NEW MEDIA DAN IDENTITAS DIRI (Studi Kasus

advertisement
NEW MEDIA DAN IDENTITAS DIRI
(Studi Kasus Persepsi LBT Terhadap Identitas Diri Dalam Grup
Tertutup Jejaring Sosial FacebookArdhanary Institute)
Reny Kistiyanti
Prahastiwi Utari
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Lesbian, Bisexual and Transngender (priawan) or popularly
abbreviated (LBT). Lesbian, Bisexual is a sexual orientation, in this case
being trangenser priawan (female to male transgender) is gender identity.
Should either Lesbian, and Bisexual heterosekual equivalent, as well as
with priawan should be equivalent to the male gender and women. In the
practice of public life in Indonesia is not so. Heteronormativitas
understand, and patriarchy have limited freedom of LBT. simply, because
of their sexual identity and gender LBT vulnerable to violence and
discrimination. So that the true identity of openness is something that is
considered a threat to some LBT in Indonesia.
Conventional media does not give a lot of wiggle room for the
LBT. The existence of new media (internet-based new media). Facebook is
a social network that is widely used by people in Indonesia. Seeing that the
LBT community is an active community using the Facebook social
network, Ardhanary Institute, which is engaged in the research and
publication of the LBT utilizing networking as a medium for the transfer of
information, issues, and human rights campaigns, so that it becomes a
place for discussion and exchange of information that is comfortable and
safe for LBT in Indonesia because the group is closed.
From this study we can see whether exposure to information that
has consistently voiced the administrator can establish self-identity
perception Facebook group members covered Ardahanary Institute .
Research suggests that because of exposure to information that is
consistently promoted by the administrator group identity affects most
LBT perceive themselves to be more positive .
Key Word: LBT, New Media, Self Identity
1
Pendahuluan
Dalam komposisi masyarakat Indonesia yang yang multi identitas
dimana identitas dapat terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama,
ternyata tidak semua orang bahkan banyak orang yang tidak menerima
keanekaragaman identitas gender dan identitas seksual. Bahkan cenderung
tidak mengerti apa perbedaan dari dua hal tersebut, masyarakat cenderung
memandang sama antara gender dan seksualitas.
Kita perlu dapat membedakan apa itu gender, dan orientasi seksual.
Gender dan jenis kelamin (Sex) adalah dua hal yang berbeda. Jenis
kelamin (sex) adalah hal yang biologis (anatomi), hal yang tidak bisa kita
pilih1.
Sedangkan gender menurut Mansour Fakih adalah pemilahan
peran, fungsi, kedudukan, tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan
yang
berfungsi untuk
mengklasifikasikan perbedaan peran
yang
dikonstruksi secara sosial dan kultural oleh masyarakat, dan bersifat tidak
tetap serta bisa dipertukarkan antar keduanya2.
Belakangan berkembanglah pengertian gender yang tidak biner
yaitu pengetahuan tentang gender yang tidak terbelah hanya pada
pembagian peran laki-laki dan perempuan saja, karena pada kenyataannya
terdapat keberadaan gay, lesbian, transgender, genderqueer dan interseks,
Killermann menganggap identitas gender dan anatomi jenis kelamin tidak
terkait satu sama lain. Individu dapat memilih perannya di kehidupan
sosialnya, memilih pasangan yang dicintainya, tanpa ada kaitanya dengan
jenis kelamin yang individu miliki3.
1
Sam
Killermann,Gender
Bread
person
dari
website
www.itspronouncedmetrosexual.comhttp://itspronouncedmetrosexual.com/2011/11/break
ing-through-the-binary-gender-explained-using-continuums/. Diakses pada 19 Feb 2013,
pukul 17.09 WIB.
2
Mansour Fakih, Analisi Gender dan Tranformasi Sosial.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010) hlm. 8’
3
Killerman. Opcit.
2
Sedangkan orientasi seksual adalah ketertarikan secara seksual
maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu4. Ada tiga jenis
orientasi sexual saat ini, Heterosexual adalah di mana yang dipilih berasal
dari lawan jenis.Bisexual, ketertarikan seksual di mana pasangan yang
dipilih berasal dari lawan jenis ataupun sesama jenis. Homosexual,
Ketertarikan seksual di mana pasangan yang dipilih dari sesama jenis.
Homoseksual terbagi menjadi dua Gay dan Lesbian. Gay adalah sebutan
untuk homoseksual laki-laki dan
Lesbian adalah homoseksual
perempuan5.
Dalam PPDGJ (Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa
III) yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI, cetakan pertama
tahun 1993, menyatakan bahwa Homoseksual bukanlah suatu penyakit
jiwa, dan karenanya tidak relevan jika dikatakan homoseksual itu menular.
Masalahnya adalah masih banyak masyarakat yang masih
heteronormatifitasdan paham patriarki.
Heteronomatifitas adalah
ideology keharusan untuk menjadi heteroseksual yang didasarkan pada
orientasi seksual lain yang tidak berorientasi reproduksi keturunan, seperti
onani,
mastrubasi
dan
homoseksualitas.
Juga
keharusan
akan
berkesesuaian antara indentitas gender dan identitas seksual. Kalau
beranatomi laki-laki maka harus maskulin, dan jika perempuan harus
feminin6. Sedangkan paham patriarki adalah paham yang meyakini bahwa
laki-laki kedudukannya lebih tinggi daripada perempuan.
Ketidakterimaan sosial terhadap LBT membuat LBT sendiri juga
memerlukan waktu dan proses untuk mengakui, dan menerima diri sendiri
sebagai individu berorientasi seksual lesbian. Bahkan banyak juga yang
berusaha “menyembuhkan diri”, karena merasa berdosa, dan keluar dari
“jalur lurus”.
LBT mempersepsikan bagaimana identitas diri itu. Menurut
Berelson dan Steiner dalam Severin dan Tankard, persepsi didefinisikan
4
Argyo Demartoto, Seks, gender dan seksualitas.hlm.17
Ibid. hlm. 17
6
Ibid. hlm. 18
5
3
sebagai proses yang kompleks dimana orang memilih, mengorganisasikan
dan menginterpretasikan respons terhadap suatu rangsangan ke dalam
situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis7.
Dalam hal ini persepsi merupakan aktivitas belajar yang aktif dan
berkesinambungan sebagaimana disampaikan oleh Bennett, Hoffman dan
Prakash dalam Severin dan Tankard bahwa persepsi adalah aktivitas aktif yang
melibatkan pembelajaran, pembaharuan cara pandang, dan pengaruh timbal balik
dalam pengamatan8.
Kebutuhan untuk aktualisasi tidak hanya milik kaum mayoritas aja.
Golongan terpinggirkan atau marginal seperti LBT juga membutuhkan tempat
untuk mengaktualisasi diri. Dalam tulisan bagaimana LBT mengaktualisasi diri
dalam jejaring sosial Facebook dimana Facebook tergolong sebagai media baru
atau new media. Facebook adalah jejaring sosial yang diluncurkan pada
bulan Februari 2004 yang dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc.
Pengguna harus mendaftar untuk menggunakan jejaring ini. Setelah
terdaftar dan memiliki akun pengguna dapat melengkapi profil pribadi.
Setelah itu pengguna dapat menambahkan pengguna lain sebagi teman,
bertukar pesan, melakukan percakapan, mengunggah foto, video, audio
atau bermain game. Syarat minimal umur pengguna Facebook adalah 13
tahun9.
Terjadinya fenomena new media menghilangkan batasan antara
komunikator dan komunikan. Pengguna new media dapat dengan leluasa
menavigasikan dirinya seperti yang di harapkan. Seseorang dapat
menutupi identitas yang sebenarnya di dunia internet, atau yang akrab kita
sebut dunia maya. Jadi identitas seseorang di dunia maya belum tentu
sesuai dengan identitasnya di kehidupan kesehariannya.
7
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa), Alih Bahasa; Sugeng Hariyanto, Cet. ke-4, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2009), hlm. 84
8
Ibid
9
Eunike Eni & Teguh Wahyono, Kupas tuntas facebook. “era baru pergaulan dunia
maya”, (Yogyakarta: Gava Media, 2009)
4
Menurut Piliang,
Fenomena yang terjadi dalam realitas dunia
maya adalah diri (self) bercerai dengan yang nyata (real self). Sehingga
diri yang telah bercerai ini akan membentuk diri kembali (self create/self
fashion). Bahkan menurut Piliang, diri juga akan membiak atau berlipat
ganda (multiple-self) tanpa akhir, di dalam sebuah arena yang bebas
identitas (identity game)10.
Dalam Facebook terdapat banyak grup, salah satunya grup untuk
komunitas LBT yang dibentuk leh Ardhanary Institute. Ardhanary
Institude yang berkantor di Jakarta adalah salah satu institusi kajian,
advokasi, informasi, penerbitan bagi hak-hak LBT di Indonesia.
Dalam proses komunikasi yang terjadi di grup tertutup AI,
pertukaran pesan adalah aktifitas utama. Pesan merupakan sekumpulan
lambang komunikasi yang memiliki makna dan kegunaan menyampaikan
ide atau gagasan kepada personal yang lain, seperti menurut Effendi,
“suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran
dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambanglambang lainnya disampaikan kepada orang lain”11.
Penelitian ini difokuskan pada konsep persepsi. Dalam konteks
penelitian komunikasi, penelitian ini termasuk sebagai audience analysisatau
studi khalayak yaitu penelitian yang fokus pada unsur komunikan (LBT)12.
Peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Sesuai dengan pendapat H. B. Sutopo bahwa
penelitian kualitatif dilandasi dengan strategi pikir fenomenologi selalu
bersifat lentur dan terbuka. Dengan menekankan analisis induktif yang
meletakkan dasar penelitian bukan sebagai alat dasar pembuktian tetapi
10
Piliang, Yasraf Amir. 2001. Cyberspace, Cyborg dan Cyber-Feminism: Politik
Teknologi dan Masa Depan Relasi Gender. Dalam Jurnal Perempuan No. 18. Yayasan
Jurnal Perempuan. Jakarta. hlm. 12
11
Prof. Dr. Onong Uchjana Effendy, , Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
(Bandung:Rosdakarya, 1984) cetakan ke-23, 2011. hlm.224
12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 1990), hlm.10
5
sebagai modal dasar bagi pemahaman13. Data penelitian kualitatif lebih
mementingakan makna, proses dan perspektif peneliti menjadi sangat
penting.
Perumusan Masalah
Bagaimanakah Persepsi LBT terhadap identitas diri dalam new
media (grup Facebook tertutup Ardhanary Institute)?
Tujuan
Mendeskripsikan bagaimana LBT mempersepsikan identitas
dirinya di new media dalam penelitian ini lingkupnya adalah grup
Facebook tertutup Ardhanary Institute.
Tinjauan Pustaka
a. Komunikasi
Mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell
dalam bukunya, The Structure and Function of Communication In
Society. Laswell mengatakan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan
komunikasi sebagai proses ialah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?”, pernyataan tersebut menyebutkan unsur-unsur komunikasi
yaitu: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message),
media atau saluran (channel, media), komunikan (communicant,
communicate, receiver, recipient), efek (effect, Impact, influence). 14
Jadi kesimpulan dari paradigma diatas ialah, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunika melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
13
Sutopo H.B. , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Sebelas Maret University
Press. 2002)
14
Efendy. Op.cit. hlm.10
6
b.
New Media
Menjelaskan kemunculan media baru atau new media adalah
adalah teori mediamorphosis. Mediamorphosis adalah teori yang di
kemukakan oleh Roger Fidler. Salah satu teori dari Fidler
menjelaskan bahwa media baru kemunculannya juga di pengaruhi
faktor opportunity and need, yang menjelaskan bahwa media baru
muncul bukan di sebabkan oleh kemajuan teknologi saja tetapi juga
kesempatan dan kebutuhan masyarakat akan media baru yang lebih
banyak fasilitasnya dan lebih cepat. “tranformasi media komunikasi,
yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit
antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan
politik, serta berbagai inovasi sosial dan tehnologi.”15.
c.
Facebook
Facebook adalah jejaring sosial yang dioprasikan oleh
facebook, Inc. Facebook didirikan oleh Mark Zukerberg, seorang
mahasiswa Hardvard kelahiran 14 Mei 1984. Zukerberg adalah juga
mantan murid Ardsley High School. Konsep awalnya Facebook
hanya digunakan untuk menjalin pertemanan antar mahasiswa
Hardvard University. Akhirnya, orangā€ orang yang memiliki alamat
e-mail suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia
dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.Terus
berkembang, langkah selanjutnya diluncurkan dan dikembangkan
juga untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan perusahaan-perusahaan
besar. Facebook mulai membuka situsnya untuk orang yang punya
alamat e-mail apapun dapat mendaftar yaitu pada tanggal 11
September 2006.16
15
Roger Fidler. Mediamorphosis. (Yogyakarta: Bentang, 2003) hal.35
Eunike Eni & Teguh Wahyono, Kupas tuntas facebook. “era baru pergaulan dunia
maya”, (Yogyakarta: Gava Media, 2009)
16
7
d. LBT
LBT adalah singkatan dari Lesbian Biseksual dan Transgender.
Lesbian dan Biseksual adalah Orientasi seksual sedangkan Transgender
adalah identitas gender. Memperbincangkan LBT tak dapat dilepaskan
dari
pembahasan tentang seksualitas karena hal tersebut yang
menyebabkan adanya diskriminasi dan kekerasan yang dialami oleh
kalangan LBT. Seksualitas yang dimaksud disini memiliki makna yang
luas yaitu sebuah aspek kehidupan menyeluruh meliputi konsep tentang
seks (jenis kelamin), gender, orientasi seksual dan identitas gender,
identitas seksual, erotism, kesenangan, keintiman, dan reproduksi.
Seksualitas dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat,
kepercayaan/nilai-nilai, tingkah laku, kebiasaan, peran, dan hubungan.
Namun demikian, tidak semua aspek dalam seksualitas selalu dialami
atau diekspresikan. Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, sejarah, agama, dan spiritual
(Definisi WHO dalam Ardhanary Institute dan HIVOS).17
Metodologi
Dalam penelitian
identitas diri dan new media penulis
menggunakan Jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilandasi
dengan strategi pikir fenomenologi selalu bersifat lentur dan terbuka.
Dengan menekankan analisis induktif yang meletakkan dasar penelitian
bukan sebagai alat dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar bagi
pemahaman18. Data penelitian kualitatif lebih mementingkan makna,
proses, dan perspektif peneliti menjadi sangat penting.
Peneliti ingin menggali perspektif yang mendalam tentang
identitas LBT, dan bagaimana LBT mengartikulasikan hak-haknya dan
17
Makalah Divisi Litbang dan Pendidikan Komnas Perempuan. Dari Suara Lesbian, Gay,
Bisexual, danTransgender (LGBT)- Jalan Lain Memahami Hak Minoritas. hlm. 1
18
H. B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif - Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002)
8
ekpresinya lewat new media karena ruang ekspresi dalam media
konvensional cenderung dibatasi bahkan seolah-oleh dihilangkan.
Diharapkan dapat menemukan pemahanan tentang seksualitas dan gender.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Menurut Deddy Mulyana, studi kasus didefinisikan sebagai
uraian dan penjelasan komprehensif mengenai aspek seorang individu ,
suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu
situasi sosial19.
Penelitian ini mendeskripsikan indentitas diri dan
pembentuknya pada individu yang menjadi bagian sebuah komunitas
yang masih dianggap marginal dalam masyarakat kita.
Penelitian ini menggunakan teknikwawancara mendalam dan
purposive sampling. Sampelnya adalah informan yang merupakan LBT
member dari grup Facebook Tertutup Ardhanary Institute dan
administratornya. Wawancara dilakukan melalui media online seperti
facebook. Yahoo messanger, dan google talk.
Sajian dan Analisis Data
a. Administrator Sebagai Penyedia Informasi bagi Member Grup
Keterangan I.S (administrator grup) dan P.N (administrator
grup) bahwa administrator aktif dalam penguatan identitas diri LBT
dengan berbagi informasi tentang LBT, agar LBT paham tentang hakhak yang dimiliki dan dapat menjawab permasalahan terkait apa yang
dialami individu tersebut dalam kehidupannya sebagai LBT sehingga
dapat mencintai dan menerima diri sebagai LBT.
“…………….Group Ardhanary Institute merupakan media
pemberdayaan kepada komunitas LBT secara luas untuk
paham hak-haknya, jadi admin sebagai staff Ardhanary
Institute harus aktif menyebarkan beragam informasi kepada
anggota di group…….”20
19
Deddy Mulyana. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial lainnya. Cetakan ke-4. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), hlm.201
20
Hasil wawancara mendalam dengan P.N. pada Selasa 21 Mei 2013, dengan
menggunakan Gmail.com
9
“…………..Group Ardhanary Institute menyediakan informasi
terkait tentang orientasi seksual dan identitas gender.
Informasi tersebut sebagai media untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi oleh komunitas LBTI terkait
dengan apa yang dirasakan dalam kehidupannya sebagai
LBTI.Pengarahan dilakukan melalui artikel atau bacaan untuk
mencintai dan menerima diri kita sebagai LBT…………”21
Administrator grup Facebook Ardhanary Institute berusaha
berperan dalam pembentukan identitas diri LBT dengan cara
menyebarkan berbagai informasi dan isu-isu tentang LBT agar LBT
dapat menyelesaikan masalahnya berkenaan dengan kehidupannya
sebagai LBT sehingga akan menumbuhkan penerimaan diri sendiri
sebagai LBT. Sebagai Sistem Pendukung Identitas Kelompok
Menurut
pernyataan
Sri
Agustine
(Adiministrator)
administrator berperan aktif dalam menguatkan identitas diri dan
mendorong member yang sudah kuat identitas dirinya untuk turut
menguatkan pembentukan diri member lain.
“…………..Admin harus aktif dalam menguatkan identitas diri
LBT (members) begitu juga dengan members yang sudah kuat
didorong untuk berperan aktif pula turut menguatkan
pembentukan diri members lain yang ada di group…………”22
Fungsi dari grup juga salah satunya menguatkan identitas satu
sama lain sehingga dapat menarik member yang masih dalam
pencarian identitas dirinya dapat terbantu dengan keberadaan Grup
Ardhanary Institute.
21
Hasil wawancara mendalam dengan I.S pada 23 Mei 2013, dengan menggunakan
Gmail.com
22
Hasil wawancara mendalam dengan Sri Agustine pada 2 Juni 2013, dengan
menggunakan Gmail.com
10
b. Isu-isu yang mempengaruhi Pembentukan Diri LBT
Sejauh mana member grup Facebook Ardhanary Institute
dipengaruhi oleh hal-hal dan pengetahuan tersebut, apakah hal-hal tersebut
telah menjadi norma-norma yang terbentuk di grup Facebook tertutup
Ardhanary Institute?
Berikut adalah isu-isu yang mempengaruhi pembentukan identitas
diri member grup:
1. Be L Smart
Seperti Cie, Cie menganggap topik be L smart yang sering di bahas
di grup mempengaruhi pembentukan dirinya. Menurut Cie topik tersebut
mendorong seorang LBT untuk mengenal kemapuan dirinya, dan
berfikiran kritis dalam menyikapi atau mengahadapi sesuatu. Menurut Cie
menjadi LBT yang pintar dapat mengubah pandangan miring dan ketabuan
homoseksualitas sehingga dipandang setara dengan heteroseksual dan
lebih dipandang kemampuan dan kinerjanya di masyarakat daripada
orientasi seksual.
“….Mungkin bagiku Be L smart itu yang bagiku paling menarik
dan berpengaruh besar….”23
“………..Berpengaruh bagiku karena aku berpendapat bila kita
menjadi seorang L smart, yang mandiri, berpikiran kritis dan bisa
mengenali kemampuan diri kita maka itu secara tidak lagsung kita
menunjukan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi L, atau
apapun yang penting kita memiliki kemampuan yang membuat kita
ikut bersaing dengan heteroseksual di masyarakat. Sehingga bisa
menjadi suatu taktik bagi individu L itu sendiri agar orang-orang
di sekitarnya melihat dia tidak dari orientasi seksualnya tetapi dari
kemampuan individunya…………”24
Be L Smart adalah nama Blog kepunyaan Poedjianti. Poedjianti
mengangkat tema LBT dalam blognya, di dalamnya Poedjianti banyak
menulis cerpen tentang relasi percintaan atau persahabatan LBT, tips-tips
23
Hasil wawancara mendalam dengan Cie, pada 30 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
24
Ibid.
11
seperti bagaimana membangun relasi tanpa kekerasan dengan pasangan,
tips mencari pekerjaan bagi para transgender Female to Male atau istilah
lokalnya priawan, dan pengetahuan lainnya tentang LBT, dengan harapan
si penulis bahwa blognya tersebut dapat memotivasi LBT Indonesia untuk
lebih cerdas, kritis dan berprestasi.
2. HAM LBT
Ham LBT merupakan topik yang membentuk kesadaran informaninforman member grup Facebook Ardhanary Institute akan pentingnya
hak asasinya sendiri. Niki tertarik dengan isu-isu HAM LBT dan
diskrimasi terhadap LBT. Isu-Isu tersebut membuat Niki lebih percaya diri
karena LBT adalah hak asasi manusia dan tidak boleh ada diskriminasi
karenanya.
“…membahas isu yang berkembang di masyarakat, termasuk
diskriminasi HAM LGBT di Indonesia……”25
Hak
asasi
Manusia adalah hak-hak
yang
telah
dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara
universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum
dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal
28, pasal 29 ayat 2,pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. Pelanggaran HAM
yang mengarah pada seseorang dikarenakan oleh persepsi atau orientasi
seksual mereka telah mengakibatkan kekhawatiran yang serius secara
global. Bentuk pelanggaran mencakup eksekusi diluar hukum, penyiksaan
dan perlakuan buruk, penyerangan seksual dan pemerkosaan, pelanggaran
privasi, penahanan sewenang-wenang, penolakan dalam kesempatan kerja
dan
mendapatkan
pendidikan
serta
diskriminasi
dalam
hal
mempergunakan hak asasi mereka26.
25
Hasil wawancara mendalam dengan Niki, pada 21-29 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
26
Prinsip-prisip Yogyakarta di terbitkan oleh AI
12
3. Stop Kekerasan Terhadap LBT
Topik stop kekerasan terhadap LBT menginspirasi untuk tidak
menjadi pelaku atau korban kekerasan terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Libra sangat tidak seutuju dengan kekerasan dalam berpacaran atau
berelasi, maka dari itu posting yang mengangkat kekerasan dalam berelasi
biasanya menarik Libra untuk membagi atau sekedar memberi komentar.
Karena Libra sangat tidak setuju dengan hal-hal berbau kekerasan, atau
bullying tersebut.
“……….Semua postgan di Ardhanary Institute menurut kakak
semua menarik buat dikomentari tetapi kakak lebih suka komentari
hal tindak kekerasan dalam berelasi. Kakak paling nggak suka
baget dengan hal kekerasan atau menyakiti sesama
relasi…………”27
Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.
Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok
orang
atau
masyarakat
yang
mengakibatkan
atau
kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian
psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.28
4. Self Acceptance / Coming In dan Coming Out
Bagi Keke isu-isu tentang penerimaan diri (self accepted),
membuka diri (coming out), dan perjuangan menghapuskan masyarakat
dari homophobia adalah isu yang menarik untuk dibagi atau direspon
dalam grup Facebook Ardhanary Institute.
“………….Isu mengenai self acceptance, homophobia dan
mengenai seberapa penting coming out…………………”29
27
Hasil wawancara mendalam dengan Libra, pada 20-22 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
28
Bagong .S, dkk, Tindak Kekerasan Mengintai Anak-anak Jatim. (Surabaya :Lutfansah
Mediatama. 2000)
29
Hasil wawancara mendalam dengan Keke, pada 31 Mei 2013 dengan menggunakan
yahoo messenger
13
Sedangkan Niki tertarik dengan masalah membuka diri (coming
out), karena Niki berpendapat dari mengamati atau membagi postingan
tersebut Niki dapat belajar dari masukan member yang lain. Niki
berpendapat bahwa mungkin di kemudian hari dia akan mengalami hal
atau pengalaman yang sama, misalnya seperti masalah relasi dengan
pasangan atau relasi dengan anggota keluarga Niki.
“……….tentang keberanian mereka coming out, aku belajar
semuanya dari mereka dan mungkin suatu saat aku bakal
mengalami kejadian yang sama seperti mereka…..”30
Penerimaan diri (self accepted) adalah dimana LBT telah sadar dan
positif mampu menerima dirinya termasuk gender dan orientasi
seksualnya. Sedangkan coming out adalah membuka diri kepada
lingkungan. Self acceptance dan coming out bagi sebagian besar LBT
merupakah hal yang sulit. Hal yang sulit karena norma-norma
dimasyarakat yang menyalahkan dan mendosakan LBT, ditambah stigma
negatif yang menempel pada LBT.
c. Penerimaan diri
Pengertian Penerimaan diri menurut Hurlock adalah suatu tingkat
kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala
karakteristik dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan
sebagai individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak
memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri sehingga individu lebih
banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan.31
Berikut adalah pernyataan-pernyataan informan yang menyatakan
bahwa dirinya sudah menerima orientasi seksual Lesbian, Biseksual dan
identitas gendernya tanpa masalah dan menjadi bagian dari dirnya:
30
Hasil wawancara mendalam dengan Niki, pada 21-29 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
31
Elizabeth B. Hurlock, Develophmental Psicology, (New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company Ltd. 1976), cetakan ke-4.
14
1.
LBT Pilihan Hidup
1.1 Sama Seperti Pilihan Lainnya
Bagi Cie, memilih orienatsi seksual sama saja seperti memilih
jurusan kuliah, ataupun memilih pasangan atau pacar. Setiap orang berhak
atas pilihan pribadi masing-masing karena diri pribadilah yang tahu apa
yang terbaik untuknya, bukan orang lain. Cie juga berpendapat jika orang
lain tidak boleh memaksakan kehendak atas diri seseorang karena seorang
individu itu bukan boneka yang harus dikendalikan orang lain.
“…itu sama dengan kita seperti memilih jurusan kuliah, pasangan
kita, artinya itu hak kita untuk memilih, karena cuman kita yang
tahu apa yang terbaik untuk kita bukan orang lain, dan bagiku
tidak ada yang boleh memaksa kita untuk hidup seperti apa karena
itu sama saja kita seperti boneka….”32
Homoseksual, biseksual, dan heteroseksual hanyalah preferensi
dari orientasi seksual manusia. Hal tersebut hanya masalah selera, dan
kepada siapa seorang individu tersebut jatuh cinta. Sehingga masalah
kepada individu tersebut nyaman berelasi dengan individu lainnya tidak
ada kaitannya dengan jenis kelamin.
1.2 Sudah Berdamai Dengan Diri Sendiri
Cie memilih untuk bertahan dengan pilihannya, memilih orientasi
seksual lesbian karena dirinya sudah menerima dan berdamai dengan
kenyataan bahwa oerientasi seksual Cie adalah lesbian. Ini merupakan
keputusan yang berat bagi Ciekarena stigma dan sterotype tentang LBT
yang beredar dimasyarakat, tetapi Cie sadar sepenuhnya tentang hak setiap
individu untuk memilih jalan hidup masing-masing. Karena itu Cie
berusaha semandiri mungkin pada hidupnya.
“…..Aku memilih bertahan dengan pilihan aku sekarang, karena
aku sudah berdamai dengan diriku sendiri, pikiran dan
perasaanku sudah menerima pilihan yang aku ambil. Memang
berat bila melihat penerimaan masyarakat terhadap LBTI, tapi
bagiku, tidak ada yang berhak mengatur hidupku, karena aku
bukan boneka, dan aku yang menjalani dan merasakan, tahu apa
32
Hasil wawancara mendalam dengan Cie, pada 30 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
15
mereka? Untuk itu aku selalu berusaha berdiri di kakiku sendiri,
bertahan dengan caraku sehingga tidak ada yang berhak berkuasa
atas hidupku,
dan tidak ada yang tahu aku kedepannya
bagaimana, karena orientasi seksual itu cair. Yang penting aku
berbahagia dengan apa pilihanku saat ini……”33
Berdamai dengan diri sendiri, coming in, atau menerima diri
sendiri dengan segala sesuatunya adalah hal yang penting bagi
perkembangan seorang individu. Dengan menerima dirinya sendiri
seseorang dapat mengembangkan potensinya. Seseorang juga tidak akan
terganggu pikirannya karena sudah terbebas dari perasaan bersalah, dosa,
dan perasaan negatif lainnya yang dapat mengganggu kondisi psikologis
seseorang.
1.3 Orientasi Seksual LBT Adalah Hal yang Lumrah
Denis menganggap orientasi seksual LBT adalah sesuatu yang
sederhana, seperti
sebuah
pilihan.
bagaimana kita menganggap hal tersebuat adalah
Denis
menganggap
orientasi
seksual
lesbiannya
merupakan sesuatu yang lumrah karena Denis dari dahulu tidak pernah
menyangkal bahwa dirinya memang tertarik dengan sesama perempuan.
“……….yah dari yang simplenya aja deh, kalau sexual orientation
is a choice…..”34
“……hmmmm... dari semenjak dulu sampai sekarang sih dari diri
saya sendiri belum ada denial yaa….”35
“ jadi saya menganggap ini hal yang wajar, karena dari dulunya
ya begini.”36
Denis memilih tetap menjadi lesbian karena tak lepas dari faktor
kebahagiaan. Kejujuran seseorang terhadap diri sendiri seperti yang
dilakukan Denis dengan tidak menyangkal bahwa dirinya memang dengan
33
Hasil wawancara mendalam dengan Cie, pada 30 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
34
Hasil wawancara mendalam dengan Denis, pada 20 Mei 2013 dengan menggunakan
yahoo messenger
35
Ibid.
36
Ibid.
16
sadar dan sejujurnya tertarik dengan perempuan membuat seorang
individu dapat hidup tenang dan damai.
1.4 Memiliki Cukup Informasi dan Support
Mey menambahkan faktor mendapatkan informasi terlebih dahulu
tentang seksualitas dan orientasi seksual mempengaruhinya dalam
menyadari
indentitas
seksualnya.
Sehingga
pengetahuan
tersebut
mendorong penerimaan diri Mey.
“……….mungkin faktor mengerti tentang orientasi seksual
mempengaruhiku juga, karena aku sudah belajar terlebih dahulu
soal ini makanya aku merasa nyaman dengan identitasku. ga perlu
pengakuan dari orang lain soal orientasi seksualku………”37
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang
atau masa yang akan datang38.
1.5 Hanya dapat Jatuh Cinta Kepada Perempuan Saja
Nani mengaku bahwa dirinya pernah mencoba hidup “normal”
dengan menuruti norma dimasyarakat dengan mencoba berpacaran dengan
laki-laki tetapi Nani merasa tidak pernah mencintai ataupun suka kepada
pacar laki-lakinya tersebut, Nani memiliki persaan cinta, suka, tertarik
hanya dengan perempuan saja.
“….aku ada coba hidup “normal” dengan berkonsultasi dengan
pakar dan pacaran dengan laki-laki tetapi aku tidak bisa memiliki
perasaan suka, tertarik, jatuh cinta. Aku hanya jatuh cinta dengan
cewek cantik…..”39
Menurut Goleman cinta adalah salah satu dari macam emosi yang
berupa penerimaan, persahabatan dan kepercayaan, kebaikan hati, rasa
37
Hasil wawancara mendalam dengan Mey, pada 20 Mei 2013 dengan menggunakan
gmail.com
38
Gordo B. Davis & H. M Olson, Management Information System: Conceptual
Foundations, Structure and Developments, 2nd Edition (New York: McGraw-Hill, 1985)
39
Hasil wawancara mendalam dengan Nani, pada 20 Mei- 2 Juni 2013 dengan
menggunakan inbox(Facebook.com)
17
hormat, bakti, dan kemesraan40. Informan-informan merasakan hal-hal
tersebut secara dalam dan personal hanya dapat diraskan ketika informan
berelasi dengan sesama perempuan, terutama pada bagian kemesraan.
1.7
Jujur Dengan Diri Sendiri
Akia mengaku lebih senang jujur dengan dirinya sendiri.
Menurutnya melawan kata hati akan lebih memberatkan. Akia menikmati
semua proses yang dilaluinya, tak jarang dirinya menemui tantangan tetapi
itu adalah sesuatu yang dinilai Akia sebagai hal yang wajar.
“………..berusaha jadi diri sendiri saja, melawan kata hati juga
akan lebih memberatkan. Selama ini aku menikmati semua
prosesnya, tantangan bagi aku adalah hal yang wajar, tapi
menjalaninya dengan cara yang baik juga akan sangat membantu
dalam proses tersebut…...”41
Jujur dengan diri sendiri adalah bagian dari penerimaan diri.
Seperti yang sudah disinggung di atas. Penerimaan diri membuat seseorang
lebih positif dalam menjalani kehidupannya. Karena seorang individu yang
sudah menerima dirinya adalah seotang individu yang tidak mempunyai
masalah dengan dirinya.
Kesimpulan
Persepsi Identias diri LBT dalam new media secara umum
dipengaruhi oleh tingkat informasi LBT. LBT yang mendapat banyak
informasi terkait pengetahuan dan isu-isu LBT seperti seksualitas, gender,
HAM LBT, dan hal-hal terkait yang lain. persepsi identitas dirinya pun
menjadi positif. Hal tersebut dapat tercitra dari bagaimana LBT tersebut
memandang dirinya yang mempunyai orientasi seksual dan identitas
gender yang nonmainstream, apakah dapat menerima (Coming In) dengan
tanpa masalah ataukah masih merasa bersalah.
40
Daniel Goleman. Emotional Intelligence. Alih Bahasa: T. Hermaya. (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1997) hlm. 411
41
Hasil wawancara mendalam dengan Akia, pada 19-28 Mei 2013 dengan menggunakan
inbox (Facebook.com)
18
Penerimaan diri sangat berpengaruh kepada pembentukan diri
seseorang. Para informan membentuk identitas diri dan konsep diri setelah
masalah dengan diri sendiri selesai.
Saran
Dari hasil penelitian memperlihatkan besarnya peran administrator
grup, dalam membantu penerimaan diri member. Bagi administrator Grup
Facebook tertutup (closed group) Ardhanary Institute dalam penelitian ini
konsistensi administrator grup terbukti membantu pembentukan identitas
diri melalui new media grup Facebook.
Bagi member LBT grup Facebook tertutup Ardhanary Institute
idealnya informasi tentang seksualitas dan gender LBT tidak hanya
berhenti penyebarannya di dalam grup Facebook tertutup Ardhanary
Institute. Seksualitas dan gender merupakan sejarah dan ilmu pengetahuan
yang pantas dibicarakan dan dipelajari, sehingga selain melalui new media
juga dapat di sebarkan melalui saluran komunikasi dan kegiatan lain
seperti seminar, workshop dan kelas perkuliahan. Hal tersebut diharapkan
semakin banyak individu yang terbuka pikiran dan hatinya sehingga lebih
ramah LBT dan SOGIEB (Sexual Orientation, Gender Identity,
Expression and Body) yang nonmainstream, menciptakan dunia yang
lebih baik bagi semua golongan.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan. (1993). Pedoman Penggolongan dan Diagnosa
Gangguan Jiwa di Indonesia III Cetakan Pertama. Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana. (1984). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Rosdakarya.
Eni, Eunike & Wahyono, Teguh. (2009). Kupas tuntas facebook. “era
baru pergaulan dunia maya”. Yogyakarta: Gava Media.
Fakih, Mansour. (2010). Analisi Gender dan Tranformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fidler, Roger. (2003). Mediamorphosis. Yogyakarta: Bentang
James, William. (1890). The Principles of Psychology. New York: Henry
Holt.
19
Sutopo, HB. (2002). Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Penerapannya dalam Penelitian, Solo: UNS Press
Severin, Warner J. & Tankard, James W. Jr. (2001). Communication
Theories: Origins, Method, and Uses in the Mass Media. New
York: Adison Westly Longman Inc.
Alimi Yasir, Makalah Kuliah Umum Komunitas Salihara “Gender/Seks
Sebagai ‘Pertunjukan’ / Tawa Medusa”.
Drs. Agriyo Demartoto, M. Si, Seks, gender dan seksualitas.
Makalah Divisi Litbang dan Pendidikan Komnas Perempuan. Dari Suara
Lesbian, Gay, Bisexual, danTransgender (LGBT)- Jalan Lain
Memahami Hak Minoritas.
www.itspronouncedmetrosexual.comhttp://itspronouncedmetrosexual.com
/2011/11/breaking-through-the-binary-gender-explained-usingcontinuums/. Diakses pada 19 Feb 2013, pukul 17.09 WIB
http://itspronouncedmetrosexual.com/2011/11/breaking-through-thebinary-gender-explained-using-continuums/, diakses pada 4
Februari 2013 pukul: 16.16 WIB
20
Download