PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian dan Informasi Tambahan 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (tidak diaudit) 1 2 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desem ber 2012 (diaudit) (Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) Catatan 2013 2012 Rp Rp ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 415.063.954 pada tanggal 31 Desember 2010 Persediaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar of Rp 10,500,541,705, and Rp 10,032,987,872 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang muka Aset tidak lancar tersedia untuk dijual 5,23,33 6,23,33 31,051,891,680 19,226,319,920 86,156,940,831 8,639,777,094 7,23,33 4,659,570,079 500,407,607 8 9 10 11 4,13 253,065,962,730 21,117,102,456 41,018,707,498 37,084,817,977 - 165,110,985,627 886,741,368 12,303,855,719 54,867,783,384 (479,292,263) 407,224,372,341 327,987,199,367 12,23,32,33 30 13 14,681,529,656 5,236,433,522 501,113,865 14,386,971,361 4,433,235,250 - 14 15 297,209,519,124 7,753,778,112 116,807,549,316 5,022,802,162 Jum lah Aset Tidak Lancar 325,382,374,279 140,650,558,089 JUMLAH ASET 732,606,746,619 468,637,757,456 Jum lah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Piutang dari pihak berelasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 250.000.000 pada tanggal 30 Juni 2013 Aset pajak tangguhan Investasi pada entitas asosiasi Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 62,360,117,508 dan Rp 57,526,738,339 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Uang jaminan 3 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desem ber 2012 (diaudit) (Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011 Rp Rp 16,23,33 17,30 19,23,33 177,472,124,460 7,838,196,541 10,848,664,778 5,046,967,889 564,826,478 135,652,958,345 19,027,880,974 8,800,082,534 5,192,509,272 748,426,544 20,23,33 156,793,986,861 11,484,042,464 4 - - 358,564,767,008 180,905,900,133 LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas jangka pendek Utang usaha Utang pajak Beban akrual Uang muka pelanggan Pendapatan sew a diterima dmuka Bagian utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam w aktu satu tahun Liabilitas terkait langsung dengan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Jum lah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang kepada pihak berelasi Utang bank setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam w aktu satu tahun Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Setoran jaminan Goodw ill negatif 18,23,32 59,194,028 20,23,33 28 21 22 46,679,453,307 23,142,658,000 959,786,234 - 43,744,235,171 17,482,941,000 837,369,734 - 70,841,091,569 62,064,545,905 Jum lah Liabilitas 429,405,858,577 242,970,446,038 EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pem ilik Perusahaan Modal saham - nilai nominal masing-masing sebesar Rp 100 per saham pada tanggal 30 juni 2013 dan 31 Desember 2012 Modal dasar, ditempatkan, dan disetor penuh masing-masing 1.000.000.000 saham 23 Saldo laba 100,000,000,000 202,947,471,394 100,000,000,000 125,413,906,667 Jum lah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pem ilik Perusahaan 302,947,471,394 225,413,906,667 253,416,649 253,404,751 Jum lah Ekuitas 303,200,888,043 225,667,311,418 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 732,606,746,619 468,637,757,456 Jum lah Liabilitas Jangka Panjang Kepentingan Nonpengendali 24 4 - PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Laba Rugi Kom prehensif Konsolidasian Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 2012 (tidak diaudit) (Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 Juni 2013 30 Juni 2012 Rp Rp OPERASI YANG DILANJUTKAN PENDAPATAN 25 875,492,501,129 585,185,720,452 BEBAN POKOK PENJUALAN 26 704,909,976,507 475,549,715,117 170,582,524,621 109,636,005,335 (83,524,586,213) 64,586,112 (4,854,393,935) 679,292,263 739,671,930 5,141,842 - (59,904,905,940) 99,385,686 (1,032,049,557) 83,692,236,621 51,217,499,445 (6,158,659,996) (3,736,526,069) 77,533,576,625 47,480,973,376 LABA KOTOR Beban usaha Pendapatan (beban) lainnya Biaya keuangan Laba (rugi) entitas asosiasi Pendapatan bunga Keuntungan penjualan aset tetap Kerugian penurunan nilai Goodw ill negatif 27,31 20 13 14 4 1b LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK 29 LABA DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN OPERASI YANG DIHENTIKAN 4 LABA BERSIH 2,088,063,920 331,000,000 - - 77,533,576,625 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 47,480,973,376 - - LABA KOMPREHENSIF 77,533,576,625 Laba bersih dan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan Laba dari operasi yang dilanjutkan Laba dari operasi yang dihentikan 77,533,564,727 - Laba yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan 77,533,564,727 Kepentingan nonpengendali Laba dari operasi yang dilanjutkan Laba dari operasi yang dihentikan 11,898 - Laba yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali - 77,533,576,625 47,480,973,376 78 2,110,265 - 78 5 47,480,973,376 0 - LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 47,480,973,376 - 11,898 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN 47,480,973,376 2,110,265 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan Saldo Laba Catatan Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 Penyesuaian kepentingan nonpengendali atas akuisisi entitas anak Laba komprehensif tahun berjalan Saldo pada tanggal 30 Juni 2012 Saldo pada tanggal 1 Januari 2013, sebelum penyesuaian Laba komprehensif tahun berjalan Saldo pada tanggal 30 Juni 2013 (Defisit) Jumlah Nonpengendali Jumlah Ekuitas Rp Rp Rp Rp Rp 22,500,000,000 1b Kepentingan Modal Saham 25,411,113,612 - - 47,911,113,612 - 10,580,474 47,921,694,086 (10,580,474) (10,580,474) 47,480,973,376 47,480,973,376 22,500,000,000 72,892,086,988 95,392,086,988 100,000,000,000 125,413,906,667 225,413,906,667 253,404,751 225,667,311,418 77,533,564,727 77,533,564,727 11,898 77,533,576,625 202,947,471,394 302,947,471,394 253,416,649 303,200,888,043 100,000,000,000 6 - 47,480,973,376 95,392,086,988 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Perubahan Arus Kas Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 2012 (tidak diaudit) (Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 2013 30 Juni 2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran untuk beban usaha Pembayaran kepada karyawan Penerimaan bunga Pembayaran pajak Pembayaran bunga Penerimaan kas dari hibah pemerintah terkait dengan penghasilan Penerimaan (pembayaran) lainnya Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Operasi 796,283,038,309 (713,164,565,990) (51,510,843,522) (27,285,358,618) 739,671,930 (19,992,554,252) (2,394,646,927) 601,623,071,562 (525,107,167,321) (32,496,120,644) (22,538,382,558) 2,088,063,920 (5,426,377,000) (635,250,000) (17,325,259,070) 17,507,837,958 410,669,545 (185,494,226,134) (43,011,163,244) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aset tetap Penjualan Pembelian Properti investasi Penjualan Pembelian Perolehan entitas anak,setelah dikurangi kas yang diperoleh Penambahan investasi di entitas asosiasi Penerimaan kas dari hibah pemerintah terkait dengan asset 458,603,974 Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Investasi 280,870,571 (184,624,952,615) (42,730,292,673) 152,164,670,681 (5,319,508,147) 4,603,367,499 (1,399,999,998) Arus Kas Neto dari (untuk) Aktivitas Pendanaan 146,845,162,534 3,203,367,501 Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas pada Awal Periode Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode (55,105,049,151) (22,019,087,214) 86,156,940,831 94,287,868,750 31,051,891,680 72,268,781,536 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hasil dari peneribitan modal saham Hasil dari pelaksanaan opsi saham Biaya transaksi penerbitan saham Pembayaran utang sewa pembiayaan Pinjaman jangka panjang Penerimaan Pembayaran Pembayaran dividen kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali 7 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Electronic City Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan tanggal 29 April 2002 berdasarkan Akta No. 27 tanggal 29 April 2002 dari Myra Yuwono, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-18431 HT.01.01.TH.2002 tanggal 24 September 2002 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 8 November 2002 Tambahan No. 13679. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 51 tanggal 25 Oktober 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan pemegang saham Perusahaan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-55846.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi usaha perdagangan, industri, dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha yang dijalankan Perusahaan adalah perdagangan ritel produk elektronik. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman Lot 22, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 2002. Pemegang saham akhir Perusahaan adalah PT Graha Surya Kirana dan PT Graha Berkat Kirana. b. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan Entitas Anak Domisili PT Kirana Cipta Propertindo Jakarta Jenis Usaha Properti Tahun Operasi Komersial Persentase Kepemilikan 2013 2012 % % - 99,53 - 2013 Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) 2012 172,995,135,268 - PT Kirana Cipta Propertindo (KCP) Perusahaan mendirikan KCP pada Januari 2012 dan memiliki bagian kepemilikan sebesar 99,53%. KCP berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang properti. KCP belum beroperasi secara komersial. Jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2013 sebesar Rp 172,995,135,268. PT Graha Karunia Trading (GKT) GKT berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang perdagangan. GKT mulai beroperasi pada tahun 2004. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh 65% kepemilikan saham di GKT sebesar Rp 65.000.000. Ekuitas GKT pada saat akuisisi sebesar Rp 355.669.273. Bagian 65% yang dialihkan kepada Perusahaan adalah sebesar Rp 231.185.027, sehingga terdapat goodwill negatif sebesar Rp 166.185.027. Pada tahun 2011, Perusahaan memperoleh tambahan 33% kepemilikan saham di GKT sebesar Rp 33.000.000. Ekuitas GKT pada saat akuisisi sebesar Rp 690.338.220. Bagian 33% yang dialihkan kepada Perusahaan adalah sebesar Rp 227.811.629, sehingga terdapat 8 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) goodwill negatif sebesar Rp 194.811.629. Pada Februari 2012, Perusahaan mengalihkan 98% kepemilikan sahamnya di GKT (Catatan 4). c. Komisaris, Direktur, dan Karyawan Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, berdasarkan Akta No. 87 tanggal 18 April 2013 dari Humberg Lie, S.H., SE., Mkn, notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: 2013 2012 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris : : Hartono Tjahjadi Adiwana Stephen Pribadi Andi Bharata Winata Komisaris Independen : Yuli Soedargo Grant Scott Ferguson Hartono Tjahjadi Adiwana Stephen Pribadi Andi Bharata Winata Rahmat Adi Sutikno Halim - Direktur Direktur Utama Direktur : : Ingrid Pribadi Made Agus Dwiyanto Ferry Wiraatmadja Ingrid Pribadi Made Agus Dwiyanto Royandi Santoso Direktur tidak terafiliasi : Anita Angeliana - Perusahaan telah mengangkat Boris Sinaga sebagai Sekretaris Perusahaan dan akan segera mengangkat Komite Audit dan Unit Audit Internal. Personel manajemen kunci Grup terdiri dari Komisaris, dan Kepala Departemen. Jumlah rata-rata karyawan PT Electronic City Indonesia Tbk dan entitas perusahaan (tidak diaudit) adalah 1.286 untuk periode 30 Juni 2013 dan 667 untuk periode 30 Juni 2012 Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru Perusahaan kepada dewan komisaris dan direksi sebesar Rp 3,100,963,556 untuk periode Juni 2013 dan Rp 2,569,292,111 untuk periode 30 Juni 2012. Laporan keuangan konsolidasian PT Electronic City Indonesia Tbk dan anak perusahaan (selanjutnya disebut Grup) untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 29 Juli 2013. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7 9 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. Grup telah memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansii Keuangan di Indonesia . Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di Catatan 3. b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 Pada tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (”ISAK”) baru dan revisi yang wajib diterapkan pada tanggal tersebut. Kebijakan akuntansi tertentu Grup telah diubah seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. (1) PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, menyatakan bahwa seluruh penghargaan berbasis saham yang diberikan kepada karyawan harus dicatat sesuai dengan PSAK No. 53, “Pembayaran Berbasis Saham”. Beberapa revisi penting pada standar ini yang relevan bagi Grup adalah sebagai berikut: a) Pengakuan keuntungan (kerugian) aktuarial Standar revisi ini memperkenalkan alternatif metode baru untuk mengakui keuntungan (kerugian) aktuarial, yaitu dengan mengakui seluruh keuntungan (kerugian) pada pendapatan komprehensif lain. b) Pengungkapan Standar revisi ini mensyaratkan beberapa pengungkapan, antara lain: 10 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Persentase jumlah setiap kategori utama investasi yang membentuk nilai wajar aset program; Deskripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat imbal hasil keseluruhan aset program yang diharapkan; Nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya; dan Jumlah penyesuaian atas liabilitas program dan aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya. Grup memilih untuk tetap menggunakan pendekatan koridor dalam pengakuan keuntungan (kerugian) aktuarial. Pengungkapan tambahan terdapat pada Catatan 29. (2) PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan yang lebih luas atas manajemen risiko keuangan entitas dibandingkan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: a) Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas. Pengungkapan ini mencakup banyak persyaratan yang sebelumnya terdapat dalam PSAK No. 50 (Revisi 2006). b) Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai eksposur terhadap risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum yang spesifik mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses dalam mengelola risikorisiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai tingkatan eksposur risiko dari entitas, berdasarkan informasi yang disediakan secara internal kepada manajemen kunci. Grup telah menyajikan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK No. 60 laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012. dalam Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian: PSAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham 11 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) c. Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis Prinsip Konsolidasian Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan non-pengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasian anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1b. Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi antar entitas telah dieliminasi. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat: kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan/atau entitas anak: menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam komponen laba rugi; dan 12 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke kompenen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Transaksi dengan kepentingan nonpengendali pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat dicatat di ekuitas. Laba atau rugi dari pelepasan dicatat di ekuitas. yang tidak mengakibatkan hilangnya Selisih antara nilai wajar imbalan yang aset bersih entitas anak yang diakuisisi kepada kepentingan nonpengendali juga Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban administrasi. Ketika melakukan akusisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akusisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi. Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akusisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No.55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas 13 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) (“UPK”) dari Perusahaan dan/ atau anak perusahaan yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. d. Fungsional dan Pelaporan Mata Uang Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan. e. Transaksi Pihak Berelasi Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup: a) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: i. ii. iii. b) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Grup; memiliki pengaruh signifikan atas Grup; atau personil manajemen kunci Grup atau entitas induk Perusahaan. Suatu entitas berelasi dengan Grup jika memenuhi salah satu hal berikut: i. ii. Entitas dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup. Jika Grup adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Grup. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Semua transaksi dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. 14 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) f. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. g. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan diakui pada tanggal transaksi. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. 15 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari Ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Grup mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masingmasing transaksi, Grup menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset tersedia untuk dijual. 16 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dan piutang dari pihak berelasi yang dimiliki oleh Grup. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Grup diklasifikasikan berdasarkan substansi perjanjian kontraktual serta definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Kebijakan akuntansi yang diterapkan atas instrumen keuangan tersebut diungkapkan berikut ini. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sejumlah hasil yang diterima, setelah dikurangkan dengan biaya penerbitan langsung. Liabilitas Keuangan Liabilitas Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika substansi perjanjian kontraktual mengharuskan Grup untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto, dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kategori ini meliputi utang usaha, beban akrual, utang kepada pihak berelasi, dan utang bank yang dimiliki oleh Grup. 17 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi telah mengalami penurunan nilai. Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak 18 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Grup dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup. (2) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. h. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Cadangan persediaan usang dan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto persediaan adalah biaya penggantian kini. i. Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Entitas asosiasi adalah seluruh entitas dimana Grup memiliki pengaruh yang signifikan namun tidak mengendalikan, pada umumnya dengan penyertaan antara 20% sampai dengan 50% kekuasaan suara. Investasi ini termasuk goodwill yang teridentifikasi pada saat akuisisi, setelah dikurangi kerugian penurunan nilai. Bagian Grup atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan bagian Grup atas perubahan pada pendapatan komprehensif lain perusahaan asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui pada pendapatan komprehensif lain. Akumulasi perubahan setelah tanggal akuisisi disesuaikan pada nilai tercatat investasi. Jika bagian Grup atas kerugian pada entitas asosiasi sama dengan atau melebihi penyertaannya pada perusahaan asosiasi, Grup tidak mengakui bagiannya atas 19 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) kerugian lebih lanjut, kecuali Grup memiliki kewajiban konstruktif atau hukum atau melakukan pembayaran atas nama perusahaan asosiasi. Keuntungan atau kerugian dilusi pada entitas asosiasi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Laba yang belum direalisasi dari transaksi-transaksi antara Grup dengan perusahaan asosiasi dieliminasi sebesar persentase kepemilikan pada perusahaan asosiasi tersebut. Rugi yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut menyediakan bukti penurunan nilai atas aset yang ditransfer. Penyesuaian dilakukan, apabila dibutuhkan, untuk menyamakan kebijakan akuntansi pada entitas asosiasi dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Grup. j. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang dijual diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya dapat terpulihkan melalui transaksi penjualan dari pada melalui pemakaian berlanjut. Seluruh aset dan liabilitas entitas anak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada saat kriteria yang disebutkan diatas terpenuhi, tanpa memperhatikan apakah Grup akan tetap menjadi kepentingan pengendali pada entitas anak tersebut setelah transaksi penjualan. Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai terendah antara nilai tercatat sebelumnya dengan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk aset-aset seperti aset pajak tangguhan, aset yang timbul terkait imbalan kerja dan aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar, yang dikecualikan dari ketentuan tersebut. l. Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. 20 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Pendingin ruangan Perlengkapan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan 4 - 20 4 4 4 4 8 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset Tetap Dalam Pembangunan Aset tetap dalam pembangunan merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya. m. Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; 21 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) b. c. d. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c, atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Sedangkan, sewa dimana Grup tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Grup sebagai Lessor Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Grup sebagai Lessee Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. n. Biaya Tangguhan Biaya yang dibayarkan atas layanan piranti lunak komputer ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama 4 tahun. o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan atas (aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tak berwujud yang belum digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis), maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam 22 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia. Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Grup mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahuntahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: Pendapatan dari penjualan barang elektronik atas barang ber-merk yang merupakan penjualan putus diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan sebesar nilai penjualan. Penjualan barang elektronik atas barang-barang generik merupakan penjualan konsinyasi yang dicatat sebesar komisi yang diterima dari prinsipal. Uang muka pelanggan diakui sebagai pendapatan saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan sewa diakui secara proporsional sesuai dengan jangka waktu sewa dan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Pendapatan sewa diterima dimuka diakui sebagai pendapatan saat penyewa telah menggunakan ruang sewa sesuai periode sewa. Pendapatan promosi diakui saat penagihan kepada pemasok. Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan dalam kategori investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual 23 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) mengalami penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai. q. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih besar daripada 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen laba rugi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested). r. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, pajak penghasilan untuk pendapatan sewa bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan. Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan. Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak. 24 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Grup, ketika hasil banding telah ditentukan. s. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. t. Segmen Operasi Segmen operasi disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Grup untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); 25 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu. u. Provisi Provisi diakui jika Grup mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Grup harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut. Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal. v. Peristiwa setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan, dan Asumsi Manajemen Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut didasarkan pada pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Pertimbangan 26 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Grup menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2g. b. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktorfaktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang Grup tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 86,156,940,831 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 Jumlah 69,619,311,335 109,684,096,893 27 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) c. Komitmen Sewa Komitmen sewa operasi - Grup sebagai Lessee Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut. Komitmen sewa operasi - Grup sebagai Lessor Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa area. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi. a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan buktibukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 22. b. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Grup membentuk cadangan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau terdapat kemungkinan persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsiasumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah beban cadangan penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup. Berdasarkan penelaahan manajemen, jumlah cadangan penurunan nilai persediaan masingmasing sebesar Rp 10,500,541,705 dan Rp 10,032,987,872 untuk periode 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah memadai. 28 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) c. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Masa manfaat dari masing-masing properti investasi dan aset tetap Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal, dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial, serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap. Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan. Estimasi masa manfaat aset tetap diungkapkan pada Catatan 2l dan nilai tercatat aset tetap diungkapkan pada Catatan 14. d. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup. Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Catatan 14. e. Imbalan Pasca-Kerja Penentuan cadangan dan imbalan pasca-kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 28 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, cadangan imbalan pasti pasca-kerja konsolidasian masing-masing sebesar Rp 23,142,658,000 dan Rp 17,482,941,000 (Catatan 28). f. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. 29 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo aset pajak tangguhan konsolidasian masing-masing sebesar Rp 5,236,433,522 dan Rp 4,433,235,250 (Catatan 29). 4. Pelepasan Entitas Anak Pada Februari 2012, Perusahaan mengalihkan kepemilikan sahamnya di GKT ke PT Graha Surya Kirana dan PT Graha Berkat Kirana, pihak berelasi, sebesar Rp 98.000.000. Rincian aset dan liabilitas GKT adalah sebagai berikut: Januari 2012 Rp Jumlah aset Jumlah liabilitas 1,678,048,145 1,175,267,456 Aset neto Bagian kepemilikan Perusahaan (98%) Kerugian penurunan nilai 502,780,689 492,725,075 (394,725,075) Nilai tercatat neto Nilai realisasi 98,000,000 98,000,000 Laba realisasi - Arus kas yang berkaitan dengan kerugian pelepasan entitas anak adalah sebagai berikut: 2012 Rp Harga pelepasan Dikurangi kas dan setara kas entitas anak pada tanggal pelepasan Arus kas dari pelepasan entitas anak 98.000.000 (116.232.624) (18.232.624) 30 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 5. Kas dan Setara Kas 2013 Rp Kas Bank - Pihak ketiga PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Citibank, N.A., Jakarta PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Victoria International Tbk Lainnya (masing-masing kurang dari Rp 100 juta) 8,809,525,156 12,687,840,311 15,653,963,958 2,627,687,472 2,369,531,403 599,406,120 342,737,024 132,708,865 271,108,750 170,637,040 15,915,738 58,670,154 7,291,781,572 23,285,419,562 1,235,563,738 1,088,924,322 785,653,627 295,593,099 12,928,824 10,084,797 463,150,979 - 22,000,000,000 10,000,000,000 5,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 - 31,051,891,680 86,156,940,831 Deposito berjangka - Pihak ketiga PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank QNB Kesawan Tbk PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Harda Internasional PT Bank Mega Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mayapada Internasional Tbk Jumlah 6. 2012 Rp Piutang Usaha 2013 Rp Pihak ketiga Kartu kredit PT Bank Central Asia Tbk Citibank, N.A., Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank ANZ Indonesia PT Bank Mega Tbk The Hongkong & Shanghai Banking Co. Ltd, Jakarta PT Bank Permata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100 juta) PT AEON Credit Service Indonesia 6,260,504,076 1,281,829,529 2,677,953,299 764,820,533 4,000,000 452,644,916 261,184,921 493,431,137 93,042,655 Jumlah Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah. 31 2012 Rp 3,558,906,682 1,514,673,391 808,235,453 664,037,455 660,000,000 205,972,182 - 6,936,908,855 1,227,951,931 - 19,226,319,920 8,639,777,094 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas piutang usaha individu pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, rata-rata umur piutang usaha adalah 3 hari sehingga manajemen tidak membentuk cadangan penurunan nilai atas piutang usaha tersebut. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. 7. Piutang Lain-lain 2013 Rp 2012 Rp Pihak ketiga Piutang bunga PT Griya Tritunggal Abadi PT Panasonic Gobel Indonesia Bonus dan insentif PT Asaba Computer Centre Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100 juta) 4,351,223,692 230,276,188 156,075,604 114,055,815 - Jumlah Cadangan atas penurunan nilai 4,659,570,079 - 500,407,607 - Jumlah bersih 4,659,570,079 500,407,607 137,167,974 171,178,413 Piutang bunga merupakan bunga dari deposito berjangka. Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas piutang, manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat tertagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. 8. Persediaan 2013 Rp Audio video Peralatan rumah tangga Perangkat telekomunikasi dan gadget 2012 Rp Peralatan teknologi informasi dan kantor 124,761,519,626 75,666,722,856 36,947,630,559 15,690,089,689 74,923,781,563 53,323,273,304 19,943,706,584 16,920,224,176 Jumlah 253,065,962,730 165,110,985,627 Akun ini merupakan persediaan barang elektronik. 32 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Saldo awal tahun Penambahan Pengurangan 10,032,987,872 467,553,833 - 22,484,525,294 (12,451,537,422) Saldo akhir tahun 10,500,541,705 10,032,987,872 Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian penurunan nilai persediaan. Persediaan yang dijadikan sebagai jaminan utang bank sebesar Rp 91.558.687.581 (Catatan 20). Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, persediaan dan aset tetap Perusahaan diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance dan PT Asuransi Sinar Mas, pihak ketiga atas risiko kebakaran, petir, ledakan, bencana akibat pesawat, kerusuhan, demonstrasi, kerusakan, banjir, dan gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 340,000,000,000 dan Rp 265,000,000,000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. 9. Pajak dibayar dimuka Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai - Masukan. 10. Biaya Dibayar Dimuka 2013 Rp 2012 Rp Sewa Billboard Asuransi Lain-lain 36,958,169,111 1,017,481,965 448,889,475 2,594,166,947 9,609,200,249 1,371,343,923 605,714,441 717,597,106 Jumlah 41,018,707,498 12,303,855,719 33 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 11. Uang Muka 2013 Rp 2012 Rp Tanah Sewa tempat Pengeluaran operasional 24,983,669,931 3,145,392,442 8,955,755,604 49,308,003,990 3,096,541,884 2,463,237,510 Jumlah 37,084,817,977 54,867,783,384 Pada tanggal 30 Juni 2013, uang muka pembelian tanah merupakan pembelian tanah di daerah Solo yang belum dibuatkan akte jual beli dan masih belum selesai tahapan pembayarannya. 12. Piutang dari Pihak Berelasi 2013 Rp 2012 Rp PT Danatel Pratama PT Danapati Abinaya Investama PT Graha Karunia Trading PT Centerpark Citra Corpora 10,000,000,000 4,000,000,000 931,529,656 10,000,000,000 4,000,000,000 354,730,000 282,241,361 Jumlah Cadangan atas penurunan nilai 14,931,529,656 (250,000,000) 14,636,971,361 (250,000,000) Jumlah - bersih 14,681,529,656 14,386,971,361 Piutang dari PT Danatel Pratama pada tahun 2012 merupakan pinjaman yang akan dilunasi pada tahun 2013. Piutang dari PT Danapati Abinaya Investama merupakan pembayaran dimuka pembelian slot jam tayang di Jak TV. Perseroan membatalkan pembelian tersebut dan akan menerima kembali dananya tahun 2013. Piutang dari PT Centerpark Citra Corpora merupakan tagihan bagi hasil operasional parkir yang dibayarkan setiap 1-30 hari. Keseluruhan piutang tersebut diberikan tanpa bunga. Perubahan cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 34 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Rp 2012 Rp Saldo awal tahun Penambahan Pemulihan 250,000,000 - 250,000,000 - Saldo akhir tahun 250,000,000 250,000,000 Berdasarkan pada evaluasi manajemen atas kolektibilitas piutang pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, manajemen berpendapat bahwa cadangan atas penurunan nilai memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. 13. Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi dalam 40% saham PT Graha Berkat Trading (GBT), entitas asosiasi, dicatat dengan metode ekuitas sebagai berikut: Rp Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 Ekuitas dalam laba bersih selama tahun berjalan (388,519,479) (180,553,784) Saldo pada tanggal 30 Juni 2013 Ekuitas dalam rugi bersih selama tahun berjalan (569,073,263) 89,781,000 Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 (479,292,263) Ikhtisar informasi keuangan entitas asosiasi adalah sebagai berikut: 2013 Rp Jumlah - aset Jumlah - liabilitas Jumlah - defisiensi modal Laba (rugi) bersih 12,826,250,007 15,342,774,002 (2,516,523,995) (226,931,960) 2012 Rp 12,826,250,007 15,342,774,002 (2,516,523,995) (226,931,960) Pada tanggal 29 Januari 2013, perusahaan menjual kepemilikan saham di GBT sebesar Rp 200,000,000. Laba atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 679,292,263. 35 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 14. Aset Tetap 1 Januari 2012 Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Pendingin ruangan Perlengkapan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan Aset dalam pembangunan Penambahan Rp Perubahan selama tahun berjalan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp 30 Juni 2013 Rp 57,033,500,000 71,258,643,187 3,648,818,416 13,796,233,671 7,087,914,221 13,607,647,674 7,901,530,487 - 136,520,399,000 24,074,657,831 427,586,100 3,855,543,042 646,461,816 1,723,272,650 18,246,305,694 17,557,512 12,198,100 517,954,545 - 174,334,287,656 185,494,226,133 547,710,157 29,384,592,739 2,573,124,226 7,952,795,150 5,557,389,178 8,947,542,212 3,111,294,835 1,840,810,840 185,280,097 1,242,188,528 300,031,684 717,908,606 400,764,318 17,557,512 12,198,100 112,682,292 - 31,225,403,579 2,740,846,811 9,194,983,678 5,845,222,762 9,665,450,818 3,399,376,861 Jumlah 57,526,738,340 4,686,984,072 142,437,904 - 62,071,284,508 Nilai Buku 116,807,549,316 Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Pendingin ruangan Perlengkapan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan 1 Januari 2012 Rp 1,178,759,482 (1,178,759,482) - 193,553,899,000 96,512,060,500 4,058,847,004 17,651,776,713 7,722,177,937 12,428,888,192 9,106,848,592 18,246,305,694 359,280,803,632 297,209,519,124 Penambahan Rp Perubahan selama tahun berjalan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Pendingin ruangan Perlengkapan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan Aset dalam pembangunan Jumlah 30,233,500,000 32,011,298,557 2,603,869,061 9,943,371,362 5,873,859,343 10,141,518,832 6,545,610,851 492,458,182 97,845,486,188 26,800,000,000 38,754,886,448 1,044,949,355 3,852,862,309 1,402,073,778 3,466,128,842 2,663,419,636 77,984,320,368 188,018,900 1,307,500,000 1,495,518,900 Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Pendingin ruangan Perlengkapan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan Jumlah 25,481,051,219 2,420,924,742 6,443,113,744 5,368,031,472 7,525,338,717 3,107,752,817 50,346,212,711 3,903,541,520 152,199,484 1,509,681,406 377,376,606 1,422,203,495 558,750,349 7,923,752,860 188,018,900 555,208,331 743,227,231 Nilai Buku 47,499,273,477 492,458,182 (492,458,182) - - 31 Desember 2012 Rp 57,033,500,000 71,258,643,187 3,648,818,416 13,796,233,671 7,087,914,221 13,607,647,674 7,901,530,487 174,334,287,656 29,384,592,739 2,573,124,226 7,952,795,150 5,557,389,178 8,947,542,212 3,111,294,835 57,526,738,340 116,807,549,316 Beban penyusutan sebesar Rp 4,686,984,073 untuk tahun 2013 dan Rp 7.923.752.860 untuk tahun 2012 dibukukan sebagai beban umum dan administrasi. 36 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, seluruh aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance dan PT Asuransi Sinar Mas, pihak ketiga terhadap risiko kebakaran, petir, ledakan, kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat, kerusuhan, kerusakan, banjir dan kerusakan karena air, dan gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 340,000,000,000 dan Rp 265,000.000,000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan. Jumlah bruto aset tetap yang telah didepresiasikan secara penuh dan masih digunakan adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Bangunan dan prasarana Pendingin udara Peralatan kantor Perabotan dan peralatan Instalasi Kendaraan bermotor 19,670,279,109 2,393,319,521 5,726,095,330 5,103,641,243 5,746,444,851 2,206,278,623 19,670,279,109 2,393,319,521 5,716,195,330 5,103,641,243 5,675,644,851 2,206,278,623 Jumlah 40,846,058,677 40,765,358,677 Pengurangan aset tetap selama tahun 2013 dan 2012 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut: 2013 Rp Harga jual Nilai buku Keuntungan penjualan aset tetap 2012 Rp 410,669,545 405,272,255 1,071,981,375 752,291,689 5,397,290 319,689,686 15. Uang Jaminan Akun ini merupakan uang jaminan yang dibayarkan kepada pihak ketiga atas, sewa toko dan jasa pelayanan, listrik dan telepon, dan lainnya. 2013 Rp 2012 Rp Sewa dan jasa pelayanan Listrik dan telepon Lain-lain 6,673,734,603 803,162,044 276,881,465 4,412,420,118 533,382,044 77,000,000 Jumlah 7,753,778,112 5,022,802,162 37 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 16. Utang Usaha 2013 Rp Pihak berelasi PT Graha Berkat Trading 4,098,739,290 852,730,200 33,724,884,268 16,423,866,707 24,304,767,544 13,229,180,879 17,973,340,730 10,397,910,029 12,059,160,995 7,029,259,144 5,106,493,077 6,313,165,393 1,789,541,859 2,714,208,409 1,467,325,464 2,444,938,389 1,007,054,146 2,257,474,100 1,843,529,519 13,287,284,519 35,370,139,963 20,626,527,609 17,278,635,409 13,796,071,035 9,597,437,076 18,452,201,613 10,588,496,779 9,090,718,661 177,472,124,460 135,652,958,345 Pihak ketiga PT LG Electronics Indonesia PT Samsung Electronics Indonesia PT Panasonic Gobel Indonesia PT Sharp Electronic Indonesia PT Erafone Artha Retailindo PT Sony Indonesia PT Toshiba Visual Media Network Indonesia PT Data Scrip PT Sarana Kencana Mulya PT Electrolux Indonesia PT Nikon Indonesia PT Indomo Mulia PT Pixel Perdana Jaya PT. Fuji Film Indonesia PT Planet Electrindo PT Hitachi Modern Sales Indonesia PT Perdana Inti Putra Others (less than Rp 1 billion each) Jumlah 2012 Rp Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 161,865,570,071 15,606,554,389 119,073,372,126 16,579,586,219 Jumlah 177,472,124,460 135,652,958,345 Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah. 38 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 17. Utang Pajak 2013 Rp 2012 Rp Pajak kini (Catatan 29) Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 5,856,689,025 17,801,508,808 1,653,798,270 262,900,500 64,808,746 438,809,768 742,290,750 44,265,648 1,006,000 - Jumlah 7,838,196,541 19,027,880,974 Besarnya pajak terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Berdasarkan Undang-undang No.28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013. 18. Utang kepada Pihak Berelasi 2013 Rp 2012 Rp PT Graha Karunia Trading 59,194,028 - - Jumlah 59,194,028 - 2013 Rp 2012 Rp Keseluruhan utang ini diberikan tanpa bunga. 19. Beban Akrual Renovasi gedung Telepon, listrik, dan air Promosi Jasa profesional Gaji karyawan Umum dan Administrasi Sewa Lain-lain Jumlah 39 3,269,180,963 1,566,790,095 508,984,248 279,000,000 252,115,625 30,272,900 1,361,960,974 3,580,359,973 5,698,272,919 894,756,604 706,104,458 441,000,000 150,575,231 132,943,900 116,647,200 659,782,222 10,848,664,778 8,800,082,534 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 20. Utang Bank 2013 Rp PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Jasa Jakarta PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Victoria Internasional Tbk Jumlah Bagian utang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2012 Rp 34,992,250,134 17,777,185,444 904,140,000 75,000,000,000 74,799,864,591 34,424,364,451 19,396,558,184 1,407,355,000 - 203,473,440,169 20,803,913,184 156,793,986,861 11,484,042,464 46,679,453,307 9,319,870,720 Bagian utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit untuk pembelian tanah sebesar Rp 35.000.000.000 dan untuk modal kerja sebesar Rp 5.000.000.000 dari BCA. Pinjaman sebesar Rp 35.000.000.000 dijamin dengan satu kavling tanah di Alam Sutera Boulevard No. 30, 2 Tangerang seluas 5000 m dan untuk pinjaman sebesar Rp 5.000.000.000 dijamin dengan jaminan pribadi dari Ridwan Pribadi sebesar Rp 40.000.000.000. Suku bunga untuk pinjaman investasi sebesar 10,00% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 2 November 2017 dan untuk modal kerja sebesar 10,25% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 13 Juli 2013. Pinjaman ini dibayar dalam cicilan bulanan. Perjanjian pencairan kredit ini didokumentasikan dalam Akta No.16 tanggal 3 Juli 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H., notaris in Jakarta. Perjanjian kredit tersebut memuat ketentuan yang dapat membatasi Perusahaan untuk melaksanakan perubahan status kelembagaan, perubahan susunan pengurus dan pemegang saham serta pembagian dividen. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan atas pembatasan perubahan status kelembagaan, susunan pengurus dan pemegang saham serta penghapusan atas pembatasan pembagian dividen dari BCA berdasarkan surat No.02430/BLS/2013 tertanggal 8 April 2013. Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada 30 Juni 2013 adalah Rp1,954,534,050. sebesar PT Bank International Indonesia Tbk (BII) Pada tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman investasi sebesar Rp 14.000.000.000 dari BII. Pinjaman ini dijamin dengan satu kavling tanah Bintaro Jaya CBD blok B7 / D-01, Tangerang seluas 3.097 m2 dengan suku bunga 11,00% per tahun (disesuaikan setiap tahunnya) atas nama Perusahaan, jaminan pribadi maupun Perusahaan dari Ingrid Pribadi dan pengoperan hak dan kuasa menjual jaminan diatur dalam Akta Pengoperan Hak dan Kuasa Jual No. 40. Perjanjian kredit ini didokumentasikan dalam Akta No. 39 tanggal 22 Februari 2011 dari Ima Rangganis Sudiana, S.H., notaris di Jakarta yang jatuh tempo pada tanggal 22 Februari 2016. Pinjaman ini dibayar dalam cicilan bulanan. 40 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Perjanjian kredit tersebut memuat ketentuan yang dapat membatasi Perusahaan untuk melaksanakan perubahan susunan direksi dan pemegang saham Perusahaan serta pembagian dividen. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan perubahan covenant fasilitas kredit atas pembatasan-pembatasan tersebut dari BII berdasarkan surat No.S2013.022/DIRSMEC-EBC/Thamrin tanggal 3 April 2013. Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada 30 Juni 2013 dan 2012 masingmasing sebesar Rp 998,668,683 dan Rp 659,007,869. PT Bank Jasa Jakarta Perusahaan melakukan kerja sama pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor untuk karyawan dengan PT Bank Jasa Jakarta selama 3 - 4 tahun. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang dapat membatasi Perusahaan untuk melaksanakan perubahan status dan pembagian dividen. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh waiver letter atas pembatasanpembatasan tersebut dari Bank Jasa Jakarta berdasarkan surat No.039/ECI-MDA/III/2013 tertanggal 2 April 2013. PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) Pada tanggal 24 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 10.000.000.000 untuk modal kerja dengan suku bunga 10,5% per tahun dari CIMB. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan barang milik Perusahaan sebesar Rp 41,3534,130,197 (Catatan 8). Pada tanggal 25 Mei 2013, perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit sebesar Rp 65.000.000.000 dengan suku bunga 10,5% untuk jangka waktu 1 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 30 april 2014. PT Bank Victoria International Tbk (BVI) Pada tanggal 8 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 15.000.000.000 untuk modal kerja dengan suku bunga 13% per tahun dari CIMB. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan barang milik Perusahaan sebesar Rp 50,204,557,383 (Catatan 8). Pada tanggal 30 April 2013, perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit sebesar Rp 60.000.000.000 dengan suku bunga 13% untuk jangka waktu 1 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 9 Maret 2014 Beban bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut pada tahun 2013 sebesar Rp 1,630,730,810. 41 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Skedul pembayaran kembali utang bank jangka panjang konsolidasian adalah sebagai berikut 2013 Rp 2012 Rp Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2012 2013 2014 2015 2016 2017 156,793,986,862 16,347,882,036 12,670,280,534 10,147,760,375 7,513,530,363 11,484,042,464 12,713,943,879 12,854,679,379 10,662,081,546 7,513,530,367 Jumlah Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun 203,473,440,169 156,793,986,862 55,228,277,635 11,484,042,464 46,679,453,307 43,744,235,171 Bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun 21. Setoran Jaminan Akun ini merupakan uang jaminan yang diterima dari pihak ketiga atas sewa lahan, jasa pelayanan, dan telepon. 22. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012: 2013 Nilai Tercatat Rp 2012 Estimasi Nilai Wajar Rp Nilai Tercatat Rp Estimasi Nilai Wajar Rp Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - bersih Piutang dari pihak berelasi - bersih 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 86,156,940,831 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 86,156,940,831 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 Jumlah Aset Keuangan 69,619,311,335 69,619,311,335 109,684,096,893 109,684,096,893 Liabilitas Keuangan Utang usaha Beban akrual Utang bank Utang kepada pihak berelasi 177,472,124,460 10,848,664,778 203,473,440,169 59,194,028 177,472,124,460 10,848,664,778 203,473,440,169 59,194,028 135,652,958,345 8,800,082,534 55,228,277,635 - 135,652,958,345 8,800,082,534 55,228,277,635 - Jumlah Liabilitas Keuangan 391,853,423,435 391,853,423,435 199,681,318,514 199,681,318,514 42 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Grup untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan. Aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek Instrumen keuangan berupa kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, utang usaha, beban akrual, dan bagian utang bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap Terdiri dari utang bank jangka panjang. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit, dan jatuh tempo yang sama. Aset keuangan dan liabilitas keuangan tidak lancar Terdiri dari piutang dari pihak berelasi dan utang kepada pihak berelasi. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Grup (untuk liabilitas keuangan) menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa. 23. Modal Saham Jumlah Saham Nama Pemegang Saham PT Graha Surya Kirana Andi Bharata Winata PT Graha Berkat Kirana Ridwan Pribadi Jumlah 2013 Persentase Kepemilikan % Jumlah Modal Disetor Rp 341,250,000 308,750,000 183,750,000 166,250,000 34 31 18 17 34,125,000,000 30,875,000,000 18,375,000,000 16,625,000,000 1,000,000,000 100 100,000,000,000 Berdasarkan akta notaris No. 87 tanggal 18 April 2013 dari humberg Lie, S.H., S.E., Mkn., notaris di Jakarta Utara, pemegang saham memutuskan untuk menerbitkan saham baru sebanyak 333,333,000 lembar saham melalui Initial Public Offering (IPO). 43 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Jumlah Saham Nama Pemegang Saham PT Graha Surya Kirana Andi Bharata Winata PT Graha Berkat Kirana Ridwan Pribadi Jumlah 341,250,000 308,750,000 183,750,000 166,250,000 1,000,000,000 2012 Persentase Kepemilikan % 34 31 18 17 100 Jumlah Modal Disetor Rp 34,125,000,000 30,875,000,000 18,375,000,000 16,625,000,000 100,000,000,000 Berdasarkan akta notaris No. 51 tanggal 25 Oktober 2012 dari Winnie Susanti Hadiprodjo, S.H., notaries di Jakarta, mengenai perubahan modal saham dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 400.000.000.000 dan peningkatan wewenang perusahaan, penerbitan, dan pembayaran modal dari Rp 22.500.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dengan menerbitkan saham dari saham portapel sebesar Rp 25.000.000.000 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 52.000.000.000 Saham portapel adalah Andi Bharata Winata sebesar Rp 16.250.000.000 dan Ridwan Pribadi sebesar Rp 8.750.000.000. Pembayaran modal diterima dari PT Graha Surya Kirana sebesar Rp 34.125.000.000 dan PT Graha Berkat Kirana sebesar Rp 18.375.000.000 Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu. Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan (terdiri dari modal saham dan saldo laba) serta pinjaman dan utang bersih (terdiri dari pinjaman bank dikurangi saldo kas dan setara kas). 24. Kepentingan Nonpengendali Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013, akun ini merupakan bagian kepentingan non pengendali atas aset bersih PT Kirana Cipta Propertindo, anak perusahaan, sebesar Rp 253.416.649. Kepentingan nonpengendali atas laba bersih komprehensif anak perusahaan sebesar Rp 11.898. 25. Pendapatan 2013 Rp 2012 Rp Penjualan barang elektronik ber-merk Komisi penjualan barang konsinyasi Sewa Lain-lain 845,042,507,991 1,241,269,017 28,103,180,038 1,105,544,082 562,544,716,586 550,053,113 20,770,345,138 1,320,605,615 Jumlah 875,492,501,129 585,185,720,452 44 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Seluruh pendapatan diperoleh dari transaksi dengan pihak ketiga. Komisi penjualan barang konsinyasi berkisar antara 4,5% - 10,0% dari barang yang terjual. Pendapatan sewa merupakan sewa operasi atas area untuk display barang elektronik dan foodcourt. Lain-lain terdiri atas penjualan perpanjangan garansi, pendapatan pengiriman barang dan billboard serta neon box. Tidak terdapat pendapatan dari satu pihak yang melebihi 10% dari pendapatan. 26. Beban Pokok Penjualan 2013 Rp 2012 Rp Saldo persediaan pada awal tahun Pembelian - bersih 165,110,985,627 792,864,953,611 86,026,658,528 551,899,994,825 Barang tersedia untuk dijual Saldo persediaan pada akhir tahun 957,975,939,238 253,065,962,730 637,926,653,353 162,376,938,236 Beban pokok pendapatan 704,909,976,507 475,549,715,117 Pembelian dengan pihak berelasi sebesar Rp 8,197,478,580 tahun 2013 dan Rp 191,641,155 tahun 2012. Pemasok 10 terbesar sebesar Rp 678,826,934,480 (85,6%) pada 2013 dan Rp 470,721,111,320 (85,3%) pada 2012 dari jumlah pembelian. Pembelian dari satu pihak yang melebihi 10% dari pendapatan adalah pembelian dari PT LG Electronic Indonesia, PT Samsung Electronic Indonesia, dan PT Panasonic Gobel Indonesia. 45 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 27. Beban Usaha 2013 Rp 2012 Rp Gaji dan tunjangan lainnya Sewa dan jasa pelayanan Iklan dan promosi Telepon, listrik, dan air Penyusutan (Catatan 14) Imbalan pasca-kerja (Catatan 29) Pajak dan perijinan Keamanan Biaya kantor Transportasi dan pengiriman Jasa kebersihan Jasa profesional Asuransi (Catatan 29) Cadangan atas penurunan nilai piutang (Catatan 7 dan 12) Pelatihan karyawan Lain-lain 27,285,358,618 18,414,997,599 8,622,404,177 7,628,151,200 4,686,984,073 5,659,717,000 1,044,425,906 3,582,947,727 1,484,051,313 990,908,741 1,567,615,188 742,050,276 301,688,281 22,538,382,558 12,159,041,972 7,704,848,763 4,196,595,820 3,398,437,097 3,529,328,500 1,123,712,582 1,706,596,489 804,540,647 445,689,640 520,050,408 603,741,312 160,333,574 108,239,364 1,405,046,750 26,101,220 987,505,358 Jumlah 83,524,586,213 59,904,905,940 28. Imbalan Pasca-Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut. Perhitungan aktuaria terakhir atas liabilitas imbalan pasti pasca-kerja dilakukan PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, tertanggal 22 Januari 2013. oleh Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 1,286 karyawan di 30 Juni 2013 dan 667 karyawan di 30 Juni 2012. Rekonsiliasi antara nilai kini cadangan imbalan pasti pasca-kerja yang tidak didanai dengan nilai cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Nilai kini cadangan yang tidak didanai Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui 30,267,799,000 (7,115,227,000) (9,914,000) 20,177,786,250 (6,221,630,750) (2,543,000) Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 23,142,658,000 13,953,612,500 Rincian beban imbalan pasca-kerja adalah sebagai berikut: 46 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Rp 2012 Rp Beban jasa kini Beban bunga Kerugian aktuarial bersih yang diakui Biaya jasa lalu 3,865,164,657 801,373,997 992,684,986 493,360 2,694,129,000 644,459,500 190,224,000 516,000 Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja 5,659,717,000 3,529,328,500 Beban imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” (Catatan 27). Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan 17,482,941,000 5,659,717,000 10,424,284,000 3,529,328,500 Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun 23,142,658,000 13,953,612,500 Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja: Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat mortalita Tingkat cacat 2013 2012 6,25% 10% TMI '11 10% of TMI '11 5,95% 10% TMI '11 10% dari TMI '11 29. Pajak Penghasilan a. Beban (penghasilan) pajak Grup terdiri dari: 2013 Rp Pajak kini Final Tidak final Pajak tangguhan Jumlah 47 2012 Rp (2,593,838,733) 9,555,697,000 (803,198,272) (100,206,868) 4,277,899,000 (441,166,063) 6,158,659,995 3,736,526,069 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) b. Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak Perusahaan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak 83,692,236,621 (3,047,797) 51,217,499,445 - Laba sebelum pajak Perusahaan 83,689,188,824 51,217,499,445 5,659,717,000 - 3,529,328,500 - 5,659,717,000 3,529,328,500 210,071,256 111,542,127 Perbedaan temporer: Beban imbalan pasca kerja Penyisihan penurunan nilai piutang Jumlah Perbedaan tetap: Jamuan Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Pendapatan sewa yang telah dikenakan pajak penghasilan final Lainnya (739,671,930) (2,088,063,920) (28,103,180,038) (22,493,339,000) (20,770,345,138) (14,888,365,377) Jumlah (51,126,119,712) (37,635,232,307) 38,222,786,111 17,111,595,638 Laba kena pajak Rincian beban dan utang pajak adalah sebagai berikut: 48 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Rp Beban pajak penghasilan Perusahaan Tidak final - 25% Final - 10% Entitas anak Jumlah Dikurangi pajak dibayar di muka: Perusahaan Pasal 4 (2) Pasal 23 Pasal 25 Entitas anak Jumlah c. 2012 Rp 9,555,697,000 (2,810,318,004) - 4,277,899,000 (2,077,034,514) - 6,745,378,996 2,200,864,486 2,810,318,004 (701,390,904) (2,997,617,071) - 2,077,034,514 (569,069,055) (31,528,269) - (888,689,971) 1,476,437,190 Utang pajak kini (Catatan 17) 5,856,689,025 3,677,301,676 Utang pajak kini Perusahaan Entitas anak 5,856,689,025 - 3,677,301,676 - Jumlah 5,856,689,025 3,677,301,676 Pajak Tangguhan 31 Januari 2011 Rp Dikreditkan (Dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp 31 Juni 2012 Rp Dikreditkan (Dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp 31 Desember 2012 Rp Dikreditkan (Dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp 31 Juni 2013 Rp Piutang Aset tetap Cadangan imbalan pasca-kerja 2,606,071,000 441,166,063 3,047,237,063 1,323,498,187 62,500,000 4,370,735,250 803,198,272 62,500,000 5,173,933,522 Aset pajak tangguhan - Bersih 2,606,071,000 441,166,063 3,047,237,063 1,323,498,187 4,433,235,250 803,198,272 5,236,433,522 49 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba kena pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2013 Rp 2012 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak 77,533,576,625 (3,047,797) 51,217,499,445 - Laba sebelum pajak Perusahaan Beban pajak dengan tarif yang berlaku 77,530,528,828 9,555,697,000 51,217,499,445 4,277,899,000 52,517,814 27,885,282 (184,917,982) (49,999,584) Pengaruh pajak atas perbedaan tetap: Jamuan Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Pendapatan sewa yang telah dikenakan pajak penghasilan final Lainnya (702,579,501) (3,264,636,837) Bersih (4,099,616,506) Beban pajak final 702,579,501 (22,114,303) (519,258,628) Jumlah beban pajak Perusahaan Jumlah beban pajak entitas anak 6,158,659,995 - 3,736,526,069 - Jumlah beban pajak 6,158,659,995 3,736,526,069 30. Laba per Saham Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian berdasarkan pada informasi berikut: 2013 Rp 2012 Rp Laba bersih dan komprehensif Dari operasi yang dilanjutkan dan teratribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan Dari operasi yang dihentikan 77,533,564,727 - 47,480,973,376 - Jumlah 77,533,564,727 47,480,973,376 50 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Rp Rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar Laba persaham dasar Dari operasi yang dilanjutkan dan teratribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan Dari operasi yang dihentikan 2012 Rp 1,000,000,000 22,500 78 2,110,265 - 78 2,110,265 - Jumlah laba per saham dilusian teratribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan 31. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi Sifat Hubungan Pihak Berelasi a. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemen kunci sama dengan Grup yakni PT Graha Karunia Trading, PT Centrepark Citra Corpora, PT Danapati Abinaya Investama, PT EC Entertainment, PT Danatel Pratama, dan PT Danayasa Arthatama Tbk. b. PT Graha Berkat Trading adalah entitas asosiasi. Transaksi Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, yang meliputi antara lain: a. Rincian transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: 51 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas dan terhadap Pendapatan/Beban yang bersangkutan/ 2013 2012 % % 2012 Aset Piutang dari pihak berelasi PT Danatel Pratama PT Danapati Abinaya Investama PT Graha Karunia Trading PT Centrepark Citra Corpora 10,000,000,000 4,000,000,000 931,529,656 Jumlah 14,931,529,656 4,179,692,635 2.04 1.15 4,098,739,290 827,268,975 0.01 0.00 0.00 0.00 Liabilitas Utang Usaha PT Graha Berkat Trading Utang kepada pihak berelasi PT Graha Karunia Trading 4,000,000,000 179,692,635 59,194,028 34,955,070 - - Jumlah 1.36 0.55 0.13 0 1.10 0.05 - - Beban umum dan administrasi 2013 Beban umum dan administrasi Sewa dan jasa pelayanan PT Danayasa Arthalama Tbk Pembelian PT Graha Berkat Trading 2012 Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas dan terhadap Pendapatan/Beban yang 2013 2012 % % 269,571,775 247,180,500 0.04 0.07 8,197,478,580 1,654,537,950 1.12 0.46 b. Grup memberikan kompensasi kepada karyawan kunci. Imbalan yang diberikan kepada direksi dan anggota manajemen kunci lainnya adalah sebagai berikut: 2013 % Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca-kerja Jumlah Direksi Rp % Dewan Komisaris Rp 92 8 2,662,630,222 450,831,000 79 21 438,333,333 130,407,000 100 3,113,461,222 100 568,740,333 52 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2012 % Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca-kerja Jumlah Direksi Rp % Dewan Komisaris Rp 89 11 2,337,069,889 595,304,000 80 20 222,222,222 95,717,000 100 2,932,373,889 100 317,939,222 32. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Grup adalah risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Grup dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Grup. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga Grup timbul dari pinjaman jangka panjang. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga mengambang mengakibatkan timbulnya risiko suku bunga arus kas terhadap Grup. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga tetap mengakibatkan timbulnya risiko nilai wajar suku bunga terhadap Grup. Kebijakan Grup adalah memelihara 80% pinjaman dalam instrumen dengan suku bunga tetap. Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Grup mengelola beban bunga dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang. Pinjaman dengan suku bunga tetap yang dimiliki Grup dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Untuk itu, pinjaman tersebut tidak termasuk dalam risiko suku bunga sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 60. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan Grup yang terkait risiko suku bunga: 53 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Aset Bunga Mengambang Bank Deposito berjangka Liabilitas Bunga Tetap Utang bank Rata-rata Suku Bunga Efektif % Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp Jatuh Tempo lebih dari Satu Tahun Rp 2,0% - 2,5% 22,242,366,524 - 22,242,366,524 10,0% - 13,0% 156,793,986,861 46,679,453,307 203,473,440,169 Jumlah Rp 2012 Rata-rata Jatuh Tempo Suku Bunga Efektif dalam Satu Tahun % Rp Aset Bunga Mengambang Bank Deposito Berjangka Liabilitas Bunga Tetap Utang bank Jatuh Tempo lebih dari Satu Tahun Rp Jumlah Rp 2,0% - 2,5% 5,5% - 8% 34,469,100,520 39,000,000,000 - 34,469,100,520 39,000,000,000 10,0% - 13,0% 11,484,042,464 43,744,235,171 55,228,277,635 Pada tanggal 30 Juni 2013, apabila suku bunga atas pinjaman berdenominasi Rupiah meningkat/menurun sebesar 2,5% dan variabel lain tetap, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan lebih tinggi/rendah sebesar Rp 5,086,836,004 lebih rendah/ lebih tinggi. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup melakukan penilaian atas kualitas kredit dari beberapa aset keuangan berikut: Kas dan setara kas diniliai dengan peringkat baik karena ditempatkan pada bank yang bereputasi baik dan disetujui oleh Direksi serta memiliki kemungkinan insolvensi yang rendah. 54 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) Piutang usaha merupakan piutang yang jatuh tempo dan dilunasi, dinilai dengan peringkat baik karena mempunyai tingkat pelunasan yang tinggi berdasarkan pengalaman historis dan penagihan terakhir. Selain itu, dengan kualitas kredit yang baik atas aset keuangan tersebut maka memiliki risiko yang tidak signifikan atas gagal bayar berdasarkan pengalaman historis. Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012: 2013 Jumlah Bruto Rp Jumlah Neto Rp Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,931,529,656 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 Jumlah 69,869,311,335 69,619,311,335 2012 Jumlah Bruto Rp Jumlah Neto Rp Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi 73,469,100,520 8,639,777,094 500,407,607 14,636,971,361 73,469,100,520 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 Jumlah 97,246,256,582 96,996,256,582 Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012: 55 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) <= 1 tahun Rp 2013 > 1 tahun Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 - Jumlah 69,619,311,335 - Liabilitas Utang usaha Beban akrual Utang bank 177,472,124,460 10,848,664,778 156,793,986,861 Jumlah Liabilitas bersih Jumlah Liabilitas Utang usaha Beban akrual Utang bank 31,051,891,680 19,226,319,920 4,659,570,079 14,681,529,656 69,619,311,335 177,472,124,460 10,848,664,778 203,473,440,169 345,114,776,100 46,679,453,307 391,794,229,407 (275,495,464,765) (46,679,453,307) (322,174,918,072) <= 1 tahun Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi 46,679,453,307 Nilai Tercatat Rp 2012 > 1 tahun Rp 86,156,940,831 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 - 109,684,096,893 - 135,652,958,345 8,800,082,534 11,484,042,464 43,744,235,171 Nilai Tercatat Rp 86,156,940,831 8,639,777,094 500,407,607 14,386,971,361 109,684,096,893 135,652,958,345 8,800,082,534 55,228,277,635 Jumlah 155,937,083,343 43,744,235,171 199,681,318,514 Liabilitas bersih (46,252,986,450) (43,744,235,171) (89,997,221,621) 33. Segmen Operasi Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya ke masing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. Grup memiliki tiga (3) segmen yang dilaporkan meliputi penjualan barang elektronik, sewa, dan lain-lain. 56 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2013 Penjualan Barang Elektronik Rp Sewa Rp Lain-lain Rp Konsolidasian Rp Laporan Laba rugi Komprehensif Konsolidasian Pendapatan Usaha - pihak eksternal Beban Pokok Penjualan Hasil Segmen Laba kotor segmen 846,283,777,009 704,909,976,507 28,103,180,038 - 1,105,544,082 - 875,492,501,129 704,909,976,507 141,373,800,501 28,103,180,038 1,105,544,082 170,582,524,621 Beban umum dan administratif Beban umum dan administratif yang tidak dapat dialokasikan Pendapatan (beban) lain-lain - bersih 65,109,588,614 18,414,997,599 - 83,524,586,213 Laba sebelum pajak Beban Pajak 72,898,510,100 (3,365,701,787) - - 9,688,182,439 (3,365,701,787) 1,105,544,082 Laba Bersih 83,692,236,621 6,158,659,996 77,533,576,625 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Aset Aset Segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan 686,351,605,599 5,236,433,522 41,018,707,498 - Jumlah Aset 691,588,039,121 41,018,707,498 Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 406,263,200,577 23,142,658,000 Jumlah Liabilitas 429,405,858,577 4,686,984,073 - 727,370,313,098 5,236,433,522 - 732,606,746,619 - - 406,263,200,577 23,142,658,000 - - 429,405,858,577 - - 4,686,984,073 - Informasi lainnya Depresiasi dan amortisasi 57 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 2012 Penjualan Barang Elektronik Rp Sewa Rp Lain-lain Rp Konsolidasian Rp Laporan Laba rugi Komprehensif Konsolidasian Pendapatan Usaha - pihak eksternal Beban Pokok Penjualan Hasil segmen Laba kotor segmen 563,094,769,699 475,549,715,117 20,770,345,138 1,320,605,615 585,185,720,452 475,549,715,117 87,545,054,582 20,770,345,138 1,320,605,615 109,636,005,335 Beban Umum dan administratif Beban Umum dan administratif yang tidak dapat dialokasikan Pendapatan (beban) lain-lain bersih 47,745,863,968 12,159,041,972 - 59,904,905,940 Laba sebelum pajak Beban Pajak 41,285,590,663 1,486,400,049 - - 8,611,303,166 1,486,400,049 1,320,605,615 51,217,499,444 3,736,526,069 Laba dari operasi yang di lanjutkan Operasi yang dihentikan 47,480,973,375 - Laba Bersih 47,480,973,375 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Aset Aset Segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan 353,404,404,717 3,047,237,063 6,837,259,763 Jumlah Aset 356,451,641,780 6,837,259,763 Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dialokasikan 253,943,202,056 13,953,612,500 Jumlah Liabilitas 267,896,814,556 360,241,664,480 3,047,237,063 - 363,288,901,543 253,943,202,056 13,953,612,500 - - 267,896,814,556 - 3,398,437,097 Informasi lainnya Depresiasi dan amortisasi 3,398,437,097 34. Perjanjian dan Ikatan a. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa tanah di kawasan SCBD dengan PT Panduneka Sejahtera, pihak ketiga, pada tanggal 22 Desember 2009 yang kemudian diubah pada tanggal 12 Desember 2011 dengan jangka waktu 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2013, yang digunakan sebagai toko elektronik. b. Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama pengelolaan perparkiran dengan PT Dinamika Mitra Pratama, pihak ketiga, mengenai bagi hasil laba operasional atas parkir untuk jangka waktu sejak 15 Oktober 2008 sampai dengan November 2011. Sejak bulan November 2011, perparkiran dikelola PT Centrepark Citra Corpora, pihak berelasi. 58 PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain) 35. Peristiwa Setelah Tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1. Perusahaan pada tanggal 2 Juli 2013 menerima dana hasil penjualan saham publik sejumlah Rp 1.301.546.595.490 2. Perusahaan sudah mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2013. 3. Perusahaan pada tanggal 5 Juli 2013 sudah melakukan pelunasan pinjaman dari PT Bank Victoria International Tbk sebesar Rp 75.000.000.000 yang diperoleh pada tanggal 8 April 2013 dan 30 April 2013 dengan suku bunga sebesar 13% per tahun. 4. Perusahaan pada tanggal 5 Juli 2013 sudah melakukan pelunasan pinjaman dari CIMB Niaga sebesar Rp 75.000.000.000 yang diperoleh pada tanggal 8 April 2013 dan 30 April 2013 dengan suku bunga sebesar 10.5% per tahun. 5. Dalam periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Juli 2013, Perusahaan telah membuka dan mengoperasikan 21 toko baru sehingga jumlah toko mencapai 44 toko. 36. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian efektif pada periode yang dimulai 1 Januari 2013 sebagai berikut: PSAK PSAK No. 38 (Revisi 2011), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali PPSAK PPSAK No. 10, Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganiasi Grup masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan. ******** 59