BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber: 1. Wawancara Erwin Gutawa Manager Erwin Gutawa 2. Studi Pustaka Majalah Rolling Stone edisi 22/2007 Majalah Rockstar volume 04/2007 Buku Twilite Orchestra, Ninok Leksono 2004 Buku WOW!!, Adrie Subono 2004 3. Website: ardinej.com sonybmg.co.id indonesiaselebriti.com kompas.com indosiar.com kaskus.us 6 7 2.2 Sejarah Lahirnya Orkestra Musik Orkestra adalah musik yang memerlukan sebuah kerja tim. Di dalamnya, setiap pemain instrumen dituntut untuk bekerja sama menciptakan keselarasan guna menghasilkan alunan musik yang indah dan harmonis. Elemen-elemen yang menyusun instrumen-instrumen yang menghasilkan bunyi pada orkestra, yaitu : kayu, perak, emas, plastik, baja, seratkaca, dan rambut ekor kuda. Kekuatan orkestra ada pada keragaman elemen-elemen individunya, dan kekuatan elemen-elemen individu tersebut juga datang dari orkestra sebagai satu keseluruhan. Seksi-seksi yang ada dalam orkestra mengandung berbagai keragaman. Dimana terdiri dari seksi gesek/senar, tiup kayu, tiup logam, dan perkusi. Jika hanya satu instrumen/ seksi yang berdiri sendiri, maka akan jadi kurang bermakna. Di Indonesia, orkestra telah semakin banyak dikenal masyarakat walaupun tidak sepopuler band. Orkestra modern memiliki empat keluarga instrumen: Instrumen gesek (string) Instrumen gesek/senar terdiri dari biola pertama dan biola kedua, viola, cello, double bas. Selain itu, harpa dan gitar juga masuk dalam keluarga ini, yang lebih disebut ”guest instruments”. Instrumen tiup kayu (woodwind) Instrumen tiup kayu terdiri dari flute, oboe, klarinet, dan bastun. Instrumen tiup logam (bass) Instrumen tiup logam terdiri dari horn, trompet, trombon, tuba. 8 Perkusi Perkusi terdiri dari timpani (umumnya 3 buah yang dikelola seorang pemain), side drum, drum bas, glockenspiel, xylophone, segitiga, simbal, tamburin, lonceng, dan sebagainya. Orkestra Awal. Di awal abad ke 17, instrumen-instrumen untuk mengiringi pementasan opera terdiri dari sekitar 40 pemusik dan instrumen yang sekedar hadir karena dibayar. Disini belum ada orkestra. Di awal abad ini dimulai untuk menggunakan instrumen tertentu untuk efek musik. Ini merupakan salah satu contoh awal pekerjaan orkestrasi, yaitu seni menyusun musik untuk sebuah orkestra. Orkestra Klasik. Pada tahun 1700, inti kelompok orkestra adalah keluarga instrumen gesek, berupa biola pertama dan kedua, viola, cello, dan kontrabas, yang memberi harmoni 4 bagian. Instrumen tersebut pada umumnya diiringi oleh, dan umumnya dipimpin oleh harpsikord atau organ. Obo, flute, dan basun saat ini sudah ditambahkan, tetapi pemain obo merangkap jadi pemain flute, sehingga kedua alat musik tak bisa dimain secara bersama. Dalam gerakan tertentu saja, trompet dan drum ditambahkan. Orkestra Romantik. Disini Orkestra Opera asal Berlin sangat dikagumi karena dapat menyediakan orkestra dalam jumlah yang besar. Keseimbangan antara bagian gesek, tiup, dan bass telah berubah secara radikal. Orkestra Modern. Disini perkembangan orkestra lebih ke proporsi yang lebih besar lagi. Terdapat standarisasi dalam orkestra dimana mensyaratkan tersedianya jumlah minimum instrumen; tanpa itu karya-karya tak bisa ditampilkan. Munculnya repertoar opera dan konser internasional 9 praktis menetapkan kondisi seragam, meski standar berbeda-beda antara satu tempat dan tempat lain. Satu perkembangan signifikan dalam periode modern ini dimana komposer dewasa ini lebih suka menulis karya untuk instrumen dengan kekuatan lebih kecil. Hal itu sebagian karena style musik telah berubah dan sebagian karena orkestra besar menjadi sesuatu yang mahal untuk digunakan. Gambar 2.1 10 2.3 Awal Mula Musik Rock Indonesia Musik Rock ialah sejenis musik popular yang menonjolkan nyanyian (sering dengan keharmonian vokal), gitar elektrik, gitar bas, serta rentak genap yang kuat. Kelahiran musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek (Banten). Mereka merupakan generasi pertama rocker Indonesia. Lagu-lagu yang dimainkan oleh band- band tersebut mendapat pengaruh dari band-band luar negeri seperti Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, hingga Rolling Stones. Nama yang sempat mengharum di pentas nasional yaitu El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Yang merintis lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia adalah Logiss Records dimana produk pertama label ini adalah album God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan berhasil menjual hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia. Menjelang akhir era 80-an: Perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dibandingkan heavy metal, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Band- band yang populer antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Di Jakarta, komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal biasanya hang out di 11 Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mereka diberi kesempatan untuk manggung di sana. Setiap malam minggu terdapat live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut membawa musik rock atau metal. Semangat yang dibawa para pendahulu ini adalah semangat dimana bangga menjadi band cover version. Seperti halnya band-band yang sering hang out di Pid Pub, antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Roxx beruntung karena mereka adalah salah satu dari finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V yang bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Pada era 90-an: Terdapat konser dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) yang memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Roxx merilis album di bawah label Blackboard. Album kaset ini menjadi salah satu album metal klasik Indonesia era 90-an. Rotor dimana sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis 12 album metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). 2.4 Perjalanan Erwin Gutawa Musik merupakan pilihan hidupnya. Selepas dari FT Arsitektur UI (1986), Erwin mencurahkan seluruh hidupnya dibidang musik. Pilihannya ini tidaklah keliru. Erwin menuai beragam prestasi dibidang yang ditekuni sejak belia ini. Erwin mengenali musik sejak menjadi anggota Bina Vokalia (1972). Sukses dibidang musik, Erwin ditawari untuk bermain film. Empat film yang pernah Erwin bintangi, antara lain Sebatang Kara, Jangan Kau Tangisi, Fajar Menyingsing, dan Permata Bunda. Panggilan jiwanya bukan dibidang seni peran. Erwin kembali menekuni dunia musik dengan mendirikan Bina Musika (1972-1977). Setelah meraih predikat bassis terbaik di band SMA-nya, Erwin Gutawa memasuki dunia musik profesional, dan bergaul dengan sejumlah musisi senior seperti Fariz RM. Bersama kawan-kawannya, Erwin pernah mendirikan Karimata (19851991). Grup ini dikenal sebagai pengusung aliran fussion jazz terkemuka di Indonesia. Bersama Karimata, Erwin tampil di North Sea Jazz, Den Haag (1995). Pernah berkolaborasi dengan musisi jazz mancanegara seperti, Bob James, Phill perry, serta Lee Ritenour. Pertama kali memimpin orkestra, ketika dipercaya menjadi konduktor dalam acara Citra Adi pariwara (1993). Perjalanan panjangnya membuat Erwin menjadi matang dalam pengalaman. Berbagai penghargaan diterima sebagai 13 hasil dari semua kerja kerasnya. Erwin juga terpilih sebagai arranger terbaik di dalam dan luar negeri, seperti terpilihnya sebagai Penata Musik (Arranger) Terbaik "Midnight Sun Song Festival" Finlandia (1992). Banyak sekali bekerja sama dan sukses menjadi produser single maupun album artis- artis besar di Indonesia, seperti Iwan Fals, KD, Titi Dj, Ruth Sahanaya (3 diva), Agnes Monica, Ari Lasso. Erwin Gutawa juga dipercaya menangani konser kebanggaan artis besar negara jiran Malaysia Siti Nurhaliza untuk menjadi music director dan konduktor London Symphony Orchestra di Royal Albert Hall, London. 2.5 Konser-konser Orkestra Erwin Gutawa Konser Ruth Sahanaya from Finlandia to Cafe (1992) Konser Harvey Malaiholo (1992) Ruth Sahanaya konser Chrystal Special (1993) Chrisye konser Sendiri (1994) Koes Plus Kembali (1996) Konser Balas Budi Gigi (1999) Chrisye konser Badai Pasti Berlalu (2000) Rockestra (2000) Konser Perak Harvey Malaiholo (2001) Konser Krisdayanti (2001) Konser EG (2002) Konser Dekade (2003) 14 Konser Salute to KoesPlus Bersaudara (2005) Konser Ruth Sahanaya (2005) Konser 3 Diva (2006) 2.6 Konser Rockestra 2000 Tiga kelompok musik yaitu: Dewa, Slank, dan GIGI, tampil satu panggung dengan iringan Erwin Gutawa Orchestra dalam konser Rockestra yang bertempat di Jakarta Convention Center pada 3 November 2000 yang lalu. Obsesi Erwin Gutawa untuk menampilkan orkestra dalam suasana "nonformal" sudah terwujud. Konser yang menelan biaya tak kurang dari Rp 2 milyar ini, menghadirkan sekitar 4.000 penonton. Harga tiket masuk terdiri dari Rp 100.000 (kelas II), Rp 125.000, (kelas festival), Rp Gambar 2.2 150.000 (kelas I) dan Rp 175.000 (VIP). Dewa dalam konser ini mengandalkan materi baru, seperti Roman Picisan dan Separuh Nafas. Selain Dewa, Erwin Gutawa berhasil membawa Slank ke dalam atmosfer baru dimana terlihat dalam kolaborasi pada lagu Maafkan dan Terlalu Manis. GIGI yang berberkolaborasi dengan Erwin Gutawa Orchestra juga sangat menyatu pada lagu Basa-basi, Hinakah, dan Terbang. Dalam skala nasional, konser Rockestra ini merupakan pertama kali terjadi di Indonesia. Erwin berhasil menciptakan sebuah dialog dari dua unsur 15 bunyi yang amat berlainan. Disini Erwin berpendapat bahwa ia dapat membuyarkan pendapat tentang orkestra adalah suatu tontonan kaku yang hanya layak dikonsumsi penonton berdasi. Disinilah orkestra menjadi modern dan Erwin berhasil membawa panggung musik Indonesia memasuki babak baru. Ide Erwin Gutawa dalam mengawinkan rock dengan orkestra bukan sesuatu yang orisinal. Beberapa tahun belakangan, dunia panggung dan rekaman tengah diramaikan oleh kolaborasi serupa seperti: Scorpions dari Jerman merilis album Moment of Glory, kerja sama dengan Berliner Philharmoniker. Pada tahun 1999, Deep Purple memperingati 30 tahun karier mereka dengan menggelar konser di Royal Albert hall, dan mengajak The London Symphony Orchestra. Pada tahun 1998, The London Symphony Orchestra mengawal peluncuran album grup Kansas, Always Never the Same. Pada tahun 1997, mantan gitaris Genesis, Steve Hackett, memilih The Royal Philharmonic Orchestra untuk penggarapan album Genesis Revisited, 1997. Metallica berhasil mengundang San Fransisco Philharmonic Orchestra dengan konduktor kelas satu Michael Kamen dalam merilis album S&M. Pada tahun 1972, kelompok musik Deep Purple merupakan pelopor penggabungan kedua unsur musik itu yang tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai grup paling bising di dunia, merilis album 16 Concerto for Group & Orchestra, hasil rekaman konser di Royal Albert Hall. Mengawinkan rock dengan klasik bukan pekerjaan mudah, dimana keduanya memiliki watak berbeda. Keperkasaan rock amat ditentukan besarnya power output, sedangkan klasik tergantung pada sistem akustik sebuah ruangan. Konser Rockestra dipandang sebagai upaya komprehensif para seniman musik Indonesia untuk membuat terobosan baru. Banyak hal yang harus ditempuh agar tak selalu tertinggal dari pergaulan musik dunia. 2.7 Album Terbaru Erwin Gutawa “Rockestra” Penafsiran dan interpretasi Erwin Gutawa terhadap Rockestra melahirkan kemasan yang berbeda-beda di setiap lagu di album ini. Materi rock diekspresikan secara berlainan, melalui variasi jenis alat musik yang dilibatkan di dalam setiap lagunya serta kuantitas/banyaknya alat musik yang dimainkan di setiap lagu. Proses produksi selama 10 bulan menjelajah hingga 4 benua, tracking di studio Aluna dan Antasari di Indonesia, pengisian orkestra di salah satu studio terbesar di dunia yaitu Abbey road studio London (tempat rekaman The Beatles dan artis serta musisi kelas dunia), mixing di 301 studio Sydney, dan mastering di Sterling Sound studio, New York, USA. Album ini juga melibatkan London Symphony Orchestra, salah satu orkestra terbaik di dunia, yang mengisi orkestrasi dalam pembuatan film-film besar seperti Harry Potter, keenam film Star Wars, Lord of The Rings, Indiana Jones dan sebagainya, juga dalam rekaman album musisi kelas dunia seperti Deep Purple. 17 Dalam album ini melibatkan 7 vokalis papan atas dari negeri ini, penyanyi-penyanyi rock legenda yang kharismatik; Ahmad Albar dan Nicky Astria, dan penampilan yang ditunjukkan oleh Pinkan dimana yang selama ini terkenal sebagai penyanyi pop kini tampil ngerock. Selain itu, melibatkan beberapa penyanyi rock dan pop rock yang eksis saat ini; Armand Maulana, Andy /rif, Roy Boomerang dan Kikan. Dan memperkenalkan bakat-bakat baru dari hasil audisi Erwin, yaitu Ryo Domara dan Yopie mata. Musisi-musisi berbakat ikut memberikan energi positifnya dalam album Rockestra ini, diantaranya adalah Pay BIP, Andra Ramadhan, Edi Kemput, Hendri Lamiri, Andi Ayunir dan Wawan. Seluruhnya menyumbangkan talentanya dalam 13 buah lagu dalam album ini. Materi lagu rock era 70 (Malaria, Hilangnya Seorang Gadis, Jenuh, Kemarau), era 80 (Kehidupan), era 90 (Rock Bergema, Kuingin, Jangan Ada Angkara) yang dipilih merupakan lagu-lagu yang memiliki lirik dengan makna yang luas mengenai kehidupan sosial serta kepedulian terhadap lingkungan. Dan juga materi lagu dari era 2000 (Kasih Tak Sampai, Bendera) dan ditambah dua buah lagu baru (Perang Dengan Hati, Sesal). Lagu-lagu yang disajikan dalam album ini mempunyai kekentalan rock dan orkestra yang berbeda-beda. Dimana terdapat kekentalan rock yang lebih kuat dari orkestranya, atau pun sebaliknya dimana orkestra lebih kuat dari rock, dan juga terdapat kolaborasi orkestra dan rock yang sama kuat, dan lain-lain. Menurut arranger kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 itu, keinginan untuk membuat album ini tidak ada kaitan dengan konser Rockestra pada tahun 2000. Hanya judul konser saja yang diambil. "Dalam hal materi album ini berbeda dengan konser Rockestra. Album ini menghadirkan lagu-lagu rock yang 18 memiliki tema, lirik, dan makna yang jarang ditemukan di zaman ini dan album ini merupakan suatu sejarah perkembangan musik secara sederhana dari era 70an sampai sekarang," ucap Erwin Gutawa. 2.8 Konsep Musik Konser Rock yang ekspresif dan Orkestra yang megah serta kolosal menjadi konsep utama dalam konser Erwin Gutawa Rockestra. Sebuah konsep yang unik dimana masih terbilang baru di Indonesia, merupakan sebuah sinergi yang membentuk rock epik yang symphonic sekaligus membuktikan keampuhan instrumentasi orkestra ketika beradaptasi di dalam musik rock. 2.9 Jenis Musik Konser Dengan perpaduan dua genre musik antara rock klasik yang kental bertemu dengan komposisi orkestrasi yang elegan dan megah dimana dipadukan bersama. Disini dibuktikan bahwa string orkestra yang cenderung pop dan mellow dapat memunculkan wajah string berpower seperti gitar dan drum yang kuat dan keras. 2.10 Format Acara Jenis Event : Konser Tema : Rockestra Hari/Tanggal : Sabtu, 10 November 2007 Pukul : 20.00 WIB Tempat : Plennary Hall - Jakarta Convention Center 19 Kapasitas : Ground Floor – 1500 orang Balcony – 2500 orang Total 4000 orang Harga Tiket : VIP – Rp. 350.000 Festival – Rp. 175.000 Pengisi Acara : Conductor Musician : Erwin Gutawa : Orchestra – Erwin Gutawa Orchestra Solo Guitar – Pay ‘BIP’, Andra Ramadhan Guitars – Edi Kemput Solo Violin – Hendri Lamiri Cello – Wawan Synthsizer & Loops – Andi Ayunir Vocal : Andy /rif, Roy Boomerang, KikanCokelat, Pinkan Mambo, Nicky Astria, Armand Maulana, Ahmad Albar, Ryo Domara, Yopie Mata Choir : Improptu Choir (Anne, Ni Made, Lusi, Amarulis, Benny, Ray, Martin, Harland, Harry) Voice Intro : Gita Gutawa Growl Vocal : Ewing Boemi Back Vocal : Uci, Zoel Achmad, Punky MC : Sarah Sechan 20 Promotor : EG Production Jl. Antasari Raya no 80, Cilandak Jakarta Selatan - Indonesia Phone : 021-75910053 / 021-75910064 E-mail : egprod @indosat.net.id Penata Artistik : Jay Subyakto Sponsor Utama : PT. Djarum – Djarum Super Music Sponsor Pendukung : MTV, Majalah RollingStone, Prambors. Tiket Box : Ibu Dibyo – (021) 31931178 Disc Tarra – (021) 5669762 Video Ezy (Ezy Buy) – (021) 3503579 Radio Prambors – (021) 3904310 Tiketnonton.Com – (021) 7229535 Rajakarcis.Com – (021) 8282137 2.11 Lagu yang akan dibawakan dalam Konser Rockestra Lagu yang akan dibawakan dalam konser Rockestra adalah lagu-lagu yang terdapat dalam album terbaru Erwin Gutawa yaitu “Rockestra” namun terdapat perubahan arrangement yang berbeda dan bervariasi di setiap lagu. 1. Overture Melodi lagu dari grup band GodBless: Menjilat Matahari (Yockie S Prayogo) Rock Di Udara (Donny Fattah/Ahmad Albar) Balada Sejuta Wajah (Ian Antono/Theodore KS) 21 Huma Diatas Bukit (Donny Fattah/ Sjuman Djaya) 2. Kehidupan Lagu ini diambil dari album collectors items Godbless Semut Hitam (1988). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan secara duet oleh Andy /rif dan Roy Boomerang dengan iringan vokal latar dari Impomptu Choir. 3. Hilangnya Seorang Gadis Lagu ini ditulis oleh J. Sarwono dan ditarik suarakan oleh Deddy Dores dengan iringan band bentukannya, Freedom of Rhapsodia (1969-1972). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh vokalis hasil audisi Erwin yaitu Ryo Domara dimana pembukaan lagu dengan string dan vokal sopran Gita Gutawa sebagai latarnya. 4. Rock Bergema Lagu ini merupakan lagu milik ROXX yang merupakan lagu wajib anak metal era 90 an. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Yopie Mata dan solo gitar oleh Pay ‘BIP’ serta vokal growl oleh Ewing Boemi. 5. Malaria Lagu ini ditulis oleh Harry Roesli ketika masih tergabung dalam Harry Roesli and His Gank (1971). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Kikan Cokelat dan menghadirkan Edi Kemput pada gitar dan Uci pada vokal latar. 22 6. Perang Dengan Hati Merupakan lagu baru yang dihadirkan di album Rockestra. Lagu ini digarap oleh Erwin Gutawa dan Harry Budiman. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh vokalis hasil audisi Erwin yaitu Ryo Domara. 7. Jenuh Lagu ini diambil dari kompilasi album bertajuk Pagelaran Karya Cipta Guruh Sukarno Putra I (1979). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Pinkan Mambo dan solo violin oleh Hendri Lamiri serta Uci dan Zoel Achmad pada vokal latar. 8. Kasih Tak Sampai Dalam konser ini, lagu akan dibawakan secara ensamble oleh Erwin Gutawa Orchestra. 9. Kuingin Lagu milik GIGI dari era ‘90an. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh rocker wanita Nicky Astria dan menampilkan Andra Ramadhan pada solo gitar serta Uci dan Punky pada vokal latar. 10. Sesal Lagu ini ditulis oleh Budi Rahardjo dan Affan Syafi’i yang merupakan lagu baru dari album Rockestra. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Yopie Mata. 23 11. Kemarau Lagu dari band The Rollies yang liriknya ditulis oleh Oetje F. Tekol yang juga merupakan bassis dari The Rollies. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Armand Maulana dengan sajian synthsizer dan loop dari Andy Ayunir serta menghadirkan Wawan pada cello dan vokal growl oleh Ewing Boemi. 12. Jangan Ada Angkara Lagu ini dari album Nicky Astria, Jangan Ada Angkara (1999) yang ditulis oleh Younky Soewarno dan Maryati. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh Ahmad Albar (living legend rock Indonesia) dengan iringan vokal latar dari Impomptu Choir. 13. Bendera Lagu ini merupakan karya Eross Chandra yang dipopulerkan oleh Cokelat. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh semua artis sebagai lagu penutup bersama Erwin Gutawa Orchestra. 2.12 Data Mandatoris 1. EG Production Production yang menjadi promotor dalam event konser Rockestra ini adalah EG Production. EG Gambar 2.3 Production merupakan salah satu promotor yang bertugas untuk mengorganisir setiap event yang berhubungan dengan Erwin Gutawa Orkestra dalam live performance. EG production 24 kebanyakan dan biasanya bertugas bersama beberapa promotor dalam suatu event. Konser-konser yang pernah dipromotori oleh EG Production: Bersama Vocuz Entertainment mempromotori konser Krisdayanti (2001) Bersama Vocuz Entertainment mempromotori konser Erwin Gutawa (2002) Konser Chrisye Dekade (2003) Bersama KD Production mempromotori konser Krisdayanti 1530 (2005) Konser Ruth Sahanaya (2005) Konser Salute To KoesPlus Bersaudara (2005) Bersama KD Production mempromotori konser 3 Diva (2006) Alamat EG Production: Jl. Antasari Raya no 80, Cilandak Jakarta Selatan - Indonesia Phone : 021-75910053 / 021-75910064 E-mail : egprod @indosat.net.id 2. PT. Djarum Perusahaan yang menjadi sponsor utama dalam event konser Rockestra ini adalah perusahaan rokok PT Djarum. Djarum Super merupakan salah satu Gambar 2.4 menengah keatas. produk rokok dari PT Djarum dengan kelas 25 Mensponsori kegiatan musik adalah salah satu program unggulan Djarum Super untuk membangun hubungan yang lebih akrab dengan penonton dan target audiencenya. Program unggulan yang berhubungan dengan kegiatan musik adalah Djarum Super Music. Djarum Super Music mensponsori konser musik yang mempunyai musisi dan penyanyi dengan tingkat kematangan yang tinggi. Konser musik yang digelar, tidak pernah kehabisan penonton karena apresiasi musik penonton yang semakin meningkat karena musisi dan penyanyi yang berkualitas. Konser-konser yang pernah disponsori oleh Djarum Super: Konser Sepultura (1992) Saigon Kick (1994) Konser GodBless (1997) Konser Korn (2004) Konser All Out Tour Feat Padi (2005) Konser All Out Tour Feat Jamrud (2005) Konser All Out Tour Feat Dewa (2005) Konser Salute To KoesPlus Bersaudara (2005) Konser Tribute To Titiek Puspa (2006) Konser Trisum (2006) Alamat PT. Djarum: Jl. Aipda K.S Tubun IIC/57, Jakarta Barat 11410 - Indonesia Phone : 021-5302332 Website : www.djarumsuper.com 26 2.13 Target Sasaran 1. Primer Demografi : Pria & Wanita 17-30 tahun Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah ke atas (B sampai A). Psikografi : Pecinta musik rock Geografi : Domisili di DKI Jakarta Domisili di kota-kota besar di luar DKI Jakarta 2. Sekunder Demografi : Pria & Wanita 40-55 tahun Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah ke atas (B sampai A). Psikografi : Pecinta musik era 70an, 80an dan pecinta musik orkestra Geografi : Domisili di DKI Jakarta Domisili di kota-kota besar di luar DKI Jakarta 2.14 Analisa SWOT Strength (kekuatan): 1. Salah satu hal yang menjadi kekuatan event ini adalah perpaduan dua genre musik, antara rock yang powerful (dominan) bertemu dengan komposisi orkestrasi yang elegan dan megah. 2. Event ini melibatkan penyanyi-penyanyi rock legenda papan atas yang kharismatik dan penyanyi-penyanyi rock dan pop rock yang tengah eksis 27 saat ini serta penyanyi-penyanyi dengan bakat-bakat baru dari hasil audisi Erwin Gutawa. 3. Event ini melibatkan musisi-musisi berbakat papan atas. Weakness (kendala): 1. Event ini tidak terlalu menarik bagi remaja. 2. Event ini masih menjadi hal asing di benak masyarakat. Opportunities (peluang): 1. Dengan keunikan konsep musik diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam pertunjukkan musik. Threat (ancaman): 1. Pandangan lain dari masyarakat yang menganggap musik orkestra adalah musik yang klasik, kuno, tua, membosankan, rumit, dan kurang merakyat. 2. Pandangan lain dari masyarakat yang menganggap musik rock identik dengan kekacauan dan kerusuhan.