II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang dapat mengubah atau
membentuk sesuatu yang lain (badudu dan zain, 1994:1031), sedangkan
menurut (WJS. Poerwodarminto, 2002:664) pengaruh artinya daya yang ada,
yang timbul dari sesuatu (orang/benda).
Dalam penelitian Pengaruh ini adalah daya yang ada dari suatu kegiatan yaitu
2 bentuk pendekatan pembelajaran yaitu menggunakan pembelajaran driil dan
bermain yang akan dicari perbedaan dalam melakukan gerak dasar permainan
bolavoli.
B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar dan Pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi baik itu dilakukan
7
dengan perorangan, berkelompok, dari ruang kecil (keluarga), dan secara
manajemen (sekolah atau lembaga pendidikan).
Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk
meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf
hidup bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain dimulai dari
sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan dan
usaha
dari
generasi
tua
untuk
mengalihkan
pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapan keterampilannya kepada generasi muda baik
sengaja maupun tidak sengaja.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara
terdesentralisasi. Era globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan
yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara
maju.
Menurut Burton (2001 : 28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku
dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui praktek dan latihan.
Sedangkan menutut Husdarta dan Saputra (2002 : 2) Belajar dimaknai
dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi
antar individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek
8
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan.
Pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya.
2. Prinsip – Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang
satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan
perbedaan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi
prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :
a.
Perhatian dan motivasi
Menurut Gagne dan Berlin (1984 : 335) perhatian memp[unyai
peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar
pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak
mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga mempunyai peranan
penting dalam kegiatan belajar. Gagne dan Berlin (1984 : 335)
mengatakan bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang.
b.
Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga
dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri.
c. Keterlibatan langsung dan berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
9
d. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,
karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulanganpengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Oleh karena
itu prinsip pengalaman masih relevan sebagai dasar pembelajaran dan
dalam
belajar
masih
dapat
dperlakukan
latihan-latihan
atau
pengulangan-pengulangan.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan
ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada
anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik,
maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang
dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang
perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).
g. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini pengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karena perbedaan individu perlu diperhatikam oleh guru dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
10
3. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat
dalam proses internal tersebut adalah seluruh ranah-ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Sehingga proses belajar yang mengaktualisasi (nyata)
ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar. Menurut Sardiman (1994
:27) secara umum tujuan belajar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) untuk mendapatkan pengetahuan, b) penanaman konsep dan
keterampilan, c) pembentukan sikap.
C. Pendidikan Jamani
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui
pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya,
aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan
melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisifasinya
11
dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan (3) mengembangkan nilai-nilai
pribadi melalui partisifasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok
maupun perorangan.
Materi ajar pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : 1)
Permainan dan olahraga, 2) Aktifitas pengembangan, 3) Uji diri atau senam,
4) Aktifitas ritmik, 5) Akuatik(renang,), dan 6) Aktifitas luar sekolah. Di
dalam tiap-tiap aspek materi ajar pendidikan jasmani yang harus diberikan
kepada peserta didik, materi tersebut harus disesuaikan dengan jenjang
pendidikan.
D. Hakekat Belajar Gerak
1.
Pengertian Belajar Gerak
Menurut John N. Drowtzky (1975) “Belajar gerak adalah belajar yang
diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diespresikan dalam
gerakan tubuh atau bagian tubuh”
Di dalam belajar gerak materi yang diajarkan misalnya gerakan-gerakan
dalam olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk
bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan
mencoba melakukannya berulang kali, untuk kemudian menerapkan polapola gerak yang dikuasai didalam kondisi-kondisi tertentu yang dihadapi
dan akhirnya diharapkan siswa bisa menciptakan gerakan-gerakan yang
lebih efisien untuk menyelesaikan gerakan tertentu.
12
Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri
peserta didik berupa perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Juga dalam proses belajar mengajar siswa harus
menunjukan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan percaya
diri.
2. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk pendidikan yang tidak
terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Seperti Charles A. Bucher
(1972) menyatakan Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari proses
pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga
negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas
fisik. Aktivitas fisik yang dipilih dan dilakukan di dalam pendidikan
jasmani secara seksama agar tujuannya bisa dicapai dengan baik.
Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar di dalam pendidikan
jasmani bisa diberikan gambaran sebagai berikut. Di dalam melakukan
aktivitas pendidikan jasmani atau olahraga, dari segi kegitan fisik ada dua
aspek pokok yang ada di dalamnya. Aspek yang pertama untuk
meningkatkan kualitas gerak tubuh. Sedangkan aspek yang kedua untuk
meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu
pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical traning). Sedangkan untuk
meningkatkan kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada
prinsip-prinsip belajar gerak (Motor Learning).
13
3. Unsur-Unsur Pendukung Gerakan yang Terampil
Seseorang yang memiliki gerakan yang terampil adalah seseorang yang
mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Agar
seseorang memiliki ketrampilan gerak yang baik diperlukan proses belajar
dan berlatih dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk menjadi benarbenar terampil tidak bisa dicapai hanya dalam waktu beberapa bulan tetapi
bisa sampai beberapa tahun. Hal ini disebabkan untuk mencapai
katrampilan
yang
tinggi
diperlukan
keterlibatan
berbagai
unsur
kemampuan yang ada pada diri seseorang secara menyeluruh yang harus
bisa berfungsi bersama-sama. Keterlibatan secara bersama tersebut bisa
menghasilkan gerakan yang efesien.
Untuk mencapai efesien gerakan diperlukan dukungan dari beberapa unsur
kemampuan yang ada pada diri pelaku yaitu :
1. Unsur kemampuan fisik
Macam-macam kemapuan fisik sebagai berikut :
(a). Kecepatan, (b). Kekuatan, (c), Ketahanan, (d). Fleksibilitas,
(e). Ketajaman indra
2. Unsur Kemampuan Mental
Fungsi mental erat hubungannya dengan fungsi fisik dan fungsi emosi.
Dengan demikian kemampuan mental juga berpengaruh terhadap
kemungkinan terciptanya gerakan yang efesien.
14
3. Unsur Kemampuan Emosional
Seperti halnya unsur fisik dan mental, unsur emosional juga merupakan
faktor penentu penampilan gerakan yang efesien. Gangguan emosional
misalnya emosi, kemarahan, kesedihan erat kaitanya dengan penampilan
gerak.
E. Keterampilan Gerak
Keterampilan, menurut para ahli adalah sebuah kecakapan atau tingkat
penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga
indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable (Samsudin
2008:22). Menurut Lutan (1988:95) menerangkan bahwa keterampilan itu
dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau
penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.
Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang
bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak
yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh
yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.
Menurut Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung melalui
beberapa tahap.
1.
Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas
gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali
15
dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk
bagaimana penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada
tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi,
kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2.
Tahap fiksiasi
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri
dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang
terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan
lambat laun semakin konsisten.
3.
Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan
secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya.
F. Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan permainan yang sangat menarik dan dapat
dimainkan oleh semua golongan. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah
permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing- masing terdiri dari
enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya
bisa memainkan bola, tiga kali pukulan. Di dalam permainan bolavoli banyak
sekali teknik – teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain
diantaranya passing atas dan bawah, servis, smash dan bendungan atau blok.
Keempat teknik ini digunakan oleh pemain untuk memperoleh poin atau nilai.
16
Bolavoli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain, dan
tiap regunya berusaha melewatkan bola di atas net bolavoli agar jatuh
menyentuh lantai lapangan lawan, kemudian mencegah usaha yang sama dari
lawan agar mendapatkan poin atau angka regu yang pertama mencapai angka
25 adalah regu yang menang. (Drs. Muhajir Pendidikan Jasmani, 2004:30).
G. Gerak dasar permainan bolavoli
Permainan bolavoli termasuk jenis permainan yang memerlukan latihan yang
teratur dan terarah. Karena permainan bolavoli mengandung berbagai macam
unsur gerak. Seperti yang dikemukakan suharno HP (1979:12) “bahwa dalam
bermain bolavoli secara baik dan berprestasi sangat memerlukan penguasaan
gerak dasar secara sempurna dan baik. Gerak dasar dalam permainan bolavoli
adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu
praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli”. Gerak dasar dalam permainan bolavoli dapat diartikan
sebagai cara yang mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan
permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal.
Gerak dasar bolavoli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan
mutu prestasi pembinaan bolavoli. Penguasaan gerak dasar bolavoli
merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya
suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi fisik dan mental
(1979:15). Gerak dasar itu harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,
sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan
17
teknik saja belum dapat mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik
yang benar dan perlu diterapkan suatu taktik. Adapun teknik-teknik dalam
permainan bolavoli meliputi : (1) servis, (2) pass, (3) umpan, (4) smash, (5)
bendungan (M. Yunus, 1992:68). Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara
mendalam tentang gerakan dasar permainan bolavoli tersebut.
1. Servis
Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, gerak dasar
servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tetapi jika ditinjau
dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat
nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.
Servis Tangan bawah ini adalah servis yarg sangat sederhana dan diajarkan
terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang
dibutuhkan tidak terlalu besar.
a. Sikap Permulaan
Berdiri di daerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal
kaki kiri berada di depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola di
pegang padatangan kiri, tangan kanan boleh menggengam atau dengan
telapak tangan terbuka, lutut agak ditekuk dan berat badan berada di
tengah.
b. Sikap Pelaksanaan
Bola dilambungkan di depan pundak kanan setinggi 10 sampai 20 cm,
pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang, kemudian
diayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah
18
bola. Lengan di luruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan
ditegangkan.
c. Gerak lanjutan
Setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan berat badan ke
depan, dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan segera masuk
ke dalam lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap kembali,
untuk jelasnya lihat gambar, urutan-urutan pelaksanaan servis bawah.
Gambar 1
Gerakan servis Tangan bawah
Soetodjo (1993:6)
2. Passing
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola
serangan kepada regu lawan.
a. Sikap permulaan
Ambil sikap siap normal dalam permainan voli, yaitu :
Kedua lutut ditekuk dengan badan sedikit dibongkokan kedepan untuk
mendapatkan suatu kesetimbangan labil agar dapat lebih mudah dan
lebih cepat bergerak kesegala arah. Kedua tangan saling berpegangan
yaitu : punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri
kemudian saling berpegangan.
19
b. Gerak pelaksanaan
Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada
persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan
bola pada bagian prosimal dari lengan. Di atas dari pegelangan tangan
dan pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan
badan, lengan diayukan dan diangkat hampir lurus.
c. Gerak lanjutan
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke
depan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk
pass-bawah ke depan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan
bahu/badan.
Gambar 2
Gerakan passing bawah
Soetodjo (1993:16)
3.
Smash
Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha
mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang
dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan
kemampuan meloncat yang tinggi.
Smash merupakan suatu gerakan yang kompleks yang terdiri dari :
20
a. Langkah awalan
b. Tolakan untuk meloncat
c. Memukul bola saat melayang di udara
d. Saat mendarat kembali setelah memukul bola
Proses gerakan keseluruhan dalam smash dapat diuraikan sebagai berikut
dengan anggapan pemukul menggunakan tangan kanan dan smash dari
posisi empat.
a. Sikap permulaan.
Berdiri serong lebih kurang 45 derajat dengan jarak 3 sampai 4 m
dari net.
b. Gerak pelaksanaan
Langkah kaki kiri ke depan dengan langkah biasa, kemudian diikuti
dengan langkah kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh
kaki kiri yang diletakkan di samping kaki kanan (ujung kaki kiri
sedikit di depan kaki kanan), sambil menekuk lutut rendah, kedua
lengan berada di belakang badan, segera melakukan tolakan sambil
mengayunkan lengan ke depan atas. Pada saat loncatan tertinggi,
segera meraih dan memukul bola setinggi-tingginya di atas net.
c. Gerak lanjutan
Menjaga keseimbangan badan agar tidak menyentuh dan menabrak
net dan mendarat kembali dengan menumpu pada dua kaki sambil
mengeper dan mengambil sikap siap normal.
21
Gambar 3
Gerakan smash
Soetodjo (1993:45)
H. Pendekatan Pembelajaran
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001:725), pendekatan diartikan
sebagai proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu. Dalam kaitanya
dengan penelitian ini pendekatan diartikan dengan metode mengajar.
Berkaitan
dengan
metode
mangajar
Aif
Syrifudin
dan
Muhadi
(1991/1992:292) Menyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang
digunakan oleh guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan mengajar adalah cara yang
mempergunakan teknik yang beraneka ragam yang didasari oleh pengertian
yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-murid
sehingga mempertinggi hasil belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan
pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan guru dalam proses belajar
mengajar agar siswa dapat terlibat aktif dalam melaksanakan tugas ajar
22
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan pembelajaran
merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai
tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran
apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi
yang sudah terususun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan
materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkatan kedalaman
yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu
kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelasan
untuk mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang
disampaikan guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
I. Pembelajaran Dengan Pendekatan Konvensional (Drill)
1.
Pengertian Pendekatan Konvensional (Drill)
Ditinjau dari kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:592) konvensional
diartikan, kesepakatan umum seperti adat istiadat, kebiasaan, kelaziman,
dan tradisional. Dalam hal ini pembelajaran gerak dasar permainan bola
voli dilakukan dengan pendekatan konvesional yaitu, pendekatan
pembelajaran dengan memilah-millih gerak dasar permainan bola voli.
Artinya pembelajaran gerak dasar permainan bola voli yaitu dengan
melakukan gerakan servis bawah, passing bawah, smash secara berulangulang. Berkaitan pendekatan drill Amung Ma’mum & Toto Subroto
23
(2001:7) menyatakan, pendekatan drill adalah cara belajar yang lebih
menekankan komponen-komponen gerak dasar.
Berdasarkan
pengertian
pendekatan
konvensional
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan konvensional merupakan metode
pembelajaran yang menekankan pada penguasaan gerak dasar suatu
cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulangulang. Dalam hal ini pembelajaran gerak dasar permainan bola voli
dengan pendekatan konvensional dilakukan drilling atau latihan secara
terus
menerus.
Nana
Sudjana, metode
drill adalah satu
kegiatan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan
suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari
metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari
suatu hal yang sama Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam
pendekatan drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa
yang diinstruksikan guru, dan melakukannya secara berulang-ulang.
Pengulangan gerakan ini dimaksudukan agar terjadi otomatisasi gerakan.
Oleh kerena itu, dalam pendekatan drill perlu disusun tata urutan
pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh
hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Sugiyanto (1993:372)
memberikan beberapa saran yang perlu dipertimbangkan apabila
pendekatan drill yang digunakan yaitu:
24
1. Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara
otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan pada keadaan
tertentu gerakan itu harus dilakukan.
2. Pelajar diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan
gerakan
serta
ketepatan
pengunaanya.
Apabila
pelajar
tidak
meningkatkan penguasaan gerakannya, situasinya perlu dianalisis
untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan
pelaksanaannya.
3. Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap
tertuju pada kebenaran gerak.
4. Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi
permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya
tarik dalam latihan.
5. Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan
yang sebenarnya.
6. Suasana kompetitif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi
tetap ada control kebenaran geraknya.
Sarana-sarana dalam pendekatan drill tersebut sangat penting untuk
dipahami dan di mengerti oleh seorang guru dalam pelaksanaan mengajar
keterampilan gerak. Seorang guru harus mampu menyusun tugas-tugas
ajar secara baik, dapat membelajarkan siswa secara aktif sehingga
pelaksananan dan gerakan lanjutan.
25
2. Pelaksanaan Pembelajaran gerak dasar permainan bola voli dengan
Pendekatan Konvensional (Drill)
Bertolak dari pendekatan konvensional diatas, maka pembelajaran gerak
dasar permainan bola voli dengan pendekatan konvensional yaitu dengan
memilah-milah gerakan. Bagian-bagian gerak dasar permainan bola voli
dipelajari secara berulang-ulang dari sikap permulaan, gerakan
pelaksanaan
dan
gerakan
lanjutan.
Kerangka
kerja
pendekatan
konvensional yang diterapkan terangkum sebagai berikut:
1. Pembelajaran servis bawah :
Teknik
Proses Pembelajaran
1.
Sikap
a. Dijelaskan sikap siap servis bawah
Permulaan
b. Dijelaskan posisi kaki yang benar, sikap
badan, posisi kedua tangan
c. Siswa mempraktekan sikap permulaan
servis bawah sesuai dengan intruksi guru
2. Sikap
Pelaksanaan
a. Dijelaskan cara melambungkan bola dan
tingginya lambungan bola
b. Dijelaskan gerakan lengan pemukul dan
perkenaan lengan dengan bola
c. Siswa melakukan sesuai intruksi guru
3. Gerak Lanjutan
a. Dijelaskan sikap atau gerakan kaki setalah
memukul bola
b. Dijelaskan
melakukan
maksud dan tujuan setelah
pukulan
servis
langsung
masuk ke lapangan dan melakukan sikap
siap normal kembali
26
c.
Siswa
mempraktekan
sesuai
dengan
intruksi guru
Gambar 4
Servis Bawah drill
aliv-volcomf4.blogspot.com
2. Pembelajaran Passing Bawah
Teknik
Proses Pembelajaran
1.
Sikap
a. bergerak ke arah bola dan atur posisi tubuh
Permulaan
b. genggam jari tangan
c. kaki dalam posisi merenggang dengan
santai, bahu terbuka lebar
d. tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi
rendah
e. bentuk landasan dengan lengan
f. ibu jari sejajar
g. siku terkunci
h. lengan sejajar dengan paha
i. punggung lurus
j. mata mengikuti bola
2. Sikap
Pelaksanaan
a. menerima bola di depan
b. sedikit mengulurkan kaki
27
c. tidak mengayunkan lengan
d. berat badan dialihkan ke depan
e. pukullah bola jauh dari badan
f. gerakkan landasan ke sasaran
g. pinggul bergerak ke depan
h. perhatikan saat bola menyentuh lengan
3. Gerak Lanjutan
a. jari tangan tetap digenggam
b. siku tetap terkunci
c. landasan mengikuti bola ke sasaran
d. lengan harus sejajar di bawah bahu
e. pindahkan berat badan ke arah sasaran
f. perhatikan bola bergerak ke sasaran
Gambar 5
Passing Bawah
www.artikel.abajadun.com
3. Pembelajaran Smash
Teknik
Proses Pembelajaran
1.
a. mulai mendekati ketika bola telah berada
Sikap
Permulaan
setengah perjalanan menuju anda
b. dua langkah terakhir adalah langkah kanan
dan langkah kiri pendek atau melangkah
28
c. ayunkan kedua lengan ke belakang sampai
setinggi pinggang
d. bertumpu pada tumit
2.Sikap
Pelaksanaan
a. pukul bola dengan tangan yang menjangkau
sepenuhnya
b. pukul bola tepat di depan bahu pemukul
c. pukul bola dengan dua ruas jari tangan
teratas
d. pukul bola pada bagian belakang bawahnya
e. arahkan bola melewati atau menembus blok
f. arahkan bola supaya bola bergerak ke
bawah
3. Gerak Lanjutan
a. mata mengawasi bola ketika memukul
b. kembali ke lantai
c. tekukkan lutut untuk menyerap tenaga.
Gambar 6
Smash
alitwidikencana.blogspot.com
Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan
konvensional. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:399) bahwa,
keaktifan sendiri dari pihak siswa merupakan kunci utama penguasaan
dan pemantapan gerak. Kelangsungan proses latihan pada tahap
29
berikutnya ialah penguasaan gerak dasar yang ideal. Hal ini tergantung
pada inisiatif dan self-activity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan
guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan
evaluasi setiap terjadi kesalahan gerak dasar adalah penting terhindar dari
pola gerakan yang salah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan
Sugiyanto (1993:372) bahwa, setiap pelaksanan drill perlu selalu
mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran gerak.
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran gerak dasar permainan
bolavoli dengan Pendekatan Drill
Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan
pendekatan drill merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan unsur gerak dasar servis bawah yang baik dan benar. Dalam
pelaksanaanya bagian-bagian gerak dasar permainan bolavoli dipelajari
atau dilatihkan secara berulang-ulang. Berdasarkan pengertian dan
pelaksanaan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan
pendekatan drill yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan
kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran gerak dasar
permainan bolavoli dengan pendekatan konvensional antara lain:
1. Siswa dapat mengerti dan menguasai gerak dasar permainan
bolavoli baik dan benar.
2. Siswa mempragakan atau mempraktekan gerak dasar permainan
bolavoli dengan baik dan benar.
30
3. Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi
dari guru, sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik.
Sedangkan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli
dengan pendekatan konvensional antara lain :
1. Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulang-ulang
gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran
untuk melakukan tugas ajar.
2. Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus
dilakukan secara runtut.
3. Siswa kurang memahami relevasinya teknik yang dipelajari
terhadap situasi permainan yang sesungguhnya.
J. Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli Dengan Pendekatan
Bermain
1. Pengertian Pendekatan Bermain
Bermain adalah suatu aktifitas yang disukai oleh anak-anak yang dapat
mendatangkan kegembiraan. Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto
(2001:2) bahwa, bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam
anak, atau naluri. Ciri lain yang sangat mendasar yakni kegiatan itu
dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang.
Berdasarkan karakteristik pada usia anak-anak tersebut, maka dalam
membelajarkan
suatu
keterampilan
olahraga
disesuaikan
dengan
karakteristik perkembangannya. Pendekatan bermain merupakan suatu
31
metode pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dengan
bermain hasrat gerak anak terpenuhi, namun di dalamanya terkandung
unsur pembelajaran. Pendekatan bermain bertujuan untuk mengajarkan
permainan agar anak memahami manfaat gerak dasar permainan tertentu
dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu
kepada anak.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan
bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk
permainan. Dalam pendekatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk
permainan. Dalam pendekatan bermain menekankan pada penerapan
teknik dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Sehingga pendekatan
bermain tersebut diistilahkan dengan pendekatan taktis. Dalam hal ini
Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan
taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk mempengaruhi
kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang
tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan yang
sesungguhnya.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa, pendekatan bermain di
dalamnya
terkandung pembelajaran
yang cukup kompleks
yaitu
penguasaan teknik cabang olahraga yang dipelajari, penerapan taktik yang
baik dan memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan serta
pembentukan sikap mental yaitu saling menghargai.
32
2. Pelaksanaan Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan
Pendekatan Bermain
Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain
yang dimaksudkan yaitu mempelajari gerak dasar permainan bola voli
yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam hal ini guru telah
merancang permainan. Bentuk permainan gerak dasar permainan bola voli
yaitu : melakukan gerak dasar permainan bolavoli menyerupai dengan
permainan sebenarnya, tetapi permainan disini hanya dibatasi gerakan
servis, pass bawah dan smash.
1. Barbara L.V dan Bonnie J.F. (1996:44-45) memberikan contoh
pembelajaran servis secara kompetitif yaitu berteriak dan servis.
Adapun pelaksanaanya sebagai berikut :
1) Berteriak dan servis merupakan latihan yang kompetitif untuk
melatih melakukan servis berdasarkan suatu strategi di bawah
suatu tekanan yang sama persis seperti pertandingan yang
sesungguhnya. Setiap sisi dari lapangan bolavoli dibagi ke dalam 6
daerah yang sama besar 3 di sekitar garis belakang dan 3 di
sepanjang net. Daerah ini diberi nomor searah jarum jam, dimulai
dengan 1 di posisi kanan belakang, daerah pendek (di dekat net)
diberi nomor 2,3,4 dan daerah panjang diberi nomor 5,6 dan 1.
2) Tunjukan daerah yang dituju ketika akan melakukan servis dengan
meneriakkan nomornya, sebelum melakukan servis, angka
diberikan kepada anak sebagai berikut : 3 angka bila tepat sasaran,
33
2 angka bila tidak mengenai sasaran melainkan dekat dengan
sasaran pada jarak yang sama (sama-sama jauh atau sama-sama
dekat), dan 1 angka bila servis yang dilakukan terlalu jauh atau
terlalu dekat.
3) Penilaian 20 angka dari 10 kali servis.
4) Untuk menambah tingkat kesulitan kurangi ukuran daerah sasaran,
servis ke arah daerah belakang 5,6,1 dan tambahkan dengan
pembatasan waktu.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran servis
bawah dengan pendekatan bermain sebagai berikut :
2
1
3
6
4
5
NET
Gambar 7
Ilustrasi Pembelajaran Servis Bawah dengan pendekatan bermain
(Barbera L.V dan J.F, 1996:45)
34
2. Pembelajaran bola voli passing, pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
Gambar 8
Modifikasi Permainan Passing bawah
http://knight45.blogspot.com
Peraturan permainan :
1.
Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama berada
diluar dan kelompok ke dua berada didalam lapangan persegi
2.
Siswa yang diluar bertugas untuk menyerang dengan cara
melempar bola agar terkena siswa yang didalam dan yang didalam
bertugas untuk bertahan dengan cara menghindar agar tidak
terkena bola yang dilempar penyerang.
3.
Siswa bertahan yang terkena bola harus keluar dari lapangan
4.
Cara melempar harus dengan cara diayun dari bawah menyerupai
ayunan passing bawah
5.
Permainan dilakukan secara bergantian antara tim 1 dan tim 2
sesuai dengan waktu permainan yang diinginkan.
35
3. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan
bolavoli dengan pendekatan bermain
Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain
merupakan cara belajar gerak dasar permainan bolavoli yang mengarah
pada karakteristik permainan yang sebenarnya. Dalam pendekatan bermain
siswa dituntut mandiri, memiliki kreatifitas dan mampu memecahkan
masalah yang terjadi di dalam permainan. Siswa berperan penting untuk
mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi
dalam permainan.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli
dengan
pendekatan
bermain
dapat
diidentifikasi
kelebihan
dan
kelemahannya. Kelebihan pembelajaran gerak dasar permainan bola voli
dengan pendekatan bermain antara lain :
1) Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa
senang dan motifasi belajar meningkat.
2) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah,
dan mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi
dalam permainan.
3) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan
kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik atau
belum.
Sedangkan kelemahan pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli
dengan pendekatan bermain antara lain :
36
1) Siswa kurang memahami konsep gerakan permainan bolavoli yang
baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik.
2) Pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali.
3) Guru akan mengalami kesulitan untuk mongontrol kesalahan
teknik yang dilakukan siswa.
K. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan
kerangka pikir sebagai berikut :
Pendekatan pembelajaran drill dan bermain masing-masing memiliki
karakteristik
yang
berbeda.
Pembelajaran
dengan
pendekatan
drill
menekankan pada penguasaan gerak dasar permainan bola voli yang baik dan
benar. Dalam pelaksanaanya pembelajaran gerak dasar permainan bola voli
dengan pendekatan drill yaitu, gerak dasar permainan bola voli dipelajari
secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi gerakan gerak dasar permainan
bola voli yang baik dan benar. Namun dalam pembelajaran gerak dasar
permainan bola voli dengan pendekatan drill siswa tidak menjumpai situasi
permainan yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari.
Pembelajaran gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain
merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan.
Pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan bertujuan untuk
memenuhi hasrat gerak siswa yang di dalamnya terdapat unsur belajar. Atau
dengan kata lain bermain dengan belajar. Dalam pelaksanaanya pembelajaran
37
gerak dasar permainan bolavoli dengan pendekatan bermain yaitu sesuai
dengan karakteristik dari permainan yang sebenarnya. Siswa dituntut
mengarahkan servisnya pada sasaran yang ditentukan, begitupun melakukan
passing bawah dan smash harus sesuai dengan gerak dasar dan tepat pada
sasarannya. Pembelajaran ini dilakukan secara kompetitif antara siswa satu
dengan lainnya atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. Dengan
bermain siswa dituntut mampu menerapkan teknik yang benar ke dalam
situasi permainan. Kemandirian, kreativitas dan kemampuan mengambil
keputusan yang terjadi dalam permainan sangat dituntut dalam pendekatan
bermain.
Berdasarkan karakteristik dan penekanan dari pendekatan drill dan bermain
tersebut menunjukan bahwa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses belajar mengajar akan
menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap keterampilan gerak dasar
permainan bolavoli. Dengan demikian diduga, pendekatan drill dan bermain
memiliki perbedaan pengaruh terhadap keterampilan gerak dasar permainan
bolavoli.
K. Hipotesis
Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data
yang terkumpul, sedangkan menurut sutrisno (1990) hipotesis adalah dugaan
38
yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya.ari
sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dari Pendekatan drill terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA
Negeri 6 Bandar Lampung
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan dari Pendekatan bermain terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada siswa kelas X SMA
Negeri 6 Bandar Lampung
Ha3 : Pendekatan pembelajaran drill lebih baik dari pada pendekatan bermain
dan kontrol terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli pada
siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung
Download