Optimasi Biaya Bahan Menu Makanan bagi Penderita Penyakit

advertisement
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1348-1357
e-ISSN: 2548-964X
http://j-ptiik.ub.ac.id
Optimasi Biaya Bahan Menu Makanan bagi Penderita Penyakit Jantung
dengan Menggunakan Metode Evolution Strategies
Veronica Kristina BR Simamora1, Imam Cholissodin2, M. Ali Fauzi3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Seseorang yang terkena penyakit jantung harus mendapatkan penanganan yang serius. Tidak hanya
mengkonsumsi obat secara teratur, menjaga pola makan dan asupan gizi bagi tubuh juga penting untuk
diperhatikan. Harga bahan makanan yang cenderung tidak stabil menjadi kesulitan bagi pasien untuk
mengkonsumsi bahan makanan dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Penelitian menggunakan algoritma
evolution strategies untuk mengoptimasi biaya bahan menu makanan bagi penderita penyakit jantung.
Algoritma evolution strategies terdiri dari tahapan inisialisasi awal dengan representasi kromosom
bilangan real-vector, reproduksi dengan rekombinasi menggunakan metode intermediate
recombination, dan mutasi, evaluasi, dan seleksi dengan metode selection elitism. Pengujian parameter
yang dilakukan adalah pengujian jumlah populasi, jumlah offspring, jumlah rekombinasi, dan banyak
generasi. Semakin besar jumlah populasi, jumlah offspring, dan banyak generasi tidak menjamin
terbentuknya hasil yang lebih optimal. Semakin besar jumlah populasi, jumlah offspring, dan banyak
generasi akan memunculkan kromosom yang beragam, sehingga peluang terbentuknya hasil yang lebih
optimal akan semakin besar. Pengujian jumlah rekombinasi menunjukkan bahwa semakin sedikit
kromosom induk yang terlibat dalam rekombinasi akan menghasilkan kromosom offspring yang
bervaraiasi. Semakin bervariasi kromosom offspring yang dihasilkan maka peluang untuk mencapai
hasil yang optimal lebih besar. Hasil pengujian parameter menunjukkan bahwa sistem dapat memenuhi
kebutuhan gizi pasien dengan menggunakan 105 populasi awal, 430 offspring, melibatkan 2 induk pada
rekombinasi, dan 400 generasi. Perbandingan terhadap hasil bahan makanan rekomendasi sistem dengan
rekomendasi pakar menunjukkan bahwa sistem telah memberikan hasil yang lebih optimal
dibandingkan dengan rekomendasi pakar. Hal ini terbukti dengan sistem memberikan hasil rekomendasi
dengan harga yang lebih murah dan makanan yang bervariasi.
Kata kunci: Algoritma evolution strategies, optimasi, bahan makanan, penyakit jantung
Abstract
People who suffered heart disease should get serious handling. Not only taking medicines regularly,
maintaining diet and nutritional intake for the body is also important. The price of the food ingridients
which tend to be unstable makes it difficult for patients to consume foods in meeting their nutritional
needs. This research used evolution strategies algorithm to optimize the cost of food ingidients for
people with heart disease. Evolution strategies algorithm consists stages of initialization population
with the real-vectors chromosome representation, reproduction method using intermediate
recombination, and mutation, evaluation, and selection with method called elitism. The parameters were
tested by the number of population testing, number of offspring testing, number of recombination testing,
and generation testing. The greater the number of populations, number of offsprings, and generations
does not guarantee produce more optimal results. The greater the number of population, the number of
offspring, and many generations will bring up the various chromosomes, so the chances of this algorithm
produce more optimal results will be even greater. This result can happen because the basic concepts
of evolution strategies algorithms that use random values in the calculation process. Number of
recombination testing indicates that the fewer parent’s chromosomes involved in recombination will
result a varied number of offspring’s chromosomes. The more varied the result of offspring’s
chromosomes then the chances to achieve optimal results are greater. From the parameter tests results,
this research obtained that the system can meet the nutritional needs of patients using the initial 105
population, 430 offspring produced, involving 2 parents on recombination, and 400 generations.
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1348
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1349
Comparison of recommended food system recommendations with expert recommendations shows that
the system has provided more optimal results compared to expert recommendations. This proved that
the system delivers recommendations with cheaper prices and foods that varies.
Keywords: Evolution strategies algorithm, optimization, food ingridients, heart disease
1. PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler terjadi akibat
adanya gangguan fungsi jantung dan pembuluh
darah (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Banyak jenis penyakit yang termasuk dalam
penyakit kardiovaskuler, dimana penyakit
jantung merupakan salah satu jenis dari
penyakit kardiovaskuler. Berbagai penyakit
yang jika ditangani lebih awal dapat dengan
mudah sembuh, namun sering dianggap remeh
sehingga pada akhirnya berdampak pada
penyakit jantung. Salah satu contohnya ialah
penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi
menjadi penyebab 45% kematian karena
penyakit jantung. Pada tahun 2008 tercatat
sektiar 17,3 juta kematian disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler dengan kasus kematian
terbanyak yang disebabkan oleh penyakit
jantung koroner dan stroke. Jika hal ini terus
dibiarkan tanpa adanya kesadaran dan
penangan yang serius, maka pada tahun 2030
diperkirakan akan ada sebanyak 23,3 juta kasus
kematian yang disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler terutama penyakit jantung
koroner dan stroke (Kementrian Kesehatan RI,
2014).
Seseorang yang menderita penyakit
jantung harus mendapat penanganan yang
serius sedari dini. Dr. Djoko Maryono
mengatakan bahwa menjalani pola hidup yang
benar seperti memperhatikan diet dan olahraga
yang teratur dapat menjadi kunci keberhasilan
dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit
jantung (Soeharto, 2001). Mantan Presiden
Asia-Pacific Society of Heart Failure
menyarankan untuk melakukan terapi agar
dapat menjaga jantung tetap sehat. Salah satu
jenis terapi yang disarankan ialah melakukan
diet. Diet yang tepat dapat mencegah serta
menjaga kesehatan dan kebugaran penderita
penyakit jantung. Menurut hasil penelitian, diet
yang tepat dapat menurunkan serangan jantung
kambuhan yang fatal dan non fatal sebesar 37%
dalam waktu lima tahun dan 44% dalam waktu
11 tahun (Mangoenprasodjo, 2004).
Pemilihan bahan makanan yang tepat
mempengaruhi kandungan gizi yang akan
dikonsumsi oleh pasien. Namun, harga bahan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
makanan yang cenderung tidak stabil
menyebabkan pasien kesulitan mengatur bahan
makanan yang baik untuk di konsumsi. Bahan
makanan dengan gizi yang tinggi sering kali
memiliki harga beli yang tinggi. Kebutuhan
asupan
gizi
yang
baik
dengan
mempertimbangkan harga yang terjangkau
menjadi kesulitan tersendiri bagi pasien
penyakit jantung yang sedang melakukan
program diet jantung. Salah satu solusi yang
dapat diambil sebagai pemecahan dari
permasalahan tersebut ialah mengubah atau
mengkombinasikan bahan makananan yang
harga belinya relatif mahal dengan bahan
makanan yang harga belinya relatif lebih murah
namun tetap memiliki kandungan gizi yang
sama.
Penyelesaian masalah pemenuhan gizi
bagi penderita penyakit jantung dengan biaya
minimum membutuhkan suatu metode yang
dapat menghasilkan keluaran yang optimal.
Metode yang sering digunakan ialah Algoritma
Evolution Strategies. Algoritma Evolution
Strategies (ES) adalah salah satu metode
algoritma evolusi yang sering digunakan dalam
pemecahan kasus optimasi. Penggunaan
bilangan
pecahan
(real-vector)
pada
representasi kromosom merupakan ciri utama
dari algoritma ES. Selain itu, algoritma ES juga
memiliki mekanisme self-adaption yang dapat
mengontrol nilai parameter setiap objeknya
(Mahmudy, 2015).
Penelitian sebelumnya telah menggunakan
algoritma ES untuk menyelesaikan masalah
penentuan bahan makanan untuk memenuhi
gizi keluarga sehat. Penelitian tersebut
menggunakan tipe siklus ES (µ+λ) yang hanya
melibatkan proses mutasi pada tahapan
reproduksinya dan menggunakan metode
elitism selection pada tahapan seleksinya. Pada
hasil akhir ditentukan bahwa untuk
mendapatkan
hasil
terbaik
disarankan
menggunakan populasi sebanyak 80 individu,
offspring sebanyak 8µ, dan generasi yang
digunakan sebanyak 120 generasi (Sulistiowati,
et al., 2016).
Berdasarkan permasalahan yang telah
didefenisikan dan adanya penelitian yang
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
2
mendukung, maka penulis akan menerapkan
algoritma
ES
untuk
menyelesaikan
permasalahan optimasi biaya bahan menu
makanan bagi penderita penyakit jantung. Pada
penelitian ini, penulis akan mengoptimasi biaya
bahan menu makan bagi penderita jantung
dengan kurun waktu maksimal tujuh hari
dimana bahan makanan yang akan dihasilkan
bervariasi, pasien dapat menentukan jumlah
hari berlangsungnya pemilihan menu makanan,
dan gizi dari pasien akan tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhannya.
Nilai parameter yang digunakan pada
algoritma ES akan diuji sesuai dengan definisi
permasalahan yang ada. Selain itu, penulis juga
melakukan perbandingan terhadap hasil bahan
menu makanan rekomendasi sistem dengan
hasil bahan menu makanan rekomendasi pakar
pada contoh kasu yang sama.
Terdapat batasan-batasan yang diterapkan
selama penelitian ini dilakukan. Batasa-batasan
tersebut ialah panduan diet jantung yang
digunaka hanya diet jantung tipe III dan IV.
Asupan gizi yang dipenuhi ialah zat gizi makro,
yakni kalori, protein, lemak, dan karbohidrat.
Pemilihan bahan menu makanan berdasarkan
bahan penukar makanan yang dikeuarkan oleh
Kementrian Kesehatan RI. Bahan makanan
hanya menggunakan tujuh golongan bahan
makanan penukar yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan RI, yakni karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayuran, buah,
susu, dan minyak.
darah yang berisi oksigen dan zat lain yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Gambar 1.
akan menunjukkan rongga-rongga pada jantung
dan pembuluh darah besar yang terhubung pada
setiap rongga.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jantung
Jantung pada manusia merupakan salah
satu organ tubuh yang paling penting bagi
manusia. Jantung yang terletak di pusat dada
tepatnya di dalam rongga dada, dibelakang
tulang dada bagian bawah manusia dan melebar
sampai ke kiri dekat puting susu serta berukuran
sebesar kepalan tangannya (Kertohoesodo,
1982). Jantung tersusun atas beberapa jaringan,
jaringan terpenting yang menyusun jantung
ialah jaringan otot jantung yang sering disebut
dengan miokardium (Kerohoesodo, 1987).
Lapisan miokardium ini akan mendindingi
keempat rongga jantung, yakni atrium kanan,
atrium kiri, serambi kanan, dan serambi kiri.
Keempat rongga ini akan bekerjasama untuk
menjalankan fungsi utama jantung yakni
menyebarkan
darah
keseluruh
tubuh.
Penyebaran darah keseluruh tubuh bekerja ada
pembuluh darah koroner yang mengantarkan
2.2. Menentukan Kebutuhan Gizi Dalam
Keadaan Sakit
Penentuan kebutuhan gizi bagi seseorang
dalam
keadaan
sakit
tidak
hanya
memperhatikan berat badan, tinggi badan, umur
dan
gender
seseorang,
tetapi
juga
memperhatikan
aktivitas
dan
tingkat
trauma/stres seseorang.
a. Energi
Penentuan total energi yang dibutuhkan
seseorang dalam keadaan sakit dipengaruhi
oleh faktor aktivitas yang dilakukan dan faktor
stres atau trauma yang dialami. Rumus untuk
menghitung total energi akan ditunjukkan pada
perasamaan (1):
𝐾𝑒𝑏. πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– = 𝐴𝑀𝐡 × πΉπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  ×
πΉπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π‘†π‘‘π‘Ÿπ‘’π‘ 
(1)
Angka Metabolisme Basal (AMB) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
Harris Benedict yang ditunjukkan pada
persamaan (2) dan (3).
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 1. Berbagai Rongga Pada Jantung
Penyakit jantung terjadi karena beberapa
faktor yang menjadi pemicu jantung tidak
bekerja secara normal. Beberapa faktor tersebut
ada yang dapat dihindari dan tidak dapat
dihindari. Penyebab penyakit jantung yang
tidak dapat dihindari ialah usia, jenis kelamin,
dan adanya keturunan terkena penyakit jantung
dan pembuluh darah. Faktor terjadinya penyakit
jantung yang masih dapat dihindari adalah
dyslipidemia, kadar kolesterol LDL tinggi,
kolesterol HDL rendah, hipertensi, penyakit
kencing manis atau sering disebut diabetes
milletus,
adanya
kebiasaan
merokok,
kegemukan dan kurangnya olahraga (Sutanto,
2010).
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Laki-laki:
𝐴𝑀𝐡 = 66 + (13,7 × π΅π΅) + (5 × π‘‡π΅) −
(6,8 × π‘ˆ)
(2)
Perempuan:
𝐴𝑀𝐡 = 665 + (9,7 × π΅π΅) + (1,8 × π‘‡π΅) −
(4,7 × π‘ˆ)
(3)
Keterangan :
BB
= Berat Badan dalam satuan kg
TB
= Tinggi badan dalam satuan cm
U
= Umur dalam satuan tahun
Untuk menetukan nilai dari setiap faktor
aktivitas yang dilakukan pasien, akan
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Faktor Aktivitas
No
Faktor Aktivitas
1.
2.
3.
4.
Istirahat di tempat tidur
Mobilisasi di tempat tidur
Jalan di sekitar kamar tidur
Aktivitas ringan : pergi ke
kantor, mengurus rumah tangga,
pegawai took, dan lain-lain
Aktivitas sedang: Mahasiswa,
pegawai pabrik, danlain-lain
Aktivitas berat: sopir, kuli
bangunan, tukang bangunan, dan
lain-lain
5.
6.
Nilai
Faktor
1,05
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
Untuk menetukan nilai dari setiap faktor
stres yang dilakukan pasien, akan ditunjukkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Faktor Stres
No
Jenis trauma/stres
1.
Tidak ada stres, pasien dalam
keadaan gizi baik
Stres ringan: peradangan saluran
cerna, kanker, bedah elektif,
trauma kerangka moderat
Stres sedang: sepsis, bedah
tulang, luka bakar, trauma
kerangka mayor
Stres berat: trauma multipel,
sepsis, dan bedah multisystem
Stres sangat berat: luka kepala
berat, sindroma penyakit
pernafasan akut, luka bakar, dan
sepsis
Luka bakar sangat berat
2.
3.
4.
5.
6.
3
keseluruhan energi total yang dibutuhkan oleh
orang tersebut.
d. Karbohidrat
Total karbohidrat yang dibutuhkan oleh
orang normal ialah sekitar 60% – 75% dari
keseluruhan energi total yang dibutuhkan oleh
orang tersebut.
2.3. Algoritma Evolution Strategies
Algoritma Evolution Strategies mulai
dikenal pada tahun 1960-an dimana algoritma
ES paling sering digunakan sebagai solusi dari
permasalahan black-box pada ruang pencaria
terus menerus (Hansen, Arnold, & Auger,
2014). Algoritma Evolution Strategies
merupakan bagian dari algoritma evolusi yang
menerapkan proses mutasi, rekombinasi, dan
seleksi pada populasi calon solusi dari
permasalahan yang ada.
Algoritma ES lebih mengutamakan
operator mutasi pada proses reproduksinya
sedangkan rekombinasi dijadikan sebagai opsi
tambahan, yang dapat digunakan ataupun tidak
digunakan pada proses reproduksi. Karena hal
tersebut, algoritma ES memiliki empat tipe
siklus yang akan dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3. Tipe Siklus Algoritma Evolution Strategies
No.
1.
Tipe Siklus
Algoritma
ES
ES (μ, λ)
2.
ES (μ/R, λ)
3.
ES (μ + λ)
Nilai
Faktor
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
2,1
b. Protein
Total protein yang dibutuhkan oleh orang
normal ialah sekitar 10% – 15% dari
keseluruhan energi total yang dibutuhkan oleh
orang tersebut.
c. Lemak
Total lemak yang dibutuhkan oleh orang
normal ialah sekitar 10% – 25% dari
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Deskripsi
Siklus ES (μ, λ) tidak
menggunakan operator
rekombinasi pada tahapan
reproduksinya. Pada tahapan
seleksi, siklus ES (μ, λ)
hanya melibatkan offspring
sebagai kandidat individu
yang akan diseleksi menjadi
individu baru pada generasi
berikutnya.
Siklus ES (μ/R, λ)
menggunakan operator
rekombinasi pada tahapan
reproduksinya. Pada tahapan
seleksi, siklus ES (μ/R, λ)
hanya melibatkan offspring
sebagai kandidat individu
yang akan diseleksi menjadi
individu baru pada generasi
berikutnya.
Siklus ES (μ + λ) tidak
menggunakan operator
rekombinasi pada tahapan
reproduksinya. Pada tahapan
seleksi, siklus ES (μ +
λ)melibatkan offspring dan
induk sebagai kandidat
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
4.
ES (μ/R +
λ)
4
individu yang akan diseleksi
menjadi individu baru pada
generasi berikutnya.
Siklus ES (μ/R +
λ)menggunakan operator
rekombinasi pada tahapan
reproduksinya. Pada tahapan
seleksi, siklus ES (μ/R + λ)
melibatkan offspring dan
induk sebagai kandidat
individu yang akan diseleksi
menjadi individu baru pada
generasi berikutnya.
Algoritma ES memliliki siklus yang mirip
dengan algoritma evolusi lainnya, yakni
algoritma ES juga menerapkan proses
inisialisasi, reproduksi, evaluasi, dan seleksi.
Siklus algoritma ES akan dideskripsikan
melalui pseudocode pada Gambar 2.
Prosedur ES(μ/r +, λ)
Begin
t := 0
inisialisasi P(t):= {(pm(0),qm(0)),m=1,... μ};
while (bukan kondisi berhenti) do
for i=1 to λ do begin
ΙΆi:= pilihInduk(P(t),r);
pi:= rekombinasi(ΙΆi);
qi:= rekombinasi(ΙΆi);
p’i:= mutasi(pi);
q’i:= mutasi(qi);
Fi:= anak(p’i, q’i);
end
C(t):= {(pl(t),ql(t)),l=1,... λ};
case tipe_selelsi of
case (μ/r,λ):
P(t+1):= seleksi(C(t),μ);
case (μ/r+λ):
P(t+1):= seleksi(P(t),C(t),μ);
end
t:= t+1;
end while
End
Gambar 2. Pseudocode Algoritma ES
3. PERANCANGAN
Diagram alir peramcangan sistem untuk
penyelesaian masalah optimasi biaya bahan
menu makanan bagi penderita penyakit jantung
menggunakan algoritma evolution strategies
akan ditunjukkan pada Gambar 3.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 3. Diagram Alir Perancangan Sistem
Berikut ini penjelasan dari setiap langkah
pada Gambar 3.:
a. Menentukan kebutuhan gizi pasien, yakni
kebutuhan kalori, protein, lemak, dan
karbohidrat berdasarkan kondisi tubuh
pasien, seperti jenis kelamin, usia, tinggi
badan, berat badan, faktor aktivitas, dan
faktor setres.
b. Menentukan nilai parameter yang
digunakan pada algoritma evolution
strategies, yaitu jumlah populasi awal
(miu), jumlah offspring (lamda), jumlah
rekombinasi, banyak generasi, dan banyak
hari untuk pemilihan bahan menu
makanan.
c. Membangkitkan kromosom secara acak
sesuai dengan jumlah populasi awal yang
telah ditentukan.
d. Melakukan proses reproduksi untuk
menemukan individu baru dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan
proses
rekombinasi
dengan
metode
intermediate
recombination, yakni menghitung
nilai rata-rata dari setiap parameter
objek individu induk yang terlibat.
2. Hasil
kromosom
pada
proses
rekombinasi akan digunaan sebagai
induk pada proses mutasi.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
e. Seluruh kromosom yang telah didapatkan
baik pada proses pembangkitan populasi
awal maupun pada proses reproduksi, akan
dihitung nilai fitnessnya. Rumus untuk
menghitung nilai fitness akan ditunjukkan
pada persamaan (4) berikut:
𝐢1
𝑓𝑖𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 =
+ π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– +
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž+1
𝐢2
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ƒπ‘’π‘›π‘Žπ‘™π‘‘π‘¦+1
f.
g.
h.
i.
(4)
Keterangan:
C1
= Konstanta untuk menghitung
total harga dengan nilai 100000
C2
= Konstanta untuk menghitung
total harga dengan nilai 10000
Variasi
= banyaknya jenis makanan
yang dikonsumsi oleh pasien
Total Harga
= Total harga bahan
makanan
pada
setiap
kromosom
Total Penalty= Hasil penalty dari setiap
kandungan gizi (kalori, protein,
lemak, dan karbohidrat)
Menggabungkan kromosom induk dan
kromsom offspring untuk diseleksi dengan
menggunaan metode elitism selection.
Kromosom yang terpilih pada proses
seleksi akan digunakan sebagai individu
baru pada generasi selanjutnya.
Proses d – g akan dilakukan secara terus
menerus sampai terpenuhinya kondisi
akhir.
Kromosom yang terpilih hingga kondisi
akhir ditetapkan sebagai solusi yang
optimal
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang ada.
5
Halaman awal terdiri dari tiga bagian panel
utama, yakni panel yang berisi form pengisian
data pasien, panel yang berisi hasil perhitungan
kebutuhan gizi pasien, dan panel yang berisi
form pengisian nilai setiap parameter dalam
algoritma Evolution Strategies. Setelah data
pasien dimasukkan maka akan ditampilkan nilai
gizi yang dibutuhkan pasien pada panel
Kebutuhan Gizi Pasien. Selanjutnya, nilai
setiap parameter dalam algoritma Evolution
Strategies akan dimasukkan pada panel
Parameter Algoritma ES utnuk memproses
perhitungan optimasi biaya bahan makanan
bagi penderita penyakit jantung dengan
algoritma Evolution Strategies. Hasil dari
proses algoritma Evolution Strategies akan
ditampilkan pada halaman berikutnya. Gambar
4. akan menunjukkan hasil implementasi
halaman awal.
4.2. Halaman Proses Algoritma Evolution
Strategies
4. IMPLEMENTASI
Implementasi terdiri dari tiga halaman,
yakni halaman awal, halaman proses algoritma
Evolution Strategies, dan halaman bahan
makanan. Berikut hasil implementasi dari setiap
perancangan antarmuka pengguna.
4.1. Halaman Awal
Gambar 5. Implementasi Halaman Porses Algoritma ES
Gambar 4. Implementasi Halaman Awal
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Pada halaman proses algoritma Evolution
Strategies terdiri dari tiga panel tab. Panel tab
pertama dan kedua untuk menampilkan hasil
pada generasi pertama dan terakhir. Panel tab
ketiga akan menampilkan semua hasil dari
4.3. Halaman Bahan Makanan
Gambar 6. Implementasi Halaman Bahan Makanan
Pada halaman bahan makanan terdiri dari
beberapa panel tab. Banyaknya panel tab
bergantung pada banyaknya hari penyusunan
bahan makanan. Setiap panel tab terdapat bahan
makanan yang akan dikonsumsi pasien untuk
setiap kali makan. Dalam satu kali makan,
pasien akan mengkonsumsi bahan makanan
yang terdiri dari tujuh golongan bahan penukar
makanan.
5. PENGUJIAN DAN ANALISIS
5.1. Hasil Pengujian Jumlah Populasi
Pengujian jumlah populasi dilakukan
untuk mengetahui pengaruh banyaknya
populasi yang terlibat terhadap nilai fitness
yang dihasilkan sebagai solusi yang optimal.
Pengujian jumlah populasi akan dilakukan
sebanyak 10 kali untuk setiap jumlah populasi
yang akan diuji. Rentang nilai pengujian jumlah
populasi ialah 10 – 200. Selain jumlah populasi,
parameter lain yang digunakan pada pengujian
jumlah populasi ini ialah pemilihan bahan
makanan selama 7 hari, jumlah offspring
sebesar 1,4 μ, jumlah rekombinasi 2, dan
banyak generasi 10.
Hasil dari pengujian jumlah populasi akan
digambarkan pada Gambar 7.
6
120,00
118,00
116,00
114,00
112,00
110,00
108,00
106,00
0
30
60 90 120 150 180 210
Jumlah Populasi
Gambar 7. Grafik Hasil Pengujian Jumlah Populasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata fitness tertinggi pada saat jumlah
populasi 140. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa semakin besar jumlah
populasi maka semakin besar nilai fitness yang
dihasilkan. Namun, tidak selamanya semakin
besar jumlah populasi akan menghasilkan nilai
fitness yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi
karena konsep dasar algoritma evolution
strategies yang banyak menggunakan nilai acak
pada setiap proses perhitungannya. Pada
pengujian ini dapat dikatakan bahwa semakin
sedikit jumlah populasi maka semakin sedikit
variasi kromosom yang akan dihasilkan
sehingga sedikitnya peluang untuk mencapai
hasil yang optimal, dan begitu juga sebaliknya.
5.2. Hasil Pengujian Jumlah Offspring
Pengujian jumlah offspring dilakukan
untuk mengetahui pengaruh banyaknya
offspring yang akan dihasilkan pada proses
reproduksi terhadap nilai fitness yang
didapatkan sebagai solusi yang optimal.
Pengujian jumlah offspring akan dilakukan
sebanyak 10 kali untuk setiap jumlah offspring
yang akan diuji. Rentang nilai pengujian jumlah
offspring ialah 20 – 400. Selain jumlah
offspring, parameter lain yang digunakan pada
pengujian jumlah populasi ini ialah pemilihan
bahan makanan selama 7 hari, jumlah populasi
sebesar 140, jumlah rekombinasi 2, dan banyak
generasi 10.
Hasil dari pengujian jumlah populasi akan
digambarkan pada Gambar 8.
122,00
120,00
118,00
116,00
114,00
112,00
110,00
Rata-rata Fitness
setiap generasi. Setiap panel tab terdapat dua
panel pertama, yakni panel yang menampilkan
hasil seleksi, dan panel yang menampilkan
keterangan kromosom terbaik dari hasil seleksi
pada generasi tersebut. Keterangan dari
kromosom terpilih tersebut terdiri dari
kromosom, sigma, nilai fitness, total harga,
tingkat variasi, dan nilai penalty.
Rata-rata Fitnes
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
0
50 100 150 200 250 300 350 400
Jumlah Offspring
Gambar 8. Grafik Hasil Pengujian Jumlah Offspring
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata fitness tertinggi pada saat jumlah
offspring 380. Gambar 8. menjelaskan bahwa
tidak selamanya semakin besar jumlah
offspring yang dihasilkan maka akan
menghasilkan nilai fitness yang lebih baik.
Semakin banyak offspring yang dihasilkan
maka akan menghasilkan variasi kromosom
yang lebih beragam. Namun, banyaknya variasi
kromosom yang dibentuk tidak menjamin hasil
yang lebih optimal. Banyaknya variasi
kromosom yang terbentuk hanya akan
memperbesar peluang terjadinya hasil yang
lebih optimal. Pada pengujian ini dapat
dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah
offspring yang dihasilkan maka semakin sedikit
variasi kromosom yang akan dihasilkan
sehingga sedikitnya peluang untuk mencapai
hasil yang optimal, dan begitu juga sebaliknya.
5.3. Hasil Pengujian Jumlah Rekombinasi
Rata-rata Fitness
140,00
135,00
130,00
125,00
120,00
115,00
0
30
60 90 120 150 180 210
Banyak Generasi
Pengujian jumlah rekombinasi dilakukan
untuk mengetahui pengaruh banyaknya
kromosom induk yang akan terlibat pada proses
rekombinasi terhadap nilai fitness yang
didapatkan sebagai solusi yang optimal.
Pengujian jumlah rekombinasi akan dilakukan
sebanyak 10 kali untuk setiap jumlah
rekombinasi yang akan diuji. Rentang nilai
pengujian jumlah rekombinasi ialah 2 – 135.
Selain jumlah rekombinasi, parameter lain yang
digunakan pada pengujian jumlah populasi ini
ialah pemilihan bahan makanan selama 7 hari,
jumlah populasi sebesar 140, jumlah offspring
sebesar 260, dan banyak generasi 10.
Hasil dari pengujian jumlah populasi akan
digambarkan pada Gambar 9.
Rata-rata Fitness
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
7
120,00
115,00
110,00
105,00
100,00
95,00
90,00
0
30
60
90
120
Jumlah Rekombinasi
Gambar 9. Grafik Hasil Pengujian Jumlah Rekombimasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata fitness tertinggi pada saat jumlah
rekombinasi 2. Hal ini terjadi karena semakin
sedikit kromosom induk yang terlibat pada
proses rekombinasi maka semakin bervariasi
kromosom anak yang akan dihasilkan. Semakin
banyak kromosom offspring yang dihasilkan
maka peluang untuk mencapai hasil yang
optimal lebih besar dan begitu juga sebaliknya.
5.4. Hasil Pengujian Banyak Generasi
Pengujian banyak generasi dilakukan
untuk mengetahui pengaruh banyaknya
perulangan proses algoritma evolution
strategies dilakukan untuk mendapatkan nilai
fitness sebagai solusi yang optimal. Pengujian
banyak generasi akan dilakukan sebanyak 10
kali untuk setiap banyak generasi yang akan
diuji. Rentang nilai pengujian banyak generas
ialah 10 – 200. Selain banyak generasi,
parameter lain yang digunakan pada pengujian
jumlah populasi ini ialah pemilihan bahan
makanan selama 7 hari, jumlah populasi sebesar
140, jumlah offspring sebesar 260, dan jumlah
rekombinasi 2.
Hasil dari pengujian jumlah populasi akan
digambarkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Hasil Pengujian Banyak Generasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata fitness tertinggi pada saat banyak
generasi 190. Pada pengujian banyak generasi
terlihat bahwa semakin banyak generasi maka
semakin baik nilai fitness yang dihasilkan. Hal
ini dapat terjadi karena semakin banyaknya
generasi maka semakin bervariasi kromosom
offspring yang akan dihasilkan. Semakin
banyaknya variasi kromosom offspring yang
dihasilkan maka peluang untuk mencapai hasil
yang optimal lebih besar.
5.4. Analisis Global Hasil Pengujian
Analisis global hasil pengujian dilakukan
untuk membandingan penyelesaian masalah
yang dihasilkan oleh sistem dengan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
penyelesaian masalah yang digunakan saat ini
(berdasarkan hasil dari ahil/narasumber).
Tabel 4. akan menjabarkan informasi data
pasien yang digunakan sebagai contoh kasus.
Tabel 4. Informasi Data Pasien
Informasi Data
Jenis Kelamin
Usia (tahun)
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Faktor Aktivitas
Faktor Stress
Data Pasien
Laki-laki
50
60
160
Jalan di sekitar kamar
tidur
Tidak ada setres
Tabel 5. akan menunjukkan perbandingan
hasil pemilihan bahan makanan rekmomendasi
sistem dengan rekomendasi pakar.
Tabel 5. Perbandingan Hasil Rekomendasi Sistem
Dengan Pakar
Perbandingan
Total Penalty
Variasi
Total Harga
Hasil Sitem
26
21
Rp 19.006,78
Hasil Pakar
65,716
10
Rp 33.184,00
Pada Tabel 5. terlihat selisih yang cukup
jauh antara rekomendasi bahan makanan
berdasarkan sistem dengan rekomendasi bahan
makanan berdasarkan ahli gizi. Pada
rekomendasi ahli gizi, bahan makanan memiliki
variasi yang lebih sedikit dengan variasi bahan
makanan berdasarkan rekomendasi sistem.
Bahan makanan rekomendasi ahli gizi juga
memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bahan makanan rekomendasi sistem.
Hal ini terjadi, karna ahli gizi lebih fokus pada
pemenuhan gizi pasien, ahli gizi tidak
memperhatikan biaya yang harus dikeluarkan
oleh pasien untuk memenuhi gizi tersebut. Hal
tersebut tidak terjadi pada sistem, sistem tidak
hanya memperhatikan pemenuhan kebutuhan
gizi pasien, tetapi juga memperhatikan biaya
yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Tabel 6. akan menjabarkan selisih
kandungan gizi yang terpenuhi bagi pasien
berdasarkan rekomendasi sistem dengan
kebutuhan gizi pasien.
Tabel 6. Selisih Kandungan Gizi Pasien Dengan
Kebutuhan Gizi Terpenuhi
Kandungan
Gizi
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Selisih Nilai Gizi
189,5 kkal (+ 9,01%)
26 gram (+ 54,17%)
3,4 gram (– 5,86%)
17 gram (+ 4,899%)
Pada contoh kasus terdapat selisih yang
cukup jauh antara kebutuhan protein pasien
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
8
dengan pemenuhan protein yang direkomendasi
oleh sistem. Hal ini tidak menjadi masalah,
karena selisih yang terjadi bukan karena bahan
makanan rekomendasi sistem tidak memenuhi
kebutuhan protein pasien melainkan telah
melebihi kebutuhan protein pasien tersebut.
Pada pemenuhan kebutuhan kalori, lemak dan
karbohidrat masih dianggap dapat memenuhi
kebutuhan gizi pasien karena masih dalam batas
wajar selisih antara kandungan gizi yang
dibutuhakan dengan kandungan gizi yang
terpenuhi, yakni ±10%. Variasi bahan makanan
yang dikonsumsi oleh pasien 1 sebanyak 21
jenis bahan makanan dalam satu hari, hal ini
berarti bahwa pasien akan mengkonsumsi 3
jenis lauk hewani, 3 jenis lauk nabati, 3 jenis
sayuran, 3 jenis buah-buahan, dan 3 jenis susu
selama satu hari penuh.
Berdasarkan contoh, terlihat bahwa sistem
mampu memberikan hasil yang lebih optimal.
Namun, sistem tidak dapat dipastikan untuk
selalu memberikan hasil yang lebih optimal.
Hal ini dikarenaka konsep dasar algoritma
evolution strategies yang banyak menggunakan
nilai acak pada setiap proses perhitungannya.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dengan melakukan pengujian dan
analisis global, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Permasalahan optimasi biaya bahan menu
makanan bagi penderita penyakit jantung
dapat diselesaikan dengan menggunakan
algoritma Evolution Strategies. Pada proses
penyelesaiannya menggunakan representasi
kromosom berbentuk bilangan real-vector
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 56.
Algoritma
Evoution
Strategies
menggunakan siklus ES (μ/R + λ) sehingga
pada proses reproduksi terbagi atas dua
tahap, yakni rekombinasi dan mutasi. Pada
proses rekombinasi menggunakan metode
intermediate recombination. Pada proses
mutasi menggunakan metode khusus yang
diperuntukkan bagi representasi krosomom
bilangan real-vector. Setelah mendapatkan
kromosom offspring, maka dilakukan proses
evaluasi untuk mendapatkan nilai fitness
dari setiap kromosom. Pada proses seleksi
menggunakan metode elitism selection
dimana kromosom dengan nilai fitness
terbaik akan terpilih sebagai individu baru
pada generasi selanjutnya.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
2. Penentuan nilai parameter pada algoritma
evolution strategies (jumlah populasi,
jumlah offspring, jumlah rekombinasi, dan
banyak generasi) sangat berpengaruh pada
hasil optimasi biaya bahan menu makanan
bagi penderita penyakit jantung. Semakin
besarnya jumlah populasi, jumlah offspring,
dan banyak generasi yang ditentukan maka
akan menemukan variasi kromosom yang
lebih beragam. Banyaknya kromosom yang
terlibat pada proses rekombinasi berada
pada rentang 2 kromosom induk sampai
dengan banyaknya populasi awal yang
terbentuk. Semakin sedikit kromosom induk
yang terlibat pada proses rekombinasi maka
semakin bervariasi kromosom anak yang
akan dihasilkan. Banyaknya variasi
kromosom yang terbentuk tidak menjamin
hasil yang lebih optimal. Banyaknya variasi
kromosom yang terbentuk hanya akan
memperbesar peluang terjadinya hasil yang
lebih optimal. Berdasarkan hasil pengujian
terhadap penelitian yang telah dilakukan,
jumlah populasi terbaik sebanyak 105
populasi dengan rata-rata nilai fitness
395,693, jumlah offspring terbaik sebanyak
430 kromosom dengan rata-rata nilai fitness
396,175, jumlah rekombinasi terbaik
sebanyak 2 kromosom induk dengan ratarata nilai fitness 395,87, dan banyak generasi
terbaik sebanya 400 generasi dengan ratarata nilai fitness 397,12.
3. Perbandingan hasil penyusunan bahan
makanan rekomendasi sistem dengan
rekomendasi pakar dapat dikatakan bahwa
sistem telah memberikan hasil yang lebih
optimal dibandingkan dengan hasil
rekomendasi pakar. Sistem mampu
memenuhi kebutuhan pasien dengan
menghemat biaya bahan menu makanan
bagi penderita penyakit jantung hingga
53,44% dengan variasi makanan yang lebih
beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Guo, Z. X., Li, M., Leung, S. Y. S. & Li, M.,
2011.
Evolution Strategy Based
Decision-making Model for Order
Allocation In Production Planning. s.l.,
IEEE, pp. 229-234.
Hansen, N., Arnold, D. V. & Auger, A., 2014.
Springer Handbook of Computational
Intelligence. Berlin: Springer Berlin
Heidelberg.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
9
Kementrian Kesehatan RI, P. D. d. I., 2014.
Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta,
Kementrian Kesehatan RI.
Kerohoesodo, S., 1987. Pengantar Kardiologi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Kertohoesodo, S., 1982. Yang Perlu Diketahui
Umum Tentang Memelihara Jantung
Sehat Dan Menjaga Jantung Sakit.
Jakarta: Citra Budaya.
K. K. R., 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Jakarta: s.n.
Mahmudy, W. F., 2015. Dasar - Dasar
Algoritma Evolusi. Malang: Universitas
Brawijaya.
Mangoenprasodjo, A. S., 2004. Jantungan OK
Sakit Jantung No Way. Yogyakarta:
THINKFRESH.
Renny, S. et al., 2014. Panduan Pengkajian
Dan Perhitungan Kebutuhan Gizi. 2 ed.
Malang: RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
RS Dr.Cipto Mangunkusumo, I. G. P. & A. D.
I., 2010. Penuntun Diet Edisi Baru.
Jakarta: PT Gramedi Pustaka Utama.
S., 2010. CEKAL (Cegah Dan Tangkal)
Penyakit Modern (Hipertensi, Stroke,
Jantug, Kolesterol, Dan Diabetes).
Yogyakarta: CV. ANDI.
Soeharto,
I.,
2001.
Pencegahan
&
Penyembuhan
Penyakit
Jantung
Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sulistiowati, F., Cholissodin, I. & M., 2016.
Optimasi Susunan Bahan Makanan
Sehat Untuk Pemenuhan Gizi Keluarga
Dengan Algoritma Evolution Strategies.
Malang: Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya.
Yansari, M., Ratnawati, D. E. & M., 2016.
Optimasi Biaya dan Asupan Gizi Pasien
Diet Khusus Dengan Menggunakan
Algoritma Evolution Strategies. Malang:
Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Brawijaya.
Download