Untitled - Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

advertisement
KATA PENGANTAR
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh
kualitas penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan
pemasaran komoditas pertanian. Kualitas yang baik memerlukan
ketersediaan informasi pasar yang aktual, akurat dan kontinyu.
Untuk itu diperlukan pelayanan informasi pasar yang baik, sehingga
diharapkan akan dimanfaatkan dalam penyusunan kebijakan yang
tepat sesuai dengan perkembangan pasar.
Peranan Pelayanan Informasi Pasar dalam mendukung
pengembangan pemasaran komoditas pertanian mempunyai peranan
sangat strategis yaitu (1) Meningkatkan Daya Tawar Petani, (2)
Memberikan Masukan Penyusunan Kebijakan Pemasaran Komoditas
Pertanian,(3) Meningkatkan Arus Perdagangan Antar Daerah,(4)
Memberikan Masukan Perencanaan Usaha Tani.
Berkenaan dengan hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan pada tahun 2016 ini menerbitkan “Petunjuk Teknis
Pelayanan Informasi Pasar dan Pemantauan Stok” yang memuat
tentang metode pengumpulan, pengolahan, pengiriman data serta
penyebarluasan informasi pasar. Petunjuk teknis ini merupakan
acuan operasional bagi Pembina dan Petugas PIP pada Dinas
lingkup Pertanian baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota.
Jakarta, Februari 2016
Direktur Jenderal,
Dr. Ir. Hasil Sembiring, MSc
NIP 196002101988031001
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................. iii
Daftar Lampiran ..................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................ 1
1.2. Tujuan............................................................................. 3
1.3. Indikator Keberhasilan .................................................. 5
II. RUANG LINGKUP PELAYANAN INFORMASI PASAR
DAN PEMANTAUAN STOK
2.1. Sistem Pelayanan Informasi Tanaman Pangan .............
2.1.1. Metode Pengumpulan Data ................................
2.1.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan
Data ....................................................................
2.1.3. Kelembagaan PIP ..............................................
2.2. Sistim Pemantauan Stok ...............................................
2.2.1. Tujuan dan Sasaran ............................................
2.2.2. Ruang Lingkup ...................................................
2.2.3. Metodologi .........................................................
2.2.4. Cara Pelaksanaan ..............................................
2.2.5. Metode Analisis ..................................................
5
5
13
16
17
18
18
19
21
26
III. DANA .................................................................................. 27
IV. PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .......... 31
V. PENUTUP ............................................................................. 32
LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Input Data Pasokan (Supply) dan
Permintaan (Demand)
Lampiran 2. Formulir Analisa Biaya Usaha Tani
Lampiran 3. Formulir Analisa Biaya Pemasaran
Lampiran 4. Format Pengiriman Data Harga
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi informasi yang cenderung semakin terbuka dan
merambah ke seluruh dunia dimana teknologi informasi telah semakin
memungkinkan antar berbagai negara dan organisasi untuk dapat
saling mengakses informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan. Teknologi informasi inilah yang juga membuka jalan bagi
globalisasi produksi dan globalisasi pemasaran. Kemudahankemudahan dalam akses informasi tersebut akan membuka peluang
bagi Indonesia untuk memperluas pasar dan sekaligus menyediakan
kesempatan kerja bagi angkatan kerja kita.
Perdagangan komoditas pertanian tanaman pangan pada era
globalisasi informasi saat ini menuntut transparansi pasar yang
sangat kuat. Tuntutan pada era tersebut adanya efisiensi dibidang
produksi dan pemasaran agar komoditas yang diperdagangkan bisa
bersaing di pasar bebas.
Namun skala usaha pertanian tanaman pangan di Indonesia
masih relatif rendah, tersebar, dengan kualitas produk yang beragam.
Rantai tata niaga pemasaran masih panjang, sehingga disatu sisi
memberikan tekanan pada konsumen dalam bentuk harga yang
tinggi dan berfluktuasi, di sisi lain tekanan pada produsen dalam
bentuk proporsi harga yang diterima relatif rendah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan akses petani terhadap
pasar dan informasi pasar adalah adanya Pelayanan Informasi
Pasar. Dimana Peranan Pelayanan Informasi Pasar dalam
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
1
mendukung pengembangan pemasaran komoditas pertanian
mempunyai peranan sangat strategis yaitu (1) Meningkatkan Daya
Tawar Petani, (2) Memberikan Masukan Penyusunan Kebijakan
Pemasaran Komoditas Pertanian, (3) Meningkatkan Arus
Perdagangan Antar Daerah, (4) Memberikan Masukan Perencanaan
Usaha Tani.
Menghadapi perilaku informasi pasar komoditas tanaman
pangan bersifat asimetrik, dimana situasi tersebut ditandai dengan
kesempatan akses terhadap informasi pasar bagi pelaku usaha
agribisnis yang tidak merata, terutama petani mempunyai akses
yang lebih terbatas dibandingkan dengan pelaku usaha agribisnis
lain. Sinyal-sinyal pasar, peluang pasar dan perkembangan informasi
pasar yang ada lebih banyak diantisipasi oleh pedagang, sementara
petani pada posisi yang lemah. Kondisi yang tidak menguntungkan
bagi petani ini diharapkan dapat berangsur-angsur menurun dengan
peningkatan akses informasi pasar. Dengan peningkatan akses
informasi pasar melalui pelayanan informasi pasar ini akan memberi
dampak posisi tawar petani akan semakin kuat, dimana petani
mampu menangkap signal pasar sehingga petani hanya menanam
apa yang memang dibutuhkan oleh pasar.
Salah satu keberhasilan pembangunan pertanian sangat
ditentukan oleh kualitas penyusunan kebijakan dan perencanaan
pembangunan pemasaran yaitu ketersediaan informasi pasar yang
aktual, akurat dan kontinyu. Untuk itu diperlukan pelayanan informasi
pasar yang profesional, sehingga diharapkan akan dimanfaatkan
sebagai penyusunan kebijakan yang tepat sesuai dengan
perkembangan pasar.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
2
Pada tahun anggaran 2016, setelah diterbitkannya Peraturan
Presiden No. 45 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Pertanian, Permentan No. 43/Permentan/OT.010/09/2015 tanggal
3 Agustus 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian serta terbitnya Keputusan Menteri Pertanian nomor 568
Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Kewenangan Dalam Urusan Tugas
dan Fungsi di bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
maka pembinaan kegiatan Pelayanan Informasi Pasar berada pada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Di dalam Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan, terdapat Subdirektorat Pemasaran dan Investasi yang
mengelola langsung kegiatan pelayanan informasi pasar tanaman
pangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 271 Kabupaten/Kota seluruh
Indonesia.
Pada tahun anggaran 2016, selain kegiatan Pelayanan
Informasi pasar yang sudah berjalan,ditambahkan pula adanya
kegiatan pemantauan stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan
rumah tangga petani.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis Pelayanan Informasi Pasar
(PIP) Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok gabah/beras ini
adalah :
1.
Memberikan panduan teknis tentang tata cara pelaksanaan
kegiatan PIP dan pemantauan stok gabah/beras.
2.
Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan sistem pengumpulan data informasi pasar disesuaikan dengan kondisi
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
3
3.
4.
masing-masing daerah.
Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar dan pemantauan stok yang cepat, tepat, kontinyu, up to date dan
dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para
pengguna informasi.
Mengetahui Perkembangan Stok Gabah/Beras di Tingkat
Penggilingan dan Rumah Tangga Petani.
1.3 Indikator Keberhasilan
1.3.1. Output
Output dari kegiatan ini adalah :
1.
Tersedianya data harga produsen, grosir dan eceran
komoditi tanaman pangan.
2.
Tersedianya data pasokan dan permintaan komoditi
tanaman pangan.
3.
Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani)
komoditi tanaman pangan.
4.
Data Analisa Biaya Pemasaran komoditi tanaman pangan
5.
Data Supplier komoditi tanaman pangan.
6.
Data stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah
tangga petani.
1.3.2. Outcome
Outcome dari kegiatan ini adalah memudahkan pengambilan
kebijakan dalam bidang pemasaran hasil tanaman pangan.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
4
BAB II. RUANG LINGKUP PELAYANAN
INFORMASI PASAR DAN PEMANTAUAN STOK
2.1. Sistem Pelayanan Informasi Pasar Tanaman Pangan
Penyelenggaraan Sistem Pelayanan Informasi Pasar (PIP)
terdiri dari 3 (tiga) sub sistem yaitu: metode, sumberdaya manusia
(SDM) dan sumber dana. Metode PIP terdiri dari pengumpulan,
pengolahan, pengiriman, penganalisaan serta penyebarluasan
data/informasi pasar.
SDM PIP adalah Petugas PIP atau Pejabat Fungsional Analis
Pasar Hasil Pertanian (APHP) tingkat terampil dan ahli baik di
provinsi maupun kabupaten yang mempunyai tugas pokok
menyiapkan, melaksanakan, menganalisa dan mengkaji kebijakan
dan mengembangkan pelayanan di bidang pemasaran hasil pertanian.
Sumber dana adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
PIP yang dialokasikan pada dana Dekonsentrasi.
Berikut akan diuraikan secara rinci metoda pelaksanaan PIP
yaitu :
2.1.1. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data harga, data pasokan
dan permintaan (supply-demand), data biaya usaha tani, data
biaya pemasaran serta data supplier komoditas tanaman
pangan. Data harga terdiri dari data harga tingkat produsen,
grosir dan eceran.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
5
Data pasokan (supply) terdiri dari data produksi per bulan dan
data tonase produk yang dijual di setiap lokasi pasar
pengumpulan data harga. Data permintaan (demand) terdiri
dari data permintaan pasar dan permintaan industri/perusahaan
pengolahan/eksportir.
Data biaya usaha tani terdiri atas data atau biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam melakukan kegiatan usaha tani termasuk
data penerimaan dan keuntungan.
Data biaya pemasaran terdiri atas data/biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses pemasaran mulai dari tingkat
produsen sampai dengan konsumen.
Data supplier terdiri dari data pemasok komoditas tanaman
pangan, termasuk jenis komoditi beserta jumlah yang
ditawarkan.
A.
Data Harga Produsen
Pencatatan harga tingkat produsen dilakukan di daerah
sentra produksi pada masing-masing kabupaten yaitu
di tempat-tempat perdagangan (seperti pasar pengumpul
desa/kecamatan), rumah/gudang pedagang pengumpul,
pinggir jalan, atau tempat lain yang biasa dipergunakan
sebagai lokasi transaksi jual-beli.
Kabupaten sentra produksi terpilih adalah beberapa
kabupaten yang produksinya terbesar berdasarkan data
produksi yang tersedia pada Dinas lingkup Pertanian.
Dari kabupaten sentra terpilih kemudian ditentukan 23 kecamatan sentra.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
6
Harga tingkat produsen/harga jual petani adalah harga
penjualan petani kepada pedagang pengumpul, pedagang antar daerah atau kepada pabrik pengolahan
hasil pertanian. Atau sebaliknya adalah pembelian
pedagang pengumpul/pedagang antar daerah/perusahaan pengolahan kepada petani.
B.
Data Harga Grosir/ Borongan
Data harga grosir dikumpulkan dari pasar grosir di ibukota
propinsi. Lokasi pasar merupakan tempat transaksi/jualbeli produk pertanian secara grosir/borongan (bukan
eceran), lebih diutamakan di pasar induk.
Harga tingkat grosir yaitu harga penjualan pedagang
grosir kepada pedagang pengecer atau harga pembelian
oleh pedagang pengecer kepada pedagang grosir.
C.
Data Harga Eceran
Harga eceran dikumpulkan dari pasar pengecer di seluruh
ibukota propinsi dan ibukota kabupaten/kota diseluruh
Indonesia. Lokasi pasar merupakan tempat transaksi/jualbeli produk pertanian secara eceran.
Harga eceran yaitu harga penjualan pedagang pengecer
kepada konsumen atau harga pembelian oleh konsumen
kepada pedagang pengecer.
D.
Data Pasokan dan Permintaan (Supply–Demand)
Data supply yang diperlukan dalam sistem PIP ini adalah
data produksi per propinsi serta tonase/volume produk
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
7
yang diperdagangkan di pasar/lokasi pengumpulan harga
grosir untuk komoditas unggulan yang telah ditentukan
sebagai data informasi harga. Data demand adalah data
permintaanperusahaan pengolahan/eksportir/hotel/
restorandan lain-lain.
Contoh formulir data pasokan dan permintaan seperti
terdapat pada lampiran 1 (dikirim melalui email).
E.
Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani)
Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani)
sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keuntungan
petani. Data ini dikumpulkan setahun sekali untuk komoditi
unggulan. Data yang dikumpulkan meliputi :
a.
Penerimaan (R = Revenue), merupakan penjualan
hasil produksi, dimana nilai penerimaan diperoleh
dari perhitungan harga per satuan hasil dikalikan
dengan volume hasil produksi.
b.
Pengeluaran (C= Cost), merupakan penjumlah
semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi.
c.
Keuntungan (B= Benefit), merupakan hasil yang
diperoleh dari pengurangan nilai penerimaan
dengan pengeluaran. Di dalam perhitungan
keuntungan dicantumkan juga perhitungan :
1. R-C rasio, merupakan perhitungan dari perbandingan antara penerimaan (R) dengan
pengeluaran (C).
2. B-C rasio, merupakan perhitungan dari perbandingan antara keuntungan (B) dengan
pengeluaran (C)
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
8
3.
4.
Keuntungan perbulan, merupakan asumsi dari
keuntungan yang diterima per bulan selama satu
kali periode proses produksi.
Keuntungan per satuan hasil, merupakan asumsi
dari keuntungan yang diterima persatuan hasil
produksi
Secara rinci, contoh tabel perhitungan analisa
usaha tani tercantum pada lampiran 2.
F.
Data Analisa Biaya Pemasaran
Data Analisa Biaya Pemasaran adalah data biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh setiap tingkat pedagang pada
masing-masing tahap dalam rantai pemasaran. Data ini
sangat diperlukan untuk mengetahui margin pemasaran
dari setiap tingkat pedagang dan pangsa pasar yang
diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan
konsumen akhir.
Data yang dikumpulkan meliputi data penjualan
petani/pembelian oleh pedagang tingkat I (tahap I dalam
rantai pemasaran) sampai dengan harga pembelian oleh
konsumen.Secara rinci, contoh tabel perhitungan analisa
biaya pemasaran tercantum pada lampiran 3.
G.
Data Supplier
Data supplier yang dimaksud adalah data pemasok
komoditas tanaman pangan. Data tersebut meliputi :
a.
Nama supplier
b.
Nama perusahaan
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
9
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Data perusahaan meliputi provinsi, kabupaten/kota,
alamat, nomor telpon, nomor faximili, alamat email dan nama contact person)
Jenis usaha (produsen/perdagangan domestik/
eksportir/importir/usaha lainnya)
Skala Usaha (kecil/menengah/besar)
Jenis Komoditi (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan)
Jenis Produk (segar dan atau olahan)
Jumlah penawaran/supply (ton)
H.
Jenis Harga Komoditas
Jenis harga komoditas tanaman pangan yang tercakup
dalam pelaksanaan PIP ini yaitu harga Gabah Kering
Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), beras
medium, beras premium, beras ketan putih, beras ketan
hitam, jagung pipilan kering, kedelai lokal biji kering,
kacang tanah lokal polong basah, kacang hijau biji kering,
ubi kayu basah, ubi jalar basah, dan gaplek gelondongan.
I.
Responden
Seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jenis data
yang dikumpulkan, maka responden yang dijadikan
sebagai sumber informasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Responden untuk harga produsen adalah :
1) Petani (harga penjualan kepada pedagang
pengumpul atau perusahaan pengolahan
hasil)
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
10
2)
3)
4)
Pedagang pengumpul (harga pembelian dari
petani)
Penggilingan padi (harga beli gabah dari
petani)
Perusahaan pengolahan hasil (harga beli dari
petani)
b.
Responden untuk harga grosir adalah:
1) pedagang grosir (harga penjualan kepada
pengecer)
2) pedagang pengecer (harga pembelian dari
pedagang grosir)
3) penggilingan padi (harga jual beras kepada
pedagang pengecer atau pedagang antar
daerah)
c.
Responden untuk harga eceran adalah:
1) pedagang pengecer (harga penjualan kepada
konsumen)
2) konsumen (harga pembelian dari pedagang
pengecer)
Jumlah responden yang diambil untuk setiap
komoditi adalah 5 orang. Metode penentuan
harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai
ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim
tinggi dan rendah.
Sebagai contoh:
Responden A
Rp. 2 100,Responden B
Rp. 1700,-
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
11
Responden C
Rp. 2150,Responden D
Rp. 2200,Responden E
Rp. 2500,Harga yang terjadi adalah :
(2100+2150+2200) : 3 = 2150
d.
Responden untuk data produksi dan data tonase
adalah:
Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian
Propinsi/kabupaten dan data tonase diperoleh dari
Dinas Pasar pada lokasi pengumpulan data harga
grosir.
e.
Responden untuk data biaya usaha tani adalah:
1) petani/poktan/gapoktan sebagai produsen
komoditas tanaman pangan.
2) pedagang sarana produksi (harga sarana
produksi)
f.
Responden untuk data biaya biaya pemasaran
adalah:
1) petani/produsen komoditas TPH
2) pedagang pengumpul, pedagang grosir dan
pedagang pengecer (semua pedagang yang
terlibat dalam satu mata rantai pemasaran)
g.
Responden untuk data supplier adalah:
Data supplier diperoleh dari perusahaan pemasok
yang bergerak di sub sektor tanaman pangan,
gapoktan, dinas lingkup tanaman pangan daerah
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
12
(provinsi/kabupaten), instansi terkait maupun
sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kevalidan datanya.
J.
Waktu dan Frekuensi
Waktu pencatatan data harga adalah pada saat
transaksi jual beli paling ramai, dengan frekuensi
pengumpulan data setiap hari kerja (Senin sampai
Jumat).
Data produksi dikumpulkan dan dikirim setiap
bulan, sedangkan data tonase/volume perdagangan di pasar/lokasi pengumpulan data, dikumpulkan
dan dikirim setiap minggu.
Data Analisa Usahatani dan Data Biaya Pemasaran
dikumpulkanpada setiap akhir musim tanam
(Musim Hujan/MH, Musim Kering I/MK I, Musim
Kering II/MK II). Untuk data supplier dikumpulkan
setiap bulan.
2.1.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan Data
A. Pengiriman Data
a.
Pengiriman Data Harga
Data harga tingkat produsen dan eceran di sentra
produksi (kabupaten/kota) serta harga tingkat grosir dan
eceran di sentra konsumsi (ibukota provinsi) untuk
komoditas yang dikembangkan pada sistem PIP-SMS
Harga, dikirimkan setiap hari melalui:
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
13
b.
1)
Input data harga melalui webform entri data yang
terdapat dalam alamat web:
untuk tingkat kabupaten:
aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/
dan untuk tingkat propinsi
aplikasi.pertanian.go.id/ smshargaprov/
(format pengiriman tercantum pada lampiran 4)
2)
SMS Kementerian Pertanian dengan nomor
081380829555
Pengiriman Data Pasokan (Supply)
Data supply yang dimaksud adalah :
1)
Data produksi bulanan di tingkat kabupaten
2)
Data produksi bulanan di tingkat provinsi
3)
Data tonase mingguan di pasar tingkat kabupaten
4)
Data tonase mingguan di pasar tingkat provinsi
Data supply dikirimkan melalui :
1)
Input data supply melalui Email :
[email protected]
c.
Pengiriman Data Demand
Data demand yang dimaksud adalah :
1)
Data demand mingguan di tingkat kabupaten
2)
Data demand mingguan di tingkat provinsi
Pengiriman data demand dikirimkan melalui :
1)
Input data demand melalui email:
[email protected]
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
14
d.
Pengiriman Data Biaya Usaha Tani dan Biaya Pemasaran
Data biaya usahata tani dan biaya pemasaran dikirimkan
ke Subdit Pemasaran dan Investasi melalui Email:
[email protected]
e.
Pengiriman Data Supplier
Data supplier baik ditingkat kabupaten/kota maupun
propinsi dikirimkan setiap bulan pada minggu pertama
ke Subdit Pemasaran dan Investasi, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, melalui:
e-mail ke: [email protected]
B. Penyebarluasan Informasi
Di tingkat propinsi, data/informasi harga grosir, harga
produsen dan eceran komoditas unggulan daerah bisa
disebarluaskan
secara kontinyu melalui berbagai media daerah yaitu:
a.
Radio (RRI, Radio Pemda dan atau Radio Swasta)
b.
Surat Kabar, Tabloid, atau majalah
c.
Papan Harga
d.
Website
Di tingkat pusat, data harga grosir dan produsen yang
diterima dari Dinas Propinsi dan Kabupaten disebarluaskan
secara kontinyu melalui:
a.
Website:
b.
Khusus untuk informasi harga sistem/metode SMS
dapat dilihat pada :
1) Informasi harga di tingkat provinsi :
http://aplikasi.pertanian.go.id/smshargaprov/
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
15
2)
Informasi harga di tingkat kabupaten :
http://aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/
C. Pelaporan
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa seluruh petugas
PIP harus melaporkan data harga secara harian dan data
produksi/tonase secara bulanan ke Pusat (Subdit Pemasaran
dan Investasi, Dit. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan, Ditjen Tanaman Pangan).
Petugas PIP juga harus mengirimkan Buletin Pemasaran
atau Laporan Tahunan kepada Pusat PIP secara periodik
(bulanan atau tahunan).
1)
Jumlah/volume yang dibutuhkan (tonase)
2)
Daerah asal produk
2.1.3. Kelembagaan PIP
Dalam melaksanakan kegiatan PIP diperlukan petugas khusus
(Petugas PIP dan atau Pejabat fungsional APHP) yang secara
rutin bertugas untuk mengumpulkan, mengolah serta
menganalisa data informasi pasar.Petugas PIP dan atau Pejabat
fungsional APHP adalah pegawai tetap pada Dinas Pertanian
propinsi dan atau kabupaten pada Subdinas yang menangani
kegiatan pemasaran.
Jabatan fungsional Analisis Pasar Hasil Pertanian (APHP)
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun
2012 tentang Jabatan Fungsional Analisa Pasar Hasil Pertanian
Dan Angka Kreditnya.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
16
Ketentuan pelaksanaan jabfung APHP diatur berdasarkan
Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 59/PERMENTAN/OT.140/09/2012
dan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan
Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian.
2.2. Sistem Pemantauan Stok
Beras telah menjadi bahan makanan pokok bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia. Hal ini terutama disebabkan
beras telah semakin banyak diproduksi, tersedia dan mudah
diperoleh di setiap saat dan setiap tempat. Dominasi beras
dalam konsumsi pangan masyarakat dan kemudahannya dalam
penyimpanan, distribusi dan penyajian, telah mendorong
pemerintah dan masyarakat membangun cadangan pangan
dalam bentuk beras atau gabah.
Cadangan pangan terutama beras merupakan komponen yang
sangat penting dalam penyediaan pangan, karena dapat
difungsikan sebagai stabilisator pasokan pangan pada saat
produksi atau pasokan tidak mencukupi. Informasi mengenai stok
beras ini sangat penting untuk mengetahui situasi ketahanan pangan,
baik di tingkat rumah tangga maupun wilayah (kabupaten, propinsi,
nasional). Informasi stok beras pemerintah relatif lebih mudah
diperoleh karena dilakukan oleh instansi pemerintah (pada saat ini
Bulog), sedangkan informasi mengenai stok gabah/beras di
masyarakat lebih sulit diperoleh dan tidak tersedia secara rutin. Di
sisi lain data stok ini sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan
sektor pertanian karena menyangkut ketersediaan pangan di suatu
wilayah.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
17
Mengingat informasi tersebut sangat diperlukan oleh para
pengambil kebijakan dalam mempertimbangkan apakah harus
melakukan impor atau tidak, harus mendatangkan beras dari wilayah
lain atau tidak, dan cadangan beras mencukupi atau tidak, maka
diperlukan pemantauan stok gabah/beras. Untuk mengetahui stok
gabah/beras di suatu wilayah perlu dilakukan survei. Namun demikian
survei membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang cukup besar.
Oleh karena itu diperlukan pendugaan stok gabah/beras di suatu
wilayah melalui pemantauan stok.
2.2.1. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.
Mendapatkan data stok gabah/beras di rumah tangga
petani dan penggilingan.
2.
Menduga stok gabah/beras di wilayah sampel.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
1.
Tersedianya data stok gabah/beras di rumah tangga
petani dan penggilingan.
2.
Tersedianya Sistem Aplikasi Pemantauan Stok.
3.
Tersedianya total stok gabah/beras di wilayah sampel.
2.2.2. Ruang Lingkup
Pemegang stok gabah/beras di masyarakat terdiri dari :
1.
Rumah tangga produsen padi.
2.
Penggilingan padi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugianto et al.
(1989), pemegang stok terbesar adalah rumah tangga produsen
padi dan penggilingan padi, sehingga pemantauan stok ini
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
18
hanya dilakukan pada dua komponen pemegang stok gabah/
beras tersebut, yaitu rumah tangga petani produsen dan
penggilingan padi.
2.2.3. Metodologi
A.
Konsep dan Definisi
a.
Stok
Stok adalah sejumlah bahan makanan yang
disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau swasta
seperti yang ada di pabrik, gudang, depo, lumbung
petani/rumah tangga dan pasar/pedagang, yang
dimaksud sebagai cadangan dan akan digunakan
apabila sewaktu-waktu diperlukan (BPS, 2003).
Secara umum pemegang stok gabah/beras dibagi
menjadi dua yaitu : (1) Pemerintah dan (2)
Masyarakat. Besaran stok di pemerintah relatif
lebih mudah diketahui, sedangkan besaran stok
di masyarakat tidak mudah untuk diketahui setiap
saat. Untuk mengetahui dengan lebih obyektif
dilakukan pemantauan melalui Sistem Aplikasi
Pemantauan Stok.
b.
Total stok di suatu wilayah
Secara matematis, ketersediaan beras secara
nasional adalah produksi dalam negeri ditambah
ekspor netto (import dikurangi ekspor) ditambah
stok periode sebelumnya. Jika lingkupnya wilayah
maka ketersediaan beras adalah produksi wilayah
tersebut ditambah distribusi masuk dikurangi keluar
dan ditambah stok periode sebelumnya. Beras
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
19
yang tersedia ini digunakan untuk kebutuhan dalam
negeri yang terdiri dari konsumsi penduduk, bibit,
industri pengolahan dan sebagainya. Sedangkan
sisanya merupakan stok yang berada di pemerintah
dan masyarakat (BPS, 2002).
c.
Rumahtangga petani (produsen)
Rumah tangga petani (produsen) adalah rumah
tangga dimana salah satu atau lebih anggota
rumah tangganya mengusahakan tanaman padi
dan melakukan panen, sehingga mempunya
kontribusi terhadap produksi padi (BPS, 2004).
d.
Stok gabah/beras di rumahtangga
Stok gabah/beras di rumahtangga adalah banyaknya gabah/beras yang disimpan di rumah tangga
baik untuk keperluan cadangan maupun untuk
konsumsi sehari-hari (BPS dan BBKP, 2004).
e.
Penggilingan
Penggilingan adalah perusahaan yang melakukan
proses pengolahan padi mulai dari gabah menjadi
beras. Penggilingan dimaksud adalah penggilingan
yang selain melayani jasa pengolahan gabah
menjadi beras juga melakukan pembelian/ penjualan gabah/beras dengan pihak lain, tidak termasuk
penggilingan yang hanya melayani jasa pengolahan
gabah menjadi beras saja.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
20
f.
Stok gabah/beras di penggilingan
Stok gabah/beras di penggilingan adalah banyaknya gabah/beras yang disimpan di penggilingan
dan dimiliki/dikuasai oleh perusahaan penggilingan.
Tidak termasuk cadangan (stok) milik pihak lain
yang menyimpan /menitipkan gabah/berasnya di
penggilingan tersebut.
2.2.4. Cara Pelaksanaan
A.
Parameter Yang Dipantau
Jual Gabah
Jual Gabah
Petani
Jual Gabah & Beras
Pedagang/
Pengepul
Stok
Gabah &
Beras
Penggilingan
Grosir
Pengecer
konsumen
Parameter Yang Dipantau
1)
Harga Jual GKP (Gabah Kering Panen) (Rp./kg)/
GKG (Gabah Kering Giling) (Rp/kg) petani ke
pengumpul atau ke penggilingan
2)
Harga Pembelian GKP/GKG (Rp./kg) Penggilingan
dari Pengumpul atau Petani.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
21
3)
4)
5)
Harga Penjualan Beras (Rp./kg) Penggilingan ke
Grosir/Pengecer.
Stok Gabah (kg) dan Beras (kg) di Rumah Tangga
Petani.
Stok Gabah (kg) dan Beras (kg) di Penggilingan
Empat data yang tersebut diatas merupakan data input
(n) yang dikirimkan melalui SMS, sedangkan data
pendukungnya berupa jumlah populasi rumah tangga
petani padi (N) dan jumlah populasi penggilingan (N).
Dimana jumlah rumah tangga petani padi dapat diperoleh
dari Sensus Pertanian tahun 2013, selanjutnya jumlah
penggilingan bersumber dari Dinas Pertanian Kabupaten/
Propinsi.
B.
Jumlah Sampel Rumah tangga Kelompok Tani dan
Penggilingan
Jumlah sampel Rumah tangga petani (Ketua Kelompok
Tani) dan penggilingan padi ditetapkan sekitar 25 sampel,
terdiri dari 15 sampel rumah tangga petani (Ketua Kelompok Tani) dan 10 sampel penggilingan padi.
C.
Jumlah Sampel Rumah Tangga ( RT) Petani
Untuk Rumah Tangga ( RT) Petani, responden yang
diambil sampel adalah Ketua Kelompok Tani, dimana
kriteria sampel rumah tangga petani dikelompokan
berdasarkan kepemilikan lahan, terdiri dari RT petani
yang memiliki = 0,5 ha; 0,5 – 1 ha; dan > 1 ha, masingmasing 5 sampel, sehingga berjumlah 15 sampel rumah
tangan petani dalam satu kabupaten. Diharapkan sampel
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
22
dalam kabupaten berasal dari kecamatan yang berbeda.
D.
Jumlah Sampel Penggilingan Padi
Untuk Penggilingan Padi, responden yang diambil sampel
adalah pengelola penggilingan padi, dimana kriteria
sampel penggilingan padi dikelompokan berdasarkan
kapasitas giling yang terdiri dari Penggilingan Kecil
(kapasitas giling < 1.500 kg gabah per jam), Penggilingan
Sedang (kapasitas giling antara 1.500 kg – 3.000 kg
gabah per jam); dan Penggilingan Besar ( kapasitas
giling > 3.000 kg gabah per jam). Klasifikasi tersebut
bersumber dari Buku Pedoman Pengumpulan Data
Tanaman Pangan, Pusdatin. Untuk komposisi sampel
sebagai berikut: 5 sampel penggilingan kecil, 3 sampel
penggilingan sedang dan 2 sampel penggilingan besar.
Diharapkan sampel dalam kabupaten berasal dari
kecamatan yang berbeda.
E.
Pengumpulan dan Pengiriman Data Stok
Pengumpulan dan pengiriman data dilakukan pada
tiap akhir bulan (stok akhir bulan, dimana stok
akhir bulan dapat menggambarkan stok awal bulan)
melalui SMS.
Petugas pemantauan stok gabah/beras akan
mendapatkan honor dan operasional pengumpulan
dan pengiriman data.
Data yang terkumpul ditingkat pusat akan diolah
untuk dianalisis sehingga terlihat perkembangan
stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah
tangga petani.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
23
-
F.
Pendataan terhadap stok di tingkat penggilingan
padi dan rumah tangga petani dilakukan secara
langsung oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten
yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian Propinsi
dengan menggunakan kuisioner yang telah
disusun.
Formulasi Pendugaan Stok Gabah dan Beras
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
24
G.
Sample Kabupaten
Dalam setiap propinsi dipilih 3 (tiga) kabupaten sampel.
Dimana pemilihan sampel kabupaten didasarkan pada
tingkat produksi yaitu i). Kabupaten dengan tingkat
produksi rendah; ii). Kabupaten dengan tingkat produksi
sedang; iii). Kabupaten dengan tingkat produksi tinggi.
Untuk mendapatkan pengelompokan tersebut menggunakan metode penentuan tingkat produksi.
Metode penentuan tingkat produksi adalah menetapkan
kabupaten yang memiliki produksi tertinggi dan kabupaten
yang memiliki produksi terendah.
Sebagai contoh:
Kabupaten A produksi sebesar 100.000 ton GKG
Kabupaten B produksi sebesar 70.000 ton GKG
Kabupaten C produksi sebesar 60.000 ton GKG
Kabupaten D produksi sebesar 50.000 ton GKG
Kabupaten A merupakan kabupaten yang memiliki
produksi tertinggi sebesar 100.000 ton GKG, dan
kabupaten D terendah sebesar 50.000 ton GKG.
Untuk mengklasifikasikan kabupaten sampel, berdasar
perhitungan : produksi tertinggi - produksi terendah =
100.000 ton – 50.000 ton = 50.000 ton; hasil selisih
50.000 ton dibagi 3 menjadi 16.666,67.
Dari hasil perhitungan tersebut menghasilkan klasifikasi
sebagai berikut :
i). Kabupaten dengan tingkat produksi rendah, jika
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
25
ii).
iii).
produksinya berada pada range 50.000 ton GKG
– 66.666,67 ton GKG
Kabupaten dengan tingkat produksi sedang, jika
produksinya berada pada range 66.666,68 ton
GKG – 83.333,35 ton GKG
Kabupaten dengan tingkat produksi tinggi jika
produksinya berada pada range 83.333,36 ton
GKG – 100.000,03 ton.
2.2.5. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yang
akan memetakan/menggambarkan lokasi penyebaran, keadaan
stok gabah/beras dan kinerja serta pemasaran gabah/beras
pada penggilingan terpilih.
Data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner akan
diolah dan dianalisis dengan menggunakan prosentase dan
disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
26
BAB III. DANA
3.1. Sumber Dana
Sumber dana kegiatan PIP berasal dari APBN, APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk dana APBN TA 2016, dana PIP
dan pemantauan stok terdapat pada Pengembangan Pemasaran
Hasil dan Investasi.
3.2. Kegiatan di Provinsi
a.
Koordinasi pelayanan informasi pasar dan Pemantauan Stok
Belanja pengiriman surat dinas pos pusat
Pengiriman laporan ke pusat
Belanja bahan
Alat tulis kantor
Seminar kit
Spanduk
Penyusunan laporan koordinasi Pelayanan Informasi
Pasar (PIP)
Konsumsi Rapat pemantauan stok tanaman pangan
Penyusunan laporan pemantauan stok tanaman pangan
Belanja barang non operasional lainnya
Fasilitasi pengiriman data, pulsa dan langganan internet
Honor output kegiatan
Honor panitia
Operasional pengumpulan dan pengiriman data
pemantauan stok
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
27
Belanja jasa profesi
Honor narasumber
Honor moderator
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
Pertemuan koordinasi pembina/petugas PIP (40 org x
2 Hari)
Belanja perjalanan biasa
Perjalanan dalam rangka pemantauan stok
b.
Melaksanakan Pengembangan Informasi Harga
Belanja bahan
ATK, komputer, supplies, penggandaan dll
Honor output kegiatan
Operasional pengumpulan dan pengiriman data
Operasional entry dan pengolahan data
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Penyusunan dan pengiriman data base harga, biaya
pemasaran
Penyebaran Informasi Pasar Melalui Media masa
Penyusunan Buletin Informasi Pasar
Belanja perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
Pembinaan ke Kabupaten
Pertemuan Koordinasi PIP tingkat nasional (Pembina
dan Petugas PIP)
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
28
3.3. Kegiatan di kabupaten
Melaksanakan Pengembangan Informasi Harga
Honor output kegiatan
Operasional pengumpulan dan pengiriman data
Operasional entry dan pengolahan data
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Penyusunan dan pengiriman data base harga, biaya
pemasaran
Belanja perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
Pengumpulan data ke lokasi
Pertemuan Petugas PIP tingkat nasional
3.4. Uraian Penggunaan Dana
Uraian tentang penggunaan dana diatas, adalah sebagai
berikut:
a.
Belanja pengiriman surat dinas pos pusat, merupakan biaya
yang digunakan untuk mengirimkan laporan ke pusat.
b.
Belanja bahan, merupakan biaya yang digunakan untuk membeli
bahan yang digunakan dalam kegiatan pelayanan informasi
pasar dan pemantauan stok.
c.
Belanja barang non operasional lainnya, merupakan biaya
yang digunakan untuk pembelian data internet dan pulsa.
d.
Honor output kegiatan, merupakan biaya yang digunakan untuk
panitia pertemuan koordinasi pembina/petugas PIP dan honor
bagi petugas pengumpulan dan pengiriman data informasi
pasar dan pemantauan stok.
e.
Belanja jasa profesi, merupakan biaya yang digunakan untuk
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
29
f.
g.
honor narasumber dan moderator dalam pertemuan koordinasi
pembina/petugas PIP.
Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota, Merupakan
biaya yang digunakan untuk melaksanakan pertemuan
koordinasi petugas/pembina PIP.
Belanja perjalanan biasa, merupakan biaya yang digunakan
untuk pemantauan stok gabah/beras ke daerah.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
30
BAB IV. PENGENDALIAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN
4.1. Pengendalian
Untuk suksesnya kegiatan ini, diperlukan upaya pengendalian
pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok. Kegiatan
pengendalian dilakukan dengan cara :
1.
Melakukan sosiaslisasi petunjuk teknis pelayanan
informasi pasar dan pemantauan stok kepada pembina
dan petugas informasi pasar seluruh Indonesia.
2.
Mencetak dan menyebarluaskan petunjuk teknis
pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok ke
seluruh Indonesia.
3.
Melakukan monitoring pelaksanaan pelayanan informasi
pasar dan pemantauan stok ke daerah-daerah.
4.2. Evaluasi
Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan pada akhir tahun anggaran
dengan melihat efektifitas pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
4.3. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan pada akhir tahun anggaran
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
31
BAB V. PENUTUP
Pedoman Teknis Pelayanan Informasi Pasar dan Pemantauan
Stok gabah/beras merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan
PIP pada Dinas lingkup Pertanian baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini
dapat menyamakan persepsi para petugas dan pembina PIP sehingga
tercipta sistem pelayanan informasi pasar yang cepat, tepat, akurat,
lengkap, kontinyu dan up to date. Dengan demikian diharapkan
jaringan informasi pasar di pusat dan daerah akan semakin kuat
dan pelayanan informasi pasar yang cepat, lengkap, tepat sasaran
dan waktu serta berkesinambungan dapat terlaksana sehingga
peningkatan kegiatan pemasaran hasil komoditas pertanian bagi
masyarakat luas khususnya stake holder terkait dapat terwujud.
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
32
CONTACT PERSON
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Ir. Resfolidia (HP. 0813-1149-2631))
Ir. Mochamad Amir, ME (HP. 0813-1147-7898)
Tiurmauli Silalahi, SP. MM (HP. 0821-6122-2169)
Maretsum Simanulang (0821-1040-1006)
Mumu Toha Muslim (HP. 0812-9086-2922)
Nurihyatun Sardjono, SP., MT (HP. 0878-7311-2757)
Riri Kumaladewi, SP. (HP. 0812-4200-7037)
Maya Puspita Sari, SE (HP. 0813-1542-0600)
Vivi Jayanti M., SP. (HP. 0813-5288-1220)
Aris Puji Sunarso, STP. MEng. (0812-1018-2002 )
Simon, MM (HP. 0812-9888-9833)
Robinson Sinambela, ST. (HP. 0813-1647-4308 )
Indah Pratiwi, AMd. (HP. 0852-1100-8302)
Petunjuk Teknis Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok Tahun 2016
33
LAMPIRAN
Komoditi
Supply
Jumlah Pasokan (Ton) Asal Daerah Pasokan
Tujuan Pengiriman
Keterangan :
- Tujuan Pengiriman bisa meliputi : Perusahaan Pengolahan, Eksportir, Restoran, dll
No.
2. Format Informasi supply-demand
Demand
Jumlah Pengiriman
Lampiran 1. Formulir Input Data Pasokan (Supply) dan
Permintaan (Demand)
Lampiran 2. Formulir Analisa Biaya Usaha Tani
No.
I
Uraian
PENGELUARAN
A. Tenaga Kerja
1 Pengolahan tanah s/d siap tanam
2 Penanaman
3 pemeliharaan
Memupuk
Menyiang
Pengend.hama dan penyakit
Penyiraman
4 Panen
5 Pasca Panen (Penjemuran)
Volume
ha
hkp
hkp
hkw
hkp
hkp
hkp
hkw
Jumlah A.
B. Sarana Produksi
1 Benih/bibit
2 Pupuk (Anorganik)
- Urea tablet/prill
- SP-36
- ZA
- NPK
3 Pupuk Organik/Kandang/Hijau
4 Pestisida Cair
kg
kg
kg
kg
kg
kg
liter
Jumlah B
C. Lain-lain Pengeluaran
- Sewa lahan
Jumlah C
Total Pengeluaran / Biaya Produksi (I=A+b+C)
II. PENERIMAAN / OUTPUT
Nilai Produksi/Penerimaan (II)
III. ANALISIS BIAYA USAHA TANI
- Keuntungan (U) = II-I
- R/C ratio = (II/I)
- B/C ratio = (U/I)
- BEP
1) harga
2) produksi
Ha
kg
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Lampiran 3. Formulir Analisa Biaya Pemasaran
No.
Unsur Biaya
I
Harga tingkat Petani
II
Harga Pedagang Pengumpul
a ongkos angkut
b ongkos bongkar/muat
c ongkos pengemasan
d biaya susut
e retribusi
Harga
(Rp/Kg)
13,500
Biaya
(Rp/Kg)
Profit
Margin
15,000
1,500
75.00
0.50
0.50
0.50
3.75
0.25
2.00
7.50
2,000
85.00
0.50
0.50
0.50
4.25
0.25
4.00
10.00
1,500
92.50
0.25
0.50
2.78
0.25
3.73
7.50
1,500
100.00
0.50
0.50
0.50
0.25
5.75
7.50
6,500
17.03
15.48
32.50
100.00
100.00
100.00
750.00
50.00
400.00
III
Harga Pedagang Antar Daerah
a ongkos angkut
b ongkos bongkar/muat
c ongkos pengemasan
d biaya susut
e retribusi
17,000
100.00
100.00
100.00
850.00
50.00
800
IV
Harga Pedagang besar / grosir
a ongkos angkut
b ongkos pengemasan
c biaya susut
d retribusi
18,500
50.00
100.00
555.00
50.00
745
V
Harga Pedagang Pengecer
a ongkos angkut
b ongkos bongkar/muat
c ongkos pengemasan
d retribusi
20,000
100.00
100.00
100.00
50.00
1,150
Total Biaya Penanganan
Total Keuntungan
Margin Pemasaran
Persentase
(%)
67.50
3,405
3,095
Lampiran 4. Format Pengiriman Data Harga
Download