Bab I

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan pemodalan yang kuat
sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya
akan membantu bank untuk mampu memperkuat permodalan melalui
pemupukan perubahan laba ditahan. Sehingga diharapkan perbankan nasional
yang beroperasi secara efisien akan mampu meningkatkan daya saingnya
sehingga tidak hanya mampu bersaing di segmen pasar domestik tetapi justru
diharapkan produk dan jasa perbankan yang ditawarkan bank nasional mampu
bersaing di pasar internasional. Oleh karenanya, dalam 10 sampai dengan 15
tahun kedepan, Arsitektur Perbankan Indonesia (API) menginginkan akan
terdapat 2 sampai 3 bank dengan skala internasional, 3 sampai 5 bank nasional,
30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha
tertentu dan BPR serta bank dengan kegiatan usaha terbatas. (API, 2010)
Demi menjaga kesehatan perbankan yang berkesinambungan, Bank
Indonesia berencana melakukan penguatan kebijakan moneter dalam kerangka
inflation targeting dengan cara implementasi suku bunga dan proses
percepatan konsolidasi perbankan sebagai salah satu jalan menformulasikan
2
kondisi yang kondusif untuk memperlancar implementasi API. “Kedua kebijakan
tersebut merupakan kebijakan yang paling bersinergi. Upaya Bank Indonesia
untuk menjaga inflasi pada tingkat yang kondusif guna mempercepat gerak roda
perekonomian melalui inflation targeting memerlukan dukungan sistem
perbankan yang sehat, kuat dan efisien. Tanpa adanya sistem perbankan yang
sehat, tidak mungkin kebijakan moneter dapat dilakukan secara efektif. Begitu
juga sebaliknya, stabilitas moneter diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem
perbankan”. (Infobank, 2005).
Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pemerintah,
perekonomian negara, sektor usaha dan nasabah, maka dirasa perlu untuk
melakukan
pemeliharaan kesehatan bank yang antara lain mencakup
pemeliharan likuiditas sehingga dapat memenuhi kewajiban pada nasabah yang
menarik simpananya sewaktu–waktu. Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank secara triwulanan. Adapun yang menjadi tolak ukur dasar
penilaian kesehatan bank umum adalah penilaian faktor CAMELS yaitu
permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management),
rentabilitas (Earnings), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar
(sensitivity to market risk). Aspek penilaian tersebut membantu para
3
stakeholder indutri perbankan untuk ikut mengevaluasi dan menilai tingkat
kesehatan bank, sehingga bisa menggunakan opsi pilih dalam menentukan jasa
perbankan yang akan digunakan, untuk mendapatkan laba yang semakin besar.
(Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004)
Seiring dengan perkembangan dalam dunia perbankan maka diikuti
pula dengan meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank, maka Bank
Indonesia menambahkan faktor penilaian tingkat kesehatan perbankan dengan
mengantisipasi risiko yang akan ditanggung oleh bank. Dalam peraturan yang
baru tersebut ditambahkan faktor sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity
to market risk) karena dianggap sangat penting untuk diperhitungkan dalam
kehidupan perbankan saat ini
Laba merupakan hasil kerja yang diharapkan oleh manajemen.
Perubahan laba ini penting karena berkaitan dengan profitabilitas bank, laba
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih setelah pajak. Bila
perubahan laba tinggi maka manajemen mempunyai dua pertimbangan apakah
tidak membagikan dividen atau membagikan dividen. Bila perusahaan
mengambil kebijakan untuk membagikan dividen dengan harapan agar
mendapatkan investor baru untuk menambah modal perusahaan. Perubahan
laba yang terus meningkat atau dengan kata lain perubahan laba yang tinggi
dapat berdampak pada aktivitas operasional bank karena mampu memperkuat
4
modal, dimana modal bank merupakan salah satu syarat program implementasi
dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Nesti Hapsari (2005) tentang pengaruh tingkat kesehatan bank
terhadap pertumbuhan laba masa mendatang pada perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya Nesti
Hapsari menggunakan metode CAMEL. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah pada analisis laporan keuangan dengan metode
CAMEL, tetapi dalam penelitian ini peneliti menambahkan aspek S yaitu
sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap resiko pasar)yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Jadi metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode CAMELS. Data yang digunakan adalah data
tahun 2007-2010 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), dan sumber-sumber lain yang relevan dengan data yang dibutuhkan.
Serta yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik
untuk mengambil judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan
Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan adalah sebagai berikut:
Apakah rasio Capital Adequacy Ratio, Non Performance Loan, Net Profit
Margin, Return On Asset, Loan to Deposite Ratio, Interest Rate Risk Ratio dan
rasio CAMELS berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
perbankan di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji adanya pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI
2. Untuk menguji adanya pengaruh rasio Non Performance Loan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
3. Untuk menguji adanya pengaruh rasio Net Profit Margin terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
4. Untuk menguji adanya pengaruh rasio Return On Asset terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
5. Untuk menguji adanya pengaruh rasio Loan to Deposite Ratio terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
6
6. Untuk menguji adanya pengaruh rasio Interest Rate Risk Ratio terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
7. Untuk menguji adanya pengaruh CAMELS terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan perbankan di BEI
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan seperti :
1. Memberikan manfaat praktis terutama bagi pemilik modal dan manajemen
bank yang bersangkutan dalam bentuk input untuk menentukan kebijakankebijakan strategis berikutnya.
2. Bagi manajemen dapat digunakan untuk mengetahui rasio keuangan yang
digunakan untuk meningkatkan laba.
E. Sistematika Penulisan
Penulis
membagi
lima
pokok
pembahasannya adalah sebagai berikut :
bahasan.
Adapun
sistematika
7
Bab I: Pendahuluan
Bab ini merupakan bagian awal dalam penulisan ini yang menyajikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka
Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang meliputi teori tentang
pengertian perbankan, penilaian rasio keuangan, pertumbuhan laba,
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba, kerangka berpikir
dan pengembangan hipotesis.
Bab III : Metode Penelitian
Pada bab ini dibahas mengenai populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran variabel, dan
teknik analisis data
Bab IV : Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas analisis terhadap data sampel yang telah diperoleh
dengan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda
dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan peneitian dan saran
untuk penelitian berikutnya.
Download