67 PEMBELAJARAN BAHASA ARAB - Rumah Jurnal Online IAIN

advertisement
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
67
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
(Kajian Tentang Prinsip, Sistem, Aspek dan Metode
Mengajarkannya)
Oleh : Ali Asrun Lubis1
Abstraksi
People would recognize a school good for its Arabic
subject. It is studied for communication and qiraat skills. Here, students
study it actively and productively. It means that students might able to
speak, write, listen to and read.
There are two systems to study Arabic; they are union system and
division system. Union system takes united systems. The division system
1
Penulis adalah dosen pada Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah,
alumni Program Pascasarjana UNP-Padang
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
68
takes divided systems on any sciences. Accordingly, students might have
reading, writing, speaking and listening skills for both systems.
Moreover, there are Arabic teaching methodologies; lecturing,
question and answer discussion, socio-drama, drilling, and recitation to
reach those skills. Finally, teachers’ understanding towards students’
ages, time use, stationeries, project tools and teachers’ preparation for
the subjects are supported principles, systems, aspects, and teaching
methodology.
Kata Kunci : Pembelajaran, Bahasa Arab
Pendahuluan
Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia jika dilihat dari
segi struktur materi pendidikannya dan prakteknya dapat
digolongkan kepada empat kategori. Pertama pendidikan pondok
pesantren, yaitu pendidikan yang diselenggarakan secara tradisional,
bertolak dari pengajaran Al-qur’an dan Al-hadits dan merancang
segenap kegiatan pendidikannya untuk mengajarkan kepada anak
didik Islam sebagai cara hidup (way of life), Kedua pendidikan
madrasah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan pada lembagalembaga pendidikan model Barat, yang mempergunakan metode
pengajaran klasik, dan berusaha menanamkan Islam sebagai
landasan hidup siswanya. Ketiga pendidikan umum yang
bernafaskan Islam, yaitu lembaga pendidikan yang bersifat umum.
Keempat pelajaran agama Islam yang diselenggarakan oleh lembaga
umum sebagai suatu mata pelajaran saja.2
Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama
yang menyelenggarakan pendidikan dengan cara nonklasikal,
seorang kiai mengajar kepada para santri berdasarkan kitab-kitab
yang tertulis dalam bahasa arab oleh para ulama terdahulu, dan
2
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional, (Jakarta:Ciputat Press, 2002), h.58-59
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
69
para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) di lingkungan
pesantren tersebut.
Jadi pesantern memiliki ciri khusus yang membedakannya
dengan lembaga yang lain. Dalam asfek kurikulum terlihat bahwa
pelajaran agama masih merupakan pelajaran yang paling dominan
dibanding dengan bidang studi lainnya, bahkan materinya disajikan
khusus dengan menggunakan bahasa arab. Pelajaran itu antara
lainnya adalah seperti Tafsir, Hadits, Fiqh, Tarekh, Nahu, Sharaf,
Balagah, Ulumul qur’an, Ulumul Hadits dan sebagainya. Pelajaranpelajaran tersebut merupakan pelajaran yang tertuang dalam kitab
kuning dengan menggunakan bahasa Arab. Sementara pelajaran
umum hanya pelajaran yang ujiankan pada Ujian Akhir Nasional
saja.
Dengan demikian para guru yang mengajar di lembaga
tersebut harus memahami dan mampu mengajarkan bahasa arab
baik metode pengajarannya, dan juga materi pembelajarannya.
Sehingga para siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut
dengan baik. Guru yang tidak mempunyai bekal ilmu bahasa Arab
akan menemui masalah besar dalam proses pembelajaran.
A. Pembelajaran Bahasa Arab
Ada beberapa pendapat dari para tokoh pendidikan yang
menjelaskan tentang pengertian belajar. Masing-masing pendapat
tersebut menjelaskan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan
dalam rangka merubah tingkah laku siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gagne dan Brings yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan
menjadi beberapa tahapan pengelolaan informasi yang diperlukan
untuk memperoleh kafasitas yang terbaru.3 Sedangkan Good dan
3
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta:Quantum
Teaching, 2005),h.60
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
70
Brophy sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim bahwa belajar
adalah : learning is the development of new associations as aresult of
experience. 4
Dari defenisi di atas menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
proses yang benar-benar bersifat internal. Belajar merupakan suatu
proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi pada
diri seseorang yang sedang mengalaminya. Jadi yang dimaksud
dengan belajar disini bukan hanya tingkah laku yang nampak, tetapi
juga proses yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam
usaha memperoleh hubungan baru, hubungan tersebut dapat
berupa perangsang, reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.
Sedangkan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada. Kegiatan tersebut pada dasarnya
merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam hal ini pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang mungkin dicapai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan. Karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan
siswa, dan bukan pada apa yang dipelajari oleh siswa.5
Maka jelas pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Dan dalam pembelajaran tugas seorang guru
4
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan., (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
2007),h.85
5
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 85
71
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didiknya.
Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan dalam kitab suci
Al-qur’an, walau bahasa arab di Indonesia merupakan bahsa asing,
tetapi bagi umat Islam tidak menjadikan bahasa ini asing dalam
lidahnya. Karena bahasa arab merupakan kunci pokok dalam
membuka cakrawala ilmu pengetahuan. Dengan kunci itulah dapat
diketahui ajaran pokok dalam agama
dan sejarah, ilmu
pengetahuan, kebudayaan serta pengetahuan lainnya yang dapat
dijadikan sebagai patron dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaan bahasa arab
adalah bagaimana cara, upaya yang dilakukan oleh seorang guru
dalam menyampaikan bahasa arab kepada peserta didiknya,
sehingga pelajaran bahasa Arab itu bukan hanya dalam pelajaran
saja, tetapi lebih dari itu bagaimana agar siswa dapat menggunakan
bahasa Arab dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hal ini
terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan oleh guru, antara
lainnya meliputi prinsip mengajarkannya, pola pembelajarannya,
metode pengajarannya dan sebagainya.
B. Prinsip Mengajarkan Bahasa Arab
Tujuan utama dari proses pengajaran bahasa arab adalah
membantu peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa arab
yang bersifat aktif-produktif, yaitu berbicara dan menulis atau
menyimak dan membaca. Tujuan ini dapat dicapai melalui berbagai
cara dan berbagai pendekatan pengajaran. Untuk mencapai tujuan
tersebut seorang pengajar bahasa arab harus mengetahui dan
memahami prinsip-prinsip belajar bahasa arab yang harus
diwujudkan dalam keadaan kegiatan pengajaran. Maka dalam
proses pembelajaran ada beberapa prinsip umum belajar dan
motivasi yang perlu dikteahui, yaitu: prinsip kebersamaan, prinsip
prasayarat, prinsip memberi model, prinsip komunikasi terbuka,
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
72
prinsip kebenaran, prinsip pro aktif, prinsip mengurangi petunjuk,
prinsip kondisi dan konsiensi-konsiensi yang menggembirakan.6
Prinsip kebermaknaan akan dapat mendorong siswa untuk
mempelajari hal-hal yang bermakna bagi diri siswa, baik bagi
kepentingan hidupnya selaku pribadi maupun anggota masyarakat,
dan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang
pelajaran baru yang dilihat dengan evaluasi pre-test.
Sedangkan prinsip kebenaran para siswa akan lebih banyak
belajar jika perhatiannya tertarik pada penyajian yang baru yang
diiringi dengan praktek, dan akan lebih baik jika perintah atau
petunuk semakin dikurangi dan dihapuskan. Jika sudah tercapai
pembelajaran yang menyenangkan maka akan timbul semangat
belajar yang lebih besar. Hal inilah yang dapat mencegah siswa
tidak merasa bosan dalam pembelajaran.
Dari prinsip umum belajar yang dikemukakan di atas, jelas
sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa arab sebagaimana
berikut ini : hendaknya mengajarkan bahasa dimulai dengan
bercakap dan membaca, menyertakan nama benda dan kalimat
dengan maknanya dan tidak memakai bahasa asing selain bahasa
arab, hendaknya materi yang diajarkan kepada siswa kalimat yang
mengandung pengertian bukan kata saja, mengajarkan nahwu
sharaf (gramatika) secara sambilan dengan waktu pelajaran
muhadatsah dan membaca, menggunakan metode yang melibatkan
panca indra, dan hendaknya pelajaran bahasa arab itu menarik.7
Dalam pembelajaran bahasa dianjurkan bagi setiap guru untuk
memiliki prinsip pembelajaran yang akan dapat membantunya
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan juga untuk dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. Begitu
juga halnya dalam pembelajaran bahasa arabjuga harus memiliki
251
h. 22
6
Mujayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), h.
7
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab, (Jakarta: Hidakarya Agung. 1981),
73
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
prinsip. Dalam mengajar bahasa arab yang pertama sekali dilakukan
oleh guru adalah bercakap dan membaca. Percakapan yang
pertama dilakukan mulai dari barang dan perkakas yang biasa
dilihat oleh siswa setiap hari, misalnya alat sekolah, perkakas rumah
tangga dan sebagainya yang disertai dengan menunjukkan
bendanya pada saat berbicara.
Maka dalam mengajarkan nama-nama peralatan sekolah
misalnya, meja, kursi, pena, rol dan sebagainya hendaklah dengan
cara menunjukkan bendanya lalu kemudian menyebutkan namanya
dengan bahasa arab. Hal yang demikian akan dapat menarik minat
siswa, lalu hal yang seperti ini diulang-ulang dengan benda yang
lainnya.
C. Sistem Pembelajaran Bahasa Arab
Berbicara tentang pengajaran bahasa arab, maka ada dua
sistem yang menjadi landasan dalam pengembangan pengajaran
bahasa arab, pertama sistem kesatuan, yaitu mengajarkan bahasa
arab dengan sistem satu kesatuan yang berhubungan erat tidak
terpisah-pisah. Kedua sistem bagian-bagian, yaitu pengajaran
bahasa arab dengan menggunakan sistem terbagi atas beberapa
bagian atau cabang-cabang ilmu. Dari kedua istem ini digabungkan
menjadi beberapa metode yang dapat memudahkan proses belajar
menhajar bahasa arab sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
1. Sistem Kesatuan
Maksudnya adalah mengajarkan bahasa arab sebagai satu
kesatuan yang utuh dan berhubungan erat, tidak dibagi-bagi atas
beberapa bagian yang bercerai berai. Menurut teori ini diambil
satu cara sebagai pusat yang kemudian dijadikan bacaan,
percakapan, nahwu/sharaf dan sebagainya. Dengan demikian
tidak ada jam pelajaran khusus untuk membaca, untuk
bercakap-cakap dan khusus untuk nahwu/sharaf. Hanya ada
beberapa jam untuk pelajaran bahasa arab. Adapun dasar-dasar
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
74
kesatuan dalam mengajarkan bahasa arab itu adalah : dasardasar kejiwaan, dan dasar- dasar pendidikan. 8
Pelajaran yang diberikan menurut sistem ini dapat menarik
perhatian siswa, suka, rajin dan tidak mudah bosan, karena
pelajaran diberikan dengan berbagai macam jalan. Sistem ini
sama halnya dengan teori Gestalt yang memahami sesuatu
secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian berpindah kepada
bagian-bagiannya.
2. Sistem Bagian-bagian
Maksudnya adalah mengajarkan bahasa arab dengan cara
membaginya kepada beberapa bagian atau cabang-cabang, dan
tiap cabang ada bukunya, rencananya dan jam pelajarannya
tersendiri,
seperti
membaca,
menghafal,
bercakap,
nahwu/sharaf, imla’,balaghah dan sebagainya. Sistem inilah
yang diperaktekkan pada madrasah-madrasah dan pesantern di
Indonesia.
Antara kedua sistem ini dapat digabungkan dan sama-sama
diperaktekkan sesuai dengan dasar-dasar berikut ini : tiap cabang
bahasa arab jangan dijadikan bagian tersendiri dan terpisah dari
bagiannya yang lain. Tetapi harus dipandang semua bagian itu
berhubungan erat antara satu dengan lainnya untuk kesatuan
bahasa. Hendaklah guru memandang pembagian itu sebagai cara
untuk memudahkan dalam mengajarkannya.
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa dalam
mengajarkan bahasa arab itu terdapat dua sistem yaitu, pertama
sistem kesatuan, pada prinsipnya sistem ini merupakan sebuah
upaya yang dilakukan oleh guru dalam menghubungkan dua atau
lebih mata pelajaran yang serumpun menjadi satu mata pelajaran.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengetahuan siswa tidak
terpisah. Oleh karena itulah diperlukan sistem kesatuan yang
diperkirakan dapat menyatukan dua atau lebih mata pelajaran,
8
Ibid., h. 27
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
75
misalnya pelajaran nahwu/sharaf, mahfudzat, muhadatsah, imla’
dan sebagainya dijadikan menjadi satu pelajaran yang dinamakan
pelajaran bahasa arab.
Sistem kedua adalah sistem bagian-bagian yang merupakan
kebalikan dari sistem yang pertama, yaitu penyampaian pelajaran
bahasa aran secara terpisah-pisah. Hal ini didukung oleh faktor
kemudahan dalam menyajikannya karena dapat disusun secara
lebih sistematis sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunya masingmasing. Dan yang menjadi ciri khas sistem bagian-bagian ini adalah
menyajikan materi pelajaran secara terpisah-pisah, hal ini ditandai
dengan dipaparkannya dan dideretkannya sejumlah mata pelajaran
atau disiplin ilmu secara terpisah tanpa berusaha mencari
persinggungan antara bagian mata pelajaran tersebut. Bahkan
pelajaran yang serumpun dapat dipisah menjadi beberapa mata
pelajaran lagi.
Kedua sistem pembelajaran ini sama-sama memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, sehingga seorang guru dituntut
untuk lebih teliti dalam melihat situasi siswa dan menyesuaikannya
dengan metode yang akan diterapkan.
D. Aspek, Metode Pengajaran Bahasa Arab
Bahasa arab adalah bahasa al-qur’an dan hadits, keduanya
merupakan sumber pokok ajaran Islam, dan kandungan kedua
sumber ajaran ini haruslah diamalkan. Dan untuk mengamalkan
kandungan keduanya terlebih dahulu haruslah dapat difahami
dengan baik. Sedangkan untuk memahami kandungan keduanya
harus dipelajari dan dikuasai ilmu yang berhubungan dengan
bahasa arab. Untuk itu ada empat aspek kemampuan yang
menyangkut bahasa arab yaitu: kemampuan membaca,
kemampuan menulis, kemampuan berbicara dan kemampuan
memahami pembicaraan orang lain.9
9
AH. Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 3, (jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h. 11
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
76
Dari keempat aspek kemampuan tersebut, yang pertama sekali
harus dikuasai adalah aspek kemampuan membaca dan memahami,
jika penguasaan kita pada aspek pertama ini telah memadai maka
akan mudah untuk menguasai aspek lainnya.
Abu Bakar Muhammad menjelaskan bahwa dari beberapa
aspek yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa cabang ilmu
bahasa arab yaitu :
1. Muthalaah (membaca). Tujuannya adalah melatih siswa agar
pandai mengucapkan bahasa arab dengan baik dan lancar.
Teknik mengajarkannya adalah : mengadakan tanya jawab
singkat tentang topik yang akan dibaca, menjelaskan makna
kata yang sulit, menyuruh siswa untuk menerangkan maksud
dan tujuan atau pengajaran yang dapat dipetik daripadanya.
Lalu kemudian menyuruh siswa menulis arti kata-kata yang
sulit dalam catatan khusus.
2. Muhadatsah (bercakap-cakap dan mengarang)
Muhadatsah adalah menjelaskan dengan lidah tentang apa
saja yang terlintas dalam hati dengan perkataan yang betul
dan sesuai dengan maksud tujuan. Muhadatsah bertujuan
untuk membiasakan siswa supaya pandai bercakap-cakap
dengan bahasa arab yang fasih dan juga dapat menyusun
kalimat yang baik.
Adapun teknik mengajarkan muhadatsah adalah : guru
memilih topik yang sesuai dengan tingkat pemikiran dan umur
siswa, lalu memilih kata-kata yang sesuai dengan
pengetahuan mereka dan perbendaharaan bahasa mereka,
menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan dalam rangka
membantu siswa, dan pada setiap akhir pelajaran, guru harus
mengajukan beberapa pertanyaan sebagai penerapan dari
apa yang telah dijelaskan sebelumnya.10
3. Imla’ (Dikte)
10
Abu Bakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab,
(Surabaya:Usaha Nasional, 1981), h. 40
77
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
Imla’ adalah pembelajaran yang melatih siswa agar terbiasa
menulis kata-kata dengan betul dan juga untuk belajar
mengarang. Tehnik mengajarkannya adalah : terlebih dulu
guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang
potongan kalimat yang disusun sendiri oleh guru, dengan
mengambil kata-kata baru yang akan diimla’kan itu, lalu
kemudian guru mengimla’kan potongan kalimat itu.11
4. Qawaid (nahwu/sharaf)
Bahasa yang benar bukanlah berdasarkan kaidah bahasa
(qawaid), tetapi qawaid didasarkan pembicaraan yang benar,
karena pembicaraanlah yang lebih dulu ada. Kemudian dari
situlah disusun qawaid (tata bahasa).
Menurut sistem yang lama nahwu sharaf adalah pelajaran
yang mula-mula ada dalam pelajaran bahasa arab. Dan
menurut pendapat terbaru nahwu/sharaf itu diberikan dengan
pelajaran membaca, bercakap-cakap dan hafalan.12
5. Mahfudzat (Hapalan)
Mahfudzat adalah mempelajari perkataan saatra yang pendek
serta menghafalnya, seperti mufradat dan syair. 13 Seseorang
yang baik dalam bacaannya, ketika ditanya arti mufradatnya
tidak satupun yang difahaminya. Maka penting bagi kita untuk
memperkaya kosa kata serta teknik-teknik penterjemahan
yang baik. Maka untuk mempermudah belajar bahasa arab itu
juga diperlukan kosa kata yang banyak, hal ini tentunya
menggunakan metode hafalan.
6. Balagah (ma’ani, bayan, badi;)
Ilmu balagah adalah ilmu yang mempelajari kefasihan
berbicara, yang meliputi ilmu ma’ani, bayan dan badi’, ilmu
ma’ani adalah untuk menjaga dari kesalahan berbicara, ilmu
11
Ibid,. h. 49
Mahmud Yunus, Op. Cit., h.81
13
Ibid., h.93
12
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
78
bayan adalah ilmu untuk menjaga pembicaraan yang tidak
mengarah pada tujuannya, sedangkan ilmu badi’ adalah ilmu
untuk menghiasi susunan bahasa.14
Dari beberapa cabang ilmu bahasa arab yang dijelaskan di atas
ada tujuan yang akan dicapai masing-masingnya, dan untuk mencapai
tujuan tersebut juga ada teknik pembelajarannya. Dan agar proses
pembelajaran itu berjalan dengan baik maka ada beberapa metode yang
perlu diperhatikan dan digunakan, yaitu :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi dengan cara
penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Hal ini sesuai
dengan defenisi yang dikemukakan oleh Ramayulis dalam Armei
Arief bahwa metode ceramah adalah : Penerangan dan
penuturan secara lisan guru terhadap murid-murid di ruangan
kelas.15 Siswa hanya berperan sebagai penerima pesan,
mendengarkan, memperhatikan dan mennulis penjelasan guru
bilamana diperlukan.
2. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode penyampaian pesan dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan siswa membeerikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan
guru yang menjawab pertanyaannya. Dalam kegiatan belajar
mengajar jika metode tanya jawab ini dilakukan dengan cara
yang tepat, maka akan dapat meningkatkan perhatian siswa
untuk belajar secara aktif.16
3. Metode Diskusi
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah
cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau
14
Imam Akhdlori, Ilmu Balaghah, Terjemah Jauhar Maknun, (Bandung:Alma’arif,
1989), h. 17
15
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:Ciputat
Press, 2002), h. 136
16
Basiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat
Press, 2002), h. 43
79
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
menyampaikan materi dengan cara mendiskusikannya, dengan
tujuan agar dapat menimbulkan pengertian serta perubahan
tingkah laku siswa. Dalam hal ini Ramayulis mengemukakan
sebagaimana pada Armei Arief bahwa : metode diskusi adalah
suatu cara penyampaian bahan pelajaran, dimana guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengadakan
pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah.17
Dengan demikian dapat difahami bahwa metode diskusi adalah
salah satu metode yang dapat dipakai oleh guru di kelas, dengan
tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat
siswa.
4. Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan
peran tertentu, seperti yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat. Metode ini adalah bentuk metode mengajar dengan
mendramakan atau memerankan tingkah laku dalam hubungan
sosial masyarakat.
5. Metode Drill
Metode Drill atau biasa disebut dengan latihan, metode ini
dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan
latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan
melakukannya secara praktis maka suatu pengetahuan dapat
disempurnakan. 18 Latihan ini juga dimaksudkan agar
pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa
dan dikuasai sepenuhnya.
6. Metode Resitasi
Metode Resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan
cara guru memberikan sejumlah tugas terhadap peserta didik
17
18
Armei Arief, Op, Cit,.h. 145
Basiruddin Usman, Op. Cit., h. 55
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
80
untuk mempelajari sesuatu. Tugas yang diberikan oleh guru bisa
dalam bentuk memperbaiki, memperdalam, mencari informasi
atau menghafal pelajaran yang pada akhirnya membuat
kesimpulan tertentu.19
Sebutan lain dari metode ini adalah Pekerjaan Rumah (PR),
sebenarnya bukan hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di
sekolah, perpustakaan, laboratorium dan tempat lainnya.
Dari beberapa penjelasan di atas jelas bahwa bahasa arab itu
mempunyai beberapa cabang, dan setiap cabang dari ilmu bahasa arab
itu dalam mengajarkannya ada tujuan tertentu yang akan dicapai, untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan metode yang yang bertujuan untuk
mempermudah guru dalam mengajarkannya serta menarik minat siswa.
Dapat ditambahkan bahwa bagaimanapun bagusnya metode
yang akan digunakan oleh guru, bagaimanapun bagusnya materi
pelajaran yang akan disampaikan, dan bagaimanapun bagusnya
kemampuan guru dalam mengajar, hal ini belum cukup untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif, maka ada beberapa hal yang
perlu disiapkan oleh seorang guru sebelum melakukan pembelajaran.
Persiapan yang dimaksud dalam hal ini sebagaimana yang dikemukakan
oleh Abu Bakar Muhammad adalah: umur siswa, waktu, tujuan, alat
pembelajaran, bahan pelajaran dan penyusunan persiapan.20
Pemahaman seorang guru terhadap umur siswa sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, karena
umur siswa turut serta menentukan kesiapan siswa dalam menerima dan
menyimpan pelajaran. Siswa yang lebih tua akan lebih mudah
menerima dan memahami materi pelajaran. Sebab itu guru perlu
mengetahui umur siswa dan tingkat pemahaman mereka. Hal ini sesuai
dengan apa yang ditegaskan oleh Rasul yang menyatakan ajarlah
manusia sesuai dengan kadar akal fikiran mereka.
Penggunaan waktu yang tepat juga ikut dalam menentukan
berhasilnya suatu pembelajaran, pelajaran yang membutuhkan energi
19
20
Armei Arief, Op, Cit,.h. 164
Abu Bakar Muhammad, Op,Cit., h. 4
81
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
berfikir yang kuat harusnya disajikan pada jam-jam awal pelajaran,
karena pada jam pelajaran ini fikiran dan kondisi siswa masih fresh dan
fit berbeda dengan jam-jam akhir dimana siswa sudah pada capek.
Tujuan merupakan sasaran atau hasil yang akan dicapai dari
sebuah usaha, dalam pembelajaran tujuan merupakan akhir dari segala
upaya yang dilakukan oleh seorang guru. Untuk mencapai hasil tersebut
seorang guru harus menetapkan tujuan yang harus dicapai. Penetapan
tujuan pembelajaran tersebut merupakan usaha agar pembelajaran tidak
mengarah kepada tujuan yang tidak diingini, tetapi tetap fokus pada
tujuan inti dari materi pembelajaran tersebut. Tujuan ini dapat berbentuk
tulisan yang dituangkan dalam RPP atau silabus.
Alat pelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada
dalam pembelajaran, alat yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
media, dalam hal pembelajaran bahasa Arab media sangat berperan
dalam memberikan pemahaman kepada siswa, dalam hal menghafal
mufradat misalnya guru harus menggunakan alat dengan benda yang
sesungguhnya atau dengan benda yang berbentuk gambar atau imitasi.
Dengan demikian siswa akan cepat mengerti dan akan lebih lama tinggal
dalam memori mereka.
Bahan pelajaran adalah materi dalam bentuk baku seperti buku
paket, silabus, kurikulum dan terlebih penting lagi adalah materi yang
sudah ada dalam pikiran seorang guru, sebelum melakukan proses
pembelajaran materi pelajaran ini harus sudah ada, maka pada saat
proses pembelajaran terjadi materi itu tinggal menyampaikannya kepada
peserta didik.
Penyusunan persiapan sebelum mengajar merupakan hal yang
mutlak bagi seorang guru, guru yang melakukan pembelajaran tanpa
melakukan persiapan adalah seperti berjalan tanpa arah dan tujuan.
Persiapan yang dimaksud dalam hal ini menyangkut persiapan guru dari
segi fisik dan mentalnya, fisik yang bagus, bersih, rapi akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi siswa, begitu juga dengan mentalnya akan turut
menentukan gaya mengajar seorang guru, guru yang mempunyai beban
mental dalam mengajar akan menjadi tidak pokus dan konsentrasi
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
82
dengan tugas yang sedang dilakukannya. Begitu juga dengan persiapan
materi atau bahan ajar baik berbentuk buku paket atau bekal ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru.
Dan hal yang terpenting lagi yang harus dipersiapkan oleh guru
adalah persiapan dalam bentuk rencana pembelajaran (RPP), dimana
dalam RPP tersebut tertulis mulai dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, tujuan, indikator, materi, strategi, alat/media dan evaluasi.
Dengan persiapan yang sedemikian rupa diharapkan proses
pembelajaran akan berjalan tanpa ada masalah baik di pihak guru
maupun di pihak siswa.
E. Penutup
Sistim pendidikan dan pengajaran yang berlaku sekarang ini
paling tidak dapat digolongkan kepada tiga bentuk, salah satunya
adalah pondok pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga
pendidikan dan pengajaran Islam, pada umumnya pendidikan dan
pengajaran tersebut diberikan secara klasikal, maksudnya seorang
kiai mengajar siswanya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam
bahasa arab oleh para ulama terdahulu sejak abad pertengahan.
Kenyataan inilah yang mengharuskan guru yang mengajar di
lembaga pendidikan tersebut harus dapat menguasai pelajaran yang
berbahasa arab.
83
Forum Paedagogik Vol. 05, No.01 Jan 2013
Pelajaran bahasa arab baik dipandang sebagai satu kesatuan
maupun sebagai bagian-bagian tertentu mempunyai cabang
tertentu, dimana cabang ilmu tersebut saling mendukung satu sama
lainnya, cabang ilmu bahasa arab itu adalah : Mutala’ah,
Muhadatsah, Imla’, Qawaid, Mahfudzat dan Balagah.
Dari beberapa cabang ilmu bahasa arab yang disebutkan di
atas ada beberapa pola, metode mengajarkannya, yaitu : ceramah,
tanya jawab, diskusi, sosiodrama,drill dan resitasi. Dari sekian
banyak metode ini diharapkan kearifan seorang guru dalam memilih
dan menentukan mana metode yang digunakan dengan cara
menyesuaikannya dengan materi yang akan disampaikan.
Selain penggunaan metode mengajar yang tepat, pengetahuan
tentang umur siswa, pemanfaatan waktu, penentuan tujuan,
penggunaan alat, ketersediaan bahan serta penyusunan persiapan
sebelum mengajar juga merupakan hal yang patut untuk
dipersiapkan oleh guru. Dengan mengetahui prinsip, sistem, aspek,
metode dan persiapan mengajar yang tepat, diharapkan akan terjadi
proses pembelajaran yang efisien dan efefktif, sehingga tujuan akhir
dari pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna. Semoga..
Wallohu a’lam bissawab.
Daftar Pustaka
Pembelajaran Bahasa Arab..........................Ali Asrun
84
1. Abu Bakar Muhammad. (1981), Methode Khusus Pengajaran
Bahasa Arab, (Surabaya:Usaha Nasional)
2. AH. Akrom Fahmi. (19990), Ilmu Nahwu dan Sharaf 3, (jakarta:
Raja Grafindo Persada)
3. Armei Arie. (2002), Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, (Jakarta:Ciputat Press)
4. Basiruddin Usman. (2002), Metodologi Pembelajaran Agama
Islam, (Jakarta:Ciputat Press)
5. Hamzah B. Uno. (2008), Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara)
6. Imam Akhdlori. (1989), Ilmu Balaghah, Terjemah Jauhar
Maknun, (Bandung:Alma’arif)
7. Mahmud Yunus.(1981), Metodik Khusus Bahasa Arab, (Jakarta:
Hidakarya Agung)
8. Mujayyin Arifin. (2003), Kapita Selekta Pendidikan Islam,
(Jakarta:Bumi Aksara)
9. M. Ngalim Purwanto. (2007), Psikologi Pendidikan.,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya)
10. Syafaruddin dan Irwan Nasution. (2005), Manajemen
Pembelajaran, (Jakarta:Quantum Teaching)
11. Yasmadi. (2002), Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Madjid
Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta:Ciputat Press)
Download