BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Canine

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Canine Parvovirus (CPV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit
gastroenteritis akut pada anjing domestik maupun anjing liar. Penyakit ini pertama
kali ditemukan pada tahun 1977 di Texas, Amerika Serikat dan hingga saat ini
CPV menjadi salah satu agen utama penyebab enteritis pada anjing di sebagian
besar wilayah di dunia, dengan morbiditas 100% dan mortalitas mencapai 10%.
Di Indonesia, penyakit ini mulai mewabah pada tahun 1980an, dimana banyak
ditemukan anjing muntah dan diare berdarah oleh kalangan praktisi (Sendow,
2003).
Pada awalnya dikenal 2 jenis CPV yang menginfeksi anjing, yaitu CPV-1
dan CPV-2. Antara CPV-1 dan CPV-2 tidak memiliki keterkaitan antigenik. CPV1 atau yang lebih dikenal sebagai Canine Minute Virus (CMV) menyebabkan
diare ringan pada anak anjing, tetapi pernah dilaporkan menimbulkan gejala
penyakit berat seperti diare, muntah, dispnea, dan kematian mendadak
(Carmichael et al., 1994). Pada anak anjing, CPV-2 menyebabkan miokarditis
yang berakibat kematian mendadak tanpa disertai gejala, sedang pada anjing
dewasa menyebabkan gastroenteritis akut dengan gejala muntah dan diare
berdarah (Mc. Candlish et al.,1979; Robinson et al., 1980).
Sampai saat ini, metode diagnosa CPV yang menjadi andalan klinik maupun
rumah sakit hewan antara lain dengan pemeriksaan total lekosit dan penggunaan
rapid test CPV. Keuntungan penggunaan rapid test adalah cepat jika
1
2
dibandingkan uji lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan Vakili et al. (2014)
sensitifitas ®Anigen rapid CPV ag test hanya sebesar 66% jika dibandingkan
dengan uji PCR, untuk itu pemeriksaan total lekosit perlu disertakan. Menurut
penelitian yang dilakukan Tatiana et al. (2013) anjing yang mati akibat infeksi
CPV mengalami lekopenia dengan rata-rata total lekosit sebesar 2,5 ribu/mm³.
Hubungan antara gambaran total lekosit anjing penderita CPV yang menunjukkan
positif rapid test sangat penting, karena anjing lekopenia belum tentu menderita
CPV. Hal ini sangat penting karena dalam kasus CPV peneguhan diagnosa dan
pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan hewan,
terutama bagi para praktisi hewan kecil yang jauh dari perkotaan.
Kedua metode diagnosa, baik rapid test maupun gambaran total lekosit
sangat penting dilakukan bersama-sama mengingat masih ada kontradiksi hasil
antara keduanya. Pada beberapa kasus, gambaran total lekosit masih menunjukkan
kondisi normal atau mengalami peningkatan, tetapi rapid test sudah memberikan
hasil positif. Gambaran total lekosit menjadi komponen penting pada diagnosa
anjing diare yang mengarah pada CPV karena alasan tersebut. Untuk mengetahui
kesesuaian antara gambaran total lekosit dengan hasil rapid test tersebut, maka
penelitian ini dilakukan.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan kesesuaian antara uji
gambaran lekosit dan rapid test sebagai metode diagnosa CPV pada anjing.
3
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para praktisi
terkait peneguhan diagnosa penyakit CPV berdasarkan rapid CPV Ag test dan
gambaran lekosit pada anjing diare yang mengarah ke CPV.
Download