LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI EFEK

advertisement
LAPORAN AKHIR
HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT Gracilaria sp. DAN
Caulerpa sp. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
NI LUH ARI YUSASRINI, S.TP., M.P. /0004037802
LUH PUTU TRISNA DARMAYANTI, S.Hut., M.P. / 0010057807
Ir. NI MADE YUSA, M.Si / 0031125749
Dibiayai oleh :
DIPA PNBP Universitas Udayana
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian
Nomor : 246-301/UN 14.2/PNL.01.03.00/2015, tanggal 21 April 2015
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Oktober, 2015
i
ii
RINGKASAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular menahun, yang dicirikan oleh
abnormalitas metabolisme karbohidrat yang dapat pula mempengaruhi metabolisme protein
dan lemak, dan ditandai dengan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL dan kadar glukosa
darah sesaat di atas 200 mg/dL. Penyakit diabetes mellitus dapat berkembang dengan cepat,
sehingga memerlukan penanganan yang tepat untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Untuk mengendalikan tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dapat
dilakukan dengan terapi diet, karena aman, tidak menimbulkan efek samping, memerlukan
biaya murah dan mudah dilaksanakan. Pemilihan ingredien diet yang bersifat hipoglikemik
(mampu menurunkan glukosa darah) menjadi pertimbangan utama dalam penatalaksanaan
diet penderita diabetes mellitus.
Rumput laut merupakan salah satu jenis bahan pangan yang berpotensi dalam
mengendalikan laju glukosa darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien
diabetes mellitus yang diberi suplemen yang mengandung rumput laut dapat menurunkan
glukosa darah (Kim et al., 2008). Peneliti lain Suter et al., (2014) melaporkan bahwa diet
campuran rumput laut Eucheuma cottoni dan kedelai mampu menurunkan glukosa darah
pada hewan coba yang diinduksi diabetes.
Di Bali terdapat beberapa spesies rumput laut yang sudah sering dikonsumsi sebagai
sayuran atau camilan yaitu dari spesies Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. atau lebih dikenal
dengan nama daerah bulung sangu dan bulung boni. Sampai saat ini belum ada laporan
mengenai efek hipoglikemik kedua jenis rumput laut ini secara in vivo. Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hipoglikemik diet Gracilaria sp. dan Caulerpa
sp. pada hewan coba yang diinduksi diabetes menggunakan alloxan. Dari informasi ini
nantinya diharapkan bisa digunakan sebagai acuan dalam penyusunan menu diet berbahan
baku bulung sangu dan bulung boni bagi penderita diabetes mellitus.
Tahapan penelitian yang dilakukan diantaranya pembuatan tepung rumput laut
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp., pembuatan pakan standar dan pakan perlakuan dan
dilanjutkan dengan pengujian bioassay menggunakan tikus diabetes yang diinjeksi alloxan.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis proksimat dan kandungan serat pangan pada bahan
baku, analisis gula darah, penimbangan berat badan dan pengamatan konsumsi pakan pada
hewan coba serta pengamatan histologi pankreas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
memiliki kadar serat kasar berturut-turut 20,48 % dan 12,47 %. Rumput laut Gracilaria sp.
dan Caulerpa sp. memiliki kadar serat kasar berturut-turut 20,48 % dan 12,47 %. Kadar
glukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar antara 123,18 mg/dL –
131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari menurunkan kadar glukosa
darah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4 mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan
35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Tingkat konsumsi pakan pada keempat
kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar 10 g – 10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadi
peningkatan konsumsi pakan menjadi 11,97 g – 12,5 g. Berat awal tikus semua kelompok
perlakuan berkisar antara 107,5 g – 185,2 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan berat
tikus menjadi 133,7 g – 216,1 g. Pengamatan histologi pankreas menunjukkan pemberian
pakan rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. mampu membantu proses regenerasi sel
pankreas, dengan demikian pemberian pakan kedua jenis rumput laut tersebut menunjukkan
efek hipoglikemik dibandingkan dengan pakan standar.
Kata kunci : diabetes mellitus, hipoglikemik, Gracilaria sp., Caulerpa sp., alloxan
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan rahmat-Nyalah laporan akhir penelitian ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini berjudul ” EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT Gracilaria sp.
DAN Caulerpa sp. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN”
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Udayana selaku pemberi dana penelitan, dan Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian atas ijin penelitian dan fasilitas yang diberikan
2. Staf
Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan
Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana atas segala
bantuannya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Denpasar, Oktober 2015
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………….
i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………..
ii
RINGKASAN …………………………………………………………………………...
iii
PRAKATA …………………………………………………………………………........
iv
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
vii
BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………………………...
1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………...........
1
1.2. Rumusan masalah …………………………………………………………......
2
1.3. Urgensi Penelitian .............................................................................................
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………..
6
2.1. Diabetes Mellitus ………………………………………………………………
6
2.2. Manajemen Diet Diabetes Mellitus ……………………………………………
7
2.3. Serat Pangan dan Diabetes Mellitus ...................................................................
8
2.4. Alloxan ...............................................................................................................
8
2.5. Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. ........... …………………….............................
10
2.6. Manfaat Rumput Laut bagi Kesehatan ...............................................................
11
Bab 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................................
13
BAB 4. METODE PENELITIAN ………………………………………………………
14
4.1. Road map Penelitian ...........................................................................................
14
4.2. Bahan dan Peralatan …………………………………………………………...
14
4.3. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………………
15
4.4. Rancangan Percobaan .........................................................................................
16
4.5. Analisis ...............................................................................................................
17
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………..............
20
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...........................................................
25
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...
27
LAMPIRAN ......................................................................................................................
30
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aktivitas diabetogenik alloxan dan derivat alloxan ............................................
9
Tabel 2. Komposisi gizi Caulerpa sp. dan Gracilaria sp. ................................................
11
Tabel 3. Komposisi pakan standar ........ ...........................................................................
15
Tabel 4. Hasil analisis proksimat tepung rumput laut Gracilaria sp dan Caulerpa sp.....
20
Tabel 5. Komposisi pakan standar dan pakan perlakuan................................................
21
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur alloxan ..............................................................................................
9
Gambar 2. Road map penelitian yang akan dan sudah dilaksanakan …………………...
14
Gambar 3. Prosedur bioassay ...........................................................................................
17
Gambar 4. Perubahan kadar glukosa darah ......................................................................
21
Gambar 5. Perubahan tingkat konsumsi pakan .................................................................
23
Gambar 6. Perubahan berat tikus ......................................................................................
24
Gambar 7. Histologi pankreas tikus kelompok PS negatif (A), PS positif (B), PBN
(C) dan PBS (D) .............................................................................................
vii
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya ........................................
30
Lampiran 2. Publikasi ......................................................................................................
49
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan gangguan kesehatan yang dicirikan oleh kekurangan
insulin baik secara relatif maupun absolut sehingga menyebabkan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein secara luas (Nogrady, 2002). Penyakit diabetes mellitus
merupakan penyakit kronis yang dicirikan dengan kadar gula darah di atas normal (kadar
gula darah sesaat > 200 mg/dL) dan biasanya ditandai dengan poliurea, polidipsia,
poliphagia dan penurunan berat badan meskipun nafsu makan bertambah (Widowati, 2007).
Bagi penderita diabetes mellitus, pengendalian tingginya kadar glukosa darah agar
mencapai level normal atau mendekati kondisi normalnya sangatlah penting untuk
menghindari komplikasi yang lebih lanjut. Penanganan yang dilakukan bisa dengan terapi
medis dan terapi diet. Namun, terapi medis terkadang dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan dan hanya dilakukan apabila pengaturan diet secara maksimal tidak berkhasiat
mengendalikan gula darah. Untuk mengantisipasi dampak tersebut maka dikembangkan
sistem pengobatan dengan terapi diet.
Terapi diet pada penderita diabetes mellitus umumnya didasarkan pada kaidah 3-J
yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Penderita diabetes mellitus harus mendapatkan diet dengan
jumlah kalori yang terukur, jenis diet yang memiliki efek menurunkan glukosa darah
(hipoglikemik) dan penyajian diet yang terprogram untuk menghindari beban glukosa
posprandial yang tidak terkontrol (Tjokroprawiro, 1996). Oleh karena itu ingredient diet
yang bersifat hipoglikemik tentunya menjadi alternatif pilihan yang baik bagi penderita
diabetes mellitus.
Sifat hipoglikemik bahan pangan sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang
terdapat dalam bahan pangan tersebut, salah satunya adalah serat pangan. Mekanisme yang
bisa menjelaskan efek hipoglikemik serat pangan adalah serat pangan mampu menurunkan
efisiensi penyerapan karbohidrat, sehingga menurunkan respon insulin, kerja pankreas akan
semakin ringan dan akhirnya dapat memperbaiki fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin
(Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Rumput laut merupakan salah satu contoh bahan pangan yang mengandung serat dan
bisa digunakan sebagai komponen utama dalam terapi diet penderita diabetes mellitus. Di
Bali terdapat beberapa spesies rumput laut yang biasa dikonsumsi masyarakat dalam bentuk
segar sebagai sayuran. Rumput laut tersebut adalah dari spesies Gracilaria sp. dan Caulerpa
1
sp. atau akrab dikenal dengan nama berturut-turut bulung sangu dan bulung boni. Sifatnya
yang aman untuk dikonsumsi memungkinkan rumput laut ini dikaji efek hipoglikemiknya.
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. merupakan jenis rumput laut yang berturut-turut
masuk dalam kelas Rhodophyceae dan Chlorophyceae. Perbedaan jenis (spesies) rumput laut
akan sangat mempengaruhi profil komposisi kimianya sehingga kemungkinan juga memiliki
efek hipoglikemik yang berbeda apabila dikonsumsi. Berbagai penelitian yang berhubungan
dengan peranan rumput laut dalam penyembuhan penyakit sudah pernah dilakukan baik
secara in vitro maupun in vivo. Namun sampai saat ini belum ada laporan mengenai potensi
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. dalam memperbaiki kontrol glikemik pada hewan coba
diabetes. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek hipoglikemik
Gracilaria sp. (bulung sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni) secara in vivo.
Pengujian efek hipoglikemik umumnya menggunakan hewan coba yang dinduksi
diabetes. Hewan coba yang sering digunakan yaitu tikus karena kelengkapan organ,
kebutuhan nutrisi dan metabolismenya cukup dekat dengan manusia. Untuk menginduksi
diabetes digunakan alloxan karena memiliki efek diabetogenik. Alloxan merupakan senyawa
yang bersifat toksik terhadap sel β pankreas dan dapat menyebabkan diabetes pada hewan
percobaan sehingga alloxan digunakan sebagai standar untuk menginduksi terjadinya
diabetes pada hewan coba. Oleh karena itu pada penelitian pengujian efek hipoglikemik
rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. ini digunakan hewan coba tikus yang diinduksi
diabetes menggunakan alloxan. Sifat hipoglikemik Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. akan
tercermin dari efek fisiologisnya dalam menurunkan glukosa darah hewan coba diabetes dan
gambaran histologi pankreasnya. Dengan mengetahui efek hipoglikemik kedua jenis rumput
laut tersebut pada tikus diabetes diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai kemungkinan pemanfaatan bulung sangu dan bulung boni untuk terapi diet bagi
penderita diabetes mellitus.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah : apakah diet rumput laut Gracilaria sp. dan
Caulerpa sp. memberikan efek hipoglikemik pada tikus diabetes induksi alloxan?
2
1.3. Urgensi Penelitian
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang dicirikan dengan kondisi
hiperglikemia akibat gangguan produksi insulin. Gangguan produksi insulin dapat terjadi
karena adanya degenerasi sel β pankreas sehingga sintesis insulin menjadi tidak cukup.
Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai
organ tubuh.
Penderita diabetes mellitus memerlukan penanganan yang tepat agar kadar glukosa
darahnya tetap terkendali. Pengobatan dengan terapi diet lebih diutamakan karena tidak
menimbulkan efek samping, mudah dilakukan, dan tidak memerlukan biaya yang mahal.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari sumber-sumber bahan pangan yang bisa
digunakan sebagai pilihan dalam terapi diet penderita diabetes mellitus. Sumber bahan
pangan yang dimaksud adalah yang bersifat hipoglikemik diantaranya yang mengandung
serat pangan tinggi karena serat pangan memiliki efek fisiologis dalam penyembuhan dan
pencegahan penyakit seperti diabetes mellitus.
Serat pangan merupakan komponen makanan (karbohidrat kompleks) dalam tanaman
yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia (Astawan dan
Wresdiyati, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Zuheid (2000) menunjukkan bahwa pada
kedelai selain komponen protein dan anti tripsin, kandungan serat pangan pada kedelai juga
memberikan efek hipoglikemik pada hewan coba diabetik. Serat pangan dapat meningkatkan
viskositas lumen dalam usus sehingga akan menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat dan
respon insulin (Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Wannamethe et al., (2009) melaporkan bahwa diet yang mengandung serat rendah
(kurang dari 20 g/hari) secara signifikan meningkatkan resiko diabetes mellitus. Sebaliknya,
diet dengan kandungan serat yang tinggi secara nyata dapat memperbaiki kontrol glikemik
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 (Chandalia et al., 2000). Torsdotier et al., (1991) juga
melaporkan bahwa diet yang mengandung serat dalam bentuk natrium alginat dapat
menurunkan respon glukosa posprandial dan insulin pada pasien diabetes mellitus. Serat
pangan larut dapat membantu memperbaiki kontrol glikemik melalui mekanisme penundaan
pengosongan lambung, menurunkan kecepatan absorpsi glukosa darah, dan menurunkan level
insulin plasma (McIntos et al., 2001)
Rumput laut merupakan salah satu contoh bahan pangan yang mengandung serat
tinggi, berbagai macam nutrisi penting dan mengandung senyawa
bioaktif yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan (MacArtain et al., 2007). Rumput laut mengandung serat berkisar
antara 25 – 75 % (Lahaye, 1991). Kandungan seratnya yang tinggi sangat berguna terutama
3
bagi penderita hiperlipidemia (Murata et al., 1999), sehingga akan menguntungkan pula bagi
penderita diabetes mellitus.
Kim et al., (2008) melaporkan bahwa pasien diabetes mellitus yang diberi suplemen
yang mengandung rumput laut dapat menurunkan glukosa darah puasa dan postprandial.
Wikanta et al., (2008) juga melaporkan bahwa diet κ-karagenan yang diekstrak dari rumput
laut Eucheuma cottoni dan ι-karagenan yang diekstrak dari rumput laut Eucheuma spinosum
dapat menurunkan glukosa darah selama 15 hari pemberian pada tikus diabetes. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Wikanta et al., (2008), peneliti lain Suter et al., (2014)
melaporkan bahwa diet campuran rumput laut Eucheuma cottoni
dan kedelai mampu
menurunkan glukosa darah pada hewan coba yang diinduksi diabetes, sedangkan Dewi et al.,
(2013) melaporkan bahwa pemberian ekstrak rumput laut coklat (Sargassum prismaticum)
mampu menurunkan kadar MDA darah dan mampu memperbaiki gambaran histologi
jaringan pankreas pada tikus diabetes induksi streptozotocin. Pemberian ekstrak rumput laut
coklat (Sargassum prismaticum) secara oral juga mampu memperbaiki gambaran histologi
jaringan ginjal pada tikus diabetes tipe 1 (Shofia et al., 2013).
Rumput laut merupakan kekayaan hasil perairan yang perlu dieksplorasi potensinya
untuk penyembuhan diabetes mellitus. Di Bali terdapat beberapa spesies rumput laut yang
biasa dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran atau sebagai pelengkap makanan pokok yaitu
dari spesies Gracilaria sp. (bulung sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni). Peranan rumput
laut Gracilaria sp. (bulung sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni) bagi kesehatan sudah
pernah dilaporkan terutama dalam hubungannya dengan potensinya dalam meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada tikus hiperkolesterol (Julyasih et al., 2013).
Penelitian yang sejenis juga dilaporkan oleh Tama et al., (2012) yang menyebutkan bahwa
pemberian rumput laut Gracilaria verrucosa dengan dosis 4,5 g/kg bb setelah 2 jam mampu
menurunkan glukosa darah tikus putih sehat. Peneliti lain, Sharma et al., (2014) melaporkan
bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara signifikan dapat meningkatkan sekresi insulin
dan uptake glukosa secara in vitro sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
agensia antidiabetes.
Dari hasil penelitian yang sudah pernah dipublikasikan, sejauh ini belum ada laporan
mengenai efek hipoglikemik diet rumput laut lokal di Bali yaitu bulung sangu (Gracilaria
sp.) dan bulung boni (Caulerpa sp.) terhadap kadar glukosa darah secara in vivo. Oleh karena
itu penelitian untuk mengetahui efek hipoglikemik diet rumput laut Gracilaria sp. dan
Caulerpa sp. penting dilakukan untuk mengkaji potensi rumput laut yang biasa dikonsumsi
4
masyarakat di daerah Bali sebagai pangan diet untuk penyembuhan penyakit degeneratif
khususnya diabetes mellitus.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh tingginya
kandungan glukosa di dalam darah. Diabetes mellitus merupakan induk dari segala penyakit
yang dapat diderita oleh semua tingkatan usia. Gangguan ini dapat diakibatkan oleh kadar
insulin yang rendah, kadar insulin yang normal namun tidak efektif dan gabungan kedua
faktor tersebut (Astawan dan Wresdiyati, 2004). Menurut Ganong (1990) diabetes biasanya
ditandai dengan polyurea, polydipsia, polyphagia (tetapi terjadi penurunan berat badan),
hyperglycemia, glycosuria, ketosis, acidosis dan koma. Poliuria ditandai dengan adanya
banyak kencing, yang . tidak hanya sering tetapi dalam jumlah yang banyak. Poliuria
disebabkan oleh osmotic diurasis yang terjadi diginjal dan menyebabkan terjadinya polidipsia
(Effendi, 2001). Polidipsia ditandai dengan banyak minum, sedangkan poliphagia ditandai
dengan banyak makan. Seseorang yang memiliki kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL dan
kadar glukosa darah sesaat 200 mg/dL dapat dinyatakan mengidap diabetes mellitus.
American Diabetic Association (ADA) mengelompokkan diabetes mellitus menjadi
dua yaitu diabetes mellitus yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus / IDDM) atau diabetes tipe 1 dan diabetes yang tidak tergantung insulin (Non Insulin
Dependent Diabetes Mellitus / NIDDM) atau diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 1, penderita
sangat tergantung pada insulin eksogen. Hal ini disebabkan oleh kerusakan sel  atau faktor
genetik sehingga insulin tidak dapat disekresikan atau disekresikan dalam jumlah yang sangat
sedikit. Diabetes tipe 1 ini pada umumnya terjadi pada mereka yang lahir dari pasangan yang
mengidap penyakit diabetes juga, sedangkan pada diabetes tipe 2 penderitanya tidak
tergantung pada insulin. Penyakit diabetes tipe 2 ini disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau sel  kurang sensitif terhadap glukosa yang masuk ke dalam darah. Kondisi ini
pada umumnya terjadi pada mereka yang telah berusia diatas 45 tahun.
Penyakit diabetes mellitus pada seseorang sebagian besar disebabkan oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik diyakini sebagai faktor penyebab diabetes
mellitus meskipun mekanismenya belum diketahui. namun keturunan diabetes belum tentu
akan mengidap penyakit diabetes, karena ada kemungkinan bakat diabetes ini tidak tampak
secara klinis bila tidak ada faktor lainnya: kurang gerak (malas), makanan berlebihan,
kehamilan, kekurangan hormon insulin yang disebabkan oleh pankrestomy atau pankreastitis,
6
dan hormon insulin yang terpacu berlebihan (Tjokroprawiro, 1991). Faktor lingkungan yang
diduga sebagai pencetus diabetes mellitus yaitu usia, asupan makanan yang berlebihan, stres,
obesitas, obat – obatan dan sebagainya.
2.2. Menejemen diet diabetes mellitus
Menejemen diet bagi penderita diabetes mellitus sangat penting dilakukan untuk
memperbaiki kesehatan secara menyeluruh dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
Melalui pengelolaan diet yang benar dan pemilihan makanan yang sesuai merupakan langkah
yang tepat dalam mencegah penyakit diabetes mellitus (Marsono, 2002). Menurut American
Diabetes Association, (2006), tujuan khusus terapi diet bagi penderita diabetes mellitus
adalah untuk mencapai dan mengontrol glukosa darah pada kondisi normal atau mendekati
kondisi normalnya (melalui diet yang cukup, aktivitas fisik yang sesuai, penggunaan agent
yang bersifat hipoglikemik), pencapaian level serum lipid yang optimal, mencapai dan
memelihara berat badan yang optimal, mencegah timbulnya komplikasi yang kemungkinan
disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus, dan menyeimbangkan asupan antara
makronutrien dengan mikronutrien.
Terapi diet yang lazim dijalankan untuk penderita diabetes mellitus umumnya
didasarkan pada kaidah 3-J yaitu : 1) jumlah kalorinya terukur disesuaikan dengan status gizi
pasien, 2) jenis dietnya terpilih, lazimnya yang memiliki efek menurunkan glukosa darah
(hipoglikemik) atau berpotensi mencegah komplikasi, dan 3) jadwal penyajian terprogram
untuk menghindari beban glukosa postprandial yang tidak terkontrol (Tjokroprawiro, 1996).
Susunan menu bagi penderita diabetes mellitus pada dasarnya sama dengan menu orang sehat
yaitu menu seimbang yang terdiri dari: protein 10-15%, lemak 20-25% dan karbohidrat 6070% (Sukardji, 2001). Selain itu penderita diabetes mellitus memerlukan makanan yang
memiliki Indeks Glikemik (IG) yang rendah.
Indeks Glikemik (IG) merupakan indeks (tingkatan ) pangan menurut efeknya dalam
meningkatkan kadar gula darah (Widowati, 2007). Pangan yang mempunyai IG tinggi bila
dikonsumsi akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, sedangkan apabila seseorang
mengkonsumsi pangan yang memiliki IG rendah peningkatan kadar gula darah berlangsung
lambat dan pucak kadar gula darahnya rendah. Berbagai faktor dilaporkan dapat
mempengaruhi IG bahan pangan diantaranya proses pengolahan, rasio amilosa dan
amilopektin, gula dan daya osmotik, kandungan serat pangan, pati resisten, lemak, protein
dan zat antigizi (Widowati, 2007). Dengan mengetahui informasi mengenai IG pangan akan
sangat membantu penderita diabetes mellitus dalam penatalaksanaan terapi dietnya.
7
2.3. Serat Pangan dan Diabetes Mellitus
Serat pangan didefinisikan sebagai komponen makanan (karbohidrat kompleks) dalam
tanaman yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia (Astawan dan
Wresdiyati, 2004). Serat pangan memiliki fungsi fisiologis yang penting untuk kesehatan
tubuh. Menurut karakteristik fisik dan pengaruhnya terhadap tubuh, serat pangan dibagi
menjadi dua golongan yaitu serat pangan larut air (soluble dietary fiber) dan serat pangan
tidak larut air (insoluble dietary fiber). Kelompok serat pangan larut air adalah pektin,
psilium, gum, musilase, karagenan, asam alginat dan agar-agar, sedangkan yang termasuk
dalam kelompok serat pangan tidak larut air yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Keberadaan serat dalam bahan pangan dapat mempengaruhi nilai IG makanan.
Mekanisme serat pangan dalam mempengaruhi nilai IG suatu makanan yaitu dengan
menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat, sehingga menghambat peningkatan glukosa
darah secara cepat dalam tubuh. Serat pangan yang berperan dalam hal ini yaitu serat pangan
larut seperti pektin dan guar gum (Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Berbagai penelitian melaporkan bahwa konsumsi serat pangan memberikan efek
positif bagi penderita diabetes mellitus. Wannamethe et al., (2009) melaporkan bahwa diet
yang mengandung serat rendah (kurang dari 20 g / hari) secara signifikan meningkatkan
resiko diabetes mellitus. Sebaliknya dilaporkan bahwa diet dengan kandungan serat yang
tinggi dihubungkan dengan pengurangan resiko inflamasi (Wannamethee et al., 2009) serta
secara nyata dapat memperbaiki kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2
(Chandalia et al., 2000).
Mekanisme yang bisa menjelaskan tentang pengaruh konsumsi serat terhadap
penurunan kadar glukosa darah adalah melalui mekanisme pembentukan gel sehingga
mengakibatkan penundaan pengosongan lambung, dan pada akhirnya menurunkan kecepatan
absorpsi glukosa. Adanya penurunan efisiensi penyerapan karbohidrat akan menyebabkan
menurunnya respon insulin, sehingga kerja pankreas semakin ringan sehingga dapat
memperbaiki fungsi pankreas dlam menghasilkan insulin (Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Serat pangan yang dapat memberikan fungsi tersebut adalah serat pangan larut yang banyak
terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian.
2.4. Alloxan
Perkataan alloxan berasal dari bahasa Yunani yang artinya “ membuat merah”. Hal ini
didasarkan pada sifat dari alloxan yang dapat memberi warna merah pada kulit. Alloxan
bersifat toksik terhadap sel β pankreas sehingga dapat menyebabkan diabetes pada hewan
8
percobaan. Oleh karena itu alloxan digunakan sebagai standar untuk menginduksi terjadinya
diabetes pada hewan coba. Struktur alloxan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur alloxan
Toksisitas alloxan terhadap sel β-pankreas tergantung pada strukturnya. Terjadinya
perubahan pada struktur alloxan akan berpengaruh pada aktivitas diabetogeniknya seperti
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 : Aktivitas diabetogenik alloxan dan derivat alloxan
Senyawa
R1
Alloxan
H
N-methylalloxan
CH3
N-Ethylalloxan
C2H5
N-Prophyllalloxan
C3H7
N-Butyllalloxan
n-C4H9
N-Isobutyllalloxan
i-C4H9
N-Benzyllalloxan
C6H5CH2
N-Phenyllalloxan
C6H5
N,N’-Dimethylalloxan CH3
Sumber : Lenzen et al., (1996)
R2
H
H
H
H
H
H
H
H
CH3
Aktivitas diabetogenik
Tinggi (ED 50, 0,28 mmol/kg)
Tinggi (ED 50, 0,30 mmol/kg)
Moderat (ED 50, 0,36 mmol/kg)
Rendah(ED 50, tidak terdeteksi)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Menurut Lenzet et al., (1996), alloxan memiliki beberapa sifat diantaranya : 1)
merupakan senyawa hidrophilik, 2) alloxan tidak stabil pada pH netral dengan waktu paruh
4,7 menit pada suhu 25o C dan 1,4 menit pada suhu 37 oC, 3) alloxan dapat bereaksi dengan
thiol dan dapat mengoksidasi protein yang berikatan dengan gugus thiol 5) alloxan dapat
direduksi menjadi asam dialurat oleh thiol seperti glutation dan dithiothreitol 6) reaksi
alloxan dengan glutation menyebabkan terbentuknya lingkaran redoks, memicu terbentuknya
radikal superoksida, hydrogen peroksida serta radikal hydroksil.
Menurut Okamoto (1996), mekanisme kerusakan sel β-pankreas oleh alloxan diawali
oleh terbentuknya radikal hydroksil. Adanya akumulasi radikal hidroksil akan menyebabkan
kerusakan DNA pada sel β. Kerusakan pada DNA akan memacu DNA untuk melakukan
perbaikan yang melibatkan aktivasi poly (ADP-ribose) polymerase yang menggunakan
9
NAD+ seluler sebagai substrat. Hal ini akan mengakibatkan level NAD + intraseluler menurun
drastis yang diikuti oleh menurunnya aktivitas sel termasuk didalamnya sintesis dan sekresi
insulin. Dengan demikian sel β-pankreas akan mengalami kematian.
2.5. Gracilaria sp dan Caulerpa sp.
Rumput laut merupakan tanaman laut yang termasuk dalam kelompok makroalga
yang hidup di laut yang menjadi sumber daya hayati laut. Rumput laut umumnya hidup di
dasar perairan dengan cara menempel pada substrat atau benda lain. Menurut Susanto dan
Saneto (1994) beberapa jenis rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi diantaranya
Eucheuma cottoni, Eucheuma spinosum, Glacilaria sp, Gelidium sp.
Gracilaria sp. merupakan salah satu spesies rumput laut yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan potensi pemanfaatannya sangat besar di Indonesia karena dikenal
sebagai penghasil agar-agar. Gracilaria sp. Merupakan rumput laut yang termasuk dalam
golongan Rhodophyceae (alga merah) dan hidup dengan jalan melekatkan diri pada substrat
padat, seperti kayu, batu, karang mati dan sebagainya. Jika dilihat secara sepintas, tanaman
ini berbentuk rumpun dengan tipe percabangan tidak teratur. Gracilaria sp memiliki
komposisi gizi yang cukup bagus yaitu yaitu mengandung protein 4,17 %, lemak 9,54 %, abu
14,18 %, karbohidrat 42,59 %, air 19,01 % dan serat kasar 10,51 % (Susanto dan Saneto,
1994). Masyarakat pesisir mengenal Gracilaria sp dengan sebutan yang berbeda-beda. Di
Bali, Gracilaria sp dikenal dengan nama bulung sangu ( Sjafrie, 1990).
Caulerpa sp. merupakan golongan rumput laut hijau (Chloropheceae) yang masih
jarang dimanfaatkan secara ekonomi. Caulerpa sp. memiliki thallus berbentuk lembaran,
batangan, bulatan berstruktur lembut sampai keras dan siphonous. Sama halnya dengan
Gracilaria sp, rumput laut jenis Caulerpa sp juga memiliki nama daerah yang berbeda-beda.
Masyarakat Bali mengenal Caulerpa sp dengan nama bulung boni dan sering dikonsumsi
oleh masyarakat sebagai sayuran segar. Caulerpa sp. mengandung pigmen fotosintetik
khlorofil a dan b, karoten, xanthofil, lutein.
Ma’ruf et al., (2013) melaporkan Caulerpa sp. dan Gracilaria sp. merupakan spesies
rumput laut yang bersifat edible food dan memiliki kandungan gizi yang baik. Kandungan
gizi dari makroalga ini sangat bervariasi. Selain faktor jenis (spesies), komposisi gizinya
juga dipengaruhi oleh habitatnya seperti terlihat pada Tabel 2.
10
Tabel 2. Komposisi gizi Caulerpa sp dan Gracilaria sp.
Rumput Laut
Parameter
Kadar air
Kadar protein
Kadar lemak
Kadar abu
Kadar
karbohidrat
Serat kasar
Caulerpa racemossa
Gracillaria verrucosaa
Gracilaria verrucosab
92,375
21,730
8,681
20,910
48,679
80,701
4,608
3,322
19,575
72,495
79,348
3,576
2,902
21,852
71,671
8,429
8,790
5,167
Sumber : Ma’ruf et al., (2013)
2.6. Manfaat Rumput Laut Bagi Kesehatan
Rumput laut mengandung berbagai macam komponen yang bermanfaat bagi
kesehatan. Komposisi utama pada rumput laut adalah karbohidrat yang sebagian besar berupa
gum yaitu polimer polisakarida yang berbentuk serat sehingga hanya sebagian kecil saja yang
dapat diserap dalam sistem pencernaan.
Karakteristik dan komposisi gizi rumput laut sangat bervariasi tergantung spesies
dan habitatnya sehingga kemungkinan berpengaruh pada aktivitas fisiologisnya. MacArtain et
al., (2007) melaporkan bahwa spesies Himanthalia elongate dan Laminaria digitata memiliki
kandungan serat yang berbeda yaitu berturut – turut 9,8 g/100 g dan 8,8 g/100 g sementara
Herpandi et al., (2006) melaporkan bahwa rumput laut spesies E. cottoni, Gelidium sp. dan
Sargasum sp. memiliki kandungan serat berturut – turut 64,43 %, 53,05 % dan 56 %.
Perbedaan kandungan dan komposisi serat ini juga menyebabkan spesies E. cottoni bersifat
lebih hipokolesterolemik dibandingkan spesies Sargasum sp. dan Gelidium sp.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa rumput laut sangat bermanfaat untuk
kesehatan tubuh. Murata et al., (1999) menunjukkan bahwa rumput laut coklat Undaria
pinnatifida (wakame) mengandung sejumlah vitamin, mineral, serat dan elemen lain yang
mampu meningkatkan aktivitas enzim – enzim pada jalur β oksidasi sehingga sangat baik
digunakan untuk mencegah hiperlipidemia. Mengkonsumsi wakame yang dikombinasikan
dengan minyak ikan juga dilaporkan akan dapat menurunkan konsentrasi trigliserida di dalam
serum
darah
dan
hati
sehingga
sangat
baik
untuk
mereka
yang
menderita
hypertriacylglycerolemia (Murata et al., 2002).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kim et al. (2008) menunjukkan bahwa rumput
laut juga terbukti mampu mencegah terjadinya penyakit jantung, hipertensi dan diabetes
mellitus. Pemberian suplemen rumput laut pada penderita diabetes tipe 2 mampu
mengendalikan kadar gula darah, menurunkan konsentrasi lipid dalam darah dan
11
meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Pemberian ekstrak Sargasum prismaticum juga
dilaporkan mampu menurunkan MDA tikus diabetes tipe 1 dan memperbaiki gambaran
histologi pankreas (Dewi et al., 2013) dan ginjal (Shofia et al., 2013).
12
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hipoglikemik diet
rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. pada tikus diabetes induksi alloxan.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan rumput laut
Gracilaria sp. (bulung sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni) sebagai pangan fungsional
khususnya untuk terapi diet penderita diabetes mellitus.
13
BAB 4. METODE PENELITIAN
3.1. Road Map Penelitian
Road map penelitian ini disusun mengacu pada Rencana Induk Penelitian (RIP)
Universitas Udayana dan RIP Program Studi bidang unggulan ketahanan pangan. Untuk lebih
jelasnya road map penelitian yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan disajikan
pada Gambar 2.
Tahun Pelaksanaan
Topik Penelitian
Pengujian efek
hipoglikemik rumput
laut E. Cottoni pada
tikus diabetes induksi
alloxan
Penelitian Hibah
Unggulan Perguruan
Tinggi (HUPT), 2014
Penelitian yang diusulkan
Hibah Unggulan
Program Studi (HUPS),
2015
Pengujian efek
hipoglikemik
campuran kedelai
dan rumput laut E.
Cottoni pada tikus
diabetes induksi
alloxan
Pengujian efek
hipoglikemik diet
rumput laut
Gracilaria sp. dan
Caulerpa sp. pada
tikus diabetes induksi
alloxan
Target Capaian
Diketahui efek
hipoglikemik diet
rumput laut E.
Cottoni dan diet
campuran kedelai
dan rumput laut
E. Cottoni pada
tikus diabetes
induksi alloxan
Diketahui efek
hipoglikemik diet
rumput laut
Gracilaria sp. dan
Caulerpa sp. pada
tikus diabetes
induksi alloxan
Gambar 2. Road map penelitian yang sudah dan akan dilaksanakan
3.2. Bahan dan Peralatan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rumput laut Gracilaria sp.
(bulung sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni). Bahan lain yang digunakan yaitu pati jagung,
CMC, minyak kedelai, sukrosa, kasein (Sigma, AS), campuran vitamin dan campuran
mineral (ICN Biomedical, Inc. Aurora, Ohio, Amerika). Reagen kimia yang digunakan untuk
14
analisis yaitu alloxan monohidrat (Sigma), aquabidestilata, NaOH, H2SO4, asam borat, HgO,
Na2SO4, HCl pekat, hexan dan Kit “Glucose GOD FS”, (DiaSys).
Peralatan yang digunakan untuk penelitian diantaranya vortex, sentrifugasi kecil
(Hettich EBA III), ependorf, satu unit alat untuk analisis protein, satu unit alat untuk analisis
lemak, grinder, blender (Philips), kandang tikus dan perlengkapannya, muffle furnance
(Heraeus Instrument), oven, timbangan kasar (Sartorius), neraca analitik (Sartorius), syringe
injeksi, micro-hematokrite tube (Becton Dickinson & Company), mikro pipet dan peralatan
gelas.
3.3. Pelaksanaan penelitian
1. Pembuatan tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
Sebelum pelaksanaan bioassay, dilakukan persiapan berupa pembuatan tepung
rumput laut . Pembuatan tepung rumput laut mengacu pada proses pembuatan tepung rumput
laut yang dilakukan Herpandi et al., (2006). Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
direndam dalam air tawar selama ± 9
jam, dilanjutkan dengan pengecilan ukuran
menggunakan grinder, pengeringan, penggilingan dan pengayakan dengan ayakan 32 mesh.
2. Pembuatan pakan standar dan pakan perlakuan.
Pakan standar dibuat dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang mengacu pada
pembuatan pakan standar menurut AIN 1993 (Reeves et al., 1993). Pencampuan bahan
dilakukan sampai terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya dimasukkan ke
dalam mesin pencetak hingga diperoleh pakan standar berbentuk silinder panjang. Pakan
standar yang telah dicetak selanjutnya dikeringkan dalam oven selama ± 8 jam pada suhu 50
o
C. komposisi pakan standar dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi pakan standar.
Bahan
Pakan standar (g / kg)
Pati jagung
620,69
Kasein
140.
Sukrosa
100
Minyak kedelai
40
CMC
50
Campuran mineral
35
Campuran vitamin
10
L-sistin
1,8
Kolin bitrartrat
2,5
Total
999,99
Sumber : Reeves et al., (1993)
15
Formulasi pakan perlakuan dibuat dengan cara menambahkan 10 % tepung rumput
laut Gracilaria sp. atau tepung rumput laut Caulerpa sp. ke dalam pakan standar dengan
pertimbangan iso kalori. Selanjutnya bahan-bahan penyusun pakan perlakuan dicampur
homogen, dimasukkan kedalam mesin pencetak dan dikeringkan dalam oven pada suhu 50
0
C selama ± 8 jam. Pakan standar dan pakan perlakuan yang telah kering dimasukkan ke
dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan di dalam referigerator.
3. Bioassay
Pada pengujian bioassay digunakan tikus Wistar jantan berumur ± 3 bulan dengan
berat 100 – 200 g, sebanyak 28 ekor. Tikus yang akan digunakan dilakukan aklimatisasi
selama 1 minggu dan diberi pakan standar. Di akhir masa aklimatisasi tikus ditimbang berat
badannya dan dilakukan analisis gula darah awal. Tikus selanjutnya dipuasakan semalam
dengan pemberian air minum secara ad libitium. Tikus dibagi menjadi 2 kelompok dimana
tikus kelompok I digunakan sebagai kontrol (placebo), sedangkan tikus kelompok II dinjeksi
dengan alloxan 100 mg/kg bb. Tikus kelompok I (placebo) diberi diet standar sedangkan
tikus kelompok II diberi diet sesuai dengan perlakuan.
Pengujian dilakukan selama 30 hari. Pengamatan konsumsi pakan dilaksanakan
setiap hari. Penimbangan berat badan dan pengujian gula darah dilakukan pada hari ke 0, hari
ke-1 setelah injeksi alloxan dan hari ke- 30. Pada akhir biossay dilakukan pembedahan,
organ pankreas diambil untuk pengujian histologinya. Selama pengujian, kandang tikus
dibersihkan, pakan dan minum diganti setiap hari. Prosedur bioassay dapat dilihat pada
Gambar 3.
16
Tikus
Pakan
standar
Aklimatisasi 1 minggu
standar
Pengamatan konsumsi pakan
Analisis gula darah
Penimbangan berat badan
Dipuasakan semalam, dengan pemberian air minum ad libitum
Kelompok I (placebo)
PS
Kelompok II (Injeksi alloxan)
PS
PBS
PBN
APS
APS
APS
Analisis
(Hari ke 0,1, dan 30)
- Analisis gula darah
- Penimbangan berat
badan
- Pengamatan konsumsi
pakan
- Histologi pankreas
Keterangan :
PS : Pakan Standar
PBS : Pakan Gracilaria sp.
PBN : Pakan Caulerpa sp.
Gambar 3. Prosedur Bioassay
3.4. Rancangan Percobaan
Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok. yang
terdiri dari 4 kelompok perlakuan pakan yaitu :
1. Tanpa injeksi alloxan – pakan standar.
2. Injeksi alloxan – pakan standar.
3. Injeksi alloxan – pakan Gracilaria sp.
4. Injeksi alloxan – pakan Caulerpa sp.
Pengamatan dilakukan secara berulang pada hari ke 0, hari ke-1 dan hari ke-30. Hasil
yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan analisis statistik. Adanya beda nyata dari masing
17
– masing perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test ) (Gomes
& Gomes, 1995).
3.5. Analisis
a. Analisis proksimat
Analisis proksimat dilakukan terhadap tepung rumput laut yang meliputi kadar air
dengan cara pemanasan oven (AOAC, 1990), kadar abu dengan pemijaran dalam muffle
(AOAC, 1990), kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl (AOAC, 1990),
lemak
dengan metode soxhlet (AOAC, 1990).
b. Analisis serat kasar
Penentuan kadar serat kasar menggunakan metode ekstraksi asam dan basa untuk
memisahkan serat (Sudarmadji et.al,. 1997)..
1. Ditimbang 2-4 gram sampel, dilakukan ekstrak kadar lemak menggunakan metode
ekstraksi soxlet.
2. Setelah itu sampel dikeringkan selama 1 jam menggunakan oven. Sampel dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer 500 ml.
3. Tambahkan 50 ml larutan H2SO4 1.25%, kemudian dididihkan selama 30 menit
dengan menggunakan pendingin tegak.
4. Tambhakan 50 ml larutan NaOH 3.25% dan dididihkan lagi selama 30 menit.
5. Dalam keadaan panas saring dengan corong Bucher yang berisi kertas saring tak
berabu Whatman 54.41 atau 541 yang telah dikeringkan dengan diketahui bobotnya.
6. Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H2SO4 1.25%
panas, air panas, dan etanol 96%.
7. Angkat kertas saring beserta isinya, masukkan kedalam cawan porselen yang
diketahui bobotnya, dikeringkan pada suhu 105oC didinginkan dan ditimbang.
Perhitungan :
Berat residu = % serat kasar =
𝑤1−𝑤2
𝑤
𝑥 100%
Keterangan :
w2 = berat kertas saring (g)
w1 = berat kertas saring + residu setelah dikeringkan (g)
w = berat sampel (g)
18
c. Analisis serum darah tikus.
Darah tikus diambil secara reorbital flexus. Gula darah ditentukan dengan metode
GOD-PAP. Prinsip dari metode ini yaitu glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase
menghasilkan
asam
amynophenasone
dan
glukonat
phenol
dan
H2O2.
dengan
Selanjutnya
bantuan
enzim
H2O2
direaksikan
peroksidase
dengan
menghasilkan
quinoneimine. Warna yang dihasilkan dihitung absorbansinya, kemudian dihitung konsentrasi
glukosanya.
d. Histologi Pankreas
Pengamatan histologi pankreas menggunakan metode pewarnaan Hematoxylin-Eosin
(HE). Gambaran histologi sel β pankreas diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 400 x. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan secara
kualitatif meliputi perubahan bentuk sel, membran sel dan kenampakan insula, sedangkan
pengamatan secara kuantitatif meliputi pengukuran terhadap luas insula langerhans.
19
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Proksimat
Hasil analisis proksimat terhadadap tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa
sp. dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil analisis proksimat tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
Komposisi
Tepung rumput laut
Tepung Rumput Laut
Gracilaria sp.
Caulerpa sp.
Karbohidrat (%)
28,41
21,67
Protein (%)
9,57
9,64
Lemak (%)
0,24
0,32
Air (%)
33,57
39,86
Abu (%)
28,19
28,48
Serat kasar (%)
20,48
12,47
Dari hasil tersebut di atas dapat dilihat bahwa komponen makronutrien terbesar pada
kedua spesies rumput laut ini adalah karbohidrat. Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa
sp. juga mengandung serat kasar berturut-turut sebesar 20,48 % dan 12,47 %. Ma’ruf et al.,
(2013) melaporkan bahwa kandungan gizi dari makroalga ini sangat bervariasi. Selain faktor
jenis (spesies), komposisi gizinya juga dipengaruhi oleh habitatnya.
5.2. Bioassay
Pelaksanaan bioassay bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian diet rumput laut
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. terhadap kadar gula darah, kenaikan berat badan dan tingkat
konsumsi pakan tikus diabetes. Pelaksanaan bioassay diawali dengan pembuatan pakan
standar dan pakan perlakuan. Komposisi pakan standard dan pakan perlakuan disajikan pada
Tabel 5.
20
Tabel 5. Komposisi pakan standar dan pakan perlakuan.
Komposisi Bahan (g)
Pakan Standar*
Pati jagung
Kasein
Sukrosa
Minyak kedelai
CMC
Mineral mix
Vitamin mix
L-sistin
Choline bitartrat
Rumput laut Gracilaria sp.
Rumput laut Caulerpa sp.
Total
* Sumber : Reeves et al., (1993)
a.
620,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
1000
Jenis Pakan
Pakan rumput laut
Gracilaria sp.
520,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
100
1000
Pakan rumput laut
Caulerpa sp.
520,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
100
1000
Kadar glukosa darah
Pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar glukosa darah hewan coba dapat
dilihat pada Gambar 4.
GULA DARAH (mg/dL)
350
300
PS - Negatif
250
200
PS - positif
150
PBN
100
50
PBS
0
0
1
PENGAMATAN (HARI)
30
Gambar 4. Perubahan kadar glukosa darah
Pada hari ke- 0 kadar glukosa darah keempat kelompok tikus berkisar antara 123,18
mg/dL – 131,96 mg/dL. Menurut Ganong (1995) kadar glukosa darah normal pada tikus
adalah 72 – 110 mg/dL. Namun glukosa darah akan meningkat setelah pemberian pakan
sumber karbohidrat, dan kira-kira 2 jam setelah itu glukosa darah akan kembali normal.
Pada hari ke-1 setelah injeksi alloxan terjadi kenaikan kadar glukosa darah pada
kelompok PS-positif, PBN dan PBS. Alloxan merupakan senyawa yang bersifat toksik
21
terhadap sel β pankreas sehingga dapat menyebabkan diabetes pada hewan coba. Kenaikan
kadar glukosa darah pada kelompok PS-positif, PBN dan PBS berturut-turut menjadi 247
mg/dL, 348 mg/dL dan 328,05 mg/dL. Efek diabetogenik alloxan diawali dengan
terbentuknya radikal hydroksil yang selanjutnya berakumulasi sehingga menyebabkan
kerusakan DNA pada sel β pankreas. Terjadinya kerusakan pada DNA akan mengaktivasi
enzim poly (ADP-ribose) polymerase dengan menggunakan substrat NAD + seluler.
Akibatnya terjadi penurunan konsentrasi NAD+ intraseluler yang berimbas pada penurunan
aktivitas sel seperti sintesis dan sekresi insulin dan mengakibatkan kematian sel β pankreas
(Okamoto, 1996).
Pada hari terakhir perlakuan (hari ke-30), pemberian pakan rumput laut Caulerpa sp.
mampu menurunkan kadar glukosa darah sebesar 51,63 % (dari 348 mg/dL menjadi 168
mg/dL), sedangkan pemberian pakan rumput laut Gracilaria sp. mampu menurunkan glukosa
darah sebesar 35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Dalam hal ini pemberian
pakan rumput laut Caulerpa sp mampu menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari
pakan rumput laut Gracilaria sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, tepung rumput laut Gracilaria sp. mengandung kadar
serat kasar yang lebih tinggi namun memiliki efek hipoglikemik yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan tepung rumput laut Caulerpa sp. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Sharma et al., (2014) yang melaporkan bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara
signifikan dapat meningkatkan sekresi insulin dan uptake glukosa secara in vitro sehingga
sangat potensial untuk dikembangkan sebagai agensia antidiabetes.
Efek hipoglikemik serat pangan sangat ditentukan oleh komposisi serat larut dan serat
tidak larutnya. Perbedaan efek hipoglikemik rumput laut Gracilaria sp dan Caulerpa sp,
kemungkinan pula disebabkan oleh perbedaan jumlah komposisi serat larut dan serat tidak
larut. Astawan dan Wresdiyati (2004) melaporkan bahwa serat pangan terutama serat larut
memiliki manfaat yang sangat baik bagi penderita diabetes mellitus. Mekanisme yang dapat
menjelaskan fungsi serat dalam penyembuhan diabetes mellitus yaitu serat dapat menurunkan
efisiensi penyerapan karbohidrat sehinga menyebabkan turunnya respon insulin. Dengan
menurunnya respon insulin, kerja pankreas akan semakin ringan sehingga dapat memperbaiki
fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin.
b. Tingkat konsumsi pakan
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 5. Rata-rata
konsumsi pakan tikus pada kondisi normal (hari ke-nol) adalah 10 g.
22
KONSUMSI PAKAN (g)
14
12
PS - Negatif
10
PS - positif
8
6
PBN
4
2
PBS
0
0
1
30
PENGAMATAN (HARI)
Gambar 5. Perubahan tingkat konsumsi pakan
Setelah dilakukan injeksi alloxan terjadi penurunan konsumsi pakan pada semua
kelompok tikus diabetes (PS-positif, PBN dan PBS). Injeksi alloxan kemungkinan
menyebabkan rasa sakit dan kurang nyaman pada tikus sehingga tikus cenderung tidak mau
makan dan aktif seperti pada kondisi normalnya. Rata-rata tingkat konsumsi pakan tikus
kelompok diabetes setelah injeksi alloxan berkisar 5,1 g - 6,2 g, namun pada kelompok
placebo tidak terjadi perubahan pada tingkat konsumsi pakannya.
Pada akhir perlakuan, keempat kelompok tikus menunjukkan peningkatan konsumsi
pakan. Pada kelompok injeksi alloxan, tikus menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang
lebih besar. Menurut Ganong (1993), peningkatan nafsu makan (poliphagia) merupakan salah
satu gejala klinis diabetes mellitus. Poliphagia bisa disebabkan karena penurunan
pemanfaatan glukosa di dalam sel nuclei ventromedialis hypothalamus.
c. Berat tikus
Hasil pengamatan terhadap berat tikus pada semua kelompok hewan coba disajikan
pada Gambar 6.
23
BERAT TIKUS (g)
250
PS - Negatif
200
150
PS - positif
100
PBN
50
0
PBS
0
1
30
PENGAMATAN (HARI)
Gambar 6. Perubahan berat tikus
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata berat tikus pada hari ke - 0 berkisar
antara 110 – 185,2 g. Injeksi alloxan sedikit berpengaruh terhadap berat tikus dimana terjadi
penurunan berat tikus pada keempat kelompok tikus diabetes. Namun pada kelompok
placebo, berat tikus tidak mengalami perubahan. Penurunan berat tikus ini berhubungan
dengan penurunan tingkat konsumsi pakan yang juga menurun setelah injeksi alloxan.
Pada akhir perlakuan (hari ke-30) kenaikan berat tikus kelompok kontrol (placebo)
lebih besar dari kelompok injeksi alloxan.Tikus kelompok PS positif, PBN dan PBS juga
mengalami peningkatan berat badan meskipun tidak sebesar peningkatan pada kelompok
placebo. Gejala klinis diabetes mellitus selain poliphagia adalah penurunan berat badan
meskipun nafsu makan bertambah. Menurut Ganong (1993) hal ini disebabkan karena
terjadinya peningkatan glukoneogenesis. Pelepasan glukosa ke dalam darah meningkat dan
glukosa yang masuk ke jaringan ferifer menurun sehingga terjadi kelebihan glukosa
ekstraseluler dan defisiensi glukosa intraseluler. Glukosa tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi sehingga terjadi penurunan berat badan.
d. Histologi Pankreas
Pengamatan histologi pankreas dilakukan secara kualitatif (perubahan bentuk sel) dan
kuantitatif (jumlah sel normal dan sel nekrosis). Secara kualitatif, hasil diagnosis histologi
pankreas pada kelompok kontrol (PS negatif) menunjukkan bahwa struktur pankreas normal,
sedangkan pada kelompok diabetes menunjukkan indikasi terjadinya nekrosis sel seperti
terlihat pada Gambar 7.
24
B
A
C
D
Gambar 7. Histologi pankreas tikus kelompok PS negatif (A), PS positif (B),
PBN (C) dan PBS (D)
Berdasarkan gambaran histologi tersebut, pada tikus kelompok PS negatif, tidak
terdapat abnormalitas bentuk sel baik itu pada sel alpha, beta ataupun delta. Pada tikus
kelompok PS positif jumlah sel yang mengalami nekrosis lebih banyak jika dibandingkan
dengan tikus kelompok PBN dan PBS. Dengan demikian pemberian diet rumput laut
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. kemungkinan membantu terjadinya proses regenerasi sel,
yang ditunjukkan dengan keberadaan sel-sel normal disekitar pembuluh darah.
25
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan maka kesimpulan sementara dari
penelitian ini adalah :
1. Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. memiliki kadar serat kasar berturut-turut
20,48 % dan 12,47 %.
2. Kadar glukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar antara
123,18 mg/dL – 131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari
menurunkan kadar glukosa darah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4
mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan 35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42
mg/dL).
3. Tingkat konsumsi pakan pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar 10 g –
10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan konsumsi pakan menjadi 11,97 g –
12,5 g.
4. Berat awal tikus semua kelompok perlakuan berkisar antara 110,0 g – 185,2 g. Pada
akhir perlakuan terjadi peningkatan berat tikus menjadi 133,7 g – 216,1 g.
26
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2006. Nutrition Recommendation and Principles for People
With Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 23 S43 – S46
Astawa, M. Dan Wresdiyati, T. 2004. Diet Sehat Dengan Makanan Berserat. Cetakan I. Tiga
Serangkai, solo.
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. 15th ed. Vol. 2. Virginia
Dewi, R.D., Aulannni’am, Rosdiana, A. 2013. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat
(Sargassum prismaticum) Terhadap Kadar MDA dan Histologi Jaringan Pankreas
Pada Tikus Rattus norvegicus Diabetes Melitus Tipe 1 Hasil Induksi MLD-STZ
(Multiple Low Dose-Streptozotocin). Kimia Student Jurnal, 2 (1) 351-357.
Chandalia, M. Abhimanyu, G., von Bergenmann, K. 2000. Beneficial Effect of High Dietary
Fiber Intake in Patiens with Type II Diabetes Mellitus. New Engl. J. Med.42 : 1392
– 1398
Effendi, H. 2001. Fisiologi Sistem Hormonal dan Reproduksi Dengan Pathofisiologinya.
Penerbit Alumni. Bandung.
Ganong, W.F. 1980. Review of Medical Physiology Lange Medical Publication. San
Fransisco, California.
Gomes,K.A. dan Gomes, A.T. 1995. terjemahan E. Sjamsudin dan J.S. Baharsyah. Prosedur
Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press. Jakarta.
Herpandi, Made, A., Tutik, W., dan Nurheni, S.P. 2006. Perubahan Profil Lipida, Kolesterol
Digesta dan Asam Propionat pada Tikus dengan Diet Tepung Rumput Laut. Jurnal
teknol. Dan Industri Pangan. XVII No 3, 227 – 232
Julyasih, K.S.M. 2013. Potensi beberapa Jenis Tepung Rumput Laut Untuk Meningkatkan
Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia.
Rekapangan. 87-91
Kim, M.S., Kim, J.Y., Choi, W.H., dan lee, S.S. 2008. Effect of Seaweed Suplementation on
Blood Glucose Concentration, Lipid profile and antioxidant Enzyme Activities in
Patient with Type 2 Diabetes mellitus. Nutrition Research and Practice. 292), 62 –
67
Lahaye, M. 1991. Marine Alga as Sources of Fibre Determination of Soluble and Insoluble
Dietary Fiber Contents in Some Sea Vegetable. J. Science Food Agri 54 : 587 – 594.
Lenzet, S., Tiedge, M., Jorns, A. and Munday, R. 1996. Alloxan Derivative as a Tool for the
Elucidation of the Mechanism of Diabetogenic Action of Alloxan. Recent Advances.
Lesson from Animal Diabetes VI. 75th Anniversary of the Insulin Discovery. Ed
Eleasar Shafir. Birkhausher, Berlin.
27
Ma’aruf, W.F., Ibrahim, R. Nurcahya Dewi, E., Susanto, E. Dan Amalia, U. 2013. Profil
Rumput Laut Caulerpa rasemosa dan Gracilaria verrucosa Sebagai Edible Food.
Jurnal Saintek Perikanan Vol 9 No 1 : 68-74
Marsono, Y. 1998. Resistant Starch: Pembentukan, Metabolisme and Aspek gizinya.
Agritech: 18: 29-35.
Marsono, Y. 2002. Indeks Glikemik Umbi-umbian. Agritech, vol.22 (1): 13-16
MacArtain, P., Christopher, I.R., Grill, Mariel, B., Ross, C. and Ian, R.R. 2007. Nutritional
Value of Edible Seaweeds. Nutrition Reviews 65 (12) 535 – 543
MacIntosh, M., Carla, M. 2001. A Diet Containing Food Rich in Soluble and Insoluble Fiber
Improves Glycemic Control and Reduce Hyperlipidemia among Patiens with Type 2
Diabetes Mellitus. Nutrition Review 59 (2) : 52 – 55
Murata, M., Kenji, I., dan Hiroaki, S. 1999. Hepatic Fatty Acid Oxidation Enzyme Avtivities
are Stimulated in Rats Fed the Brown Seawed Undaria pinnatifida (wakame). J.
Nutr. 129 (1) 146 – 151
Murata, M., Sano,Y. Ishihara, K. dan Uchida, M. 2002. Dietary Fish Oil and Undaria
pinnatifida (wakame) Synergistically Decrease rat Serum and Liver Triacylglycerol.
J. Nutr. 132 : 742 – 747
Okamoto, H. 1996. Okamoto Model for β-Cell Damage. Recent Advances. Lesson from
Animal Diabetes VI. 75th Anniversary of the Insulin Discovery. Ed Eleasar Shafir.
Birkhausher, Berlin.
Reeves, P.G., Nielsen, F.H. dan Fahey, G.C. 1993. AIN-93. Purified Diets for Laboratory
Rodents : Final Report of the American institute of Nutrition Ad Hoc writing
Committee on the Reformulation of AIN-76 Rodent Diet. J. Nutr. 123 : 1939-1953
Sjafrie, N.D.M. 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria. Oseana XV (4) :
147-155.
Sharma, B.R dan Rhyu, D.Y. 2014. Anti-diabetic Effects of Caulerpa lentillifera : Stimulation
of Insulin Secretion in Pancreatic β-cells and Enhancement of Glucose Uptake in
Adipocytes. Asian Pac. J. Trop Biomed 4(7) : 575-580
Shofia, V., Aulannni’am, Mahdi,C.. 2013. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat
(Sargassum prismaticum) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Gambaran Histologi
Jaringan Ginjal Pada Tikus Rattus norvegicus Diabetes Melitus Tipe 1. Kimia
Student Jurnal, 1 (1) 119-125.
Sukardji. 2001. Seminar: Hidup Bahagia Bersama Diabetes (17 Februari 2001) dalam
Majalah Intisari. Ed. Mei 2001. Pusat Diabetes dan Lipid RSCM/FKUI. Jakarta.
Suter, K., Kencana Putra, N., N.L. Ari Yusasrini dan Yusa, M. 2014. Sifat Fungsional
Campuran Kedelai dan Rumput Laut Ditinjau dari Efek Hipoglikemik Secara In Vivo.
Proseding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK), Denpasar Bali.
28
Susanto, T dan Saneto,B. 1994. Teknologi pengolahan Hasil Pertanian. Cetakan I. Bina Ilmu,
Surabaya.
Tama, C.S.A., Nurcahya Dewi, E., dan Ibrahim, R. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Gracilaria verrucosa Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Jurnal Saintek Perikanan Vol 8 No 1 : 1-6
Tjokroprawiro, A. 1996. Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Torsdottir, I., Magne, A., Garan, H., Ann-Sofi, S. and Jukka, T. 1991. A Small Dose of
Soluble Alginat – Fiber Affects Postprandial Glycemia and Gastric Emptying in
Human with Diabetes. J. Nutr. 121 : 795 -799
Wannamethee, S.G., Peter, H.W., Mary, C.T. and Naved, S. 2009. Association between
Dietary Fiber and Imflamation, Hepatic Function and Risk of Type 2 Diabetes in
Older Men. Diabetes Care 32 (10) : 1823 – 1825
Widowati, S. 2007. Sehat Dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta Penelitian dan
Pengmbangan Pertanian. Vol 29 No 3.
Wikanta, T., Darmayanti, R. Dan Rahayu, L. 2008. Pengaruh Pemberian κ-Karagenan dan ιKaragenan Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Hiperglikemia. Jurnal
Pascapaen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3 No 2 : 131-138.
Zuheid, N.. 2000. Sifat Hipoglisemik Komponen Kedelai. Proseding Seminar Nasional
Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
29
LAMPIRAN 1. PERSONALIA TENAGA PENELITI BESERTA KUALIFIKASINYA
1. Ketua
Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIP
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Ni Luh Ari Yusasrini, S.TP., M.P .
Lektor
197803042008012020
0004037802
Yehembang Kauh, 4 Maret 1978
Perum Graha Anyar Blok F No 4, Bukit
Jimbaran, Badung, BALI
Nomor Telepon/Faks
(0361)701801
Nomor HP
081805527898 /087860462552
Alamat Kantor
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali.
Nomor Telepon/Faks
(0361) 701801/(0361) 701801
Alamat e-mail
[email protected]
Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 3 orang
Mata Kuliah yang Diampu
Kimia Organik
Teknologi Hasil Perairan
Pangan dan Gizi
Evaluasi Sensoris
Kimia Analitik
Biokimia Pangan
B Riwayat Pendidikan
Nama
Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
S-1
S-2
S-3
Universitas Widya
Universitas Gadjah Mada Mataram Yogyakarta Yogyakarta
Teknologi Pangan
Tahun MasukLulus
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
1996 – 2001
Nama Pembimbing/ Promotor
Dr. Ir. Endang
Sutriswati Rahayu
Ir. Siti Nur
Purwandani, M.P.
Stabilitas Sel
Probiotik pada Tape
Ketan Selama
Penyimpanan
Ilmu dan Teknologi
Pangan
2003 – 2005
-
Peranan Protein Kedelai
Dalam Penghambatan
Degradasi Protein Otot
Tikus Diabetes Induksi
Alloxan
Prof. Dr. Ir. Zuheid
Noor, M.Sc
Dr. Ir. Suparmo, M.Sc
-
30
-
-
P
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun
Disertasi)
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Jml (Juta
Rp)
DIPA Unud
7,5
Sumber*
1
2010
Aktivitas Sacharomyces bayanus EC
118 pada Perbaikan Mutu Brem
Tradisional Bali Berbahan Ubi Jalar
Ungu
Degradasi Karoten pada Refined
Bleached Deodorized Palm Oil
(RBDPO) Selama Penggorengan Bahan
Pangan
2
3
4
5
2011
2012
2013
2014
DIPA Unud
7,5
Ketahanan Bakteri Asam Laktat yang
diisolasi dari Susu Sapi Bali untuk
menghambat pertumbuhan bakteri
patogen Vibrio Cholera biotype El Tor
dan Eschericia coli O157.
DIPA Unud
7,5
Optimalisasi suhu blansing dan suhu
penggorengan terhadap karakteristik oil
roasted peanut.
Inventarisasi dan Analisis Zat Gizi
Minuman Tradisional Bali. Penelitian
Dosen Muda, 2012. (Ketua)
DIPA Unud
7,5
DIPA Unud
7,5
Peningkatan Sifat Sensorik, Zat Gizi dan DIPA Unud
Daya Antioksidan Ledok Instan dengan (Desentralisasi)
Penambahan Ubi Jalar Ungu. Hibah
Unggulan Udayana, 2012. (Anggota)
Kajian Nilai Gizi Minuman Tradisional PNBP
Bali. Penelitian Dosen Muda, 2013
(Ketua)
40
7,5
Studi Cara Penyimpanan Ledok Instan
Yang Ditambahkan Ubi Jalar Ungu
Hibah Unggulan Udayana, 2013
(Anggota)
Sifat Fungsional Campuran Kedelai dan
Rumput Laut Ditinjau dari Efek
Hipoglikemik dan Hipokolesterolemik
Secara In Vivo, HUPT 2014 (Anggota)
DIPA Unud
(Desentralisasi)
40
Desentralisasi
50
Pemanfaatan Ubi Jalar Kuning
(Ipomoea batatas L)sebagai
Pensubstitusi Terigu Terhadap
Karakteristik Bolu Kukus. 2014
Dana Fakultas
7,5
31
(Anggota)
Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW,Pemula, Fundamental,, Hibah Bersaing, Hibah
Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar negeri dan Publikasi
Internasional,RAPID,Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber*
1
2014
2
2013
3
2012
4
2011
5
2010
Pendanaan
Jml (Juta Rp)
Pelatihan Pengolahan Nugget Tempe di
Kelurahan Penatih, Kec. Denpasar ,
Timur, Denpasar 2014.
PNBP
4,0
Pemberdayaan Civitas Akademika
Melalui Kegiatan Penghijauan di
Kampus FTP Unud Bukit Jimbaran,
2014
Pelatihan Pengolahan Saos Cabai di
Desa Tihingan, Kecamatan
Banjarangkan, Kabupaten Klungkung,
2013
Pelatihan Pengolahan Buah Stroberi
Menjadi Sirup di Desa Candikuning,
Kabupaten Tabanan, 2012
Pelatihan Pemanfaatan Ampas Kelapa
menjadi Tepung dan Chip Kelapa di
Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, 22
Oktober 2011
Dana
Fakultas
4,0
PNBP
4,0
DIPA BLU
Universitas
Udayana
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
4,0
Pelatihan Pembuatan Mie Basah dari
DIPA BLU
4,0
Campuran Tepung Sagu dan Tepung
Universitas
Jagung di Desa Taro, Kabupaten
Udayana
Gianyar, 2010
Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan IPTEKS-SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun,
UJI, Sibermas, atau sumber lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun
Terakhir.
No.
Tahun
Judul Artikel Ilmiah
Volume/
Nomor/Tahun
1
2
3
4
2014
2013
2012
2011
5
2010
Regenerasi Minyak Goreng Bekas
Dengan Menggunakan Adsorben dari
Ampas dan Daun Tebu
-
Vol 16,
Nomor 2, Th
2011
-
32
Nama Jurnal
Agrotekno
-
F. Pengalaman penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
1
Seminar Nasional:
Peran Teknologi
Industri Pertanian
Dalam
Pembanguanan
Agroindustri Yang
Berkelanjutan di
Indonesia.
2
The 3rd
International
Conference of
Indonesian Society
for Lactic Acid
Bacteria (3rd ICISLAB)
The 3 rd
International
Conference on
Biosciences and
Biotechnology
Judul artikel Ilmiah
Waktu dan tempat
Peningkatan Sifat Sensorik, Zat
Gizi dan Daya Antioksidan Ledok
Instan dengan penambahan Ubi
Jalar Ungu.(Anggota)
Tgl. 2-3 Nopember
2012, di Denpasar.
Isolation, Identification and
Apllication of Lactic Acid Bacteria
of Sumbawa Wild Horse Milk in
Dadih Making for Blood
Cholesterol Reducing Effect
(Anggota*)
21-23 Januari 2011
Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Change of Chemical Properties and
Carotene Degradation of Refined
Bleached Deodorized Palm Oil
(RBDPO) during frying of Tofu
(Anggota *)
The Effect of Sugar Concentration
and Use of Saccharomyces bayanus
EC 118 on Total Population of
Fungi in Purple Sweet Potato Brem
(Anggota *).
Effect of Soybean Protein Diet on
Muscle Protein Degradation in
Alloxan-Induced Diabetic Rats
(Penulis Utama) *)
The 2nd
International
Conference on
Bioscience and
Biotechnology.
*) Artikel disajikan dalam bentuk Poster
3
21 – 22 September
2011, Universitas
Udayana Denpasar
Bali
Tgl. 23-24
September 2010, di
Denpasar.
G. Pengalaman Penulian Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Buku
Tahun
Jumlah
Halaman
Penerbit
1
Pangan Tradisional Bali Jaja, Kajian Aspek
Sosial Budaya, Pengolahan, Gizi dan
Keamanan
2013
127
2
-
-
-
Pusat
Penelitian
Makanan
Tradisional
Bali
-
33
3
4
5
-
-
-
-
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
1
2
3
4
Dst.
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terkhir.
No.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun
Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
1
2
3
4
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
1
2
3
4
Dst.
34
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Unggulan Program Studi.
Denpasar, 30 Oktober 2015
Pengusul,
(Ni Luh AriYusasrini, S.TP., M.P.)
NIP. 197803042008012020
35
A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIP
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat rumah
8. Nomer HP
9. Alamat Kantor
10.
11.
12.
13.
Nomer Telepon/Fax
Alamat e-mail
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
Luh Putu Trisna Darmayanti, S.Hut., M.P.
Lektor
19780510 200501 2 001
0010057807
Klungkung, 10 Mei 1978
Jl. Sarigading 22, Denpasar 80239
08124639393
Fakultas Teknologi Pertanian
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Kampus UNUD – Bukit Jimbaran
(0361) 701801
[email protected]
S1 (S.TP) : 3 (orang)
Biologi Seluler
Matematika Dasar
Ekonomi Teknik
Statistika
Penerapan Komputer
Rancangan Percobaan
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/Thesis/
Disertasi
Nama Pembimbing/
Promotor
S-1
S-2
Institut Pertanian Bogor
Universitas Udayana
Kehutanan
1996-2001
Bioteknologi Pertanian
2008-2012
Aplikasi Berbagai
Bubuk Inokulum
Penilaian Manfaat
Bakteri Asam laktat
Rekreasi di Taman
pada Fermentasi
Burung-Bali Bird Park
Urutan: Studi Profil
Kabupaten Gianyar Bali
Protein, Asam-asam
Organik dan Senyawa
Aroma
Prof. Ir. Nyoman
Dr. Ir. H. Sambas Basuni, Semadi Antara, M.P.,
Ph.D.
M.S.
Ir. Jojo Ontarjo Purawijaya, Ir. Agus Selamet
M.M.
Duniaji, M.Si.
36
S-3
P
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No
1
Tahun Judul Penelitian
2014
2
2014
3
2014
4
2014
5
2013
6
2013
7
2012
Jumlah
(Juta Rp)
Sumber
Kajian Informasi Tentang Kebahagiaan dan
Kualitas Hidup Generasi Muda untuk
Mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota
Kreatif Berwawasan Budaya [Anggota]
Kajian Modal Sosial Masyarakat dalam
Pengembangan Ekowisata di Destinasi
Pariwisata Kintamani [Anggota]
Analisis Kadar Protein dan Asam Amino pada
Tape Talas (Colocasia esculenta L. Schott)
[Ketua Peneliti]
Studi Cemaran Escherichia coli pada Pangan
Olahan Seafood di Café Sekitar Pantai
Kedonganan [Ketua Peneliti]
Antifungal Activity of Lemongrass
(Cymbopogon citratus) on Fungal Pollutant of
Fermented Urutan (Balinese Sausage)
[Anggota]
Fermented Pickle of Tabah Bamboo Shoot :
Study on lactic Acid Microflora, Organoleptic
and Organic Acids Profile [Anggota]
Identifikasi Potensi Ekonomi Kerakyatan dan
Rekomendasi Pola Pemberdayaan Usaha
Mikro dan Industri Keluarga di Kabupaten
Badung [Anggota]
Pemerintah Kota
Denpasar
49,0
Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua
Bali
31,0
PNBP – FTP Unud
7,5
BP2KP Kedonganan
7,5
USAID – Tropical Plant
Curriculum Project
20,0
USAID – Tropical Plant
Curriculum Project
20,0
BAPPEDA Kabupaten
Badung
49,5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No
Tahun Judul Pengabdian
1
2014
2
2013
Sumber
Pelatihan Pengolahan Bonggol Pisang
Menjadi Kue Sumping di Desa Bongkasa,
PNBP – FTP Unud
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Badung[Ketua Pengabdian]
Kursus Singkat Pembuatan Nugget Sayuran di
Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan,
PNBP – FTP Unud
Kabupaten Klungkung[Ketua Pengabdian]
37
Jumlah
(Juta Rp)
4,0
4,0
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2
Judul Artikel Ilmiah
Preliminary Study of Fermented Pickle of
Tabah Bamboo Shoot (Gigantochloa
nigrociliata (Buese) Kurz) (Luh Putu T.
Darmayanti, A.A. Duwipayana, I Nengah
K. Putra, Nyoman S. Antara)
Volume/
Nomor/Tahun
Vol. 8 No. 10,
2014,
pp. 971-976
Physicochemical Characteristic and Protein Vol. 4 No. 2,
Profile of Fermented Urutan (Balinese
2014,
Sausage) (Luh Putu T. Darmayanti,
pp. 75-79
Nyoman S. Antara, Agus Selamet Duniaji)
Nama Jurnal
World Academy of
Science, Engineering
and Technology:
International Science
Index,International
Journal of Biological,
Veterinary,
Agricultural and Food
Engineering
eISSN : 1307-6892
International Journal
on Advance Science
Engineering
Information
Technology
ISSN : 2088-5334
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
ICBB 2014 : XII
International
Conference on
Bioengineering and
Bionanotechnlogy
Peran dan Judul Makalah
Waktu dan Tempat
Pembicara dengan Makalah Berjudul:
“Preliminary Study of Fermented Pickle of
Tabah Bamboo Shoot (Gigantochloa
nigrociliata (Buese) Kurz)”
Bali, Indonesia
9 – 10 Oktober 2014
2
Healthy Food Healthy
Living – Jelajah Pasar
Narasumber dengan Makalah Berjudul:
“Menjadi Konsumen Cerdas dalam
Berbelanja di Pasar Tradisional”
Pasar Badung
28 September 2014
3
International
Conference –
Sustainable
Agriculture, Food and
Energy (SAFE 2014)
Pembicara dengan Makalah Berjudul:
“Physicochemical Characteristic and
Protein Profile of Fermented Urutan
(Balinese Sausage”
Bali, Indonesia,
17 - 19 September 2014
1
G. Pengalaman Aktif dalam Mengikuti Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun
Terakhir
No
1
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Moderator pada “Seminar
Peringatan Hari Pangan Sedunia”
Penyelenggara
Himpunan Mahasiswa Ilmu dan
Teknologi Pangan FTP-UNUD
38
Waktu dan Tempat
Kampus Bukit
Jimbaran, 25 oktober
2014
2
3
4
5
6
7
8
9
Moderator pada ICBB 2014: XII
International Conference on
Bioengineering and
Bionanotechnology”
Peserta pada Semiloka Pariwisata
JUMPA : Visi Pembangunan
Pariwisata Indonesia
Peserta pada “Penataran
Penulisan Buku Ajar Bagi Dosen
Universitas Udayana Tahun
2014”
Peserta pada Seminar
International Open Fortress : The
Future of Bali Tourism
Panitia pada Seminar Nasional
“3rd National Seminar USAIDTropical Plant Curriculum
Project: Opportunities and
Prospects of Commercialization
of Indigenous Plant-Based
Products
Peserta pada Seminar
International “Green
Development & Ecotourism”
Peserta pada “Workshop Strategi
Pemenangan Hibah-Hibah
Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat
Peserta pada “Pelatihan
Pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi”
World Academy of Science,
Engineering and Technology
Bali, 09-10 Oktober
2014
Konsorsium Riset Pariwisata
Universitas Udayana
Denpasar, 29 Agustus
2014
UPT. Penerbit Universitas
Udayana
Denpasar, 11-12
Agustus 2014
Program Magister Pariwisata
dan Asosiasi Alumni Pariwisata
Unud
Denpasar, 2 Juni 2014
Pusat Studi Ketahanan Pangan,
LPPM Unud, Program Magister
Ilmu dan Teknologi Pangan
Unud, dan Fakultas Teknologi
Pertanian Unud
Denpasar, 14 Oktober
2013
Konsorsium Riset Pariwisata
Universitas Udayana
Bali, 21 Juni 2013
LPPM Unud
Bukit Jimbaran, 12
April 2013
BPMU Unud
Bukit Jimbaran, 5-7
Nopember 2012
H. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
Judul Buku
Tahun
Jumlah
Halaman
Penuntun Praktikum di Laboratorium :
Biologi Seluler
2013
41
39
Penerbit
Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan Unud
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Unggulan Program Studi.
Denpasar, 30 Oktober 2015
Luh Putu Trisna Darmayanti, S.Hut., MP
NIP 19780510 200501 2 001
40
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
NIP
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Ir. Ni Made Yusa, M.Si.
Lektor Kepala
19571231 198603 2 002
0031125749
Bangli, Tahun 1957
Br.Kebon, Desa Singapadu, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
8
Nomor Telepon/Faks
(0361) 297172/ 9
Nomor HP
081338954570
10
Alamat Kantor
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali.
11
Nomor Telepon/Faks
(0361) 701801/(0361) 701801
12
Alamat e-mail
[email protected]
13
Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 17 orang; S-2= - orang; S-3= - orang
14. Mata Kuliah yg Diampu
1. Biokimia Pangan(S-1), 5 SKS
2. Pangan Fungsional (S-1), 2 SKS
3. Analisis Pangan (S-1), 4 SKS
4. Pangan dan Gizi(S-1), 3 SKS
5. Pengawasan Mutu Pangan (S-1), 2 SKS
6. Teknologi Perairan (S-1), 3 SKS
B Riwayat Pendidikan
Nama
Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun MasukLulus
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/ Promotor
S-1
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
S-2
Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Teknik
Pertanian/Teknologi
Hasil Pertanian
1978 - 1984
Ilmu Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya
Keluarga
1993 - 1996
Analisis Kadar
Kafeina Kasar dan
Uji Organoleptik
Dari Beberapa Jenis
Merk Kopi Yang
Diperdagangkan di
Bali.
Ir.W.Sudjatha
Drs. I GP. Tengah,
Apt.,M.App.Sc.
Ir.W. Redi Aryanta,
M.Sc..
Studi Tentang
Kandungan Gizi dan
Keamanan Pangan
Makanan Tradisional
Lawar Bali.
Prof. Dr.Ir.H. Suhardjo,
M.Phil.
Prof. Dr. Ir. M.
Khumaidi, M.Sc.
Dr. Rimbawan.
41
S-3
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun
Disertasi)
No.
1
2
Tahun
2014
2013
3
2012
4
2011
Judul Penelitian (dengan nama tim
peneliti dan instansi)
1. Sifat Fungsional Campuran Kedelai
dan Rumput laut Ditinjau Dari Efek
Hipoglikemik dan Hipokolesterolemik
Secara In Vivo (I K.Suter, I Nengah
Kencana Putra, Ni Luh Ari Yusasrini
dan Ni Made Yusa).
Pendanaan
Sumber*
DIPA Unud
(Desentralis
asi)
2. Peningkatan Sifat Sensorik, Zat Gizi
dan Daya Antioksidan Ledok Instan
Dengan Penambahan Ubi Jalar Ungu.
Penelitian tahun ke 2 :
Studi Cara Penyimpanan Ledok Instan
yang Ditambahkan Ubi Jalar Ungu.( I
K.Suter, Ni M.Yusa, Ni L. Ari
Yusasrini dan K.A. Nocianitri; FTP
Unud)
DIPA Unud
(Desentralis
asi)
50
3. Kajian Pangan Tradisional Bali
Dalam Rangka Pengembangannya
Menjadi Produk Unggulan di
Kabupaten Gianyar. (Ni M.Yusa dan I
K.Suter; PPMT LPPM Unud).
BOPTN
49,850
4. Kajian Pangan Tradisional Dalam
Rangka Pengembangannya Menjadi
Produk Unggulan Daerah Bali.(I
N.Kencana P., I K.Suter dan Ni
M.Yusa; PPMT LPPM Unud).
DIPA Unud
(Desentralis
asi)
50
Peningkatan Sifat Sensorik, Zat Gizi dan
Daya Antioksidan Ledok Instan Dengan
Penambahan Ubi Jalar Ungu (I K.Suter,
Ni M.Yusa, Ni L. Ari Yusasrini dan
K.A. Nocianitri; FTP Unud), Ni L. Ari
Yusasrini dan K.A. Nocianitri; FTP
Unud))
Pengolahan Keladi Menjadi Tepung dan
Pemanfaatannya Sebagai Pensubstitusi
Tepung Beras Pada Pengolahan Kue
Tradisional Bali (I N.Kencana Putra, I
K.Suter, I M.Sugitha, I P.Suparthana, Ni
M.Yusa, K.A.Nocianitri,
Ni.W.Wisaniyasa dan Ni N.Puspawati ;
FTP Unud.)
DIPA Unud
(Desentralis
asi)
40
BPMPD
Prov.Bali
50
42
Jml (Juta Rp)
50
5
2010
1. Penentuan Masa Kedaluwarsa Ledok
Instan (I K.Suter, I M.Sugitha, I
N.Kencana Putra, I P.Suparthana, Ni
M.Yusa, K.A.Nocianitri dan Ni
W.Wisaniyasa; FTP Unud.)
BPMPD
Prov.Bali
50
6
2009
1. Optimasi Proses dan Metode
Pengemasan Ledok Instan Instan (I
K.Suter, I M.Sugitha, I N.Kencana
Putra, I P.Suparthana, Ni M.Yusa,
K.A.Nocianitri dan Ni W.Wisaniyasa;
FTP Unud.)
BPMPD
Prov.Bali
50
2. Kajian Formulasi, Nilai Gizi, Sifat
Sensorik dan Keamanan Ledok Instan
Yang Dikemas Selama Penyimpanan (I
K.Suter, I M.Anom S.W., dan Ni
M.Yusa; FTP Unud.)
Univ.Udaya
na
100
Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW,Pemula, Fundamental,, Hibah Bersaing, Hibah
Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar negeri dan Publikasi
Internasional,RAPID,Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
1
2
Tahun
2014
2013
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
(dengan nama tim peneliti dan instansi)
Pendanaan
Sumber*
Penyuluhan Pembuatan Ledok Instan di
Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten
Klungkung, Bali
Mandiri
Pelatihan Pengolahan Ubi Jalar Menjadi
Biskuit di Desa Bukian, Kecamatan
Payangan, Kabupaten Gianyar.
DIPA
Universitas
Udayana
Pelatihan Pengolahan Pisang Raja
(Musa paradisiaca) Menjadi Dodol
Pisang di Desa Penglipuran, Kecamatan
Bangli, Kabupaten Bangli.
Pelatihan Pengolahan Sari Buah Sirsak
di Desa Singapadu, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar.( Ni M.
Yusa, I K.Suter, K.A.Nocianitri, Ni
W.Wisaniyasa, Ni N.Puspawati dan I
W.Rai Widarta ; FTP Unud)
DIPA
Universitas
Udayana
4,0
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Pelatihan Pembuatan Selai Rumput laut
di Desa Singapadu, Kecamatan
DIPA BLU
Universitas
4,0
43
Jml (Juta
Rp)
0,5
4,0
3
3
2012
2011
Sukawati, Kabupaten Gianyar. .( I K.
Suter, Ni M. Yusa, K.A.Nocianitri, Ni
W.Wisaniyasa, Ni N.Puspawati dan I
N.Kencana Putra ; FTP Unud)
Udayana
Pelatihan Pembuatan Makanan
Tradisional Ledok di Desa Singapadu,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar(I K. Suter, Ni M. Yusa,
K.A.Nocianitri, Ni W.Wisaniyasa, Ni
N.Puspawati dan I N.Kencana Putra ;
FTP Unud)
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Pelatihan Pengolahan Sari Buah Jambu
Biji di Desa Singapadu, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar (Ni
M.Yusa, I K.Suter, K.A. Nocianitri, Ni
W.Wisaniyasa,
Ni N.Puspawati dan I W. Rai Widarta ;
FTP Unud.)
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Pelatihan Pengolahan Tepung Ampas
Kelapa Menjadi Biskuit di Desa Adat
Penglipuran,Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli.
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Diversifikasi Produk Olahan Berbasis
Ketela Rambat Ungu di Desa
Negari,Kecamatan Banjar
rangkan,Kabupaten Klungkung.
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Pelatihan Pembuatan Mie Ubi Jalar
Ungu di Desa Negari,Kecamatan
Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Penyuluhan dan Pengenalan Bahan
Tambahan Pangan (BTP) yang
Diijinkan dan Aman Bagi Kesehatan di
Desa Singapadu,Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar.
Pelatihan Pembuatan Biskuit Dari
Tepung Tempe di Desa Singapadu,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar (Ni M.Yusa, K.A. Nocianitri,
Ni W.Wisaniyasa,
Ni N.Puspawati, I W. Rai Widarta dan I
P.Suparthana ; FTP Unud.).
DIPA BLU
Universitas
Udayana
4,0
Universitas
Udayana
4,0
Pelatihan Pembuatan Dodol Rumput
Universitas
4,0
44
4
2010
laut di Desa Singapadu, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar (I
K.Suter, Ni M.Yusa, K.A. Nocianitri,
I.B.W.Gunam, I P.Suparthana dan Ni
L.Ari Yusasrini; FTP Unud.).
Pelatihan Pembuatan Susu Kedelai Desa
Singapadu, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar (Ni Made Yusa, I
Ketut Suter dan K.A.Nocianitri, FTP
Unud.
Udayana
Universitas
Udayana
2,0
Pelatihan Pembuatan Dodol Rumput
laut di Desa Batur Utara, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli (I
K.Suter, Ni M.Yusa, K.A.Nocianitri dan
G.A.K.Diah Puspawati; FTP Unud.)
Universitas
Udayana
2,0
Introduksi Pengolahan Sari Buah Jambu
Biji di Desa Negari,Kecamatan
Banjarangkan,Kabupaten Klungkung.
Universitas
Udayana
2,0
Pelatihan Pengolahan Dodol dari
Tepung Ubi Jalar Ungu di Desa Negari
Kecamatan Banjarangkan,Kabupaten
Klungkung.
Universitas
Udayana
2,0
Pelatihan Pengolahan Ubi Jalar Ungu
Universitas 2,0
Menjadi selai di Desa
Udayana
Negari,Kecamatan
Banjarangkan,Kabupaten Klungkung.
5
2009
Desiminasi hasil penelitian :Kajian
Universitas 4,0
Formulasi, Nilai Gizi, Sifat Sensorik
Udayana
dan Keamanan Ledok Instan yang Di
Kemas Selama Penyimpanan (I K.Suter,
I M.Anom S.W., dan Ni.M.Yusa; FTP
Unud.)
Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan IPTEKS-SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun,
UJI, Sibermas, atau sumber lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun
Terakhir.
No.
1
Tahun
2014
Judul Artikel Ilmiah (dengan seluruh
nama penulisnya)
Karakteristik Isotermis Sorpsi Air dan
Umur Simpan Ledok Instan (I M.
Anom S. W., I Ketut Suter dan Ni
Made Yusa)
45
Volume/
Nomor/Tahun
Vol.34,No.1
Tahun 2014
Nama Jurnal
AGRITECH.
Jurnal
Teknologi
Pertanian
(Terakreditasi)
2
2011
Formulasi Ledok Instan Yang
Ditambahkan Ikan Tongkol dan
Rumput Laut. (Suter, I K., I M. Anom
S.W. dan Ni M. Yusa)
Vol.XXII, No. Jurnal
2, Tahun 2011 Teknologi dan
Industri
Pangan.(Terakr
editasi)
F. Pengalaman penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
1
Seminar Nasional
Sains &Teknologi
2014
2
3
Judul artikel Ilmiah (dengan seluruh
nama penulisnya)
Sifat Fungsional Campuran
Kedelai dan Rumput Laut Ditinjau
Dari Efek Hipoglikemik secara In
Vivo (Suter,IK.,IN.Kencana Putra,
NL.Ari Yusasrini dan IM.Yusa).
Seminar Nasional
Kajian Pangan Tradisional Bali
Hasil Penelitian
Dalam rangka Pengembangannya
dan Pengabdian
Menjadi Produk Unggulan di
Kepada Masyarakat Kabupaten Gianyar (Ni Made Yusa
dan I Ketut Suter)
Seminar Nasional
Studi Cara Penyimpanan Ledok
Hasil Penelitian
Instan Yang Ditambahakan Ubi
dan Pengabdian
Jalar Ungu.
Kepada Masyarakat (I Ketut Suter, Ni Made Yusa, Ni
Luh Ari Yusasrini dan Komang
Ayu Nocianitri).
Waktu dan tempat
Tgl.18-19 September
2014, di Denpasar.
Tgl.27-28 Pebruari
2014, di
Sanur, Denpasar.
Tgl.27-18 Pebruari
2014 di
Sanur, Denpasar.
4
Seminar Nasional:
Peran Teknologi
Industri Pertanian
Dalam
Pembanguanan
Agroindustri Yang
Berkelanjutan di
Indonesia.
Peningkatan Sifat Sensorik, Zat
Gizi dan Daya Antioksidan Ledok
Instan dengan penambahan Ubi
Jalar Ungu.( I K.Suter, Ni M.Yusa,
Ni L. Ari Yusasrini dan K.A.
Nocianitri; FTP Unud))
Tgl. 2-3 Nopember
2012, di Denpasar.
5
Seminar Nasional
Perhimpunan Ahli
Teknologi Pangan
Indonesia (PATPI).
Optimasi Formulasi Ledok Instan
yang Ditambahkan Ikan Tongkol
dan Rumput Laut. (I K.Suter, I
M.Anom S.W., dan Ni.M.Yusa;
FTP Unud.)
Tgl. 3 – 4 Nopember
2009, di Jakarta.
46
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Buku
Tahun
Jumlah
Halaman
1
Pangan Tradisional Khas Gianyar
(Penulis pertama).
2014
2
Pangan Tradisional Bali Jaja :Kajian Aspek
Sosial-Budaya, Pengolahan, Gizi dan
Keamanan.[Sebagai Penulis Bab: Jaja
Laklak (Hal.40-46) dan Bab Jaja Kaliadrem
(Hal.18-24)]
2013
vi,127
3
Pangan Tradisional Bali : Kajian Aspek
Sosial Budaya, Ekonomi, Pengolahan,
Khasiat dan Keamanan
(Sebagai Penulis Bab.Bebean,Hal. 75 - 81)
2010
xi, 117
xi,
63
Penerbit
Udayana
University
Press. ISBN :
978-602-294001-2
Pusat
Penelitian
Makanan
Tradisional
Universitas
Udayana
bekerjasama
dengan Buku
Arti.ISBN :
978-979-114575-6
Pusat Kajian
Makanan
Tradisinal
Lembaga
Penelitian
Universitas
Udayana
ISBN : 978602-97608-0-4
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
1
2
3
4
Dst.
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terkhir.
No.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun
1
2
3
47
Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
4
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No.
Jenis Penghargaan
1
2
3
4
Dst.
Satyalancana Karya Satya XX Tahun
Institusi Pemberi
Penghargaan
Presiden Republik Indonesia.
Tahun
2007
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Program Studi.
Denpasar, 30 Oktober 2015
Pengusul,
(Ir. Ni Made Yusa, M. Si.)
NIP. 195712311986032002
48
Lampiran 2. Publikasi
EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT Gracilaria sp. DAN
Caulerpa sp. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN
N. L. Ari Yusasrini1), Luh Putu T. Darmayanti1) Ni Made Yusa1)
1Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran, Denpasar, 80361
Telp/Fax : (0361) 701801, [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hipoglikemik diet Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. pada
hewan coba yang diinduksi diabetes menggunakan alloxan. Tahapan penelitian yang dilakukan diantaranya
pembuatan tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp., pembuatan pakan standar, pakan perlakuan
dan dilanjutkan dengan pengujian bioassay Dua puluh delapan ekor tikus putih (Wistar) digunakan dalam
penelitian ini. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu PS (-), PS (+), PBN dan PBS. Masing-masing kelompok
diberi pakan yang berbeda. Analisis yang dilakukan meliputi analisis proksimat dan kandungan serat kasar
pada bahan baku, analisis gula darah, penimbangan berat badan dan pengamatan konsumsi pakan pada hewan
coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. memiliki kadar serat
kasar berturut-turut 20,48 % dan 12,47 %. Kadar glukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0
berkisar antara 123,18 mg/dL – 131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari menurunkan
kadar glukosa darah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4 mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan 35,24
% (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Tingkat konsumsi pakan pada keempat kelompok tikus pada hari
ke-0 berkisar 10 g – 10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan konsumsi pakan menjadi 11,97 g – 12,5
g. Berat awal tikus semua kelompok perlakuan berkisar antara 107,5 g – 185,2 g. Pada akhir perlakuan terjadi
peningkatan berat tikus menjadi 133,7 g – 216,1 g.
Kata kunci: diabetes mellitus, Gracilaria sp, Caulerpa sp, hipoglikemik, alloxan.
1. PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan kesehatan yang dicirikan oleh kekurangan insulin
baik secara relatif maupun absolut sehingga menyebabkan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein secara luas (Nogrady, 2002). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit kronis
yang dicirikan dengan kadar gula darah di atas normal (kadar gula darah sesaat > 200 mg/dL) dan
biasanya ditandai dengan poliurea, polidipsia, poliphagia dan penurunan berat badan meskipun nafsu
makan bertambah (Widowati, 2007).
Bagi penderita diabetes mellitus, pengendalian tingginya kadar glukosa darah agar mencapai
level normal atau mendekati kondisi normalnya sangatlah penting untuk menghindari komplikasi
yang lebih lanjut. Penanganan yang dilakukan bisa dengan terapi medis dan terapi diet. Namun, terapi
medis terkadang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan hanya dilakukan apabila
pengaturan diet secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan gula darah. Untuk mengantisipasi
dampak tersebut maka dikembangkan sistem pengobatan dengan terapi diet.
Terapi diet pada penderita diabetes mellitus umumnya didasarkan pada kaidah 3-J yaitu
jumlah, jenis dan jadwal. Penderita diabetes mellitus harus mendapatkan diet dengan jumlah kalori
yang terukur, jenis diet yang memiliki efek menurunkan glukosa darah (hipoglikemik) dan penyajian
diet yang terprogram untuk menghindari beban glukosa posprandial yang tidak terkontrol
(Tjokroprawiro, 1996). Oleh karena itu ingredient diet yang bersifat hipoglikemik tentunya menjadi
alternatif pilihan yang baik bagi penderita diabetes mellitus.
Sifat hipoglikemik bahan pangan sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang terdapat
dalam bahan pangan tersebut, salah satunya adalah serat pangan. Mekanisme yang bisa menjelaskan
efek hipoglikemik serat pangan adalah serat pangan mampu menurunkan efisiensi penyerapan
49
karbohidrat, sehingga menurunkan respon insulin, kerja pankreas akan semakin ringan dan akhirnya
dapat memperbaiki fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin (Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Rumput laut merupakan salah satu contoh bahan pangan yang mengandung serat dan bisa
digunakan sebagai komponen utama dalam terapi diet penderita diabetes mellitus. Di Bali terdapat
beberapa spesies rumput laut yang biasa dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar sebagai sayuran.
Rumput laut tersebut adalah dari spesies Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. atau akrab dikenal dengan
nama berturut-turut bulung sangu dan bulung boni. Sifatnya yang aman untuk dikonsumsi
memungkinkan rumput laut ini dikaji efek hipoglikemiknya.
Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. merupakan jenis rumput laut yang berturut-turut masuk
dalam kelas Rhodophyceae dan Chlorophyceae. Perbedaan jenis (spesies) rumput laut akan sangat
mempengaruhi profil komposisi kimianya sehingga kemungkinan juga memiliki efek hipoglikemik
yang berbeda apabila dikonsumsi. Peranan rumput laut Gracilaria sp. (bulung sangu) dan Caulerpa
sp. (bulung boni) bagi kesehatan sudah pernah dilaporkan terutama dalam hubungannya dengan
potensinya dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada tikus hiperkolesterol
(Julyasih et al., 2013). Penelitian yang sejenis juga dilaporkan oleh Tama et al., (2012) yang
menyebutkan bahwa pemberian rumput laut Gracilaria verrucosa dengan dosis 4,5 g/kg bb setelah 2
jam mampu menurunkan glukosa darah tikus putih sehat. Peneliti lain, Sharma et al., (2014)
melaporkan bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara signifikan dapat meningkatkan sekresi
insulin dan uptake glukosa secara in vitro sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
agensia antidiabetes.
Dari hasil penelitian yang sudah pernah dipublikasikan, sejauh ini belum ada laporan
mengenai efek hipoglikemik diet rumput laut lokal di Bali yaitu bulung sangu (Gracilaria sp.) dan
bulung boni (Caulerpa sp.) terhadap kadar glukosa darah secara in vivo. Oleh karena itu penelitian
untuk mengetahui efek hipoglikemik diet rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. penting
dilakukan untuk mengkaji potensi rumput laut yang biasa dikonsumsi masyarakat di daerah Bali
sebagai pangan diet untuk penyembuhan penyakit degeneratif khususnya diabetes mellitus.
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rumput laut Gracilaria sp. (bulung
sangu) dan Caulerpa sp. (bulung boni). Bahan lain yang digunakan yaitu pati jagung, CMC, minyak
kedelai, sukrosa, kasein, campuran vitamin dan campuran mineral Reagen kimia yang digunakan
untuk analisis yaitu alloxan monohidrat (Sigma), aquabidestilata, NaOH, H 2SO4, asam borat, HgO,
Na2SO4, HCl pekat, hexan dan Kit “Glucose GOD FS”, (DiaSys).
Peralatan yang digunakan untuk penelitian diantaranya vortex, sentrifugasi kecil (Hettich
EBA III), ependorf, satu unit alat untuk analisis protein, satu unit alat untuk analisis lemak, grinder,
blender (Philips), kandang tikus dan perlengkapannya, muffle furnance (Heraeus Instrument), oven,
timbangan kasar (Sartorius), neraca analitik (Sartorius), syringe injeksi, micro-hematokrite tube
(Becton Dickinson & Company), mikro pipet dan peralatan gelas.
2.2 Metode
a. Pembuatan tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. direndam dalam air tawar selama ± 9 jam,
dilanjutkan dengan pengecilan ukuran menggunakan grinder, pengeringan, penggilingan dan
pengayakan dengan ayakan 32 mesh.
b. Pembuatan pakan standar dan pakan perlakuan.
Pakan standar dibuat dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang mengacu pada
pembuatan pakan standar menurut AIN 1993 (Reeves et al., 1993). Pencampuan bahan dilakukan
sampai terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pencetak
hingga diperoleh pakan standar berbentuk silinder panjang. Pakan standar yang telah dicetak
50
selanjutnya dikeringkan dalam oven selama ± 8 jam pada suhu 50 oC. Formulasi pakan perlakuan
dibuat dengan cara menambahkan 10 % tepung rumput laut Gracilaria sp. atau tepung rumput laut
Caulerpa sp. ke dalam pakan standar dengan pertimbangan iso kalori. Selanjutnya bahan-bahan
penyusun pakan perlakuan dicampur homogen, dimasukkan kedalam mesin pencetak dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 50 0 C selama ± 8 jam. Pakan standar dan pakan perlakuan yang telah kering
dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan di dalam referigerator. Komposisi
pakan standar dan pakan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi pakan standar dan pakan perlakuan.
Komposisi Bahan (g)
Pakan Standar*
Pati jagung
Kasein
Sukrosa
Minyak kedelai
CMC
Mineral mix
Vitamin mix
L-sistin
Choline bitartrat
Rumput laut Gracilaria sp.
Rumput laut Caulerpa sp.
Total
* Sumber : Reeves et al., (1993)
620,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
1000
Jenis Pakan
Pakan rumput laut
Gracilaria sp.
520,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
100
1000
Pakan rumput laut
Caulerpa sp.
520,7
140
100
40
50
35
10
1,8
2,5
100
1000
c. Bioassay
Pada pengujian bioassay digunakan tikus Wistar jantan berumur ± 3 bulan dengan berat 100 –
200 g, sebanyak 28 ekor (Gambar 1).
Tikus (28 ekor)
Pakan
standar
Aklimatisasi 1 minggu
Penimbangan berat badan,
pengamatan konsumsi
pakan, analisis gula darah
standar
Dipuasakan semalam, dengan pemberian air minum ad libitum
Kelompok I (placebo)
PSP (7 ekor)
Kelompok II (Injeksi alloxan)
PSA (7 ekor)
Analisis
(Hari ke 0,1, dan 30)
PBS (7 ekor)
PBN (7 ekor)
Penimbangan berat
badan, pengamatan
konsumsi pakan, analisis
gula darah
Keterangan :
PSP : Pakan Standar Placebo
PSA : Pakan Standar Alloxan
PBN : Pakan Caulerpa sp
PBS : Pakan Gracilaria sp
51 1. Prosedur bioassay
Gambar
Tikus yang akan digunakan dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu dan diberi pakan
standar. Di akhir masa aklimatisasi tikus ditimbang berat badannya dan dilakukan analisis gula darah
awal. Tikus selanjutnya dipuasakan semalam dengan pemberian air minum secara ad libitium. Tikus
dibagi menjadi 2 kelompok dimana tikus kelompok I digunakan sebagai kontrol (placebo),
sedangkan tikus kelompok II dinjeksi dengan alloxan 100 mg/kg bb. Tikus kelompok I (placebo)
diberi diet standar sedangkan tikus kelompok II diberi diet sesuai dengan perlakuan.
Pengujian dilakukan selama 30 hari. Pengamatan konsumsi pakan dilaksanakan setiap hari.
Penimbangan berat badan dan pengujian gula darah dilakukan pada hari ke 0, hari ke-1 setelah injeksi
alloxan dan hari ke- 30.
d. Analisis
Analisis proksimat dilakukan terhadap tepung rumput laut yang meliputi kadar air dengan
cara pemanasan oven (AOAC, 1990), kadar abu dengan pemijaran dalam muffle (AOAC, 1990),
kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl (AOAC, 1990), lemak dengan metode soxhlet (AOAC,
1990), dan kadar serat kasar menggunakan metode ekstraksi asam dan basa (Sudarmadji et.al,. 1997)
Darah tikus diambil secara reorbital flexus. Gula darah ditentukan dengan metode GOD-PAP.
Prinsip dari metode ini yaitu glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase menghasilkan asam
glukonat dan H2O2. Selanjutnya H2O2 direaksikan dengan amynophenasone dan phenol dengan
bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoneimine. Warna yang dihasilkan dihitung
absorbansinya, kemudian dihitung konsentrasi glukosanya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Proksimat
Hasil analisis proksimat terhadadap tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 4. Hasil analisis proksimat tepung rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.
Komposisi
Karbohidrat (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Abu (%)
Serat kasar (%)
Tepung rumput laut Gracilaria sp.
28,41
9,57
0,24
33,57
28,19
20,48
Tepung Rumput Laut Caulerpa sp.
21,67
9,64
0,32
39,86
28,48
12,47
Berdasarkan analisis proksimat, komponen makronutrien terbesar pada kedua spesies rumput laut ini
adalah karbohidrat. Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. juga mengandung serat kasar
berturut-turut sebesar 20,48 % dan 12,47 %. Ma’ruf et al., (2013) melaporkan bahwa kandungan gizi
dari makroalga sangat bervariasi. Selain faktor jenis (spesies), komposisi gizinya juga dipengaruhi
oleh habitatnya.
3.2. Kadar Gula Darah
Pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar glukosa darah hewan coba dapat dilihat
pada Gambar 2.
52
247,46
348,47
328,05
124,41
204,61
168,52
212,42
200
120,51
300
123,18
123,99
131,96
127,35
GULA DARAH (mg/dL)
400
PSP
PSA
PBN
100
PBS
0
0
1
PENGAMATAN (HARI)
30
Gambar 2. Grafik perubahan gula darah (mg/dL)
Pada hari ke- 0 kadar glukosa darah keempat kelompok tikus berkisar antara 123,18 mg/dL –
131,96 mg/dL. Menurut Ganong (1995) kadar glukosa darah normal pada tikus adalah 72 – 110
mg/dL. Namun glukosa darah akan meningkat setelah pemberian pakan sumber karbohidrat, dan kirakira 2 jam setelah itu glukosa darah akan kembali normal.
Pada hari ke-1 setelah injeksi alloxan terjadi kenaikan kadar glukosa darah pada kelompok
PSA, PBN dan PBS. Alloxan merupakan senyawa yang bersifat toksik terhadap sel β pankreas
sehingga dapat menyebabkan diabetes pada hewan coba. Kenaikan kadar glukosa darah pada
kelompok PSA, PBN dan PBS berturut-turut menjadi 247 mg/dL, 348 mg/dL dan 328,05 mg/dL. Efek
diabetogenik alloxan diawali dengan terbentuknya radikal hydroksil yang selanjutnya berakumulasi
sehingga menyebabkan kerusakan DNA pada sel β pankreas. Terjadinya kerusakan pada DNA akan
mengaktivasi enzim poly (ADP-ribose) polymerase dengan menggunakan substrat NAD + seluler.
Akibatnya terjadi penurunan konsentrasi NAD + intraseluler yang berimbas pada penurunan aktivitas
sel seperti sintesis dan sekresi insulin dan mengakibatkan kematian sel β pankreas (Okamoto, 1996).
Pada hari terakhir perlakuan (hari ke-30), pemberian pakan rumput laut Caulerpa sp. mampu
menurunkan kadar glukosa darah sebesar 51,63 % (dari 348 mg/dL menjadi 168 mg/dL), sedangkan
pemberian pakan rumput laut Gracilaria sp. mampu menurunkan glukosa darah sebesar 35,24 % (dari
328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Dalam hal ini pemberian pakan rumput laut Caulerpa sp
mampu menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari pakan rumput laut Gracilaria sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, tepung rumput laut Gracilaria sp. mengandung kadar serat kasar yang
lebih tinggi namun memiliki efek hipoglikemik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tepung
rumput laut Caulerpa sp. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sharma et al., (2014) yang
melaporkan bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara signifikan dapat meningkatkan sekresi
insulin dan uptake glukosa secara in vitro sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
agensia antidiabetes.
Efek hipoglikemik serat pangan sangat ditentukan oleh komposisi serat larut dan serat tidak
larutnya. Perbedaan efek hipoglikemik rumput laut Gracilaria sp dan Caulerpa sp, kemungkinan pula
disebabkan oleh perbedaan jumlah komposisi serat larut dan serat tidak larut. Astawan dan Wresdiyati
(2004) melaporkan bahwa serat pangan terutama serat larut memiliki manfaat yang sangat baik bagi
penderita diabetes mellitus. Mekanisme yang dapat menjelaskan fungsi serat dalam penyembuhan
diabetes mellitus yaitu serat dapat menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat sehinga
menyebabkan turunnya respon insulin. Dengan menurunnya respon insulin, kerja pankreas akan
semakin ringan sehingga dapat memperbaiki fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin.
53
3.3. Tingkat Konsumsi Pakan
PSP
PSA
6,6
5,2
5,1
10
10,3
10,5
10,1
9,6
10
KONSUMSI PAKAN (g)
15
11,97
12,2
12,5
12,3
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 3. Rata-rata
konsumsi pakan tikus pada kondisi normal (hari ke-nol) adalah 10 g.
PBN
5
PBS
0
0
1
PENGAMATAN (HARI)
30
Gambar 3. Grafik perubahan tingkat konsumsi pakan (g)
Setelah dilakukan injeksi alloxan terjadi penurunan konsumsi pakan pada semua kelompok
tikus diabetes (PSA, PBN dan PBS). Injeksi alloxan kemungkinan menyebabkan rasa sakit dan kurang
nyaman pada tikus sehingga tikus cenderung tidak mau makan dan aktif seperti pada kondisi
normalnya. Rata-rata tingkat konsumsi pakan tikus kelompok diabetes setelah injeksi alloxan berkisar
5,1 g - 6,2 g, namun pada kelompok placebo (PSP) tidak terjadi perubahan pada tingkat konsumsi
pakannya.
Pada akhir perlakuan, keempat kelompok tikus menunjukkan peningkatan konsumsi pakan.
Pada kelompok injeksi alloxan, tikus menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang lebih besar.
Menurut Ganong (1995), peningkatan nafsu makan (poliphagia) merupakan salah satu gejala klinis
diabetes mellitus. Poliphagia bisa disebabkan karena penurunan pemanfaatan glukosa di dalam sel
nuclei ventromedialis hypothalamus.
3.4. Berat Tikus
216,1
154,4
158
133,7
200
185,2
115,4
118,6
107,5
BERAT TIKUS (g)
300
185,2
120,9
123,7
110
Hasil pengamatan terhadap berat tikus pada semua kelompok hewan coba disajikan pada
Gambar 4.
PSP
PSA
PBN
100
PBS
0
0
1
PENGAMATAN (HARI)
30
Gambar 4. Grafik perubahan berat tikus (g)
54
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata berat tikus pada hari ke - 0 berkisar antara
110 – 185,2 g. Injeksi alloxan sedikit berpengaruh terhadap berat tikus dimana terjadi penurunan berat
pada keempat kelompok tikus diabetes. Penurunan berat tikus ini berhubungan dengan penurunan
tingkat konsumsi pakan yang juga menurun setelah injeksi alloxan. Namun pada kelompok PSP, berat
tikus tidak mengalami perubahan.
Pada akhir perlakuan (hari ke-30) kenaikan berat tikus kelompok PSP lebih besar dari
kelompok injeksi alloxan.Tikus kelompok PSA, PBN dan PBS juga mengalami peningkatan berat
badan meskipun tidak sebesar peningkatan pada kelompok PSP. Gejala klinis diabetes mellitus selain
poliphagia adalah penurunan berat badan meskipun nafsu makan bertambah. Menurut Ganong (1995)
hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan glukoneogenesis. Pelepasan glukosa ke dalam darah
meningkat dan glukosa yang masuk ke jaringan ferifer menurun sehingga terjadi kelebihan glukosa
ekstraseluler dan defisiensi glukosa intraseluler. Glukosa tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi sehingga terjadi penurunan berat badan.
3.4. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan maka kesimpulan sementara dari penelitian
ini adalah :kadar glukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar antara 123,18
mg/dL – 131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari menurunkan kadar glukosa
darah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4 mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan 35,24 %
(dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Tingkat konsumsi pakan pada keempat kelompok tikus
pada hari ke-0 berkisar 10 g – 10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan konsumsi pakan
menjadi 11,97 g – 12,5 g. Berat awal tikus semua kelompok perlakuan berkisar antara 110,0 g – 185,2
g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan berat tikus menjadi 133,7 g – 216,1 g.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana selaku pemberi dana penelitian
dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dana PNBP TA 2015 No :
246-301/UN14.2/PNL.01.03.00/2015.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. 15 th ed. Vol. 2. Virginia
Astawan, M. Dan Wresdiyati, T. 2004. Diet Sehat Dengan Makanan Berserat. Cetakan I. Tiga
Serangkai, Solo.
Ganong, W.F. 1995. Review of Medical Physiology Lange Medical Publication. San Fransisco,
California.
Julyasih, K.S.M. 2013. Potensi beberapa Jenis Tepung Rumput Laut Untuk Meningkatkan Kadar
HDL (High Density Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia. Rekapangan.
87-91
Nogrady, T. 2002. Kimia Medisinal Pendekatan Secara Biokimia. Penerbit ITB, Bandung.
55
Ma’aruf, W.F., Ibrahim, R. Nurcahya Dewi, E., Susanto, E. Dan Amalia, U. 2013. Profil Rumput Laut
Caulerpa rasemosa dan Gracilaria verrucosa Sebagai Edible Food. Jurnal Saintek Perikanan
Vol 9 No 1 : 68-74
Okamoto, H. 1996. Okamoto Model for β-Cell Damage. Recent Advances. Lesson from Animal
Diabetes VI. 75th Anniversary of the Insulin Discovery. Ed Eleasar Shafir. Birkhausher, Berlin.
Reeves, P.G., Nielsen, F.H. dan Fahey, G.C. 1993. AIN-93. Purified Diets for Laboratory Rodents :
Final Report of the American institute of Nutrition Ad Hoc writing Committee on the
Reformulation of AIN-76 Rodent Diet. J. Nutr. 123 : 1939-1953
Sharma, B.R dan Rhyu, D.Y. 2014. Anti-diabetic Effects of Caulerpa lentillifera : Stimulation of
Insulin Secretion in Pancreatic β-cells and Enhancement of Glucose Uptake in Adipocytes.
Asian Pac. J. Trop Biomed 4(7) : 575-580
Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Tama, C.S.A., Nurcahya Dewi, E., dan Ibrahim, R. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Gracilaria
verrucosa Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus). Jurnal Saintek
Perikanan Vol 8 No 1 : 1-6
Tjokroprawiro, A. 1996. Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Widowati, S. 2007. Sehat Dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta Penelitian dan
Pengmbangan Pertanian. Vol 29 No 3.
56
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN
Judul
:
Skema Hibah
Peneliti / pelaksana
Nama Ketua
Perguruan Tinggi
NIDN
Nama Anggota (1)
Nama Anggota (2)
Tahun Pelaksanaan
Dana Tahun Berjalan
Dana Mulai Diterima Tanggal
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Efek Hipoglikemik Diet Rumput Laut Gracilaria sp.dan
Caulerpa sp. pada Tikus Diabetes InduksiAlloxan
Hibah Ungulan Program Studi
Ni Luh Ari Yusasrini, S.TP., M.P.
Universitas Udayana
0004037802
Luh Putu Trisna Darmayanti, S.Hut., M.P.
Ir. Ni Made Yusa, M.Si
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Rp. 25.000.000,11 Juni 2015
Rincian Penggunaan
1. HONOR OUTPUT KEGIATAN
Item Honor
Ketua
Anggota 1
Anggota 2
Volume
1
1
1
Satuan
orang
orang
orang
Honor / Jam (Rp)
4.450
3.900
3.900
Total (Rp)
3.000.000
2.250.000
2.250.000
Sub Total (Rp) 7.500.000
2. BELANJA BARANG
Item Bahan
Sampel rumput laut Caulerpa sp.
Sampel rumput laut Graclaria sp.
Reagen analisis proksimat
Hewan coba
L- cystin
Vitamin mix
Mineral mix
Kasein
Ependorf
Glukosa kit
Kandang hewan coba
CMC
Alloxan
Cetakan pellet
Tip 100 µl
Blender philip
Volume
10
10
1
28
1
1
2
2
1
2
10
1,5
1
1
1
1
Satuan
kg
kg
paket
ekor
botol
kg
kg
kg
paket
paket
buah
kg
botol
buah
paket
buah
Harga Satuan (Rp)
15.000
15.000
978.000
50.000
975.000
747.000
486.500
487.500
1.222.000
495.000
50.000
200.000
875.000
700.000
375.000
700.000
Total (Rp)
150.000
150.000
978.000
1.400.000
975.000
747.000
973.000
975.000
232.000
990.000
500.000
200.000
875.000
700.000
375.000
700.000
Sub Total Rp. 10.920.000
57
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
Item Barang
Administrasi laboratorium
Seminar SENASTEK
(Pemakalah)
Non pemakalah
Pemeliharaan hewan coba
Biaya analisis histologi
Biaya pembuatan foto dan
pembacaan preparat
Biaya pengambilan sampel darah
Biaya injeksi alloxan
Biaya konsumsi
Volume
1
1
Satuan
periode
orang
Harga Satuan (Rp)
500.000
1.000.000
Total (Rp)
500.000
1.000.000
1
1
6
6
orang
Bulan
sampel
sampel
950.000
500.000
100.000
100.000
950.000
750.000
600.000
600.000
3
1
4
kali
kali
kegiata
n
300.000
300.000
175.000
900.000
300.000
700.000
Sub Total Rp. 6.300.000
4. Belanja Perjalanan Lainnya
Item Perjalanan
Survei lokasi budidaya rumput
laut
Pembelian rumput laut di pasar
Badung
Volume
2
Satuan
orang
1
orang
Harga Satuan (Rp)
100.000
Total (Rp)
200.000
80.000
80.000
Sub Total Rp 280.000
Total Pengeluaran Dalam Satu Tahun Rp. 25.000.000
Denpasar, 7 Oktober 2015
58
Download