07/03/2017 Asuransi Jiwa Genjot Investasi di SUN http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-genjot-investasi-di-sun JAKARTA. Industri asuransi jiwa memiliki pekerjaan rumah memenuhi kuota minimal penempatan investasi di surat utang negara (SUN). Secara rata-rata, porsi investasi asuransi jiwa di SUN masih jauh dari batas minimum. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total dana investasi industri asuransi jiwa per akhir 2016 mencapai Rp 395,9 triliun, atau tumbuh 25,8%. Dari dana tersebut baru Rp 58 triliun atau setara 14,7% yang parkir di SUN. Padahal, OJK mewajibkan perusahaan asuransi jiwa menempatkan dana di SUN dengan porsi 20%. Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI Maryoso Sumaryono bilang, porsi ini belum mencerminkan kemampuan seluruh perusahaan asuransi jiwa. Pasalnya, ada sejumlah perusahaan yang sudah memenuhi aturan. Meski begitu, Maryoso mengakui, masih ada beberapa pemain yang kesulitan. Terlebih bagi perusahaan yang portofolio bisnisnya didominasi produk asuransi tradisional. Seperti diketahui, aset produk unitlink bebas dari aturan tersebut. Tahun ini, porsi minimal investasi di SUN naik menjadi 30% dari total investasi. Porsi yang lebih tinggi ini membuat industri bekerja keras. Walaupun ada kelonggaran seperti bisa mengganti dengan obligasi BUMN infrastruktur. Maryoso menilai industri masih akan melihat tawaran yang ada pasar sebelum memutuskan akan tetap memprioritaskan investasi di obligasi pemerintah atau memaksimalkan obligasi dari perusahaan plat merah. Karena tipikal dan kebutuhan investasi dari tiap perusahaan sendiri disebutnya berbeda-beda. "Ada yang lebih mementingkan keamanan sehingga memilih SUN. Tapi ada juga yang memilih obligasi BUMN untuk mencari imbal yang lebih baik," kata dia Antonius Probosanjoyo, Direktur PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR) mengakui aspek keamanan investasi sangat penting, meski imbal hasil tak bisa dikesampingkan. Saat ini, porsi investasi CAR di SUN sudah di atas 20%. Dia yakin bisa memenuhi kewajiban minimal investasi 30% di SUN tahun ini. Direktur PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo pun akan memprioritaskan investasi di SUN. Untuk memenuhi batas bawah kepemilikan SUN di tahun ini, ia memperkirakan, bakal membutuhkan dana sekitar Rp 8 triliun. Reporter Tendi Mahadi Investor Daily – 08/03/2017, Hal. 23 (Berita Photo) Pendapatan Asuransi Jiwa Bisnis Indonesia – 08/03/2017, Hal. 21 CAR Life Siapkan Produk Anyar Bisnis Indonesia – 08/03/2017, Hal. 21 Capital Life Tak Khawatirkan Kondisi Permodalan Koran Sindo – 08/03/2017, Hal. 19 BRI Life Siapkan Produk Mikro 07/03/2017 BRI Life Bidik Aset Tumbuh 32,2% di 2017 http://infobanknews.com/bri-life-bidik-aset-tumbuh-322-di-2017/ Jakarta – PT Asuransi BRI Life yakin bisa meningkatkan eksistensi di industri asuransi jiwa di tanah air. Meskipun anak usaha dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) itu terbilang masih berkembang. Direktur Utama BRI Life Rianto Ahmadi mengungkapkan, saat ini total aset per Desember 2016 baru mencapai sekitar Rp6,1-6,2 triliun. Sementara untuk total aset pengelolaan atau Asset Under Management (AUM) sekitar Rp5,5 triliun. “Untuk tahun ini kami targetkan aset meningkat menjadi Rp8,2 triliun atau meningkat 32,2%. Sementara AUM proporsional mengikuti,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017. Sementara untuk raihan premi untuk penjualan produk asuransi melalui bank atau in branch sales bancassurance hingga Desember 2016 sekitar Rp233 miliar. Namun raihan tersebut ternyata sudah meningkat 237% dari tahun sebelumnya. “Di tahun sebelumnya itu cuma Rp69 miliar, jadi kenaikannya lebih dari 3 kali lipat. Sementara untuk penjualan di agency premi kita masih di bawah Rp100 miliar. Ada juga portofolio yang besar itu asuransi jiwa kredit, tapi itu kan premi tunggal. Cara hitung ukuran volume bisnis barunya kali 10%. Premi kita tahun lalu antar Rp2-2,5 triliun kali 10% saja,” ucapnya. Perseroan berencana akan menambah jumlah tenaga pemasar yang akan di tempatkan di seluruh jaringan induk BRI. Rianto memperkirakan dalam 2 tahun ke depan 3 ribu orang. Sementara saat ini jumlah tenaga pemasar in branch BRI Life sebanyak 596 orang. Menurut Rianto, jika tenaga pemasar in branch sale bancassurance bisa meningkat hingga 3 ribu dalam 2 tahun, dia yakin bisa memperoleh premi dari penjualan bancassurance sebesar Rp3 triliun. “Kalau premi baru kita ambisius, di in branch kita mau naik berkali-kali. Tapi kuncinya bagaimana kita deply orang, karena unit kerjanya BRI banyak sekali. Tapi filosofi kita bukan hanya taruh orang, sambil taruh orang produktivitasnya dinaikan. Harus berorientasi seperti itu,” paparnya. Dirinya meyakini, premi penjualan dari in branch bancassurance akan terus meningkat. Sebab BRI Life memiliki induk usaha yang memiliki jaringan terbesar. “Saat ini saja bancassurance sudah 80%, tahun depan akan lebih besar lagi. Kalau perusahaan pemiliknya bukan bank, pasti perusahaan asuransi itu akan cari bank lain ke sana ke sini. Tapi kalau kita BRI saja sudah besar sekali, bancassurance kita tidak ambil pusing,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra Suara Merdeka – 08/03/2017, Hal. 5 PRUprime Healthcare Diluncurkan