BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari
tahun 1989 dengan luas lahan 563,19 Ha. Nama Tenilo adalah berasal dari kata
pancuran aliran sungai yang menuju Danau Limboto sehingga diambil namanya
menjadi Kelurahan Tenilo (Monografi Kelurahan Tenilo, 2013).
1. Letak dan Keadaan Geografis
Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo terdiri dari
Lima (5) Lingkungan yaitu Lingkungan I, Lingkungan II, LIngkungan III,
Lingkungan IV dan Lingkungan V. Daerah ini dipilih karena sebagian lahan
digunakan untuk usahatani pertanian dan penduduknya didominasi oleh petani
yang berusahatani, khususnya usahatani jagung.
Kelurahan Tenilo terletak di Kecamatan Limboto dengan jarak 4 km dari
kantor Kecamatan Limboto. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 563,19 Ha.
Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamtan Limboto Barat
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bolihuangga
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamtan Batudaa
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamtan Limboto Barat (Monografi
Kelurahan Tenilo, 2013).
2. Keadaan Penduduk
Berdasarakan data yang diperoleh dari Kelurahan Tenilo Kecamatan
Limboto bahwa jumlah penduduk di Daerah penelitian ini sebanyak 2412 orang.
Dan banyak penduduk di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat dilihat
pada Tabel 1 di bawah ini :
25
Tabel 1. Keadaan Penduduk di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto, 2013.
No
1.
2.
Jumlah Penduduk
Laki – laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1224
1188
50,74
49,25
2.412
100
Sumber : Monografi Kelurahan Tenilo, 2013
Berdasarakan Tabel 1 di atas bahwa Kelurahan Tenilo Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.412
orang yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1.224 jiwa dan jenis
kelamin perempuan 1.188 jiwa. Keadaan penduduk di Kelurahan Tenilo
berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 3
di bawah ini.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tingkat Pendidikan
Belum Pernah Sekolah / Tidak
Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
Dilploma
Sarjana
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
786
32,59
644
271
471
95
145
26,70
11,24
19,53
3,94
6,01
2.412
100
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang
paling tinggi adalah penduduk yang belum pernah sekolah dengan jumlah
sebanyak 768 orang atau sebesar 32,59% dari total jumlah penduduk Kelurahan
Tenilo. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih kurangnya kesadaran
penduduk akan pentingnya pendidikan. Sedangkan posisi kedua adalah tingkat
26
pendidikan SD dengan jumlah 644 orang atau 26,70% dari total penduduk.
Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah Diploma dengan jumlah 95 orang
atau 3,94% dari total jumlah penduduk.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013.
No
1.
2.
3.
4.
Jenis Lapangan Kerja
Pertanian
Buruh Tani
Pegawai
Pedagang
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
186
525
147
30
20,95
59,12
16,55
3,38
888
100
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di
Kelurahan Tenilo berprofesi sebagai buruh tani, dengan jumlahnya mencapai
sebanyak 525 orang atau 59,12% dari total penduduk. Sedangkan jumlahnya yang
paling kecil adalah pegawai dengan jumlahnya mencapai sebanyak 30 orang atau
sebesar 3,38% dari total jumlah penduduk. Hal ini menujukan bahwa masyarakat
Kelurahan Tenilo banyak yang mencari hidup di pertanian.
3. Keadaan Pertanian
Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kawasan agropolitan berbasis
jagung dan sebagian petani yang ada di Kelurahan Tenilo memanfaatkan lahan
pertanian untuk tanaman pangan dan hortikultura, tanaman pangan yang sering
diusahakan
antara lain jagung dan padi sedangkan tanaman hortikultura
diantaranya tomat, dan mentimun untuk wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo.
27
Berikut merupakan luas lahan Pertanian di Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo, sehingga menjadi bahan rujukan oleh peneliti untuk melihat sektor
lahan tanaman pertanian sesuai dengan subjek Penelitian. Dengan demikian dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Jenis Penggunaan Lahan Tanaman/Komoditi Pertanian di Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo 2013.
Lahan Pertanian
Kelapa
Padi Sawah
Jagung
Kapuk
Kopi
Kakao
Luas Lahan
(Ha)
1145,8
2161
357
20
22,8
77
Sumber : Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jenis lahan dan keadaan lahan
usahatani jagung di Kecamatan Limboto cukup besar yaitu di Kelurahan Tenilo
yang dalam hal ini adalah show window sektor pertanian yang artinya sebagai
lahan sentral produksi jagung di Kabupaten Gorontalo yang bisa dijadikan lahan
percontohan untuk kawasan daerah lain di Provinsi Gorontalo. Ini menunjukan
jumlah besarnya lahan pertanian yang menunjang proses usahatani seperti lahan
kelapa lebih besar 1145 Ha dan persawahan berjumlahnya sebesar 2161 Ha dan
lahan kering yang dalam hal ini jagung diposisi ke tiga yaitu sebesar 357 Ha.
Untuk menunjang kegiatan usahatani di Kelurahan Tenilo, maka terdapat
alat-alat pertanian baik milik pribadi maupun bantuan dari pemerintah, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
28
Tabel 5. Jenis dan Jumlah Alat-alat Pertanian di Kelurahan Tenilo Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo 2013.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis Alat
Traktor
Handsprayer
Perontok Padi
Perontok Jagung
Parut Kelapa
Gilingan Padi
Gilingan Jagung
Gilingan Tepung
Jumlah
Jumlah
(Unit)
Persentase
(%)
17
25
12
1
3
2
1
5
25,76
37,88
18,18
1,52
4,55
3,03
1,52
7,58
66
100
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa kepedulian masyarakat dan
pemerintah untuk memperlancar proses usahatani di Kelurahan Tenilo, hal ini
menunjukan banyaknya alat-alat pertanian yang menunjang proses usahatani
seperti Handsprayer lebih besar jumlahnya sebanyak 25 unit atau sebesar 37,88%
dari total jumlah alat dan yang paling sedikit adalah perontok jagung dan gilingan
jagung dengan jumlah masing-masing 1 unit atau 1,52% dari total jumlah alat di
Kelurahan Tenilo.
B. Karakteristik Responden
Data disajikan melalui tabel pengamatan dan dijelaskan secara deskriptif.
Data meliputi identitas petani sampel dan analisis jaringan komunikasi pada
kelompok tani jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten
Gorontalo.
Identitas petani meliputi umur, pendidikan, pengalaman berusahatani,
ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
1. Umur Petani
Umur petani merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat kemampuan petani dalam memproduksi dan mengelola usaha pertanian
disertai dengan jaringan dan input komunikasi dalam organisasi, khususnya untuk
29
usahatani jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamtan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Selain itu juga bila dilihat dari segi fisik, umur petani merupakan salah satu faktor
penentu dalam tingkat produktivitas. Kisaran umur petani sampel dapat dilihat
pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Tenilo,
Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013.
No
Umur
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
< 15
15 – 65
> 65
22
3
0
88
12
Jumlah
25
100
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa umur petani jagung yang
menjadi responden berada pada kisaran umur 15-65 tahun sebanyak 22 orang atau
sebesar 88% dari total jumlah petani responden, pada umur ini petani responden
telah produktif karena dalam umur ini petani responden sudah mempunyai fisik
yang sangat kuat sehingga bisa menunjuang peningkatan produktifitas
usahataninya. Sedangkan petani yang berumur diatas dari 65 tahun sebanyak 3
orang atau sebesar 12% dari total jumlah responden, hal ini menunjukan bahwa
petani memiliki fisik yang lemah sehingga komunikasi dengan sesama anggota
untuk
memperoleh informasi
mulai
berkurang dan
dapat
menurunkan
produktifitas usahataninya.
2. Pendidikan Petani
Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan
faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun keterampilan dalam
usahatani jagung. Tingkat pendidkan yang dimaksud adalah pendidikan formal
yang pernah ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
SMA.
30
Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola
usahataninya, Sehingga tingkat pendidikan petani responden juga merupakan
salah satu variabel yang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah
ini.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden Usahatani Jagung di Kelurahan
Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013.
No
1.
2.
3.
Tingkat Pendidikan
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
20
2
3
80
8
12
25
100
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa sebagian besar petani jagung
yang menjadi responden pada umumnya tamat SD dengan sebanyak 20 orang atau
sebesar 80% dari total jumlah petani responden. Mengingat pendidikan terbesar
hanya tamat sampai dengan SD, yaitu sebesar 52% maka pengelolaan usahatani
jagung lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan teknis yang diperoleh
secara turun temurun, disamping mendapatkan pelatihan tehnis dari instansi
terkait daripada memperhatikan atau menerapkan informasi yang didapatkan.
Mereka lebih memilih pengalaman daripada pendidikan yang berupa sekolah,
penyuluhan dan informasi yang formal sehingga akan mempengaruhi terhadap
hasil produksi jagung. Dan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 2 orang atau
sebesar 8 % dari total jumlah petani responden dan pendidikan SLTA sebanyak 3
orang atau sebesar 12 %.
3. Pengalaman Berusahatani
Pengelolaan usahatani jagung lebih hanyak hanya menitik beratkan pada
kemampuan teknis yang diperoleh secara turun temurun, disamping mendapatkan
pelatihan tehnis dari instansi terkait serta dengan berbekal pengalaman tersebut
31
dapat mempengaruhi terhadap hasil produksi jagung. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Pengalaman Petani Sampel pada Usahatani Jagung di Kelurahan Tenilo,
Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013.
No
1.
2.
3.
4.
Pengalaman
(Tahun)
1-10
11-20
21-30
31-40
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
4
10
6
5
16
40
24
20
40
100
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa
petani jagung mempunyai
pengalaman bervariasi. Lama pengalaman usahatani petani sampel yang paling
tinggi adalah kisaran 1-10 tahun dengan jumlah sebanyak 4 orang atau sebesar 16
% tahun dari total jumlah sampel sedangkan lama pengalaman usahatani kisaran
11-20 tahun dengan jumlah sebanyak 10 orang atau sebesar 40 % dari total
jumlah petani sampel. Hal ini menujukan bahwa semakin lama usahatani yang
dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani dalam
berusahatani. Sedangkam lama pengalaman usahatani kisaran pada 21-30 dengan
jumlah sebanyak 6 orang atau sebesar 24 % tahun, dan lama pengalaman
usahatani kisaran pada 31-40 dengan jumlah sebanyak 5 orang atau sebesar 20 %
tahun dari total jumlah jumlah sampel.
4. Status Lahan
Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat
penting, terutama dalam menyangkut pemikiran dan penguasaan. Kepemilikan
lahan akan memberikan kekuatan dalam kegiatan usahatani.
32
Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Status Lahan di Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013.
No
1
2
Status Lahan
Pemilik
Penggarap
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
25
0
100
0
25
100
Sumber : Data Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 9. terlihat bahwa status lahan di Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo paling banyak adalah pemilik dengan
persentase sebesar 100 % dengan jumlah sebanyak 25 orang. Hal ini menunjukan
bahwa lahan jagung yang ada di Kelurahan Tenilo banyak dimiliki oleh petani
sendiri.
B. Model Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Jagung Ilomata
Jaringan komunikasi yang terjadi pada dasarnya adalah proses yang
menunjukkan siapa yang berkomunikasi dengan siapa, serta bagaimana informasi
yang disalurkan kedalam kelompok. Cara membagi informasi yang terjadi dalam
satu waktu menuntun para individu untuk saling mendekatkan atau menjauh dari
presepsi bersama mereka mengenai realita sehingga jaringan komunikasi sangat
menentukan dalam melakukan perubahan sosial di ruang lingkup pedesaan. Proses
pembentukan jaringan komunikasi yang ada di kelompok tani Ilomata Kelurahan
Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, terjadi melalui kelompok tani
yang ada, artinya anggota kelompok tani berkomunikasi atau mencari informasi
dengan anggota kelompoknya dan orang atau sistem jaringan di luar
kelompoknya.
Sosiogram model jaringan komunikasi pada kelompok tani jagung di
Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada
gambar 3 di bawah ini :
33
Gambar 3. Model Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Ilomata Kelurahan
Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Sosiogram pada Gambar 3 menunjukkan bagaimana interaksi komunikasi
yang terjadi antar anggota di dalam kelompok tani. Interaksi komunikasi
digambarkan dengan tanda panah yang menghubungkan setiap anggota kelompok
tani. Arah komunikasi antar individu yang dilakukan setiap anggota telah
membentuk jaringan yang cenderung terbuka lingkaran atau roda (Krech et al.,
1962 dan De Vito 1997 dalam Anty, 2002:14).
Selain melakukan komunikasi tentang pengembangan usahatani jagung
dengan sesama anggota kelompok tani di dalam sistem jaringan, mereka juga
melakukan komunikasi dengan beberapa instansi kelembagaan, perusahaan, dan
dinas terkait yang ada diluar jaringannya seperti Dinas Pertanian menurut
responden memiliki peran sebagai wadah untuk sumber informasi mengenai
tentang teknologi baru selain itu juga peran pendamping penyuluh lapangan
Pertanian juga sebagai sumber informasi karena menurut responden lembaga itu
memiliki peran memfasilitasi proses pemberdayaan pelaku utama dan pelaku
34
usaha, mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke
sumber
informasi,
teknologi,
dan
sumberdaya
lainnya
agar
mereka
dapat mengembangkan usahanya, meningkatkan kemampuan kepemimpinan,
manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha, membantu pelaku
utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi
organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
berusaha yang baik dan berkelanjutan, membantu menganalisis dan memecahkan
masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan
pelaku usaha dalam mengelola usaha, menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan
pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
Lembaga yang berperan penting dalam lahan usahatani kelompok Ilomata
adalah Perusahaan benih/pupuk yaitu Perusahaan Panah Merah dan Kapal
Terbang yang belakangan tahun terakhir memasuki ruang lingkup usahatani
mereka, menurut para responden ini sangat menguntungkan, karena sesuai dengan
apa yang disampaikan oleh para responden aktifitas perusahaan bukan untuk
mengekploitasi atau mendominasi lahan mereka tetapi mereka melakukan tukar
pikiran dan pengetahuan mengenai bibit atau pupuk yang digunakan dalam
usahatani jagung. Hal ini dapat dilihat dari tanda arah panah yang mengarah
kepada instansi kelembagaan, perusahaan, dan dinas terkait di luar jaringan
(Komunikasi eksternal). Komunikasi antara anggota dan luar anggota dalam
sistem tersebut, dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi mengenai
pengembangan usahatani jagung dan pengembangan sarana prasarana dalam
kelompok tani jagung yang ada di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo.
Sistem jaringan komunikasi anggota kelompok tani Ilomata Kelurahan
Tenilo yang terbentuk dalam 1 klik, menunjukkan gambaran Sosiogram dengan
hubungan komunikasi pada umumnya dilakukan oleh dua orang atau komunikasi
dua arah. Pasangan komunikasi dua arah ini dapat dilihat pada gambar sosiogram
yang berwarna hijau, komunikasi yang dilakukan antar dua individu petani tesebut
merupakan bentuk hubungan timbal balik atau mutual pair atau saling mengisi
yaitu seperti petani nomor responden 1 dengan no 5, no 2 dengan no 8, atau no 3
35
dengan no 10 dan nomor 4 dengan no 1. Selain petani no responden 1, 2, 3, 4, dan
15 dipilih oleh anggota dalam kelompok sebagai sumber informasi, dinas terkait
seperti Dinas Pertanian, penyuluh lapangan ,dan perusahaan benih pupuk adalah
merupakan juga sumber informasi oleh petani kelompok Ilomata Kelurahan
Tenilo, hal ini ditunjukkan pada gambar dimana ada hubungan komunikasi dua
arah juga yang dilakukan oleh petani yang berpengaruh pada kelompok dengan
dinas terkait , penyuluh lapangan, dan perusahaan benih pupuk tersebut.
Dalam jaringan komunikasi kelompok, struktur jaringan komunikasi level
individu harus dilakukan pengukurannya. Untuk mengetahui struktur jaringan
komunikasi petani dilevel individu akan dilakukan pengukuran terhadap beberapa
aspek yaitu : tingkat keterkaitan kelompok, tingkat keragaman, tingkat
kekompakan, dan tingkat keterbukaan dalam kelompok tani.
1. Tingkat Keterkaitan Dalam Kelompok Tani
Tingkat keterkaitan dalam kelompok tani dipengaruhi oleh jumlah anggota
dalam sistem jaringan komunikasi. Menurut (Rangkuti, 2007:52) tingkat
keterkaitan individu yang tinggi menunjukkan bahwa keterkaitan petani melalui
hubungan satu arah atau hubungan langsung anggota adalah tinggi. Maka dalam
hal ini semakin banyak anggota dalam satu sistem jaringan komunikasi maka
semakin tinggi tingkat keterkaitan anggota dalam jaringan komunikasi. Hal ini
berarti hubungan komunikasi yang terbentuk sangat erat dengan ditunjukkan
dengan saling mengenal dan saling tukar menukar informasi antar anggota
kelompok tani dan membicarakan tentang pengembangan usahatani jagung di
Kelurahan Tenilo. Ukuran tingkat keterkaitan jaringan komunikasi dalam skala
likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan
petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1)
yang digunakan (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut
dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian
dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat
36
keterkaitan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo dapat dilihat pada Tabel 10
di bawah ini :
Tabel 10, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keterkaitan
Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo,
Tahun 2013.
No
Indikator Angket
1
Secara umum mengenal anggota petani
dalam kelompok tani di Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo
Saya memilih dua anggota kelompok tani
yang menurut saya berpengaruh dalam
kelompok tani.
Saya menyebutkan nama anggota kelompok
tani yang sangat berpengaruh dalam
kelompok tani
Indeks merasa puas dengan anggota petani
yang dipilih dalam menyampaikan pesan /
informasi.
Saya mudah memperoleh informasi dari
pilihan anngota petani yang sangat
berpengaruh.
Secara umum Mengetahui bagaimana cara
anggota petani yang dipilih dalam
menyampaikan atau membangun
komunikasi pada anggota kelompok.
2
3
4
5
6
Jumlah
Rata – rata
Persentase (%)
Persentase Responden
Menurut Item Jawaban
Ragu –
Tidak
Setuju
ragu
setuju
24
1
0
22
3
0
24
1
0
25
0
0
22
3
0
24
1
0
141
23,5
94
1,5
0,25
1
0
0
0
Sumber : Data Diolah, 2013
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterkaitan individu dalam
kelompok tani Ilomata dikatakan bahwa rataan sikap keterkaitan petani responden
dalam jaringan sistem komunikasi cenderung setuju secara umum tinggi yaitu
sebesar 94%. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anggota kelompok tani yang
37
saling mengenal, mudah memperoleh informasi dari setiap anggota kelompok,
puas dengan informasi yang diberikan oleh anggota petani yang berpengaruh, dan
secara umum mengetahui bagaimana proses komunikasi yang terjadi pada
kelompok sehingga membentuk struktur jaringan searah dan dua arah dan saling
tukar menukar informasi serta banyak membicarakan tentang usahatani jagung
baik dengan teman kelompoknya maupun orang di luar kelompoknya. Tingkat
keterkaitan dengan kategori rendah yaitu dengan persentase sikap keragu-raguan
pada sistem jaringan komunikasi sebesar 1%, dan tidak setuju 0%, hal ini
dipengaruhi oleh ada beberapa petani responden yang memiliki sikap ragu-ragu
dalam pengenalan sistem jaringan komunikasi pada kelompok tani Ilomata
Kelurahan Tenilo.
2. Tingkat Keragaman dalam Kelompok Tani
Tingkat keragaman jaringan komunikasi adalah sedikit banyaknya macam
transaksi informasi yang terjadi antar petani dalam kelompok tani Ilomata
Kelurahan Tenilo. Ukuran tingkat keragaman jaringan komunikasi dalam skala
likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan
petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1)
yang digunakan (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut
dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian
dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat
keragaman jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo dapat dilihat pada Tabel 11
di bawah ini.
38
Tabel 11, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keragaman
Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo,
Tahun 2013.
No
Indikator Angket
1
Secara umum Mengetahui organisasi /
instansi / lembaga dalam bidang pertanian
Saya memilih organisasi / instansi / lembaga
yang berpengaruh dalam kelompok tani
Saya memilih organisasi / instansi / lembaga
yang sangat berpengaruh dalam kelompok
tani
Secara umum mengetahui media yang
digunakan organisasi / instansi / plembaga
dalam menyampaikan pesan atau informasi.
Saya mengetahui dan menyebutkan pesan
atau informasi yang didapatkan tepat
sasaran.
Pesan atau informasi yang diberikan oleh
organisasi / instansi / lembaga mudah
dipahami.
Merasa puas dengan pesan / informasi yang
diberikan oleh organisasi / instansi /
lembaga.
Informasi yang diterima dari organisasi /
instansi/ lembaga dapat diterapkan dalam
usaha tani.
Informasi yang didapatkan bisa
mengembangkan kelompok tani.
Saya menyebutkan instansi / organisasi /
lembaga selain yang dicantumkan di
kuesioner.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata – rata
Persentase (%)
Persentase Responden
Menurut Item Jawaban
Ragu Tidak
Setuju
ragu
setuju
25
0
0
20
4
1
25
0
0
24
1
0
25
0
0
25
0
0
24
1
0
24
1
0
23
2
0
20
3
2
235
23,5
94
12
1,2
4,8
3
0,3
1,2
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat dikatakan bahwa rataan sikap
mengenai tingkat keragaman sistem jaringan komunikasi pada kelompok tani
39
Ilomata Kelurahan Tenilo cenderung setuju dan dikategorikan dalam persentase
tinggi yaitu sebesar 94% melebihi reting skala likert yang sudah ditentukan.
Artinya, sebagian besar petani mengenal instansi lembaga atau organisasi diluar
kelompok dan mengetahui media apa yang digunakan dalam penyampain
informasi oleh instansi lembaga atau organisasi tersebut yaitu beruapa selebaran
atau panflet yang berisikan tentang informasi-informasi usahatani jagung dan
pengembangannya. Selain itu juga sebagian besar petani dalam sistem jaringan
komunikasi kelompok adalah individu yang berperan sebagai kategori individu
aktif dalam mengakses informasi kesesama anggota kelompok dan keluar sistem
kelompok. Individu yang mempunyai akses informasi ke luar sistem tinggi.
Artinya, semakin sering petani melakukan komunikasi dengan orang lain profesi
petani, maka semakin tinggi tingkat keragaman individu tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan pada Tabel persentase tingkat
keragaman tersebut terdapat kategori angka yang menunjukkan sikap petani
rendah sebesar 4,8% dan tidak setuju sebesar 1,2% angka ini tidak mencapai nilai
rendah pada reting skala yaitu 25 persen, dan artinya kategori skala likert untuk
tingkat keragaman ragu-ragu dan tidak setuju dalam sistem jaringan komunikasi
pada penelitian ini sangat rendah. Dalam artian semua anggota petani dalam
kelompok tani Ilomata memiliki tingkat keragaman tinggi dalam sistem jaringan
komunikasi kelompok.
3. Tingkat Kekompakan Dalam Kelompok Tani
Tingkat kekompakan adalah jumlah kontak seorang petani yang dapat
berhubungan dengan petani lain yang ditunjukkan oleh langkah-langkah
hubungan komunikasi. Ukuran tingkat kekompakan jaringan komunikasi dalam
skala likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan
petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1)
yang digunakan, (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut
dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian
dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat
40
kekompakan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat
dilihat pada Tabel 12 berikut ini :
Tabel 12, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Kekompakan
Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo,
Tahun 2013.
No
1
2
3
4
5
Indikator Angket
Komunikasi yang berjalan dalam kelompok.
Mengetahui musyawarah / diskusi dalam
kelompok.
Mengetahui kapan musyawarah / diskusi
dalam kelompok dilaksanakan.
Mampu menerima dengan setiap hasil
musyawarah / diskusi yang dilakukan
bersama kelompok tani
Keefektifan dan berjalan dengan baik kerja
sama antar satu anggota dengan anggota
lainnya dalam kelompok.
Jumlah
Rata – rata
Persentase (%)
Persentase Responden
Menurut Item Jawaban
Ragu – Tidak
Setuju
ragu
setuju
25
24
0
1
0
0
25
0
0
25
0
0
24
1
0
123
24,6
98,4
2
0,4
1,6
0
0
0
Sumber : Data Diolah, 2013
Hasil penelitian menunjukkan pada Tabel 12 tersebut tingkat kekompakan
individu menunjukkan kekompakan atau kepaduan sistem. Semakin tinggi tingkat
kekompakan individu, maka tingkat kekompakan atau kepaduan sistem semakin
kuat. Kekompakan individu atau keeratan dapat dilihat dari hubungan langsung
searah dan timbal balik atau dua arah yang dibentuk oleh anggota petani. Hasil
penelitian menunjukkan secara umum tingkat kekompakan individu dalam sistem
adalah kategori tinggi yaitu sebesar 98,4%, dalam skala likert item jawaban
responden setuju, Artinya, secara umum individu melakukan hubungan hanya satu
arah dan hanya beberapa individu yang melakukan hubungan timbal balik selain
itu juga, tingkat kekompakan dalam kelompok dipengaruhi oleh komunikasi yang
41
berjalan dengan baik, adanya musyawarah dan diskusi-diskusi yang berjalan
dalam kelompok serta keefektifan kerjasama kelompok yang kuat. Dan
dikategorikan pada skala responden petani yag ragu-ragu dan tidak setuju
persentasenya hanya sebesar 1,6% dan 0% dalam skala yang sudah di tentukan
kategori ini tidak masuk dan atau tidak mencapai pada nilai skala rendah yaitu
sebesar 25% pada skala, artinya, kecil persentase dalam sistem komunikasi dalam
kelompok yang menyatakan ragu-ragu dalam kekompakaan dan kepaduan
kelompok tani, sehingganya dapat dikatakan bahwa persentase tingkat
kekompakan atau kepaduan kelompok tinggi atau baik.
4.
Tingkat Keterbukaan Dalam Kelompok Tani
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan
pada interes atau tujuan yang sama. Perilaku kelompok merupakan respon-respon
anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang
diadopsinya. Indeks keterbukaan pada kelompok tani adalah tingkat kontak
hubungan angota-anggota klik terhadap individu lain yang berada di dalam klik.
Ukuran tingkat keterbukaan jaringan komunikasi dalam skala likert diukur
dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan petani responden,
yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirata-ratakan. Dengan
keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju 1) yang
digunakan, (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut
dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian
dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat
keterbukaan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat
dilihat pada Tabel 13 berikut ini :
42
Tabel 13, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keterbukaan
Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo,
Tahun 2013.
No
Indikator Angket
1
Secara umum mengetahui tentang ilmu cara
berorganisasi dalam kelompok tani
Saya menyebutkan siapa yang memberikan
ilmu tersebut.
Ikut serta dalam setiap kegiatan penyuluhan
ataupun diskusi kelompok dan memberikan
partisipasi argumen dalam kegiatan tersebut.
Mendapatkan informasi tentang bantuan
dalam pengembangan kelompok tani
Keterbukaan ketua kelompok tani dalam
penyampaian informasi penggunaan
anggaran dalam kelompok.
Penyampaian ketua kelompok dalam setiap
informasi yang telah didapatkannya.
2
3
4
5
6
Jumlah
Rata – rata
Persentase (%)
Persentase Responden
Menurut Item Jawaban
RaguTidak
Setuju
ragu
setuju
24
1
0
23
2
0
5
20
0
24
1
0
24
1
0
24
1
0
124
20,7
82,8
26
4,3
17,2
0
0
0
Sumber : Data Diolah, 2013
Untuk melihat tingkat keterbukaan individu dalam klik terhadap sistem di
luar klik, perlu diketahui tingkat keterbukaan klik. Semakin terbuka suatu klik
terhadap sistem di luar kliknya maka anggota klik akan semakin terbuka dengan
dunia luar dan anggota-anggotanya akan menjadi lebih inovatif. Menurut (Rogers
and Kincaid, 1981 dalam Rangkuti, 2007:54) derajat keterbukaan klik (clique
openness) adalah derajat dimana anggota-anggota klik berhubungan dengan
anggota lain di luar kliknya. Derajat keterbukaan klik dihitung dari banyaknya
hubungan antar anggota dalam satu klik dengan individu lainnya diluar kliknya
dibagi dengan banyaknya hubungan yang mungkin serupa terjadi. Hal ini terjadi
karena banyaknya interaksi yang dilakukan sehingga informasi tentang budidaya
43
tanaman jagung dan pengembangan kelompok dari luar kliknya dapat diterima
lebih cepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat keterbukaan
petani dalam jaringan komunikasi termasuk kategori tinggi yang melebihi reting
skala tertinggi 75% sebesar 82,8%. Artinya secara individu dalam sistem tingkat
keterbukaan petani adalah tinggi, karena semakin banyaknya orang dalam sistem
maka semakin gampang individu untuk menghubunginya serta setiap anggota
petani mendapatkan keterbukaan informasi mengenai kelompok dari hal anggaran,
ilmu pengetahuan pengembangan usahatani jagung. Hasil penelitian juga
menunjukkan nilai persentase tingkat keterbukaan sampai 17,2% dalam sistem
yang menjawab ragu-ragu dalam keikutsertaan pada kegiatan penyuluhan atau
diskusi kelompok dan memberikan argumen atau pendapat dalam kegiatan
tersebut angka ini cukup besar karena hampir mendekati nilai reting 25%, hal ini
dikarenakan pada item pertanyaan itu ada 5 anggota petani yang setuju dan 20
petani yang ragu-ragu pada keikutsertaan kegiatan penyuluhan dan sebagai
penyalur argumen atau pendapat, 5 orang individu tersebut adalah kategori tokoh
utama dalam sistem jaringan komunikasi kelompok tani. Meskipun jumlah
anggota
petani
cukup
banyak
yang
menyatakan
keragu-raguan
dalam
penyampaian pendapat dalam kegiatan diskusi berlangsung, hal ini tidak
mempengaruhi sikap tingkat keterbukaan kelompok yang dikategorikan tingkat
tinggi yang mencapai sebesar 82,8%.
C. Tokoh Utama Dalam Sistem Jaringan Komunikasi
Untuk sistem jaringan komunikasi disini yang dimaksud adalah jaringan
komunikasi kelompok tani tanaman jagung. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam analisis jaringan komunikasi adalah: 1) mengidentifikasi klik dalam suatu
sistem; 2) mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi,
misalnya sebagai Opinion Leader, liaisons, bridges, atau isolated; dan 3)
mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi, seperti keterhubungan
klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik dan lain sebagainya. Sistem klik yang
terbentuk menunjukkan bahwa pengaruh kedekatan dalam sistem sosial di tengah-
44
tengah masyarakat masih mendominasi terbentuknya jaringan komunikasi petani,
dan hanya sebagian kecil yang berupaya mencari informasi dari luar kliknya. Klik
adalah sebuah subsistem dimana anggota klik sebagai elemennya berinteraksi
relatif lebih sering dengan anggota lainnya sesuai dengan pengkodean yang telah
ditentukan. Dalam hal ini kelompok tani jagung Ilomata sampel dengan anggota
sebanyak 25 orang petani, dilakukan pengkodean anggota klik pada tiap anggota
kelompok tani seperti terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kode Anggota Klik Dalam Jaringan Komunikasi Kelompok Tani
Ilomata.
No
Nama
Kelompok
Tani
Jumlah
Responden
(orang)
1
Ilomata
25
Kode Responden
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,
19, 20,21,22,23,24,25
Sumber : Data Primer, 2013
Pada pengelompokkan kode anggota klik jaringan komunikasi pada
kelompok tani Ilomata, selanjutnya akan dibuat Tabel Tabulasi Sosiomatrik dan
akan diketahui peranan khusus seseorang dalam sistem dilihat dari jumlah
memilih dan dipilih (Lampiran 2). Maksud dari memilih adalah, siapa yang akan
diajak berkomunikasi mengenai pengembangan kelompok dalam hal informasi
yang didapat mengenai pengembangan lahan kering untuk tanaman jagung karena
dianggap memiliki kompetensi dan pengatahuan tentang
tanaman jagung.
Sedangkan maksud dipilih adalah siapa bagian dalam sistem tersebut yang
menduduki posisi penting sebagai sumber informasi disebabkan kualitas dan
pengetahuannya untuk dipilih.
Pada Tabel Tabulasi Sosiometrik (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa
responden no.4, no.3, no 1, no 2, dan responden no. 15 menjadi target untuk
mendapatkan informasi tanaman jagung, dengan demikian kelima responden
menjadi sumber informasi. Dari hal tersebut akan menghasilkan gambaran
komprehensif dari kelompok yang memfasilitasi pemahaman lebih mendalam.
45
Dalam kelompok tani seringkali juga muncul permasalahan berkaitan
dengan pengembangan tanaman jagung, namun hal ini akan diselesaikan dengan
model komunikasi konvergensi dimana para anggota menyatukan, mendiskusikan
dan menjelaskan gagasan mereka yang bervariasi serta informasi tanaman jagung,
dan pada akhirnya akan menemukan solusi yang dapat diterima. Proses tansfer
informasi dilakukan saat kegiatan komunikasi sehari-hari lahan pertanian Jagung
meliputi tentang teknik tanam, masalah yang dihadapi seperti hama dan penyakit
pada tanaman, dan jumlah produksi tanaman mereka. Komunikasi juga melalui
pertemuan-pertemuan formal berupa rapat yang digagas oleh kelompok tani
Ilomata.
Tokoh utama dalam sistem jaringan komunikasi dan kemudian
dapat
dilihat pada sosiogram Gambar 4, siapa Tokoh utama atau Opinion Leader dalam
jaringan komunikasi kelompok tani jagung Ilomata Kelurahan Tenilo Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo, berikut ini :
Ket :
Gambar 4. Tokoh Utama Pada Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata
Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten gorontalo.
46
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada klik 1 atau titik yang saling
berhubungan didalam suatu sistem jaringan Komunikasi ada beberapa peran yang
dimainkan oleh anggota dalam jaringan komunikasi. Petani responden nomor 1,
no 2, no 3, no 4, dan no 15 berperan sebagai tokoh utama atau opinion leader,
dimana petani tersebut adalah sebagai ketua kelompok tani, sekretaris dan
bendahara kelompok, serta anggota petani yang memiliki pengetahuan lebih
mengenai informasi usahatani jagung. Petani no 1, no 2, dan no 3 juga berperan
sebagai bridge jembatan komunikasi dengan anggota kelompok yang lain, hal ini
di tunjukkan dengan komunikasi 2 arah yang ditandai dengan arah panah warna
hijau. Interkasi komunikasi
yang terjadi digambarkan dengan garis bertanda
panah yang menghubungkan antar anggota kelompok di dalam sistem. Garis
menuju ke satu arah menandakan komunikasi yang berlangsung satu arah,
sedangkan arah panah yang bolak balik menunjukkan proses komunikasi dua
arah, artinya terjadi saling tukar menukar informasi yang disampaikan dan atau
diterima oleh petani responden.
Struktur jaringan komunikasi yang terpola pada klik berbentuk lingkaran
atau roda dimana pada Gambar 4 terlihat kode responden yang ditandai dengan
lambang bulat untuk responden laki-laki dan segi empat untuk responden
perempuan saling berhubungan dengan garis lingkaran sistem jaringan. Hal ini
diduga selain dari lokasi lahan kering jagung yang saling berdekatan, juga
didukung oleh tingkat keterkaitan atau keterhubungan petani responden sangat
tinggi. Sehingga keadaan ini menjadikan kekompakan dalam kelompok semakin
erat. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan dua orang (dyad) dilakukan
oleh individu petani yang sangat berpengaruh dalam kelompok yaitu responden
no. 1 dengan no. 4, no. 1 dengan no. 5, no. 2 dengan no. 8, dan no. 3 dengan
no. 10.
Untuk terjadinya klik disebabkan pada area lahan kering yang dijadikan
budidaya tanaman jagung mengelompok untuk masing-masing klik, sehingga
bentuk interaksi cenderung mengikuti kedekatan lahan tersebut. Bisa disimpulkan
bahwa didalam masyarakat tani berkomunikasi bukan hanya dalam bentuk verbal
namun juga berupa simbol dengan melihat secara langsung apa yang terjadi
47
disekitarnya. Cara ini akan menimbulkan dampak yang lebih untuk menanamkan
kepercayaan pada diri petani yang bersangkutan, karena pada dasarnya dari tokoh
utama atau opinion leader (sumber informasi) dalam hal ini responden Salihun
Husain (Kode no.4), Ridwan Husain (Kode no.3), Abdulatif Taha (Kode No.1),
Suleman Taha (Kode no.2), dan Thalib Toy (Kode no.15) untuk mencari
informasi mengenai pengembangan kelompok tani, namun berupaya menanamkan
kesadaran bagi anggota kelompok.
48
Download