PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

advertisement
PT Electronic City Indonesia Tbk dan
Entitas Anak
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Informasi Tambahan
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam
bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (tidak diaudit)
1
2
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desem ber 2012 (diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2013
2012
Rp
Rp
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar Rp 415.063.954
pada tanggal 31 Desember 2010
Persediaan - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai masing-masing sebesar
of Rp 10,500,541,705, and Rp 10,032,987,872
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Uang muka
Aset tidak lancar tersedia untuk dijual
5,23,33
6,23,33
31,051,891,680
19,226,319,920
86,156,940,831
8,639,777,094
7,23,33
4,659,570,079
500,407,607
8
9
10
11
4,13
253,065,962,730
21,117,102,456
41,018,707,498
37,084,817,977
-
165,110,985,627
886,741,368
12,303,855,719
54,867,783,384
(479,292,263)
407,224,372,341
327,987,199,367
12,23,32,33
30
13
14,681,529,656
5,236,433,522
501,113,865
14,386,971,361
4,433,235,250
-
14
15
297,209,519,124
7,753,778,112
116,807,549,316
5,022,802,162
Jum lah Aset Tidak Lancar
325,382,374,279
140,650,558,089
JUMLAH ASET
732,606,746,619
468,637,757,456
Jum lah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Piutang dari pihak berelasi - setelah dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 250.000.000 pada tanggal 30 Juni 2013
Aset pajak tangguhan
Investasi pada entitas asosiasi
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
masing-masing sebesar Rp 62,360,117,508
dan Rp 57,526,738,339
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012
Uang jaminan
3
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desem ber 2012 (diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
Rp
Rp
16,23,33
17,30
19,23,33
177,472,124,460
7,838,196,541
10,848,664,778
5,046,967,889
564,826,478
135,652,958,345
19,027,880,974
8,800,082,534
5,192,509,272
748,426,544
20,23,33
156,793,986,861
11,484,042,464
4
-
-
358,564,767,008
180,905,900,133
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas jangka pendek
Utang usaha
Utang pajak
Beban akrual
Uang muka pelanggan
Pendapatan sew a diterima dmuka
Bagian utang bank jangka panjang yang akan jatuh
tempo dalam w aktu satu tahun
Liabilitas terkait langsung dengan aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual
Jum lah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Utang kepada pihak berelasi
Utang bank setelah dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam w aktu satu tahun
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Setoran jaminan
Goodw ill negatif
18,23,32
59,194,028
20,23,33
28
21
22
46,679,453,307
23,142,658,000
959,786,234
-
43,744,235,171
17,482,941,000
837,369,734
-
70,841,091,569
62,064,545,905
Jum lah Liabilitas
429,405,858,577
242,970,446,038
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pem ilik Perusahaan
Modal saham - nilai nominal masing-masing sebesar
Rp 100 per saham pada tanggal 30 juni 2013 dan 31 Desember 2012
Modal dasar, ditempatkan, dan disetor penuh
masing-masing 1.000.000.000 saham
23
Saldo laba
100,000,000,000
202,947,471,394
100,000,000,000
125,413,906,667
Jum lah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pem ilik Perusahaan
302,947,471,394
225,413,906,667
253,416,649
253,404,751
Jum lah Ekuitas
303,200,888,043
225,667,311,418
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
732,606,746,619
468,637,757,456
Jum lah Liabilitas Jangka Panjang
Kepentingan Nonpengendali
24
4
-
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Laba Rugi Kom prehensif Konsolidasian
Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 2012 (tidak diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2013
30 Juni 2012
Rp
Rp
OPERASI YANG DILANJUTKAN
PENDAPATAN
25
875,492,501,129
585,185,720,452
BEBAN POKOK PENJUALAN
26
704,909,976,507
475,549,715,117
170,582,524,621
109,636,005,335
(83,524,586,213)
64,586,112
(4,854,393,935)
679,292,263
739,671,930
5,141,842
-
(59,904,905,940)
99,385,686
(1,032,049,557)
83,692,236,621
51,217,499,445
(6,158,659,996)
(3,736,526,069)
77,533,576,625
47,480,973,376
LABA KOTOR
Beban usaha
Pendapatan (beban) lainnya
Biaya keuangan
Laba (rugi) entitas asosiasi
Pendapatan bunga
Keuntungan penjualan aset tetap
Kerugian penurunan nilai
Goodw ill negatif
27,31
20
13
14
4
1b
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK
29
LABA DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN
OPERASI YANG DIHENTIKAN
4
LABA BERSIH
2,088,063,920
331,000,000
-
-
77,533,576,625
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
47,480,973,376
-
-
LABA KOMPREHENSIF
77,533,576,625
Laba bersih dan komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada:
Pemilik Perusahaan
Laba dari operasi yang dilanjutkan
Laba dari operasi yang dihentikan
77,533,564,727
-
Laba yang diatribusikan kepada pemilik
Perusahaan
77,533,564,727
Kepentingan nonpengendali
Laba dari operasi yang dilanjutkan
Laba dari operasi yang dihentikan
11,898
-
Laba yang diatribusikan kepada kepentingan
nonpengendali
-
77,533,576,625
47,480,973,376
78
2,110,265
-
78
5
47,480,973,376
0
-
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
47,480,973,376
-
11,898
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DARI OPERASI
YANG DILANJUTKAN
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DARI OPERASI
YANG DIHENTIKAN
47,480,973,376
2,110,265
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan
Saldo Laba
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012
Penyesuaian kepentingan nonpengendali
atas akuisisi entitas anak
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 30 Juni 2012
Saldo pada tanggal 1 Januari 2013,
sebelum penyesuaian
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 30 Juni 2013
(Defisit)
Jumlah
Nonpengendali
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
22,500,000,000
1b
Kepentingan
Modal Saham
25,411,113,612
-
-
47,911,113,612
-
10,580,474
47,921,694,086
(10,580,474)
(10,580,474)
47,480,973,376
47,480,973,376
22,500,000,000
72,892,086,988
95,392,086,988
100,000,000,000
125,413,906,667
225,413,906,667
253,404,751
225,667,311,418
77,533,564,727
77,533,564,727
11,898
77,533,576,625
202,947,471,394
302,947,471,394
253,416,649
303,200,888,043
100,000,000,000
6
-
47,480,973,376
95,392,086,988
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Perubahan Arus Kas
Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 2012 (tidak diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2013
30 Juni 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran untuk beban usaha
Pembayaran kepada karyawan
Penerimaan bunga
Pembayaran pajak
Pembayaran bunga
Penerimaan kas dari hibah pemerintah
terkait dengan penghasilan
Penerimaan (pembayaran) lainnya
Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Operasi
796,283,038,309
(713,164,565,990)
(51,510,843,522)
(27,285,358,618)
739,671,930
(19,992,554,252)
(2,394,646,927)
601,623,071,562
(525,107,167,321)
(32,496,120,644)
(22,538,382,558)
2,088,063,920
(5,426,377,000)
(635,250,000)
(17,325,259,070)
17,507,837,958
410,669,545
(185,494,226,134)
(43,011,163,244)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Aset tetap
Penjualan
Pembelian
Properti investasi
Penjualan
Pembelian
Perolehan entitas anak,setelah dikurangi kas
yang diperoleh
Penambahan investasi di entitas asosiasi
Penerimaan kas dari hibah pemerintah
terkait dengan asset
458,603,974
Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Investasi
280,870,571
(184,624,952,615)
(42,730,292,673)
152,164,670,681
(5,319,508,147)
4,603,367,499
(1,399,999,998)
Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Pendanaan
146,845,162,534
3,203,367,501
Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas pada Awal Periode
Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode
(55,105,049,151)
(22,019,087,214)
86,156,940,831
94,287,868,750
31,051,891,680
72,268,781,536
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Hasil dari peneribitan modal saham
Hasil dari pelaksanaan opsi saham
Biaya transaksi penerbitan saham
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Pinjaman jangka panjang
Penerimaan
Pembayaran
Pembayaran dividen kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
7
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
1.
Umum
a.
Pendirian dan Informasi Umum
PT Electronic City Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan tanggal 29 April 2002 berdasarkan
Akta No. 27 tanggal 29 April 2002 dari Myra Yuwono, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian
ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C-18431 HT.01.01.TH.2002 tanggal 24 September 2002 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 8 November 2002 Tambahan
No. 13679. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta No. 51 tanggal 25 Oktober 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H., notaris
di Jakarta, mengenai perubahan pemegang saham Perusahaan dan telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-55846.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama meliputi usaha perdagangan, industri, dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha yang
dijalankan Perusahaan adalah perdagangan ritel produk elektronik.
Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Kawasan Niaga
Terpadu Sudirman Lot 22, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Perusahaan beroperasi
secara komersial pada tahun 2002.
Pemegang saham akhir Perusahaan adalah PT Graha Surya Kirana dan PT Graha Berkat
Kirana.
b.
Entitas Anak yang Dikonsolidasikan
Entitas Anak
Domisili
PT Kirana Cipta Propertindo
Jakarta
Jenis Usaha
Properti
Tahun
Operasi
Komersial
Persentase Kepemilikan
2013
2012
%
%
-
99,53
-
2013
Jumlah Aset
(Sebelum Eliminasi)
2012
172,995,135,268
-
PT Kirana Cipta Propertindo (KCP)
Perusahaan mendirikan KCP pada Januari 2012 dan memiliki bagian kepemilikan sebesar
99,53%. KCP berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang properti. KCP belum
beroperasi secara komersial. Jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2013 sebesar
Rp 172,995,135,268.
PT Graha Karunia Trading (GKT)
GKT berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang perdagangan. GKT mulai beroperasi
pada tahun 2004.
Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh 65% kepemilikan saham di GKT sebesar
Rp 65.000.000. Ekuitas GKT pada saat akuisisi sebesar Rp 355.669.273. Bagian 65% yang
dialihkan kepada Perusahaan adalah sebesar Rp 231.185.027, sehingga terdapat goodwill
negatif sebesar Rp 166.185.027.
Pada tahun 2011, Perusahaan memperoleh tambahan 33% kepemilikan saham di GKT
sebesar Rp 33.000.000. Ekuitas GKT pada saat akuisisi sebesar Rp 690.338.220. Bagian
33% yang dialihkan kepada Perusahaan adalah sebesar Rp 227.811.629, sehingga terdapat
8
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
goodwill negatif sebesar Rp 194.811.629.
Pada Februari 2012, Perusahaan mengalihkan 98% kepemilikan sahamnya di GKT
(Catatan 4).
c.
Komisaris, Direktur, dan Karyawan
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, berdasarkan Akta No. 87 tanggal
18 April 2013 dari Humberg Lie, S.H., SE., Mkn, notaris di Jakarta, susunan pengurus
Perusahaan adalah sebagai berikut:
2013
2012
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
Hartono Tjahjadi Adiwana
Stephen Pribadi
Andi Bharata Winata
Komisaris Independen
:
Yuli Soedargo
Grant Scott Ferguson
Hartono Tjahjadi Adiwana
Stephen Pribadi
Andi Bharata Winata
Rahmat Adi Sutikno Halim
-
Direktur
Direktur Utama
Direktur
:
:
Ingrid Pribadi
Made Agus Dwiyanto
Ferry Wiraatmadja
Ingrid Pribadi
Made Agus Dwiyanto
Royandi Santoso
Direktur tidak terafiliasi
:
Anita Angeliana
-
Perusahaan telah mengangkat Boris Sinaga sebagai Sekretaris Perusahaan dan akan segera
mengangkat Komite Audit dan Unit Audit Internal. Personel manajemen kunci Grup terdiri dari
Komisaris, dan Kepala Departemen.
Jumlah rata-rata karyawan PT Electronic City Indonesia Tbk dan entitas perusahaan (tidak
diaudit) adalah 1.286 untuk periode 30 Juni 2013 dan 667 untuk periode 30 Juni 2012
Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru Perusahaan kepada dewan komisaris
dan direksi sebesar Rp 3,100,963,556 untuk periode Juni 2013 dan Rp 2,569,292,111 untuk
periode 30 Juni 2012.
Laporan keuangan konsolidasian PT Electronic City Indonesia Tbk dan anak perusahaan
(selanjutnya disebut Grup) untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 telah
diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 29 Juli 2013.
Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7
9
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”,
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Seperti diungkapkan dalam
Catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan
efektif tanggal 1 Januari 2012.
Grup telah memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansii
Keuangan di Indonesia .
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan
(historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain,
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan
keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
adalah mata uang Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan
manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi
Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area
di mana asumsi dan estimasi berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian
diungkapkan di Catatan 3.
b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012
Pada tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(”PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (”ISAK”) baru dan revisi yang wajib
diterapkan pada tanggal tersebut. Kebijakan akuntansi tertentu Grup telah diubah seperti
yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan
interpretasi.
(1) PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, menyatakan bahwa seluruh penghargaan
berbasis saham yang diberikan kepada karyawan harus dicatat sesuai dengan PSAK
No. 53, “Pembayaran Berbasis Saham”. Beberapa revisi penting pada standar ini yang
relevan bagi Grup adalah sebagai berikut:
a)
Pengakuan keuntungan (kerugian) aktuarial
Standar revisi ini memperkenalkan alternatif metode baru untuk mengakui
keuntungan (kerugian) aktuarial, yaitu dengan mengakui seluruh keuntungan
(kerugian) pada pendapatan komprehensif lain.
b)
Pengungkapan
Standar revisi ini mensyaratkan beberapa pengungkapan, antara lain:
10
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)




Persentase jumlah setiap kategori utama investasi yang membentuk nilai wajar
aset program;
Deskripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat
imbal hasil keseluruhan aset program yang diharapkan;
Nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk periode
tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya; dan
Jumlah penyesuaian atas liabilitas program dan aset program untuk periode
tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya.
Grup memilih untuk tetap menggunakan pendekatan koridor dalam pengakuan
keuntungan (kerugian) aktuarial. Pengungkapan tambahan terdapat pada Catatan 29.
(2) PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan
yang lebih luas atas manajemen risiko keuangan entitas dibandingkan dengan
PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”.
Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas.
Pengungkapan ini mencakup banyak persyaratan yang sebelumnya terdapat dalam
PSAK No. 50 (Revisi 2006).
b)
Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai eksposur terhadap risiko yang timbul
dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum yang spesifik
mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif
menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses dalam mengelola risikorisiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai
tingkatan eksposur risiko dari entitas, berdasarkan informasi yang disediakan
secara internal kepada manajemen kunci.
Grup telah menyajikan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK No. 60
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.
dalam
Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib
diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak berdampak material
terhadap laporan keuangan konsolidasian:
PSAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap
PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman
PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa
PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan
PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham
11
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
c.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis
Prinsip Konsolidasian
Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009),
“Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk
beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan
yang mengakibatkan akun kepentingan non-pengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan
pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak
perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial
dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasian anak perusahaan yang
dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak
sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1b.
Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi antar
entitas telah dieliminasi.
Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan
memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.
Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, kecuali dalam keadaan
yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan
pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat:




kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau dewan
komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau
organ tersebut; atau
kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris
atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan
komisaris atau organ tersebut.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan
Nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan/atau entitas
anak:






menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila
ada;
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
komponen laba rugi; dan
12
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)

mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
pendapatan komprehensif lain ke kompenen laba rugi, atau mengalihkan secara
langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-entitas anak yang
tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang
masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam
ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Transaksi dengan kepentingan nonpengendali
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.
dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat
dicatat di ekuitas. Laba atau rugi dari pelepasan
dicatat di ekuitas.
yang tidak mengakibatkan hilangnya
Selisih antara nilai wajar imbalan yang
aset bersih entitas anak yang diakuisisi
kepada kepentingan nonpengendali juga
Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal
akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis,
pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar
proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi.
Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban
administrasi.
Ketika melakukan akusisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset
keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada
persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal
akuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akusisi pihak
pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya
pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam
komponen laba rugi.
Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada
tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akusisi yang
diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau
pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No.55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan
sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya
diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih
lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset
bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut
lebih kecil dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui
dalam komponen laba rugi.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu
kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas
13
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
(“UPK”) dari Perusahaan dan/ atau anak perusahaan yang diharapkan akan menerima
manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari
pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut
dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut
termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau
kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif
operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d.
Fungsional dan Pelaporan Mata Uang
Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur
menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata
uang fungsional).
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang
fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan.
e.
Transaksi Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup:
a)
langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak:
i.
ii.
iii.
b)
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Grup;
memiliki pengaruh signifikan atas Grup; atau
personil manajemen kunci Grup atau entitas induk Perusahaan.
Suatu entitas berelasi dengan Grup jika memenuhi salah satu hal berikut:
i.
ii.
Entitas dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari
Grup atau entitas yang terkait dengan Grup. Jika Grup adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan
Grup.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari
entitas).
Semua transaksi dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan
konsolidasian.
14
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
f.
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek
dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam
waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan
serta tidak dibatasi pencairannya.
g.
Instrumen Keuangan
Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan:
Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”,
dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan
konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada
kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan
diakui pada tanggal transaksi.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai
wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas
keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada
harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan
dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan
estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan
menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo
yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya
transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan
atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya
yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen
keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan
metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan,
menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan atau, jika lebih
tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari
instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas
dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan
tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh
komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya, dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
15
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen
tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar
aktif. Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam
kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan
tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori
tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan
yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan
posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi
penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa
memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia,
maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini,
sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya
transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif,
kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga maka nilai wajar
ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net
present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang
dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.
Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian,
maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada
biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
Laba/Rugi Hari Ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar
instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan
nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data
yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Grup mengakui selisih antara harga
transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan
sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih
antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat
diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masingmasing transaksi, Grup menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
Aset Keuangan
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset
keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak
diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset tersedia untuk dijual.
16
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan kerugian penurunan
nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang
timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari
suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kategori ini meliputi kas dan setara kas,
piutang usaha, piutang lain-lain, dan piutang dari pihak berelasi yang dimiliki oleh Grup.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Grup diklasifikasikan berdasarkan substansi
perjanjian kontraktual serta definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan atas instrumen keuangan tersebut diungkapkan berikut ini.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sejumlah
hasil yang diterima, setelah dikurangkan dengan biaya penerbitan langsung.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas Keuangan Lain-lain
Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau
pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang
tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika substansi perjanjian
kontraktual mengharuskan Grup untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui
penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah
ditetapkan.
Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah
pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan
dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto,
dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kategori ini meliputi utang usaha, beban
akrual, utang kepada pihak berelasi, dan utang bank yang dimiliki oleh Grup.
17
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut;
dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen menelaah apakah
suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi telah mengalami penurunan nilai.
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan
nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara
kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika
manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak
signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara
kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian
penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori
pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi
arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi)
yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan
suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut
langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan
dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu
peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian
atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan
nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dengan
ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya
perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
(1) Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan
pengakuannya jika:
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut,
namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak
18
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan
yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i)
telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset
keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh
risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian
atas aset keuangan tersebut.
Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan
atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak
mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih
memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar
keterlibatan berkelanjutan Grup dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan
berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur
berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari
pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup.
(2) Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir,
dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan
liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan
yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas
ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi
tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan
timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan
awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
h.
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang
lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan
berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
Cadangan persediaan usang dan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk
untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto persediaan
adalah biaya penggantian kini.
i.
Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Entitas asosiasi adalah seluruh entitas dimana Grup
memiliki pengaruh yang signifikan namun tidak mengendalikan, pada umumnya dengan
penyertaan antara 20% sampai dengan 50% kekuasaan suara. Investasi ini termasuk
goodwill yang teridentifikasi pada saat akuisisi, setelah dikurangi kerugian penurunan nilai.
Bagian Grup atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian, dan bagian Grup atas perubahan pada pendapatan
komprehensif lain perusahaan asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui pada pendapatan
komprehensif lain. Akumulasi perubahan setelah tanggal akuisisi disesuaikan pada nilai
tercatat investasi. Jika bagian Grup atas kerugian pada entitas asosiasi sama dengan atau
melebihi penyertaannya pada perusahaan asosiasi, Grup tidak mengakui bagiannya atas
19
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
kerugian lebih lanjut, kecuali Grup memiliki kewajiban konstruktif atau hukum atau melakukan
pembayaran atas nama perusahaan asosiasi.
Keuntungan atau kerugian dilusi pada entitas asosiasi diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Laba yang belum direalisasi dari transaksi-transaksi antara Grup
dengan perusahaan asosiasi dieliminasi sebesar persentase kepemilikan pada perusahaan
asosiasi tersebut. Rugi yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut
menyediakan bukti penurunan nilai atas aset yang ditransfer. Penyesuaian dilakukan, apabila
dibutuhkan, untuk menyamakan kebijakan akuntansi pada entitas asosiasi dengan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh Grup.
j.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
k.
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang dijual diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual jika nilai tercatatnya dapat terpulihkan melalui transaksi penjualan dari pada melalui
pemakaian berlanjut.
Seluruh aset dan liabilitas entitas anak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada saat
kriteria yang disebutkan diatas terpenuhi, tanpa memperhatikan apakah Grup akan tetap
menjadi kepentingan pengendali pada entitas anak tersebut setelah transaksi penjualan.
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
diukur pada nilai terendah antara nilai tercatat sebelumnya dengan nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk aset-aset seperti aset pajak tangguhan, aset
yang timbul terkait imbalan kerja dan aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar, yang
dikecualikan dari ketentuan tersebut.
l.
Aset Tetap
Pemilikan Langsung
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk
biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi
akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan
penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun
terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis
di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya,
maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
20
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa
manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana
Pendingin ruangan
Perlengkapan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan
4 - 20
4
4
4
4
8
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak
dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan
yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi
signifikan berikutnya.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan
atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap
berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait
dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset
tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan
jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir
tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset Tetap Dalam Pembangunan
Aset tetap dalam pembangunan merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang
dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi
ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai
secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya.
m. Transaksi Sewa
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah
berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat
kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk
menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah
satu kondisi berikut terpenuhi:
a.
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan
tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
21
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
b.
c.
d.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah
termasuk dalam masa sewa;
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
suatu aset tertentu; atau
Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau
dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario
a, c, atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.
Sedangkan, sewa dimana Grup tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Grup sebagai Lessor
Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan
pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar
pengakuan pendapatan sewa.
Grup sebagai Lessee
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
n.
Biaya Tangguhan
Biaya yang dibayarkan atas layanan piranti lunak komputer ditangguhkan dan diamortisasi
menggunakan metode garis lurus selama 4 tahun.
o.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan
penurunan nilai aset perlu dilakukan atas (aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas, aset tak berwujud yang belum digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu
kombinasi bisnis), maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali
aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari
aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya,
maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan
nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang
berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Rugi
penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam
22
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga
diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai
untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode
penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi
dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui
apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode
sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud
ditemukan, maka Grup mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika
terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan
aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset
tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan,
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahuntahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi,
dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
p.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup
dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus
dipenuhi sebelum pendapatan diakui:
Pendapatan dari penjualan barang elektronik atas barang ber-merk yang merupakan
penjualan putus diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan sebesar nilai
penjualan. Penjualan barang elektronik atas barang-barang generik merupakan penjualan
konsinyasi yang dicatat sebesar komisi yang diterima dari prinsipal.
Uang muka pelanggan diakui sebagai pendapatan saat barang diserahkan kepada
pelanggan.
Pendapatan sewa diakui secara proporsional sesuai dengan jangka waktu sewa dan jasa
pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Pendapatan sewa diterima dimuka diakui
sebagai pendapatan saat penyewa telah menggunakan ruang sewa sesuai periode sewa.
Pendapatan promosi diakui saat penagihan kepada pemasok.
Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan dalam kategori investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual
23
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
mengalami penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan
penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai.
q.
Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja
jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan
posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan
sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang
dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan
karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai
kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa lalu adalah metode
Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak
karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak
karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian atau
perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih besar daripada 10% dari
nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke
komponen laba rugi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai
imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).
r.
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan Final
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, pajak penghasilan untuk
pendapatan sewa bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan.
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak
penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban
sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh
dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam
perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer
sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final
berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset
atau liabilitas pajak tangguhan.
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara
proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan
sebagai pajak kini pada perhitungan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui
sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.
24
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar
kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak
tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian,
kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian,
kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar
kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding
diajukan oleh Grup, ketika hasil banding telah ditentukan.
s.
Laba Per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada
tahun yang bersangkutan.
t.
Segmen Operasi
Segmen operasi disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi
berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan
kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam
segmen dan penilaian kinerja Grup. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Grup untuk
mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko
dan pengembalian.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a)
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
25
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
b)
Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c)
Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi
sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk,
yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu.
u.
Provisi
Provisi diakui jika Grup mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif) sebagai akibat
peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Grup harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan
estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan mempertimbangkan
risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi diukur menggunakan
estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatat provisi adalah nilai
kini arus kas tersebut.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian
pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal.
v.
Peristiwa setelah Periode Pelaporan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan
informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan
keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang
tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah
diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan, dan Asumsi Manajemen
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada
laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi
atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan
asumsi tersebut didasarkan pada pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan
relevan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi,
pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap
jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Pertimbangan
26
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan
akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian:
a.
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Grup menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang
ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan
kebijakan akuntansi Grup sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2g.
b.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada
jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak
tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup
secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan
telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).
Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktorfaktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan
likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan
pembayaran yang signifikan.
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat
ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian
penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami
penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan
keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi
meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara
berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian
penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada
pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang Grup tanggal 30 Juni 2013 dan 31
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang dari pihak berelasi
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
86,156,940,831
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
Jumlah
69,619,311,335
109,684,096,893
27
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
c.
Komitmen Sewa
Komitmen sewa operasi - Grup sebagai Lessee
Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa
sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup tidak menanggung secara signifikan seluruh
risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.
Komitmen sewa operasi - Grup sebagai Lessor
Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa area. Grup menentukan bahwa sewa
tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan
manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian
pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah
ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan
konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat
berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut
tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi.
a.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan
estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan buktibukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan
besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian
yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 22.
b.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan
Grup membentuk cadangan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi
bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau terdapat
kemungkinan persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsiasumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dalam
laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan
signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat
persediaan dan jumlah beban cadangan penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan
berdampak pada hasil operasi Grup.
Berdasarkan penelaahan manajemen, jumlah cadangan penurunan nilai persediaan masingmasing sebesar Rp 10,500,541,705 dan Rp 10,032,987,872 untuk periode 30 Juni 2013 dan
31 Desember 2012 adalah memadai.
28
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
c.
Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap
Masa manfaat dari masing-masing properti investasi dan aset tetap Grup diestimasi
berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi
tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi
teknis internal, dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset
ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang
disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial, serta keterbatasan hak
atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi
di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam
jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan
menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.
Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan.
Estimasi masa manfaat aset tetap diungkapkan pada Catatan 2l dan nilai tercatat aset tetap
diungkapkan pada Catatan 14.
d.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset
tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan
dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan
signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat
berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi
mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.
Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012,
Catatan 14.
e.
Imbalan Pasca-Kerja
Penentuan cadangan dan imbalan pasca-kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut
dijelaskan dalam Catatan 28 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat
kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi
ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan
liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa
asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan
signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat
berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja. Pada tanggal
30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, cadangan imbalan pasti pasca-kerja konsolidasian
masing-masing sebesar Rp 23,142,658,000 dan Rp 17,482,941,000 (Catatan 28).
f.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan
liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan
bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui.
Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak
tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena
pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan.
29
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo aset pajak tangguhan
konsolidasian masing-masing sebesar Rp 5,236,433,522 dan Rp 4,433,235,250 (Catatan 29).
4.
Pelepasan Entitas Anak
Pada Februari 2012, Perusahaan mengalihkan kepemilikan sahamnya di GKT ke PT Graha Surya
Kirana dan PT Graha Berkat Kirana, pihak berelasi, sebesar Rp 98.000.000. Rincian aset dan
liabilitas GKT adalah sebagai berikut:
Januari 2012
Rp
Jumlah aset
Jumlah liabilitas
1,678,048,145
1,175,267,456
Aset neto
Bagian kepemilikan Perusahaan (98%)
Kerugian penurunan nilai
502,780,689
492,725,075
(394,725,075)
Nilai tercatat neto
Nilai realisasi
98,000,000
98,000,000
Laba realisasi
-
Arus kas yang berkaitan dengan kerugian pelepasan entitas anak adalah sebagai berikut:
2012
Rp
Harga pelepasan
Dikurangi kas dan setara kas entitas anak pada tanggal pelepasan
Arus kas dari pelepasan entitas anak
98.000.000
(116.232.624)
(18.232.624)
30
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
5.
Kas dan Setara Kas
2013
Rp
Kas
Bank - Pihak ketiga
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Citibank, N.A., Jakarta
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
Lainnya (masing-masing kurang dari Rp 100 juta)
8,809,525,156
12,687,840,311
15,653,963,958
2,627,687,472
2,369,531,403
599,406,120
342,737,024
132,708,865
271,108,750
170,637,040
15,915,738
58,670,154
7,291,781,572
23,285,419,562
1,235,563,738
1,088,924,322
785,653,627
295,593,099
12,928,824
10,084,797
463,150,979
-
22,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000
1,000,000,000
1,000,000,000
-
31,051,891,680
86,156,940,831
Deposito berjangka - Pihak ketiga
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT Bank QNB Kesawan Tbk
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank Harda Internasional
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
Jumlah
6.
2012
Rp
Piutang Usaha
2013
Rp
Pihak ketiga
Kartu kredit
PT Bank Central Asia Tbk
Citibank, N.A., Jakarta
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank ANZ Indonesia
PT Bank Mega Tbk
The Hongkong & Shanghai Banking
Co. Ltd, Jakarta
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Lain-lain (masing-masing kurang dari
Rp 100 juta)
PT AEON Credit Service Indonesia
6,260,504,076
1,281,829,529
2,677,953,299
764,820,533
4,000,000
452,644,916
261,184,921
493,431,137
93,042,655
Jumlah
Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah.
31
2012
Rp
3,558,906,682
1,514,673,391
808,235,453
664,037,455
660,000,000
205,972,182
-
6,936,908,855
1,227,951,931
-
19,226,319,920
8,639,777,094
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas piutang usaha individu pada
30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, rata-rata umur piutang usaha adalah 3 hari sehingga
manajemen tidak membentuk cadangan penurunan nilai atas piutang usaha tersebut.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang dari pihak ketiga.
7.
Piutang Lain-lain
2013
Rp
2012
Rp
Pihak ketiga
Piutang bunga
PT Griya Tritunggal Abadi
PT Panasonic Gobel Indonesia
Bonus dan insentif
PT Asaba Computer Centre
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100 juta)
4,351,223,692
230,276,188
156,075,604
114,055,815
-
Jumlah
Cadangan atas penurunan nilai
4,659,570,079
-
500,407,607
-
Jumlah bersih
4,659,570,079
500,407,607
137,167,974
171,178,413
Piutang bunga merupakan bunga dari deposito berjangka.
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas piutang, manajemen berkeyakinan
bahwa seluruh piutang dapat tertagih.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang dari pihak ketiga.
8.
Persediaan
2013
Rp
Audio video
Peralatan rumah tangga
Perangkat telekomunikasi dan gadget
2012
Rp
Peralatan teknologi informasi dan kantor
124,761,519,626
75,666,722,856
36,947,630,559
15,690,089,689
74,923,781,563
53,323,273,304
19,943,706,584
16,920,224,176
Jumlah
253,065,962,730
165,110,985,627
Akun ini merupakan persediaan barang elektronik.
32
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Saldo awal tahun
Penambahan
Pengurangan
10,032,987,872
467,553,833
-
22,484,525,294
(12,451,537,422)
Saldo akhir tahun
10,500,541,705
10,032,987,872
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai tersebut memadai untuk menutup
kemungkinan kerugian penurunan nilai persediaan.
Persediaan yang dijadikan sebagai jaminan utang bank sebesar Rp 91.558.687.581 (Catatan 20).
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, persediaan dan aset tetap Perusahaan
diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance dan PT Asuransi Sinar Mas, pihak ketiga
atas risiko kebakaran, petir, ledakan, bencana akibat pesawat, kerusuhan, demonstrasi,
kerusakan, banjir, dan gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar
Rp 340,000,000,000 dan Rp 265,000,000,000. Manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang
dipertanggungkan.
9.
Pajak dibayar dimuka
Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai - Masukan.
10. Biaya Dibayar Dimuka
2013
Rp
2012
Rp
Sewa
Billboard
Asuransi
Lain-lain
36,958,169,111
1,017,481,965
448,889,475
2,594,166,947
9,609,200,249
1,371,343,923
605,714,441
717,597,106
Jumlah
41,018,707,498
12,303,855,719
33
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
11. Uang Muka
2013
Rp
2012
Rp
Tanah
Sewa tempat
Pengeluaran operasional
24,983,669,931
3,145,392,442
8,955,755,604
49,308,003,990
3,096,541,884
2,463,237,510
Jumlah
37,084,817,977
54,867,783,384
Pada tanggal 30 Juni 2013, uang muka pembelian tanah merupakan pembelian tanah
di daerah Solo yang belum dibuatkan akte jual beli dan masih belum selesai tahapan
pembayarannya.
12. Piutang dari Pihak Berelasi
2013
Rp
2012
Rp
PT Danatel Pratama
PT Danapati Abinaya Investama
PT Graha Karunia Trading
PT Centerpark Citra Corpora
10,000,000,000
4,000,000,000
931,529,656
10,000,000,000
4,000,000,000
354,730,000
282,241,361
Jumlah
Cadangan atas penurunan nilai
14,931,529,656
(250,000,000)
14,636,971,361
(250,000,000)
Jumlah - bersih
14,681,529,656
14,386,971,361
Piutang dari PT Danatel Pratama pada tahun 2012 merupakan pinjaman yang akan dilunasi pada
tahun 2013.
Piutang dari PT Danapati Abinaya Investama merupakan pembayaran dimuka pembelian slot jam
tayang di Jak TV. Perseroan membatalkan pembelian tersebut dan akan menerima kembali
dananya tahun 2013.
Piutang dari PT Centerpark Citra Corpora merupakan tagihan bagi hasil operasional parkir yang
dibayarkan setiap 1-30 hari.
Keseluruhan piutang tersebut diberikan tanpa bunga.
Perubahan cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
34
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Rp
2012
Rp
Saldo awal tahun
Penambahan
Pemulihan
250,000,000
-
250,000,000
-
Saldo akhir tahun
250,000,000
250,000,000
Berdasarkan pada evaluasi manajemen atas kolektibilitas piutang pada 30 Juni 2013 dan 31
Desember 2012, manajemen berpendapat bahwa cadangan atas penurunan nilai memadai untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
13. Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi dalam 40% saham PT Graha Berkat Trading (GBT), entitas asosiasi, dicatat dengan
metode ekuitas sebagai berikut:
Rp
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012
Ekuitas dalam laba bersih selama tahun berjalan
(388,519,479)
(180,553,784)
Saldo pada tanggal 30 Juni 2013
Ekuitas dalam rugi bersih selama tahun berjalan
(569,073,263)
89,781,000
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
(479,292,263)
Ikhtisar informasi keuangan entitas asosiasi adalah sebagai berikut:
2013
Rp
Jumlah - aset
Jumlah - liabilitas
Jumlah - defisiensi modal
Laba (rugi) bersih
12,826,250,007
15,342,774,002
(2,516,523,995)
(226,931,960)
2012
Rp
12,826,250,007
15,342,774,002
(2,516,523,995)
(226,931,960)
Pada tanggal 29 Januari 2013, perusahaan menjual kepemilikan saham di GBT sebesar Rp
200,000,000. Laba atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 679,292,263.
35
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
14. Aset Tetap
1 Januari 2012
Rp
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan dan prasarana
Pendingin ruangan
Perlengkapan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan
Aset dalam pembangunan
Penambahan
Rp
Perubahan selama tahun berjalan
Pengurangan
Reklasifikasi
Rp
Rp
30 Juni 2013
Rp
57,033,500,000
71,258,643,187
3,648,818,416
13,796,233,671
7,087,914,221
13,607,647,674
7,901,530,487
-
136,520,399,000
24,074,657,831
427,586,100
3,855,543,042
646,461,816
1,723,272,650
18,246,305,694
17,557,512
12,198,100
517,954,545
-
174,334,287,656
185,494,226,133
547,710,157
29,384,592,739
2,573,124,226
7,952,795,150
5,557,389,178
8,947,542,212
3,111,294,835
1,840,810,840
185,280,097
1,242,188,528
300,031,684
717,908,606
400,764,318
17,557,512
12,198,100
112,682,292
-
31,225,403,579
2,740,846,811
9,194,983,678
5,845,222,762
9,665,450,818
3,399,376,861
Jumlah
57,526,738,340
4,686,984,072
142,437,904
-
62,071,284,508
Nilai Buku
116,807,549,316
Jumlah
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana
Pendingin ruangan
Perlengkapan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan
1 Januari 2012
Rp
1,178,759,482
(1,178,759,482)
-
193,553,899,000
96,512,060,500
4,058,847,004
17,651,776,713
7,722,177,937
12,428,888,192
9,106,848,592
18,246,305,694
359,280,803,632
297,209,519,124
Penambahan
Rp
Perubahan selama tahun berjalan
Pengurangan
Reklasifikasi
Rp
Rp
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan dan prasarana
Pendingin ruangan
Perlengkapan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan
Aset dalam pembangunan
Jumlah
30,233,500,000
32,011,298,557
2,603,869,061
9,943,371,362
5,873,859,343
10,141,518,832
6,545,610,851
492,458,182
97,845,486,188
26,800,000,000
38,754,886,448
1,044,949,355
3,852,862,309
1,402,073,778
3,466,128,842
2,663,419,636
77,984,320,368
188,018,900
1,307,500,000
1,495,518,900
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana
Pendingin ruangan
Perlengkapan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan
Jumlah
25,481,051,219
2,420,924,742
6,443,113,744
5,368,031,472
7,525,338,717
3,107,752,817
50,346,212,711
3,903,541,520
152,199,484
1,509,681,406
377,376,606
1,422,203,495
558,750,349
7,923,752,860
188,018,900
555,208,331
743,227,231
Nilai Buku
47,499,273,477
492,458,182
(492,458,182)
-
-
31 Desember 2012
Rp
57,033,500,000
71,258,643,187
3,648,818,416
13,796,233,671
7,087,914,221
13,607,647,674
7,901,530,487
174,334,287,656
29,384,592,739
2,573,124,226
7,952,795,150
5,557,389,178
8,947,542,212
3,111,294,835
57,526,738,340
116,807,549,316
Beban penyusutan sebesar Rp 4,686,984,073 untuk tahun 2013 dan Rp 7.923.752.860 untuk
tahun 2012 dibukukan sebagai beban umum dan administrasi.
36
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, seluruh aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada
PT Arthagraha General Insurance dan PT Asuransi Sinar Mas, pihak ketiga terhadap risiko
kebakaran, petir, ledakan, kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat, kerusuhan,
kerusakan, banjir dan kerusakan karena air, dan gempa bumi dengan jumlah pertanggungan
masing-masing sebesar Rp 340,000,000,000 dan Rp 265,000.000,000. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset
dipertanggungkan.
Jumlah bruto aset tetap yang telah didepresiasikan secara penuh dan masih digunakan adalah
sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Bangunan dan prasarana
Pendingin udara
Peralatan kantor
Perabotan dan peralatan
Instalasi
Kendaraan bermotor
19,670,279,109
2,393,319,521
5,726,095,330
5,103,641,243
5,746,444,851
2,206,278,623
19,670,279,109
2,393,319,521
5,716,195,330
5,103,641,243
5,675,644,851
2,206,278,623
Jumlah
40,846,058,677
40,765,358,677
Pengurangan aset tetap selama tahun 2013 dan 2012 merupakan penjualan aset tetap dengan
perincian sebagai berikut:
2013
Rp
Harga jual
Nilai buku
Keuntungan penjualan aset tetap
2012
Rp
410,669,545
405,272,255
1,071,981,375
752,291,689
5,397,290
319,689,686
15. Uang Jaminan
Akun ini merupakan uang jaminan yang dibayarkan kepada pihak ketiga atas, sewa toko dan jasa
pelayanan, listrik dan telepon, dan lainnya.
2013
Rp
2012
Rp
Sewa dan jasa pelayanan
Listrik dan telepon
Lain-lain
6,673,734,603
803,162,044
276,881,465
4,412,420,118
533,382,044
77,000,000
Jumlah
7,753,778,112
5,022,802,162
37
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
16. Utang Usaha
2013
Rp
Pihak berelasi
PT Graha Berkat Trading
4,098,739,290
852,730,200
33,724,884,268
16,423,866,707
24,304,767,544
13,229,180,879
17,973,340,730
10,397,910,029
12,059,160,995
7,029,259,144
5,106,493,077
6,313,165,393
1,789,541,859
2,714,208,409
1,467,325,464
2,444,938,389
1,007,054,146
2,257,474,100
1,843,529,519
13,287,284,519
35,370,139,963
20,626,527,609
17,278,635,409
13,796,071,035
9,597,437,076
18,452,201,613
10,588,496,779
9,090,718,661
177,472,124,460
135,652,958,345
Pihak ketiga
PT LG Electronics Indonesia
PT Samsung Electronics Indonesia
PT Panasonic Gobel Indonesia
PT Sharp Electronic Indonesia
PT Erafone Artha Retailindo
PT Sony Indonesia
PT Toshiba Visual Media Network Indonesia
PT Data Scrip
PT Sarana Kencana Mulya
PT Electrolux Indonesia
PT Nikon Indonesia
PT Indomo Mulia
PT Pixel Perdana Jaya
PT. Fuji Film Indonesia
PT Planet Electrindo
PT Hitachi Modern Sales Indonesia
PT Perdana Inti Putra
Others (less than Rp 1 billion each)
Jumlah
2012
Rp
Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Jatuh tempo:
1-30 hari
31-60 hari
161,865,570,071
15,606,554,389
119,073,372,126
16,579,586,219
Jumlah
177,472,124,460
135,652,958,345
Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah.
38
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
17. Utang Pajak
2013
Rp
2012
Rp
Pajak kini (Catatan 29)
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
5,856,689,025
17,801,508,808
1,653,798,270
262,900,500
64,808,746
438,809,768
742,290,750
44,265,648
1,006,000
-
Jumlah
7,838,196,541
19,027,880,974
Besarnya pajak terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh
wajib pajak (self-assessment). Berdasarkan Undang-undang No.28 Tahun 2007 mengenai
Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat
melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya
10 tahun) setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun
pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013.
18. Utang kepada Pihak Berelasi
2013
Rp
2012
Rp
PT Graha Karunia Trading
59,194,028
-
-
Jumlah
59,194,028
-
2013
Rp
2012
Rp
Keseluruhan utang ini diberikan tanpa bunga.
19. Beban Akrual
Renovasi gedung
Telepon, listrik, dan air
Promosi
Jasa profesional
Gaji karyawan
Umum dan Administrasi
Sewa
Lain-lain
Jumlah
39
3,269,180,963
1,566,790,095
508,984,248
279,000,000
252,115,625
30,272,900
1,361,960,974
3,580,359,973
5,698,272,919
894,756,604
706,104,458
441,000,000
150,575,231
132,943,900
116,647,200
659,782,222
10,848,664,778
8,800,082,534
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
20. Utang Bank
2013
Rp
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Jasa Jakarta
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Victoria Internasional Tbk
Jumlah
Bagian utang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
2012
Rp
34,992,250,134
17,777,185,444
904,140,000
75,000,000,000
74,799,864,591
34,424,364,451
19,396,558,184
1,407,355,000
-
203,473,440,169
20,803,913,184
156,793,986,861
11,484,042,464
46,679,453,307
9,319,870,720
Bagian utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit untuk pembelian tanah sebesar
Rp 35.000.000.000 dan untuk modal kerja sebesar Rp 5.000.000.000 dari BCA. Pinjaman sebesar
Rp 35.000.000.000 dijamin dengan satu kavling tanah di Alam Sutera Boulevard No. 30,
2
Tangerang seluas 5000 m dan untuk pinjaman sebesar Rp 5.000.000.000 dijamin dengan
jaminan pribadi dari Ridwan Pribadi sebesar Rp 40.000.000.000. Suku bunga untuk pinjaman
investasi sebesar 10,00% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 2 November 2017 dan untuk
modal kerja sebesar 10,25% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 13 Juli 2013. Pinjaman ini
dibayar dalam cicilan bulanan. Perjanjian pencairan kredit ini didokumentasikan dalam Akta No.16
tanggal 3 Juli 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H., notaris in Jakarta.
Perjanjian kredit tersebut memuat ketentuan yang dapat membatasi Perusahaan untuk
melaksanakan perubahan status kelembagaan, perubahan susunan pengurus dan pemegang
saham serta pembagian dividen.
Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan atas pembatasan
perubahan status kelembagaan, susunan pengurus dan pemegang saham serta penghapusan
atas pembatasan pembagian dividen dari BCA berdasarkan surat No.02430/BLS/2013 tertanggal
8 April 2013.
Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada 30 Juni 2013 adalah
Rp1,954,534,050.
sebesar
PT Bank International Indonesia Tbk (BII)
Pada tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman investasi sebesar
Rp 14.000.000.000 dari BII. Pinjaman ini dijamin dengan satu kavling tanah Bintaro Jaya CBD
blok B7 / D-01, Tangerang seluas 3.097 m2 dengan suku bunga 11,00% per tahun (disesuaikan
setiap tahunnya) atas nama Perusahaan, jaminan pribadi maupun Perusahaan dari Ingrid Pribadi
dan pengoperan hak dan kuasa menjual jaminan diatur dalam Akta Pengoperan Hak dan Kuasa
Jual No. 40. Perjanjian kredit ini didokumentasikan dalam Akta No. 39 tanggal 22 Februari 2011
dari Ima Rangganis Sudiana, S.H., notaris di Jakarta yang jatuh tempo pada tanggal
22 Februari 2016. Pinjaman ini dibayar dalam cicilan bulanan.
40
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Perjanjian kredit tersebut memuat ketentuan yang dapat membatasi Perusahaan untuk
melaksanakan perubahan susunan direksi dan pemegang saham Perusahaan serta pembagian
dividen.
Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan perubahan
covenant fasilitas kredit atas pembatasan-pembatasan tersebut dari BII berdasarkan surat
No.S2013.022/DIRSMEC-EBC/Thamrin tanggal 3 April 2013.
Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada 30 Juni 2013 dan 2012 masingmasing sebesar Rp 998,668,683 dan Rp 659,007,869.
PT Bank Jasa Jakarta
Perusahaan melakukan kerja sama pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor untuk karyawan
dengan PT Bank Jasa Jakarta selama 3 - 4 tahun. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang
dapat membatasi Perusahaan untuk melaksanakan perubahan status dan pembagian dividen.
Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh waiver letter atas pembatasanpembatasan tersebut dari Bank Jasa Jakarta berdasarkan surat No.039/ECI-MDA/III/2013
tertanggal 2 April 2013.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB)
Pada tanggal 24 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 10.000.000.000
untuk modal kerja dengan suku bunga 10,5% per tahun dari CIMB. Pinjaman ini dijamin dengan
persediaan barang milik Perusahaan sebesar Rp 41,3534,130,197 (Catatan 8). Pada tanggal 25
Mei 2013, perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit sebesar Rp 65.000.000.000 dengan
suku bunga 10,5% untuk jangka waktu 1 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 30 april 2014.
PT Bank Victoria International Tbk (BVI)
Pada tanggal 8 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 15.000.000.000
untuk modal kerja dengan suku bunga 13% per tahun dari CIMB. Pinjaman ini dijamin dengan
persediaan barang milik Perusahaan sebesar Rp 50,204,557,383 (Catatan 8). Pada tanggal 30
April 2013, perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit sebesar Rp 60.000.000.000 dengan
suku bunga 13% untuk jangka waktu 1 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 9 Maret 2014
Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada tahun 2013 sebesar Rp
1,630,730,810.
41
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Skedul pembayaran kembali utang bank jangka panjang konsolidasian adalah sebagai berikut
2013
Rp
2012
Rp
Pembayaran yang jatuh tempo
pada tahun:
2012
2013
2014
2015
2016
2017
156,793,986,862
16,347,882,036
12,670,280,534
10,147,760,375
7,513,530,363
11,484,042,464
12,713,943,879
12,854,679,379
10,662,081,546
7,513,530,367
Jumlah
Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
203,473,440,169
156,793,986,862
55,228,277,635
11,484,042,464
46,679,453,307
43,744,235,171
Bagian utang jangka panjang yang akan
jatuh tempo lebih dari satu tahun
21. Setoran Jaminan
Akun ini merupakan uang jaminan yang diterima dari pihak ketiga atas sewa lahan, jasa
pelayanan, dan telepon.
22. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai
penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari
kuotasi harga atau model arus kas diskonto.
Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan
30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012:
2013
Nilai Tercatat
Rp
2012
Estimasi
Nilai Wajar
Rp
Nilai Tercatat
Rp
Estimasi
Nilai Wajar
Rp
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain - bersih
Piutang dari pihak berelasi - bersih
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
86,156,940,831
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
86,156,940,831
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
Jumlah Aset Keuangan
69,619,311,335
69,619,311,335
109,684,096,893
109,684,096,893
Liabilitas Keuangan
Utang usaha
Beban akrual
Utang bank
Utang kepada pihak berelasi
177,472,124,460
10,848,664,778
203,473,440,169
59,194,028
177,472,124,460
10,848,664,778
203,473,440,169
59,194,028
135,652,958,345
8,800,082,534
55,228,277,635
-
135,652,958,345
8,800,082,534
55,228,277,635
-
Jumlah Liabilitas Keuangan
391,853,423,435
391,853,423,435
199,681,318,514
199,681,318,514
42
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Grup untuk melakukan estimasi atas nilai wajar
setiap kelompok instrumen keuangan.
Aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek
Instrumen keuangan berupa kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, utang usaha,
beban akrual, dan bagian utang bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun jatuh tempo
dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan telah mendekati estimasi
nilai wajarnya.
Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap
Terdiri dari utang bank jangka panjang. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus
kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati
untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit, dan jatuh tempo yang sama.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan tidak lancar
Terdiri dari piutang dari pihak berelasi dan utang kepada pihak berelasi. Nilai wajarnya ditentukan
dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko
pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Grup (untuk liabilitas keuangan)
menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa.
23. Modal Saham
Jumlah
Saham
Nama Pemegang Saham
PT Graha Surya Kirana
Andi Bharata Winata
PT Graha Berkat Kirana
Ridwan Pribadi
Jumlah
2013
Persentase
Kepemilikan
%
Jumlah Modal
Disetor
Rp
341,250,000
308,750,000
183,750,000
166,250,000
34
31
18
17
34,125,000,000
30,875,000,000
18,375,000,000
16,625,000,000
1,000,000,000
100
100,000,000,000
Berdasarkan akta notaris No. 87 tanggal 18 April 2013 dari humberg Lie, S.H., S.E., Mkn., notaris
di Jakarta Utara, pemegang saham memutuskan untuk menerbitkan saham baru sebanyak
333,333,000 lembar saham melalui Initial Public Offering (IPO).
43
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Jumlah
Saham
Nama Pemegang Saham
PT Graha Surya Kirana
Andi Bharata Winata
PT Graha Berkat Kirana
Ridwan Pribadi
Jumlah
341,250,000
308,750,000
183,750,000
166,250,000
1,000,000,000
2012
Persentase
Kepemilikan
%
34
31
18
17
100
Jumlah Modal
Disetor
Rp
34,125,000,000
30,875,000,000
18,375,000,000
16,625,000,000
100,000,000,000
Berdasarkan akta notaris No. 51 tanggal 25 Oktober 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H.,
notaries di Jakarta, mengenai perubahan modal saham dari Rp 50.000.000.000 menjadi
Rp 400.000.000.000 dan peningkatan wewenang perusahaan, penerbitan, dan pembayaran modal
dari Rp 22.500.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dengan menerbitkan saham dari saham
portapel sebesar Rp 25.000.000.000 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 52.000.000.000
Saham portapel adalah Andi Bharata Winata sebesar Rp 16.250.000.000 dan Ridwan Pribadi
sebesar Rp 8.750.000.000. Pembayaran modal diterima dari PT Graha Surya Kirana sebesar
Rp 34.125.000.000 dan PT Graha Berkat Kirana sebesar Rp 18.375.000.000
Manajemen Permodalan
Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup
mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan
nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.
Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan
(terdiri dari modal saham dan saldo laba) serta pinjaman dan utang bersih (terdiri dari pinjaman
bank dikurangi saldo kas dan setara kas).
24. Kepentingan Nonpengendali
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013, akun ini merupakan bagian
kepentingan non pengendali atas aset bersih PT Kirana Cipta Propertindo, anak perusahaan,
sebesar Rp 253.416.649. Kepentingan nonpengendali atas laba bersih komprehensif anak
perusahaan sebesar Rp 11.898.
25. Pendapatan
2013
Rp
2012
Rp
Penjualan barang elektronik ber-merk
Komisi penjualan barang konsinyasi
Sewa
Lain-lain
845,042,507,991
1,241,269,017
28,103,180,038
1,105,544,082
562,544,716,586
550,053,113
20,770,345,138
1,320,605,615
Jumlah
875,492,501,129
585,185,720,452
44
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Seluruh pendapatan diperoleh dari transaksi dengan pihak ketiga.
Komisi penjualan barang konsinyasi berkisar antara 4,5% - 10,0% dari barang yang terjual.
Pendapatan sewa merupakan sewa operasi atas area untuk display barang elektronik dan
foodcourt.
Lain-lain terdiri atas penjualan perpanjangan garansi, pendapatan pengiriman barang dan
billboard serta neon box.
Tidak terdapat pendapatan dari satu pihak yang melebihi 10% dari pendapatan.
26. Beban Pokok Penjualan
2013
Rp
2012
Rp
Saldo persediaan pada awal tahun
Pembelian - bersih
165,110,985,627
792,864,953,611
86,026,658,528
551,899,994,825
Barang tersedia untuk dijual
Saldo persediaan pada akhir tahun
957,975,939,238
253,065,962,730
637,926,653,353
162,376,938,236
Beban pokok pendapatan
704,909,976,507
475,549,715,117
Pembelian dengan pihak berelasi sebesar Rp 8,197,478,580 tahun 2013 dan Rp 191,641,155
tahun 2012.
Pemasok 10 terbesar sebesar Rp 678,826,934,480 (85,6%) pada 2013 dan Rp 470,721,111,320
(85,3%) pada 2012 dari jumlah pembelian.
Pembelian dari satu pihak yang melebihi 10% dari pendapatan adalah pembelian dari
PT LG Electronic Indonesia, PT Samsung Electronic Indonesia, dan PT Panasonic Gobel
Indonesia.
45
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
27. Beban Usaha
2013
Rp
2012
Rp
Gaji dan tunjangan lainnya
Sewa dan jasa pelayanan
Iklan dan promosi
Telepon, listrik, dan air
Penyusutan (Catatan 14)
Imbalan pasca-kerja (Catatan 29)
Pajak dan perijinan
Keamanan
Biaya kantor
Transportasi dan pengiriman
Jasa kebersihan
Jasa profesional
Asuransi (Catatan 29)
Cadangan atas penurunan nilai piutang
(Catatan 7 dan 12)
Pelatihan karyawan
Lain-lain
27,285,358,618
18,414,997,599
8,622,404,177
7,628,151,200
4,686,984,073
5,659,717,000
1,044,425,906
3,582,947,727
1,484,051,313
990,908,741
1,567,615,188
742,050,276
301,688,281
22,538,382,558
12,159,041,972
7,704,848,763
4,196,595,820
3,398,437,097
3,529,328,500
1,123,712,582
1,706,596,489
804,540,647
445,689,640
520,050,408
603,741,312
160,333,574
108,239,364
1,405,046,750
26,101,220
987,505,358
Jumlah
83,524,586,213
59,904,905,940
28. Imbalan Pasca-Kerja
Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus
yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut.
Perhitungan aktuaria terakhir atas liabilitas imbalan pasti pasca-kerja dilakukan
PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, tertanggal 22 Januari 2013.
oleh
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 1,286 karyawan di 30
Juni 2013 dan 667 karyawan di 30 Juni 2012.
Rekonsiliasi antara nilai kini cadangan imbalan pasti pasca-kerja yang tidak didanai dengan nilai
cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai
berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Nilai kini cadangan yang tidak didanai
Kerugian aktuarial yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui
30,267,799,000
(7,115,227,000)
(9,914,000)
20,177,786,250
(6,221,630,750)
(2,543,000)
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
23,142,658,000
13,953,612,500
Rincian beban imbalan pasca-kerja adalah sebagai berikut:
46
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Rp
2012
Rp
Beban jasa kini
Beban bunga
Kerugian aktuarial bersih yang diakui
Biaya jasa lalu
3,865,164,657
801,373,997
992,684,986
493,360
2,694,129,000
644,459,500
190,224,000
516,000
Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja
5,659,717,000
3,529,328,500
Beban imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi”
(Catatan 27).
Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun
Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan
17,482,941,000
5,659,717,000
10,424,284,000
3,529,328,500
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun
23,142,658,000
13,953,612,500
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat mortalita
Tingkat cacat
2013
2012
6,25%
10%
TMI '11
10% of TMI '11
5,95%
10%
TMI '11
10% dari TMI '11
29. Pajak Penghasilan
a.
Beban (penghasilan) pajak Grup terdiri dari:
2013
Rp
Pajak kini
Final
Tidak final
Pajak tangguhan
Jumlah
47
2012
Rp
(2,593,838,733)
9,555,697,000
(803,198,272)
(100,206,868)
4,277,899,000
(441,166,063)
6,158,659,995
3,736,526,069
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
b.
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak Perusahaan menurut laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian
Laba sebelum pajak entitas anak
83,692,236,621
(3,047,797)
51,217,499,445
-
Laba sebelum pajak Perusahaan
83,689,188,824
51,217,499,445
5,659,717,000
-
3,529,328,500
-
5,659,717,000
3,529,328,500
210,071,256
111,542,127
Perbedaan temporer:
Beban imbalan pasca kerja
Penyisihan penurunan nilai piutang
Jumlah
Perbedaan tetap:
Jamuan
Pendapatan bunga yang telah dikenakan
pajak final
Pendapatan sewa yang telah dikenakan
pajak penghasilan final
Lainnya
(739,671,930)
(2,088,063,920)
(28,103,180,038)
(22,493,339,000)
(20,770,345,138)
(14,888,365,377)
Jumlah
(51,126,119,712)
(37,635,232,307)
38,222,786,111
17,111,595,638
Laba kena pajak
Rincian beban dan utang pajak adalah sebagai berikut:
48
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Rp
Beban pajak penghasilan
Perusahaan
Tidak final - 25%
Final - 10%
Entitas anak
Jumlah
Dikurangi pajak dibayar di muka:
Perusahaan
Pasal 4 (2)
Pasal 23
Pasal 25
Entitas anak
Jumlah
c.
2012
Rp
9,555,697,000
(2,810,318,004)
-
4,277,899,000
(2,077,034,514)
-
6,745,378,996
2,200,864,486
2,810,318,004
(701,390,904)
(2,997,617,071)
-
2,077,034,514
(569,069,055)
(31,528,269)
-
(888,689,971)
1,476,437,190
Utang pajak kini (Catatan 17)
5,856,689,025
3,677,301,676
Utang pajak kini
Perusahaan
Entitas anak
5,856,689,025
-
3,677,301,676
-
Jumlah
5,856,689,025
3,677,301,676
Pajak Tangguhan
31 Januari
2011
Rp
Dikreditkan
(Dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif
konsolidasian
Rp
31 Juni
2012
Rp
Dikreditkan
(Dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif
konsolidasian
Rp
31 Desember
2012
Rp
Dikreditkan
(Dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif
konsolidasian
Rp
31 Juni
2013
Rp
Piutang
Aset tetap
Cadangan imbalan pasca-kerja
2,606,071,000
441,166,063
3,047,237,063
1,323,498,187
62,500,000
4,370,735,250
803,198,272
62,500,000
5,173,933,522
Aset pajak tangguhan - Bersih
2,606,071,000
441,166,063
3,047,237,063
1,323,498,187
4,433,235,250
803,198,272
5,236,433,522
49
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba kena pajak dengan tarif pajak
yang berlaku adalah sebagai berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian
Laba sebelum pajak entitas anak
77,533,576,625
(3,047,797)
51,217,499,445
-
Laba sebelum pajak Perusahaan
Beban pajak dengan tarif yang berlaku
77,530,528,828
9,555,697,000
51,217,499,445
4,277,899,000
52,517,814
27,885,282
(184,917,982)
(49,999,584)
Pengaruh pajak atas perbedaan tetap:
Jamuan
Pendapatan bunga yang telah dikenakan
pajak final
Pendapatan sewa yang telah dikenakan
pajak penghasilan final
Lainnya
(702,579,501)
(3,264,636,837)
Bersih
(4,099,616,506)
Beban pajak final
702,579,501
(22,114,303)
(519,258,628)
Jumlah beban pajak Perusahaan
Jumlah beban pajak entitas anak
6,158,659,995
-
3,736,526,069
-
Jumlah beban pajak
6,158,659,995
3,736,526,069
30. Laba per Saham
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian berdasarkan pada informasi berikut:
2013
Rp
2012
Rp
Laba bersih dan komprehensif
Dari operasi yang dilanjutkan dan teratribusikan
kepada pemegang saham biasa
Perusahaan
Dari operasi yang dihentikan
77,533,564,727
-
47,480,973,376
-
Jumlah
77,533,564,727
47,480,973,376
50
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Rp
Rata-rata tertimbang saham biasa untuk
perhitungan laba per saham dasar
Laba persaham dasar
Dari operasi yang dilanjutkan dan teratribusikan
kepada pemegang saham biasa
Perusahaan
Dari operasi yang dihentikan
2012
Rp
1,000,000,000
22,500
78
2,110,265
-
78
2,110,265
-
Jumlah laba per saham dilusian teratribusikan
kepada pemegang saham biasa
Perusahaan
31. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi
Sifat Hubungan Pihak Berelasi
a.
Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemen kunci sama
dengan Grup yakni PT Graha Karunia Trading, PT Centrepark Citra Corpora, PT Danapati
Abinaya Investama, PT EC Entertainment, PT Danatel Pratama, dan PT Danayasa Arthatama
Tbk.
b.
PT Graha Berkat Trading adalah entitas asosiasi.
Transaksi Pihak Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, yang
meliputi antara lain:
a. Rincian transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
51
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas
dan terhadap Pendapatan/Beban yang
bersangkutan/
2013
2012
%
%
2012
Aset
Piutang dari pihak berelasi
PT Danatel Pratama
PT Danapati Abinaya Investama
PT Graha Karunia Trading
PT Centrepark Citra Corpora
10,000,000,000
4,000,000,000
931,529,656
Jumlah
14,931,529,656
4,179,692,635
2.04
1.15
4,098,739,290
827,268,975
0.01
0.00
0.00
0.00
Liabilitas
Utang Usaha
PT Graha Berkat Trading
Utang kepada pihak berelasi
PT Graha Karunia Trading
4,000,000,000
179,692,635
59,194,028
34,955,070
-
-
Jumlah
1.36
0.55
0.13
0
1.10
0.05
-
-
Beban umum dan administrasi
2013
Beban umum dan administrasi
Sewa dan jasa pelayanan
PT Danayasa Arthalama Tbk
Pembelian
PT Graha Berkat Trading
2012
Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas
dan terhadap
Pendapatan/Beban yang
2013
2012
%
%
269,571,775
247,180,500
0.04
0.07
8,197,478,580
1,654,537,950
1.12
0.46
b. Grup memberikan kompensasi kepada karyawan kunci. Imbalan yang diberikan kepada
direksi dan anggota manajemen kunci lainnya adalah sebagai berikut:
2013
%
Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Direksi
Rp
%
Dewan
Komisaris
Rp
92
8
2,662,630,222
450,831,000
79
21
438,333,333
130,407,000
100
3,113,461,222
100
568,740,333
52
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2012
%
Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Direksi
Rp
%
Dewan
Komisaris
Rp
89
11
2,337,069,889
595,304,000
80
20
222,222,222
95,717,000
100
2,932,373,889
100
317,939,222
32. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen Risiko Keuangan
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Grup adalah risiko suku
bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Grup dijalankan secara berhati-hati
dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Grup.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga Grup timbul dari pinjaman jangka panjang. Pinjaman yang diterima dengan
suku bunga mengambang mengakibatkan timbulnya risiko suku bunga arus kas terhadap Grup.
Pinjaman yang diterima dengan suku bunga tetap mengakibatkan timbulnya risiko nilai wajar suku
bunga terhadap Grup. Kebijakan Grup adalah memelihara 80% pinjaman dalam instrumen dengan
suku bunga tetap.
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari
suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Grup mengelola beban bunga dengan mengevaluasi
kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga
yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang.
Pinjaman dengan suku bunga tetap yang dimiliki Grup dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Untuk itu, pinjaman tersebut tidak termasuk dalam risiko suku bunga sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK No. 60.
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan
Grup yang terkait risiko suku bunga:
53
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Aset
Bunga Mengambang
Bank
Deposito berjangka
Liabilitas
Bunga Tetap
Utang bank
Rata-rata
Suku Bunga Efektif
%
Jatuh Tempo
dalam Satu Tahun
Rp
Jatuh Tempo
lebih dari Satu
Tahun
Rp
2,0% - 2,5%
22,242,366,524
-
22,242,366,524
10,0% - 13,0%
156,793,986,861
46,679,453,307
203,473,440,169
Jumlah
Rp
2012
Rata-rata
Jatuh Tempo
Suku Bunga Efektif dalam Satu Tahun
%
Rp
Aset
Bunga Mengambang
Bank
Deposito Berjangka
Liabilitas
Bunga Tetap
Utang bank
Jatuh Tempo
lebih dari Satu
Tahun
Rp
Jumlah
Rp
2,0% - 2,5%
5,5% - 8%
34,469,100,520
39,000,000,000
-
34,469,100,520
39,000,000,000
10,0% - 13,0%
11,484,042,464
43,744,235,171
55,228,277,635
Pada tanggal 30 Juni 2013, apabila suku bunga atas pinjaman berdenominasi Rupiah
meningkat/menurun sebesar 2,5% dan variabel lain tetap, laba setelah pajak untuk tahun berjalan
akan lebih tinggi/rendah sebesar Rp 5,086,836,004 lebih rendah/ lebih tinggi.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau
pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Grup mengendalikan risiko kredit
dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas,
menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara
berkala untuk mengurangi jumlah piutang.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Grup melakukan penilaian atas kualitas kredit dari beberapa aset keuangan berikut:
 Kas dan setara kas diniliai dengan peringkat baik karena ditempatkan pada bank yang
bereputasi baik dan disetujui oleh Direksi serta memiliki kemungkinan insolvensi yang rendah.
54
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)

Piutang usaha merupakan piutang yang jatuh tempo dan dilunasi, dinilai dengan peringkat
baik karena mempunyai tingkat pelunasan yang tinggi berdasarkan pengalaman historis dan
penagihan terakhir.
Selain itu, dengan kualitas kredit yang baik atas aset keuangan tersebut maka memiliki risiko yang
tidak signifikan atas gagal bayar berdasarkan pengalaman historis.
Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit pada
tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012:
2013
Jumlah Bruto
Rp
Jumlah Neto
Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang dari pihak berelasi
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,931,529,656
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
Jumlah
69,869,311,335
69,619,311,335
2012
Jumlah Bruto
Rp
Jumlah Neto
Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang dari pihak berelasi
73,469,100,520
8,639,777,094
500,407,607
14,636,971,361
73,469,100,520
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
Jumlah
97,246,256,582
96,996,256,582
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang
cukup untuk memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara
kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak
fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus
kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar
keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran
kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012:
55
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
<= 1 tahun
Rp
2013
> 1 tahun
Rp
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang dari pihak berelasi
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
-
Jumlah
69,619,311,335
-
Liabilitas
Utang usaha
Beban akrual
Utang bank
177,472,124,460
10,848,664,778
156,793,986,861
Jumlah
Liabilitas bersih
Jumlah
Liabilitas
Utang usaha
Beban akrual
Utang bank
31,051,891,680
19,226,319,920
4,659,570,079
14,681,529,656
69,619,311,335
177,472,124,460
10,848,664,778
203,473,440,169
345,114,776,100
46,679,453,307
391,794,229,407
(275,495,464,765)
(46,679,453,307)
(322,174,918,072)
<= 1 tahun
Rp
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang dari pihak berelasi
46,679,453,307
Nilai Tercatat
Rp
2012
> 1 tahun
Rp
86,156,940,831
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
-
109,684,096,893
-
135,652,958,345
8,800,082,534
11,484,042,464
43,744,235,171
Nilai Tercatat
Rp
86,156,940,831
8,639,777,094
500,407,607
14,386,971,361
109,684,096,893
135,652,958,345
8,800,082,534
55,228,277,635
Jumlah
155,937,083,343
43,744,235,171
199,681,318,514
Liabilitas bersih
(46,252,986,450)
(43,744,235,171)
(89,997,221,621)
33. Segmen Operasi
Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan
operasional, yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya ke masing-masing segmen yang
dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. Grup memiliki tiga (3) segmen
yang dilaporkan meliputi penjualan barang elektronik, sewa, dan lain-lain.
56
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2013
Penjualan
Barang
Elektronik
Rp
Sewa
Rp
Lain-lain
Rp
Konsolidasian
Rp
Laporan Laba rugi Komprehensif Konsolidasian
Pendapatan Usaha - pihak eksternal
Beban Pokok Penjualan
Hasil Segmen
Laba kotor segmen
846,283,777,009
704,909,976,507
28,103,180,038
-
1,105,544,082
-
875,492,501,129
704,909,976,507
141,373,800,501
28,103,180,038
1,105,544,082
170,582,524,621
Beban umum dan administratif
Beban umum dan administratif yang tidak dapat
dialokasikan
Pendapatan (beban) lain-lain - bersih
65,109,588,614
18,414,997,599
-
83,524,586,213
Laba sebelum pajak
Beban Pajak
72,898,510,100
(3,365,701,787)
-
-
9,688,182,439
(3,365,701,787)
1,105,544,082
Laba Bersih
83,692,236,621
6,158,659,996
77,533,576,625
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Aset
Aset Segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
686,351,605,599
5,236,433,522
41,018,707,498
-
Jumlah Aset
691,588,039,121
41,018,707,498
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
406,263,200,577
23,142,658,000
Jumlah Liabilitas
429,405,858,577
4,686,984,073
-
727,370,313,098
5,236,433,522
-
732,606,746,619
-
-
406,263,200,577
23,142,658,000
-
-
429,405,858,577
-
-
4,686,984,073
-
Informasi lainnya
Depresiasi dan amortisasi
57
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
2012
Penjualan
Barang
Elektronik
Rp
Sewa
Rp
Lain-lain
Rp
Konsolidasian
Rp
Laporan Laba rugi Komprehensif Konsolidasian
Pendapatan Usaha - pihak eksternal
Beban Pokok Penjualan
Hasil segmen
Laba kotor segmen
563,094,769,699
475,549,715,117
20,770,345,138
1,320,605,615
585,185,720,452
475,549,715,117
87,545,054,582
20,770,345,138
1,320,605,615
109,636,005,335
Beban Umum dan administratif
Beban Umum dan administratif yang tidak dapat
dialokasikan
Pendapatan (beban) lain-lain bersih
47,745,863,968
12,159,041,972
-
59,904,905,940
Laba sebelum pajak
Beban Pajak
41,285,590,663
1,486,400,049
-
-
8,611,303,166
1,486,400,049
1,320,605,615
51,217,499,444
3,736,526,069
Laba dari operasi yang di lanjutkan
Operasi yang dihentikan
47,480,973,375
-
Laba Bersih
47,480,973,375
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Aset
Aset Segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
353,404,404,717
3,047,237,063
6,837,259,763
Jumlah Aset
356,451,641,780
6,837,259,763
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dialokasikan
253,943,202,056
13,953,612,500
Jumlah Liabilitas
267,896,814,556
360,241,664,480
3,047,237,063
-
363,288,901,543
253,943,202,056
13,953,612,500
-
-
267,896,814,556
-
3,398,437,097
Informasi lainnya
Depresiasi dan amortisasi
3,398,437,097
34. Perjanjian dan Ikatan
a.
Perusahaan menandatangani perjanjian sewa tanah di kawasan SCBD dengan
PT Panduneka Sejahtera, pihak ketiga, pada tanggal 22 Desember 2009 yang kemudian
diubah pada tanggal 12 Desember 2011 dengan jangka waktu 1 Januari 2012 sampai dengan
31 Desember 2013, yang digunakan sebagai toko elektronik.
b.
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama pengelolaan perparkiran dengan
PT Dinamika Mitra Pratama, pihak ketiga, mengenai bagi hasil laba operasional atas parkir
untuk jangka waktu sejak 15 Oktober 2008 sampai dengan November 2011. Sejak bulan
November 2011, perparkiran dikelola PT Centrepark Citra Corpora, pihak berelasi.
58
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
35. Peristiwa Setelah Tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1.
Perusahaan pada tanggal 2 Juli 2013 menerima dana hasil penjualan saham publik sejumlah
Rp 1.301.546.595.490
2.
Perusahaan sudah mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2013.
3.
Perusahaan pada tanggal 5 Juli 2013 sudah melakukan pelunasan pinjaman dari PT Bank
Victoria International Tbk sebesar Rp 75.000.000.000 yang diperoleh pada tanggal 8 April
2013 dan 30 April 2013 dengan suku bunga sebesar 13% per tahun.
4.
Perusahaan pada tanggal 5 Juli 2013 sudah melakukan pelunasan pinjaman dari CIMB Niaga
sebesar Rp 75.000.000.000 yang diperoleh pada tanggal 8 April 2013 dan 30 April 2013
dengan suku bunga sebesar 10.5% per tahun.
5.
Dalam periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Juli 2013, Perusahaan telah membuka dan
mengoperasikan 21 toko baru sehingga jumlah toko mencapai 44 toko.
36. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi
keuangan tersebut akan diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian efektif pada periode
yang dimulai 1 Januari 2013 sebagai berikut:
PSAK
PSAK No. 38 (Revisi 2011), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
PPSAK
PPSAK No. 10, Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganiasi
Grup masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap
laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
********
59
Download