BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan, maka dapat disimpulkan menjadi: 1. Hubungan antara tegangan di sisi primer dan tegangan di sisi sekunder pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier semakin jauh E induktor sekunder dari E induktor primer, maka tegangan di sisi sekunder semakin kecil, dari 0 mm nilai tegangan sisi sekunder 2,9 volt sampai dengan jarak 20 mm tegangan menjadi 0,5 volt pada tegangan masukan 7 volt. Dari 0 mm nilai tegangan sisi sekunder 99 volt sampai dengan jarak 20 mm tegangan menjadi 25 volt pada tegangan masukan 220 volt. 2. Hubungan antara arus di sisi primer dan arus di sisi sekunder pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier semakin jauh E induktor sekunder dari E induktor primer, maka arus di sisi sekunder semakin kecil, dari 0 mm nilai arus sisi sekunder 0,08 ampere sampai dengan jarak 20 mm arus menjadi 0,01 ampere pada tegangan masukan 7 volt. Dari 0 mm nilai arus sisi sekunder 2,6 ampere sampai dengan jarak 20 mm arus menjadi 0,65 ampere pada tegangan masukan 220 volt. 3. Hubungan antara daya di sisi primer dan daya di sisi sekunder pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier semakin jauh E induktor sekunder dari E induktor primer, maka daya di sisi sekunder semakin kecil, dari 0 mm nilai daya sisi sekunder 0,23 watt sampai dengan jarak 20 mm daya menjadi 0 watt pada tegangan masukan 7 volt. Dari 0 mm nilai daya sisi sekunder 257,4 watt sampai dengan jarak 20 mm daya menjadi 14 watt pada tegangan masukan 220 volt. 4. Hubungan antara rapat flux magnet dan arus primer pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier. 5. Hubungan antara rapat flux magnet dan arus sekunder pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier. 169 170 6. Hubungan antara rapat flux magnet dan kuat medan magnet pada saat jarak air gap diubah – ubah dari 0 mm sampai dengan 20 mm memiliki hubungan linier. 7. Nilai transfer daya tegangan, arus, dan daya dari E induktor sisi primer ke E induktor sisi sekunder yaitu nilai transfer daya di sisi sekunder semakin kecil apabila jarak air gap semakin besar. Transfer tegangan 220 volt dari airgap 0 mm yaitu 45% sampai dengan 20 mm menjadi 11,36 %. Transfer arus pada tegangan masukan 220 volt dari airgap 0 mm yaitu 98,11% sampai dengan 20 mm menjadi 15,66 %. Transfer daya pada tegangan masukan 220 volt dari airgap 0 mm yaitu 68,99 % sampai dengan 20 mm menjadi 5,68 %. 8. Rentang jarak air gap dari 0 mm sampai 4 mm dengan hasil penelitian ini maka benar memiliki nilai transfer daya tegangan, arus, dan daya yang paling efektif, dalam hal ini bentuk E Induktor Ganda Bercelah Udara. 9. Untuk motor listrik memerlukan celah udara sehingga nilai celah udara yang dapat dipakai antara 0,4 mm sampai dengan 4 mm. B. Saran 1. Kaki E induktor minimal tebalnya 3 mm sebab apabila kurang dari 3 mm maka saat air gap kecil dengan tegangan masukan besar dapat menyebabkan kaki E induktor patah. 2. Untuk pengukuran dan penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur digital untuk memudahkan pembacaan nilai ukur. 3. Alat ukur magnetik tesla meter pada penelitian selanjutnya diharapkan yang memiliki struktur yang dapat mengikuti jeda kenaikan celah udara yang sama dengan struktur E induktor ganda bercelah udara. 4. Untuk meredam getaran yang terjadi dapat membuat alas yang kuat dari kayu dengan dasar styrofoam.