pembelajaran tematik di sekolah dasar kelas rendah dan

advertisement
PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
DAN PELAKSANAANNYA
Sukini*
Abstrak : Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menetapkan bahwa pendekatan dalam pembelajaran di
SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) adalah pembelajaran tematik. Sementara itu, di pihak lain banyak guru di
sekolah dasar yang belum memahami pembelajaran tematik sehingga menjadi kendala tersendiri bagi
pelaksanaan pembelajaran di SD kelas rendah. Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa hal, meliputi: (1)
pengertian pembelajaran tematik, (2) karakteristik pembelajaran tematik, dan (3) implementasi pembelajaran
tematik, (4) pelaksanaan pembelajaran tematik selama ini.
Ditinjau dari komponen guru, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ditemukan adanya beberapa
permasalahan sebagai berikut.
(1) Guru masih kurang memahami langkah-langkah melakukan pemetaan KD dengan tema dari beberapa
mata pelajaran terkait.
(2) Guru masih kurang memahami perancangan pembelajaran yang berupa penyusunan silabus dan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan pendekatan tematik.
(3) Guru belum dapat menyampaikan pembelajaran tematik. Pembelajaran yang disampaikan masih terkotakkotak dalam berbagai mata pelajaran yang ditematikkan.
(4) Guru belum mampu menyusun instrumen penilaian untuk pembelajaran tematik.
Kata Kunci: pembelajaran tematik, SD kelas rendah, pengalaman belajar yang utuh dan bermakna, silabus,
RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), instrumen penilaian
PENDAHULUAN
Sebelum dikeluarkannya Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006 kegiatan pembelajaran di sekolah dasar
kelas rendah (I,II, dan III) untuk setiap mata pelajaran
dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam
pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, Bahasa Indonesia 2
jam pelajaran dsb. Pembelajaran yang menyajikan
mata pelajaran secara terpisah tersebut dinilai kurang
mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan
menyulitkan mereka dalam belajar. Selain itu, juga
menimbulkan berbagai permasalahan, antara lain
tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah
pada siswa SD kelas rendah. Menurut Depdiknas
(tth:1) data tahun 1999/2000 menunjukkan, angka
mengulang kelas untuk kelas satu sebesar 11,6 %,
kelas dua 7,51 %, kelas tiga 6,13 %, kelas empat 4,64
%, kelas lima 3,1 %, dan kelas enam 0,37 %. Pada
tahun yang sama angka putus sekolah untuk kelas satu
sebesar 4,22 %, kelas dua 0,83 %, kelas tiga 2,27 %,
kelas empat 2,71 %, kelas lima 3,79 %, dan kelas
enam 1,78 %. Data tersebut menunjukkan bahwa
angka mengulang kelas dan angka putus sekolah untuk
kelas awal SD cukup tinggi.
* Staf Pengajar Prodi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia FKIP UNWIDHA Klaten
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
59
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
Melihat kelemahan-kelemahan tersebut,
pemerintah mengeluarkan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 yang menyatakan bahwa pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran di SD kelas rendah
(kelas I, II, dan III) adalah pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah dipahaminya.
Sangat disayangkan, realitasnya banyak guru
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema yang
sekolah dasar - yang diharapkan dapat menyampaikan
pembelajaran tematik untuk membantu siswa
memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan
holistik - belum benar-benar memahami pembelajaran
dimaksud di sini adalah pokok pikiran atau dasar
cerita yang dipercakapkan (KBBI, 1994:1029).
tematik. Hal ini tentu akan berakibat buruk terhadap
proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah
Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh
Psikologi Gestalt, antara lain Piaget (Puskur, tth:6).
Menurut Piaget (dalam Joni, 1996) anak di kelas awal
SD berada pada masa rentangan usia dini dan pada
masa tersebut kemampuan anak untuk bergaul dengan
hal-hal yang bersifat abstrak pada umumnya baru
terbentuk pada usia ketika mereka duduk di kelas
terakhir SD dan berkembang lebih lanjut pada usia
SMP. Oleh sebab itu, pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptualnya, baik
intra maupun antarbidang studi akan meningkatkan
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang lebih
efektif. Sejalan dengan pendapat di atas, Depdiknas
(2003:1) mengatakan, sebagian besar siswa (SD) tidak
mampu menghubungkan antara pengetahuan yang
dipelajari dengan cara menggunakan dan
memanfaatkan pengetahuan itu. Oleh karena itu,
melalui pembelajaran tematik diharapkan
dasar, khususnya di sekolah dasar kelas I, II, dan III.
Adanya realitas tersebut, pemaparan materi dengan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas awal SD dapat diatasi dengan
baik.
PEMBAHASAN
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
60
topik pembelajaran tematik dipandang sangat penting
dan sesuai dengan kebutuhan guru. Oleh karena itu,
dalam tulisan ini akan dibahas beberapa permasalahan
mengenai pembelajaran tematik, meliputi: (1) apakah
pembelajaran tematik itu, (2) bagaimanakah
karakteristik pembelajaran tematik, (3) bagaimanakah
implementasi pembelajaran tematik, dan (4)
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tematik
selama ini. Sesuai dengan permasalahanpermasalahan tersebut, tulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan: (1) pengertian pembelajaran
tematik, (2) karakteristik pembelajaran tematik, dan
(3) implementasi pembelajaran tematik, (4)
pelaksanaan pembelajaran tematik selama ini.
Sesuai dengan permasalalahan yang hendak
dibicarakan dan tujuan yang tersebut di atas, dalam
tulisan ini akan diuraikan beberapa hal secara
berturut-turut, mengenai: pengertian pembelajaran
tematik, karakteristik pembelajaran tematik,
implementasi pembelajaran tematik, dan pelaksanaan
pembelajaran tematik selama ini.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
1.
bersangkutan maupun dari mata pelajaran
lainnya;
Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
2.
menghubungkan berbagai mata pelajaran
yang mencerminkan dunia nyata di
sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Melalui pembelajaran
tematik, siswa diajak memahami konsep-konsep
yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah dipahaminya. Menurut Robin Foganty
(1991) model pembelajaran tematik disebut
model webbed, merupakan model yang paling
popular dalam pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik bertolak dari topik
atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh
guru bersama-sama dengan siswa. Tema yang
dipilih tidak hanya untuk menguasai konsepkonsep mata pelajaran, tetapi konsep-konsep dari
mata pelajaran terkait digunakan sebagai alat dan
wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik
atau tema tersebut. Dengan demikian,
pembelajaran tematik dapat dipandang sebagai
salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
dan pembuatan keputusan.
Fokus perhatian pembelajaran tematik
terletak pada proses yang ditempuh siswa pada
saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk kompetensi yang harus
dikembangkannya. Berdasarkan hal tersebut,
menurut Hernawan (tth:2) pengertian
pembelajaran tematik dapat dilihat sebagai:
1.
Pembelajaran yang beranjak dari tema
tertentu sebagai pusat perhatian (center of
interest) yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
Suatu pendekatan pembelajaran yang
sekeliling dan dalam rentang kemampuan
dan perkembangan anak;
3.
Suatu cara untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan anak secara
serempak (simultan);
4.
Merakit dan menggabungkan sejumlah
konsep dalam beberapa mata pelajaran yang
berbeda, dengan harapan siswa akan belajar
dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran tematik lebih menekankan
pada konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu, diperlukan
kecakapan guru dalam mengemas atau
merancang pembelajaran agar siswa memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna, pengalaman
belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual intra maupun antarmata pelajaran.
Kaitan unsur-unsur konseptual itu akan
membentuk skema sehingga siswa memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Depdiknas
(tth:6)
menyatakan,
pembelajaran tematik mempunyai beberapa ciri
khas. Beberapa ciri khas pembelajaran tematik,
antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar
sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) kegiatankegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama, (4) membantu
berasal dari mata pelajaran yang
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
61
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
mengembangkan keterampilan berpikir siswa, (5)
menyajikan kegiatan belajar yang bersifat
dari guru: melakukan aktivitas atau mengerjakan
tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan
pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan
(6) mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan
kebutuhan mereka. Akibatnya, siswa akan
kehilangan pengalaman belajar yang alamiah dan
langsung (direct experiences) yang merupakan
karakteristik utama perkembangan anak usia
tanggap terhadap gagasan orang lain.
sekolah dasar kelas rendah padahal pengalaman
sensorik yang diperoleh dari pembelajaran
alamiah dan langsung menjadi dasar bagi mereka
dalam mengembangkan kemampuan dalam
Dengan diterapkannya pembelajaran
tematik ada beberapa manfaat yang bisa
diperoleh. Manfaat pembelajaran tematik itu
antara lain sebagai berikut.
a.
Dengan adanya penggabungan beberapa
kompetensi dasar dan indikator serta mata
pelajaran dapat lebih mengefektifkan
pembelajaran dan menghindari terjadinya
tumpang tindih materi pembelajaran;
b.
Siswa mampu melihat hubungan-hubungan
yang bermakna sebab isi/materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana
atau alat, bukan tujuan akhir;
c.
d.
2.
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa
akan mendapat pengertian mengenai proses
dan materi yang tidak terpecah-pecah;
Sebagai suatu model pembelajaran di
sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
beberapa karakterisik yang perlu dipahami, yaitu
sebagai berikut.
a.
Karakteristik Pembelajaran Tematik
termasuk proses pembelajaran di sekolah dasar
kelas rendah, guru hanya mengejar ketuntasan
kompetensi dasar yang digariskan dalam
kurikulum, dan kadang-kadang kurang
memerhatikan perkembangan belajar siswa.
Siswa hanya dituntut merespons segala sesuatu
Berpusat pada siswa (student centered)
Hal ini sesuai dengan pendekatan
pembelajaran modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator, memberikan kemudahankemudahan kepada siswa untuk melakukan
Dengan adanya pemaduan antarmata
pelajaran, penguasaan konsep akan semakin
baik dan meningkat (Depdiknas, “sosialisasi
KTSP”).
Seringkali dalam proses pembelajaran,
62
memahami konsep-konsep dan pengetahuan yang
bersifat abstrak. Merespons gejala tersebut,
pembelajaran tematik di sekolah dasar kelas awal
diharapkan dapat memperbaiki kualitas
pendidikan, terutama untuk mengimbangi gejala
penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi di
sekolah-sekolah selama ini.
aktivitas belajar.
b.
Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran
tematik
dapat
memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar
untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
c.
d.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas
Dalam pembelajaran tematik
pemisahan antarmata pelajaran tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat
dengan guru, siswa, sarana prasarana, sumber
belajar dan media, pengaturan ruangan,
berkaitan dengan kehidupan siswa.
pemilihan metode pembelajaran, dan penilaian.
Menyajikan konsep dari berbagai mata
a.
suatu
Penerapan pembelajaran tematik
menuntut guru yang kreatif baik dalam
Dengan demikian, siswa dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara
utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar,
dalam memilih kompetensi dasar dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya
agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan, dan utuh. Oleh
karena itu, guru harus merencanakan
pembelajaran dengan sebaik mungkin
hingga memungkinkan siswa dapat belajar
dalah siatuasi yang menarik dan
menyenangkan
sehingga
mereka
memperoleh pengalaman belajar yang utuh
dan bermakna.
Bersifat luwes/fleksibel
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat
dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g.
Implikasinya dengan Guru
proses
Oleh karena bersifat fleksibel, guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan dapat mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan sekolah dan lingkungan tempat
tinggal siswa.
f.
Implementasi Pembelajaran Tematik
Implementasi pembelajaran tematik di
sekolah dasar berimplikasi dengan berbagai
komponen pembelajaran, mencakup: implikasi
pelajaran dalam
pembelajaran.
e.
3.
Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan (Depdiknas,
tth:7)
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
b.
Implikasinya dengan Siswa
Dalam pembelajaran tematik siswa
harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran:
(1) yang
dalam
pelaksanaannya
memungkinkan siswa untuk bekerja
baik secara individual, berpasangan,
berkelompok, maupun klasikal;
(2) yang memungkinkan siswa melakukan
berbagai kegiatan secara aktif dan
variatif, misalnya melakukan diskusi
kelompok, mengadakan penelitian
sederhana, dan melakukan pemecahan
masalah.
63
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
c.
pengalaman belajar yang otentik, bermakna,
dan holistik. Oleh karena itu, perlu diadakan
Implikasinya dengan Sarana Prasarana,
Sumber Belajar, dan Media
pengaturan ruangan, misalnya sebagai
berikut.
(1) Pelaksanaan pembelajaran tematik
memerlukan berbagai sarana dan
(1) Ruangan perlu ditata secara variatif,
prasarana belajar yang memungkinkan
siswa aktif mencari, menggali,
disesuaikan dengan tema yang sedang
dipelajari dan komponen-komponen
menemukan konsep-konsep serta
prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik baik secara individual maupun
kelompok.
pembelajaran yang lain, seperti metode
dan media pembelajaran.
(2) Susunan bangku siswa dapat berubahubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
(2) Dalam penerapan pembelajaran tematik
diperlukan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didesain secara khusus (by
(3) Siswa tidak selalu duduk di kursi tetapi
dapat pula duduk di tikar atau karpet.
design) maupun sumber belajar yang
tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization).
(4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan
dapat dilaksanakan bervaariasi dan
dapat dilaksanakan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
(3) Pembelajaran tematik juga perlu
mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga
akan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang abstrak.
(4) Penerapan pembelajaran tematik di
sekolah
dasar
masih
dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada
saat ini untuk tiap-tiap mata pelajaran
dan dimungkinkan pula untuk
menggunakan buku suplemen khusus
yang memuat bahan ajar yang
terintegrasi.
d. Implikasinya
dengan
Pengaturan
Ruangan
Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik diperlukan pengaturan ruangan yang
memungkinkan siswa dapat belajar dalam
situasi yang aman, nyaman, dan
menyenangkan untuk memperoleh
64
(5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan
untuk memajang hasil karya siswa dan
sebagai sumber belajar.
(6) Tersedia tempat yang memadai untuk
mengelola alat, sarana, dan sumber
belajar sehingga memudahkan siswa
dalam
menggunakan
dan
menyimpannya kembali.
e.
Implikasinya dengan Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik
pembelajaran tematik, dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik perlu disiapkan
berbagai variasi kegiatan pembelajaran
dengan berbagai metode pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar,
bersifat inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, sesuai dengan model
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
pembelajaran yang dipilih guru dan yang
sesuai dengan kompetensi dasar, indikator,
(4) Penilaian dilakukan secara terusmenerus dan selama proses belajar,
dan tujuan pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran yang ditematikkan. Misalnya,
metode ceramah, tanya jawab, bermain
peran, demosntrasi, bercakap-cakap. Oleh
misalnya ketika siswa bercerita pada
kegiatan awal, membaca pada kegiatan
inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir.
(5) Hasil kerja/karya siswa dapat
digunakan sebagai bahan masukan guru
karena itu, guru harus menguasai berbagai
model dan metode pembelajaran yang
inovatif dan menyenangkan (Depdiknas, tth:
dalam mengambil keputusan.
Penilaian bisa dilakukan dengan
8-9).
f.
teknik tes dan nontes. Teknik tes mencakup:
tes tertulis dan lisan, sedangkan teknik
nontes mencakup tes perbuatan, catatan
harian perkembangan siswa (diperoleh
melalui pengamatan), dan portofolio. Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas awal SD
penilaian yang sering dilakukan adalah
penilaian melalui pemberian tugas dan
portofolio.Guru menilai anak melalui
pengamatan yang dicatat pada sebuah buku
bantu. Tes tertulis digunakan untuk menilai
kemampuan menulis siswa, khususnya
untuk mengetahui tentang penggunaan tanda
baca, kata, angka, dan kalimat-kalimat
sederhana.
Implikasi dengan Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran
merupakan suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh siswa
melalui program kegiatan belajar. Penilaian
di SD kelas rendah mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut.
(1) Penilaian mengikuti aturan-aturan mata
pelajaran lain di sekolah dasar.
Mengingat siswa kelas I SD belum
semua lancar membaca dan menulis,
cara penilaian tidak ditekankan pada
penilaian tertulis.
(2) Kemampuan membaca, menulis,
berhitung merupakan kemampuan yang
harus dikuasai oleh siswa SD kelas
rendah sehingga penguasaan terhadap
ketiga kemampuan tersebut merupakan
prasyarat untuk kenaikan kelas.
(3) Penilaian dilakukan dengan mengacu
pada indikator dari tiap-tiap kompetensi
dasar dan hasil belajar dari mata
pelajaran-mata
ditematikkan.
pelajaran
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
4.
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran akan selalu
melibatkan beberapa komponen terkait, meliputi:
guru, siswa, sumber belajar dan atau bahan ajar,
metode pembelajaran, sarana dan prasarana,
media pembelajaran, serta penilaian
pembelajaran. Oleh karena adanya keterbatasan,
dalam tulisan ini pelaksanaan pembelajaran
tematik hanya akan dilihat dari segi guru. Tidak
terelakkan lagi bahwa guru memegang peran
yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
yang
65
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
Guru dituntut untuk dapat memerankankan
dirinya sebagai pendidik, motivator, fasilitator,
administrator, evaluator, dan masih banyak lagi
peran lain yang diembannya. Untuk
melaksanakan pembelajaran tematik, setidaknya
guru harus dapat memerankan diri sebagai
pendidik yang baik.
Sebagai pendidik yang baik, guru
(termasuk di dalamnya guru yang mengajar di
SD kelas rendah) dituntut dapat merancang/
merencanakan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa, melaksanakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan, dan dapat mengadakan
penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian
yang berlaku, serta dapat menentukan langkah
tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian. Yang
menjadi pertanyaan, apakah selama ini guru-guru
yang mengajar siswa SD kelas rendah sudah
dapat menjalankan perannya sebagai pendidik
yang baik dalam melaksanakan pembelajaran
tematik?
Chatarina dan Astuti Waluyati (2010:2)
mengatakan, dari hasil monitoring dan evaluasi
program BERMUTU (Better Education through
Reformed Management and Universal Teacher
Upgrading) yang diadakan oleh PPPPTK (Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan) tahun 2009 tentang
pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas awal
SD diketahui adanya kelemahan-kelamah dari
para guru. Beberapa kelemahan berkenaan
dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di SD
kelas rendah, tercatat antara lain sebagai berikut.
(1) Guru masih kurang memahami langkahlangkah melakukan pemetaan KD dengan
tema dari beberapa mata pelajaran terkait.
66
(2) Guru masih kurang memahami perancangan
pembelajaran yang berupa penyusunan
silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dengan menggunakan
pendekatan tematik.
Kedua kelemahan tersebut menyangkut
penyusunan perangkat
pembelajaran.
Penyusunan perangkat pembelajaran termasuk
dalam tahap persiapan pelaksanaan
pembelajaran. Adanya kelemahan tersebut pun
nyata adanya pada saat guru-guru SD mengikuti
PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru).
Kelemahan-kelemahan lain yang
ditunjukkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran tematik dapat dikemukakan
sebagai berikut.
a.
Tahap
Persiapan
Pembelajaran
Pelaksanaan
Sebelum
melaksanakan
pembelajaran, guru dituntut untuk menyusun
perangkat pembelajaran. Dalam menyusun
perangkat pembelajaran tematik, banyak
guru mengalami kesulitan dalam beberapa
hal, menyangkut:
(1) Penentuan tema dan penyusunan
jaring tema
Banyak guru peserta PLPG yang
kebingungan dalam menentukan tema
yang sesuai untuk mencapai kompetensi
dasar dari setidaknya tiga mata
pelajaran
yang
ditematikkan.
Akibatnya, tema yang dipilih kurang
dapat digunakan untuk mengeksploitasi
KD dari mata pelajaran tertentu yang
ditematikkan, bahkan ada pula peserta
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
PLPG yang terjebak pada KD tertentu
yang diterima dari panitia sehingga
hanya membahas KD yang diterima dan
tidak dipadukan dengan mata pelajaranmata pelajaran yang lain.
(2) Penyusunan silabus
Banyak peserta yang mengalami
kesulitan dalam menyusun silabus,
terutama dalam menentukan indikator
untuk ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik, serta dalam menentukan
teknik dan bentuk penilaian yang sesuai
dengan indikator dan kegiatan
pembelajaran),
(3) Penyusunan RPP
Banyak peserta yang mengalami
kesulitan dalam menyusun RPP,
terutama dalam menentukan bagianbagian inti kegiatan pembelajan yang
meliputi eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi,
serta
dalam
mengembangkan model pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran).
(4) Pemilihan materi ajar
Materi ajar antarmapel kurang
terintegrasi sehingga pergantian dari
mapel yang satu ke mapel yang lain
nampak dengan jelas, dan
(5) Penyusunan instrumen penilaian.
b.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam
tahap
pelaksanaan
pembelajaran tematik ditemukan adanya
beberapa permasalahan penting yang
menyimpang
dari
prinsip-prinsip
pembelajaran tematik. Permasalahan itu
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
(1) Materi pelajaran yang disampaikan
dalam pembelajaran tematik belum
benar-benar terintegrasi sehingga
pergantian antara mata pelajaran yang
satu ke mata pelajaran yang lain tampak
dengan jelas, bahkan ada pula guru yang
menyebut adanya beberapa mata
pelajaran yang hendak diajarkan kepada
siswa dalam sekali tatap muka itu.
(2) Ada mata pelajaran tertentu yang
ditematikkan tetapi tidak disampaikan
pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Yang disampaikan hanya satu KD dari
mata pelajaran tertentu.
(3) Tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa dalam kegiatan belajar banyak
yang sifatnya hanya mengulang materi
pembelajaran yang telah disampaikan
guru sehingga tahap elaborasi yang
diharapkan dapat menggali dan
memperluas pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, tidak dialami oleh siswa.
(4) Penerapan
metode-metode
Banyak instrumen penilaian yang
pembelajaran baru yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan
tidak sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran.
masih sangat kurang karena banyak
guru yang kurang memahami metodemetode pembelajaran baru yang
berpusat pada siswa.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
67
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
(5) Pembelajaran kurang dikaitkan dengan
pengetahuan yang relevan.
(2) Penilaian akhir yang dilakukan guru
kurang dapat mengukur ketercapaian
(6) Media pembelajaran banyak yang
indikator dan tujuan pembelajaran
karena banyak instrumen penilaian
(akhir) yang menyimpang dari
indikator dan tujuan pembelajaran yang
kurang memadai: terlalu kecil sehingga
tidak terbaca oleh siswa yang duduk di
deretan kursi belakang.
telah ditentukan.
(7) Pembelajaran kurang kontekstual.
(8) Pembelajaran kurang menimbulkan
antusiasme dan keceriaan pada siswa.
(9) Banyak yang tidak melakukan refleksi;
bersama-sama dengan siswa membuat
simpulan atas pengalaman belajar yang
diperoleh dari kegiatan pembelajaran
yang baru saja dilalui.
Itulah beberapa permasalahan penting
yang ditemukan dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di lapangan yang
diamati melalui pelaksanaan peer teaching
pembelajaran tematik bagi guru-guru SD
peserta PLPG.
c.
Penilaian Pembelajaran
Penilaian pembelajaran dilakukan
selama proses pembelajaran dan pada akhir
pembelajaran. Pada waktu mengadakan
penilaian, ada beberapa permasalahan
penting yang ditemukan, antara lain:
(1) Banyak guru tidak melakukan penilaian
proses padahal dalam prosedur
penilaian dikemukakan adanya
penilaian proses dan hasil dan telah
disiapkan blangko penilaian proses
beserta pedoman penilaiannya.
Penilaian proses penting untuk menilai
ranah afektif dan perfomansi peserta
didik dalam proses pembelajaran.
68
(3) Banyak guru yang tidak melaksanakan
penilaian akhir karena merasa tugas
kelompok yang telah diberikan kepada
siswa dalam bentuk LKS sudah
merupakan penilaian akhir.
Itulah beberapa temuan penting sehubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran tematik
berdasarkan pengamatan selayang pandang. Semoga
temuan ini bisa menjadi semacam “pelecut” bagi para
guru yang mengajar di SD kelas rendah, untuk
melaksanakan pembelajaran tematik secara lebih baik
lagi, mulai dari tahap persiapan pembelajaran,
pelaksanaan, hingga tahap evaluasi pembelajaran
sehingga pembelajaran tematik berhasil.
SIMPULAN
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
menetapkan bahwa pendekatan dalam pembelajaran
di SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) adalah
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
pembelajaran di SD kelas tinggi dan di sekolahsekolah menengah.
Implementasi pembelajaran tematik
berimplikasi dengan beberapa komponen, mencakup:
guru, siswa, materi dan sumber belajar, sarana dan
prasarana, penataan ruangan, dan pemilihan metode.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas Rendah dan .....
Ada beberapa permasalahan penting sehubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di
Grisham, D.L. 1995, April. Integrating the
curriculum: The case of an award-winning
lapangan, baik dalam tahap persiapan pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun
dalam tahap penilaian pembelajaran.
elementary school. Paper presented at the annual
meeting of the American Educational Research
Association,
Berkeley,
CA.
http://
www.kovalik.com.
Adanya beberapa permasalahan penting itu
perlu segera dicarikan jalan keluarnya oleh berbagai
pihak terkait, seperti dinas pendidikan, MGMP, KKG,
forum guru, dan sebagainya melalui pemberian
pelatihan pembelajaran tematik pada para guru SD
yang mengajar di kelas rendah. Hal ini penting
Hernawan, Asep Hery. Tth. Pengembangan Model
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Kelas
Awal. http://www.google.co.id (Diunduh 28
Agustus 2012).
dilakukan agar guru benar-benar paham akan selukbeluk pembelajaran tematik, dapat menerapkan
pembelajaran tematik itu dalam kegiatan
pembelajaran sehingga mampu menghasilkan
pengalaman belajar yang holistik, efektif, dan
bermakna bagi siswa SD kelas rendah.
Hidayat, Rahman. 2010. “Model Pembelajaran
Tematik (pembelajaran Terpadu)- Latar Belakang
Mengapa Disarankan untuk Digunakan di SD dan
MI” dalam Kompasiana, 9 Oktober 2010. http://
www.kompasiana.com.rahmanhidayat (Diunduh
28 Agustus 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran terpadu. Naskah
Program Pelatihan Guru Pamong, BP3GSD
PPTG Ditjen Dikti, 1996.
Catharina, Istiyati dan Astuti Waluyati. 2010.
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan
Menggunakan Tematik di Kelas I SD. Jakarta:
Kemendiknas, Dirjen Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Kartono, dkk. 2012. Modul PLPG: Workshop SSP
(Pengembangan dan Pengemasan Perangkat
Pembelajaran) Guru Kelas SD. Surakarta:
Panitia Sergur Rayon 113.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. Tth. Model Pembelajaran Tematik Kelas
Awal SD. Jakarta: Depdiknas, Badan Penelitian
dan Pngembangan Pendidikan Nasional, Puskur.
http://sekolah-dasar-blogsport.com/ (Diakses 3
Februari 2011).
Fogarty, Robin. 1991. The mindful school: How to
Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
Sukayati dan Sri Wulandari. 2009. Pembelajaran
Tematik di SD. Jakarta: Depdiknas, Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Integrated the Curricula. Pallatine, Illionis: IRI/
Skylight Publishing, Inc.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012
ISSN 0215-9511
69
Download