Zurich Perkuat Kanal Bancassurance [JAKARTA] Perusahaan asuransi jiwa PT Zurich Topas Life (Zurich) memperkuat jalur distribusi bancassurance dengan menambah partner bank baru, termasuk mengembangkan kerja sama dengan partner bank yang sudah ada. Hal itu untuk memperluas jangkauan distribusi dan peningkatan layanan Zurich kepada nasabah. “Sepanjang semester pertama tahun ini, pertumbuhan premi dari jalur distribusi bancassurance naik 150 persen. Angka itu jelas menggembirakan. Makanya salah satu strategi tahun ini, kami akan terus memperkuat kanal distribusi ini,” tutur Presiden Direktur Zurich Peter Huber di Jakarta, Rabu (3/8). Huber menambahkan, Zurich sudah memiliki tiga bank partner yaitu PT Bank Mayapada International Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, dan Bank Mayora. Saat ini, tambah Peter Huber, Zurich sedang dalam proses menambah mitra dengan tiga bank lainnya. “Kami memperkirakan pendapatan premi di kanal distribusi bancassurance akan terus meningkat seiring membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia,” tutur Huber. Pandangan Huber itu selaras yang diperkirakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). AAJI memperkirakan saluran distribusi bancassurance akan terus meningkat melihat torehan kinerja yang terjadi pada 2015 lalu. Sepanjang tahun 2015, lini bisnis bancassurance di Indonesia mencatat kontribusi kenaikan premi signifikan mencapai 251,9%. “Bancassurance menggunakan jalur distribusi dengan bank. Jadi, kalau nasabah yang sudah merasakan manfaat perbankan, lebih mudah mengenalkan manfaat asuransi,” ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim baru-baru ini. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyebutkan, saat ini kontribusi bancassurance dalam pendapatan premi masih sekitar 48 %. Distribusi keagenan masih menjadi tulang punggung dalam memperoleh premi bagi asuransi jiwa. Berdasarkan catatan AAJI, hingga akhir 2015, ada 23.643 tenaga pemasar bancassurance, sedangkan total tenaga pemasar asuransi jiwa sebanyak 512.657 orang. Kampanye Income Protection Gap Huber meyakini potensi pasar di Indonesia besar. Apalagi penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah yang saat ini belum mencapai 5% dari populasi. Menurut dia, pertumbuhan asuransi akan ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pemahaman asuransi juga perlu digalakkan untuk mencegah risiko yang berakibat pada terhentinya pendapatan keluarga. Persoalan besar ini juga tengah dikampanyekan Zurich secara global. Peter Huber menjelaskan, kampanye global Zurich tahun ini adalah income protection gap, atau kampanye mengenai perlindungan pendapatan. Hal ini terkait dengan pentingnya asuransi jiwa untuk melindungi risiko kehilangan pendapatan dalam hal seseorang tidak dapat bekerja lagi karena menderita sakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zurich Insurance Group di 11 negara di empat benua terungkap, pendapatan menjadi hal yang rapuh, terutama jika tulang punggung keluarga terkena cacat atau risiko berat lainnya. Survei yang dilakukan Zurich kepada 11.000 orang itu dimaksudkan agar tiap orang sadar tentang risiko yang akan mereka hadapi. Sehingga, mereka akan berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri. Ini juga diharapkan menjadi perhatian negara dan pelaku usaha dalam menangani tantangan global. Saat ini kesenjangan pendapatan terus meningkat yang dipengaruhi pergeseran demografi dan meningkatnya tekanan anggaran di banyak negara. “Kita melihat banyak negara menarik tunjangan jaminan sosialnya secara bertahap. Begitu juga banyak perusahaan menarik tunjangan pensiun untuk karyawannya,” kata Huber. Menurut dia, dengan kondisi itu, masyarakat semestinya menyadari perlunya mengambil tanggung jawab pribadi untuk melindungi diri mereka sendiri. Namun, banyak yang tidak menyadari risiko itu. Berdasarkan survei Zurich itu, 7 dari 10 responden mengaku hanya sedikit mengetahui perlunya perlindungan pendapatan terhadap penyakit serius. Kemudian, 53% responden tidak memiliki perlindungan terhadap pendapatan mereka. Mereka belum termotivasi untuk membeli walaupun mengerti sedikit tentang hal itu. Temuan lain dari survei itu menyebutkan, 1 dari 4 responden akan mempertimbangkan membeli proteksi untuk perlindungan pendapatan mereka. Setidaknya, mereka siap menghabiskan 6 – 10 % dari gaji mereka untuk mendapatkan perlindungan untuk risiko serius seperti cacat atau sakit kritis. Sedikit sekali responden yang beranggapan perlunya menghabiskan banyak uang untuk membeli asuransi. Huber menambahkan, “Kami percaya sebagai perusahaan asuransi global, kami mempunyai tanggung jawab dan peran yang penting dalam membantu masyarakat untuk memitigasi risiko yang terkait dengan perlindungan pendapatan. Melalui edukasi berasuransi dan sosialisasi produk, Zurich akan berkomitmen untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asuransi jiwa sebagai bagian dari mitigasi risiko dari kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh sakit atau kecelakaan.” Tentang PT. Zurich Topas Life PT. Zurich Topas Life adalah bagian dari Zurich Insurance Group dan merupakan penyedia layanan asuransi di Indonesia yang teregistrasi dan di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Didirikan tahun 2010 sebagai perusahaan asuransi jiwa patungan yang dimiliki oleh Zurich Insurance Company Ltd dan PT Mayapada Prasetya Prakarsa sebagai mitra lokal. PT. Zurich Topas Life berkomitmen untuk melayani nasabah di Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan perlindungan dan finansial nasabah. Kami mempunyai strategi distribusi multi-channel yang memberikan nasabah dengan pilihan produk asuransi yang beragam dan sekaligus memberikan kami kesempatan untuk memberikan pelayanan kepada segmen nasabah yang lebih luas. Kami memiliki lebih dari 17.000 nasabah dan didukung oleh lebih dari 6000 agen di kantor pemasaran yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Chiqita Winaring Hayu Head of Communication & Strategic Marketing PT. Zurich Topas Life Phone no: 021-526 2626 ext. 6239 Email: [email protected]