program yang sedang dijalankan kadang kala membutuhkan I/O. Untuk efisiensi dan
keamanan, pengguna biasanya tidak bisa mengatur peranti I/O secara langsung. Untuk
itulah sistem operasi harus menyediakan mekanisme dalam melakukan operasi I/O.
d. Manipulasi Sistem File
Program harus membaca dan menulis berkas, dan kadang kala juga harus membuat dan
menghapus berkas.
e. Komunikasi
Kadang kala sebuah proses memerlukan informasi dari proses yang lain. Ada dua cara
umum dimana komunikasi dapat dilakukan. Komunikasi dapat terjadi antara proses
dalam satu komputer, atau antara proses yang berada dalam komputer yang berbeda,
tetapi dihubungkan oleh jaringan komputer. Komunikasi dapat dilakukan dengan
pembagian memori (penggunaan bersama, share-memory)atau message-passsing,
dimana sejumlah informasi dipindahkan antara proses oleh sistem operasi.
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.4
f. Mendeteksi Kesalahan
Sistem operasi harus selalu waspada terhadap kemungkinan error. Error dapat terjadi di
CPU dan memori perangkat keras, I/O, dan di dalam program yang dijalankan pengguna.
Untuk setiap jenis error sistem operasi harus bisa mengambil langkah yang tepat untuk
mempertahankan jalannya proses komputasi.
Disamping pelayanan diatas, sistem operasi juga menyediakan layanan tambahan lain.
Layanan ini bukan untuk membantu pengguna tapi lebih pada mempertahankan efisiensi
sistem itu sendiri. Layanan tambahan itu yaitu :
a. Alokasi Sumber Daya
Ketika beberapa pengguna menggunakan sistem atau beberapa program dijalankan
secara bersamaan, sumber daya harus dialokasikan bagi masing-masing pengguna
dan program tersebut.
b. Accounting
Kita menginginkan agar jumlah pengguna yang menggunakan sumber daya, dan jenis
sumber daya yang digunakan selalu terjaga. Untuk itu maka diperlukan suatu
perhitungan dan statistik. Perhitungan ini diperlukan bagi seseorang yang ingin
merubah konfigurasi sistem untuk meningkatkan pelayanan.
c. Proteksi
Layanan proteksi memastikan bahwa segala akses ke sumber daya terkontrol. Dan
tentu saja keamanan terhadap gangguan dari luar sistem tersebut. Keamanan bisa
saja dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi pengguna. Ini bisa dilakukan
dengan meminta passsword bila ingin menggunakan sumber daya.
2. Sistem Call Pada Sistem Operasi
System Call menyediakan antar muka antara program yang sedang berjalan dengan
sistem operasi. System Call biasanya tersedia sebagai instruksi bahasa assembly.
Beberapa sistem mengizinkan system calls dibuat langsung dari program bahasa tingkat
tinggi. Beberapa bahasa pemrograman (contoh : C, C++) telah didefenisikan untuk
menggantikan bahasa rakitan untuk sistem pemrograman.
Terdapat tiga metode umum yang digunakan dalam memberikan parameter kepada
sistem operasi
 Melalui register
 Menyimpan parameter dalam blok atau tabel pada memori dan alamat blok tersebut
diberikan sebagai parameter dalam register
Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 2.4
 Menyimpan parameter (push) ke dalam stack (oleh program), dan melakukan pop off
pada stack (oleh sistem operasi)
Gambar 3.1. Melewatkan parameter melalui tabel
Jenis System Calls
1. Kontrol Proses
System calls yang berhubungan dengan kontrol proses antara lain ketika penghentian
pengeksekusian program. Baik secara normal (end) maupun tidak normal (abort).
Selama proses dieksekusi kadang kala diperlukan untuk meload atau mengeksekusi
program lain, disini diperlukan lagi suatu system calls. Juga ketika membuat suatu
proses baru dan menghentikan sebuah proses. Ada juga system calls yang dipanggil
ketika kita ingin meminta dan merubah atribut dari suatu proses.
MS-DOS adalah contoh dari sistem single-tasking. MS-DOS menggunakan metode
yang sederhana dalam menjalankan program dan tidak menciptakan proses baru.
Program di-load ke dalam memori, kemudian program dijalankan.
Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 2.4
Gambar 3.2. Sistem MS DOS
(a) Pada saat start up, (b) Pada saat running
Barkeley Unix adalah contoh dari sistem multi-tasking. Command interpereter
masih tetap bisa dijalankan ketika program lain dieksekusi.
2. Manajemen Berkas
System calls yang berhubungan dengan berkas sangat diperlukan. Seperti ketika
kita ingin membuat atau menghapus suatu berkas. Atau ketika ingin membuka
atau menutup suatu berkas yang telah ada, membaca berkas tersebut, dan
menulis berkas itu.System calls juga diperlukan ketika kita ingin mengetahui
atribut dari suatu berkas atau ketika kita juga ingin merubah atribut tersebut. Yang
termasuk atribut berkas adalah nama berkas, jenis berkas, dan lain-lain
Ada juga system calls yang menyediakan mekanisme lain yang berhubungan
dengan direktori atau sistim berkas secara keseluruhan. Jadi bukan hanya
berhubungan dengan satu spesifik berkas. Contohnya membuat atau menghapus
suatu direktori, dan lain-lain
3. Manajemen Peranti
Program yang sedang dijalankan kadang kala memerlukan tambahan sumber
daya. Jika banyak pengguna yang menggunakan sistem dan jika diperlukan
tambahan sumber daya maka harus meminta peranti terlebih dahulu. Dan setelah
selesai penggunakannnya harus dilepaskan kembali. Ketika sebuah peranti telah
Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 2.4
diminta dan dialokasikan maka peranti tersebut bisa dibaca, ditulis, atau
direposisi.
4. Informasi Maintenance
Beberapa system calls disediakan untuk membantu pertukaran informasi antara
pengguna dan sistem operasi. Contohnya system calls untuk meminta dan
mengatur waktu dan tanggal. Atau meminta informasi tentang sistem itu sendiri,
seperti jumlah pengguna, jumlah memori dan disk yang masih bisa digunakan,
dan lain-lain. Ada juga system calls untuk meminta informasi tentang proses yang
disimpan oleh sistem dan system calls untuk merubah ( reset ) informasi tersebut.
5. Komunikasi
Dua model komunikasi, yaitu message-passingdan shared memory. Message
passing merupakan pertukaran informasi dilakukan melalui fasilitas komunikasi
antar proses yang disediakan oleh sistem operasi, sedangkan shared-memory
merupakan proses menggunakan memori yang bisa digunakan oleh berbagai
proses untuk pertukaran informasi dengan membaca dan menulis data pada
memori tersebut.
3. System Program Pada Sistem Operasi
System program menyediakan lingkungan yang memungkinkan pengembangan
program dan eksekusi berjalan dengan baik.
System program dapat dikategorikan
menjadi :
 Manajemen/manipulasi File
Membuat, menghapus, copy, rename, print, memanipulasi berkas dan direktori
 Informasi status
Beberapa program meminta informasi tentang tanggal, jam, jumlah memori dan disk
yang tersedia, jumlah pengguna dan informasi lain yang sejenis.
 Modifikasi berkas
membuat berkas dan memodifikasi isi berkas yang disimpan pada disk atau tape.
 Pendukung bahasa pemrograman
kadang kala kompilator, assembler, dan interpreter dari bahasa pemrograman
diberikan kepada pengguna dengan bantuan sistem operasi.
 Loading dan eksekusi program
Ketika program di-assembly atau di-compile, program tersebut harus di-load ke dalam
memori untuk dieksekusi. Untuk itu sistem harus menyediakan absolute loaders,
relocatable loaders, linkage editors,dan overlay loaders
 Komunikasi
Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 2.4
Menyediakan mekanisme komunikasi antara proses, pengguna, dan sistem komputer
yang berbeda. Pada umumnya sistem operasi dilengkapi oleh system-utilities atau
program aplikasi yang di dalamnya termasuk web browser, word prossesor dan format
teks, sistem database, games. System program yang paling penting adalah command
interpreter (mengambil dan menerjemahkan user-specified command selanjutnya).
4. Proses Event Pada Sistem Operasi
Layanan sistem operasi dirancang untuk membuat pemrograman menjadi lebih mudah.
Beberapa layanan sistem operasi antara lain sistem event. Sistem event pada sistem
operasi merupakan suatu sistem yang mengelola berbagai event yang terjadi selama
sistem operasi berjalan.
Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux
| -6-
Bahan Bacaan 3.1
BAHAN BACAAN 3.1 : MENGANALISIS MANAJEMEN
MEMORI
1.
Konsep Dasar Memori
Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer modern. Memori adalah array
besar dari word atau byte, yang disebut alamat. CPU mengambil instruksi dari memory
berdasarkan nilai dari program counter. Instruksi ini menyebabkan penambahan
muatan dari dan ke alamat memori tertentu. Instruksi eksekusi yang umum, contohnya,
pertama mengambil instruksi dari memori. Instruksi dikodekan dan mungkin mengambil
operand dari memory. Setelah instruksi dieksekusi pada operand, hasilnya ada yang
dikirim kembali ke memory. Unit memory hanya merupakan deretan alamat memory;
tanpa tahu bagaimana membangkitkan (instruction counter, indexing, indirection, literal
address dan lainnya) atau untuk apa (instruksi atau data). Oleh karena itu, kita dapat
mengabaikan bagaimana alamat memori dibangkitkan oleh program, yang lebih
menarik bagaimana deretan alamat memori dibangkitkan oleh program yang sedang
berjalan.
Pengikatan alamat adalah cara instruksi dan data (yang berada di disk sebagai file
yang dapat dieksekusi) dipetakan ke alamat memori. Sebagian besar sistem
memperbolehkan sebuah proses user (user process) untuk meletakkan di sembarang
tempat dari memori fisik. Sehingga, meskipun alamat dari komputer dimulai pada
00000, alamat pertama dari proses user tidak perlu harus dimulai 00000. Alamat pada
source program umumnya merupakan alamat simbolik. Sebuah compiler biasanya
melakukan pengikatan alamat simbolik (symbolic address) ke alamat relokasi dipindah
(relocatable address). Misalnya compiler mengikatkan alamat simbolik ke alamat
relokasi “14 byte from the beginning of this module”. Editor Linkage mengikatkan alamat
relokasi ini ke alamat absolute (absolute addresses) “74014”.
Instruksi pengikatan instruksi dan data ke alamat memori dapat dilakukan pada saat :
 Compile time : Jika lokasi memori diketahui sejak awal, kode absolut dapat
dibangkitkan, apabila terjadi perubahan alamat awal harus dilakukan kompilasi
ulang.
 Load time : Harus membangkitkan kode relokasi jika lokasi memori tidak diketahui
pada saat waktu kompilasi.
Menganalisis Manajemen Memori pada Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.2
 Execution time : Pengikatan ditunda sampai waktu eksekusi jika proses dapat
dipindahkan selama eksekusi dari satu segmen memori ke segmen memori lain.
Memerlukan dukungan perangkat keras untuk memetakan alamat (misalnya register
basis dan limit).
Manajemen memori mempunyai fungsi sebagai berikut :
 Mengelola informasi mengenai memori yang dipakai dan tidak dipakai sistim
 Mengalokasikan memory ke proses yang memerlukan
 Mendealokasikan memori dari proses telah selesai menggunakan
 Mengelola swapping antara memory utama dan harddisk
2.
Alamat Logik dan Alamat Fisik
Alamat yang dibangkitkan oleh CPU disebut alamat logika (logical address) dimana
alamat terlihat sebagai uni memory yang disebut alamat fisik (physical address). Tujuan
utama manajemen memori adalah konsep meletakkan ruang alamat logika ke ruang
alamat fisik.
Hasil skema waktu kompilasi dan waktu pengikatan alamat pada alamat logika dan
alamat memori adalah sama. Tetapi hasil skema waktu pengikatan alamat waktu
eksekusi berbeda. dalam hal ini, alamat logika disebut dengan alamat maya (virtual
address). Himpunan dari semua alamat logika yang dibangkitkan oleh program disebut
dengan ruang alamat logika (logical address space); himpunan dari semua alamat fisik
yang berhubungan dengan alamat logika disebut dengan ruang alamat fisik (physical
address space).
Memory Manajement Unit (MMU) adalah perangkat keras yang memetakan alamat
virtual ke alamat fisik. Pada skema MMU, nilai register relokasi tambahkan ke setiap
alamat yang dibangkitkan oleh proses user pada waktu dikirim ke memori.Register
basis disebut register relokasi. Nilai dari register relokasi ditambahkan ke setiap alamat
yang dibangkitkan oleh proses user pada waktu dikirim ke memori. sebagai contoh,
apabila basis 14000, maka user mencoba menempatkan ke alamat lokasi 0 dan secara
dinamis direlokasi ke lokasi 14000.
Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 2.2
Pengaksesan ke lokasi logika 346, maka akan dipetakan ke lokasi 14346, seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar 6.1. Relokasi dinamis menggunakan register relokasi
User program tidak pernah melihat alamat fisik secara real. Program dapat membuat
sebuah penunjuk ke lokasi 346, mengirimkan ke memory, memanipulasinya,
membandingkan dengan alamat lain, semua menggunakan alamat 346. Hanya ketika
digunakan sebagai alamat memory akan direlokasi secara relatif ke register basis.
3.
Swapping
Untuk menjalankan proses proses yang akan dieksekusi , proses-proses itu harus
telah masuk memori utama . Pemindahan proses dari memori utama ke disk dan
sebaliknya
d sebut swapping. Sebuah proses harus berada di memori untuk
dieksekusi. Proses juga dapat ditukar (swap) sementara keluar memori ke backing
store dan kemudian dibawa kembali ke memori untuk melanjutkan eksekusi. Backing
store berupa disk besar dengan kecepatan tinggi yang cukup untuk meletakkan copy
dari semua memory image untuk semua user, sistem juga harus menyediakan akses
langsung ke memory image tersebut. Contohnya, sebuah lingkungan multiprogramming
dengan penjadwalan CPU menggunakan algoritma round-robin. Pada saat waktu
kuantum berakhir, manajer memori akan memulai untuk menukar proses yang baru
Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 2.2
selesai keluar dan menukar proses lain ke dalam memori yang dibebaskan seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar 6.2. Proses Swapping
Pada waktu berjalan, penjadwal CPU (CPU scheduler) akan mengalokasikan sejumlah
waktu untuk proses yang lain di memori. Ketika masing-masing proses menyelesaikan
waktu kuantum-nya, akan ditukar dengan proses yang lain. Kebijakan penukaran juga
dapat digunakan pada algoritma penjadwalan berbasis prioritas. Jika proses
mempunyai prioritas lebih tinggi datang dan meminta layanan, memori akan swap out
proses dengan prioritas lebih rendah sehingga proses dengan prioritas lebih tinggi
dapat di-load dan dieksekusi. Umumnya sebuah proses yang di-swap out akan
menukar kembali ke ruang memori yang sama dengan sebelumnya. Jika proses
pengikatan dilakukan pada saat load-time, maka proses tidak dapat dipindah ke lokasi
yang berbeda.
Apabila CPU scheduler memutuskan untuk mengeksekusi proses, maka sistem operasi
akan memanggil dispatcher. Dispatcher memeriksa untuk melihat apakah proses
selanjutnya pada ready queue ada di memori. Jika tidak dan tidak terdapat cukup
memori bebas, maka dispatcher swap out sebuah proses yang ada di memori dan
swap in proses tersebut. Kemudian reload register ke keadaan normal. Teknik
swapping yang sudah dimodifikasi ditemui pada beberapa sistem misalnya Linux, UNIX
dan Windows.
Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 2.2
Pada sistem operasi linux Untuk melakukan pengecekan sisa dan kapasitas RAM kita
baik phisycall maupun swap nya gunakan perintah : free –m, seperti pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.3. Hasil perintah free –m
Untuk mengecek sisa kapasitas hardisk dan penggunaan hardisk kita pada terminal,
maka digunakan perintah : df, seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 6.4. Hasil perintah df
Untuk melihat dalam satuan MB ketikkan perintah : df –h, sehingga akan dihasilkan
gambar sebagai berikut :
Gambar 6.5. Hasil perintah df –h
Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 2.2
Untuk melihat kapasitas memory, maka ketikkan perintah : free -m, sehingga akan
dihasilkan gambar sebagai berikut :
Gambar 6.6. Hasil perintah free –m
Sedangkan untuk melihat besarnya memory virtual, dilakukan dengan cara
mengetikkan perintah vmstat seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 6.7. Hasil perintah vmstat
Pada Gambar di atas terdapat beberapa istilah antara lain r, b, swpd, free, buff, cache,
si, so, bi, bo, in, cs, us, sy, id dan wa. Informasi yang berkaitan dengan istilah tersebut
dapat dilihat pada manual, dengan cara mengetikan perintah # man vmstat.
Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux
| -6-
Bahan Bacaan 3.2
BAHAN BACAAN 3.2 : MENGANALISIS SISTEM FILE
1.
Organisasi Sistem File Pada Sistem Operasi Linux
Sistem operasi menyembunyikan
property property fisik dari penyimpan fisik
dengan mendefinisikan unit penyimpanan logic yang disebut file. File file dipetakan ke
perangkat fisik oleh system operasi. File adalah koleksi yang diberi nama dari informasi
yang berhubungan yang direkamkan pada penyimpanan skunder. Pengelolaan file
adalah kumpulam perangkat lunak system yang menyediakan layanan - layanan
berhubungan dengan penggunaan file ke pemakai dan/atau aplikasi. Biasanya , satu
satunya cara pemakai atau aplikasi mengakses file adalah lewat sistim file. Sistem file
pada Linux menyerupai pepohonan (tree), yaitu dimulai dari root, kemudian direktori
dan sub direktori.
Sistem file pada Linux diatur secara hirarkhikal, yaitu dimulai dari root dengan symbol
“/”. Kita dapat menciptakan File dan Direktori mulai dari root ke bawah.
Gambar 7.1. Struktur sistem direktori pada Linux
Direktori adalah file khusus, yang berisi nama file dan INODE (pointer yang menunjuk
ke data / isi file tersebut). Secara logika, Direktori dapat berisi File dan Direktori lagi
disebut juga Subdirektori.
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.1
2.
Direktori Standar Pada Sistem Operasi
Setelah proses instalasi sistem operasi selesai dan tanpa adanya corrupt, maka Sistem
operasi Linux akan menciptakan sistem file yang baku, yang terdiri dari / bin. / dev, /bin,
/sbin dan lain sebagainya seperti terlihat pada tabel 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1. Direktori pada sistem operasi linux
Direktori
/etc
/dev
/bin
/sbin
/usr/sbin
/usr/bin
/usr/lib
/tmp
/boot
/proc
/var
/home
/mnt
/root
/usr/bin/X11
/usr/src
/opt
Deskripsi
Berisi file administrative (konfigrasi dll) dan file executable
atau script yang berguna untuk administrasi system.
Berisi file khusus yang merepresentasikan peralatan hardware
seperti memori, disk, printer, tape, floppy, jaringan dll.
Berisi utilitas sistem level rendah (binary) .
Berisi utilitas sistem untuk superuser (untuk membentuk
administrasi sistem).
Berisi utilitas sistem dan program aplikasi level tinggi.
Berisi program library yang diperlukan untuk kompilasi
program (misalnya C). Berisi instruksi (command) misalnya
untuk Print Spooler (lpadmin) dll.
Berisi file sementara, yang pada saat Bootstrap akan dihapus
(dapat digunakan oleh sembarang user).
Berisi file yang sangat penting untuk proses bootstrap. Kernel
vmlinuz disimpan di direktori ini.
Berisi informasi tentang kernel Linux, proses dan virtual system
file.
Direktori variable, artinya tempan penyimpanan LOG (catatan
hasil output program), file ini dapat membengkak dan perlu
dimonitor perkembangannya.
Berisi direktori untuk pemakai Linux (pada SCO diletakkan
pada /usr)
Direktori untuk mounting system file
Home direktori untuk superuser (root)
Symbolic link ke /usr/X11R6/bin, program untuk X-Window
Source code untuk Linux
Option, direktori ini biasanya berisi aplikasi tambahan (“addon”) seperti Netscape Navigator, kde, gnome, applix dll.
2.1. Direktori /etc
Berisi file yang berhubungan dengan administrasi system, maintenance script,
konfigurasi, security dll. Hanya superuser yang boleh memodifikasi file yang berada di
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 2.1
direktori ini. Subdirektori yang sering diakses pada direktori /etc antara lain :
 httpd, apache web server.
 ppp, point to point protocol untuk koneksi ke Internet.
 rc.d atau init.d, inisialisasi (startup) dan terminasi (shutdown) proses di Linuxdengan
konsep runlevel.
 cron.d, rincian proses yang dieksekusi dengan menggunakan jadwal(time dependent
process)
 FILES,
file
security
dan
konfigurasi
meliputi
:
passwd,
hosts,
shadow,
ftpaccess,inetd.conf, lilo.conf, motd, printcap, profile, resolv.conf, sendmail.cf,
syslog.conf, dhcp.conf, smb.conf, fstab.
2.2. Direktori /dev
Konsep Unix dan Linux adalah memperlakukan peralatan hardware sama seperti
penanganan file. Setiap alat mempunyai nama file yang disimpan pada direktori /dev.
Tabel 7.2. Direktori pada sistem operasi linux
Peralatan
Floppy
Harddisk
CDROM
Direktori
/dev/fd0
IDE : /dev/had, /dev/hdb, /dev/hdc, /dev/hdd
SCSI : /dev/sda, /dev/sdb, /dev/sdc
SCSI : /dev/scd0, /dev/scd1
IDE : /dev/gscd, /dev/sonycd
Universal : /dev/cdrom (link dari actual cdrom ide atau scsi)
Mouse
PS2 : /dev/lp0
Universal : /dev/mouse
Parallel Port LPT1 : /dev/lp0
LPT2 : /dev/lp1
Serial Port COM1 : /dev/ttyS0
COM2 : /dev/ttyS1
Universal : /dev/modem (link dari S0 atau S1)
2.3. Direktori /proc
Direktori /proc adalah direktori yang dibuat di atas Random AccessMemory (RAM)
dengan system file yang diatur oleh kernel. /proc berisi nomor proses darisystem dan
nama driver yang aktif di system. Semua direktori berukuran 0 (kosong)kecuali file
kcoredan self.Setiap nomor yang ada pada direktori tersebut merepresentasikan
Process ID (PID).
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 2.1
3.3. Tipe File Pada Sistem Operasi Linux
Pada sistem operasi linux, terdapat beberapa tipe file, antara lain :
 Ordinary file
 Direktori
 Block Device (Peralatan I/O)
Merupakan representasi dari peralatan hardware yang menggunakan transmisi
dataper block (misalnya 1 KB block), seperti disk, floppy, tape.
 Character Device (Peralatan I/O)
Merupakan representasi dari peralatan hardware yang menggunakan transmisi
datakarakter per karakter, seperti terminal, modem, plotter dan lain-lain.
 Named Pipe (FIFO)
File yang digunakan secara intern oleh system operasi untuk berkomunikasi antar
proses
 Link File
3.4. Properti File Pada Sistem Operasi Linux
Pada sistem operasi linux, file mempunyai beberapa atribut, antara lain berupa :
 Tipe file
Tipe file akan menentukan tipe dari suatu file, seperti pada tabel berikut ini.
Karakter
d
l
b
c
s
p
Arti
File biasa
Direktori
Symbolic link
Block special file
Character special file
Socket link
FIFO
 Ijin akses
Ijin akses akan menentukan hak user terhadap file yang bersangkutan.
 Jumlah Link
Jumlah link akan menentukan jumlah link yang terdapat dalam file ini.
 Pemilik
Menunjukkan siapa pemilik file ini.
 Jumlah Karakter / Ukuran File
Menentukan ukuran file dalam ukuran byte
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 2.1
 Waktu Pembuatan terakhir
Menunjukkan bahwa kapan file tersebut dibuat atau dimodifikasi.
 Nama File
Menunjukkan nama file tersebut
Contoh file dalam sistem operasi Linux dengan mode Text ditunjukkan seperti gambar
berikut ini.
Gambar 7.2. Contoh file dalam sistem operasi Linux mode Text
Gambar 7.3. Contoh file dalam sistem operasi Linux mode GUI
menggunakan Terminal Linux
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 3.3
BAHAN BACAAN 3.3 : MENGANALISIS MANAJEMEN
APLIKASI PADA SISTEM OPERASI JARINGAN
BERBASIS LINUX
1.
Paket Software Pada Sistem Operasi Linux Debian
Debian memiliki berbagai paket software yang tersedia di dalam repository baik berupa
link internet maupun dalam bentuk CD/DVD. Dengan repositori kita dapat mendapatkan aplikasi yang kita inginkan karena sudah tersedia banyak sekali aplikasiaplikasi atau library pendukung yang siap kita gunakan. Untuk instalasi paket aplikasi
pada debian-based (Ubuntu, Linux Mint, Xubuntu,dll) ada beberapa cara, antara lain
menggunakan apt, dpkg, dan aptitude.
Berikut ini digunakan perintah Advanced Packaging Tool (APT). Perintah apt-get adalah
sebuah baris perintah yang digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut sebagai
instalasi paket perangkat lunak yang baru, meng-upgrade paket perangkat lunak yang
ada, meng-update daftar paket indeks, dan bahkan meningkatkan seluruh debianbased.
APT menggunakan sebuah file yang berisi daftar 'sumber' dari paket yang dapat
diperoleh. File ini disimpan dalam direktoi / etc / apt / sources.list. Dengan demikian
ketika kita mengetikkan perintah # nano /etc/apt/sources.list, maka akan keluar
informasi seperti berikut ini.
 deb cdrom:[Debian GNU/Linux 7.2.0_Whezzy_Official I 386 DVD Binary-1 2013101$]
 deb cdrom:[Debian GNU/Linux 7.2.0_Whezzy_Official I 386 DVD Binary-2 2013101$]
 deb http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib
 deb-src http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib
 deb http://ftp.security.debian.org/ wheezy/updates main contrib
 deb-src http://ftp.security.debian.org/ wheezy/updates main contrib
Informasi di atas menunjukkan bahwa ketika kita sedang menginstalasi sistem operasi
Linux Debian, maka repositorinya ada tiga macam, yaitu cdrom atau alamat web
menggunakan protokol http atau menggunakan protokol ftp. Gambar lengkapnya
ditunjukkan seperti berikut ini.
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 3.2
Gambar 9.1. Screenshoot perintah # nano /etc/apt/sources.list
Pada setiap baris di atas
berisi deb atau deb-src. Paket binary (deb), yaitu pre-
compiled merupakan paket-paket yang dapat kita gunakan, atau dapat juga berupa
paket source (deb-src). Pada gambar di atas yang open adalah repository dari alamat
web deb http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib dan deb-src
http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib, sehingga ketika dijalankan
perintah apt-get install nama_paket, maka rujukan defaultnya adalah ke alamat web
tersebut.
2.
Instalasi Paket Software Pada Sistem Operasi Debian
Ada kalanya kita menginginkan paket tambahan pada sistem operasi debian. Dalam hal
ini misalnya kita menginginkan samba server untuk keperluan sharing. Samba adalah
program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai platform system operasi
Linux(UNIX) dengan mesin Windows yang dijalankan dalam suatu jaringan komputer.
Samba menggunakan smb sebagai protokol komunikasi data yang juga digunakan oleh
Microsoft dan OS/2 untuk menampilkan fungsi jaringan client-server yang menyediakan
sharing file dan printer. Beberapa karakteristik samba, antara lain :
 Gratis atau free
 Tersedia untuk berbagai macam platform
 Mudah dikonfigurasi oleh administrator
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 3.2
 Sudah terhubung langsung dengan jaringan dan jarang ditemui masalah dalam
penggunaannya pada jaringan komputer
 Mudah dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan Administrator
 Dapat diandalkan karena jarang terjadi kesalahan, kecuali sever computer anda
bermasalah dengan perangkat kerasnya.
 Mempunyai performa yang maksimal.
Untuk menginstall
software yang telah terinstall pada Debian GNU/Linux, maka
perintah yang digunakan adalah sebagai berikut.
root@yamta:/home/yamta# apt-get install nama_paket
Misalnya, ingin menginstall software samba, maka perintah yang digunakan adalah
sebagai berikut:
root@yamta:/home/yamta# apt-get install samba
Dengan mengetikkan perintah tersebut di atas, maka akan ditampilkan seperti pada
gambar berikut ini.
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 3.2
Gambar 9.2. Menginstalasi paket samba
Tahapan berikutnya adalah melakukan konfigurasi terhadap paket samba yang telah
kita install di atas.
3.
Mengkonfigurasi Paket Software Pada Sistem Operasi Debian (Samba)
Setelah paket samba kita instalasi dengan perintah apt-get install samba seperti di atas,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi. Langkah pertama untuk
melakukan konfigurasi adalah dengan cara membuat direktori yang akan kita share.
Pada gambar di bawah ditunjukkan bagaiman cara membuat direktori share dengan
cara # mkdir share. Langkah selanjutnya adalah melakukan chane mode dengan
perintah # chmod 777 share/ -R, seperti gambar berikut ini.
Gambar 9.3. Mengkonfigurasi paket samba 1
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 3.2
CHMOD adalah kepanjangan dari Change Mode, sebuah perintah untuk memberi hak
akses/permisions kepada pemilik, user biasa, dan non user. CHMOD inilah yang
menjaga keamanan dari suatu data.
Hak akses suatu data, disimbolkan dengan angka 0 – 4, dengan definisi dari masingmasing angka tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 9.1. Arti kode angka pada CHMOD
Angka Arfi / Definisi
0
= Tidak ada hak akses
1
= Hak akses untuk masuk dan mengeksekusi suatu data atau direktori
2
= Hak akses untuk menulis/mengubah suatu data atau direktori
4
= Hak akses untuk membaca suatu data atau direktori
Jika semua angka dijumlahkan, maka hasilnya = 7 (masuk, mengubah, membaca).
Berikut ini merupakan salah satu contoh CHMOD 753, beserta definisinya.
7 = 4+2+1 : root (pemilik file) mempunyai hak untuk mengeksekusi (1), menulis (2), dan
membaca (4) suatu data atau direktori
5 = 4+1 : user group mempunyai hak untuk membaca (4) dan mengeksekusi (1) suatu
data atau direktori
3 = 2+1 : user non group mempunyai hak untuk menulis (2) dan mengeksekusi suatu
data atau direktori
Tahap berikutnya adalah menambahkan user baru sekaligus passwordnya seperti
gambar berikut ini.
root@yamta:/home/yamta # useradd user1
root@yamta:/home/yamta # smbpasswd -a user1
Gambar 9.4. Mengkonfigurasi paket samba 2
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 3.2
Tahap berikutnya adalah mengedit file yang ada pada #nano /etc/samba/smd.conf,
seperti gambar berikut ini.
Gambar 9.5. Menghilangkah tanda # di depan security user
Langkah selanjutnya adalah mengedit pada share difinition seperti pada gambar berikut
ini.
Gambar 9.6. Mengedit pada Share difinition dan Authentication
Langkah selanjutnya adalah melakukan editing pada Authentification, seperti gambar
berikut ini.
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -6-
Bahan Bacaan 3.2
Gambar 9.7. Mengedit pada Share difinition dan Authentication
Langkah terakhir adalah menguji dari sisi server menggunakan perintah testparm,
seperti gambar berikut ini.
Gambar 9.8. Menguji samba server dengan testparm 1
Testparm merupakan perintah yang digunakan untuk mengecek konfigurasi smbd
secara internal dari server. Pada gambar di atas, jika ditekan enter, maka akan muncul
gambar seperti berikut ini.
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -7-
Bahan Bacaan 3.2
Gambar 9.9. Menguji samba server dengan testparm 2
Untuk menguji dari client, maka digunakan windows explorer dengan mengetikkan
nama domain seperti berikut ini \\yamta.edu, sehingga akan terlihat dua buah folder
yang disharing (Share dan Printers and Faxes). Hal ini akan berhasil, ketika saudara
sudah mengkonfigurasi Web server dan DNS Server sebelumnya.
4.
Menghapus Paket Software Pada Sistem Operasi Debian (Samba)
Untuk menghapus software yang telah terinstall pada Debian GNU/Linux, maka
perintah yang digunakan adalah sebagai berikut.
root@yamta:/home/yamta# apt-get remove nama_paket
Misalnya, ingin menghapus software samba, maka perintah yang digunakan adalah
sebagai berikut:
root@yamta:/home/yamta# apt-get remove samba
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -8-
Bahan Bacaan 3.2
Gambar 9.10. Proses menghapus paket samba
Dengan opsi remove, maka file file konfigurasi dari software tersebut masih tersimpan
dalam sistem. Untuk membersihkan seluruh konfigurasinya dapat menggunakan opsi
purge, dengan perintah sebagai berikut.
root@yamta:/home/yamta# apt-get purge nama_paket
Misal: penulis ingin meghapus software samba beserta seluruh konfigurasinya, maka
perintah yang digunakan adalah sebagai berikut:
root@yamta:/home/yamta# apt-get purge samba
Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux
| -9-
Bahan Bacaan 4.1
BAHAN BACAAN 4.1 : MENGANALISIS MANAJEMEN
USER DAN GROUP PADA SISTEM OPERASI JARINGAN
BERBASIS LINUX
1.
Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
Pada sistem operasi linux, maka terdapat dua tipe dasar aplikasi yang dapat digunakan
untuk mengatur user account dan group pada sistem operasi linux debian, yaitu: Aplikasi
Graphical User Manager dan Perintah pada Terminal Linux.
1.1.
Manajemen User Mode GUI
Pada sistem operasi Linux Debian Mode GUI, kita dapat melakukan manajemen User
melalui grafik, artinya bukan berupa mode text. Pada mode grafik, untuk melakukan
manajemen user dan group, maka langkahnya adalah pilih menu Application -> System
Tools -> Preferences -> System Settings -> User Acount, seperti gambar berikut ini.
Gambar 10.1. Manajemen user dan group via GUI
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 4.1
Tahap berikutnya adalah dengan cara menekan button + pada pojok kiri bawah seperti
gambar berikut ini.
Gambar 10.2. Manajemen user dan group via GUI
Dengan mengklik button + pada halaman kiri bawah, maka akan muncul halaman
Create New Account.
Gambar 10.3. Menambahkan account bar
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 4.1
Pada gambar di atas, misalkan kita menambahkan account baru bernama azka, baik
untuk full name maupun username-nya. Setelah mengklik button create, maka akan
muncul tampilan seperti gambar berikut ini.
Gambar 10.4. Hasil menambahkan account baru
Pad gambar di atas terlihat bahwa terdapat 3 user pada sistem operasi linux, yaitu
yamta user1 dan azka.
1.2.
Manajemen User Mode CLI
Dengan mode text, kita juga dapat menambahkan beberapa user account pada sistem
operasi linux. Untuk melihat user account pada sistem operasi Linux dengan mode
text, maka dapat dilakukan dengan perintah #nano /etc/passwd, sehingga akan muncul
tampilan berikut ini.
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 4.1
Gambar 10.5. Tampilan halaman nano /etc/passwd pada Linux Debian
Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat beberapa user pada sistem operasi
debian, yaitu root, yamta, user1, azka dan azzam.
Tabel berikut berisi beberapa perintah yang umum untuk membuat dan mengatur user
command dan group :
Aplikasi
/usr/sbin/useradd
Fungsi
Menambah user account.
/usr/sbin/userdel
/usr/sbin/usermod
Menghapus user account
Meng-edit atribut account termasuk beberapa fungsi
yang berhubungan dengan masa berlaku password.
Melakukan setting password. Selain untuk mengubah
password user juga untuk mengontrol semua aspek
tentangmasa berlaku password
passwd
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Bacaan 4.1
Tabel berikut berisi beberapa perintah untuk membuat dan mengatur group :
Aplikasi
/usr/sbin/groupadd
Fungsi
Menambah group, tetapi tidak menentukan user pada
group
tersebut.
Perintah
useradd
dan
usermod
digunakan untuk menentukan user pada group yang
/usr/sbin/groupdel
/usr/sbin/groupmod
ada.
Menghapus group
Memodifikasi nama group adau GID, tetapi tidak
mengubah keanggotaan group.
Perintah useradd dan
usermod menentukan user pada group yang ada.
gpasswd
Mengubah keanggotaan group dan melakukan setting
password untuk mengijinkan anggota selain group
tersebut yang mengetahui password group untuk
bergabung.
Untuk menambah user baru pada debian dengan mode text, maka digunakan perintah
user add, misalnya kita ingain menambahkan user baru azmi, maka perintahnya adalah
: user add azmi, seperti gambar berikut ini.
Gambar 10.6. Menambahkan user pada Linux Debian dengan mode text
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -5-
Bahan Bacaan 4.1
Untuk menambahkan password user, maka dilakukan dengan cara mengetikkan
password pada isian Enter new UNIX password dan Retype new UNIX password,
seperti gambar berikut ini.
Gambar 10.7. Menambahkan password user pada Linux Debian dengan mode text
Untuk menambahkan Nama Lengkap (Full Name), serta identitas lainnya, maka dapat
dilakukan dengan mengetikkan nama lengkapnya pada isian Full Name, seperti gambar
berikut ini.
Gambar 10.8. Pengisian nama lengkap user pada Linux Debian dengan mode text
Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux
| -6-
Bahan Bacaan 4.2
BAHAN BACAAN 4.2 : MENGANALISIS PROSES
BOOTING PADA SISTEM OPERASI JARINGAN
BERBASIS LINUX
1.
Booting dan Linux Init Proses Pada Sistem Operasi Linux
Booting merupakan suatu proses pada sistem operasi ketika suatu laptop atau
komputer dihidupkan pertama kali. Urutan proses booting pada sistem operasi linux,
secara umum adalah sebagai berikut :
1. BIOS: Basic Input/Output System merupakan interface level paling bawah yang
menghubungkan antara komputer dan periperalnya. BIOS melakukan pengecekan
integritas memori dan mencari instruksi pada Master Boot Record (MBR) yang
terdapat pada floppy drive atau harddisk.
2. MBR menjalankan boot loader. Pada sistem operasi LInux, boot loader yang sering
dipakai adalah LILO (Linux Loader) dan GRUB (GRand Unified Boot loader). Pada
Red Hat dan Turunannya menggunakan GRUB sebagai boot loader.
3. LILO/GRUB akan membaca label sistem operasi yang kernelnya akan dijalankan.
Pada boot loader inilah sistem operasi mulai dipanggil. Untuk mengkonfigurasi file
grub, buka filenya di /boot/grub/grub.conf
4. Setelah itu, tanggung jawab untuk booting diserahkan ke kernel. Setelah itu, kernel
akan menampilkan versi dari kernel yang dipergunakan, mengecek status SELinux,
mengecek paritisi swap, mengecek memory, dan sebagainya.
5. Kernel yang dipanggil oleh bootloader kemudian menjalankan program init, yaitu
proses yang menjadi dasar dari proses-proses yang lain. Ini dikenal dengan nama
The First Process. Proses ini mengacu pada script yang ada di file /etc/rc.d/rc.sysinit.
6. Program init kemudian menentukan jenis runlevel yang terletak pada file /etc/inittab.
Berdasarkan pada run-level, script kemudian menjalankan berbagai proses lain yang
dibutuhkan oleh sistem sehingga sistem dapat berfungsi dan digunakan.
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 2.1
Runlevel adalah suatu parameter yang mengatur layanan yang akan dijalankan
misalnya single user, reboot, shutdown, dan sebagainya. Program untuk mengatur
runlevel ini adalah init yang terletak pada direktori /etc/inittab, seperti pada gambar
berikut ini.
Gambar 11.1. Run level pada OS Linux
Linux mempunyai 6 state operasi dimana “0” adalah halt, “1” adalah single user, “2-5”
digunakan untuk multiuser. Berdasarkan sistem boot, Linux sistem akan melakukan :
 Mengeksekusi program /sbin/init yang memulai semua proses-proses lain. Program
ini akan diberikan ke mesin oleh proses awal yang didefinisikan pada file/etc/inittab.
 Komputer akan di-booting ke runlevel yang didefinisikan oleh baris initdefault pada
file /etc/inittab. Pada gambar di atas, defaultnya adalah id:2:initdefault.
 Satu dari proses-proses yang dimulai oleh init adalah /sbin/rc. Skrip ini menjalankan
sekumpulan skrip pada direktory /etc/rc.d/rc0.d/, /etc/rc.d/rc1.d, /etc/rc.d/rc2.d dan
seterusnya.

Skrip pada direktory tersebut dieksekusi pada setiap boot state dari oeprasi sampai
menjadi operasi yang lengkap. Skrip mulai dengan S yang merupakan skrip startup
sedangkan skrip yang dimulai dengan K menandakan skrip shutdown (kill). Angka
yang mengikuti huruf tersebut merupakan urutan eksekusi (terendah ke tertinggi)
Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 4.3
BAHAN BACAAN 4.3 : MENGANALISIS SISTEM
BACKUP DAN RECOVERY
1. Konsep Dasar Sistem Backup
Suatu sistem yang menyimpan data yang besar dan penting perlu dilakukan kegiatan
maintenance. Untuk mendapatkan data yang baru, perlu juga diatur agar data yang
lama tetap terjaga dengan baik dan aman.
SYSTEM / DATA
BACKUP
DATA 1, DATA 2,
DATA3
RECOVERY
DATA 1, DATA 2,
DATA 3
DATA 1, DATA 2,
DATA 3
Gambar 12.1. Proses backup dan recovery
Salah
satu
untuk
menghandle
kegiatan
tersebut
di
atas
adalah
dengan
melakukan backup danrecovery. Backup dan recovery merupakan kata yang saling
berkaitan. Backup berarti kita membuat cadangan dari data yang sudah ada untuk
disimpan dalam bentuk yang lain atau sama, sedangkan recovery adalah mengubah
bentuk dari cadangan data maupun sistem operasi untuk dikembalikan menjadi data
yang semula sudah ada. Banyak data yang sudah ada di backup, lalu apabila
dibutuhkan lagi akan dilakukan recovery sehingga data-data tersebut kembali seperti
semula kepada sistem. Data-data tersebut biasanya diklasifikasikan. Jenis klasifikasi ini
tidak baku, namun yang paling baik adalah klasifikasi berdasarkan konten, seperti
berikut ini.
Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux
| -1-
Bahan Bacaan 4.3
SYSTEM
PRIMARY
SYSTEM
DATABASE
SECONDARY
USER DATA
Gambar 12.2. Klasifikasi pada backup dan recovery
Data sistem dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, primer dan sekunder. Data
primer ini sangat penting dan sistem bergantung kepadanya. Semua inti dari sistem,
baik saat masih baru atau beserta update, serta konfigurasi tambahan yang diperlukan.
Data database, mulai dari skema dari database dan isinya. Lalu disertai dengan data
aplikasi beserta konfigurasi dan datanya. Menyusul data sekunder yang berisi data
pribadi pengguna yang tidak berdampak langsung kepada sistem, tapi berdampak
kepada pengguna. Pembagian file backup dibagi berdasarkan klasifikasi ini, jadi kita
boleh jadi tidak langsung melakukan backup satu sistem penuh. Kita dapat memilih
untuk melakukan backup data system saja, tanpa mencampur dengan data lainnya.
Hal ini dimaksudkan agarketika dilakukan recovery, tidak semua data berubah kembali
menjadi seperti semula, mungkin hanya ada kesalahan pada database, dan kita ingin
mengembalikanya. Dengan pembagian seperti di atas, maka kita dapat hanya
mengembalikan data database dan data lainya tetap baru dan berjalan lancar.
Melakukan backup dalam skala besar keseluruhan sistem terkadang dianjurkan,
apabila tersedia media penyimpanan yang cukup besar, dan waktu yang tidak terbatas
untuk melakukan backup. Apabila waktu dan media penyimpanan yang ada sangat
terbatas, dianjurkan untuk memecah-mecah backup menjadi bagian yang lebih kecil.
Namun saat ini, kebanyakan sistem sudah mempunyai media dan waktu yang cukup,
jadi memecah-mecah konsentrasi bukan lagi merupakan suatu pilihan. Melakukan
Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux
| -2-
Bahan Bacaan 4.3
backup satu disk secara penuh merupakan satu-satunya cara yang paling efisien
apabila disertai dengan infrastruktur yang memadai. Pada umumnya, backup dilakukan
secara berkala, dengan waktu yang teratur,misalnya setiap 1 bulan sekali, atau apabila
sistem benar-benar penting, kompak, dan berubah dengan cepat, maka dapat
dilakukan backup per hari.
2.
Alasan Dilakukan Backup dan Recovery
Hilangnya file-file yang penting sangat mempengaruhi jalanya suatu kegiatan yang
bergantung terhadap file tersebut. Dengan backup, ketakutan akan kehilangan file
tersebut sedikit berkurang. Ada beberapa hal yang bisa membuat file hilang, antara lain
(a) Kegagalan Hardware, (b) Salah Hapus, (c) Pencurian, (d) Virus.
Apabila terjadi kegagalan hardware, seperti disk yang rusak, jatuh, terkena air,
terbakar, maka susah untuk dikembalikan ke dalam file semula. Pencurian, secara fisik,
akan mengakibatkan hardware dan software ikut hilang. Virus juga bisa merusak file,
menghancurkan file tersebut sampai titik di mana file tersebut tidak bisa dikembalikan
lagi.Oleh karena itu, melakukan backup sangatlah penting, dan usahakan tempat
penyimpanan backup tersimpan aman. Server cloud atau hardisk eksternal merupakan
solusi yang cukup baik.
3.
Backup dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux Debian
Sistem Linux Debian juga diberi kemampuan untuk melakukan backup dan recovery
untuk sistem. Dengan aplikasi Dataset Definition (DD),dapat dilakukan sebuah backup
penuh terhadap satu disk yang langsung bisa ditaruh disk lainya atau diteruskan
sebagai output yang nantinya akan diproses menjadi sebuah file. Sebelum memulai
backup, pilih disk yang akan di backup. Untuk melihat daftar disk bisa dicari di direktori
/dev, maka dapat digunakan perintah :
ls –l /dev | more
Untuk melihat isi dari direktori /dev secara rinci, dan juga membatasi outputnya agar
dapat dibaca. Kegunaan dari operator | (pipa) adalah untuk mengarahkan output ke
perintah di sebelah kanan dari operator. Dalam kasus ini more, digunakan untuk
Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux
| -3-
Bahan Bacaan 4.3
melihat file sedikit demi sedikit. Untuk menggeser kebawah, maka tekan enter dan
carilah bagian yang ada tulisan disk.
Dalam contoh ini, ada disk dengan nama sdb yang berisi data dummy untuk dibackup
ke dalam file. Dalam kasus nyata, data yang dibackup seharusnya data penting dan
tidak diarahkan ke dalam file, tetapi ke media penyimpanan yang lebih aman dan
terjamin, dengan perintah berikut ini.
dd if=/dev/sdb | gzip > /usr/sdb.bak
Kita menggunakan dd, dengan input file /dev/sdb dan hasilnya di arahkan ke program
gzip untuk melakukan kompresi data dan disimpan di file /user/sdb.bak.
Apabila ingin mencoba untuk melakukan backup langsung ke media, maka saudara
dapat menggunakan perintah berikut ini.
dd if=/dev/sdb of=/dev/<media_backup
Lalu biarkan proses berjalan, proses akan memakan waktu cukup lama tergantung dari
jumlah data yang diproses.
Untuk melakukan recovery data, maka gunakan seperti berikut ini.
gzip –dc /usr/sdb.bak | dd of=/dev/sdb
Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux
| -4-
Bahan Rujukan
MATERI
PEDAGOGIK
NAMA MODUL
PENGEMBANGAN KURIKULUM
NAMA KB
Prinsip Pengembangan Kurikulum
1.
KB 1.1
Konsep Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari kata "currerre" (Bahasa Yunani), yang artinya
berlari cepat. Kata tersebut (kata kerja) kemudian dijadikan kata benda menjadi curriculum yang
artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish. Istilah
tersebut kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan dengan pengertian awal sebagaimana
termuat dalam kamus Webster's pada tahun 1856, yaitu "sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh para peserta diklat untuk dapat dinyatakan lulus atau mendapatkan ijazah (LAN:
2007)
Di samping itu, untuk memahami pengertian kurikulum lebih jauh, kita dapat menganalisis
pendapat para ahli yang merumuskan pengertian kurikulum dari sudut pandang dan lingkup
yang berbeda.
1) Robert Zais (1976:7), misalnya, mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah mata diklat atau
ilmu pengetahuan yang harus ditempuh oleh peserta diklat untuk mencapai suatu tingkat
tertentu atau untuk memperoleh ijazah.
2) Robert Gagne (1967) menyatakan Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang
disusun sedemikian rupa sehingga peserta diklat dapat mempelajarinya berdasarkan
kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya. Pengertian yang dikemukakan
oleh kedua ahli di atas masih sejalan dengan pengertian yang terdapat dalam kamus
Webster's.
3) William B. Ragan menyatakan bahwa rumusan pengertian kurikulum tersebut sebagai
pengertian yang tradisional. Hal ini secara eksplisit dituliskan dalam bukunya yang berjudul
Modern Elementary Curriculum (1962). Ragan menyatakan "Traditionally, the curriculum has
meant the subject tought in school or course of study." Di samping itu, Ragan merasa
pengertian tersebut terlalu sempit, sehingga pada bagian lain ia merumuskan pengertian
yang luas dan modern, dengan rumusan "kurikulum adalah segala pengalaman yang
diperoleh peserta didik di bawah tanggung jawab lembaga diklat
4) Ralp W. Tyler (1957), menyatakan bahwa Kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya.
5) Smith dan Tyler, Franklin Bobbit (1918) menyatakan Kurikulum adalah susunan pengalaman
belajar terarah yang digunakan oleh lembaga diklat untuk membentangkan kemampuan
individual peserta diklat.
6) Oliva dalam bukunya Sukamto, “Perencanaan & Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan (1988), kurikulum adalah rencana atau program yang menyangkut
semua pengalaman yang dihayati anak didik dibawah pengarahan sekolah
7) Beauchamp, (1964;4), mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan peserta didik yang
direncanakan dan disediakan oleh lembaga. Kegiatan yang dimaksud adalah seluruh
pengalaman peserta didik di lembaga tersebut, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya. Pengertian kurikulum ini, lebih menekankan pada
pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah segala
1|H al
Bahan Rujukan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik sebagai hasil interaksi aktif dengan
lingkungannya. Pengalaman belajar ini bisa menyangkut pengalaman intelektual, emosional,
sosial, spiritual, atau pengalaman belajar lainnya. Pengalaman belajar di sini juga dapat
berupa pengalaman langsung yang dialami sendiri oleh peserta didik, dapat juga pengalaman
orang lain yang telah disusun secara sistematis menjadi sebuah disiplin ilmu. Phytagoras,
misalnya, mendapatkan pengalaman belajar cara menemukan panjang garis miring dari
sebuah segitiga siku-siku, yang kemudian diformulasikan dalam sebuah rumus yang terkenal
"Rumus Phytagoras". Artinya, berbicara masalah kurikulum adalah berbicara pengalamanpengalaman belajar apa saja yang harus dimiliki oleh peserta diklat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
8) Mac Donald, misalnya, menyatakan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
9) Nasution dalam bukunya Kurikulum dan Pengajaran (1989) merumuskan kurikulum sebagai
suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan
atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
10)Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, Theory and Practice, menyatakan
bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran peserta. Sejalan dengan
pengertian di atas, pengertian yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1977;5) yang
menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
11)Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
b. Dimensi Kurikulum
Jika kita kaji pengertian kurikulum di atas, kesan umum yang dapat kita tarik adalah bahwa
kurikulum itu sangat luas, dan menyangkut banyak dimensi. Kalau kita coba kelompokkan,
paling tidak kurikulum memiliki empat dimensi, yaitu:
1) Kurikulum sebagai suatu ide, yakni buah pikiran manusia tentang apa, mengapa, dan
bagaimana suatu pendidikan bagi peserta didik itu direncanakan dan dilakukan.
2) Kurikulum sebagai rencana tertulis (written document), yaitu sebagai perwujudan dari ide
manusia.
3) Kurikulum sebagai suatu realita, yakni implementasi dari rencana tertulis yang berwujud
suatu kegiatan pembelajaran.
4) Kurikulum sebagai hasil yang dicapai, yaitu sebagai konsekuensi dari implementasi (berupa
pembelajaran) yang menghasilkan suatu output berupa perubahan perilaku peserta didik,
baik berupa kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.
c. Fungsi dan Kegunaan Kurikulum
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum merupakan suatu alat (instrumental input) yang
sangat membantu dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program
pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memiliki tungsi preventif, korektif, dan konstruktif (LAN:
2007)
1) Fungsi Preventif; menjaga agar para pengguna kurikulum terhindar dari kesalahan
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2) Fungsi Korektif; sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam membetulkan
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum.
2|H al
Bahan Rujukan
3) Fungsi Konstruktif; memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan, pengembangan dan
pembinaan kurikulum.
Dari ketiga fungsi tersebut, kurikulum memiliki kegunaan yang penting yaitu:
1) Bagi guru, kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, baik dalam
perumusan tujuan, penentuan bahan pelajaran, metode dan media, serta cara penilaian.
2) Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan alat ukur yang dapat dijadikan patokan dalam melihat
keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
3) Bagi pengawas, kurikulum dipergunakan sebagai acuan untuk mengadakan masukan dan
perbaikan/penyempurnaan dalam rangka pemberian bimbingan bagi para guru agar mutu pendidikan
lebih meningkat.
4) Bagi pengguna lulusan, kurikulum dapat membantu mereka dalam penerimaan, penempatan, dan
pembinaan karyawan yang mereka rekrut, juga sebagai alat penyeimbang kesenjangan antara dunia
pendidikan dan dunia kerja.
5) Bagi sekolah di atasnya, kurikulum dijadikan sebagai alat kontrol bagi proses pendidikan lanjutan dan
juga berguna bagi penyiapan tenaga pendidik.
d.
Kurikulum Sebagai Suatu Sistem
1). Pengertian Sistem
Sistem diartikan sebagai kumpulan komponen/sub sistem yang saling terkait, saling
mempengaruhi, saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sekalipun masingmasing komponen memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam sistem tersebut, namun
mereka tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu tercapainya dan terwujudnya tujuan dari sistem
itu (LAN: 2007)
Ciri utama dari sebuah sistem adalah apabila salah satu komponen tidak berfungsi dan tidak
berperan sebagaimana mestinya maka sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, dan
pada akhirnya tujuan sistem tidak akar\ tercapai dengan sempurna, bahkan bisa jadi mengalami
kegagalan total. Tubuh kita, misalnya, bisa dikatakan sebagai suatu sistem, karena tubuh kita
terdiri dari kumpulan organ tubuh (subsistem), seperti jantung, hati, ginjal, empedu, lambung,
dll. Masing-masing organ tubuh memiliki fungsi dan peran sendiri, namun tetap mengarah pada
satu tujuan yaitu optimalnya fungsi tubuh untuk melaksanakan berbagai aktifitas. Apabila ada
salah satu dari organ tubuh tersebut terganggu (sakit) maka fungsi tubuh secara keseluruhan
menjadi terganggu.
Ciri lain dari suatu sistem adalah banyaknya komponen yang akan terlibat dalam sistem
tersebut yang sangat bergantung pada kompleksitas tujuan sistem yang ingin dicapai. Artinya
semakin kompleks tujuan sistem, maka akan semakin banyak komponen yang akan terlibat dan
tentunya sistem tersebut akan semakin rumit. Sebaliknya kalau tujuan sistem itu sederhana dan
spesifik, maka komponen yang akan terlibatnya pun akan semakin sedikit.
Pendekatan dapat diartikan sebagai cara pandang kita dalam melihat sesuatu. Jadi kalau kita
menggunakan pendekatan sistem artinya kita akan memandang sesuatu itu sebagai suatu
kumpulan komponen yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan dari sistem
tersebut. Dengan menggunakan pendekatan sistem, dimungkinkan kita dapat menganalisis
komponen-komponen apa saja yang akan mempengaruhi suatu sistem. Demikian juga pada
saat kita menemukan suatu sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya atau tujuan suatu
sistem tidak tercapai, maka kita dapat menganalisis komponen mana yang tidak berfungsi,
sehingga kita dapat memperbaikinya.
2). Komponen Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem. Artinya, kurikulum itu terdiri dari banyak komponen yang
saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan kurikulum.
3|H al
Bahan Rujukan
Untuk menemukan komponen kurikulum tentunya sangat bergantung pada kurikulum pada
tingkat mana yang akan kita analisis. Komponen kurikulum pada tingkat institusional akan
berbeda dengan komponen kurikulum pada tingkat instruksional. Hal ini karena, komponenkomponen kurikulum yang menjadi sub sistem dari sebuah sistem kurikulum sangat bergantung
pada kompleksitas tujuan yang akan dicapai. Semakin luas dan kompleks sebuah rumusan
tujuan, maka akan semakin banyak komponen yang akan terlibat. Sebagaimana dijelaskan di
atas, tujuan yang ingin dicapai pada tingkat institusi jauh lebih kompleks dibanding dengan
tujuan pada tingkat pembelajaran. Oleh karena itu, komponen yang terlibat dalam kurikulum
pada tingkat institusi akan semakin banyak dibanding dengan kurikulum pada tingkat
pembelajaran. Namun secara garis besar, kurikulum pada tingkat manapun, harus mengandung
minimal empat komponen, yaitu komponen tujuan, bahan/materi/pengalaman belajar,
strategi/metode/media, dan evaluasi.
Artinya setiap sistem kurikulum harus mengandung keempat komponen tersebut Sekali lagi
perlu ditegaskan, bahwa sebagai suatu sistem maka keempat komponen tersebut harus saling
bersinergi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut H.H. Giles et.al. dalam Allan S. Ornstein & Francis P. Hunkins (1998; 166) membuat
bagan keterkaitan antar komponen kurikulum sebagai berikut:
TUJUAN
MATERI / ISI /
BAHAN
STRATEGI
EVALUASI
Peran dan fungsi dari masing-masing komponen tersebut dalam sistem kurikulum :
a)
Komponen Tujuan
Komponen ini merupakan komponen yang pertama dan utama dalam pengembangan
kurikulum, karena ia akan menjadi acuan bagi komponen kurikulum lainnya, sehingga ia akan
dijadikan fokus dan mewarnai komponen bahan, metode, dan evaluasi.
Rumusan tujuan harus berisi pernyataan yang harus dilakukan dan kemampuan yang harus
dimiliki oleh peserta didik, bukan apa yang akan dilakukan oleh guru. Kemampuan yang
dimaksud adalah bisa berupa pengembangan wawasan/kognisi, nilai/sikap/afeksi, maupun
berupa keterampilan fisik/motorik.
Komponen tujuan juga bersifat hirarkis, yakni bertingkat dari Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK),
dan Tujuan Pembelajaran
4|H al
Bahan Rujukan
Tujuan yang berada di bawah mendukung/menopang tujuan yang ada di atasnya; akumulasi
pencapaian tujuan-tujuan yang berada di bawahnya akan mencerminkan tercapai tujuan
yang berada di atas.
Di samping bersifat hirarkis, dilihat dari aspek substansi, komponen tujuan juga dapat dibagi
ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Pada tahun 1950an Benyamin S. Bloom bersama
teman-temannya menyusun sebuah taksonomi yang terkenal dengan taksonomi Bloom yang
termuat dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives. Dalam buku ini Bloom
membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/ domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ketiga domain ini masing-masing terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara hirarkis.
Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual atau berpikir.
Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat,
dan nilai-nilai, sedangkan domain psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan
pengembangan keterampilan motorik. Ranah kognitif, yaitu mengingat (pengetahuan),
memahami (pemahaman), menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Ranah
afektif dirumuskan oleh Krathwohl, terdiri dari 5 tingkatan, yaitu menerima nilai,
menanggapi nilai, menghargai nilai, menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. Sedangkan
ranah psikomotorik dikembangkan oleh Dyers yang menghasilkan ketrampilan abstrak yang
meliputi mengamati, menanya, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, sedangkan
menurut Simpson bahwa pada ketrampilan kongkrit meliputi persepsi (perception), kesiapan
(set), meniru (guided response), membiasakan gerakan (mechanism), mahir (complex or
overt response, menjadi gerakan alami (adaptation), dan menjadi tindakan orisinal
(origination)
Selain sebagai fokus bagi komponen-komponen lainnya, komponen tujuan ini memberikan
manfaat dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
(1) Tujuan akan menjadi pedoman atau pegangan bagi para pengembang kurikulum,
khususnya dalam mendesain materi kurikulum. Pemilihan dan adopsi materi/ bahan
akan selalu terikat sepanjang hal itu dapat menopang dan sesuai dengan tujuan.
(2) Tujuan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran.
Guru dengan kreativitasnya dapat menambahkan atau meninggalkan suatu bahan
pelajaran agar tidak terjadi overlapping.
(3) Tujuan juga akan memberikan informasi kepada peserta didik tentang apa yang akan
dipelajari dan atau tentang apa yang diharapkan dari kegiatan belajar mereka. Hal ini
memungkinkan timbulnya motivasi dalam kegiatan belajar para peserta didik
(4) Tujuan memungkinkan masyarakat mengetahui secara jelas tentang apa yang akan
dicapai oleh sekolah
(5) Tujuan memungkinkan setiap orang melakukan evaluasi terhadap keberhasilan
program, baik oleh para pengembang kurikulum, kepala sekolah, guru, peserta
maupun masyarakat. Hasil dari kegiatan ini sangat berguna sebagai bahan masukan
bagi perbaikan dan inovasi program/ kurikulum di kemudian hari.
(6) Selain manfaat tersebut, komponen tujuan juga dapat memberikan gambaran
tentang materi/ bahan apa dan dengan cara bagaimana tujuan yang telah ditentukan
tersebut dapat dicapai. Dalam pendekatan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi, istilah tujuan ini diganti dengan istilah kompetensi. Namun ia memiliki
makna dan fungsi yang sama.
b)
Komponen Materi/lsi/Bahan
Secara makro, bahan kurikulum ini disusun berdasarkan prosedur tertentu yang merupakan
satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan
kegiatan memilih, menilai, dan menentukan jenis mata pelajaran yang harus diajarkan pada
5|H al
Bahan Rujukan
jenjang pendidkikan, kemudian pokok-pokok dan sub pokok bahasan serta uraian materi
secara garis besar, juga termasuk scope (ruang lingkup) dan sequence (urutan)~nya. Adapun
patokan kegiatan tersebut ditentukan oleh tujuan-tujuan dari jenis dan jenjang pendidikan
yang akan dilaksanakan. M.D. Gall (1981) dalam Handbook for Evaluating and Selecting
Curriculum Materials, mengemukan sembilan tahap dalam pengembangan bahan kurikulum,
yaitu: identifikasi kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya,
membentuk tim, mendapatkan susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan,
membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan
bahan.
Sedangkan secara spesifik yang dimaksud dengan bahan kurikulum adalah segala sesuatu
yang diberikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan
tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi kurikulum mencakup kompetensi sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Dimensi pengetahuan terdiri dari dimensi faktual,
konseptual, prosedural dan dimensi metakognitif
Isi atau bahan tersebut tersusun berbagai mata pelajaraan berdasarkan jenis dan jenjang
pendidikan, kemudian dikemas dalam berbagai mata pelajaran yang kemudian dijabarkan
dalam pokok dan sub pokok bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan
pengajaran dalam berbagai bentuknya. Tugas guru adalah mengembangkan bahan ajar
tersebut berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dirumuskan sebelumnya.
c)
Komponen Strategi
Komponen strategi berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Hal ini akan terkait dengan
pendekatan, konsep-konsep yang digunakan, strategi yang dipakai, biaya dan fasilitas
pendukung lainnya.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia dikenal sistem belajar reguler dan sistem belajar jarah
jauh (SBJJ) atau distance learning, seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Walaupun
dalam batas-batas tertentu seperti sistem reguler dikenal pula sistem kelas dan non-kelas,
yang dilakukan melalui penggunaan bahan belajar mandiri, seperti modul dan berprograma.
Selain itu, pendekatan apa yang dipakai juga akan mempengaruhi pelaksanaan kurikulum;
apakah menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) atau
berpusat pada peserta didik (student centered).
Secara spesifik, strategi pelaksanaan kurikulum berkaitan dengan strategi pembelajaran,
karena pada hakikatnya pembelajaran itu adalah kurikulum aktual. Dalam konteks ini, bicara
komponen strategi dalam sistem kurikulum adalah bicara "siapa melakukan apa, dengan
cara apa, menggunakan apa, bagaimana dan kapan melakukannya". Artinya dalam
mengembangkan komponen strategi, pengembang kurikulum akan menentukan siapa saja
yang akan terlibat dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, baik sebagai narasumber maupun
sebagai peserta. Apa saja yang akan mereka (harus) lakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran; pendekatan, metode, dan media apa yang akan mereka gunakan; bagaimana
langkah-langkah kegiatan itu dilakukan (baik urutan maupun waktu kegiatannya).
d)
Komponen Evaluasi
Sebagai subsistem dari sistem kurikulum, komponen evaluasi memiliki fungsi sebagai alat
kontrol untuk melihat apakah tujuan kurikulum telah dikuasai oleh peserta didik. Karena itu
komponen evaluasi harus dikembangkan dengan mengacu pada kemampuan-kemampuan
yang dirumuskan dalam tujuan.
Hasil dari evaluasi dapat dijadikan sebagai feedback bagi komponen-komponen lainnya,
seperti materi, strategi, dan bahkan evaluasi sendiri. Artinya apabila hasil evaluasi
menunjukkan adanya indikasi kegagalan pencapaian tujuan secara optimal, maka sebagai
6|H al
Bahan Rujukan
suatu sistem kita akan menelaah komponen-komponen dari kurikulum tersebut, karena
kegagalan itu sangat mungkin disebabkan oleh adanya komponen yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Penelaahan diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan: Apakah materi
relevan atau mendukung pencapaian tujuan? Apakah strategi yang dikembangkan efektif
dan tepat untuk mencapai tujuan? Apakah evaluasi hasil belajar yang dikembangkan telah
mengukur ketercapaian tujuan?
e. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan
beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu
memenuhi harapan peserta didik, pihak sekolah, pimpinan, masyarakat pengguna, dan
tentunya pemerintah. Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan
kurikulum, antara lain; prinsip relevansi, berorientasi pada tujuan, kontinuitas, dan fleksibilitas.
1) Prinsip Relevansi
Prinsip ini dapat dikatakan sebagai prinsip utama dalam pengembangan kurikulum. Karena
apabila kurikulum tidak relevan, maka kurikulum menjadi tidak banyak berarti. Pertanyaannya
adalah harus relevan dengan apa atau siapa?
Kurikulum harus relevan dengan tuntutan masyarakat, kebutuhan peserta didik, tuntutan dunia
kerja, dan tentunya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mengapa
demikian? Karena kurikulum akan dipelajari dan dikuasai peserta didik dan akan dijadikan
sebagai bekal oleh peserta didik dalam berkiprah dalam masyarakatnya (dunia kerjanya).
Karena itu, kalau saja kurikulum yang dipelajari dan dikuasai peserta didik tidak relevan, maka
sangat mungkin pada akhirnya peserta didik tidak bisa berkiprah dalam masyarakatnya, tidak
dapat memasuki dunia kerja, dan ia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
kadaluarsa (out of date).
Implikasi dari penerapan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikuium adalah akan
diperoleh kurikulum yang berisi sejumlah kemampuan dan bahan/materi yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, up to date, dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna
(lapangan kerja). Di samping itu, strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut juga
telah memperhatikan karakteristik peserta didik dan perkembangan iptek, sehingga
memudahkan peserta didik dalam menguasai kemampuan yang diharapkan.
2) Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Prinsip ini dapat dikatakan sebagai prinsip utama dalam pengembangan kurikulum. Karena
apabila kurikulum tidak relevan, maka kurikulum menjadi tidak banyak berarti. Pertanyaannya
adalah harus relevan dengan apa atau siapa?
Kurikulum harus relevan dengan tuntutan masyarakat, kebutuhan peserta didik, tuntutan dunia
kerja, dan tentunya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mengapa
demikian? Karena kurikulum akan dipelajari dan dikuasai peserta didik dan akan dijadikan
sebagai bekal oleh peserta didik dalam berkiprah dalam masyarakatnya (dunia kerjanya).
Karena itu, kalau saja kurikulum yang dipelajari dan dikuasai peserta didik tidak relevan, maka
sangat mungkin pada akhirnya peserta didik tidak bisa berkiprah dalam masyarakatnya, tidak
dapat memasuki dunia kerja, dan ia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
kadaluarsa (out of date).
Implikasi dari penerapan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikuium adalah akan
diperoleh kurikulum yang berisi sejumlah kemampuan dan bahan/materi yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, up to date, dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna
(lapangan kerja). Di samping itu, strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut juga
7|H al
Bahan Rujukan
telah memperhatikan karakteristik peserta didik dan perkembangan iptek, sehingga
memudahkan peserta didik dalam menguasai kemampuan yang diharapkan.
Kurikulum sebagai suatu sistem, dimana komponen tujuan merupakan fokus bagj komponenkomponen lainnya dalam pengembangan sistem tersebut, karena itu pengembangan kurikulum
harus berorientasi pada tujuan.
Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponenkomponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan kurikulum harus jelas,
artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum
untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini perlu diperhatikan agar keluaran yang dihasilkan
memiliki ketiga aspek domain tujuan tersebut secara utuh.
Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah akan diperoleh kurikulum yang sistemik yang
memiliki hubungan erat arrtara komponen satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi
konsistensi antara tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Dengan kondisi kurikulum yang
demikian memungkinkan kurikulum menjadi lebih efektif dan efesien.
3) Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan
tujuan dan bahan/ materi kurikulum antara jenis dan jenjang program pendidikan. Dalam
konteks pendidikan formal, tujuan dan bahan/materi kurikulum perlu dikembangan secara
berkesinambungan mulai dari jenjang Sekoiah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan sampai ke jenjang Pendidikan Tinggi. Tujuan dan materi
kurikulum harus memiliki hubungan hirarkis fungsional. Khusus dalam pengembangan materi
kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek kesinambungan, yaitu: (1) materi kurikulum
yang diperlukan pada mata pelajaran setelahnya harus sudah diberikan pada mata pelajaran
yang ada di bawahnya dan demikian juga (2) materi yang sudah diajarkan/diberikan pada mata
pelajaran sebelumnya tidak perlu lagi diberikan pada mata pelajaran setelahnya. Dengan
demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum, yang dapat mengakibatkan
kebosanan pada peserta didik dan/atau ketidaksiapan peserta untuk memperoleh materi
dimana mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang memadai. Kontinuitas atau
kesinambungan juga perlu diperhatikan antara berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu
diupayakan pula agar tidak terjadi tumpah tindih materi antara mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menyusun scope dan sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan. Scope
artinya ruang lingkup, sedangkan sequence artinya urutan atau sistematika.
Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah isi/bahan/materi kurikulum yang dikembangkan akan
berkesinambungan dengan baik. Hubungan antara materi yang satu dengan materi lainnya,
bahkan materi dalam satu kurikulum dengan kurikulum lainnya, akan saling terkait dan
berkelanjutan. Kondisi kurikulum seperti ini memungkinkan peserta didik belajar secara
runtut/sistematis. Di samping itu tidak akan terjadi pengulangan materi yang tidak perlu atau
gap yang terlalu jauh antara satu bahasan ke bahasan lainnya.
4) Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya adalah adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam
melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa
implementasi kurikulum pada kegiatan yang sebenarnya (riil curriculum) akan terkait dengan
keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya
suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Belum lagi terkait dengan keragaman sumber daya
8|H al
Bahan Rujukan
pendidikan secara menyeluruh dan perbedaan demografis, geografis, dan faktor-faktor
pendukung pendidikan lainnya.
Fleksibilitas juga perlu diberikan kepada guru, khususnya dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran, asalkan tidak menyimpang jauh dengan apa yang telah digariskan dalam
kurikulum. Guru perlu diberikan kebebasan dalam menjabarkan tujuan-tujuan, memilih materi
yang sesuai, memilih strategi dan metode yang dikembangkan dalam suatu kegiatan
pembelajaran, dan membuat kriteria yang objektif dan rasional dalam melakukan dan
memberikan penilaian kepada para peserta didik.
Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah akan diperoleh kurikulum luwes, mudah
dilaksanakan dengan berbagai situasi yang berkembang di lapangan. Kurikulum seperti ini juga
memungkinkan para guru mengembangkan riil kurikulum secara kreatif. Kondisi seperti ini
sangat diperlukan untuk terciptanya pembelajaran yang kondusif dan efektif.
2.
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK
a. Latar Belakang
1) Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi
tersebut.
2) Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a)
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu
tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak
menjadi beban.
b)
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
9|H al
Bahan Rujukan
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World
Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community,
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
c)
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.
(1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning
style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
(2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya);
(3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
(4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
(5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
(6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
(7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
(8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
(9) Penguatan pola pembelajaran kritis.
d)
Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
(1)
e)
Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
(2)
Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
(3)
Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta
pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
b. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
10 | H a l
Bahan Rujukan
1)
Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
2)
Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3)
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
4)
Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5)
Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
6)
Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
c. Tujuan Kurikulum
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus
dimiliki seorang peserta didik SMK/MAK pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang
untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar
antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1)
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2)
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3)
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4)
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMK/MAK dapat dilihat pada Tabel berikut.
d. Kompetensi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Tabel 1. 1. Kompetensi Inti SMK/MAK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
a. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
11 | H a l
Bahan Rujukan
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
b. Menghayati dan
2. Menghayati dan
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku jujur,
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
disiplin, tanggungjawab,
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
peduli (gotong royong,
(gotong royong,
kerjasama, toleran, damai),
(gotong royong, kerjasama,
kerjasama, toleran,
santun, responsif dan
toleran, damai), santun,
damai), santun, responsif
proaktif dan menunjukan
responsif dan proaktif dan
dan proaktif dan
sikap sebagai bagian dari
menunjukan sikap sebagai
menunjukan sikap sebagai
solusi atas berbagai
bagian dari solusi atas
bagian dari solusi atas
permasalahan dalam
berbagai permasalahan
berbagai permasalahan
berinteraksi secara efektif
dalam berinteraksi secara
dalam berinteraksi secara
dengan lingkungan sosial
efektif dengan lingkungan
efektif dengan lingkungan
dan alam serta dalam
sosial dan alam serta
sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai
dalam menempatkan diri
dalam menempatkan diri
cerminan bangsa dalam
sebagai cerminan bangsa
sebagai cerminan bangsa
pergaulan dunia.
dalam pergaulan dunia.
dalam pergaulan dunia.
Memahami,
c. Memahami, menerapkan,
3. Memahami, menerapkan 3.
menerapkan, dan
menganalisis, dan
dan menganalisis
menganalisis pengetahuan
mengevaluasi pengetahuan
pengetahuan faktual,
faktual, konseptual,
faktual, konseptual,
konseptual, dan
prosedural, dan
prosedural berdasarkan
prosedural, dan metakognitif
metakognitif dalam ilmu
rasa ingin tahunya
berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, teknologi,
tentang ilmu
tahunya tentang ilmu
seni, budaya, dan
pengetahuan, teknologi,
pengetahuan, teknologi,
humaniora dengan
seni, budaya, dan
seni, budaya, dan humaniora
wawasan kemanusiaan,
humaniora dalam
dalam wawasan
kebangsaan, kenegaraan,
wawasan kemanusiaan,
kemanusiaan, kebangsaan,
dan peradaban terkait
kebangsaan, kenegaraan,
kenegaraan, dan peradaban
penyebab fenomena dan
dan peradaban terkait
terkait penyebab fenomena
kejadian dalam bidang kerja
penyebab fenomena dan
dan kejadian dalam bidang
yang spesifik untuk
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan d. Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta
menyaji dalam ranah
menyaji dalam ranah
dalam ranah konkret dan
konkret dan ranah abstrak
konkret dan ranah abstrak
ranah abstrak terkait
terkait dengan
terkait dengan
dengan pengembangan dari
pengembangan dari yang
pengembangan dari yang
yang dipelajarinya di
dipelajarinya di sekolah
dipelajarinya di sekolah
sekolah secara mandiri, dan
secara mandiri, bertindak
secara mandiri, dan
secara efektif dan kreatif,
mampu melaksanakan
mampu melaksanakan tugas
dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
spesifik di bawah
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
pengawasan langsung.
pengawasan langsung.
12 | H a l
Bahan Rujukan
e. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMK/MAK terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran
umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan kejuruan kelompok C. Mata pelajaran
peminatan kejuruan kelompok C dikelompokan atas mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian
(kelompok C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan mata pelajaran
Paket Keahlian (kelompok C3). Khusus untuk MAK, dapat ditambah dengan mata pelajaran
keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.
SMK dan MAK dapat terdiri atas 3 (tiga) tingkatan kelas, yaitu kelas X (sepuluh), kelas XI
(sebelas), dan kelas XII (dua belas), atau terdiri atas 4 (empat) tingkatan kelas yaitu kelas X
(sepuluh), kelas XI (sebelas), kelas XII (dua belas), dan kelas XIII (tiga belas) sesuai dengan
tuntutan dunia kerja. SMK/MAK yang menyelenggarakan program pendidikan 4 (empat)
tingkatan kelas diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
Struktur kurikulum SMK/MAK adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 2. Struktur Kurikulum SMK/MAK
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X
XI
XII
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Matematika
4
4
4
5. Sejarah Indonesia
2
2
2
6. Bahasa Inggris
2
2
2
7. Seni Budaya
2
2
2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
3
3
3
9. Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
24
24
24
Mata pelajaran peminatan kejuruan
24
24
24
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan
C per minggu
48
48
48
KELOMPOK A (UMUM)
KELOMPOK B (UMUM)
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B
per minggu
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Keterangan:
a.
Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
13 | H a l
Bahan Rujukan
b.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
c.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
d.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e.
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal
2 (dua) jam/minggu.
h.
Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya. Salah satu aspek mata
pelajaran yang dipilih harus sesuai dengan program keahlian yang diikutinya, dalam
rangka memperkaya dan meningkatkan kualitas keahlian yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja.
i.
Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah
semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu,
setiap hari 8 jam selama 1 semester.
j.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat dilakukan di
satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan)
dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
k.
SMK/MAK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bersama
dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
bekerja langsung di institusi pasangan, terarah ubtuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu.
l.
Khusus untuk Madrasah Aliyah Kejuruan struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
m. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
3.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
daerah, dan satuan pendidikan serta sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta
didik.
14 | H a l
Bahan Rujukan
Kurikulum T i n g k a t Satuan Pendidikan setiap sekolah tidak harus sama karena potensi dan
kondisi setiap sekolah berbeda baik sarana prasarana, sumber daya, kebutuhan peserta didik,
keunggulan daerah, dan lain-lain, sehingga setiap sekolah harus mengembangkan KTSP-nya
agar bisa diimplementasikan sesuai dengan kondisi sekolah.
b. Acuan Konseptual
Acuan konseptual pengembangan KTSP meliputi:
1)
Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia;
2)
Toleransi dan kerukunan umat beragama;
3)
Persatuan Nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
4)
Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik;
5)
Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu;
6)
Kebutuhan kompetensi masa depan;
7) Tuntutan dunia kerja;
8) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
9) Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan;
10)tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
11)Dinamika perkembangan global, dan
12)Karakteristik satuan pendidikan.
c. Komponen Kurikulum KTSP
Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan
KTSP, komponen KTSP meliputi 3 Dokumen sebagai berikut.
1)
Dokumen 1
a). Dokumen 1 disebut BUKU I KTSP.
b). Dokumen ini sekurang-kurangnya berisi tentang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan
beban belajar, dan kalender pendidikan.
c). Dokumen ini dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah tanggung jawab Kepala
Sekolah.
2)
Dokumen 2
a) Dokumen 2 disebut Buku II KTSP.
b) Dokumen ini berisi silabus yang sudah disusun oleh Pemerintah, dan merupakan
kumpulan silabus semua mata pelajaran kelompok A, Kelompok B dan kelompok C
(Peminatan).
c) Silabus merupakan lampiran dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, dan
Keputusan Dirjen Dikmen No 1769/D3.3/KEP/KP/2014. Sekolah dapat melakukan
analisis silabus yang hasilnya dapat dimasukkan menjadi bagian dari buku II KTSP.
3)
Dokumen 3
a). Dokumen 3 disebut buku III KTSP.
15 | H a l
Bahan Rujukan
b). Dokumen ini berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun
sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
c). RPP disusun oleh guru dari satuan pendidikan yang terdiri atas kumpulan RPP semua
mata pelajaran kelompok A, mata pelajaran kelompok B, dan mata pelajaran
kelompok C (Peminatan).
d). Penyusunan RPP dilakukan di awal tahun pembelajaran dan dapat dilakukan revisi
sesuai kebutuhan guru dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor : 60 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum
SMK/MAK. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor : 61 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2015. Penguatan Pemahaman Kurikulum 2015
Sekolah Menengah Kejuruan, Handout Pendampingan Implementasi Kurikulum SMK Tahun
2015. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. “Pengembangan Kurikulum”. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
S Nasution. 1990. Azas-azas Pengembangan Kurikulum. Bandung : Jenmars
Sukamto. 1988. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Tyler, Ralph W. 1973. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The
University of Chichago
16 | H a l
Bahan Rujukan
MATERI
PEDAGOGIK
NAMA MODUL
PENGEMBANGAN KURIKULUM
NAMA KB
Menentukan Tujuan Pembelajaran
KB 1.2
Materi yang berkaitan dengan penentuan tujuan pembelajaran terurai dalam tiga sub materi,
yaitu: (1) pengertian, fungsi, dan manfaat tujuan pembelajaran, (2) taksonomi tujuan
pembelajaran, dan (3) rumusan tujuan pembelajaran
1.
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Tujuan Pembelajaran
a. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Mencermati pengertian tujuan pembelajaran, terdapat banyak pemikiran yang telah
dikemukakan oleh para praktisi pendidikan. namun dari keseluruhannya secara umum memiliki
kesamaan makna.
1) Menurut Dejnozka dan Kavel, tujuan pembelajaran merupakan pernyataan spefisik tentang
perilaku dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
2) Menurut Percival dan Ellington, tujuan instruksional adalah pernyataan tentang
penampilan/keterampilan yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar.
b. Fungsi Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran memiliki beberapa fungsi, seperti yang telah dituliskan di bawah
ini. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Tujuan Pembelajaran
1) Acuan bagi guru untuk merancang pengembangan kegiatan pembelajaran, sehingga semua
kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka menyederhanakan dan mempermudah substansi
ajar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai.
2) Acuan bagi guru untuk melaksanakan evaluasi, agar substansi evaluasi sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
3) Acuan bagi guru untuk menentukan media pembelajaran, sehingga media pembelajaran
yang dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
4) Acuan guru untuk melakukan tindakan perbaikan, karena tindakan perbaikan
c. Manfaat tujuan pembelajaran
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari rumusan tujuan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan pembelajaran lebih terarah, karena penyelenggaraannya telah dikendalikan oleh
rumusan tujuan yang akan dicapai.
2) Memudahkan pengukuran keberhasilan pembelajaran, karena keberhasilan pembelajaran
merupakan perbandingan antara hasil belajar dengan tujuan pembelajaran.
3) Pemusatan perhatian siswa pada sunstansi ajar, karena dengan mengetahui tujuan
pembelajaran, siswa akan lebih berkonsentrasi pada substansi ajar terkait.
4) Menjadi sarana siswa untuk melakukan penilaian diri, karena dengan mengetahui tujuan
pembelajaran, akan memudahkan siswa untuk mengukur ketercapaian hasil belajarnya.
2.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Taksonomi merupakan klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Dalam
bidang pendidikan taksonomi digunakan untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran. Ada tiga
klasifikasi umum tujuan pembelajaran, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
1|H al
Bahan Rujukan
a. Ranah Kognitif
Telah dikenal banyak orang tentang taksonomi kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, namun
pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson
dan David R. Krathwohl. Buku ini merupakan revisi terhadap Taksonomi kognitif yang
dikembangkan oleh Bloom. Dalam buku ini dikemukakan dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif.
1)
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu: pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dari pengetahuan konkret sampai dengan
pengetahuan abstrak, yang digambarkan pada tabel di bawah ini.
a)
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para pakar
dalam menjelaskan, memahami, dan secara sistematis menata disiplin ilmu mereka.
b)
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, dan
hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks dan
tertata.
c)
Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara” melakukan sesuatu.
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan
metode, yang semuanya disebut dengan prosedur
d)
Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan pengembangan dari apa yang
pernah dipelajari oleh siswa, menjadi pengetahuan stategis, kontekstual, dan
kondisional yang melibatkan kesadaran atas pengetahuan diri.
Tabel 2. 1. Dimensi Pengetahuan
Pengetahuan Nyata
Pengetahuan Abstrak
Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif
· Pengetahuan
tentang
terminologi
· Pengetahuan
tentang klasifikasi
dan kategori
· Pengetahuan tentang
pelajaran keterampilan
khusus dan algoritma
· Pengetahuan
strategis
· Pengetahuan
tentang
detail dan
elemen
khusus
· Pengetahuan
prinsip-prinsip dan
generalisasi
· Pengetahuan tentang
pelajaran teknik-teknik
khusus dan metode
· Pengetahuan
tentang teori-teori
, model, dan
struktur
· Pengetahuan tentang
kriteria untuk
menentukan, kapan
menggunakan prosedur
yang tepat/sesuai
· Pengetahuan
tentang tugastugas kognitif,
mencakup
pengetahuan
kontekstual dan
kondisional
· Pengetahuan diri
2|H al
Bahan Rujukan
2)
Dimensi Proses Kognitif
Taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88)
meliputi: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
a)
Mengingat adalah upaya mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau
ingatan yang telah lampau, baik yang baru didapatkan maupun yang sudah lama
didapatkan.
b)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun pengertian dari berbagai sumber
seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
c)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan
suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan.
d)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiaptiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut
dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
e)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria
dan standar yang sudah ada. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektivitas,
efisiensi, dan konsistensi.
f)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersamasama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk
menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Tabel 2. 2. Dimensi Proses Kognitif
TINGKATAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI
SPEKTRUM KOMUNIKASI
(communication spectrum)
Menciptakan
(Creating)
Menggeneralisasikan (generating),
merancang (designing),
memproduksi (producing),
merencanakan kembali (devising)
Negosiasi (negotiating),
memoderatori (moderating),
kolaborasi (collaborating)
Mengevaluasi
(Evaluating)
Mengecek (checking), mengkritisi
(critiquing), hipotesa
(hypothesising), eksperimen
(experimenting)
Menganalisis
(Analyzing)
Memberi atribut (attributeing),
mengorganisasikan (organizing),
mengintegrasikan (integrating),
mensahihkan (validating)
Bertemu dengan
jaringan/mendiskusikan (net
meeting), berkomentar
(commenting), berdebat
(debating)
Menanyakan (Questioning),
meninjau ulang (reviewing)
Menerapkan
(Applying)
Menjalankan prosedur (executing),
mengimplementasikan
(implementing), menyebarkan
(sharing),
Posting, blogging, menjawab
(replying)
3|H al
Bahan Rujukan
TINGKATAN
Memahami/
mengerti
(Understanding)
Mengingat
(Remembering)
BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Mengklasifikasikan (classification),
membandingkan (comparing),
menginterpretasikan (interpreting),
berpendapat (inferring)
Mengenali (recognition), memanggil
kembali (recalling), mendeskripsikan
(describing), mengidentifikasi
(identifying)
SPEKTRUM KOMUNIKASI
(communication spectrum)
Bercakap (chatting),
menyumbang (contributing),
jejaring (networking)
Menulis teks (texting),
mengirim pesan singkat
(instant messaging), berbicara
(twittering)
Berpikir Tingkat Rendah
b. Ranah Afektif
Krathwohl, Bloom, Masia, (1973) mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasi pada
emosi/perasaan, nilai-nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi dan sikap. Ada lima kategori yang
dikemukakan, yaitu: penerimaan, pemberian respon, penghargaan, pengorganisasian dan
internalisasi.
1) Penerimaan (receiving) terjadi ketika siswa melihat atau menerima rangsangan dari luar
(misal: anjuran mematuhi rambu-rambu lalulintas, traffic light)
2) Tanggapan (responding) terjadi jika siswa menanggapi apa yang dilihat atau rangsangan dari
luar (misal: mengikuti atau menolak)
3) Penghargaan (valuing) terjadi ketika respon positif didukung, maka siswa akan mulai menilai
kelebihan dan keburukan jika tidak melanggar rambu-rambu lalulintas.
4) Pengorganisasian (organization) terjadi ketika siswa dihadapkan pada beberapa pilihan yang
sama beratnya (misal: siswa sudah terbiasa patuh lalu diajak melanggar oleh teman
dekatnya, maka akan terjadi perang batin antara ya dan tidak, sehingga perlu
pengorganisasian sikap/perilaku.
5) Internalisasi (characterization) terjadi jika sikap/perilaku positif/negatif menang pada tingkat
pengorganisasian maka perilaku patuh pada rambu-rambu lalulintas dapat diinternalisasi
atau menjadi kebiasaan.
c. Ranah Psikomotor
Dave’s (1975) membagi domain psikomotor menjadi lima sub domain yaitu: imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi dan naturalisasi. Perumusan tujuan dan pengamatan perilaku masing-masing
sub domain dijelaskan pada paparan berikut ini.
1) Imitation (peniruan): menirukan pola perilaku yang telah diamati dari orang lain. Kinerja
masih berkualitas rendah.
2) Manipulation (manipulasi): melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti petunjuk dan
berlatih tanpa bantuan visual dari orang lain.
3) Precision (presisi): bekerja dengan cepat dan tepat dengan sedikit kesalahan tanpa
menggunakan petunjuk visual maupun tertulis. Kata sifat yang menunjukkan tingkat presisi
antara lain: “dengan tepat, dengan lancar, tanpa kesalahan”
4|H al
Bahan Rujukan
4) Articulation (artikulasi): menunjukkan serangkaian gerakan yang akurat, sesuai prosedur,
cepat dan tepat. Gerakan ini memerlukan koordinasi serangkaian tindakan, untuk mencapai
keselarasan dan konsistensi internal
5) Naturalization (naturalisasi): melakukan gerakan secara spontan atau otomatis. Memiliki
performa tingkat tinggi secara alami, mempunyai bakat alam tanpa perlu berpikir atau
belajar banyak tentang hal itu. Contoh kata sifat yang sesuai antara lain: “ dengan otomatis,
dengan lancar, dengan sempurna, dan lain sebagainya.
3.
Rumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu: tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Rumusan tujuan pembelajaran umum merujuk pada kompetensi dasar,
sedangkan tujuan pembelajaran khusus merujuk pada indikator keberhasilan. Tujuan pembelajaran
sebagai pernyataan spesifik tentang perubahan perilaku yang diharapkan, memiliki empat
persyaratan yang harus dipenuhi.
a. Persyaratan perumusan tujuan pembelajaran
Secara umum terdapat empat syarat yang harus dipenuhi dalam perumusan tujuan
pembelajaran, yaitu: audience (sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku),
conditions (kondisi), dan degree (ukuruan keberhasilan).
1)
2)
3)
4)
Audience (sasaran pembelajaran) adalah seseorang yang menjadi subyek dalam
pembelajaran, untuk di sekolah adalah siswa. Misal: siswa dapat …
Behaviour (perubahan perilaku) merupakan perubahan kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran. Misal: menjelaskan , membedakan …,
mendemonstrasikan …, menguraikan …, …)
Conditions (kondisi) adalah persyaratan yang harus dipenuhi, agar siswa dapat
menunjukkan kemampuan yang diharapkan. Persyaratan ini dapat berupa alat, bahan atau
situasi/kedaan yang mengiringi proses siswa saat menunjukkan kemampuannya. Misal:
dengan peralatan …, dengan bahan …, melalui pengamatan langsung di lapangan, melalui
diskusi dengan teman, …
Degree (ukuruan keberhasilan) adalah pernyataan yang menunjukkan kriteria perubahan
perilaku yang akan dinilai. Kriteria dapat dinyatakan dalam angka, batasan waktu, batasan
toleransi, urutan langkah-langkah, acuan sistem dan jenis. Misal: minimal 4 butir, maksimal
15 menit, dengan toleransi maksimal 0,01 mm, secara berurutan, sesuai dengan sistem …,
berdasarkan jenisnya.
Contoh: tujuan pembelajaran khusus,
Melalui tiga palu yang disediakan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi dari palu berdasarkan
jenisnya.
Audience (sasaran pembelajaran): siswa dapat
Behaviour (perubahan perilaku) : menjelaskan fingsi dari palu
Conditions (kondisi)
: melalui tiga palu yang disediakan guru
Degree (ukuran keberhasilan)
: berdasarkan jenisnya.
Rumusan tujuan pembelajaran harus memenuhi minimal tiga persyaratan, yaitu: audience
(sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku), dan conditions (kondisi) atau audience
(sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku), dan degree (ukuran keberhasilan).
Namun akan lebih baik kalau diusahakan untuk memenuhi keempat persyaratan. Kata kerja
5|H al
Bahan Rujukan
yang digunakan untuk rumusan tujuan pembelajaran, harus menggunakan kata kerja
operasional.
b. Daftar Kata Kerja Operasional
Beberapa kata kerja operasonal ditampilkan di bawah ini untuk digunakan sebaagai acuan
dalam pembuatan tujuan pembelajaran
Tabel 2. 3. Ranah Kognitif
RANAH KOGNITIF
RANAH KOGNITIF
Mengingat (C1)
KATA KERJA OPERASIONAL
Mengenali
Mengingat kembali
Membaca
Menyebutkan
Melafalkan
Menuliskan
Menghafal
Memahami (C2)
Menjelaskan
Mengartikan
Menginterpretasikan
Menceritakan
Menampilkan
Memberi contoh
Merangkum
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan
Menerapkan (C3)
Melaksanakan
Mengimplementasikan
Menggunakan
6|H al
Bahan Rujukan
RANAH KOGNITIF
KATA KERJA OPERASIONAL
Mengonsepkan
Menentukan
Memproseskan
Menganalisis (C4)
Mendiferensiasikan
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Mendiagnosis
Memerinci
Menelaah
Mendeteksi
Mengaitkan
Memecahkan
Menguraikan
Mengevaluasi (C5)
Mengcek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi
Mendukung
Memproyeksikan
Menciptakan (C6)
Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang
Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi
7|H al
Bahan Rujukan
Tabel 2. 4. Ranah Afektif
RANAH AFEKTIF
RANAH AFEKTIF
Menerima (A1)
KATA KERJA OPERASIONAL
Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati
Merespon (A2)
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
Menghargai (A3)
Mengasumsikan
Meyakini
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Menekankan
Menyumbang
Mengorganisasikan (A4)
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
8|H al
Bahan Rujukan
RANAH AFEKTIF
KATA KERJA OPERASIONAL
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Karakterisasi (A5)
Membiasakan
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mengkualifikasi
Melayani
Membuktikan
Memecahkan
Tabel 2. 5. Ranah Psikomotorik
RANAH PSIKOMOTORIK
RANAH PSIKOMOTORIK
Meniru (P1)
KATA KERJA OPERASIONAL
Menyalin
Mengikuti
Mereplikasi
Mengulangi
Mematuhi
Manipulasi (P2)
Kembali membuat
Membangun
Melakukan
Melaksanakan
Menerapkan
Presisi (P3)
Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan
9|H al
Bahan Rujukan
RANAH PSIKOMOTORIK
KATA KERJA OPERASIONAL
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan
Artikulasi (P4)
Membangun
Mengatasi
Menggabungkan
Koordinat
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Master
Naturalisasi (P5)
Mendesain
Menentukan
Mengelola
Menciptakan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley
Longman, Inc.
Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioural Objectives. (R J Armstrong, ed.): Educational
Innovators Press.
Gunawan, Imam, dan Anggrini Retno Palupi. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka
Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian. Madiun: PGSD FIP IKIP PGRI
Madiun
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SAMSUDIN/Evaluasi_Pembelajara
n_Fisika/KATA_KERJA_OPERASIONAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/01/revisi-taksonomi-bloom.pdf
10 | H a l
Bahan Rujukan
MATERI
PEDAGOGIK
NAMA MODUL
PENGEMBANGAN KURIKULUM
NAMA KB
Penentuan Pengalaman Belajar
1.
KB 1.3
Pengertian Pengalaman Belajar
Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar
merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap
manusia. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang
karena belajar.
Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian bahwa perbuatan
belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan.
Proses belajar dapat berlangsung melalui pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari
pengalaman-pengalaman lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana, (2000: 28) bahwa:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri”.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dalam mendidik siswa.
Mendidik sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses bantuan untuk mencapai perkembangan
dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang
akan semakin aktif berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan meningkatkan
aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi mencapai cita-cita diri. Dari sinilah terlihat
pentingnya sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi perkembangan dan
pembelajaran dalam diri seseorang dalam mewujudkan dirinya.
Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya memperoleh suatu pengalaman
terhadap suatu masalah yang dihadapi sepanjang hidupnya. Hal ini juga sesuai seperti pendapat
Sudjana (2000: 29), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri. Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah interaksi antara siswa dengan
sesuatu di luar dirinya dengan yang ada pada lingkungannya sehingga memberikan pengetahuan
baru dan bermanfaat. Jadi, merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran.
Dalam proses pengalaman belajar, setidaknya siswa memperoleh pengalaman belajar yang
berkesan. Pengalaman belajar perlu diciptakan agar antusiasme siswa dalam mencari pengalaman
belajar meningkat sehingga bermafaat bagi dirinya. Ragam pengalaman belajar yang diberikan guru
kepada siswa berdasarkan Balitbang Depdiknas (2003) yaitu:
a.
Pengalaman Mental
Pada pengalaman belajar mental, siswa biasanya hanya memperoleh informasi melalui indera
dengar dan lihat. Beberapa bentuk pengalaman mental antara lain membaca buku,
mendengarkan ceramah, mendengarkan berita di radio, dan lain sebagainya.
b.
Pengalaman Fisik
Pengalaman belajar jenis ini siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya ketika menggali
informasi. Siswa dapat melakukan pengamatan, percobaan, dan kunjungan.
c.
Pengalaman Sosial
1|H al
Bahan Rujukan
Bentuk pengalaman belajar ini antara lain diskusi, kerja kelompok, mendemonstrasikan,
berkomentar, dan sebagainya.
Pendapat tersebut menjelaskan pengalaman belajar yang didapat siswa yaitu pengalaman
mental, pengalaman fisik dan pengalaman sosial. Pengalaman mental yaitu didapat dari pesan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru ketika penyampaian materi atau bahan ajar sebagai
salah satu pengalaman yang didapat oleh siswa. Pengalaman fisik tercipta jika di dalam proses
pembelajaran terjadi aktivitas berupa pengamatan atau percobaan berdasarkan materi
pembelajaran. Pengalaman fisik dapat menumbuhkan ketrampilan siswa dalam menghadapi
sebuah masalah. Pengalaman sosial dapat diciptakan dalam pembelajaran jika guru di dalam
kelas memberikan arahan kepada siswa untuk diskusi, bekerja sama, ataupun tanya jawab
sesama siswa.
Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik mental maupun
fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis,
memperagakan, dan mengukur. Perhitungan, pengumpulan, dan pengolahan data adalah
termasuk didalamnya. Sedangkan keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali
isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk memecahkan
masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan
konsep lainnya.
Keterlibatan mental juga dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan
memberi peluang terjadinya asimilasi dan atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru
tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk penghayatan terhadap
perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun
suatu rencana atau program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-emosional
yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai
yang berharga dan meningkatkan gairah belajar.
Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale
2|H al
Bahan Rujukan
Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan pembelajaran yang
disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada bagaimana suatu proses pembelajaran
disajikan dalam metode pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar
Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman pembelajaran.
Disini dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman
langsung, visual, dan verbal dalam menanamkan suatu konsep.
Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi seseorang dapat
diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) 10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu penerimaan verbal yang
dibaca.
2) 20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-kata.
3) 30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat gambar, memperhatikan
gambar visual yang bergerak, dan melihat pameran.
4) 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan demonstrasi.
5) 70% dari apa yang mereka kunjungi, kegiatan kunjungan meliputi berbicara, dramatisasi
(mendengar, menulis, mengatakan, dan melihat).
6) 90% dari apa yang disimulasikan melalui pengalaman nyata, pengalaman ini diperoleh
langsung dengan melihat, meraba, merasakan sesuatu benda yang nyata.
Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dipengaruhi berbagai faktor
seperti kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang
diinstruksikan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam
dirinya, yaitu proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku tertentu secara
relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah pengalaman yang
disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti
kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan tersebut dapat meliputi
keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya. Perubahan pada diri siswa dapat berupa
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan
yang semakin berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.
Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar, yaitu
pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman
abstrak. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan
langsung dengan membuat simpul.
Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto,
atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul, mereka dapat
mempelajari dan memahaminya dari lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan
ketiga, tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba
mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini
saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau
sikap) yang baru.
3|H al
Bahan Rujukan
Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan
alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1) Pengalaman langsung dan bertujuan
2) Pengalaman tiruan.
3) Pengalaman melalui dramatisasi.
4) Pengalaman melalui karyawisata.
5) Pengalaman gambar hidup pameran.
6) Pengalaman melalui televisi.
7) Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio.
8) Pengalaman melalui lambang visual.
9) Pengalaman melalui lambang kata.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja
Balitbang Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum
http://bagusdwiradyan wordpress.com / Kerucut Pengalaman-Cone of Experience-ed. 6 Juli 2014
Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar
4|H al
Bahan Rujukan
MATERI
PEDAGOGIK
NAMA MODUL
PENGEMBANGAN KURIKULUM
NAMA KB
Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Belajar Dan
Tujuan Pembelajaran
1.
KB 1.4
Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran
a. Pengertian pemilihan materi pembelajaran
Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan disajikan atau
disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan
Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai
kompetensi yang telah ditentukan.
Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Menerapkan pengetahuan
pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online).
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan KD ini meliputi pengertian komunikasi daring,
pelaksanaan komunikasi daring asinkron, pelaksanaan komunikasi daring sinkron, dan
kewargaan digital. Namun, seberapa dalam dan seberapa luas materi pembelajaran ini untuk
peserta didik kita, dari mana saja sumber materi pembelajaran ini dapat kita peroleh, dan
bagaimana mengemas materi pembelajaran ini, tentu saja memerlukan pemahaman yang lebih
dalam tentang pengembangan materi pembelajaran.
Pemilihan bahan ajar terkait erat dengan pengembangan silabus, yang di dalamnya terdapat
kompetensi inti dan kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, metoda, evaluasi dan
sumber. Selaras dengan pengembangan silabus maka materi pembelajaran yang akan
dikembangkan tetap memperhatikan pencapaian Kompetensi Inti dan kompetensi dasar,
kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung pengalaman belajar, ketepatan
metoda dan media pembelajaran, dan sesuai dengan indikator untuk mengembangkan
asesmen.
b. Pedoman pemilihan materi pembelajajaran
Pedoman pemilihan materi pembelajajaran ini merupakan rambu-rambu yang perlu
diperhatikan ketika mengembangkan bahan ajar. Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari
pedoman pemilihan bahan ajar bagi para pengembang bahan ajar (dalam hal ini adalah guru) di
antaranya adalah untuk:
1) Memperoleh gambaran tentang cara menganalisis bahan ajar yang akan diajarkan;
2) Memperoleh gambaran tentang cara-cara analisis pedagogik yang akan diterapkan dalam
pembelajaran;
3) Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola bahan ajar;
4) Lebih kritis menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkannya dengan karakteristik siswa;
5) Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan kurikulum sekolah;
6) Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi pedagogis,
kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
1|H al
Bahan Rujukan
c.
Pemilihan materi pembelajaran
Pemilihan materi pembelajaran yang diampu dibagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan ranah yaitu:
1) Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran
Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Kadang-kadang kita sulit memberi pengertian pada keempat materi pembelajaran
tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-perbedaan pada tabel kualifikasi isi materi
pembelajaran di bawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi isi materi pembelajaran dalam ranah pengetahuan
NO
1
JENIS
Fakta
PENGERTIAN
Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah, dan bagian-bagiannya.
Contoh:
Ruang kelas belajar teori; Over Heat Proyektor (OHP); Bengkel kerja
bangku berkapasitas 12 Siswa; Peratan bengkel ditempatkan di
gudang.
2
Konsep
Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus
Contoh:
Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar
dikenai sanksi berupa denda atau pidana.
3
Prinsip
Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali dengan jika …., maka …. )
Contoh:
Hukum permintaan dan penawaran (Jika penawaran tetap
permintaan naik, maka harga akan naik).
4
Prosedur
Bagan arus atau bagan alur (flowchart), alogaritma langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara urut
Contoh:
Langkah-langkah menjumlahkan pecahan ialah:
1. Menyamakan penyebut
2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan pembilang dari
penyebut yang telah disamakan.
3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil penjumlahan pembilang
dan penyebut yang telah disamakan.
5
Nilai
1. Mengukur ketercapaian kompetensi
2. Membuat rubrik penilaian
2|H al
Bahan Rujukan
2) Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan
mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja.
Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak
awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan siswa itu agar
mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre – vocational skill) yang secara integral
ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill).
2) Sikap sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang berkenaan dengan
sikap ilmiah, antara lain:
a) Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang berbeda
suku, agama, dan strata sosial;
b) Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen, tidak
memanipulasi data hasil pengamatannya;
c) Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai karakter sama dan
kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua sama-sama makhluk Tuhan.
2.
Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Dan Tujuan Pembelajaran
Pengertian Pengalaman dan Tujuan Pembelajaran
Pengalaman belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternalnya, pengalaman
belajar dimiliki siswa setelah ia mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Proses
pembelajaran di sekolah itu sendiri mengacu pada kompetensi dasar yang tertulis di dalam RPP.
Sehingga hubungan antara kompetensi dasar dengan pengalaman belajar adalah pengalaman
belajar siswa terbentuk dari proses pembelajaran di sekolah, proses pembelajaran tersebut
mengacu pada kompetensi dasar.
Contoh: Kompetensi dasar dalam mata pelajaran pemesinan adalah menjelaskan pengertian
dan fungsi bagian-bagian mesin bubut. Maka pemberian materi oleh guru kepada siswa
mengacu pada kompetensi dasar ini yaitu memberikan materi tentang pengertian bagianbagian mesin bubut. Secara otomatis peserta didik akan mengalami pengalaman belajar sesuai
dengan materi yang disampaikan guru tersebut.
3|H al
Bahan Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2014. Pembelajaran Kejuruan, Implementasi
Praktik Kerja Lapangan. Suplemen Pembelajaran di Industri. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan
Ramadani, Dian. 2012. Penulisan materi Pembelajaran harus mendukung Tujuan yang telah
dirumuskan . Jakarta : Renika Cipta
www.academika.edu//1976341. Materi Pembelajaran sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang
hendak dicapai dan Pengalaman Belajar Siswa. (Diunduh 27 Juni 2015)
4|H al
Download