1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Berdasarkan riset di toko

advertisement
2
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data
Berdasarkan riset di toko buku umum yang ada di kota Jakarta, ketersediaan buku
pendidikan atau pengenalan dasar musik untuk anak sangat susah ditemui. Secara
umum buku-buku musik yang ada terfokus pada cara cepat menguasai suatu
instrumen tertentu yang tentu saja tidak dapat dipergunakan oleh anak usia dini.
Berdasarkan wawancara dengan Auddy Tatoya, guru piano anak Yamaha, usia ideal
seorang anak untuk mulai belajar musik adalah sekitar 3-5 tahun, lebih baik jika
memang dimulai pada usia dini. Seorang anak akan mulai mempergunakan kedua
sisi otaknya untuk meransang kecerdasan anak. Di negara-negara maju seperti Korea
dan Jepang, anak pada usia tersebut telah mencicipi pendidikan musik. Banyak
orang juga berlomba-lomba memasukan anaknya pada pendidikan musik.
Ia juga menambahkan, permasalahan yang sering kali dihadapi ketika mengajar
seorang anak bermain musik adalah rasa bosan yang cepat timbul. Terkadang
masalah juga timbul karena pengertian yang kurang dari orangtua akan bermusik.
Musik klasik mengajarkan untuk dapat membaca not terlebih dahul, lalu bermain.
Pada umumnya masyarakat berpikir bahwa membaca not balok itu sangat sulit. Hal
ini dapat terjadi karena kurangnya pengenalan notasi balok secara dini. Seorang
anak dapat menerima segala bentuk informasi secara cepat, oleh karena itu
pendidikan sejak dini menjadi penting dan harus dimulai dari hal-hal yang paling
dasar.
Kesiapan emosional anak tidak kalah pentingnya dalam memulai belajar piano.
Apakah anak gemar memainkan jemarinya diatas tuts? Bagaimana reaksinya ketika
diperkenalkan pada tuts? Apakah media pendukung seperti buku yang digunakan
menarik perhatian anak?
2.1.1 Data Umum
2.1.1.1 Pengertian Musik
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan
2. Jhon M
Musik merupakan kekuatan dasar yang sangan efektif untuk
menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak orang
3. Aristoteles
Musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah,
mempunyai terapi rekreatif, dan mempunyai jiwa patriotisme.
2
3
2.1.1.2 Manfaat Musik
Berdasarkan buku “Les Musik untuk Anak Anda” karangan Sandra L.
Bernhard, DipABRSM – musik berperan dalam peningkatan kecerdasan,
kreativitas, produktivitas dan kesehatan.
Salah satu peran musik bagi anak adalah untuk keseimbangan
perkembangaan otak kiri dan kanan. Umumnya otak kiri berkembang lebih
pesan karena hampir semua sistem pendidikan berorientasi pada otak kiri
yang berfungsi menganalisis segala sesuatu secara matematis dan logis.
Kreativitas, intuisi dan imajinasi pun diabaikan sejak kita masih begitu
muda. Ini melahirkan generasi yang intelek amun tidak kreatif, unik,
apalagi orisinal
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa musik
mampu menjembatani otak kiri dan kanan sehingga secara keseluruhan
berfungsi optimal.
Menurut Jovanka Ciares dan Paul Borgese, selain kreativitas dan
kemampuan bermusik, aspek-aspek lain yang berkembang dalam proses
mendengarkan dan belajar musik, antara lain :
a. Konsentrasi
Belajar alat musik akan membantu anak mengembangkan konsentrasinya
karena mereka harus belajar memfokuskan diri pada sebuah kegiatan
khusus dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan konsentrasi akan
membantu perkembangan anak di bidang lain, termasuk perkembangan
mereka di sekolah.
b. Koordinasi
Berlatih alat musik akan meningkatkan koordinasi tangan-mata pada anak.
Sambil membaca notasi musik atau memperhatikan contoh dari guru, anakanak memainkan alat musiknya. Respon dan koordinasi beberapa indera itu
sangat penting untuk menjalani berbagai aktivitas kehidupan.
c. Relaksasi
Mendengarkan musik adalah terapi yang membuat hati dan pikiran menjadi
lebih relaks. Para ahli mengetahui bahwa beberapa jenis musik
menimbulkan efek relaksasi karena menurunkan detak jantung dan tekanan
darah.
d. Kesabaran
Saat mempelajari alat musik, anak-anak belajar kesabaran dan
kesungguhan karena prosesnya tidak bisa berlangsung instan. Latihan
musik akan membuat perkembangan mental mereka lebih matang dan itu
akan membawa manfaat besar untuk kehidupan mereka saat dewasa.
e. Kepercayaan Diri
Kemampuan bernyanyi dan bermain alat musik yang didukung oleh
4
apresiasi dari orangtua dan sekitar akan membangun kebanggaan dan
kepercayaan diri pada anak. Ketika anak semakin terampil, kepercayaan
diri itu akan memicu kemampuan untuk mengekspresikan diri sendiri dan
kreativitas, yang memicu perkembangan kemampuan berkomunikasi
mereka saat lebih besar. (rumah inspirasi, 2011).
2.1.1.3 Sejarah Piano
Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari tangan. Pemain
piano disebut pianis.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XXan, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731)
buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang.
Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts dan
bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada
sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada
clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari
Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari
Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma
ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara
harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine inilah piano
modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Piano
menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya
menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik
lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat
piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano
persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano
memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal yang
semula digerakkan dengan lutut.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan
senar, yangg semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah
menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan
kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic
Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
5
2.1.1.4 Notasi piano
Nada-nada pada piano adalah tangga nada diatonis yang juga terdapat pada
alat-alat musik lainnya, keculai alat musik etnik.
Nada-nada tersebut adalah :
C - D – E – F – G – A – B - C’.
Do re mi fa sol la si do’
1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1’
Tuts keyboard terdiri atas kelompok tuts hitam dan putih.
Gambar 2.1 Tuts keyboard
2.1.1.5 Metode Pengajaran Musik
Metode Kodaly menggunakan pendekatan perkembangan anak secara
berkelanjutan, memperkenalkan kemampuan yang sesuai dengan
kapabilitas seorang anak. Konsep ini dimulai dengan memperkenalkan
pada anak apa yang paling mudah hingga yang paling sulit. Anak pertamatama diperkenalkan pada konsep musikal melalui pengalamannya
mendengar, bernyanyi atau bergerak. Konsep terus ditinjau dan diperkuat
melalui permainan, gerakan, lagu dan latihan.
2.1.1.6 Mengapa Piano
Menurut John Aschenbrenner, piano merupakan alat musik paling
kompleks sekaligus paling mudah mengeluarkan suara, yang perlu
dilakukan adalah menekan nada yang tepat. Pada piano suara yang
dikeluarkan tepat, tidak seperti pada instrumen lain (misal : biola) yang
mengharuskan posisi tubuh yang tertentu. Range nada pada piano cukup
luas dan terhampar dihadapan. Kemudahan ini menjadikan piano sebagai
instrumen yang tepat untuk anak.
Piano / keyboard adalah alat musik yang nyata, konkret, dan mudah
memanikan akordnya agar tercipta harmoni musk yang sesungguhnya.
Piano adalah induk dari instrumen musik. (Jimmy Hartayo. Musik
Konvensional dengan Do Tetap. 8)
6
2.1.2 Data Khusus
2.1.2.1 Spesifikasi Buku
Berikut ini adalah rencana rancangan buku “Mari Bermain Piano” :
Naskah : Felicia Octavia Simanjuntak
Desainer : Felicia Octavia Simanjuntak
Spesifikasi :
3 Serial buku :
1. Mari Bermain Piano - Kunci dan Notasi
2. Mari Bermain Piano - Not balok dan Tanda Birama
3. Mari Bermain Piano - Lagu
Ukuran
: 19X19 cm
Jumlah halaman :
Buku II dan II : 24 halaman
Buku III
: 20 Halaman
Buku merupakan gabungan pemebelajaran teori, aktifitas dan lagu yang
dipisah berdasarkan tingkat kesulitan. Didesain dan dikemas dalam satu
paket (packaging).
Outline buku :
1. Mari Bermain Piano – Mengenal Nama Notas
a. Nama notasi
b. Kunci G dan Kunci F
c. Nilai dan tempo notasi
2.
Mari Bermain Piano – Membaca Notasi Balok
a. Garis paranada
b. Notasi balok
c. Menentukan nama nama notasi
3. Mari Bermain Piano – Buku Lagu-Lagu
2.1.2.2 Target Pasar
Target pemasaran buku “Mari Bermain Piano” adalah anak-anak dalam
usia golden age (3-5 tahun) secara umum dan secara khusus orangtua yang
berkeinginan mengenalkan musik, khususnya instrumen piano, pada anak
dengan strata ekonomi sosial A-B. Hal ini disebabkan bahwa buku ini
harus didukung dengan instrumental keyboard (piano, organ ataupun
keyboard).
Ditujukan bagi anak-anak yang gemar beraktifitas, memiliki rasa ingin tahu
dan memiliki minat pada dunia musik serta tinggal di daerah perkotaan
dimana buku ini dapat dicapai dengan mudah.
7
2.1.3 Data Pembanding
Sesuai pada isi poin 2.1, hampir tidak ada buku pembanding head-to-head yang
dapat ditemuka di toko buku umum. Berikut adalah contoh buku impor dan
materinya.
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Sampul luar buku Music Theory for Young Children 1
Gambar 2.3 Isi buku Music Theory for Young Children 1 hal.17
8
Gambar 2.4 Isi buku Music Theory for Young Children 1 hal.40
Gambar 2.5 Sampul luar buku Sight-Reading for Young Pianist
2.2 Analisa
2.2.1 Analisa SWOT
a. Strength
1.
Menggunakan tampilan visual (ilustrasi) yang menari bagi anak pada
usia dini.
2.
Berisi aktifitas-aktifitas yang mengajak anak untuk bermain sambil
belajar.
3.
Dikemas dalam paket yang menarik minat anak dan sistematis (tidak
9
terpisah sehingga anak dapat mengulang permainannya kembali) dengan
materi yang dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dicerna anak.
b. Weakness
1.
Hanya diminati oleh golongan tertentu karena harga yang relatif tidak
terlalu murah dan pendistribusian buku yang terbatas.
2.
Rasa jenuh yang wajar dialamai oleh anak.
3.
Dibutuhkan waktu lebih dari orang tua untuk diluangkan bersama anak
dalam menggunakan buku ini.
c.
1.
Opportunity
Belum ada buku berbahasa Indonesia untuk belajar musik, khususnya
piano dan musik klasik, untuk anak usia 3-5 tahun yang dikemas dengan
visual yang sesuai dengan target.
2.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan gaya bahasa sehari-hari
sehingga lebih mudah dipahami anak
d.
Threatment
1.
Perkembangan musik dan era globalisasi sendiri menghadirkan
kemungkinan memiliki buku dari luar negri seperi :Jepang, Inggris,
Jerman.
2.
Pandangan masyarakat bawha piano merupakan alat musik yang susah
dan ‘eksklusif’ untuk dipelajari
3.
Kurangnya apresiasi orang tua untuk mengajak anak belajar musik.
Download