Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saham-saham yang sangat jarang ditransaksikan
sehingga
menjadi
saham
tidur
atau
tidak
aktif
diperdagangkan merupakan salah satu fenomena yang
terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Direktur
Utama BEI Ito Warsito, kurang lebih terdapat 60 saham
perusahaan dari 418 saham yang tercatat masih
tergolong saham tidur (Investor Daily Indonesia, 20
Februari
2011).
memberitakan,
Ipot
News
(18
berdasarkan
data
Juli
2011)
Bisnis
juga
Indonesia
Intelligence Unit (BIIU), terdapat 118 saham tidur
selama periode Januari 2010 hingga Juni 2011 dengan
tingkat transaksi di bawah 40 persen dalam satu
periode perdagangan, bahkan sebanyak 14 saham
tercatat tidak melakukan transaksi perdagangan sama
sekali atau tingkat transaksi nol persen.
Latar
belakang
terjadinya
saham
tidur
dikarenakan jumlah saham beredar di masyarakat
(floating share) yang kurang akibat krisis ekonomi
tahun 1997 dan 2008 (inilah.com, 24 Juli 2012).
Selain floating share, saham tidur juga disebabkan
1
tidak adanya minat investor terhadap saham tersebut,
karena
kinerja
perusahaan
dinilai
tidak
cukup
baik/buruk dan prospek usahanya masih kurang cerah
(Pakar Investasi, 23 September 2013).
Kinerja perusahaan yang buruk menunjukkan
nilai perusahaan yang rendah, sehingga investor tidak
tertarik
untuk
apabila
melakukan
kinerja
transaksi.
perusahaannya
Sebaliknya,
baik
akan
menunjukkan nilai perusahaan yang tinggi, sehingga
investor akan tertarik untuk melakukan transaksi
(Wira, 2012). Kinerja perusahaan yang baik, secara
tidak langsung menarik investor untuk berinvestasi
memberi efek terhadap pergerakan saham di BEI agar
menjadi saham yang likuid dan tidak menjadi saham
tidur, karena kinerja perusahaan merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
investasi yang dilakukan oleh investor (Aregbeyen &
Mbadiugha, 2011; Sultan, 2012; Obamuyi, 2013).
Menganalisis
agar investor
kinerja
perusahaan
dibutuhkan
dapat menentukan perusahaan mana
yang mempunyai kinerja yang lebih baik dan prospek
yang
menguntungkan
di
masa
depan.
Menurut
Moeljadi (2006) menganalisis keuangan perusahaan
merupakan
suatu
penilaian
terhadap
kinerja
perusahaan pada waktu yang lalu dan prospek pada
masa datang.
2
Penelitian terdahulu yang dilakukan Afiff dan
Samuel
(2013);
Setyawan
dan
Redha
(2013)
menyatakan bahwa kinerja keuangan pada emiten
LQ45
mengalami peningkatan
di
berbagai
bidang
masing-masing emiten dan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan Fang et
al. (2009) yang menemukan bahwa perusahaan dengan
saham yang likuid memiliki kinerja perusahaan yang
lebih baik.
Penelitian lainnya menganalisis kinerja keuangan
perusahaan yang dilakukan pada perusahaan otomotif
yang termasuk pada indeks kompas-100 (Mubarok &
Farida, 2010) dan pada perusahaan Cement yang
termasuk dalam saham blue chip (Arindia et al, 2014),
dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan kinerja
keuangan
perusahaan
secara
keseluruhan
dapat
dikatakan cukup baik.
Penelitian-penelitian
sebelumnya
tersebut
dilakukan terhadap saham-saham unggulan di BEI,
namun
masih
terbatasnya
penelitian
yang
menginvestigasi kondisi saham tidur. Menurut Basir
dan Hendy (2005) ada dua kemungkinan penyebab dari
saham tidur, pertama saham tersebut cukup prospektif
dalam memberikan dividen yang teratur sehingga
diminati investor jangka panjang, yang menyebabkan
pemegang saham menjadi tidak tertarik untuk melepas
3
sahamnya, kedua karena saham tersebut memang
tidak menarik dan tidak berprospek. Ahmad Riyadi
sebagai analis pasar saham berpendapat perusahaan
yang
memiliki
transparansi
saham
terhadap
tidur
ekspansi
seharusnya
lebih
perusahaan
agar
pelaku pasar dapat mempelajari prospek perusahaan
ke depan yang secara tidak langsung berimbas pada
pergerakan saham, karena tidak semua saham yang
tidur kinerja perusahaanya buruk
(Investor Daily
Indonesia, 20 Februari 2011).
1.2. Rumusan Masalah
Ada kemungkinan saham tidur memiliki kinerja
yang baik, sehingga pertanyaan penelitian ini adalah
bagaimana kinerja perusahaan yang memiliki saham
tidur di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka
yang
menjadi
tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
menganalisis kinerja perusahaan yang memiliki saham
tidur di Bursa Efek Indonesia.
4
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengisi referensi
mengenai kinerja perusahaan yang sahamnya tidur di
Bursa Efek Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada investor berkenaan
dengan kinerja perusahaan yang sahamnya tidur dan
menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan
investasi.
5
Download