BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari tahun 1989 dengan luas lahan 563,19 Ha. Nama Tenilo adalah berasal dari kata pancuran aliran sungai yang menuju Danau Limboto sehingga diambil namanya menjadi Kelurahan Tenilo (Monografi Kelurahan Tenilo, 2013). 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo terdiri dari Lima (5) Lingkungan yaitu Lingkungan I, Lingkungan II, LIngkungan III, Lingkungan IV dan Lingkungan V. Daerah ini dipilih karena sebagian lahan digunakan untuk usahatani pertanian dan penduduknya didominasi oleh petani yang berusahatani, khususnya usahatani jagung. Kelurahan Tenilo terletak di Kecamatan Limboto dengan jarak 4 km dari kantor Kecamatan Limboto. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 563,19 Ha. Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamtan Limboto Barat - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bolihuangga - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamtan Batudaa - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamtan Limboto Barat (Monografi Kelurahan Tenilo, 2013). 2. Keadaan Penduduk Berdasarakan data yang diperoleh dari Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto bahwa jumlah penduduk di Daerah penelitian ini sebanyak 2412 orang. Dan banyak penduduk di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini : 25 Tabel 1. Keadaan Penduduk di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto, 2013. No 1. 2. Jumlah Penduduk Laki – laki Perempuan Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 1224 1188 50,74 49,25 2.412 100 Sumber : Monografi Kelurahan Tenilo, 2013 Berdasarakan Tabel 1 di atas bahwa Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.412 orang yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1.224 jiwa dan jenis kelamin perempuan 1.188 jiwa. Keadaan penduduk di Kelurahan Tenilo berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tingkat Pendidikan Belum Pernah Sekolah / Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Dilploma Sarjana Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 786 32,59 644 271 471 95 145 26,70 11,24 19,53 3,94 6,01 2.412 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi adalah penduduk yang belum pernah sekolah dengan jumlah sebanyak 768 orang atau sebesar 32,59% dari total jumlah penduduk Kelurahan Tenilo. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Sedangkan posisi kedua adalah tingkat 26 pendidikan SD dengan jumlah 644 orang atau 26,70% dari total penduduk. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah Diploma dengan jumlah 95 orang atau 3,94% dari total jumlah penduduk. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013. No 1. 2. 3. 4. Jenis Lapangan Kerja Pertanian Buruh Tani Pegawai Pedagang Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 186 525 147 30 20,95 59,12 16,55 3,38 888 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Tenilo berprofesi sebagai buruh tani, dengan jumlahnya mencapai sebanyak 525 orang atau 59,12% dari total penduduk. Sedangkan jumlahnya yang paling kecil adalah pegawai dengan jumlahnya mencapai sebanyak 30 orang atau sebesar 3,38% dari total jumlah penduduk. Hal ini menujukan bahwa masyarakat Kelurahan Tenilo banyak yang mencari hidup di pertanian. 3. Keadaan Pertanian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kawasan agropolitan berbasis jagung dan sebagian petani yang ada di Kelurahan Tenilo memanfaatkan lahan pertanian untuk tanaman pangan dan hortikultura, tanaman pangan yang sering diusahakan antara lain jagung dan padi sedangkan tanaman hortikultura diantaranya tomat, dan mentimun untuk wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 27 Berikut merupakan luas lahan Pertanian di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, sehingga menjadi bahan rujukan oleh peneliti untuk melihat sektor lahan tanaman pertanian sesuai dengan subjek Penelitian. Dengan demikian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Jenis Penggunaan Lahan Tanaman/Komoditi Pertanian di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013. Lahan Pertanian Kelapa Padi Sawah Jagung Kapuk Kopi Kakao Luas Lahan (Ha) 1145,8 2161 357 20 22,8 77 Sumber : Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jenis lahan dan keadaan lahan usahatani jagung di Kecamatan Limboto cukup besar yaitu di Kelurahan Tenilo yang dalam hal ini adalah show window sektor pertanian yang artinya sebagai lahan sentral produksi jagung di Kabupaten Gorontalo yang bisa dijadikan lahan percontohan untuk kawasan daerah lain di Provinsi Gorontalo. Ini menunjukan jumlah besarnya lahan pertanian yang menunjang proses usahatani seperti lahan kelapa lebih besar 1145 Ha dan persawahan berjumlahnya sebesar 2161 Ha dan lahan kering yang dalam hal ini jagung diposisi ke tiga yaitu sebesar 357 Ha. Untuk menunjang kegiatan usahatani di Kelurahan Tenilo, maka terdapat alat-alat pertanian baik milik pribadi maupun bantuan dari pemerintah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. 28 Tabel 5. Jenis dan Jumlah Alat-alat Pertanian di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jenis Alat Traktor Handsprayer Perontok Padi Perontok Jagung Parut Kelapa Gilingan Padi Gilingan Jagung Gilingan Tepung Jumlah Jumlah (Unit) Persentase (%) 17 25 12 1 3 2 1 5 25,76 37,88 18,18 1,52 4,55 3,03 1,52 7,58 66 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk memperlancar proses usahatani di Kelurahan Tenilo, hal ini menunjukan banyaknya alat-alat pertanian yang menunjang proses usahatani seperti Handsprayer lebih besar jumlahnya sebanyak 25 unit atau sebesar 37,88% dari total jumlah alat dan yang paling sedikit adalah perontok jagung dan gilingan jagung dengan jumlah masing-masing 1 unit atau 1,52% dari total jumlah alat di Kelurahan Tenilo. B. Karakteristik Responden Data disajikan melalui tabel pengamatan dan dijelaskan secara deskriptif. Data meliputi identitas petani sampel dan analisis jaringan komunikasi pada kelompok tani jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Identitas petani meliputi umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, ditunjukkan pada tabel dibawah ini. 1. Umur Petani Umur petani merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam memproduksi dan mengelola usaha pertanian disertai dengan jaringan dan input komunikasi dalam organisasi, khususnya untuk 29 usahatani jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamtan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Selain itu juga bila dilihat dari segi fisik, umur petani merupakan salah satu faktor penentu dalam tingkat produktivitas. Kisaran umur petani sampel dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013. No Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1. 2. 3. < 15 15 – 65 > 65 22 3 0 88 12 Jumlah 25 100 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa umur petani jagung yang menjadi responden berada pada kisaran umur 15-65 tahun sebanyak 22 orang atau sebesar 88% dari total jumlah petani responden, pada umur ini petani responden telah produktif karena dalam umur ini petani responden sudah mempunyai fisik yang sangat kuat sehingga bisa menunjuang peningkatan produktifitas usahataninya. Sedangkan petani yang berumur diatas dari 65 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 12% dari total jumlah responden, hal ini menunjukan bahwa petani memiliki fisik yang lemah sehingga komunikasi dengan sesama anggota untuk memperoleh informasi mulai berkurang dan dapat menurunkan produktifitas usahataninya. 2. Pendidikan Petani Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun keterampilan dalam usahatani jagung. Tingkat pendidkan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai SMA. 30 Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola usahataninya, Sehingga tingkat pendidikan petani responden juga merupakan salah satu variabel yang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden Usahatani Jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013. No 1. 2. 3. Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 20 2 3 80 8 12 25 100 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa sebagian besar petani jagung yang menjadi responden pada umumnya tamat SD dengan sebanyak 20 orang atau sebesar 80% dari total jumlah petani responden. Mengingat pendidikan terbesar hanya tamat sampai dengan SD, yaitu sebesar 52% maka pengelolaan usahatani jagung lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan teknis yang diperoleh secara turun temurun, disamping mendapatkan pelatihan tehnis dari instansi terkait daripada memperhatikan atau menerapkan informasi yang didapatkan. Mereka lebih memilih pengalaman daripada pendidikan yang berupa sekolah, penyuluhan dan informasi yang formal sehingga akan mempengaruhi terhadap hasil produksi jagung. Dan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 2 orang atau sebesar 8 % dari total jumlah petani responden dan pendidikan SLTA sebanyak 3 orang atau sebesar 12 %. 3. Pengalaman Berusahatani Pengelolaan usahatani jagung lebih hanyak hanya menitik beratkan pada kemampuan teknis yang diperoleh secara turun temurun, disamping mendapatkan pelatihan tehnis dari instansi terkait serta dengan berbekal pengalaman tersebut 31 dapat mempengaruhi terhadap hasil produksi jagung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Pengalaman Petani Sampel pada Usahatani Jagung di Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, 2013. No 1. 2. 3. 4. Pengalaman (Tahun) 1-10 11-20 21-30 31-40 Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 4 10 6 5 16 40 24 20 40 100 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa petani jagung mempunyai pengalaman bervariasi. Lama pengalaman usahatani petani sampel yang paling tinggi adalah kisaran 1-10 tahun dengan jumlah sebanyak 4 orang atau sebesar 16 % tahun dari total jumlah sampel sedangkan lama pengalaman usahatani kisaran 11-20 tahun dengan jumlah sebanyak 10 orang atau sebesar 40 % dari total jumlah petani sampel. Hal ini menujukan bahwa semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani dalam berusahatani. Sedangkam lama pengalaman usahatani kisaran pada 21-30 dengan jumlah sebanyak 6 orang atau sebesar 24 % tahun, dan lama pengalaman usahatani kisaran pada 31-40 dengan jumlah sebanyak 5 orang atau sebesar 20 % tahun dari total jumlah jumlah sampel. 4. Status Lahan Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat penting, terutama dalam menyangkut pemikiran dan penguasaan. Kepemilikan lahan akan memberikan kekuatan dalam kegiatan usahatani. 32 Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Status Lahan di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 2013. No 1 2 Status Lahan Pemilik Penggarap Jumlah Jumlah (Orang) Persentase (%) 25 0 100 0 25 100 Sumber : Data Diolah 2013 Berdasarkan Tabel 9. terlihat bahwa status lahan di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo paling banyak adalah pemilik dengan persentase sebesar 100 % dengan jumlah sebanyak 25 orang. Hal ini menunjukan bahwa lahan jagung yang ada di Kelurahan Tenilo banyak dimiliki oleh petani sendiri. B. Model Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Jagung Ilomata Jaringan komunikasi yang terjadi pada dasarnya adalah proses yang menunjukkan siapa yang berkomunikasi dengan siapa, serta bagaimana informasi yang disalurkan kedalam kelompok. Cara membagi informasi yang terjadi dalam satu waktu menuntun para individu untuk saling mendekatkan atau menjauh dari presepsi bersama mereka mengenai realita sehingga jaringan komunikasi sangat menentukan dalam melakukan perubahan sosial di ruang lingkup pedesaan. Proses pembentukan jaringan komunikasi yang ada di kelompok tani Ilomata Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, terjadi melalui kelompok tani yang ada, artinya anggota kelompok tani berkomunikasi atau mencari informasi dengan anggota kelompoknya dan orang atau sistem jaringan di luar kelompoknya. Sosiogram model jaringan komunikasi pada kelompok tani jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini : 33 Gambar 3. Model Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Ilomata Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Sosiogram pada Gambar 3 menunjukkan bagaimana interaksi komunikasi yang terjadi antar anggota di dalam kelompok tani. Interaksi komunikasi digambarkan dengan tanda panah yang menghubungkan setiap anggota kelompok tani. Arah komunikasi antar individu yang dilakukan setiap anggota telah membentuk jaringan yang cenderung terbuka lingkaran atau roda (Krech et al., 1962 dan De Vito 1997 dalam Anty, 2002:14). Selain melakukan komunikasi tentang pengembangan usahatani jagung dengan sesama anggota kelompok tani di dalam sistem jaringan, mereka juga melakukan komunikasi dengan beberapa instansi kelembagaan, perusahaan, dan dinas terkait yang ada diluar jaringannya seperti Dinas Pertanian menurut responden memiliki peran sebagai wadah untuk sumber informasi mengenai tentang teknologi baru selain itu juga peran pendamping penyuluh lapangan Pertanian juga sebagai sumber informasi karena menurut responden lembaga itu memiliki peran memfasilitasi proses pemberdayaan pelaku utama dan pelaku 34 usaha, mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya, meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha, membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik dan berkelanjutan, membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha, menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan. Lembaga yang berperan penting dalam lahan usahatani kelompok Ilomata adalah Perusahaan benih/pupuk yaitu Perusahaan Panah Merah dan Kapal Terbang yang belakangan tahun terakhir memasuki ruang lingkup usahatani mereka, menurut para responden ini sangat menguntungkan, karena sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para responden aktifitas perusahaan bukan untuk mengekploitasi atau mendominasi lahan mereka tetapi mereka melakukan tukar pikiran dan pengetahuan mengenai bibit atau pupuk yang digunakan dalam usahatani jagung. Hal ini dapat dilihat dari tanda arah panah yang mengarah kepada instansi kelembagaan, perusahaan, dan dinas terkait di luar jaringan (Komunikasi eksternal). Komunikasi antara anggota dan luar anggota dalam sistem tersebut, dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi mengenai pengembangan usahatani jagung dan pengembangan sarana prasarana dalam kelompok tani jagung yang ada di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Sistem jaringan komunikasi anggota kelompok tani Ilomata Kelurahan Tenilo yang terbentuk dalam 1 klik, menunjukkan gambaran Sosiogram dengan hubungan komunikasi pada umumnya dilakukan oleh dua orang atau komunikasi dua arah. Pasangan komunikasi dua arah ini dapat dilihat pada gambar sosiogram yang berwarna hijau, komunikasi yang dilakukan antar dua individu petani tesebut merupakan bentuk hubungan timbal balik atau mutual pair atau saling mengisi yaitu seperti petani nomor responden 1 dengan no 5, no 2 dengan no 8, atau no 3 35 dengan no 10 dan nomor 4 dengan no 1. Selain petani no responden 1, 2, 3, 4, dan 15 dipilih oleh anggota dalam kelompok sebagai sumber informasi, dinas terkait seperti Dinas Pertanian, penyuluh lapangan ,dan perusahaan benih pupuk adalah merupakan juga sumber informasi oleh petani kelompok Ilomata Kelurahan Tenilo, hal ini ditunjukkan pada gambar dimana ada hubungan komunikasi dua arah juga yang dilakukan oleh petani yang berpengaruh pada kelompok dengan dinas terkait , penyuluh lapangan, dan perusahaan benih pupuk tersebut. Dalam jaringan komunikasi kelompok, struktur jaringan komunikasi level individu harus dilakukan pengukurannya. Untuk mengetahui struktur jaringan komunikasi petani dilevel individu akan dilakukan pengukuran terhadap beberapa aspek yaitu : tingkat keterkaitan kelompok, tingkat keragaman, tingkat kekompakan, dan tingkat keterbukaan dalam kelompok tani. 1. Tingkat Keterkaitan Dalam Kelompok Tani Tingkat keterkaitan dalam kelompok tani dipengaruhi oleh jumlah anggota dalam sistem jaringan komunikasi. Menurut (Rangkuti, 2007:52) tingkat keterkaitan individu yang tinggi menunjukkan bahwa keterkaitan petani melalui hubungan satu arah atau hubungan langsung anggota adalah tinggi. Maka dalam hal ini semakin banyak anggota dalam satu sistem jaringan komunikasi maka semakin tinggi tingkat keterkaitan anggota dalam jaringan komunikasi. Hal ini berarti hubungan komunikasi yang terbentuk sangat erat dengan ditunjukkan dengan saling mengenal dan saling tukar menukar informasi antar anggota kelompok tani dan membicarakan tentang pengembangan usahatani jagung di Kelurahan Tenilo. Ukuran tingkat keterkaitan jaringan komunikasi dalam skala likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1) yang digunakan (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat 36 keterkaitan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini : Tabel 10, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keterkaitan Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo, Tahun 2013. No Indikator Angket 1 Secara umum mengenal anggota petani dalam kelompok tani di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Saya memilih dua anggota kelompok tani yang menurut saya berpengaruh dalam kelompok tani. Saya menyebutkan nama anggota kelompok tani yang sangat berpengaruh dalam kelompok tani Indeks merasa puas dengan anggota petani yang dipilih dalam menyampaikan pesan / informasi. Saya mudah memperoleh informasi dari pilihan anngota petani yang sangat berpengaruh. Secara umum Mengetahui bagaimana cara anggota petani yang dipilih dalam menyampaikan atau membangun komunikasi pada anggota kelompok. 2 3 4 5 6 Jumlah Rata – rata Persentase (%) Persentase Responden Menurut Item Jawaban Ragu – Tidak Setuju ragu setuju 24 1 0 22 3 0 24 1 0 25 0 0 22 3 0 24 1 0 141 23,5 94 1,5 0,25 1 0 0 0 Sumber : Data Diolah, 2013 Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterkaitan individu dalam kelompok tani Ilomata dikatakan bahwa rataan sikap keterkaitan petani responden dalam jaringan sistem komunikasi cenderung setuju secara umum tinggi yaitu sebesar 94%. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anggota kelompok tani yang 37 saling mengenal, mudah memperoleh informasi dari setiap anggota kelompok, puas dengan informasi yang diberikan oleh anggota petani yang berpengaruh, dan secara umum mengetahui bagaimana proses komunikasi yang terjadi pada kelompok sehingga membentuk struktur jaringan searah dan dua arah dan saling tukar menukar informasi serta banyak membicarakan tentang usahatani jagung baik dengan teman kelompoknya maupun orang di luar kelompoknya. Tingkat keterkaitan dengan kategori rendah yaitu dengan persentase sikap keragu-raguan pada sistem jaringan komunikasi sebesar 1%, dan tidak setuju 0%, hal ini dipengaruhi oleh ada beberapa petani responden yang memiliki sikap ragu-ragu dalam pengenalan sistem jaringan komunikasi pada kelompok tani Ilomata Kelurahan Tenilo. 2. Tingkat Keragaman dalam Kelompok Tani Tingkat keragaman jaringan komunikasi adalah sedikit banyaknya macam transaksi informasi yang terjadi antar petani dalam kelompok tani Ilomata Kelurahan Tenilo. Ukuran tingkat keragaman jaringan komunikasi dalam skala likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1) yang digunakan (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat keragaman jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. 38 Tabel 11, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keragaman Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo, Tahun 2013. No Indikator Angket 1 Secara umum Mengetahui organisasi / instansi / lembaga dalam bidang pertanian Saya memilih organisasi / instansi / lembaga yang berpengaruh dalam kelompok tani Saya memilih organisasi / instansi / lembaga yang sangat berpengaruh dalam kelompok tani Secara umum mengetahui media yang digunakan organisasi / instansi / plembaga dalam menyampaikan pesan atau informasi. Saya mengetahui dan menyebutkan pesan atau informasi yang didapatkan tepat sasaran. Pesan atau informasi yang diberikan oleh organisasi / instansi / lembaga mudah dipahami. Merasa puas dengan pesan / informasi yang diberikan oleh organisasi / instansi / lembaga. Informasi yang diterima dari organisasi / instansi/ lembaga dapat diterapkan dalam usaha tani. Informasi yang didapatkan bisa mengembangkan kelompok tani. Saya menyebutkan instansi / organisasi / lembaga selain yang dicantumkan di kuesioner. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata – rata Persentase (%) Persentase Responden Menurut Item Jawaban Ragu Tidak Setuju ragu setuju 25 0 0 20 4 1 25 0 0 24 1 0 25 0 0 25 0 0 24 1 0 24 1 0 23 2 0 20 3 2 235 23,5 94 12 1,2 4,8 3 0,3 1,2 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat dikatakan bahwa rataan sikap mengenai tingkat keragaman sistem jaringan komunikasi pada kelompok tani 39 Ilomata Kelurahan Tenilo cenderung setuju dan dikategorikan dalam persentase tinggi yaitu sebesar 94% melebihi reting skala likert yang sudah ditentukan. Artinya, sebagian besar petani mengenal instansi lembaga atau organisasi diluar kelompok dan mengetahui media apa yang digunakan dalam penyampain informasi oleh instansi lembaga atau organisasi tersebut yaitu beruapa selebaran atau panflet yang berisikan tentang informasi-informasi usahatani jagung dan pengembangannya. Selain itu juga sebagian besar petani dalam sistem jaringan komunikasi kelompok adalah individu yang berperan sebagai kategori individu aktif dalam mengakses informasi kesesama anggota kelompok dan keluar sistem kelompok. Individu yang mempunyai akses informasi ke luar sistem tinggi. Artinya, semakin sering petani melakukan komunikasi dengan orang lain profesi petani, maka semakin tinggi tingkat keragaman individu tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan pada Tabel persentase tingkat keragaman tersebut terdapat kategori angka yang menunjukkan sikap petani rendah sebesar 4,8% dan tidak setuju sebesar 1,2% angka ini tidak mencapai nilai rendah pada reting skala yaitu 25 persen, dan artinya kategori skala likert untuk tingkat keragaman ragu-ragu dan tidak setuju dalam sistem jaringan komunikasi pada penelitian ini sangat rendah. Dalam artian semua anggota petani dalam kelompok tani Ilomata memiliki tingkat keragaman tinggi dalam sistem jaringan komunikasi kelompok. 3. Tingkat Kekompakan Dalam Kelompok Tani Tingkat kekompakan adalah jumlah kontak seorang petani yang dapat berhubungan dengan petani lain yang ditunjukkan oleh langkah-langkah hubungan komunikasi. Ukuran tingkat kekompakan jaringan komunikasi dalam skala likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirataratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju1) yang digunakan, (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat 40 kekompakan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini : Tabel 12, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Kekompakan Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo, Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 Indikator Angket Komunikasi yang berjalan dalam kelompok. Mengetahui musyawarah / diskusi dalam kelompok. Mengetahui kapan musyawarah / diskusi dalam kelompok dilaksanakan. Mampu menerima dengan setiap hasil musyawarah / diskusi yang dilakukan bersama kelompok tani Keefektifan dan berjalan dengan baik kerja sama antar satu anggota dengan anggota lainnya dalam kelompok. Jumlah Rata – rata Persentase (%) Persentase Responden Menurut Item Jawaban Ragu – Tidak Setuju ragu setuju 25 24 0 1 0 0 25 0 0 25 0 0 24 1 0 123 24,6 98,4 2 0,4 1,6 0 0 0 Sumber : Data Diolah, 2013 Hasil penelitian menunjukkan pada Tabel 12 tersebut tingkat kekompakan individu menunjukkan kekompakan atau kepaduan sistem. Semakin tinggi tingkat kekompakan individu, maka tingkat kekompakan atau kepaduan sistem semakin kuat. Kekompakan individu atau keeratan dapat dilihat dari hubungan langsung searah dan timbal balik atau dua arah yang dibentuk oleh anggota petani. Hasil penelitian menunjukkan secara umum tingkat kekompakan individu dalam sistem adalah kategori tinggi yaitu sebesar 98,4%, dalam skala likert item jawaban responden setuju, Artinya, secara umum individu melakukan hubungan hanya satu arah dan hanya beberapa individu yang melakukan hubungan timbal balik selain itu juga, tingkat kekompakan dalam kelompok dipengaruhi oleh komunikasi yang 41 berjalan dengan baik, adanya musyawarah dan diskusi-diskusi yang berjalan dalam kelompok serta keefektifan kerjasama kelompok yang kuat. Dan dikategorikan pada skala responden petani yag ragu-ragu dan tidak setuju persentasenya hanya sebesar 1,6% dan 0% dalam skala yang sudah di tentukan kategori ini tidak masuk dan atau tidak mencapai pada nilai skala rendah yaitu sebesar 25% pada skala, artinya, kecil persentase dalam sistem komunikasi dalam kelompok yang menyatakan ragu-ragu dalam kekompakaan dan kepaduan kelompok tani, sehingganya dapat dikatakan bahwa persentase tingkat kekompakan atau kepaduan kelompok tinggi atau baik. 4. Tingkat Keterbukaan Dalam Kelompok Tani Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama. Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Indeks keterbukaan pada kelompok tani adalah tingkat kontak hubungan angota-anggota klik terhadap individu lain yang berada di dalam klik. Ukuran tingkat keterbukaan jaringan komunikasi dalam skala likert diukur dengan cara menghitung jumlah jawaban pada item pertanyaan petani responden, yaitu dengan penjumlahan skala jawaban itu kemudian dirata-ratakan. Dengan keterangan nilai skala likert (setuju 3, ragu-ragu 2, tidak setuju 1) yang digunakan, (Sugiyono, 2012:95). Setelah itu, persentasekan jawaban tersebut dengan cara jumlah rata-rata item dibagi dengan jumlah responden kemudian dikali 100 (bilangan tetap). Persentase jumlah petani berdasarkan kategori tingkat keterbukaan jaringan komunikasi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini : 42 Tabel 13, Persentase Jumlah Petani Berdasarkan Kategori Tingkat Keterbukaan Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Di Kelurahan Tenilo, Tahun 2013. No Indikator Angket 1 Secara umum mengetahui tentang ilmu cara berorganisasi dalam kelompok tani Saya menyebutkan siapa yang memberikan ilmu tersebut. Ikut serta dalam setiap kegiatan penyuluhan ataupun diskusi kelompok dan memberikan partisipasi argumen dalam kegiatan tersebut. Mendapatkan informasi tentang bantuan dalam pengembangan kelompok tani Keterbukaan ketua kelompok tani dalam penyampaian informasi penggunaan anggaran dalam kelompok. Penyampaian ketua kelompok dalam setiap informasi yang telah didapatkannya. 2 3 4 5 6 Jumlah Rata – rata Persentase (%) Persentase Responden Menurut Item Jawaban RaguTidak Setuju ragu setuju 24 1 0 23 2 0 5 20 0 24 1 0 24 1 0 24 1 0 124 20,7 82,8 26 4,3 17,2 0 0 0 Sumber : Data Diolah, 2013 Untuk melihat tingkat keterbukaan individu dalam klik terhadap sistem di luar klik, perlu diketahui tingkat keterbukaan klik. Semakin terbuka suatu klik terhadap sistem di luar kliknya maka anggota klik akan semakin terbuka dengan dunia luar dan anggota-anggotanya akan menjadi lebih inovatif. Menurut (Rogers and Kincaid, 1981 dalam Rangkuti, 2007:54) derajat keterbukaan klik (clique openness) adalah derajat dimana anggota-anggota klik berhubungan dengan anggota lain di luar kliknya. Derajat keterbukaan klik dihitung dari banyaknya hubungan antar anggota dalam satu klik dengan individu lainnya diluar kliknya dibagi dengan banyaknya hubungan yang mungkin serupa terjadi. Hal ini terjadi karena banyaknya interaksi yang dilakukan sehingga informasi tentang budidaya 43 tanaman jagung dan pengembangan kelompok dari luar kliknya dapat diterima lebih cepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat keterbukaan petani dalam jaringan komunikasi termasuk kategori tinggi yang melebihi reting skala tertinggi 75% sebesar 82,8%. Artinya secara individu dalam sistem tingkat keterbukaan petani adalah tinggi, karena semakin banyaknya orang dalam sistem maka semakin gampang individu untuk menghubunginya serta setiap anggota petani mendapatkan keterbukaan informasi mengenai kelompok dari hal anggaran, ilmu pengetahuan pengembangan usahatani jagung. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai persentase tingkat keterbukaan sampai 17,2% dalam sistem yang menjawab ragu-ragu dalam keikutsertaan pada kegiatan penyuluhan atau diskusi kelompok dan memberikan argumen atau pendapat dalam kegiatan tersebut angka ini cukup besar karena hampir mendekati nilai reting 25%, hal ini dikarenakan pada item pertanyaan itu ada 5 anggota petani yang setuju dan 20 petani yang ragu-ragu pada keikutsertaan kegiatan penyuluhan dan sebagai penyalur argumen atau pendapat, 5 orang individu tersebut adalah kategori tokoh utama dalam sistem jaringan komunikasi kelompok tani. Meskipun jumlah anggota petani cukup banyak yang menyatakan keragu-raguan dalam penyampaian pendapat dalam kegiatan diskusi berlangsung, hal ini tidak mempengaruhi sikap tingkat keterbukaan kelompok yang dikategorikan tingkat tinggi yang mencapai sebesar 82,8%. C. Tokoh Utama Dalam Sistem Jaringan Komunikasi Untuk sistem jaringan komunikasi disini yang dimaksud adalah jaringan komunikasi kelompok tani tanaman jagung. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi adalah: 1) mengidentifikasi klik dalam suatu sistem; 2) mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi, misalnya sebagai Opinion Leader, liaisons, bridges, atau isolated; dan 3) mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi, seperti keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik dan lain sebagainya. Sistem klik yang terbentuk menunjukkan bahwa pengaruh kedekatan dalam sistem sosial di tengah- 44 tengah masyarakat masih mendominasi terbentuknya jaringan komunikasi petani, dan hanya sebagian kecil yang berupaya mencari informasi dari luar kliknya. Klik adalah sebuah subsistem dimana anggota klik sebagai elemennya berinteraksi relatif lebih sering dengan anggota lainnya sesuai dengan pengkodean yang telah ditentukan. Dalam hal ini kelompok tani jagung Ilomata sampel dengan anggota sebanyak 25 orang petani, dilakukan pengkodean anggota klik pada tiap anggota kelompok tani seperti terlihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kode Anggota Klik Dalam Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata. No Nama Kelompok Tani Jumlah Responden (orang) 1 Ilomata 25 Kode Responden 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18, 19, 20,21,22,23,24,25 Sumber : Data Primer, 2013 Pada pengelompokkan kode anggota klik jaringan komunikasi pada kelompok tani Ilomata, selanjutnya akan dibuat Tabel Tabulasi Sosiomatrik dan akan diketahui peranan khusus seseorang dalam sistem dilihat dari jumlah memilih dan dipilih (Lampiran 2). Maksud dari memilih adalah, siapa yang akan diajak berkomunikasi mengenai pengembangan kelompok dalam hal informasi yang didapat mengenai pengembangan lahan kering untuk tanaman jagung karena dianggap memiliki kompetensi dan pengatahuan tentang tanaman jagung. Sedangkan maksud dipilih adalah siapa bagian dalam sistem tersebut yang menduduki posisi penting sebagai sumber informasi disebabkan kualitas dan pengetahuannya untuk dipilih. Pada Tabel Tabulasi Sosiometrik (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa responden no.4, no.3, no 1, no 2, dan responden no. 15 menjadi target untuk mendapatkan informasi tanaman jagung, dengan demikian kelima responden menjadi sumber informasi. Dari hal tersebut akan menghasilkan gambaran komprehensif dari kelompok yang memfasilitasi pemahaman lebih mendalam. 45 Dalam kelompok tani seringkali juga muncul permasalahan berkaitan dengan pengembangan tanaman jagung, namun hal ini akan diselesaikan dengan model komunikasi konvergensi dimana para anggota menyatukan, mendiskusikan dan menjelaskan gagasan mereka yang bervariasi serta informasi tanaman jagung, dan pada akhirnya akan menemukan solusi yang dapat diterima. Proses tansfer informasi dilakukan saat kegiatan komunikasi sehari-hari lahan pertanian Jagung meliputi tentang teknik tanam, masalah yang dihadapi seperti hama dan penyakit pada tanaman, dan jumlah produksi tanaman mereka. Komunikasi juga melalui pertemuan-pertemuan formal berupa rapat yang digagas oleh kelompok tani Ilomata. Tokoh utama dalam sistem jaringan komunikasi dan kemudian dapat dilihat pada sosiogram Gambar 4, siapa Tokoh utama atau Opinion Leader dalam jaringan komunikasi kelompok tani jagung Ilomata Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, berikut ini : Ket : Gambar 4. Tokoh Utama Pada Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Ilomata Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten gorontalo. 46 Hasil penelitian menunjukan bahwa pada klik 1 atau titik yang saling berhubungan didalam suatu sistem jaringan Komunikasi ada beberapa peran yang dimainkan oleh anggota dalam jaringan komunikasi. Petani responden nomor 1, no 2, no 3, no 4, dan no 15 berperan sebagai tokoh utama atau opinion leader, dimana petani tersebut adalah sebagai ketua kelompok tani, sekretaris dan bendahara kelompok, serta anggota petani yang memiliki pengetahuan lebih mengenai informasi usahatani jagung. Petani no 1, no 2, dan no 3 juga berperan sebagai bridge jembatan komunikasi dengan anggota kelompok yang lain, hal ini di tunjukkan dengan komunikasi 2 arah yang ditandai dengan arah panah warna hijau. Interkasi komunikasi yang terjadi digambarkan dengan garis bertanda panah yang menghubungkan antar anggota kelompok di dalam sistem. Garis menuju ke satu arah menandakan komunikasi yang berlangsung satu arah, sedangkan arah panah yang bolak balik menunjukkan proses komunikasi dua arah, artinya terjadi saling tukar menukar informasi yang disampaikan dan atau diterima oleh petani responden. Struktur jaringan komunikasi yang terpola pada klik berbentuk lingkaran atau roda dimana pada Gambar 4 terlihat kode responden yang ditandai dengan lambang bulat untuk responden laki-laki dan segi empat untuk responden perempuan saling berhubungan dengan garis lingkaran sistem jaringan. Hal ini diduga selain dari lokasi lahan kering jagung yang saling berdekatan, juga didukung oleh tingkat keterkaitan atau keterhubungan petani responden sangat tinggi. Sehingga keadaan ini menjadikan kekompakan dalam kelompok semakin erat. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan dua orang (dyad) dilakukan oleh individu petani yang sangat berpengaruh dalam kelompok yaitu responden no. 1 dengan no. 4, no. 1 dengan no. 5, no. 2 dengan no. 8, dan no. 3 dengan no. 10. Untuk terjadinya klik disebabkan pada area lahan kering yang dijadikan budidaya tanaman jagung mengelompok untuk masing-masing klik, sehingga bentuk interaksi cenderung mengikuti kedekatan lahan tersebut. Bisa disimpulkan bahwa didalam masyarakat tani berkomunikasi bukan hanya dalam bentuk verbal namun juga berupa simbol dengan melihat secara langsung apa yang terjadi 47 disekitarnya. Cara ini akan menimbulkan dampak yang lebih untuk menanamkan kepercayaan pada diri petani yang bersangkutan, karena pada dasarnya dari tokoh utama atau opinion leader (sumber informasi) dalam hal ini responden Salihun Husain (Kode no.4), Ridwan Husain (Kode no.3), Abdulatif Taha (Kode No.1), Suleman Taha (Kode no.2), dan Thalib Toy (Kode no.15) untuk mencari informasi mengenai pengembangan kelompok tani, namun berupaya menanamkan kesadaran bagi anggota kelompok. 48