1 MENJADIKAN PARIWISATA SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN

advertisement
MENJADIKAN PARIWISATA SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN PENGHASIL DEVISA
A. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat
dalam pembiayaan ekonomi global. Industri pariwisata terbukti kebal dari krisis global. Saat
perekonomian global tersuruk, pertumbuhan pariwisata Indonesia tetap tumbuh, bahkan
melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan industri pariwisata di
Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Angka itu di
atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen. Sektor pariwisata benarbenar akan menjadi andalan pengungkit ekonomi yang handal.
Pariwisata juga telah memberikan devisa yang cukup besar bagi negara. Sejak tahun 1978,
pemerintah terus berusaha untuk mengembangkan kepariwisataan. Hal ini dituangkan
dalam TAP MPRNo. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas
untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan
kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap
memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu
diambil langkah-langkah yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, antara
lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan.
Situasi dan kondisi sosio-ekonomi Indonesia saat ini memperlihatkan bahwa semakin
berkurangnya lahan pertanian dan lapangan pekerjaan lainya serta semakin rusaknya
lingkungan akibat kegiatan industry manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya
yang mengekploitasi sumber daya alam,maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah
satu sumber industri andalan. Sektorpariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, juga akan merusak lingkungan bahkan sebaliknya merangsang pelestarian
lingkungan hidup. Hal ini dapat dimaklumi karena pengembangan pariwisata tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan hidup sebagai salah satu sarana atau obyek wisata. Dari laporan
dan analisis Word Tourism Organization (WTO) diperoleh gambaran bahwa sumbangan
pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja.
B. SASARAN PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN PARIWISATA
Terdapat tiga ukuran yang dijadikan sebagai indeks daya saing sektor pariwisata yaitu 1).
Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara 2). Peningkatan pengeluaran wisatawan
mancanegara 3). Keterkaiatan perjalanan dan pariwisata khususnya indikator sikap
penduduk terhadap wisatawan asing. Faktor ketiga ini dipengaruhi persepsi penduduk atas
manfaat kehadiran turis dan tingkat kesadaran penduduk terhadap pariwisata. Berikut
adalah tabel sasaran pembangunan dan pertumbuhan pariwisata dalam RPJMN 2015-2019.
Tabel 1. Sasaran Pembangunan dan Pertumbuhan Pariwisata
No
Uraian Sasaran
1.
Kontribusi terhadap PDB Nasional
2.
Wisatawan Mancanegara (Orang)
3.
Wisatawan Nusantara (Orang)
4.
Devisa (Milliar USD)
Sumber : RPJMN Buku 1 dan 2
Pembangunan
Baseline
2019
2014
4,0%
9,2%
9,3 juta
20,0 juta
251 juta
275 juta
10,69 juta
20
Pertumbuhan
Baseline
2019
2014
4,2%
8%
9 juta
20 juta
250 juta
275 juta
12
24
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 1
Dalam daftar peringkat daya saing pariwisata di ASEAN yang dilansir oleh World Economic
Forum (2013), posisi Indonesia terus merangkak naik setiap tahunnya. Kini, peringkat daya
saing Indonesia tahun 2014 berada di urutan ke 50 yang merangkak naik dibandingkan tahun
2013 yang masih peringkat 70. Pada 2012 ada diurutan 74. Peringkat ini di atas peringkat
Brunei (72), Vietnam (80), Filipina (82), serta Kamboja (106).1 Kekuatan industri pariwisata
Indonesia yang utama masih pada sumber daya alam dan kekayaan ragam budaya, serta
biaya yang relatif murah. Beberapa sektor terkait yang berpotensi menghambat industri
yang masih dalam tahap pembenahan, misalnya soal kebersihan dan kesehatan. Hal ini
terbukti dari segi sumber daya alam yang diperkaya dengan berbagai fauna dan warisan
dunia Indonesia mampu menduduki peringkat ke 6. Dari sisi harga yang kompetitif,
pariwisata Indonesia menduduki peringkat 9. Namun peringkat yang kurang memuaskan
dari Indonesia adalah dari sisi infrastruktur pariwisata (113) dan penjaminan lingkungan
hidup (125). Berikut adalah tabel peringkat pariwisata Indonesia dibandingkan beberapa
negara dalam berbagai aspek.
Tabel 2. The Travel & Tourism Competitiveness Index 2013
Overal Ranking
Travel & Tourism regulatory
framework
Policy rules and regulations
Environmental sustainability
Safety and security
Health and hygiene
Prioritization of Travel & Tourism
Business environment and
infrastructure
Air transport infrastructure
Ground transport infrastructure
Tourism infrastructure
ICT infrastructure
Price competitiveness in the T&T
industry
T&T human, Cultural and Natural
Resorce
Human resources
Affinity for Travel & Tourism
Natural resources
Cultural resources
Sumber : World Economic Forum
Singapore
10
Malaysia
34
Thailand
43
Indonesia
70
Brunei
Darussalam
72
6
1
23
5
56
4
55
9
61
66
73
51
76
77
99
37
84
33
95
93
125
85
112
19
94
126
135
24
65
123
4
14
2
38
9
41
26
36
73
57
44
21
62
31
90
84
54
87
113
87
57
45
67
86
65
66
5
25
9
2
25
2
8
92
35
17
28
16
18
31
23
70
18
23
36
31
61
114
6
38
67
36
63
53
95
Dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta perkembangan
penduduk dunia yang semakin membutuhkan refreshing akibat dari semakin tingginya
kesibukan kerja. Pada hakekatnya ada empat bidang pokok yang dipengaruhi oleh usaha
pengembangan pariwisata yaitu ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup. Salah satu
dampak positif yang menguntungkan dalam bidang ekonomia dalah, kegiatan pariwisata
1
Tempo.com. Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan Ekonomi
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 2
mendatangkan pendapatan devisa negara. Tahun 2011 perolehan devisa dari pariwisata
diperkirakan mencapai USD 8.5 miliar, naik 11.8%dibandingkan tahun 2010. Kenaikan ini
melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan berada di level 6.5% dan
pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya berkisar 4.5%. Selain itu, untuk kontribusi
terhadap devisa, sektor pariwisata berada diperingkat 5 setelah minyak dan gas bumi,minyak
kelapa sawit, batubara dan karet olahan.2 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia pada Februari 2015 mencapai 786,7 ribu kunjungan atau naik 11,95 persen
dibandingkan jumlah kunjungan wisman Februari 2014 yang tercatat sebanyak 702,7 ribu
kunjungan. Berikut adalah grafik pergerakan kedatangan jumlah wisatawan mancanegara
dengan pendapatan pariwisata.
Grafik 1. International Tourist Arrivals vs International Tourism Receipt
Sumber : World Economic Forum
C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN PARIWISATA INDONESIA
Meningkatnya usaha lokal dalam industri pariwisata diharapkan akan mampu meningkatkan
jumlah tenaga kerja lokal yang tersertifikasi. Arah kebijakan pembangunan pariwisata yng
digariskan dalam RIPPARNAS adalah sebagai berikut:3
1. Pembangunan destinasi pariwisata yang mampu meningkatkan daya saing melalui
peningkatan fasilitas, meningkatkan citra pariwisata, memperbaiki tata kelola destinasi,
pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata.
2. Pemasaran pariwisata nasional diarahkan untuk meningkatkan kerja sama
internasional kepariwisataan dan mendatangkan sebanyak mungkin kunjungan
wisatawan mancanegara.
3. Pembangunan industri pariwisata diarahkan untuk meningkatkan partisipasi usaha
lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan daya saing produk wisata.
4. Pembangunan kelembagaan pariwisata diarahkan untuk membangun sumber daya
manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan.
Soebagyo. Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Jurnal Liquidity: Vol. 1, No. 2, Juli-Desember
2012: 153-158
3
Buku RPJMN 2015-2019
2
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 3
Untuk mencapai kebijakan tersebut terdapat beberapa faktor pendorong pengembangan
pariwisata yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara
2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor non migas
3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten
4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia untuk mengembangkan pariwisata
Pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagaiberikut:
1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan
pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihakpihak tertentu;
2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Sehingga ada sumbangsih
ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar;
3. Kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam, misalnya kampanye dan program Visit
Indonesian Year, menambah jumlah negara bebas visa yang mampu meningkatkan daya
saing Indonesia karena kemudahan akses regulasi;
4. Penentuan daerah tujuan wisata utama harus memiliki keunikan terutama yang bersifat
tradisional dan alami;
5. Kerja sama pemerintah dan swasta dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil;
6. Pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada di seluruh
Indonesia;
7. Perbaikan sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan, telepon, transportasi, pusat
perbelanjaan wisata dan fasilitas lain guna menunjang kemajuan pariwisata.
D. KESIMPULAN
Keterbatasan Indonesia untuk meningkatkan penerimaan devisa menjadikan pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan sebagai sumber devisa negara. Pariwisata dapat
menghasilkan pendapatan yang luar biasa bagi suatu daerah terutama apabila dikelola
dengan baik. Tetapi pengelolaan yang baik tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan awal
tanpa adanya berbagai dukungan yang melatarbelakangi pengelolaan tersebut. Sistem
informasi pariwisata yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi
pariwisata suatu daerah tujuan wisata
Upaya promosi pariwisata ke luar negeri tanpa diimbangi dengan pembenahan di dalam
negeri tidak akan memberikan hasil yang optimal. Selain itu culture dan heritage merupakan
nyawa dari kegiatan pariwisata Indonesia. Pengembangan pariwisata, yang masih tradisional
dan alami perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya namun tetap memperhatikan potensi,
peluang dan tantangan yang ada. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan
gangguan keamanan yang sering timbul, perlu disiasati dengan berbagai strategi agar
kendala dan tantangan tidak menghambat pembangunan pariwisata, serta jaminan
perlindungan dan keamanan bagi para wisatawan tidak menimbulkan ketakutan untuk
mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia. (HH, HS, AP)
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 4
Download