pengembangan bahan ajar melalui model pembelajaran react pada

advertisement
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN REACT PADA MATERI ELASTISITAS
Pratiwi Purnamasari, Syubhan An’nur, dan Abdul Salam M.
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
[email protected]
ABSTRAK:Bahan ajar yang digunakan di SMA Negeri 2 Banjarmasin selama ini masih
kurang dalam mengaitkan materi yang dipelajari dengan konsep kehidupan sehari-hari.
Diperlukan bahan ajar yang dapat menuntun siswa untuk menemukan dan menerapkan
konsep dalam kehidupan sehari-hari, dan melatih siswa untuk aktif berpikir dan bertindak
secara fisik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar fisika
dengan model REACT pada materi elastisitas yang layak digunakan. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) validitas bahan ajar materi elastisitas
yang dikembangkan, (2) kepraktisan bahan ajar materi elastisitas yang dikembangkan, (3)
keefektivan bahan ajar materi elastisitas yang dikembangkan. Penelitian ini mengacu pada
model pengembangan menurut Dick and Carey. Data yang diperoleh melalui lembar
validasi bahan ajar, lembar pengamatan RPP, dan data hasil belajar siswa. Hasil
pengembangan menunjukkan bahwa: (1) bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan valid
dengan kategori sangat tinggi yang divalidasi oleh dua validator, (2) bahan ajar yang
dikembangkan dinyatakan praktis dilihat dari keterlaksanaan RPP dengan kategori sangat
baik, (3) bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan efektif dilihat dari gain score yang
berada dalam kategori tinggi. Diperoleh simpulan bahwa bahan ajar pada pokok bahasan
elastisitas melalui model pembelajaran REACT dinyatakan layak untuk digunakan, karena
memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
Kata kunci : Bahan ajar, REACT, dan elastisitas.
PENDAHULUAN
Kementerian
dan warga negara yang memiliki iman
dan
yang baik, produktif, kreatif, inovatif,
Kebudayaan menuliskan tujuan dari
dan afektif serta mampu berkontribusi
pendidikan
pada
di
Pendidikan
Indonesia
adalah
kehidupan
bermasyarakat,
menciptakan manusia yang berilmu,
berbangsa, bernegara, dan peradaban
cakap, kritis, kreatif dan inovatif. Begitu
dunia. Hal ini yang menjadi tujuan
pula
utama dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 68 tahun 2013 yang
2013.
menjelaskan Kurikulum 2013 bertujuan
untuk
mempersiapkan
pembuatan kurikulum
Standar proses yang menjadi salah
manusia
satu
karakteristik
Kurikulum
2013,
Indonesia agar memiliki kemampuan
cenderung menghendaki agar proses
dan keterampilan hidup sebagai pribadi
pembelajarannya
209
dilakukan
dengan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
berkelompok.
Mulai
pengamatan
dari
langkah
ditetapkan sekolah. Oleh karena itu,
pada
perlu dilakukan peningkatan terhadap
sampai
mengkomunikasikan
dan
hasil belajar siswa.
mengkreasikan, kolaborasi antarsiswa
Dari sisi buku paket ditemukan
sangat diutamakan (Kosasih (2014).
masalah umum lain yang timbul yaitu
Hasil observasi dan wawancara
siswa
mengalami
kesulitan
dalam
dengan guru fisika kelas X SMAN 2
memahami isi buku tersebut karena
Banjarmasin
menunjukkan
bahwa
buku paket dinilai kurang komunikatif.
pembelajaran
masih
menggunakan
Masalah mengenai buku pegangan yang
metode ceramah yang berpusat pada
kurang atau tak ada buku penunjang lain
guru. Siswa cenderung bersifat pasif
selain buku paket yang diberikan dapat
sehingga pengalaman belajar terbatas.
diatasi dengan pembuatan
Proses
sendiri
pembelajaran
menggunakan
metode
praktikum
meskipun
jarang
mengutamakan
dan
kebutuhan siswa dan lebih komunikatif
sarana
dalam pembuatannya sehingga siswa
Keterampilan
lebih tertarik dalam membaca dan
sosial seperti kerjasama, menyampaikan
mampu belajar secara mandiri. Ketika
pendapat, mendengarkan pendapat orang
bahan ajar dibuat oleh
lain, dan menghargai pendapat orang
pembelajaran menjadi lebih menarik dan
lain jarang dilatihkan. Saat proses
mengesankan bagi peserta didik. Selain
pembelajaran,
dalam
itu, kegiatan pembelajaran pun tidak
dipelajari
membosankan dan tidak menjemukan.
laboratorium
diskusi
dengan
bahan ajar
tersedia.
mengaitkan
guru
kurang
materi
yang
dengan konsep kehidupan sehari-hari.
Dengan
Ketika siswa diminta menyelesaikan
menyenangkan, secara otomatis dapat
soal-soal
enggan
memicu terjadinya proses pembelajaran
soal
yang efektif (Prastowo, 2011). Fungsi
latihan,
menyelesaikan
tersebut
di
memberikan
siswa
permasalahan
depan
kelas.
indikasi
Hal
ini
buku
kondisi
pendidik,
dapat
pembelajaran
digantikan
yang
dengan
rendahnya
penggunaan bahan ajar, dimana bahan
motivasi siswa, yang berakibat pada
ajar sangat berguna agar siswa dapat
rendahnya hasil belajar. Data nilai
belajar dan mengulangi pembelajaran
ulangan
secara mandiri dan terarah.
harian
menunjukkan
pada
hanya
kelas
15,2%
X
yang
Salah
satu
upaya
untuk
memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria
meningkatkan hasil belajar siswa adalah
Ketuntasan
dengan menerapkan model pembelajaran
Minimal)
fisika
yang
210
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
REACT. Model pembelajaran REACT
perbedaan karet lentur dan plastisin.
adalah model pembelajaran yang dapat
Pengetahuan
membantu guru untuk menanamkan
dengan prinsip, teori, dan persamaan-
konsep
persamaan dalam elastisitas diantaranya
pada
menemukan
siswa.
sendiri
Siswa
diajak
konsep
yang
konsep
konseptual
elastisitas,
berkaitan
hukum
Hooke,
dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan
konsep susunan pegas. Prosedur berarti
konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
sederatan langkah yang bertahap dan
hari dan mentransfer dalam kondisi
sistematis dalam menerapkan prinsip.
baru. Model REACT berdasarkan hasil
Pengetahuan
penelitian
prosuderal
efektif
meningkatkan
dan
yang
keterampilan
diajarkan
meliputi
kemampuan dan hasil belajar siswa
percobaan sifat-sifat elastisitas bahan
(Yuliati, 2008). Teori belajar yang
(tegangan,
melandasi pembelajaran REACT adalah
elastis), percobaan hukum Hooke dan
teori
percobaan perbedaan susunan pegas seri
belajar
konstruktivistik.
Konstruktivisme
adalah
salah
satu
regangan,
dan
modulus
dan paralel. Oleh karena itu, untuk
filsafat pengetahuan yang menekankan
memahami
materi
bahwa pengetahuan adalah kontruksi
digunakan model pembelajaran REACT
atau bentukan kita sendiri (Sardiman,
di mana dalam model pembelajaran ini
2012).
dirancang
untuk
ini
maka
tepat
meningkatkan
Pada materi elastisitas memiliki
kemampuan dan hasil belajar siswa
kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan
dengan cara menghubungkan konsep
sifat
dan
materi pembelajaran dengan kehidupan
kehidupan
sehari-hari serta siswa juga menemukan
elastisitas
pemanfaatannya
dalam
sehari-hari
serta
elastisitas
suatu
percobaan.
bahan
menyelidiki
sifat
bahan
melalui
Kompetensi
atau
sendiri konsep materi yang dipelajari
dengan melakukan percobaan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
keterampilan yang dilatihkan dalam
peneliti
elastisitas
pengetahuan
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
faktual, konseptual, dan prosedural.
melalui Model Pembelajaran REACT
Pengetahuan faktual berkaitan dengan
pada Materi Elastisitas”. Adapun bahan
pernyataan yang benar sesuai dengan
ajar yang dikembangkan meliputi RPP,
keadaan
materi ajar, LKS, dan tes hasil belajar.
berupa
mencakup
yang
sesungguhnya,
penerapan
kehidupan
elastisitas
sehari-hari
yaitu
dalam
misalnya
211
melakukan
penelitian
yang
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
KAJIAN PUSTAKA
kebutuhan untuk menentukan tujuan, (2)
Penelitian dan Pengembangan
Melakukan analisis pembelajaran, (3)
Menurut Borg dan Gall, penelitian
Menganalisis
warga
belajar
dan
pendidikan dan pengembangan (R & D)
lingkungannya, (4) Merumuskan tujuan
adalah proses yang digunakan untuk
khusus, (5) Mengembangkan instrumen
mengembangkan
penilaian, (6) Mengembangkan strategi
dan
memvalidasi
produk pendidikan. Menurut Seels dan
pembelajaran,
Richey,
(7)Mengembangkan
penelitian
pengembangan
materi pembelajaran, (8) Merancang &
dengan
pengembangan
mengembangkan evaluasi formatif, (9)
dibedakan
pembelajaran
didefinisikan
sistematik
yang
sebagai
sederhana,
kajian
untuk
mengembangkan,
Merevisi
secara
dan
(10)
Mengembangkan evaluasi sumatif.
merancang,
dan
pembelajaran,
Model Pembelajaran REACT
mengevaluasi
Menurut Sri Rahayu (Yuliati, 2008)
program-program, proses, dan hasil
model pembelajaran REACT adalah
pembelajaran yang harus memenuhi
model
kriteria dan keefektifan secara internal
membantu guru untuk menanamkan
(Setyosari, 2013).
konsep pada siswa. Model pembelajaran
Model Pengembangan Dick and Carey
REACT yang merupakan akronim dari
Dick and Carey (Rohman, dkk.
pembelajaran
Relating,
yang
Experiencing,
dapat
Applying,
2013) memandang desain pembelajaran
Cooperating, dan Transferring. Model
sebuah
pembelajaran
sistem
pembelajaran
dan
menganggap
adalah
proses
yang
dikenalkan
REACT
Center
pertama
of
kali
Occupational
sistematis. Pada kenyataannya, cara
Research and Development (CORD,
kerja yang sistematis inilah dinyatakan
2003)
sebagai model pendekatan sistem. Dick
mengembangkan
pembelajaran
and
kontekstual
meningkatkan
Carey
menyatakan
pendekatan
di
Amerika.
untuk
CORD
sistem selalu mengacu pada tahapan
kemampuan dan hasil belajar siswa.
umum
Oleh karena itu, model ini merupakan
sistem
pengembangan
pembelajaran. Komponen model Dick
pengembangan
dari
and
pembelajar,
pembelajaran
berbasis
lingkungan.
Model pembelajaran REACT adalah
Carey
pebelajar,
meliputi:
materi,
dan
dan
kontekstual.
Tahapan model pengembangan sistem
model
pembelajaran Dick and Carey terdiri
membantu guru untuk menanamkan
dari 10 tahapan yaitu: (1) Analisis
konsep
212
pembelajaran
kurikulum
pada
siswa.
yang
Siswa
dapat
diajak
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
menemukan
sendiri
konsep
yang
sifat elastisitas suatu bahan melalui
dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan
percobaan.
konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
Kompetensi atau keterampilan yang
hari dan mentransfer dalam kondisi
dilatihkan dalam elastisitas mencakup
baru.
pengetahuan faktual, konseptual, dan
Langkah-langkah
pembelajaran
dengan model pembelajaran kontekstual
prosedural.
REACT
berkaitan dengan pernyataan yang benar
pada
dasarnya
mengikuti
Pengetahuan
dengan
faktual
tahapan-tahapan dari model tersebut,
sesuai
keadaan
yaitu terdiri dari lima fase (1) relating
sesungguhnya, yaitu berupa penerapan
atau mengaitkan, (2) experiencing atau
elastisitas dalam kehidupan sehari-hari
mengalami,
(3)
applying
atau
misalnya perbedaan karet lentur dan
menerapkan,
(4)
cooperating
atau
plastisin.
Pengetahuan
yang
konseptual
kerjasama, dan (5) transfering atau
berkaitan dengan prinsip, teori, dan
pemindahan.
pelaksanaan
persamaan-persamaan dalam elastisitas
diantaranya konsep elastisitas, hukum
Proses
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
kontekstual
REACT
merupakan
suatu
siklus
Hooke,
konsep
susunan
pegas.
kegiatan.
Pengetahuan
prosedural
merupakan
Artinya, proses tersebut tidak pernah
pengetahuan
tentang
terputus.
khusus, tahapan sistematis mengenai
Karakteristik Materi
sistem program (meliputi; input, proses,
keterampilan
Elastisitas merupakan materi ajar
dan output). Prosedur berarti sederatan
fisika di kelas X semester 2 (genap)
langkah yang bertahap dan sistematis
dalam kurikulum 2013, pembelajaran
dalam menerapkan prinsip. Pengetahuan
fisika
dan
materi
tentang
elastisitas
keterampilan
prosuderal
yang
merupakan salah satu materi yang wajib
diajarkan meliputi percobaan sifat-sifat
diajarkan kepada siswa. Materi ajar
elastisitas bahan (tegangan, regangan,
elastisitas yang dibahas dalam sub
dan modulus elastis), percobaan hukum
pokok ini yaitu sifat elastisitas bahan,
Hooke
hukum Hooke, dan susunan pegas.
susunan pegas seri dan paralel. Oleh
Kompetensi dasar yang ingin dicapai
karena itu, untuk memahami materi ini
kurikulum 2013 pada materi elastisitas
maka
adalah mendeskripsikan sifat elastisitas
pembelajaran
bahan
Rahayu
dan
pemanfaatannya
dalam
kehidupan sehari-hari serta menyelidiki
dan
cocok
percobaan
digunakan
REACT.
(Yuliati,
perbedaan
model
Menurut
2008)
Sri
model
pembelajaran REACT adalah model
213
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
pembelajaran yang dapat membantu
dengan lingkungan sehingga fungsi
guru untuk menanamkan konsep pada
intelektual semakin berkembang.
siswa. Siswa diajak menemukan sendiri
Aktivitas saat pembelajaran yakni
konsep yang dipelajari, bekerja sama,
kebanyakan
menerapkan
pendengar dan mencatat saja, kurang
konsep
tersebut
dalam
mereka
menjadi
kehidupan sehari-hari dan mentransfer
antusias
dalam kondisi baru. Singkatnya, model
pelajaran, hanya ada beberapa siswa
pembelajaran REACT dirancang untuk
yang memiliki kemampuan akademik
meningkatkan kemampuan dan hasil
lebih yang antusias, siswa lain sibuk
belajar
cara
dengan kegiatan masing-masing dan
materi
daya konsentrasinya kurang pada saat
pembelajaran dengan kehidupan sehari-
guru memberikan materi. Akan tetapi
hari serta siswa juga menemukan sendiri
dalam
konsep materi yang dipelajari dengan
kesenjangan pendidikan dalam wujud
melakukan percobaan.
input pada level individual dimana siswa
Karekteristik Siswa
yang memiliki kemampuan akademik
siswa
dengan
menghubungkan
konsep
Seorang guru yang menerapkan
teori
Piaget
dalam
dalam
hanya
kegiatan
pembelajaran
baik
dalam
mengemukakan
belajar,
merangsang,
dan
belajar,
materi
terlihat
bagus lebih aktif dalam kegiatan belajar
memiliki tugas menyediakan lingkungan
materi,
menerima
hal
bertanya
pendapat,
maupun
sementara
tugas-tugas
yang
siswa lain yang kemampuannya di
mendorong
siswa
bawah rata-rata cenderung memilih
untuk membangun pengetahuan untuk
diam
diri mereka sendiri melalui pengamatan.
pendapatnya
Subyek penelitian adalah siswa SMA
Akhirnya
Negeri 2 Banjarmasin kelas X-MS 2.
beberapa siswa tidak dapat mencapai
Siswa SMA adalah siswa yang rata-rata
ketuntasan belajar.
berusia
Hasil Belajar Siswa
16
tahun.
Menurut
teori
perkembangan kognitif Piaget anak pada
dan
tidak
mengemukakan
karena
dalam
Menurut
takut
salah.
kegiatan
belajar
Abdurrahman
(Jihad,
usia tersebut berada pada tingkatan
2013) hasil belajar adalah kemampuan
operasional formal (11 tahun sampai
yang diperoleh anak setelah memulai
dewasa), dimana anak dapat berpikir
kegiatan
abstrak seperti pada orang dewasa.
merupakan
Pengetahuan dibentuk oleh individu,
perubahan perilaku yang cenderung
sebab
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
individu melakukan interaksi
214
belajar.
Hasil
pencapaian
belajar
bentuk
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
psikomotoris dari proses belajar yang
sulit dipahami oleh siswa karena banyak
dilakukan dalam waktu tertentu. Ada 3
memerlukan analisis matematis serta
ranah
yang
memerlukan banyak pemahaman tentang
selanjutnya disebut taksonomi Bloom
konsep-konsep dasar yang relevan. Oleh
(Arikunto, 1999) yaitu: (1) Ranah
karena itu, guru diharapkan mampu
kognitif (cognitive domain), (2) Ranah
menyampaikan
afektif (affective domain), dan (3) Ranah
dengan
psikomotor
domain).
mendukung keperluan tersebut. Pada
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil
materi elastisitas memiliki kompetensi
belajar intelektual yang terdiri dari enam
dasar
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
elastisitas bahan dan pemanfaatannya
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dalam
dan evaluasi.
menyelidiki sifat elastisitas suatu bahan
Kerangka Berpikir
melalui percobaan. Kompetensi atau
atau
domain
besar
(psychomotor
Rendahnya minat belajar siswa
materi
model
yaitu
pembelajaran
pengajaran
yang
mendeskripsikan
kehidupan
sehari-hari
sifat
serta
keterampilan yang dilatihkan dalam
dilihat dari aktivitas siswa selama proses
elastisitas
pembelajaran, dalam kegiatan belajar
faktual, konseptual, dan prosedural.
mengajar sangat ditentukan sekali oleh
Pengetahuan faktual berkaitan dengan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
pernyataan yang benar sesuai dengan
Hasil
keadaan
belajar
siswa
SMAN
2
mencakup
yang
pengetahuan
sesungguhnya,
Banjarmasin masih rendah karena bahan
berupa
ajar yang kurang dimaksimalkan dan
kehidupan
proses belajar mengajar fisika hanya
perbedaan karet lentur dan plastisin.
bersumber pada guru, siswa kurang
Pengetahuan
diberi kesempatan untuk berperan aktif,
dengan prinsip, teori, dan persamaan-
dan akibatnya siswa tidak terlatih untuk
persamaan dalam elastisitas diantaranya
mengembangkan
konsep
kemampuan
penerapan
elastisitas
yaitu
sehari-hari
misalnya
konseptual
elastisitas,
dalam
berkaitan
hukum
Hooke,
menyelesaikan suatu masalah atau gejala
konsep susunan pegas. Prosedur berarti
fisika. Guru harus bisa menentukan
sederatan langkah yang bertahap dan
model pembelajaran yang dapat menarik
sistematis dalam menerapkan prinsip.
perhatian siswa sehingga siswa berminat
Pengetahuan
terhadap pembelajaran.
prosuderal
Materi ajar elastisitas merupakan
dan
yang
keterampilan
diajarkan
meliputi
percobaan sifat-sifat elastisitas bahan
salah satu contoh materi ajar yang agak
(tegangan,
215
regangan,
dan
modulus
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
elastis), percobaan hukum Hooke dan
(Yuliati, 2008). Teori belajar yang
percobaan perbedaan susunan pegas seri
melandasi pembelajaran REACT adalah
dan paralel.
teori
Model
yang
sesuai
untuk
belajar
Konstruktivisme
konstruktivistik.
adalah
salah
satu
memahami materi ini adalah model
filsafat pengetahuan yang menekankan
pembelajaran REACT di mana dalam
bahwa pengetahuan adalah kontruksi
model pembelajaran ini dirancang untuk
atau bentukan kita sendiri (Sardiman,
meningkatkan kemampuan siswa dengan
2012). Oleh karena itu, diperlukan upaya
cara menghubungkan konsep materi
yang
pembelajaran dengan kehidupan sehari-
menjadi menarik dan siswa memiliki
hari serta siswa juga menemukan sendiri
gairah yang tinggi dan penuh semangat
konsep materi yang dipelajari dengan
belajar sehingga siswa dapat mencapai
melakukan percobaan.
tujuan yang diinginkan.
Model
pembelajaran
REACT
dapat
membuat
Berdasarkan
pembelajaran
uraian
atas,
pertama kali dikenalkan Center of
penelitian
Occupational
and
bahan ajar melalui model pembelajaran
di
REACT pada materi elastisitas akan
Amerika. Model pembelajaran REACT
mampu meningkatkan kemampuan dan
merupakan
hasil belajar siswa.
Research
Development
(CORD,
2003)
pengembangan
dari
dengan
di
mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran berbasis
kontekstual. CORD mengembangkan
pembelajaran
kontekstual
METODE PENELITIAN
untuk
Jenis penelitian
ini
meningkatkan kemampuan dan hasil
penelitian
belajar
bertujuan mengetahui kelayakan bahan
siswa.
Model
pembelajaran
pengembangan,
berupa
REACT adalah model pembelajaran
ajar
yang dapat membantu guru untuk
pembelajaran REACT
menanamkan konsep pada siswa. Siswa
Banjarmasin. Prosedur dalam penelitian
diajak menemukan sendiri konsep yang
ini menggunakan model pengembangan
dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan
bahan ajar
konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
beberapa
hari dan mentransfer dalam kondisi
tersebut
baru. Model REACT berdasarkan hasil
tahap melakukan validasi setelah tahap
penelitian
meningkatkan
pengembangan perangkat pembelajaran,
kemampuan dan hasil belajar siswa
(2) tahap merancang dan melaksanakan
efektif
216
materi elastisitas melalui
yang
model
di SMAN 2
Dick and Carey dengan
penyesuaian,
adalah
(1)
penyesuaian
menambahkan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
tes
formatif
dilakukan
melalui
pengamatan keterlaksanaan RPP, dan (3)
kegiatan simulasi
dan
uji
coba
Tes hasil belajar dilakukan dengan dua
lapangan,
merancang
dan
penilaian yaitu tes awal (pretest) yang
tidak
dilakukan sebelum pembelajaran dan tes
keterbatasan
akhir (posttest) yang dilakukan setelah
(3)
melaksanakan
dilaksanakan
tes sumatif
mengingat
waktu penelitian namun diganti dengan
melalui proses pembelajaran.
kegiatan membuat laporan.
Subjek
penelitian
Teknik
data
meliputi
adalah
validitas, kepraktisan dan keefektifan
bahasan
bahan ajar. Kriteria validitas bahan ajar
elastisitas dengan model pembelajaran
menunjukkan kesesuaian antara teori
REACT. Siswa yang dijadikan subjek
penyusunan dengan bahan ajar yang
uji coba bahan ajar adalah siswa kelas
disusun, apa bahan ajar yang divalidasi
X-MS 2 SMAN 2 Banjarmasin tahun
sangat baik, baik, cukup, kurang, atau
pelajaran 2015/2016 yang menggunakan
sangat
Kurikulum 2013. Pengembangan bahan
validasi tersebut dengan menggunakan
ajar dalam penelitian ini dilaksanakan di
Passing grade
kampus
Selanjutnya
skor rerata dari hasil penilaian para
implementasi bahan ajar dilaksanakan
akademis dan praktisi terhadap RPP,
pada tanggal 11 Januari 2016 sampai
materi ajar, LKS, dan THB,
dengan 26 Januari 2016 pada semester
disesuaikan
genap tahun pelajaran 2015/2016 di
penilaian
kelas X-MS 2, SMAN 2 Banjarmasin
ditentukan.
yang beralamat di Jl. Mulawarman
bahan ajar yaitu skor keterlaksanaan
Banjarmasin
RPP yang diberikan dua orang pengamat
bahan ajar
pada
FKIP
ini
analisa
pokok
unlam.
Provinsi
Kalimantan
Selatan.
kurang.
hasil
(X) yang merupakan
dengan
bahan
kriteria
ajar
dan
aspek
yang
Sedangkan
selanjutnya
Teknik pengumpulan data yang
Menganalisis
telah
kepraktisan
dirata-ratakan
perfase
pembelajaran.
dilakukan dalam penelitian ini yaitu
Perhitungan reliabilitas instrumen
sebagai berikut: (1) Validasi dilakukan
penilaian
oleh dua orang validator yaitu akademis
menggunakan rumus rank spearman
dan
dalam
praktisi
dengan
menggunakan
lembar validasi, (2) Observasi dilakukan
oleh
dua
orang
pengamat
penilaian
pada
Ratumanan
bahan
(2011),
ajar
sebagai
berikut.
untuk
r=1-
mengukur keterlaksanaan RPP dengan
aspek
validasi
6∑𝑑2
𝑁3 −𝑁
Keterangan: 𝑟 = koefisien korelasi
lembar
217
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
dengan kategori sangat tinggi. Kelebihan
𝑑= perbedaan antar 2 pengamat
N = jumlah obyek yang diamati
(jenis keterlaksanaan)
dari rencana pelaksanaan pembelajaran
yang dikembangkan ini adalah RPP
Efektifitas pembelajaran diukur dari
tes hasil belajar dengan melakukan
pretest dan post test, untuk mengetahui
peningkatan tes hasil belajar kognitif
siswa
maka
ditentukan
dengan
menggunakan persamaan normalized
gain (N-gain).
g=
yang
dikembangkan
dan
disusun
sedemikian rupa selain agar dapat
mencapai
indikator
pencapaian
kompetensi dasar dalam RPP juga
disusun
agar
menemukan
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
mengajak
sendiri
konsep
siswa
yang
dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan
konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
HASIL DAN PEMBAHASAN
hari dan mentransfer dalam kondisi
Bahan ajar yang dikembangkan
yaitu
rencana
baru, dimana aktivitas siswa disetiap
pelaksanaan
langkah pembelajaran diarahkan untuk
pembelajaran, lembar kerja siswa, tes
meningkatkan kemampuan dan hasil
hasil
belajar siswa.
belajar,
dan
materi
ajar.
Pembahasan ini mencakup kelayakan
bahan ajar yang
Materi ajar didefinisikan sebagai
dikembangkan yaitu
buku panduan bagi siswa saat kegiatan
validitas bahan ajar, kepraktisan bahan
belajar mengajar yang berisi materi
ajar melalui keterlaksanaan RPP, dan
pelajaran, informasi, kegiatan sains,
efektivitas pembelajaran melalui hasil
kegiatan penyelidikan, dan contoh sains
belajar kognitif siswa.
dalam kehidupan sehari-hari. Materi ajar
Validitas Bahan Ajar
RPP
bersumber dari beberapa literatur yang
dikembangkan
menggunakan
model
dengan
relevan terhadap kompetensi dasar dan
pembelajaran
materi pokok yang diajarkan kepada
REACT dengan materi ajar elastisitas.
peserta
RPP
kali
dikembangkan adalah materi ajar untuk
pertemuan. Hasil penilaian validasi RPP
materi pokok elastisitas. Hasil penilaian
yang
validasi materi ajar yang meliputi aspek
disusun
meliputi
dalam
aspek
tiga
format
RPP,
didik.
Materi
ajar
yang
bahasa, dan isi RPP (meliputi tujuan,
format,
materi
pembelajaran,
penyajian dan manfaat dengan kategori
dan
alokasi
validitas sangat baik dan besar realibitas
waktu) dengan kategori validitas sangat
adalah 0,99 dengan kategori sangat
baik dan besar realibitas adalah 0.92
tinggi.
ajar,
perangkat
kegiatan
pendukung,
218
bahasa,
isi
buku
siswa,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
Lembar kerja siswa merupakan
untuk mengukur kemampuan siswa
salah satu jenis alat bantu pembelajaran.
dalam
Lembar kerja siswa (LKS) yaitu materi
penilaian validasi THB yang meliputi
ajar yang sudah dikemas sedemikian
aspek kontruksi umum dan validitas
rupa, yang digunakan untuk melakukan
butir dengan kategori validitas sangat
kegitan penyelidikan atau pemecahan
baik dan besar realibitas adalah 0,98
masalah
dengan
sehingga
peserta
didik
menganalisis
kategori
(C4).
Hasil
sangat
tinggi.
diharapkan dapat mempelajari materi
Berdasarkan hasil validasi bahan ajar
ajar tersebut secara mandiri. LKS berisi
yang
kinerja yang harus dilakukan siswa
menggunakan model REACT meliputi
secara berkelompok yang terdiri dari
RPP, LKS, THB, dan materi ajar dapat
tiga kegiatan yaitu kegiatan pertama
disimpulkan bahwa keseluruhan bahan
terdiri dari panduan praktikum, kegiatan
ajar
kedua berisi latihan soal, dan kegiatan
kategori
ketiga berisi soal permasalahan baru
dinyatakan
tentang subbab-subbab materi elastisitas.
realibilitas sangat tinggi.
Hasil penilaian validasi LKS yang
Kepraktisan Bahan Ajar
meliputi aspek format LKS, bahasa, dan
telah
yang
dikembangkan
dikembangkan
dengan
memiliki
sangat
baik
sehingga
valid
serta
memiliki
Kepraktisan
bahan
ajar
dinilai
isi LKS dengan kategori validitas sangat
berdasarkan keterlaksanaan RPP dalam
baik dan besar realibitas adalah 0,98
pembelajaran.
dengan kategori sangat tinggi.
keterlaksanaan RPP diamati oleh 2
Tes
hasil
analisis
bermaksud
pengamat dengan menggunakan lembar
mengukur sejauh mana para siswa telah
pengamatan keterlaksanaan RPP. Skor
menguasai atau mencapai tujuan-tujuan
rerata untuk keterlaksanaan RPP selama
pengajaran yang telah ditetapkan. THB
3 pertemuan pada fase 1 sebesar 3,98
disusun dalam bentuk soal essai yang
dengan kategori terlaksana sangat baik;
berjumlah 7 butir soal yang sesuai
fase 2 sebesar 3,88 dengan kategori
dengan jumlah tujuan pembelajaran
terlaksana sangat baik; fase 3 sebesar
yang telah dirumuskan sebelumnya.
3,83 dengan kategori terlaksana sangat
Secara garis besar, soal-soal terdiri dari
baik; fase 4 sebesar 3,92 dengan
3
kategori terlaksana sangat baik; dan fase
nomor
soal
belajar
Berdasarkan
untuk
mengukur
kemampuan memahami (C2), 2 nomor
5
soal
terlaksana sangat baik. Adapun rerata
untuk
mengukur
kemampuan
menerapkan (C3), dan 2 nomor soal
sebesar
3,88
dengan
skor keterlaksanaan RPP
219
kategori
pada setiap
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
pertemuan
yaitu
3,81; 3,92; dan 4.
kegiatan selama proses belajar mengajar
Kesemua fase berada dalam kategori
berlangsung. Adapun persentase siswa
terlaksana sangat baik. Dengan demikian
yang tuntas sebesar 78,79%. Ketuntasan
dapat disimpulkan bahwa kepraktisan
klasikal mata pelajaran fisika yang telah
bahan ajar dengan menggunakan model
ditetapkan
REACT berkategori sangat baik.
Banjarmasin
Efektivitas Bahan Ajar
ketuntasan
oleh
SMA
adalah
klasikal
Negeri
70%,
2
sehingga
berada
dalam
Keefektifan bahan ajar merupakan
kategori tuntas. Hal ini menunjukkan
hasil dari perhitungan tes hasil belajar
bahwa butir soal yang dikembangkan
(pretest dan posttest) dari perolehan gain
secara umum peka terhadap efek-efek
score yang dinyatakan dalam kategori
pembelajaran materi elastisitas melalui
rendah, sedang, dan tinggi. hasil belajar
model REACT. Berarti bahan ajar yang
delapan
dengan
dikembangkan dapat digunakan untuk
persentasi 36% berada dalam kategori
mempermudah guru dalam membantu
sedang dan dua puluh lima orang siswa
siswa meningkatkan hasil belajar.
orang
siswa
dengan persentasi 64% berada dalam
kategori
maka
tinggi.
hasil
Dengan
belajar
demikian,
setelah
Berdasarkan hasil dan pembahasan
mengajar
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
dengan menggunakan bahan ajar pada
melalui model pembelajaran REACT
pokok
pada
mengikuti kegiatan
bahasan
belajar
elastisitas
model pembelajaran
keseluruhan dapat
dengan
besar
keseluruhan
kategori
siswa
SIMPULAN
REACT secara
dikatakan
gain
sebesar
tinggi yang
kemampuan
dengan
score
elastisitas
yang
dikembangkan layak. Hasil penelitian
efektif
menunjukkan bahwa: (1)Bahan ajar
secara
dengan menggunakan model REACT
0,80 dengan
berarti
materi
pada
pokok
bahwa
berkategori
siswa meningkat setelah
dinyatakan
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
bahasan
sangat
valid
baik
elastisitas
sehingga
berdasarkan
hasil
penilaian validator, (2) Bahan ajar
Efektivitas bahan ajar ditinjau dari
dengan menggunakan model REACT
hasil belajar melalui tes hasil belajar
pada
yang efektif atau tidak terlepas dari
memenuhi kriteria praktis berdasarkan
terlaksananya
pelaksanaan
keterlaksanaan RPP yang berkategori
pembelajaran dengan baik, peran guru,
sangat baik, dan (3) Bahan ajar dengan
dan siswa yang aktif dalam mengikuti
menggunakan
rencana
220
pokok
bahasan
model
elastisitas
REACT
pada
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016
pokok bahasan elastisitas memenuhi
Sardiman. (2012). Interaksi dan
Motivasi Belajar Siswa. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
kriteria efektif berdasarkan hasil belajar
siswa yang memberikan gain score rata-
Setyosari, Punaji. (2013). Metode
Penelitian
Pendidikan
dan
Pengembangan. Jakarta: Kencana.
rata sebesar 0,72 atau berkategori tinggi.
Widoyoko, E. P. (2015). Evaluasi
Program Pembelajaran Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon
Pendidik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). DasarDasar
Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yuliati, L. (2008). Model-Model
Pembelajaran Fisika Teori dan
Praktek. Bandung: Universitas
Negeri Malang.
Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kosasih. E. (2014). Strategi Belajar dan
Pembelajaran
Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama
Widya.
Ratumanan, T. G. & Laurens, T. (2011).
Penilaian Hasil Belajar pada
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Ambon: Unesa University Press.
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Sardiman. (2012). Interaksi dan
Motivasi Belajar Siswa. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
221
Download