Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REACT PADA MATERI ELASTISITAS Pratiwi Purnamasari, Syubhan An’nur, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin [email protected] ABSTRAK:Bahan ajar yang digunakan di SMA Negeri 2 Banjarmasin selama ini masih kurang dalam mengaitkan materi yang dipelajari dengan konsep kehidupan sehari-hari. Diperlukan bahan ajar yang dapat menuntun siswa untuk menemukan dan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari, dan melatih siswa untuk aktif berpikir dan bertindak secara fisik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar fisika dengan model REACT pada materi elastisitas yang layak digunakan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) validitas bahan ajar materi elastisitas yang dikembangkan, (2) kepraktisan bahan ajar materi elastisitas yang dikembangkan, (3) keefektivan bahan ajar materi elastisitas yang dikembangkan. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan menurut Dick and Carey. Data yang diperoleh melalui lembar validasi bahan ajar, lembar pengamatan RPP, dan data hasil belajar siswa. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa: (1) bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan valid dengan kategori sangat tinggi yang divalidasi oleh dua validator, (2) bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan praktis dilihat dari keterlaksanaan RPP dengan kategori sangat baik, (3) bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan efektif dilihat dari gain score yang berada dalam kategori tinggi. Diperoleh simpulan bahwa bahan ajar pada pokok bahasan elastisitas melalui model pembelajaran REACT dinyatakan layak untuk digunakan, karena memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kata kunci : Bahan ajar, REACT, dan elastisitas. PENDAHULUAN Kementerian dan warga negara yang memiliki iman dan yang baik, produktif, kreatif, inovatif, Kebudayaan menuliskan tujuan dari dan afektif serta mampu berkontribusi pendidikan pada di Pendidikan Indonesia adalah kehidupan bermasyarakat, menciptakan manusia yang berilmu, berbangsa, bernegara, dan peradaban cakap, kritis, kreatif dan inovatif. Begitu dunia. Hal ini yang menjadi tujuan pula utama dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 68 tahun 2013 yang 2013. menjelaskan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan pembuatan kurikulum Standar proses yang menjadi salah manusia satu karakteristik Kurikulum 2013, Indonesia agar memiliki kemampuan cenderung menghendaki agar proses dan keterampilan hidup sebagai pribadi pembelajarannya 209 dilakukan dengan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 berkelompok. Mulai pengamatan dari langkah ditetapkan sekolah. Oleh karena itu, pada perlu dilakukan peningkatan terhadap sampai mengkomunikasikan dan hasil belajar siswa. mengkreasikan, kolaborasi antarsiswa Dari sisi buku paket ditemukan sangat diutamakan (Kosasih (2014). masalah umum lain yang timbul yaitu Hasil observasi dan wawancara siswa mengalami kesulitan dalam dengan guru fisika kelas X SMAN 2 memahami isi buku tersebut karena Banjarmasin menunjukkan bahwa buku paket dinilai kurang komunikatif. pembelajaran masih menggunakan Masalah mengenai buku pegangan yang metode ceramah yang berpusat pada kurang atau tak ada buku penunjang lain guru. Siswa cenderung bersifat pasif selain buku paket yang diberikan dapat sehingga pengalaman belajar terbatas. diatasi dengan pembuatan Proses sendiri pembelajaran menggunakan metode praktikum meskipun jarang mengutamakan dan kebutuhan siswa dan lebih komunikatif sarana dalam pembuatannya sehingga siswa Keterampilan lebih tertarik dalam membaca dan sosial seperti kerjasama, menyampaikan mampu belajar secara mandiri. Ketika pendapat, mendengarkan pendapat orang bahan ajar dibuat oleh lain, dan menghargai pendapat orang pembelajaran menjadi lebih menarik dan lain jarang dilatihkan. Saat proses mengesankan bagi peserta didik. Selain pembelajaran, dalam itu, kegiatan pembelajaran pun tidak dipelajari membosankan dan tidak menjemukan. laboratorium diskusi dengan bahan ajar tersedia. mengaitkan guru kurang materi yang dengan konsep kehidupan sehari-hari. Dengan Ketika siswa diminta menyelesaikan menyenangkan, secara otomatis dapat soal-soal enggan memicu terjadinya proses pembelajaran soal yang efektif (Prastowo, 2011). Fungsi latihan, menyelesaikan tersebut di memberikan siswa permasalahan depan kelas. indikasi Hal ini buku kondisi pendidik, dapat pembelajaran digantikan yang dengan rendahnya penggunaan bahan ajar, dimana bahan motivasi siswa, yang berakibat pada ajar sangat berguna agar siswa dapat rendahnya hasil belajar. Data nilai belajar dan mengulangi pembelajaran ulangan secara mandiri dan terarah. harian menunjukkan pada hanya kelas 15,2% X yang Salah satu upaya untuk memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria meningkatkan hasil belajar siswa adalah Ketuntasan dengan menerapkan model pembelajaran Minimal) fisika yang 210 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 REACT. Model pembelajaran REACT perbedaan karet lentur dan plastisin. adalah model pembelajaran yang dapat Pengetahuan membantu guru untuk menanamkan dengan prinsip, teori, dan persamaan- konsep persamaan dalam elastisitas diantaranya pada menemukan siswa. sendiri Siswa diajak konsep yang konsep konseptual elastisitas, berkaitan hukum Hooke, dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan konsep susunan pegas. Prosedur berarti konsep tersebut dalam kehidupan sehari- sederatan langkah yang bertahap dan hari dan mentransfer dalam kondisi sistematis dalam menerapkan prinsip. baru. Model REACT berdasarkan hasil Pengetahuan penelitian prosuderal efektif meningkatkan dan yang keterampilan diajarkan meliputi kemampuan dan hasil belajar siswa percobaan sifat-sifat elastisitas bahan (Yuliati, 2008). Teori belajar yang (tegangan, melandasi pembelajaran REACT adalah elastis), percobaan hukum Hooke dan teori percobaan perbedaan susunan pegas seri belajar konstruktivistik. Konstruktivisme adalah salah satu regangan, dan modulus dan paralel. Oleh karena itu, untuk filsafat pengetahuan yang menekankan memahami materi bahwa pengetahuan adalah kontruksi digunakan model pembelajaran REACT atau bentukan kita sendiri (Sardiman, di mana dalam model pembelajaran ini 2012). dirancang untuk ini maka tepat meningkatkan Pada materi elastisitas memiliki kemampuan dan hasil belajar siswa kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan dengan cara menghubungkan konsep sifat dan materi pembelajaran dengan kehidupan kehidupan sehari-hari serta siswa juga menemukan elastisitas pemanfaatannya dalam sehari-hari serta elastisitas suatu percobaan. bahan menyelidiki sifat bahan melalui Kompetensi atau sendiri konsep materi yang dipelajari dengan melakukan percobaan. Berdasarkan latar belakang di atas, keterampilan yang dilatihkan dalam peneliti elastisitas pengetahuan berjudul “Pengembangan Bahan Ajar faktual, konseptual, dan prosedural. melalui Model Pembelajaran REACT Pengetahuan faktual berkaitan dengan pada Materi Elastisitas”. Adapun bahan pernyataan yang benar sesuai dengan ajar yang dikembangkan meliputi RPP, keadaan materi ajar, LKS, dan tes hasil belajar. berupa mencakup yang sesungguhnya, penerapan kehidupan elastisitas sehari-hari yaitu dalam misalnya 211 melakukan penelitian yang Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 KAJIAN PUSTAKA kebutuhan untuk menentukan tujuan, (2) Penelitian dan Pengembangan Melakukan analisis pembelajaran, (3) Menurut Borg dan Gall, penelitian Menganalisis warga belajar dan pendidikan dan pengembangan (R & D) lingkungannya, (4) Merumuskan tujuan adalah proses yang digunakan untuk khusus, (5) Mengembangkan instrumen mengembangkan penilaian, (6) Mengembangkan strategi dan memvalidasi produk pendidikan. Menurut Seels dan pembelajaran, Richey, (7)Mengembangkan penelitian pengembangan materi pembelajaran, (8) Merancang & dengan pengembangan mengembangkan evaluasi formatif, (9) dibedakan pembelajaran didefinisikan sistematik yang sebagai sederhana, kajian untuk mengembangkan, Merevisi secara dan (10) Mengembangkan evaluasi sumatif. merancang, dan pembelajaran, Model Pembelajaran REACT mengevaluasi Menurut Sri Rahayu (Yuliati, 2008) program-program, proses, dan hasil model pembelajaran REACT adalah pembelajaran yang harus memenuhi model kriteria dan keefektifan secara internal membantu guru untuk menanamkan (Setyosari, 2013). konsep pada siswa. Model pembelajaran Model Pengembangan Dick and Carey REACT yang merupakan akronim dari Dick and Carey (Rohman, dkk. pembelajaran Relating, yang Experiencing, dapat Applying, 2013) memandang desain pembelajaran Cooperating, dan Transferring. Model sebuah pembelajaran sistem pembelajaran dan menganggap adalah proses yang dikenalkan REACT Center pertama of kali Occupational sistematis. Pada kenyataannya, cara Research and Development (CORD, kerja yang sistematis inilah dinyatakan 2003) sebagai model pendekatan sistem. Dick mengembangkan pembelajaran and kontekstual meningkatkan Carey menyatakan pendekatan di Amerika. untuk CORD sistem selalu mengacu pada tahapan kemampuan dan hasil belajar siswa. umum Oleh karena itu, model ini merupakan sistem pengembangan pembelajaran. Komponen model Dick pengembangan dari and pembelajar, pembelajaran berbasis lingkungan. Model pembelajaran REACT adalah Carey pebelajar, meliputi: materi, dan dan kontekstual. Tahapan model pengembangan sistem model pembelajaran Dick and Carey terdiri membantu guru untuk menanamkan dari 10 tahapan yaitu: (1) Analisis konsep 212 pembelajaran kurikulum pada siswa. yang Siswa dapat diajak Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 menemukan sendiri konsep yang sifat elastisitas suatu bahan melalui dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan percobaan. konsep tersebut dalam kehidupan sehari- Kompetensi atau keterampilan yang hari dan mentransfer dalam kondisi dilatihkan dalam elastisitas mencakup baru. pengetahuan faktual, konseptual, dan Langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual prosedural. REACT berkaitan dengan pernyataan yang benar pada dasarnya mengikuti Pengetahuan dengan faktual tahapan-tahapan dari model tersebut, sesuai keadaan yaitu terdiri dari lima fase (1) relating sesungguhnya, yaitu berupa penerapan atau mengaitkan, (2) experiencing atau elastisitas dalam kehidupan sehari-hari mengalami, (3) applying atau misalnya perbedaan karet lentur dan menerapkan, (4) cooperating atau plastisin. Pengetahuan yang konseptual kerjasama, dan (5) transfering atau berkaitan dengan prinsip, teori, dan pemindahan. pelaksanaan persamaan-persamaan dalam elastisitas diantaranya konsep elastisitas, hukum Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual REACT merupakan suatu siklus Hooke, konsep susunan pegas. kegiatan. Pengetahuan prosedural merupakan Artinya, proses tersebut tidak pernah pengetahuan tentang terputus. khusus, tahapan sistematis mengenai Karakteristik Materi sistem program (meliputi; input, proses, keterampilan Elastisitas merupakan materi ajar dan output). Prosedur berarti sederatan fisika di kelas X semester 2 (genap) langkah yang bertahap dan sistematis dalam kurikulum 2013, pembelajaran dalam menerapkan prinsip. Pengetahuan fisika dan materi tentang elastisitas keterampilan prosuderal yang merupakan salah satu materi yang wajib diajarkan meliputi percobaan sifat-sifat diajarkan kepada siswa. Materi ajar elastisitas bahan (tegangan, regangan, elastisitas yang dibahas dalam sub dan modulus elastis), percobaan hukum pokok ini yaitu sifat elastisitas bahan, Hooke hukum Hooke, dan susunan pegas. susunan pegas seri dan paralel. Oleh Kompetensi dasar yang ingin dicapai karena itu, untuk memahami materi ini kurikulum 2013 pada materi elastisitas maka adalah mendeskripsikan sifat elastisitas pembelajaran bahan Rahayu dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari serta menyelidiki dan cocok percobaan digunakan REACT. (Yuliati, perbedaan model Menurut 2008) Sri model pembelajaran REACT adalah model 213 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 pembelajaran yang dapat membantu dengan lingkungan sehingga fungsi guru untuk menanamkan konsep pada intelektual semakin berkembang. siswa. Siswa diajak menemukan sendiri Aktivitas saat pembelajaran yakni konsep yang dipelajari, bekerja sama, kebanyakan menerapkan pendengar dan mencatat saja, kurang konsep tersebut dalam mereka menjadi kehidupan sehari-hari dan mentransfer antusias dalam kondisi baru. Singkatnya, model pelajaran, hanya ada beberapa siswa pembelajaran REACT dirancang untuk yang memiliki kemampuan akademik meningkatkan kemampuan dan hasil lebih yang antusias, siswa lain sibuk belajar cara dengan kegiatan masing-masing dan materi daya konsentrasinya kurang pada saat pembelajaran dengan kehidupan sehari- guru memberikan materi. Akan tetapi hari serta siswa juga menemukan sendiri dalam konsep materi yang dipelajari dengan kesenjangan pendidikan dalam wujud melakukan percobaan. input pada level individual dimana siswa Karekteristik Siswa yang memiliki kemampuan akademik siswa dengan menghubungkan konsep Seorang guru yang menerapkan teori Piaget dalam dalam hanya kegiatan pembelajaran baik dalam mengemukakan belajar, merangsang, dan belajar, materi terlihat bagus lebih aktif dalam kegiatan belajar memiliki tugas menyediakan lingkungan materi, menerima hal bertanya pendapat, maupun sementara tugas-tugas yang siswa lain yang kemampuannya di mendorong siswa bawah rata-rata cenderung memilih untuk membangun pengetahuan untuk diam diri mereka sendiri melalui pengamatan. pendapatnya Subyek penelitian adalah siswa SMA Akhirnya Negeri 2 Banjarmasin kelas X-MS 2. beberapa siswa tidak dapat mencapai Siswa SMA adalah siswa yang rata-rata ketuntasan belajar. berusia Hasil Belajar Siswa 16 tahun. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget anak pada dan tidak mengemukakan karena dalam Menurut takut salah. kegiatan belajar Abdurrahman (Jihad, usia tersebut berada pada tingkatan 2013) hasil belajar adalah kemampuan operasional formal (11 tahun sampai yang diperoleh anak setelah memulai dewasa), dimana anak dapat berpikir kegiatan abstrak seperti pada orang dewasa. merupakan Pengetahuan dibentuk oleh individu, perubahan perilaku yang cenderung sebab menetap dari ranah kognitif, afektif, dan individu melakukan interaksi 214 belajar. Hasil pencapaian belajar bentuk Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 psikomotoris dari proses belajar yang sulit dipahami oleh siswa karena banyak dilakukan dalam waktu tertentu. Ada 3 memerlukan analisis matematis serta ranah yang memerlukan banyak pemahaman tentang selanjutnya disebut taksonomi Bloom konsep-konsep dasar yang relevan. Oleh (Arikunto, 1999) yaitu: (1) Ranah karena itu, guru diharapkan mampu kognitif (cognitive domain), (2) Ranah menyampaikan afektif (affective domain), dan (3) Ranah dengan psikomotor domain). mendukung keperluan tersebut. Pada Ranah kognitif berkaitan dengan hasil materi elastisitas memiliki kompetensi belajar intelektual yang terdiri dari enam dasar aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, elastisitas bahan dan pemanfaatannya pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dalam dan evaluasi. menyelidiki sifat elastisitas suatu bahan Kerangka Berpikir melalui percobaan. Kompetensi atau atau domain besar (psychomotor Rendahnya minat belajar siswa materi model yaitu pembelajaran pengajaran yang mendeskripsikan kehidupan sehari-hari sifat serta keterampilan yang dilatihkan dalam dilihat dari aktivitas siswa selama proses elastisitas pembelajaran, dalam kegiatan belajar faktual, konseptual, dan prosedural. mengajar sangat ditentukan sekali oleh Pengetahuan faktual berkaitan dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran. pernyataan yang benar sesuai dengan Hasil keadaan belajar siswa SMAN 2 mencakup yang pengetahuan sesungguhnya, Banjarmasin masih rendah karena bahan berupa ajar yang kurang dimaksimalkan dan kehidupan proses belajar mengajar fisika hanya perbedaan karet lentur dan plastisin. bersumber pada guru, siswa kurang Pengetahuan diberi kesempatan untuk berperan aktif, dengan prinsip, teori, dan persamaan- dan akibatnya siswa tidak terlatih untuk persamaan dalam elastisitas diantaranya mengembangkan konsep kemampuan penerapan elastisitas yaitu sehari-hari misalnya konseptual elastisitas, dalam berkaitan hukum Hooke, menyelesaikan suatu masalah atau gejala konsep susunan pegas. Prosedur berarti fisika. Guru harus bisa menentukan sederatan langkah yang bertahap dan model pembelajaran yang dapat menarik sistematis dalam menerapkan prinsip. perhatian siswa sehingga siswa berminat Pengetahuan terhadap pembelajaran. prosuderal Materi ajar elastisitas merupakan dan yang keterampilan diajarkan meliputi percobaan sifat-sifat elastisitas bahan salah satu contoh materi ajar yang agak (tegangan, 215 regangan, dan modulus Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 elastis), percobaan hukum Hooke dan (Yuliati, 2008). Teori belajar yang percobaan perbedaan susunan pegas seri melandasi pembelajaran REACT adalah dan paralel. teori Model yang sesuai untuk belajar Konstruktivisme konstruktivistik. adalah salah satu memahami materi ini adalah model filsafat pengetahuan yang menekankan pembelajaran REACT di mana dalam bahwa pengetahuan adalah kontruksi model pembelajaran ini dirancang untuk atau bentukan kita sendiri (Sardiman, meningkatkan kemampuan siswa dengan 2012). Oleh karena itu, diperlukan upaya cara menghubungkan konsep materi yang pembelajaran dengan kehidupan sehari- menjadi menarik dan siswa memiliki hari serta siswa juga menemukan sendiri gairah yang tinggi dan penuh semangat konsep materi yang dipelajari dengan belajar sehingga siswa dapat mencapai melakukan percobaan. tujuan yang diinginkan. Model pembelajaran REACT dapat membuat Berdasarkan pembelajaran uraian atas, pertama kali dikenalkan Center of penelitian Occupational and bahan ajar melalui model pembelajaran di REACT pada materi elastisitas akan Amerika. Model pembelajaran REACT mampu meningkatkan kemampuan dan merupakan hasil belajar siswa. Research Development (CORD, 2003) pengembangan dari dengan di mengembangkan kurikulum dan pembelajaran berbasis kontekstual. CORD mengembangkan pembelajaran kontekstual METODE PENELITIAN untuk Jenis penelitian ini meningkatkan kemampuan dan hasil penelitian belajar bertujuan mengetahui kelayakan bahan siswa. Model pembelajaran pengembangan, berupa REACT adalah model pembelajaran ajar yang dapat membantu guru untuk pembelajaran REACT menanamkan konsep pada siswa. Siswa Banjarmasin. Prosedur dalam penelitian diajak menemukan sendiri konsep yang ini menggunakan model pengembangan dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan bahan ajar konsep tersebut dalam kehidupan sehari- beberapa hari dan mentransfer dalam kondisi tersebut baru. Model REACT berdasarkan hasil tahap melakukan validasi setelah tahap penelitian meningkatkan pengembangan perangkat pembelajaran, kemampuan dan hasil belajar siswa (2) tahap merancang dan melaksanakan efektif 216 materi elastisitas melalui yang model di SMAN 2 Dick and Carey dengan penyesuaian, adalah (1) penyesuaian menambahkan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 tes formatif dilakukan melalui pengamatan keterlaksanaan RPP, dan (3) kegiatan simulasi dan uji coba Tes hasil belajar dilakukan dengan dua lapangan, merancang dan penilaian yaitu tes awal (pretest) yang tidak dilakukan sebelum pembelajaran dan tes keterbatasan akhir (posttest) yang dilakukan setelah (3) melaksanakan dilaksanakan tes sumatif mengingat waktu penelitian namun diganti dengan melalui proses pembelajaran. kegiatan membuat laporan. Subjek penelitian Teknik data meliputi adalah validitas, kepraktisan dan keefektifan bahasan bahan ajar. Kriteria validitas bahan ajar elastisitas dengan model pembelajaran menunjukkan kesesuaian antara teori REACT. Siswa yang dijadikan subjek penyusunan dengan bahan ajar yang uji coba bahan ajar adalah siswa kelas disusun, apa bahan ajar yang divalidasi X-MS 2 SMAN 2 Banjarmasin tahun sangat baik, baik, cukup, kurang, atau pelajaran 2015/2016 yang menggunakan sangat Kurikulum 2013. Pengembangan bahan validasi tersebut dengan menggunakan ajar dalam penelitian ini dilaksanakan di Passing grade kampus Selanjutnya skor rerata dari hasil penilaian para implementasi bahan ajar dilaksanakan akademis dan praktisi terhadap RPP, pada tanggal 11 Januari 2016 sampai materi ajar, LKS, dan THB, dengan 26 Januari 2016 pada semester disesuaikan genap tahun pelajaran 2015/2016 di penilaian kelas X-MS 2, SMAN 2 Banjarmasin ditentukan. yang beralamat di Jl. Mulawarman bahan ajar yaitu skor keterlaksanaan Banjarmasin RPP yang diberikan dua orang pengamat bahan ajar pada FKIP ini analisa pokok unlam. Provinsi Kalimantan Selatan. kurang. hasil (X) yang merupakan dengan bahan kriteria ajar dan aspek yang Sedangkan selanjutnya Teknik pengumpulan data yang Menganalisis telah kepraktisan dirata-ratakan perfase pembelajaran. dilakukan dalam penelitian ini yaitu Perhitungan reliabilitas instrumen sebagai berikut: (1) Validasi dilakukan penilaian oleh dua orang validator yaitu akademis menggunakan rumus rank spearman dan dalam praktisi dengan menggunakan lembar validasi, (2) Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat penilaian pada Ratumanan bahan (2011), ajar sebagai berikut. untuk r=1- mengukur keterlaksanaan RPP dengan aspek validasi 6∑𝑑2 𝑁3 −𝑁 Keterangan: 𝑟 = koefisien korelasi lembar 217 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 dengan kategori sangat tinggi. Kelebihan 𝑑= perbedaan antar 2 pengamat N = jumlah obyek yang diamati (jenis keterlaksanaan) dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan ini adalah RPP Efektifitas pembelajaran diukur dari tes hasil belajar dengan melakukan pretest dan post test, untuk mengetahui peningkatan tes hasil belajar kognitif siswa maka ditentukan dengan menggunakan persamaan normalized gain (N-gain). g= yang dikembangkan dan disusun sedemikian rupa selain agar dapat mencapai indikator pencapaian kompetensi dasar dalam RPP juga disusun agar menemukan 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 mengajak sendiri konsep siswa yang dipelajarinya, bekerja sama, menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari- HASIL DAN PEMBAHASAN hari dan mentransfer dalam kondisi Bahan ajar yang dikembangkan yaitu rencana baru, dimana aktivitas siswa disetiap pelaksanaan langkah pembelajaran diarahkan untuk pembelajaran, lembar kerja siswa, tes meningkatkan kemampuan dan hasil hasil belajar siswa. belajar, dan materi ajar. Pembahasan ini mencakup kelayakan bahan ajar yang Materi ajar didefinisikan sebagai dikembangkan yaitu buku panduan bagi siswa saat kegiatan validitas bahan ajar, kepraktisan bahan belajar mengajar yang berisi materi ajar melalui keterlaksanaan RPP, dan pelajaran, informasi, kegiatan sains, efektivitas pembelajaran melalui hasil kegiatan penyelidikan, dan contoh sains belajar kognitif siswa. dalam kehidupan sehari-hari. Materi ajar Validitas Bahan Ajar RPP bersumber dari beberapa literatur yang dikembangkan menggunakan model dengan relevan terhadap kompetensi dasar dan pembelajaran materi pokok yang diajarkan kepada REACT dengan materi ajar elastisitas. peserta RPP kali dikembangkan adalah materi ajar untuk pertemuan. Hasil penilaian validasi RPP materi pokok elastisitas. Hasil penilaian yang validasi materi ajar yang meliputi aspek disusun meliputi dalam aspek tiga format RPP, didik. Materi ajar yang bahasa, dan isi RPP (meliputi tujuan, format, materi pembelajaran, penyajian dan manfaat dengan kategori dan alokasi validitas sangat baik dan besar realibitas waktu) dengan kategori validitas sangat adalah 0,99 dengan kategori sangat baik dan besar realibitas adalah 0.92 tinggi. ajar, perangkat kegiatan pendukung, 218 bahasa, isi buku siswa, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 Lembar kerja siswa merupakan untuk mengukur kemampuan siswa salah satu jenis alat bantu pembelajaran. dalam Lembar kerja siswa (LKS) yaitu materi penilaian validasi THB yang meliputi ajar yang sudah dikemas sedemikian aspek kontruksi umum dan validitas rupa, yang digunakan untuk melakukan butir dengan kategori validitas sangat kegitan penyelidikan atau pemecahan baik dan besar realibitas adalah 0,98 masalah dengan sehingga peserta didik menganalisis kategori (C4). Hasil sangat tinggi. diharapkan dapat mempelajari materi Berdasarkan hasil validasi bahan ajar ajar tersebut secara mandiri. LKS berisi yang kinerja yang harus dilakukan siswa menggunakan model REACT meliputi secara berkelompok yang terdiri dari RPP, LKS, THB, dan materi ajar dapat tiga kegiatan yaitu kegiatan pertama disimpulkan bahwa keseluruhan bahan terdiri dari panduan praktikum, kegiatan ajar kedua berisi latihan soal, dan kegiatan kategori ketiga berisi soal permasalahan baru dinyatakan tentang subbab-subbab materi elastisitas. realibilitas sangat tinggi. Hasil penilaian validasi LKS yang Kepraktisan Bahan Ajar meliputi aspek format LKS, bahasa, dan telah yang dikembangkan dikembangkan dengan memiliki sangat baik sehingga valid serta memiliki Kepraktisan bahan ajar dinilai isi LKS dengan kategori validitas sangat berdasarkan keterlaksanaan RPP dalam baik dan besar realibitas adalah 0,98 pembelajaran. dengan kategori sangat tinggi. keterlaksanaan RPP diamati oleh 2 Tes hasil analisis bermaksud pengamat dengan menggunakan lembar mengukur sejauh mana para siswa telah pengamatan keterlaksanaan RPP. Skor menguasai atau mencapai tujuan-tujuan rerata untuk keterlaksanaan RPP selama pengajaran yang telah ditetapkan. THB 3 pertemuan pada fase 1 sebesar 3,98 disusun dalam bentuk soal essai yang dengan kategori terlaksana sangat baik; berjumlah 7 butir soal yang sesuai fase 2 sebesar 3,88 dengan kategori dengan jumlah tujuan pembelajaran terlaksana sangat baik; fase 3 sebesar yang telah dirumuskan sebelumnya. 3,83 dengan kategori terlaksana sangat Secara garis besar, soal-soal terdiri dari baik; fase 4 sebesar 3,92 dengan 3 kategori terlaksana sangat baik; dan fase nomor soal belajar Berdasarkan untuk mengukur kemampuan memahami (C2), 2 nomor 5 soal terlaksana sangat baik. Adapun rerata untuk mengukur kemampuan menerapkan (C3), dan 2 nomor soal sebesar 3,88 dengan skor keterlaksanaan RPP 219 kategori pada setiap Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 pertemuan yaitu 3,81; 3,92; dan 4. kegiatan selama proses belajar mengajar Kesemua fase berada dalam kategori berlangsung. Adapun persentase siswa terlaksana sangat baik. Dengan demikian yang tuntas sebesar 78,79%. Ketuntasan dapat disimpulkan bahwa kepraktisan klasikal mata pelajaran fisika yang telah bahan ajar dengan menggunakan model ditetapkan REACT berkategori sangat baik. Banjarmasin Efektivitas Bahan Ajar ketuntasan oleh SMA adalah klasikal Negeri 70%, 2 sehingga berada dalam Keefektifan bahan ajar merupakan kategori tuntas. Hal ini menunjukkan hasil dari perhitungan tes hasil belajar bahwa butir soal yang dikembangkan (pretest dan posttest) dari perolehan gain secara umum peka terhadap efek-efek score yang dinyatakan dalam kategori pembelajaran materi elastisitas melalui rendah, sedang, dan tinggi. hasil belajar model REACT. Berarti bahan ajar yang delapan dengan dikembangkan dapat digunakan untuk persentasi 36% berada dalam kategori mempermudah guru dalam membantu sedang dan dua puluh lima orang siswa siswa meningkatkan hasil belajar. orang siswa dengan persentasi 64% berada dalam kategori maka tinggi. hasil Dengan belajar demikian, setelah Berdasarkan hasil dan pembahasan mengajar dapat disimpulkan bahwa bahan ajar dengan menggunakan bahan ajar pada melalui model pembelajaran REACT pokok pada mengikuti kegiatan bahasan belajar elastisitas model pembelajaran keseluruhan dapat dengan besar keseluruhan kategori siswa SIMPULAN REACT secara dikatakan gain sebesar tinggi yang kemampuan dengan score elastisitas yang dikembangkan layak. Hasil penelitian efektif menunjukkan bahwa: (1)Bahan ajar secara dengan menggunakan model REACT 0,80 dengan berarti materi pada pokok bahwa berkategori siswa meningkat setelah dinyatakan mengikuti kegiatan belajar mengajar. bahasan sangat valid baik elastisitas sehingga berdasarkan hasil penilaian validator, (2) Bahan ajar Efektivitas bahan ajar ditinjau dari dengan menggunakan model REACT hasil belajar melalui tes hasil belajar pada yang efektif atau tidak terlepas dari memenuhi kriteria praktis berdasarkan terlaksananya pelaksanaan keterlaksanaan RPP yang berkategori pembelajaran dengan baik, peran guru, sangat baik, dan (3) Bahan ajar dengan dan siswa yang aktif dalam mengikuti menggunakan rencana 220 pokok bahasan model elastisitas REACT pada Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 No 3 Oktober 2016 pokok bahasan elastisitas memenuhi Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. kriteria efektif berdasarkan hasil belajar siswa yang memberikan gain score rata- Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. rata sebesar 0,72 atau berkategori tinggi. Widoyoko, E. P. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2012). DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Yuliati, L. (2008). Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Bandung: Universitas Negeri Malang. Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kosasih. E. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Ratumanan, T. G. & Laurens, T. (2011). Penilaian Hasil Belajar pada Tingkat Satuan Pendidikan. Ambon: Unesa University Press. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 221