BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi
Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara
konsep swalayan dalam skala kecil dengan target pasar yang sama dengan
target pasar pada pasar tradisional. Persaingan yang terjadi pada bisnis
minimarket saat ini sangatlah ketat, dapat dilihat pertumbuhan minimarket di
kota Bandung yang sangat signifikan. Menurut data dari Dinas KUKM dan
Industri Perdagangan kota Bandung hingga tahun 2011 jumlah minimarket di
kota Bandung adalah 353 minimarket.
Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket
yang merupakan mayoritas di kota Bandung, seperti Alfamart, Indomaret,
Yomart dan Cricle K dan minimarket yang menawarkan sebuah konsep baru
dalam minimarket, seperti Lawson dan Yogya Express
1.1.1 Alfamart
Didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/ Perseroan), mengawali usahanya
di bidang perdagangan dan distribusi, kemudian pada 1999 mulai
memasuki sektor minimarket. Ekspansi secara ekponensial dimulai
Perseroan pada tahun 2002 dengan mengakusisi 141 gerai Alfaminimart
dan membawa nama baru Alfamart. Saat ini Alfamart merupakan salah
satu yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 2,1 juta
pelanggan setiap harinya di hampir 6.000 gerai yang tersebar di
1
Indonesia. Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok
dengan harga yang terjangkau, tempat belanja yang nyaman, serta lokasi
yang mudah dijangkau. Didukung lebih dari 60.000 karyawan.
Hingga tahun 2012 jumlah outlet Alfamart di kota Bandung
menurut data statistik, BPS kota Bandung berjumlah 216 buah yang
tersebar di seluruh kota Bandung
1.1.1.1 Logo Alfamart
Gambar 1.1
Logo Alfamart
Sumber: Alfamartku.com
1.1.2 Indomaret
Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merek
dagang Indomaret dipegang oleh PT. Indomarco Prismatama.
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan
kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan
kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama,
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba
pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230
2
gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan
Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Lebih dari 3.500
jenis produk makanan dan non-makanan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan konsumen sehari-hari. Hingga tahun 2012 jumlah outlet
Indomaret di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota Bandung
berjumlah 154 buah.
1.1.2.1 Logo Indomaret
Gambar 1.2
Logo Indomaret
Sumber: Indomaret.co.id
1.1.3 Yomart
Yomart adalah perusahaan ritel modern yang berfokus di bidang
minimarket yang telah melayani kebutuhan masyarakat akan barang
kebutuhan sehari-hari. Minimarket merupakan bagian dari Yogya Group
sebuah kelompok usaha ritel skala nasional yang berpusat di Bandung
dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982.
Minimarket ini membuka tokonya yang pertama pada Agustus
2003 di Ciwastra Bandung kemudian akhirnya menyebar sampai di kota
besar lain di Jawa Barat. Sampai 2011 Yomart mengelola lebih dari 250
3
toko
yang
dimilikinya
sendiri dan
tersebar
hampir
di
setiap
kota/kabupaten di Jawa Barat. Hingga tahun 2012 jumlah outlet Yomart
di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota Bandung berjumlah 94
buah
1.1.3.1 Logo Yomart
Gambar 1.3
Logo Yomart
Sumber : Yomart-minimarket.com
1.1.4 Circle K
Circle K adalah waralaba Toko kelontong atau minimarket
Internasional yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini berdiri
pada tahun 1951 di El Paso, Texas. Jaringan minimarket Circle K kini
dimiliki dan dioperasikan oleh jaringan waralaba toko retail terbesar di
Kanada, yaitu perusahaan Alimentation Couche-Tard.
Circle K adalah pelopor sebuah minimarket yang beroperasi 24
jam penuh. Hal ini menjadikannya popular di berbagai belahan dunia,
termasuk di Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih
jarang. Circle K menjadi trend-setter bagi banyak minimarket sejenis
yang muncul kemudian hari. Saat ini Circle K populer di kalangan remaja
kota besar di Indonesia. Di mata remaja, Circle K dicitrakan sebagai
4
minimarket zaman sekarang, mereka menyediakan berbagai minuman
alkohol dan rokok yang cukup lengkap dan beroperasi 24 jam, sebuah hal
yang diminati oleh remaja Indonesia masa kini. Pembeli dari gerainya
juga diijinkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati
belanjaannya sehingga secara tidak langsung Circle K menjadi kawasan
berkumpulnya remaja di kala malam hari. Hingga tahun 2012 jumlah
outlet Circle K di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota
Bandung berjumlah 53 buah.
1.1.4.1 Logo Circle K
Gambar 1.4
Logo Circle K
Sumber: Circlek.com
1.1.5 Lawson
Lawson
adalah
minimarket
berasal
dari
Jepang
yang
merupakan tiga besar merek convenience store terbesar di Jepang.
Lainnya setelah 7-Eleven dan Family Mart. Lawson sudah memiliki
cabang kurang lebih 10.000 gerai di berbagai negara seperti Indonesia,
5
Hawai, dan Cina.
Dan untuk memperluas jaringannya, Lawson di
Indonesia baru saja ada di Jakarta dan Bandung, biasanya minimarket ini
menjadi tempat ngumpulnya anak muda untuk menghabiskan waktu. Di
Indonesia Lawson dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. Presiden
Komisaris PT Midi Utama Indonesia. Pada saat ini outlet Lawson di kota
Bandung berjumlah 2 buah
1.1.5.1 Logo Lawson
Gambar 1.5
Logo Lawson
Sumber: Lawson.jp
1.1.6 Yogya Express
Yogya Express merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki
oleh Yogya Group, sebuah mini market yang menawarkan sebuah
konsep baru dalam menjalankan sebuah bisnis minimarket. Dengan
menawarkan pelayanan lebih terhadap segi kenyamanan yang diterima
6
oleh konsumen. Pada saat ini Yogya Express baru tersedia di kota
Bandung, jumlah outlet Yogya Express pada saat ini berjumlah 2 buah.
1.1.6.1 Logo Yogya Express
Gambar 1. 6
Logo Yogya Express
Sumber: google.com
1.2 Latar Belakang
Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dalam tiga tahun terakhir
menarik perhatian di Asia, khususnya di antara Negara berkembang. Setelah
krisis keuangan di tahun 2008, tahun 2010 tercatat sebagai tahun pertumbuhan
terbaik yang hampir diseluruh sektor industri tidak terkecuali dengan sektor
industri ritel.
Persaingan bisnis ritel pada saat ini Semakin ramai, dinamis, dan
tuntutan inovasi semakin tinggi. Proses evolusi terus bergulir sesuai dengan
perubahan konsumen dan daya belinya. Format dituntut berubah untuk
menciptakan segmen-segmen baru. Convenience store yang dulunya toko
grocery untuk kaum pria, kini menjadi tempat hang out konsumen lebih
7
muda, tak terkecuali perempuan. Minimarket melebar menuju lebih premium.
Hipermarket menjadi mid size (compact). Semua bermetamorfosa, yang
menandakan mereka berjuang untuk hidup ke masa depan. Yang basic kini
menuju ke arah lifestyle.
Pertumbuhan ritel tahun 2011 tumbuh sebesar 11% didukung oleh
pertumbuhan ekonomi yang kuat, populasi penduduk yang besar, naiknya
pendapatan per-kapita dan pembangunan berkelanjutan pada infrastruktur
ritel. Selain adanya perubahan pada gaya hidup dan tren perbelanjaan modern
pada masyarakat kelas mengah ke atas, dimana belanja tidak hanya untuk
membeli produk yang dibutuhkan tetapi juga untuk kegiatan rekreasi, yang
turut merangsang pertumbuhan industri ritel
Gambar 1.7
Pertumbuhan Industri Ritel Indonesia tahun 2011
Pertumbuhan Industri Ritel
30%
20%
10%
0%
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: Nielsen, pefindo deviasi valuasi saham &indexing, 2011
Sepanjang tahun 2011 pasar ritel Indonesia mencapai 11% dengan
pertumbuhan ekonomi 6,6%. Tahun 2012 Komite Ekonomi Nasional (KEN)
memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% dan penjualan ritel terus
menigkat. faktor banyaknya investor asing yang masuk ke Indonesia
8
menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat antara pasar modern dengan
pasar modern dan pasar modern dengan pasar tradisional.
Tingginya persepsi pertumbuhan retail Indonesia tecermin pada hasil
riset sebuah perusahaan konsultan manajemen dunia, AT Kearney, belum
lama ini. Perkembangan bisnis retail di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir ternyata sudah fenomenal di Asia, khususnya di antara negara
berkembang. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail
terbaik di Asia.
Perusahaan konsultan manajemen dunia, AT Kearney mengeluarkan
laporan pertumbuhan industri ritel terbaik di sejumlah negara berkembang di
dunia. Laporan berjudul Global Retail Development Index (GRDI) 2011 ini
menilai kondisi industri ritel di 30 negara berkembang di dunia dan
memeringkatkan mereka berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya risiko
usaha, populasi penduduk, serta kekayaan yang dikaitkan dengan kondisi
industri ritel terkini. Dan menurut laporan ini Indonesia berada di peringkat
ketiga pasar ritel terbaik di Asia. GRDI menilai pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia akan tetap cerah dengan pertumbuhan permintaan domestik dan
ekspor yang tinggi, penjualan ritel yang stabil dan membaiknya kepercayaan
konsumen. GRDI memperkirakan bahan pangan merupakan sektor bisnis
yang sangat penting bagi kawasan ini, bahkan bias mencapai dua pertiga dari
penjualan ritel.
Menurut data dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan
Industri perdagangan Kota Bandung September 2011. Bentuk-bentuk baru
sarana perdagangan modern di Indonesia terdiri dari pusat perbelanjaan,
Departemen store, Hypermarket, supermarket, Minimarket, factory outlet,
9
distribute outlet, dan fast food pertumbuhan dari bentuk-bentuk baru ritel
modern tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1.10
Proporsi Ritel Modern Indonesia Tahun 2011
proporsi ritel modern 2011
sarana perdagangan lain
pusat perbelanjaan mall
departemen store
hypermarket
supermarket
mini market
Sumber : data dinas KUKM dan Industri perdagangan tahun 2011
Berdasarkan Gambar 1.10 selama tahun 2011 pasar modern masih
didominasi oleh pertumbuhan minimarket dengan proporsi pasar sebesar 48%
diikuti dengan sarana perdagangan lain.
Kondisi yang seperti tersebut tergambar di kota Bandung.
Keberadaan sarana perdagangan modern yang ada di kota Bandung
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, menurut berita resmi
Statistik Provinsi Jawa Barat No. 49/11//32/th XVIII, 7 November 2011 pada
10
triwulan III laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa barat tumbuh hingga
2,99%
Tabel 1.1
Data Sarana Perdagangan Kota Bandung Tahun 2009-2011
No
Jenis sarana
Jumlah
perdagangan
2009
2010
2011
1
Mall
47
41
28
2
Supermarket
51
40
26
3
Minimarket
229
316
357
4
Hypermarket
2
5
8
5
Perkulakan
5
3
3
6
Departemen store
11
13
16
7
Factory outlet
98
98
98
8
Distribusi store
135
135
135
Sumber : Data Dinas KUKM dan industri perdagangan Kota Bandung, 2011
Dari data yang dapat dilihat pada tabel 1.1 perkembangan pesat yang
sangat signifikan terjadi pada bisnis minimarket di kota Bandung, pada tahun
11
2009 jumlah minimarket di kota Bandung berjumlah 229 buah. Di tahun 2010
naik menjadi 316 buah,
Kemudian pada tahun 2011 bertambah kembali
hingga ke angka 357 buah minimarket. Kenyataan tersebut akan menimbulkan
sebuah kompetisi sesama produsen minimarket tersebut. setiap perusahaan
akan berusaha untuk saling memperebutkan pangsa pasar didalam pasar
tersebut. Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan
daya tarik jangka panjang intrinsik sebuah pasar atau segmen pasar yaitu,
pesaing industri, pendatang baru potensial, pengganti, pembeli dan pemasok
(Kottler dan Keller, 2009:320)
Beberapa buah mini market yang sudah punya nama di kota
Bandung, mulai dari konsep minimarket yang sederhana, yaitu hanya dengan
menjual barang–barang kepada konsumen seperti, Alfamart, Indomart,
Yomart. Hingga minimarket yang menawarkan nilai tambah yang akan
didapat oleh konsumen, seperti, Circle K, Yogya Ekspress dan Lawson.
Persaingan antara bisnis ritel mini market di kota Bandung pada saat
ini sangatlah ketat. Terbukti dengan jumlah minimarket yang ada pada saat
ini di kota Bandung, hingga tahun 2011 berjumlah 357 buah minimarket.
Sebuah bentuk pasar persaingan sempurna pun terjadi di dalam persaingan
ini, hampir disetiap lokasi
di kota Bandung
kita dapat menjumpai
minimarket Tersebut, dan faktanya posisi minimarket tersebut tidaklah
berjauhan.
Menurut Ali, Kapoor dan Moorthy (2010). Bahwa preferensi
konsumen terhadap pasar sangat tergantung pada kenyamanan dalam
pembelian di pasar bersama dengan ketersediaan layanan tambahan, serta
layanan yang mampu menimbulkan daya tarik bagi anak-anak, fasilitasfasilitas pokok dan keterjangkauan mencapai pasar tersebut. persaingan ini
12
memicu setiap produsen dari minimarket tersebut untuk terus meningkatkan
kualitas dari produknya, bahkan harga pada saat ini bukanlah menjadi
prioritas utama bagi konsumen untuk menentukan pilihannya terhadap sebuah
minimarket. Seperti Yogya Ekspress sebuah konsep minimarket yang menjual
produknya di harga kisaran menengah ke atas, namun tetap dikunjungi oleh
konsumen karena Yogya Ekspress menambahkan nilai tambah dalam
penjualan produknya, yaitu menyediakan tempat untuk bersantai bagi para
konsumennya sambil menikmati produk yang dia beli di Yogya Ekspress.
Menurut Kottler dan Keller didalam bukunya “Marketing Management”
(2009:14), mengatakan bahwa sebuah perusahaan akan berhasil jika
memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli pasaran atau konsumen.
Konsumen memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya
akan penawaran yang memeberikan nilai terbesar.
Dari fakta-fakta di atas, menuntut para produsen mini market untuk
menyiapkan strategi bagaimana cara meningkatkan rasa kenyamanan
(convenience) yang memuaskan para konsumen, dengan mengetahui apa saja
preferensi konsumen sehingga memilih minimarket tersebut. sehingga
penilitian ini berjudul, “Analisis Preferensi Konsumen Dalam Memilih
Minimarket
di
INDOMARET,
Kota
Bandung
YOMART,
(studi
CIRCLE
kasus
K,
:
ALFAMART,
LAWSON,
YOGYA
EXPRESS)”
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka
dapat diidentifikasi permasalahan didalam penelitian ini adalah bagaimana
preferensi konsumen terhadap Minimarket di kota Bandung ?
13
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi konsumen
di kota Bandung terhadap Minimarket.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan kepada pihak minimarket untuk menentukan
apa yang menjadi preferensi konsumen saat ini.
2. Bagi pihak lain
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan tambahan
pengetahuan bagi pihak lain yang ingin mempelajari tentang strategi
bisnis.
1.6 Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika Skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum
mengenai isi skripsi ini agar jelas dan tersruktur, maka dibawah ini disajikan
secara garis besar sistematika skripsi yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tinjauan terhadap objek penelitian, latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup
penelitian dan sistematika penulisan.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi kajian pustaka, landasan teori yang terbagi menjadi pengertian
preferensi, perilaku konsumen, bisnis ritel dan kerangka pemikirian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi jenis penelitian, variable penelitian, operasional variable penelitian,
hubungan antar
variable, populasi dan sampel,
metode instrument
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV menceritakan hasil dan pembahasan mengenai karakteristik
responden dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan
masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi
perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
15
Download