BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki di Indonesia. Keberadaan pakan, tempat bersarang, dan singgah merupakan faktor yang mempengaruhi kekayaan spesies burung pada tingkat lokal. Burung hampir ditemui pada setiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu kekayaan satwa Indonesia. Spesiesnya sangat beranekaragam dan masing-masing spesies memiliki keindahan tensendiri. Keberadaan burung memerlukan syarat-syarat tertentu yaitu adanya kondisi habitat yang cocok dan aman dari segala macam ganguan (Hernowo, 1985). Burung sebagai salah satu komponen ekosistem, mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini, maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumsari, 1989). Dewasa ini banyak terjadi penangkapan burung secara liar yang menyebabkan populasi burung berkurang karena ditangkap secara liar. Hal ini berdampak pada burungburung yang dilindungi juga. Beberapa diantaranya diperdagangkan di pasar PASTY (Pasar Aneka Satwa Dan Tanaman Hias Yogyakarta). Pasar PASTY adalah pasar pindahan dari pasar Ngasem, pasar PASTY beralamat di Jalan Dongkelan, Bantul No 1 dan merupakan pasar burung yang cukup diminati warga Yogyakarta. Ada berbagai alasan dan latar belakang yang mendasari orang memelihara burung antara lain penghargaan dalam komunitasnya, aspek budaya, hiburan dan aspek ekonomi (Burung Indonesia, 2007). Beberapa burung diperdagangkan untuk menjadi bah an pangan (konsumsi daging), pengobatan, dan ritual (Shepherd, 2006). Dalam budaya Jawa memelihara burung akan mendapatkan posisi tertentu dalam kehidupan sosialnya. masyarakat mempunyai kepercayaan memelihara burung menjadi simbol suatu tingkat kemapanan dan kesuksesan (Metz, 2007; ProFauna, 2009). Burung liar sebagai komoditas perdagangan harus mendapat perhatian dalam penyebaran suatu pen yak it hewan termasuk flu burung. Hal ini disebabkan burung seringkali berpindah dari satu pedagang ke pedagang lain atau penggemar dengan berbagai kondisi kesehatan. Penanganan dan pengetahuan yang berbeda-beda menyebabkan burung mudah stress dan memudahkan virus masuk dalam tubuh burung. Oleh karena perdagangan burung liar diyakini berpotensi dalam penyebaran virus flu burung (HPAI) maka diperlukan regulasi berkaitan dengan upaya konservasinya (FAOb, 2008). Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui beberapa cara baik secara langsung ataupun tidak langsung, secara langsung kontak antara hewan dengan manusia, secara tidak langsung misalnya melalui hewan perantara. Penularan dapat juga melalui aerosol, dan yang banyak mendapatkan perhatian masyarakat adalah penularan zoonosis melalui makanan atau pangan asal ternak . Penyakit yang dapat digolongkan sebagai zoonosis tidak terbatas pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti pandangan masyarakat selama ini . Beberapa parasit seperti Taenia saginata juga dapat digolongkan sebagai zoonosis yang dapat ditularkan melalui pangan (SUHARSONO, 2002 ; NICHLOs dan SMITH, 2003). B. Permasalahan Banyaknya burung yang diperdagangkan di PASTY menyebabkan jenis burung tersebut belum terdata dengan baik. Selain itu, uji kesehatan burung tersebut jarang dilakukan. Berdasarkan uraian ini, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah jenis burung apa sajakah yang diperdagangkan di PASTY dan bagaimanakah pravalensi endoparasit yang terdapat pada burung di PASTY? C.Tujuan Berdasarkan kondisi diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui jenis-jenis burung yang diperdagangkan di PASTY 2. Mengetahui pravalensi endoparasit yang terdapat pada burung di PASTY. D.Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang jenis-jenis burung yang diperdagangkan di PASTY dan pravalensi endoparasit yang terdapat pada burung di PASTY.