BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Musik adalah suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Musik juga sangat dekat dengan kita dalam keseharian kita, mulai dari bangun tidur kita menyalakan tv atau radio, pasti terdengar suara musik berkumandang, hingga saat kita kembali tidur di malam hari. Sehingga tidak jarang pula setiap orang ingin menikmati musik sebagai pelepas penat setelah merasa suntuk dengan rutinitas kesehariannya, dengan menyaksikan konser musik, atau pergi ke tempat-tempat santai yang di dalamnya bernuansa musik. Karena kedekatan musik dengan kehidupan manusia tersebut, maka banyak orang tertarik untuk lebih mendalami musik, baik untuk memainkan alat-alat musik maupun sekedar hanya sebagai penikmat musik. Hal ini dapat kita lihat banyak sekali musisi-musisi bermunculan di seluruh dunia, baik amatir maupun profesional. Sebenarnya cikal bakal musik sudah ada dari jaman dahulu. Sejak dari jamannya orang primitif yang memukul gelondongan kayu besar yang tengahnya berongga (inti kayu sudah membusuk, sehingga membentuk rongga), cangkang keong laut besar sebagai alat musik tiup dan berbagai macam cara yang dilakukan untuk menunjukkan minat dan 1 2 ketertarikan manusia terhadap bunyi alat musik sejak dulu. Dengan bertambah majunya budaya musik dan teknologi umat manusia, maka semakin banyak pula ditemukan alat-alat musik yang lebih komplit dan canggih yang terus berkembang hingga sekarang. Dalam perkembangan dunia musik saat ini sangatlah maju pesat, mulai dari musik indie sampai dengan musik mancanegara, sekarang ini banyak sekali berkembang jenis aliran musik, dan para pandatang baru dalam blantika musik Indonesia pun semakin pesat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Salah satunya adalah musik orkestra dimana merupakan musik yang memerlukan sebuah kerja tim. Di mana setiap pemain instrumen dituntut untuk bekerja sama menciptakan keselarasan guna menghasilkan alunan musik yang indah dan harmonis. Jika penonton adalah pemusik atau pengkaji musik, persembahan orkestra yang lebih komersil ini akan dianggap sebagai eksklusif dan jika mereka adalah peminat yang tidak ada latar belakang dalam bidang musik, ia dianggap sebagai satu hiburan semata-mata. Di Indonesia, musik klasik dan simfonik sering dianggap sebagai musiknya orang-orang tua dan kuno. Selain stereotip sebagai musiknya orang tua, musik jenis ini juga sering dipersepsikan sebagai musik yang berat, rumit, kurang merakyat, dan hanya untuk kalangan atas saja serta sebagaimana pengertian orkestra yang selalu diartikan sebagai musik yang dimainkan oleh sepasukan musisi dengan didominasi oleh alat musik gesek (string). 3 Terobosan cukup berarti pada saat penyanyi cilik berbakat Sherina memulai debutnya sekitar tahun 1999 dengan melepas album perdananya yang full orkestra. Album ini yang sebelum diluncurkan sempat mendapat kritik dan kecaman serta dianggap kurang komersil itu, laku keras di pasaran. Perlahan-lahan stereotip miring tentang orkestra mulai menghilang dari benak masyarakat. Dewasa ini, di Indonesia mulai bermunculan beberapa kelompok orkestra yang cukup dikenal, mulai klasik murni seperti Surabaya Symphonic Orchestra, hingga dari aliran Pops (musik pop dengan sentuhan simfonik orkestra) seperti yang sering dibawakan oleh Twilite. Selain aliran pop, penggabungan musik orkestra dan rock yang dapat dikatakan bertolak belakang juga telah berkembang di Indonesia. Dimana musik rock ialah sejenis musik popular yang menonjolkan nyanyian (seiring dengan keharmonian vokal), gitar elektrik, gitar bas, serta rentak genap yang kuat. Industri musik di Indonesia terutama musik rock tak pernah lepas dari pengaruh musisi asing. Band-band luar seperti Deep Purple, Led Zeppelin atau Dream Theater misalnya, adalah nama-nama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan musik di Indonesia, hingga saat ini. Penggabungan dan kolaborasi 2 unsur musik yang dapat dikatakan bertolak belakang itu menghadirkan suatu unsur musik yang baru, seperti halnya “Rockestra” merupakan salah satu perkembangan dunia musik di Indonesia, dimana menggabungkan lagu-lagu rock klasik dengan balutan orkestrasi yang megah. Tema “Rockestra” bukanlah tema baru. Rockestra pernah menjadi judul konser Erwin Gutawa di Plennary Hall, Jakarta Convention Centre pada 3 4 November 2000 yang lalu. Saat itu Erwin Gutawa dan EGO (Erwin Gutawa Orchestra) menghadirkan kolaborasi antara rock dan orkestra bersama bandband rock papan atas tanah air; Slank, Gigi, dan Dewa. Judul konser yang sukses tersebut digunakan kembali oleh Erwin Gutawa. Awal tahun 2006, Erwin Gutawa mulai melakukan proses produksi album terbarunya “Rockestra”. Dalam konsep album yang terbarunya ini, yang dirilis pada Desember 2006, Erwin menggunakan dan memajukan tema “Rockestra” dengan menggabungkan lagu-lagu rock klasik dengan balutan orkestrasi yang megah. Album ini berisi repertoar rock tanah air dari empat dekade (’70-an, ’80-an, ’90-an, 2000an) yang diaransemen ulang oleh Erwin Gutawa dan dihadirkan secara megah dan epik bersama salah satu orkestra terbaik di dunia, London Symphony Orchestra (LSO). Sinergi ini membentuk rock epik yang simfonik, sekaligus membuktikan instrumentasi orkestra dapat beradaptasi dalam musik rock. Konser adalah suatu pertunjukan langsung, yang biasanya adalah musik, di depan penonton. Apresiasi masyarakat terhadap musik ”Rockestra” di Indonesia masih dianggap kurang. Memilih untuk mempromosikan event konser “Rockestra” yang dipromotori oleh EG production yang lebih menghadirkan lagu-lagu rock yang memiliki tema, lirik, dan makna dengan diiringi balutan orkestra yang jarang ditemukan di zaman ini bertujuan sebagai langkah untuk lebih memperkenalkan musik “Rockestra” dimana masih terbilang baru khususnya kepada masyarakat Indonesia. 5 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Merancang media komunikasi visual pendukung promosi event konser “Rockestra” yang bertujuan menarik minat khalayak sasaran untuk menghadiri event tersebut, dan dapat menambah minat dan apresiasi masyarakat khususnya para musisi dan pencinta musik untuk lebih tertarik pada dunia Rockestra.