Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

advertisement
KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH
(Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta)
Disusun Oleh:
BA’ARVAH KAHFINA
106032201095
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Ba’Arvah Kahfina
Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta)
Kapital sosial merupakan salah satu komponen utama dalam menggerakan
kebersamaan, mobilitas ideal, kesalingpercayaan dan kesalingmenguntungkan untuk
kemajuan bersama. Inti kapital sosial adalah adanya kepercayaan, nilai dan norma serta
jaringan (network). Menurut Francis Fukuyama kapital sosial yang mengacu pada normanorma informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antarindividu. Norma
informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang
didasari oleh kepercayaan (trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antarindividu
dalam masyarakat semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai
perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial
adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di
bagian-bagian tertentu darinya. Dalam bidang pendidikan, penelitian yang berhubungan
dengan kapital sosial masih jarang ditemukan. Padahal dengan menerapkan kapital sosial
pada bidang pendidikan, pada madrasah misalnya akan membantu madrasah tersebut
berkembang dan lebih maju.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kapital sosial pada madrasah
dengan studi kasus pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Bagaimana cara
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan kepada
masyarakat lalu mengapa masyarakat percaya untuk menyekolahkan anak mereka di
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber utama
penelitian ini adalah data primer yang digali dari beberapa sumber data yang terkait dengan
kapital sosial di madrasah, baik dari pihak komunitas madrasah seperti kepala madrasah,
wakil kepala madrasah, guru dan orang tua murid. Teknik yang dilakukan dalam
pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dipilih yaitu komunitas
madrasah dan orang tua murid dan observasi, data tersebut kemudian dianalisis secara
kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data dan menghubungkannya kembali
dengan konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapital sosial yang ada di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta tampak dari adanya kepercayaan yang didapat dari masyarakat
untuk menyekolahkan anak mereka. Hal itu dibuktikan dengan bertambahnya calon murid
yang mendaftar setiap tahun pelajaran baru. Nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan
juga menjadi salah satu pondasi yang ditanamkan oleh madrasah yang mengikat orang-orang
di dalam madrasah untuk saling bekerja sama demi kepentingan bersama untuk memajukan
madasah dan juga menjadi salah satu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah.
Selain itu prestasi-prestasi yang telah banyak diperoleh madrasah membuat Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta menjadi madrasah yang diunggulkan. Jaringan
kerjasama yang luas yang dibangun madrasah baik intern maupun ekstern membuktikan
bahwa komunitas madrasah mampu menjalankan peran dan statusnya masing-masing.
Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kapital sosial yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sudah cukup maksimal berfungsi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw dan
keluarganya serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta).”
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis tidak sedikit mengalami hambatan, namun
akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi berkat bantuan, bimbingan, arahan,
dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu ada dan menjadi tempat bagi penulis untuk mengadu dan
memohon.
2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Kepala Jurusan Program Studi Sosiologi dan juga selaku
Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tiada henti-hentinya memberikan semangat,
saran-saran, kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Joharotul Jamilah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Sosiologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh dosen dan staf pada program studi Sosiologi atas segala motivasi, ilmu
pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang diberikan.
6. Keluargaku tercinta, Penulis sangat berterima kasih kepada Ayahandaku yang telah tiada
Eddy Sucipto IB Alm. dan Ibunda tersayang Choiriyah atas segala kepercayaan,
pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan dan segala doa yang terus mereka
panjatkan untuk penulis, agar penulis sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini
dengan nilai yang baik. Terimakasih untuk kakak dan keluarga kecilnya, Alifia Fahma,
Bambang Raditio dan keponakan kecilku tersayang Azzam, serta adikku tercinta,
Ta‟Alifan Akhsan yang terus memberikan motivasi, semangat dan doa yang selalu
dipanjatkan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku Azharina Rizky yang selalu menemani dan berjuang bersama dalam
suka maupun duka, dan teman kecil ku Anis dan Ulfa serta Betty, Hammidah, Siti,
Rahmi, Rizkiyah dan Dijah yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan
semangat, begitu juga dengan senior di Sosiaologi seperti Alfan, kak Harum Kurniawati,
Mb Siti Nur Hayati dan teman-teman Sosiologi 2006 lainnya Panca, Ovar, Matondang,
Ayub, Ghundar, Nana, Erfan, Budiman, Pebri, Hajuri, Lutfian, Fajar, Fuad, Yandi. Serta
teman satu almamater sosiologi 2007 dan Kepada teman-teman KKN CERDAS 2009
yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
8. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian dan data-data yang dibutuhkan dan para orang tua murid Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancarai oleh penulis.
9. Semua pihak yang telah membentu dalam penyelesaiaan skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga penulis
yakin dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, karena itu saran dan
kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Jakarta, 08 November 2011
Ba‟Arvah Kahfina
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iv
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B.
Pertanyaan Penelitian……………………………………………...6
C.
Tujuan Manfaat Penelitian ........................................................... 6
D.
Literature Review......................................................................... 8
E.
Metodologi Penelitian……………………………………………10
F.
Sistematika Penulisan……………………………………………13
BAB II : KERANGKA TEORI
A.
Definisi Kapital Sosial……………………………………………15
B.
Komponen Kapital Sosial………………………………………...20
1. Kepercayaan………………………………………………….20
2. Jaringan………………………………………………………22
3. Norma………………………………………………………...24
BAB III : GAMBARAN UMUM MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A.
Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta………….25
B.
Visi, Misi dan Tujuan…………………………………………….28
C.
Kondisi Tenaga Pengajar………………………………………...31
D.
Kondisi Siswa……………………………………………………33
E.
Fasilitas…………………………………………………………..37
F.
Alumni…………………………………………………………...38
BAB IV : TEMUAN HASIL: KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH
A.
Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat………………….40
1. Meningkatkan Mutu Pendidikan…………………………….41
2. Sosialisasi…………………………………………………….49
B.
Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah……………………..50
1. Wilayah Madrasah…………………………………………...50
2. Sosialisasi…………………………………………………….52
3. Kurikulum……………………………………………………54
C.
Nilai dan Norma yang diterapkan Madrasah…………………….55
D.
Jaringan yang dibangun Madrasah………………………………60
1. Sosialisasi dan Jaringan……………………………………...60
2. Hubungan Madrasah dengan Wali Murid……………………60
3. Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Sekitar
Dan Pemerintah………………………………………………61
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan………………………………………………………63
B.
Saran……………………………………………………………...65
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Banyak studi menunjukan bahwa kapital sosial dapat mempengaruhi kemajuan dan
kesejahteraan suatu masyarakat. Beberapa ahli yang menaruh perhatian pada kapital sosial
telah banyak melahirkan hasil penelitian, baik pada tingkat individu, komunitas, regional,
nasional, maupun internasional. Tetapi, kebanyakan penelitian tersebut dilakukan dengan
memfokuskan pada hubungan antara kapital sosial dengan pembangunan dan ekonomi.
Walaupun terdapat banyak penelitian tentang kapital sosial yang dihubungkan dengan
pembangunan sosial, masih sedikit penelitian yang memfokuskan pada hubungan kapital
sosial dengan pendidikan. Padahal penelitian ini pasti akan memberikan kontribusi yang
signifikan bagi pembangunan sistem pendidikan di masa yang akan datang. 1
Menurut Francis Fukuyama, dalam bukunya yang berjudul Trust: The Social Virtues
and The Creation of Prosperity, kepercayaan adalah harapan yang muncul dalam komunitas
yang teratur, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma-norma umum bersama, dalam bagian
dari anggota masyarakat lainnya.2 Kapital sosial menunjuk pada norma-norma informal yang
mendukung kerjasama antarindividu dan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di
dalam suatu masyarakat atau dari bagian-bagian tertentu dari masyarakat.3
Dengan adanya kepercayaan dalam masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai
ataupun dicurigai yang sering menjadi penghambat dari strategi pengembangan. 4 Kapital
1
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, 2006), h. 1.
2
Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity (USA: The Free Press,
1995), h. 26.
3
Sambirang Ahmadi, “Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura di Sumbawa, NTB: Sebuah
Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Indonesia, 2003), h. 6.
4
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan
Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.
sosial tidak hanya dapat diterapkan pada bidang pembangunan dan ekonomi sebagaimana
yang telah banyak diteliti oleh para peneliti, tetapi kapital sosial juga dapat diterapkan pada
lembaga pendidikan.
Di Indonesia terdapat lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan Islam,
keduanya memiliki peminatnya masing-masing. Lembaga pendidikan umum seperti sekolah
umum yang mengajarkan pengetahuan umum, sedangkan lembaga pendidikan Islam seperti
masjid (surau), pesantren, madrasah, yang mengajarkan pengetahuan yang berbasiskan agama
Islam. Eksistensi madrasah dalam tradisi pendidikan Islam di Indonesia tergolong fenomena
modern yaitu dimulai sekitar abad XX. Evolusi kelembagaan pendidikan di wilayah ini pada
umumnya bermula dari pesantren, madrasah, dan kemudian sekolah. Madrasah di Indonesia
bisa dikatakan sebagai perkembangan lanjut atau pembaharuan dari lembaga pendidikan
pesantren atau surau.5
Madrasah adalah sekolah umum yang bercirikan Islam. Madrasah dikhususkan
sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman.
Adanya kapital sosial di dalam institusi pendidikan Islam seperti madrasah akan
menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat. Dengan kepercayaan dari masyarakat maka
jaringan dan nilai pun akan mengikuti karena kepercayaan, jaringan serta nilai dan norma
tidak dapat dipisahkan. Setelah kepercayaan didapat maka akan mudah membangun jaringan
dan kerjasama dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam proses peningkatan
mutu dan kualitas pendidikan pada madrasah. Nilai dan norma yang telah ditamankan oleh
madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi salah satu faktor dalam membangun
kepercayaan di masyarakat.
Data dari DEPAG (Departemen Agama) pada tahun 2007 jumlah Madrasah Ibtidaiyah
(MI) di Indonesia mencapai 23.517 lembaga, 93% adalah swasta. Madrasah Tsanawiyah
5
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 79-80.
mencapai 12.054 lembaga, 90% nya adalah swasta, sedangkan Madrasah Aliyah mencapai
4.687 lembaga dengan 86% adalah swasta. 6 Lalu ditambah dengan sebagian besar madrasah
yang ada di Indonesia merupakan swasta yaitu sebesar 91,6% sedangkan 8,4% nya adalah
negeri. 7 Dengan banyaknya madrasah swasta berarti makin banyak masyarakat yang percaya
akan keberadaan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diperhitungkan
eksistensinya. Dengan data tersebut maka menjadi alasan penting kapital sosial di madrasah
untuk diteliti.
Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuktikan bahwa
dengan sistem dan pengelolaan madrasah yang profesional serta sarana dan prasarana yang
cukup menunjang, madrasah ini sudah mampu menghadirkan keberadaannya sebagai
madrasah yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta merupakan madrasah yang mengedepankan pembinaan keislaman, keilmuan dan
keindonesiaan dengan mengapresiasikan potensi anak didik dalam menjawab tantangan era
globalisasi. 8
Untuk menghadapi persaingan di era globalisasi seperti ini, Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mampu
menciptakan siswa-siswinya menjadi manusia yang berkualitas. 9 Salah satu faktor mengapa
mengambil Tsanawiyah dan bukan Aliyah atau Ibtidaiyah adalah karena prestasi yang telah
banyak didapatkan. Salah satunya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menjadi Madrasah
Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu
pernah mendapatkan peringkat I MTs se Propinsi DKI Jakarta dengan rata-rata NEM pada
6
“Pengaruh Faktor-Faktor Strategik Pendidikan terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar
(Studi Deskriptif tentang Pengaruh Guru, Kurikulum, Kepemimpinan, Pembiayaan dan Fasilitas terhadap Mutu
Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandung),” artikel diakses pada 8 Mei
2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/t_adp__0707379_chapter1.pdf
7
“Depag Hentikan Proses Penegerian 600 Madrasah,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari
http://kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=26
8
Tim Penulis, Panduan Siswa Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 3
9
Dasuki, “Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran PAI Menuju Madrasah Unggulan (Studi Kasus di
MTs Pembangunan UIN Jakarta),” (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 6-7.
tahun 1966 sampai dengan tahun 1989 yang di adakan oleh Kanwil Depag DKI Jakarta. Dan
masih banyak lagi prestasi yang di dapatkan baik dalam bidang akademik maupun dalam
bidang keterampilan, olah raga dan seni.
Dalam upaya mempertahankan dan berusaha untuk lebih meningkatkan prestasi dan
reputasi, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menitikberatkan pembinaan dan
pengembangan pada Basic, Science, Bahasa, dan Akhlakul Karimah. Titik berat pembinaan
dan pengembangan ini menjadi pilar keunggulan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan
menjadi landasan penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh
peserta didik.10
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selalu berbenah diri dengan melakukan
perubahan dan perombakan kurikulum guna memenuhi tuntutan perkembangan zaman
sebagai konsekuensi dari pilar keunggulan di atas. Pembenahan juga dilakukan dari segi
sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan. Faktor yang tidak luput dari sasaran
pembenahan adalah bidang sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar mengajar
yang kondusif.
Untuk mewujudkan semua hal tersebut, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
mengandalkan dukungan dan peranserta masyarakat, terutama para orang tua peserta didik
sebagai pemberi amanat.11 Selain keunggulan-keunggulan yang dikemukakan sebelumnya
alasan penulis memilih Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sebagai objek penelitian adalah
karena status lembaga yang dikelola langsung oleh Yayasan Syarif Hidayatullah. Selain
statusnya, lokasi strategis yang berada di komplek UIN Jakarta juga menjadi faktor
pendukung kenapa madrasah ini dipilih sebagai objek penelitian.
10
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 12 Mei 2011 dari http://www.mpuin-
jkt.sch.id/
11
jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-
Dari berbagai hal yang sudah dikemukakan di atas penulis ingin mengetahui
bagaimana pihak Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan dari
masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di madrasah dan bagaimana nilai dan
norma diterapkan di madrasah dan apa alasan para orang tua mempercayakan anak mereka
bersekolah di madrasah tersebut. Oleh karena itu maka penelitian ini dilakukan.
B.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan:
Masalah penelitian ini adalah bagaimana kapital sosial di madrasah. Kapital sosial
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah terdiri atas membangun kepercayaan, nilai dan
norma yang diterapkan dan jaringan yang dibangun. Masalah tersebut dapat didefinisikan ke
dalam beberapa pertanyaan:
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat?
2. Bagaimana kepercayaan masyarakat kepada madrasah tersebut?
3. Bagaimana nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah?
4. Bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kapital sosial di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Sedangkan tujuan lainnya adalah:
1. Untuk menjelaskan bagaimana madrasah membangun kepercayaan (trust) di dalam
masyarakat.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor kepercayaan masyarakat terhadap
madrasah.
3. Untuk menggambarkan bagaimana nilai yang diterapkan di dalam madrasah.
4. Untuk mengetahui bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah.
Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kapital sosial pada lembaga
pendidikan, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam kajian
sosial, sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan untuk
penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak madrasah untuk membangun
dan meningkatkan kapital sosial, serta menumbuhkan kepercayaan di masyarakat luas
akan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan oleh Departemen Agama sebagai
model percontohan untuk madrasah lainnya.
D.
Literatur Review
Banyak penelitian yang mencoba mengambil mengenai kapital sosial sebagai tema
utamanya di antaranya penelitian kapital sosial pada lembaga pendidikan seperti di madrasah
yang dilakukan oleh Rahmat Rais dengan judul Modal Sosial Sebagai Strategi
Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta).
Menurut hasil yang di dapatkan di lapangan, modal sosial di MAN 1 Surakarta berbeda
dengan modal sosial di tempat lain. Modal sosial di MAN 1 Surakarta memiliki “ruh”
religious yaitu agama. Dengan diberi ruh agama maka modal sosial ini akan semakin
bermakna dan kuat dipegang oleh para guru, karyawan dan pengelola. Hal inilah perbedaan
dari pengelolaan sosial kapital di Negara Barat dengan komunitas muslim seperti di Man 1
Surakarta.12
Demikian juga dengan Rahmat Aulia, ia juga mengambil tema kapital sosial pada
lembaga pendidikan dengan judul Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di
Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al- Huda Al- Islamiyah Bekasi). Setelah
melakukan penelitian, Rahmat Aulia menyimpulkan beberapa hal, yaitu kapital sosial di
madrasah Tsnawiyah Al Huda Al Islamiyah ada dan tertambat dalam struktur madrasah itu
sendiri yang berbentuk kepercayaan (trust), norma-norma (norms), jaringan-jaringan
(networks), serta hubungan-hubungan (relatoins) para aktor dalam memainkan peranperannya dalam upaya memajukan madrasah yang berdasarkan kepentingan-kepentingan
bersama. Sinergi antara kapital sosial, kapital manusia dan kapital fisik untuk suatu yang
mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Menurutnya semakin kuat sinergi yang terjadi
maka akan semakin baik kinerja yang ada. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan
bahwa kapital yang ada di madrasah ini belum maksimal berfungsi. 13
Penelitian tentang kapital sosial juga dilakukan oleh Muhammad Sulton Fatoni
dengan judul Strategi Organisasi Pondok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil
Society: Analisis Kapital Sosial, terungkap bahwa dalam kasus OPPS (Organisasi Pendok
Pesantren Sidogiri), di samping civil society tumbuh karena proses kapitalisasi terhadap
kapital sosial, juga ditemukan bahwa civil society mempunyai ketertarikan yang cukup erat
dengan kapital sosial. Dalam analisis yang dilakukan oleh Tocqueville, OPPS melakukan
penekanan pada dimensi kultural yang membuat civil society dapat berperan sebagai
12
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan
Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 115.
13
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi)”.
kekuatan penyeimbang, yakni adanya keterikatan dan semangat kepatuhan terhadap normanorma dan nilai hukum yang dipatuhi dan diikuti oleh warganya.14
Penelitian-penelitian yang dipaparkan di atas, berisikan mengenai kapital sosial yang
tertambat dan menjadi salah faktor dalam pengembangan pada madrasah. Penelitianpenelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti,
yaitu sama-sama ingin mengetahui kapital sosial yang ada pada madrasah. Selain persamaan
yang ada, peneliti juga ingin mengungkapkan perbedaan dalam penelitian mengenai kapital
sosial terdahulu. Penelitian yang mengangkat tema kapital sosial terdahulu belum ada yang
hanya membahas tentang kepercayaannya secara mendalam dan dilihat dari sudut pandang
masyarakat tentang bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat dan
bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. Maka, penelitian ini menjadi
menarik untuk diteliti lebih dalam.
E.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode studi kasus. Studi kasus secara umum merupakan strategi yang lebih
cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti
hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,
dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam
konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe,
yaitu studi-studi kasus eksplanatoris (menjelaskan), eksploratoris (penyelidikan), dan
deskriptif (menggambarkan). 15 Adapun jenis penelitian yang digunakan di sini adalah
14
Muhammad Sulton Fatoni, “Strategi Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil
Society: Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jakarta, 2006).
15
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 1
penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta, dan
hubungan antara fenomena. 16
2.
Subjek Penelitian
Kasus yang diteliti adalah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang
terletak di Jln. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang menjadi
subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, serta guru-guru dan
orang tua murid Tsanawiyah. Informan di atas dipilih karena peneliti merasa informan
tersebut dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti.
Subjek penelitian yang diwawancarai oleh penulis dalam penelitian ini ada sepuluh
orang, yaitu Kepala Madrasah, wakil kepala madrasah, dua orang guru dan enam orang tua
murid Tsanawiyah dengan tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Penentuan jumlah
sampel ini menggunakan teknik purposive sampling dimana, sampel diambil dengan maksud
atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya.
3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti. Observasi dilakukan langsung ke Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta untuk melihat situasi dan kondisi serta
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 17
Data-data yang dikumpulkan seperti mengambil foto-foto kegiatan yang
dilakukan siswa, fasilitas yang diberikan, serta meminta data siswa dan guru
kepada pihak madrasah.
16
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 20.
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2000), h. 54.
17
b. Wawancara ialah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. 18
Wanwancara dilakukan dengan dilengkapi dengan rekaman dengan tujuan
agar dapat mengetahui informasi secara mendalam dari informan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. 19
4.
Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dari penelitian ini adalah strategi madrasah membangun
kepercayaan di masyarakat, faktor yang menjadikan masyarakat percaya kepada
madrasah, nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah dan cara madrasah
membangun jaringan.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berkaitan
dengan Madarasah Pembangunan UIN Jakarta, baik yang berupa buku-buku yang
berkaitan dengan kapital sosial dan madrasah, artikel ilmiah mengenai kapital
sosial, website kapital sosial dan MP, foto-foto kegiatan yang ada di MP,
dokumen-dokumen tentang MP dan lainnya20 untuk dijadikan data-data pelengkap
penyusunan skripsi ini.
5.
Analisis Data Penelitian
Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data yang didapat dipilah-pilah, dikelompokkan ke dalam pola-pola, kategori-kategori atau
tema-tema tertentu. Sajian data dan informasi penelitian diwujudkan dalam bentuk narasinarasi deskriptif, table-tabel yang berisi teks, serta gambar-gambar. Setelah analisis data
18
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71.
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan
Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 38-39.
20
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1997), cet. VIII. h. 116.
19
selesai, dilakukan penarikan kesimpulan dengan melakukan interpretasi dengan cara
memahami makna-makna konseptual dari data penelitian yang tersaji. 21
F.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan skripsi ini, maka
dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis ke dalam lima bab yang secara garis
besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian,
tujuan manfaat penelitian, literatur review, metodologi penelitian dan diakhiri dengan
sistematika penulisan.
Bab kedua mengenai kajian teori ini berisi tentang definisi kapital sosial menurut para
ahli, komponen kapital sosial yang di dalamnya terdapat kepercayaan, jaringan dan norma.
Bab kajian teori ini bertujuan untuk melihat teori-teori yang ada dengan mengaitkannya
dengan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat.
Pada bab gambaran umum ini
menyajikan tentang Sejarah Singkat Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta, visi dan misi serta tujuan, kondisi tenaga pengajar dan kondisi
siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, fasilitas yang disediakan serta
alumni-alumni Madrasah Tsanawiyaah Pembangunan UIN Jakarta.
Pada bab keempat penulis menyajikan hal dan penemuan penelitian yang mencakup
tentang bagaimana madrasah Membangun kepercayaan kepada masyarakat yang di dalamnya
meliputi meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki mutu kurikulum
madrasah, prestasi siswa madrasah, tenaga pengajar, manajemen madrasah dan sosialisasi
yang gencar dilakukan. Lalu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah meliputi
wilayah madrasah yang strategis, sosialisasi yang terus menerus dilakukan oleh madrasah,
21
Ibid, h. 24.
dan kurikulum yang baik. Sub bab selanjutnya terdapat nilai dan norma yang diterapkan
madrasah dan jaringan yang dibangun madrasah baik dengan wali murid maupun dengan
masyarakat sekitar dan pemerintah.
Pada bab terakhir berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya dan saran-saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A.
Definisi Kapital Sosial
Dalam kamus sosiologi, kata capital berarti sumber-sumber yang dipergunakan untuk
tujuan produktif, hal-hal yang memproduksikan, sarana produksi, persediaan aset material
suatu masyarakat, kekayaan (modal). 22 Dalam kamus Ilmiah Populer, kata capital
mengandung arti modal, 23 sedangkan kata sosial mengandung arti sesuatu yang berkenaan
dengan perilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial. 24 Kata social juga
mengandung arti segala sesuatu yang mengenai masyarakat, peduli terhadap kepentingan
umum. 25 Dapat disimpulkan kapital sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti
kepercayaan, norma dan jaringanyang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Kapital sosial juga didefinisikan sebagai
kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagianbagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga diartikan sebagai
serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu
kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama.26
Beragam definisi tentang kapital sosial dikemukakan oleh para ahli. Definisi-definisi
itu umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus tertentu yang terjadi dalam masyarakat.
Robert Putnam mendefisikan kapital sosial lebih eksplisit dan jelas serta
dikonstruksikan dari acuan pustaka yang lebih luas, yang merupakan gabungan dari saripati
22
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali Pers, 1985), h. 63.
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), h. 304.
24
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, h. 464.
25
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, h. 718.
26
Jousairi Hasbullah, Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia (Jakarta: MR.
United Press, 2006), h. 8.
23
dari definisi para ahli lain seperti James Coleman, Glenn Loury, P.A. Wallace, A. Le Mund
dan lain-lain. Acuan itu dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:
“Seperti bentuk-bentuk kapital sosial lainnya, kapital sosial itu bersifat produktif,
memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa kontribusinya tujuan itu tidak
akan tercapai. Sebagai contoh, suatu kelompok yang anggota-anggotanya
memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali antara satu sama lain akan mampu
menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak dibandingkan kelompok yang tidak
memiliki rasa percaya dan kepercayaan.”
Menurut Putnam definisi kapital sosial mengacu pada bagian-bagian dari organisasi
sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi
masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. 27
Beda dengan definisi yang dikemukakan Putnam, Coleman mendefinisikan kapital
sosial berdasarkan fungsinya:
“ It is not a single entity, but a variety of different entities, with two elements in
common: they all consist of some aspect of social structures, and they facilitate
certain actions of actors, within the structure, like other forms of capital, social
capital is productive, making possible the achievement of certain ends that its absence
would not be possible…” 28
(“ kapital sosial bukan merupakan kesatuan tunggal, tetapi merupakan suatu variasi
dari kesatuan yang berbeda, dengan dua elemen umum, yaitu terdiri dari beberapa
aspek struktur sosial dan mereka memfasilitasi aksi-aksi dari para aktor dalam
struktur tersebut. Seperti bentuk kapital lainnya, kapital sosial bersifat produktif,
memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa keberadaannya tidak mungkin
terjadi..”)
Konsep kapital sosial menurut Coleman dapat diidentifikasi sebagai salah satu sumber
daya (modal bagi seseorang atau kelompok untuk melakukan tindakan). Juga dapat
digunakan untuk menjelaskan suatu sumber daya yang dimiliki oleh seorang individu yang
lahir sebagai akibat interaksi sosial yang dilakukannya. Oleh karena itu, kapital sosial
sebenarnya menyatu dalam interaksi-interaksi individu. Lebih lanjut Coleman berpendapat
27
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP
UI PRESS, 2005), h. 212.
28
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, 2006), h. 13.
bahwa kapital sosial merupakan suatu bantuan yang menghasilkan outcome yang berbeda
bagi setiap individu. Dengan demikian, seperti bentuk kapital (human capital and physical
capital), kapital sosial ini produktif, dapat memfasilitasi tercapainya tujuan-tujuan yang pasti.
Coleman berpendapat bahwa ikatan komunitas yang dilakukan penting bagi keuntungan
individu.
Menurut Nan Lin dalam Building a Theory of Social Capital modal sosial dapat
didefinisikan sebagai sumber daya yang ditanamkan pada struktur sosial yang diakses
dan/atau digerakkan dalam tindakan memiliki tujuan. Dengan definisi ini, konsep modal
sosial mengandung tiga unsur: sumber daya yang melekat pada struktur sosial; aksesibilitas
yang bersumber
mobilisasi sumber
pada
daya sosial
daya
sosial tersebut
tindakan. Sehingga dipahami,
unsur persilangan struktur
seperti
dan
oleh
oleh individu
bahwa modal
tindakan:
individu, dan
yang
penggunaan atau
bertujuan
sosial mengandung
dalam
tiga
yaitu (embeddedness) struktural, kesempatan
(aksesibilitas) dan tindakan berorientasi (menggunakan) aspek. 29
Francis Fukuyama merumuskan kapital sosial yang mengacu pada norma-norma
informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antar individu-individu. Norma
informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang
didasari oleh kepercayaan (Trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar
individu-individu dalam masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial
dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama
masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam
sebuah masyarakat atau dibagian-bagian tertentu darinya.30
Unsur utama dan terpenting dari kapital sosial adalah kepercayaan (trust). Atau dapat
dikatakan bahwa trust dapat dipandang sebagai syarat keharusan (necessary condition) dari
29
Nan Lin, “Building a Theory of Social Capital” (Dept. of Sociology, Duke University, 1999), h. 35.
Francis Fukuyama, Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta: CV. Qalam
Yogyakarta. 2002), h. 36.
30
terbentuk dan terbangunnya kapital sosial yang kuat (atau lemah) dari suatu masyarakat.
Trust memiliki kekuatan mempengaruhi prinsip-prinsip yang melandasi kemakmuran sosial
dan kemajuan ekonomi yang dicapai oleh suatu komunitas atau bangsa.
Kepercayaan adalah hasil sampingan yang penting dari norma-norma kerja sama
sosial yang membentuk kapital sosial. Jika orang dapat diandalkan untuk memenuhi janjinya,
mematuhi norma timbal balik, dan menghindari perilaku mementingkan diri sendiri, maka
kelompok akan terbentuk lebih cepat dan kelompok yang terbentuk akan dapat mencapai
tujuan-tujuan bersama secara efisien.31
Oleh karena itu, Fukuyama menyatakan, trust sebagai sesuatu yang amat besar dan
sangat bermanfaat bagi penciptaan tatatan ekonomi unggul. Digambarkannya trust sebagai
harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari
dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama-sama oleh
anggota masyarakat.32 Norma-norma tersebut dapat berisi pernyataan-pernyataan yang
berkisar pada niai-nilai luhur, seperti hakekat Tuhan atau keadilan, ataupun norma-norma
sekuler seperti standar profesional dan kode etik perilaku. Dengan adanya kepercayaan dalam
masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai ataupun dicurigai yang sering menjadi
penghambat dari strategi pengembangan. 33
Dalam konteks lembaga pendidikan seperti madrasah, beberapa konsep kapital sosial
yang telah dikemukakan di atas dijadikan sebagai acuan analisis. Namun, hasil penelitian ini
disimpulkan dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Fukuyama. Pertama, trust
(percaya) yang meliputi kredibilitas, kompetensi dan sikap yang di dalamnya terdapat
kejujuran, keadilan, sikap egaliter, toleran, keramahan dan saling menghormati. Kedua,
jaringan sosial yang meliputi partisipasi, resiprositas (pertukaran timbal balik), solidaritas dan
31
Francis Fukuyama, Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan sosial Baru, penerjemah Masri
Maris, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2005), h. 60.
32
Francis Fukuyama, Trust, h. 37.
33
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan
Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.
kerjasama. Ketiga, nilai-nilai yang dimiliki bersama serta norma dan sanksi termasuk di
dalamnya terdapat aturan-aturan.34
B.
Komponen Kapital Sosial
1.
Kepercayaan
Trust sebagai kata benda berarti kepercayaan, kenyakinan atau juga rasa percaya.
Sedangkan trust dalam kata kerja berarti proses mempercayai sesuatu yang jelas sasarannya.
a.
Kepercayaan: Hubungan, Harapan dan Tindakan/Interaksi Sosial
Inti kepercayaan antarmanusia ada tiga hal yang saling terkait:
1) Hubungan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih. Institusi adalah hubungan
yang termasuk di dalamnya, dalam pengertian ini diwakili orang.
2) Adanya harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan
tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3) Terciptanya interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu akan
terwujud.
Dengan ketiga dasar inilah, kepercayaan yang dimaksudkan di sini menunjuk pada
hubungan antara dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan
salah satu atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial.35
b.
Kepercayaan dan Risiko
Hipotesis utama dari mereka yang menganut pandangan tentang hubungan antara
kepercayaan dan risiko: “semakin tinggi saling percaya antara mereka yang bekerjasama,
semakin kurang risiko yang ditanggung, dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial)
yang dikeluarkan.” Tak berbeda dengan hipotesis ini, konsep kepercayaan menurut Mollering
34
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, h.20.
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial Dalam Perspektif sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP
UI PRESS, 2005), h. 45-46.
35
menunjuk pada suatu “keadaan yang mengharapkan orang lain bertindak dan bermaksud baik
pada kita.”36
Sama dengan hipotesis di atas pengertian konsep kepercayaan menurut Torsvik adalah
bahwa dalam kepercayaan terkandung “kecenderungan perilaku tertentu yang dapat
mengurangi risiko yang muncul dari perilakunya.”37
c.
Hubungan Timbal Balik Dalam Kepercayaan
Dengan asumsi bahwa dalam kepercayaan itu sudah terkandung “saling percaya”, kita
dapat menyimpulkan pula bahwa unilateralisme itu bukan bebas sama sekali akan
pengandaian dari yang lain (latus). Unilateralisme dalam bentuknya yang positif (percaya dan
harap) dan negatif (negasi total terhadap kehadiran lawan) hanya mau menekankan bahwa
kehadiran pihak lain itu pada dasarnya ada dan diketahui. Dalam bentuk unilateralisme positif
kepercayaan itu fungsional tidak saja bagi sikap optimisme subyek, melainkan juga bagi
kerjasama sistem yang mampu menyederhanakan kompleksitas (reduction of complexity).
George Simmel membahas tentang fungsi kepercayaan dengan menyimak
pernyataannya bahwa „tanpa adanya saling percaya yang merata antara satu orang dengan
orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif‟ dan kepercayaan itu merupakan
„salah satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat‟. Lebih lanjut lagi
dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu. 38
2.
Jaringan
Para ahli berpendapat, jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak
terlepas dari kepercayaan. Oleh karena itu, beberapa pokok pikiran yang akan dikemukakan
di sini:39
36
Ibid, h. 47.
Ibid, h. 47-48.
38
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 50.
39
Ibid, h. 61.
37
a.
Jaringan dalam Pengertian Umum
Jaringan itu diartikan dari network, secara etimologik dasarnya adalah jaring yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah
atau digabung dengan kerja (work). Kalau gabungan itu diberi arti maka tekanannya ada pada
kerjanya, bukan pada jaringannya, sehingga muncullah arti: kerja (bekerja) dalam hubungan
antarsimpul seperti halnya jaring (net). Kerja jaring (jaringan) kalau dipakai sebagai analogi
untuk menjelaskan jaringan yang digunakan dalam teori kapital sosial, artinya kurang lebih
sebagai berikut:
1)
Terdapat ikatan antarsimpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media
(hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan, boleh dalam bentuk
strategic, boleh pula dalam bentuk moralistic. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma
yang mengikat kedua belah pihak.
2)
Terdapat kerja antarsimpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan
sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja bersama-sama. Kepercayaan simbolik bilateral
dan kepercayaan interpersonal masuk dalam kategori ini.
3)
Sama halnya dengan sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar simpul
itu pasti kuat menahan beban bersama, dan malah dapat “menangkap ikan” lebih banyak.
Dalam hal ini analoginya mungkin kurang jelas dan tepat, karena jaringan dalam kapital
sosial bisa terjadi hanya dengan dua orang saja.
4)
Dalam proses kerjanya jaring terdapat ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri.
Malah kalau satu simpul saja putus, maka keseluruhan jaring itu tidak bisa berfungsi lagi,
sampai simpul itu diperbaiki lagi. Semua simpul menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat.
Dalam hal ini, analogy tidak seluruhnya tepat, terutama kalau orang yang membentuk
jaringan itu hanya dua orang saja.
5)
Media dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya
tidak dapat dipisahkan.40
6)
Norma adalah ikatan atau pengikat (simpul) dalam kapital sosial yang mengatur dan
menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan.
Jaringan termasuk ke dalam kategori kepercayaan strategik. Berarti melalui jaringan
orang saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, saling bantu dalam
melaksanakan atau mengatasi suatu masalah. Media yang paling ampuh untuk membuka
jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat media cetak
atau elektronik, atau dalam pengertian terbatas seperti pergaulan. 41
b.
Fungsi Jaringan
Fungsi informatif dapat disebut juga dengan media informasi atau jaringan informasi
yang memungkinkan setiap stakeholders dalam jaringan itu dapat mengetahui informasi yang
berhubungan dengan masalah, atau peluang atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan
usaha. Fungsi informatif ini juga dapat disebut sebagai fungsi peluang (opportunity), karena
dengan jaringan itu setiap peluang dapat diperoleh, tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu
banyak. 42
3.
Norma
Norma adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, harapan-harapan yang bersifat baik,
benar dan penting, yang kalau tidak dilaksanakan akan merugikan diri sendiri atau merugikan
orang lain. Karena bersifat khusus, maka dalam konteks kapital sosial peneliti sejalan dengan
pernyataan Prof, Robert Lawang bahwa dalam menerangkan mengenai konsep peluang,
“Tidak setiap norma itu merupakan kapital sosial. Hanya norma yang mampu membentuk
40
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62.
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62.
42
Ibid, h. 69.
41
kualitas dan kuantitas saja yang disebut kapital sosial.” 43 Sifat norma kurang lebih sebagai
berikut:
a.
Norma timbul dari pertukaran yang saling menguntungkan.
b.
Norma bersifat resiprokal, artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua
belah pihak yang menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Dalam
konteks ini, orang yang melanggar norma resiprokal akan berdampak pada berkurangnya
keuntungan di kedua belah pihak, akan diberi sanksi yang keras pula.
c.
Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara
merata, akan memunculkan norma keadilan. 44
43
44
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 68.
Ibid, h. 70.
BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN
UIN JAKARTA
A.
Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Pendirian Madrasah Pembangunan berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Kementrian
Agama dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (yang dulunya adalah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta) akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal 1972, Panitia
Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).
Pada tahun itu juga dimulai pembangunan gedung madrasah yang bertepatan dengan
Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditandai dengan peletakan batu pertama
oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah.
Tahun berikutnya yaitu 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan
Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 45
Pada 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah.
Jumlah muridnya baru 58 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada 7 Januari
1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah
Pembangunan.
Pada awal 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa
angkatan pertama berjumlah 19 orang. Pada Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di
Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan.
45
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat :
Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 1.
Dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September
1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin
oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah
Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek
Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam
Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Dengan adanya keputusan tersebut, kemudian
diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan
sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia,
dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan 1985. 46
Mulai 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan
dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai 'madrasah
laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (yang dulunya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa
yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan.
setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan
(khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak
menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun Pelajaran 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa
terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta.
46
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat :
Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 2.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2002 Madrasah Pembangunan IAIN
Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Dengan dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan
masyarakat, pada tahun Pelajaran 2006/2007, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali
membuka tingkat Aliyah. Dengan jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa
terbagi dalam 2 kelas belajar. Pada akhir 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
telah diakreditasi dengan hasil grade A dengan kategori Sangat Memuaskan, sama dengan
akreditasi yang didapatkan oleh MI dab MTs sebelumnya.47
Pada 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama
Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008 dan Madrasah
Aliyah pun sudah divertifikasi standar nasional (MSN) pada 25 Desember 2010.
Sebagai langkah awal, pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dimulai rintisan bilingual
program yang diterapkan setiap hari yang telah ditentukan oleh pihak madrasah.
Pelaksanaannya siswa diwajibkan berkomunikasi di lingkungan madrasah menggunakan dua
bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. Dan
secara terbatas yang secara intens
dievaluasi dan disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO
9001 : 2008 No. QSC: 00863 untuk pelayanan pendidikan (MI, MTs, dan MA). 48
47
“Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/
48
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat :
Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 3.
B.
Visi, Misi dan Tujuan
Visi yang diusung oleh Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah:
“Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta
didik serta perkembangan era global.” 49
Misi madrasah adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan
beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif
dan keunggulan
komparatif;
2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan
keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan
yang cerdas, kuat dan sehat;
3. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman seperti
habitual curriculum dan reading habit, sains dan teknologi seperti diberi kemudahan
dalam mengakses internet serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan
tetap berpijak pada kepribadian Indonesia;
4. Melakukan pembinaan tenaga pendidik dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam
workshop-wokrshop dan pelatihan-pelatihan secara periodik diikuti oleh para pegawai
baik intern dengan mendatangkan langsung narasumber ke madrasah maupun
diselenggarakan oleh pihak lain agar menjadi tenaga profesional yang menguasai aspek
keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang
dijiwai akhlak mulia;
5. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang
ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami.
49
Ibid, h. 4.
6. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan
belajar seluas-luasnya,
sehingga
madrasah benar-benar
berfungsi
sebagai pusat
pembelajaran.
7. Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktifitas belajar baik
intra maupun ekstrakurikuler.50
Dengan tujuan yang ingin dicapai Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yaitu:
1. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman
dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan
rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial;
3. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman, sains dan
teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada
kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak;
4. Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang keilmuan yang
diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk
mengajarkannya (teaching skill), berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia;
5. Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan tugasnya
didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan
dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia;
6. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar
berfungsi sebagai pusat pembelajaran;
50
“Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Pembangunan,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/13/85/
7. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan team work melalui
berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler. 51
C.
Kondisi Tenaga Pengajar
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam perekrutan tenaga pengajar
sangat ketat. Pihak madrasah memberikan beberapa tes yang harus dipenuhi oleh calon guru.
Hal itu dilakukan untuk mendapatkan guru-guru yang berkualitas dan mumpuni di bidangnya.
Mayoritas guru-guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta bergelar S1 dengan persentasi 90% dan S2 dengan persentasi 7.5%. Sebagian guruguru madrasah tsanawiyah yang bergelar S1 ada yang sedang melanjutkan pendidikannya
untuk mengambil gelar S2.
Tabel 3.1 Jenjang pendidikan guru
Jenjang Pendidikan
f (Jumlah)
Persentase (%)
S1
36
90%
S2
3
7.5%
Missing
1
2.5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/345/188/
Selain guru-guru tetap yang mengajar, pada masing-masing kelas terdapat dua orang guru
dan salah satunya adalah guru pendamping, sehingga terdapat keseimbangan antara guru
dengan murid dalam hal proses belajar mengajar.
Tenaga pengajar Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 40
orang, terdiri dari 21 orang guru laki-laki dan 19 orang guru perempuan. Mata pelajaran yang
51
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat :
Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 5-6.
diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 13 mata pelajaran,
yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dipegang oleh 4 orang guru, Bahasa Arab, Agama
Islam dan Fisika dipegang 3 orang guru, , Matematika oleh 6 orang guru, PPKN dan Seni
Budaya diajar masing-masing oleh 1 orang guru, lalu mata pelajaran Penjaskes, Sejarah,
Geografi, Biologi dan masing-masing diajar oleh 2 orang guru dan yang terakhir Bimbingan
Konseling (BK) dipegang oleh 5 orang guru.
Tabel 3.2 Jumlah guru per mata pelajaran
Mata Pelajaran
f (Jumlah)
Persentase (%)
B. Indonesia
4
10%
B. Inggris
4
10%
B. Arab
3
7.5%
Biologi
2
5%
Fisika
3
7.5%
Matematika
6
15%
Geografi
2
5%
Sejarah
2
5%
PPKN
1
2.5%
Seni Budaya
1
2.5%
Penjaskes
2
5%
Agama Islam
3
7.5%
BK
5
12.5%
Miss
2
5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/345/188/
Tabel 3.3 Jumlah guru
Jenis Kelamin
f (Jumlah)
Persentase (%)
Laki-laki
21
52.5%
Perempuan
19
47.5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat:
Ibtidaiyah-Tsanawiyah-Aliyah
D.
Kondisi Siswa
Letak yang strategis membuat siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta berasal dari berbagai daearah disekitar Tangerang Selatan, bahkan ada siswa yang
berasal dari luar Tangerang Selatan, misalnya dari Kota Depok dan Jakarta Barat.
Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tidak
hanya berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, tapi juga berasal dari
madrasah lain bahkan sekolah umum lain di Jakarta.
Berdasarkan penuturan Pak Syukri Abdul Ghani selaku Waka Bidang Kurikulum
dalam wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa:
“Sebenarnya siswa disini lebih banyak dari MP sendiri tapi yang dari luar juga ada,
perbandingannya mungkin kalau dari MP masuk 350 yang dari luarnya 100. Dan ada
perbedaan antara yang dari ibtidaiyah dan yang dari sekolah umum, dan biasanya
yang berani masuk Tsanawiyah MP ini umumnya nilainya tinggi dan dapat peringkat
disekolah lamanya. Dan malah kadang-kadang nilai murid yang dari luar malah lebih
bagus dan mayoritas dibidang sainnya dari yang murid MP sendiri, karena kadangkadang murid MP sudah merasa bosan dan jenuh tapi ada juga yang bagus. Kalau
dalam bidang agamanya juga standar dan kita punya standarisasi nilai antara murid
yang dari MP dan dari luar dan umumnya standar nilai untuk murid dari luar lebih
tinggi, dan ga semua murid dalam lulus masuk Aliyah ada juga yang ga lulus karena
ada tes masuknya.”52
Sama halnya dengan yang dinyatakan oleh Pak Drs. Rusli Ishaq MP.d yang menjabat
sebagai Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta:
“Kalau murid Tsanawiyah ini 70% dari MP sendiri sisanya 30% dari luar. Ada
perbedaan antara nilai yang bisa diterima disini kalau yang dari MP nilainya lebih
kecil dibandingkan dengan yang dari luar dan ada tesnya makanya rata-rata yang dari
luar yang diterima disini berkembang bagus karena orang pinter semua dan dari
agamanya juga bisa mengimbangi dan bagus.” 53
Dari data perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta dari tahun Pelajaran 1977/1978 siswanya berjumlah 19 orang siswa, yang terdiri dari
8 orang siswa laki-laki dengan persentase 42.11% dan 11 orang siswa perempuan dengan
persentase 57.89%. Sejalan dengan berkembangnya Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
UIN Jakarta siswa yang mendaftarpun turut bertambah sampai dengan tahun Pelajaran
2010/2011 dengan jumlah siswa 683 orang siswa, yang terdiri dari 345 orang siswa laki-laki
dengan persentase 50.51% dan 338 orang siswa perempuan dengan persentase 49.49%.
Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta
Tahun
Laki-laki
Perempuan Jumlah
Persentase
Pelajaran
1977/1978
52
53
8
11
19
Wawancara dengan Drs. Syukri Abdul Ghani, Jakarta, 08 Agustus 2011
Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq MP.d, Jakarta, 08 Agustus 2011
100%
42.11%
57.89%
37
41
48.05%
52.56%
54
75
41.86%
58.14%
74
105
41.34%
58.66%
95
117
44.81%
55.19%
137
205
40.06%
59.94%
144
231
1978/1979
1979/1980
1980/1981
1981/1982
78
100%
129
100%
179
100%
212
100%
1982/1983
100%
1983/1984
38.40%
61.60%
128
251
1984/1985
33.77%
66.23%
116
262
1985/1986
30.69%
69.31%
110
233
1986/1987
32.07%
67.93%
121
176
1987/1988
40.74%
59.26%
94
144
1988/1989
1989/1990
39.50%
60.50%
82
99
342
375
100%
379
100%
378
100%
343
100%
297
100%
238
100%
181
100%
45.30%
54.70%
80
105
43.24%
56.76%
84
120
41.18%
58.82%
107
137
43.85%
56.15%
131
158
45.33%
54.67%
160
157
50.47%
49.53%
164
141
1990/1991
1991/1992
1992/1993
1993/1994
1994/1995
1995/1996
53.77%
46.23%
174
144
1996/1997
54.72%
45.28%
184
178
1997/1998
50.83%
49.17%
209
220
1998/1999
48.72%
51.64%
242
231
1999/2000
51.16%
48.84%
258
229
2000/2001
2001/2002
52.98%
47.02%
292
244
185
100%
204
100%
244
100%
289
100%
317
100%
305
100%
318
100%
362
100%
429
100%
473
100%
487
100%
536
100%
54.48%
45.52%
293
254
53.66%
46.52%
350
265
56.91%
43.09%
373
393
56%
59%
394
325
54.80%
45.20%
385
338
53.25%
46.75%
403
239
2002/2003
2004/2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009
54.31%
32.21%
370
329
2009/2010
52.93%
47.07%
345
338
2010/2011
50.51%
546
100%
615
100%
666
100%
719
100%
723
100%
742
100%
699
100%
683
100%
49.49%
Sumber: Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, diakses dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/21/145/
Karena setiap tahunnya siswa yang mendaftar semakin banyak, maka tiap tingkat
kelas terbagi dalam 7 (tujuh) rombongan belajar atau kelas. 54
Latar belakang orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
berbeda-beda, ada yang berprofesi sebagai PNS (Pegawai Negeri sipil) dengan persentasi
54
“Perkembangan Jumlah Siswa,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/21/145/
15.64%, Pegawai Swasta dengan persentasi 46.94%, mayoritas orang tua siswa Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berprofesi sebagai Wiraswasta dengan persentasi
15.87%, tapi ibu yang menjadi Ibu Rumah Tangga lebih mendominasi dengan persentasi
35.37%. Pekerjaan lain diantaranya sebagai Polri, TNI, Guru, Dosen, Dokter, Pegawai
BUMN, Notaris, dll. Terdapat juga orang tua siswa yang sudah tidak bekerja lagi dan
pensiunan. Hal di atas menunjukkan bahwa siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta berasal dari seluruh kalangan. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.5 di lampiran.
Dari segi pendidikan, orang tua siswa pun berbeda-beda tingkatannya. Ada yang
bergelar S1, S2, sampai dengan S3. Lalu ada juga yang bergelar D1, D2, D3, sampai D4, dari
tingkat SMA dan SMP pun ada. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.6 di lampiran.
E.
Fasilitas
Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan fasilitas yang mendukung. Untuk
itulah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta senantiasa berupaya untuk menyediakan fasilitas
baik untuk keperluan pendidikan secara langsung maupun fasilitas-fasilitas pendukung.
Gedung madrasah yang sudah permanen dengan halaman yang luas dengan pepohonan dan
tanaman asri, lalu juga terdapat Masjid yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan
keagamaan yang diselenggarakan oleh madrasah dan ruang belajar yang dilengkapi dengan
AC dan Over Head Projector (OHP) di setiap kelas (tingkat Tsanawiyah).
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga menyediakan laboraturium
untuk menunjang proses belajar mengajar seperti: Laboratorium Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam (MIPA), Laboratorium IPS dan Laboratorium Keterampilan/Kitchen
Lab, Laboratorium Komputer dan Laboratorium Bahasa. Terdapat juga ruang Audio Visual
dan Perpustakaan dengan jumlah koleksi buku lebih dari 9.000 judul.
Sarana lain yang disediakan pihak madrasah untuk menunjang ekstrakulikuler siswa
yaitu terdapat Sarana Olah Raga (futsal, basket, tenis meja, dll), Sarana musik (alat dan sound
system).
Untuk memudahkan para orang tua yang sibuk bekerja, Madrasah Pembangunan
menyediakan layanan Antar jemput ke sekolah dengan Lapangan parkir yang luas dan ada
Petugas keamanan (Satpam) yang menjaga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
orang tua yang mengantar jemput sendiri anaknya ke sekolah. 55
F.
Alumni
Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Sejak Tsanawiyah didirikan tahun pelajaran 1977/1978 dengan
jumlah 19 orang siswa sampai dengan sekarang tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah
683 orang siswa, itupun masih banyak calon siswa yang tidak bisa diterima lagi karena
kapasitas kelas yang sudah penuh. Pada tahun pelajaran 2000/2001 dengan jumlah lulusan
146 orang siswa, diantaranya 73.97% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 17.81% orang
siswa mendaftar ke SMKN, 2.05% orang siswa mendaftar ke SMKS, 4.11% orang siswa
mendaftar ke Aliyah, lalu 2.05% orang siswa mendaftar ke Pondok Pesantren, dengan
presentasi jumlah kelulusan 100%. Lalu pada tahun pelajaran 2009/2010 jumlah kelulusan
235 orang siswa, diantaranya 61.70% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 9.79% orang
siswa mendaftar ke SMU Swasta, 28.51% orang siswa mendaftar ke Aliyah dengan
presentasi jumlah kelulusan 100%.
55
Artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/15/79/
Tabel 3.7 Penyaluran siswa dari tahun pelajaran 2000 - 2010.
Tahun
Jumlah
Pelajara
Lulusa
n
n
SMU N
SMK
SMK
ALIYA PONP
Perse
N
S
H
ntase
SMU S
ES
108
26
0
3
6
3
1
73.97%
17.81%
-
2.05%
4.11%
2.05%
2001/200
96
47
0
1
23
7
2
55.17%
27.01%
-
0.57%
13.22%
4.02%
2002/200
103
41
0
0
13
5
25.31%
-
-
45
3
2
2000/200
146
100%
174
100%
162
3
100%
63.58%
105
2003/200
8.02%
3.09%
31
3
16.40%
1.59%
20
1
189
100%
4
55.56%
2004/200
115
23.81% 1.59% 1.06%
45
1
1
183
100%
5
62.84%
2005/200
116
14
1
0
50
3
6
63.04%
7.61%
0.54%
-
27.17%
1.63%
2006/200
154
30
0
2
42
8
7
65.25%
12.71%
-
0.85%
17.80%
3.39%
2007/200
133
45
2
2
36
11
24.59% 0.55% 0.55% 10.93%
0.55%
184
100%
236
100%
229
100%
8
58.08%
2008/200
132
19.65% 0.87% 0.87% 15.72%
36
2
4.80%
0
74
4
-
29.84%
1.61%
0
67
0
248
9
100%
53.23%
145
2009/201
14.52% 0.81%
23
0
235
0
100%
61.70%
9.79%
-
-
28.51%
-
Tapi pada Tahun Pengajaran 2005/2006 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
membuka MA (Madrasah Aliyah) Pembangunan UIN Jakarta, maka sebagian besar
penyaluran murid Tsanawiyah adalah ke Aliyah MA Pembangunan UIN Jakarta. 56
56
“Data
Penyaluran”
jkt.sch.id/content/view/23/63/
,artikel
diakses
pada
10
Mei
2011
http://www.mpuin-
BAB IV
KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH TSANAWIYAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa kapital sosial di
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ada dan berbentuk kepercayaan (trust),
norma-norma (norms) dan nilai-nilai (value), jaringan-jaringan (networks) serta kerjasama
para komunitas madrasah yang antara lain adalah kepala madrasah, ketua yayasan, para guru,
dan murid yang masing-masing sangat berperan dalam upaya memajukan madrasah.
Orang tua murid yang dalam hal memajukan dan pengembangan madrasah juga
sangat berperan, karena dengan kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua murid, maka
madrasah akan bisa membuktikan eksistensinya dalam bidang pendidikan.
A.
Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat
Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tidak akan
muncul sebelum lembaga tersebut mengenalkan jati dirinya. Setelah mengenal lebih dalam,
maka akan timbul perasaaan suka atau sebaliknya. Jika lembaga pendidikan tersebut
memperkenalkan sesuatu kelebihan-kelebihan, prestasi, keunggulan-keunggulan, serta
kurikulum yang meyakinkan, maka rasa percaya itu akan muncul pada diri seseorang dan
akan menimbulkan sebuah pencitraan yang sangat berharga bagi lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Kepercayaan merupakan modal awal bagi lembaga pendidikan yang harus ditumbuhkembangkan dalam jiwa masyarakat. Kepercayaan akan timbul dalam diri masyarakat apabila
mereka membuktikan bahwa madrasah tersebut memiliki prestasi-prestasi akademik yang
gemilang, unggul dalam membentuk jiwa manusia yang beriman dan bertaqwa, cerdas dalam
berfikir, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Prestasi dan keunggulan akan dijadikan produk
utama bagi setiap lembaga pendidikan yang ingin menjadikan dirinya terdepan.57
1.
Meningkatkan Mutu Pendidikan
a.
Kurikulum Madrasah
Kurikulum Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah Kurikulum Departemen
Agama yang dipadukan dengan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan dioleh
sesuai dengan visi dan misi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dengan demikian, siswa
MP UIN Jakarta akan mendapatkan porsi pendidikan agama seperti siswa madrasah (Depag)
dan mendapatkan pelajaran umum seperti siswa sekolah umum (Depdiknas).
Dengan penerapan dua kurikulum yang dikombinasi dan dimodifikasi itulah
diharapkan lulusan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta akan mendapatkan
ilmu pengetahuan umum yang berimbang dengan keimanan dan ketaqwaan (menguasai ilmu
pengetahuan yang luas sekaligus dekat kepada Allah SWT).58
Menurut penuturan pak Agus selaku guru Matematika MTs, kurikulum di MP sudah
semakin berkembang dari sebelumnya. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
melakukan penambahan dan inovasi-inovasi di dalam mengembangkan kurikulum. Seperti
pernyataannya berikut ini:
“Dilihat dari kurikulum yang berbeda dari madrasah lain diluar dari kurikulum yang
sudah ditetapkan oleh DEPAG dan DIKNAS, Madrasah Pembangunan mempunyai
kurikulum baru yang disebut dengan Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan)
yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan
57
Yaqien Zahroh, “Membangun Kepercayaan Masyarakat pada Madrasah melalui Pameran
Pendidikan,” artikel diakses pada 01 Oktober 2011 dari http://uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/13/membangunkepercayaan-masyarakat-pada-madrasah-melalui-pameren-pendidikan/
58
“Kurikulum,”
artikel
diakses
pada
6
Juni
2011
dari
http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/134/128/
materi pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah, dan satu lagi kurikulum baru yang
disebut dengan Reading Habit adalah salah satu bentuk pelatihan pembiasaan
membaca dengan alokasi waktu khusus selama 20 menit. Kegiatan reading habit ini
dilaksanakan dalam suasana santai, tanpa tuntutan apa pun kecuali setiap peserta didik
harus membaca.”59
Selain menggunakan kurikulum yang ditetapkankan dari DEPAG dan DIKNAS,
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga mempunyai kurikulum baru yaitu
Habitual curriculum (Kurrikulum Pembiasaan) dan Reading Habit dengan tujuan pembinaan
akhlak dan pembiasaan ibadah pada siswa, membiasakan membaca dan menghapal suratsurat al-Quran, menunjukkan akhlak yang baik terhadap orang tua, guru dan pergaulan
sesama manusia. Selain itu juga Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai
sekolah menengah dengan pengayaan muatan agama, memberikan penekanan sangat serius
pada kemampuan membaca al-Quran yang baik.
Peserta didik yang belum bisa membaca al-Quran dengan baik diharuskan mengikuti
kegiatan Bina Baca Al-Quran (BBQ). Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan belajar
menggajar dibawah koordinasi kelompok guru mata pelajaran agama.
Peserta didik juga dilatih untuk terbiasa melaksanakan shalat Dhuha. Untuk itu
dikelas masing-masing setiap Senin, Selasa, dan Rabu peserta didik diwajibkan untuk
melaksanakan shalat Dhuha bersama-sama didampingi oleh wali kelas masing-masing.
Dengan adanya Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan) yang kegiatannya
dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan materi pembinaan akhlak dan
pembiasaan ibadah, dimana seluruh siswa diharuskan shalat dhuha berjamaah, lalu ada
latihan untuk kultum, Alqur‟an dan Hadits dimana membiasakan siswa untuk membaca
59
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Alqur‟an dengan tartil dan menghafal beberapa surat Alqur‟an, dan Aqidah Akhlaq.
Kurikulum tersebut diadakan dengan tujuan membangun akhlak yang baik, patuh terhadap
orang tua, guru dan mampu bersaing di dalam masyarakat dan menjadi bekal di akhirat nanti.
Komite madrasah yang mewakili orang tua murid selalu mengevaluasi secara efektif
program-program yang ada di madrasah baik dari bidang inovasi kurikulum, sampai hal-hal
yang paling terkecil seperti kebersihan lingkungan madrasah, makanan-makanan yang
disediakan oleh kantin madrasah dan hal-hal lainnya. Selain komite madrasah Departemen
Agama juga ikut mengevaluasi kurikulum yang ada pada Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta.
b.
Tenaga Pengajar
Prestasi akademik dan non akademik juga menjadi salah satu faktor pertimbangan
orang tua murid untuk percaya kepada madrasah. Seperti yang dikemukakan oleh pak Drs.
Rusli Ishaq M. Pd. selaku Kepala Madrasah:
“Bahwa kepercayaan itu dibangun dari sistem, ketika sistemnya kuat maka akan
melahirkan output yang bagus. Bagaimana melahirkan output yang bagus yaitu
pertama-tama dengan cara memperbaiki kualitas inputnya terlebih dahulu misalnya
seperti kualitas guru, kurikulum, akademik yang diraih anak maka itu akan menjadi
prestasi yang kemudian membangun kepercayaan masyarakat kepada MP.”60
Berbagai prestasi telah diraih seperti menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian
Nasional Tahun 2004 sampai Tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu pada Tahun 1996/1997
sampai Tahun 1997/1998 dan juga Tahun 1999/2000 menjadi Peringkat I MTs se Propinsi
DKI Jakarta, Rata-rata NEM. Selain prestasi akademik, MP juga banyak mendapatkan
prestasi di bidang non akademik. Dari bidang olah raga salah satu prestasi yang diraih yaitu
mendapatkan Juara I Basket tingkat SMP se Tangerang pada tahun 2007 yang diadakan oleh
60
Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq M. Pd., Jakarta, 8 Agustus 2011.
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, lalu pada tahun 2008 meraih Juara I Basket Putra yang
diselenggarakan oleh SMP Pembangunan Jaya. Pada bidang agama MP juga meraih Juara I
Lomba Murrotal Alquran yang diselenggarakan oleh MAN IC Serpong pada tahun 2008.
Dari tahun 1986 hingga tahun 2008, jumlah kejuaraan yang diraih oleh Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta telah mencapai lebih dari 50 kejuaraan dari berbagai
kegiatan baik akademik maupun non akademik. Piala dari berbagai kejuaraan telah berjajar
rapih di dalam lemari kaca yang diletakan di lorong-lorong kelas. Gambar dari sebagian
piala-piala yang di peroleh dari berbagai kejuaraan baik dalam bidang akademik maupun non
akademik dapat dilihat pada lampiran.
Kejuaran-kejuaran yang diraih tidak begitu saja didapat, tetapi MP bekerja keras
dalam memperoleh juara disetiap perlombaan yang diikuti. Dalam wawancara peneliti
dengan pak Syukri selaku Waka Bidang Kurikulum, ia mengatakan bahwa:
“Disini kita mempunyai banyak ekstrakurikuler dan sebelum ikut perlombaan, anakanak hanya perlu ditambah jam bertemu dengan pembimbing ekstrakurikuler yang
bersangkutan. Misalnya sewaktu ikut lomba sains, MP mempunyai KIR yang
memang sudah ada jadwal pertemuannya dan hanya menambah jam bertemu dengan
pembimbing dan mempelajari pelajaran yang berkaitan dengan perlombaan. Di
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terdapat ekstrakurikuler seperti,
Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Rohani Islam
(Rohis), Marawis, Muhadharah, Teater, Taghimul Quran, Syair Islam, Journalist
Student Community (JSC), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Bola Basket, Sepak
Bola/Futsal, Taekwondo, Student Company (SC), Seni Tari, Arabina, English Club,
Science Club/Robotic. Jadi setiap mengikuti perlombaan anak-anak sudah terbiasa
karena adanya ekstrakuler tersebut.”61
Hal ini menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sangat
dikenal luas di masyarakat. Prestasi tersebut bukan hanya menyebar secara langsung ke
masyarakat yang mendengar maupun yang melihatnya, tetapi juga melalui lisan (dari mulut
ke mulut) siswa, guru, karyawan, kepala MTs, yayasan dan sebagainya.
61
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
c.
Prestasi Siswa Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta memiliki tenaga pengajar yang
berasal dari alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maupun kalangan profesional yang
berasal dari Universitas lain di Indonesia. Seluruh tenaga pengajar diseleksi secara ketat
berdasarkan kompetensi dasar yang mereka miliki oleh Kepala Madrasah, yang kemudian
diajukan ke Pimpinan Yayasan dan Komite Madrasah untuk mendapatkan persetujuan.
Kompetensi dasar setiap tenaga pengajar mutlak diperlukan untuk menunjang efektivitas
kegiatan belajar mengajar di madrasah ini, dengan demikian, seleksi berdasarkan kemampuan
dan kapabilitas akademik menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Tidak
semua pelamar diterima karena ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
Tenaga pengajar di madrasah ini, sebagian besar berasal dari alumni UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan persentase 39.47% dan alumni para lulusan dari berbagai
perguruan tinggi, baik itu institut keguruan, sekolah tinggi, dan telah menyelesaikan
pendidikan tinggi, baik sarjana maupun pascasarjana. Dari 40 orang tenaga pengajar di MP,
90 % bergelar S1 dan 57.5% bergelar S2. Dari beberapa mata pelajaran, Matematika paling
banyak tenaga pengajarnya, dengan persentase 15%, dikarenakan untuk menambah minat
siswa dalam hitung berhitung.
Proses rekruitmen yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta terhadap tenaga pengajar tidak semata didasarkan pada kemampuan dan kapabilitas
akademik saja, namun juga harus memenuhi persyaratan lain, seperti mempunyai
pengetahuan di bidang agama, tidak pernah melakukan tindakan kriminal dan tidak
mengalami cacat moral. Oleh sebab itu, setiap tenaga pengajar di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta telah mengalami seleksi ketat sehingga menjamin kualitas dari
setiap tenaga pengajar di pondok ini. Sebagaimana penuturan pak Syukri selaku Waka
Bidang Kurikulum:
“Salah satu faktor kenapa sekolah ini bisa meraih UN tertinggi seDKI yak karena
guru-gurunya ga ada yang tidak sesuai dengan bidang studinya dari dulu dengan jam
yang ditetapkan oleh pemerintah. Sekarang perekruitnya sangat transparan jadi tahap
pertama dia harus mengumpulkan berkas lalu ikut tes tulis yang sesuai dengan bidang
yang diambilnya lalu tes wawancara dan terakhir tes micro teaching lalu kalau dia
mau ngajar 100% maka ada cek kesehatan juga.” 62
Hal itu diperkuat dengan pernyataan pak Agus selaku guru yang mengajar
Tsanawiyah di MP, ia mengatakan bahwa membangun kepercayaan masyarakat pertama:
“Setiap tahunnya MP memperbaiki dan melakukan inovasi-inovasi dalam berbagai
bidang. Misalnya saja kompetensi guru yang mengajar, dari penerimaannya yang
lebih diperketat dengan diadakan empat kali tes. Tes pertama pengumpulan berkasberkas yang dibutuhkan, tes kedua adalah tes tulis, lalu tes ketiga yaitu tes wawancara
dan tes yang terakhir adalah tes microteaching, dan hanya yang berkualitaslah yang
akan diterima disini.”63
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam mensosialisasikan lowongan
tenaga pengajar melalui websitenya di http://www.mpuin-jkt.sch.id/. Selain melalui website
MP juga mengumumkan lowongan tenaga pengajar melalui media cetak seperti Koran.
d.
Manajemen
Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengimplementasikan
Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 No. QSC:
00863.
Dengan SMM ISO 9001: 2008 tersebut, madrasah akan dapat menjaga konsistensi
mutu. Sebab dengan sistem manajemen ini akan mampu membuktikan, bahwa seluruh
kegiatan sesuai dengan persyaratan mutu yang ditetapkan. Sehingga dengan diterapkannya
ISO 9001: 2008, akan memberikan berbagai nilai tambah bagi madrasah. Seperti perbaikan
administrasi di semua bagian, khususnya pengendalian kearsipan, prosedur kerja, dan
dokumen lainnya.
62
63
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Secara internal, SMM ISO 9001: 2008 berfungsi untuk meningkatkan kinerja
organisasi, Melakukan perbaikan dokumentasi dan administrasi, melakukan perbaikan dalam
pengendalian, pengukuran hasil dan proses layanan pendidikan, serta melakukan perbaikan
dalam hal komunikasi dan kualitas informasi. Di sisi lain juga bertujuan untuk perbaikan
moral, baik bagi tenaga pendidikan dan kependidikan maupun peserta didik.
Sebab dalam Sistem Manajemen Mutu ini, juga dilakukan perbaikan kinerja respon,
memperbaiki tanggung jawab individu, lembaga dan sistem, memperjelas wewenang dan
tanggung jawab, melakukan perbaikan konsistensi jaminan mutu dan menjadi acuan dalam
peningkatan mutu ke depan, serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya.
Selain itu madrasah juga mendapatkan keuntungan yang akan memberikan
peningkatan kepercayaan masyarakat khususnya orang tua murid kepada madrasah dalam
menyelenggarakan pelayanan pendidikan. Disamping itu juga dapat meningkatkan daya saing
antar madrasah dan sekolah, kesempatan mengikuti tender yang mempersyaratkan ISO 9001:
2008, meningkatkan hubungan dengan stakeholders, melakukan perbaikan dalam menangani
keluhan, menurunkan keluhan, dan meningkatkan kepuasan layanan pendidikan terhadap
stakeholders.
Dalam mencapai SMM ISO 9001: 2008 tersebut, bagi Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta, bukanlah segampang membalik telapak tangan. 64 Banyak hal yang telah lama
diperjuangkan oleh madrasah ini.
2.
Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
hampir sama dengan sosialisasi yang dilakukan oleh madrasah lain, dengan gencar
menginformasikan keunggulan madrasah dengan membuat angket, brosur-brosur, spanduk,
64
Serambi Madrasah MAN Lamongan, “Memelihara Konsistensi Penerapan ISO 9001:2008,” artikel
diakses pada 12 Oktober 2011 dari http://www.jatim.kemenag.go.id/file/dokumen/297madrasah.pdf
Koran. Internet menjadi salah satu kemajuan yang dialami oleh MP, dengan adanya website,
semua informasi-informasi yang berhubungan dengan madrasah dapat di akses dengan
mudah. Tidak hanya murid dan orang tua siswa yang dapat mengaksesnya, masyarakat umum
pun dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi, dari mulai sejarah berdirinya
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, sampai lowongan kerja menjadi tenaga pengajar dapat
dilihat di sana.
Dilihat dari sejarah berdirinya madrasah ini karena adanya keinginan akan adanya
lembaga pendidikan Islam yang representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta masih dibawah
naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memang sudah terkenal dan mempunyai
reputasi yang baik dalam pendidikan agamanya di seluruh Indonesia dan menjadi salah satu
Perguruan Tinggi Negeri yang terfavorit. Dan itu mejadi salah satu faktor percayanya
masyarakat kepada MP. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu guru, yaitu pak Agus
selaku guru Matematika:
“Sarana informasi yang keluarnya kita lumayan kencang baik dari spanduk maupun
brosur dan internet juga, tapi Alhamdulillah karena sudah terkenal dan udah banyak
orang tua yang mengenal MP dan ditambah dengan nama UIN Jakarta maka, sarana
informasi itu hanya jadi sekedar kebiasaan saja gitu.”65
Dengan begitu madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah mendapatkan kepercayaan
yang dibangun sejak lama.
B.
Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah
Hubungan sosial tercipta melalui hubungan timbal balik, yang didasari hubungan
saling percaya. Hubungan sosial berfungsi memudahkan kerjasama karena melalui jaringan
kerjasama yang lebih luas dan intens akan mendatangkan kerjasama dan hasil yang lebih
65
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
memuaskan. Dari beberapa temuan di lapangan ditemukan, adanya kemampuan membangun
jaringan yang cukup kuat di lingkungan madrasah, dan dengan pihak lainnya.
1.
Wilayah Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terletak di Ciputat Timur
Tangerang Selatan, tepatnya berada di jalan Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta Selatan. Dengan lokasi yang strategis dan dapat di jangkau dari wilayah
mana saja menjadi faktor orang tua memilih menyekolahkan anaknya di Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta.
Dari data yang ada didapat terlihat bahwa latar belakang tempat tinggal siswa
madrasah tidak hanya berasal dari tujuh wilayah kecamatan Tangerang Selatan saja
melainkan ada yang berasal dari luar kecamatan Tangerang Selatan seperti ada yang berasal
dari Kota Depok dan Kebayoran Lama. Siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta mayoritas tinggal di daerah Pamulang karena lokasi yang paling dekat dengan
madrasah, sekitar 35.37% dan sisanya tersebar di tujuh kecamatan Tangerang Selatan dan
wilayah lain.
Hal ini membuktikan bahwa jaringan yang dibangun oleh madrasah sangat luas. Dan
dari hasil wawancara dengan orang tua murid ditemukan bahwa Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta sudah terkenal dan banyak masyarakat yang tahu akan kualitasnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Ibu Nurfaida salah satu orang tua murid yang berpendapat jarak atau
lokasi madrasah sebagai salah satu faktor Ia menyekolahkan anaknya di MP, seperti kutipan
wawancara di bawah ini:
“Alasan tante, tante pingin mempunyai anak yang bener-bener mempunyai
pembekalan agama yang kuat, menurut tante di wilayah lingkungan tante ini yang
paling deket jaraknya di MP dan ga terlalu jauh dan memang tante tau kualitasnya
mutu dari MP tersebut, jadi kalaupun terjadi apa-apa dengan anak tante misalnya dia
sakit atau apa yang mengharuskan tante bertindak cepat itu ga terlampau jauh artinya
bisa ditempuh dengan ojek, letak MP juga menjadi faktor atau alasannya.” 66
66
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua juga menjadi faktor semakin
banyak masyarakat yang percaya kepada madrasah. Mereka berasal dari latar belakang
pekerjaan yang berbeda-beda, dari PNS (Pegawai Negri Sipil) dengan persentase 15.64%,
Pegawai swasta dengan 46.94%, Wiraswasta dengan persentase 15.87%, Polri/TNI dan Guru
dengan persentase 1.81%, Dosen dengan persentase 5.22%, Dokter dengan persentase 0.45%,
dan lain lagi. Sebagian besar orang tua murid berprofesi sebagai pegawai swasta dengan
perkiraan gaji di atas Rp. 5.000.000,00.
Sedangkan latar belakang pendidikan para orang tua murid di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta bermacam-macam, dari jenjang pendidikan SMP (Sekolah
Menengah Pertama) dengan persentase 0.23% sampai yang paling tertinggi bergelar Doktor
S3 dengan persentase 3.85%. Mayoritas orang tua siswa Tsanawiyah bergelar S1 (Strata 1)
dengan persentase 46.03%.
Dari beberapa orang tua murid yang di wawancara, sebagian besar orang tua
mempunyai latar belakang pendidikan agama, maka sebab itu mereka menginginkan anak
mereka mendapat pendidikan agama juga sebagai pondasi agama.
2.
Sosialisasi
Dari enam orang tua murid yang diwawancara semua mengemukakan bahwa mereka
mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembagunan UIN Jakarta pertama kali dari mulut
ke mulut, dari saudara dan tetangga yang juga yang menyekolahkan anaknya di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta. Dan juga karena nama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
memang masyarakat sudah mengatahui pendidikan agamanya bagus. Seperti yang
diungkapkan oleh Nurfaida selaku orang tua murid:
“Tante dapat informasi itu dulu dari kakak yang empat anaknya semua sekolah di MP,
dan kakak tante tau dari tetangganya pokoknya akhirnya dari mulut ke mulut. Jadi ada
keuntungan lain juga menyekolahkan anak ke MP, kalau di MP kan fullday ya jadi
anak dari pagi sampai sore dititipin disana dan pulang biasanya sore cuman maen
sebentar magrib pulang. Beda dengan sekolah biasa, kan pulangnya siang malah anak
bisa maen kemana-mana tanpa ada pengawasan, apalagi tante kan kerja ya jd
pengawasan ke anak kurang, jadi kekurangan-kekurangan tante bisa dipenuhi oleh
MP.”67
Selain itu juga kemauan untuk bersekolah di MP datang dari sang anak tanpa adanya
paksaan dari orang tuanya. Sebab itu mayoritas orang tua murid menyekolahkan anak-anak
mereka di MP. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu orang tua murid yaitu Ibu Iis
Sulastri.
“Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri
yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu
jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu
tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di
MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga karena
mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di
al-Azhar karena full day sekolahnya.” 68
Ditambah dengan pernyataan Ibu Nina yang juga salah satu orang tua wali murid di
MP, yang mengatakan bahwa memang anak pertamanya yang ingin bersekolah di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta. Seperti kutipan wawancara di bawah ini:
“Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri
yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu
jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu
tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di
MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga karena
mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di
al-Azhar karena full day sekolahnya.” 69
3.
Kurikulum
Faktor lain yang menimbulkan kepercayaan masyarakat khususnya orang tua murid
adalah inovasi kurikulum yang tidak kalah dengan madrasah lain maupun sekolah negeri.
Madrasah Pembangunan menawarkan kurikulum yang berbeda seperti yang telah disinggung
67
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Untung Suroto, Jakarta, 13 Agustus 2011.
69
Wawancara dengan Muhammad Soleh, Jakarta, 13 Agustus 2011.
68
sebelumnya, yaitu habitual curriculum dan reading habit dan sekarang telah mendapatkan
sertifikat ISO. Sesuai dengan visi dan misi yang ada, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
ingin mengunggulkan siswanya dalam tiga pilar keunggulan yaitu, Basic science, Bahasa dan
Akhlakul Karimah. Dan itu semua terbukti dengan mendapatkan prestasi akademik yaitu
menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai Tahun 2007 se DKI
Jakarta.
Banyak dari orang tua murid berpendapat bahwa dengan memasukan anak mereka ke
MP, maka pendidikan agamanya akan bagus. Mayoritas kedua orang tua murid MP sibuk
bekerja dan tidak bisa mendampingi anak mereka dalam belajar dan salah satu solusi yang
tepat adalah memasukkan anak mereka ke MP dengan jadwal pelajaran yang dimulai dari
pukul 07.00 pagi hingga 16.30 sore.
Mereka beranggapan bahwa tanggung jawab mereka dalam memberikan pengajaran
agama dan pendidikan umum telah terpenuhi oleh MP dan dampak dari pengajaran itu dapat
dirasakan oleh mayoritas orangg tua murid, seperti lancar membaca Al-Qur‟an padahal tidak
diajarkan membaca al-qur‟an dirumah, lalu rajin mengerjakan shalat wajib dan sunnah, hapal
surat-surat pendek, patuh terhadap orang tua dan disiplin. Adanya timbal balik antara
madrasah dengan orang tua murid menandakan terbangunnya kepercayaan anatara keduanya.
Maka tepat apabila menggunakan teori kapital sosial yang dikemukakan oleh
Fukuyama bahwa tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam
masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai
perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial
adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau
dibagian-bagian tertentu darinya. 70
70
Francis Fukuyama, “Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran” (Yogyakarta: CV.
Qalam Yogyakarta. 2002), h. 36.
C.
Nilai dan Norma yang Diterapkan Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sekilas memang tidak jauh berbeda
dengan MTs yang lain, yang berbeda dan menjadi menarik untuk diteliti adalah nilai dan
norma yang memang sudah lama dibangun dan diterapkan pada semua komunitas madrasah.
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta lahir dari keinginan akan adanya lembaga
pendidikan Islam yang representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Sejak didirikannya semua nilai-nilai dan norma-norma yang ada di
madrasah berkiblat pada IAIN yang sekarang telah berganti nama dengan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta lebih menerapkan nilai
keagamaannya seperti yang terkandung dalam visi dan misi madrasah ini yaitu unggul dalam
Sains, Bahasa dan Akhlaqtul Qarimah.
Terlihat dalam kesehariannya, bila waktu shalat dzuhur dan ashar tiba semua murid
dan komunitas madrasah melakukan shalat berjamaah. Lalu pada kurikulumnya juga
menyelipkan mata pelajaran yang disebut habitual curriculum yang dimasukan pada jam ke
nol dan mengharuskan setiap siswa mengikuti. Pada Habitual curriculum siswa diajarkan
membaca al-qur‟an dengan benar dan tartil, latihan kultum serta menghafal surat-surat. Bila
ada siswa yang belum lancar membaca al-Qur‟an, guru akan secara intensif mengajarkan
siswa sampai siswa mampu membaca dengan benar, foto dapat dilihat pada lampiran.
Kegiatan-kegiatan di atas menunjukan bahwa, di madrasah ini nilai kebersamaan dan
kekompakkan menjadi tradisi, hal ini menumbuhkan solidaritas dan persaudaraan yang erat
diantara para siswa dan dengan guru. Norma-norma madrasah yang merupakan bagian dari
kapital sosial, dibuat dan dilaksanakan berorientasi kepada the commons (kebersamaan),
seperti shalat berjamaah, membaca al-Qur‟an bersama dan sebagainya.
Norma lain yang dijunjung tinggi dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah ini
adalah paraturan madrasah. Peraturan ini disebut dengan Tata Tertib yang mengatur
kewajiban dan larangan serta sanksi bagi siswa maupun komunitas madrasah seperti
Pimpinan Madrasah, Guru, Tenaga Administrasi, Sekuriti, Pramubakti bahkan Pengemudi
antar jemput siswa dalam kegiatan dan kehidupan bersama di Madrasah ini. Untuk siswa tata
tertib bentuknya tertulis dan terpasang di dinding sekolah dan di dalam ruang Kepala Sekolah
dan ruang Guru. Sedangkan Tata Tertib untuk komunitas madrasah tidak tertulis hanya
berbentuk lisan dan telah disepakati oleh semua komunitas madrasah agar ditaati bersama.
Pelaksanaan norma-norma di madrasah seperti memberikan sanksi kepada murid
diserahkan kepada guru yang berwenang. Sanksi atau hukuman yang diberikan atas berbagai
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa bentuknya bervariasi, baik pelanggaran itu berkenaan
dengan agama maupun peraturan madrasah. Pelanggaran terhadap aturan-aturan agama dan
madrasah, yang tidak dapat ditolerir dan madrasah tidak sanggup lagi untuk membina dan
memperbaikinya biasanya diserahkan kembali kepada orang tuanya yang berarti dikeluarkan
dari madrasah.
Sedangkan sanksi untuk komunitas madrasah diberikan oleh kepala madrasah dibantu
dengan pemilik yayasan dalam menentukan sanksi yang tepat. Dalam wawancara Saya
dengan pak Agus yang menjabat sebagai guru mengatakan bahwa:
“kalau bagi guru pelanggaran yang dilakukan ada sanksinya yaitu setiap ada guru
yang melanggar misalnya dari daftar hadirnya pasti penilaiannya akan kurang lalu
kalau tidak bisa ditoleransi lagi maka akhirnya pemecatan yang diterima dengan
sebelumnya mendapat teguran dari kepala sekolah. Selain peraturan juga ada
penghargaan yang didapat oleh guru yang berprestasi salah satu penilaiannya dilihat
dari daftar kehadiran dan kedisiplinannya.” 71
Ditambah dengan pernyataan yang dikemukakan oleh pak Syukri Abdul Ghani bahwa:
“Kalau untuk guru ada lembaga pertimbangan guru, jadi itu yang mempertimbangkan
siapa guru yang mau dinaikan atau dipromosikan jabantannya lalu siapa guru yang
salah dan diberi konsekuensi apa. Dan guru disini juga sudah dituntut untu disiplin
jadi kita punya mesin kehadiran dan setiap pagi guru-guru harus datang sebelum jam
7.00 kalau lewat berarti dia ga dapat uang transport dengan begitu semua guru disiplin
71
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
kalau berkali-kali tidak disiplin akan dipanggil kepala sekolah dan mungkin akan
berakibat dengan turunnya pangkat.”72
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa nilai dan norma yang dibangun oleh pihak
madrasah telah disepakati dan berusaha untuk dipatuhi dan ditaati tanpa adanya kepaksaan,
malah timbul dari dalam diri sendiri karena untuk kemajuan madrasah sendiri. Antara guru,
karyawan, kepala sekolah, siswa dan pengelola memiliki hubungan yang akrab. Mereka
selalu shalat berjamaah, mengadakan pengajian bersama dan sebagainya. Mereka saling
mambantu untuk mengembangkan madrasah.
Nilai yang diterapkan di madrasah tidak hanya secara lisan tetapi juga secara tertulis.
Setiap tahunnya madrasah menempelkan slogan-slogan yang mendidik disetiap dindingdinding lorong sekolah. Terdapat slogan yang bertuliskan “Budaya 3S yaitu Seyum, Salam,
Sapa”, yang mempunyai makna setiap murid maupun komunitas madrasah lainnya harus
membudayakan Seyum, Salam dan Sapa di setiap aktivitasnya dan hal itu sudah ditanamkan
dan dipraktekkan dalam keseharian di lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan
madrasah. Misalnya saja setiap pagi sebelum memasuki kelas, setiap siswa di haruskan
berbaris disamping kelas dan membuka sepatu dan menggantinya dengan sandal lalu
bergantian memasuki kelas dengan tertib. Disetiap kelas disiapkan rak untuk menaruh sepatu
dan tempat sampah, jadi setiap siswa sejak awal diajarkan untuk menjaga kebersihan dan
ketertiban. Seperti gambar yang dapat dilihat pada lampiran.
Selain solagan “Budaya 3S”, madrasah juga mempunyai slogan lain yaitu “Budaya
7K yaitu Keimanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, dan
Kesehatan”. Slogan-slogan itu tidak hanya di tempel dan dipajang saja tetapi memang
dibuktikan dan menjadi salah satu faktor untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada
madrasah. Selain tempat sampah yang terdapat di setiap sudut madrasah, terdapat pula keran
72
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
air untuk para siswa mencuci tangan dan pohon-pohon yang membuat lingkungan madrasah
semakin rindang dan teduh.
Nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan diharapkan dapat berfungsi sebagai
pembatas perilaku individu, agar tidak melanggar batas-batas hak dan kepentingan orang lain.
Namun beberapa pelanggaran siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
terhadap norma-norma madrasah menunjukan bahwa tidak semua individu mau dan mampu
senantiasa menyesuaikan diri dengan ketertiban komunitas madrasah. Oleh karena itu,
ketaatan anggota-anggota komunitas madrasah menjadi salah satu indikator tinggi rendahnya
kapital sosial di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta.
Norma-norma madrasah sebagai kapital sosial yang ada di madrasah dan kapital
sosial lainnya, menjadi dasar terbentuknya pola interaksi yang khas komunitas madrasah.
Seperti apa yang dikatan oleh Coleman bahwa itu semua menjadi daya kekuatan bagi
madrasah untuk mengembangkan diri untuk lebih baik. Tidak adanya kekuatan itu, maka
madrasah tersebut tidak hanya akan berkembang secara stagnan, melainkan juga akan
mengalami kemunduran (regresif). Jadi, kapital sosial pada madrasah seperti kepercayaan
yang dibangun, nilai dan norma, hubungan/jaringan yang dibangun sangat menentukan
individu atau kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhannya. 73
D.
Jaringan yang dibangun Madrasah
1.
Sosialisasi dan Jaringan
Jaringan yang dibangun oleh madrasah cukup luas. Hal itu terbukti dengan banyak
siswa yang berasal dari luar Tangerang Selatan seperti Kota Depok dan Kebayoran Lama.
Madrasah Pembangunan mempunyai jaringan yang cukup luas dan mendapatkan
kepercayaan (trust) dari orang-orang diberbagai kecamatan. Kemampuan untuk menjaring
73
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, 2006), h. 60.
siswa ini tidak lepas dari kemampuan membangun jaringan. Dalam hal promosi madrasah
menggunakan media elektronik maupun media cetak, seperti menggunakan website yang
memberikan informasi tentang sekolah dan anak didik, brosur, spanduk.
2.
Hubungan Madrasah dengan Wali Murid
Partisipasi orang tua dalam pendidikan anaknya tidak hanya sekedar datang mengatar
jemput anaknya, tapi di Madrasah Pembangunan terdapat komite sekolah yang terdiri dari
orang tua murid sebagai anggota. Komite sekolah ini adalah perwakilan dari seluruh orang
tua murid, yang dalam pelaksanaan kegiatannya dibantu langsung oleh Kepala madrasah.
Madrasah menyiapkan ruangan khusus untuk komite sekolah, dengan tujuan komite
sekolah dapat secara intensif memantau semua kegiatan yang ada di dalam madrasah. Saat ini
komite sekolah di ketuai oleh bapak Drs. Son Haji Ujaji, M. Si. Komite sekolah ini ikut
terlibat dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Madrasah, misalnya komite sekolah selalu
mengikuti pelatihan bagi tenaga pengajar setiap tahunnya yang diadakan rutin oleh madrasah
dan ikut dalam pertemuan dengan wali murid yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Tidak
hanya pelatihan-pelatihan, tetapi komite sekolah juga mempunyai agenda kegiatannyan
sendiri dengan mengadakan workshop tentang pendidikan untuk para wali murid. Komite
sekolah juga ikut memantau kebersihan dan keamanan lingkungan madrasah dan makananmakanan yang dijajakan di kantin sekolah.
Selain itu juga komite sekolah dan pihak madrasah mengadakan pengajian rutin yang
dilakukan sekali dalam seminggu untuk orang tua murid dan kegitan keagamaan lainnya yang
melibatkan orang tua murid.
Partisipasi antara komite sekolah dan madrasah menjadi salah satu kapital sosial yang
ada di madrasah. Hubungan yang dibangun akan dapat saling meguntungkan kedua belah
pihakdan membangun kepercayaan di dalamnya, seperti yang dikemukakan oleh Fukuyama,
adanya norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan
(Trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam
masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial.
3.
Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Sekitar dan Pemerintah
Madrasah juga membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Setiap jumat
dan pada bulan ramadhan, madrasah mengadakan shalat jumat berjamaah dan kegiatan
keagamaan serta pengajian untuk masyarakat sekitar. Dengan begitu hubungan yang terjalin
akan semakin kuat dan erat.
Hubungan madrasah dengan pemerintah terjalin dengan baik. Selain bekerja sama
mengenai kurikulum, madrasah juga mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
yang dialokasikan untuk siswa yang kurang mampu. Madrasah juga rutin mengadakan
pelatihan-pelatihan bagi tenaga pengajar baik yang di luar kota maupun yang diadakan di
madrasah. Dengan madrasah lain juga MP membangun hubungan yang baik. MP sering
mengadakan studi banding dengan madrasah lain tentang pengembangan madrasah. Selain itu
juga MP membangun jaringan dengan organisasi dan lembaga-lembaga, seperti baru-baru ini
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(LPBI NU) menggelar simulasi penanggulangan gempa di depan siswa-siswa Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini digelar pada 29 april 2011 dan dihadiri serta turut
pula terlibat dalam kegiatan tersebut para guru, komite sekolah, para orang tua siswa dan
bahkan direktur yayasan MP UIN Jakarta. Dengan hubungan yang terjalin erat, maka jaringan
yang dibangun akan semakin luas dan kepercayaan akan timbul.
Jaringan sosial seperti ini merupakan kapital sosial, karena jaringan ini mempunyai
fungsi ekonomi yaitu adanya produktivitas, efisiensi dan produktifitas, memiliki sifat
keterbukaan pada semua orang untuk memberikan kesempatan kepada publik menilai
fungsinya. Jaringan ini juga mempunyai fungsi sosial yang dapat dilihat dari partisipasi,
kebersamaan yang diperoleh dari aktor-aktor yang ada.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang berhasil ditemukan di lapangan selama penelitian, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Membangun Kepercayaan Kepada Masyarakat
Kepercayaan dari masyarakat adalah modal sosial (capital social) yang
nampak di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Kepercayaan yang ada
tidaklah di dapat dengan mudah dan itu menjadi modal sosial bagi Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta
membuktikan dengan
terus
memperbaiki
mutu
prndidikan seperti
melalukukan inovasi pada bidang kurikulum berdampak dengan prestasi yang baik
dalam bidang akademik maupun non akademik. Dengan ditunjang tenaga pengajar
yang brkualitas dan manajemen serta sosialisasi yang telah terbangun sejak lama.
2. Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah
Kepercayaan yang dibangun oleh madrasah disambut dengan positif oleh
masyarakat luas yang memang menjadi tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh
pihak madrasah. Terdapat berbagai macam faktor yang menjadi pertimbangan para
orang tua murid dalam menentukan pilihan pendidikan untuk anak mereka. Letak
strategis, lapangan parkir yang cukup luas dan lingkungan yang aman. Selain itu
inovasi dibidang kurikulum juga menambah minat orang tua untuk menyekolahkan
anak mereka di MP. Dengan guru yang berkompeten dibidangnya menambah prestasi
yang ditorehkan oleh MP. Kepercayaan yang dibangun antara kedua belah pihak
membuat keteraturan yang menjadi modal untuk madrasah dalam memajukan
madrasah.
3. Nilai dan Norma yang Diterapkan Madrasah
Nilai dan norma yang diterapkan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta adalah sebagai pondasi iman Islam dan kedisiplinan yang semata-mata
bertujuan membangun anak didik menjadi lebih baik dalam pendidikan agama dan
berperilaku. Kejujuran, keikhlasan dan kesungguhan yang menjadi syarat terjadinya
kepercayaan, komunikasi dan kekeluargaan yang terjalin dengan harmonis dan
kondusif di madrasah inilah yang sangat dianjurkan oleh agama Islam, nilai-nilai dan
norma-norma seperti inilah yang dibangun oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
UIN Jakarta.
4. Jaringan yang Dibangun Madrasah
Komunitas madrasah yang terdiri dari Kepala Madrasah, pengelola madrasah,
guru, dan karyawan memiliki visi dan misi yang sama untuk memajukan madrasah.
Hal ini terlihat dari kemampuan komunitas madrasah untuk menjalin hubungan
dengan komunitas yang ada di dalam dan di luar madrasah. Dari cara
mensosialisasikan madrasah ke masyarakat luas, pengelolaan madrasah yang
melibatkan orang tua murid di dalamnya, kegiatan yang juga melibatkan masyarakat
sekitar seperti perayaan kegiatan keagamaan, shalat berjamaah, dan madrasah juga
ikut membantu masyarakat yang kurang mampu, dan kerjasama yang dibangun oleh
Pemerintah.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu bagi peneliti yang berminat
untuk menggali lebih dalam mengenai kapital sosial pada madrasah dapat menguji pada
faktor lain yang tidak menjadi objek penelitian dalam skripsi ini, seperti kapital manusia dan
kapital fisik yang semua itu adalah bagian dari kapital sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Rahmat. “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga
Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi).” Tesis S2 Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006.
Ahmadi, Sambirang. “Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura di Sumbawa, NTB:
Sebuah Analisis Kapital Sosial.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Univeritas Indonesia, 2003.
Dasuki. “Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran PAI Menuju Madrasah Unggulan (Studi
Kasus di MTs Pembangunan UIN Jakarta).” Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2006.
Dewan Redaksi Ensikolpedi Islam, Ensiklopedi Islam, cet. I. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve, 1993.
Faisal, Sanapiah Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press, 2007.
Fatoni, Muhammad Sulton. “Strategi Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri dalam
Mewujudkan Civil Society: Analisis Kapital Sosial.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Jakarta, 2006.
Fukuyama, Francis. Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan sosial Baru. penerjemah
Masri Maris. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2005.
Fukuyama, Francis. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: CV.
Qalam Yogyakarta. 2002.
Fukuyama, Francis. Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. USA: The
Free Press, 1995.
Hasbullah, Jousairi. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta:
MR. United Press, 2006.
Kurniawan, Yudhi. “Sistem Pendistribusian Dana Zakat pada Lembaga Pelayanan
Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa.” Skripsi S1 Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008.
Lawang, Robert M. Z. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Jakarta:
FISIP UI PRESS, 2005.
Lin, Nan. “Building a Theory of Social Capital.” Dept. of Sociology, Duke University, 1999.
Maksum, DR. H. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 1997. cet. VIII.
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah.
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994.
Soekanto, Soerjono. Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers, 1985.
Sumarsono, HM. Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004.
Rais,
Rahmat. Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi
Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta). Jakarta: Litbang dan Diklat
Departemen Agama RI, 2009.
Tim Penulis. Panduan Siswa Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2004
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2000.
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Artikel
diakses
pada
31
Mei
2011
dari
http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/149/hubptain-gdl-muniarsihn-7417-3-bab2.pdf
“Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Pembangunan,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta artikel diakses pada 12 Mei 2011 dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari
http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/13/85/
“Depag Hentikan Proses Penegerian 600 Madrasah,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari
http://kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=26
“Data
Penyaluran” ,artikel diakses
jkt.sch.id/content/view/23/63/
“Kurikulum,” artikel diakses pada
jkt.sch.id/content/view/134/128/
pada
6
10
Mei
2011
http://www.mpuin-
Juni
2011
dari
http://www.mpuin-
Mustafa, Hasan. “Teknik Sampling.” artikel diakses pada 5 Agustus 2011 dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fhome.unpar.ac.id%2F~hasan%2FSAMPLING.doc&rct=j&q=teknik%2
0purposive%20sampling%20adalah&ei=5Bw7TuGUHNHjrAeG_f0b&usg=AFQjCN
E4sHD6FDZIfGyuRV3cOA2krzrdMA&cad=rja
“Pengaruh Faktor-Faktor Strategik Pendidikan terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil
Belajar (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Guru, Kurikulum, Kepemimpinan,
Pembiayaan dan Fasilitas terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar pada
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandung).”
“Perkembangan Jumlah Siswa,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/21/145/
“Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.” artikel diakses pada 10 Mei 2011
dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/
Serambi Madrasah MAN Lamongan, “Memelihara Konsistensi Penerapan ISO 9001:2008,”
artikel
diakses
pada
12
Oktober
2011
dari
http://www.jatim.kemenag.go.id/file/dokumen/297madrasah.pdf
Yaqien Zahroh, “Membangun Kepercayaan Masyarakat pada Madrasah melalui Pameran
Pendidikan,” artikel diakses pada 01 Oktober 2011 dari http://uinmalang.ac.id/yaqien/2011/07/13/membangun-kepercayaan-masyarakat-padamadrasah-melalui-pameren-pendidikan/
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq MP.d, Jakarta, 08 Agustus 2011
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Wawancara dengan Hj. Raswati Ramli, S. Ag., Jakarta, 9 Agustus 2011.
Wawancara dengan Ferial Nona, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Husniati, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Iis Holisoh, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Untung Suroto, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Muhammad Soleh, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
1.
2.
3.
4.
Nama
:
Usia
:
Pendidikan Terakhir :
Status Pekerjaan
: a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Professional
e. Ibu Rumah Tangga
5. Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I
perbulan:
a. <2.500.000
b. 3.000.001-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. >10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah ini?
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
5. Apa dan bagaimana bentuk partisipasi orang tua murid terhadap madrasah?
Pedoman Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru
Nama Informan:
Status/Jabatan :
Tanggal
:
Waktu
:
1.
2.
3.
4.
Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat?
Hal apa saja yang dilakukan untuk membangun kepercayaan dimasyarakat?
Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini?
Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum?
a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini?
5. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya?
6. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar?
7. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala
madrasah, guru, staff, dan murid)?
8. Apa saja prestasi madrasah baik dalam bidang kurikuler maupun ekstrakulikuler?
9. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar?
10. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi
orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah?
11. Apa bentuk jaringan yang dibuat oleh madrasah? (keorganisasikah, lembaga atau
individu)
12. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru
Nama Informan: Drs. Rusli Ishaq MP.d
Status/Jabatan : Kepala Sekolah
Tanggal
: 8 Agustus 2011
Waktu
: 11.20 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat?
Jawaban:
“Kepercayaan itu dibangun dari sistem, ketika sistemnya kuat maka
melahirkan output yang bagus. Sekolah itu kan punya sistemnya dibawah organisasi,
organisasi itu k nada inputnya dan ada outputnya, kemudian melahirkan output, kalau
outputnya bagus maka masyarakat percaya. Dan itu ga mudah untuk membangunnya,
Tsanawiyah ini berdiri dari tahun 1979 dan kepercayaan itu dibangun melalui kualitas
yang kita ciptakan seperti kualitas jurusan, guru, akademik yang diraih anak dan
kualitas prestasi itulah yang menjadi indikator yang kemudian masyarakat percaya
kepada MP.”
2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini?
Jawaban:
“Kalau murid Tsanawiyah ini 70% dari MP sendiri sisanya 30% dari luar. Ada
perbedaan antara nilai yang bisa diterima disini kalau yang dari MP nilainya lebih
kecil dibandingkn dengan yang dari luar dan ada tesnya makanya rata-rata yang dari
luar yang diterima disini berkembang bagus karena orang pinter semua dan dari
agamanya juga bisa mengimbangi dan bagus.”
3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum?
c. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
Jawaban:
“Misalnya dari alokasi jam belajar beda, biaya apalagi beda jauh disini
SPPnya Rp 475.000 uang pangkalnya Rp 14.300.000.”
d. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini?
Jawaban:
“Sekolah lain ga ada kurikulum habitual tapi disini ada.”
4. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya?
Jawaban:
“Iya kalau ga sesuai ga boleh disini jadi harus sesuai dengan bidang
pendidikannya. Perekruitannya kita ketat mulai dari diumumkannya dikoran, ngasih
berkas, tes wawncara, tes tulis dan tes microteaching dan mayoritas lulusan UIN.”
5. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar?
Jawaban:
“Jadi tiap tahun pasti kita melakukan workshop untuk pengembangan
kompetensi guru pada bidang studi masing-masing, kalau ada workshop diluar guruguru ya kita kirim ke luar, lalu juga ada pelatihan bahasa inggris untuk para gurunya.”
6. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala
madrasah, guru, staff, dan murid)?
Jawaban:
“Untuk guru kita mempunyai tata tertib yang harus dipatuhi, kalau ada yang
melanggar sanksinya pertama teguran kemudian tertulis tiga kali setelah itu
pemecatan yang direkomendasikan ke yayasan dan yayasan yang akan mengambil
keputusan terakhir. Untuk para muridnya sudah ada peraturn tertulis yang harus
ditaati.”
7. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar?
Jawaban:
“Kebetulan ini kan berada dikomplek jadi biasa aj bagus. MP dibuka utuk
umum ketika shalat jumat lalu teraweh.”
8. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi
orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah?
Jawaban:
“Karena kita ada komite yang anggotanya perwakilan dari wali murid maka
biasanya ada kegiatan parenting itu member ceramah kepada orang tua lalu pengajian
yang diadakan rutin setiap selasa. Dengan pemerintah sendiri kita juga menjalin
hubungan misalnya dapet anggaran dana BOS.”
9. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Jawaban:
“Setiap bulannya ada kortius yang menjadi pondasi nilai dan harus diamalkan
oleh semua murid, bulan ini misalnya 3S (seyum sapa salam), lalu bulan kemarin
Good listenier dan sebagainya.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru
Nama Informan: Syukri Abdul Ghani
Status/Jabatan : Waka Bidang Kurikulum
Tanggal
: 08 Agustus 2011
Waktu
: 10.55
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat?
Jawaban:
“Saya cerita awalnya dulu ya. Ketika awal madrasah ini dibangun memang
hanya ada tiga kelas tsanawiyah dan saat itu pakaiannya belum pakaian muslim.
Sejalan dengan perkembangannya guru-guru disini pun berbenah diri dan amanah dan
disiplin dalam menjalankan tugasnya, lalu dengan perbaikan dan penambahan
kurikulum juga. Misal ya dlu tidak pakai rok panjang bagi perempuannya sekarang
diharuskan pakai rok itu adalah salah satu inovasi dari MP. Kita juga mempunyai
kurikulum sendiri seperti lab agama kalau dulu yang menonjol kalau sekarang disebut
habitual kurikulum, jadi dengan menggunakan inovasi-inovasi kurikulum dengan
guru yang disiplin tentunya maka masyarakat percaya tentu ditambah dengan hasil
UN tertinggi di DKI, itu semua tercapai karena kerja sama antara sekolah dengan
masyarakat juga dengan majelis madrasah dan menurut saya terkenalnya sekolah
bukan hanya dengan pasang iklan dimana-mana tapi justru dari mulut ke mulut
misalnya anak pertama keluar dari MP sampai anak selanjutnya disekolahin di MP
juga. Jadi orang tua itu sangat yakin dengan pengajaran disini terutama dengan agama
dan sainnya disini seimbang. Dan muris biasanya setalh lulus dari tsanawiyah lalu
melanjutkan ke aliyah biasanya tidak ada rintangan jadi kalaupun tidak meneruskan
ke aliyah bisa diterima di sekolah negeri juga karena nilainya kita ga kalah dengan
sekolah umum.”
2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini?
Jawaban:
“Sebenarnya siswa disini lebih banyak dari MP sendiri tapi yang dari luar juga
ada, perbandingannya mungkin kalau dari MP masuk 350 yang dari luarnya 100. Dan
ada perbedaan antara yang dari ibtidaiyah dan yang dari sekolah umum, dan biasanya
yang berani masuk tsanawiyah MP ini umumnya nilainya tinggi dan dapat peringkat
disekolah lamanya. Dan malah kadang-kadang nilai murid yang dari luar malah lebih
bagus dan mayoritas dibidang sainnya dari yang murid MP sendiri, karena kadangkadang murid MP sudah merasa bosan dan jenuh tapi ada juga yang bagus. Kalau
dalam bidang agamanya juga standar dan kita punya standarisasi nilai antara murid
yang dari MP dan dari luar dan umumnya standar nilai untuk murid dari luar lebih
tinggi, dan ga semua murid dalam lulus masuk aliyah ada juga yang ga lulus karena
ada tes.”
3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum?
a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini?
4. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya?
Jawaban:
“Salah satu factor kenapa sekolah ini bisa meraih UN tertinggi seDKI yak
arena guru-gurunya ga ada yang tidak sesuai dengan bidang studinya dari dulu dengan
jam yang ditetapkan oleh pemerintah. Sekarang perekruitnya sangat transparan jadi
tahap pertama dia harus mengumpulkan berkas lalu ikut tes tulis yang sesuai dengan
bidang yang diambilnya lalu tes wawncara dan terakhir tes micro teaching lalu kalau
dia mau ngajar 100% maka ada cek kesehatan juga.”
5. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar?
Jawaban:
“Oh banyak sekali, kita mengkuti workshop keluar, dan kita juga memanggil
ahli untuk pelatihan di dalam setiap 6 bulan sekali. Guru juga diajarkan bahasa
inggris, karena sekarang bilingual jadi diman siswa diharapkan bisa menyerap bahasa
asing. Latar belakang pendidikan guru disini lebih banyak dari UIN sendiri, tapi kalau
ada bidang yang tidak bisa dihasilkan oleh UIN maka kita terima dari luar misalnya
bidang olah raga.”
6. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala
madrasah, guru, staff, dan murid)?
Jawaban:
“Kalau muridnya kan sudah ada sistem poin, lalu kalau untuk guru ada
lembaga pertimbangan guru, jadi itu yang mempertimbangkan siapa guru yang mau
dinaikan atau dipromosikan jabantannya lalu siapa guru yang salah dan diberi
konsekuensi apa. Dan guru disini juga sudah dituntut untu disiplin jadi kita punya
mesin kehadiran dan setiap pagi guru-guru harus datang sebelum jam 7.00 kalau lewat
berarti dia ga dapat uang transport dengan begitu semua guru disiplin kalau berkalikali tidak disiplin akan dipanggil kepala sekolah dan mungkin akan berakibat dengan
turunnya pangkat.”
7. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar?
Jawaban:
“Hubungan MP dengan masyarakat sekitar Alhamdulillah bai-baik saja, dan
MP mempunyai badan amal shaleh. Kegiatannya yaitu memberikan beasiswa kepada
anak-anak yang kurang mampu umumnya yang dari madrasah.”
8. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi
orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah?
Jawaban:
“Mp juga mengadakan ppengajian rutin dan saat bulan ramadhan juga
mengadakan buka bersama anak yatim dengan juga melibatkan orang tua murid.”
9. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Jawaban:
“Kalau kita lihat disini kan menerapkan nilai yang terkandung dalam visi dan
misi sekolah ini yaitu sain, bahasa dan akhlaqtul karimah. Maka murid-murid
diharapkan bisa unggul diketiganya.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru
Nama Informan: Hj. Raswati Ramli, S. Ag
Status/Jabatan : Guru B. Arab dan al-Qur‟an Hadist
Tanggal
: 9 Agustus 2011
Waktu
: 09.45 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat?
Jawaban:
“Dari kurikulum untuk pelajaran umumnya kita ambil sama dengan DIKNAS
lalu pelajaran agamanya kita ambil dari DEPAG dan insya allah yang dari DIKNAS
maupun DEPAG bisa kita capai dengan 100%. MP bisa membuktikan bahwa dari
pelajaran umum tidak kalah dengan sekolahan umum begitu juga dengan nilai UN nya
yang tertinggi se DKI. Untuk keagamaannya kita pun mencoba menerapkan shalat
berjamaah dan shalat-shalat sunnah dan dari kurikulum jug ada habitual curriculum
yang didalamnya siswa diharuskan shalat dhuha dan pelaksanaan keagamaan lainnya
yang insya allah akan menambah keimanannya.”
2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini?
Jawaban:
“Latar belakang mereka bermacam-macam ya, ada yang dari kalangan basic
mereka dari agama kalangan orang UIN dan mayoritas mereka dari kalangan umum
dan orang tuanya bekerja swasta. Kalau pertama kali pasti ada perbedaan antara murid
yang ada besic agama dan murid yang tidak berlatar belakang agama. Misalnya merka
tidak fasih membaca al-quran, pelaksanaan shalatnya ga rutin tapi setelah mereka di
MP maka diharapkan dan insya allah mreka bisa menjalankannya.”
3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum?
a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
Jawaban:
“Kalau itu saya tidak tahu tapi yang jelas kita dari madrasah pembangunan
mempunyai kurikulum yang disebut dengan habitual curriculum dan itu menjadi
kurikulum kami, yang diisi dengan membaca al-qur‟an dan shalat dhuha pada pagi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
harinya, dan itu langkah kami menuju agar anak-anak didik kami mendaji anak yang
shaleh sehingga setelah mereka keluar dari madrasah ini mereka terbiasa dengan
shalat dhuha dan membaca al-qur‟an.”
b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini?
Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya?
Jawaban:
“Insya allah guru-guru yang mengajar disini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Dan perekruitannya juga dengan tes, ada tes wawncaranya tes
mengajarnya agar sesuai dengan bidang pendidikannya.”
Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar?
Jawaban:
“Kita ada pelatihan untuk tenaga pengajar dan itu dilakukan hampir rutin
mendatangkan pelatih-pelatihnya kesekolah ini dan itu sudah menjadi program khusus
dari MP.”
Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala
madrasah, guru, staff, dan murid)?
Jawaban:
“Kalau guru misalnya absensinya kurang dari 95% dalam satu tahun biasanya
ada sanksinya mungkin kenikan pangkat mereka ditunda bagitu juga dengan para staff
yang lain.”
Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar?
Jawaban:
“Cukup baik karena kita berada dilinggkungan komplek UIN ya. Dan dlu kita
juga mengadakan pengajian dan buka bersama dan masjid kita juga dibuka untuk
umum. Tapi sekarang mungkin tapi saya ga tau juga apa boleh diakspose apa tidak ya,
karena ada kasus tanah yang disini sekarangkan UIN sudah menang jadi masyarakat
itu kayanya setau saya dan yang saya denger mereka jadi ketakutan diusir sehingga
mereka sangat jarang datang keacara-acara yang kita adakan dan sangat jarang sekali
datang ke masjid sini sementara kita madrasah maasih tetap membukakan pintu
padahal sebelumnya rame sekali kalau bulan ramadhan disini.”
Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi
orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah?
Jawaban:
“Madrasah punya komite yaitu wakil dari orang tua murid jadi yang jelas
kalau madrasah mengadakan acara atau kegiatan pasti melibatkan orang tua murid.
Dengan pemerintah kita juga berhubungan selain yang berkaitan dngan kurikulum
kita juga dapet dana BOS dari pemerintah.”
Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Jawaban:
“Nilai keagamaannya lebih diunggulkan dan diutamakan kalau di MP ini dan
harus ditamankan dan diterapkan oleh setiap komunitas yang ada di madrasah ini.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru
Nama Informan: Agus Wahyudi
Status/Jabatan : Guru Matematika
Tanggal
: 8 Agustus 2011
Waktu
: 10.30 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat?
Jawaban:
“Memang beberapa orrang tua mengetahui kalau disekolahkan madrasah itu
kurang begitu bagus ya, tapi alhamdulillh klau untuk MP minat orang tua untuk
menyekolahkan anknya kesini sudah lumayan tinggi, itu terbukti untuk tahun kemarin
aja kita tidak menerima murid lagi sebanyak 60 siswa itu bisa jadi dua kelas. MP
membuktikan bahwa tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain, kenapa bisa begitu,
karena saya juga baru denger-denger dari teman yang lebih senior, mereka
mengungkapkan memang awalnya kita biasa aja lalu dengan seiring
perkembangannya pertama kompetensi guru-gurunya selalu diperhatikan
penerimaannya juga agak lebih ketat dan minat untuk yang ingin melamar disini juga
tinggi tesnya juga sampai 4 kali, itu juga menunjukan bahwa yang diterima disini
berkualitas.
Lalu yang kedua sarana informasi yang keluarnya kita lumayan kencang baik
dari spanduk maupun brosur dan internet juga, tapi Alhamdulillah karena sudah
terkenal dan udah banyak orang tua yang mengenal MP, sarana informasi itu hanya
jadi sekedar kebiasaan aj gitu. Lalu MP juga sudah menginformasikan lewat internet
kalu sekarang MP sudah mulai adanya rintisan internasional trus juga sudah
mendapatkan pengakuan standar ISO itu yang menambah kalau di MP sendiri itu
perkembangannya tidak ketinggalan malah bisa dikatan lebih unggul dari sekolahan
negeri lain, tapi kalau dilihat dari madrasah secara keseluruhan, madrasah yang ada di
DKI sudah tidak asing lagi di mata masyrakat terutama bagi orang tua yang sibuk
yang menginginkan anaknya mendapatkan pelajaran dibidang agama yang lebih
masih mempercayakan madrsah sebagai sekolah untuk anaknya.
Kalau kurikulum kita mengacu pada DEPAG, Cuma masig-msaing sekolah itu
diberi hak untuk mengembangkan dan MP berusaha setiap tahun itu ada
perkembangan-perkembangan, jadi ada hal yang baru diman sekolahan lain belum
amu menerapkan tapi MP sudah mau menerapkan. Di MP ada kurikulum dengan
nama habitual curiculum (kurikulum pembiasaan) dimana dimasukan di jam ke nol
sebanyak satu pelajaran, jadi diisi dengan shalat dhuha, ada latihan anak untuk
kultum, ada jga pembiasaan-pembiasaan hapalan surat-surat lalu juga ada berbicra
bahasa inggris dan arab dilingkungan madrasah klo g salah program ini sudah dua
tahun ini berlangsung dan bahkan guru-gurunya pun diberi pelatihan karena MP ini
kan sedang perintisan internasional.”
2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini?
Jawaban:
“Siswa yang masuk ke MP sini ga semua dari latar belakang MI yang belajar
agamanya lebih tapi ada juga yang dari luar boleh dikatakan perbandingan siswanya
40%-60%. Siswa yang dari luar MP masuk sini dengan tes.”
3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum?
a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
4.
5.
6.
7.
8.
9.
b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini?
Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya?
Jawaban:
“Yang saya lihat dua tahun belakangan ini guru yang mengajar disini sudah
sesuai dengan bidang pendidikannya. Kebetulan saya kan sarjana tekhnik dan ikut tes
diterima untuk mengajar matematika tapi karena sekarang sudah distandarkan harus
sesuai dengan bidangnya jadi saya melanjutkan pendidikan ke arah yang berhubungan
dengan apa yang saya ajarkan dengan kesadaran diri sendiri. Tetapi sebenarnya dari
awal sudah menerapkan standar sesuai dengan bidanngnya karena sekarang tesnya
sangat ketat ada empat tes pertama pengumpulan berkas, tes tulis, tes wawancara dan
terakhir tes microteaching.”
Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar?
Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala
madrasah, guru, staff, dan murid)?
Jawaban:
“Sebenarnya baik siswa maupun guru ada peraturan yang mengikat. Bagi
siswa kalau ada yang melanggar sudah ada dan ditempel disetiap dinding sekolah,
kalau bagi guru pelanggaran yang dilakukan ada sanksinya yaitu setiap ada guru yang
melanggar misalnya dari daftar hadirnya pasti penilaiannya akan kurang lalu kalau
tidak bisa ditoleransi lagi maka akhirnya pemecatan yang diterima dengan
sebelumnya mendapat teguran dari kepala sekolah. Selain peraturan juga ada
penghargaan yang didapat oleh guru yang berprestasi salah satu penilaiannya dilihat
dari daftar kehadiran dan kedisiplinannya.”
Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar?
Jawaban:
“Disini mengadakan pengajian yang melibatkan wali murid serta masyarakat
sekitar yang dibuat oleh komite yang terdiri dari perwakilan wali murid. Dengan
DEPAG kita juga membangun hubungan dari kurikulumnya lalu karena kita adalah
madrasah terbaik se DKI Jakarta maka banyak anak-anak pejabat yang sekolah disini
lalu dengan madrasah negri dan swasta yang ada di DKI kita juga sering mengadakan
pelatihan-pelatihan dengan tujuan untuk keamajuan bersama.”
Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi
orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah?
Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Untung Suroto
Usia
: 50 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Status Pekerjaan
: a. PNS
d. Profesional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP banyak ya alasannya, pertama
karena saya sendiri bekerja, sementara di MP banyak sekali yang bisa didapat dari
segi agama maupun pendidikan, guru-gurunya full untuk memperhatikan anak
didiknya karena saya sendiri tidak bisa mengawasi setiap harinya.
Dari kurikulumnya juga bagus malah melebihi standar yang diterima oleh
sekolah negeri, jadi banyak kelebihannyalah secara agama, lalu kurikulum dari
Diknas juga, sehingga banyak orang MP yang lulus ke SMP maupun ke SMA negeri
dengan nilai yang bagus-bagus.
Dari segi fasilitasnya juga bagus, secara teknis misalnya computer terus olah
raga,ekskulnya, semuanya.
Klo dari SPPnya menurut saya wajar dan sebanding dengan apa yang
didapatkan oleh anak saya, cumin klo kita bicara pingin murah ya pengenya si lebih
murah dari sekarang yang kita bayar setiap bulan, cumin kita balik lagi dengan apa
yang didapatkan maka udah sebandinglah.
Guru-guru yang mengajar sudah mengejar dengan jelas, karena anak saya
nilai-nilainya juga ga anjlok yah lumayanlah bisa masuk pringkat berapa besar gtu.
Lalu faktor lainnya karena di MP aman karena kalau ada barang yang
ketinggalan maka, akan kembali, misalnya kalau ada tempat minum siswa yang
tertinggal maka gurunya langsung menghubungi, selain deket dari rumah juga kalau
naek ojek kita juga tahu itu ojek yang disediakan oleh pihak MP, lalu juga kalau lagi
ga ada yang jemput juga suka dianterin sama satpamnya sampai kerumah gitu jadi
kita sebagai orang tua merasa aman dan nyaman.”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
“Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu
sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar
tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah
kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan
anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga
karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di
MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Dulu waktu anak saya masih TK dan SD ada perkumpulan orang tua murid
ngadain acara ulang tahun gitu dan kebetulan anak saya aktif, ikut nari ikut fashion
pokoknya ekskul yang kira-kira dia mampu pasti dia ikuti. Waktu TK dia ikut ekskul
nari, lalu SD dia ikut ekskul mewarnai, vocal, orgen, fashion, tari dan bimbel-bimbel.
Lalu kalau madrasah mempunyai acara gitu orang tua siswa selalu diundang,
tapi balik lagi ke orang tuanya karena kesibukannya kadang-kadang ga dating, kalau
saya pada acara tertentu aja misalnya pada acara bagi raport baru saya dating, karena
saya juga bekerja jadi ga bisa selalu dating, ka nada pengejian juganya tepi saya g bisa
ikut gitu.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“Nilai yang ditanamkan bagus ya terutama anak itu harus santun terus
menanamkan kedisiplinan juga dan kebetulan anaknya juga perempuan jadi nurut
sama guru jadi apa yang dikatakan guru dilkukan gitu. Saya juga menyekolahkan
anak saya dari TKnya, SD, lalu SMPnya kalau SMA ya g tau juga ya soalnya anak
saya katanya udah mulai bosen gitu. Tapi secara keseluruhan saya merasa nyaman
dan aman menyekolahkan anak saya di MP, karena tidak pernah dikit-dikit minta
uang jadi kalau mau piknik yang saya dengan dari orang tua murid dari sekoalah
lainnya pasti dimintain, paling kalau ada acara mendadak baru dimintain uang dan
SPP saja.
Tapi ada satu yang rasa kurang pas ya, mungkin karena mayoritas orang
mampu yang memasukan anaknya kesitu jadi ada suatu kelompok-kelompok gitu,
kelompok orang tua yang mampu nampak bergeng-geng gitu, tapi kalo ga salah
setelah dipegang oleh ibu Ida Farida sebagai direktur yang mungkin karena dia pernah
jadi orang tua murid dan merasakan ada geng-gengan jadi sekarang agak dibatasi jadi
sekarang sudah berkurang yang seperti itu. Lalu yang membuat saya kecewa juga
pada saat ada perlombaan tari saman coordinator dan guru tari kurang memperhatikan
gitu, misalnya saja pada saat hari perlombaan tidak ada guru yang mendampingi dan
malah orang tuanya yang sibuk mengurus segala keperluan tarinya, sama sekali tidak
ada perhatiannya. Tapi pada saat menang dan dapat hadiah uang maka, harus dibagi
dua dengan sekolah dan akhirnya anak yang ikut nari Cuma kebagian sedikit
perorangnya.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Muhammad Soleh
Usia
: 48 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Status Pekerjaan
: a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Professional
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
b. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“yang pertama mungkin pertimbangannya adalah sekolah agama dan
sebenarnya dari lingkungan sini sudah banyak yag masuk sana. Memang waktu
pertama kali masukin sekolah saya survey hampir semua sekolah yang ada dideket
sini, ada al-Azhar lalu sekolah negeri dan Muhammadiyah terus tetangga ngasih tau
coba aja di MP lalu saya coba kesana lalu ngobrol-ngobrol dan ternyata bagus
pendidikan agamanya, lalu dalam perjalanannya saya tau kalau MP ada dua
kurikulum yaitu DEPDIKNAS dan DEPAG. Jadi yang DEPDIKNAS itu yang
umumnya terus DEPAG yang macem-macem agamanya tapi diluasin lagi ada aqidah
akhlaq, fiqih, al-Qur‟an ada sejarah kebudayaan Islam ada bahasa arabnya dan itu
yang membuat saya berfikir bahwa lebih lengkap lebih menyeluruh. Kalau sekolah
Islam seperti al-Azhar atau Muhammadiyah kan cuma agamanya aja.
Kalau dari fasilitasnya saya rasa udah menunjang ya tapi cumin fasilitas
Wifinya belum ada, baru yang saya tau hanya diperpustakaannya saja dan itu pun
diawasi mungkin karena pihak sekolah takut jadi diprotek gitu.
Kalau dari SPPnya jujur agak mahal ya, tapi mungkin itu dari faktor
lingkungan juga ya, tapi kalau dibandingkan dengan madrasah swasta lain seperti alAzhar atau Muhammadiyah yah MP cukup lah maksudnya itu tidak terlalu mahal dan
tidak terlalu murah juga, ya walaupun ada ya waktu SD temannya kalu liburan ada
yang ke Australia atau Disneyland Hongkong, tapi itu perbandingannya ga terlalu
banyak lah masih seimbang dan itu juga karena factor lingkungan sosial.
Kalau guru-guru apakah sudah berkompeten belum, saya rasa sebagian sudah
mumpuni tapi mungkin ada beberapa yang belum karena susah juga kn kalau malau
mencari yang langsung bisa berkompeten, tapi kalau dilihat dari loyaliti guru-gurunya
bertahan berarti juga tingkat kesejahteraannya juga bagus dan lingkungannya juga
baik”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
“Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu
sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar
tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah
kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan
anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga
karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di
MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Kita kan diundang secara rutin dipertemuan orang tua terus disana kita
berhadapan langsung dengan komite yaitu wakil dari orang tua murid lalu ada gurugurunya, kepala sekolah, ada wakil bidang kurikulum, nah disitu bebas kita mau tanya
apapun atau ketidak puasan kita.
Kalau madrasah punya acara juga pasti orang tua diundang, seperti pengajian
tapi karena saya bekerja jadi saya tidak bisa ikut.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“susah juga ya mba kalau dibilang berdampak apa tidak nilai yang diterapkan
di madrasah, saya juga terus mempelajari anak saya yang kebetulan anak saya lakilaki dan laki-laki sama perempuan beda, jadi kalau saya liyat temen saya koq anak
perempuanya bisa santun tapi anak saya main aja tapi apakah itu dari gurunya ataukah
nyambung gitu kn nggak tau juga ya, tapi menurut saya itu proses di mana dia ada
ditahapan usia yang puber.
Saya dan ibunya dulu sekolah di sekolah katolik karena jaman dulu kan yang
yang bagus adalah sekolah katolik ya tapi tetep saya diajarkan agama oleh orang tua
saya, kalau abis pulang sekolah langsung disruh ngaji gitu.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Iis Holisoh
Usia
: 47 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMEA
Status Pekerjaan
: a. PNS
d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP, pertama karena agamanya
bagus ya, kebetulan saya kerja di pabrik berangkat subuh pulang malam dan suami
juga sudah meninggal jadi saya menitipkan agamanya kesana gitu, kalau saya lihat
juga di MP shalat Dhuha ya juga rutin, ajaran shalat sunah maupun shalat wajib ya,
puasa juga udah jadi kebiasaan gitu lalu hapalan-hapalannya seperti nabi-nabi doa-doa
selesai shalat sampai asmaul husnah dia hapal, pokoknya bagi saya agamanya di MP
udah jempolan lah gitu. Saya masukin anak saya dari TK sampai SMP yak arena akan
saya kn cowok jadi saya khawatir sama pergaulan sekarang jadi harus ditanamkan
agama dari kecil.
Kalau soal bayaran di Pembangunan memang besar ya mahal gitu ya kalau
untuk ukuran saya yang single parent tapi balik lagi apapun kalau untuk anak
terutama agama untuk masa depannya, saya akan usahakan gitu. Kalau mau
disekolahkan di negeri sebenarnya bisa apalagi gratis kan apalagi saya single parent
tapi saya balik lagi apapun kalau untuk masa depan anak saya supaya agamanya
bagus gitu saya akan pilih MP.
Dilihat dari kurikulumnya juga bagus, berimbanlah ya antara ilmu eksak dan
ilmu agamanya. Tapi pengennya ya bahasa inggris ya lebih ditamankan apalagi
sekarang bahasa inggris lebih diperlukan.
Kalau fasilitasnya yang saya lihat sudah lengkap ya. Lalu ada kegiatan dalam
setahun dua kali atau sekali beritikaf disekolah merenungi kesalahan-kesalahannya
dan sampai dirumah anak itu langsung minta maaf karena misalnya sudah melakukan
kesalahan gitu.
Mungkin dengan kurikulumnya lalu fasilitas nya yang cukup mungkin sudah pas ya
tapi sekali lagi bagi saya yang hanya single parent segitu ya lumayan mahal ya.
Lalu guru-gurunya menurut saya, karena saya kan suka berhadapan langsung
saya bilang ke gurunya kalau anak saya bandel atau salah tolong kasih hukuman
karena saya kn setiap harinya berangkat subuh pulang malam dan tidak ada waktu
untuk mengajari anak saya gitu, dan guru-gurunya sudah cukup bagus dan mumpuni
gitu.”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
Dulu saya pindah ke Taman Kedaung tahun 1986 terus sering denger juga dan
suka bolak balik UIN lihat ada TK ya disana trus SD sampai sekarang di SMP ya, tapi
klo dari anak ya sendiri memang kebetulan anaknya jenuhan jadi mungkin boring gitu
dari TK sampai SMP di MP mulu insyaAllah kalo nilainya bagus mungkin bisa
masuk ke sekolah negeri, karena dipikiran saya anak laki-laki dari kecil harus di
swasta soalnya yang diincar ya agamanya itu, jadi untuk membiasakan dirinya dari
kecil sudah ditamankan agama.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Dulu waktu anak saya masih SD saya suka kesana tapi sekarang saya sudah
ga pernah kesana lagi karena saya juga sibuk bekerja ya. Madrasah juga sering
mengadakan acara dan mengundang orang tua murid tapi saya kn bekerja jadi ga bisa
dating.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“Dulu pendidikan saya negeri tapi saya dlu tuh dapet dua ijasah, Tsanawiyah
dan negeri. Jadi setiap hari ya saya sebelum dan sesudang sekolah selalu belajar
agama kaya ngaji dan lain-lain.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Ferial Nona
Usia
: 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : Sarjana Muda
Status Pekerjaan
: a. PNS
d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 (50.000.000)
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP, karena agamanya biar dunia
akhiratnya dapet gitu. Disini banyak sekolah madrasah seperti al-Azhar tapi tidak
seperti MP agamanya bagus. Alsan lain juga karena jaman sekarang seperti ini untuk
pendidikan agamanya Aldo lebih bagus untuk kedepannya, dan MP adalah madrasah
terbaik di DKI dan sodara-sodara tante juga banyak yang disitu.
Kurikulumnya bagus, tapi tidak semua anak dapat mengikuti karena anak-anak
yang sekolah di MP adalah anak-anak yang memang harus rajin, kn anak tante dua
yang udah masuk sana tapi yang kakak ya ga sanggup ngikutin pelajarannya akhirnya
minta keluar dan sekarang tinggal Aldo anak kedua tante dan katanya dia masih
sanggup dan memang pelajaran di MP kan leih dari pelajran di sekolah lain kalo ga
salah ada 8 atau7 mata pelajaran diluar mata pelajaran umum. Faktoe lain juga karena
tante dulu background pendidikannya ada agamanya jadi tante bilang ke anak tante
dicoba aja dulu, kalau dari pertama agamanya udah bagus dimanapun kamu berada
insyaAllah nak kamu terjaga. Malah tante pengennya kalau anak laki-laki harus
dipesantrenin biar dapet agamanya kuat.
Kalau fasilitasnya sendiri menurut tante cukup bagus, tapi sayangnya bangkubangku kelasnya, kelasnya juga masih monoton belum berstandar internasional jangan
mau alah dengan sekolah-sekolah lain, apalagi MP adalah madrasah terbaik seDKI
seharusnya kelasnya sudah standar internasional, kan sekarang madrasah masih
dianggap remeh gitu jd jangan mau diremehkan.
Kalau SPP ya menurut tante murah kalau dilihat dari fasilitasnya dan sudah
punya nama termasuk murah dibandingkan dengan sekolah anak ketiga tante di alSukro walaupun bedanya Cuma 20.000 ya, lalu juga sodara tante juga ada yang
sekolah di al-Izhar yang SPP ya luar biasa mahal tapi kualitasnya jauh dibawah MP.
Tapi tante saranin MP punya dana BOS untuk anak orang yang kurang mampu
ekonominya digratiskan, masa kita kalah dengan sekolah Kristen dan katolik ya. Dulu
tante SDnya disekolah Kristen karena dulu jaman tante ga ada sekolah Islam yang
baik, jadi kalau ada murid yang kurang mampu maka semua digratiskn. Tante
berharap MP bisa mengadakan sekolah gratis bagi murid yang kurang mampu,
sekarang orang tua yang mampu ditarikin, misalnya SPPnya Rp 350.000,perbulannya ditambah Rp 50.000.-, jadi apa salahnya si yang mampu ngeluarin RP
50.000 perbulan untuk membiyai murid yang kurang mampu
Lalu guru-gurunya juga sudah berkompeten dan kebanyakn guru-gurunya sudah ada
yang S2, S1 gtu.”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
“Tante dapat informasi selain dari sodra juga dari media massa lalu juga dari
pergaulan tante karena banyak temen-temen tante yang anaknya sudah lebih dulu
sekolah di MP dan itupun dari kalangan menengah keatas, kan madrasah ideentik
dengan maap ya kalangan bawah gitu.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Karena tante sibuk maka tante ga bisa ikut kalau ada kegiatan-kegitan tapi
kalau tenaga tante ga bisa tapi kalau materi insyaAllah tante bisa bantu semampunya.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“bagus menurut tante, jadi kalau anak tente disuruh shalat sudah mengerti dan
langsung jalan ga perlu harus dipukul dlu baru jalan gitu dan kalau ada tementemennya maen kerumah kalau sudah waktunya shalat mereka imaman gitu.
Alhamdulillah dia mengerti doa apa aja dia tau, baca Qur‟an dia mengerti lalu asmaul
Husnah dia hapal, jadi Alhamdulillah sebandel-bandelnya anak kalo seekolahnya
agama ada nilai lebihnya menurut tante ya.
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Husniati
Usia
: 51 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Pekerjaan
: a. PNS
d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“Pertama karena background agamanya, kalau dari agamanya bagus nantinya
kn anak nya bisa baik. Lingkungan juga jadi factor kenapa tante sekolahin di MP
supaya imannya kuat jadi sebagai pondasinya gitu. Tante seneng tuh temen-temennya
yang bukan dari MP pada ikut shalat dhuha bareng gitu.
Kalau fasilitasnya menurut tante udah bagus ya, tapi untuk taneman buat
praktikum biologi masih kurang tempatnya, jadi tanemannya hanya ditaruh dipojok
lorong-lorong kelas, seharusnya ada tempat khusus buat taneman kaya ruang kaca
atau apa gitu biar lebih terbuka gitu.
Kalau dari SPP menurut tante udah lumayan ya dari apa yang diberikan sama
madrasah, tapi itu setiap tahunnya pasti naek, ya mungkin itu udah menjadi kebijakan
madrasah ya.
Dari guru-gurunya udah baik ya, cumin Sasa pernah ngeluh katanya nilai-nilainya koq
pada turun pas diajarin sama guru pengganti padahal sebelumnya nilanya lumayanlah
dapet peringkat 10 besarlah gitu ya dan itu ga Cuma Sasa aja tapi mayoritas temntemen sekelasnya pun juga sama, waktu itu tante Tanya langsung ke wali kelasnya
katanya guru yang ngajar lagi cuti hamil jadi diganti guru pengganti gitu. Itu
berartikan guru pengganti ya ga begitu atau belum bisa menguasai pelajarannya kan.”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
“Dari anak tante yang pertama sudah dimasukin di MP kaya ya udah berpuluh
tahun yang lalu dan itupun tante lupa darimana dapet informasinya, mungkin dari
mulut kemulutnya soalnya kan dulu UIN udah terkenal ya jadinya mungkin lewat situ
juga tau nya. Terus juga kaya ya liyat jemputan dari MP koq kaya ya seneng ya jadi
tuh anaknya pagi-pagi udah siap pulang juga langsung pulang gitu.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Kalau dulu sering dating waktu anak ya msh SD gitu tapi sekarang anak ya
juga dh gede jd dh jarang kesan Cuma kalu ada pembagian raport aja. Tante juga kan
ikut Darmawanita jadi udah sibuk sama urusan itu.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“Ya nilai ya udah bagus ya, dan ke anak ya juga terlihat dari shalat sunah ya
apalan doa-doanya yah begitu lah.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa
Data Responden
Nama
: Nurfaida
Usia
: 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : S2
Status Pekerjaan
: a. PNS
d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a.
< 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000
1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?
a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk
menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah
baik dan mendukung proses belajar?
c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di
madarah?
d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam
bidangnya?
Jawaban:
“alasan tante, tante pingin mempunyai anak yang bener-bener mempunyai
pembekalan agama yang kuat, menurut tante di wilayah lingkungan tante ini yang
paling deket jaraknya di MP dan ga terlalu jauh dan memang tante tau kualitasnya
mutu dari MP tersebut, jadi kalaupun terjadi apa-apa dengan anak tante misalnya dia
sakit atau apa yang mengharuskan tante bertindak cepat itu ga terlampau jauh artinya
bisa ditempuh dengan ojek, letak MP juga menjadi factor atau alasannya.
Dilihat dari kurikulumnya itu bagus, apalagi MP dah menggunakan standar
ISO makanya anak tante tiga tiganya dari sana.
Fasilitasnya juga sudah baik ya, dari guru-gurunya ke murid sangat care
misalnya ini dari pengalaman tante sendirinya, anak tante nilainya menurun gurunya
itu langsung menghubungi tante menanyakan kenapa nilainya koq turun, terus tante
minta solusinya dan gurunya bilang kalau anak tante disuruh ikut les dan itu tanpa
dipungut biaya apapun. Jadi memang awalnya tante bayar besar kaya uang
pangkalnya tuh besar sekali tapi kesini-sini udah ga dipungut biaya lagi kecuali SPP
ya dan SPP ya juga besar ya dibandingkan dengan sekolah lain tapi menurut tante
udah seimbang koq dengn apa yang didapat anak tante.
Dari guru-gurunya juga sudah berkompeten, karena orang udah tau ya kualitas
MP kaya gimana, dan tentunya MP merekruit tenaga pengajarnya juga ga
sembarangan dan dapat dilihat dari anak tante yang tante tuh ga pernah ngajarin baca
al-Qur‟an yang bener ternyata dia bisa malah saya diajarin, lalu asmaul husnah dia
juga apal pokoknya doa-doa pendek abis shalat tuh dia apal padahal tante ga pernah
mengajarkan dan dia tau itu dari gurunya dan pastinya itu guru yang berkualitas.”
2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban:
“Tante dapat informasi itu dulu dari kakak yang empat anaknya semua sekolah
di MP, dan kakak tante tau dari tetangganya pokoknya akhirnya dari mulut kemulut.
Jadi ada keuntungan lain juga menyekolahkan anak ke MP, kalau di MP kan fullday
ya jadi anak dari pagi sampai sore dititpin disana dan pulang biasanya sore cumin
maen sebentar magrib pulang beda dengan sekolah biasa kan pulangnya siang malah
anak bisa maen kemana-man tanpa ada pengawasan, apalagi tante kan kerja ya jd
pengawasan ke anak kurang, jadi kekurangan-kekurangan tante bisa dipenuhi oleh
MP.”
3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya?
Jawaban:
“Biasanya kalau ada kegiatan di sekolah misalnya kalau ada mauled nabi anak
murid ya disuruh bawa makanan atau minuman yang nantinya dibagikan ke anakanak ya lagi kaya tuker menukar gitu.
Lalu madrasah juga ngadain pengajian ya tapi tante ga ikut soalnya kan tante juga
kerja jadi ga bisa dateng. Tapi kalo yang urgent kaya kita suka diundang buat nerima
raport bayangan setiap 3 bulan sekali nah disitu ada evaluasi tentang anak-anak kita.
Nah kita tau apa aja kekurangan anak kita dari situ dan guru-gurunya pun mengajar
sesuai target artinya missal dalam tiga bulan anak itu harus hapal minimal berapa
surat kalo belum bisa hapal, guru itu akan terus mengajari, beda sama di sekolah
negeri guru-gurunya mengajar sesuai target yankalau anak muridnya belum bisa ya
tetep lanjut gitu.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah?
Jawaban:
“Nilai-nilai yang diterapkan di MP menurut tante udah bagus ya, bisa dilihat
di anak tante jadi shalatnya rajin pokoknya jadi punya tanggung jawab gitu kalau ga
dikerjain dia udah tau dosa gitu.
TABEL
Tabel 3.5 Jenis Pekerjaan orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII
a. Ayah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Pekerjaan
PNS
Peg. Swasta
Wiraswasta
Polri/TNI
Guru
Dosen
Tdk Bekerja
Dokter
Ayah
69
207
70
8
8
23
3
2
Persentase (100%)
15.64%
46.94%
15.87%
1.81%
1.81%
5.22%
0.68%
0.45%
9
10
12
13
Peg. BUMN
Pengsiunan
Profesional
Lainnya
Jumlah
9
2
7
33
441
2.04%
0.45%
1.59%
7.48%
99.98%
Jenis Pekerjaan
PNS
Peg. Swasta
Wiraswasta
Polri/TNI
Guru
Dosen
Ibu RMT
Dokter
Notaris
Profesional
Lainnya
Jumlah
Ibu
61
76
30
5
19
11
156
4
1
6
72
441
Persentase (100%)
13.83%
17.23%
6.80%
1.13%
4.31%
2.49%
35.37%
0.91%
0.23%
1.36%
16.33%
99.99%
b. Ibu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
Tabel 3.6 Pendidikan Orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII
a. Ayah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pendidikan
S1
S2
S3
D1
D2
D3
D4
SMU
SMP
Lainnya
Jumlah
b. Ibu
Ayah
203
97
17
1
1
39
1
34
1
47
441
Persentase (100%)
46.03%
21.99%
3.85%
0.23%
0.23%
8.84%
0.23%
7.71%
0.23%
10.66%
100.00%
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pendidikan
S1
S2
S3
D1
D2
D3
D4
SMU
SMP
Lainnya
Jumlah
Ibu
202
26
5
4
5
92
1
63
3
40
441
Persentase (100%)
45.80%
5.90%
1.13%
0.91%
1.13%
20.86%
0.23%
14.29%
0.68%
9.07%
100.00%
GAMBAR-GAMBAR
Download