Bahan Bacaan 2.1 BAHAN BACAAN 2.1 : MENGANALISIS KONSEP DASAR SISTEM OPERASI 1. Konsep Dasar Sistem Operasi Sistem Operasi adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web. Sistem operasi merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer. Ketika komputer dihidupkan pertama kali (powered on), maka komputer tersebut akan memanggil sistem operasi dari hard disk melalui RAM. Bagian dari sistem operasi yang berinteraksi langsung dengan perangkat keras komputer, disebut dengan kernel. Sedangkan bagian dari interface yang menghubungkan antara aplikasi dengan user, disebut dengan shell. User dapat berinteraksi dengan sheel menggunakan mode text, yang sering disebut dengan command line interface (CLI) atau mode grafis, disebut dengan graphical user interface (GUI). Secara umum, hubungan antara Hardware, Sistem Operasi dan Pengguna dapat digambarkan seperti berikut ini. Gambar 1.1 Hubungan antara Hardware, Kernel, Shell dan User Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -1- Bahan Bacaan 2.1 Sistem operasi jaringan atau sistem operasi komputer yang dipakai sebagai server dalam jaringan komputer hampir mirip dengan system operasi komputer stand alone, bedanya hanya pada sistem operasi jaringan, salah satu komputer harus bertindak sebagai server bagi komputer lainnya. Sistem operasi dalam jaringan disamping berfungsi untuk mengelola sumber daya dirinya sendiri juga untuk mengelola sumber daya komputer lain yang tergabung dalam suatu jaringan komputer. Dalam struktur sistem komputer, sistem operasi merupakan lapisan kedua setelah hardware, yang diletakkan pada media penyimpan (hard disk) di komputer. Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk perangkat lunak aplikasi. Sistem operasi akan mengelola semua aktifitas komputer yang berkaitan dengan pengaksesan perangkat keras, pengelolaan proses seperti penjadwalan proses, dan pengelolaan aplikasi. Sistem operasi mempunyai peranan yang sangat penting. 2. Perkembangan Sistem Operasi Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut serta untuk disebarluaskan. Apabila pembuat program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya. Open source merupakan salah satu syarat bahwa suatu software dikatakan “free software”. Free software pasti open source software, namun open source software belum tentu free software. Salah satu contoh free software adalah Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). http://www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis lisensi open source. Mulai tahun 1994-1995, server-server di Institut Teknologi Bandung (ITB) mulai menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain. Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -2- Bahan Bacaan 2.1 dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah piranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford University, University of California Berkeley dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1960 1970-an. Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan setiap orang dapat memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut. Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani non disclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini. Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak dapat mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Tahun 1985 beliau mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak : gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakasperkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya. Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 Universitas Helsinki, Finlandia mulai mengembangkan suatu sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi mempunyai Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -3- Bahan Bacaan 2.1 pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya. Free Software Foundation (FSF) selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux. Gambar 1.2. Linus Torvalds Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Linus_Torvalds Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut. Teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh. Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya Open Source Initiative(OSI) suatu organisasi nirlaba yang Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -4- Bahan Bacaan 2.1 mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya. Beberapa contoh daftar distribusi Linux yang didukung oleh Free Software Foundation ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini. Tabel 1.1. List of Linux distributions endorsed by the Free Software Foundation Last Distribution Based on Description update BLAG 2011-05-04 Fedora A free distribution based on Fedora. Dragora An independent distribution based 2012-04-21 None GNU/Linux on concepts of simplicity. a live CD (installable on HDD) Dyne:bolic 2011-09-08 Debian distribution, with special emphasis on audio and video editing. Debian gNewSense 2013-08-06 (formerly FSF-sponsored distribution. Ubuntu) LiveCD with special emphasis on Musix 2010-09-22 Knoppix music production, graphic design, audio, and video editing. Full featured general-purpose distribution that strives to keep its Parabola 2013-04-27 Arch Linux packaging and management tools simple for easy customization. University of Vigo-sponsored distribution oriented to small Trisquel 2013-03-09 Ubuntu enterprises, domestic users and educational centers. 1.1. Perkembangan Sistem Operasi Linux Sistem Operasi Linux merupakan jenis sistem operasi komputer yang dikembangkan oleh komunitas. Dalam sistem Operasi Linux kita mengenal beberapa istilah diantaranya Distro dan Repository, yang akan dijelaskan berikut ini. GNU Linux GNU/Linux adalah sebuah sistem operasi yang diciptakan oleh Linus Benedict Torvalds seorang mahasiswa Universitas Helsinki Finlandia di tahun 1991. Proyek GNU ini diluncurkan pada tahun 1984 untuk mengembangkan sebuah sistem operasi lengkap mirip UNIX berbasis perangkat lunak bebas, yaitu sistem GNU (GNU merupakan akronim berulang dari “GNU’s Not Unix”; GNU dilafalkan dengan “genyu”). Nama itu dipilih karena rancangannya mirip Unix, tetapi berbeda dari UNIX, GNU tidak mengandung kode-kode UNIX. Pengembangan GNU dimulakan oleh Richard Stallman dan merupakan fokus asli Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -5- Bahan Bacaan 2.1 Free Software Foundation (FSF). Varian dari sistem operasi GNU, yang menggunakan kernel Linux, dewasa ini telah digunakan secara meluas. Walaupun sistem ini sering dirujuk sebagai “Linux”, sebetulnya lebih tepat jika disebut sistem GNU/Linux. Ada salah satu fitur atau kemampuan yang sangat menarik dari GNU/Linux yang belum ada pada sistem operasi populer lainnya, yaitu menjalankan sistem operasi dan aplikasi lengkap tanpa menginstalnya di hard disk. Dengan cara ini dengan mudah kita dapat menggunakan GNU/Linux di komputer orang lain karena tak perlu menginstalnya. Sejarah sistem operasi Linux berkaitan erat dengan proyek GNU, proyek program bebas freeware terkenal diketuai oleh Richard Stallman. Proyek GNU diawali pada tahun 1983 untuk membuat sistem operasi seperti Unix lengkap dengan kompiler, utiliti aplikasi, utiliti pembuatan dan seterusnya, diciptakan sepenuhnya dengan perangkat lunak bebas. Gambar 1.3. Richard Stallman in Oslo, Norway 2009 Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Richard_Stallman Pada tahun 1991, pada saat versi pertama kerangka Linux ditulis, proyek GNU telah menghasilkan hampir semua komponen sistem ini kecuali kernel. Torvalds dan pembuat kernel seperti Linux menyesuaikan kernel mereka supaya dapat berfungsi dengan komponen GNU, dan seterusnya mengeluarkan. Sistem operasi yang cukup berfungsi. Oleh karena itu, Linux melengkapi ruang terakhir dalam rancangan GNU. Distro Linux Distribusi Linux (Distro Linux) adalah sebutan untuk sistem operasi komputer dan aplikasinya, merupakan keluarga Unix yang menggunakan kernel Linux. Distribusi Linux dapat berupa perangkat lunak bebas dan bisa juga berupa perangkat lunak komersial seperti Red Hat Enterprise, SuSE, dan lain-lain. Ada banyak distribusi atau distro Linux Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -6- Bahan Bacaan 2.1 yang telah muncul. Beberapa bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, DSL, dan sebagainya. Berikut ini digambarkan beberapa contoh Distro Linux yan beredar di pasaran. Gambar 1.4. Beberapa contoh Distro Sistem Operasi Linux Untuk mendapatkan distro linux, anda dapat mengunduh langsung dari situs distributor distro bersangkutan, atau membelinya dari penjual lokal. Beberapa distro Linux Live CD yang banyak dipakai antara lain Knoppix, SUSE Live Eval, Mandrake Move, Gentoo Live CD, Slackware Live CD dan lain-lain. Meskipun bentuknya Live CD, tetapi distro tersebut memiliki fungsi yang sama dengan distro-distro terinstal. Di dalam CD tersebut, sudah terdapat paket-paket umum yang biasa kita jumpai di distro Linux besar, seperti: OpenOffice, KOffice, XMMS, GIMP, Konqueror, dan sebagainya. Namun ada beberapa pengecualian, yaitu beberapa paket yang memang sangat besar dan kiranya tidaklah umum digunakan oleh home user, mengingat kapasitas CD yang terbatas, yaitu sekitar 700MB. Kepraktisan ada batasnya karena selama operasionalnya, Linux Live CD tidak mempunyai sebuah tempat khusus di dalam harddisk. Linux Live CD hanya memiliki Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -7- Bahan Bacaan 2.1 tempat di memori utama (RAM), sehingga setelah di-restart, semua isi RAM akan dikosongkan dan Linux Live CD harus melakukan inisialisasi ulang untuk mendeteksi semua perangkat keras yang dimiliki oleh user. Selain itu, kinerja dari Linux Live CD sendiri juga tidak bisa maksimal, karena kecepatan komputer untuk mengakses CD-ROM jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mengakses harddisk. Repository Repository merupakan sekumpulan paket-paket aplikasi atau program untuk sebuah sistem operasi linux yang digunakan untuk menunjang kinerja dari sebuah aplikasi, program, dan sebagainya yang didapatkan dari Server Mirror atau CD/DVD atau media penyimpanan lainnya. Dengan kata lain, repository adalah paket-paket khusus untuk sebuah sistem operasi yang kemudian paket-paket tersebut diinstal untuk mendapatkan kinerja lebih baik dari sebuah sistem operasi. Repository mungkin hanya untuk program-program tertentu, seperti CPAN untuk bahasa pemrograman Perl, atau untuk seluruh sistem operasi. Operator repository tersebut biasanya menyediakan sebuah sistem manajemen paket, alat-alat yang dimaksudkan untuk mencari, menginstal dan sebaliknya memanipulasi paket perangkat lunak dari repositori. Sebagai contoh, banyak distribusi Linux menggunakan Advanced Packaging Tool (APT) yang umumnya ditemukan di distro berbasis Debian, atau yum yang biasa ditemukan di distro berbasis Red Hat. Ada juga beberapa sistem manajemen paket independen, seperti Pacman, digunakan dalam Arch Linux dan equo, ditemukan di Sabayon Linux. Menganalisis Konsep Dasar Sistem Operasi | -8- Bahan Bacaan 2.2 BAHAN BACAAN 2.2: MENGINSTALASI SISTEM OPERASI BERBASIS LINUX 1. Metode Instalasi Sistem Operasi Pada saat menginstalasi sistem operasi, maka dapat dilakukan dengan berbagai metode instalasi. Sampai saat ini ada empat metode instalasi sistem operasi, yaitu clean install, upgrade, multibooting dan virtualisasi. Metode clean install merupakan suatu metode untuk menginstalasi sistem operasi pada laptop atau komputer yang baru, dimana sebelumnya pada suatu komputer belum terdapat sistem operasinya. Dalam metode ini sistem operasi akan menghapus semua data yang ada dalam partisi harddisk yang digunakan untuk menginstall sistem operasi tersebut. Dalam sebuah komputer dimungkinkan untuk menginstal lebih dari satu sistem operasi. Setiap sistem operasi ditempatkan pada partisi yang berbeda agar dapat mengkonfigurasi dirinya sendiri berkaitan dengan sistem file dan setting konfigurasinya. Pada saat pertamakali komputer dijalankan, maka akan muncul menu pilihan sistem operasi mana yang akan dijalankan. Hanya satu sistem operasi yang dapat berjalan pada waktu yang bersamaan dan sistem opersi tersebut dapat mengontrol hardware secara penuh. Dengan sistem virtualisasi ini dimungkinkan lebih dari satu sistem operasi diinstal pada sebuah hardware/komputer serta lebih dari satu sistem operasi dapat berjalan padanya pada waktu yang bersamaan. 2. Menginstalasi Sistem Operasi Metode Virtualisasi Virtualisasi merupakan suatu metode dimana komputer fisik dapat berfungsi seperti dua buah komputer atau lebih, dan setiap komputer virtual tersebut menggunakan arsitektur dasar yang sama dengan komputer fisik. Pada metode virtualisasi dikenal dengan istilah Host Operating System dan Guest Operating System. Host Operating System adalah sistem operasi yang berjalan pada hardware realnya, sedangkan guest operating system adalah sistem operasi yang berjalan di atas mesin virtual, misalnya VirtualBox. Struktur dari sistem virtualisasi digambarkan sebagai berikut. Menginstalasi Sistem Operasi | -1- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.1. Model sistem Virtualisasi pada sistem Operasi 2.1. Persiapan Installasi Sistem Operasi Linux Debian 7.2.0 (Wheezy) Berbasis Graphical User Interface (GUI) dengan Metode Virtualisasi Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk instalasi system operasi Linux Debian Debian 7.2.0 Wheezy, adalah CD, DVD, USB, atau dapat juga melalui jaringan komputer. Hal lain yang perlu dilakukan adalah media penyimpanan berupa hardisk dan RAM sudah support terhadap Debian 7.2.0. Pada kesempatan kali ini digunakan hardisk dalam kapasitas yang dapat diatur melalui Virtual Machine yaitu VirtualBox. Dengan demikian, maka pada Komputer atau Laptop perlu diinstal Virtual Box. Alamat resmi dari VirtualBox ada di http://www.virtualbox.org, sehingga dapat mendownload versi terbarunya, seperti pada gambar berikut ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -2- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.2. Alamat resmi VirtualBox Langkah selanjutnya adalah mendownload VirtualBox tersebut sesuai dengan sistem operasi yang kita gunakan. Pada gambar di atas terdapat beberapa pilihan, yaitu VirtualBox untuk Windows Host, Linux Host, Solaris Host dan lain sebagainya. Setelah software tersebut didownload, maka langkah selanjutnya adalah menginstallnya pada Komputer atau Laptop. Adapun langkah-langkah untuk menginstalasi VirtualBox 5.0.6 for Windows adalah sebagai berikut : 1. Klik 2 kali pada Icon VirtualBok, seperti gambar berikut ini. Gambar 2.3. Icon VirtualBox 2. Sehingga akan muncul gambar seperti berikut ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -3- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.4. Setup Wizard Installasi VirtualBox 3. Langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi dimana software VirtualBox akan diinstall, seperti gambar berikut ini. Gambar 2.5. Pemilihan lokasi Installasi VirtualBox 4. Langkah berikutnya adalah pemilihan Feature Instalsi VirtualBox, seperti pada gambar berikut ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -4- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.6. Pemilihan Feature Installasi VirtualBox 5. Tahap berikutnya akan muncul peringatan bahwa Gambar 2.7. Informasi reset Network Connection Menginstalasi Sistem Operasi | -5- Bahan Bacaan 2.2 6. Tahap berikutnya adalah proses instalasi siap dimulai. Gambar 2.8. Informasi Ready to Install 7. Informasi bahwa proses instalasi telah selesai dan ketika ditekan button Finish, maka akan membuka halaman VirtualBox Gambar 2.9. Informasi proses instalasi telah lengkap Menginstalasi Sistem Operasi | -6- Bahan Bacaan 2.2 8. Setelah melakukan proses start awal VirtualBox dilakukan, maka akan muncul halaman seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.10. Halaman VirtualBox 2.2. Melaksanakan Instalasi Sistem Operasi Berbasis Grafical User Interface (GUI) Langkah-langkah untuk menginstalasi Debian 7.2.0 menggunakan VirtualBox adalah sebagai berikut : 1. Jalankan VirtualBox, kemudian pilih menu Create a New Virtual Machine, seperti gambar berikut ini : Gambar 2.11. Langkah awal Install Debian (Create a New VM) Menginstalasi Sistem Operasi | -7- Bahan Bacaan 2.2 2. Menentukan besarnya RAM yang akan digunakan, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.12. Menentukan besarnya RAM 3. Membuat virtual hard drive gambar seperti berikut ini : Gambar 2.13. Pembuatan virtual hard drive Menginstalasi Sistem Operasi | -8- Bahan Bacaan 2.2 4. Proses berikutnya adalah memilih tipe file yang diinginkan. Ada 6 tipe file yang disediakan dengan tipe VDI, VMDK, VHD, HDD, QED dan QCOW seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.14. Pemilihan tipe file hard drive 5. Memilih model penyimpanan pada physical hard drive, seperti gambar berikut ini. Gambar 2.15. Model penyimpanan pada physical hard drive 6. Langkah berikutnya adalah penulisan nama virtual hard drive dan juga pada folder mana file tersebut akan disimpan. Apabila tidak akan mengganti nama virtual hard drive serta foldernya mengikuti defaultnya, maka tekan create. Menginstalasi Sistem Operasi | -9- Bahan Bacaan 2.2 Pada gambar di bawah juga dapat dilakukan pengaturan besarnya kapasitas hard drive yang diperlukan. Gambar 2.16. Pemberian nama, lokasi dan kapasitas hard drive 7. Langkah berikutnya adalah memilih menu Start yang ada pada button anak panah yang berwarna hijau, seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 2.17. Pemilihan button Start untuk proses Installasi Menginstalasi Sistem Operasi | -10- Bahan Bacaan 2.2 8. Ketika mengklik button start pada gambar di atas, maka akan muncul seperti gambar berikut ini. Gambar 2.18. Pemilihan menu Installasi 9. Setelah mengklik button Finish pada langkah ke-8, maka akan muncul tampilan utama instalasi Debian. Seperti halnya dengan Debian Lenny, Squeeze, maka pada Debian Wheezy juga memberikan empat option utama pada saat halaman pertama proses Instalasi yaitu : a. Install, merupakan option untuk melakukan instalasi Debian Squeeze dengan Mode Text. b. Graphical Install, merupakan option untuk melakukan instalsi Debian Squeeze dengan mode GUI. c. Advanced Option, berisi beberapa option lain sepertiExpert Install, Rescue Mode, Graphical automated Install serta Alternative desktop environtments. d. Help, merupakan option untuk bantuan berkaitan dengan metode dan proses instalasi.Beberapa menu pilihan yang terdapat pada menu Help antara lain : F1, maka akan masuk ke menu help index sebagai kata kunci untuk menampilkan parameter sistem boot dalam proses instalasi Debian Squeeze. F2 untuk menampilkan persyaratan sebelum instalasi Debian Wheezy seperti kapasitas minimal RAM dan Hard Drive. Menginstalasi Sistem Operasi | -11- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.19. Option pada Menu Help F3 merupakan metode khusus booting menggunakan CD-ROM. F4 digunakan untuk menampilkan jendela informasi rescue mode. Rescue mode digunakan untuk booting ke sistem Debian Wheezy, tetapi hanyak untuk kasus-kasus tertentu seperti boot loader hilang atau tertimpa, sistem crash dan lain-lain. Mode terdiri dari dua mode yaitu rescue dan rescuigui. Mode rescue digunakan untuk mode text, sedangkan rescuegui digunakan untuk mode grafik. F5, digunakan untuk menampilkan jendela informasi special boot parameters overview. F6, digunakan untuk menampilkan jendela informasi special machine. F7, digunakan untuk menampilkan jendela informasi pemilihan disc controller. F8, digunakan untuk menampilkan jemdela informasi special boot parameters – installation system. F9, digunakan untuk menampilkan jendela inforamsi bantuan berupa getting help. F10, digunakan untuk menampilkan jendela informasi copyrights and warranties. 10. Tampilan pertama setelah mengklik Finish pada langkah ke-8 diatas, maka akan muncul pilihan seperti gambar di bawah ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -12- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.20. Pemilihan bahasa 11. Langkah berikutnya adalah pemilihan lokasi, dan pilihlah lokasi Other seperti gambar berikut ini. Gambar 2.21. Pemilihan Lokasi -> Other 12. Pemilihan lokasi yang berkaitan dengan time zone dan system locale. Pada halaman ini, normalnya dipilih berdasarkan nama Negara dimana saudara berada, other -> Asia -> Indonesia. Menginstalasi Sistem Operasi | -13- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.22. Pemilihan lokasi -> Asia Gambar 2.23. Pemilihan lokasi -> Indonesia 13. Langkah berikutnya adalah pemilihan locale configure. Menginstalasi Sistem Operasi | -14- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.24. Pemilihan locale configure 14. Langkah selanjutnya adalah menentukan konfigurasi keyboard. Standar keyboard yang digunakan adalah American English. Pemilihan standard keyboard, ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Gambar 2.25. Pemilihan standard keyboard Standard keyboard untuk Negara Jepang, China, Korea, Arab dan lain-lain juga sangat berbeda dengan model huruf yang ada pada standard American English. Untuk melanjutkan proses instalasi berikutnya, maka klik pada button Continue. 15. Langkah berikutnya adalah konfigurasi jaringan (configure the network), berupa pengisian nama hostname. Pada contoh ini penulis menggunakan nama yamta sebagai hostname. Menginstalasi Sistem Operasi | -15- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.26. Pengisian nama hostname 16. Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi domain name. dalam contoh ini digunakan yamta.edu sebagai domain name. Domain name merupakan bagian bagian dari internet address yang benar untuk sebuah host name. Umumnya domain name berakhiran dengan .com, . net, .edu, .or atau .org, seperti gambar berikut ini. Gambar 2.27. Konfigurasi domain name 17. Pemberian root password. Password untuk root harus diisikan agar sistem terjaga dengan aman. Password yang baik terdiri dari campuran huruf, angka, huruf besar dan karakter khusus dan secara periodic dapat diubah. Menginstalasi Sistem Operasi | -16- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.28. Pengisian root password 18. Langkah selanjutnya adalah menambahkan nama user baru dan password. User account akan dibuat berdampingn dengan root account untuk keperluan aktifitas non administrative. Gambar 2.29. Penambahan user baru 19. Langkah selanjutnya adalah pemberian password pada user baru tersebut. Password yang baik terdiri dari campuran huruf besar, huruf kecil, angka dan karakter khusus serta diupdate secara berkala. Menginstalasi Sistem Operasi | -17- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.30. Pemberian password untuk user baru 20. Langkah berikutnya adalah mengkonfigurasi the clock (jam). Apabila pada time zone tidak terdaftar nama negaranya, maka saudara dapat kembali kepada langkah sebelumnya (choose language) kemudian memilih Negara dimana saudara berada. Konfigurasi ini dapat juga dilakukan setelah proses instalasi selesai dengan cara mengklik pada tanggal, bulan, ahun dan jam yang muncul pada halaman kanan atas pada desktop Debian 7.0.2 Squeeze. Gambar 2.31. Konfigurasi jam 21. Setelah mengklik Continue pada langkah di atas, maka akan muncul halaman partisi harddisk, seperti berikut ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -18- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.32. Pemilihan partition disk 22. Pada partition disks Debian 7.2.0 seperti pada gambar berikut ini. Gambar 2.33. Metoda partisi 23. Pemilihan partisi hard disk dengan nama SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8.6 GB ATA VBOX. Pada proses ini terdapat peringatan bahwa semua data yang ada dalam harddisk akan dihapus, seperti gambar berikut. Menginstalasi Sistem Operasi | -19- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.34. Pemilihan partisi untuk instalasi 24. Pemilihan partitioning schema pada hard disk terdapat tiga pilihan, yaitu : All files in one partition (recommended for for new user), Sparate /home partition dan Separate /home, /usr, /var, and /tmp partitions. Rekomendasi untuk user baru adalah semua file berada dalam satu partisi. Gambar 2.35. Partition disc 25. Pada langkah ini berisi informasi tentang partisi hard disk. Terdapat informasi bahwa partition #1 of SCSI3 (0,0,0) as ext4 dan partition #5 of SCSI3 (0,0,0) as swap. Hal ini berarti bahwa untuk menginstall linux, minimal harus ada 2 partisi yaitu ext4 dan swap. Menginstalasi Sistem Operasi | -20- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.36. Konfirmasi tentang partisi untuk menginstall 26. Setelah proses install base system selesai, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi the package manager. Terdapat informasi bahwa operating system yang diinstal adalah Debian GNU/Linux 7.2.0_Wheezy_Official i386 DVD Binary-1 yang dirilis pada 20131012-12:56. Apabila ingin menscan DVD lain, maka pilih Yes atau sebaliknya, seperti gambar berikut ini. Gambar 2.37. Configure the package manager 27. Pemilihan Network Mirror untuk instalasi software Debian 6.0.4 Squeeze. Apabila menginginkan untuk menginstalasi dari network mirror, maka pilihkan option Yes dan begitu pula sebaliknya. Menginstalasi Sistem Operasi | -21- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.38. Konfirmasi penggunakan network mirror 28. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi tentang popularity-contest. Halaman ini menginformasikan bahwa apakah kita akan berpartisipasi dalam survey penggunakan paket-paket debian yang digunakan. Apabila menginginkan untuk berpartisipasi, maka pilihlah Yes dan begitu pula sebaliknya. Gambar 2.39. Survey partisipasi dalam penggunaan paket-paket debian 29. Langkah selanjutnya adalah pemilihan tentang software-software yang akan diinstal. Beberapa pilihan diantaranya adalah Graphical desktop environment, server, database, laptop dan standard system utilities. Menginstalasi Sistem Operasi | -22- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.40. Pemilihan software untuk diinstal pada Debian 30. Pada tahap ini dilakukan konfigurasi terhadap man-db. Selain itu juga ditanyakan apakah saudara akan menginstall GRUB boot loader pada master boot record. Apabila menginginkan untuk menginstall GRUB boot loader pada master boot record, maka pilihlah Yes, kemudian kliik button Continue seperti gambar berikut ini. Gambar 2.41. Install GRUB boot loader 31. Tahap paling akhir adalah finishing instalasi dan telah muncul pesan Instalation Complete. Hal ini berarti bahwa proses instalasi telah selesai dilaksanakan dengan baik. Langkah berikutnya adalah menekan button Continue untuk melanjutkan proses berikutnya. Menginstalasi Sistem Operasi | -23- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.42. Informasi Instalation Complete 32. Proses pertama kali booting setelah proses instalasi selesai dilaksanakan. Pada gambar berikut muncul informasi bahwa operating system yang berhasil diinstall adalah Debian GNU/Linux dengan Linux kernel 3.2.0-4-486. Gambar 2.43. proses booting pertama kali pada Debian 7.2.0 33. Halaman loading pada sistem operasi Debian 7.2.0, ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Menginstalasi Sistem Operasi | -24- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.44. Proses loading pada Debian 7.2.0. 34. Langkah selanjutnya adalah pemilihan user dan memasukkan password agar dapat login ke sistem Debian Wheezy. Pada tahap ini kita diwajibkan untuk memilih user serta memasukkan password yang telah dibuat selama proses instalasi. Gambar 2.45. Pemilihan user dan pengisian password 35. Apabila username dan password yang dimasukkan benar, maka akan muncul halaman utama dari desktop Debian Wheezy seperti berikut ini. Pada gambar dibawah terlihat beberapa short cut seperti Computer, yamta’s Home dan Trash. Selain itu terdapat pula Tab Menu Applications, Place dan System yan terdapat pada layar kiri atas. Pada bagian kanan atas terdapat informasi yang berkaitan dengan hari, bulan, tanggal dan jam pada system. Menginstalasi Sistem Operasi | -25- Bahan Bacaan 2.2 Gambar 2.46. Default Desktop Debian Wheezy Menginstalasi Sistem Operasi | -26- Bahan Bacaan 2.2 BAHAN BACAAN 2.2 : MENGANALISIS PENJADWALAN PROSES 1. Konsep Proses pada Sistem Operasi Proses adalah program yang sedang dieksekusi. Setiap kali menggunakan utilitas sistem atau program aplikasi dari shell, satu atau lebih proses ”child” akan dibuat oleh shell sesuai perintah yang diberikan. Contoh proses ID pada sistem linux ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Gambar 4.1. Proses ID pada Sistem Operasi Linux Setiap kali instruksi diberikan pada Linux shell,maka kernel akan menciptakan sebuah proses-id. Proses ini disebut juga dengan terminology Unix sebagai sebuah Job. Proses Id (PID) dimulai dari 0, yaituproses INIT, kemudian diikuti oleh proses berikutnya (terdaftar pada /etc/inittab). Beberapa tipe proses pada sistem operasi Linux dijelaskan sebagai berikut : Foreground Foreground adalah suatu proses yang diciptakan oleh pemakai langsung pada terminal (interaktif, dialog) Batch Batch merupakan suatu proses yang dikumpulkan dan dijalankan secara sekuensial (satu persatu). Proses Batch tidak diasosiasikan (berinteraksi) dengan terminal. Daemon Daemon merupakan suatu proses yang menunggu permintaan (request) dari proses lainnya dan menjalankan tugas sesuai dengan permintaan tersebut. Apabila tidak Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.2 ada request, maka program ini akan berada dalam kondisi “idle” dan tidak menggunakan waktu hitung CPU. Umumnya nama proses daemon di UNIX berakhiran d, misalnya inetd,named,popd dan lain-lain. 2. Mengontrol Proses Pada Shell Shell menyediakan fasilitas job control yang memungkinkan mengontrol beberapa job atau proses yang sedang berjalan pada waktu yang sama. Misalnya apabila melakukan pengeditan file teks dan ingin melakukan interrupt pengeditan untuk mengerjakan hal lainnya dan ketika sudah selesai, maka dapat kembali (switch) ke editor dan melakukan pengeditan file teks kembali. Job bekerja pada foreground atau background.Pada foreground hanya diperuntukkan untuk satu job pada satu waktu. Job pada foreground akan mengontrolshell - menerima input dari keyboard dan mengirim output ke layar. Job padabackground tidak menerima input dari terminal, biasanya berjalan tanpa memerlukan interaksi. Job pada foreground kemungkinan dihentikan sementara (suspend), denganmenekan [Ctrl-Z].Job yang dihentikan sementara dapat dijalankan kembali padaforeground atau background sesuai keperluan dengan menekan ”fg” atau ”bg”. Menghentikan job sementara sangat berbeda dengan melakuakan interrupt job (biasanya menggunakan [Ctrl-C]), dimana job yang diinterrup akan dimatikan secarapermanen dan tidak dapat dijalankan lagi. Perintah ps dapat digunakan untuk menunjukkan semua proses yang sedang berjalan pada mesin (bukan hanya proses pada shell saat ini) dengan format : ps –fae atau ps -aux Hasil keluaran perintah ps –aux ditunjukkan seperti pada gambar berikut ini. Gambar 4.2. Hasil perintah ps -aux pada sistem operasi linux Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 2.2 Beberapa versi UNIX mempunyai utilitas sistem yang disebut top yang menyediakan cara interaktif untuk memonitor aktifitas sistem, seperti gambar berikut ini. Gambar 4.3. Hasil perintah top pada sistem operasi linux Menganalisis Penjadwalan Proses Pada Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 2.3 BAHAN BACAAN 2.3 : MENYAJIKAN PERINTAH DASAR SISTEM OPERASI BERBASIS LINUX 1. Perintah Dasar Sistem Operasi Linux Suatu sesi linux terdiri dari 3 langkah, yaitu : Login, Bekerja dengan Shell / menjalankan Aplikasi dan Logout. Untuk dapat masuk ke terminal linux, maka langkahnya adalah pilih menu Applications -> Accessories -> Terminal seperti gambar berikut ini. Gambar 3.1. Masuk ke Terminal Linux Pada gambar di atas, apabila kita klik pada Terminal Linux, maka akan muncul halaman seperti berikut ini. Gambar 3.2. Halaman Terminal Linux user biasa Pada gambar di atas, terlihat bahwa tanda yang muncul di depan nama user adalah $, itu berarti masih berupa user biasa. Agar berada pada posisi super user, maka ketikkan perintah su, kemudian diikuti dengan passwornya. Password tersebut dibuat ketika kita melakukan proses instalasi. Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.3 Dimungkinkan juga untuk membuat user dan password setelah melakukan proses instalasi. Gambar 3.3. Halaman Terminal Linux super user Untuk keluar dari posisi super user atau root, maka ketiklah perintah exit, seperti berikut ini : Gambar 3.4. Keluar dari super user ke user biasa 8.1. Melihat user ID dan group ID Untuk melihat user ID dan group ID dari komputer yang digunakan, maka perintahnya adalah $ id, seperti berikut ini. Gambar 3.5. Melihat identitas diri Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 2.3 8.2. Melihat Tanggal Hari Ini Untuk menampilkan hari, bulan, tanggal , waktu dan tahun (sistem tanggal dan waktu), maka perintahnya adalah $ date, seperti berikut ini. Gambar 3.6. Menampilkan sistem tangal dan waktu 8.3. Melihat Kalender Bulan Ini Untuk menampilkan kalender pada bulan yang sedang berjalan (saat ini), maka digunakan perintah $ cal, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.7. Menampilkan kalender bulan Mei 2012 Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 2.3 8.4. Melihat Kalender Tahun Ini Untuk menampilkan kalender dalam satu tahun penuh, maka perintahnya adalah $ cal –y, seperti berikut ini. Gambar 3.8. Menampilkan kalender dalam setahun 8.5. Melihat Kalender Bulan 9 Tahun 1974 Untuk menampilkan kalender pada bulan September tahun 1974, maka perintahnya adalah $ cal 9 1974, seperti berikut ini. Gambar 3.9. Menampilkan kalender bulan 9 tahun 1974 Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 2.3 8.6. Melihat Sistem Host Name Untuk menampilkan sistem host name, maka perintahnya adalah $ hostname, seperti berikut ini. Gambar 3.10. Melihat hostname 8.7. Menampilkan Sistem Informasi Untuk menampilkan sistem informasi pada sistem operasi, maka perintahnya adalah $ uname, seperti berikut ini. Gambar 3.11. Menampilkan sistem informasi pada sistem operasi Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 2.3 8.8. Menampilkan Semua Sistem Informasi Untuk menampilkan semua sistem informasi pada sistem operasi linux, maka perintahnya adalah $ uname –a, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.12. Menampilkan sistem informasi secara keseluruhan Pada gambar di atas terlihat bahwa informasi yang ditampilkan secara lengkap, yaitu Linux yamta 3.2.0.4-486 #1 Debian 3.2.51-1 i686 GNU/Linux. 8.9. Melihat User Yang Sedang Aktif Untuk menampilkan user yang sedang aktif dan melihat apa yang sedang mereka kerjakan (aktifitas), maka perintahnya adalah $ w, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.13. Melihat user yang aktif dan aktifitasnya Pada gambar di atas terlihat user yang sedang aktif dengan berbagai aktifitas, misalnya waktu login, waktu idle, JCPU, PCPU dan apa yang sedang dikerjakan oleh user. JCPU adalah waktu yang digunakan untuk semua proses yang ditambahkan pada tty, Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -6- Bahan Bacaan 2.3 sedangkan PCPU adalah waktu yang digunakan untuk menjalankan proses yang saat ini sedang berlangsung. 8.10. Melihat User Yang Sedang Logged In Unutk menampilkan user yang sedang login, maka perintahnya adalah $ who, seperti berikut ini. Gambar 3.14. Melihat who 8.11. Menampilkan User ID Effective Untuk menampilkan user ID Effectice, maka perintahnya adalah $ whoami, seperti berikut ini. Gambar 3.15. Melihat whoami Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -7- Bahan Bacaan 2.3 8.12. Membersihkan Layar Untuk membersihkan layar, maka digunakan perintah $ clear, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 3.16. Menghapus layar Dengan perintah clear, maka layar akan bersih dan kursor berada pada posisi paling atas dalam suatu halaman. 8.13. Melihat Isi Direktori Untuk melihat isi dari suatu direktori, maka perintahnya adalah $ ls, seperti berikut ini. Gambar 3.17. Melihat isi direktori dengan perintah ls Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -8- Bahan Bacaan 2.3 8.14. Melihat Seluruh Isi Direktori Secara Lengkap Untuk melihat isi direktori secara lengkap dengan informasinya, maka perintahnya adalah $ ls –l, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.18. Melihat isi direktori secara lengkap 8.15. Membuat Direktori Baru Untuk membuat direktori baru, maka perintahnya adalah $ mkdir nama direktori. Pada contoh di bawah, nama direktorinya adalah azzam dan azka. Gambar 3.19. Membuat direktori baru Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -9- Bahan Bacaan 2.3 8.16. Melihat Isi Direktori Untuk melihat direktori yang telah kita buat tadi, maka perintahnya adalah $ ls –l, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.20. Melihat isi direktori 8.17. Menghapus Direktori Untuk menghapus direktori, maka perintahnya adalah $ rmdir nama direktori. Pada contoh dibawah ini, direktori yang akan dihapus adalah azka. Gambar 3.21. Menghapus direktori Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -10- Bahan Bacaan 2.3 8.18. Melihat Isi Direktori Yang Telah Dihapus Untuk melihat isi direktori yang telah dihapus, maka perintahnya adalah $ ls –l, seperti gambar berikut ini. Gambar 3.22. Melihat hasil direktori yang telah dihapus Pada gambar di atas, terlihat bahwa direktori azka sudah terhapus. Terminal linux yang terlihat pada gambar di atas, adalah suatu terminal linux yang dijalankan dari mode GUI. Salah satu tampilan yang mode text yang diperoleh ketika saat menginstalasi menggunakan mode text terlihat seperti pada gambar berikut ini. Gambar 3.23. Terminal Linux dengan mode Text Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -11- Bahan Bacaan 2.3 BAHAN BACAAN 2.3 : MENGANALISIS PENJADWALAN CPU 1. Konsep Penjadwalan Processor Sistem operasi mengeksekusi berbagai jenis program. Pada sistem batch program tersebut biasanya disebut dengan job, sedangkan pada sistem time sharing, program disebut dengan program user atau task. Beberapa buku teks menggunakan istilah job atau proses. Proses adalah program yang sedang dieksekusi. Eksekusi proses dilakukan secara berurutan. Dalam suatu proses terdapat program counter, stack dan daerah data. Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Proses penjadwalan yang akan dibahas disini adalah proses penjadwalan sistem operasi Solaris dan Linux. Tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut kriteria tertentu, dimana kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan. Penjadwalan CPU adalah basis dari multi programming sistem operasi. Dengan cara men-switch CPU diantara proses, maka akan berakibat sistem operasi dapat membuat komputer akan lebih produktif. Dalam bab ini kami akan mengenalkan tentang dasar dari konsep penjadwalan dan beberapa algoritma penjadwalan. Pada sistem Operasi, terdapat 3 tipe penjadwal berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang kompleks, yaitu: a. Penjadwal jangka pendek (short term scheduller) Bertugas menjadwalkan alokasi pemroses diantara proses-proses ready di memori utama. Penjadwalan ini dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih proses berikutnya yang harus dijalankan. b. Penjadwal jangka menengah (medium term scheduller) Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin menunda sebuah eksekusi karena membuat permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system call. Proses-proses tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai sampai kondisi-kondisi yang menyebabkan tertunda dihilangkan. Agar ruang memori dapat bermanfaat, maka proses dipindah dari memori utama ke memori sekunder agar tersedia ruang untuk proses-proses lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk sejumlah proses aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori utama Menganalisis Penjadwalan CPU | -1- Bahan Bacaan 2.2 ke memori sekunder disebut swapping. Proses-proses mempunyai kepentingan kecil saat itu sebagai proses yang tertunda. Tetapi, begitu kondisi yang membuatnya tertunda hilang dan dimasukkan kembali ke memori utama dan dalam keadaan ready. c. Penjadwal jangka panjang (long term scheduller) Penjadwalan ini bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang harus dieksekusi. Batch biasanya berupa proses-proses dengan penggunaan sumber daya yang intensif (yaitu waktu pemroses, memori, masukan/keluaran), programprogram ini berprioritas rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk) selama periode aktivitas job-job interaktif rendah. Meskipun tiap-tiap proses terdiri dari suatu kesatuan yang terpisah namun adakalanya proses-proses tersebut butuh untuk saling berinteraksi. Satu proses bisa dibangkitkan dari output proses lainnya sebagai input. Pada saat proses dieksekusi, akan terjadi perubahan status. Status proses didefiniskan sebagai bagian dari aktivitas proses yang sedang berlangsung saat itu. Gambar 3.1 dibawah, ditunjukkan diagram status proses. Status proses terdiri dari : a. New, proses sedang dibuat. b. Running, proses sedang dieksekusi. c. Waiting, proses sedang menunggu beberapa event yang akan terjadi (seperti menunggu untuk menyelesaikan I/O atau menerima sinyal). d. Ready, proses menunggu jatah waktu dari CPU untuk diproses. e. Terminated, proses telah selesai dieksekusi. Secara blog diagram, maka dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 5.1. Urutan proses pada sistem operasi Sumber : http://www.cs.uic.edu/~jbell/CourseNotes/ OperatingSystems/3_Processes.html Menganalisis Penjadwalan CPU | -2- Bahan Bacaan 2.2 Masing-masing proses direpresentasikan oleh Sistem Operasi dengan menggunakan Process Control Block (PCB). Informasi yang terdapat pada setiap proses meliputi : a. Status Proses. New, ready, running, waiting dan terminated. b. Program Counter. Menunjukkan alamat berikutnya yang akan dieksekusi oleh proses tersebut. c. CPU Registers. Register bervariasi tipe dan jumlahnya tergantung arsitektur komputer yang bersangkutan. Register-register tersebut terdiri-atas: accumulator, index register, stack pointer, dan register serbaguna dan beberapa informasi tentang kode kondisi. Selama Program Counter berjalan, status informasi harus disimpan pada saat terjadi interrupt. d. Informasi Penjadwalan CPU. Informasi tersebut berisi prioritas dari suatu proses, pointer ke antrian penjadwalan, dan beberapa parameter penjadwalan yang lainnya. e. Informasi Manajemen Memori. Informasi tersebut berisi nilai (basis) dan limit register, page table, atau segment table tergantung pada sistem memory yang digunakan oleh sistem operasi. f. Informasi Accounting. Informasi tersebut berisi jumlah CPU dan real time yang digunakan, time limits, account numbers, jumlah job atau proses. g. Informasi Status I/O. Informasi tersebut berisi deretan I/O device (seperti tape driver) yang dialokasikan untuk proses tersebut, deretan file yang dibuka. Swithing proses dari proses satu ke proses berikutnya, ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Gambar 5.2. Switching proses dari satu proses ke proses berikutnya. Menganalisis Penjadwalan CPU | -3- Bahan Bacaan 2.2 2. Algoritma Penjadwalan Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan properti. Untuk memilih algoritma ini harus dipertimbangkan dulu properti-properti algoritma tersebut. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pembandingan algoritma penjadwalan CPU, antara lain: 1. CPU utilization. Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk. Utilitas CPU dinyatakan dalam bentuk prosen yaitu 0-100%. Namun dalam kenyataannya hanya berkisar antara 40-90%. 2. Throughput. Adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan waktu. 3. Turnaround time. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses, dari mulai menunggu untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di ready queue, eksekusi oleh CPU, dan mengerjakan I/O. 4. Waiting time. Waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready queue. Waiting time ini tidak mempengaruhi eksekusi proses dan penggunaan I/O. 5. Response time. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga ada respon pertama yang menanggapi permintaan tersebut. 6. Fairness. Meyakinkan bahwa tiap-tiap proses akan mendapatkan pembagian waktupenggunaan CPU secara terbuka (fair). 3. Kriteria Penjadwalan Proses memerlukan prosesor dan penjadwalan pemakaian prosesor. Berdasarkan berbagai ketentuan pada penjadwalan proses serentak, dapat disusun teknik penjadwalan prosesor. Dapat dipandang semua proses serentak itu sebagai satu kumpulan proses yang memerlukan prosesor. Penjadwalan proses didasarkan pada sistem operasi yang menggunakan prinsip multiprogramming. Dengan cara mengalihkan kerja CPU untuk beberapa proses, maka CPU akan semakin produktif.Algoritma diperlukan untuk mengatur giliran proses-proses yang ada di ready queue yang mengantri untuk dialokasikan ke CPU. Beberapa algoritma penjadwalan dijelaskan sebagai berikut : 3.1. First Come First Served (FCFS) Scheduling FCFS merupakan algoritma penjadwalan yang paling sederhana yang digunakan dalam CPU. Dengan menggunakan algoritma ini setiap proses yang berada pada status ready dimasukkan kedalam FIFO queue atau antrian dengan prinsip first in first out, sesuai Menganalisis Penjadwalan CPU | -4- Bahan Bacaan 2.2 dengan waktu kedatangannya. Proses yang tiba terlebih dahulu yang akan dieksekusi. Kelemahan dari algoritma ini: Waiting time rata-ratanya cukup lama. Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1 proses besar yang sedang dieksekusi oleh CPU. Algoritma ini juga menerapkan konsep non-preemptive, yaitu setiap proses yang sedang dieksekusi oleh CPU tidak dapat di-interrupt oleh proses yang lain. Pada algoritma ini, maka proses yang pertama kali meminta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani terlebih dahulu. Pada skema ini, proses yang meminta CPU pertama kali akan dialokasikan ke CPU pertama kali. Misalnya terdapat tiga proses yang dapat dengan urutan P1, P2, dan P3 dengan waktu CPU-burst dalam milidetik yang diberikan sebagai berikut : No 1 2 3 Process P1 P2 P3 Burst Time 24 3 3 Gant chart dengan penjadwalan FCFS dapat digambarkan sebagai berikut : P1 P2 P3 0 24 27 Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 24 dan P3 adalah 27 sehingga rata rata waktu tunggu adalah (0 + 24 + 27)/3 = 17 milidetik. Apabila urutannya P2, P3 dan P1 dengan waktu CPU-burst dalam milidetik yang diberikan sebagai berikut : No 1 2 3 Process P2 P3 P1 Burst Time 3 3 24 Menganalisis Penjadwalan CPU | -5- Bahan Bacaan 2.2 Maka Gant chart-nya dengan penjadwalan FCFS digambarkan sebagai berikut : P2 0 P3 3 P1 6 Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0 dan P3 adalah 3 sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (6 + 0 + 3)/3 = 3 milidetik. Rata-rata waktu untuk kasus ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Algoritma FCFS termasuk non-preemptive, karena sekali CPU dialokasikan pada suatu proses, maka proses tersebut tetap akan memakai CPU sampai proses tersebut melepaskannya (berhenti atau meminta I/O). 3.2. Shortest Job First (SJF) Scheduling Pada algoritma ini setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek. Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu: Sulit untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya. Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang besar pula Shortest Job First(SJF) karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst time yang lebih kecil. Algoritma ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Preemptive. Jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat proses di ready queue dengan burst time yang lebih kecil daripada proses yang sedang dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut. Preemptive SJF sering disebut juga Shortest-Remaining-Time-First scheduling. Non-preemptive. CPU tidak memperbolehkan proses yang ada di ready queue untuk menggeser proses yang sedang dieksekusi oleh CPU meskipun proses yang baru tersebut mempunyai burst time yang lebih kecil. 3.3. Priority Scheduling Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses yang memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki prioritasnya masing-masing. Menganalisis Penjadwalan CPU | -6- Bahan Bacaan 2.2 Prioritas suatu proses dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik antara lain: Time limit. Memory requirement. Akses file. Perbandingan antara I/O burst dengan CPU burst. Tingkat kepentingan proses. Pada algoritma ini terdapat 2 macam penjadwalan, yaitu : Preemptive. Jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan tersebut dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut. Nonpreemtive. Proses yang baru datang tidak dapat menganggu proses yang sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di depan queue. Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking (starvation). Solusi dari permasalahan ini adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas dari setiap proses yang menunggu dalam queue secara bertahap. Menganalisis Penjadwalan CPU | -7- Bahan Bacaan 2.2 3.4. Round Robin Scheduling Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Setiap proses mendapat jatah sebesar time quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan dialokasikan ke proses berikutnya. Semua proses mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan menunggu lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah lama 1 quantum. Jika q terlalu besar maka akan sama dengan algoritma FCFS. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak peralihan proses sehingga banyak waktu terbuang. Gambar 5.3. Urutan kejadian algoritma round robin Konsep dasar dari algoritma ini adalah dengan menggunakan time-sharing. Pada dasarnya algoritma ini sama dengan FCFS, hanya saja bersifat preemptive. Setiap proses mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu quantum (quantum time) untuk membatasi waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis, proses ditunda dan ditambahkan pada ready queue. Jika suatu proses memiliki CPU burst lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat segera digunakan oleh proses selanjutnya. Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst yang lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan dihentikan sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya mengantri kembali pada posisi ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan proses berikutnya. Jika terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q, maka setiap proses mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu pada sekali penjadwalan CPU. Menganalisis Penjadwalan CPU | -8- Bahan Bacaan 2.2 Tidak ada proses yang menunggu lebih dari (n-1)q unit waktu. Performansi algoritma round robin dapat dijelaskan sebagai berikut, jika q besar, maka yang digunakan adalah algoritma FIFO, tetapi jika q kecil maka sering terjadi context switch. Misalkan ada 3 proses: P1, P2, dan P3 yang meminta pelayanan CPU dengan quantum-time sebesar 4 milidetik, maka dapat digambarkan sebagai berikut : No 1 2 3 Process P2 P2 P3 Burst Time 24 3 3 Maka Gant chart-nya dapat digambarkan sebagai berikut : P1 0 P2 4 P3 7 P1 10 P1 14 P1 18 P1 22 P1 26 Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 4, dan P3 adalah 7 sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (6 + 4 + 7)/3 = 5.66 milidetik. Menganalisis Penjadwalan CPU | -9- Bahan Bacaan 2.2 3.5. Implementasi Pada Sistem Operasi Linux Pada sistem operasi Linux, untuk melihat proses yang sedang terjadi, maka digunakan perintah ps. Apabila belum tahu perintah ps itu digunakan untuk apa, maka kita bisa tanya ke library menggunakan perintah man, kemudian diikuti nama perintahnya (#man ps), kemudian tekan enter, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 5.5. Menjalankan perintah man pada Linux 1 Menganalisis Penjadwalan CPU | -10- Bahan Bacaan 2.2 Sedangkan untuk menampilkan proses tree atau memperoleh informasi tentang threads dan security info, dapat dilakukan dengan melakukan scroll mouse ke arah bawah, sehingga akan diperoleh tampilan seperti berikut ini. Gambar 5.6. Menjalankan perintah man pada Linux 2 Pada sistem operasi Linux Debian, untuk melihat proses yang terjadi dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah ps pada terminal Linux, seperti berikut ini. Gambar 5.7. Contoh proses pada sistem operasi Linux 1 Menganalisis Penjadwalan CPU | -11- Bahan Bacaan 2.2 Jika dijalankan perintah # ps –au, maka akan diperoleh tampilan seperti berikut ini. Gambar 5.8. Contoh proses pada sistem operasi Linux 2 Pada sistem Linux, terdapat banyak cara untuk menangani eksekusi-eksekusi perintah. Diantaranya, diberi kesempatan untuk membuat daftar perintah dan menentukan kapan perintah dijalankan oleh sistem. Misalnya perintah “at” digunakan untuk memberi peluang menjalankan program berdasarkan waktu yang ditentukan. Contoh script pada Linux ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 5.9. Menjalankan perintah at Pada gambar di atas, langkah pertama adalah membuat file pada direktory home/yamta/ dengan nama belajar_linux. Perintah untuk membuatnya adalah : #touch belajar_linux Menganalisis Penjadwalan CPU | -12- Bahan Bacaan 2.2 File di atas sebagai tempat kita menyimpan dan melihat proses. Dengan demilian, maka pada Wednesday December 11 2013 jam 13:00 akan terjadi proses ping ke IP 192.168.0.1, yang keterangan prosesnya ada pada file /home/yamta/belajar_linux. Untuk melihat faktor/elemen lainnya , maka menggunakan perintah ps –u seperti gambar berikut ini Gambar 5.10. Hasil perintah ps -u Untuk melihat faktor/elemen lainnya, gunakan option –u (user). %CPU adalah presentasi CPU time yang digunakan oleh proses tersebut, %MEM adalah presentasi system memori yang digunakan proses, SIZE adalah jumlah memori yang digunakan, RSS (Real System Storage) adalah jumlah memori yang digunakan, START adalah kapan proses tersebut diaktifkan. Sedangkan pada option -u yang disertai untuk mencari proses yang spesifik pemakai. Proses diatas hanya terbatas pada proses milik pemakai, dimana pemakai teresbut melakukan login. Untuk menampilkan proses Parent dan Child maka ketikkan perintah #ps –eH, sehingga akan keluar tampilan seperti berikut ini. Gambar 5.11. Hasil perintah ps –eH Pada gambar di atas terlihat hubungan proses parent dan child. Setelah mengetikkan perintah ps -eH kemudian enter, maka proses child muncul dibawah proses parent dan Menganalisis Penjadwalan CPU | -13- Bahan Bacaan 2.2 proses child ditandai dengan awalan beberapa spasi. Karena pada opsi e disini untuk memilih semua proses dan opsi H menghasilkan tampilan proses secara hierarki. Dengan mengetikkan perintah # ps –ef, maka akan ditampilkan gambar seperti berikut ini. Gambar 5.12. Hasil perintah ps –ef Untuk menampilkan semua proses pada sistem dalam bentuk hirarki parent/child, maka dilakukan dengan mengetikkan perintah #pstree, seperti gambar berikut ini. Gambar 5.13. Hasil perintah pstree Percobaan diatas menampilkan semua proses pada sistem dalam bentuk hirarki parent/child. Proses parent di sebelah kiri proses child. Sebagai contoh proses init sebagai parent (ancestor) dari semua proses pada sistem. Beberapa child dari init Menganalisis Penjadwalan CPU | -14- Bahan Bacaan 2.2 mempunyai child. Proses login mempunyai proses bash sebagai child. Proses bash mempunyai proses child startx. Proses startx mempunyai child xinit dan seterusnya. Untuk melihat semua PID, maka dilakukan dengan mengetikkan perintah #pstree –p, sehingga akan menghasilkan tampilan seperti berikut ini. Gambar 5.14. Hasil perintah pstree -p Untuk melihat semua PID untuk proses gunakan opsi –p. Jadi , menampilakn semua proses pada sistem dalam bentuk hirarki parent/child. Disini memberitahukan proses yang sedang berjalan bahwa ada sesuatu yang harus dikendalikan. Dan berdasarkan sinyal yang dikirim ini maka dapat bereaksi dan administrator dapat menentukan reaksi tersebut. Menganalisis Penjadwalan CPU | -15- Bahan Bacaan 2.2 Untuk menampilkan proses dan ancestor, maka dilakukan dengan mengetikkan perintah # pstree –h, sehingga hasilnya sebagai berikut. Gambar 5.15. Hasil perintah pstree -h Untuk menampilkan semua proses (PID, TTY, TIME dan CMD), dilakukan dengan mengetikkan perintah$ ps ax | more. Opsi a akan menampilkan semua proses yang dihasilkan terminal (TTY). Opsi x menampilkan semua proses yang tidak dihasilkan terminal. Secara logika opsi ini sama dengan opsi –e. Terdapat 5 kolom : PID, TTY, STAT, TIME dan COMMAND, seperti gambar berikut ini. Gambar 5.16. Hasil perintah ps ax | more Menganalisis Penjadwalan CPU | -16- Bahan Bacaan 2.2 Untuk menampilkan semua proses dalam format daftar penuh, maka perintahnya adalah # ps ef | more, sehingga akan menghasilkan tampilan sebagai berikut. Gambar 5.17. Hasil perintah ps ef | more Opsi –e f akan menampilkan semua proses dalam format daftar penuh. Jika halaman penuh terlihat prompt –More– di bagian bawah screen, tekan q untuk kembali ke prompt perintah. Menganalisis Penjadwalan CPU | -17- Bahan Bacaan 2.4 BAHAN BACAAN 2.4 : MENGANALISIS PROSES SERVICE DAN EVENT 1. Proses Service (Layanan) Pada Sistem Operasi Layanan sistem operasi dirancang untuk membuat pemrograman menjadi lebih mudah. Beberapa layanan sistem operasi secara umum dijelaskan seperti berikut ini. a. Pembuatan Program Sistem operasi menyediakan berbagai fasilitas yang membantu programer dalam membuat program seperti editor. Walaupun bukan bagian dari sistem operasi, tapi layanan ini diakses melalui sistem operasi. b. Eksekusi Program Sistem harus dapat me-load program ke memori, dan menjalankan program tersebut. Program harus dapat menghentikan pengeksekusiannya baik secara normal maupun tidak (ada error) c. Operasi I/O Program yang sedang dijalankan kadang kala membutuhkan I/O. Untuk efisiensi dan keamanan, pengguna biasanya tidak bisa mengatur peranti I/O secara langsung. Untuk itulah sistem operasi harus menyediakan mekanisme dalam melakukan operasi I/O. d. Manipulasi Sistem File Program harus membaca dan menulis berkas, dan kadang kala juga harus membuat dan menghapus berkas. e. Komunikasi Kadang kala sebuah proses memerlukan informasi dari proses yang lain. Ada dua cara umum dimana komunikasi dapat dilakukan. Komunikasi dapat terjadi antara proses dalam satu komputer, atau antara proses yang berada dalam komputer yang berbeda, tetapi dihubungkan oleh jaringan komputer. Komunikasi dapat dilakukan dengan pembagian memori (penggunaan bersama, share-memory)atau message-passsing, dimana sejumlah informasi dipindahkan antara proses oleh sistem operasi. Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.4 f. Mendeteksi Kesalahan Sistem operasi harus selalu waspada terhadap kemungkinan error. Error dapat terjadi di CPU dan memori perangkat keras, I/O, dan di dalam program yang dijalankan pengguna. Untuk setiap jenis error sistem operasi harus bisa mengambil langkah yang tepat untuk mempertahankan jalannya proses komputasi. Disamping pelayanan diatas, sistem operasi juga menyediakan layanan tambahan lain. Layanan ini bukan untuk membantu pengguna tapi lebih pada mempertahankan efisiensi sistem itu sendiri. Layanan tambahan itu yaitu : a. Alokasi Sumber Daya Ketika beberapa pengguna menggunakan sistem atau beberapa program dijalankan secara bersamaan, sumber daya harus dialokasikan bagi masing-masing pengguna dan program tersebut. b. Accounting Kita menginginkan agar jumlah pengguna yang menggunakan sumber daya, dan jenis sumber daya yang digunakan selalu terjaga. Untuk itu maka diperlukan suatu perhitungan dan statistik. Perhitungan ini diperlukan bagi seseorang yang ingin merubah konfigurasi sistem untuk meningkatkan pelayanan. c. Proteksi Layanan proteksi memastikan bahwa segala akses ke sumber daya terkontrol. Dan tentu saja keamanan terhadap gangguan dari luar sistem tersebut. Keamanan bisa saja dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi pengguna. Ini bisa dilakukan dengan meminta passsword bila ingin menggunakan sumber daya. 2. Sistem Call Pada Sistem Operasi System Call menyediakan antar muka antara program yang sedang berjalan dengan sistem operasi. System Call biasanya tersedia sebagai instruksi bahasa assembly. Beberapa sistem mengizinkan system calls dibuat langsung dari program bahasa tingkat tinggi. Beberapa bahasa pemrograman (contoh : C, C++) telah didefenisikan untuk menggantikan bahasa rakitan untuk sistem pemrograman. Terdapat tiga metode umum yang digunakan dalam memberikan parameter kepada sistem operasi Melalui register Menyimpan parameter dalam blok atau tabel pada memori dan alamat blok tersebut diberikan sebagai parameter dalam register Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 2.4 Menyimpan parameter (push) ke dalam stack (oleh program), dan melakukan pop off pada stack (oleh sistem operasi) Gambar 3.1. Melewatkan parameter melalui tabel Jenis System Calls 1. Kontrol Proses System calls yang berhubungan dengan kontrol proses antara lain ketika penghentian pengeksekusian program. Baik secara normal (end) maupun tidak normal (abort). Selama proses dieksekusi kadang kala diperlukan untuk meload atau mengeksekusi program lain, disini diperlukan lagi suatu system calls. Juga ketika membuat suatu proses baru dan menghentikan sebuah proses. Ada juga system calls yang dipanggil ketika kita ingin meminta dan merubah atribut dari suatu proses. MS-DOS adalah contoh dari sistem single-tasking. MS-DOS menggunakan metode yang sederhana dalam menjalankan program dan tidak menciptakan proses baru. Program di-load ke dalam memori, kemudian program dijalankan. Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 2.4 Gambar 3.2. Sistem MS DOS (a) Pada saat start up, (b) Pada saat running Barkeley Unix adalah contoh dari sistem multi-tasking. Command interpereter masih tetap bisa dijalankan ketika program lain dieksekusi. 2. Manajemen Berkas System calls yang berhubungan dengan berkas sangat diperlukan. Seperti ketika kita ingin membuat atau menghapus suatu berkas. Atau ketika ingin membuka atau menutup suatu berkas yang telah ada, membaca berkas tersebut, dan menulis berkas itu.System calls juga diperlukan ketika kita ingin mengetahui atribut dari suatu berkas atau ketika kita juga ingin merubah atribut tersebut. Yang termasuk atribut berkas adalah nama berkas, jenis berkas, dan lain-lain Ada juga system calls yang menyediakan mekanisme lain yang berhubungan dengan direktori atau sistim berkas secara keseluruhan. Jadi bukan hanya berhubungan dengan satu spesifik berkas. Contohnya membuat atau menghapus suatu direktori, dan lain-lain 3. Manajemen Peranti Program yang sedang dijalankan kadang kala memerlukan tambahan sumber daya. Jika banyak pengguna yang menggunakan sistem dan jika diperlukan tambahan sumber daya maka harus meminta peranti terlebih dahulu. Dan setelah selesai penggunakannnya harus dilepaskan kembali. Ketika sebuah peranti telah Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 2.4 diminta dan dialokasikan maka peranti tersebut bisa dibaca, ditulis, atau direposisi. 4. Informasi Maintenance Beberapa system calls disediakan untuk membantu pertukaran informasi antara pengguna dan sistem operasi. Contohnya system calls untuk meminta dan mengatur waktu dan tanggal. Atau meminta informasi tentang sistem itu sendiri, seperti jumlah pengguna, jumlah memori dan disk yang masih bisa digunakan, dan lain-lain. Ada juga system calls untuk meminta informasi tentang proses yang disimpan oleh sistem dan system calls untuk merubah ( reset ) informasi tersebut. 5. Komunikasi Dua model komunikasi, yaitu message-passingdan shared memory. Message passing merupakan pertukaran informasi dilakukan melalui fasilitas komunikasi antar proses yang disediakan oleh sistem operasi, sedangkan shared-memory merupakan proses menggunakan memori yang bisa digunakan oleh berbagai proses untuk pertukaran informasi dengan membaca dan menulis data pada memori tersebut. 3. System Program Pada Sistem Operasi System program menyediakan lingkungan yang memungkinkan pengembangan program dan eksekusi berjalan dengan baik. System program dapat dikategorikan menjadi : Manajemen/manipulasi File Membuat, menghapus, copy, rename, print, memanipulasi berkas dan direktori Informasi status Beberapa program meminta informasi tentang tanggal, jam, jumlah memori dan disk yang tersedia, jumlah pengguna dan informasi lain yang sejenis. Modifikasi berkas membuat berkas dan memodifikasi isi berkas yang disimpan pada disk atau tape. Pendukung bahasa pemrograman kadang kala kompilator, assembler, dan interpreter dari bahasa pemrograman diberikan kepada pengguna dengan bantuan sistem operasi. Loading dan eksekusi program Ketika program di-assembly atau di-compile, program tersebut harus di-load ke dalam memori untuk dieksekusi. Untuk itu sistem harus menyediakan absolute loaders, relocatable loaders, linkage editors,dan overlay loaders Komunikasi Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 2.4 Menyediakan mekanisme komunikasi antara proses, pengguna, dan sistem komputer yang berbeda. Pada umumnya sistem operasi dilengkapi oleh system-utilities atau program aplikasi yang di dalamnya termasuk web browser, word prossesor dan format teks, sistem database, games. System program yang paling penting adalah command interpreter (mengambil dan menerjemahkan user-specified command selanjutnya). 4. Proses Event Pada Sistem Operasi Layanan sistem operasi dirancang untuk membuat pemrograman menjadi lebih mudah. Beberapa layanan sistem operasi antara lain sistem event. Sistem event pada sistem operasi merupakan suatu sistem yang mengelola berbagai event yang terjadi selama sistem operasi berjalan. Menganalisis Proses Service dan Event Pada Sistem Operasi Linux | -6- Bahan Bacaan 3.1 BAHAN BACAAN 3.1 : MENGANALISIS MANAJEMEN MEMORI 1. Konsep Dasar Memori Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer modern. Memori adalah array besar dari word atau byte, yang disebut alamat. CPU mengambil instruksi dari memory berdasarkan nilai dari program counter. Instruksi ini menyebabkan penambahan muatan dari dan ke alamat memori tertentu. Instruksi eksekusi yang umum, contohnya, pertama mengambil instruksi dari memori. Instruksi dikodekan dan mungkin mengambil operand dari memory. Setelah instruksi dieksekusi pada operand, hasilnya ada yang dikirim kembali ke memory. Unit memory hanya merupakan deretan alamat memory; tanpa tahu bagaimana membangkitkan (instruction counter, indexing, indirection, literal address dan lainnya) atau untuk apa (instruksi atau data). Oleh karena itu, kita dapat mengabaikan bagaimana alamat memori dibangkitkan oleh program, yang lebih menarik bagaimana deretan alamat memori dibangkitkan oleh program yang sedang berjalan. Pengikatan alamat adalah cara instruksi dan data (yang berada di disk sebagai file yang dapat dieksekusi) dipetakan ke alamat memori. Sebagian besar sistem memperbolehkan sebuah proses user (user process) untuk meletakkan di sembarang tempat dari memori fisik. Sehingga, meskipun alamat dari komputer dimulai pada 00000, alamat pertama dari proses user tidak perlu harus dimulai 00000. Alamat pada source program umumnya merupakan alamat simbolik. Sebuah compiler biasanya melakukan pengikatan alamat simbolik (symbolic address) ke alamat relokasi dipindah (relocatable address). Misalnya compiler mengikatkan alamat simbolik ke alamat relokasi “14 byte from the beginning of this module”. Editor Linkage mengikatkan alamat relokasi ini ke alamat absolute (absolute addresses) “74014”. Instruksi pengikatan instruksi dan data ke alamat memori dapat dilakukan pada saat : Compile time : Jika lokasi memori diketahui sejak awal, kode absolut dapat dibangkitkan, apabila terjadi perubahan alamat awal harus dilakukan kompilasi ulang. Load time : Harus membangkitkan kode relokasi jika lokasi memori tidak diketahui pada saat waktu kompilasi. Menganalisis Manajemen Memori pada Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.2 Execution time : Pengikatan ditunda sampai waktu eksekusi jika proses dapat dipindahkan selama eksekusi dari satu segmen memori ke segmen memori lain. Memerlukan dukungan perangkat keras untuk memetakan alamat (misalnya register basis dan limit). Manajemen memori mempunyai fungsi sebagai berikut : Mengelola informasi mengenai memori yang dipakai dan tidak dipakai sistim Mengalokasikan memory ke proses yang memerlukan Mendealokasikan memori dari proses telah selesai menggunakan Mengelola swapping antara memory utama dan harddisk 2. Alamat Logik dan Alamat Fisik Alamat yang dibangkitkan oleh CPU disebut alamat logika (logical address) dimana alamat terlihat sebagai uni memory yang disebut alamat fisik (physical address). Tujuan utama manajemen memori adalah konsep meletakkan ruang alamat logika ke ruang alamat fisik. Hasil skema waktu kompilasi dan waktu pengikatan alamat pada alamat logika dan alamat memori adalah sama. Tetapi hasil skema waktu pengikatan alamat waktu eksekusi berbeda. dalam hal ini, alamat logika disebut dengan alamat maya (virtual address). Himpunan dari semua alamat logika yang dibangkitkan oleh program disebut dengan ruang alamat logika (logical address space); himpunan dari semua alamat fisik yang berhubungan dengan alamat logika disebut dengan ruang alamat fisik (physical address space). Memory Manajement Unit (MMU) adalah perangkat keras yang memetakan alamat virtual ke alamat fisik. Pada skema MMU, nilai register relokasi tambahkan ke setiap alamat yang dibangkitkan oleh proses user pada waktu dikirim ke memori.Register basis disebut register relokasi. Nilai dari register relokasi ditambahkan ke setiap alamat yang dibangkitkan oleh proses user pada waktu dikirim ke memori. sebagai contoh, apabila basis 14000, maka user mencoba menempatkan ke alamat lokasi 0 dan secara dinamis direlokasi ke lokasi 14000. Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 2.2 Pengaksesan ke lokasi logika 346, maka akan dipetakan ke lokasi 14346, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 6.1. Relokasi dinamis menggunakan register relokasi User program tidak pernah melihat alamat fisik secara real. Program dapat membuat sebuah penunjuk ke lokasi 346, mengirimkan ke memory, memanipulasinya, membandingkan dengan alamat lain, semua menggunakan alamat 346. Hanya ketika digunakan sebagai alamat memory akan direlokasi secara relatif ke register basis. 3. Swapping Untuk menjalankan proses proses yang akan dieksekusi , proses-proses itu harus telah masuk memori utama . Pemindahan proses dari memori utama ke disk dan sebaliknya d sebut swapping. Sebuah proses harus berada di memori untuk dieksekusi. Proses juga dapat ditukar (swap) sementara keluar memori ke backing store dan kemudian dibawa kembali ke memori untuk melanjutkan eksekusi. Backing store berupa disk besar dengan kecepatan tinggi yang cukup untuk meletakkan copy dari semua memory image untuk semua user, sistem juga harus menyediakan akses langsung ke memory image tersebut. Contohnya, sebuah lingkungan multiprogramming dengan penjadwalan CPU menggunakan algoritma round-robin. Pada saat waktu kuantum berakhir, manajer memori akan memulai untuk menukar proses yang baru Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 2.2 selesai keluar dan menukar proses lain ke dalam memori yang dibebaskan seperti pada gambar berikut ini. Gambar 6.2. Proses Swapping Pada waktu berjalan, penjadwal CPU (CPU scheduler) akan mengalokasikan sejumlah waktu untuk proses yang lain di memori. Ketika masing-masing proses menyelesaikan waktu kuantum-nya, akan ditukar dengan proses yang lain. Kebijakan penukaran juga dapat digunakan pada algoritma penjadwalan berbasis prioritas. Jika proses mempunyai prioritas lebih tinggi datang dan meminta layanan, memori akan swap out proses dengan prioritas lebih rendah sehingga proses dengan prioritas lebih tinggi dapat di-load dan dieksekusi. Umumnya sebuah proses yang di-swap out akan menukar kembali ke ruang memori yang sama dengan sebelumnya. Jika proses pengikatan dilakukan pada saat load-time, maka proses tidak dapat dipindah ke lokasi yang berbeda. Apabila CPU scheduler memutuskan untuk mengeksekusi proses, maka sistem operasi akan memanggil dispatcher. Dispatcher memeriksa untuk melihat apakah proses selanjutnya pada ready queue ada di memori. Jika tidak dan tidak terdapat cukup memori bebas, maka dispatcher swap out sebuah proses yang ada di memori dan swap in proses tersebut. Kemudian reload register ke keadaan normal. Teknik swapping yang sudah dimodifikasi ditemui pada beberapa sistem misalnya Linux, UNIX dan Windows. Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 2.2 Pada sistem operasi linux Untuk melakukan pengecekan sisa dan kapasitas RAM kita baik phisycall maupun swap nya gunakan perintah : free –m, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 6.3. Hasil perintah free –m Untuk mengecek sisa kapasitas hardisk dan penggunaan hardisk kita pada terminal, maka digunakan perintah : df, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 6.4. Hasil perintah df Untuk melihat dalam satuan MB ketikkan perintah : df –h, sehingga akan dihasilkan gambar sebagai berikut : Gambar 6.5. Hasil perintah df –h Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 2.2 Untuk melihat kapasitas memory, maka ketikkan perintah : free -m, sehingga akan dihasilkan gambar sebagai berikut : Gambar 6.6. Hasil perintah free –m Sedangkan untuk melihat besarnya memory virtual, dilakukan dengan cara mengetikkan perintah vmstat seperti pada gambar berikut ini. Gambar 6.7. Hasil perintah vmstat Pada Gambar di atas terdapat beberapa istilah antara lain r, b, swpd, free, buff, cache, si, so, bi, bo, in, cs, us, sy, id dan wa. Informasi yang berkaitan dengan istilah tersebut dapat dilihat pada manual, dengan cara mengetikan perintah # man vmstat. Menganalisis Manajemen Memori Sistem Operasi Linux | -6- Bahan Bacaan 3.2 BAHAN BACAAN 3.2 : MENGANALISIS SISTEM FILE 1. Organisasi Sistem File Pada Sistem Operasi Linux Sistem operasi menyembunyikan property property fisik dari penyimpan fisik dengan mendefinisikan unit penyimpanan logic yang disebut file. File file dipetakan ke perangkat fisik oleh system operasi. File adalah koleksi yang diberi nama dari informasi yang berhubungan yang direkamkan pada penyimpanan skunder. Pengelolaan file adalah kumpulam perangkat lunak system yang menyediakan layanan - layanan berhubungan dengan penggunaan file ke pemakai dan/atau aplikasi. Biasanya , satu satunya cara pemakai atau aplikasi mengakses file adalah lewat sistim file. Sistem file pada Linux menyerupai pepohonan (tree), yaitu dimulai dari root, kemudian direktori dan sub direktori. Sistem file pada Linux diatur secara hirarkhikal, yaitu dimulai dari root dengan symbol “/”. Kita dapat menciptakan File dan Direktori mulai dari root ke bawah. Gambar 7.1. Struktur sistem direktori pada Linux Direktori adalah file khusus, yang berisi nama file dan INODE (pointer yang menunjuk ke data / isi file tersebut). Secara logika, Direktori dapat berisi File dan Direktori lagi disebut juga Subdirektori. Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.1 2. Direktori Standar Pada Sistem Operasi Setelah proses instalasi sistem operasi selesai dan tanpa adanya corrupt, maka Sistem operasi Linux akan menciptakan sistem file yang baku, yang terdiri dari / bin. / dev, /bin, /sbin dan lain sebagainya seperti terlihat pada tabel 7.1 berikut ini. Tabel 7.1. Direktori pada sistem operasi linux Direktori /etc /dev /bin /sbin /usr/sbin /usr/bin /usr/lib /tmp /boot /proc /var /home /mnt /root /usr/bin/X11 /usr/src /opt Deskripsi Berisi file administrative (konfigrasi dll) dan file executable atau script yang berguna untuk administrasi system. Berisi file khusus yang merepresentasikan peralatan hardware seperti memori, disk, printer, tape, floppy, jaringan dll. Berisi utilitas sistem level rendah (binary) . Berisi utilitas sistem untuk superuser (untuk membentuk administrasi sistem). Berisi utilitas sistem dan program aplikasi level tinggi. Berisi program library yang diperlukan untuk kompilasi program (misalnya C). Berisi instruksi (command) misalnya untuk Print Spooler (lpadmin) dll. Berisi file sementara, yang pada saat Bootstrap akan dihapus (dapat digunakan oleh sembarang user). Berisi file yang sangat penting untuk proses bootstrap. Kernel vmlinuz disimpan di direktori ini. Berisi informasi tentang kernel Linux, proses dan virtual system file. Direktori variable, artinya tempan penyimpanan LOG (catatan hasil output program), file ini dapat membengkak dan perlu dimonitor perkembangannya. Berisi direktori untuk pemakai Linux (pada SCO diletakkan pada /usr) Direktori untuk mounting system file Home direktori untuk superuser (root) Symbolic link ke /usr/X11R6/bin, program untuk X-Window Source code untuk Linux Option, direktori ini biasanya berisi aplikasi tambahan (“addon”) seperti Netscape Navigator, kde, gnome, applix dll. 2.1. Direktori /etc Berisi file yang berhubungan dengan administrasi system, maintenance script, konfigurasi, security dll. Hanya superuser yang boleh memodifikasi file yang berada di Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 2.1 direktori ini. Subdirektori yang sering diakses pada direktori /etc antara lain : httpd, apache web server. ppp, point to point protocol untuk koneksi ke Internet. rc.d atau init.d, inisialisasi (startup) dan terminasi (shutdown) proses di Linuxdengan konsep runlevel. cron.d, rincian proses yang dieksekusi dengan menggunakan jadwal(time dependent process) FILES, file security dan konfigurasi meliputi : passwd, hosts, shadow, ftpaccess,inetd.conf, lilo.conf, motd, printcap, profile, resolv.conf, sendmail.cf, syslog.conf, dhcp.conf, smb.conf, fstab. 2.2. Direktori /dev Konsep Unix dan Linux adalah memperlakukan peralatan hardware sama seperti penanganan file. Setiap alat mempunyai nama file yang disimpan pada direktori /dev. Tabel 7.2. Direktori pada sistem operasi linux Peralatan Floppy Harddisk CDROM Direktori /dev/fd0 IDE : /dev/had, /dev/hdb, /dev/hdc, /dev/hdd SCSI : /dev/sda, /dev/sdb, /dev/sdc SCSI : /dev/scd0, /dev/scd1 IDE : /dev/gscd, /dev/sonycd Universal : /dev/cdrom (link dari actual cdrom ide atau scsi) Mouse PS2 : /dev/lp0 Universal : /dev/mouse Parallel Port LPT1 : /dev/lp0 LPT2 : /dev/lp1 Serial Port COM1 : /dev/ttyS0 COM2 : /dev/ttyS1 Universal : /dev/modem (link dari S0 atau S1) 2.3. Direktori /proc Direktori /proc adalah direktori yang dibuat di atas Random AccessMemory (RAM) dengan system file yang diatur oleh kernel. /proc berisi nomor proses darisystem dan nama driver yang aktif di system. Semua direktori berukuran 0 (kosong)kecuali file kcoredan self.Setiap nomor yang ada pada direktori tersebut merepresentasikan Process ID (PID). Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 2.1 3.3. Tipe File Pada Sistem Operasi Linux Pada sistem operasi linux, terdapat beberapa tipe file, antara lain : Ordinary file Direktori Block Device (Peralatan I/O) Merupakan representasi dari peralatan hardware yang menggunakan transmisi dataper block (misalnya 1 KB block), seperti disk, floppy, tape. Character Device (Peralatan I/O) Merupakan representasi dari peralatan hardware yang menggunakan transmisi datakarakter per karakter, seperti terminal, modem, plotter dan lain-lain. Named Pipe (FIFO) File yang digunakan secara intern oleh system operasi untuk berkomunikasi antar proses Link File 3.4. Properti File Pada Sistem Operasi Linux Pada sistem operasi linux, file mempunyai beberapa atribut, antara lain berupa : Tipe file Tipe file akan menentukan tipe dari suatu file, seperti pada tabel berikut ini. Karakter d l b c s p Arti File biasa Direktori Symbolic link Block special file Character special file Socket link FIFO Ijin akses Ijin akses akan menentukan hak user terhadap file yang bersangkutan. Jumlah Link Jumlah link akan menentukan jumlah link yang terdapat dalam file ini. Pemilik Menunjukkan siapa pemilik file ini. Jumlah Karakter / Ukuran File Menentukan ukuran file dalam ukuran byte Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 2.1 Waktu Pembuatan terakhir Menunjukkan bahwa kapan file tersebut dibuat atau dimodifikasi. Nama File Menunjukkan nama file tersebut Contoh file dalam sistem operasi Linux dengan mode Text ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Gambar 7.2. Contoh file dalam sistem operasi Linux mode Text Gambar 7.3. Contoh file dalam sistem operasi Linux mode GUI menggunakan Terminal Linux Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 3.3 BAHAN BACAAN 3.3 : MENGANALISIS MANAJEMEN APLIKASI PADA SISTEM OPERASI JARINGAN BERBASIS LINUX 1. Paket Software Pada Sistem Operasi Linux Debian Debian memiliki berbagai paket software yang tersedia di dalam repository baik berupa link internet maupun dalam bentuk CD/DVD. Dengan repositori kita dapat mendapatkan aplikasi yang kita inginkan karena sudah tersedia banyak sekali aplikasiaplikasi atau library pendukung yang siap kita gunakan. Untuk instalasi paket aplikasi pada debian-based (Ubuntu, Linux Mint, Xubuntu,dll) ada beberapa cara, antara lain menggunakan apt, dpkg, dan aptitude. Berikut ini digunakan perintah Advanced Packaging Tool (APT). Perintah apt-get adalah sebuah baris perintah yang digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut sebagai instalasi paket perangkat lunak yang baru, meng-upgrade paket perangkat lunak yang ada, meng-update daftar paket indeks, dan bahkan meningkatkan seluruh debianbased. APT menggunakan sebuah file yang berisi daftar 'sumber' dari paket yang dapat diperoleh. File ini disimpan dalam direktoi / etc / apt / sources.list. Dengan demikian ketika kita mengetikkan perintah # nano /etc/apt/sources.list, maka akan keluar informasi seperti berikut ini. deb cdrom:[Debian GNU/Linux 7.2.0_Whezzy_Official I 386 DVD Binary-1 2013101$] deb cdrom:[Debian GNU/Linux 7.2.0_Whezzy_Official I 386 DVD Binary-2 2013101$] deb http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib deb-src http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib deb http://ftp.security.debian.org/ wheezy/updates main contrib deb-src http://ftp.security.debian.org/ wheezy/updates main contrib Informasi di atas menunjukkan bahwa ketika kita sedang menginstalasi sistem operasi Linux Debian, maka repositorinya ada tiga macam, yaitu cdrom atau alamat web menggunakan protokol http atau menggunakan protokol ftp. Gambar lengkapnya ditunjukkan seperti berikut ini. Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 3.2 Gambar 9.1. Screenshoot perintah # nano /etc/apt/sources.list Pada setiap baris di atas berisi deb atau deb-src. Paket binary (deb), yaitu pre- compiled merupakan paket-paket yang dapat kita gunakan, atau dapat juga berupa paket source (deb-src). Pada gambar di atas yang open adalah repository dari alamat web deb http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib dan deb-src http://security.debian.org/ wheezy/updates main contrib, sehingga ketika dijalankan perintah apt-get install nama_paket, maka rujukan defaultnya adalah ke alamat web tersebut. 2. Instalasi Paket Software Pada Sistem Operasi Debian Ada kalanya kita menginginkan paket tambahan pada sistem operasi debian. Dalam hal ini misalnya kita menginginkan samba server untuk keperluan sharing. Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai platform system operasi Linux(UNIX) dengan mesin Windows yang dijalankan dalam suatu jaringan komputer. Samba menggunakan smb sebagai protokol komunikasi data yang juga digunakan oleh Microsoft dan OS/2 untuk menampilkan fungsi jaringan client-server yang menyediakan sharing file dan printer. Beberapa karakteristik samba, antara lain : Gratis atau free Tersedia untuk berbagai macam platform Mudah dikonfigurasi oleh administrator Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 3.2 Sudah terhubung langsung dengan jaringan dan jarang ditemui masalah dalam penggunaannya pada jaringan komputer Mudah dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan Administrator Dapat diandalkan karena jarang terjadi kesalahan, kecuali sever computer anda bermasalah dengan perangkat kerasnya. Mempunyai performa yang maksimal. Untuk menginstall software yang telah terinstall pada Debian GNU/Linux, maka perintah yang digunakan adalah sebagai berikut. root@yamta:/home/yamta# apt-get install nama_paket Misalnya, ingin menginstall software samba, maka perintah yang digunakan adalah sebagai berikut: root@yamta:/home/yamta# apt-get install samba Dengan mengetikkan perintah tersebut di atas, maka akan ditampilkan seperti pada gambar berikut ini. Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 3.2 Gambar 9.2. Menginstalasi paket samba Tahapan berikutnya adalah melakukan konfigurasi terhadap paket samba yang telah kita install di atas. 3. Mengkonfigurasi Paket Software Pada Sistem Operasi Debian (Samba) Setelah paket samba kita instalasi dengan perintah apt-get install samba seperti di atas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi. Langkah pertama untuk melakukan konfigurasi adalah dengan cara membuat direktori yang akan kita share. Pada gambar di bawah ditunjukkan bagaiman cara membuat direktori share dengan cara # mkdir share. Langkah selanjutnya adalah melakukan chane mode dengan perintah # chmod 777 share/ -R, seperti gambar berikut ini. Gambar 9.3. Mengkonfigurasi paket samba 1 Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 3.2 CHMOD adalah kepanjangan dari Change Mode, sebuah perintah untuk memberi hak akses/permisions kepada pemilik, user biasa, dan non user. CHMOD inilah yang menjaga keamanan dari suatu data. Hak akses suatu data, disimbolkan dengan angka 0 – 4, dengan definisi dari masingmasing angka tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 9.1. Arti kode angka pada CHMOD Angka Arfi / Definisi 0 = Tidak ada hak akses 1 = Hak akses untuk masuk dan mengeksekusi suatu data atau direktori 2 = Hak akses untuk menulis/mengubah suatu data atau direktori 4 = Hak akses untuk membaca suatu data atau direktori Jika semua angka dijumlahkan, maka hasilnya = 7 (masuk, mengubah, membaca). Berikut ini merupakan salah satu contoh CHMOD 753, beserta definisinya. 7 = 4+2+1 : root (pemilik file) mempunyai hak untuk mengeksekusi (1), menulis (2), dan membaca (4) suatu data atau direktori 5 = 4+1 : user group mempunyai hak untuk membaca (4) dan mengeksekusi (1) suatu data atau direktori 3 = 2+1 : user non group mempunyai hak untuk menulis (2) dan mengeksekusi suatu data atau direktori Tahap berikutnya adalah menambahkan user baru sekaligus passwordnya seperti gambar berikut ini. root@yamta:/home/yamta # useradd user1 root@yamta:/home/yamta # smbpasswd -a user1 Gambar 9.4. Mengkonfigurasi paket samba 2 Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 3.2 Tahap berikutnya adalah mengedit file yang ada pada #nano /etc/samba/smd.conf, seperti gambar berikut ini. Gambar 9.5. Menghilangkah tanda # di depan security user Langkah selanjutnya adalah mengedit pada share difinition seperti pada gambar berikut ini. Gambar 9.6. Mengedit pada Share difinition dan Authentication Langkah selanjutnya adalah melakukan editing pada Authentification, seperti gambar berikut ini. Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -6- Bahan Bacaan 3.2 Gambar 9.7. Mengedit pada Share difinition dan Authentication Langkah terakhir adalah menguji dari sisi server menggunakan perintah testparm, seperti gambar berikut ini. Gambar 9.8. Menguji samba server dengan testparm 1 Testparm merupakan perintah yang digunakan untuk mengecek konfigurasi smbd secara internal dari server. Pada gambar di atas, jika ditekan enter, maka akan muncul gambar seperti berikut ini. Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -7- Bahan Bacaan 3.2 Gambar 9.9. Menguji samba server dengan testparm 2 Untuk menguji dari client, maka digunakan windows explorer dengan mengetikkan nama domain seperti berikut ini \\yamta.edu, sehingga akan terlihat dua buah folder yang disharing (Share dan Printers and Faxes). Hal ini akan berhasil, ketika saudara sudah mengkonfigurasi Web server dan DNS Server sebelumnya. 4. Menghapus Paket Software Pada Sistem Operasi Debian (Samba) Untuk menghapus software yang telah terinstall pada Debian GNU/Linux, maka perintah yang digunakan adalah sebagai berikut. root@yamta:/home/yamta# apt-get remove nama_paket Misalnya, ingin menghapus software samba, maka perintah yang digunakan adalah sebagai berikut: root@yamta:/home/yamta# apt-get remove samba Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -8- Bahan Bacaan 3.2 Gambar 9.10. Proses menghapus paket samba Dengan opsi remove, maka file file konfigurasi dari software tersebut masih tersimpan dalam sistem. Untuk membersihkan seluruh konfigurasinya dapat menggunakan opsi purge, dengan perintah sebagai berikut. root@yamta:/home/yamta# apt-get purge nama_paket Misal: penulis ingin meghapus software samba beserta seluruh konfigurasinya, maka perintah yang digunakan adalah sebagai berikut: root@yamta:/home/yamta# apt-get purge samba Menganalisis Manajemen Aplikasi Pada Sistem Operasi Linux | -9- Bahan Bacaan 4.1 BAHAN BACAAN 4.1 : MENGANALISIS MANAJEMEN USER DAN GROUP PADA SISTEM OPERASI JARINGAN BERBASIS LINUX 1. Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux Pada sistem operasi linux, maka terdapat dua tipe dasar aplikasi yang dapat digunakan untuk mengatur user account dan group pada sistem operasi linux debian, yaitu: Aplikasi Graphical User Manager dan Perintah pada Terminal Linux. 1.1. Manajemen User Mode GUI Pada sistem operasi Linux Debian Mode GUI, kita dapat melakukan manajemen User melalui grafik, artinya bukan berupa mode text. Pada mode grafik, untuk melakukan manajemen user dan group, maka langkahnya adalah pilih menu Application -> System Tools -> Preferences -> System Settings -> User Acount, seperti gambar berikut ini. Gambar 10.1. Manajemen user dan group via GUI Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 4.1 Tahap berikutnya adalah dengan cara menekan button + pada pojok kiri bawah seperti gambar berikut ini. Gambar 10.2. Manajemen user dan group via GUI Dengan mengklik button + pada halaman kiri bawah, maka akan muncul halaman Create New Account. Gambar 10.3. Menambahkan account bar Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 4.1 Pada gambar di atas, misalkan kita menambahkan account baru bernama azka, baik untuk full name maupun username-nya. Setelah mengklik button create, maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini. Gambar 10.4. Hasil menambahkan account baru Pad gambar di atas terlihat bahwa terdapat 3 user pada sistem operasi linux, yaitu yamta user1 dan azka. 1.2. Manajemen User Mode CLI Dengan mode text, kita juga dapat menambahkan beberapa user account pada sistem operasi linux. Untuk melihat user account pada sistem operasi Linux dengan mode text, maka dapat dilakukan dengan perintah #nano /etc/passwd, sehingga akan muncul tampilan berikut ini. Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 4.1 Gambar 10.5. Tampilan halaman nano /etc/passwd pada Linux Debian Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat beberapa user pada sistem operasi debian, yaitu root, yamta, user1, azka dan azzam. Tabel berikut berisi beberapa perintah yang umum untuk membuat dan mengatur user command dan group : Aplikasi /usr/sbin/useradd Fungsi Menambah user account. /usr/sbin/userdel /usr/sbin/usermod Menghapus user account Meng-edit atribut account termasuk beberapa fungsi yang berhubungan dengan masa berlaku password. Melakukan setting password. Selain untuk mengubah password user juga untuk mengontrol semua aspek tentangmasa berlaku password passwd Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Bacaan 4.1 Tabel berikut berisi beberapa perintah untuk membuat dan mengatur group : Aplikasi /usr/sbin/groupadd Fungsi Menambah group, tetapi tidak menentukan user pada group tersebut. Perintah useradd dan usermod digunakan untuk menentukan user pada group yang /usr/sbin/groupdel /usr/sbin/groupmod ada. Menghapus group Memodifikasi nama group adau GID, tetapi tidak mengubah keanggotaan group. Perintah useradd dan usermod menentukan user pada group yang ada. gpasswd Mengubah keanggotaan group dan melakukan setting password untuk mengijinkan anggota selain group tersebut yang mengetahui password group untuk bergabung. Untuk menambah user baru pada debian dengan mode text, maka digunakan perintah user add, misalnya kita ingain menambahkan user baru azmi, maka perintahnya adalah : user add azmi, seperti gambar berikut ini. Gambar 10.6. Menambahkan user pada Linux Debian dengan mode text Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -5- Bahan Bacaan 4.1 Untuk menambahkan password user, maka dilakukan dengan cara mengetikkan password pada isian Enter new UNIX password dan Retype new UNIX password, seperti gambar berikut ini. Gambar 10.7. Menambahkan password user pada Linux Debian dengan mode text Untuk menambahkan Nama Lengkap (Full Name), serta identitas lainnya, maka dapat dilakukan dengan mengetikkan nama lengkapnya pada isian Full Name, seperti gambar berikut ini. Gambar 10.8. Pengisian nama lengkap user pada Linux Debian dengan mode text Menganalisis Manajemen User dan Group Pada Sistem Operasi Linux | -6- Bahan Bacaan 4.2 BAHAN BACAAN 4.2 : MENGANALISIS PROSES BOOTING PADA SISTEM OPERASI JARINGAN BERBASIS LINUX 1. Booting dan Linux Init Proses Pada Sistem Operasi Linux Booting merupakan suatu proses pada sistem operasi ketika suatu laptop atau komputer dihidupkan pertama kali. Urutan proses booting pada sistem operasi linux, secara umum adalah sebagai berikut : 1. BIOS: Basic Input/Output System merupakan interface level paling bawah yang menghubungkan antara komputer dan periperalnya. BIOS melakukan pengecekan integritas memori dan mencari instruksi pada Master Boot Record (MBR) yang terdapat pada floppy drive atau harddisk. 2. MBR menjalankan boot loader. Pada sistem operasi LInux, boot loader yang sering dipakai adalah LILO (Linux Loader) dan GRUB (GRand Unified Boot loader). Pada Red Hat dan Turunannya menggunakan GRUB sebagai boot loader. 3. LILO/GRUB akan membaca label sistem operasi yang kernelnya akan dijalankan. Pada boot loader inilah sistem operasi mulai dipanggil. Untuk mengkonfigurasi file grub, buka filenya di /boot/grub/grub.conf 4. Setelah itu, tanggung jawab untuk booting diserahkan ke kernel. Setelah itu, kernel akan menampilkan versi dari kernel yang dipergunakan, mengecek status SELinux, mengecek paritisi swap, mengecek memory, dan sebagainya. 5. Kernel yang dipanggil oleh bootloader kemudian menjalankan program init, yaitu proses yang menjadi dasar dari proses-proses yang lain. Ini dikenal dengan nama The First Process. Proses ini mengacu pada script yang ada di file /etc/rc.d/rc.sysinit. 6. Program init kemudian menentukan jenis runlevel yang terletak pada file /etc/inittab. Berdasarkan pada run-level, script kemudian menjalankan berbagai proses lain yang dibutuhkan oleh sistem sehingga sistem dapat berfungsi dan digunakan. Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 2.1 Runlevel adalah suatu parameter yang mengatur layanan yang akan dijalankan misalnya single user, reboot, shutdown, dan sebagainya. Program untuk mengatur runlevel ini adalah init yang terletak pada direktori /etc/inittab, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 11.1. Run level pada OS Linux Linux mempunyai 6 state operasi dimana “0” adalah halt, “1” adalah single user, “2-5” digunakan untuk multiuser. Berdasarkan sistem boot, Linux sistem akan melakukan : Mengeksekusi program /sbin/init yang memulai semua proses-proses lain. Program ini akan diberikan ke mesin oleh proses awal yang didefinisikan pada file/etc/inittab. Komputer akan di-booting ke runlevel yang didefinisikan oleh baris initdefault pada file /etc/inittab. Pada gambar di atas, defaultnya adalah id:2:initdefault. Satu dari proses-proses yang dimulai oleh init adalah /sbin/rc. Skrip ini menjalankan sekumpulan skrip pada direktory /etc/rc.d/rc0.d/, /etc/rc.d/rc1.d, /etc/rc.d/rc2.d dan seterusnya. Skrip pada direktory tersebut dieksekusi pada setiap boot state dari oeprasi sampai menjadi operasi yang lengkap. Skrip mulai dengan S yang merupakan skrip startup sedangkan skrip yang dimulai dengan K menandakan skrip shutdown (kill). Angka yang mengikuti huruf tersebut merupakan urutan eksekusi (terendah ke tertinggi) Menyajikan Perintah Dasar Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 4.3 BAHAN BACAAN 4.3 : MENGANALISIS SISTEM BACKUP DAN RECOVERY 1. Konsep Dasar Sistem Backup Suatu sistem yang menyimpan data yang besar dan penting perlu dilakukan kegiatan maintenance. Untuk mendapatkan data yang baru, perlu juga diatur agar data yang lama tetap terjaga dengan baik dan aman. SYSTEM / DATA BACKUP DATA 1, DATA 2, DATA3 RECOVERY DATA 1, DATA 2, DATA 3 DATA 1, DATA 2, DATA 3 Gambar 12.1. Proses backup dan recovery Salah satu untuk menghandle kegiatan tersebut di atas adalah dengan melakukan backup danrecovery. Backup dan recovery merupakan kata yang saling berkaitan. Backup berarti kita membuat cadangan dari data yang sudah ada untuk disimpan dalam bentuk yang lain atau sama, sedangkan recovery adalah mengubah bentuk dari cadangan data maupun sistem operasi untuk dikembalikan menjadi data yang semula sudah ada. Banyak data yang sudah ada di backup, lalu apabila dibutuhkan lagi akan dilakukan recovery sehingga data-data tersebut kembali seperti semula kepada sistem. Data-data tersebut biasanya diklasifikasikan. Jenis klasifikasi ini tidak baku, namun yang paling baik adalah klasifikasi berdasarkan konten, seperti berikut ini. Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux | -1- Bahan Bacaan 4.3 SYSTEM PRIMARY SYSTEM DATABASE SECONDARY USER DATA Gambar 12.2. Klasifikasi pada backup dan recovery Data sistem dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, primer dan sekunder. Data primer ini sangat penting dan sistem bergantung kepadanya. Semua inti dari sistem, baik saat masih baru atau beserta update, serta konfigurasi tambahan yang diperlukan. Data database, mulai dari skema dari database dan isinya. Lalu disertai dengan data aplikasi beserta konfigurasi dan datanya. Menyusul data sekunder yang berisi data pribadi pengguna yang tidak berdampak langsung kepada sistem, tapi berdampak kepada pengguna. Pembagian file backup dibagi berdasarkan klasifikasi ini, jadi kita boleh jadi tidak langsung melakukan backup satu sistem penuh. Kita dapat memilih untuk melakukan backup data system saja, tanpa mencampur dengan data lainnya. Hal ini dimaksudkan agarketika dilakukan recovery, tidak semua data berubah kembali menjadi seperti semula, mungkin hanya ada kesalahan pada database, dan kita ingin mengembalikanya. Dengan pembagian seperti di atas, maka kita dapat hanya mengembalikan data database dan data lainya tetap baru dan berjalan lancar. Melakukan backup dalam skala besar keseluruhan sistem terkadang dianjurkan, apabila tersedia media penyimpanan yang cukup besar, dan waktu yang tidak terbatas untuk melakukan backup. Apabila waktu dan media penyimpanan yang ada sangat terbatas, dianjurkan untuk memecah-mecah backup menjadi bagian yang lebih kecil. Namun saat ini, kebanyakan sistem sudah mempunyai media dan waktu yang cukup, jadi memecah-mecah konsentrasi bukan lagi merupakan suatu pilihan. Melakukan Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux | -2- Bahan Bacaan 4.3 backup satu disk secara penuh merupakan satu-satunya cara yang paling efisien apabila disertai dengan infrastruktur yang memadai. Pada umumnya, backup dilakukan secara berkala, dengan waktu yang teratur,misalnya setiap 1 bulan sekali, atau apabila sistem benar-benar penting, kompak, dan berubah dengan cepat, maka dapat dilakukan backup per hari. 2. Alasan Dilakukan Backup dan Recovery Hilangnya file-file yang penting sangat mempengaruhi jalanya suatu kegiatan yang bergantung terhadap file tersebut. Dengan backup, ketakutan akan kehilangan file tersebut sedikit berkurang. Ada beberapa hal yang bisa membuat file hilang, antara lain (a) Kegagalan Hardware, (b) Salah Hapus, (c) Pencurian, (d) Virus. Apabila terjadi kegagalan hardware, seperti disk yang rusak, jatuh, terkena air, terbakar, maka susah untuk dikembalikan ke dalam file semula. Pencurian, secara fisik, akan mengakibatkan hardware dan software ikut hilang. Virus juga bisa merusak file, menghancurkan file tersebut sampai titik di mana file tersebut tidak bisa dikembalikan lagi.Oleh karena itu, melakukan backup sangatlah penting, dan usahakan tempat penyimpanan backup tersimpan aman. Server cloud atau hardisk eksternal merupakan solusi yang cukup baik. 3. Backup dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux Debian Sistem Linux Debian juga diberi kemampuan untuk melakukan backup dan recovery untuk sistem. Dengan aplikasi Dataset Definition (DD),dapat dilakukan sebuah backup penuh terhadap satu disk yang langsung bisa ditaruh disk lainya atau diteruskan sebagai output yang nantinya akan diproses menjadi sebuah file. Sebelum memulai backup, pilih disk yang akan di backup. Untuk melihat daftar disk bisa dicari di direktori /dev, maka dapat digunakan perintah : ls –l /dev | more Untuk melihat isi dari direktori /dev secara rinci, dan juga membatasi outputnya agar dapat dibaca. Kegunaan dari operator | (pipa) adalah untuk mengarahkan output ke perintah di sebelah kanan dari operator. Dalam kasus ini more, digunakan untuk Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux | -3- Bahan Bacaan 4.3 melihat file sedikit demi sedikit. Untuk menggeser kebawah, maka tekan enter dan carilah bagian yang ada tulisan disk. Dalam contoh ini, ada disk dengan nama sdb yang berisi data dummy untuk dibackup ke dalam file. Dalam kasus nyata, data yang dibackup seharusnya data penting dan tidak diarahkan ke dalam file, tetapi ke media penyimpanan yang lebih aman dan terjamin, dengan perintah berikut ini. dd if=/dev/sdb | gzip > /usr/sdb.bak Kita menggunakan dd, dengan input file /dev/sdb dan hasilnya di arahkan ke program gzip untuk melakukan kompresi data dan disimpan di file /user/sdb.bak. Apabila ingin mencoba untuk melakukan backup langsung ke media, maka saudara dapat menggunakan perintah berikut ini. dd if=/dev/sdb of=/dev/<media_backup Lalu biarkan proses berjalan, proses akan memakan waktu cukup lama tergantung dari jumlah data yang diproses. Untuk melakukan recovery data, maka gunakan seperti berikut ini. gzip –dc /usr/sdb.bak | dd of=/dev/sdb Melakukan Back Up dan Recovery Pada Sistem Operasi Linux | -4- Bahan Rujukan MATERI PEDAGOGIK NAMA MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM NAMA KB Prinsip Pengembangan Kurikulum 1. KB 1.1 Konsep Pengembangan Kurikulum a. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari kata "currerre" (Bahasa Yunani), yang artinya berlari cepat. Kata tersebut (kata kerja) kemudian dijadikan kata benda menjadi curriculum yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish. Istilah tersebut kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan dengan pengertian awal sebagaimana termuat dalam kamus Webster's pada tahun 1856, yaitu "sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh para peserta diklat untuk dapat dinyatakan lulus atau mendapatkan ijazah (LAN: 2007) Di samping itu, untuk memahami pengertian kurikulum lebih jauh, kita dapat menganalisis pendapat para ahli yang merumuskan pengertian kurikulum dari sudut pandang dan lingkup yang berbeda. 1) Robert Zais (1976:7), misalnya, mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah mata diklat atau ilmu pengetahuan yang harus ditempuh oleh peserta diklat untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk memperoleh ijazah. 2) Robert Gagne (1967) menyatakan Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga peserta diklat dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya. Pengertian yang dikemukakan oleh kedua ahli di atas masih sejalan dengan pengertian yang terdapat dalam kamus Webster's. 3) William B. Ragan menyatakan bahwa rumusan pengertian kurikulum tersebut sebagai pengertian yang tradisional. Hal ini secara eksplisit dituliskan dalam bukunya yang berjudul Modern Elementary Curriculum (1962). Ragan menyatakan "Traditionally, the curriculum has meant the subject tought in school or course of study." Di samping itu, Ragan merasa pengertian tersebut terlalu sempit, sehingga pada bagian lain ia merumuskan pengertian yang luas dan modern, dengan rumusan "kurikulum adalah segala pengalaman yang diperoleh peserta didik di bawah tanggung jawab lembaga diklat 4) Ralp W. Tyler (1957), menyatakan bahwa Kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. 5) Smith dan Tyler, Franklin Bobbit (1918) menyatakan Kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh lembaga diklat untuk membentangkan kemampuan individual peserta diklat. 6) Oliva dalam bukunya Sukamto, “Perencanaan & Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (1988), kurikulum adalah rencana atau program yang menyangkut semua pengalaman yang dihayati anak didik dibawah pengarahan sekolah 7) Beauchamp, (1964;4), mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan peserta didik yang direncanakan dan disediakan oleh lembaga. Kegiatan yang dimaksud adalah seluruh pengalaman peserta didik di lembaga tersebut, baik pengalaman intelektual, emosional, sosial, maupun pengalaman lainnya. Pengertian kurikulum ini, lebih menekankan pada pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah segala 1|H al Bahan Rujukan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik sebagai hasil interaksi aktif dengan lingkungannya. Pengalaman belajar ini bisa menyangkut pengalaman intelektual, emosional, sosial, spiritual, atau pengalaman belajar lainnya. Pengalaman belajar di sini juga dapat berupa pengalaman langsung yang dialami sendiri oleh peserta didik, dapat juga pengalaman orang lain yang telah disusun secara sistematis menjadi sebuah disiplin ilmu. Phytagoras, misalnya, mendapatkan pengalaman belajar cara menemukan panjang garis miring dari sebuah segitiga siku-siku, yang kemudian diformulasikan dalam sebuah rumus yang terkenal "Rumus Phytagoras". Artinya, berbicara masalah kurikulum adalah berbicara pengalamanpengalaman belajar apa saja yang harus dimiliki oleh peserta diklat untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 8) Mac Donald, misalnya, menyatakan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. 9) Nasution dalam bukunya Kurikulum dan Pengajaran (1989) merumuskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. 10)Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, Theory and Practice, menyatakan bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran peserta. Sejalan dengan pengertian di atas, pengertian yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1977;5) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 11)Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu b. Dimensi Kurikulum Jika kita kaji pengertian kurikulum di atas, kesan umum yang dapat kita tarik adalah bahwa kurikulum itu sangat luas, dan menyangkut banyak dimensi. Kalau kita coba kelompokkan, paling tidak kurikulum memiliki empat dimensi, yaitu: 1) Kurikulum sebagai suatu ide, yakni buah pikiran manusia tentang apa, mengapa, dan bagaimana suatu pendidikan bagi peserta didik itu direncanakan dan dilakukan. 2) Kurikulum sebagai rencana tertulis (written document), yaitu sebagai perwujudan dari ide manusia. 3) Kurikulum sebagai suatu realita, yakni implementasi dari rencana tertulis yang berwujud suatu kegiatan pembelajaran. 4) Kurikulum sebagai hasil yang dicapai, yaitu sebagai konsekuensi dari implementasi (berupa pembelajaran) yang menghasilkan suatu output berupa perubahan perilaku peserta didik, baik berupa kognitif, afektif, dan atau psikomotorik. c. Fungsi dan Kegunaan Kurikulum Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum merupakan suatu alat (instrumental input) yang sangat membantu dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memiliki tungsi preventif, korektif, dan konstruktif (LAN: 2007) 1) Fungsi Preventif; menjaga agar para pengguna kurikulum terhindar dari kesalahan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam kurikulum. 2) Fungsi Korektif; sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam membetulkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum. 2|H al Bahan Rujukan 3) Fungsi Konstruktif; memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan, pengembangan dan pembinaan kurikulum. Dari ketiga fungsi tersebut, kurikulum memiliki kegunaan yang penting yaitu: 1) Bagi guru, kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, baik dalam perumusan tujuan, penentuan bahan pelajaran, metode dan media, serta cara penilaian. 2) Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan alat ukur yang dapat dijadikan patokan dalam melihat keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. 3) Bagi pengawas, kurikulum dipergunakan sebagai acuan untuk mengadakan masukan dan perbaikan/penyempurnaan dalam rangka pemberian bimbingan bagi para guru agar mutu pendidikan lebih meningkat. 4) Bagi pengguna lulusan, kurikulum dapat membantu mereka dalam penerimaan, penempatan, dan pembinaan karyawan yang mereka rekrut, juga sebagai alat penyeimbang kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. 5) Bagi sekolah di atasnya, kurikulum dijadikan sebagai alat kontrol bagi proses pendidikan lanjutan dan juga berguna bagi penyiapan tenaga pendidik. d. Kurikulum Sebagai Suatu Sistem 1). Pengertian Sistem Sistem diartikan sebagai kumpulan komponen/sub sistem yang saling terkait, saling mempengaruhi, saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sekalipun masingmasing komponen memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam sistem tersebut, namun mereka tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu tercapainya dan terwujudnya tujuan dari sistem itu (LAN: 2007) Ciri utama dari sebuah sistem adalah apabila salah satu komponen tidak berfungsi dan tidak berperan sebagaimana mestinya maka sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, dan pada akhirnya tujuan sistem tidak akar\ tercapai dengan sempurna, bahkan bisa jadi mengalami kegagalan total. Tubuh kita, misalnya, bisa dikatakan sebagai suatu sistem, karena tubuh kita terdiri dari kumpulan organ tubuh (subsistem), seperti jantung, hati, ginjal, empedu, lambung, dll. Masing-masing organ tubuh memiliki fungsi dan peran sendiri, namun tetap mengarah pada satu tujuan yaitu optimalnya fungsi tubuh untuk melaksanakan berbagai aktifitas. Apabila ada salah satu dari organ tubuh tersebut terganggu (sakit) maka fungsi tubuh secara keseluruhan menjadi terganggu. Ciri lain dari suatu sistem adalah banyaknya komponen yang akan terlibat dalam sistem tersebut yang sangat bergantung pada kompleksitas tujuan sistem yang ingin dicapai. Artinya semakin kompleks tujuan sistem, maka akan semakin banyak komponen yang akan terlibat dan tentunya sistem tersebut akan semakin rumit. Sebaliknya kalau tujuan sistem itu sederhana dan spesifik, maka komponen yang akan terlibatnya pun akan semakin sedikit. Pendekatan dapat diartikan sebagai cara pandang kita dalam melihat sesuatu. Jadi kalau kita menggunakan pendekatan sistem artinya kita akan memandang sesuatu itu sebagai suatu kumpulan komponen yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Dengan menggunakan pendekatan sistem, dimungkinkan kita dapat menganalisis komponen-komponen apa saja yang akan mempengaruhi suatu sistem. Demikian juga pada saat kita menemukan suatu sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya atau tujuan suatu sistem tidak tercapai, maka kita dapat menganalisis komponen mana yang tidak berfungsi, sehingga kita dapat memperbaikinya. 2). Komponen Kurikulum Kurikulum sebagai suatu sistem. Artinya, kurikulum itu terdiri dari banyak komponen yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan kurikulum. 3|H al Bahan Rujukan Untuk menemukan komponen kurikulum tentunya sangat bergantung pada kurikulum pada tingkat mana yang akan kita analisis. Komponen kurikulum pada tingkat institusional akan berbeda dengan komponen kurikulum pada tingkat instruksional. Hal ini karena, komponenkomponen kurikulum yang menjadi sub sistem dari sebuah sistem kurikulum sangat bergantung pada kompleksitas tujuan yang akan dicapai. Semakin luas dan kompleks sebuah rumusan tujuan, maka akan semakin banyak komponen yang akan terlibat. Sebagaimana dijelaskan di atas, tujuan yang ingin dicapai pada tingkat institusi jauh lebih kompleks dibanding dengan tujuan pada tingkat pembelajaran. Oleh karena itu, komponen yang terlibat dalam kurikulum pada tingkat institusi akan semakin banyak dibanding dengan kurikulum pada tingkat pembelajaran. Namun secara garis besar, kurikulum pada tingkat manapun, harus mengandung minimal empat komponen, yaitu komponen tujuan, bahan/materi/pengalaman belajar, strategi/metode/media, dan evaluasi. Artinya setiap sistem kurikulum harus mengandung keempat komponen tersebut Sekali lagi perlu ditegaskan, bahwa sebagai suatu sistem maka keempat komponen tersebut harus saling bersinergi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut H.H. Giles et.al. dalam Allan S. Ornstein & Francis P. Hunkins (1998; 166) membuat bagan keterkaitan antar komponen kurikulum sebagai berikut: TUJUAN MATERI / ISI / BAHAN STRATEGI EVALUASI Peran dan fungsi dari masing-masing komponen tersebut dalam sistem kurikulum : a) Komponen Tujuan Komponen ini merupakan komponen yang pertama dan utama dalam pengembangan kurikulum, karena ia akan menjadi acuan bagi komponen kurikulum lainnya, sehingga ia akan dijadikan fokus dan mewarnai komponen bahan, metode, dan evaluasi. Rumusan tujuan harus berisi pernyataan yang harus dilakukan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik, bukan apa yang akan dilakukan oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah bisa berupa pengembangan wawasan/kognisi, nilai/sikap/afeksi, maupun berupa keterampilan fisik/motorik. Komponen tujuan juga bersifat hirarkis, yakni bertingkat dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), dan Tujuan Pembelajaran 4|H al Bahan Rujukan Tujuan yang berada di bawah mendukung/menopang tujuan yang ada di atasnya; akumulasi pencapaian tujuan-tujuan yang berada di bawahnya akan mencerminkan tercapai tujuan yang berada di atas. Di samping bersifat hirarkis, dilihat dari aspek substansi, komponen tujuan juga dapat dibagi ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Pada tahun 1950an Benyamin S. Bloom bersama teman-temannya menyusun sebuah taksonomi yang terkenal dengan taksonomi Bloom yang termuat dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives. Dalam buku ini Bloom membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/ domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga domain ini masing-masing terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara hirarkis. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual atau berpikir. Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai, sedangkan domain psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan motorik. Ranah kognitif, yaitu mengingat (pengetahuan), memahami (pemahaman), menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Ranah afektif dirumuskan oleh Krathwohl, terdiri dari 5 tingkatan, yaitu menerima nilai, menanggapi nilai, menghargai nilai, menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. Sedangkan ranah psikomotorik dikembangkan oleh Dyers yang menghasilkan ketrampilan abstrak yang meliputi mengamati, menanya, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, sedangkan menurut Simpson bahwa pada ketrampilan kongkrit meliputi persepsi (perception), kesiapan (set), meniru (guided response), membiasakan gerakan (mechanism), mahir (complex or overt response, menjadi gerakan alami (adaptation), dan menjadi tindakan orisinal (origination) Selain sebagai fokus bagi komponen-komponen lainnya, komponen tujuan ini memberikan manfaat dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) Tujuan akan menjadi pedoman atau pegangan bagi para pengembang kurikulum, khususnya dalam mendesain materi kurikulum. Pemilihan dan adopsi materi/ bahan akan selalu terikat sepanjang hal itu dapat menopang dan sesuai dengan tujuan. (2) Tujuan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran. Guru dengan kreativitasnya dapat menambahkan atau meninggalkan suatu bahan pelajaran agar tidak terjadi overlapping. (3) Tujuan juga akan memberikan informasi kepada peserta didik tentang apa yang akan dipelajari dan atau tentang apa yang diharapkan dari kegiatan belajar mereka. Hal ini memungkinkan timbulnya motivasi dalam kegiatan belajar para peserta didik (4) Tujuan memungkinkan masyarakat mengetahui secara jelas tentang apa yang akan dicapai oleh sekolah (5) Tujuan memungkinkan setiap orang melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program, baik oleh para pengembang kurikulum, kepala sekolah, guru, peserta maupun masyarakat. Hasil dari kegiatan ini sangat berguna sebagai bahan masukan bagi perbaikan dan inovasi program/ kurikulum di kemudian hari. (6) Selain manfaat tersebut, komponen tujuan juga dapat memberikan gambaran tentang materi/ bahan apa dan dengan cara bagaimana tujuan yang telah ditentukan tersebut dapat dicapai. Dalam pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, istilah tujuan ini diganti dengan istilah kompetensi. Namun ia memiliki makna dan fungsi yang sama. b) Komponen Materi/lsi/Bahan Secara makro, bahan kurikulum ini disusun berdasarkan prosedur tertentu yang merupakan satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan memilih, menilai, dan menentukan jenis mata pelajaran yang harus diajarkan pada 5|H al Bahan Rujukan jenjang pendidkikan, kemudian pokok-pokok dan sub pokok bahasan serta uraian materi secara garis besar, juga termasuk scope (ruang lingkup) dan sequence (urutan)~nya. Adapun patokan kegiatan tersebut ditentukan oleh tujuan-tujuan dari jenis dan jenjang pendidikan yang akan dilaksanakan. M.D. Gall (1981) dalam Handbook for Evaluating and Selecting Curriculum Materials, mengemukan sembilan tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu: identifikasi kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya, membentuk tim, mendapatkan susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan, membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan. Sedangkan secara spesifik yang dimaksud dengan bahan kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi kurikulum mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Dimensi pengetahuan terdiri dari dimensi faktual, konseptual, prosedural dan dimensi metakognitif Isi atau bahan tersebut tersusun berbagai mata pelajaraan berdasarkan jenis dan jenjang pendidikan, kemudian dikemas dalam berbagai mata pelajaran yang kemudian dijabarkan dalam pokok dan sub pokok bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran dalam berbagai bentuknya. Tugas guru adalah mengembangkan bahan ajar tersebut berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dirumuskan sebelumnya. c) Komponen Strategi Komponen strategi berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Hal ini akan terkait dengan pendekatan, konsep-konsep yang digunakan, strategi yang dipakai, biaya dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam sistem pendidikan di Indonesia dikenal sistem belajar reguler dan sistem belajar jarah jauh (SBJJ) atau distance learning, seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Walaupun dalam batas-batas tertentu seperti sistem reguler dikenal pula sistem kelas dan non-kelas, yang dilakukan melalui penggunaan bahan belajar mandiri, seperti modul dan berprograma. Selain itu, pendekatan apa yang dipakai juga akan mempengaruhi pelaksanaan kurikulum; apakah menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) atau berpusat pada peserta didik (student centered). Secara spesifik, strategi pelaksanaan kurikulum berkaitan dengan strategi pembelajaran, karena pada hakikatnya pembelajaran itu adalah kurikulum aktual. Dalam konteks ini, bicara komponen strategi dalam sistem kurikulum adalah bicara "siapa melakukan apa, dengan cara apa, menggunakan apa, bagaimana dan kapan melakukannya". Artinya dalam mengembangkan komponen strategi, pengembang kurikulum akan menentukan siapa saja yang akan terlibat dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, baik sebagai narasumber maupun sebagai peserta. Apa saja yang akan mereka (harus) lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran; pendekatan, metode, dan media apa yang akan mereka gunakan; bagaimana langkah-langkah kegiatan itu dilakukan (baik urutan maupun waktu kegiatannya). d) Komponen Evaluasi Sebagai subsistem dari sistem kurikulum, komponen evaluasi memiliki fungsi sebagai alat kontrol untuk melihat apakah tujuan kurikulum telah dikuasai oleh peserta didik. Karena itu komponen evaluasi harus dikembangkan dengan mengacu pada kemampuan-kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan sebagai feedback bagi komponen-komponen lainnya, seperti materi, strategi, dan bahkan evaluasi sendiri. Artinya apabila hasil evaluasi menunjukkan adanya indikasi kegagalan pencapaian tujuan secara optimal, maka sebagai 6|H al Bahan Rujukan suatu sistem kita akan menelaah komponen-komponen dari kurikulum tersebut, karena kegagalan itu sangat mungkin disebabkan oleh adanya komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penelaahan diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan: Apakah materi relevan atau mendukung pencapaian tujuan? Apakah strategi yang dikembangkan efektif dan tepat untuk mencapai tujuan? Apakah evaluasi hasil belajar yang dikembangkan telah mengukur ketercapaian tujuan? e. Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam pengembangan kurikulum, seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi harapan peserta didik, pihak sekolah, pimpinan, masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain; prinsip relevansi, berorientasi pada tujuan, kontinuitas, dan fleksibilitas. 1) Prinsip Relevansi Prinsip ini dapat dikatakan sebagai prinsip utama dalam pengembangan kurikulum. Karena apabila kurikulum tidak relevan, maka kurikulum menjadi tidak banyak berarti. Pertanyaannya adalah harus relevan dengan apa atau siapa? Kurikulum harus relevan dengan tuntutan masyarakat, kebutuhan peserta didik, tuntutan dunia kerja, dan tentunya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mengapa demikian? Karena kurikulum akan dipelajari dan dikuasai peserta didik dan akan dijadikan sebagai bekal oleh peserta didik dalam berkiprah dalam masyarakatnya (dunia kerjanya). Karena itu, kalau saja kurikulum yang dipelajari dan dikuasai peserta didik tidak relevan, maka sangat mungkin pada akhirnya peserta didik tidak bisa berkiprah dalam masyarakatnya, tidak dapat memasuki dunia kerja, dan ia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang kadaluarsa (out of date). Implikasi dari penerapan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikuium adalah akan diperoleh kurikulum yang berisi sejumlah kemampuan dan bahan/materi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, up to date, dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna (lapangan kerja). Di samping itu, strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut juga telah memperhatikan karakteristik peserta didik dan perkembangan iptek, sehingga memudahkan peserta didik dalam menguasai kemampuan yang diharapkan. 2) Prinsip Berorientasi Pada Tujuan Prinsip ini dapat dikatakan sebagai prinsip utama dalam pengembangan kurikulum. Karena apabila kurikulum tidak relevan, maka kurikulum menjadi tidak banyak berarti. Pertanyaannya adalah harus relevan dengan apa atau siapa? Kurikulum harus relevan dengan tuntutan masyarakat, kebutuhan peserta didik, tuntutan dunia kerja, dan tentunya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mengapa demikian? Karena kurikulum akan dipelajari dan dikuasai peserta didik dan akan dijadikan sebagai bekal oleh peserta didik dalam berkiprah dalam masyarakatnya (dunia kerjanya). Karena itu, kalau saja kurikulum yang dipelajari dan dikuasai peserta didik tidak relevan, maka sangat mungkin pada akhirnya peserta didik tidak bisa berkiprah dalam masyarakatnya, tidak dapat memasuki dunia kerja, dan ia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang kadaluarsa (out of date). Implikasi dari penerapan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikuium adalah akan diperoleh kurikulum yang berisi sejumlah kemampuan dan bahan/materi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, up to date, dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna (lapangan kerja). Di samping itu, strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut juga 7|H al Bahan Rujukan telah memperhatikan karakteristik peserta didik dan perkembangan iptek, sehingga memudahkan peserta didik dalam menguasai kemampuan yang diharapkan. Kurikulum sebagai suatu sistem, dimana komponen tujuan merupakan fokus bagj komponenkomponen lainnya dalam pengembangan sistem tersebut, karena itu pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponenkomponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini perlu diperhatikan agar keluaran yang dihasilkan memiliki ketiga aspek domain tujuan tersebut secara utuh. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah akan diperoleh kurikulum yang sistemik yang memiliki hubungan erat arrtara komponen satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi konsistensi antara tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Dengan kondisi kurikulum yang demikian memungkinkan kurikulum menjadi lebih efektif dan efesien. 3) Prinsip Kontinuitas Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan tujuan dan bahan/ materi kurikulum antara jenis dan jenjang program pendidikan. Dalam konteks pendidikan formal, tujuan dan bahan/materi kurikulum perlu dikembangan secara berkesinambungan mulai dari jenjang Sekoiah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan sampai ke jenjang Pendidikan Tinggi. Tujuan dan materi kurikulum harus memiliki hubungan hirarkis fungsional. Khusus dalam pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek kesinambungan, yaitu: (1) materi kurikulum yang diperlukan pada mata pelajaran setelahnya harus sudah diberikan pada mata pelajaran yang ada di bawahnya dan demikian juga (2) materi yang sudah diajarkan/diberikan pada mata pelajaran sebelumnya tidak perlu lagi diberikan pada mata pelajaran setelahnya. Dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum, yang dapat mengakibatkan kebosanan pada peserta didik dan/atau ketidaksiapan peserta untuk memperoleh materi dimana mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang memadai. Kontinuitas atau kesinambungan juga perlu diperhatikan antara berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu diupayakan pula agar tidak terjadi tumpah tindih materi antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan. Scope artinya ruang lingkup, sedangkan sequence artinya urutan atau sistematika. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah isi/bahan/materi kurikulum yang dikembangkan akan berkesinambungan dengan baik. Hubungan antara materi yang satu dengan materi lainnya, bahkan materi dalam satu kurikulum dengan kurikulum lainnya, akan saling terkait dan berkelanjutan. Kondisi kurikulum seperti ini memungkinkan peserta didik belajar secara runtut/sistematis. Di samping itu tidak akan terjadi pengulangan materi yang tidak perlu atau gap yang terlalu jauh antara satu bahasan ke bahasan lainnya. 4) Prinsip Fleksibilitas Fleksibilitas artinya adalah adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada kegiatan yang sebenarnya (riil curriculum) akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Belum lagi terkait dengan keragaman sumber daya 8|H al Bahan Rujukan pendidikan secara menyeluruh dan perbedaan demografis, geografis, dan faktor-faktor pendukung pendidikan lainnya. Fleksibilitas juga perlu diberikan kepada guru, khususnya dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, asalkan tidak menyimpang jauh dengan apa yang telah digariskan dalam kurikulum. Guru perlu diberikan kebebasan dalam menjabarkan tujuan-tujuan, memilih materi yang sesuai, memilih strategi dan metode yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dan membuat kriteria yang objektif dan rasional dalam melakukan dan memberikan penilaian kepada para peserta didik. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah akan diperoleh kurikulum luwes, mudah dilaksanakan dengan berbagai situasi yang berkembang di lapangan. Kurikulum seperti ini juga memungkinkan para guru mengembangkan riil kurikulum secara kreatif. Kondisi seperti ini sangat diperlukan untuk terciptanya pembelajaran yang kondusif dan efektif. 2. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK a. Latar Belakang 1) Pengertian Kurikulum Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. 2) Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a) Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b) Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional 9|H al Bahan Rujukan menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. c) Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut. (1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya); (3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik); (5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim); (6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia; (7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) Penguatan pola pembelajaran kritis. d) Penguatan Tata Kelola Kurikulum Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut. (1) e) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif; (2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan (3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. b. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut. 10 | H a l Bahan Rujukan 1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). c. Tujuan Kurikulum Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMK/MAK pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMK/MAK dapat dilihat pada Tabel berikut. d. Kompetensi Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Tabel 1. 1. Kompetensi Inti SMK/MAK KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KELAS X KELAS XI KELAS XII 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 11 | H a l Bahan Rujukan KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KELAS X KELAS XI KELAS XII b. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku jujur, jujur, disiplin, jujur, disiplin, disiplin, tanggungjawab, tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli peduli (gotong royong, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), (gotong royong, kerjasama, kerjasama, toleran, santun, responsif dan toleran, damai), santun, damai), santun, responsif proaktif dan menunjukan responsif dan proaktif dan dan proaktif dan sikap sebagai bagian dari menunjukan sikap sebagai menunjukan sikap sebagai solusi atas berbagai bagian dari solusi atas bagian dari solusi atas permasalahan dalam berbagai permasalahan berbagai permasalahan berinteraksi secara efektif dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara dengan lingkungan sosial efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan dan alam serta dalam sosial dan alam serta sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai dalam menempatkan diri dalam menempatkan diri cerminan bangsa dalam sebagai cerminan bangsa sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia. dalam pergaulan dunia. dalam pergaulan dunia. Memahami, c. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan 3. menerapkan, dan menganalisis, dan dan menganalisis menganalisis pengetahuan mengevaluasi pengetahuan pengetahuan faktual, faktual, konseptual, faktual, konseptual, konseptual, dan prosedural, dan prosedural berdasarkan prosedural, dan metakognitif metakognitif dalam ilmu rasa ingin tahunya berdasarkan rasa ingin pengetahuan, teknologi, tentang ilmu tahunya tentang ilmu seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi, humaniora dengan seni, budaya, dan seni, budaya, dan humaniora wawasan kemanusiaan, humaniora dalam dalam wawasan kebangsaan, kenegaraan, wawasan kemanusiaan, kemanusiaan, kebangsaan, dan peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan, kenegaraan, dan peradaban penyebab fenomena dan dan peradaban terkait terkait penyebab fenomena kejadian dalam bidang kerja penyebab fenomena dan dan kejadian dalam bidang yang spesifik untuk kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan d. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah dalam ranah konkret dan konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak ranah abstrak terkait terkait dengan terkait dengan dengan pengembangan dari pengembangan dari yang pengembangan dari yang yang dipelajarinya di dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah sekolah secara mandiri, dan secara mandiri, bertindak secara mandiri, dan secara efektif dan kreatif, mampu melaksanakan mampu melaksanakan tugas dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah spesifik di bawah tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. pengawasan langsung. pengawasan langsung. 12 | H a l Bahan Rujukan e. Mata Pelajaran Struktur Kurikulum SMK/MAK terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan kejuruan kelompok C. Mata pelajaran peminatan kejuruan kelompok C dikelompokan atas mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (kelompok C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan mata pelajaran Paket Keahlian (kelompok C3). Khusus untuk MAK, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. SMK dan MAK dapat terdiri atas 3 (tiga) tingkatan kelas, yaitu kelas X (sepuluh), kelas XI (sebelas), dan kelas XII (dua belas), atau terdiri atas 4 (empat) tingkatan kelas yaitu kelas X (sepuluh), kelas XI (sebelas), kelas XII (dua belas), dan kelas XIII (tiga belas) sesuai dengan tuntutan dunia kerja. SMK/MAK yang menyelenggarakan program pendidikan 4 (empat) tingkatan kelas diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Struktur kurikulum SMK/MAK adalah sebagai berikut: Tabel 1. 2. Struktur Kurikulum SMK/MAK MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU X XI XII 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 24 24 24 Mata pelajaran peminatan kejuruan 24 24 24 Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan C per minggu 48 48 48 KELOMPOK A (UMUM) KELOMPOK B (UMUM) Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per minggu KELOMPOK C (PEMINATAN) Keterangan: a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat. 13 | H a l Bahan Rujukan b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal. c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit. f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu. h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya. Salah satu aspek mata pelajaran yang dipilih harus sesuai dengan program keahlian yang diikutinya, dalam rangka memperkaya dan meningkatkan kualitas keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. i. Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu, setiap hari 8 jam selama 1 semester. j. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian. k. SMK/MAK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bersama dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di institusi pasangan, terarah ubtuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. l. Khusus untuk Madrasah Aliyah Kejuruan struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama. m. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan. 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, daerah, dan satuan pendidikan serta sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta didik. 14 | H a l Bahan Rujukan Kurikulum T i n g k a t Satuan Pendidikan setiap sekolah tidak harus sama karena potensi dan kondisi setiap sekolah berbeda baik sarana prasarana, sumber daya, kebutuhan peserta didik, keunggulan daerah, dan lain-lain, sehingga setiap sekolah harus mengembangkan KTSP-nya agar bisa diimplementasikan sesuai dengan kondisi sekolah. b. Acuan Konseptual Acuan konseptual pengembangan KTSP meliputi: 1) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia; 2) Toleransi dan kerukunan umat beragama; 3) Persatuan Nasional dan nilai-nilai kebangsaan; 4) Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; 5) Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu; 6) Kebutuhan kompetensi masa depan; 7) Tuntutan dunia kerja; 8) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 9) Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan; 10)tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 11)Dinamika perkembangan global, dan 12)Karakteristik satuan pendidikan. c. Komponen Kurikulum KTSP Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan KTSP, komponen KTSP meliputi 3 Dokumen sebagai berikut. 1) Dokumen 1 a). Dokumen 1 disebut BUKU I KTSP. b). Dokumen ini sekurang-kurangnya berisi tentang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. c). Dokumen ini dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah. 2) Dokumen 2 a) Dokumen 2 disebut Buku II KTSP. b) Dokumen ini berisi silabus yang sudah disusun oleh Pemerintah, dan merupakan kumpulan silabus semua mata pelajaran kelompok A, Kelompok B dan kelompok C (Peminatan). c) Silabus merupakan lampiran dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, dan Keputusan Dirjen Dikmen No 1769/D3.3/KEP/KP/2014. Sekolah dapat melakukan analisis silabus yang hasilnya dapat dimasukkan menjadi bagian dari buku II KTSP. 3) Dokumen 3 a). Dokumen 3 disebut buku III KTSP. 15 | H a l Bahan Rujukan b). Dokumen ini berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. c). RPP disusun oleh guru dari satuan pendidikan yang terdiri atas kumpulan RPP semua mata pelajaran kelompok A, mata pelajaran kelompok B, dan mata pelajaran kelompok C (Peminatan). d). Penyusunan RPP dilakukan di awal tahun pembelajaran dan dapat dilakukan revisi sesuai kebutuhan guru dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 60 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum SMK/MAK. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 61 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2015. Penguatan Pemahaman Kurikulum 2015 Sekolah Menengah Kejuruan, Handout Pendampingan Implementasi Kurikulum SMK Tahun 2015. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. “Pengembangan Kurikulum”. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia S Nasution. 1990. Azas-azas Pengembangan Kurikulum. Bandung : Jenmars Sukamto. 1988. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Tyler, Ralph W. 1973. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The University of Chichago 16 | H a l Bahan Rujukan MATERI PEDAGOGIK NAMA MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM NAMA KB Menentukan Tujuan Pembelajaran KB 1.2 Materi yang berkaitan dengan penentuan tujuan pembelajaran terurai dalam tiga sub materi, yaitu: (1) pengertian, fungsi, dan manfaat tujuan pembelajaran, (2) taksonomi tujuan pembelajaran, dan (3) rumusan tujuan pembelajaran 1. Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Tujuan Pembelajaran a. Pengertian Tujuan Pembelajaran Mencermati pengertian tujuan pembelajaran, terdapat banyak pemikiran yang telah dikemukakan oleh para praktisi pendidikan. namun dari keseluruhannya secara umum memiliki kesamaan makna. 1) Menurut Dejnozka dan Kavel, tujuan pembelajaran merupakan pernyataan spefisik tentang perilaku dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 2) Menurut Percival dan Ellington, tujuan instruksional adalah pernyataan tentang penampilan/keterampilan yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar. b. Fungsi Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan pembelajaran memiliki beberapa fungsi, seperti yang telah dituliskan di bawah ini. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Tujuan Pembelajaran 1) Acuan bagi guru untuk merancang pengembangan kegiatan pembelajaran, sehingga semua kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka menyederhanakan dan mempermudah substansi ajar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. 2) Acuan bagi guru untuk melaksanakan evaluasi, agar substansi evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 3) Acuan bagi guru untuk menentukan media pembelajaran, sehingga media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4) Acuan guru untuk melakukan tindakan perbaikan, karena tindakan perbaikan c. Manfaat tujuan pembelajaran Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari rumusan tujuan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan pembelajaran lebih terarah, karena penyelenggaraannya telah dikendalikan oleh rumusan tujuan yang akan dicapai. 2) Memudahkan pengukuran keberhasilan pembelajaran, karena keberhasilan pembelajaran merupakan perbandingan antara hasil belajar dengan tujuan pembelajaran. 3) Pemusatan perhatian siswa pada sunstansi ajar, karena dengan mengetahui tujuan pembelajaran, siswa akan lebih berkonsentrasi pada substansi ajar terkait. 4) Menjadi sarana siswa untuk melakukan penilaian diri, karena dengan mengetahui tujuan pembelajaran, akan memudahkan siswa untuk mengukur ketercapaian hasil belajarnya. 2. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Taksonomi merupakan klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Dalam bidang pendidikan taksonomi digunakan untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran. Ada tiga klasifikasi umum tujuan pembelajaran, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1|H al Bahan Rujukan a. Ranah Kognitif Telah dikenal banyak orang tentang taksonomi kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, namun pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Buku ini merupakan revisi terhadap Taksonomi kognitif yang dikembangkan oleh Bloom. Dalam buku ini dikemukakan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. 1) Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dari pengetahuan konkret sampai dengan pengetahuan abstrak, yang digambarkan pada tabel di bawah ini. a) Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan secara sistematis menata disiplin ilmu mereka. b) Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. c) Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara” melakukan sesuatu. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan metode, yang semuanya disebut dengan prosedur d) Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan pengembangan dari apa yang pernah dipelajari oleh siswa, menjadi pengetahuan stategis, kontekstual, dan kondisional yang melibatkan kesadaran atas pengetahuan diri. Tabel 2. 1. Dimensi Pengetahuan Pengetahuan Nyata Pengetahuan Abstrak Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif · Pengetahuan tentang terminologi · Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori · Pengetahuan tentang pelajaran keterampilan khusus dan algoritma · Pengetahuan strategis · Pengetahuan tentang detail dan elemen khusus · Pengetahuan prinsip-prinsip dan generalisasi · Pengetahuan tentang pelajaran teknik-teknik khusus dan metode · Pengetahuan tentang teori-teori , model, dan struktur · Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan, kapan menggunakan prosedur yang tepat/sesuai · Pengetahuan tentang tugastugas kognitif, mencakup pengetahuan kontekstual dan kondisional · Pengetahuan diri 2|H al Bahan Rujukan 2) Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) meliputi: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). a) Mengingat adalah upaya mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. b) Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. c) Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. d) Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiaptiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. e) Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. f) Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersamasama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Tabel 2. 2. Dimensi Proses Kognitif TINGKATAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SPEKTRUM KOMUNIKASI (communication spectrum) Menciptakan (Creating) Menggeneralisasikan (generating), merancang (designing), memproduksi (producing), merencanakan kembali (devising) Negosiasi (negotiating), memoderatori (moderating), kolaborasi (collaborating) Mengevaluasi (Evaluating) Mengecek (checking), mengkritisi (critiquing), hipotesa (hypothesising), eksperimen (experimenting) Menganalisis (Analyzing) Memberi atribut (attributeing), mengorganisasikan (organizing), mengintegrasikan (integrating), mensahihkan (validating) Bertemu dengan jaringan/mendiskusikan (net meeting), berkomentar (commenting), berdebat (debating) Menanyakan (Questioning), meninjau ulang (reviewing) Menerapkan (Applying) Menjalankan prosedur (executing), mengimplementasikan (implementing), menyebarkan (sharing), Posting, blogging, menjawab (replying) 3|H al Bahan Rujukan TINGKATAN Memahami/ mengerti (Understanding) Mengingat (Remembering) BERPIKIR TINGKAT TINGGI Mengklasifikasikan (classification), membandingkan (comparing), menginterpretasikan (interpreting), berpendapat (inferring) Mengenali (recognition), memanggil kembali (recalling), mendeskripsikan (describing), mengidentifikasi (identifying) SPEKTRUM KOMUNIKASI (communication spectrum) Bercakap (chatting), menyumbang (contributing), jejaring (networking) Menulis teks (texting), mengirim pesan singkat (instant messaging), berbicara (twittering) Berpikir Tingkat Rendah b. Ranah Afektif Krathwohl, Bloom, Masia, (1973) mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasi pada emosi/perasaan, nilai-nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi dan sikap. Ada lima kategori yang dikemukakan, yaitu: penerimaan, pemberian respon, penghargaan, pengorganisasian dan internalisasi. 1) Penerimaan (receiving) terjadi ketika siswa melihat atau menerima rangsangan dari luar (misal: anjuran mematuhi rambu-rambu lalulintas, traffic light) 2) Tanggapan (responding) terjadi jika siswa menanggapi apa yang dilihat atau rangsangan dari luar (misal: mengikuti atau menolak) 3) Penghargaan (valuing) terjadi ketika respon positif didukung, maka siswa akan mulai menilai kelebihan dan keburukan jika tidak melanggar rambu-rambu lalulintas. 4) Pengorganisasian (organization) terjadi ketika siswa dihadapkan pada beberapa pilihan yang sama beratnya (misal: siswa sudah terbiasa patuh lalu diajak melanggar oleh teman dekatnya, maka akan terjadi perang batin antara ya dan tidak, sehingga perlu pengorganisasian sikap/perilaku. 5) Internalisasi (characterization) terjadi jika sikap/perilaku positif/negatif menang pada tingkat pengorganisasian maka perilaku patuh pada rambu-rambu lalulintas dapat diinternalisasi atau menjadi kebiasaan. c. Ranah Psikomotor Dave’s (1975) membagi domain psikomotor menjadi lima sub domain yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Perumusan tujuan dan pengamatan perilaku masing-masing sub domain dijelaskan pada paparan berikut ini. 1) Imitation (peniruan): menirukan pola perilaku yang telah diamati dari orang lain. Kinerja masih berkualitas rendah. 2) Manipulation (manipulasi): melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti petunjuk dan berlatih tanpa bantuan visual dari orang lain. 3) Precision (presisi): bekerja dengan cepat dan tepat dengan sedikit kesalahan tanpa menggunakan petunjuk visual maupun tertulis. Kata sifat yang menunjukkan tingkat presisi antara lain: “dengan tepat, dengan lancar, tanpa kesalahan” 4|H al Bahan Rujukan 4) Articulation (artikulasi): menunjukkan serangkaian gerakan yang akurat, sesuai prosedur, cepat dan tepat. Gerakan ini memerlukan koordinasi serangkaian tindakan, untuk mencapai keselarasan dan konsistensi internal 5) Naturalization (naturalisasi): melakukan gerakan secara spontan atau otomatis. Memiliki performa tingkat tinggi secara alami, mempunyai bakat alam tanpa perlu berpikir atau belajar banyak tentang hal itu. Contoh kata sifat yang sesuai antara lain: “ dengan otomatis, dengan lancar, dengan sempurna, dan lain sebagainya. 3. Rumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu: tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan pembelajaran umum merujuk pada kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran khusus merujuk pada indikator keberhasilan. Tujuan pembelajaran sebagai pernyataan spesifik tentang perubahan perilaku yang diharapkan, memiliki empat persyaratan yang harus dipenuhi. a. Persyaratan perumusan tujuan pembelajaran Secara umum terdapat empat syarat yang harus dipenuhi dalam perumusan tujuan pembelajaran, yaitu: audience (sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku), conditions (kondisi), dan degree (ukuruan keberhasilan). 1) 2) 3) 4) Audience (sasaran pembelajaran) adalah seseorang yang menjadi subyek dalam pembelajaran, untuk di sekolah adalah siswa. Misal: siswa dapat … Behaviour (perubahan perilaku) merupakan perubahan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran. Misal: menjelaskan , membedakan …, mendemonstrasikan …, menguraikan …, …) Conditions (kondisi) adalah persyaratan yang harus dipenuhi, agar siswa dapat menunjukkan kemampuan yang diharapkan. Persyaratan ini dapat berupa alat, bahan atau situasi/kedaan yang mengiringi proses siswa saat menunjukkan kemampuannya. Misal: dengan peralatan …, dengan bahan …, melalui pengamatan langsung di lapangan, melalui diskusi dengan teman, … Degree (ukuruan keberhasilan) adalah pernyataan yang menunjukkan kriteria perubahan perilaku yang akan dinilai. Kriteria dapat dinyatakan dalam angka, batasan waktu, batasan toleransi, urutan langkah-langkah, acuan sistem dan jenis. Misal: minimal 4 butir, maksimal 15 menit, dengan toleransi maksimal 0,01 mm, secara berurutan, sesuai dengan sistem …, berdasarkan jenisnya. Contoh: tujuan pembelajaran khusus, Melalui tiga palu yang disediakan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi dari palu berdasarkan jenisnya. Audience (sasaran pembelajaran): siswa dapat Behaviour (perubahan perilaku) : menjelaskan fingsi dari palu Conditions (kondisi) : melalui tiga palu yang disediakan guru Degree (ukuran keberhasilan) : berdasarkan jenisnya. Rumusan tujuan pembelajaran harus memenuhi minimal tiga persyaratan, yaitu: audience (sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku), dan conditions (kondisi) atau audience (sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku), dan degree (ukuran keberhasilan). Namun akan lebih baik kalau diusahakan untuk memenuhi keempat persyaratan. Kata kerja 5|H al Bahan Rujukan yang digunakan untuk rumusan tujuan pembelajaran, harus menggunakan kata kerja operasional. b. Daftar Kata Kerja Operasional Beberapa kata kerja operasonal ditampilkan di bawah ini untuk digunakan sebaagai acuan dalam pembuatan tujuan pembelajaran Tabel 2. 3. Ranah Kognitif RANAH KOGNITIF RANAH KOGNITIF Mengingat (C1) KATA KERJA OPERASIONAL Mengenali Mengingat kembali Membaca Menyebutkan Melafalkan Menuliskan Menghafal Memahami (C2) Menjelaskan Mengartikan Menginterpretasikan Menceritakan Menampilkan Memberi contoh Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Mengklasifikasikan Menunjukkan Menguraikan Membedakan Mengidentifikasikan Menerapkan (C3) Melaksanakan Mengimplementasikan Menggunakan 6|H al Bahan Rujukan RANAH KOGNITIF KATA KERJA OPERASIONAL Mengonsepkan Menentukan Memproseskan Menganalisis (C4) Mendiferensiasikan Mengorganisasikan Mengatribusikan Mendiagnosis Memerinci Menelaah Mendeteksi Mengaitkan Memecahkan Menguraikan Mengevaluasi (C5) Mengcek Mengkritik Membuktikan Mempertahankan Memvalidasi Mendukung Memproyeksikan Menciptakan (C6) Membangun Merencanakan Memproduksi Mengkombinasikan Merangcang Merekonstruksi Membuat Menciptakan Mengabstraksi 7|H al Bahan Rujukan Tabel 2. 4. Ranah Afektif RANAH AFEKTIF RANAH AFEKTIF Menerima (A1) KATA KERJA OPERASIONAL Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati Merespon (A2) Mengompromikan Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak Menghargai (A3) Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Menekankan Menyumbang Mengorganisasikan (A4) Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun 8|H al Bahan Rujukan RANAH AFEKTIF KATA KERJA OPERASIONAL Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk Karakterisasi (A5) Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mengkualifikasi Melayani Membuktikan Memecahkan Tabel 2. 5. Ranah Psikomotorik RANAH PSIKOMOTORIK RANAH PSIKOMOTORIK Meniru (P1) KATA KERJA OPERASIONAL Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Manipulasi (P2) Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Presisi (P3) Menunjukkan Melengkapi Menunjukkan 9|H al Bahan Rujukan RANAH PSIKOMOTORIK KATA KERJA OPERASIONAL Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Artikulasi (P4) Membangun Mengatasi Menggabungkan Koordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi Master Naturalisasi (P5) Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioural Objectives. (R J Armstrong, ed.): Educational Innovators Press. Gunawan, Imam, dan Anggrini Retno Palupi. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian. Madiun: PGSD FIP IKIP PGRI Madiun http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SAMSUDIN/Evaluasi_Pembelajara n_Fisika/KATA_KERJA_OPERASIONAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/01/revisi-taksonomi-bloom.pdf 10 | H a l Bahan Rujukan MATERI PEDAGOGIK NAMA MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM NAMA KB Penentuan Pengalaman Belajar 1. KB 1.3 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap manusia. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang karena belajar. Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana, (2000: 28) bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri”. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dalam mendidik siswa. Mendidik sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses bantuan untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang akan semakin aktif berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan meningkatkan aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi mencapai cita-cita diri. Dari sinilah terlihat pentingnya sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi perkembangan dan pembelajaran dalam diri seseorang dalam mewujudkan dirinya. Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya memperoleh suatu pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi sepanjang hidupnya. Hal ini juga sesuai seperti pendapat Sudjana (2000: 29), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri. Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah interaksi antara siswa dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada pada lingkungannya sehingga memberikan pengetahuan baru dan bermanfaat. Jadi, merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Dalam proses pengalaman belajar, setidaknya siswa memperoleh pengalaman belajar yang berkesan. Pengalaman belajar perlu diciptakan agar antusiasme siswa dalam mencari pengalaman belajar meningkat sehingga bermafaat bagi dirinya. Ragam pengalaman belajar yang diberikan guru kepada siswa berdasarkan Balitbang Depdiknas (2003) yaitu: a. Pengalaman Mental Pada pengalaman belajar mental, siswa biasanya hanya memperoleh informasi melalui indera dengar dan lihat. Beberapa bentuk pengalaman mental antara lain membaca buku, mendengarkan ceramah, mendengarkan berita di radio, dan lain sebagainya. b. Pengalaman Fisik Pengalaman belajar jenis ini siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya ketika menggali informasi. Siswa dapat melakukan pengamatan, percobaan, dan kunjungan. c. Pengalaman Sosial 1|H al Bahan Rujukan Bentuk pengalaman belajar ini antara lain diskusi, kerja kelompok, mendemonstrasikan, berkomentar, dan sebagainya. Pendapat tersebut menjelaskan pengalaman belajar yang didapat siswa yaitu pengalaman mental, pengalaman fisik dan pengalaman sosial. Pengalaman mental yaitu didapat dari pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru ketika penyampaian materi atau bahan ajar sebagai salah satu pengalaman yang didapat oleh siswa. Pengalaman fisik tercipta jika di dalam proses pembelajaran terjadi aktivitas berupa pengamatan atau percobaan berdasarkan materi pembelajaran. Pengalaman fisik dapat menumbuhkan ketrampilan siswa dalam menghadapi sebuah masalah. Pengalaman sosial dapat diciptakan dalam pembelajaran jika guru di dalam kelas memberikan arahan kepada siswa untuk diskusi, bekerja sama, ataupun tanya jawab sesama siswa. Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik mental maupun fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur. Perhitungan, pengumpulan, dan pengolahan data adalah termasuk didalamnya. Sedangkan keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya. Keterlibatan mental juga dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi peluang terjadinya asimilasi dan atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan meningkatkan gairah belajar. Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale 2|H al Bahan Rujukan Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual, dan verbal dalam menanamkan suatu konsep. Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi seseorang dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) 10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu penerimaan verbal yang dibaca. 2) 20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-kata. 3) 30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat gambar, memperhatikan gambar visual yang bergerak, dan melihat pameran. 4) 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan demonstrasi. 5) 70% dari apa yang mereka kunjungi, kegiatan kunjungan meliputi berbicara, dramatisasi (mendengar, menulis, mengatakan, dan melihat). 6) 90% dari apa yang disimulasikan melalui pengalaman nyata, pengalaman ini diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan sesuatu benda yang nyata. Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang diinstruksikan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku tertentu secara relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah pengalaman yang disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya. Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan langsung dengan membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan ketiga, tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. 3|H al Bahan Rujukan Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu: 1) Pengalaman langsung dan bertujuan 2) Pengalaman tiruan. 3) Pengalaman melalui dramatisasi. 4) Pengalaman melalui karyawisata. 5) Pengalaman gambar hidup pameran. 6) Pengalaman melalui televisi. 7) Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio. 8) Pengalaman melalui lambang visual. 9) Pengalaman melalui lambang kata. DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Balitbang Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum http://bagusdwiradyan wordpress.com / Kerucut Pengalaman-Cone of Experience-ed. 6 Juli 2014 Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar 4|H al Bahan Rujukan MATERI PEDAGOGIK NAMA MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM NAMA KB Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Belajar Dan Tujuan Pembelajaran 1. KB 1.4 Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran a. Pengertian pemilihan materi pembelajaran Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan disajikan atau disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online). Materi pembelajaran yang berkaitan dengan KD ini meliputi pengertian komunikasi daring, pelaksanaan komunikasi daring asinkron, pelaksanaan komunikasi daring sinkron, dan kewargaan digital. Namun, seberapa dalam dan seberapa luas materi pembelajaran ini untuk peserta didik kita, dari mana saja sumber materi pembelajaran ini dapat kita peroleh, dan bagaimana mengemas materi pembelajaran ini, tentu saja memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan materi pembelajaran. Pemilihan bahan ajar terkait erat dengan pengembangan silabus, yang di dalamnya terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, metoda, evaluasi dan sumber. Selaras dengan pengembangan silabus maka materi pembelajaran yang akan dikembangkan tetap memperhatikan pencapaian Kompetensi Inti dan kompetensi dasar, kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung pengalaman belajar, ketepatan metoda dan media pembelajaran, dan sesuai dengan indikator untuk mengembangkan asesmen. b. Pedoman pemilihan materi pembelajajaran Pedoman pemilihan materi pembelajajaran ini merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bahan ajar. Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari pedoman pemilihan bahan ajar bagi para pengembang bahan ajar (dalam hal ini adalah guru) di antaranya adalah untuk: 1) Memperoleh gambaran tentang cara menganalisis bahan ajar yang akan diajarkan; 2) Memperoleh gambaran tentang cara-cara analisis pedagogik yang akan diterapkan dalam pembelajaran; 3) Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola bahan ajar; 4) Lebih kritis menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkannya dengan karakteristik siswa; 5) Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan kurikulum sekolah; 6) Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. 1|H al Bahan Rujukan c. Pemilihan materi pembelajaran Pemilihan materi pembelajaran yang diampu dibagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan ranah yaitu: 1) Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Kadang-kadang kita sulit memberi pengertian pada keempat materi pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-perbedaan pada tabel kualifikasi isi materi pembelajaran di bawah ini. Tabel 1. Klasifikasi isi materi pembelajaran dalam ranah pengetahuan NO 1 JENIS Fakta PENGERTIAN Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah, dan bagian-bagiannya. Contoh: Ruang kelas belajar teori; Over Heat Proyektor (OHP); Bengkel kerja bangku berkapasitas 12 Siswa; Peratan bengkel ditempatkan di gudang. 2 Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus Contoh: Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa denda atau pidana. 3 Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali dengan jika …., maka …. ) Contoh: Hukum permintaan dan penawaran (Jika penawaran tetap permintaan naik, maka harga akan naik). 4 Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart), alogaritma langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut Contoh: Langkah-langkah menjumlahkan pecahan ialah: 1. Menyamakan penyebut 2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan pembilang dari penyebut yang telah disamakan. 3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil penjumlahan pembilang dan penyebut yang telah disamakan. 5 Nilai 1. Mengukur ketercapaian kompetensi 2. Membuat rubrik penilaian 2|H al Bahan Rujukan 2) Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre – vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill). 2) Sikap sebagai Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain: a) Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang berbeda suku, agama, dan strata sosial; b) Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen, tidak memanipulasi data hasil pengamatannya; c) Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai karakter sama dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua sama-sama makhluk Tuhan. 2. Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Dan Tujuan Pembelajaran Pengertian Pengalaman dan Tujuan Pembelajaran Pengalaman belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternalnya, pengalaman belajar dimiliki siswa setelah ia mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah itu sendiri mengacu pada kompetensi dasar yang tertulis di dalam RPP. Sehingga hubungan antara kompetensi dasar dengan pengalaman belajar adalah pengalaman belajar siswa terbentuk dari proses pembelajaran di sekolah, proses pembelajaran tersebut mengacu pada kompetensi dasar. Contoh: Kompetensi dasar dalam mata pelajaran pemesinan adalah menjelaskan pengertian dan fungsi bagian-bagian mesin bubut. Maka pemberian materi oleh guru kepada siswa mengacu pada kompetensi dasar ini yaitu memberikan materi tentang pengertian bagianbagian mesin bubut. Secara otomatis peserta didik akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan materi yang disampaikan guru tersebut. 3|H al Bahan Rujukan DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2014. Pembelajaran Kejuruan, Implementasi Praktik Kerja Lapangan. Suplemen Pembelajaran di Industri. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ramadani, Dian. 2012. Penulisan materi Pembelajaran harus mendukung Tujuan yang telah dirumuskan . Jakarta : Renika Cipta www.academika.edu//1976341. Materi Pembelajaran sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang hendak dicapai dan Pengalaman Belajar Siswa. (Diunduh 27 Juni 2015) 4|H al