1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejolak ekonomi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gejolak ekonomi dunia yang dimulai dari krisis harga minyak global yang terjadi
pada tahun 2008 ini telah banyak memakan korban dari berbagai sektor
perekonomian yang ada disetiap negara. Hal ini semakin diperburuk dengan adanya
krisis keuangan di Amerika Serikat. Bagi Indonesia krisis ini akan memiliki dampak
yang saling terkait diberbagai sektor, dimana salah satunya adalah sektor transportasi
yang merupakan urat nadi perekonomian Indonesia.
Terpengaruhnya sektor transportasi sebagai dampak dari naiknya harga bahan
bakar minyak yang merupakan salah satu efek dari krisis global yang terjadi. Dimana
di Indonesia telah mengalami kenaikan harga BBM yang cukup signifikan. Pada
sektor transportasi, hal tersebut sangat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan atau
organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang transportasi baik darat, laut,
maupun udara, mereka harus menaikkan tarif untuk menutupi biaya bahan bakar yang
semakin tinggi. Selain karena naiknya BBM, kenaikan suku cadang juga
memberatkan pihak perusahaan, hal tersebut menyebabkan perusahaan mengalami
peningkatan kenaikan biaya operasional.
Dikarenakan besarnya kenaikan biaya operasional akibat krisis ekonomi global
tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan pada sektor transportasi udara,
dampak yang paling dirasakan oleh industri penerbangan adalah sulitnya melakukan
1
pengembangan armada dari perusahaan dikarenakan besarnya biaya operasional yang
meningkat akibat naiknya nilai tukar dollar AS, sebab pembelian dan penyewaan
pesawat semuanya dihitung dengan harga dollar AS, sedangkan pemasukan seperti
penjualan tiket penerbangan dilakukan dengan transaksi nilai rupiah, sehingga secara
otomatis mengakibatkan perusahaan penerbangan mengalami kesulitan untuk
menutupi biaya-biaya tersebut. Komponen BBM sendiri telah memberikan pengaruh
bagi biaya operasional hingga mencapai sebesar 60%, sedangkan ditahun sebelumnya
komponen tersebut hanya berkontribusi sebesar 40%. Selain daripada peningkatan
biaya BBM tersebut, pihak perusahaan juga dikenakan beban pembelian avtur yaitu
berupa kewajiban membayar pajak PPN sebesar 10% sedangkan komponen avtur
pesawat sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 45%.
Dampak dari kenaikan tersebut membuat perusahaan-perusahaan disektor
transportasi terpaksa menaikkan tarif harga, namun kondisi pasar yang lesu yang
merupakan akibat dari naiknya sejumlah harga barang-barang kebutuhan masyarakat
telah mempengaruhi daya beli masyarakat terutama para pengguna transportasi.
Selain sektor transportasi udara, sektor transportasi laut pun mengalami
dampaknya yaitu sebanyak 60% atau sekitar 700 perusahaan forwarder di DKI
Jakarta bangkrut akibat krisis ekonomi global yang telah terjadi. Penurunan nilai mata
uang rupiah terhadap dollar AS yang cukup tajam menyebabkan kenaikan harga suku
cadang yang tinggi. Karena kondisi likuiditas yang menurun, dampaknya berakibat
pada berkurangnya permintaan sewa jasa angkutan melalui laut yang mengakibatkan
2
menurunnya tarif sewa kapal, hal ini dilakukan agar tidak ada kapal yang
menganggur dan tidak kalah saing untuk memperebutkan muatan barang.
Proyeksi penurunan ekspor ke AS dan Eropa secara otomatis menyebabkan
terjadinya gangguan pesanan ulang atau repeat order untuk periode tiga sampai enam
bulan mendatang. Akibatnya pendapatan dari usaha pelayaran akan berkurang dan
menyebabkan investasi di pelayaran terganggu.
Indonesia sebagai salah satu negara yang juga memiliki perusahaan-perusahaan
yang bergerak di bidang transportasi sangat merasakan dampak tersebut. Penurunan
daya beli dari masyarakat berakibat berkurangnya jumlah pemasukan atau pendapatan
dari perusahaan, sedangkan biaya-biaya terus meningkat, akibatnya banyak
perusahaan transportasi yang mengalami kesulitan keuangan. Hal tersebut
mengakibatkan adanya peningkatan hutang yang cukup besar baik hutang jangka
panjang, maupun hutang jangka pendek, hal tersebut dilakukan pihak perusahaan
untuk menutupi biaya operasional yang terus mengalami peningkatan. Menurunnya
tingkat likuidasi menyebabkan terhambatnya tingkat investasi yang berakibat pada
menurunnya jumlah pendapatan dari kegiatan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan
tersebut.
Resesi
global
juga
menimbulkan
adanya
ketidakpastian dalam pendapatan yang berdampak negatif terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini tentu saja akan memberikan pengaruh
bagi perusahaan terhadap keuangan perusahaan, apabila peningkatan hutang tersebut
tidak diikuti oleh peningkatan kinerja perusahaan yang nantinya akan berdampak
terhadap nilai perusahaan tersebut melalui harga sahamnya.
3
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, seorang manajer keuangan memegang
tanggung jawab yang besar dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan
bersama yaitu dengan memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham dengan
cara
meningkatkan
nilai
perusahaan.
Semakin
tinggi
nilai
perusahaan
menggambarkan semakin tinggi pula kemakmuran para pemiliknya.
Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, biasanya digunakan analisis laporan
keuangan dengan menggunakan rasio-rasio yang terbagi menjadi rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio penilaian. Dengan mengetahui analisis
rasio-rasio dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan, dapat membantu
perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana
harus dilakukan sehingga tujuan dari perusahaan dalam memberikan kemakmurah
kepada para pemegang saham dapat tercapai melalui peningkatan harga saham.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti rasio-rasio
keuangan untuk mengukur pengaruhnya terhadap harga saham dengan judul:
“ ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN TRANSPORTASI ”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah rasio keuangan yang diukur dengan Quick Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Return On Assets secara bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi harga saham
4
pada perusahaan-perusahaan sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2012 ?
2. Apakah rasio keuangan yang diukur dengan Quick Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Return On Assets secara parsial dapat mempengaruhi harga saham pada perusahaanperusahaan sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang
telah diidentifikasi diatas, yaitu:
1.
Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Quick Ratio,
Debt to Equity Ratio dan Return On Assets secara bersama-sama (simultan) terhadap
harga saham perusahaan-perusahaan sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012.
2.
Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Quick Ratio,
Debt to Equity Ratio dan Return On Assets secara parsial terhadap harga saham
perusahaan-perusahaan sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia periode 20082012.
Penelitian ini hendaknya dapat memberikan manfaat bagi:
1.
Bagi Manajemen Perusahaan
Hasil penelitian ini hendaknya dapat memberikan manfaat bagi pihak perusahaan
untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam memaksimumkan nilai perusahaan
melalui harga saham perusahaan yang dapat dijadikan bahan masukan dan
5
pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan dalam menentukan keputusan
keuangan khususnya keputusan pendanaan di masa yang akan datang.
2.
Penulis
Penelitian ini merupakan sarana pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana teori
yang diperoleeh dapat diterapkan dalam praktek juga menambah pengetahuan penulis
khususnya mengenai nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya.
3.
Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengatahuan dan juga dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan bahan pembanding bagi penelitian
selanjutnya.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi laporan keuangan pada perusahaan di
sektor transportasi periode tahun 2008-2012. Populasi dalam penelitian ini yaitu
semua perusahaan transportasi yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di Bursa Efek Indonesia, peneliti memberikan beberapa batasan
dalam beberapa hal tertentu, yaitu:
a.
Sampel penelitian hanya menggunakan perusahaan transportasi yang telah go
public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
b.
Rasio keuangan yang digunakan dalam laporan keuangan dari perusahaan sektor
transportasi adalah rasio likuiditas dengan menggunakan Quick Ratio, rasio leverage
6
dengan menggunakan Debt to Equity Ratio dan rasio profitabilitas dengan
menggunakan Return on Assets.
7
Download