7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis dan Ruang Lingkup

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis dan Ruang Lingkup Kriminologi
Kriminologi dilahirkan pada abad pertengahan ke-19 yang lampau sejak
dikemukakannya hasil penyelidikan Cesare Lombroso (1876) tentang teori
tentang atavisme dan tipe penjahat serta munculnya teori mengenai hubungan
sebeb-akibat bersama-sama dengan Enrico Ferri sebagai tokoh aliran
lingkungan dari kejahatan. Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kejahatan. Secara harfiah berasal dari kata “crimen” yang
berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan,
maka kriminologi dapat diartikan tentang ilmu tentang kejahatan atau penjahat. 1
Beberapa sarjana memberikan definisi tentang kriminologi sebagai berikut:
1. Bonger, dalam analisanya terhadap masalah kejahatan, lebih mempergunakan
pendekatan sosiologis, misalnya analisa tentang hubungan antara kejahatan
dengan kemiskinan.
2.
Sutehrland dan Cressey memberi batasan kriminologi sebagai bagian dari
sosiologis dengan menyebutkan sebagai Kumpulan pengetahuan yang
meliputi delinkuensi dan kejatahan sebagai gejala sosial (Sutherland,
Cressey, 1974:1).
1
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/12/01/pengantar-kriminologi/ di akses tanggal 13 mei 2012
7
3.
Walter Reckless Kriminologi adalah pemahaman ketertiban indiveidu
dalam tingkah laku delinkuen dan tingakah laku jahat dan pemahaman
bekerjanya sistem peradilan peidana (Reckless, 1973: 5).
4.
Gibbons memberikan definisi yang menekankan pada aspek analisa
objektif
kriminologi, yaitu sebagai berikut Kajian ilmiah tentang
pelanggaran hukum dan usaha sunggun-sungguh untuk menyingkap
penyebab kriminalitas pada umumnya telah dilakukan di wilayah yang
dinamakan kriminologi, yang memberi perhatian pada analisa objektif
tentang kejahatan sebagai gejala sosial. Dalam ruang lingkupnya
kriminologi memasukkan pencarian yang berkaitan
dengan proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi terhadap
pelanggar hukum (Gibbons,1977: 3).
5.
Richard Quinney sebagai seorang tokoh kriminologi baru dan kriminologi
kritis, memberikan definisi sebagai berikutkri minologi baru adalah suatu
pemahaman kejahatan dengan menyajikan secara bolak-balik antara
kebijakankonvensional tentang kejahatan dengan konsep baru yang
menegasikan gagasan tradisional Kami akan meliputi beraneka fase
kejahatan: dari sistem hukum dalam teori hingga realitas sosial warga
masyarakat, dari dunia penjahathingga ke otoritas legal, dari pendekatan
8
tradisional dalam pengendalian kejahatan hingga gagasan radikal
tentangkeberadaan sosoial.(R. Quinney, 1975: 13).2
Bonger dalam meberikan batasan kriminologi, membagi kriminologi ke
dalam dua aspek:
1 Kriminologi praktis, yaitu kriminologi yang berdasarkan hasil penelitiannya
disimpulkan manfaat praktisnya.
2.
Kriminologi
teoritis,
pengelamannya seperti
yaitu
ilmu
pengetahuan
yang
berdasarkan
ilmu pengetahuan lainnya yang sejenis,
memeprhatikan gejala-gejala kejahatan dan mencoba menyelidiki sebab
dari gejala tersebut (etiologi) dengan metode yang berlaku pada
kriminologi.3
Dalam kriminologi teoritis, Bonger memperluas pengertian dengan
mengatakan bahwa kriminologi merupakan kumpulan dari banyak ilmu
pengetahuan :
a.
Antropologi kriminologi, yaitu ilmu pengetahuan tentang manusia yang
jahat dilihat dari segi biologisnya yang merupakan bagian dari ilmu alam.
b. Sosiologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai gejala
sosial. Pokok perhatiannya adalah seberapa jauh pengaruh sosial bagi
timbulnya kejahatan (etiologi sosial)
2
3
http://www.scribd.com/doc/83218453/kriminologi di akses tanggal 13 mei 2012
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/12/01/pengantar-kriminologi di akses tanggal 13 mei 2012
9
c. Psikologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatn dipandang dari
aspek psikologis. Penelitian tentang aspek kejiwaan dari pelaku kejahatan
antara lain ditujukan pada aspek kepribadiannya.
d.
Psipatologi kriminal dan neuropatologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan
tentang kejahatan yang sakit jiwa atau sakit sarafnya, atau lebih dikenal
dengan istilah psikiatri.
e. Penologi, yaitu ilmu pengetahuan tentang tumbuh berkembangnya
penghukuman, arti penghukuman, dan manfaat penghukuman.4
Dari uraian dafinisi dan analisis dapat ditarik suatu persamaan bahwa
objek Studi kriminologi memiliki persamaan.
2.2. Analisis Perjudian
Pada hakekatnya perjudian adalah bertentangan dengan Agama, Kesusilaan,
dan Moral Pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
masyarakat, Bangsa, dan Negara ditinjau dari kepentingan nasional. definisi
Perjudian menurut Kartini Kartono perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja
yaitu mempertaruhkan sutu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan
menyadari adanya resiko dan harapan–harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa
permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum
pasti hasilnya.5 Sedangkan menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1947
mendefinisikan pengertian Perjudian adalah salah satu penyakit masyarakat yang
4
5
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/12/01/pengantar-kriminologi di akses tanggal 13 mei 2012
Kartini Kartono, Patologi Sosial, jilid 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,1981, hlm. 58
10
menunggal dengan kejahatan yang dalam proses sejarah dari generasi ke generasi
ternyata tidak mudah diberantas.
Pengertian lain dari judi atau perjudian menurut Fockema Andreae6
menyebutkan “Hazardspel” atau kata lain dari kansspel, Yaitu permainan judi,
permainan untung-untungan yang dapat dihukum berdasarkan peraturan yang
ada.
Pengertian perjudian menurut Dali Mutiara7 adalah permainan judi berarti
harus diartikan dengan artian yang luas juga termasuk segala pertaruhan tentang
kalah menangnya suatu pacuan kuda atau lain-lain pertandingan, atau segala
pertaruhan, dalam perlombaan-perlombaan itu, misalnya totalisator dan lainlain.
2.3. Definisi Judi Togel
Salah satu contoh perjudian yaitu Judi togel (toto gelap) alias judi kupon
putih, yakni semacam undian SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah)
tapi perbedaannya judi porkas nomornya lebih sedikit, yaitu 4 nomor tebakan,
atau 2 nomor tebakan terakhir yang sering di sebut BT (buntut/ekor), judi togel
atau toto gelap awalnya dikenal dengan sebutan toto (totalisator) sejenis undian
sosial berhadiah yang saat itu diberikan legalisasi oleh pemerintah dengan
tujuan, mendapatkan dana keuangan untuk pembangunan atau dana sosial.
6
Fokema Andrea, dalam buku Kartini Kartono Patologi Sosial, Jilid 1, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta,1981, hlm. 58
7
Dali Mutiara, dalam buku Kartini Kartono Patologi Sosial, Jilid 1, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1981, hlm. 58
11
Disisi lain kegiatan tersebut sangat dirasakan dampak negatif dan sangat
mengancam ketertiban sosial masyarakat. hal ini terlihat dari adanya kebijakan
melalui Undang-Undang No. 22 Tahun 1954 tentang undian, agar undian
berhadiah tidak menimbulkan berbagai keburukan nasional. Dalam hal ini
timbul masalah-masalah dalam sosial yang diakibatkan oleh undian toto gelap
tersebut.
Akhirnya pada bulan agustus tahun 1969 toto (totalisator) resmi dilarang
atau diilegalkan, akan tetapi akibat kebiasaan-kebiasaan berjudi masyarakat
tidak bisa dihentikan dengan serentak. Muncul Bandar-bandar gelap yang
mengedarkan judi togel (toto gelap) atau yang sebelumnya disebut toto
(totalisator), pertaruhan dalam judi togel (toto gelap) ini sifatnya murni
spekulatif untung-untungan. Konsepsi untung-untungan itu mengandung unsur
kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung, akibatnya banyak
masyarakat mencari nomor-nomor pada dukun, menanyakan pada orang gila,
mencari ilham dikuburan-kuburan atau tempat keramat, juga banyak yang
mempercayai
mimpi
serta
ramalan-ramalan
mengenai
angka-angka.
Interprestasi animistik semacam ini menghubungkan rakyat dengan satu
kepercayaan nasib untung dan menjadi atribusi kemanusiaan, sekaligus menjadi
elemen terpenting pada perjudian.
2.3.1 Bentuk-Bentuk Perjudian
Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1981 tentang pelaksanaan undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang
12
penertiban perjudian, Pasal 1 ayat (1) di sebutkan bahwa pemberian izin
penyelenggaraan segala bentuk dan jenis perjudian dilarang antara lain :
1. perjudian yang diselenggarakan di kasino,
2. di tempat-tempat keramaian,
3. maupun yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain.
Dalam penjelasan di atas, dikatakan bahwa bentuk perjudian yang
terdapat pada nomor 3, seperti adu ayam, karapan sapi dan sebagainya itu tidak
termasuk perjudian apabila kebiasaan-kebiasaan yang bersangkutan berkait
dengan upacara keagamaan dan sepanjang kebiasaan itu tidak merupakan
perjudian. Ketentuan pasal ini mencakup pada bentuk tubuh dan jenis perjudian
yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang, sepanjang termasuk
kategori perjudian sebagai mana dimaksud dalam Pasal 303 ayat (3) kitab
undang-undan hukum pidana :
“Yang dikatakan main judi yaitu permainan yang mendasarkan pada
pengharapan buat menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan
saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran
atau kebiasaan pemain.yang juga terhitung masuk permainan judi ialah
pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau bermain, demikian juga segala
pertaruhan yang lain-lain”.
2.3.2 Unsur-Unsur Pidana di dalam Perjudian
Dalam pandangan KUHP, yang dapat menjadi subyek tindak pidana adalah
seorang manusia sebagai oknum. Ini mudah dilihat dalam perumusan13
perumusan dari tindak pidana dalam KUHP, yang menampakan daya berpikir
sebagai syarat bagi subjek tindak pidana itu. Juga terlihat pada wujud hukum
pidana yang termuat dalam pasal-pasal KUHP yaitu, Hukuman penjara,
kurungan, dan denda.
Tindak pidana merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam
hukum pidana. Tindak pidana pada hakikatnya adalah perbuatan melawan
hukum, baik secara formal maupun secara material. Syarat formil dari
perbuatan pidana adalah Asas legalitas yang tersimpul dalam pasal 1 KUHP
yaitu “Nullum delictum nulla poena sine praevia legi poenali” yang artinya
“Tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana
yang
mendahuluinya”. sedangkan syarat materil adalah perbuatan tersebut harus
betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak boleh atau
tidak patut dilakukan karena bertentangan dengan atau menghambat akan
terciptanya tata dalam pergaulan masyarakat yang diciptakan oleh masyarakat.
Berkaitan dalam masalah judi togel sudah semakin merajalela dan merusak
sampai ditingkat masyarakat paling bawah khususnya di kota Gorontalo sudah
selaknya permasalahan ini bukan lagi dianggap masalah sepeleh. Masalah judi
togel lebih tepat disebut kejahatan dan merupakan tindak kriminal yang terjadi
kewajiban semua pihak menanggulangi dan memberantas sampai di tingkat
paling tinggi.
Tindak pidana judi togel mempunyai beberapa unsur-unsur sebagai berikut
:
14
1. Ada permainan atau perbuatan manusia.
2. Bersifat untung-untungan atau tidak .
3. Dengan menggunakan uang sebagai alat perjudiannya.
Dalam Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menyebutkan unsur-unsurnyan sebagai berikut :
a. Menggunakan kesempatan untuk main judi.
b. Dengan melanggar ketentuan Pasal 303 KUHP.
Seperti yang dimaksud dalam Pasal 303 kitab undang-undang hukum
pidana (KUHP) yang berbunyi sebagai berikut :
”Yang dikatakan main judi yaitu tiap-tiap permainan mendasarkan pengharapan
buat menang yang pada umumnya bergantung pada untung-untungan saja, dan
juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan
kebiasaan pemain yang juga terhitung masuk main judi ialah pertaruhan tentang
keputusan perlombaan atau permainan lain.
Didalam Pasal 303 dan 303 bis, hal ini sesudah dikeluarkan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian ancaman pidana bagi
perjudian tersebut diperberat, perincian perubahannya sebagai berikut:
1. Ancaman pidana dalam Pasal 303 (1) KUHP diperberat menjadi pidana
penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyakbanyaknya dua
puluh lima juta rupiah.
2. Pasal 542 KUHP diangkat menjadi suatu kejahatan dan diganti sebutan
menjadi Pasal 303 bis KUHP, sedangkan ancaman pidananya diperberat
15
yaitu: ayat (1) menjadi pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau
denda sebanyak-banyaknya sepuluh juta rupiah. Ayat (2) menjadi pidana
penjara selama-lamanya enam tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima
belas juta rupiah.
Meninjau rumusan peraturan hukum pidana tersebut berarti sudah jelas
bahwa judi togel itu dilarang oleh norma hukum pidana. karena telah memenuhi
rumusan seperti yang dimaksud, untuk itu dapat dikenal sanksi pidana yang
pelaksanaannya diproses sesuai dengan hukum acara pidana. dalam
kenyataannya bahwa judi tumbuh dan berkembang serta sulit untuk
ditanggulangi, diberantas seperti melakukan perjudian di depan umum, yang
dilakukan oleh para penjudi tersebut yang sebenarnya dilarang.
2.4. Pendangan Masyarakat Tentang Judi Togel
Di dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 1974 di jelaskan bahwa
pengertian perjudian adalah suatu penyakit masyarakat yang menunggal dengan
kejahatan. definisi penyakit masyarakat menurut W.A. Bonger8 adalah Dalam
kata”seluas-luasnya” termasuk di dalamnya patologi sosial. Selain bersifat
sebagai perbuatan melanggar hukum, penyakit masyarakat juga merupakan
masalah sosial. dalam literatur, pengertian penyakit masyarakat adalah semua
tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan , stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,
8
W.A. Bonger, dalam buku Yesmil Anwar Saat Menuai Kejahatan, PT Refika Aditama, Bandung,
2009, hlm. 15
16
disiplin, kebaikan, dan hukum formal. adapun yang disebut masalah sosial
adalah semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adatistiadat masyarakat.
Salah satu contoh penyakit masyarakat yang paling sulit dihilangkan
dalam kehidupan bermasyarakat ini adalah perjudian. faktor utama timbulnya
kebiasaan berjudi dalam masyarakat karena depresi ekonomi yang di akibatkan
oleh kondisi hidup yang tidak menentu, dan tidak adanya harapan untuk hari
esok, semuanya mendorong rakyat kecil untuk menghayal keuntungan dengan
harapan spekulatif, dengan jalan membeli togel. ditambah dengan apatisme dan
ketidaktahuan dengan cara bagaimana mereka harus memperbaiki taraf
kehidupan keluarga dan diri sendiri dalam krisis ekonomi, semua itu
mendorong mereka itu mempertaruhkan sebagian penghasilan sendiri dengan
berjudi togel.
Berbicara pandangan masyarakat mengenai judi pasti akan menimbulkan
kontrofersi pro dan kontra. sebagian memandang judi sebagai penyakit
masyarakat, sebagaian lainnya bersikap permisif dengan dalil judi sebagai
realita sosial. Bahkan ada yang bersikap netral mengenai fenomena judi yang
ada dalam masyarakat saat ini. untuk sebagian yang memandang judi sebagai
penyakit masyarakat tentunya termasuk dalam golongan yang menolak judi
sama sekali, dikarenakan mereka menganggap berjudi merupakan perbuatan
setan atau dosa, dan haram sifatnya.
17
Namun untuk masyarakat yang bersikap permisif mengenai judi mereka
menganggap judi tersebut sebagai realita sosial, untuk masyarakat yang seperti
ini mereka biasanya tergolong masyarakat yang bersikap pro tentang judi,
bahkan menganjurkan sebagai sumber penghasilan inkonvensional. Sedangkan
bagi masyarakat yang bersikap netral mereka beranggapan bahwa perjudian
sebagai satu reaksi yang tidak mengandung unsur dosa. lagi pula perjudian bisa
menumbuhkan kegairahan dan harapan-harapan di samping itu, perjudian dan
usaha-usah kasino bisa dijadikan sumber keuangan bagi oknum, organisasi atau
partai politik, dan pemerintahan daerah.
Bagi mereka yang terlibat langsung dengan perjudian akan cenderung
berpikir negatif dan tidak rasional. Karena pola berjudi itu mendorong orang
untuk selalu merebut kemenangan dan menjadikan dirinya serakah serta gila
kemenangan. namun akibatnya dia justru menderita banyak kekalahan. Ekses
berjudi itu bisa merangsang orang untuk berbuat kriminal yang lebih besar.
Dengan demikian mungkin judi sudah merupakan penyakit sosial yang usianya
sebaya dengan kelahiran manusia dan tetap saja ada mengisi kebutuhan
manusia.
Menurut agama islam telah ditegaskan melarang perjudian, perbuatan
judi dan pertaruhan dianggap sebagai dosa atau perbuatan haram. Judi
merupakan bujukan setan untuk tidak menaati perintah tuhan. Karena sifatnya
jahat dan merusak. akibat negatif yang ditimbulkan judi, sangat dirasakan sekali
menimpa umat manusia. lebih parah lagi akibat menimbulkan keruntuhan
18
moral, sehingga dimana-mana timbul pencurian, perampokan, penodogan dan
lain-lain sebagainya, yang menyebabkan kehancuran dan kemelaratan yang
menyedihkan.
19
Download